Analisis Kinerja Keuangan Bank Dengan Menggunakan Metode …
Transcript of Analisis Kinerja Keuangan Bank Dengan Menggunakan Metode …
Analisis Kinerja Keuangan Bank Dengan Menggunakan Metode CAMEL
(Studi Kasus Pada PT. Bank BPD DIY 2014-2016)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Manajemen
Oleh:
Fernando
NIM : 132214199
PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
Motto dan Persembahan
You Never Know How Strong You Are
Until Being Strong Is The Only Choice You Have–Bob Marley
Worrying Is Stupid.
Its like walking around with An Umbrella Waiting for it to rain – Wiz Khalifa
Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok,
Karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri,
Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari – Matius 3 :64
Skripsi ini ku persembahkan untuk :
Tuhan Yesus sebagai Juru Selamatku Yang Hidup Alm. Papa yang sudah berada di Surga
Untuk kedua mamaku yang tidak pernah berhenti berjuang
Untuk adik perempuan kebanggaanku Untuk teman – teman seperjuangan yang selalu
ada disaat apapun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
KATA PENGANTAR
Puji Syukur pada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmatNya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Kinerja
Keuangan Bank Dengan Menggunakan Metode CAMEL”, Studi Kasus pada PT
Bank BPD – DIY 2014 - 2016. Penulisan skripsi ini diajukan untuk memenuhi
salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Program Studi
Manajemen Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Dalam penelitian ini penulis menyadari bahwa tanpa adanya bantuan,
dukungan, bimbingan dari berbagai pihak skripsi ini tidak dapat terselesaikan
dengan baik. Oleh sebab itu, dalam kesempatan ini, penulis secara khusus
menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Bapak Albertus Yudi Yuniarto S.E., M.B.A., selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Sanata Dharma dan selaku dosen pembimbing I
yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk membimbing,
membina, dan mendukung penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
2. Bapak Dr. Lukas Purwoto, M.Si., selaku Ketua Program Studi
Manajemen Universitas Sanata Dharma.
3. Bapak Drs. Gregorius Hendra Poerwanto, M.Si., selaku Dosen
Pembimbing II yang bersedia meluangkan waktu, tenaga, pikiran, untuk
memberikan bimbingan, perhatian, pelajaran tentang kehidupan, kritik
dan saran yang sangat berharga dengan penuh kesabaran dan
kesungguhan hati sehingga skripsi ini terselesaikan dengan baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
4. Seluruh dosen dan staf Sekretariat Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma yang telah membantu dan mendukung
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Alm Papa tercinta, Solihin. Walaupun papa belum sempat menemani
proses kuliah, tetapi banyak pelajaran hidup yang bisa dipetik tentang
semangat, kesederhanaan, pantang menyerah, dan kasih yang menjadi
modal menjalani hidup dan menyelesaikan skripsi ini . See u on another
chapter dad !
6. Liliana dan Susantri, Mama – mama ku tersayang. Terima kasih atas
semua pengorbanan, kesabaran , doa dan semangat yang terus mengalir
tanpa ada henti dari awal perkuliahan hingga akhirnya Tugas Akhir ini
bisa terselesaikan. Walaupun agak cerewet tapi tetap kalian wanita
terbaik dalam hidup ini. Love You mama – mamaku !
7. Veronica Veren, adik satu – satunya . Terima kasih sudah memberikan
support dan mendoakan.
8. Nadia Nastiti,My other half. Terima kasih sudah memberi perhatian,
mengingatkan,support, dan cerewet yang luar biasa sehingga skripsi ini
bisa terselesaikan dengan baik.
9. BFAM ( Brothers From Another Mother), Keluarga kecil selama di
Jogja yang telah banyak memberikan pelajaran hidup baik suka maupun
duka. Tidak akan pernah dilupakan Canda tawa, doa, pengorbanan,
pengertian, pertolongan dan kasih sayang yang telah kalian berikan.
Ivan, Domi, Rendy W, Rilchu, Pur, Dolok, Yosi, Wahyu, Leo Gentong,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
Jon, Sondol, Vian, Adi, Katon, Frando, Bimo, Boy, Sepep, Maxi,
Koido, Yosua, Leo Ompong. Jangan lupa kirim undangan.
10. Goldstacks Academic, terima kasih banyak telah menjadi wadah untuk
menyalurkan hobby selama saya berada di Yogyakarta. Dan juga terima
kasih banyak kepada teman – teman Goldstacks Academic yang telah
banyak membantu saya dalam banyak hal.
11. Mas Juno, Mas Ditto, Mba Ica, Mas Arun, dan Mas Boem. Terima
kasih banyak atas segala bantuan,bimbingan, perhatian, dan juga
support dalam menyambung hidup selama di Yogyakarta.
12. Martinus Wahyu, Eduardus Boy, Gregorius Dolok, dan Andreas Yosi,
terimakasih telah menjadi teman, keluarga, dan saudara satu atap
selama di Yogyakarta. Bahagia sekali telah bisa menjadi bagian
bersama kalian. Terimakasih buat selama ini.
13. Teman-teman Angkatan 2013, terima kasih atas kebersamaan,
perjuangan,kerja sama, dan suka duka dalam masa perkuliahan 4 tahun
di Universitas Sanata Dharma.
14. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, yang
memberikan bantuan, semangat dan doa kepada penulis sehingga
skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
Yogyakarta, 29 Novermber 2017
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iii
HALAMAN MOTTO ......................................................................................... iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS .......................... v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI........................ vi
KATA PENGANTAR ......................................................................................... vii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ x
HALAMAN DAFTAR TABEL...................................................................xiii
HALAMAN DAFTAR GAMBAR ..................................................................... xv
HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN............................................................xvi
ABSTRAK..........................................................................................................xvii
ABSTRACT…………………………………………………………………...xviii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 4
C. Batasan Masalah .................................................................................. 4
D. Tujuan Penelitian ................................................................................. 5
E. Manfaat Penelitian ............................................................................... 5
F. Sistematika Penulisan .......................................................................... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA ........................................................................... 8
A. Landasan Teori .................................................................................... 8
1. Pengertian Bank ............................................................................. 8
2. Laporan Keuangan ......................................................................... 11
a. Pengertian laporan keuangan ................................................... 11
b. Arti penting laporam keuangan ............................................... 12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
c. Unsur Laporan Keuangan ........................................................ 12
3. Analisis Kinerja Bank .................................................................... 15
a. Analisis rasio likuiditas............................................................ 15
b. Analisis rasio rentabilitas ......................................................... 21
c. Analisis rasio solvabilitas ........................................................ 25
4. Kesehatan Bank ............................................................................. 28
a. Tinjauan tentang kesehatan bank ............................................ 28
b. Arti penting kesehatan bank ................................................... 31
5. Metode CAMEL ............................................................................ 32
a. Capital ...................................................................................... 32
b. Assets ....................................................................................... 32
c. Management ............................................................................ 33
d. Earning ..................................................................................... 33
e. Liquidity .................................................................................. 33
B. Penelitian Sebelumnya......................................................................... 34
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................. 37
A. Jenis Penelitian .................................................................................... 37
B. Subjek dan Objek penelitian ................................................................ 37
C. Waktu dan Lokasi Penelitian ............................................................... 37
D. Variabel Penelitian ............................................................................... 38
E. Definisi Operasional ............................................................................ 39
F. Sumber Data ........................................................................................ 41
G. Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 42
H. Teknik Analisis Data ........................................................................... 42
1. Capital ( Permodalan).................................................................... 42
2. Assets (Kualitas Aktiva Produktif) ................................................ 43
3. Manajemen .................................................................................... 45
4. Earning (Rentabilitas) ................................................................... 46
5. Liquidity (Likuiditas) ..................................................................... 47
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ........................................... 49
A. Sejarah Perusahaan.................................................................................. 49
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
B. Profil Perusahaan .................................................................................... 58
C. Visi Misi .................................................................................................. 59
D. Budaya Kerja dan Perilaku Utama .......................................................... 59
E. Produk dan Layanan ................................................................................ 60
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ......................................... 63
A. Analisis Data ........................................................................................... 63
1. Capital (Modal) ................................................................................. 63
2. Assets (Kualitas Aktiva Produktif) .................................................... 65
3. Manajemen ........................................................................................ 69
4. Earning (Rentabilitas) ....................................................................... 70
5. Liquidity (Likuiditas) ......................................................................... 74
B. Pembahasan
1. Analisis tingkat kesehatan ................................................................ 78
a. Capital (Modal) ........................................................................... 78
b. Assets (Kualitas Aktiva Produktif) ............................................. 79
c. Management ................................................................................ 81
d. Earning (Rentabilitas) ................................................................. 82
e. Liquidity (Likuiditas) .................................................................. 84
2. Perhitungan nilai bersih masing – masing rasio ................................ 87
3. Penentuan Predikat Kesehatan Bank Menurut CAMEL ................... 93
BAB VI KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN ...................... 94
A. Kesimpulan ............................................................................................. 94
B. Saran ....................................................................................................... 95
C. Keterbarasan ............................................................................................ 95
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 97
LAMPIRAN ....................................................................................................... 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR TABEL
II.1 Nilai Kredit Penggolongan Tingkat Kesehatan Bank ................................. 30
II.2 Penilaian Kesehatan Bank Dengan Menggunakan Metode CAMEL .......... 34
III.1 Kriteria Penilaian Capital Adequecy Ratio (CAR) ..................................... 43
III.2 Kriteria Penilaian Rasio Aktiva Produktif .................................................. 44
III.3 Kriteria Penilaian Rasio Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif .......... 44
III.4 Kriteria Penilaian Return On Assets (ROA)................................................ 46
III.5 Kriteria Penilaian Rasio BOPO .................................................................. 47
III.6 Kriteria Penilaian Rasio NCM – CA .......................................................... 48
III.7 Kriteria Penilaian Loan To Deposit Ratio (LDR) ....................................... 48
IV.1 Profil Perusahaan ........................................................................................ 58
V.1 Perhitungan Capital Asset Ratio (CAR) ..................................................... 63
V.2 Nilai Kredit Faktor CAR ............................................................................. 64
V.3 Perhitungan Kualitas Aktiva Produktif ...................................................... 66
V.4 Nilai Kredit Faktor KAP ............................................................................. 66
V.5 Perhitungan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) ................ 68
V.6 Nilai Kredit Faktor PPAP ............................................................................ 69
V.7 Perhitungan Net Profit Margin (NPM) ....................................................... 70
V.8 Perhitungan Return On Assets (ROA) ........................................................ 71
V.9 Nilai Kredit Faktor ROA ............................................................................. 72
V.10 Perhitungan Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional .......... 73
V.11 Nilai Kredit Faktor BOPO ......................................................................... 74
V.12 Perhitungan Net Call Money to Current Assets ......................................... 75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
V.13 Nilai Kredit Faktor NCM – CA ................................................................ 76
V.14 Perhitungan Loan Deposit Ratio ................................................................ 76
V.15 Nilai Kredit Faktor LDR ............................................................................ 77
V.16 Nilai Rasio CAR Tahun 2014 s/d 2016 ...................................................... 78
V.17 Nilai Rasio KAP Tahun 2014 s/d 2016 ...................................................... 79
V.18 Nilai Rasio PPAP Tahun 2014 s/d 2016 .................................................... 80
V.19 Nilai Rasio NPM Tahun 2014 s/d 2016 ..................................................... 81
V.20 Nilai Rasio ROA Tahun 2014 s/d 2016 ..................................................... 82
V.21 Nilai Rasio BOPO Tahun 2014 s/d 2016 ................................................... 83
V.22 Nilai Rasio NCM – CA Tahun 2014 s/d 2016 ........................................... 84
V.23 Nilai Rasio LDR Tahun 2014 s/d 2016 ...................................................... 84
V.24 Nilai Bersih CAMEL tahun 2014............................................................... 87
V.25 Nilai Bersih CAMEL tahun 2015............................................................... 89
V.26 Nilai Bersih CAMEL tahun 2016............................................................... 90
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR GAMBAR
II.1 Kerangka Konseptual Pemikiran .................................................................. 36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Ikhtisar Keuangan ......................................................................... 100
Lampiran 2. Rasio Keuangan ............................................................................ 101
Lampiran 3. Kepemilikan Saham ................................................................. .... 102
Lampiran 4. Kredit yang diberikan tahun 2014................................................ 103
Lampiran 5. Kredit yang diberikan tahun 2015.................................................104
Lampiran 6. Kredit yang diberikan tahun 2016.................................................105
Lampiran 7. Perhitungan Rasio ........................................................................ 106
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
ABSTRAK
ANALISIS KINERJA KEUANGAN BANK DENGAN MENGGUNAKAN
METODE CAMEL
Studi Kasus: PT. Bank BPD DIY 2014 – 2016
Fernando
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2017
Tujuan Penelitan ini adalah untuk mengetahui apakah PT. Bank BPD DIY
pada tahun 2014 sampai dengan tahun 2016 terkategorikan sebagai bank yang
sehat , kurang sehat atau tidak sehat menurut metode CAMEL.
Analisis CAMEL memiliki 5 Aspek, yaitu aspek permodalan
menggunakan rasio CAR (Capital Adequecy Ratio), aspek kualitas aktiva
produktif menggunakan rasio KAP (Kualitas Aktiva Produktif) dan PPAP
(Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif), aspek manajemen menggunakan
rasio NPM (Net Profit Margin), aspek Rentabilitas menggunakan rasio ROA
(Return On Assets) dan BOPO (Biaya Operasional terhadap Pendapatan
Operasional), dan aspek likuiditas menggunakan rasio NCM – CA (Net Call
Money to Current Assets) dan LDR (Loan to Deposit Ratio).
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada PT. Bank BPD
DIY nilai CAMEL pada tahun 2014 terkategorikan sehat dengan nilai CAMEL
sebesar 99,74, pada tahun 2015 terkateogrikan sehat dengan nilai CAMEL sebesar
99,44, pada tahun 2016 terkategorikan sehat dengan nilai CAMEL sebesar 97,03.
Kata Kunci : Metode CAMEL, Kinerja Keuangan Bank.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
ABSTRACT
ANALYSIS OF BANK FINANCIAL PERFORMANCE USING CAMEL
METHOD
A Case Study at PT. Bank BPD DIY 2014 - 2016
Fernando
Sanata Dharma University
Yogyakarta
2017
The purposes of this research are to identify wheater PT. Bank BPD DIY
is categorized as healthy bank, less healthy, or unhealthy based on CAMEL
method from 2014 to 2016.
CAMEL analysis consists of five aspects: aspect of capital using
CAR(Capital Adequacy Ratio), aspect of asset quality using Earning Assets
(KAP) ratio and Allowance for Earning Assets (PPAP) ratio, aspect of
management using NPM (Net Profit Margin) ratio, aspect of profitability using
ROA (Return on Assets) ratio and Operating Expenses on Operating Income
(BOPO) ratio, and aspectof liquidity using NCM-CA (Net Call Money to Current
Assets) ratio and LDR (Loan to Deposit Ratio).
Based on the results of the research conducted at PT Bank BPD DIY,
CAMEL value in 2014 was categorized as a healthy with CAMEL value 99,74, in
2015 was categorized as a healthy with CAMEL value 99,44, in 2016 was
categorized as a healthy with CAMEL value 97,03.
Key Words : CAMEL Method, Financial Bank Performance.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sektor perbankan merupakan sektor yang sangat maju, yang kemajuannya
diiringi dengan berbagai kecanggihan teknologi dan semakin meningkatnya
kesadaran pendidikan dan ilmu pengetahuan. Tingkat kesehatan bank dapat
dinilai dalam beberapa faktor, salah satu faktor yang digunakan adalah laporan
keuangan bank yang bersangkutan. Berdasarkan laporan keuangan, dapat
dihitung sejumlah rasio keuangan yang bisa dijadikan dasar penilaian tingkat
kesehatan bank.
Bank merupakan lembaga keuangan yang menjadi tempat bagi
perusahaan, badan-badan pemerintah dan swasta, ataupun orang-orang yang
menyimpan dana, bank juga merupakan suatu lembaga yang berperan sebagai
perantara keuangan antara pihak-pihak yang memiliki dana maupun pihak-
pihak yang memerlukan dana.
Lembaga perbankan kerap dijuluki sebagai lembaga keuangan yang
memiliki sifat “khusus” hal itu terlihat dari sudut pandang mikro dan makro.
Dari sudut pandang mikro, penyaluran jasa kredit yang di berikan oleh lembaga
perbankan mampu menstimulus roda perekonomian suatu negara. Dari sudut
pandang makro, lembaga perbankan menjadi lembaga yang menetapkan
kebijakan moneter. Untuk itu di perlukan pengawasan dan pengaturan yang
khusus pula bagi lembaga perbankan untuk menjaga kestabilitasan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
perekonomian negara kita. Lembaga perbankan dalam menjalankan
fungsinya wajib melaksanakan pengelolaan yang prudent dan wajib menjaga
kepercayaan nasabahnya. Kepercayaan nasabah merupakan hal yang sangat
penting agar kegiatan operasional perbankan dapat berjalan dengan baik. Hal
itu juga harus di dukung oleh tindakan pengawasan (supervising) yang di
lakukan oleh lembaga pengawas perbankan yaitu Bank Indonesia agar lembaga
perbankan Indonesia tidak rentan terhadap berbagai guncangan ekonomi baik
yang berasal dari dalam negeri maupun luar negeri. Demi menjaga
kepercayaan para deposan dan stabilitas sistem pembayaran, bank – bank yang
beroperasi perlu di nilai tingkat kesehatannya. Tata cara peniliaian kesehatan
bank diatur dalam SK Direksi BI No.31/11/KEP/DIR tanggal 30 April 1997
dan telah di ubah dengan SK Direksi BI tanggal 30 Mei 2004.
Peraturan bank Indonesia Nomor 6/10/PBI/2004 tanggal 12 April 2004
tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 38, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 4382) Bank Wajib melakukan penilaian Tingkat Kesehatan Bank
secara Triwulan dan mulai tahun 2012 penilaian sendiri (self Assessment) di
lakukan paling kurang setiap semester untuk posisi akhir Juni dan Desember
apabila terdapat perbedaan penilaian hasil yang di lakukan oleh Bank itu
sendiri dengan Bank Indonesia, maka yang berlaku adalah penilaian menurut
Bank Indonesia. Tingkat kesehatan bank dapat dinilai dari beberapa indikator.
