ANALISIS PROFIL KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA …

12
Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Syiah Kuala JURNAL PESONA DASAR Vol. 5 No.2, Oktober 2017, hal. 22- 33 ISSN: 2337-9227 22 ANALISIS PROFIL KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SEKOLAH DASAR DI KABUPATEN SUMEDANG Ai Hayati Rahayu 1), Poppy Anggraeni 2) 1) Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar STKIP Sebelas April Sumedang 2) Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar STKIP Sebelas April Sumedang [email protected] Abstract Science Process Skills (SPS) are all scientific skills used to acquire, develop, and apply scientific concepts and theories. SPS mastery is not only useful in science learning but also for the daily life of the students. Therefore very important mastery of the ability of the process of science since elementary school age.This study aims to obtain an overview of the students' science process skill profile. The research method used is survey method with research subject that is as much as 16 elementary school in Sumedang regency. Data collection techniques used are test techniques. The data have been obtained and then analyzed by simple statistical analysis.Based on the results of research that has been done can be seen that the ability of SPS in elementary school students in Sumedang regency as a whole is still low that has an average value of 9.8, as well as for every aspect of SPS it is still low with a percentage of 49.7%. There is no gender effect on the difference of students' SPS capability because both male and female students have the same low ability of SPS which is 48.7% and 49.1% respectively. Keywords : science process skills, elementary school Pendahuluan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berasal dari bahasa Inggris yaitu natural science, yang artinya ilmu tentang alam, atau ilmu yang mempelajari tentang peristiwa-peristiwa alam. Sulistyorini (2007) menyatakan dalam proses pembelajaran IPA harus mengandung tiga dimensi, yaitu : (1) IPA Sebagai Produk, merupakan akumulasi hasil upaya para perintis sains terdahulu dan umumnya telah tersusun secara lengkap dan sistematis dalam buku teks; (2) IPA Sebagai Proses, merupakan metode untuk memperoleh pengetahuan atau merupakan proses untuk mendapatkan sains; (3) IPA Sebagai Pemupukan Sikap. Menurut Firman dan Widodo (2007), mutu proses pembelajaran IPA di SD/MI bukan dilihat dari kedalaman pengetahuan ilmiah yang diajarkan, melainkan dilihat

Transcript of ANALISIS PROFIL KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA …

Page 1: ANALISIS PROFIL KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA …

Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD)

Universitas Syiah Kuala JURNAL PESONA DASAR

Vol. 5 No.2, Oktober 2017, hal. 22- 33

ISSN: 2337-9227

22

ANALISIS PROFIL KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SEKOLAH

DASAR DI KABUPATEN SUMEDANG

Ai Hayati Rahayu1),

Poppy Anggraeni2)

1)

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar STKIP Sebelas April Sumedang 2)

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar STKIP Sebelas April Sumedang

[email protected]

Abstract

Science Process Skills (SPS) are all scientific skills used to acquire, develop, and apply

scientific concepts and theories. SPS mastery is not only useful in science learning but

also for the daily life of the students. Therefore very important mastery of the ability of

the process of science since elementary school age.This study aims to obtain an

overview of the students' science process skill profile. The research method used is

survey method with research subject that is as much as 16 elementary school in

Sumedang regency. Data collection techniques used are test techniques. The data have

been obtained and then analyzed by simple statistical analysis.Based on the results of

research that has been done can be seen that the ability of SPS in elementary school

students in Sumedang regency as a whole is still low that has an average value of 9.8, as

well as for every aspect of SPS it is still low with a percentage of 49.7%. There is no

gender effect on the difference of students' SPS capability because both male and

female students have the same low ability of SPS which is 48.7% and 49.1%

respectively.

