Analisis Implementasi Jaringan Fiber Optic menggunakan ...€¦ · Fiber optic. atau serat optik...

23
Analisis Implementasi Jaringan Fiber Optic menggunakan Teknologi GPON (Studi Kasus : Perumahan Graha Padma) Artikel Ilmiah Diajukan kepada Fakultas Teknologi Informasi untuk memperoleh Gelar Sarjana Komputer Oleh: Wisnu Adi Nugroho NIM: 672010274 Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga November 2014

Transcript of Analisis Implementasi Jaringan Fiber Optic menggunakan ...€¦ · Fiber optic. atau serat optik...

Page 1: Analisis Implementasi Jaringan Fiber Optic menggunakan ...€¦ · Fiber optic. atau serat optik adalah alat suatu media komunikasi yang berguna untuk mentransmisikan informasi melalui

Analisis Implementasi Jaringan Fiber Optic menggunakan

Teknologi GPON

(Studi Kasus : Perumahan Graha Padma)

Artikel Ilmiah

Diajukan kepada

Fakultas Teknologi Informasi

untuk memperoleh Gelar Sarjana Komputer

Oleh:

Wisnu Adi Nugroho

NIM: 672010274

Program Studi Teknik Informatika

Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana

Salatiga

November 2014

Page 2: Analisis Implementasi Jaringan Fiber Optic menggunakan ...€¦ · Fiber optic. atau serat optik adalah alat suatu media komunikasi yang berguna untuk mentransmisikan informasi melalui
Page 3: Analisis Implementasi Jaringan Fiber Optic menggunakan ...€¦ · Fiber optic. atau serat optik adalah alat suatu media komunikasi yang berguna untuk mentransmisikan informasi melalui
Page 4: Analisis Implementasi Jaringan Fiber Optic menggunakan ...€¦ · Fiber optic. atau serat optik adalah alat suatu media komunikasi yang berguna untuk mentransmisikan informasi melalui
Page 5: Analisis Implementasi Jaringan Fiber Optic menggunakan ...€¦ · Fiber optic. atau serat optik adalah alat suatu media komunikasi yang berguna untuk mentransmisikan informasi melalui
Page 6: Analisis Implementasi Jaringan Fiber Optic menggunakan ...€¦ · Fiber optic. atau serat optik adalah alat suatu media komunikasi yang berguna untuk mentransmisikan informasi melalui
Page 7: Analisis Implementasi Jaringan Fiber Optic menggunakan ...€¦ · Fiber optic. atau serat optik adalah alat suatu media komunikasi yang berguna untuk mentransmisikan informasi melalui

1

Analisis Implementasi Jaringan Fiber Optic menggunakan Teknologi GPON

( Studi Kasus : Perumahan Graha Padma )

1)

Wisnu Adi Nugroho, 2)

Dian W. Chandra

Program Studi Teknik Informatika

Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana

Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga, Jawa Tengah, Indonesia

Email : 1)[email protected],

2)[email protected]

Abstrak

Pada perumahan Graha Padma akan dibangun jaringan baru menggunakan

fiber optic dan menggunakan parameter power link budget sebagai perhitungan

awal. Namun pada saat pengujian terdapat perbedaan antara nilai perhitungan dan

implementasi yang cukup signifikan. Penelitian ini dilakukan dengan melakukan

pengamatan dan pengujian terhadap beberapa titik tertentu untuk menyelidiki

perbedaan yang cukup signifikan. Setelah dianalisis diperoleh hasil bahwa

penyebab perbedaan nilai yang cukup signifikan terdapat pada hasil proses

splicing.

Kata kunci : fiber optic, power link budget, splicing.

Abstract

Nowadays, Graha Padma housing will build a new network using fiber

optic and power link budget parameter as the initial calculation. However, the

testing showed that there was a significant difference between the value of the

calculation and the implementation itself. This research was conducted by doing

observations and testing on specific points to investigate the cause of the

difference. After having analyzed using the splicing method, the result revealed

that the cause of the significant difference in value was the splice or the cable

connection.

Keywords : fiber optic, power link budget, splicing.

1. Pendahuluan

Pada era modern seperti saat ini, kebutuhan masyarakat akan suatu

teknologi informasi dan komunikasi sudah bukan kebutuhan sekunder lagi

melainkan menjadi kebutuhan primer. Para perusahaan penyedia layanan

komunikasi pun berlomba-lomba mengembangkan layanannya. Kini bukan hanya

layanan dalam bentuk suara, akan tetapi video dan data. Jaringan tersebut juga

dikenal dengan Triple Play [1], dalam hal ini telepon, televisi, dan internet adalah

contoh yang dimaksud. Dengan munculnya jaringan triple play maka diperlukan

sebuah teknologi jaringan yang dapat menampung jaringan tersebut agar praktis

dan efisien, juga tetap mempunyai kemampuan yang stabil.

Perlahan-lahan pada tahun 2010 PT. TELKOM mulai meninggalkan

jaringan kabel tembaga menjadi fiber optic. Jaringan kabel fiber optic akan

Page 8: Analisis Implementasi Jaringan Fiber Optic menggunakan ...€¦ · Fiber optic. atau serat optik adalah alat suatu media komunikasi yang berguna untuk mentransmisikan informasi melalui

2

membantu jaringan komunikasi lebih optimal dan diperkirakan pada tahun 2015

semua jaringan tembaga sudah tergantikan dengan kabel fiber optic setidaknya

pada kota-kota besar [1]. Langkah tersebut merupakan strategi radikal yang dibuat

oleh Telkom untuk merevitalisasi jaringan kabel miliknya. Selama ini, jaringan

kabel tembaga hanya bagus untuk komunikasi suara. Sementara untuk layanan

Triple Play, belum bisa diterapkan. Karena itu PT. TELKOM perlahan akan

melakukan perpindahan dari jaringan tembaga menuju jaringan fiber optic atau

biasa disebut FTTH (Fiber Optic To Home) pada seluruh jaringan. Teknologi

yang akan digunakan dalam jaringan FTTH adalah GPON (Gigabit Passive Optic

Network). Akses pita lebar atau bandwidth 4 Mbps yang dilayani kabel tembaga

menggunakan teknologi DSLAM (Digital Subscriber Line Access Multiplexer)

baru mampu memberikan layanan Internet dan Warnet berkecepatan 512 Kbps.

