Askep Pneumonia

download Askep Pneumonia

If you can't read please download the document

description

pneonia

Transcript of Askep Pneumonia

LAPORAN PENDAHULUAN DAN KASUS

LAPORAN PENDAHULUAN DAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA An. A.K

DENGAN BRONCHO PNEUMONIA DI BANGSAL ANAK B2

RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA

Disusun Oleh:

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SURYA GLOBAL

YOGYAKARTA

2007

BRONCHO PNEUMONIA

PENGERTIAN

Pneumonia merupakan suatu radang paru yang disebabkan oleh bermacam-macam etiologi seperti bakteri, virus, jamur atau oleh benda asing.

Pneumonia merupakan peradangan akut padaparu-paru dengan akumulasi eksudat di dalam alveoli dan sluran pernafasan yang mengganggu proses pernafasan. Pada umumnya pembagian pneumonia menurut dasar anatomis dan etiologi. Pembagian menurut tempatnya adalah pneumonia lobaris, pneumonia lobularis (bronchopneumonia), pneumonia interstisilis ( bronkhiolitis ), sedangkan pembagian menurut penyebabnya atau etiologinya adalah bakteri, virus, jamur, aspirasi makanan, pneumonia hipostatik dan sindrom Loefler.

PENYEBAB

Berdasarkan etiologinya pneumonia dapat disebabkan oleh :

BakteriVirusJamurAspirasi makananPneumonia hipostatikSindrom Loefler.

PATOFISIOLOGI

Infeksi kuman patogen

( bakteri / virus )

terganggunya parenkhim paru brochiolitis gangguan interstisiil

PK : Infeksi

kerusakan epitel

pembentukan mukus muntah infiltrat ke duktus alveolus

penyumbatan bronkhus kerusakan alveolus

Gangguan pertukaran gas

brochietase gangguan fungsi paru

Bersihan jalan nafas tidak efektifKebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh Perubahan pola nafas

MANIFESTASI KLINIS

Bronchopneumoni biasanya didahului oleh infeksi traktus respiratorius bagian atas selama beberapa hari. Suhu dapat naik mendadak sampai 30 - 40 C.dan mungkin disertai kejang karena demam yang tinggi. Anak sangat gelisah, sesak dan sianosis sekunder hidung dan mulut, pernapasan cuping hidung merupakan trias gejala patognomik. Kadang-kadang disertai muntah dan diare. Batuk mula-mula kering kemudian jadi produktif.

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Radiologi : Rongten thorax , digunakan untuk menilai status pulmoner klienLaboratorium rutinPenilaian AGD ( analisa gas darah )

KEMUNGKINAN KOMPLIKASI

Empiema Atelektasis paruEmpisemaMeningitisFibrosis paruKalsifikasi paru

PENATALAKSANAAN MEDIS

Pengobatan / penatalksanaan medis mencakup pengobatan untuk memperbaiki oksigenasi dengan pemberian oksigen dan terapi pernafasan. Kadang-kadang diberikan terapi inhalasi untuk memudahkan pengeluaran mukus atau sputum / sekret dari saluran pernafasan.

Untuk pneumonia bakteri maka diberikan antibiotik sesuai dengan kultus atau sensitest kuman. Kadang-kadang diberikan langsung ampisilin injeksi dan chloramfenikol dengan dosis sesuai dengan berat badan anak / bayi.

DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG SERING MUNCUL

Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan mukus tertahanGangguan pertukaran gas berhubunganndengan ketidakseimbangan perfusi ventilasiBreastfeeding tidak efektif b.d. gangguan/terhentinya menyusuiKetidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b.d ketidakmampuan memasukkan makanan, mencerna makanan

5. Resiko infeksi b.d prosedur invasif,

6. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya paparan informasi,

misinterpretasi informasi, dan ketidakfamiliaran terhadap sumber

informasi.

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, 1998. Diagnosa Keperawatan Aplikasi Pada Praktik Klinis Edisi 6, EGC, Jakarta.

Doegus ME. Moorhause. MF.2001. Rencana Keperawatan Maternitas/Bayi Edisi 2, EGC, JAKARTA.