Keywords : science process skills, elementary school

Pendahuluan

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berasal dari bahasa Inggris yaitu natural science,

yang artinya ilmu tentang alam, atau ilmu yang mempelajari tentang peristiwa-peristiwa

alam. Sulistyorini (2007) menyatakan dalam proses pembelajaran IPA harus

mengandung tiga dimensi, yaitu : (1) IPA Sebagai Produk, merupakan akumulasi hasil

upaya para perintis sains terdahulu dan umumnya telah tersusun secara lengkap dan

sistematis dalam buku teks; (2) IPA Sebagai Proses, merupakan metode untuk

memperoleh pengetahuan atau merupakan proses untuk mendapatkan sains; (3) IPA

Sebagai Pemupukan Sikap.

Menurut Firman dan Widodo (2007), mutu proses pembelajaran IPA di SD/MI

bukan dilihat dari kedalaman pengetahuan ilmiah yang diajarkan, melainkan dilihat

Page 2: ANALISIS PROFIL KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA …

Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD)

Universitas Syiah Kuala JURNAL PESONA DASAR

Vol. 5 No.2, Oktober 2017, hal. 22- 33

ISSN: 2337-9227

23

sejauh mana pengetahuan yang diajarkan tersebut dapat dicerna peserta didik secara

bermakna, sehingga siswa dapat memahami berbagai peristiwa dan menyelesaikan

berbagai masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-harinya.

Kurikulum 2013 menekankan kepada penguatan proses pembelajaran. Dalam hal

ini siswa diharapkan mencari tahu bukan hanya diberi tahu. Oleh karenanya tahapan-

tahapan proses pembelajaran betul-betul harus diperhatikan dan ditekankan kepada

siswa. Tahapan proses dijabarkan dalam pendekatan saintifik yang sejalan dengan

metode ilmiah dalam pembelajaran sains. Dalam pembelajaran sains bukan hanya

menekankan kepada penguasaan-penguasan produk saja, namun juga penguasaan

keterampilan proses serta sikap ilmiah. Keterampilan proses dalam pembelajaran sains

inilah yang dikenal dengan nama keterampilan proses sains siswa.

Menurut Dahar (1996) keterampilan proses sains (KPS) adalah kemampuan

siswa untuk menerapkan metode ilmiah dalam memahami, mengembangkan dan

menemukan ilmu pengetahuan (Lestari, 2016). Keterampilan proses sains juga bukan

hanya dapat diterapkan dalam proses pembelajaran di kelas, namun juga menjadi bekal

dalam memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan analisis standar

kompetensi mata pelajaran IPA terutama pada kompetensi ilmiahnya, siswa SD perlu

mengetahui keterampilan proses sains.

Keterampilan proses sains adalah salah satu keterampilan berpikir yang paling

sering digunakan (Aydoğdu, Tatar, Yıldız-Feyzioğlu & Buldur, 2012; Gagne, 1965),

selain itu Rillero (1998) menekankan bahwa individu yang tidak dapat menggunakan

KPS akan mengalami kesulitan dalam kehidupan sehari-hari, karena keterampilan ini

tidak hanya digunakan selama pendidikan, tapi juga digunakan dalam kehidupan sehari-

hari. Kazeni (2005) perkembangan keterampilan sains memungkinkan siswa

mendapatkan keterampilan yang diperlukan untuk memecahkan masalah sehari-hari

(Aydoğdu, Erkol dan Erten, 2014).

Namun kenyataannya di lapangan ternyata keterampilan proses sains siswa

masih rendah. Masih lemahnya Keterampilan Proses Sains (KPS) diperkuat hasil

penelitian Anam (2014) yang melakukan penelitian terhadap tiga puluh (30) siswa

perwakilan dari 30 MI di Kabupaten Sumedang pada kegiatan Kompetensi Sains

Madrasah (KSM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa empat (4) jenis keterampilan

proses rata-rata siswa yakni mengamati, merencanakan percobaan,

Page 3: ANALISIS PROFIL KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA …

Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD)

Universitas Syiah Kuala JURNAL PESONA DASAR

Vol. 5 No.2, Oktober 2017, hal. 22- 33

ISSN: 2337-9227

24

mengklasifikasikan, dan membuat tabel berada pada kategori kurang mahir, serta tidak

mahir pada keterampilan menyimpulkan.