Sedangkan akses pita lebar 20 Mbps dengan separuh kabel tembaga dan

fiber optic yang dilayani menggunakan teknologi MSAN (Multi-Service Access

Node) sudah mampu memberikan layanan triple play. Akses pita lebar 100 Mbps

yang menggunakan teknologi GPON (Gigabyte Pasive Optical Network) tentu

memiliki kemampuan yang jauh lebih tinggi lagi [1].

Perancangan jaringan fiber optic dengan menggunakan teknologi GPON

akan dilakukan pada perumahan Graha Padma yang terletak di kota Semarang

yang saat ini masih menggunakan jaringan tembaga. Pemilihan perumahan Graha

Padma adalah perumahan tersebut merupakan salah satu perumahan menengah ke

atas di kota Semarang dan guna meningkatkan kualitas kecepatan internet dan

menyediakan IPTv maka diperlukan jaringan triple play. Data dikumpulkan dari

development perumahan dan divisi PT. TELKOM yang menangani urusan

tersebut yaitu Akses Witel Jateng Utara dan STO Tugu yang berlokasi di kota

Semarang. Kemudian dilakukan perancangan jaringan dan penentuan perangkat

yang digunakan. Setelah tercipta skema jaringan maka sistem dianalisis

menggunakan teori perhitungan yaitu parameter power link budget guna

mengetahui kelayakan sistem tersebut. Kemudian setelah proses perancangan dan

perhitungan selesai, jaringan diimplementasikan di lapangan dalam hal ini

perumahan Graha Padma. Setelah diimplementasikan, jaringan diuji untuk

mengetahui kualitas jaringan dengan parameter power link budget sebagai acuan

yang digunakan. Namun, tidak selalu hasil dalam pengujian sama dengan

perhitungan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang

mempengaruhi perbedaan nilai perhitungan awal dengan nilai pada pengujian dan

dilakukannya perbaikan guna mengoptimalkan pelayanan kepada pelanggan.

2. Tinjauan Pustaka

Pada penelitian terdahulu yang terdapat pada Jurnal “Analisis

Implementasi GPON Dan MSAN Untuk Layanan Triple Play Pada Kota 2 Arnet

Kota PT. Telkom Indonesia”, dinyatakan bahwa media transmisi yang digunakan

GPON dan MSAN dalam layanan triple play ini harus menggunakan media

transmisi fiber optic sedangkan untuk ke akses menggunakan copper cable.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu terletak pada serat

optik, teknologi, dan analisis data yang digunakan. Pada penelitian terdahulu

masih menggunakan teknologi lama dengan menggunakan MSAN dan teknologi

Page 9: Analisis Implementasi Jaringan Fiber Optic menggunakan ...€¦ · Fiber optic. atau serat optik adalah alat suatu media komunikasi yang berguna untuk mentransmisikan informasi melalui

3

terbaru dengan menggunakan GPON. Serat optik yang digunakan juga belum

memakai fiber optic sepenuhnya, namun masih mempunyai sambungan kabel

tembaga pada jaringan yang menuju kepada pelanggan.

Fiber to the Home (FTTH) merupakan suatu format penghantaran isyarat

optik dari pusat penyedia (provider) ke kawasan pengguna dengan menggunakan

serat optik sebagai medium penghantaran. Perkembangan teknologi ini tidak

terlepas dari kemajuan perkembangan teknologi serat optik yang dapat

mengantikan penggunaan kabel konvensional. Dan juga didorong oleh keinginan

untuk mendapatkan layanan yang dikenal dengan istilah Triple Play Services yaitu

layanan akan akses internet yang cepat, suara (jaringan telepon) dan video (TV

kabel) dalam satu infrastruktur pada unit pelanggan.

Penghantaran dengan menggunakan teknologi FTTH ini dapat menghemat

biaya dan mampu mengurangkan biaya operasi dan memberikan pelayanan yang

lebih baik kepada pelanggan. Ciri-ciri inheren serat optik membenarkan

penghantaran isyarat telekomunikasi dengan lebar jalur yang lebih besar

dibandingkan dengan penggunaan kabel konvensional.

Biasanya jarak antara pusat layanan dengan pelanggan dapat berkisar

maksimum 20 km. Dimana pusat penghantaran penyelenggara layanan (service

provider) yang berada di kantor utama disebut juga dengan central office (CO),

disini terdapat peralatan yang disebut dengan OLT. Kemudian dari OLT ini

dihubungkan kepada ONU yang ditempatkan di rumah-rumah pelanggan melalui

jaringan distribusi serat optik (Optical Distribution Network, ODN). Isyarat optik

dengan panjang gelombang (wavelength) 1490 nm dari hilir (downstream) dan

isyarat optik dengan panjang gelombang 1310 nm dari hulu (upstream) digunakan

untuk mengirim data dan suara [2].

Fiber optic atau serat optik adalah alat suatu media komunikasi yang

berguna untuk mentransmisikan informasi melalui media cahaya. Teknologi ini

melakukan perubahan sinyal listrik kedalam sinyal cahaya yang kemudian

disalurkan melalui serat optik dan selanjutnya di konversi kembali menjadi sinyal

listrik pada bagian penerima. Secara umum struktur serat optik terdiri dari 3

bagian, yaitu : (A) Inti (Core) atau Inti serat merupakan bagian paling utama dari

serat optik, karena pada bagian ini informasi yang berupa pulsa cahaya

ditransmisikan. (B) Bungkus (Cladding) merupakan pelapis inti, dan mempunyai

bahan dasar yang sama dengan inti tetapi mempunyai indeks bias yang lebih kecil

daripada inti. (C) Jaket (Coating) berfungsi sebagai pelindung core dan cladding

dari tekanan fisik [3].