Donna L. Wong, 2004, Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik Edisi 4, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta

Gordon M.et.all, 2001, Nursing Diagnosis : Deffinition and Classification 2001-2002, Nanda, Philadelphia.

Greeberg 15, 1998, Nursing Care Planning Guides for Children , Bathimore USA.

Hudak C.M., 1994, Critical Care Nursing, Lippincort Company, Philadelphia.

Kuncara, H.Y, dkk, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Brunner & Suddarth, EGC, Jakarta

STASE KEPERAWATAN ANAK

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

==========================================================

Nama Mahasiswa: I Made Mustika

NIM: 03/167080/EIK/00292

Tgl. Pengkajian: 22 Agustus 2005

Ruang: Ruang Mawar (B2) RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

Tgl. Praktek : 22- 27 Agustus 2005

__________________________________________________________________

I. IDENTITAS KLIEN

Nama klien : An. A.K

Tempat/tgl. Lahir : Yogyakarta, 24 Januari 2004

Umur: 1 tahun 6 bulan

Jenis kelamin: Perempuan

Suku: Jawa

Bahasa: Daerah/Jawa

Tgl. Masuk RS : 18 Agustus 2005

Orang tua/wali: Tn. E.A

Pekerjan: Wiraswasta

Pendidikan : S1

Alamat: Krodan, Maguwoharjo, Depok, Sleman, Yogyakarta

Diagnosa Medis: Broncho pneumonia

II. KELUHAN UTAMA

Batuk dan sesak napas

III. RIWAYAT KELUHAN SAAT MASUK RS

2 HSMRS anak batuk, pilek dan diikuti dengan panas badan yang naik turun. Nafsu makan anak menurun, BAB (-) serta sesak napas lalu berobat ke dokter praktek 1 HSMRS anak masih sama keadaanya Anak masih batuk, sesak napas, BAB (-) dan demam yang naik turun. HMRS anak dibawa ke RS Sardjito dengan keluhan batuk, pilek, sesak napas dan panas serta belum BAB sejak 4 hari yll.

IV. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU

a. Prenatal

Selama kehamilan, ibu mengatakan rutin kontrol (9 kali) ke bidan/RS dan mendapatkan obat vitamin dan tambah darah. Ibu tidak mempunyai riwayat hipertensi , DM maupun TBC.

b. Perinatal

Ibu melahirkan dengan spontan, presentasi kepala, langsung menangis dengan usia kehamilan cukup bulan dan ditolong oleh bidan. BBL 2900 gram.

c. Post natal

Ibu rutin periksa ke puskesmas atau bidan untuk imunisasi.

d. Penyakit yang pernah diderita

Anak pernah menderita asma pada usia 9 bulan.

e. Hospitalisasi/tindakan operasi

Anak belum pernah menjalani tindakan operasi

f. Injury/kecelakaan

Anak tidak ada riwayat kecelakaan

g. Alergi

Anak tidak ada riwayat alergi makanan, obat-obatn maupun bahan-bahan tertentu.

h. Imunisasi

BCG

1 kali

0 bulan

DPT

3 kali

2,3,4 bulan

Polio

4 kali

1,2,3,4 bulan

Campak

1 kali

9 bulan

Hepatitis B

kali

1,2,6 bulan

V. RIWAYAT PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

SOSIAL

MOTORIK KASAR

MOTORIK HALUS

BICARA

Melihat orang lain usia 1 bulanMengenal orang tua usia 3 bulanMengenal orang lain usia 4 bulanBermain boneka usia 8 bulanBerpura-pura memberi minum boneka usia 12 bulanBermain dengan orang lain usia 18 bulan Tangan mengepal usia 1 bulanMiring usia 2 bulanTengkurup usia 6 bulanMerangkak usia 9 bulanBerdiri usia 10 bulanBerjalan tdk jauh usia 12 bulanBerlari usia 18 bulan

Melihat sekitar usia 1 bulanMemegang benda usia 3 bulanMemindahkan benda dari 1 tangan ke tangan lain usia 6 bulanMemegang benda dg ujung jari dan ibu jari usia 9 bulanMembuka lembaran buku usia 12 bulanMemegang pensil dg benar usia 16 bulanMenggambar garis usia 18 bulanBersuara usia 1 bulanTertawa usia 3 bulanMengucapkan 1 suku kata usia 6 bulanMengucapkan 1 kata sebenarnya usia 12 bulanMengucapkan beberapa kata dan kalimat usia 18 bulan

VI. RIWAYAT SOSIAL

Yang mengasuh : ibu karena ayah bekerja.