Salah satu sumber utama yang dapat di jadikan bahan penilaian adalah melalui
laporan keuangan yang di terbitkan oleh bank yang bersangkutan. Melalui
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Laporan keuangan yang di terbitkan dapat di hitung sejumlah rasio keuangan
yang lazim dijadikan dasar penilaian tingkat kesehatan bank. Rasio keuangan
yang di gunakan dalam penilaian tingkat kesehatan bank adalah dengan
menggunakan rasio CAMEL yaitu : 1) capital ; 2) assets ; 3) management 4)
earnings : 5) liquidity. Aspek – aspek tersebut menggunakan rasio keuangan
yang di sajikan melalui laporan keuangan perusahaan yang di terbitkan setiap
tahunnya.
Tujuan dari analisis menggunakan rasio CAMEL untuk menentukan
tingkat kesehatan bank adalah untuk mengetahui kondisi bank tersebut yang
sesungguhnya apakah dalam keadaan sehat, kurang sehat atau mungkin tidak
sehat. Dalam menghadapi persaingan di bidang perbankan yang semakin ketat,
kepercayaan dari masyarakat merupakan salah satu kunci sukses yang
mendorong kemajuan perusahaan. Agar lebih dipercaya oleh pemerintah dan
masyarakat dalam pengelolaan keuangan bisnisnya, maka kepentingan akan
pengukuran tingkat kesehatan bank sangat perlu dilakukan oleh perbankan
BUMD dan juga perbankan BUMN.
Di antara berbagai bank yang ada saat ini di kota Yogyakarta pada
khususnya dan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta pada umumnya, PT Bank
BPD DIY merupakan salah satu bank yang telah memegang peranan penting
terhadap kemajuan daerah ini sejak mulai didirikannya. Keistimewaan yang
utama adalah PT Bank BPD DIY merupakan pemegang kas daerah dan
menjadi salah satu sumber pendapatan asli daerah melalui berbagai produk
perbankan yang dikeluarkannya. Berdasarkan hal tersebut di atas, penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
tertarik untuk mengambil judul penelitian “Analisis Kinerja Keuangan Bank
Dengan Menggunakan Metode CAMEL (Studi Kasus Pada PT. Bank BPD
DIY 2014-2016)”.
B. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang diatas dan mengingat begitu pentingnya menilai
kesehatan keuangan suatu bank khususnya mengukur menggunakan analisis
CAMEL. Maka dalam penelitian ini dapat dirumuskan masalah yang akan
dibahas yaitu: “Apakah kinerja keuangan pada PT. Bank BPD DIY tahun
2014-2016 dianalisis dengan menggunakan metode CAMEL (Capital, Asset,
Management, Earning, Liquidity) berada predikat sehat ?.”
C. Batasan Masalah
Agar pembahasan tidak menyimpang dari yang diharapkan, maka
permasalahan dibatasi pada :
1. Data yang digunakan, yaitu laporan keuangan (neraca dan laporan rugi laba)
pada PT. Bank BPD DIY periode tahun 2014 – 2016.
2. Mengingat data yang diperoleh mengenai bank kurang lengkap, maka
peneliti membatasi pada aspek Capital, Assets, Earning, dan Liquidity,
karena aspek Management menggunakan pertanyaan dan memiliki standar
poin setiap pertanyaan, maka untuk aspek Manajemen peneliti
menggunakan nilai maksimum
3. Penelitian ini dilakukan pada PT. Bank BPD DIY.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
D. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengukur tingkat kesehatan PT. Bank BPD
DIY pada tahun 2014 – 2016.
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada berbagai
pihak yang berkaitan maupun yang tidak berkaitan dengan penelitian ini antara
lain :
1. Bagi Penulis
Melatih ketajaman analisis dan meningkatkan ilmu pengetahuan terhadap
kondisi rill dilapangan yang terkait dengan disiplin ilmu manajemen yaitu
kesehatan Bank.
2. PT. Bank BPD DIY
Dengan adanya penelitian kesehatan keuangan ini, PT. Bank BPD DIY
dapat mengetahui seberapa besar kinerja yang telah dicapai dan faktor apa
saja yang mempengaruhi tinggi/rendahnya nilai bobot yang dimiliki untuk
penilaian tingkat kesehatan bank berdasarkan metode CAMEL.
3. Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta
Penilaian tingkat kesehatan keuangan bank merupakan alat kontrol yang
dapat dimanfaatkan pemerintah untuk mengembangkan perekonomian dan
juga sebagai alat bantu pengambilan keputusan dibidang moneter
khususnya di provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
F. Sistematika Penulisan
Sistematika yang digunakan dalam penyusunan proposal ini, antara lain:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi mengenai latar belakang, perumusan
masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
Bab ini memuat uraian teoritis yang berisi teori-teori dan
pendapat-pendapat para pakar yang digunakan untuk
memperkuat penelitian. Bab ini juga memuat kerangka
konseptual dan pengembangan hipotesis.
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini terdiri dari metode pengambilan sampel dan teknik
pengumpulan data, pengujian validitas dan reliabilitas dan
metode analisis data.
BAB IV GAMBARAN UMUM SUBJEK PENELITIAN
Bab ini menjelaskan mengenai subjek penelitian yaitu
sejarah berdirinya perusahaan dan keadaan perusahaan pada
umumnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Analisis data dan pembahasan pada intinya berisi dua hal
pokok. Pertama, paparan atau deskripsi mengenai temuan
yang diperoleh dan analisisnya, baik secara kuantitatif
maupun secara kualitatif. Kedua, memuat hasi uji statistik.
BAB VI KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN
Bab ini beisi kesimpulan dan saran terhadap masalah yang
diteliti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Pengetian Bank
Sejarah dikenalnya asal mula kegiatan perbankan dimulai dari jasa
penukaran uang. Oleh karena itu bank dikenal sebagai tempat menukar uang
atau sebagai meja tempat menukarkan uang. Dalam sejarah para pedagang
dari berbagai kerajaan melakukan transaksi dengan menukarkan uang, di
mana penukaran uang dilakukan antar mata uang kerajaan yang satu dengan
mata uang kerajaan yang lain. Kegiatan penukaran uang ini sekarang
dikenal dengan perdagangan valuta asing (money changer).
Mendengar kata Bank sebenarnya tidak asing lagi bagi kita, terutama
yang hidup di perkotaan. Bahkan di pedesaan sekalipun saat ini kata Bank
bukan merupakan kata yang asing dan aneh. Menyebut kata bank setiap
orang selalu mengaitkannya dengan uang. Sehingga selalu saja ada
anggapan bahwa yang berhubungan dengan bank selalu ada kaitannya
dengan uang. Hal ini tidak salah, karena Bank merupakan lembaga
keuangan atau perusahaan yang bergerak di bidang keuangan. Sebagai
lembaga keuangan Bank menyediakan berbagai jasa keuangan. Di Negara-
negara maju, bank bahkan sudah merupakan kebutuhan utama bagi
masyarakat setiap kali bertransaksi.
Dalam dunia modern saat ini, perananan perbankan dalam memajukan
negara sangatlah besar. Hampir semua sektor yang berkaitan dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
kegiatan keuangan selalu membutuhkan jasa bank. Oleh karena saat ini dan
di masa yang akan datang, kita tidak akan lepas dari dunia perbankan, jika
hendak menjalankan aktivitas keuangan, baik perorangan maupun lembaga,
baik sosial atau perusahaan.
Pengertian bank yang dikutip berikut ini, pada dasarnya berbeda satu
dengan yang lainnya. Kalaupun ada perbedaan hanya nampak pada tugas
atau usaha bank. Ada yang mengartikan bank sebagai suatu badan yang
tugas utamanya menghimpun dana dari pihak ketiga. Sedangkan pengertian
lain mengatakan, bank adalah suatu badan yang tugas utamanya sebagai
perantara untuk menyalurkan penawaran dan permintaan kredit pada waktu
yang ditentukan dan ada pula yang menyatakan bahwa bank adalah suatu
badan usaha yang tugas utamanya menciptakan kredit.
Dendy wijaya (2009 : 25) mendefinisikan bahwa bank adalah suatu
badan usaha yang tugas utamanya sebagai lembaga perantara keuangan
(financial intermediaries), yang menyalurkan dana dari pihak yang
berkelebihan dana (idle fund/surplus unit) kepada pihak yang membutuhkan
dana atau kekurangan dana (deficit unit) pada waktu yang ditentukan.
Sedangkan menurut Kasmir (2002: 2) adalah lembaga keuangan yang
kegiatan usahanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan
menyalurkan kembali dana tersebut kemasyarakat serta memberikan jasa-
jasa bank lainnya. Sedangkan pengertian lembaga keuangan adalah setiap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
perusahaan yang bergerak dibidang keuangan dimana kegiatannya adalah
hanya menghimpun dana atau hanya menyalurkan dana atau kedua-duanya.
Hasibuan (2005 : 1) mendefinisikan bahwa bank adalah dana usaha yang
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk-
bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Kemudian menurut Undang-undang Nomor 10 tahun 1998 yang
dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya ke masyarakat
dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka
meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa bank merupakan
lembaga keuangan yang kegiatannya adalah :
a. Menghimpun dana (uang) dari masyarakat dalam bentuk simpanan,
maksudnya dalam hal ini bank sebagai tempat menyimpan uang atau
berinvestasi bagi masyarakat. Tujuan utama masyarakat menyimpan
uang biasanya adalah untuk keamanan uangnya. Sedangkan tujuan kedua
adalah untuk melakukan investasi dengan harapan memperoleh bunga
dari hasil simpanannya.
b. Menyalurkan dana ke masyarakat, maksudnya adalah bank memberikan
pinjaman (kredit) kepada masyarakat yang mengajukan permohonan.
Dengan kata lain bank menyediakan dana bagi masyarakat yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
membutuhkannya. Pinjaman atau kredit yang diberikan dibagi dalam
berbagai jenis sesuai dengan keinginan nasabah. Tentu saja sebelum kredit
diberikan bank terlebih dahulu menilai apakah kredit tersebut layak
diberikan atau tidak.
c. Memberikan jasa-jasa bank lainnya, seperti pengiriman uang (transfer),
penagihan surat-surat berharga yang berasal dari dalam kota (clearing),
penagihan surat-surat berharga yang berasal dari luar kota dan luar negeri
(inkaso), letter of credit (L/C), safe deposit box, bank garansi, bank notes,
travelers cheque dan jasa lainnya.
2. Laporan Keuangan
a. Pengertian Laporan Keuangan
Menurut Zainul (2005 : 65), laporan keuangan (financial
statement) menyimpulkan kegiatan dalam setiap bidang fungsional.
Neraca mewakili kesimpulan tentang keputusan manajemen yang
telah diambil untuk bidang-bidang fungsional dan pernyataan Laba-
Rugi mengukur tingkat kemampuan menghasilkan laba (profitability)
dari keputusan-keputusan manajemen selama periode tertentu.
Menurut Lukman (2009 : 109), laporan perhitungan laba rugi atau
lebih dikenal juga dengan income statement dari suatu bank umum
adalah suatu laporan keuangan bank yang menggambarkan
pendapatan dan biaya operasional dan nonoperasional bank untuk
suatu periode tertentu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
b. Arti Penting laporan keuangan
Laporan keuangan merupakan dasar bagi upaya analisis tentang
suatu usaha, sehingga harus mengerti arti dari laporan keuangan. Arti
dari laporan keuangan yaitu keseluruhan aktifitas-aktifitas yang
bersangkutan dengan usaha-usaha untuk mendapatkan dana yang
diperlukan dan biaya minimal dengan syarat-syarat yang paling
menguntungkan serta usaha-usaha untuk menggambarkan dana
tersebut seefisien mungkin.
c. Unsur Laporan Keuangan
Laporan keuangan menggambarkan dampak dari transaksi dan
peristiwa lain yang diklasifikasikan dalam beberapa kelompok besar
menurut karakteristik ekonominya. Unsur yang berkaitan secara
langsung dengan pengukuran posisi keuangan (neraca) adalah aktiva,
kewajiban, dan ekuitas. Sedangkan yang berkaitan dengan pengukuran
kinerja dalam laporan laba-rugi adalah penghasilan dan beban. Pos-
pos tersebut didefinisikan sebagai berikut:
1) Aktiva
Adalah sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat
dari peristiwa masa lalu dan darimana manfaat ekonomis dimasa
depan diharapkan akan diperoleh perusahaan (IAI, 1999 : 9). Suatu
aktiva mempunyai 3 (tiga) sifat pokok :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
a) Mempunyai kemungkinan manfaat dimasa datang yang
berbentuk kemampuan (baik sendiri maupun kombinasi dengan
aktiva yang lain) untuk menyumbang pada aliran kas masuk
dimasa datang baik secara langsung maupun tidak langsung.
b) Suatu badan usaha dapat memperoleh manfaatnya dan
mengawasi manfaat tersebut
c) Transaksi – transaksi yang dapat menimbulkan hak perusahaan
untuk memperoleh dan mengawasi manfaat tersebut sudah
terjadi
Dalam neraca aktiva dipisahkan menjadi 2 (dua), yaitu aktiva
lancar dan aktiva tidak lancar. Suatu aktiva diklasifikasikan sebagai
aktiva lancar jika aktiva tersebut mempunyai ciri – ciri sebagai
berikut:
a) Diperkirakan akan direalisasi atau dimiliki untuk dijual atau
digunakan dalam jangka waktu siklus operasi normal
perusahaan.
b) Dimiliki untuk diperdagangkan atau untuk tujuang jangka
pendek dan diharapkan dapat direalisasi dalam jangka waktu
kurang dari 12 bulan dari tanggal neraca.
c) Berupa kas atau setara kas yang penggunaannya tidak dibatasi.
Sedangkan aktiva yang tidak memenuhi kategori tersebut
diklasifikasikan sebagai aktiva tidak lancar, seperti investasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
jangka panjang aktiva tetap terwujud, aktiva tetap tidak
berwujud , dan aktiva lain-lain.
2) Kewajiban
Kewajiban merupakan hutang perushaan masa kini yang timbul
dari peristiwa masa lalu, penyelesaiannya diharapkan
mengakibatkan arus kas keluar dari sumber daya perusahaan yang
mengandung manfaat ekonomi. Kewajiban dibedakan antara
kewajiban jangka pendek dan jangka panjang. Suatu kewajiban
diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka pendek jika :
a) Diperkirakan akan diselesaikan dalam jangka waktu siklus
normal operasi perusahaan,
b) Jatuh tempo dalam waktu 12 bulan dari tanggal neraca. Semua
Kewajiban lainnya diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka
panjang.
3) Ekuitas
Adalah hak residual atas aktiva perusahaan setelah dikurangi semua
kewajiban. Jumlah ekuitas yang ditampilkan dalam neraca
tergantung pada pengukuran aktiva dan kewajiban. Secara
kebetulan biasanya jumlah ekuitas agregat sama dengan jumlah
nilai pasar keseluruhan dari saham perusahaan atau jumlah yang
diperoleh dengan melepaskan seluruh aktiva bersih perusahaan
baik secara satu persatu atau secara keseluruhan dalam kondisi
going – concern.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
4) Penghasilan
Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama
satu periode akutansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan
aktiva atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan
ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal.
5) Beban
Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama satu
periode akuntansi dalam arus keluar atau berkurangnya aktiva atau
terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang
tidak menyangkut pembagian kepada penanam modal.
3. Analisis Kinerja Bank
Menurut Lukman (2009 : 114-122), untuk menganalisis kinerja suatu
bank adalah sebagai berikut :
a. Analisis Rasio Likuiditas
Analisis rasio likuiditas adalah analisis yang dilakukan terhadap
kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka
pendeknya atau kewajiban yang sudah jatuh tempo.
Beberapa rasio likuiditas yang sering dipergunakan dalam menilai
kinerja suatu bank antara lain adalah sebagai berikut :
1) Cash Ratio
2) Reserve Requirement
3) Loan to Deposit Ratio (LDR)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
4) Loan to Asset Ratio
5) Rasio Kewajiban Bersih Call Money
a) Cash Ratio
Cash ratio adalah rasio alat likuid terhadap dana pihak ketiga
yang dihimpun bank yang harus segera dibayar. Rasio ini
digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam membayar
kembali simpanan nasabah (deposan) pada saat ditarik dengan
menggunakan alat likuid yang dimilikinya. Menurut ketentuan
Bank Indonesia, alat likuid terdiri atas uang kas ditambah dengan
rekening giro bank yang disimpan pada Bank Indonesia.
Semakin tinggi rasio ini semakin tinggi pula kemampuan
likuiditas bank yang bersangkutan, namun dalam praktik akan
dapat mempengaruhi profitabilitasnya. Cash ratio dapat
dirumuskan sebagai berikut :
Cash Ratio =
x 100 +e....(1)
b) Reserve Requirement
Reserve requirement atau lebih dikenal juga dengan
likuiditas wajib minimum adalah suatu simpanan minimum yang
wajib dipelihara dalam bentuk giro di Bank Indonesia bagi semua
bank. Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No.23/17/13PPP
tanggal 28 Februari, besarnya Reserve Requirement (RR) adalah 2
%. Terhitung sejak tanggal Februari 1996, besarnya RR adalah 3 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
dan sejak tahun 1997 menjadi 5 %. Untuk mengetahui besarnya
Reserve Requirement dapat menggunakan perbandingan berikut :
RR =
( ) X 100% +e.....................(2)
Pengertian Likuid dalam rasio diatas terdiri atas dua hal sebagai
berikut
(1) Kas
Pos ini pada neraca bank terdiri atas uang kertas dan uang logam
yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia
(2) Giro pada Bank Indonesia
Pos ini adalah giro milik bank pelopor pada Bank Indonesia.
