Analisis Struktur Wacana Argumentasi. free abstract and ten pages research
-
Upload
i-you-jogja -
Category
Documents
-
view
103 -
download
2
description
Transcript of Analisis Struktur Wacana Argumentasi. free abstract and ten pages research
ANALISIS STRUKTUR WACANA ARGUMENTASI
RUBRIK SURAT PEMBACA “REDAKSI YTH”
DI HARIAN KOMPAS
Syafruddin Noor
Guru bahasa Indonesia SMAN 11 Banjarmasin
Abstract
This study was focused to find the structure of Argumentation Reading such as the topic,
the kind of letter reader, structure of paragraph, method, and the massage which is told in
the rubric of reader letter “Redaksi Yth” at Kompas Daily. The purpose of this study was
(1) to describe the kind and structure of argumentation reading reader letter of rubric
“Redaksi Yth” at Kompas daily; (2) to describe the method of argumentation reading
which was used rubric of reader letter “Redaksi Yth” at Kompas daily.
The method which is used of the study was descriptive qualitative method, that is the
method which propose to describe the data, in this case many aspect above was described
then was analyzed based on the technique that is used in many phases among them; (1) to
determine the sample of research; (2) collecting the data; (3) analyze and prepare the
data. Data and texts which is wanted namely reading (text) of reader’s letter that had a
characteristic of argumentation.
Based on the result of research, found many conclusion (1) kind of reader’s letter which
found is used in rubric of reader’s letter “Redaksi Yth” at Kompas daily that all sort of:
(a) critical are 26; (b) complaint are 18; (c) reaction are 16; (d) information are 5, and (e)
suggestion are 3. (2) The structure of paragraph which is used in writing of letter of
argumentation reader generally have four paragraphs, with structure form, the first
paragraph is orientation, the second paragraph, and the third one is reason and the last
one is conclusion from the argument which is told. The structure of argumentation reader’s
letter inclined used more. Inductive design with a number of reader letter 37 and the
contras the design of deductive common sense merely have 31 reader’s letters. (3) Based
on above the researcher found the method. Which is used in argumentation text are (a)
argumentation cause reason method; (b) comparison method; (c) condition method; (d)
contravention method, and (e) witness method.
Keywords: structure analyst, argumentation reading, rubric reader letter Kompas Daily
PENDAHULUAN
Harian Kompas merupakan harian yang berstandar nasional dengan bahasa
Jurnalistik Nasional. Kalimat-kalimat yang dibuat standar nasional dan bahasa yang
digunakan cukup efektif karena menggunakan kalimat dengan ekspresi singkat dan padat.
Selain itu, dipilihnya surat kabar kompas sebagai bahan penelitian, karena kompas sebagai
media surat kabar telah memiliki jumlah oplah terbanyak dicetak dan dibaca di semua
daerah dan kota seluruh Indonesia. Juga tidak kalah penting bahwa surat kabar kompas
memiliki redaktur yang berpengalaman dan mumpuni dalam bidang editing bahasa
jurnalistik yang dapat dipertanggungjawabkan. Dengan sendirinya surat pembaca yang
ditulis dan diseleksi sesuai dengan katagori penggunaan bahasa yang baik dan benar.
Sehingga layak bila peneliti mengambil surat pembaca di harian kompas sebagai objek
penelitian tesis. Selain alasan di atas, juga kredebilitas dan konsistennya harian ini sebagai
media informasi yang bertaraf Nasional. Inilah salah satu alasan peneliti mengapa surat
kabar kompas dijadikan objek penelitian terutama surat pembaca di Rubrik Surat Pembaca
”Redaksi Yth” di harian Kompas.
Rubrik surat pembaca, sesuai namanya, adalah ruangan dalam surat kabar atau
majalah yang memuat surat-surat yang datang dari pembaca, ditunjukan kepada media
massa cetak yang bersangkutan, instansi pemerintah, lembaga swasta, maupun kelompok
dalam masyarakat atau individu tertentu dengan kriteria masalah yang dikemukakan
bersifat umum.