Komunikasi fiber optic dapat membawa informasi lebih banyak dan jarak

yang jauh dibanding sinyal listrik yang dibawa oleh media tembaga atau koaksial.

Kemurnian serat kaca digabungkan dengan sistem elektronik yang maju

memungkinkan serat terlebih mengirimkan sinyal cahaya digital melampaui jarak

100 km tanpa alat penguat. Fiber optic merupakan media transmisi yang ideal

dengan sedikit transmisi loss, gangguan rendah dan potensi bandwidth yang tinggi

[4]. Fiber optic yang digunakan adalah fiber optic yang sesuai dengan standar

ITU-T G.652 dengan spesifikasi yang dapat dilihat di Tabel 1.

Page 10: Analisis Implementasi Jaringan Fiber Optic menggunakan ...€¦ · Fiber optic. atau serat optik adalah alat suatu media komunikasi yang berguna untuk mentransmisikan informasi melalui

4

Tabel 1. Spesifikasi Fiber Optic G.652 [4]

Untuk menghubungkan serat optik menggunakan splicer dikenal dengan

sebutan fusion splicer yaitu suatu alat yang digunakan untuk menyambung core

serat optik yang berbasis kaca yang mengimplementasikan daya listrik yang

sudah dirubah menjadi sebuah media sinar berbentuk sinar laser yang berfungsi

memanasi kaca yang putus pada core sehingga terhubung kembali secara baik.

Alat sambung splicer ini harus memiliki keakuratan tinggi sehingga pada saat

penyambungan (splicing) bisa mendekati sempurna, karena proses terjadinya

pengelasan media kaca terjadi proses peleburan kaca yang menghasilkan suatu

media yang tersambung dengan utuh tanpa adanya celah karena memiliki karakter

media yang memiliki senyawa yang sama. Penyambungan bisa saja tidak utuh,

karena tidak mengikuti prosedur penyambungan yang benar. Bila hal ini terjadi

maka proses penyambungan harus diulangi lagi, hingga mendekati redaman yg

sekecil-kecilnya. Splicer mempunyai redaman sebanyak 0,05 [5].

Untuk splitter yang akan digunakan ada 2 tipe yaitu splitter 1:4 dan splitter

1:8. Splitter 1:4 diletakan di ODC, sedangkan splitter 1:8 diletakan di ODP.

Splitter 1:8 dan 1:4 mempunyai redaman masing-masing 7,8 dB dan 11 dB [5].

Konektor terdapat pada ujung dari serat optik yang terhubung langsung

pada perangkat. Konektor pada fiber optik terbuat dari material yang sederhana

seperti plastik, karet dan kaca sehingga lebih praktis. Konektor yang digunakan

adalah konekor SC. Konektor SC digunakan pada bagian OLT,ODC,ODP dan

ONT. Konektor mempunyai redaman sebanyak 0,2 dB [6]. Untuk pengukuran

dilakukan menggunakan Embassy untuk mengukur attentuation dan margin daya,

sedangkan untuk mengetahui panjang kabel, terjadinya splice menggunakan

OTDR (Optical time-domain reflectometer). Secara prinsip, GPON terdiri atas OLT (Optical Line Termination) yang

terletak di Central atau pada STO dan sekumpulan perangkat ONT (Optical

network Terminal) atau ONU (Optical Network Unit) yang terletak di customer

premises. Antara OLT dan ONU tidak ada perangkat aktif dan dihubungkan

melalui ODN (Optical Distribution Network) yang terdiri atas fiber optik dan

passive splitter [6]. Gambar 1 merupakan gambaran dari GPON.

Parameter Spesifikasi Unit

Attenuation at

1310 nm

Attenuation at

1490 nm

≤ 0.35

≤ 0.28

dB/Km

dB/Km

Page 11: Analisis Implementasi Jaringan Fiber Optic menggunakan ...€¦ · Fiber optic. atau serat optik adalah alat suatu media komunikasi yang berguna untuk mentransmisikan informasi melalui

5

Gambar 1. GPON

Optical Line Terminal (OLT) menyediakan antarmuka antara sistem

Passive Optical network (PON) dengan PT. Telkom (service profider) video, data

dan suara. Spesifikasi OLT disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2. Spesifikasi OLT

Optical Distribution Network (ODN) merupakan jaringan optik antara

OLT sampai perangkat ONU/ONT. ODN menyediakan sarana transmisi optik dari

OLT terhadap pelanggan dan sebaliknya. Transmisi ini menggunakan komponen

optik pasif. ODN menyediakan peralatan transmisi optik antara OLT dan ONU.

ODN dibedakan menjadi dua, yaitu ODC (Optical Distribution Cabinet) dan ODP

(Optical Distribution Pack). ODC menerima sarana tranmisi optik dari OLT

untuk kemudian disalurkan ke ODP yang berhubungan dengan ONT. Spesifikasi

ONT ditampilkan pada Tabel 3.

Tabel 3. Spesifikasi ONT

Parameter Spesifikasi Unit

Optical Transmit

Power

5 dBm

Downlink

Wavelength

1490 nm

Uplink Wavelength 1310 nm

Spectrum Width 1 nm

Downstream Rate 2.4 Gbps

Upstream Rate 1.2 Gbps

Parameter Spesifikasi Unit

Downstream Rate 2.4 Gbps

Upstream Rate 1.2 Gbps

Downlink Wavelength 1490 nm

Uplink Wavelength 1310 nm

Max.Transmission

Distance

20 Km

Sensitivity -29 dBm

Page 12: Analisis Implementasi Jaringan Fiber Optic menggunakan ...€¦ · Fiber optic. atau serat optik adalah alat suatu media komunikasi yang berguna untuk mentransmisikan informasi melalui

6

Optical Network Termination / Unit (ONT / ONU) menyediakan interface

antara jaringan optik dengan pelanggan. Sinyal optik yang ditransmisikan melalui

ODN diubah oleh ONT / ONU menjadikan sinyal elektrik yang diperlukan untuk

layanan pelanggan. Pada arsitektur FTTH, ONT / ONU diletakan di sisi

pelanggan.