Jumlah tersebut tidak boleh dikurangi dengan kredit yang
diberikan oleh Bank Indonesia kepada bank pelopor dan tidak
boleh ditambah dengan fasilitas kredit yang sudah disetujui BI,
tetapi belum digunakan. Komponen dana pihak ketiga terdiri
atas :
(1) Giro
(2) Deposito berjangka
(3) Sertifikat deposito
(4) Tabungan
(5) Kewajiban jangka pendek lainnya
Reserve requirement merupakan ketentuan bagi setiap bank
umum untu menyisihkan sebagian dari dana pihak ketiga yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
berhasil dihimpunnya dalam bentuk giro wajib minimum yang
berupa rekening giro bank yang bersangkutan pada Bank
Indonesia. Besarnya RR tersebut telah mengalami beberapa kali
perubahan dan sejak tahun 1997 hingga sekarang besarnya RR
adalah 5 %.
c) Loan To Deposit Ratio ( LDR )
LDR adalah rasio antara seluruh jumlah kredit yang diberikan
bank dengan dana yang diterima oleh bank. Rasio ini menunjukkan
salah satu penilaian likuiditas bank dan dapat dirumuskan sebagai
berikut :
LDR =
x 100 % +e............(3)
Menurut surat edaran Bank Indonesia tanggal 29 Mei 1993,
termasuk dalam pengertian dana yang diterima bank adalah sebagai
berikut :
(1) KLBI ( Kredit Likuiditas Bank Indonesia ).
(2) Giro, deposit, dan tabungan masyarakat.
(3) Pinjaman bukan dari bank yang berjangka waktu lebih dari 3
bulan, tidak termasuk pinjaman subordinasi.
(4) Deposit dan pinjaman dari bank lain yang berjangka waktu
lebih dari 3 bulan.
(5) Surat berharga yang diterbitkan oleh bank yang berjangka
waktu lebih dari 3 bulan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
(6) Modal pinjaman.
(7) Modal Inti.
Loan to deposit ratio tersebut menyatakan seberapa jauh
kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang
dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan
sebagai sumber likuiditasnya. Dengan kata lain, seberapa jauh
pemberian kredit kepada nasabah kredit dapat mengimbangi
kewajiban bank untuk segera memenuhi permintaan deposan yang
ingin menarik kembali uangnya yang telah digunakan oleh bank
untuk memberikan kredit.
Semakin tinggi rasio tersebut memberikan indikasi semakin
rendahnya kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan. Hal ini
disebabkan karena jumlah dana yang diperlukan untuk membiayai
kredit menjadi semakin besar.
Dalam tata cara penilaian tingkat kesehatan bank, Bank
Indonesia menetapkan ketentuan sebagai berikut :
(1) Untuk rasio LDR sebesar 110% atau lebih diberi nilai kredit 0,
artinya likuiditas bank tersebut dinilai tidak sehat
(2) Untuk rasio LDR dibawah 110 % diberi nilai kredit 100, artinya
likuiditas bank tersebut dinilai sehat.
Rasio ini juga merupakan indikator kerawanan dan kemampuan
dari suatu bank. Sebagian praktisi perbankan menyepakati bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
batas aman dari loan to deposit ratio suatu bank adalah sekitar 80
%. Namun, batas toleransi berkisar antara 85 % dan 100 %.
d) Loan To Asset Ratio
Loan to asset ratio adalah rasio yang digunakan untuk
mengukur tingkat likuiditas bank yang menunjukkan kemampuan
bank untuk memenuhi permintaan kredit dengan menggunakan
total asset yang dimiliki bank.
Semakin tinggi rasio ini, tingkat likuiditasnya semakin kecil
karena jumlah asset yang diperlukan untuk membiayai kreditnya
menjadi semakin besar. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai
berikut:
LAR =
X 100%+e..................(4)
e) Rasio Kewajiban Bersih Call Money
Persentase dari rasio ini menunjukkan besarnya kewajiban
bersih call money terhadap aktiva lancar atau aktiva yang paling
likuid dari abk. Jika rasio ini semakin kecil nilainya, likuiditas
bank dikatakan cukup baik karena bank segera menutup kewajiban
dalam kegiatan pasar uang antarbank dengan alat likuid yang
dimilikinya.
Aktiva lancar adalah berupa uang kas, giro pada BI, Sertifikat
Bank Indonesia, dan surat berharga pasar uang (SBPU) yang telah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
di-endors oleh bank lain (kesemuanya dalam rupiah). Rasio ini
dapat dirumuskan sebagai berikut :
NCM-CA =
X 100%+e......................(5)
b. Analisis Rasio Rentabilitas
Analisis rasio rentabilitas bank adalah alat untuk menganalisis atau
mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh
bank yang bersangkutan. Selain itu, rasio-rasio dalam kategori ini
dapat pula digunakan untuk mengukur tingkat kesehatan bank.
Dalam perhitungan rasio-rasio rentabilitas ini biasanya dicari
hubungan timbal balik antarpos, yang terdapat pada laporan laba rugi
ataupun hubungan timbal balik antarpos, yang terdapat pada laporan
laba rugi bank dengan pos-pos pada neraca bank guna memperoleh
berbagai indikasi yang bermanfaat dalam mengukur tingkat efisiensi
dan profitabilitas bank yang bersangkutan.
Analisis rasio rentabilitas suatu bank antara lain sebagai berikut :
1) Return on Assets ( ROA )
2) Return on Equity ( ROE )
3) Rasio Maya ( Beban ) Operasional
4) Net Profit Margin ( NPM )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
a) Return on Assets (ROA)
Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan
manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara
keseluruhan. Semakin besar ROA suatu bank, semakin besar
pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin
baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan asset. Rasio
ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
ROA =
x 100+e.............................................(6)
Dalam rangka mengukur tingkat kesehatan bank,
terdapat perbedaan kecil antara perhitungan ROA berdasarkan
teoritis dan cara perhitungan berdasarkan ketentuan Bank
Indonesia. Secara teoritis, laba yang diperhitungkan adalah laba
setelah pajak, sedangkan dalam sistem CAMEL, laba yang
diperhitungkan adalah laba sebelum pajak.
b) Return on Equity (ROE)
ROE adalah perbandingan antara laba bersih bank
dengan ROE modal sendiri. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai
berikut :
ROE =
X 100% +e........................................(7)
Rasio ini banyak diamati oleh para pemegang saham bank
(baik pemegang saham pendiri maupun pemegang saham baru)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
serta para investor di pasar modal yang ingin membeli saham
bank yang bersangkutan (jika bank tersebut telah go public).
Dalam praktiknya, para investor dipasar modal mempunyai
beberapa motif atau tujuan dalam membeli saham bank yang
telah melakukan emisi sahamnya. Motif-motif tersebut adalah
sebagai berikut:
(1) Memperoleh dividen berdasarkan keputusan RUPS.
(2) Mengejar capital gain jika bermain dibursa efek.
(3) Menguasai perusahaan melalui pencapaian mayoritas saham.
Dengan demikian, rasio ROE ini merupakan indikator yang
amat penting bagi para pemegang saham dan calon investor
untuk mengukur kemampuan bank dalam memperoleh laba
bersih yang dikaitkan dengan pembayaran dividen. Kenaikan
dalam rasio ini berarti terjadi kenaikan laba bersih dari bank
yang bersangkutan. Selanjutnya, kenaikan tersebut akan
menyebabkan kenaikan harga saham bank.
Perlu dicatat disini, bahwa dalam penentuan tingkat
kesehatan suatu bank, Bank Indonesia lebih mementingkan
penilaian besarnya return on assets (ROA) dan tidak
memasukkan unsure return on equity (ROE). Hal ini
dikarenakan Bank Indonesia sebagai pembina dan pengawas
perbankan lebih mengutamakan nilai profitabilitas suatu bank
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
yang diukur dengan asset yang dananya sebagian besar dari dana
simpanan masyarakat.
c) Rasio Maya ( Beban ) Operasional
Rasio biaya operasional adalh perbandingan antara biaya
operasional dan pendapatan operasional. Rasio ini dapat
dirumuskan sebagai berikut :
BOPO = ( )
X 100%+e..................................(8)
Rasio biaya operasional digunakan untuk mengukur tingkat
efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan
operasinya. Mengingat kegiatan utama bank pada prinsipnya
adalah bertindak sebagai perantara, yaitu menghimpun dan
menyalurkan dana (misalnya dana masyarakat), maka biaya dan
pendapatan operasional bank didominasi oleh biaya bunga dan
hasil bunga.
Secara teoritis, biaya bunga ditentukan berdasarkan perhitungan
cost of loanable funds (COLF) secara weighted average cost,
sedangkan penghasilan bunga sebagian terbesar diperoleh dari
interest income (pendapatan bunga) dari jasa pemberian kredit
kepada masyarakat, seperti bunga pinjaman, provisi kredit,
appraisal fee, supervision fee, commitment fee, syndication fee, dan
lain-lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
d) Net Profit Margin (NPM)
Net profit margin adalah rasio yang menggambarkan tingkat
keuntungan (laba) yang diperoleh bank dibandingkan dengan
pendapatan yang diterima dari kegiatan operasionalnya. Rasio ini
dapat dirumuskan sebagai berikut :
NPM =
X 100%+e.....................................(9)
Sebagaimana halnya dengan perhitungan rasio sebelumnya,
rasio NPM pun mengacu kepada pendapatan operasional bank
yang terutama berasal dari kegiatan pemberian kredit yang dalam
praktiknya memiliki berbagai risiko, seperti risiko kredit (kredit
bermasalah dan kredit macet), bunga (negative spread), kurs vaals
(jika kredit diberikan dalam valas), dan lain lain.
c. Analisis Rasio Solvabilitas
Analisis rasio solvabilitas adalah analisis yang digunakan untuk
mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangka
panjangnya atau kemampuan bank untuk memenuhi kewajiban
kewajiban jika terjadi likuiditas bank. Disamping itu, rasio ini
digunakan untuk mengetahui perbandingan antara volume (jumlah)
dana yang diperoleh dari berbagai utang (jangka pendek atau jangka
panjang) serta sumber-sumber lain diluar modal bank sendiri dengan
volume penanaman dan tersebut pada berbagai jenis aktiva yang
dimiliki bank.Beberapa rasio yang diuraikan antara lain :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
1) Capital Adequacy Ratio (CAR)
2) Debt to Equity Ratio
3) Long Term Debt to Assets Ratio
a) Capital Adequacy Ratio (CAR)
CAR adalah rasio yang memperlihatkan seberapa jauh seluruh
aktiva bank yang mengandung risiko (kredit, penyertaan, surat
berharga, tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari dana modal
sendiri bank, disamping memperoleh dana-dana dari sumber-
sumber diluar bank, seperti dana masyarakat, pinjaman (utang), dan
lain lain. Dengan kata lain, capital adequacy ratio adalah rasio
kinerja bank untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank
untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan
risiko, misalnya kredit yang diberikan. Rasio ini dapat dirumuskan
sebagai berikut :
CAR =
x 100%+e......................(10)
CAR merupakan indicator terhadap kemampuan bank untuk
menutupi penurunan aktivanya sebagai akibat dari kerugian-
kerugian bank yang disebabkan oleh aktiva yang berisiko.
Berdasarkan ketentuan yang dibuat Bank Indonesia dalam
rangka tata cara penilaian tingkat kesehatan bank, terdapat
ketentuan bahwa modal bank terdiri atas modal inti dan modal
pelengkap.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Disamping itu, ketentuan BI juga mengatur cara perhitungan
aktiva tertimbang menurut risiko, yang terdiri atas jumlah antara
ATMR yang dihitung berdasarkan nilai masing-masing pos aktiva
pada neraca bank dikalikan dengan bobot risikonya masing-masing
dan ATMR yang dihitung berdasarkan nilai masing-masing pos
aktiva pada rekening administratif bank dikalikan dengan bobot
risikonya masing-masing.
b) Debt to Equity Ratio
Debt to equity ratio adalah rasio yang digunakan untuk
mengukur kemampuan bank dalam menutup sebagian atau seluruh
utang-utangnya, baik jangka panjang maupun jangka pendek,
dengan dana yang berasal dari modal bank sendiri. Dengan kata
lain, rasio ini mengukur seberapa besar total pasiva yang terdiri
atas persentase modal bank sendiri dibandingkan dengan besarnya
utang. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
DER =
X 100%+e ......................................(11)
Dalam bisnis perbankan, sebagian besar dana yang ada pada
suatu bank berasal dari simpanan masyarakat, baik berupa
simpanan giro, tabungan ataupun deposito. Dengan demikian,
hanya sebagian kecil saja dana yang berasal dari modal sendiri.
Selain memperoleh utang (kewajiban) dari deposan (penyimpan
dana), bank juga memperoleh pinjaman dari lembaga-lembaga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
perbankan, baik dalam maupun luar negeri, serta pinjaman dari
Bank Indonesia (KLBI, BLBI, dan fasilitas lain-lain).
c) Long Term Debt to Assets Ratio
Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa jauh nilai
seluruh aktiva bank yang dibiayai atau dananya diperoleh dari
sumber-sumber utang jangka panjang. Dalam bisnis perbankan,
utang jangka panjang ini biasanya diperoleh dari simpanan
masyarakat dengan jatuh tempo diatas satu tahun, dana pinjaman
dari bank lain dalam rangka kerja sama antarbank, pinjaman luar
negeri (biasanya dalam valuta asing), pinjaman dari Bank
Indonesia serta pinjaman dari pemegang saham. Rasio ini dapat
dirumuskan sebagai berikut :
LTD-AR =
X 100% +e...............................(12)
4. Kesehatan Bank
a. Tinjauan Tentang Kesehatan Bank
Berdasarkan Pasal 29 UU No. 7 Tahun 1992 sebagaimana telah
diubah dengan UU No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, bank wajib
memelihara tingkat kesehatannya sesuai dengan ketentuan kecukupan
modal, kualitas aset, kualitas manajemen, likuiditas, rentabilitas dan
solvabilitas, serta aspek lain yang berkaitan dengan usaha bank dan
wajib melakukan kegiatan usaha sesuai dengan prinsip kehati-hatian.
Menurut Surat Edaran Bank Indonesia Nomor : 6/23/DPNP tanggal 31
Mei 2004, penilaian tingkat kesehatan bank merupakan penilaian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
kualitatif atas berbagai aspek yang berpengaruh terhadap kondisi atau
kinerja suatu bank melalui penilaian aspek permodalan, kualitas aset,
manajemen, rentabilitas, likuiditas dan sensitivitas terhadap resiko
pasar. Penilaian terhadap faktor-faktor tersebut dilakukan melalui
penilaian kuantitatif dan kualitatif setelah mempertimbangkan unsur
judgement yang didasarkan atas meterialitas dan signifikansi dari
faktor-faktor penilaian serta pengaruh dari faktor lainnya seperti
kondisi industri perbankan dan perekonomian nasional.
Dengan semakin meningkatnya kompleksitas usaha dan profil
resiko, bank perlu mengindentifikasikan permasalahan yang mungkin
timbul dari operasional bank. Bagi perbankan, hasil akhir penilaian
kondisi bank tersebut dapat digunakan sebagai salah satu sarana dalam
menetapkan strategi usaha di waktu yang akan datang sedangkan bagi
Bank Indonesia antara lain dapat digunakan sebagai sarana penetapan
dan implementasi strategi pengawasan bank oleh Bank Indonesia.
Penggolongan tingkat kesehatan bank dibagi dalam empat kategori
yaitu : sehat, cukup sehat, kurang sehat dan tidak sehat, namun sistem
pemberian nilai dalam menetapkan tingkat kesehatan bank didasarkan
pada “reward system” dengan nilai kredit antara 0 sampai dengan 100,
yakni sebagai berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Tabel II.1 Nilai Kredit Penggolongan Tingkat Kesehatan Bank
Nilai Kredit Predikat
81 – 100 Sehat
66 - < 81 Cukup Sehat
51 - < 66 Kurang Sehat
0 < 51 Tidak Sehat
Sumber : Surat Edaran Bank Indonesia Nomor : 6/23/DPNP
Tanggal 31 Mei 2004
Menurut Susilo dkk (2000 : 22-23), kesehatan suatu bank
dapat diartikan sebagai kemampuan suatu bank untuk melakukan
kegiatan operasional perbankan secara normal dan maupun untuk
memenuhi semua kewajibannya dengan baik sesuai dengan peraturan
yang berlaku.Adapun kegiatannya, meliputi :
1) Kemampuan untuk menghimpun dana dari masyarakat, dari
lembaga lain, dan modal sendiri
2) Kemampuan mengelola dana
3) Kemampuan untuk menyalurkan dana ke masyarakat
4) Kemampuan untuk memenuhi kewajiban kepada masyarakat,
karyawan, pemilik modal dan pihak lain
5) Pemenuhan peraturan perbankan yang berlaku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
b. Arti Penting Kesehatan Bank
Sebagaimana layaknya manusia, dimana kesehatan merupakan hal
yang penting dalam kehidupannya. Tubuh yang sehat akan meningkatkan
kemampuan kerja dan kemampuan lainnya. Begitu pula dengan
perbankan harus selalu dinilai kesehatannya agar prima dalam melayani
nasabahnya. Untuk menilai suatu kesehatan bank dapat dilihat dari
beberapa segi. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank
tersebut dalam kondisi sehat, cukup sehat, kurang sehat dan tidak sehat,
sehingga Bank Indonesia sebagai pengawas dan pembina bank-bank
dapat memberikan arahan atau petunjuk bagaimana bank tersebut harus
dijalankan atau bahkan dihentikan kegiatan operasinya.
Ukuran untuk melakukan penilaian kesehatan bank telah dibuat oleh
Bank Indonesia. Sedangkan bank-bank diharuskan untuk membuat
laporan baik bersifat rutin ataupun secara berkala mengenai seluruh
aktivitasnya dalam suatu periode tertentu.
Penilaian kesehatan bank dilakukan setiap tahun, apakah ada
peningkatan atau penurunan. Bagi bank yang kesehatannya terus
meningkat tak jadi masalah, karena itulah yang diharapkan dan suatu
upaya untuk mempertahankan kesehatannya. Akan tetapi bagi bank yang
terus menerus tidak sehat, mungkin harus mendapatkan pengarahan atau
sanksi dari Bank Indonesia sebagai pengawas dan pembina bank-bank.