Rubrik surat pembaca memiliki kekuatan tersendiri dalam membentuk opini
khalayak. Karena mampu mempengaruhi opini khalayak, banyak pembaca yang
memanfaatkan surat pembaca untuk menyampaikan keluhan, kritik atau tanggapan serta
protes atas ketidak puasan ataupun informasi lain yang biasanya berupa permasalahan dari
jeleknya pelayanan publik suatu lembaga. Selain itu, surat pembaca dapat juga berisi rasa
ketidakpuasan konsumen, atau masyarakat atas pelayanan dan pernyataan-pernyataan yang
bersifat emosional seperti keluhan, kritikan, atau pujian.
Surat pembaca bermotif keluhan diartikan sebagai surat pembaca yang cenderung
mengemukakan kesulitan atau perasaan susah yang dialami penulis sehubungan dengan
adanya ketidaklancaran pelayanan. Surat pembaca bermotif kritik adalah surat pembaca
yang berisi atau mengemukakan kesalahan dan kejanggalan yang dilakukan oleh suatu
instansi. Surat pembaca bermotif saran adalah surat pembaca yang berisi pernyataan atau
pikiran yang disampaikan agar dipertimbangkan, dan surat pembaca yang bermotif pujian
ialah pernyataan yang bersifat penghargaan, rasa terima kasih atas pelayanan yang telah
dilakukan suatu organisasi atau instansi, sedangkan surat pembaca yang bermotif informasi
biasanya semata-mata berisi pemberitahuan tentang sebuah keadaan. Kemudian yang
terakhir surat pembaca berisi tanggapan atau komentar terhadap suatu kejadian atau
perbuatan yang dilakukan oleh para pejabat publik.
Masalah yang dikemukakan dalam surat pembaca tidak dapat dinilai sebagai
masalah yang tidak serius. Seluruh permasalahan merupakan realitas dalam masyarakat,
hanya teknis penyampaiannya disampaikan secara ringan. Kumpulan surat-surat pembaca
dapat dijadikan sebagai sumber informasi tentang berbagai segi kehidupan masyarakat.
Surat pembaca sering berisi tentang suatu hal yang dapat merugikan nama baik orang atau
organisasi yang terkena atau menolak suatu kebijaksanaan, berisi pernyataan-pernyataan
sanggahan terhadap permasalahan yang tidak benar serta mendukung terhadap sesuatu hal
dan ada juga yang isinya hanya mengungkan pendapat tanpa diikuti oleh perasaaan
mendukung atau menolak sesuatu. Contoh surat pembaca berupa keluhan adalah adalah
seperti yang ditulis oleh Prita Mulyasari melalui internet yang mengakibatkan kasusnya
diangkat ke pengadilan. Kelihatannya sederhana, namun hal tersebut sangat fatal dan
berdampak bagi perseorangan maupun publik yang ingin menuliskan keluhan surat
pembaca melalui jalur media cetak maupun internet.
Bertolak dari uraian di atas penelitian mengenai struktur wacana argumentasi pada
rubrik surat pembaca diharian Kompas ini cukup rasional untuk dilaksanakan. Selama ini
penelitian terhadap rubrik surat pembaca di media massa belum banyak dilakukan oleh
peneliti lain. Walaupun topik yang diteliti sama tetapi sub pembahasan berbeda. Hal ini
seperti dilaksanakan oleh peneliti Profesor Dr. Dawud dari Universitas Negeri Malang
yang berjudul Penalaran dalam Karya tulis Populer Argumentasi diterbitkan dalam Bahasa
dan Seni Tahun 36 Nomor 1, Pebruari 2008. Juga penelitian yang dilakukan oleh Imam
Asrori dosen Jurusan Sastra Arab dari Universitas Negeri Malang dengan Judul Tindak
Tutur dan Operasi Prinsif Sopan Santun Dalam Wacana Rubrik Konsultasi Jawa Pos
diterbitkan dalam Bahasa dan Seni Tahun 33 Nomor 1 Pebruari 2005.
Masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah tentang struktur wacana
argumentasi pada rubrik surat pembaca “Redaksi Yth” harian Kompas. Oleh sebab itu,
untuk memfokuskan penelitian ini, perlu dirumuskan sejumlah permasalahan yang diteliti.
1. Bagaimana jenis dan struktur wacana argumentasi rubrik surat pembaca “ Redaksi
Yth” di harian Kompas ?
2. Bagaimana metode wacana argumentasi yang digunakan dalam rubrik surat
pembaca “ Redaksi Yth” di harian Kompas ?