Hubungan dengan anggota keluarga : akrab

Hubungan dengan teman sebaya : sebelum dirawat di RS anak sering bermain dengan teman sebayanya di luar rumah. Selama sakit anak hanya bermain dengan ibu dan keluarga pasien yang lain.

Orang terdekat : ayah dan ibu.

VII. RIWAYAT KELUARGA

Sosial ekonomi : keluarga klien termasuk dalam tingkat sosial ekonomi menengah. Ayah bekerja sebagai wiraswasta dan ibu sebagai ibu rumah tangga. Anak tinggal bersama dengan orang tua dan seorang kakak

Lingkungan rumah : keluarga dirumah sendiri dengan bangunan fisik rumah permanen, mempunyai WC dan KM di luar rumah serta mempunyai sumur yang berjarak lebih dari 10 meter.

Penyakit keluarga : ibu anak menderita asma serta alergi terhadap debu. Ayah mempunyai riwayat alergi terhadap telur dan ikan laut.

Genogram :

Keterangan :

: Laki-laki : Perempuan : Klien

: Laki-laki meninggal : Perempuan meninggal

----- : Tinggal dalam satu rumah

VIII. PENGKAJIAN POLA KESEHATAN KLIEN SAAT INI

a. Pemeliharaan dan persepsi terhadap kesehatn

Ibu anak mengatakan apabila anak sakit selalu membawa ke pelayanan kesehatan terdekat untuk mendapatkan pertolongan. Persepsi tentang penyakit, keluarga yakin dan percaya pada penanganan yang ada di RS dan dokter serta perawat yang merawat.

b. Nutrisi dan cairan

Riwayat pemberian makanan

Umur

Jenis makanan

0-4 bulan

4-6 bulan

6-9 bulan

9-12 bulan

> 12 bulan dan sampai sekarang

ASI

ASI dan bubur susu Nestle 3-4 kali perhari

ASI dan bubur susu Nestle 3-4 kali perhari

ASI dan nasi tim serta jus buah (apel dan pepaya)

Bubur dan nasi tim serta jus buah

Pada saat ini klien mendapat diit FCM 2x200cc. Kebutuhan kalori 100 kkal/hr (850 kkal/hr). Protein 3 gr/hr (26 gr/hr).

c. Aktivitas

Sebelum sakit, klien biasa bermain dengan teman sebaya.

Selama sakit, klien mobilisasi di tempat tidur dan ruangan bersama keluarga. Saat ini klien tidak dapat bermain dengan teman sebanyanya.

d. Tidur dan istirahat

Sebelum sakit, klien biasa tidur dari jam 20.00-05.00 WIB dan jarang tidur siang. Selama sakit lebih banyak tidur.

e. Eliminasi

Sebelum sakit, klien tidak mengalami gangguan pola BAB dan BAK. Klien BAB sehari 1x dan BAK sehari 4-5 x sehari. Selama sakit klien BAB dan BAK ditempat tidur. Saat pengkajian klien sudah dapat BAB dengan konsistensi lembek berwarna kuning kecoklatan. Klien tidak terpasang kateter.

f. Pola hubungan

Klien akrab dengan ibu dan ayah.

g. Koping dan disiplin yang diterapkan

Klien akan menangis apabila ada perawat atau petugas kesehatan mendekatinya.

h. Kognitif dan persepsi

Sebelum dan selama sakit klien mampu mengungkapkan keinginannya.

i. Konsep diri

Anak tidak mengalami gangguan konsep diri.

j. Seksual dan menstruasi

Anak belum mengalami menstruasi. Fase anal dan oral klien telah terlewati.

k. Nilai

Dalam keluarga senantiasa diterapkan nilai dan falsafah budaya jawa.