Bank Indonesia dapat menyarankan untuk melakukan perubahan
manajemen, merger, konsolidasi, akuisisi, atau malah dilikuidasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
keberadaannya. Bank akan dilikuidasi apabila kondisi bank tersebut
dalam kondisi yang sangat parah atau benar-benar tidak sehat.
5. Metode CAMEL
Menurut Kasmir (2002 : 185-186) , salah satu alat untuk mengukur
kesehatan bank adalah dengan analisis CAMEL. Unsur-unsur penilaian
dalam analisis CAMEL adalah sebagai berikut :
a. Capital
Penilaian didasarkan kepada permodalan yang dimiliki oleh salah
satu Bank. Salah satu penilaian adalah dengan metode CAR (Capital
Adequacy Ratio) yaitu dengan cara membandingkan modal terhadap
aktiva tertimbang menurut resiko (ATMR).
b. Assets
Penilaian didasarkan kepada kualitas aktiva yang dimiliki Bank. Rasio
yang diukur ada 2 macam yaitu :
1) Rasio aktiva produktif yang diklasifikasikan terhadap aktiva
produktif
2) Rasio penyisihan penghapusan aktiva produktif terhadap aktiva
produktif yang diklasifikasikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
c. Management
Penilaian didasarkan kepada manajemen permodalan, manajemen
aktiva, manajemen rentabilitas, manajemen likuiditas dan manajemen
umum. Manajemen bank dinilai atas dasar 250 pertanyaan yang
diajukan.
d. Earning
Penilaian didasarkan kepada rentabilitas suatu bank yaitu melihat
kemampuan suatu bank dalam menciptakan laba. Penilaian dalam
unsur ini didasarkan kepada 2 macam yaitu :
1) Rasio Laba terhadap total asset (Return Of Assets)
2) Rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional
(BOPO).
e. Liquidity
Yaitu untuk menilai likuiditas bank. Penilaian likuiditas bank
didasarkan kepada 2 macam rasio yaitu :
1) Rasio jumlah kewajiban bersih Call Money terhadap aktiva lancar
dan yang termasuk aktiva lancar adalah Kas, Giro pada BI,
Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan Surat Berharga Pasar Uang
(SBPU) yang sudah diendos oleh bank lain.
2) Rasio antara kredit terhadap dana yang diterima oleh Bank.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Menurut Lukman (2009 : 143), tata cara penilaian tingkat kesehatan
bank dengan menggunakan metode CAMEL dapat dilihat pada tabel
dibawah ini :
Tabel II.2 Penilaian Kesehatan Bank Dengan Menggunakan Metode CAMEL
Uraian Yang Dinilai Rasio Nilai
Kredit Bobot
Capital Kecukupan
Modal
CAR 0 s/d Max
100
25%
Assets Kualitas Aktiva
Produktif
BAD
CAD
Max 100
Max 100
25%
5%
Management Kualitas
Management
Manajemen Modal
Manajemen Aktiva
Manajemen Umum
Manajemen Rentabilitas
Manajemen Likuiditas
Total
Max 100
25%
Earnings Kemampuan
Menghasilkan
Laba
ROA
BOPO
Max 100 10%
Liquidity Kemampan
Menjamin
Likuiditas
LDR
NCM/CA
Max 100 10%
CAR = Capital Adequacy Ratio
BAD = Bad Debt Ratio
CAD = Cadangan Aktiva yang Diklasifikasikan
ROA = Return Of Assets
BOPO = Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional
LDR = Loan to Deposit Ratio
NCM-CA = Net Call Money to Current Assets
Sumber: Lukman (2009 : 143)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
B. Penelitian Sebelumnya
1) Oktafrida Anggraeni, 2011, Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Dengan
Menggunakan Metode CAMEL pada PT Bank Pembangunan Daerah Jawa
Tengah Tahun 2006 – 2009, FE UNDIP
Melakukan penelitian pada Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah
dengan menggunakan studi kasus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
atau mengukur tingkat kesehatan bank pada tahun 2006 -2009, dengan
menggunakan metode CAMEL. Hasil analisis menunjukan Bank
Pembangunan Daaerah Jawa Tengah yang diteliti tersebut dinyatakan Sehat.
2) Khaerunnisa Said, 2012, Analisis Tingkat Kesehatan Bank Dengan
Menggunakan Metode CAMEL PADA PT. Bank Syariah Mandiri (Periode
2001 – 2010), FEB Universitas Hasanuddin Makasar.
Melakukan penelitian pada PT Bank Syariah Mandiri dengan menggunakan
studi kasus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui atau mengukur
tingkat kesehatan bank pada tahun 2001 – 2010, dengan menggunakan
metode CAMEL. Hasil analisis menunjukan PT Bank Syariah Mandiri
yang diteliti tersebut dinyatakan Sehat.
3) Yoana Wahyu Adventia, 2007, Analisis Perkembangan Tingkat Kesehatan
Bank Perkreditan Rakyat Dengan Menggunakan Metode CAMEL Studi
Kasus pada PT. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Shinta Bhakti Wedi,
Klaten, Jawa Tengah, FKIP Universitas Sanatha Dharma Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
C. Kerangka Konseptual Penelitian
Gambar II.1 Kerangka Konseptual Penelitian
PT. Bank BPD DIY
Laporan Keuangan
Rasio Keuangan
CAR KAP PPAP NPM ROA BOPO NCM –C A LDR
Metode CAMEL
Kesehatan Bank
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang meneliti laporan
keuangan, dan data lainnya yang relevan dengan penelitian ini.
B. Subjek dan Objek penelitian
Subjek penelitian ini adalah Manajer Keuangan PT. Bank BPD DIY dan
yang menjadi objek penelitian adalah laporan keuangan PT. Bank BPD DIY
pada tahun 2014-2016.
C. Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada laporan keuangan PT. Bank BPD DIY
melalui website resmi bpddiy.co.id. Sedangkan waktu yang digunakan dalam
melakukan penelitian diperkirakan kurang lebih dua bulan lamanya dimulai
dari bulan Januari sampai Februari 2017.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
D. Variabel Penelitian
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan alat
analisis rasio CAMEL, yang terdiri atas :
1. Capital (permodalan), rasio yang digunakan adalah CAR (Capital Adequecy
Ratio), yaitu perbandingan jumlah modal dengan jumlah Aktiva Tertimbang
Menurut Ratio (ATMR).
2. Asset (kualitas aktiva), rasio yang digunakan adalah KAP (kualitas aktiva
produktif) dan PPAP (Penyisihan penghapusan aktiva produtif).
3. Management, rasio yang digunakan adalah dengan rasio NPM (Net Profit
Margin)
4. Earning (rentabilitas), rasio yang digunakan adalah ROA (Return On
Assets) dan BOPO (Beban operasional terhadap pendapatan operasional).
5. Liquidity (likuiditas), rasio yang digunakan adalah LDR (Loan to Deposit
Ratio ) Rasio Kredit yang diberikan terhadap dana yang diterima dan juga
rasio NCM-CA (Net Call Money to Current Assets)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
E. Definisi Operasional
Analisis Ratio Capital adalah analisis yang digunakan untuk mengukur
kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya atau
kemampuan bank untuk memenuhi kewajiban-kewajiban jika terjadi likuidasi.
Dalam penelitian ini menggunakan Rasio CAR (Capital Adequancy Ratio) dan
rasio ini merupakan perbandingan antara modal dan Aktiva Tertimbang
Menurut Resiko (ATMR). Rasio ini digunakan untuk menilai keamanan dan
kesehatan bank dari sisi modal pemiliknya. Semakin tinggi resiko CAR, maka
semakin baik kinerja bank tersebut.
Rasio asset menggambarkan kualitas aktiva dalam perusahaan yang
menunjukkan kemampuan dalam menjaga dan mengembalikan dana yang
ditanamkan ratio asset, yaitu :
1. Rasio Kualitas Aktiva Produktif (KAP) yang diklasifikasikan terhadap
aktiva produktif. Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat
kemungkinan diterimanya kembali dana yang ditanamkan. Semakin kecil
rasio KAP, maka semakin besar tingkat kemungkinan diterimanya kembali
dana yang ditanamkan.
2. Rasio Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) yang digunakan
untuk menunjukkan kemampuan bank dalam menjaga kolektabilitas atau
pinjaman yang disalurkan semakin baik.
Penilaian manajemen menggunakan rasio Net profit margin yaitu rasio
yang menggambarkan tingkat keuntungan (laba) yang diperoleh bank
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
dibandingkan dengan pendapatan yang diterima dari kegiatan
operasionalnya.
Rasio Rentabilitas atau Earning menggambarkan kemampuan
peusahaan untuk mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan sumber
yang ada, seperti kegiatan penjualan, kas, modal, dan sebagainya.
Rasio Rentabilitas meliputi :
1. ROA (Return on Asset), merupakan perbandingan antara laba bersih
dengan total aktiva. Rasio ini digunakan untuk mengukur efektifitas
bank didalam memperoleh keuntungan secara keseluruhan. Semakin
besar ROA suatu bank, maka semakin besar pula tingkat keuntungan
yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut
dari penggunaan aset.
2. BOPO merupakan perbandingan antara beban operasional terhadap
pendapatan operasional. Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat
efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan
operasionalnya. Semakin kecil rasio BOPO, maka semakin efisien suatu
bank dalam melakukan kegiatan operasionalnya, karena biaya yang
dikeluarkan lebih kecil dibandingkan pendapatan yang diterima.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Rasio Likuiditas (Liquidity), menggambarkan kemampuan bank
dalam menyeimbangkan antara likuiditasnya dengan rentabilitasnya.
Rasio likuiditas, meliputi :
1. NCM-CA, Persentase dari rasio ini menunjukkan besarnya kewajiban
bersih call money terhadap aktiva lancar atau aktiva yang paling likuid
dari abk. Jika rasio ini semakin kecil nilainya, likuiditas bank
dikatakan cukup baik karena bank segera menutup kewajiban dalam
kegiatan pasar uang antarbank dengan alat likuid yang dimilikinya.
2. LDR (Loan to Deposit Ratio), merupakan perbandingan antara jumlah
kredit yang diberikan terhadap dana yang diterima. Rasio ini
digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam membayar
kembali penarikan dana yang dilakukan oleh deposan dengan
mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya.
Semakin tinggi rasio ini, maka menunjukkan tingkat kemampuan bank
dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan oleh
deposan.
F. Sumber Data
Jenis data yang digunakan adalah data sekunder. Data sekunder diambil dari
Laporan Keuangan bank yang dipublikasi pada tahun 2014 – 2016. Laporan
keuangan yang digunakan adalah Neraca dan Laporan laba-rugi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
G. Teknik Pengumpulan Data
Pada penelitian ini untuk memperoleh data yang relevan dalam menganalisis
permasalahan tersebut maka penulis menggunakan teknik dokumentasi.
Dokumentasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh
dari pihak lain, berupa data dari internet, dan data tertulis yang berhubungan
dengan pokok masalah.
H. Teknik Analisis Data
Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif, yaitu menjelaskan
penilaian tingkat kesehatan bank dengan menggunakan metode CAMEL.
Model metode analisis data yang digunakan adalah model analisis deskriptif.
1. Capital (Permodalan)
Rasio yang digunakan dalam perhitungan ini adalah Capital Adequacy
Ratio (CAR), yaitu merupakan perbandingan jumlah modal dengan jumlah
Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) (Rumus 10) Kemudian
mencari nilai kreditnya, dengan formulasi sebagai berikut :
Nilai Kredit Rasio CAR =
+ 1 + e ..................................(13)
Nilai Kredit Faktor CAR = NK Rasio CAR X Bobot rasio CAR +e
(14)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Tabel III.1 Kriteria Penilaian Capital Adeqacy Ratio (CAR)
Nilai Kredit Predikat
>8 % Sehat
7,9 – 8 % Cukup Sehat
6,5 – 7,9 % Kurang Sehat
< 6,5 % Tidak Sehat
Sumber : SK DIR BI Nomor : 30/21/KEP/DIR tanggal 30 April 1997
tentang tata cara penilaian tingkat kesehatan bank.
2. Assets (Kualitas Aktiva Produksi)
Perhitungan kualitas aktiva produktif (KAP) menggunakan 2 rasio, Yaitu
rasio aktiva produktif yang diklasifikasikan terhadap jumlah aktiva
produktif dan rasio penyisihan aktiva produktif yang wajib dibentuk.
a. Rasio aktiva produktif yang diklasifikasikan terhadap jumlah aktiva
produktif, yaitu :
Rasio KAP =
x 100% + e.......(15)
Nilai Kredit RASIO KAP =
+ e............................(16)
Perhitungan NK Faktor KAP = NK KAP X Bobot KAP + e ........(17)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Tabel III.2 Kriteria Penilaian Rasio Aktiva Produktif
Nilai Kredit Predikat
< 10,35 % Sehat
10,35 - 12,60 % Cukup Sehat
12,61 – 14,85 % Kurang Sehat
>14,86 % Tidak Sehat
Sumber : SK DIR BI Nomor : 30/21/KEP/DIR tanggal 30 April 1997
tentang tata cara penilaian tingkat kesehatan bank.
b. Rasio penyisihan penghapus aktiva produktif (PPAP) terhadap
penyisihan penghapus aktiva produktif yang wajib dibentuk
(PPAPWD), yaitu :
R asio PPAP =
x 100% + e................................................(18)
Nilai Kredit PPAP =
+ e...............................................(19)
NK Faktor PPAP = NK Rasio PPAP X Bobot PPAP + e ............(20)
Tabel III.3 Kriteria Penilaian Rasio Penyisihan Penghapusan
Aktiva Produktif
Nilai Kredit Predikat
>81,0 % Sehat
66,0 - 81,0 % Cukup Sehat
51,0 – 66,0 % Kurang Sehat
<51,0 % Tidak Sehat
Sumber : SK DIR BI Nomor : 30/21/KEP/DIR tanggal 30 April 1997
tentang tata cara penilaian tingkat kesehatan bank.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
3. Manajemen
Rasio Manajemen diukur berdasarkan pertanyaan dan
pernyataan yang diajukan mengenai Manajemen Umum dan
Manajemen Risiko. Manajemen Umum berisi pertanyaan dan
pernyataan mengenai strategi atau sasaran, struktur, sistem sumber
daya manusia, kepemimpinan dan budaya kerja sedangkan
Manajemen Risiko berisi pertanyaan dan pernyataan mengenai risiko
likuiditas, risiko pasar, risiko kredit, risiko operasional dan risiko
hukum. Pertanyaan dan pernyataan yang diajukan mempunyai
perbandingan 40 % pertanyaan untuk Manajemen Umum dan
60 % pertanyaan untuk Manajemen Risiko.
Namun dalam penelitian ini, analisis rasio manajemen tidak
dilakukan karena adanya keterbatasan yang ada. Pembatasan ini
dilakukan mengingat bahwa untuk dapat melakukan penilaian
tingkat kesehatan suatu bank, tidak cukup hanya mendasarkan pada
analisis terhadap laporan keuangan yang dipublikasikan saja, tetapi
juga data-data pendukung lainnya yang bersifat internal. Data yang
berhubungan dengan aspek manajemen tidak dapat diperoleh hanya
dengan menggandalkan dari data publikasi bank, tetapi harus melalui
survey kuisioner dan wawancara. Di Indonesia hanya Bank
Indonesia dan bank yang bersangkutan saja yang dapat
mengetahuinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Oleh karena itu aspek manajemen pada penilaian kinerja
bank dalam penelitian ini tidak dapat menggunakan pola yang
ditetapkan BI tetapi sesuai dengan data yang tersedia diproyeksikan
dengan Net Profit Margin (Rumus 9)
4. Earning (Rentabilitas)
Aspek Earning (Rentabilitas), yaitu untuk menggambarkan
kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba melalui semua
kemampuan dan sumber yang ada, seperti kegiatan penjualan, kas,
modal, dan sebagainya. Perhitungan rentabilitas menggunakan 2
rasio, yaitu :
a. Rasio laba kotor terhadap volume usaha (Return on Assets /
ROA) (Rumus 6). Kemudian mencari nilai kreditnya, dengan
formulasi sebagai berikut :
Nilai Kredit Rasio ROA =
+ e.......................................(21)
NK Faktor ROA = NK Rasio ROA X Bobot Rasio ROA + e(22)
Tabel III.4 Kriteria Penilaian Return On Assets (ROA)
Nilai Kredit Predikat
> 1,22 % Sehat
0,99 – 1,21 % Cukup Sehat
0,77 – 0,98 % Kurang Sehat
< 0,76 % Tidak Sehat
Sumber : SK DIR BI Nomor : 30/21/KEP/DIR tanggal 30 April
1997 tentang tata cara penilaian tingkat kesehatan bank.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
b. Rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional
(BOPO). (Rumus 8). Kemudian mencari nilai kreditnya, dengan
formulasi sebagai berikut :
NK Rasio BOPO =
+ e.....................................(23)
NK Faktor BOPO = NK BOPO X Bobot Rasio BOPO + e........(24)
Tabel III.5 Kriteria Penilaian Rasio Biaya Operasional
terhadap Pendapatan operasional (BOPO)
Nilai Kredit Predikat
< 93,52% Sehat
93,52 – 94,73% Cukup Sehat
94,73 – 95,92% Kurang Sehat
> 95,92% Tidak Sehat
Sumber : SK DIR BI Nomor : 30/21/KEP/DIR tanggal 30 April
1997 tentang tata cara penilaian tingkat kesehatan bank.