Sejalan dengan rumusan masalah tersebut di atas, maka penelitian ini bertujuan sebagai
berikut:
1. Mendeskripsikan jenis dan struktur wacana argumentasi rubrik surat pembaca “
Redaksi Yth” di harian Kompas.
2. Mendeskripsikan metode wacana argumentasi yang digunakan dalam rubrik surat
pembaca “ Redaksi Yth” di harian Kompas.
Manfaat yang diharapkan dari hasil penlitian ini mencakup dua hal, yaitu secara
teoretis dan secara praktis. Secara teoretis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan
kontribusi bagi pengembangan ilmu Linguistik dalam pengembangan teori kebahasaan
khususnya bagi bidang wacana. Selain itu, diharapkan menjadi sumber informasi tentang
jenis, struktur dan metode argumentasi dalam tataran antarparagraf atau wacana secara
tertulis. Manfaat praktis dari penelitian ini diharapkan dapat meberikan sumbangan pada
pembinaan dan pengembangan bahasa, dan sebagai bahan perimbangan dan titik tolak
dalam pengembangan bahan dan proses belajar mengajar wacana argumentasi di sekolah.
ANALISIS
(a). Judul : Harga Tiket Blitzmegaplex Dinaikkan
(b). Penulis : Fajar Lukito, Cikini Kidul RT 002, Menteng, Jakarta
(c) Terbit : Jumat, 19 Maret 2010
(d) Topik Bahasan : Masalah harga pertunjukan film yang laku dinaikan sebanyak 50%
tanpa
(e) Jenis Surat Pembaca: Kritik
Penulis mengeritik terhadap kebijakan yang diambil oleh pengelola biskop yang
telah menaikan dengan semena-mena harga tiket. Kebijakan ini sangat bertetangan dengan
pesan moral yang dikandung oleh film tersebut.
Namun yang patut disayangkan adalah asas “aji mumpung” yang diterapkan. Ketika
film lain yang diputar, harga tiket Rp 50.000, khusus untuk film 3 idiots diberlakukan
harga tiket Rp 75.000. Semua kerabat memang tidak keberatan membayar, mengingat
jarang hiburan lain yang ada di Jakarta. (Kompas, 19/3/2010).
(f) Struktur Argumentasi
Surat pembaca ini dari empat paragraf, yaitu paragraf pertama pengantar kepada
permasalahan dengan mendeskripsikan keadaan sebuah film yang enak dan patut ditonton.
Film tersebut banyak mengandung pesan-pesan moral yang baik mengenai pendidikan.
Pada paragraf kedua penjelasan mengenai bagusnya
film ini dan mendapat perpanjangan waktu pemutaran sampai beberapa minggu. Hal ini
karena film yang diputar banyak mengandung pesan-pesan moral yang harus diteladani.
Tetapi paragraf ketiga adalah penjelasan mengenai adanya kebijakan pengelola bioskop
bertolak belakang dengan pesan moral yang ada dalam film. Paragraf terakhir adalah
kesimpulan dan sekaligus paragraf penguat atas pertentangan tersebut. Untuk penegasan
tersebut penulis mempertanyakan sekali lagi mengapa pengelola Blitzmegaplex mengambil
kebijaksanaan menaikan harga tiket secara mendadak jelas kebijakan ini bertentangan
dengan nilai-nilai pendidikan atau melawan arus pesan yang ada dalam film tersebut?
Struktur penalaran dalam surat pembaca ini berpola induktif, dengan kesimpulan
umum ada pada paragraf terakhir dan bersifat penegasan terhadap permasalahan dalam
wacana yang dipaparkan. Selain itu, dalam paragraf terakhir wacana ini terdapat kalimat
tanya untuk memperkuat argumen. Sehingga, fakta-fakta argumen yang dipaparkan dalam
wacana ini jelas dan dapat diterima.
(g) Metode Argumentasi
Surat pembaca ini menggunakan metode argumentasi pertentangan. Karena metode
ini jelas sekali dapat dinalar pada saat penulis mengkontradiksikan pesan moral yang
dikemukakan dalam film dengan perbuatan pengelola yang dengan senghaja menaikan tiket
lebih mahal dan mempergunakan aji nupung karena film telah laku keras diputar dibioskop.
