ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERBANKAN SEBELUM DAN …digilib.unila.ac.id/27006/3/SKRIPSI TANPA BAB...
Transcript of ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERBANKAN SEBELUM DAN …digilib.unila.ac.id/27006/3/SKRIPSI TANPA BAB...
ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERBANKAN
SEBELUM DAN SESUDAH MERGER
(Skripsi)
Oleh
NITA DIAN MAWATI
FAKULTAS EKONOIMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2017
ABSTRACT
ANALYSIS OF BANKING FINANCES PERFORMANCE
BEFORE AND AFTER MERGER
By
NITA DIAN MAWATI
Business tendency to carry out merger and acquisition, is also happened to
finances business including banking. In Indonesia, consolidation process of
banking is executed through Indonesian Banking Architecture (IBA). There is
existance of banking finances performance’ differences which are measured by
finances ratio (LDR, TATO, CAR, ROA, PER, and abnormal return) after
carrying out merger to the bank which does not carry out merger, thus the aim of
this research is to examine and analyze of banking finances performance to the
merger. This research uses secondary data with analysis instrument in form of
difference analysis.
The research result shows that variable of LDR, TATO, ROA, and abnormal
return, there is no difference between the previous and after the merger is
significant. While variable of CAR and PER before and after the merger, there is
significant difference. This proves that banking after merger in Indonesia which
has carried out merger since 2005, still can not execute intermediate function
optimally and the merger problem is not only about finances problem, but also
related to non-finances problem.
Key Words : Finances Performance, Merger, Difference Analysis.
ABSTRAK
ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERBANKAN
SEBELUM DAN SESUDAH MERGER
Oleh
Nita Dian Mawati
Kecenderungan bisnis untuk melakukan merger dan akuisisi, terjadi juga pada
bisnis keuangan termasuk bank. Di Indonesia, proses konsolidasi perbankan
dilakukan melalui Arsitektur Perbankan Indonesia (API). Terdapat perbedaan
kinerja keuangan bank yang diukur dengan rasio keuangan (LDR, TATO, CAR,
ROA, PER dan abnormal return) setelah melakukan merger dengan bank yang
tidak melakukan merger, maka maksud dari penelitian ini adalah untuk menguji
dan menganalisis kinerja keuangan perbankan terhadap peristiwa merger.
Penelitian ini menggunakan data sekunder dengan alat analisis berupa uji beda.
Hasil penelitian menunjukkan variabel LDR, TATO, ROA dan abnormal return,
tidak terdapat perbedaan antara sebelum dan sesudah merger yang signifikan.
Variabel CAR dan PER sebelum dan sesudah merger, terdapat perbedaan secara
signifikan. Hal ini membuktikan bahwa bank pasca merger di Indonesia yang
telah melakukan merger sejak Tahun 2005, belum dapat melakukan fungsi
intermediasi secara optimal dan persoalan merger bukan merupakan permasalahan
keuangan semata-mata, tetapi juga kepada persoalan non finansial.
Kata Kunci : Kinerja Keuangan, Merger, Uji Beda.
ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERBANKAN
SEBELUM DAN SESUDAH MERGER
Oleh
NITA DIAN MAWATI
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar
SARJANA EKONOMI
Pada
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG
FAKULTAS EKONOIMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2017
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Tulang Bawang, pada tanggal 24 Juli 1995, sebagai anak
ketiga dari lima bersaudara, dari Bapak Burwawi dan Ibu Nur Aini. Pendidikan
Sekolah Dasar (SD) diselesaikan di SDN 03 Kibang Yekti Jaya, Tulang Bawang
Barat pada Tahun 2007, Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMPN 03 Lambu
Kibang, Tulang Bawang Barat pada Tahun 2010, dan Sekolah Menengah Atas
(SMA) di SMAN 15 Bandar Lampung pada Tahun 2013.
Tahun 2013, penulis terdaftar sebagai mahasiswi Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung. Selama menjadi mahasiswi penulis
pernah menjadi anggota Kelompok Studi Pasar Modal (KSPM) di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung sekaligus menjadi kakak tutor di
Kelompok Studi Pasar Modal (KSPM). Penulis juga aktif di Organisasi Badan
Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Lampung sebagai Staf Kementrian Luar
Negeri. Penulis juga telah mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN) pada Tahun 2016
selama 60 hari di Desa Way Narta, Kecamatan Pesisir Barat, Kabupaten Pesisir
Utara.
SANWACANA
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi
dengan judul “Analisis Kinerja Keuangan Perbankan Sebelum dan Sesudah
Merger” adalah salah satu syarat menyelesaikan studi Strata Satu Ilmu Ekonomi
di Universitas Lampung.
Proses pembelajaran yang penulis alami selama ini memberikan kesan dan makna
mendalam bahwa ilmu dan pengetahuan yang dimiliki penulis masih sangat
terbatas. Bimbingan, keteladanan, dan bantuan dari berbagai pihak yang diperoleh
mempermudah proses pembelajaran tersebut. Untuk itu dengan segala kerendahan
hati, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Satria Bangsawan, S.E., M.Si., selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
2. Ibu Dr. R. R. Erlina, S.E., M.Si. dan Ibu Yuningsih, S.E., M.M., selaku
Ketua dan Sekretaris Jurusan Manajeman Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Lampung.
3. Ibu Faila Shofa, S.E., M.S.M., selaku Pembimbing Akademik Jurusan
Manajeman Fakultas Ekonomi dan Bisnis.
4. Bapak Prof. Dr. Mahatma Kufepaksi, S.E., M.Sc., selaku Pembimbing
Utama dan Ibu R. A. Fiska Huzaimah, S.E., M.Si., selaku Pembimbing
Pendamping. Terima kasih atas kesediaan dan kesabarannya dalam
memberikan bimbingan, saran, dan kritik dalam proses penyelesaian skripsi.
5. Bapak Dr. Irham Lihan, S.E., M.Si., selaku Penguji Utama dalam ujian
skripsi yang telah memberikan masukan dan saran untuk memperbaiki
penelitian ini dengan benar, sehingga skripsi ini menjadi lebih baik.
6. Seluruh Dosen Pengajar dan Staf Akademik Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Lampung.
7. Kepada orang tua tercinta, Ibuku Nur Aini dan Ayahku Burwawi, Kakakku
Ahmad Huzaini, S.H., Rita Wati dan Adikku Adian Wahyu, Ayon Albari
yang senantiasa selalu mendoakanku setiap waktu, memberikan semangat,
motivasi, nasihat, pengorbanan, dan selalu menyayangiku dengan hati yang
tulus. Insyallah atas izin Allah SWT penulis akan terus berusaha dalam
menggapai kesuksesan, untuk membuat kalian bangga dan bahagia dimasa
yang akan datang.
8. Kepada sahabat-sahabat sedari awal perkuliahan, Indah Intan Sari, Ravicha
Aspuja Dewi, Musiana, Ike Rahayu, Rifati Hanifa, Dian Riyanti HZ,
Shaaliladini Nasution, Irlan Ruari, Ivan, Faris, Bobby, Gusti, Dio, Iqbal,
Roby, Mirza, Anandha, Ilma, Fessy, Neneng, Riri, Elsa, Mawar, Liyana,
Synta, Betris, Eka, Ajeng, Renaka, Dwi eka, Dewi Eka yang selalu
menemani dan membantu penulis selama menjalani dunia perkuliahan
sampai menyelesaikan Skripsi ini. Terima kasih, semoga persahabatan kita
akan selalu baik sampai mencapai kesuksesan kelak, amin.
9. Kepada sahabat BEM UNILA, Musi, Ratu, Desti, Renata, Herda, Bram,
Huda, Mba Nahdia, Mba Marel, Kak Riko. Kepada sahabat KSPM FEB,
Kak Dany, Ferly, Pandu, Mba Mentari, Cinta, Danty, Arum, Fidoh dll yang
selalu memberikan semangat, motivasi, dukungan, dan doanya. Terima kasih
atas segala kebaikan yang telah kalian berikan selama ini.
10. Seluruh teman-teman SMAN 15 Bandar Lampung, Reta Nisa Mentari, Ayu
Citra Karlena, Della Elita Sondi, Panca Puspita Oktiari, Adhe Rahma Putri,
Jesica Melsa Yolanda, Silvia Berlin, Sondang, Tisya Mona dll yang tidak
bisa disebutkan satu persatu. Terima kasih, semoga persahabatan kita akan
selalu baik sampai mencapai kesuksesan kelak, amin.
Semoga Allah SWT senantiasa memberikan kasih sayang dan perlindungannya
kepada kita semua. Akhir kata, penulis mohon maaf jika terdapat kekurangan
dalam skripsi ini. Semoga bermanfaat.
Bandar Lampung, 08 Juni 2017
Penulis,
Nita Dian Mawati
i
DAFTAR ISI
COVER
DAFTAR ISI ..................................................................................................... i
DAFTAR TABEL ............................................................................................. iii
DAFTAR GAMBAR......................................................................................... iv
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... v
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................ 1B. Rumusan Masalah ................................................................................... 8C. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 9D. Manfaat Penelitian ................................................................................... 9
II. KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS
A. Landasan Teori ......................................................................................... 11B. Pengertian Merger .................................................................................... 16
1. Motif Merger....................................................................................... 162. Tujuan Melakukan Merger.................................................................. 163. Bentuk-bentuk Merger ........................................................................ 184. Manfaat dan Resiko Merger................................................................ 205. Kelebihan dan Kekurangan Merger .................................................... 226. Beda Merger dan Akuisisi................................................................... 227. Alasan-alasan Melakukan Merger dan Akuisisi ................................. 238. Tahapan Merger .................................................................................. 239. Pengukuran Keberhasilan Merger....................................................... 25
C. Analisis Kinerja Keuangan....................................................................... 271. Pengertian Kinerja Keuangan ............................................................. 272. Kinerja Keuangan Bank ...................................................................... 303. Profitability Analysis........................................................................... 31
D. Penelitian Terdahulu ................................................................................ 33E. Rerangka Pemikiran dan Pengembangan Hipotesis ................................. 35
ii
III. METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian......................................................................................... 40B. Definisi Operasional Variabel Penelitian ................................................. 40C. Populasi dan Sampel Penelitian ............................................................... 44
1. Populasi ............................................................................................... 442. Sampel................................................................................................. 44
D. Teknik Pengumpulan Data ....................................................................... 46E. Metode Analisis Data ............................................................................... 46
1. Statistik Deskriptif .............................................................................. 462. Uji Asumsi Klasik ............................................................................... 473. Uji Beda .............................................................................................. 48
F. Pengujian Hipotesis .................................................................................. 48Uji Paired Sample T-Test........................................................................ 48
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Perusahaan.................................................................. 491. Bank Artha Graha Internasional Tbk .................................................. 492. Bank Windu Kentjana Tbk.................................................................. 503. Bank CIMB Niaga Tbk ....................................................................... 514. Bank UOB Indonesia Tbk................................................................... 535. Bank OCBC NISP Tbk ....................................................................... 55
B. Statistik Deskriptif.................................................................................... 571. Loan to Deposit Ratio ......................................................................... 582. Total Assets Turn Over ....................................................................... 583. Capital Adequacy Ratio ...................................................................... 594. Return on Assets .................................................................................. 605. Price Earnings Ratio........................................................................... 616. Average Abnormal Return................................................................... 62
C. Uji Normalitas .......................................................................................... 62D. Uji Paired Sample T-Test......................................................................... 62E. Pengujian Hipotesis .................................................................................. 66
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan .................................................................................................. 68B. Saran ......................................................................................................... 69
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Perbedaan Merger dan Akuisisi ............................................................. 23
2.2 Penelitian Terdahulu .............................................................................. 34
3.1 Operasional Variabel.............................................................................. 44
3.2 Data Sampel Sub Sektor Bank ............................................................... 45
4.1 Statistik Deskriptif Variabel LDR.......................................................... 58
4.2 Statistik Deskriptif Variabel TATO....................................................... 59
4.3 Statistik Deskriptif Variabel CAR ......................................................... 60
4.4 Statistik Deskriptif Variabel ROA ......................................................... 60
4.5 Statistik Deskriptif Variabel PER .......................................................... 61
4.6 Statistik Deskriptif Variabel Average Abnormal Return ....................... 62
4.7 Uji Paired Sample T-Test....................................................................... 63
4.8 Kesimpulan Hipotesis ............................................................................ 67
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Bagan Rerangka Pemikiran.................................................................... 36
v
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1. Rasio Keuangan Sebelum dan Sesudah Merger.................................... L-1
2. Hasil Uji Normalitas ............................................................................. L-2
3. Hasil Uji Paired Sample T-Test ............................................................ L-5
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Memasuki era globalisasi persaingan usaha semakin ketat. Kondisi tersebut
menuntut suatu perusahaan untuk selalu mengembangkan strategi perusahaan agar
dapat bertahan, berdaya saing dan terus berkembang di tengah gencarnya
persaingan usaha, oleh sebab itu perusahaan perlu mengembangkan suatu strategi
yang tepat agar perusahaan dapat mempertahankan eksistensinya dan dapat
memperbaiki kinerja perusahaan. Strategi tersebut yaitu melalui penggabungan
usaha antara dua perusahaan atau lebih (merger dan akuisisi).
Salah satu cara untuk menjadi perusahaan yang besar dan kuat melalui ekspansi.