Demiakian juga hasil penelitian Sukarno, Permanasari dan Hamidah (2013)

menyatakan bahwa keterampilan proses sains siswa SMP di Jambi pada keterampilan

membuat kesimpulan, mengobservasi, memprediksi, mengukur dan mengklasifikasi

masih rendah.

Berdasarkan paparan diatas mengenai pentingnya keterampilan proses sains bagi

siswa, dengan demikian dirasa perlu untuk melakukan penelitian mengenai “Analisis

Profil Keterampilan Proses Sains Siswa Sekolah Dasar di Kabupaten Sumedang”.

Menurut Science - A Process Approach (SAPA) dalam Padilla (1990)

keterampilan proses sains ini didefinisikan sebagai seperangkat kemampuan yang dapat

dipindahtangankan secara luas, sesuai dengan banyak disiplin sains dan mencerminkan

perilaku ilmuwan. SAPA mengelompokkan keterampilan proses menjadi dua, yaitu

tipe-basic dan integrated. Keterampilan proses dasar (sederhana) memberikan landasan

untuk belajar keterampilan terpadu (lebih kompleks).

Keterampilan proses sains dasar ini meliputi keterampilan mengamati, membuat

dugaan (inferring), mengukur, berkomunikasi, mengelompokkan, dan memprediksi.

Sedangkan keterampilan proses terpadu meliputi mengontrol variabel, mendefinisikan

secara operasional, merumuskan hipotesis, menafsirkan data, bereksperimen, dan

merumuskan model (Padilla, 1990).

Sedangkan Jingks (1997) memberikan daftar dari tiga belas proses sains yang

dianjurkan oleh American Association for the Advancement of Science (AAAS). Delapan

proses pertama disebut "proses dasar" dan sesuai untuk anak-anak di kelas utama. Lima

yang terakhir disebut "proses terpadu" dan lebih sesuai untuk anak-anak di kelas empat

dan di atas.

1. Observasi/ Pengamatan, dapat didefinisikan sebagai pengumpulan informasi

melalui penggunaan salah satu, atau kombinasi dari lima indra dasar; penglihatan,

pendengaran, sentuhan, rasa, dan bau.

2. Pengukuran adalah pengamatan yang dilakukan lebih spesifik dengan

membandingkan beberapa atribut suatu sistem dengan standar acuan.

Page 4: ANALISIS PROFIL KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA …

Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD)

Universitas Syiah Kuala JURNAL PESONA DASAR

Vol. 5 No.2, Oktober 2017, hal. 22- 33

ISSN: 2337-9227

25

3. Klasifikasi adalah proses mengelompokkan objek berdasarkan sifat yang dapat

diamati. Benda yang memiliki karakteristik tertentu dapat dikatakan termasuk

dalam rangkaian yang sama.

4. Kuantifikasi mengacu pada proses menggunakan angka untuk mengekspresikan

pengamatan daripada hanya mengandalkan deskripsi kualitatif.

5. Inferring/ menyimpulkan adalah proses inventif dimana asumsi penyebab

dihasilkan untuk menjelaskan kejadian yang diamati.

6. Memprediksi, proses ini berkaitan dengan memproyeksikan kejadian berdasarkan

sekumpulan informasi.

7. Hubungan, keterampilan proses hubungan berhubungan dengan interaksi variabel.

8. Mengkomunikasikan, proses ini sebenarnya mengacu pada sekelompok

keterampilan, yang kesemuanya merupakan bentuk pelaporan data yang sistematis.

9. Menafsirkan data, proses ini mengacu pada kemampuan intrinsik untuk mengenali

pola dan asosiasi di dalam suatu data.

10. Mengontrol variabel, prosesnya adalah usaha untuk mencapai keadaan atau kondisi

dimana dampak satu variabel terekspos dengan jelas.

11. Definisi operasional, fungsi utama definisi operasional adalah menetapkan

parameter penyelidikan atau kesimpulan dalam upaya untuk mendapatkan tingkat

objektivitas yang lebih tinggi.