Perhitungan menggunakan parameter power link budget untuk mengetahui

batasan redaman total yang diijinkan antara daya keluaran pemancar dan

sensitivitas penerima. Perhitungan power link budget dilakukan berdasarkan

standarisasi ITU-T G.984.2 dan juga peraturan yang diterapkan oleh PT.

TELKOM yaitu redaman total tidak lebih dari 28 dB, margin daya melebihi 0, dan

redaman instalasi 3 dB [6].

Parameter untuk perhitungan redaman total pada power link budget

sebagai berikut [6] :

Sps

α Ns.c

Nc.αserat

L.αtot

α

Bentuk persamaan untuk perhitungan margin daya adalah :

M = ( Pt – Pr ) - α total - SM

Keterangan :

Pt = Daya keluaran sumber optik ( dBm)

Pr = Sensitivitas daya maksimum detektor ( dBm)

SM = Safety margin, berkisar 6 dB

α tot = Redaman Total sistem (dB)

L = Panjang serat optik ( Km)

α c = Redaman Konektor (dB/buah)

α s = Redaman sambungan ( dB/sambungan)

α serat = Redaman serat optik ( dB/ Km)

Ns = Jumlah sambungan

Nc = Jumlah konektor

Sp = Redaman Splitter (dB)

Perhitungan awal digunakan untuk mengetahui apakah jaringan yang

sudah dirancang memenuhi nilai toleransi yang sudah ditetapkan. Jika sudah

memenuhi maka jaringan dapat diterapkan, namun jika nilai melebihi kapasitas

dapat diambil langkah selanjutnya seperti memasang repeater sebagai penguat

sinyal. Selain itu, perhitungan awal digunakan sebagai parameter untuk

mengetahui selisih perbedaan nilai setelah diimplementasikan.

Redaman atau attenuation sebenarnya adalah fungsi dari panjang kabel

(hukum Beer-Lambert). Jika sinyal mengalir terlalu jauh maka kualitas dapat

menurun, sehingga stastiun penerimanya tidak mampu lagi menginterpretasikan

dan komunikasi akan gagal.

Dalam arti lain attenuation adalah melemahnya sinyal yang diakibatkan

oleh adanya jarak yang semakin jauh yang harus ditempuh oleh suatu sinyal dan

juga oleh karena makin tingginya frekuensi sinyal tersebut.

Page 13: Analisis Implementasi Jaringan Fiber Optic menggunakan ...€¦ · Fiber optic. atau serat optik adalah alat suatu media komunikasi yang berguna untuk mentransmisikan informasi melalui

7

Apabila sebuah sinyal dilewatkan suatu medium seringkali mengalami

berbagai perlakuan dari medium (kanal) yang dilaluinya. Ada satu mekanisme

dimana sinyal yang melewati suatu medium mengalami pelemahan energi yang

selanjutnya dikenal sebagai attenuation (pelemahan atau redaman) sinyal.

Sinyal optic dan sinyal radio, keduanya mengalami attenuation yang

cukup besar ketika ditransmisikan melalui atmosfer. Sinyal optic mengalami

attenuation yang rendah ketika ditransmisikan melalui kabel serat optic.

Attenuation sebanding dengan panjang dari medium. Melipat gandakan panjang

medium maka akan melipatgandakan juga total attenuation yang terjadi [7].

3. Metode Alur Penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode NDLC

(Network Development Life Cycle). Pada Gambar 2 menjelaskan tentang alur

NDLC.

Gambar 2. Metode NDLC [8]

Tahap awal ini dilakukan analisa kebutuhan, analisa permasalahan yang

muncul, dan analisa topologi / jaringan yang sudah ada saat ini. Pada tahap

analisis langkah yang dilakukan adalah wawancara dengan pihak terkait yang

menangani jaringan, dalam hal ini adalah PT. Telkom. Setelah melakukan

wawancara dan mengumpulkan data tentang jaringan maupun pelanggan pada

perumahan Graha Padma. Kemudian melakukan survei lapangan, guna

mengetahui gambaran lokasi serta luas sehingga bisa dilakukan gambaran untuk

jaringan yang akan dirancang. Setelah melakukan survei lapangan, selanjutnya

melakukan studi pustaka dengan mengumpulkan acuan dari buku, artikel, maupun

sumber yang berkaitan dengan rancangan yang akan dibuat.

Selanjutnya adalah membuat desain jaringan fiber yang akan dirancang.

Jaringan memakai teknologi GPON, dengan pilihan memakai 2 stage yaitu

dengan rasio splitter 1:4 dan 1:8 seperti pada Gambar 3.

Page 14: Analisis Implementasi Jaringan Fiber Optic menggunakan ...€¦ · Fiber optic. atau serat optik adalah alat suatu media komunikasi yang berguna untuk mentransmisikan informasi melalui

8

Gambar 3. Desain Jaringan Fiber dengan GPON

Dengan data yang sudah didapat pada tahap-tahap sebelumnya, maka

mulai mendesain jaringan pada lokasi perumahan Graha Padma. OLT terdapat

pada central office atau dalam kasus ini disebut STO ( Sentra Telepon Otomatis )

Tugu milik PT. TELKOM. Kemudian dari OLT diteruskan menggunakan kabel

feeder menuju perumahan Graha Padma. Dikarenakan wilayahnya yang cukup

luas, maka distribusi jaringan dibagi menjadi 6 wilayah yang ditandai dengan

warna kabel distribusi. Topologi yang digunakan dalam perangcangan jaringan ini

menggunakan toplpogi star dengan pembagian wilayah distribusi terpusat pada

ODC ( Optical Distribution Cabinet ) yang menerima aliran data dari OLT

melalui kabel feeder. Selanjutnya ODC membagi wilayah distribusi menjadi 6

wilayah yang kemudian menuju ODP ( Optical Distribution Point ). ODP yang

dirancang berjumlah 80 dengan splitter rasio 1:8. Setelah ODP, kemudian

diteruskan menuju ke rumah-rumah pelanggan melalui drop cable. Pada rumah

pelanggan sendiri nantinya menerima data melalui ONT dan akan dibagi lagi

untuk layanan telepon atau voice, speedy atau data, maupun UseeTV atau gambar

tergantung daftar layanan pelanggan.