Ekspansi perusahaan dapat dilakukan baik dalam bentuk ekspansi internal maupun
ekspansi eksternal. Ekspansi internal terjadi pada saat divisi-divisi yang ada dalam
perusahaan tumbuh secara normal melalui kegiatan menambah kapasitas pabrik,
menambah unit produksi, dan menambah divisi baru (capital budgeting),
sedangkan ekspansi eksternal dapat dilakukan dalam bentuk penggabungan usaha
business combination (Husnan, 1998).
Merger dan akuisisi adalah strategi pertumbuhan eksternal dan merupakan jalur
yang cepat untuk mengakses pasar baru untuk produk baru tanpa harus
membangun dari awal. Merger merupakan penggabungan dua perusahaan atau
2
lebih menjadi satu kekuatan untuk memperkuat posisi perusahaan, sedangkan
akuisisi merupakan pengambil-alihan (take over) sebagian atau keseluruhan
saham atau aset perusahaan lain sehingga perusahaan pengambil-alih mempunyai
hak kontrol atas perusahaan target.
Alasan sebuah perusahaan bergabung dengan perusahaan lain atau membeli
perusahaan lain, karena hal ini (merger dan akuisisi) lebih cepat dan mudah
prosesnya daripada perusahaan tersebut harus membangun unit usaha sendiri.
Faktor yang paling mendasari sebenarnya adalah motif ekonomi, karena jika kita
membeli perusahaan lain, maka pembelian tersebut hanya dapat dibenarkan
apabila pembelian tersebut menguntungkan, namun jika pembelian tersebut
merugikan maka tidak akan terjadi transaksi. Pada hakikatnya transaksi harus
menguntungkan kedua belah pihak. Kondisi saling menguntungkan tersebut akan
terjadi jika dari peristiwa merger dan akuisisi diperoleh sinergi.
Merger dan akuisisi mempunyai dimensi internasional karena adanya penyatuan
ekonomi secara global dan runtuhnya tembok pemisah antara perdagangan dan
investasi. Kecenderungan ini bukan hanya menyebabkan meningkatnya aktivitas
merger secara lintas negara, tetapi juga inovasi organisasi seperti aliansi strategis
untuk mencapai sasaran persaingan yang sama. Merger juga merupakan suatu cara
untuk melakukan pengembangan dan pertumbuhan perusahaan, dan banyak
perusahaan lebih menyukai pertumbuhan secara eksternal (anorganik) melalui
penggabungan usaha (merger) dibandingkan pertumbuhan internal (organik)
melalui capital budgeting (Sudarsanam, 1999).
3
Pada umumnya tujuan dilakukan merger dan akuisisi adalah mendapatkan sinergi
atau nilai tambah. Sinergi merupakan kondisi dimana keadaan secara keseluruhan
lebih besar daripada jumlah masing-masing bagian. Dalam suatu merger, sinergi
dan nilai setelah merger akan melebihi jumlah nilai dari perusahaan-perusahaan
secara terpisah sebelum merger terjadi (Brigham, 2006).
Nilai tambah yang dimaksud tersebut lebih bersifat jangka panjang dibanding nilai
tambah yang hanya bersifat sementara. Ada tidaknya sinergi suatu merger dan
akuisisi tidak dapat dilihat beberapa saat setelah merger dan akuisisi terjadi, tetapi
diperlukan waktu yang relatif panjang. Perubahan yang terjadi setelah suatu
perusahaan melakukan merger dan akuisisi akan tampak pada kinerja perusahaan
dan penampilan finansialnya, hal ini tercermin dalam laporan keuangan
perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi.
Merger dan akuisisi tidak hanya muncul di perbankan negara-negara berkembang
atau yang sedang mengalami krisis tetapi juga bermunculan di negara-negara
maju seperti di Amerika Serikat, Jerman maupun Jepang dengan tujuan ingin
memperoleh keuntungan. Di Indonesia, merger diberlakukan demi harapan
membentuk core banks dengan daya saing yang kuat dan mampu menggerakkan
perekonomian nasional.
Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan dari penelitian Ardiagarini (2010),
menggunakan metode economic value added, dan rasio pasar (price earnings
ratio) sebagai pengukur kinerja keuangan perusahaan. Keberhasilan merger dan
akuisisi yang dilakukan oleh sebuah perusahaan, dapat dilihat dari kinerja
4
perusahaan setelah melakukan merger dan akuisisi terutama kinerja keuangan
perbankan.
Ardiagarini (2010) menganalisis dampak merger dan akuisisi terhadap kinerja
keuangan perusahaan target Tahun 1997-2009, hasilnya menunjukkan bahwa dari
tujuh rasio keuangan net profit margin, return on investment, return on equity,
debt to equity ratio, current ratio, total asset turn over dan earnings per share
hanya current ratio yang menunjukkan perbedaan signifikan, DER juga
menunjukkan perbedaan satu tahun, sedangkan rasio yang lain tidak menunjukkan
adanya perbedaan signifikan.
Widjanarko (2004) melakukan penelitian tentang pengaruh merger dan akuisisi
terhadap kinerja perusahaan manufaktur. Variabel yang digunakan yaitu return on
asset, return on equity, gross profit margin, net profit margin, operating profit
margin, dan debt to equity ratio. Hasilnya menunjukkan bahwa tidak ada
perbedaan yang signifikan pada tingkat kinerja perusahaan manufaktur yang
diukur dengan ROA, ROE, GPM, NPM, OPM, dan DER untuk dua tahun
sebelum dan sesudah diadakannya merger dan akuisisi.
Usadha dan Yasa (2009) melakukan penelitian tentang analisis manajemen laba
dan kinerja keuangan perusahaan pengakuisisi sebelum dan sesudah merger
akuisisi di BEI. Hasilnya menunjukkan bahwa kinerja keuangan yang diukur
dengan current ratio dan ROI secara statistik mengalami penurunan secara
signifikan pasca merger, namun DER mengalami peningkatan nilai yang
signifikan pasca merger, meningkatnya nilai DER pasca merger mencerminkan
kinerja perusahaan mengalami penurunan. Selain itu penelitian ini membuktikan
5
bahwa perusahaan pengakuisisi melakukan tindakan manajemen laba sebelum
pelaksanaan merger akuisisi dengan cara income increasing accrual dan telah
memicu penurunan kinerja perusahaan setelah merger akuisisi.
Penelitian lain dilakukan oleh Sutrisno dan Sumarsih (2004) yang meneliti tentang
return saham sebuah perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi dalam
jangka panjang, hasilnya menunjukkan bahwa merger dan akuisisi berpengaruh
positif atau negatif terhadap return saham tetapi tidak signifikan secara statistik.
Bank merupakan sebuah lembaga yang mempunyai tujuan utama yaitu
mengintermediasi keuangan atau untuk menghimpun dana masyarakat (nasabah)
dan menyalurkan dana serta memberikan pelayanan jasa bank lainnya. Sebagai
badan usaha dalam bidang keuangan yang sangat mengutamakan kepercayaan dari
nasabah dan guna memperlancar kegiatan yang dilakukan oleh perbankan, maka
kinerja yang baik dalam lembaga perbankan tersebut sangatlah penting karena
sangat berpengaruh terhadap kepercayaan nasabah. Profesional dalam kegiatan
suatu lembaga perbankan akan sangat mendukung dalam kesejahteraan para
stakeholder dan tentunya akan meningkatkan nilai lembaga perbankan.
Seiring dengan berkembangnya zaman, untuk memenuhi kebutuhan masyarakat
dalam pengelolahan dana maka sangat dibutuhkan informasi-informasi tentang
kinerja keuangan dalam perbankan. Terdapat beberapa indikator dalam penilaian
kinerja keuangan perbankan. Salah satu sumber menyatakan indikator dasar
penilaian adalah dari laporan keuangan bank yang bersangkutan (Almilia dan
Herdiningtyas, 2005). Laporan keuangan bank yang telah dianalisis lebih lanjut
akan lebih bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkannya. Kegiatan
6
menganalisis laporan keuangan suatu perusahaan maka diperlukan rasio keuangan
sebagai alat pengukuran analisisnya.
Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia (PBI) No.6/10/PBI/2004 Tentang
Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum, penilaian kesehatan bank dan penilaian
kinerja bank biasanya menggunakan metode CAMELS (Capital, Asset,
Management, Earning, Liquidity, dan Sensitivity to market risk). Namun mulai
Januari 2012 seluruh Bank Umum di Indonesia sudah harus menggunakan
pedoman penilaian tingkat kesehatan bank yang terbaru. Berdasarkan Peraturan
Bank Indonesia (PBI) No.13/1/PBI/2011 yaitu: Tentang Penilaian Tingkat
Kesahatan Bank Umum. Pedoman penilaian tingkat kesehatan bank tersebut
menggunakan metode RGEC, yaitu Risk profile, Good corporate governance,
Earning, dan Capital.
Teori merger dan akuisisi berlandaskan atas pertimbangan teori efisiensi dan
struktur pasar. Teori efisiensi menekankan pada sinergi operasi dimana sumber
sinergi operasi adalah penurunan biaya yang terjadi akibat economics of scala
yaitu turunnya biaya per unit akibat peningkatan ukuran atau skala usaha operasi
perusahaan. Tingginya tingkat output menyebabkan biaya per unit turun karena
kapasitas produksi dan sumber daya manusia dapat digunakan secara maksimal,
tetapi setelah skala ekonomi terlewati perusahaan menjadi terlalu besar, sehingga
terjadi kesulitan koordinasi, hal ini mengakibatkan biaya rata-rata per unit output
kembali meningkat (Gaughan 1993 dan Weston 1990).
Peningkatan konsentrasi juga dapat membawa pada monopoli sehingga
meningkatkan kolusi dalam penetapan harga, output, produk (Weston, 1990).
7
Konsep tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa semakin besar skala usaha, akan
semakin efisien karena berbagai upaya dan metode produksi atau sebaliknya.
Begitu pula dengan perusahaan jasa finansial seperti bank sebagai badan usaha,
maka bank akan berperilaku bahwa semakin besar skala operasi usaha sebuah
bank maka akan semakin berkembang karena dapat beroperasi secara efisien.
Pada dasawarsa terakhir, perbankan di berbagai penjuru dunia juga dilanda merger
mania. Di New York pada Tahun 1992, Chemical Bank dan Manufacturers
Hanover melakukan merger sehingga menjadi bank terbesar nomor tiga di AS.
Sementara itu, South NCNB Corporation dan C&S/Sovran Corporation
bergabung membentuk bank baru dengan nama Nations Bank, telah menjadi bank
terbesar ke-4 di AS. Di California, dua bank terbesar, Bank of America dan
Security Pasific bergabung untuk menjadi bank terbesar ke-2. Di Jepang, Bank of
Tokyo dan Mitshubishi Bank bergabung hingga mampu meningkatkan aset sampai
Rp. 1,691 Triliun. Di Spanyol merger antara Banco de Bilbao dan Banco de
Vizcaya pada bulan Oktober 1989 telah terbukti menciptakan bank terbesar di
Spanyol (Kuncoro, 2004).
Arsitektur Perbankan Indonesia (API), secara tidak langsung mendorong bank
yang ada di Indonesia untuk melakukan merger atau menambah modal sehingga
bank akan menjadi lebih kuat, berdaya saing tinggi, mempunyai nilai dan berskala
besar (global). Namun sejauh ini, API masih ditanggapi sebagai wacana oleh
bankir di Indonesia karena penciutan bank masih sulit diterapkan dan belum tentu
bank yang melakukan merger mempunyai profitability yang lebih baik jika
8
dibandingkan dengan bank yang tidak merger, modal dasar dari perusahaan bisnis
diturunkan dari apa yang disebut teori perusahaan yakni mengakui maksimisasi
nilai yang diharapkan sebagai tujuan utama suatu bisnis. Maksimisasi nilai yang
diharapkan adalah penekanannya pada maksimisasi laba yang mencakup
ketidakpastian dan dimensi waktu (Pappas, 1995).
Dari konsep tersebut dapat dinyatakan bahwa nilai perusahaan adalah nilai
sekarang dari laba masa mendatang yang diharapkan, sehingga tujuan utama dari
manajemen diasumsikan sebagai maksimisasi nilai perusahaan. Berdasarkan
uraian tersebut, penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul “ANALISIS
KINERJA KEUANGAN PERBANKAN SEBELUM DAN SESUDAH
MERGER”
B. Rumusan Masalah
Penelitian ini akan meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja keuangan
perbankan sebelum dan sesudah merger di Indonesia, sehingga dapat dirumuskan
berbagai pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Apakah terdapat perbedaan loan to deposit ratio pada periode sebelum dan
sesudah merger ?
2. Apakah terdapat perbedaan total assets turn over pada periode sebelum dan
sesudah merger ?
3. Apakah terdapat perbedaan capital adequacy ratio pada periode sebelum dan
sesudah merger ?
4. Apakah terdapat perbedaan return on assets pada periode sebelum dan
sesudah merger ?
9
5. Apakah terdapat perbedaan price earnings ratio pada periode sebelum dan
sesudah merger ?
6. Apakah terdapat perbedaan abnormal return pada periode sebelum dan
sesudah merger ?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui perbedaan loan to deposit ratio pada periode sebelum dan
sesudah merger.
2. Untuk mengetahui perbedaan total assets turn over pada periode sebelum dan
sesudah merger.