12. Hipotesa, adalah proses mental intrinsik dan kreatif daripada perilaku yang lebih

lurus ke depan dan jelas.

13. Percobaan, proses ini merupakan pendekatan sistematis untuk memecahkan suatu

masalah.

Semiawan (2007) menyatakan bahwa keterampilan proses sains adalah

keterampilan fisik dan mental terkait kemampuan-kemanpuan dasar yang dimiliki,

dikuasi dan diaplikasikan dalam suatu kegiatan ilmiah, sehingga ilmuwan dapat

menemukan sesuatu yang baru (Devi, 2010). Toharudin, Hendrawati dan Rustaman

(2011) mendefinisikan keterampilan proses sains sebagai seluruh keterampilan ilmiah

yang digunakan untuk menemukan konsep atau prinsip atau teori dalam rangka

mengembangkan konsep yang telah ada atau menyangkal penemuan sebelumnya.

Menurut Rustaman (2003) dalam Lestari (2016), keterampilan proses adalah

keterampilan yang melibatkan keterampilan-keterampilan kognitif atau intelektual,

Page 5: ANALISIS PROFIL KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA …

Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD)

Universitas Syiah Kuala JURNAL PESONA DASAR

Vol. 5 No.2, Oktober 2017, hal. 22- 33

ISSN: 2337-9227

26

manual dan sosial. Keterampilan kognitif terlibat karena dengan melakukan

keterampilan proses siswa menggunakan pikirannya, sedangkan keterampilan manual

jelas terlibat karena mereka melibatkan penggunaan alat dan bahan, pengukuran,

penyusunan atau perakitan alat, dan keterampilan sosial terlibat karena mereka

berinteraksi dengan sesamanya dalam melaksanakan kegiatan belajar-mengajar.

Jadi keterampilan proses sains merupakan keterampilan-keterampilan ilmiah

yang dapat digunakan dalam kegiatan ilmiah untuk menemukan sesuatu, yang meliputi

keterampilan proses sains dasar dan keterampilan proses sains terpadu. Dalam

penelitian ini keterampilan proses yang digunakan meliputi mengamati, mengukur,

mengklasifikasikan, membuat hipotesis, menginterpretasi data, mengidentifikasi

variabel, memprediksikan, melakukan eksperimen, menyimpulkan dan

mengkomunikasikan (Devi, 2010).

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode survey. Lokasi penelitian dilaksanakan di

Kabupaten Sumedang. Subjek penelitian terdiri dari sejumlah Sekolah Dasar dengan

menggunakan teknik sampling random. Setiap sekolah diambil 1 kelas, yaitu siswa

kelas V dari 16 Sekolah Dasar di kabupaten Sumedang. Pengumpulan data dari subjek

penelitian dilakukan melalui tes soal KPS terhadap siswa yang ada di Kabupaten

Sumedang. Tes terdiri atas 20 butir soal, digunakan untuk mengukur kemampuan

keterampilan proses sains yang terdiri dari sepuluh aspek KPS yaitu mengamati,

mengukur, mengkasifikasikan, membuat hipotesis, menginterpretasi data,

mengidentifikasi variabel, memprediksikan, melakukan ekperimen, menyimpulkan dan

mengkomunikasikan. Soal KPS dikembangkan dan diberikan setelah melalui validasi

ahli (judment expert).

Data yang diperoleh dari hasil tes KPS siswa kemudian dianalisis dengan

menggunakan teknik analisis statistika sederhana dan dikategorikan berdasarkan tabel

berikut.

Page 6: ANALISIS PROFIL KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA …

Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD)

Universitas Syiah Kuala JURNAL PESONA DASAR

Vol. 5 No.2, Oktober 2017, hal. 22- 33

ISSN: 2337-9227

27

Tabel 1. Kategori Penilaian Keterampilan Proses Sains Siswa

Nilai Kategori

0-5 Sangat Rendah

6-10 Rendah

11-15 Sedang

16-20 Tinggi

Adapun untuk mengetahui kemampuan dari setiap aspek KPS siswa digunakan

rumus rumus sebagai berikut.