Pada Gambar 4 menjelaskan tentang pembagian wilayah distribusi yang

terdiri dari 6 wilayah dengan warna kabel sebagai pembeda dan juga terdapat

ODP yang terpasang di beberapa wilayah sebelum menuju pelanggan.

Page 15: Analisis Implementasi Jaringan Fiber Optic menggunakan ...€¦ · Fiber optic. atau serat optik adalah alat suatu media komunikasi yang berguna untuk mentransmisikan informasi melalui

9

Gambar 4. Desain Jaringan Perumahan Graha Padma

Untuk perhitungan power link budget maupun perhitungan margin daya

setiap wilayah distribusi satu dengan jarak tertentu dari masing-masing wilayah

distribusi. Berikut merupakan data-data yang digunakan dalam perhitungan

redaman dan margin daya.

Daya keluaran sumber optik (OLT/ONU) : 5 dBm

Sensitivitas detektor (OLT/ONU) : -29 dBm

Redaman Serat optik G.652 (1310/1490) : (0.35, 0.28) dB/Km

Redaman Serat optik G.657 (1310/1490) : (0.35, 0.28) dB/Km

Redaman Splice : 0.05 dB/splice

Konektor : 0.2 dB

Jenis PS 1:8 , 1:4 : 11 dB , 7.8 dB

Berikut merupakan perhitungan pertama menggunakan sampel jarak

jaringan terjauh :

Jarak = 4,5 km

Jumlah Sambungan = 4 buah

Jumlah Konektor = 4 buah

Downlink

Sps

α Ns.c

Nc.αserat

L.αtot

α

Page 16: Analisis Implementasi Jaringan Fiber Optic menggunakan ...€¦ · Fiber optic. atau serat optik adalah alat suatu media komunikasi yang berguna untuk mentransmisikan informasi melalui

10

α tot = (4,5 x 0.28) + (4x0.2)+(4x0.05)+(11+7.8)

α tot = 21,06 dB

Sehingga untuk perhitungan margin daya adalah sebagai berikut :

M = ( Pt – Pr(Sensitivitas)) – α total – SM

M = ( 5 + 29 ) – 21,06 – 6

M = 6,94 dBm

Uplink

Sps

α Ns.c

Nc.αserat

L.αtot

α

α tot = (4,5 x 0.35) + ( 4 x 0.2)+(4 x 0.05)+(11+7.8)

α tot = 21,37 dB

Sehingga untuk perhitungan margin daya adalah sebagai berikut :

M = ( Pt – Pr(Sensitivitas)) – α total – SM

M = ( 5 + 29 ) – 21,37 – 6

M = 6,63 dBm

Untuk hasil perhitungan selanjutnya disajikan pada Tabel 4.

Tabel 4. Perhitungan Power Link Budget

Jarak

(km)

Upstream Downstream

Attenuation

(dB)

Output Power

(dBm)

Attenuation

(dB)

Output Power

(dBm)

4,5 21,37 6,63 21,06 6,94

4 21,2 6,8 20,92 7,08

3,5 21,02 6,98 20,78 7,22

3 20,8 7,2 20,59 7,41

2,5 20,57 7,43 20,4 7,6

2,05 20,41 7,58 20,27 7,73

Dari hasil perhitungan power link budget, dapat diketahui bahwa redaman

pada downlink dan uplink memiliki nilai yang masih didalam batas aman redaman

dengan nilai maksimal 28 dB. Sedangkan untuk margin daya dapat diketahui

bahwa semua nilai pada tabel masih diatas 0.

Setelah menentukan topologi maka mulai dirancang kisaran perangkat

yang akan digunakan dalam pemasangan jaringan. Jumlah yang tertera merupakan

jumlah minimal yang perlu disediakan untuk memenuhi pemasangan jaringan.

Namun pada saat penyediaan daftar perangkat oleh pihak PT. Telkom diusahakan

melebihi jumlah yang dirancang untuk mengantisipasi terjadinya kerusakan atau

kekurangan perangkat. Misalkan untuk penggunaan kabel misalkan dibutuhkan

panjang satu km, maka di dalam daftar ditulis dua km untuk selebihnya dijadikan

cadangan apabila terjadi kerusakan pada pemasangan. Kabel fiber yang digunakan

merupakan single mode yang dapat menampung panjang gelombang 1310 nm dan

1490 nm dimana panjang gelombang tersebut nantinya akan dilalui proses

upstream dan downstream. Setiap gulungan kabel mempunyai panjang maksimal

satu km, dan untuk menyambung kembali dilakukan proses splicing.

Pada tabel 5 telah dirancang kisaran awal penggunaan perangkat GPON

yang sesuai dengan perkiraan awal bukan termasuk cadangan perangkat.