3. Untuk mengetahui perbedaan capital adequacy ratio pada periode sebelum
dan sesudah merger.
4. Untuk mengetahui perbedaan return on assets pada periode sebelum dan
sesudah merger.
5. Untuk mengetahui perbedaan price earnings ratio pada periode sebelum dan
sesudah merger.
6. Untuk mengetahui perbedaan abnormal return pada periode sebelum dan
sesudah merger.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi perusahaan, investor,
peneliti dan pihak lain yang berkepentingan adalah sebagai berikut:
1. Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai pertimbangan dalam
memutuskan merger sebagai strategi perusahaan.
10
2. Bagi Investor
Memberikan informasi bagi investor pengaruh aksi perusahaan dalam melakukan
merger terhadap fundamental perusahaan melalui kinerja keuangan.
3. Bagi Peneliti
a) Memperoleh gambaran mengenai masalah yang dihadapi perusahaan dan
menambah pengetahuan dalam mengukur kinerja keuangan.
b) Sebagai bahan dalam menambah ilmu dan pemahaman tentang pengaruh
aktivitas merger terhadap kinerja keuangan.
4. Bagi Pihak Lain
a) Berguna untuk referensi bagi pihak – pihak yang ingin mengenal lebih
dalam tentang pengukuran kinerja keuangan perusahaan.
b) Memberikan informasi bagi mahasiswa sebagai bahan dalam melakukan
penelitian lanjutan mengenai peristiwa merger.
II. KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS
A. Landasan Teori
Penggabungan usaha merupakan salah satu strategi untuk mempertahankan
kelangsungan hidup dan mengembangkan perusahaan. Ikatan Akuntan Indonesia
(IAI) dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.12 (PSAK No.12)
mendefinisikan penggabungan badan usaha sebagai bentuk penyatuan dua atau
lebih perusahaan yang terpisah menjadi satu entitas ekonomi karena satu
perusahaan menyatu dengan perusahaan lain ataupun memperoleh kendali
(control) atas aktiva dan operasi perusahaan lain.
Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 27 Tahun 1998 tentang
penggabungan, peleburan dan pengambil-alihan perseroan terbatas menyebut
merger sebagai penggabungan adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh satu
perseroan atau lebih untuk menggabungkan diri dengan perseroan lain yang telah
ada dan selanjutnya perseroan yang menggabungkan diri menjadi bubar,
sedangkan akuisisi menurut PP RI No. 27 Tahun 1998 adalah perbuatan hukum
yang dilakukan oleh badan hukum atau perseorangan untuk mengambil-alih baik
seluruh atau sebagian besar saham perseroan yang dapat mengakibatkan
beralihnya pengendalian terhadap perseroan tersebut.
12
Adapun beberapa teori yang dapat menjelaskan motivasi yang melatarbelakangi
terjadinya suatu penggabungan usaha (Dharmasetya dan Sulaimin, 2009) antara
lain:
a. Teori efisiensi
Menurut teori ini, merger dapat meningkatkan efisiensi, karena akan menjadikan
sinergi yang secara sederhana diartikan sebagai 2+2=5, yaitu konsep dalam ilmu
ekonomi yang mengatakan gabungan faktor-faktor yang komplementer akan
menghasilkan keuntungan yang berlipat ganda.
b. Teori diversifikasi
Memiliki bidang usaha yang beraneka ragam, maka suatu perusahaan dapat
menjaga stabilitas pendapatannya.
c. Teori kekuatan pasar
Keinginan untuk meningkatkan pangsa pasar (market share) juga dapat menjadi
salah satu motivasi terjadinya suatu merger. Penggabungan dua atau lebih
perusahaan yang sebelumnya saling bersaing menjual produk yang sama, secara
teoritis akan meningkatkan penguasaan pangsa pasar secara berlipat ganda.
d. Teori keuntungan pajak
Keuntungan di bidang perpajakan melalui pengurangan kewajiban pembayaran
pajak dapat menjadi motivasi yang melatarbelakangi suatu merger.
e. Teori undervaluation
Penilaian harga yang lebih rendah dari harga sebenarnya pada suatu perusahaan
akan mendorong minat perusahaan lainnya untuk menggabungkan perusahaan
yang pertama ke dalam perusahaannya melalui merger.
13
f. Teori prestise
Meskipun sulit untuk diterima secara logika, namun kenyataannya banyak merger
dilakukan bukan karena motivasi ekonomis, melainkan karena motivasi ingin
meningkatkan prestise.
Salah satu strategi perusahaan untuk mengembangkan usahanya adalah dengan
ekspansi eksternal melalui merger. Perusahaan menilai bahwa strategi ini
merupakan jalur cepat untuk mewujudkan tujuan perusahaan yang belum tercapai
dikarenakan perusahaan tidak perlu membangun dari awal suatu bisnis baru. Salah
satu ukuran untuk menilai keberhasilan merger adalah dengan melihat kinerja
perusahaan setelah melakukan merger terutama kinerja keuangan. Untuk
mengetahui apakah terdapat perbedaan kinerja keuangan dapat dilakukan dengan
membandingkan rasio-rasio keuangan sebelum dan sesudah merger.
Berdasarkan tinjauan pustaka serta beberapa penelitian terdahulu maka peneliti
mengindikasikan rasio-rasio keuangan yang berbeda antara sebelum dan sesudah
merger terdiri dari rasio likuiditas yang diukur dengan loan to deposit ratio, rasio
aktivitas yang diukur dengan total assets turn over, rasio permodalan yang diukur
dengan capital adequacy ratio, rasio profitabilitas yang diukur dengan return on
assets, serta rasio nilai pasar yang diukur dengan price earnings ratio.
Rasio likuiditas merupakan rasio untuk mengukur komposisi jumlah kredit yang
diberikan dibandingkan dengan jumlah dana masyarakat dan modal sendiri yang
digunakan (loan to deposit ratio). Suatu bank dikatakan likuid apabila dapat
memenuhi kewajiban penarikan uang daripada penitip dana maupun dari para
peminjam atau debitur.
14
Rasio aktivitas mengukur seberapa efisien manajemen perusahaan mengelola
aktivanya, dengan merger dan akuisisi maka perusahaan dapat meningkatkan
efektivitas perusahaan sehingga aset yang dimiliki oleh perusahaan dapat
digunakan secara efisien untuk meningkatkan penjualan (total assets turn over).
Rasio permodalan mengukur kecukupan modal bank guna menutupi kemungkinan
kerugian dalam pembelian kredit dan perdagangan surat-surat berharga. Semakin
besar semakin bagus (capital adequacy ratio).
Rasio profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba dari
penjualannya. Jika terjadi sinergi yang baik maka secara umum tingkat
profitabilitas perusahaan akan lebih baik dari sebelum melakukan merger, return
atas aset (return on assets) juga akan meningkat.
Rasio nilai pasar mengukur seberapa besar nilai pasar saham perusahaan
dibanding dengan nilai buku. Maka merger dan akuisisi diharapkan akan
mempengaruhi keuntungan perusahaan terhadap harga sahamnya (price earnings
ratio).
Pimpinan perusahaan atau manajemen sangat berkepentingan terhadap laporan
keuangan yang telah di analisis, karena hasil tersebut dapat dijadikan sebagai alat
dalam pengambilan keputusan lebih lanjut untuk masa yang akan datang.
Menggunakan analisis rasio, berdasarkan data dari laporan keuangan, dapat
diketahui hasil-hasil finansial yang telah di capai di waktu-waktu yang lalu, dapat
diketahui kelemahan-kelemahan yang dimiliki perusahaan, serta hasil-hasil yang
dianggap cukup baik. Penggabungan usaha dapat berupa merger, akuisisi dan
15
konsolidasi. Kwik (1992) menyatakan bahwa praktek bisnis modern istilah merger
dan akuisisi sering digunakan saling menggantikan (interchangeable). Penulis
lebih memfokuskan pada penggabungan badan usaha merger.
Menurut Smith (1996), tujuan merger bank dimaksudkan untuk mengurangi biaya
tenaga kerja, biaya overhead dan mengombinasikan antara efisiensi yang telah
dicapai oleh partner merger, dan mengurangi jumlah cabang yang tingkat
operasionalnya over lapping antara satu cabang dengan cabang lain (Kusmargiani,
2006). Merger digunakan sebagai upaya restrukturisasi dan rekapitalisasi
perbankan yang belum memiliki kinerja yang ideal.
Menurut Damodaran (2001) suatu perusahaan dapat diakuisisi perusahaan dengan
beberapa cara, yaitu: merger (bergabunganya sebuah perusahaan dengan
perusahaan lain), konsolidasi (perusahaan baru yang tercipta setelah proses
merger), tender over (sebuah perusahaan membeli saham yang beredar di
perusahaan lain tanpa persetujuan manajemen targer firm), dan acquisistion of
assets (sebuah perusahaan membeli aset perusahaan lain melalui persetujuan
pemegang saham target firm).
Akuisisi adalah pengambil-alihan perusahaan oleh perusahaan lainnya yang dapat
ditempuh dengan dua cara, yaitu yang pertama dengan mengambil-alih aset
perusahaan yang diambil-alih. Misalnya, mesin-mesin pabrik. Kedua, adalah
membeli saham-saham dari perusahaan yang mengambil-alih (Prasetya, 1995).
16
B. Pengertian Merger
Merger adalah penggabungan dua perusahaan atau lebih dengan memakai nama
salah satu perusahaan. Merger dilaksanakan oleh bank yang setuju
menggabungkan kegiatan operasionalnya sehingga tercipta keunggulan kompetitif
yang lebih kuat (Rizanah, 2007). Merger dapat diartikan secara luas dan sempit.
Secara luas, merger diartikan sebagai penggabungan suatu perusahaan bank oleh
perusahaan bank lain. Pengertian merger secara sempit adalah penggabungan
sumber daya dua bank. Pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
merger merupakan penggabungan dua perusahaan atau lebih yang menjadikan
satu kekuatan untuk memperkuat posisi suatu perusahaan.
1. Motif Merger
Ada dua motif yang mendorong sebuah bank untuk melakukan merger yaitu motif
ekonomi dan motif non ekonomi. Motif ekonomi selalu berkaitan dengan tujuan
perusahaan yaitu meningkatkan nilai perusahaan agar mendapatkan keuntungan
dan memaksimumkan kemakmuran pemegang saham. Motif non ekonomi adalah
motif yang bukan berdasarkan tujuan bank. Tetapi didasarkan pada keinginan
pribadi atau kepentingan diri sendiri (Dasmanto, 2012).
2. Tujuan Melakukan Merger
Merger dan akuisisi menjadi tren di beberapa tahun terakhir, yang mana setiap
perusahaan memiliki tujuan tersendiri untuk memilih merger. Terdapat beberapa
motif serta tujuan sebuah entitas melakukan merger (Beams, 2004), yaitu antara
lain:
1. Peningkatan skala ekonomi (economies of scale)
17
Sumber daya dimanfaatkan secara lebih ekonomis dan sebagai konsekuensinya
akan meningkatkan profitabilitas. Menurut Sufian, Majid, dan Haron, (2007),
salah satu sumber utama penciptaan sinergi adalah pengurangan biaya yang terjadi
sebagai hasil dari skala ekonomi. Hal tersebut mengimplikasikan penurunan biaya
per-unit yang berasal dari peningkatan ukuran atau skala operasi perusahaan.
Sering kali lebih murah bagi perusahaan untuk memperoleh fasilitas yang
dibutuhkan melalui penggabungan dibandingkan melalui pengembangan.
2. Mengurangi tingkat persaingan dan meningkatkan pangsa pasar dan
distribusi entitas.
Manajemen atau pengambil keputusan tidak disibukkan dengan memikirkan
strategi menghadapi pesaing tetapi dapat lebih berkonsentrasi pada pemikiran
strategis lainnya. Penggabungan dua atau lebih entitas dapat memperoleh pasar
baru secara lebih cepat dibandingkan jika mengembangkan sendiri sehingga akan
memberikan hasil yang besar secara keseluruhan.
3. Meningkatkan efisiensi
Kemungkinan menutup kantor cabang yang berdekatan tanpa harus kehilangan
potensi bisnis bahkan memperluas ruang lingkup operasi dengan tidak membuka
cabang baru. Selain itu peningkatan efisiensi terjadi ketika ada transfer keahlian
manajerial dari entitas yang lebih handal ke entitas yang kurang handal. Tim
manajemen yang lebih baik akan meningkatkan kinerja keuangan. Selain itu
efisiensi dapat meningkat dengan pengurangan fasilitas yang tidak diperlukan dan
pengurangan karyawan serta adanya sinergi penguasaan teknologi dari entitas-
entitas yang melakukan merger. Fasilitas-fasilitas pabrik yang diperoleh melalui
penggabungan usaha dapat diharapkan untuk segera beroperasi dan memenuhi
18
peraturan yang berhubungan dengan lingkungan dan peraturan pemerintah.
Membangun fasilitas perusahaan yang baru mungkin menimbulkan sejumlah
penundaan dalam pembangunannya karena diperlukannya persetujuan pemerintah
untuk memulai operasi (Beams, 2004).