Persentase =

x 100%

Nilai persentase yang diperoleh kemudian dikategorikan berdasarkan tabel

berikut.

Tabel 2. Kategori Keterampilan Proses Sains Siswa

Nilai (%) Kategori

0 – 25 Sangat Rendah

26 – 50 Rendah

51 – 75 Sedang

76 - 100 Tinggi

Hasil Penelitian dan Pembahasan

1. Keterampilan Proses Sains Siswa Secara Umum

Data mengenai Keterampilan Proses Sains siswa Sekolah Dasar di Kabupaten

Sumedang diperoleh setelah siswa menjawab sejumlah soal KPS yang diberikan secara

individu. Analisis pertama dilakukan dengan menghitung banyaknya jawaban benar

siswa dan mengelompokan siswa berdasarkan hasil jawaban benar tersebut sesuai

dengan kategori yang telah ditentukan. Untuk lebih jelasnya hasil kemapuan KPS siswa

setiap Sekolah Dasar yang diteliti dapat dilihat pada tabel 3 berikut ini.

Tabel 3. Profil KPS Siswa Setiap SD di Kabupaten Sumedang

Nama

Sekolah

Jumlah

Siswa

KPS siswa Nilai Rata-

Rata KPS Sangat

rendah

Rendah Sedang Tinggi

SD1 34 0 9 19 6 12,6

SD2 36 0 22 13 1 10,0

SD3 30 0 17 12 1 10,2

SD4 18 1 15 1 1 8,4

SD5 21 2 13 6 0 9,2

SD6 33 3 24 5 1 8,4

SD7 21 2 13 5 1 9,4

SD8 24 1 13 9 1 9,3

Page 7: ANALISIS PROFIL KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA …

Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD)

Universitas Syiah Kuala JURNAL PESONA DASAR

Vol. 5 No.2, Oktober 2017, hal. 22- 33

ISSN: 2337-9227

28

SD9 38 3 18 15 2 10,2

SD10 25 3 13 8 1 9,3

SD11 17 0 11 6 0 9,4

SD12 22 0 13 6 3 10,6

SD13 21 1 14 5 1 9,5

SD14 23 1 10 11 1 10,1

SD 15 26 0 13 13 0 11,0

SD16 25 0 16 9 0 9,8

Total 414 17 234 143 20 157,4

Persentase - 4,1 56,5 34,5 4,8 9,8

Kategori Rendah

Berdasarkan pada tabel diatas dapat diketahui bahwa ada 7 sekolah dasar yang

memiliki nilai KPS di atas nilai rata-rata KPS siswa secara keseluruhan. Namun

demikian hanya ada 2 sekolah dasar yang menunjukkan KPS siswanya memiliki

kategori sedang.

Adapun hasil persentase KPS siswa Sekolah Dasar secara keseluruhan dapat

dilihat pada grafik berikut ini.

Gambar 1. Grafik Persentase KPS Siswa SD di Kabupaten Sumedang

Berdasarkan tabel dan grafik di atas dapat diketahui bahwa jumlah siswa yang

terbanyak memiliki KPS dengan kategori rendah, demikian juga apabila ditinjau dari

nilai rata-rata KPS siswa yang hanya mencapai 9,8. Dengan demikian secara

keseluruhan dapat disimpulkan bahwa KPS siswa SD di Kabupaten Sumedang masih

rendah.

Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Sukarno, Permanasari, dan Hamidah

(2013) yang menyatakan bahwa rendahnya KPS siswa disebabkan oleh banyak faktor,

[]%

[]%

[]%

[];%

Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi

Page 8: ANALISIS PROFIL KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA …

Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD)

Universitas Syiah Kuala JURNAL PESONA DASAR

Vol. 5 No.2, Oktober 2017, hal. 22- 33

ISSN: 2337-9227

29

diantaranya 1) rendahnya kemampuan KPS guru; 2) kurangnya bahan ajar yang

mengembangkan dan meningkatkan KPS siswa; 3) kurangnya panduan dalam

menyusun alat penilaian yang berbasis KPS baik untuk guru maupun untuk siswa.