Kalimat argumentasi yang dikemukakan oleh penulis dalam surat pembaca ini adalah
Namun, mengingat film ini yang mengandung begitu banyak pesan moral, agak
membingungkan mengapa Blitzmegaplex mengambil kebijaksanaan dan pendidikan usaha
yang melawan arus pesan film tersebut? ”. (Kompas, 19/3/2010).
Fakta argumentasi yang dikemukakan sehubungan dengan metode argumentasi di atas
adalah
Film yang diputar di Blitz Pacific Place, Jakarta, adalah film Bollywood berjudul 3
idiots. Film ini sungguh menghibur dan bermuatan pesan moral yang baik mengenai
pendidikan. Namun yang patut disayangkan adalah asas “aji mumpung” yang diterapkan.
Ketika film lain yang diputar, harga tiket Rp 50.000, khusus untuk film 3 idiots
diberlakukan harga tiket Rp 75.000. Semua kerabat memang tidak keberatan membayar,
mengingat jarang hiburan lain yang ada di Jakarta. ”. (Kompas, 19/3/2010).
Pesan yang ingin disampaikan dalam surat pembaca ini adalah agar kita tidak
menaikkan harga tiket yang berlebihan, paling tidak sikap pengelola bioskop disesuaikan
dengan pesan moral yang diinginkan film tersebut. Dalam hal ini sikap pengelola bioskop
jangan terlalu jauh berbeda dengan pesan yang diinginkan dalam film.
PEMBAHASAN
Dalam penelitian ini ada tiga komponen yang terlibat, penulis surat pembaca, surat
pembaca, dan peneliti. Ketiga komponen itu tidak saling berhubungan dan saling terpisah
satu sama lain. Penulis adalah selaku informan atau bersifat sebagai produsen masalah
yang disampaikan. Surat pembaca adalah objek yang diteliti di luar dari si penulis,
sedangkan peneliti adalah orang yang menganalisis dan meninjau surat pembaca secara
objektif tentang apa yang ditulis oleh si penulis. Posisi penulis surat pembaca adalah
independen, sifat semacam ini peneliti anggap sebagai orang pencetus gagasan sesuai
dengan fakta-fakta di lapangan. Berdasarkan fakta-fakta yang ada tersebut penulis telah
melahirkan argumen yang disampaikan untuk dikemukakan kepada pembaca atau peneliti.
Berdasarkan hal itu, asumsi sementara peneliti menganggap penulis surat pembaca
tidak perduli apakah tulisannya bertujuan untuk membujuk, meyakinkan orang lain atau
hanya sekadar menginformasikan kepada pembaca melalui tulisannya. Inilah yang
dianggap bahwa penulis surat pembaca adalah orang yang independen. Peneliti mengangap
penulis surat pembaca lebih cenderung menginformasikan secara umum. Namun ternyata
setelah diteliti dan dianalisis asumsi tersebut terbantahkan. Ternyata setelah diteliti secara
mendalam dengan pendekatan teoritis secara terpadu melalui lintas wacana dipadukannya
dua teori tentang struktur wacana antara Gorys Keraf dan Van Dijk. Teori Gorys Keraf
lebih cenderung menganalisis struktur paragraf argumentasi, sedangkan teori wacana Van
Dijk lebih menekankan topik wacana dan makna wacana yang ditekankan di dalam teks
surat pembaca. Ternyata tulisannya tersebut memenuhi kriteria struktur sebagai tulisan
argumentasi yang lebih cenderung menyakinkan pembaca terhadap fakta-fakta yang ditulis
dan sesuai dengan fakta di lapangan.
Hasil penelitian struktur argumentasi surat pembaca di kompas pada rubrik surat
pembaca “Redaksi Yth” telah ditemukan beberapa struktur argumentasi. Yaitu struktur
yang digunakan dalam surat pembaca kompas pada umumnya lebih banyak
mempergunakan struktur dengan pola induktif, yaitu penjelasan secara khusus menuju
pernyataan secara umum. Pola penalaran atau argumentasi kedua adalah berpola deduktif,
yaitu pernyataan di secara umum kemudian dirinci penjelasan-penjelasan secara detail yang
diseratai dengan fakta-fakta argumentasi untuk mendukung pernyataan tersebut. Dalam
setiap penjelasan penulis surat pembaca selalu diperkuat oleh beberapa fakta pendukung
tujuannya adalah memperkuat argumen yang dikemukakan oleh penulis surat pembaca.