Page 17: Analisis Implementasi Jaringan Fiber Optic menggunakan ...€¦ · Fiber optic. atau serat optik adalah alat suatu media komunikasi yang berguna untuk mentransmisikan informasi melalui

11

Tabel 5. Daftar Perangkat

No. Perangkat Jumlah

1 OLT

1 buah

2 Fiber Optic 118 km

3 ODC 1 buah

4 Passive

Splitter 1:4

17 buah

5 ODP 80 buah

6 Passive

Splitter 1:8

80 buah

7 ONT 270 buah

8 Konektor

SC

1148 buah

9 Sambungan

Splice

118 buah

Setelah proses perancangan selesai dilakukan kemudian memasuki tahap

implementasi. Implementasi merupakan tahapan yang sangat menentukan dari

berhasil atau gagalnya project yang akan dibangun dan diuji dilapangan untuk

menyelesaikan masalah teknis dan non teknis. Implementasi pada tahap ini

merupakan proses pemasangan kabel dari STO Tugu menuju pelanggan di

perumahan Graha Padma.

Setelah implementasi, tahapan monitoring merupakan tahapan yang

penting, agar jaringan dapat berjalan sesuai dengan tujuan pada tahap awal

analisis, maka perlu dilakukan kegiatan monitoring. Monitoring atau

pemeliharaan dibagi menjadi dua kategori, pemeliharaan tidak terencana yaitu

ketika jaringan mengalami gangguan dan pemeliharaan terencana yaitu

pemeliharaan rutin yang dilakukan untuk menghindari adanya gangguan lainnya.

Pada tahap akhir adalah tahap manajemen dimana proses ini merupakan

proses penanggulangan gangguan terhadap masalah-masalah atau keluhan

pelanggan. Namun, untuk tahap monitoring dan manajemen dilakukan oleh PT.

Telkom sehingga peneliti hanya sampai pada tahap uji coba sesuai kebutuhan.

4. Hasil dan Pembahasan

Setelah pada pengujian pertama, dapat ditentukan jaringan mana saja yang

mempunyai nilai baik dan yang kurang baik. Nilai pada pengujian pertama

kemudian dibandingkan dengan perhitungan awal sesuai dengan perencanaan.

Untuk perbandingan upstream ditunjukan pada Tabel 6.

Page 18: Analisis Implementasi Jaringan Fiber Optic menggunakan ...€¦ · Fiber optic. atau serat optik adalah alat suatu media komunikasi yang berguna untuk mentransmisikan informasi melalui

12

Tabel 6. Perbandingan Perhitungan dan Uji Pertama pada Upstream

Jarak

(km)

Perhitungan Uji Pertama Selisih

Attenuation

(dB)

Output

Power

(dBm)

Attenuation

(dB)

Output

Power

(dBm)

Attenuation

(dB)

Output

Power

(dBm)

4,5 21,37 6,63 26,87 1,13 5,5 -5,5

4 21,2 6,8 21,3 6,7 0,1 -0,1

3,5 21,02 6,98 27,22 0,78 6,2 -6,2

3 20,8 7,2 20,85 7,15 0,05 -0,05

2,5 20,57 7,43 20,62 7,38 0,05 -0,05

2,05 20,41 7,58 20,42 7,57 0,01 -0,01

Pada jarak 4,5 km nilai attentuation bertambah sebanyak 5,5 dB dan

output berkurang sebanyak 5,5 dBm. Jarak 4 km nilai attentuation bertambah

sebanyak 0,1 dB dan output berkurang sebanyak 0,1 dBm. Jarak 3,5 km nilai

attentuation bertambah sebanyak 6,2 dB dan output berkurang sebanyak 6,2 dBm.

Jarak 3 km nilai attentuation bertambah sebanyak 0,05 dB dan output berkurang

sebanyak 0,05 dBm. Jarak 2,5 km nilai attentuation bertambah sebanyak 0,05 dB

dan output berkurang sebanyak 0,05 dBm. Jarak 2,05 km nilai attentuation

bertambah sebanyak 0,01 dB dan output berkurang sebanyak 0,01 dBm. Untuk

perbandingan nilai downstream terdapat pada Tabel 7.

Tabel 7. Perbandingan Perhitungan dan Uji Pertama pada Downstream

Jarak

(km)

Perhitungan Uji Pertama Selisih

Attenuation

(dB)

Output

Power

(dBm)

Attenuation

(dB)

Output

Power

(dBm)

Attenuation

(dB)

Output

Power

(dBm)

4,5 21,06 6,94 26,75 1,25 5,69 -5,69

4 20,92 7,08 21,12 7,28 0,2 -0,2

3,5 20,78 7,22 26,68 1,32 5,9 -5,9

3 20,59 7,41 20,84 7,66 0,25 -0,25

2,5 20,4 7,6 20,55 7,45 0,15 -0,15

2,05 20,27 7,73 20,28 7,72 0,01 -0,01

Pada jarak 4,5 km nilai attentuation bertambah sebanyak 5,69 dB dan

output berkurang sebanyak 5,69 dBm. Jarak 4 km nilai attentuation bertambah

sebanyak 0,2 dB dan output berkurang sebanyak 0,2 dBm. Jarak 3,5 km nilai

attentuation bertambah sebanyak 5,9 dB dan output berkurang sebanyak 5,9 dBm.

Jarak 3 km nilai attentuation bertambah sebanyak 0,25 dB dan output berkurang

sebanyak 0,25 dBm. Jarak 2,5 km nilai attentuation bertambah sebanyak 0,15 dB

dan output berkurang sebanyak 0,15 dBm. Jarak 2,05 km nilai attentuation

bertambah sebanyak 0,01 dB dan output berkurang sebanyak 0,01 dBm.

Dari perbandingan upstream dan downstream bahwa pada jarak 4,5 km

dan 3,4 km mempunyai nilai yang melebihi batas toleransi redaman instalasi yaitu

sebanyak 3 dB dari perhitungan awal, walaupun nilai tersebut masih dibawah total

redaman sebesar 28 dB dan margin daya diatas 0.

Page 19: Analisis Implementasi Jaringan Fiber Optic menggunakan ...€¦ · Fiber optic. atau serat optik adalah alat suatu media komunikasi yang berguna untuk mentransmisikan informasi melalui

13

Pada titik jaringan dengan jarak 4,5 km dan 3,5 km mempunyai nilai yang

cukup signifikan dengan hasil perhitungan. Kemudian jaringan tersebut dicek

kembali menggunakan OTDR dengan mengukur jarak dan nilai splicing dan

didapat bahwa nilai splicing menyebabkan perbedaan nilai yang cukup signfikan.