3. Bentuk-bentuk Merger
Ditinjau dari sudut bentuknya, merger dapat dibagi atas tiga kelompok yaitu
Emirzon dalam penelitian Dasmanto (2012):
1. Merger horizontal, yaitu merger yang dilakukan oleh perusahaan-
perusahaan yang mempunyai jenis dan tingkatan usaha yang sama, dan
sebelumnya justru saling bersaing di dalam memproduksi barang atau jasa
yang sama, atau menjual/memasarkan barang atau jasa yang sama dalam
suatu wilayah pemasaran.
2. Merger vertikal, yaitu merger yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan
yang bergerak di dalam bidang atau jenis yang sejenis, tetapi berbeda dalam
tingkat operasinya.
3. Merger kongklomerat, yaitu merger yang dilakukan oleh perusahaan-
perusahaan yang saling tidak mempunyai hubungan, baik dalam arti
horizontal maupun vertikal.
Istilah merger sering dipergunakan untuk menunjukkan penggabungan dua
perusahaan atau lebih dan kemudian tinggal nama salah satu perusahaan yang
bergabung. Berikut ini terdapat beberapa definisi dari merger. Merger adalah
suatu penggabungan perseroan, dimana sebuah perseroan mengambil-alih satu
atau lebih perseroan yang lain. Setelah pengambil-alihan tersebut, maka perseroan
yang diambil-alih dibubarkan atau dilikuidasi. Sehingga eksistensinya sebagai
19
badan hukum lenyap. Kegiatan usahanya dilanjutkan oleh perseroan yang
mengambil-alih (Marcel, 1992). Sementara itu Husnan (1991) menyatakan merger
adalah kombinasi penggabungan (merger) dari dua perusahaan, salah satu
perusahaan tersebut hilang dan hanya satu yang tetap hidup.
Mekanisme merger sebenarnya dapat dilaksanakan baik untuk tujuan
penyelamatan (rescue) maupun untuk tujuan pengembangan usaha (improving
business). Bagi bank bermasalah, merger dengan bank lain yang lebih besar dan
sehat merupakan pilihan yang menguntungkan, penyelamatan oleh bank lain yang
kuat akan mengurangi masalah likuiditas karena memperoleh tambahan dana
segar (fresh money). Untuk pengembangan usaha maka merger bertujuan
mempercepat berkembangnya bisnis dan operasi serta keuntungan lebih cepat jika
dibandingkan dengan perkembangan alamiah.
Wardiah dalam penelitian Kusmargiani (2006) memberikan gambaran kinerja
bank pemerintah yang melakukan merger. Penilaian kinerja perbankan diukur
berdasarkan aspek-aspek CAMEL yang meliputi aspek Capital, Asset quality,
Management, Earnings dan Likudity. Metode penelitian dirancang untuk melihat
perbedaan kinerja bank sebelum dan sesudah merger dengan alat analisis uji
statistic non parametric yaitu Mann-Whitney Test. Hasil penelitian CAR sesudah
merger menunjukkan perbaikan asset quality sesudah merger lebih baik dari
sebelumnya ini menunjukkan merger mampu mengoptimalkan aktiva yang
dimiliki.
20
Sedangkan aspek manajemen diproksi dengan net interest margin ternyata tidak
ada perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah merger, karena fungsi
intermediasi belum pulih. Tidak terdapat perbedaan earning diukur dengan ROA
yang signifikan sebelum maupun sesudah merger, begitu juga biaya operasional
dan pendapatan operasional tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan antara
sebelum dan sesudah merger. Untuk likuiditas tidak ada perbedaan yang
signifikan baik sebelum maupun sesudah merger.
4. Manfaat dan Resiko Merger
Terdapat beberapa manfaat yang diperoleh dalam melakukan merger
(Kwik,1992). Manfaat tersebut sebagai berikut:
1. Komplementaritas, penggabungan dua perusahaan sejenis atau lebih secara
horizontal dapat menimbulkan sinergi dalam bentuk, misalnya perluasan
produk, transfer teknologi, sumber daya manusia yang tangguh dan
sebagainya.
2. Pooling kekuatan, perusahaan-perusahaan yang terlalu kecil untuk mempunyai
fungsi-fungsi penting untuk perusahaannya, seperti fungsi research and
development, akan lebih efektif jika bergabung dengan perusahaan lain yang
telah memiliki fungsi tersebut.
3. Mengurangi persaingan, penggabungan usaha di antara perusahaan sejenis
akan mengakibatkan adanya pemusatan pengendalian sehingga dapat
mengurangi pesaing.
4. Menyelamatkan perusahaan dari kebangkrutan, bagi perusahaan yang
kesulitan likuiditas dan terdesak oleh kreditur, keputusan merger dengan
perusahaan yang kuat akan menyelamatkan perusahaan dari kebangkrutan.
21
Menurut David (2009) manfaat lainnya adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan efisiensi melalui sinergi yang tercipta di antara perusahaan
yang dimerger.
2. Memperluas portofolio jasa yang ditawarkan yang akan berakibat pada
bertambahnya sumber pendapatan bagi perusahaan.
3. Memperkuat daya saing perusahaan, dan lain sebagainya.
Selain itu, Foster dalam penelitian Payamta (2004) juga menemukan pengaruh
positif dari hasil merger :
1. Dimungkinkannya pertukaran cadangan cash flow secara internal antar
perusahaan yang melakukan merger, sehingga perusahaan hasil merger
dapat mengatur resiko likuiditas dengan lebih fleksibel.
2. Diperolehnya peningkatan modal perusahaan dan adanya keunggulan dalam
memanage biaya akibat bertambahnya skala usaha. Efisiensi perusahaan
dapat dilakukan lebih lanjut.
3. Dicapainya keunggulan market power dalam persaingan.
Namun selain manfaat, David (2009) juga mengungkapkan adanya kemungkinan
resiko yang timbul dan perlu mendapat perhatian dalam melakukan merger dan
akuisisi, antara lain :
1. Seluruh kewajiban masing-masing perusahaan akan menjadi tanggungan
perusahaan hasil merger atau akuisisi, termasuk kewajiban pembayaran dan
penyerahan produk kepada vendor yang masih terhutang.
2. Beban operasional, terutama dalam jangka pendek, akan semakin meningkat
sebagai akibat dari proses penggabungan usaha.
22
3. Perbedaan budaya (corporate culture), sistem dan prosedur yang diterapkan
dimasing-masing perusahaan selama ini akan memerlukan penyesuaian
dengan waktu yang relatif lama, dan sebagainya. Merger dan akuisisi
memang memiliki beragam tujuan dan manfaat, namun merger dan akuisisi
hanya dapat dilakukan bila telah memenuhi peraturan perundang-undangan
yang berlaku dalam pasar modal.
5. Kelebihan dan Kekurangan Merger
Alasan mengapa perusahaan melakukan merger dan akuisisi adalah ada “manfaat
lebih” yang diperoleh dari merger, walaupun asumsi ini tidak terbukti
sepenuhnya. Secara spesifik, keunggulan dan manfaat merger dan akuisisi
(Dasmanto, 2012) antara lain adalah sebagai berikut:
a. Kelebihan merger
Pengambil-alihan melalui merger lebih sederhana serta lebih murah dibandingkan
bentuk pengambil-alihan yang lain.
b. Kekurangan merger
Dibandingkan akuisisi, waktu yang dibutuhkan untuk pelaksanaan merger
cenderung lebih lama karena dalam merger harus ada persetujuan dari para
pemegang saham masing-masing perusahaan, yang tentunya akan memakan
waktu lama dalam perundingan untuk menyakinkan mereka tentang manfaat dari
merger ini.
6. Beda Merger dan Akuisisi
Perbedaan mendasar mekanisme antara merger dan akuisisi dapat kita lihat dari
akibat hukumnya sebagaimana dijelaskan oleh tabel berikut:
23
TABEL 2.1 PERBEDAAN MERGER DAN AKUISISIPerbedaan Merger AkuisisiStatus BadanHukum
Perseroan yangmenggabungkan diri lenyapdan berakhir statusnya sebagaibadan hukum.
Perseroan yang diambilalih sahamnya, badanhukumnya tidakmenjadi bubar atauberakhir, hanyaterjadinya beralihnyapengendalian.
Aktiva danPasiva
Perseroan yangmenggabungkan diri beralihsepenuhnya kepada perseroanyang menerimapenggabungan.
Aktiva dan pasivaperseroan yang diambilalih tetap ada padaperseroan yang di ambilalih sahamnya.
Sumber: www.hukumonline.com
7. Alasan-alasan Melakukan Merger dan Akuisisi
Berbagai alasan yang menyebabkan bank-bank nasional Indonesia melakukan
merger dan akuisisi diantaranya adalah: Pertama, pertumbuhan atau diversifikasi
yang umumnya dikarenakan untuk mendapatkan pertumbuhan yang cepat. Kedua,
sinergi yang diharapkan dapat menghasilkan skala ekonomi untuk mendapatkan
pendapatan yang lebih besar. Ketiga, meningkatkan daya pinjam perusahaan.
Keempat, ingin menambah keterampilan dan mengembangkan teknologinya.
Kelima, dengan merger dan akuisisi diharapkan dapat menutupi kerugian pajak
dan dapat meningkatkan pendapatan. Keenam, meningkatkan likuiditas pemilik,
karena asumsinya bahwa dengan tergabungnya beberapa perusahaan akan
menghasilkan saham yang lebih likuid daripada perusahan yang terpisah atau
kecil dan kemudian untuk melindungi diri dari pengambil-alihan akibat hutang
perusahaan karena beban hutang ini, kewajiban perusahaan menjadi terlalu tinggi
untuk ditanggung oleh bidang perusahaan yang berminat.
8. Tahapan Merger
Melaksanakan merger biasanya perusahaan akan melewati beberapa proses.
Secara umum tahapan-tahapan merger adalah sebagai berikut, pertama perusahaan
24
besar akan menentukan perusahaan target yang akan mereka beli. Dilanjutkan
dengan sebuah negosiasi yang mana bila negosiasi berjalan dengan lancar akan
diikuti dengan pembelian perusahaan target dengan nilai yang telah dikehendaki
bersama. Sangat jarang sebuah perusahaan menawarkan untuk diambil-alih oleh
perusahaan lain, kecuali dalam kasus ketika perusahaan tersebut memiliki masalah
atau kesulitan keuangan.
Menurut Sartono (2001) tahapan pertama dalam merger adalah perusahaan yang
akan melakukan pengambil-alihan akan mengindentifikasi perusahaan target.
Kemudian dilanjutkan dengan penentuan harga beli yang bersedia dibayarkan.
Manajemen perusahaan pengambil-alih akan menghubungi manajemen
perusahaan target untuk dilakukan sebuah negosiasi. Bila kedua perusahaan
sepakat maka manajemen perusahaan target akan melakukan pendekatan kepada
para pemegang saham untuk meyakinkan mereka bahwa penggabungan
perusahaan ini akan membawa keuntungan kepada kedua perusahaan, setelah para
pemegang saham setuju maka penggabungan dapat dilaksanakan baik dalam
bentuk pembayaran tunai maupun dalam bentuk pembayaran dengan saham
perusahaan.
Menurut Estanol dan Jo (2005) dalam merger terdapat tiga tahapan yaitu :
1. Pre – Merger
Tahap ini merupakan keadaan sebelum merger dimana dalam tahap ini, tugas dari
seluruh jajaran direksi maupun manajemen kedua atau lebih perusahaan adalah
mengumpulkan informasi yang kompeten dan signifikan untuk kepentingan
proses merger perusahaan – perusahaan tersebut sehingga dapat terjadi sinergi
dari merger yang akan dilakukan.
25
2. Merger
Ketika perusahaan memutuskan untuk melakukan merger, hal yang harus
dilakukan untuk pertama kalinya dalam tahap ini adalah penyesuaian diri dan
saling mengintegrasikan diri dengan partner mereka agar dapat terjadi sinergi.
3. Post – Merger
Pada tahapan ini, terdapat beberapa langkah yang harus dilakukan oleh
perusahaan. Langkah pertama (1) yang akan dilakukan oleh perusahaan adalah
dengan melakukan restrukturisasi, dimana dalam merger, sering terjadi adanya
dualisme kepemimpinan yang akan membawa pengaruh buruk dalam organisasi.
Langkah kedua (2) yang diambil adalah dengan membangun suatu kultur baru
dimana kultur atau budaya baru ini dapat merupakan gabungan dari keunggulan
kedua budaya perusahaan atau dapat juga merupakan budaya yang sama sekali
baru bagi perusahaan. Langkah ketiga (3) yang diambil adalah dengan cara
melancarkan transisi, dimana yang harus dilakukan dalam hal ini adalah dengan
membangun suatu kerjasama, dapat berupa tim gabungan ataupun kerjasama
mutual.
9. Pengukuran Keberhasilan Merger
Pengukuran pengaruh merger pada perusahaan perbankan dapat dilakukan dengan
pendekatan harga pasar saham. Pendekatan ini, pengujian atas peristiwa merger
dilakukan dengan menggunakan variable abnormal return saham. Pendekatan ini
umumnya melakukan pengujian dengan menggunakan event study.
Studi peristiwa (event study) merupakan studi yang mempelajari reaksi pasar
terhadap suatu peristiwa (event) yang informasinya dipublikasikan sebagai suatu
26
pengumuman. Event study dapat digunakan untuk menguji kandungan informasi
(information content) dari suatu pengumuman dan dapat juga digunakan untuk
menguji efisiensi pasar bentuk setengah kuat (Hartono, 2003).