5. Liquidity (Likuiditas)
Perhitungan likuiditas menggunakan 2 rasio, yaitu :
a. Rasio Alat Likuiditas terhadap Hutang Lancar (NCM – CA)
(Rumus 5). Kemudian mencari nilai kreditnya, dengan formulasi
sebagai berikut :
NK NCM – CA =
+ e............................................(26)
NK Faktor NCM – CA =NK NCM–CA X Bobot NCM-CA + e
(27)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Tabel III.6 Kriteria Penilaian Rasio Alat Likuiditas terhadap
Hutang Lancar (NCM – CA)
Nilai Kredit Predikat
>4,05% Sehat
3,30% - 4,049% Cukup Sehat
2,55 – 3,29% Kurang Sehat
<2,54% Tidak Sehat
Sumber : SK DIR BI Nomor : 30/21/KEP/DIR tanggal 30 April 1997
tentang tata cara penilaian tingkat kesehatan bank.
b. Rasio Kredit yang Diberikan terhadap Dana yang Diterima (Loan to
Deposito Ratio / LDR) (Rumus 3). Kemudian mencari nilai kreditnya,
dengan formulasi sebagai berikut :
NK LDR =
X 4 + e....................................................(27)
NK Faktor LDR = NK Rasio LDR X Bobot Rasio LDR + e .....(28)
Tabel III.7 Kriteria Penilaian Loan to Deposit Ratio (LDR)
Nilai Kredit Predikat
<94,755% Sehat
94,755% - 98,75% Cukup Sehat
98,75 – 102,25% Kurang Sehat
>102,5 % Tidak Sehat
Sumber : SK DIR BI Nomor : 30/21/KEP/DIR tanggal 30 April 1997
tentang tata cara penilaian tingkat kesehatan bank.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah Perusahaan
Tahun 1961, tujuh belas tahun setelah proklamasi kemerdekaan Republik
Indonesia, kondisi ekonomi negara ini masih jauh dari angan-angan.Laju
inflasi yang tinggi mewarnai perekonomian Indonesia. Keingan pemerintah
membuat bangsa Indonesia sejahtera diwujudkan dalam konsep ekonomi
terpimpin. Dengan konsep ini, segenap unsur masyarakat, termasuk di
dalamnya kalangan perbankan diminta untuk turut berperan dalam mencapai
tujuan revolusi. Di kalangan perbankan dimunculkan doktrin Bank Tunggal
dan Bank Tunggal. Maksud pendirian bank tunggal ialah agar kebijakan
pemerintah di bidang moneter dan perbankan dapat dijalankan secara efisien,
efektif, dan terpimpin. Kondisi perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta
pada masa itu tidak banyak berbeda dengan kondisi Indonesia pada umumnya.
Kesulitan keuangan untuk pembangunan negara menuntut adanya peran
masyarakat untuk penyediaan dana. Kondisi ini sangat disadari oleh
Pemerintah Provinsi DIY, sehingga dengan mengacu pada Keputusan Menteri
nomor 1 Tahun 1955 tentang Pengawasan Terhadap Urusan Kredit maka
digagaslah pembentukan sebuah bank untuk wilayah Daerah Istimewa
Yogyakarta.
Berdasarkan Keputusan DPRD Provinsi DIY nomor 11/K/DPRD/1961
tentang Pemberian Kuasa kepada Kepala Daerah Provinsi DIY, diputuskan
untuk mendirikan Bank Pembangunan Daerah, serta persetujuan DPRD no.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
12/K/DPRD/1961 tentang memberi kuasa kepada Kepala Daerah Provinsi
DIY untuk mengusahakan modal sebesar Rp. 2.5000.000,- guna mendirikan
Bank Pembangunan Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta (BPD DIY).
Kemudian dibuatlah akte pendirian Perseroan Terbatas (PT) Bank BPD DIY di
hadapan Notaris R.M. Wiranto. Bank BPD DIY lahir dengan Akte Notaris
nomor 11 tanggal 15 Desember 1961. Para pihak yang menghadap ke notaris
saat pendirian bank ialah Sri Sultan Hamengkubuwono IX selaku dan dalam
kapasitas Gubernur DIY dan Sri Paduka Pakualam VIII selaku Wakil Gubernur
DIY.
Untuk beroperasi, Bank BPD DIY memperoleh izin usaha dengan Surat
Keputusan Menteri Keuangan nomor BUM 9/1/27/II Tanggal 5 Maret 1962.
Ijin inin dikeluarkan berdasarkan Peraturan Pemerintah nomor 1 Tahun 1955
sebagaimana disebutkan di atas. Pada awal pendiriannya, Bank BPD DIY telah
berbadan hukum perseoroan terbatas (PT). Kondisi ini tentu saja sejalan
dengan masa itu, yakni belum ditetapkannya UU nomor 13/1962 tentang
Ketentuan-ketentuan Pokok Bank Pembangunan Daerah.
Pada saat didirikan, modal dasar PT. Bank BPD DIY ditetapkan sebesar Rp.
20.000.000,- (dua puluh juta rupiah), yang terdiri dari 500 lembar saham
prioritas dengan nilai Rp. 10.000,- dan 1.500 lembar saham biasa dengan nilai
Rp. 10.000,-. Ketika didirikan telah ditanam 400 lembar saham prioritas dan 1
lembar saham biasa, dengan jumlah uang sebanyak Rp. 4.010.000,-. Dari
jumlah tersebut telah dibayar tunai sebesar 62,5% atau sejumlah Rp.
2.506.250,- (dua juta lima ratus enam ribu dua ratus lima puluh rupiah). Jumlah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
inilah yang menjadi modal awal operasional Bank BPD DIY.
Setahun sejak didirikan, Bank BPD DIY berhasil menghimpun dana
masyarakat sebesar Rp. 5 juta (uang lama). Hingga akhir tahun 1965 telah
dihimpun dana sebesar Rp. 27,988 juta (uang lama) serta mampu menyalurkan
kredit hingga Rp. 127,160 juta (uang lama). Rasio antara kredit terhadap dana
masyarakat mencapai 470%. Selain dana maysarakat yang dihimpun, Bank
BPD DIY juga memperoleh dana dari Bank Indonesia sebesar Rp. 39,9 juta.
Laba yang diraih pada tahun 1965 mencapai Rp. 7,825 juta (uang lama). Modal
bank pada saat itu telah mencapai Rp. 20 juta.
Tanggal 13 Desember 1965, pemerintah mengeluarkan Penetapan Presiden
no. 27/1965. Kebijakan ini antara lain menetapkan penerbitan alat pembayaran
yang sah yang berlaku bagi seluruh wilayah Indonesia, serta perbandingannilai
antara uang rupiah lama dengan uang rupiah baru diterbitkan dengan rasio satu
uang rupiah baru setara dengan seribu uang rupiah lama. Selama beberapa saat
terjadi peredaran dua mata uang, sehingga pemerintah mewajibkan semua
instansi swasta untuk menggunakan mata uang baru. Meskipun nilai mata uang
baru 1000 kali uang rupiah lama, tidak berarti harga-harga menjadi satu
perseribunya. Kebijakan ini menyebabkan inflasi yang sangat tinggi dan
menimbulkan beban bari pemerintah.
Kebijakan itu tentu saja sangat memengaruhi kondisi keuangan Bank BPD
DIY yang saat itu baru berusia empat tahun. Modal disetor yang pada tahun
1964 telah mencapai 20 juta rupiah, pada tahun 1966 disesuaikan dengan nilai
rupiah baru sehingga modal disetor bank hanya menjadi 20 ribu rupiah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Posisi akhir tahun 1966, dana yang dihimpun Bank BPD DIY mencapai Rp. 66
ribu dengan penyaluran kredit sebesar Rp. 186 ribu. Penghimpunan dana dan
penyaluran kredit ini terus tumbuh. Pada akhir tahun 1975, dana yang berhasil
dihimpun sebesar Rp. 717,247 juta dan penyaluran kredit mencapai Rp.
571,905 juta. Laba yang diraih mencapai Rp.25,675 juta.
PERIODE 1976 – 1989
Dengan keluarnya Undang-undang (UU) nomor 13 tahun 1962 tentang
Ketentuan-ketentuan Pokok Bank Pembangunan Daerah, maka pendirian Bank
Pembangunan Daerah harus dilakukan melalui Peraturan Daerah. Aturan
mengenai perbankan juga mengalami perubahan dengan dikeluarkannya UU
nomor 14 tahun 1967 tentang Pokok-pokok Perbankan. Karena itu pada tahun
1976 ditetapkan Peraturan Daerah Pronsi DIY nomor 3 tahun 1976 tentang
Bank Pembangunan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Penetapan
ini melahirkan Bank Pembangunan Daerah Provinsi DIY atau Bank BPD DIY
sebagai sebuah Perusahaan Daerah.
Dalam pertauran daerah tersebut diatur bahwa Bank BPD DIY adalah milik
pemerintah daerah tingkat I. Pernyataan ini tidak berarti pemerintah daerah
tingkat II tidak dapat menyetorkan modalnya. Sebagaimana tercantum pada
ketentuan tentang modal, ditetapkan bahwa modal dasar bank sebesar Rp.
500.000.000,- yang terdiri dari penyertaan pemerintah daerah tingkat I dan
pemerintah daerah tingkat II.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Sampai dengan awal 1980-an, industri perbankan tidak begitu dinamis. Hampir
semua kegiatan operasional bank ditetapkan secara ketat oleh pemerintah dan
Bank Indonesia. Akibat dari ketatnya regulasi ini, jumlah bank tidak
mengalami perubahan selama bertahun-tahun, demikian juga dengan produk
dan layanan perbankan. Upaya untuk melakukan persaingan yang sehat juga
hampir tidak ada. Tata cara transaksi perbankan bahkan masih dilakukan
dengan cara 'tradisional'.
Tahun 1983 pemerintah mengeluarkan kebijakan deregulasi perbankan
dengan menghapus pagu kredit dan subsidi bunga. Persaingan antar bank
diserahkan pada mekanisme pasar dan masing-masing bank diberi kebebasan
untuk menentukan tingkat bunga, baik kredit maupun penghimpunan dana.
Kebijakan ini mulai membangkitkan iklim kompetisi dalam industri perbankan.
Tahun 1985, sejalan dengan perubahan tersebut Bank BPD DIY berupaya
mengantisipasi kondisi pasar yang berubah. Langkah strategis yang dilakukan
ialah mengubah dasar pendirian bank yang semula berdasarkan Peraturan
Daerah nomor 3 tahun 1976 diubah dan diterbitkan Peraturan Daerah nomor 9
tahun 1985. Dalam peraturan daerah yang baru ini modal dasar bank ditetapkan
sebesar Rp. 5 miliar. Ketentuan mengenai status kepemilikan bank yang
semula ditegaskan sebagai badan usaha milik pemerintah daerah tingkat I,
ditiadakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Tahun 1986 Bank BPD DIY untuk pertama kalinya melebarkan jaringan
pelayanannya hingga ke wilayah kabupaten di Provinsi DIY, yaitu dengan
membuka Kantor Cabang Wates, Kulonprogo dan Kantor Cabang Wonosari,
Gunung Kidul.
Tahun 1988, pemerintah melakukan deregulasi lanjutan pada bidang
moneter dan perbankan yang dikenal dengan Paket 27 Oktober 1988.
Deregulasi ini memberikan banyak kemudahan bagi pendirian bank baru
maupun jaringan pelayanan baru. Kebijakan ini semakin meningkatkan
persaingan dalam industri perbankan. Menanggapi kondisi terkini pada saat itu,
Bank BPD DIY melebarkan kembali jaringan pelayanannya untuk menjangkau
wilayah-wilayah lain di Provinsi DIY, yaitu dengan membuka Kantor Cabang
Bantul. Dilanjutkan pada tahun 1990 membuka Kantor Cabang Pembantu
Senopati dan Sleman.
Hingga akhir 1988, Bank BPD DIY berhasil menghimpun dana sebesar Rp.
20,410 milyar dan menyalurkan kredit sebesar Rp. 9,192 milyar. Laba
mencapai Rp. 872,090 juta. Sampai dengan periode ini, dana giro masih
mendominasi penghimpunan dana Bank BPD DIY. Hal ini sangat wajar karena
salah satu peran Bank BPD DIY ialah sebagai pemegang kas daerah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
PERIODE 1990 -1996
Untuk mengantisipasi persaingan yang semakin tajam, mulai tahun 1989
Bank BPD DIY mulai mengembangkan sistem pengolahan data yang berbasis
komputer. Tahun 1990 Kantor Cabang telah terkoneksi secara on-line dalam
jaringan komputer. Persaingan juga menuntut adanya sumber daya manusia
berkualitas tinggi. Pola rekrutmen pegawai mulai diubah dengan seleksi ketat
dan pelatihan dasar-dasar perbankan yang memadai.
Tahun 1992 pemerintah menerbitkan UU nomor 7 tahun 1992 tentang
Perbankan, sebagai pengganti UU nomor 7 tahun 1967. Atas terbitnya Undang-
undang tersebut, bank perlu menyesuaikan dasar pendiriannya. Maka
diterbitkanlah Peraturan Daerah nomor 2 tahun 1993 tentang Bank
Pembangunan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Peraturan Daerah
ini secara jelas mencantumkan operasional bank yang harus menggunakan
prinsip kehati-hatian.
PERIODE 1997 – 2008
Kebijakan deregulasi perbankan yang sebelumnya dianggap sebagai solusi
bagi pembangunan ekonomi mulai menimbulkan dampak negatif bagi
perekonomian. Pesatnya pertumbuhan industri menyebabkan banyak bank
mengabaikan prinsip kehati-hatian. Banyak pula bank yang didirikan oleh
suatu kelompok usaha yang memang diarahkan untuk memberikan pembiayaan
kepada kelompok usaha tersebut. Kondisi ini menyebabkan perubahan drastis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
industri perbankan. Tahun 1997 kondisi tersebit semakin diperparah dengan
adanya krisis ekonomi.
Tahun 1998, karena tingginya tingkat bunga, Bank BPD DIY sempat
menghentikan pemberian kredit kepada nasabah. Namun demikian, dengan
pengelolaan yang berdasarkan prinsip kehati-hatian, krisis ekonomi justru
berpengaruh positif terhadap bank. Di tahun 1998 terjadi kenaikan aset yang
didorong oleh penghimpunan dana masyarakat yang sangat signifikan.
Pertumbuhan yang relatif tinggi semasa krisi ekonomi ini menunjukan
besarnya kepercayaan masyarakat terhadap Bank BPD DIY, sebagai bank
daerah yang dikelola dengan benar. Bank BPD DIY bukan hanya tidak masuk
dalam kategori bank yang perlu direkapitulasi, tetapi bahkan mengalami
pertumbuhan yang signifikan. Bank BPD DIY bahkan melakukan pembukaan
jaringan layanan baru dan penambahan tenaga kerja.
Saat kondisi ekonomi mulai membaik, keberadaan Bank BPD DIY semakin
dikenal masyarakat. Untuk menjaga kepercayaan itu, Bank BPD DIY
melakukan berbagai inovasi produk dan jasa bank. Tahun 2000 Bank BPD DIY
membuka 12 Kantor Kas baru dan tahun 2001 membuka 14 Kantor Kas baru.
Tahun 2002, Bank BPD DIY menerbitkan kartu ATM (Automatic teller
machine). Kartu ATM ini tergabung dalam jaringan ATM Bersama. Saat ini
jaringan ATM Bersama bahkan telah terkoneksi dengan Malaysian Electrics
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Payment System (MEPS) sehingga memudahkan nasabah dalam menggunakan
ATM saat di luar negeri. Tahun 2003, Bank BPD DIY ditunjuk sebagai Bank
Penerima Setoran Biaya Penyelenggaran Ibadah Haji (BPS BPIH).
Hingga akhir tahun 2007, dana yang dihimpun Bank BPD DIY mencapai
Rp. 2,59 trilyun. Pada periode ini penghimpunan dana dari dana giro hanya
memberi kontribusi sebesar Rp. 1,001 trilyun, lebih sedikit dibanding tabungan
masyarakat yang mencapai Rp. 1,138 trilyun. Posisi kredit tahun 2007
mencapai Rp. 1.392 trilyun dan 99,45% di antaranya merupakan kredit kepada
kelompok usaha mikro, kecil, dan menengah. Laba tahun 2007 mencapai lebih
dari Rp. 74 milyar. Meningkatnya laba ini berdampak positif bagi pemerintah
daerah karena Bank BPD DIY merupakan badan usaha milik pemerintah yang
mampu memberikan kontribusi besar terhadap pendapat daerah.
Pada tahun 2007, dalam upaya mensikapi perubahan sosiokultural
masyarakat Indonesia, maka Bank BPD DIY membentuk Unit Usaha Syariah
dengan satu Kantor Cabang Syariah. Pembukaan Unit Usaha Syariah ini makin
memperluas produk dan jasa Bank BPD DIY.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
B. Profil Perusahaan
Tabel IV.1 Profil Perusahaan
Nama PT. Bank BPD DIY
Alamat Jl. Tentara Pelajar No.7
Telepon 0274 – 561614
Situs web www. Bpddiy.co.id
Tanggal berdiri 15 Desember 1961
Tanggal beroperasi 5 Maret 1962
Jenis usaha Perbankan
Modal awal Rp 24.010.000
Jumlah kantor 143 kantor layanan
Jumlah atm 103 ATM Bank BPD DIY
Jumlah karyawan 987 karyawan
Kepemilikan saham
Pemerintah daerah DIY 38,54%
Pemerintah Kota Yogyakarta 15,90%
Pemerintah Kabupaten Sleman 20,15%
Pemerintah Kabupaten Bantul 11,98%
Pemerintah Kabupaten Kulonprogo 6,31%
Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul 7,11%
Sumber: www.bpddiy.co.id
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
C. VISI MISI
1. Visi
Menjadi Bank Terpercaya, Istimewa, dan Pilihan Masyarakat
2. Misi
a. Menyediakan solusi kebutuhan keuangan masyarakat denga memberikan
pengalaman perbankan yang berkesan.
b. Menjalankan prinsip kehati-hatian dan menerapkan bisnis yang beretika
untuk meningkatkan nilai perusahaan.
c. Mencapai SDM yang unggul, berintegritas dan profesional.
d. Mengembangkan keunggulan kompetitif dengan layanan prima dan
produk yang inovatif berbasis budaya untuk menjadi Regional Champion
yang berkelanjutan.
e. Menjalankan fungsi Agen Pembangunan yang fokus mengembangkan
sektor UMKM, mendorong pertumbuhan perekonomian daerah dan
menjaga lingkungan.