Padahal menurut Aydoğdu, Tatar, Yıldız-Feyzioğlu & Buldur, (2012) ; Gagne,

(1965), keterampilan proses sains adalah salah satu keterampilan berpikir yang paling

sering digunakan, selain itu Rillero (1998) menekankan bahwa individu yang tidak

dapat menggunakan KPS akan mengalami kesulitan dalam kehidupan sehari-hari

(Aydoğdu, Erkol dan Erten, 2014). Hal ini menunjukkan betapa pentingnya

keterampilan proses sains untuk dikembangkan dan dimiliki oleh setiap siswa di

Sekolah Dasar.

2. Keterampilan Proses Sains Siswa Untuk Setiap Aspek KPS

Berdasarkan pada tabel 3 maka analisis selanjutnya adalah menganalisis jawaban

benar siswa tersebut dan mengelompokkannya ke dalam setiap aspek KPS. Untuk

mengetahui sejauhmana KPS siswa SD di Kabupaten Sumedang untuk setiap aspek

KPS dapat dilihat pada tabel 4 berikut ini.

Tabel 4. Profil Setiap Aspek KPS Siswa SD di Kabupaten Sumedang

No. Aspek KPS Jumlah

Benar

Persentase

(%)

Kategori

1. Mengamati 494 60 Sedang

2. Mengukur 242 29 Rendah

3. Mengklasifikasikan 530 64 Sedang

4. Membuat hipotesis 446 54 Sedang

5. Menginterpretasi Data 421 51 Sedang

6. Mengidentifikasi

Variabel

378 46 Rendah

7. Memprediksikan 582 70 Sedang

8. Melakukan

Eksperimen

335 40 Rendah

9. Menyimpulkan 355 43 Rendah

10. Mengkomunikasikan 331 40 Rendah

Jumlah 4114 49,7 Rendah

Page 9: ANALISIS PROFIL KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA …

Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD)

Universitas Syiah Kuala JURNAL PESONA DASAR

Vol. 5 No.2, Oktober 2017, hal. 22- 33

ISSN: 2337-9227

30

Gambar 2. Grafik KPS siswa untuk setiap aspek KPS

Berdasarkan pada tabel dan gafik tersebut, dapat diketahui bahwa dari sepuluh

aspek KPS yang diujikan dalam soal tes, hanya ada lima aspek yang muncul dengan

kategori sedang dan sisanya berada pada kategori rendah. Aspek KPS siswa yang

muncul pada kategori sedang yaitu aspek mengamati, mengkasifikasikan, membuat

hipotesis, menginterpretasi data dan memprediksikan. Sedangkan aspek KPS siswa

yang muncul pada kategori rendah adalah aspek mengukur, mengidentifikasi variabel,

melakukan eksperimen, menyimpulkan, dan mengkomunikasikan.

Hal ini menunjukkan bahwa KPS siswa Sekolah Dasar di Kabupaten Sumedang

untuk setiap aspeknya secara umum berada pada kategori rendah, dimana rata-rata siswa

hanya mampu menjawab dengan benar sebanyak 49,7% dari setiap aspek KPS yang

diujikan.

Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa KPS siswa baik KPS dasar

maupun KPS terpadu masih rendah. Hal ini memperkuat hasil penelitian Sukarno,

Permanasari dan Hamidah (2013) yang menyatakan bahwa keterampilan proses sains

siswa SMP di Jambi pada keterampilan membuat kesimpulan, mengobservasi,

memprediksi, mengukur dan mengklasifikasi masih rendah.