Penelitian ini akan menggunakan event study yang mengamati kecenderungan
abnormal return saham perusahaan sekitar tanggal merger seperti yang dilakukan
oleh Wibowo dan Pakereng (2001) serta Selcuk dan Yilmaz (2011). Abnormal
return merupakan selisih antara tingkat keuntungan riil (actual return) dengan
keuntungan-keuntungan yang diharapkan (expected return). Terdapat 3 metode
yang digunakan untuk melakukan estimasi abnormal return, yaitu:
1. Mean-Adjusted Model
Model disesuaikan rata-rata (mean-adjusted model) ini menganggap bahwa
return ekspektasinya bernilai konstan yang sama dengan rata-rata realisasi
sebelumnya selama periode estimasi (estimation period).
2. Market-Adjusted Model
Estimasi ini menganggap bahwa penduga yang terbaik untuk mengestimasi
return suatu sekuritas adalah return indeks pasar pada saat tersebut. Abnormal
return untuk masing-masing sekuritas dengan model ini dapat dihitung dengan
mengurangkan return yang terjadi untuk masing-masing sekuritas dengan
return indeks pasar pada periode yang sama. Model ini pada dasarnya hampir
sama dengan model pasar (market model), perbedaannya pada model
penyesuaikan pasar menganggap α=0 dan β=1 untuk semua sekuritas.
3. Market Model
Penelitian ini menggunakan metode market model yang dianggap lebih akurat
dibandingkan metode estimasi lainnya karena memperhitungkan ekspektasi
27
return yang diharapkan dengan melakukan regresi terhadap data historis
return saham pada periode normal yaitu periode dimana tidak ada abnormal
return yang disebabkan oleh corporate action. Perhitungan return ekspektasi
dengan model ini dilakukan dengan dua tahap, yaitu:
a. Membentuk model ekspektasi dengan menggunakan data realisasi selama
periode estimasi.
b. Menggunakan model ekspektasi ini untuk mengestimasi ekspektasi return
di periode sekitar peristiwa merger.
Model ekspektasi dapat dibentuk dengan menggunakan teknik regresi Ordinary
Least Square (OLS), dengan persamaan berikut (Dasmanto, 2012):
Ri,j = αi + βi * Rm + ei,j
Keterangan :
Ri,j : Return realisasi sekuritas ke-i pada periode estimasi ke-j
αi : Intercept untuk sekuritas ke-i
βi : Koefisien slope yang merupakan beta dari sekuritas ke-i
Rm : Return indeks pasar pada periode estimasi ke-j
ei,j : Kesalahan residu sekuritas ke-i pada periode estimasi ke-j
C. Analisis Kinerja Keuangan
1. Pengertian Kinerja Keuangan
Pengertian kinerja menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001), kinerja
diartikan sebagai “sesuatu yang dicapai, prestasi yang diperlihatkan, kemampuan
kerja (tentang peralatan)”. Berdasarkan pengertian tersebut kinerja keuangan
didefinisikan sebagai prestasi manajemen, dalam hal ini manajemen keuangan
28
dalam mencapai tujuan perusahaan yaitu menghasilkan keuntungan dan
meningkatkan nilai perusahaan. Analisis kinerja keuangan dalam penelitian ini
bertujuan untuk menilai implementasi strategi perusahaan dalam hal merger dan
akuisisi. Kinerja keuangan suatu perusahaan juga dapat diartikan sebagai prospek
atau masa depan, pertumbuhan, dan potensi perkembangan yang baik bagi
perusahaan. Informasi kinerja keuangan diperlukan untuk menilai perubahan
potensial sumber daya ekonomi, yang mungkin dikendalikan di masa depan dan
untuk memprediksi kapasitas produksi dari sumber daya yang ada (Barlian, 2003).
Pimpinan perusahaan atau manajemen sangat berkepentingan terhadap laporan
keuangan yang telah di analisis, karena hasil tersebut dapat dijadikan sebagai alat
dalam pengambilan keputusan lebih lanjut untuk masa yang akan datang.
Menggunakan analisis rasio, berdasarkan data dari laporan keuangan, dapat
diketahui hasil-hasil finansial yang telah dicapai di waktu-waktu yang lalu, dapat
diketahui kelemahan-kelemahan yang dimiliki perusahaan, serta hasil-hasil yang
di anggap cukup baik. Pengukuran kinerja didefinisikan sebagai “performing
measurement” (pengukuran kinerja) adalah kualifikasi dan efisiensi perusahaan
atau segmen atau keefektifan dalam pengoperasian bisnis selama periode
akuntansi. Pengertian kinerja adalah suatu usaha formal yang dilaksanakan
perusahaan untuk mengevaluasi efisien dan efektivitas dari aktivitas perusahaan
yang telah dilaksanakan pada periode waktu tertentu (Hanafi, 2003).
Rasio keuangan merupakan alat utama dalam analisis keuangan, karena dengan
analisis keuangan ini dapat digunakan untuk mengidentifikasi beberapa kekuatan
dan kelemahan keuangan perusahaan. Melakukan analisa rasio keuangan akan
29
diperoleh informasi mengenai penilaian keadaan perusahaan yang baik yang telah
lampau, saat sekarang maupun ekspektasi dimasa yang akan datang, dari berbagai
rasio dan informasi keuangan perusahaan yang dapat digunakan untuk
memprediksi nilai perusahaan (return saham). Laporan keuangan dalam bentuk
dasar seperti, neraca, laporan laba-rugi, dan laporan aliran kas, masih belum dapat
memberikan manfaat maksimal terhadap penggunanya, sebelum pengguna yang
bersangkutan mengolah lebih lanjut dalam bentuk analisis laporan keuangan,
seperti rasio-rasio keuangan. Sehingga berdasarkan laporan keuangan tersebut
dapat dihitung sejumlah rasio keuangan yang lazim dijadikan dasar kinerja
keuangan perusahaan.
Rasio adalah alat yang dinyatakan dalam aritmatical term yang dapat digunakan
untuk menjelaskan hubungan antara dua data keuangan. Cara membandingannya
ada dua macam (Riyanto, 1995), yaitu:
1. Membandingkan rasio sekarang (present ratio) dengan rasio-rasio dari waktu-
waktu yang lalu (historis ratio) atau dengan rasio-rasio yang diperkirakan
untuk waktu-waktu yang akan datang dari perusahaan yang sama.
2. Membandingkan rasio-rasio dari suatu perusahaan (company ratio) dengan
rasio-rasio semacam dari perusahaan lain yang sejenis atau industri (rasio
rata-rata atau rasio standar) untuk waktu yang sama.
Pemilihan rasio keuangan didasarkan pada temuan penelitian sebelumnya, seperti
yang dilakukan oleh Payamta (2001) yang menyatakan bahwa likuiditas,
solvabilitas, profitabilitas, produktivitas, dan capital intensiveness merupakan alat
predictor untuk laba. Laporan keuangan berisi informasi penting untuk
masyarakat, pemerintah, pemasok dan kreditur, pemilik perusahaan atau
30
pemegang saham, manajemen perusahaan, investor, pelanggan, dan karyawan,
yang diperlukan secara tetap untuk mengukur kondisi dan efisiensi operasi
perusahaan. Analisis dari laporan keuangan bersifat relatif karena didasarkan
pengetahuan dan menggunakan rasio atau nilai relatif. Analisis rasio adalah suatu
metode perhitungan dan interpretasi. Rasio keuangan untuk menilai kinerja dan
status suatu perusahaan (Sundjaja dan Barlian, 2003).
2. Kinerja Keuangan Bank
Laporan keuangan bank bertujuan untuk menyediakan informasi yang
menyangkut posisi keuangan, kinerja bank, perubahan posisi keuangan, arus kas
serta informasi-informasi lainnya yang bermanfaat bagi pengguna laporan
keuangan (Ismail, 2010). Kinerja keuangan bank merupakan gambaran kondisi
keuangan bank pada suatu periode tertentu baik mencakup aspek penghimpunan
dana maupun penyaluran dananya. Kinerja menunjukkan sesuatu yang
berhubungan dengan kekuatan serta kelemahan suatu perusahaan. Kekuatan
tersebut dipahami agar dapat dimanfaatkan dan kelemahan pun harus diketahui
agar dapat dilakukan langkah-langkah perbaikan (Kusumo, 2007).
Febriyani dan Zulfadin (2003) mengemukakan kinerja keuangan perusahaan dapat
diukur dengan menganalisis laporan keuangan. Informasi kinerja keuangan di
masa lalu sering digunakan untuk dasar meramalkan kedudukan keuangan dan
kinerja di masa depan. Jumingan dalam penelitian Lestari (2007) mengemukakan
kinerja keuangan bank adalah gambaran kondisi keuangan bank pada suatu
periode tertentu. Dapat disimpulkan bahwa kinerja keuangan bank adalah suatu
usaha untuk mengevaluasi aktivitas perusahaan yang dilakukan pada periode
tertentu, sehingga dapat diketahui perusahaan dalam keadaan sehat atau tidak.
31
Pengertian kinerja menurut Prawirosentono (1997) adalah hasil kerja yang dapat
dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai
dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing, dalam upaya mencapai
tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai
dengan moral maupun etika. Kinerja bank merupakan ukuran keberhasilan bagi
direksi bank sehingga apabila kinerja bank buruk maka bukan tidak mungkin para
direksi ini akan diganti. Apalagi dengan banyaknya kinerja bank yang fluktuatif
dan selalu adanya bank yang bangkrut maka penilaian kinerja bank merupakan
faktor yang penting untuk dilakukan.
3. Profitability Analysis
Analisis kinerja dari lembaga keuangan, terutama bank umum, dapat dilakukan
dari tahun ke tahun, dengan menggunakan ratio keuangan untuk memberikan
informasi tentang kinerja keuangan, sehingga dapat dilihat kinerja bank melalui
assets, revenue, profit, market value, serta hubungan dari berbagai rasio keuangan
tersebut sehingga dapat menunjukkan kinerja bank. Profitabilitas merupakan
kemampuan bank untuk mendapatkan revenue dan profit dalam jangka waktu
tertentu dengan menggunakan tenaga kerja, aset dan modal (Seiford, 1999).
Profitabilitas atau rentabilitas dapat diukur dengan menggunakan gross profit
margin, net profit margin return on equity capital, return on assets, return
onspecific assets (Pudjo, 1999). Profitabilitas juga dapat diukur dengan
menggunakan interest margin, net margin, asset utilization, return on assets
leverage multiplier dan return on capital (Hempel, 1986). Rasio profitabilitas
dimaksud untuk mengukur profitabilitas penggunaan aktiva perusahaan (Husnan,
1998).
32
Menganalisis kondisi keuangan dan kinerja suatu perusahaan, analisis keuangan
membutuhkan suatu pedoman dan ukuran. Pedoman yang sering digunakan
adalah rasio atau index yang menghubungkan antara dua data keuangan. Analisis
dan interprestasi berbagai rasio tergantung pengalaman dan kemampuan analis
dalam memahami kondisi keuangan dan kinerja suatu perusahaan dan akan lebih
baik daripada data hasil analisis data secara sendiri-sendiri. Salah satu bentuk
penggunaan rasio keuangan adalah trend analysis. Trend analysis dari rasio
keuangan mempunyai dua tipe perbandingan, salah satunya adalah rasio keuangan
dituangkan dalam spreadsheet untuk periode beberapa tahun, sehingga analisis
dapat mempelajari komposisi perubahan dan faktor-faktor penyebabnya, sehingga
dalam jangka waktu tertentu dapat diketahui apakah suatu perusahaan menjadi
berkembang atau bahkan kondisi menurun (Horne, 1995).
Mengukur kinerja suatu perusahaan yang merupakan profit motif dapat digunakan
analisis profitabilitas. Profitability analysis yang implementasinya adalah
profitability ratio disebut juga operating ratio. Terdapat dua jenis rasio yaitu
margin on sale dan return on asset. Profit margin untuk mengukur kemampuan
perusahaan untuk mengendalikan pengeluaran yang berhubungan dengan
penjualan, meliputi gross profit margin, operating profit margin dan net profit
margin, Shapiro dalam penelitian Rindhatmono (2005). Hubungan antara return
on assets dan shareholder equity ada dua ukuran yakni Return On Assets (ROA)
biasanya disebut juga dengan Return On Investment (ROI) dan Return On Equity
(ROE). ROA memfokuskan kemampuan perusahaan untuk memperoleh earning
dalam operasi perusahaan, sedangkan ROE hanya mengukur return yang
diperoleh dari investasi pemilik perusahaan dalam bisnis tersebut.
33
D. Penelitian Terdahulu
Widyaputra (2006) menemukan kinerja perusahaan setelah merger dan akuisisi
tidak mengalami perubahan signifikan sedangkan secara parsial beberapa rasio
mengalami perbedaaan secara signifikan. Annisa dan Prasetiono dalam penelitian
Kuncoro (2014) yang menyatakan terdapat perbedaan signifikan terhadap kinerja
perusahaan dimana Total Asset Turn Over (TATO) mengalami kenaikan sesudah
merger dan akuisisi dibandingkan sebelum merger dan akuisisi, sedangkan NPM
dan ROA mengalami penurunan sesudah merger dan akuisisi. Harjeet dan Jiayin
dalam penelitian Kuncoro (2014) menyatakan terjadi perubahan positif pada
perusahaan yang di akuisisi dimana sebagian besar tindakan akuisisi dan merger
dilakukan oleh perusahaan negara (BUMN) di Cina.