IX. PEMERIKSAAN FISIK

a. Keadaan Umum : lemah

- Tingkat kesadaran : Compos mentis

- TD : 100/60 mmHg ; N : 148 x/mnt ; R : 40 x/mnt ; S : 38,2 oC

- BB : 8,5kg ; TB : 82 cm

b. Kulit

Turgor kulit baik, tidak terdapat dekubitus, kapilary reffil < 2 detik

c. Kepala

Bentuk mesochepal, distribusi rambut merata, kulit kepala bersih.

d. Mata

Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, pupil isokor diameter 3/3, reflek cahaya baik pada kedua mata, tidak terdapat kotoran.

e. Telinga

Bentuk simetris, tidak terdapat kotoran, fungsi pendengaran baik.

f. Hidung

Pernapasan cuping hidung (+), terpasang kanul nasal dengan aliran O2 2 lt/mnt.

g. Mulut

Kebersihan mulut baik, tidak terdapat sriawan, lapisan mukosa lembab, tidak terdapat caries gigi.

h. Leher

Tidak terdapat peningkatan JVP dan pembesaran kelenjar tyroid.

i. Dada

- Ispeksi: simetris, terlihat retraksi dinding dada

- Palpasi: fremitus dada kanan dan kiri sama, tidak ada

ketertinggalan gerak

- Perkusi: sonor kanan dan kiri

- Auskultasi: Paru terdengar vesikuler, whezzing +/+, RBB +/+

Jantung terdengars1-s2 murni, tidak terdengar bising

j. Abdomen

-Inspeksi: simetris, tidak distensi, tidak terdapat bekas luka operasi

- Palpasi: tidak terdapat nyeri tekan, supel, hati dan limfe tidak

teraba

- Perkusi: tympani

- Auskultasi: peristaltik terdengar 7 x/mnt

k. Genetalia

Jenis kelamin perempuan tidak ada kelainan

l. Anus dan rektum

paten dan tidak ada kelainan

m. Muskuloskeletal

Pada kedua ektremitas tidak terdapat oedema, akral hangat, pada tangan kiri terpasang infus plag.

n. Neurologi

Tidak terdapat atrofi otot dan deformitas tulang dan sendi.

X. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK PENUNJANG

Tgl 18-8-2005 pemeriksaan Laboratorium :

- WBC: 8,06 x 103 /ul (5-13,5) - RBC : 5,09 x 106 /ul(4,1 -5,5)

- HGB: 12,1 g/dl(12-14) - HCT : 38,9 % (36-44)

- MCV:76,4 fl (73-89) - MCH : 23,8 pq (24-30)

- MCHC: 31,19 g/dl(30-35) - PLT : 284x 103 /ul(150-450)

- MPV: 11,4 fl( 4,6-7,8) - P-LCR : 35,9 %( 15-25)

Tgl. 18-8-2005 Rontgen Thorak

Hasil : Bronchopneumonia dengan lymfodenopati hilus curiga e/c spesifik

proses

Tgl. 20-8-2005Sedimen (cat Sternh Malbir)

- Warna: kuning- Leko pucat: 0

- BJ: 1.010- Glitter cel: 0

- Reaksi: +basa- Leko gelap: 0

- pH: 8,5- Eritrosit: 1-2

- Pot: 0- Ep. Tubuli: 0

- Urobilin : Normal- Ep. Ves urine: 0

- Bilirubin : 0- Ep. Vegro: 0

- Nitrit: 0- Ep. Uretra: 0

- Kalium : 0- Leko est: 0

- Blood: 0

XI. TERAPI YANG DIBERIKAN

Tgl. 18-8-2005

Diit FCM 2x200cc. Kebutuhan kalori 100 kkal/hr (850 kkal/hr). Protein 3 gr/hr (26 gr/hr).

Ampicillin 4 x 250 mg Chloramphenikol 4 x 250 mg

Salbutamol 3 x 0,8 mg

Nebulizer Ventolin ampul/8 jam

Paracetamol 85 mg

Oksigen 2 lt/mnt

Tgl. 19-8-2005

Diit FCM 2x200cc. Kebutuhan kalori 100 kkal/hr (850 kkal/hr). Protein 3 gr/hr (26 gr/hr).