Setelah dilakukan splicing pada jalur distribusi 4,5 km dan 3,5 km, maka

dilakukan pengujian kedua. Pengujian kedua bukan hanya kepada kedua jalur

melainkan terhadap jaringan yang lain, hal itu memastikan bahwa jaringan yang

lain tidak terdapat kesalahan lagi. Hasil pada pengujian kedua untuk upstream

disajikan dalam Tabel 8.

Tabel 8. Perbandingan Perhitungan dan Uji Kedua pada Upstream

Jarak

(km)

Perhitungan Uji Kedua Selisih

Attenuation

(dB)

Output

Power

(dBm)

Attenuation

(dB)

Output

Power

(dBm)

Attenuation

(dB)

Output

Power

(dBm)

4,5 21,37 6,63 21,39 6,61 0,02 -0,02

4 21,2 6,8 21,3 6,7 0,1 -0,1

3,5 21,02 6,98 21,09 6,91 0,07 -0,07

3 20,8 7,2 20,85 7,15 0,05 -0,05

2,5 20,57 7,43 20,62 7,38 0,05 -0,05

2,05 20,41 7,58 20,42 7,57 0,01 -0,01

Pada jarak 4,5 km nilai attentuation bertambah sebanyak 0,02 dB dan

output berkurang sebanyak 0,02 dBm. Jarak 4 km nilai attentuation bertambah

sebanyak 0,1 dB dan output berkurang sebanyak 0,1 dBm. Jarak 3,5 km nilai

attentuation bertambah sebanyak 0,07 dB dan output berkurang sebanyak 0,07

dBm. Jarak 3 km nilai attentuation bertambah sebanyak 0,05 dB dan output power

berkurang sebanyak 0,05 dBm. Jarak 2,5 km nilai attentuation bertambah

sebanyak 0,05 dB dan output berkurang sebanyak 0,05 dBm. Jarak 2,05 km nilai

attentuation bertambah sebanyak 0,01 dB dan output berkurang sebanyak 0,01

dBm. Kemudian untuk pengujian kedua downstream disajikan pada Tabel 9.

Tabel 9. Perbandingan Perhitungan dan Uji Kedua pada Downstream

Jarak

(km)

Perhitungan Uji Kedua Selisih

Attenuation

(dB)

Output

Power

(dBm)

Attenuation

(dB)

Output

Power

(dBm)

Attenuation

(dB)

Output

Power

(dBm)

4,5 4,5 21,06 21,78 6,22 0,72 -0,72

4 4 20,92 21,12 7,28 0,2 -0,2

3,5 3,5 20,78 20,91 7,09 0,13 -0,13

3 3 20,59 20,84 7,66 0,25 -0,25

2,5 2,5 20,4 20,55 7,45 0,15 -0,15

2,05 2,05 20,27 20,28 7,72 0,01 -0,01

Pada jarak 4,5 km nilai attentuation bertambah sebanyak 0,72 dB dan

output berkurang sebanyak 0,72 dBm. Jarak 4 km nilai attentuation bertambah

Page 20: Analisis Implementasi Jaringan Fiber Optic menggunakan ...€¦ · Fiber optic. atau serat optik adalah alat suatu media komunikasi yang berguna untuk mentransmisikan informasi melalui

14

sebanyak 0,2 dB dan output berkurang sebanyak 0,2 dBm. Jarak 3,5 km nilai

attentuation bertambah sebanyak 0,13 dB dan output berkurang sebanyak 0,13

dBm. Jarak 3 km nilai attentuation bertambah sebanyak 0,25 dB dan output

berkurang sebanyak 0,25 dBm. Jarak 2,5 km nilai attentuation bertambah

sebanyak 0,15 dB dan output berkurang sebanyak 0,15 dBm. Jarak 2,05 km nilai

attentuation bertambah sebanyak 0,01 dB dan output berkurang sebanyak 0,01

dBm.

Dengan nilai perbandingan yang sudah dilakukan pada uji kedua, maka

dari enam wilayah distribusi sudah didapat nilai sudah memenuhi nilai toleransi

redaman instalasi sebanyak 3 dB dari perhitungan.

Dari mulai perhitungan, uji pertama, dan uji kedua akan ditampilkan

dalam bentuk grafik. Hal ini untuk menunjukan peningkatan maupun penurunan

pada jaringan yang diuji. Pada Gambar 5 merupakan attentuation pada upstream.

Gambar 5. Attentuation pada Upstream

Dapat terlihat pada Gambar 5 dimana pada titik 4,5 km dan 3,5 km

terdapat perbedaan yang sangat menonjol dengan yang lainnya. Hasil dari

implementasi jaringan dan perhitungan pada perancangan cukup jauh

perbedaannya. Hal ini disebabkan pada ketidaksempurnaan pada proses splicing

atau penyambungan kabel, sehingga membuat kabel menjadi longgar. Selain itu

ketika melakukan instalasi jaringan kondisi cuaca kurang bersahabat, terjadi hujan

yang membuat air masuk kedalam sambungan kabel karena sambungan yang

longgar.

Selanjutnya untuk memperbaiki hal tersebut, dilakukan pengecekan

kembali pada kondisi kabel dan dilakukan proses penyambungan kembali. Proses

ini cukup memakan waktu karena harus mengurutkan urutan kabel dari awal

untuk menemukan titik penyambungan yang kurang sempurna. Setelah proses

penyambungan selesai pada kedua kabel, kemudian kabel dilapisi dengan

alumunium foil sebagai perlindungan tambahan agar meminimalisir sambungan

terkena air. Pada uji kedua dapat diketahui bahwa jaringan pada titik 4,5 km dan

3,5 km sudah didapat nilai yang paling mendekati dengan perhitungan awal,

begitu juga dengan jaringan yang lain. Hasil pada proses output power dapat

dilihat pada Gambar 6.