Sharma (2013) yang melakukan penelitian pada industri metal di pasar India
dengan sampel sebanyak 9 perusahaan yang terdaftar pada bursa India yang
melakukan aktivitas merger pada rentang waktu 2009-2010. Penelitian melihat
performa perusahaan melalui rasio profitabilitas, likuiditas serta leverage dimana
hasil menunjukan terjadi kenaikan walaupun tidak signifikan terhadap rasio
likuiditas dan leverage serta penurunan secara signifikan terhadap rasio
profitabilitas. Begitu juga dengan Kumara dan Satyanarayana (2013) yang
meneliti pada perusahaan India dengan tahun penelitian mulai Tahun 2010-2012
menemukan bahwa tidak terjadi kenaikan performa perusahaan secara signifikan
pasca merger dan akuisisi. Penelitian yang dilakukan Yonathan dan Hermawan
(2013) mengenai pengaruh kinerja perusahaan setelah merger dan akuisisi
terhadap nilai perusahaan yang direpresentasikan oleh PBV dimana hasil
menunjukan bahwa kinerja perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai
34
perusahaan pasca merger. Ghosh (2001), yang meneliti variabel cash flow, sales
growth dan operating expenses menemukan hasil menunjukan tidak adanya
perbedaan setelah terjadi merger dan akuisisi dengan menggunakan
penggabungan saham antar dua perusahaan . Untuk lebih jelas ringkasan hasil
penelitian terdahulu dapat dilihat pada Tabel 2.2.
TABEL 2.2 PENELITIAN TERDAHULU
NoPeneliti, Tahun
dan JudulPenelitian
Variabelyang
digunakan
AlatAnalisisi Hasil
1 Aloke Ghosh(2001)Does operatingperformance reallyimprove followingcorporateacquisitions?
Cash flow,salesgrowth danoperatingexpenses
Uji beda Hasil penelitian menunjukantidak adanya perbedaan setelahterjadi merger dan akuisisidengan menggunakanpenggabungan saham antar duaperusahaan
2 Payamta &Setiawan (2004)Analisis PengaruhMerger danAkuisisi TerhadapKinerjaPerusahaan Publikdi Indonesia
Rasiokeuangan:(likuiditas,solvabilitas,aktivitas,danprofitabilitas) danAbnormalreturn
UjiWilcoxon,uji Manova
Hasil penelitian inimenunjukan bahwa pengujiansecara serentak terhadap semuarasio keuangan(likuiditas,solvabilitas, aktivitas, danprofitabilitas) perusahaanmanufaktur setelah melakukanmerger dan akuisisi ternyatatidak mengalami perbaikandibandingkan dengan sebelummelaksanakan merger danakuisisi
3 DyaksaWidyaputra (2006)AnalisisPerbandinganKinerja Perusahaan& AbnormalReturn SahamSebelum &Sesudah MergerDan Akuisisi (DiBursa Efek JakartaPeriode 1998-2004)
PER, PBVEPS, OPM,NPM,TATO,ROA, ROEdanabnormalreturn
UjiWilcoxon,Manova
Hasilnya kinerja perusahaansetelah merger dan akuisisitidak mengalami perubahansignifikan sedangkan secaraparsial beberapa rasiomengalami perbedaaan secarasignifikan.
Sumber: kumpulan penelitian terdahulu
35
LANJUTAN TABEL 2.2
4 Annisa danPrasetiono (2010).AnalisisManajemen Labadan KinerjaKeuanganPerusahaanPengakuisisiSebelum danSesudah Mergerdan Akuisisi yangTerdaftar di BursaEfek IndonesiaTahun 2008-2009
RasioProfitabilitas,Rasioaktifitas
Uji beda Hasilnya adalah terdapatperbedaan signifikan terhadapkinerja perusahaan dimanatotal assetturnover (TATO) mengalamikenaikan sesudah merger danakuisisi dibandingkansebelum merger dan akuisisi,sedangkan NPM dan ROAmengalami penurunansesudah merger dan akuisisi.
5 Harjeet dan Jiayin(2013)An empiricalinvestigation ofmergers andacquisitions byChinese listedcompanies, 1997–2007
Abnormalreturn,OperatingPerformance.
OLS, Ujibeda
menyatakan terjadi perubahanpositif pada perusahaan yangdi akuisisi dimana sebagianbesar tindakan akuisisi danmerger dilakukan olehperusahaan negara (BUMN)di Cina dari tahun 1997-2007.
6 Manoj Kumaradan Satyanarayana(2013)ComparativeStudy Of Pre AndPost CorporateIntegrationThrough MergersAnd Acquisition
Financialperformance
t-test Rasio likuiditas danprofitabilitas mengalamipeningkatan tetapi tidaksignifikan setelah 3 tahunpasca M&A
7 Sonia Sharma(2013)Measuring PostMergerPerformance – AStudy of MetalIndustry
Financialperformance:profitability,liquidity andsolvency
Paired t –test
Terjadi penurunan padaprofitabilitas perusahaansedangkan pada likuiditas danleverage mengalami kenaikantetapi tidak signifikan.
Sumber: kumpulan penelitian terdahulu
E. Rerangka Pemikiran Dan Pengembangan Hipotesis
Berdasarkan tinjauan pustaka serta beberapa penelitian terdahulu maka peneliti
ingin mengetahui apakah rasio-rasio keuangan berbeda antara sebelum dan
sesudah merger terdiri dari rasio likuiditas yang diukur dengan loan to deposit
36
ratio, rasio aktivitas yang diukur dengan total assets turn over, rasio permodalan
yang diukur dengan capital adequacy ratio, rasio profitabilitas yang diukur
dengan return on assets, serta rasio nilai pasar yang diukur dengan price earnings
ratio.
Bank yang Terdapat di BEI
Sebelum Merger Sesudah Merger
GAMBAR 2.1 BAGAN RERANGKA PEMIKIRAN
1. Rasio likuiditas memberikan informasi yang sangat berguna bagi pengakuisisi
ketika menilai perusahaan target, yaitu seberapa besar tingkat likuiditas pasca
merger. Jika segera sesudah merger perusahaan memerlukan dana yang likuid,
maka perusahaan akan relatif lebih aman jika memiliki rasio likuiditas yang
tinggi, dengan penggabungan usaha maka semestinya kemampuan perusahaan
untuk memenuhi hutang jangka pendek (cash ratio) akan meningkat.
Penelitian yang dilakukan oleh Kurniawan (2011) membuktikan bahwa LDR
menunjukkan perbedaan yang signifikan pada saat dua tahun sebelum dengan dua
tahun sesudah merger. Jadi, dengan penggabungan usaha semestinya kemampuan
perusahaan untuk memenuhi hutang jangka pendek semakin meningkat. Namun,
1. Loan to Deposit Ratio2. Total Assets Turnover3. Capital Adequacy Ratio4. Return on Assets5. Price Earnings Ratio6. Abnormal Return
UJI BEDA
1. Loan to Deposit Ratio2. Total Assets Turnover3. Capital Adequacy Ratio4. Return on Assets5. Price Earnings Ratio6. Abnormal Return
37
ada pula hasil penelitian yang menunjukkan bahwa LDR setelah merger tidak
berbeda signifikan, seperti penelitian Nugroho (2010), Payamta dan Setiawan
(2004). Hipotesis yang dirumuskan peneliti adalah sebagai berikut:
H1 : Terdapat perbedaan loan to deposit ratio yang signifikan pada periode
sebelum dan sesudah merger
2. Rasio aktivitas mengukur seberapa efisien manajemen perusahaan mengelola
aktivanya. Maka merger dan akuisisi perusahaan dapat meningkatkan efektifitas
perusahaan sehingga aset yang dimiliki oleh perusahaan dapat digunakan secara
efisien untuk meningkatkan penjualan (total assets turn over). Beberapa penelitian
empiris sebelumnya yang dilakukan oleh Payamta dan Setiawan (2004) serta
Wangi (2010) membuktikan bahwa TATO mengalami perbedaan yang signifikan
pasca merger dan akuisisi. Jadi, penggabungan usaha dapat meningkatkan
efektifitas perusahaan sehingga aset yang dimiliki oleh perusahaan dapat
digunakan secara efisien untuk meningkatkan penjualan. Sehingga dapat
dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H2 : Terdapat perbedaan total assets turn over yang signifikan pada periode
sebelum dan sesudah merger
3. Rasio permodalan mengukur kecukupan modal bank guna menutupi
kemungkinan kerugian dalam pembelian kredit dan perdagangan surat-surat
berharga. Jika terjadi sinergi atas dilakukannya merger dan akuisisi maka secara
umum kesertaan modal mereka akan cukup baik (capital adequacy ratio).
Harapannya dengan penggabungan usaha akan terjadi sinergi sehingga kesertaan
modal perusahaan akan cukup baik. Hipotesis yang dirumuskan oleh peneliti
adalah sebagai berikut:
38
H3 : Terdapat perbedaan capital adequacy ratio yang signifikan pada periode
sebelum dan sesudah merger
4. Rasio profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba dari
penjualannya. Jika terjadi sinergi yang baik maka secara umum tingkat
profitabilitas perusahaan akan lebih baik dari sebelum melakukan merger. Return
atas aset (return on assets) juga akan meningkat dalam penelitian yang dilakukan
Widyaputra (2006) terdapat perbedaan yang signifikan pada variabel ROA untuk
pengujian satu tahun sebelum dengan satu tahun sesudah merger. Berbeda dengan
hasil penelitian Nugroho (2010), Wangi (2010), dan Kurniawan (2011) yang
menyatakan bahwa ROA setelah merger tidak berbeda signifikan. Jika
penggabungan usaha dapat menciptakan sinergi yang baik maka secara umum
tingkat profitabilitas perusahaan akan lebih baik dari sebelum merger. Hipotesis
yang dirumuskan oleh peneliti adalah sebagai berikut:
H4 : Terdapat perbedaan return on assets yang signifikan pada periode
sebelum dan sesudah merger
5. Rasio nilai pasar mengukur seberapa besar nilai pasar saham perusahaan
dibanding dengan nilai buku. Maka merger dan akuisisi diharapkan akan
mempengaruhi keuntungan perusahaan terhadap harga sahamnya (price earnings
ratio). Penelitian yang dilakukan Widyaputra (2006) menunjukkan bahwa variabel
PER tidak berbeda signifikan pasca merger dan akuisisi. Adanya merger dan
akuisisi diharapkan perusahaan dapat bersinergi sehingga kinerja perusahaan
tersebut akan meningkat yang berdampak pada bertambahnya tingkat kepercayaan
39
investor terhadap masa depan perusahaan. Berdasarkan uraian tersebut diatas
dapat dirumuskan menjadi hipotesis sebagai berikut:
H5 : Terdapat perbedaan price earnings ratio yang signifikan pada periode
sebelum dan sesudah merger.
6. Abnormal return menurut Hartono (2003), adalah selisih antara return
sesungguhnya yang terjadi dengan return ekspektasi. Selcuk dan Yilmaz (2011),
menggunakan 2 pendekatan untuk menilai kesuksesan merger pada perusahaan
perbankan yaitu dengan menggunakan pendekatan harga pasar saham yang
menggunakan abnormal return dan pendekatan akuntansi yang menggunakan
rasio-rasio keuangan sebagai variabel penguji. Berdasarkan uraian tersebut diatas
dapat dirumuskan menjadi hipotesis sebagai berikut:
H6: Terdapat perbedaan abnormal return yang signifikan pada periode
sebelum dan sesudah merger.
III. METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian event study. Studi peristiwa
(event study) merupakan studi yang mempelajari reaksi pasar terhadap suatu
peristiwa (event) yang informasinya dipublikasikan sebagai suatu pengumuman
(Hartono, 2008).
Penelitian ini menganalisis secara empiris tentang pengukuran kinerja keuangan
perusahaan sebelum dan sesudah merger. Oleh karena itu, perlu dilakukan
pengujian atas hipotesis-hipotesis yang telah diajukan. Pengujian hipotesis
dilakukan menurut metode penelitian dan analisis yang dirancang sesuai dengan
variabel-variabel yang diteliti agar mendapatkan hasil yang akurat. Penilaian
kinerja perusahaan dalam penelitian ini dilihat dari segi analisis laporan keuangan
perusahaan berupa rasio keuangan sebelum dan sesudah merger.
B. Definisi Operasional Variabel Penelitian
Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Rasio likuiditas
Rasio ini diperoleh melalui persamaan berikut (Dendawijaya, 2005):
( ) = KreditDana Pihak Ketiga
41
b. Rasio Aktivitas
Rasio ini diperoleh melalui persamaan berikut (Barlian, 2013):
( ) = PendapatanTotal Asetc. Rasio Permodalan
Rasio ini diperoleh melalui persamaan berikut (Almilia, 2005):
( ) = Modal SendiriATMRd. Rasio Profitabilitas
Rasio ini diperoleh melalui persamaan berikut (Barlian, 2013):
( ) = EBITTotal Asete. Rasio Nilai Pasar
Rasio ini diperoleh melalui persamaan berikut (Barlian, 2013):
( ) = Harga SahamLaba Bersih Per Sahamf. Abnormal Return
Studi peristiwa (event studies) menganalisis return tidak normal (abnormal
return) dari sekuritas yang mungkin terjadi di sekitar pengumuman dari suatu
peristiwa. Definisi abnormal return menurut Hartono (2003), adalah: “Selisih
antara return sesungguhnya yang terjadi dengan return ekspektasi”.