Ampicillin 4 x 250 mg Chloramphenikol 4 x 250 mg

Salbutamol 3 x 0,8 mg

Nebulizer Ventolin ampul / 8 jam

Paracetamol 85 mg (k/p)

Oksigen 2 lt/mnt

Tgl. 20-8-2005

Diit FCM 2x200cc. Kebutuhan kalori 100 kkal/hr (850 kkal/hr). Protein 3 gr/hr (26 gr/hr).

Ampicillin 4 x 250 mg Chloramphenikol 4 x 250 mg

Salbutamol 3 x 0,8 mg

Nebulizer Ventolin ampul / 8 jam

Paracetamol 85 mg (k/p)

Oksigen 2 lt/mnt

Tgl. 21-8-2005

Diit FCM 2x200cc. Kebutuhan kalori 100 kkal/hr (850 kkal/hr). Protein 3 gr/hr (26 gr/hr).

Ceftriaxone 2x45mg

Nebulizer Ventolin ampul / 8 jam

Paracetamol 85 mg (k/p)

Oksigen 2 lt/mnt (k/p)

Tgl. 22-8-2005

Diit FCM 2x200cc. Kebutuhan kalori 100 kkal/hr (850 kkal/hr). Protein 3 gr/hr (26 gr/hr).

Ceftriaxone 2x45 mg

Nebulizer Ventolin ampul (k/p)

Paracetamol 85 mg (k/p)

Oksigen 2 lt/mnt (k/p)

Tgl. 23-8-2005

Diit FCM 2x200cc. Kebutuhan kalori 100 kkal/hr (850 kkal/hr). Protein 3 gr/hr (26 gr/hr).

Ceftriaxone 2x45 mg

Nebulizer Ventolin ampul (k/p)

Paracetamol 85 mg (k/p)

Oksigen 2 lt/mnt (k/p)

Tgl. 24-8-2005

Diit FCM 2x200cc. Kebutuhan kalori 100 kkal/hr (850 kkal/hr). Protein 3 gr/hr (26 gr/hr).

Ceftriaxone 2x45 mg

Nebulizer Ventolin ampul (k/p)

Paracetamol 85 mg (k/p)

Oksigen 2 lt/mnt (k/p)

RENCANA KEPERAWATAN

DIAGNOSA KEPERAWATAN

TUJUAN (NOC)

INTERVENSI (NIC)

RASIONAL

Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan mukus yang tertahan

Status respirasi

Kepatenan jalan napasStatus respirasiVentilasi

Klien dapat mempertahankan status pernapasan : kepatenan jalan napas dan ventilasi setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 4 hari dengan kriteria hasil :

Tidak ada retraksi dinding dadaSekret dapat dikeluarkanTidak ada sesak napasTidak terdapat pernapasan cuping hidungTidak terdengar suara pernapasan tambahanRR dalam batas normal (30-60 x/mnt)

Airway management

Berikan posisi yang membantu ventilasi dapat maksimal (semi fowler)Ajarkan cara batuk efektifDorong sekret dengan batuk dan

suction

Auskultasi suara nafasBerikan broncodilator sesuai terapiBerikan O2Berikan cairan untuk mengoptimalkan balanca cairanMonitor respirasi dan status oksigenasiAnjurkan untuk istirahat dan mengurangi aktivitas untuk mengurangi batuk

Airway suction

Kaji kebutuhan tindakan suction dengan melakukan auskultasi suara nafas crackles / ronchi.Jelaskan pada pasien dan keluarga tentang tindakan suctionAuskultasi suara nafas sebelum dan sesudah suctionGunakan sarung tangan dan masker sebelum melakukan tindakan.Berikan hiperoksigenasi antar tindakan suctionAnjurkan pasien untuk nafas dalam sebelum dilaksanakan suction dan gunakan tambahan oksigenasi.