D. Budaya Kerja dan Perilaku Utama
PT Bank BPD DIY memiliki budaya kerja dan perilaku utama , yang
terangkum dalam enam pilar yang disingkat ISTIMEWA, yaitu :
Integritas:
Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
Menerapkan kejujuran, keikhlasan, dan menjaga kepercayaan
Sigap:
Bertidak dengan cepat dan tanggap dalam bekerja
Menerapkan layanan yang peduli, cerdas, dan berbudaya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Tangguh:
Bekerja keras, dan pantang menyerah dalam segala situasi
Inovatif:
Melakukan pengembangan yang berkelanjutan
Mutu:
Mengedepankan kesempurnaan dalam semua hasil kerja
Empati:
Membangun hubungan saling menghormati dan menghargai
Waspada:
Menerapkan prinsip kehati-hatian dan tata kelola yang baik
Antusias:
Semangat tinggi dalam bekerja untuk mencapai hasil terbaik
E. PRODUK DAN LAYANAN
1. Simpanan
Giro
a. Digunakan sebagai alat transaksi non tunai
b. Kemudahan akses kliring nasional
c. Fasilitas on-line di semua kantor pelayanan yang memberikan kelancaran
dan kemudahan dalam berbisnis.
d. Salinan rekening (Rekening Koran) lengkap berisi mutasi/transaksi
dikirim ke pemegang rekening setiap bulan, sehingga dapat dengan
mudah memantau posisi saldo giro.
2. Tabungan
a. Tabungan Simpeda (Simpanan Pembangunan Daerah)
b. Tabungan bunga harian produk bersama Bank BPD se – Indonesia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
c. Tabungan Sutera (Sarana Untuk Sejahtera)
d. Tabungan Sutera Emas
e. Tabungan pegawai dan karyawan guna mempersiapkan pasca purna
tugas
f. Tunas ( Tabungan Untuk Anak Sekolah)
g. Tabungan Haji dan Umrah Shafa
h. TabunganKu
3. Deposito
Deposito Berjangka dengan pilihan jangka waktu 1, 3, 6 dan 12 bulan.
Minimal Rp 500.000,00 dengan sistem perpanjangan ARO (Automatic Roll
Over) dan tingkat Suku bunga menarik.
4. Kredit
a. Kredit Swaguna dan Purnakarya
b. Kredit Mikro Ekonomi Produktif
c. Kredit Program Pembinaan Usaha Keluarga Sejahtera Mandiri ( PUNDI )
d. Kredit Ketahanan Pangan Dan Energi (KKP – E)
e. Kredit Usaha Pembibitan Sapi (KUPS)
f. Kredit Kepada Masyarakat Koperasi (KRIDAMAS – KOP)
g. Kredit Mikro Makarya
h. Kredit Usaga Rakyat (KUR)
i. Kredit Purnakarya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
5. Layanan
a. Modul Penerimaan Negara (MPN-Prima)
b. Real Time Gross Settlement (RTGS)
c. Sistem Komputerisasi Haji Terpandu Departemen Agama (SISKOHAT)
d. Bill Payment
e. Sistem Kliring Nasional (SKN-BI)
f. Safe Deposit Box (SDB)
g. Kartu BPD DIY Flazz
h. Anjungan Tunai Mandiri (ATM)
i.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
BAB V
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Data
1. Capital (Modal)
Rasio permodalan diukur dengan membandingkan antara Rasio Modal
terhadap Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR), Sehingga dengan
rumus yang ada maka CAR (Capital Adequacy Ratio) Bank BPD DIY
selama tahun 2014 hingga tahun 2016 adalah sebagai berikut:
Tabel V.1
Perhitungan Capital Adequacy Ratio (CAR)
(dalam Jutaan Rupiah)
Tahun Total Modal (Rp) ATMR (Rp) CAR (%)
2014 872.247 5.255.151 16,60
2015 1.201.080 5.939.402 20,22
2016 1.429.461 6.613.882 21,61
Sumber : Laporan Keuangan Bank BPD DIY
CAR Bank BPD DIY per 31 Desember 2014 sebesar 16,60 %, tahun
2015 sebesar 20,22%, dan tahun 2016 sebesar 21,61 %. Hal ini
menunjukan dari tahun 2014 hinga tahun 2016 rasio CAR Bank BPD
DIY mengalami peningkatan.
Setelah melakukan perhitungan nilai rasio CAR, Maka selanjutnya
adalah melakukan analisis nilai kredit rasio Capital Adequecy Ratio
(CAR) pada Bank BPD DIY tahun 2014 – 2016.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Tabel V.2. Nilai Kredit CAR
Tahun CAR (%) Nilai Kredit Nilai
Maksimum
Bobot Rasio
CAR (%)
Nilai Kredit
Faktor
2014 16,60 167 100 25 25
2015 20,22 203,2 100 25 25
2016 21,61 217,1 100 25 25
Sumber : Hasil Olahan Data
Nilai Kredit CAR Bank BPD DIY per 31 Desember 2014 sebesar
167%, tahun 2015 sebesar 203,2%, dan tahun 2016 sebesar 217,1%. Oleh
karena nilai kredit dibatasi maksimum 100 maka nilai rasio CAR pada
tahun 2014 sampai dengan tahun 2016 ditas diakui sebagai 100.
Berdasarkan hasil penghitungan Rasio Permodalan pada tahun 2014 –
2016 menunjukan nilai kredit CAR lebih besar dari kriteria penilaian
tingkat kesehatan bank yang ditetapkan oleh Bank Indonesia sebesar 8%
maka rasio yang dicapai Bank BPD DIY dikategorikan dalam kelompok
SEHAT. Dimana indikator yang menunjukan kelompok sehat semakin
besar rasio CAR (Capital Adequecy Ratio) yang dimiliki oleh bank maka
akan semakin baik, hal ini dikarenakan bank mampu menyediakan modal
dalam jumlah yang besar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
2. Assets (Kualitas Aktiva Produktif)
Surat Edaran No. 30/2/UPBB tanggal 30 April 1997 tentang penilaian
terhadap faktor Kualitas Aktiva Produktif (KAP) didasarkan pada dua
rasio yaitu :
a. Rasio Aktiva Produktif yang diklasifikasikan terhadap aktiva
produktif.
Aktiva yang diklasifikasikan merupakan aktiva produktif yang
sudah atau mengandung potensi tidak memberikan penghasilan.
Aktiva produktif adalah penanaman dana bank, baik dalam rupiah
maupun valuta asing dalam bentuk kredit, surat – surat berharga,
penempatan dana antar bank, penyertaan, termasuk komitmen dan
kontijensi pada transaksi rekening administratif.
(SK.DIR.BI.NO.31/ 147/KEP/DIR, 1998).
Menurut Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No.31/147/KEP
DIR tanggal 12 November 1998 penilaian tingkat kesehatan bank
berdasarkan kualitas aktiva produktif (KAP) adalah sebagai berikut:
1) Rasio 22,5% atau lebih diberi nilai 0
2) Untuk setiap penurunan 0,15% dimulai dari 22,5% nilai ditambah 1
dengan maksimum 100.
Berikut ini adalah hasil perhitungan Kualitas Aktiva Produktif
(KAP) pada Bank BPD DIY tahun 2014 – 2016:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Tabel V.3
Perhitungan Kualitas Aktiva Produktif
(dalam Jutaan Rupiah)
Tahun Aktiva Produktif
Diklasifikasikan (Rp)
Aktifa
Produktif (Rp)
KAP (%)
2014 67.585 7.369.975 0.91%
2015 84.519 8.102.652 1,04%
2016 224.249 9.473.376 2,36%
Sumber : Laporan Keuangan Bank BPD DIY
KAP Bank BPD DIY per 31Desember 2014 sebesar 0,91%, tahun
2015 sebesar 1,04%, dan tahun 2016 sebesar 2,36%. Dari hasil
tersebut nampak bahwa rasio KAP mengalami kenaikan pada setiap
tahunnya. Hal ini disebabkan karena Aktifa Produktif yang
Diklasifikasikan dan Aktifa Produktif mengalami peningkatan.
Setelah melakukan perhitungan nilai rasio KAP, maka selanjutnya
adalah melakukan analisis nilai kredit Kualitas Aktiva Produktif
(KAP) pada Bank BPD DIY tahun 2014 – 2016.
Tabel V.4
Nilai Kredit KAP
Tahun KAP (%) Nilai
Kredit
Nilai
Maksimum
Bobot Rasio
KAP
Nilai Kredit
Faktor
2014 0,91 143,3 100 25 25
2015 1,04 143 100 25 25
2016 2,36 134,2 100 25 25
Sumber: Hasil olah data
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Nilai Kredit KAP Bank BPD DIY per 31 Desember 2014 sebesar
143,3 %, tahun 2015 sebesar 143, dan tahun 2016 sebesar 134,2.
Berdasarkan hasil perhitungan Rasio KAP pada tahun 2014 – 2016
menunjukan nilai kredit KAP lebih kecil dari kriteria penilaian tingkat
kesehatan bank yang ditetapkan oleh Bank Indonesia sebesar 10,35%
maka rasio yang dicapai Bank BPD DIY pada tahun 2014 – 2016
dikategorikan dalam kelompok SEHAT. Semakin kecil rasio Kualitas
Aktiva Produktif (KAP) Maka semakin baik karena aktiva produktif
yang bermasalah pada bank tersebut relatif kecil.
b. Rasio Penyisihan Penghapusan aktiva produktif terhadap aktiva
produktif yang diklasifikasikan
Penyisihan penghapusan aktiva produktif (PPAP) adalah cadangan
yang harus dibentuk sebesar persentase tertentu dari nominal
berdasarkan penggolongan kualitas aktiva produktif sebagaimana
ditetapkan dalam Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia
No.31/147/KEP/DIR tanggal 12 November 1998 tentang kualitas
aktiva produktif.
Menurut Surat Keputusan Bank Indonesia No. 31/148/KEP/DIR
tanggal 12 November 1998 penilaian tingkat kesehatan bank
berdasarkan penyisihan penghapusan aktiva produktif (PPAP) adalah
sebagai berikut.
1) Rasio 0% atau lebih diberi nilai kredit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
2) Untuk setiap kenaikan 1% dimulai dari 0% nilai kredit ditambah
1 dengan maksimum 100.
Berikut ini adalah hasil analisis Penyisihan Penghapusan Aktiva
Produktif (PPAP) Pada Bank BPD DIY tahun 2014 – 2016 :
Tabel V.5
Perhitungan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif
(PPAP)
(dalam Jutaan Rupiah)
Tahun PPAP (Rp) PPAPWD (Rp) PPAP(%)
2014 52.678 49.471 106,48%
2015 50.696 52.490 96,58%
2016 66.620 122.039 54,58%
Sumber : Laporan Keuangan Bank BPD DIY
PPAP Bank BPD DIY per 31 Desember 2014 sebesar 106,48%,
tahun 2015 sebesar 96,58%, dan tahun 2016 sebesar 54,58%.
Adanya penurunan rasio PPAP ini disebabkan oleh penurunan pada
aktiva produktif di tahun 2015 dan kenaikan yang cukup signifikan
pada rasio PPAPWD pada tahun 2016.
Setelah melakukan perhitungan nilai rasio PPAP, maka selanjutnya
adalah melakukan analisis nilai kredit Penyisihan Penghapusan Aktiva
Profuktif (PPAP) pada bank BPD DIY tahun 2014 – 2016.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Tabel V.6
Nilai Kredit Faktor PPAP
Tahun PPAP
(%)
Nilai
Kredit
(%)
Nilai
Maksimum
Bobot Rasio
PPAP
Nilai Kredit
Faktor
2014 106,48 106,48 100 5 5
2015 96,58 96,58 100 5 4.82
2016 54,58 54,58 100 5 2.72
Sumber : Hasil Olahan Data
Nilai Kredit PPAP Bank Syariah Mandiri per 31 Desember 2014
sebesar 106,48%, tahun 2015 sebesar 96,58%, dan tahun 2016 sebesar
54,58%.
Berdasarkan hasil perhitungan nilai kredit Rasio PPAP pada tahun
2014 dan tahun 2015 lebih besar dari kriteria penilaian tingkat
kesehatan bank yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia sebesar
81% maka rasio yang dicapai Bank BPD DIY dikategorikan dalam
kelompok SEHAT. Sedangkan nilai kredit rasio PPAP pada tahun
2016 dikategorikan dalam kelompok KURANG SEHAT karena
berada diantara 51,0% - 66,0%.
3. Management
Pada aspek ini yang menjadi penilaian adalah manajemen
permodalan, manajemen kualitas aset, manajemen umum, manajemen
rentabilitas, dan manajemen likuiditas. Aspek ini biasanya dinilai dengan
kuesioner yang ditujukan pada bank yang bersangkutan, akan tetapi
karena keterbatasan maka pengisian tersebut sulit dilakukan karena
terkait akan unsur kerahasiaan bank. Oleh karenanya dalam dalam aspek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
ini dapat diproyeksikan dengan rasio Net Profit Margin (NPM). Rasio
NPM ini membandingkan antara Laba Bersih dengan Pendapatan
Operasional. Sehingga rasio NPM pada Bank BPD DIY sebagai berikut:
Tabel V.7
Perhitungan Net Profit Margin (NPM)
(dalam Jutaan Rupiah)
Tahun Laba Bersih
(Rp)
Pendapatan
Operasional (Rp)
NPM
(%)
Nilai Kredit
2014 156.163 786.172 19,86 19,86
2015 186.148 913.917 20,36 20,36
2016 211.777 971.972 21,78 21,78
Sumber : Laporan Keuangan Bank BPD DIY
NPM Bank BPD DIY per 31 Desember 2014 sebesar 19,86%,
tahun 2015 sebesar 20,36%, dan tahun 2016 sebesar 21,78%. Hal ini
menunjukan bahwa nilai rasio NPM meningkat setiap tahunnya. Untuk
menentukan Nilai Kredit pada NPM disamakan dengan rasio NPM yang
ada. Nilai kredit pada aspek Manajemen pada tahun 2014 sampai dengan
tahun 2016 masuk dalam kategori SEHAT karena melebihi ketetapan
Bank Indonesia yaitu sebesar 4,9%.
4. Earning (Rentabilitas)
Rasio rentabilitas dilakukan untuk mengetahui kemampuan bank
dalam mendapatkan keuntungan. Rasio rentabilitas terbagi menjadi 2
yaitu :
a. ROA : membandingkan antara laba dengan total aktiva
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
b. BOPO : membandingkan antara beban operasi dengan pendapatan
operasi
Berikut ini adalah hasil analisis Return On Assets (ROA) pada Bank
BPD DIY tahun 2014 – 2016 :
Tabel V.8
Perhitungan Return On Assets (ROA)
(dalam jutaan rupiah)
Tahun Total Laba Sebelum
Pajak (Rp)
Total Aktiva (Rp) ROA (%)
2014 211.073 7.821.133 2,69
2015 251.687 8.689887 2,89
2016 286.271 9.739.527 2,93
Sumber : Laporan Keuangan Bank BPD DIY
ROA Bank BPD DIY per 31 Desember 2014 sebesar 2,69%,
tahun 2015 sebesar 2,89%, dan tahun 2016 sebesar 2,93%. Hal ini
menunjukan dari tahun 2014 sampai dengan tahun 2016 rasio ROA
Bank BPD DIY mengalami kenaikan. Kenaikan rasio ROA ini
menunjukan semakin baiknya pengelolaan assets bank dalam
menghasilkan laba.
Setelah melakukan perhitungan nilai rasio ROA, maka
selanjutnya adalah melakukan analisis nilai kredit Return On Assets
(ROA) pada PT. Bank BPD DIY 2014 – 2016.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Tabel V.9
Nilai Kredit Faktor ROA
Tahun ROA(%) Nilai
Kredit
Nilai
Maksimum
Bobot Rasio
ROA
Nilai
Kredit
Faktor
2014 2,69 179,33 100 5 5
2015 2,89 192,66 100 5 5
2016 2,93 195,33 100 5 5
Sumber : Hasil Olahan Data
Nilai Kredit ROA Bank BPD DIY per 31 Desember 2014 sebesar
179,33%, tahun 2015 sebesar 192,66 %, dan tahun 2016 sebesar
195,33%. Oleh karena nilai kredit dibatasi maksimum 100 maka nilai
rasio ROA pada tahun 2014 sampai dengan tahun 2016 diatas diakui
sebagai 100.
Berdasarkan hasil perhitungan nilai kredit rasio ROA pada tahun
2014 – 2016 lebih besar dari kriteria penilaian tingkat kesehatan bank
yang ditetapkan oleh Bank Indonesia sebesar 1,22% maka rasio yang di
capai Bank BPD DIY dikategorikan dalam kelompok SEHAT.
Sedangkan hasil analisis Beban Operasional terhadap Pendapatan
Operasional (BOPO) pada Bank BPD DIY tahun 2014 – 2016 sebagai
berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Tabel V.10
Perhitungan Beban Operasional terhadap Pendapatan
Operasional (BOPO)
(dalam jutaan rupiah)
Tahun Beban
Operasional (Rp)
Pendapatan
Operasional (Rp)
BOPO (%)
2014 571.055 786.172 72,64
2015 656.903 913.917 71,89
2016 681.860 971.972 70,15
Sumber : Laporan Keuangan Bank BPD DIY
BOPO Bank BPD DIY per 31 Desember 2014 sebesar 72,64%,
tahun 2015 sebesar 71,89%, dan tahun 2016 sebesar 70,15%.
Terjadinya penurunan rasio BOPO ini menunjukan semakin baiknya
tingkat efisiensi usaha yang dijalankan oleh bank BPD DIY karena
dengan biaya yang dikeluarkan mampu mendapatkan penghasilan
yang memadai.
Setelah melakukan perhitungan nilai rasio BOPO, maka
selanjutnya adalah melakukan analisis nilai kredit Beban Operasional
terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) pada Bank BPD DIY tahun
2014 – 2016.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Tabel V.11
Nilai Kredit Faktor BOPO
Tahun BOPO
(%)
Nilai
Kredit
Nilai
Maksimum
Bobot Rasio
BOPO
Nilai Kredit
Faktor
2014 72,64 342 100 5 5
2015 71,89 351,375 100 5 5
2016 70,15 373,125 100 5 5
Sumber: Hasil Olahan Data
Nilai Kredit BOPO Bank BPD DIY per 31 Desember 2014 sebesar
342%, tahun 2015 sebesar 351,375%, dan tahun 2016 sebesar
373,125%. Oleh karena nilai kredit dibatasi maksimum 100 maka nilai
rasio BOPO pada tahun 2014 – 2016 diatas diakui sebagai 100.