Penelitian ini menggunakan metode market model. Adapun dalam metode ini,
tahapan untuk memperoleh abnormal return, Mila dalam penelitian Dasmanto
(2012) adalah sebagai berikut :
42
1. Mengidentifikasi tanggal merger (t0)
2. Menentukan periode estimasi, yaitu periode waktu yang digunakan untuk
mengestimasi expected return. Periode estimasi dalam penelitian ini adalah
360 hari.
3. Menghitung actual return yang terjadi selama periode estimasi dan window
period, adapun actual return diperoleh dengan persamaan berikut (Dasmanto,
2012):
Ri,t = (Pi,t – Pi,t-1 ) / Pi,t-1
Keterangan :
Ri,t : Actual return saham i pada waktu t
Pi,t : Harga saham i pada waktu t
Pi,t-1 : Harga saham i pada waktu t-1
4. Menghitung return pasar harian pada saat periode estimasi dan window
period, yang diperoleh melalui persamaan berikut (Dasmanto, 2012):
= − − 1− 1Keterangan :
Rm : Return saham harian pada waktu ke-t
IHSGt : Indeks harga saham gabungan pada waktu t
IHSGt-1 : Indeks harga saham gabungan pada waktu t-1
5. Menghitung alpha dan beta perusahaan dengan melakukaan regresi antara
actual return saham dengan return pasar pada periode estimasi yang diperoleh
dengan persamaan berikut (Dasmanto, 2012):
= (∑ ) − (∑ )(∑ )(∑ 2) − (∑ 2)= ∑ − (∑ )
43
keterangan :
Ri,t : Actual return saham i pada waktu t
Rm : Return saham harian pada waktu ke-t
n : Periode pengamatan
6. Menghitung ekspektasi return pada window period yang diperoleh melalui
persamaan berikut (Dasmanto, 2012):
E(Rit) = α + β * Rm
Keterangan :
E (Rit) : Expected return
Rm : Return pasar harian
7. Perhitungan abnormal return untuk masing-masing saham pada window
period (Dasmanto, 2012):
ARit = Rit – ERit
Keterangan :
ARit : Abnormal return
Rit : Actual return
ERit : Expected return
8. Setelah diperoleh abnormal return saham untuk masing-masing perusahaan,
selanjutnya akan dihitung average abnormal return, dengan persamaan
berikut (Dasmanto, 2012):
AARit = ∑Keterangan :
AARit : Average abnormal return
N : Sampel
ARit : Abnormal return
44
Adapun definisi operasional variabel yang digunakan dalam penelitian ini
disajikan dengan tabel berikut:
TABEL 3.1 OPERASIONALVARIABEL
Rasio Proxy Rumus
Likuiditas Loan to Deposit Ratio(LDR) = +
Aktivitas Total Assets Turn Over(TATO) =
Permodalan Capital Adequacy Ratio(CAR) = ℎ
Profitabilitas Return On Assets (ROA) =Nilai Pasar Price Earnings Ratio
(PER) = ℎ ℎSumber: Hamidah (2013)
C. Populasi Dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Penelitian ini menggunakan populasi seluruh bank umum yang beroperasi dan
mempunyai kantor pusat di Indonesia (bank nasional) dan telah melakukan
merger pada Periode 2005-2010 yang ditunjukkan oleh perbankan Indonesia. Data
yang telah dipilih menunjukkan bahwa terdapat 35 bank yang telah melakukan
merger, baik yang berstatus sebagai bank pemerintah, bank swasta nasional
maupun bank campuran yang beroperasi di Indonesia.
2. Sampel
Pemilihan sampel dilakukan dengan metode non probabilitas atau secara tidak
acak. Elemen-elemen populasi tidak mempunyai kesempatan yang sama untuk
terpilih menjadi sampel. Adapun tehnik pengambilan sampel dilakukan dengan
cara pemilihan sampel bertujuan (purposive sampling) dengan metode pemilihan
sampel berdasarkan pertimbangan (judgement sampling) yakni pengambilan
45
sampel didasarkan pada penilaian terhadap beberapa karakteristik anggota sampel
yang disesuaikan dengan maksud penelitian (Kuncoro 2003).
TABEL 3.2 DATA SAMPEL SUB SEKTOR BANKNo Tanggal Kode
SahamPerusahaan yang
MergerPerusahaan Hasil
Merger1. 11
Juli2005
INPC2. 1. Bank Artha Graha3. 2. Bank Arta Pratama
Bank Artha GrahaInternasional Tbk, PT
2. 8Januari2008
MCOR1. 1. Bank Windu Kentjana2. 2. Bank Multicor
Bank WinduKentjana Tbk, PT
3. 15Oktober
2008BNGA
1. 1. Bank Lippo2. 2. Bank CIMB Niaga
Bank CIMB NiagaTbk, PT
4. 10Juni2010
BBIA3. 1. Bank UOB Buana4. 2. Bank UOB Indonesia
Bank UOB IndonesiaTbk, PT
5. 22Desember
2010NISP
1. 1. Bank OCBCIndonesia
2. 2. Bank OCBC NISP
Bank OCBC NISPTbk, PT
Sumber: KSEI, Indonesian Capital Market Directory
Sampel penelitian adalah bank yang memenuhi kriteria sampel tertentu sesuai
dengan yang dikehendaki oleh peneliti, yaitu :
1. Semua bank nasional yang melakukan merger dan berkantor pusat di Indonesia.
2. Periode yang dipilih adalah Tahun 2005–2010 (Tahun 1997 adanya krisis
ekonomi yang melanda Indonesia dan memungkinkan bank melakukan merger
atas dasar kesulitas likuiditas).
Berdasarkan kriteria tersebut terdapat 35 bank yang telah melakukan merger
selama Periode 2005–2010 dan melebur menjadi 11 bank merger. Dari 11 bank
tersebut yang memenuhi kriteria pemilihan sampel ada sebanyak 5 bank yang
dijadikan sampel penelitian.
46
D. Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
metode studi pustaka yang dilakukan dalam rangka mengumpulkan teori-teori
atau literatur-literatur yang dapat dipergunakan sebagai landasan yang
berhubungan dengan masalah yang sedang diteliti. Berkaitan dengan data-data
yang digunakan dalam penelitian ini, data yang dibutuhkan terdiri dari data
sekunder. Data sekunder merupakan data yang umumnya berupa bukti, catatan,
atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip (data dokumenter) baik yang
dipublikasikan dan tidak dipublikasikan. Data mengenai rasio keuangan, harga
saham dan volume perdagangan saham diperoleh dari Indonesian Capital Market
Directory (ICMD), idx statistic, yahoo finance dan Kustodian Sentral Indonesia
(KSEI).
E. Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan adalah analisis kuantitatif yaitu analisis yang
bersifat objektif dengan berdasarkan pada angka-angka dalam melakukan
penilaian apakah ada perbedaan kinerja keuangan perbankan sebelum dan sesudah
merger.
1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskriptif suatu data yang dilihat
dari nilai rata-rata (mean) dan standar deviasi dengan prosedur sebagai berikut:
1. Menentukan tingkat rata-rata (mean), standar deviasi dan varian indikator
kinerja keuangan perusahaan dari rasio keuangan sebelum dan sesudah merger
dan akuisisi ditinjau dari kinerja perusahaan yang terdaftar di BEI.
47
2. Menentukan perbedaan mean (naik atau turun) indikator keuangan perusahaan
antara sebelum dan sesudah merger.
2. Uji Asumsi Klasik
Model hipotesis yang baik jika model tersebut memenuhi keriteria Blue Linear
Unbiased Estimator (BLUE). Untuk pengujian terhadap kriteria BLUE perlu
dilakukan lima uji asumsi klasik yaitu uji normalitas, uji multikolinearitas, uji
heteroskedastisitas, uji autokorelasi, dan uji linearitas. Namun untuk pengujian
dengan menggunakan uji beda hanya diperlukan uji normalitas, Widyaputra,
dalam penelitian Dasmanto (2012) karena uji beda bukanlah model regresi linear
berganda.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam data memiliki distribusi
normal atau tidak (Ghozali, 2005). Uji normalitas dapat dilakukan melalui dua
pendekatan yaitu dengan pendekatan grafik (histogram dan p-p plot atau
menggunakan uji statistik (kolmogorov-smirnov, chi-square, liliefors maupun
shapiro-wilk). Uji kolmogorov-smirnov merupakan pengujian normalitas yang
banyak dipakai. Kelebihan dari uji ini adalah sederhana dan tidak menimbulkan
perbedaan persepsi diantara satu pengamat dengan pengamat yang lain, seperti
yang terjadi pada uji normalitas dengan menggunakan grafik.
Penelitian ini menggunakan uji statistik kolmogorov-smirnov untuk mengetahui
kenormalan distribusi data, pemilihan metode ini didasarkan bahwa kolmogorov-
smirnov test merupakan metode yang umum digunakan untuk menguji normalitas
data (Hair, 1998). Sampel berdisribusi normal apabila asymptotic sig lebih besar
dari tingkat keyakinan yang digunakan dalam pengujian, dalam hal ini adalah
95% atau α 5%. Sebaliknya dikatakan tidak normal apabila asymptotic sig lebih
kecil dari tingkat keyakinan (5%). Jika hasil uji menunjukkan sampel berdistribusi
48
normal maka uji beda yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah uji
parametrik (paired sample t-test). Tetapi apabila sampel tidak berdistribusi normal
maka uji beda yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah uji non parametrik
(wilcoxon sign test).
3. Uji Beda
Data dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif dan uji beda sampel
berpasangan. Karena hasil uji menunjukkan sampel berdistribusi normal maka uji
beda yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah uji parametrik (paired
sample t-test).
F. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis ini menggunakan uji beda dengan program SPSS versi 21. Hal
ini didasarkan pada penelitian terdahulu dimana data di BEI mencerminkan data
yang terdistribusi normal maka pengujian yang digunakan adalah uji beda yaitu
(paired sample t-test).
Paired Sample T-Test (Uji T Sampel Berpasangan)
Uji T sampel berpasangan digunakan untuk membandingkan rata-rata dua
variabel dalam satu kelompok. Perhitungan dilakukan untuk mencari perbedaan
antara nilai-nilai dua variabel apakah terdapat perbedaan rata-rata yang lebih besar
dari 0. Asumsi yang harus dipenuhi dari uji T sampel berpasangan ini adalah
perbedaan rata-rata harus berdistribusi normal (Sarwono, 2009). Dengan
menggunakan tingkat signifikansi α=5%, maka jika probabilitas lebih kecil dari
taraf signifikansi yang telah ditetapkan (α=5%), maka terdapat perbedaan yang
signifikan rasio keuangan atau abnormal return perbankan sebelum dan sesudah
merger.
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Hasil pembahasan atas pengolahan data serta berdasarkan telaah pustaka dan
metodelogi yang digunakan dalam penelitian ini, dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut:
1. Tidak terdapat perbedaan Loan to Deposit Rasio (LDR) yang signifikan
antara sebelum dan sesudah merger sehingga H1 ditolak.
2. Tidak terdapat perbedaan Total Asset Turn Over (TATO) yang signifikan
antara sebelum dan sesudah merger sehingga H2 ditolak.
3. Terdapat perbedaan Capital Adequacy Ratio (CAR) yang signifikan antara
sebelum dan sesudah merger sehingga H3 diterima.
4. Tidak terdapat perbedaan Return On Assets (ROA) yang signifikan antara
sebelum dan sesudah merger sehingga H4 ditolak.
5. Terdapat perbedaan Price Earnings Ratio (PER) yang signifikan antara
sebelum dan sesudah merger sehingga H5 diterima.
6. Tidak terdapat perbedaan abnormal return yang signifikan antara sebelum
dan sesudah merger sehingga H6 ditolak.
7. Berdasarkan pengujian terhadap hipotesis yang telah dilakukan, kinerja
keuangan perbankan yang diteliti tidak memperoleh sinergi atau nilai
tambah setelah adanya merger dalam jangka waktu lima tahun. Hal
tersebut didukung dengan adanya rasio permodalan menurun secara
signifikan, menyebabkan investor untuk melakukan aksi jual saham
perusahaan yang mereka miliki.
69
Ada beberapa kelemahan penelitian yang harus diperhatikan dalam
menginteprestasi hasil penelitian: pertama, sampel penelitian yang mengambil
sektor perbankan membuat hasil penelitian tidak bisa digeneralisasikan pada
sektor industri yang lain. Kedua, penelitian ini mengambil periode pengamatan
lima tahun sebelum dan lima tahun sesudah merger, karena alasan terlalu
dekatnya event merger dengan laporan keuangan sesudahnya yang bisa diperoleh.
Hasil penelitian kemungkinan akan berbeda, terutama rasio-rasio yang signifikan
bila di uji beda, jika periode pengamatan lebih panjang. Ketiga, penelitian ini
hanya mengambil sampel bank-bank yang melakukan merger, sehingga hasilnya
kemungkinan akan berbeda jika sampel yang diambil adalah seluruh merger. Oleh
karena itu, kelemahan-kelemahan ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan
pada peneliti berikutnya.