Selain itu menurut penanda argumentasi yang dikemukakan oleh Gorys Keraf
mengemukakan enam ciri khasnya, yaitu tiga komponen stuktur pokok argumentasi dan
tiga komponen struktur tambahan. Ketiga stuktur pokok wacana argumentasi tersebut, yaitu
(1) pernyataan, (2) alasan, dan (3) pembenaran. Sedangkan elemen atau struktur
komponen pelengkapnya adalah (a) pendukung, (b) modal, dan (c) sanggahan. Keenam
komponen tersebut dalam struktur argumentasi surat pembaca kompas tidak semua
lengkap dan ada. Ketidaklengkapan tersebut dikarenakan penulis surat pembaca hanya
menulis secara pemaparan, seperti kritikan, tanggapan, keluhan, dan saran terhadap suatu
masalah yang disampaikan. Hal semacam ini tentu saja disesuaikan dengan tujuan
ditulisnya surat pembaca tersebut.
Berdasarkan hasil penelitian atau hasil analisis peneliti terhadap surat pembaca yang
berjumlah 68 buah surat yang telah diseleksi dan dianalisis sesuai ciri argumentasi. Maka
dikatakan bahwa pola gagasan argumentasi yang dirangkai dalam sebuah surat pembaca
ada dua yaitu pola penalaran bersifat induktif dan pola penalaran bersifat deduktif. Dalam
penelitian ini ditemukan pola penalaran induktif berjumlah 35 buah, sedangkan pola
penalaran deduktif berjumlah 33 buah dengan pesan yang disampaikan beragam sesuai
dengan keinginan penulis.
Pola deduktif sedikit sekali mengunakan tanda tanya di akhir wacana dalam sebuah
paragraf yang ditulis. Sedangkan dalam pola induktif pada akhir wacana atau pada wacana
penutup menggunakan pola pertanyaan. Pola pertanyaan yang dibuat secara singkat namun
syarat makna atau pesan yang ingin disampaikan, dengan pola induktif yang diakhiri
dengan pertanyaan, seperti contoh pada surat pembaca dengan judul “ Diskriminasi Tarif
Flat PLN” (33) Kode: PB.2. Pertanyaan ada di akhir tulisan, dengan tujuan untuk
mempertegas argumen yang dikemukakan. Pola induktif dengan pertanyaan dimulai di
awal paragraf hal ini terdapat pada surat pembaca yang berjudul “Bekas Sekolah Obama di
Jakarta” (34) Kode: PB.03, merupakan struktur wacana berpola induktif dengan pertanyaan
yang dibuat berada di awal paragraf. Struktur wacana argumentasi semacam ini banyak
sekali ditemukan dalam surat pembaca yang diteliti oleh penulis. Pola struktur paragraf
argumentasi yang dikemukakan oleh Gorys keraf dalam penelitian ini seperti: struktur
pernyataan umum, sejumlah paragraf penjelas, dan terakhir paragraf kesimpulan dari
gagasan yang dikemukakan sangat mendominasi sekali pada tulisan surat pembaca di
harian kompas. Namun pola atau struktur menurut Gorys keraf tidak akan lengkap dalam
penelitian ini apabila tidak dibarengi teori yang dikemukakan oleh Van Dijk. Van Dijk
mengemukakan beberapa Kriteria untuk menganalisis wacana sesuai keperluannya, hal
tersebut seperti: (1) terdapat elemen struktur wacana yang diamati berupa struktur makro
tematik seperti apa yang dikatakan, atau topik apa yang dibahas; (2) superstruktur tematik
berupa bagaimana pendapat atau gagasan disusun dan dirangkaikan agar menjadi suatu
wacana yang utuh dan dapat dipahami oleh pembaca. Hal ini erat kaitannya dengan struktur
gagasan yang disampaikan oleh penulis kepada pembaca agar pembaca memahami wacana
yang dibaca. Tidak kalah pentingnya dalam penelitian ini adalah kaitan dengan teori Gorys
keraf mengenai pola penalaran deduktif dan induktif, yang mengacu pada pernyataan
secara umum menuju kepenjelasan secara khusus atau sebaliknya. (3) struktur mikro
semantik menyangkut makna yang ingin ditekankan atau pesan yang ingin disampaikan
dari tulisan yang dipaparkan dalam sebuah wacana teks surat pembaca. Ketiga pemikiran
tersebut dalam penelitian ini yang menjadi alur dan pedoman berpikir dalam tulisan ini.