3. Keterampilan Proses Sains siswa Bedasarkan Gender

Untuk memperoleh gambaran mengenai KPS siswa berdasarkan gendernya,

maka analisis selanjutnya adalah mengelompokkan jawaban benar siswa tersebut

berdasarkan gendernya dan mengelompokkannya ke dalam setiap aspek KPS. Untuk

60 29

64 54

51 46

70 40

43 40

49.7

0 10 20 30 40 50 60 70 80

Mengamati

Mengklasifikasikan

Interpretasi Data

Memprediksikan

Menyimpulkan

Jumlah

Persentase

Asp

ek K

PS

Page 10: ANALISIS PROFIL KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA …

Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD)

Universitas Syiah Kuala JURNAL PESONA DASAR

Vol. 5 No.2, Oktober 2017, hal. 22- 33

ISSN: 2337-9227

31

lebih jelasnya mengenai KPS siswa berdasarkan gendernya dapat dilihat pada tabel 5.

berikut ini.

Tabel 5. Profil Data KPS Siswa SD di Kabupaten Sumedang berdasarkan gender

Gambar 3. Grafik KPS siswa berdasarkan gender

Berdasarkan pada tabel dan gambar tersebut dapat diketahui bahwa KPS siswa

laki-laki dan perempuan dalam setiap aspek KPS memiliki jumlah persentase yang

berbeda, namun keduanya memiliki kategori yang sama. Baik siswa laki-laki maupun

siswa perempuan sama-sama memiliki KPS pada kategori sedang untuk aspek

mengamati, mengklasifikasikan, membuat hipotesis, dan memprediksikan. Sedangkan

64

27

61 57 50

44

67

42 39 37 48.7

57

31

67

51

34

47

74

40 47 43

49.1

01020304050607080

Per

sen

tase

Aspek KPS siswa

Laki-laki

Perempuan

No.

Aspek KPS

Laki-Laki

(%)

Kategori Perempuan

(%)

Kategori

1 Mengamati 64 Sedang 57 Sedang

2 Mengukur 27 Rendah 31 Rendah

3 Mengklasifikasikan 61 Sedang 67 Sedang

4 Membuat hipotesis 57 Sedang 51 Sedang

5

Menginterpretasi

Data 50

Rendah

34

Rendah

6

Mengidentifikasi

Variable

44

Rendah 47

Rendah

7 Memprediksikan 67 Sedang 74 Sedang

8

Melakukan

Eksperimen

42

Rendah 40

Rendah

9 Menyimpulkan 39 Rendah 47 Rendah

10 Mengkomunikasikan 37 Rendah 43 Rendah

Rata-rata KPS 48,7 Rendah 49,1 Rendah

Page 11: ANALISIS PROFIL KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA …

Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD)

Universitas Syiah Kuala JURNAL PESONA DASAR

Vol. 5 No.2, Oktober 2017, hal. 22- 33

ISSN: 2337-9227

32

untuk aspek mengukur, menginterpretasi data, mengidentifikasi variabel, melakukan

eksperimen, menyimpulkan dan mengkomunikasikan berada pada kategori rendah.

Persentase rata-rata KPS siswa laki-laki dan perempuan juga menunjukkan hasil

yang tidak terlalu jauh bebeda, yaitu masing-masing mencapai 48,1% dan 49,1%, dan

keduanya sama-sama berada pada kategori rendah. Dengan demikian dapat diketahui

bahwa baik siswa laki-laki mamupun siswa perempuan memiliki kemampuan KPS yang

masih rendah. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh gender terhadap

perbedaan tingkat KPS siswa di Kabupaten Sumedang.

Dengan demikian diperlukan suatu proses pembelajaran yang mampu

menumbuhkan dan mengembangkan KPS siswa, dimana guru dituntut untuk mampu

merancang dan menciptakan suatu proses pembelajaran IPA yang mampu

mengembangkan KPS siswanya. Sehingga baik KPS dasar maupun KPS terpadu siswa

dapat ditingkatkan. Hal ini sesuai pendapat Rustaman (2003) dalam Lestari (2016) yang

menyatakan bahwa keterampilan proses perlu dikembangkan melalui pengalaman-

pengalaman langsung sebagai pengalaman belajar. Karena melalui pengalaman

langsung, seseorang dapat lebih menghayati proses atau kegiatan yang sedang

dilakukan.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :

1. Keterampilan proses sains siswa Sekolah Dasar di Kabupaten Sumedang secara

keseluruhan masih rendah yaitu hanya memiliki nilai rata-rata KPS sebesar 9,8.