0

5

10

15

20

25

30

4,5 4 3,5 3 2,5 2,05

Attentuation

Perhitungan

Uji Pertama

Uji Kedua

Page 21: Analisis Implementasi Jaringan Fiber Optic menggunakan ...€¦ · Fiber optic. atau serat optik adalah alat suatu media komunikasi yang berguna untuk mentransmisikan informasi melalui

15

Gambar 6. Grafik Output Power pada Upstream

Pada output power juga pada titik 4,5 dan 3,5 mengalami penurunan nilai

karena terjadi ketidaksempurnaan pada proses splicing. Untuk attentuation dan

output power pada downstream disajikan pada Gambar 7 dan Gambar 8.

Gambar 7. Grafik Attentuation pada Downstream

Gambar 8 Grafik Output Power pada Downstream

Pada proses downstream, jaringan juga mengalami pencapaian nilai yang

tidak sesuai yang diharapkan. Dimana pada titik jaringan dengan jarak 4,5 km dan

0

2

4

6

8

4,5 4 3,5 3 2,5 2,05

Output Power

Perhitungan

Uji Pertama

Uji Kedua

0

5

10

15

20

25

30

4,5 4 3,5 3 2,5 2,05

Attentuation

Perhitungan

Uji Pertama

Uji Kedua

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

4,5 4 3,5 3 2,5 2,05

Output Power

Perhitungan

Uji Pertama

Uji Kedua

Page 22: Analisis Implementasi Jaringan Fiber Optic menggunakan ...€¦ · Fiber optic. atau serat optik adalah alat suatu media komunikasi yang berguna untuk mentransmisikan informasi melalui

16

3,5 km mengalami perbedaan nilai yang cukup signifikan dengan perhitungan

awal. Proses perbaikan pun dilakukan bersama seperti upstream.

Namun, pada pengujian terakhir didapatkan hasil yang mendekati dengan

perhitungan dan nilainya sesuai dengan ketetapan yang dianjurkan oleh pihak PT.

Telkom sebagai penyelenggara jaringan, yaitu toleransi batas redaman instalasi

sebanyak maksimal 3 dB dari perhitungan awal, untuk attentuation tidak melebihi

28 dB dan output power melebihi 0 dBm.

Setelah disajikan dalam bentuk grafik, maka bagian terakhir menjelaskan

penggunaan perangkat yang digunakan. Kabel dan splicer merupakan komponen

yang nilainya melebihi ketentuan yang sudah diperkirakan. Hal ini terjadi karena

rute yang dilalui kabel dengan yang sudah diperkirakan tidak sama, banyak terjadi

perbedaan seperti jalur kabel yang dilalui ketika kabel berada di kantor pusat.

Karena terjadi pengalihan rute kabel yang pada awal perancangan menggunakan

perkiraan minimum. Kemudian, penyambungan kembali atau splicing yang cukup

banyak memotong kabel untuk melakukan penyambungan. Terlebih pada

beberapa wilayah distribusi terjadi kesalahan pada saat proses splicing yang

membuat dilakukannya splicing ulang yang mengakibatkan penggunaan kabel dan

sambungan splice bertambah.

5. Kesimpulan

Setelah melakukan hasil uji pada jaringan fiber pada perumahan Graha

Padma, semua nilai pada pengujian memiliki redaman dibawah ambang batas

maksimal yang ditetapkan PT. Telkom sebesar 28 dB dan margin daya sudah

diatas 0 dBm. Setelah dianalisis didapatkan bahwa proses splicing merupakan

faktor yang paling berpengaruh. Proses splicing yang kurang sempurna

menyebabkan sambungan kabel menjadi longgar dan hal tersebut bisa

menyebabkan nilai redaman bertambah besar dan margin daya menjadi turun. Jadi

ketika terjadi perbedaan nilai yang cukup signifikan, solusi yang dilakukan adalah

melakukan splicing ulang.

6. Daftar Pustaka

[1] Firmansyah, Rinaldi, 2010, TELKOM Mulai Operasikan Home Digital

Service, http://www.telkom.co.id/telkom-mulai-opersikan-home-digital-service.html. Diakses tanggal 13 Maret 2014.

[2] Anonim, 2014, Fiber To The Home (FTTH),

http://www.qdc.co.id/2014/08/fiber-home-ftth/. Diakses tanggal 30

September.

[3] Anonim, Pengertian Kabel Fiber Optic dan Prinsip Kerja Fiber Optic,

http://www.jaringankomputer.org/httppengertiankabel-fiber-optik-prinsipkerja-fiber-optic/. Diakses tanggal 21 Mei 2014.

[4] Praja, Fazar Guntara; Aryanta, Dwi; Lidyawati, Lita, 2013, Analisis

Perhitungan dan Pengukuran Transmisi Jaringan Serat Optik Telkomsel

Regional Jawa Tengah,

[5] AFL, Fusion Splicing System,

https://www.aflglobal.com/productionFiles/resources/catalogs/AFL-Fusion-Splicing-Systems.pdf. Diakses pada tanggal 3 Mei 2014

Page 23: Analisis Implementasi Jaringan Fiber Optic menggunakan ...€¦ · Fiber optic. atau serat optik adalah alat suatu media komunikasi yang berguna untuk mentransmisikan informasi melalui

17

[6] Ramadhan, Muhamad; Hambali, Akhmad; Uripno, Bambang, Perancangan

Jaringan Akses Fiber To The Home (FTTH) Menggunakan Teknologi

Gigabit Passive Optical Network (Gpon) Di Perumahan Setraduta Bandung.

[7] Anonim. http://en.wikipedia.org/wiki/Attenuation. Diakses tanggal 1

Desember 2014.

[8] Anonim.

http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2HTML/2013101078IFBab2001/page19.html. Diakses tanggal 30 September 2014.