Wacana argumentasi rubrik surat pembaca “Redaksi Yth” yang terbit di harian Kompas
yang diambil sebagai bahan analisis berjumlah 68 buah, yang dikumpulkan dari Januari
sampai dengan Maret 2010. Dari semua surat pembaca tersebut dapat diketahui hal-hal
sebagai berikut (1) jenis surat pembaca, (2) struktur argumentasi, dan (3) metode
argumentasi yang digunakan dalam surat kabar tersebut.
(1) Jenis Surat Pembaca
Dalam analisis hasil penelitian argumentasi rubrik surat pembaca “Redaksi Yth.”
Peneliti kemukakan bahwa surat pembaca jenis kritik sebanyak 24 buah surat pembaca
atau 35 %, mengapa jenis surat pembaca kritik yang terbanyak? Karena struktur argumen
berjenis ini dapat dikemukakan secara sederhana dan dapat dipahami karena kritikan yang
ditulis merupakan suatu tanggapan terhadap peristiwa yang dirasakan kurang sesuai. Jenis
surat pembaca yang kedua adalah berupa jenis tanggapan, jenis ini berjumlah 19 buah
surat pembaca atau 27% . Jenis surat pembaca yang ketiga berupa keluhan, yaitu berjumlah
18 jenis surat pembaca atau 26%. Sedangkan jenis informasi berjumalah 4 surat pembaca
atau 0,5 % dan surat pembaca berjenis saran berjumlah 3 surat pembaca atau 0,4 %.
Jenis surat pembaca yang paling sedikit ada dua, yaitu jenis informasi dan saran.
Mengapa kedua jenis tersebut sangat sedikit? Menurut hemat penulis kedua jenis surat
pembaca tersebut sudah terwakili dalam pemberitaan yang ditulis oleh wartawan, baik itu
berupa saran maupun informasi ada kolom atau rubrik tersendiri. Dengan demikian penulis
surat pembaca dalam menuliskan suratnya cenderung lebih mengutamakan kritik dari pada
informasi dan saran. Karena informasi dan saran bisa dikemukan dalam kolom opini
Kompas. selain lebih leluasa dan tulisannya bisa lebih panjang.
(2) Struktur Argumentasi
Bila ditinjau dari stuktur dan jumlah paragraf yang ditulis, maka wacana
argumentasi yang ditulis oleh penulis di rubrik surat pembaca “Redaksi Yth.” di harian
Kompas ini adalah bahwa rata-rata jumlah paragraf yang ditulis berjumlah empat
paragraf, dengan jumlah surat pembaca sebanyak 37 buah surat pembaca, urutan kedua
adalah surat pembaca dengan jumlah lima paragraf dan tiga paragraf masing-masing sama
sebanyak 13 surat pembaca. Untuk urutan ketiga adalah berjumlah enam paragraf sebanyak
3 surat pembaca, untuk paragraf yang berjumlah dua paragraf sebanyak 2 surat pembaca.
Bila ditinjau dari jumlah paragraf yang ditulis di harian kompas paling banyak
paragrafnya berjumlah empat buah paragraf. Mengapa hal ini terjadi karena rata-rata
wacana argumentasi memerlukan beberapa paragraf untuk memperjelas argumentasi yang
disampaikan. Karena bila jumlah paragrafnya sedikit cenderung gagasan yang ditulis
terlalu dangkal dan tidak dapat dipahami dengan baik argumentasi yang disampaikan.
Selain itu juga jelas serta tidak sesuai dengan kaidah struktur wacana argumentasi yang
ditulis oleh penulis surat pembaca. Alasan lain adalah sebuah paragraf argumentasi
memerlukan beberapa komponen yang tidak boleh dihilangkan karena ada argumen-
argumen harus dikemukakan untuk menyakinkan pembaca. Jadi dalam menulis sebuah
wacana argumentasi harus memiliki struktur yang sesuai dengan teori yang dikemukakan
terdahulu.
Di samping analisis struktur dapat diketahui juga pola penalaran yang digunakan
oleh penulis surat pembaca di harian Kompas ini, yaitu telah ditemukan pola penalaran
deduktif sebanyak 33 buah pola atau 48% dan pola induktif sebanyak 35 pola 51% .