Chest physiotherapi

Cek kontra indikasi fisiotherapi dadaCek paru yang membutuhkan drainageBerikan posisi dengan segmen paru yang perlu drainage pada posisi yang lebih rendahGunakan bantal untuk menyokong posisiLakukan perkusi, vibrasi dan postural drainageMonitor jumlah, tipe sputumAnjurkan untuk batuk sebelum dan sesudah postural drainage

Terapi O2

Berikan O2 sesuai terapiMonitor aliran O2Monitor kemampuan mentoleransi terapi

Respiratory monitoring

Monitor RR, ritme, kedalamanMonitor pergerakan dada, simetris, penggunaan otot bantu pernafasanMonitor suara nafasMonitor kemampuan batuk efektifMonitor vital sign

Memfasilitasi kepatenan jalan napas

Mengeluarkan sekret dari jalan napas

Membantu mengeluarkan sekret

Mempertahankan status oksigenasi

Mengumpulkan dan menganalisa data klien untuk menetukan intervensi selanjutnya

Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidak seimbangan perfusi ventilasi

Status Respirasi

Pertukaran gas

Klien dapat mempertahankan status pernapasan : pertukaran gas setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 4 hari dengan kriteria hasil :

Tidak terdapat retraksi dinding dadaTidak ada pernapasan cuping hidungKlien tidak sesak napas pada saat istirahat dan beraktivitasRR dalam batas normalpCO2 80-100 mmHgp O2 27-40 mmHgSO2 95-100%

Monitor pernapasan

Monitor pola napas dan catat adanya bradipnea, tackhipnea, apnea.Monitor frekuensi dan kedalaman napas klienMonitor hasil laboratorium (AGD)Kaji adanya retraksi dinding dada serta penggunaan otot bantu pernapasanMonitor perubahan warna kulit

Airway management

Berikan posisi yang membantu ventilasi dapat maksimal (semi fowler)Ajarkan cara batuk efektifDorong sekret dengan batuk dan

suction

Auskultasi suara nafasBerikan broncodilator sesuai terapiBerikan O2Berikan cairan untuk mengoptimalkan balanca cairanMonitor respirasi dan status oksigenasiAnjurkan untuk istirahat dan mengurangi aktivitas untuk mengurangi batuk

Mengumpulkan dan menganalisa data klien untuk menetukan intervensi selanjutnya

Memfasilitasi kepatenen jalan napas

Breastfeeding tidak efektif b.d. gangguan/terhentinya menyusui, anomaly pada infant (atresia ani).

Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 6 x 24 jam dapat adekuat dalam: pengaturan breastfeeding dan terpenuhi pengetahuan: menyusui.

Kriteria hasil:

Pertumbuhan infant dalam rentang normal.Perkembangan infant dalam rentang normal.Keluarga mengetahui keuntungan menyusui.Ibu bisa menyusui/memompa susu.Ibu bebas dari kekakuan payudara.

Breastfeeding assistance:

Sediakan kontak bayi dengan ibu sedini mungkin.Bantu ibu dalam menyusui.Monitor kemampuan infant dalam menghisap.Monitor integritas putting susu.Instruksikan perawatan putting susuDiskusikan cara pemompaan susuInformasikan tentang pemompaan susu apabila diperlukan pengaturan laktasi.Berikan suplemen susu formula bila dibutuhkan.Anjurkan ibu untuk memakai bra yang dapat menyangga payudaraAnjurkan ibu makan makanan bergizi.

ASI yang pertama sangat baik untuk bayi

Pengaturan intake per oral infant

Meningkatkan kualitas dan produksi ASI

Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b.d ketidakmampuan memasukkan makanan, mencerna makanan.

Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 6x24 jam klien dapat menunjukkan status nutrisi yang baik, dengan kriteria:

Masukan nutrisiMasukan makanan dan cairanTingkat energi cukupBerat badan stabilNilai laboratorium(alb & glob)

Manajemen Nutrisi:

Catat jika klien memiliki alergi makananTentukan jumlah kalori dan tipe nutrien yang dibutuhkanDorong asupan kalori sesuai tipe tubuh dan gaya hidupDorong asupan zat besiBerikan gula tambahan k/pBerikan makanan tinggi kalori, protein dan minuman yang mudah dikonsumsiAjarkan keluarga cara membuat catatan makananMonitor asupan nutrisi dan kaloriTimbang berat badan secara teraturBerikan informasi tentang kebutuhan nutrisi dan bagaimana memenuhinyaAjarkan teknik penyiapan dan penyimpanan makanan Tentukan kemampuan klien untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya

Monitor nutrisi

BB klien dalam interval spesifikMonitor adanya penurunan BB Monitor tipe dan jumlah nutrisi untuk aktivitas biasaMonitor respon emosi klien saat berada dalam situasi yang mengharuskan makan.Monitor interaksi anak dengan orang tua selama makan.Monitor lingkungan selama makan.Jadwalkan pengobatan dan tindakan, tidak selama jam makan.Monitor kulit kering dan perubahan pigmentasiMonitor turgor kulitMonitor kekeringan, rambut kusam dan mudah patah.Monitor adanya bengkak pada alat pengunyah, peningkatan perdarahan, dll.Monitor mual dan muntahMonitor kadar albumin, total protein, Hb, kadar Ht.Monitor kadar limfosit dan elektrolit.Monitor makanan kesukaan.Monitor pertumbuhan dan perkembangan.Monitor kadar energi, kelelahan, kelemahan.Monitor pucat, kemerahan, dan kekeringan pada jaringan konjungtiva.Monitor kalori dan intake nutrisi.Catat adanya edema, hiperemia, hipertropik papila lidah dan cavitas oral.Catat jika lidah berwarna merah keunguan.

Mencukupi kebutuhan kalori klien.

Mengetahui perkembangan status nutrisi klien.

Deteksi dini kurang gizi.

Mengantisipasi kebutuhan cairan dan nutrisi.

Resiko infeksi b.d prosedur invasif,

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 6 hari klien dapat mengontrol risiko infeksi, dan keluarga mengerti cara mengontrol infeksi. Kriteria hasil:

Bebas dari tanda-tanda infeksi (R,K,T,D,F). WBC dalam batas normal. Keluarga dapat mendiskripsikan cara untuk mencegah infeksi.

Kontrol Infeksi:

Bersikan lingkungan secara tepat setelah digunakan oleh klienGanti peralatan klien setiap selesai tindakanBatasi jumlah pengunjungAjarkan cuci tangan untuk menjaga kesehatan individuAnjurkan klien untuk cuci tangan dengan tepatGunakan sabun antimikrobial untuk cuci tangan Anjurkan pengunjung untuk mencuci tangan sebelum dan setelah meninggalkan ruangan klienCuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan klienLakukan universal precautionsGunakan sarung tangan sterilLakukan perawatan aseptic pada semua jalur IV dan insersi cateterTingkatkan asupan nutrisiAnjurkan asupan cairanAnjurkan istirahatBerikan terapi antibiotik (kolaborasi)Ajarkan klien dan keluarga tentang tanda-tanda dan gejala dari infeksi. Ajarkan klien dan anggota keluarga bagaimana mencegah infeksi

Paparan lingkungan bisa meningkatkan risiko infeksi.

Meminimalkan transmisi infeksi

Meningkatkan imunitas.

Mencegah/mengobati infeksi

Meningkatkan kesadaran diri dan partisipasi dalam mencegah infeksi.

Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya paparan informasi, misinterpretasi informasi, dan ketidakfamiliaran terhadap sumber informasi.

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 6 hari keluarga dapat mengetahui tentang proses penyakit dan perawatannya.

Kriteria hasil:

Klien dan keluarga dapat menjelaskan tentang penyakit, mengerti kebutuhan pengobatan.

Pendidikan kesehatan --- Proses penyakit:

Kaji tingkat pengetahuan keluarga berhubungan dengan proses penyakit yang spesifik dan kesiapan belajar/menerima informasi..Jelaskan patofisiologi penyakit, anatomi dan fisiologi sesuai bahasa yang dipahami keluarga.Jelaskan tanda-tanda dan gejala yang bisa muncul.Jelaskan tentang proses penyakit.Kaji penyebab yang mungkin mendasari.Berikan informasi kepada keluarga tentang kondisi klien.Berikan informasi tentang tindakan diagnostik yang dilakukan.Diskusikan perubahan perilaku yang dapat mencegah komplikasi.Diskusikan pilihan terapiFasilitasi pasien untuk mendapatkan second opinion.

Jelaskan komplikasi kronik yang mungkin muncul.

Mengetahui tingkat pemahaman dan pengetahuan tentang penyakit untuk menentukan intervensi selanjutnya

Membantu klien/keluarga dalam mengambil keputusan