B. Saran
Adapun saran yang diberikan bagi investor sebaiknya lebih berhati-hati dalam
menginvestasikan dananya pada perusahaan yang melakukan merger karena
kegiatan merger tidak selalu membawa dampak yang baik bagi perusahaan. Bagi
peneliti lain sebaiknya, meneliti peristiwa merger dengan periode yang lebih
panjang dan bukan hanya perusahaan perbankan dan juga lebih menambah
variabel lain untuk melihat kinerja keuangan perusahaan ketika mengalami
merger.
DAFTAR PUSTAKA
Almilia, Luciana Spica dan Winny Herdiningtyas. 2005. “Analisa Rasio Camelterhadap Prediksi Kondisi Bermasalah pada Lembaga Perbankan Periode2000-2002.” Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Volume 7 Nomor 2.Surabaya: STIE Perbanas.
Arsitektur Perbankan Indonesia. 2004. Bank Indonesia.
Ardiagarini, Siti. 2010. Analisis Dampak Merger dan Akuisisi terhadap KinerjaKeuangan Perusahaan Target. Skripsi. Fakultas Ekonomi. Semarang:Universitas Diponegoro.
Barlian, Inge. 2013. Manajemen Keuangan 1. Edisi 8 Cetakan ke-2. Jakarta :Literata Lintas Media.
Beams, Houston., Gapenski, Louis C and Daves, Phillip R. 2004. IntermediateFinancial Management. Sixth Edition. The Dryden Press. Harcourt BraceCollege Publishers.
Brigham, Houston. 2006. Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Jakarta: SalembaEmpat.
Damodaran, Aswath. 2001. Corporate Finance: Teori and Practic. InternationalEdition. New York: Willey.
Dasmanto, Tomy. 2012. Analisis Perbandingan Kinerja Perusahaan DanAbnormal Return Saham Pada Perusahaan Pengakuisisi Sebelum DanSesudah Merger Dan Akuisisi (Studi Di Bursa Efek Indonesia Periode2000-2007). Skripsi yang dipublikasikan. Jakarta: Universitas Indonesia.
David, Fred R. 2009. Manajemen Strategis. Edisi Kedua Belas. Jakarta: SalembaEmpat.
Dendawijaya, Lukman. 2005. Manajemen Perbankan. Edisi kedua. Cetakankedua. Bogor Jakarta: Ghalia Indonesia.
Dharmasetya, Lani dan Sulaimin, Vonny. 2009. Merger dan Akuisisi Tinjauandari Sudut Akuntansi dan Perpajakan. Jakarta: Kompas Gramedia.
Estanol, Albert B dan Jo Seldeslachts. 2005. Merger Failures, University ofWestern Ontario. Jerman.
Febriani, A dan R. Zulfadin. 2003. “Analisis Kinerja Bank Devisa dan NonDevisa Indonesia.” Jurnal Kajian Ekonomi dan Keuangan. Vol. 7 No.4.pp 38-54
Gaughan, Patrick A. 1993. Mergers and Acquisitions, Harper Collins Publishers.
Ghosh, M. 2001. “Risk factors for severe acute lower respiratory tract infection inunder-five children” in Indian Pediatr 38: 1361-69.
Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS.Edisi 3. Semarang: Universitas Diponegoro.
Hamidah dan Noviani. 2013.”Perbandingan Kinerja Keuangan PerusahaanSebelum dan Sesudah Merger dan Akuisisi (Pada Perusahaan Pengakuisisiyang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2004 – 2006).” JurnalRiset Manajemen Sains Indonesia (JRMSI). Vol. 4. No. 1. pp. 31–35.
Hanafi, Mamduh H. Halim. 2003. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: UPP-AMP YKPN.
Hair, J.F, R.E Anderson, R.L Tatham dan W.C. Black. 1998. Multivariate DataAnalysis: With Readings, Indianapolis, 5th. Mac Millan PublishingCompany.
Hartono, Jogiyanto. 2003. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi kelima.Yogyakarta: BPFE.
-----------------------. 2008. Metodologi Penelitian Sistem Informasi. Yogyakarta:CV Andi Offset.
Hempel, George H. Alan, B. Coleman. Donald, G. Simonson. 1986. BankManagement Text And Cases. John Wiley & Sons.
Horne, James C.Van., Wachowicsz J.M., Jr. 1995. Fundamental of FinancialManagement. Ninth Edition. USA: Prentice-Hall International Inc.
Husnan dan Hanafi. 1991. “Pasar Modal Indanesia Efisiensikah? PengamatanSelama tahun 1990.” Manajemen dan Usahawan Indonesia. Tahun XXNo.6.
Husnan, Suad. 1998. Manajemen Keuangan - Teori dan Penerapannya.Buku2. Yogjakarta: BPFE.
Indonesian Capital Market Directory. 2007-2011.
Ikatan Akuntan Indonesia. 1994. Standar Akuntansi Keuangan. Buku Satu.Jakarta.
Ismail. 2010. Akutansi Bank: Teori dan Aplikasi dalam Rupiah. Cetakan Pertama.Jakarta: Kharisma Putra Utama.
Kumara, Manoj dan Satyanarayana. 2013. “Comparative Study of Pre and PostCorporate Integration Through Mergers and Acquisition.” InternationalJournal of Business and Management Invention. 2(3). 31-38.
Kurniawan, Tri Andy. 2011. Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan PerusahaanSebelum dan Setelah Merger dan Akuisisi (Pada Perusahaan Manufakturdi BEI Tahun 2003-2007). Skripsi yang dipublikasikan. Semarang:Universitas Diponegoro.
Kusumo, Adi, Yunanto. 2007. “Analisis Kinerja Keuangan Bank SyariahMandiri.” Jurnal Ekonomi Islam. Vol. II No. 1 Juli.
Kusmargiani, I.S. 2006. Analisis Efisiensi Operasional Dan Efisiensi ProfabilitasPada Bank Yang Merger Dan Akuisisi Di Indonesia. Tesis Magister Sains.Semarang: Univeristas Diponegoro.
Kuncoro, Mudrajad. 2003. Metode Riset Untuk Bisnis & Ekonomi; BagaimanaMeneliti dan Menulis Tesis. Edisi 1. Jakarta: Erlangga
---------------------, 2004. Metode Kuantitatif. Edisi 2. Yogjakarta: UPP AMPYKPN.
Kwik Kian Gie. 1992. Merger Dan Akuisisi : Kemungkinan Penyalahgunaan DanEfek Sinergisnya Pada Unit-Unit Grup Bisnis, Usahawan, 3 (XXI),Hal.11-15.
Lestari. 2007. “Analisis Kinerja Bank Devisa dan Non Devisa dan Faktor- faktoryang mempengaruhinya.” Jurnal Vol. 2 ISSN 1858-2559.
Marcel. 1992. Akuisisi Bisnis. Jakarta: Rineka Cipta.
Nilam, L. N. 2010. Analisis Perbedaan Tingkat Abnormal Return dan RasioKeuangan Sebelum dan Sesudah Merger dan Akuisisi. Skripsi.
Nugroho, M. Aji. 2010. Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan PerusahaanSebelum dan Sesudah Merger dan Akuisisi (Pada PerusahaanPengakuisisi, Periode 2002-2003). Skripsi yang dipublikasikan. Semarang:Universitas Diponegoro.
Payamta. 2001. “Pengaruh Merger Dan Akuisisi Terhadap Kinerja PerusahaanPerbankan Publik Di Indonesia.” Jurnal Bisnis Dan Manajemen. Vol 1.No.1. hal. 17-41.
Payamta, dan Doddy Setiawan. 2004. “Analisis Pengaruh Merger Dan AkuisisiTerhadapKinerja Perusahaan Publik Di Indonesia.” Jurnal Riset AkuntansiIndonesia. Vol 7. No.3. hal. 256-282.
Pappas, James L. Mark Hirschey. 1995. Ekonomi Manajerial. Jilid 1. EdisiKeenam. Jakarta: Binarupa Aksara.
Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 6/10/PBI/2004.
Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 13/1/PBI/2011.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia, No.27. 1998. Tentang Penggabungan,Peleburan Dan Pengambilalihan Perseroan Terbatas.
Prasetya, Irawan. 1995. Analisa Kinerja Panduan Praktis untuk MenganalisisKinerja Organisasi, Kinerja Proses dan Kinerja Pegawai. Jakarta:Erlangga.
Prawirosentono, Suyadi. 1997. Kebijakan Kinerja Kariawan. Yogyakarta: BPFE.
Pudjo, Teguh Mulyono. 1999. Aplikasi Akuntansi Manajemen Dalam PraktekPerbankan. Edisi 3. Yogjakarta: BPFE.
Riyanto, Bambang. 1995. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta:BPFE.
Rindhatmono, Ferdi. 2005. Analisis Faktor-Faktor Yang MempengaruhiProfitabilitas Bank Pasca Merger Di Indonesia. Tesis MagisterManajemen. Semarang: Univeristas Diponegoro.
Rizanah, S. 2007. “Analisis Tingkat Kesehatan Bank Perkreditan Rakyat (StudiKomparasi Sebelum dan Sesudah Merger pada PD BPR BKK KabupatenSemarang).” Jurnal. UNNES.
Sartono, Agus. 2001. Manajemen Keuangan Teori Aplikasi. Yogyakarta: BPFE.
Sarwono, Jonathan. 2009. Statistik Itu Mudah, Panduan Lengkap Untuk BelajarKomputasi Statistik Menggunakan SPSS 16. Yogyakarta: Andi.
Selcuk, E. A. dan Yilmaz, A. A. 2011. “The Impact of Mergers and Acquisitionson Acquirer Performance: Evidance From Turkey.” Business andEconomics Journal. 22(1). 1-8.
Seiford, Lawrence M.,Zhu, Joe. 1999. “Profitability and Marketability of the top55 USCommercial Banks.” Management Science. Vol. 45. No. 9, pp:1270-1288.
Sudarsanam, P.S. 1999. The Essence of Merger dan Akuisisi. Edisi 1. Yogjakarta:Andi.
Sufian, Fadzlan, Muhd-Zulkhibri Abdul Majid dan Razali Haron. 2007.“Efficiency and Bank Merger in Singapore: A Joint Estimation ofNonParametric, Parametric and Financial Ratios Analysis.” MPRA PaperNo. 12129.
Sundjaja, Ridwan S. dan Inge Barlian. 2003. Manajemen Keuangan Satu. EdisiKelima. Jakarta: Literata Lintas Media.
Sutrisno, dan S. Sumarsih. 2004. “Dampak Jangka Panjang Merger dan Akuisisiterhadap Pemegang Saham di BEI Perbandingan Akuisisi Internal danEksternal.” Jurnal Akuntansi dan Auditing Indonesia. Vol. 8. No. 2. Hal:189-210.
Sharma, M. 2013. “Post Menopausal Quality Of Life and Associated Factors-AReview”. Journal Of Scientific & Inovative Research.
Smith, Daniel C. 1996. “In Search of The Marketing Imagination: FactorsAffecting The Creativity of Marketing Programs for Mature Products.”Journal of Marketing Research, 3 May.
Usadha, I. P. A. dan G. W. Yasa.2009. “Analisis Manajemen Laba dan KinerjaKeuangan Perusahaan Pengakuisisian Sebelum dan Sesuadah Marger danAkuisisi.” Jurnal Akuntansi dan Bisnis. Vol. 4. Np. 2 (Juli): 165-177.
Wangi, Annisa M. Cempaka. 2010. Analisis Manajemen Laba dan KinerjaKeuangan Perusahaan Pengakuisisi Sebelum dan Sesudah Merger danAkuisisi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2009. Skripsiyang dipublikasikan. Semarang: Universitas Diponegoro.
Weston, J. Fred., Kwang S. Chung, Juan A. Siu. 1990. Take Overs, Restructuringand Corporate Governance. 2 Edition. Copy Right 1990-1998. PrenticeHall, Inc.
Wibowo, Amin dan Yulita Milla Pakereng. 2001. “Pengaruh PengumumanMerger dan Akuisisi terhadap Return Saham Perusahaan Akuisitor danNon Akuisitor dalam Sektor Industri yang Sama di Bursa Efek Jakarta”.Ekonomi & Bisnis Indonesia, Vol. 16 No. 4 (Oktober).
Widjanarko, Hendro. 2004. “Pengaruh Merger dan Akuisisi terhadap KinerjaPerusahaan Manufaktur.” Buletin Ekonomi. Vol, 2, No. 2.
Widyaputra, Dyaksa. 2006. Analisis Perbandingan Kinerja Perusahaan &Abnormal Return Saham Sebelum & Sesudah Merger dan Akuisisi (diBursa Efek Jakarta Periode 1998-2004). Tesis yang dipublikasikan.Semarang: Universitas Diponegoro.
www.bi.go.id (diakses September 2016)
www.hukumonline.com (diakses September 2016)
www.idx.co.id (diakses Desember 2016)
www.ksei.co.id (diakses September 2016)
www.yahoofinance.com (diakses Desember 2016)
Yonathan, Edwin dan Ancella A. Hermawan, 2013. “The Effect of FinancialPerformance Following Mergers and Aquisisions on Firm Value”,didownload dari http://www.apira2013.org/proceeding/pdfs/K147.pdf.