(3) Pengembangan Metode
Dari hasil analisis struktur wacana argumentasi ini maka dapat diketahui metode
yang digunakan untuk mengembangkan argumentasi yang ditulis oleh penulis surat
pembaca. Peneliti menemukan metode argumentasi yang terbanyak digunakan penulis
rubrik surat pembaca “Redaksi Yth” di harian Kompas adalah metode argumentasi
keadaan. Jelasnya metode ini menempati urutan pertama yaitu berjumlah 22 surat
pembaca atau 32% dari 68 buah surat pembaca yang diteliti dan terkumpul selama tiga
bulan. Urutan kedua terbanyak adalah metode pertentangan dengan jumlah 18 buah surat
pembaca atau 26% sedangkan metode kesaksian adalah metode yang nenempatkan pada
urutan ke tiga yaitu berjumlah 15 buah atau 22%. Sedangkan urutan keempat dan kelima
masing-masing diikuti oleh metode sebab akibat sebanyak 9 (sembilan) buah atau 13%
dan metode perbandingan sebanyak 4 (empat) buah atau 0,5%. Berdasarkan data tersebut
maka dapat disimpulkan bahwa surat pembaca dalam rubrik “Redaksi Yth” di harian
Kompas ini kebanyakan menggunakan metode argumentasi keadaan. Karena dengan
metode keadaan ini penulis lebih mudah berargumentasi dengan pembaca. Selain itu
menurut peneliti penulisan wacananya juga sederhana dan mudah dengan menyebutkan
atau mendeskripsikan fakta-fakta yang ada untuk mendungkung argumentasi yang ditulis
atau dikemukakan kepada pembaca. lebih jelasnya hal ini berkaitan dengan sifat dari surat
pembaca yang hanya menyampaikan atau memaparkan suatu permasalahan yang terjadi di
masyarakat selengkap dan sedetail mungkin dengan didukung data-data atau fakta-fakta
yang objektif. Dengan demikian dapat dikatakan kriteria sebuah surat pembaca yang baik
dan bersifat argumentasi khususnya harus dilengkapi dengan fakta dan bukti-bukti
argumentasi yang disampaikan dengan lengkap. Contoh surat pembaca yang berjudul
“Masalah Pelayanan Makanan yang Tidak Memuaskan Bagi Jemaah Haji” (Kode:
KDN,08) metode yang digunakan adalah metode keadaan. Penulis mengemukakan fakta-
fakta yang disampaikan cukup lengkap dengan struktur argumentasi berpola induktif dan
berisi tentang penjelasan keadaan kondisi jamaah haji secara detail.
KESIMPULAN
Berdasarkan uraian data di atas maka dapat dikatakan bahwa, Rubrik Surat Pembaca
“Redaksi Yth.” di harian Kompas cenderung ditulis oleh penulisnya dengan jenis kritik hal
tersebut karena mengkritik sesuatu dalam surat pembaca adalah suatu hal yang sudah biasa
dan dijadikan suatu kebiasaan masyarakat kita di Indonesia Karena hal ini menyangkut
pola pikir masyarakat dalam penggunaan bahasa yang mudah dan biasa ditulis dengan
cepat tanpa mempertimbangkan hal lain. Apabila masyarakat merasa kurang senang atau
merasa sesuatu yang berbeda atau janggal pada apa yang dialaminya, atau apabila melihat
sesuatu peristiwa yang dilihatnya kurang pantas dilakukan maka masyarakat akan cepat
merespon dengan menuliskan selembar surat pembaca ke salah satu harian yang disenangi.
Hal ini sesuai dengan temuan di lapangan dari data hasil penelitian rubrik surat pembaca
“Redaksi Yth” di harian Kompas yang terbit secara Nasional. Sehingga jenis surat pembaca
mengacu kepada struktur surat pembaca, struktur mengacu kepada metode argumentasi
surat pembaca, sedangkan metode surat pembaca mengacu pada pesan apa yang diingin
disampaikan dalam surat pembaca. Untuk pembuktian asumsi ini, dapat di telaah pada
wacana surat pembaca yang berjudul “Lawakan Berbau Anarkis” penulis melakukan
kritikan terhadap tayangan di televisi yang tidak ramah lingkungan. Metode argumentasi
yang digunakan pada waktu menulis wacana yang berjenis kritik tersebut menggunakan
metode kesaksian. Karena penulis menyaksikan sendiri tayangan yang ada di televisi
tersebut. Sedangkan surat pembaca berjenis saran paling sedikit. Hal ini sesuai dengan
prinsif tulisan argumentasi bahwa, penulis yang ingin memberikan kritik berupa kejadian
yang di alami atau dilihat langusung dan tidak sepantasnya terjadi. Maka orang tersebut
menuliskan surat pembaca ke harian Kompas untuk diketahui orang. Penjelasan yang
penulis berikan agar dapat dipahami oleh orang lain dan lebih mudah menulisnya maka
penulis tersebut menggunakan jenis kritik. Selain mengeritik penulis surat pembaca juga
harus membuktikan dengan fakta-fakta argumen yang cukup.