Berdasarkan hasil perhitungan nilai rasio BOPO pada tahun 2014 -
2016 lebih kecil dari kriteria yang ditetapkan Bank Indonesia
berkaitan dengan penilaian kesehatan bank yakni sebesar 93,52%
maka dapat dinyatakan bahwa aspek BOPO Bank BPD DIY berada
pada predikat SEHAT.
5. Liquidity (Likuiditas)
Likuiditas adalah kemampuan untuk membayar kewajiban
finansial jangka pendek tepat pada waktunya yang ditunjukan oleh
besar kecilnya aktiva lancar yaitu aktiva yang mudah untuk diubah
menjadi kas yang meliputi surat berharga, piutang dan persediaan.
Rasio Liquidity terbagi menjadi 2, yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
a. NCM – CA : membandingkan antara kewajiban bersih call money
terhadap aktiva lancar.
b. LDR : membandingkan antara kredit dengan dana masyarakat.
Berikut ini adalah hasil analisis Net Call Money to Current Asset
(NCM – CA ) pada Bank BPD DIY tahun 2014 – 2016 :
Tabel V.12
Perhitungan Net Call Money to Current Assets (NCM – CA)
(dalam Jutaan Rupiah)
Tahun Kewajiban Bersih
(Rp)
Aktiva Lancar
(Rp)
NCM – CA
(%)
2014 131.000 2.549.807 5,13
2015 220.000 2.959.389 7,43
2016 497.000 3.619.323 13,73
Sumber : Laporan Keuangan Bank BPD DIY
NCM – CA Bank BPD DIY per 31 Desember 2014 sebesar 5,13%,
tahun 2015 sebesar 7,43% , dan tahun 2016 sebesar 13,73%. Kenaikan
Rasio NCM – CA ini terjadi dikarenakan Kewajiban Bersih yang
meningkat setiap tahunnya diiringi dengan Aktiva Lancar yang juga
meningkat setiap tahunnya.
Setelah melakukan perhitungan nilai rasio NCM – CA, maka
selanjutnya adalah melakukan analisis nilai kredit NCM – CA pada
Bank BPD DIY tahun 2014 – 2016.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Tabel V.13
Nilai Kredit Faktor NCM – CA
Tahun NCM – CA
(%)
Nilai Kredit Bobot Rasio
NCM – CA
Nilai Kredit
Faktor
2014 5,13 94,87 5 4,74
2015 7,43 92,57 5 4,62
2016 13,73 86,27 5 4,31
Sumber : Hasil Olahan Data
Nilai Kredit NCM – CA Bank BPD DIY per 31 Desember 2014
seebsar 94,87%, tahun 2015 sebesar 92,57%, dan tahun 2016 sebesar
86,27%.
Berdasarkan hasil perhitungan nilai kredit rasio NCM – CA pada
tahun 2014 – 2016 lebih besar dari kriteria yang ditetapkan oleh Bank
Indonesia sebesar 4,05%, maka rasio yang dicapai Bank BPD DIY
dikategorikan dalam kelompok SEHAT.
Sedangkan hasil analisis Loan To Deposit Ratio ( LDR) pada Bank
Syariah Mandiri tahun 2014 – 2016, sebagai berikut :
Tabel V.14
Perhitungan Loan to Deposit Ratio (LDR)
(dalam Jutaan Rupiah)
Tahun Kredit (Rp) Dana Masyarakat (Rp) LDR (%)
2014 5.194.759 6.368.034 81,57
2015 5.593.023 6.841.380 81,75
2016 5.989.632 7.380.198 81,15
Sumber : Laporan Keuangan Bank BPD DIY
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
LDR Bank BPD DIY per 31 Desember 2014 sebesar 81,57%,
tahun 2015 sebesar 81,75%, dan tahun 2016 sebesar 81,15%..
Terjadinya penurunan rasio LDR ini menunjukan adanya kenaikan
dana yang disalurkan bank melalui pembiayaan.
Setelah melakukan perhitungan nilai rasio LDR, maka selanjutnya
adalah melakukan analisis nilai kredit LDR pada Bank BPD DIY
tahun 2014 – 2016.
Tabel V.15
Nilai Kredit Faktor LDR
Tahun LDR
(%)
Nilai
Kredit
Nilai
Maksimum
Bobot Rasio
LDR
Nilai Kredit
Faktor
2014 81,57 133,72 100 5 5
2015 81,75 133 100 5 5
2016 81,15 135,4 100 5 5
Sumber: Hasil Olahan Data
Nilai Kredit LDR Bank BPD DIY per 31 Desember 2014 sebesar
133,72%, tahun 2015 sebesar 133%, dan tahun 2016 sebesar 135,4%.
Karena nilai kredit maksimum LDR 100, maka nilai kredit LDR
tersebut diakui sebagai 100. Hasil perhitungan nilai kredit aspek LDR
menunjukkan angka lebih kecil daripada kriteria yang ditetapkan Bank
Indonesia sebesar 94,75%, maka rasio LDR pada PT. Bank BPD DIY
tahun 2014 sampai dengan tahun 2016 termasuk pada kategori
golongan yang berpredikat SEHAT.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
B. Pembahasan
1. Analisis Tingkat Kesehatan PT. Bank BPD DIY Tahun 2014 Sampai
Tahun 2016
a. Capital ( Modal )
Tabel V.16
Nilai Rasio CAR Tahun 2014 s/d 2016
Rasio Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016
CAR 16,60% 20,22% 21,61%
Sumber: Hasil Olahan Data
Faktor permodalan hanya terdapat satu rasio untuk mengukur
tingkat kesehatan bank, yaitu Capital Adequecy Ratio (CAR). Hasil
CAR dikuantifikasikan dari dua komponen yaitu jumlah modal dan
aktiva tertimbang menurut resiko (ATMR). Rasio ini mengukur
kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang
mengandung resiko. Berdasarkan ketentuan Bank Indonesia, bank
yang dinyatakan termasuk sebagai bank yang berkategori sehat harus
memiliki CAR paling sedikit sebesar 8%. Dari tahun 2014 sampai
dengan tahun 2016 nilai rasio CAR tertinggi dicapai pada tahun 2016
sebesar 21,61% setelah adanya kenaikan dari dua tahun sebelumnya.
Nilai rasio terendah terjadi pada tahun 2014 sebesar 16,60%.
Kenaikan rasio CAR ini terjadi akibat adanya kenaikan modal dan
kenaikan ATMR, namun kenaikan jumlah modal lebih besar daripada
kenaikan ATMR. Untuk meningkatan nilai rasio CAR, hal yang dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
dilakukan oleh bank adalah meningkatkan modal bank, baik modal
sendiri maupun modal pinjaman.
b. Assets ( Kualitas Aktiva Produktif )
Faktor Asset dinilai dengan menggunakan dua komponen rasio, yaitu:
1) Kualitas Aktiva Produktif (KAP)
Tabel V.17
Nilai Rasio KAP Tahun 2014 s/d 2016
Rasio Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016
KAP 0,91 % 1,04 % 2,36 %
Sumber: Hasil Olahan Data
Aktiva Produktif Yang Diklasifikasikan ( APYD ) terdiri
dari lima macam kolektabilitas beserta bobotnya, yaitu 0% dari
aktiva produktif yang tergolong lancar, 25% dari aktiva produktif
yang tergolong dalam perhatian khusus, 50 % dari aktiva produktif
yang tergolong kurang lancar, 75% dari aktiva produktif yang
tergolong diragukan, dan 100% aktiva produktif yang tergolong
macet. Sepanjang tida tahun ini rasio terbaik dicapai pada tahun
2014 yaitu sebesar 0,91% dan rasio terburuk dicapai pada tahun
2016 yaitu sebesar 2,36%. Peningkatan rasio KAP ini menunjukan
buruknya kinerja kualitas aktiva produktif ini disebabkan oleh terus
meningkatnya APYD terutama pada aktiva yang tergolong macet
sedangkan total aktiva produktif peningkatannya tidak sebanding
dengan peningkatan APYD. Untuk memperbaiki hal ini, PT Bank
BPD DIY dapat melakukan investigasi kepada calon debitur dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
melakukan pemantauan terhadap penggunaan kredit, serta
kemampuan dan kepatuhan debitur dalam memenuhi kewajibannya
agar kredit macet dapat diminimalisir.
2) Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP)
Tabel V.18
Nilai Rasio PPAP Tahun 2014 s/d 2016
Rasio Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016
PPAP 106,48 % 96,58% 54,58%
Sumber: Hasil Olahan Data
Perhitungan rasio ini untuk mengetahui seberapa besar kredit
bermasalah yang dijamin oleh dana dari aktiva produktif yang telah
disisihkan untuk menutup resiko terjadinya kredit macet. Selama tiga
tahun ini rasio terbaik dicapai pada tahun 2014 yaitu sebesar
106,48% dan rasio terburuk dicapai pada tahun 2016 yaitu sebesar
54,58%. Untuk mengantipsipasi semakin merosotnya nilai rasio ini,
ada baiknya bank lebih selektif dan lebih ketat dalam memberikan
kredit kepada nasabah agar tidak terjadi adanya kredit macet. Karena
dengan adanya kredit macet maka bank harus membentuk PPAP
semakin besar pula. Memang PPAP yang dibentuk oleh bank
semakin besar dapat meningkatkan nilai rasio ini namun dapat
berakibat modal bank menjadi menurun. Modal bank menjadi
menurun karena PPAP yang dibentuk oleh bank nilainya harus
diambil dari modal bank.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
c. Management
Tabel V.19
Nilai Rasio NPM Tahun 2014 s/d Tahun 2016
Rasio Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016
NPM 19,86% 20,36% 21,78%
Sumber: Hasil Olahan Data
Aspek ini biasanya dinilai dengan kuesioner yang ditujukan
pada bank yang bersangkutan, akan tetapi karena keterbatasan maka
pengisian tersebut sulit dilakukan karena terkait akan unsur
kerahasiaan bank. Oleh karenanya dalam dalam aspek ini dapat
diproyeksikan dengan rasio Net Profit Margin (NPM). Rasio NPM
merupakan rasio profitabilitas, rasio ini dapat diketahui dengan cara
membandingkan Laba Bersih dengan Pendapatan Operasional yang
bertujuan untuk mengetahui laba bersih sesudah pajak yang dihasilkan
bank. Nilai rasio NPM tertinggi dicapai pada tahun 2016 yaitu sebesar
21,78% dan yang terendah dicapai pada tahun 2014 sebesar 19,86%.
Semakin besar rasio NPM yang dicapai berarti semakin besar profit
yang didapat oleh bank melalui kinerja manajemen yang baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
d. Earning ( Rentabilitas )
Penilaian faktor rentabilitas berdasarkan dua komponen rasio, yaitu :
1) Return Of Assets (ROA)
Tabel V.20
Nilai Rasio ROA Tahun 2014 s/d Tahun 2016
Rasio Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016
ROA 2,69% 2,89% 2,93%
Sumber: Hasil Olahan Data
Rasio ini mengukur kemampuan bank dalam memperoleh
keuntungan secara keseluruhan. Semakin besar nilai rasio ROA
suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai
bank tersebut. Dari tahun 2014 sampai dengan tahun 2016 kondisi
paling baik dicapai pada tahun 2016 sebesar 2,93% dan nilai rasio
terendah dicapai pada tahun 2014 sebesar 2,69%. Kenaikan yang
tidak terlalu signifikan ini disebabkan oleh adanya kenaikan pada
biaya operasional terutama biaya bunga atas pinjaman yang
diterima dari bank – bank lain yang di ikuti dengan kenaikan biaya
operasional. Kenaikan yang tidak signifikan ini menjadi pertanda
bahwa bank harus berhati hati dalam menggunakan aktiva
produktif. Untuk mencegah menurunnya rasio ROA ada baiknya
bank menekan pengeluaran atau melakukan penghematan biaya
operasional yang kurang perlu seperti yang ada pada pos biaya
lainnya. Selain itu juga berkaitan dengan pemberian kredit, ada
baiknya bank melakukan invesitigasi kepada calon debitur dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
melakukan pemantauan terhadap penggunaan kredit, serta
kemampuan dam kepatuhan debitur, dalam memenuhi
kewajibannya, seperti yang dilakukan untuk meminimalisir
kenaikan nilai pada rasio KAP.
2) Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional
Tabel V.21
Nilai Rasio BOPO Tahun 2014 s/d 2016
Rasio Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016
BOPO 72,64% 71,89% 70,15%
Sumber: Hasil Olahan Data
Rasio ini mengukur tingkat efiensi dan kemampuan bank
dalam melakukan kegiatan operasinya. Dari tahun 2014 sampai
dengan tahun 2016, karena semakin menurun rasio ini berarti bank
semakin efisien dalam melakukan kegiatan operasionalnya. Hal ini
terjadi karena kenaikan jumlah pendapatan operasionalnya lebih
besar dibandingkan biaya operasionalnya. Untuk mengantisipasi
penurunan nilai rasio BOPO bank sebaiknya menekan biaya
operasional sekecil mungkin dengan mengurangi biaya operasional
yang tidak perlu seperti pos biaya lainnya yang kurang jelas
penggunaannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
e. Liquidity (Likuiditas)
Penilaian faktor likuiditas dinilai dengan dua rasio, yaitu :
1) Net Call Money to Current Assets (NCM – CA )
Tabel V.22
Nilai Rasio NCM – CA Tahun 2014 s/d Tahun 2016
Rasio Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016
NCM – CA 5,13 7,43 13,73
Sumber: Hasil Olahan Data
Rasio aktiva lancar terhadap kewajiban lancar mengukur
kemampuan bank dalam mengembalikan simpanan nasabah
(deposan) pada saat ditarik dengan menggunakan aktiva lancar
yang dimiliki bank. Semakin tinggi rasio ini semakin tinggi pula
kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan. Dari tahun 2014
sampai dengan tahun 2016 rasio terbaik dicapai pada tahun 2016
sebesar 13,73% sedangkan rasio terendah dicapai pada tahun 2014
dengan nilai rasio sebesar 5,13%. Peningkatan nilai rasio ini terjadi
karena adanya peningkatan nilai aktiva lancar yang dimiliki bank.
2) Loan Deposit Ratio (LDR)
Tabel V.23
Nilai Rasio LDR Tahun 2014 s/d 2016
Rasio Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016
LDR 81,57% 81,75% 81,15%
Sumber: Hasil Olahan Data
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Rasio ini mengukur kemampuan bank dalam membayar
kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan
mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya.
Semakin tinggi nilai rasio ini memberikan indikasi semakin
rendahnya kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan. Hal ini
disebabkan karena jumlah dana yang diperlukan untuk membiayai
kredit menjadi semakin besar. Nilai rasio terbaik dicapai pada
tahun 2016 dengan nilai sebesar 81,15% dan rasio terendah
dicapai pada tahun 2015 sebesar 81,75%. Untuk mengantisipasi
agar rasio LDR tidak semakin memburuk bank dapat
meningkatkan sumber likuiditasnya dengan cara menambah modal
inti dengan menjual saham atau menambah modal pinjaman.
Dengan begitu diharapkan bank dapat membayar kembali
penarikan yang dilakukan oleh deposan.
Setiap nilai rasio memiliki keterkaitan dengan nilai rasio
lainnya. Rasio CAR yang menilai kesehatan faktor permodalan
bank memiliki keterkaitan dengan rasio KAP dan PPAP yang
menilai kesehatan faktor asset dan juga faktor NCM – CA dan
LDR yang menilai kesehatan faktor likuiditas bank. Jika pada
hasil perhitungan faktor KAP banyak ditemukan kredit yang
bermasalah, berarti bank harus menyisihkan dana untuk
menghapus nilai aktiva produktif yang bermasalah yang dapat di
kalkulasikan pada rasio PPAP. Karena dengan adanya kredit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
macet yang besar maka bank harus membentuk PPAP semakin
besar pula. Memang PPAP yang dibentuk oleh bank semakin
besar dapat meningkatkan nilai rasio ini namun dapat berakibat
modal bank menjadi menurun. Modal bank menjadi menurun
karena PPAP yang dibentuk oleh bank nilainya harus diambil dari
modal bank. Jika faktor asset yang dihitung dengan rasio KAP
dan PPAP semakin tidak sehat akan berdampak negatif kepada
faktor likuiditas yang dihitung dengan rasio NCM – CA dan
LDR, karena salah satu sumber likuiditas bank terdapat pada nilai
aktiva lancar yang berasal dari kredit yang diberikan. Jika bank
semakin tidak likuid, antisipasi yang harus dilakukan adalah
dengan mengambil nilai dari faktor Modal. Kemudian faktor
Earning yang di kalkulasikan dengan rasio ROA dan BOPO dapat
membantu faktor modal untuk terus menjaga dan menambahkan
nilai ketersediaan modal yang ada. Kemudian rasio NPM sebagai
rasio profitabilitas dapat memproyeksikan bagaimana kinerja
manajemen bank dalam memanfaatkan Modal, Beban
Operasional, Aktiva Produktif, untuk menghasilkan pendapatan
untuk bank.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
2. Perhitungan nilai bersih masing – masing rasio adalah sebagai
berikut:
Tabel V.24
Nilai Bersih Rasio CAMEL tahun 2014
Nama
Rasio
Angka
Rasio
Nilai Kotor
Rasio
Bobot % Nilai Berih
Rasio
Capital / Modal
CAR 16,60 % 100 25 25
Asset/Aktiva Produktif
KAP 0,91 % 100 25 25
PPAP 106,48 % 100 5 5
Management/Manajemen
NPM 19,86 % 100 25 25
Earning/Rentabilitas
ROA 2,69 % 100 5 5
BOPO 72,64 % 100 5 5
Liquidity/Likuiditas
NCM-CA 5,13 % 94,87 5 4,74
LDR 81,57 % 100 5 5
Jumlah Nilai Bersih Rasio CAMEL 2014 99,74
Sumber: Hasil Olahan Data
Angka Rasio CAR menunjukkan kemampuan bank untuk menutupi
penurunan aktivanya sebagai akibat dari kerugian-kerugian bank yang
disebabkan oleh aktiva yang berisiko sebesar 16,60%. Angka Rasio KAP
menunjukkan aktiva produktif yang bermasalah pada bank sebesar
0,91%. Angka Rasio PPAP menunjukkan kemampuan bank dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
mengantisipasi penghapusan kredit macet sebesar 106,48%. Angka Rasio
NPM menunjukkan kemampuan bank dalam menghasilkan laba bersih
sebelum pajak (net income) ditinjau dari sudut pendapatan operasinya
sebesar 19,86%. Angka Rasio ROA menunjukkan kemampuan bank
didalam memperoleh laba dan efisiensi secara keseluruhan sebesar
2,69%. Angka Rasio BOPO menunjukkan tingkat efisiensi dan
kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya sebesar 72,64%.