2. Keterampilan proses sains siswa Sekolah Dasar di Kabupaten Sumedang untuk

setiap aspek KPS-nya masih rendah, yaitu dengan persentase sebesar 49,7%.

3. Tidak ada pengaruh gender terhadap perbedaan keterampilan proses sains siswa,

karena baik siswa laki-laki maupun siswa perempuan sama-sama memiliki

kemampuan KPS yang masih rendah yaitu masing-masing sebesar 48,7% dan

49,1%.

4. Keterampilan proses sains siswa yang masih rendah ini tentunya menuntut guru

untuk mampu merencanakan dan melaksanakan suatu proses pembelajaran IPA

yang mampu mengembangkan KPS siswa Sekolah Dasar.

Page 12: ANALISIS PROFIL KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA …

Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD)

Universitas Syiah Kuala JURNAL PESONA DASAR

Vol. 5 No.2, Oktober 2017, hal. 22- 33

ISSN: 2337-9227

33

Referensi

Anam, R. S., (2014). Analisis Keterampilan Proses sains Siswa Madrasah Ibtidaiyah di

Kabupaten Sumedang. Prosiding Konfrensi Pendidikan Dasar SPs UPI 2014:

Pendidikan Berkualitas Dalam Membangun Generasi Emas 2045. Halaman 274-

282.

Aydoğdu, B., Erkol, M., And Erten, N. (2014). “The Investigation Of Science Process

Skills Of Elementary School Teachers In Terms Of Some Variables: Perspectives

From Turkey”. Asia-Pacific Forum On Science Learning And Teaching. Volume

15, Issue 1, Article 8. [Online]. https://www.eduhk.hk. [05 Agustus 2017].

Devi, P. K. (2010). Keterampilan Proses dalam Pembelajaran IPA untuk Guru SD.

Pusat pengembangan Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan Ilmu

Pengetahuan Alam (PPPPTK IPA) untuk program bermutu.

Jinks, J., (1997). The Science Processes. [Online]. Http://My.Ilstu.Edu. [13 April

2017].

Lestari, T. P. (2016). Keterampilan Dasar IPA/Keterampilan Proses Sains. [Online].

http://lestarysnote.blogspot.co.id. [21 Agustus 2017].

Padilla, M. J., (1990). The Science Process Skills. Research Matters - To The Science

Teacher No. 9004. [Online].

https://www.narst.org/publications/research/skill.cfm. [01 Agustus 2017]

Sukarno, Permanasari, A., dan Hamidah, I., (2013). The Profile of Science Process

Skills (SPS) Students at Secondary High School (Case Study in Jambi).

International Journal of Scientific Engineering and Research (IJSER). ISSN

[Online] 2347-3878 Vol I Isue 1 September 2013. www.ijser.in. [12 April 2016].

Sulistyorini. (2007). Model Pembelajaran IPA Sekolah Dasar dan Penerapannya dalam

KTSP. Yogyakarta: Tiara Wacana.

Toharudin, Hendrawati, S., dan Rustaman, A. (2011). Membangun Literasi Sains

Peserta Didik. Humaniora. Bandung.

Widodo, A. dan Firman H. (2007). Buku Panduan Pendidik Ilmu Pengetahuan Alam

Sekolah Dasar. Pusat Perbukuan : Departemen Pendidikan Nasional.

Rustaman, (2003). Kemampuan Dasar Bekerja Ilmiah dalam Sains. Makalah pada

pendidikan Biologi-FKIP Unpas Bandung. Tidak Diterbitkan.