DAFTAR RUJUKAN
Agger, Ben. 2009. Teori Sosial Kritis: Kritik, Penerapan, dan Implikasinya.
Yogyakarta: Penerbit Kreasi Wacana
Alwi, Hasan. 1998. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Arifin, E. Zaenal dan S. Arman Tasai. 1988. Cermat Berbahasa Indonesia. Jakarta:
Antar Kota
Ardiana, Leo Indra. 1997. Materi Pokok Analisis Kesalahan Berbahasa Modul UT.
Jakarta: Depdikbud Ditjen Dikdasmen
Chaer, Abdul dan Leonie Agustina. 2003. Sosiolinguistik: Perkenalan Awal. Jakarta,
Jakarta: Rineka Cipta.
----------------. 2007. Kajian Bahasa: Struktur Internal, Pemakaian, dan
Pemelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Djajasudarma, T. Fatimah. 1994. Wacana Pemahaman dan Hubungan Antarunsur.
Bandung: Aditama.
------------------. 1996. Bahasa dan Sastra Indonesia. Bandung: HPBI-Pustaka
Wina.
------------------. 2006. Metoda Linguistik: Ancangan Metoda Penelitian dan Kajian.
Bandung: Aditama.
Dawud. 2004. Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMA Kelas X. Jakarta:
Penerbit Erlangga.
Flournoy, Don Michael. 1989. Analisis Isi Surat Kabar-surat kabar Indonesia.Yogyakarta :
Gajah Mada University Press.
Keraf, Gorys. 2007. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: PT Gramedia
Kridalaksana, Harimurti. 2007. Pembentukan Kata dalam Bahasa Indonesia. Jakarta:
PT Gramedia.
Muslich, Masnur. 2008. Fonologi Bahasa Indonesia: Tinjauan Deskriptif Sistem
Bunyi Bahasa Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara.
Parera, Fran. 1997. Penyuntingan. Jakarta: Universitas Terbuka Jakarta.
Pateda, Mansoer. 1990. Aspek-Aspek Psikolinguistik. Flores: Penerbit Nusa Indah.
____________. 1991. Linguistik Terapan, Flores: Penerbit Nusa Indah.
Putrayasa, Ida Bagus. 2007. Analisis Kalimat: Fungsi, Kategori, dan Peran. Bandung:
PT Refika Aditama.
Rakhmat, Jalaluddin. 1999. Retorika Modern: Pendekatan praktis. Bandung: PT
Remaja Rosda Karya
Rani, Abdul. 2004. Analisis Wacana Sebuah: Kajian Bahasa dalam Pemakaian.
Malang: Bayumedia Publishing.
Renkema, Jan. 2004. Introduction to Discourse Studies. Amsterdam, Philadelphia:
Jhon Benyamin Publishing Company.
Sarwoko, Tn Adi. 2007. lnilah Bahasa Indonesia Jurnalistik. Yogyakarta:
Andi Yogyakarta.
Sudaryanto, 1990. Aneka Konsep Kedataan Lingual dalam Linguistik. Yogyakarta:
Duta Wacana University Press.
Suharsimi, Arikunto 2007 , Penelitian Tindakan Kelas , Bumi Aksara
Suparno dan Martutik. 1997. Materi Pokok Wacana Bahasa Indonesia Modul UT.
Jakarta: Depdikbud Ditjen Dikdasmen
Surat Kabar Kompas. 2010. Rubrik Surat Pembaca “Redaksi Yth.” Terbit Tanggal 2
Januari 2010 s.d. 30 Maret 2010
Stubbs, Michael. 1983. Discourse Analysis The Sociolinguistic Analysis of