Angka Rasio NCM-CA menunjukkan kemampuan aktiva lancar dalam
memenuhi kewajiban lancar yang segera jatuh tempo sebesar 5,13%.
Angka Rasio LDR menunjukkan kemampuan bank dalam membayar
kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan
kredit yang diberikan sebagai sumber likuditasnya sebesar 81,57%. Nilai
kotor rasio dan bobot yang diberikan menggunakan standar yang telah
ditetapkan oleh Bank Indonesia. Nilai rasio bersih yang merupakan hasil
perkalian nilai rasio kotor dengan bobot akan dijumlahkan dari seluruh
rasio CAMEL dan diperoleh Nilai Bersih Rasio CAMEL. Nilai Rasio
CAMEL ini menunjukkan predikat kesehatan bank tersebut sesuai
dengan standar yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Tabel V.25
Nilai Bersih Rasio CAMEL tahun 2015
Nama
Rasio
Angka
Rasio
Nilai Kotor
Rasio
Bobot % Nilai Berih
Rasio
Capital / Modal
CAR 20,22 % 100 25 25
Asset/Aktiva Produktif
KAP 1,04% 100 25 25
PPAP 96,58 % 96,58 5 4,82
Management/Manajemen
NPM 20,36 % 100 25 25
Earning/Rentabilitas
ROA 2,89 % 100 5 5
BOPO 71,89 % 100 5 5
Liquidity/Likuiditas
NCM-CA 7,43 % 92,57 5 4,62
LDR 81,75 % 100 5 5
Jumlah Nilai Bersih Rasio CAMEL 2015 99,44
Sumber: Hasil Olahan Data
Angka Rasio CAR menunjukkan kemampuan bank untuk menutupi
penurunan aktivanya sebagai akibat dari kerugian-kerugian bank yang
disebabkan oleh aktiva yang berisiko sebesar 20,22%. Angka Rasio KAP
menunjukkan aktiva produktif yang bermasalah pada bank sebesar
1,04%. Angka Rasio PPAP menunjukkan kemampuan bank dalam
mengantisipasi penghapusan kredit macet sebesar 96,58%. Angka Rasio
NPM menunjukkan kemampuan bank dalam menghasilkan laba bersih
sebelum pajak (net income) ditinjau dari sudut pendapatan operasinya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
sebesar 20,36%. Angka Rasio ROA menunjukkan kemampuan bank
didalam memperoleh laba dan efisiensi secara keseluruhan sebesar
2,89%. Angka Rasio BOPO menunjukkan tingkat efisiensi dan
kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya sebesar 71,89%.
Angka Rasio NCM-CA menunjukkan kemampuan aktiva lancar dalam
memenuhi kewajiban lancar yang segera jatuh tempo sebesar 7,43%.
Angka Rasio LDR menunjukkan kemampuan bank dalam membayar
kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan
kredit yang diberikan sebagai sumber likuditasnya sebesar 81,75%. Nilai
kotor rasio dan bobot yang diberikan menggunakan standar yang telah
ditetapkan oleh Bank Indonesia. Nilai rasio bersih yang merupakan hasil
perkalian nilai rasio kotor dengan bobot akan dijumlahkan dari seluruh
rasio CAMEL dan diperoleh Nilai Bersih Rasio CAMEL. Nilai Rasio
CAMEL ini menunjukkan predikat kesehatan bank tersebut sesuai
dengan standar yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia.
Tabel V.26
Nilai Bersih Rasio CAMEL tahun 2016
Nama
Rasio
Angka
Rasio
Nilai Kotor
Rasio
Bobot % Nilai Berih
Rasio
Capital / Modal
CAR 21,61 % 100 25 25
Asset/Aktiva Produktif
KAP 2,36% 100 25 25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
PPAP 54,58 % 54,58 5 2,72
Management/Manajemen
NPM 21,78 % 100 25 25
Earning/Rentabilitas
ROA 2,93% 100 5 5
BOPO 70,15 % 100 5 5
Liquidity/Likuiditas
NCM-CA 13,73% 86,27 5 4,31
LDR 81,15% 100 5 5
Jumlah Nilai Bersih Rasio CAMEL 2016 97,03
Sumber: Hasil Olahan Data
Angka Rasio CAR menunjukkan kemampuan bank untuk menutupi
penurunan aktivanya sebagai akibat dari kerugian-kerugian bank yang
disebabkan oleh aktiva yang berisiko sebesar 20,22%. Angka Rasio KAP
menunjukkan aktiva produktif yang bermasalah pada bank sebesar
1,04%. Angka Rasio PPAP menunjukkan kemampuan bank dalam
mengantisipasi penghapusan kredit macet sebesar 96,58%. Angka Rasio
NPM menunjukkan kemampuan bank dalam menghasilkan laba bersih
sebelum pajak (net income) ditinjau dari sudut pendapatan operasinya
sebesar 20,36%. Angka Rasio ROA menunjukkan kemampuan bank
didalam memperoleh laba dan efisiensi secara keseluruhan sebesar
2,89%. Angka Rasio BOPO menunjukkan tingkat efisiensi dan
kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya sebesar 71,89%.
Angka Rasio NCM-CA menunjukkan kemampuan aktiva lancar dalam
memenuhi kewajiban lancar yang segera jatuh tempo sebesar 7,43%.
Angka Rasio LDR menunjukkan kemampuan bank dalam membayar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan
kredit yang diberikan sebagai sumber likuditasnya sebesar 81,75%. Nilai
kotor rasio dan bobot yang diberikan menggunakan standar yang telah
ditetapkan oleh Bank Indonesia. Nilai rasio bersih yang merupakan hasil
perkalian nilai rasio kotor dengan bobot akan dijumlahkan dari seluruh
rasio CAMEL dan diperoleh Nilai Bersih Rasio CAMEL. Nilai Rasio
CAMEL ini menunjukkan predikat kesehatan bank tersebut sesuai
dengan standar yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia.
Tingkat kesehatan PT. Bank BPD DIY dari tahun 2014 sampai dengan
tahun 2016 mengalami penurunan. Tahun 2014 mendapatkan nilai bersih
rasio sebesar 99,74% dan menurun 0,3% ditahun 2015 menjadi 99,44%
kemudian menurun sebanyak 2,41% ditahun 2016 menjadi 97,03%.
Penurunan ini disebabkan oleh nilai kredit yang bermasalah meningkat
setiap tahunnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
3. Penentuan Predikat Kesehatan Bank Menurut CAMEL
Tabel V.19
Predikat Tingkat Kesehatan Bank
Nilai Kredit Predikat
81 – 100 Sehat
66 – <81 Cukup Sehat
51 – <66 Kurang Sehat
0 <51 Tidak Sehat
Sumber : Surat Edaran Bank Indonesia Nomor : 6/23/DPNP tanggal 31
Mei 2004
Tabel V.20
Predikat Penilaian Tingkat Kesehatan Bank BPD DIY
Tahun Nilai CAMEL Predikat
2014 99,74 Sehat
2015 99,44 Sehat
2016 97,03 Sehat
Sumber: Hasil Olahan Data
Berdasarkan hasil perhitungan nilai bersih masing-masing rasio yang
tertera dalam tabel diatas terlihat penjumlahan nilai bersih keseluruhan
aspek (CAMEL) sebesar 99,74 pada tahun 2014, 99,44 pada tahun 2015,
dan 97,03 pada tahun 2016.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
BAB VI
KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN
A. Kesimpulan
Dalam penelitian ini, berdasarkan data yang diperoleh dari PT. Bank BPD
DIY serta hasil analisis data, maka dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut:
1. Hasil akhir penilaian tingkat kesehatan PT. Bank BPD DIY dengan
menggunakan metode CAMEL adalah sebagai berikut: tahun 2014
terkategorikan sehat (skor = 99,74%); tahun 2015 terkategorikan sehat
(99,44%); tahun 2016 terkategorikan sehat (skor = 97,03%)
B. Saran
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka peneliti mencoba
memberikan saran – saran sebagai bahan pertimbangan untuk pihak – pihak
terkait. Adapun saran – saran tersebut antara lain :
1. Berdasarkan analisis data dan pembahasan PT. Bank BPD DIY dari
tahun 2014 sampai dengan tahun 2016 tergolong sehat. Namun, tingkat
kesehatan PT. Bank BPD DIY terus menurun dari tahun ke tahun. Hal ini
dapat disebabkan oleh adanya beberapa faktor yang terus menurun dari
tahun ke tahun, seperti faktor Kualitas Aktiva Produktif (KAP), dan
faktor Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) dan juga bank
perlu menaikan nilai faktor likuiditas. Untuk itu PT. Bank BPD DIY
harus dapat menaikan nilai rasio masing – masing faktor. Untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
2. meningkatkan nilai faktor kualitas aktiva prdouktif. Bank harus lebih
cermat dalam memberikan kredit kepada debitur dan selalu memantau
kepatuhan debitur dalam memenuhi kewajibannya agar tidak terjadi
kredit macet atau kredit kurang lancar. Selain itu bank juga dapat
membentuk faktor Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif lebih
banyak lagi agar faktor Kualitas Aktiva Produktif semakin membaik dan
disertai dengan penambahan jumlah modal bank. Sedangkan untuk
meningkatkan nilai faktor likuiditas dapat dilakukan dengan cara
menambah jumlah modal dengan cara menerbitkan saham atau modal
pinjaman sehingga kas bank akan bertambah. Hal ini akan berpengaruh
terhadap likuiditas bank karena dengan meningkatnya alat likuid bank
akan memperkecil kesulitan bank dalam memenuhi penarikan simpanan
yang dilakukan oleh nasabah.
C. Keterbatasan
Dalam melakukan penelitian ini, peneliti telah berusaha semaksimal
mungkin namun masih terdapat pula keterbatasan. Keterbatasan yang
menjadi kendala bagi peneliti, antara lain:
1. Peneliti hanya mengungkapkan tentang tingkat kesehatan bank
berdasarkan metode CAMEL, yang teridiri dari faktor capital, assets,
management, earning,dan liquidity. Sedangkan tingkat kesehatan bank
secara keseluruhan yang terdiri dari berbagai rasio tidak diungkap dalam
penelitian ini. Sehingga hasil penelitian ini tidak dapat disimpulkan untuk
menilai kesehatan PT. Bank BPD DIY secara keseluruhan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
2. Pada penilaian aspek manajemen peneliti menggunakan rasio NPM
sebagai pengganti kuesioner yang semestinya diajukan kepada pihak
bank akan tetapi karena keterbatasan maka pengisian tersebut sulit
dilakukan karena terkait akan unsur kerahasiaan bank.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
DAFTAR PUSTAKA
Adventia, Yoana, Wahyu. 2007. Analisis Perkembangan Kesehatan Bank
Perkreditan Rakyat Dengan Menggunakan Metode CAMEL. Studi Kasus
pada PT. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Shinta Bakti Wedi, Klaten, Jawa
Tengah. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Anggareni, Oktafrida. 2011. Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Dengan
Menggunakan Metode CAMEL pada PT Bank Pembangunan Daerah
Jawa Tengah Tahun 2006 – 2009. Semarang: FE UNDIP.
Arifin, Zainul. 2005. Dasar – dasar Manajemen Bank Syariah. Pustaka Alvabet,
Jakarta
Bank Indonesia. 1992. UU No. 7 tahun 1992, tentang Perbankan, Jakarta.
Bank Indonesia. 1998. UU No. 10 tahun 1998, tentang perubahan terhadap UU
No. 7 tahun 1992, Jakarta.
Bank Indonesia, Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/10/PBI/2004 tanggal 12
April 2004 perihal Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum.
Bank Indonesia, Surat Edaran Nomor 6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004. perihal
Tatacara Penilaian Kesehatan Bank Umum.
Bank Indonesia, SK DIR BI Nomor 30/21/KEP/DIR tanggal 30 April 1997.
perihal Tatacara Penilaian Kesehatan Bank Umum.
Hasibuan, Malayu. 2005. Dasar – dasar perbankan. Cetakan ke – 4. PT. Bumi
Aksara, Jakarta.
IAI 1999. Standar Akuntansi Keuangan. Salemba Empat, Jakarta.
Kasmir. 2002. Manajemen Perbankan. Edisi 1. Cetakan ke – 3. PT. Raja Grafindo
Persada, Jakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Lukman. 2009. Manajemen Perbankan. Ghalia Indonesia, Jakarta.
Said, Khaerunnisa. 2012. Analisis Tingkat Kesehatan Bank Dengan Menggunakan
Metode Camel pada PT. Bank Syariah Mandiri (Periode 2001-
2010).Makasar: Universitas Hasanuddin.
Susilo, Y. Sri, dkk. 2000. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Salemba Empat,
Jakarta.
Wijaya, Dendy. 2009. Manajemen Perbankan. Ghalia Indonesia, Jakarta.
www.bpddiy.co.id
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
Lampiran 7
Perhitungan Rasio
A. Perhitungan Faktor Capital
1. Rasio CAR ( Capital Adequacy Ratio )
CAR
x 100 %
CAR 2014 =
x 100% = 16,60 %
CAR 2015 =
x 100% = 20,22 %
CAR 2016 =
x 100% = 21,61 %
Nilai Kredit Faktor CAR =
+ 1
Nilai Kredit CAR 2014 =
+ 1 = 167
Nilai Kredit CAR 2015 =
+ 1 = 203,2
Nilai Kredit CAR 2014 =
+ 1 = 217,1
B. Perhitungan Faktor Assets
1. Rasio KAP ( Kualitas Aktiva Produktif )
KAP =
x 100%
KAP 2014 =
x 100% = 0,91%
KAP 2015 =
x 100% = 1,04%
KAP 2016 =
x 100% = 2,36%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
Nilai Kredit KAP =
Nilai Kredit KAP 2014 =
=143,3
Nilai Kredit KAP 2015 =
=143
Nilai Kredit KAP 2016 =
=134,2
2. Rasio PPAP ( Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif )
PPAP =
x 100%
PPAP 2014 =
x 100% = 106,48%
PPAP 2015 =
x 100% = 96,58%
PPAP 2016 =
x 100% = 54,58%
Nilai Kredit PPAP =
Nilai Kredit PPAP 2014 =
= 106,48
Nilai Kredit PPAP 2015 =
= 96,58
Nilai Kredit PPAP 2016 =
= 54,58
Nilai Kredit Faktor PPAP = Nilai Kredit PPAP x Bobot Rasio PPAP
Nilai Kredit Faktor PPAP 2015 = 96,58% x 5 = 4,82
Nilai Kredit Faktor PPAP 2016 = 54,58% x 5 = 2,72
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
C. Perhitungan Faktor Management
1. Rasio NPM ( Net Profit Margin )
NPM =
x 100%
NPM 2014 =
x 100 % = 19,86%
NPM 2015 =
x 100 % = 20,36%
NPM 2016 =
x 100 % = 21,78%
D. Perhitungan Faktor Earning
1. Rasio ROA ( Return Of Assets )
ROA =
x 100 %
ROA 2014 =
x 100 % = 2,69 %
ROA 2015 =
x 100 % = 2,89 %
ROA 2016 =
x 100 % = 2,93 %
Nilai Kredit ROA =
Nilai Kredit ROA 2014 =
= 179,33
Nilai Kredit ROA 2015 =
= 192,66
Nilai Kredit ROA 2016 =
= 195,33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
2. Rasio BOPO ( Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional )
BOPO =
x 100%
BOPO 2014 =
x 100% = 72,64 %
BOPO 2015 =
x 100% = 71,89 %
BOPO 2016 =
x 100% = 70,15 %
Nilai Kredit BOPO =
Nilai Kredit BOPO 2014 =
= 342
Nilai Kredit BOPO 2015 =
= 351,375
Nilai Kredit BOPO 2016 =
= 373,125
E. Perhitungan Faktor Liquidity
1. Rasio LDR ( Loan to Deposit Ratio )
LDR =
x 100%
LDR 2014 =
x 100% = 81,57 %
LDR 2015 =
x 100% = 81,75 %
LDR 2016 =
x 100% = 81,15 %
Nilai Kredit LDR =
x 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
Nilai Kredit LDR 2014 =
x 4= 133,7
Nilai Kredit LDR 2015 =
x 4= 133
Nilai Kredit LDR 2016 =
x 4= 135,4
2. Rasio NCM – CA ( Net Call Money to Current Assets )
NCM – CA =
x 100%
NCM – CA 2014 =
x 100% = 5,13 %
NCM – CA 2015 =
x 100% = 7,43 %
NCM – CA 2014 =
x 100% = 13,73 %
Nilai Kredit NCM – CA =
Nilai Kredit NCM – CA 2014 =
= 94,87
Nilai Kredit NCM – CA 2015 =
= 92,57
Nilai Kredit NCM – CA 2016 =
= 86,27
Nilai Kredit Faktor NCM – CA = NK NCM – CA x Bobot Rasio
NCM – CA
Nilai Kredit Faktor NCM – CA 2014 = 94,87 % x 5 = 4,74
Nilai Kredit Faktor NCM – CA 2015 = 92,57 % x 5 = 4,62
Nilai Kredit Faktor NCM – CA 2016 = 86,27 % x 5 = 4,31
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI