ANALISIS HUKUM DIVERSITAS DALAM SISTIM PEMBELANJAAN TOTAL
Transcript of ANALISIS HUKUM DIVERSITAS DALAM SISTIM PEMBELANJAAN TOTAL
7/24/2019 ANALISIS HUKUM DIVERSITAS DALAM SISTIM PEMBELANJAAN TOTAL
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-hukum-diversitas-dalam-sistim-pembelanjaan-total 1/21
1
ANALISIS HUKUM DIVERSITAS DALAM SISTIM
PEMBELANJAAN TOTAL
Agung Listiadi
Abstract : In company have to be looked after by the existence of monetary balance
either through quantitative and also qualitative which is support and profit its growth.
symptom of Diversitas that is some of fund representing permanent nucleus;core, as
for its variable element is part of planted fund in fickle plant asset of its amount above permanent nucleus;core. In a state of where there are symptom of diversitas hence
will look law of diversitas going into effect that is dot of Maxima from overall of
fund will be lower located than amount of maximum of its elements, dot of Minima
from overall of fund will be higher located than amount of minimum of its elements.
Pursuant to at solution, hence can know that law of diversitas first have been fulfilled
by that, is that dot of maxima from overall of small surplus funds than amount of
maximum of its elements. When an company will draw fund the required shall know
in advance to how long that fund will be used in enterprise needed of fund which is
permanent constant capital have to defray with capital alone, while needed of ficklefund shall defray on credit short-range.
Keyword : Diversitas, Expenditure, capital.
Adanya kemajuan dan perkembangan yang ada dalam masyarakat ditanda dengan
meningkatnya kebutuhan terhadap berbagai macam barang dan jasa. Untuk
memenuhi kebutuhan yang banyak dan beraneka ragam, manusia memerlukan
barang dan jasa sebagai alat pemuas kebutuhan. Kenyataan inilah yang menimbulkan
adanya suatu kegiatan usaha yang didalamnya terdapat kegiatan produksi, distribusi
dan upaya lain yang diarahkan pada pemuas kebutuhan.
Dalam dunia usaha terdapat istilah yaitu perusahaan yang merupakan alat badan
usaha untuk memperoleh laba. Dalam perusahaan faktor-faktor produksi yang berupa
sumber alam, tenaga kerja dan modal disatukan menjadi hasil produksi barang dan
jasa oleh seorang pengusaha. Didalam perusahaan harus dipelihara adanya
keseimbangan keuangan baik secara kuantitatif maupun kualitatif yang mendukung
dan menguntungkan perkembangannya. Keseimbangan kuantitatif adalah
keseimbangan nilai rupiah antara kekayaan dengan utang dan modal yang
memerlukan persyaratan-persyaratan tertentu, sedangkan keseimbangan kualitatif
merupakan keseimbangan antara elemen-elemen kekayaan dengan elemen-elemen
utang dan modal.
Agar suatu perusahaan dapat going concern maka perlu adanya perputaran dana
yang ditanamkan, berdasarkan pada latar belakang tersebut maka diambil judul
“ANALISIS HUKUM DIVERSITAS DALAM SISTIM PEMBELANJAAN
7/24/2019 ANALISIS HUKUM DIVERSITAS DALAM SISTIM PEMBELANJAAN TOTAL
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-hukum-diversitas-dalam-sistim-pembelanjaan-total 2/21
2
TOTAL PADA PT. APAC CITRA CENTERTEX Tbk”. Berdasarkan pada latar
belakang yang diuraikan sebelumnya maka rumusan masalah yang dibuat adalah : “
Bagaimanakah hukum diversitas dalam sistim pembelanjaan total yang terjadi pada
PT Apac Citra Centertex Tbk ?”. Sesuai dengan rumusan masalah yang dikemukakan
sebelumnya, maka tujuan penelitian adalah : ingin mengetahui hukum diversitasdalam sistim pembelanjaan total yang berlaku pada PT. Apac Citra Centertex Tbk.
Manfaat yang diperoleh dari tujuan penelitian adalah : Dengan diketahuinya hukum
diversitas dalam sistim pembelanjaan total yang berlaku pada PT. Apac Citra
Centertex Tbk maka dapat dijadikan sebagai pedoman untuk mengatur perputaran
dana secara efisien.
Definisi yang akan diuraikan dalam penulisan ini sesuai dengan judul dan
rumusan masalah antara lain : Diversitas adalah perputaran dana yang ditanamkan
dalam kelompok aktiva atau keseluruhan aktiva sebagai suatu kesatuan dengan
demikian akan nampak ada sebagian dana yang bersifat permanen dan sebagian
lainnya bersifat variabel. Hukum diversitas dalam sistim pembelanjaan total yaitu :
Titik maxima dari keseluruhan dana akan terletak lebih rendah daripada jumlah
maximum dari unsur-unsurnya dan sebaliknya. Kemudian Titik minima dari
keseluruhan dana akan terletak lebih tinggi daripada jumlah minimum dari unsur-
unsurnya.
Sistim pembelanjaan total adalah cara pemenuhan kebutuhan dana secara
keseluruhan dengan memandang semua kebutuhan sebagai satu kesatuan atau
kelompok. Asumsi yang ada yaitu, Erwan Dukat dalam bukunya tentang Teori
Akuntansi (1999 : 138) mengemukakan bahwa laporan keuangan yang
menggambarkan perubahan kekayaan suatu perusahaan harus diungkapkan secara
berkala meskipun dengan periode yang bervariasi untuk dapat menganalisis hukum
diversitas dalam sistim pembelanjaan total maka laporan keuangan perusahaan harus
disusun dalam beberapa periode untuk diperbandingkan. Keterbatasan berdasarkan
pada pendapat Erwan Dukat dalam Teori Akuntansi (1999 :137) bahwa keterbatasan
utama dalam akuntansi adalah dibatasi pada pembuatan informasi yang dinyatakan
dalam satuan moneter dimana bersifat rentan terhadap perubahan dan tidak stabil,
karena itu untuk mengetahui hukum diversitas yang up to date maka laporan
keuangan yang dianalisa adalah untuk tiga periode mulai dari 2002 sampai dengan
2004.
7/24/2019 ANALISIS HUKUM DIVERSITAS DALAM SISTIM PEMBELANJAAN TOTAL
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-hukum-diversitas-dalam-sistim-pembelanjaan-total 3/21
3
Adanya dalil Going Concern atau kontinyuitas, berpendapat bahwa kesatuan
usaha akan menjalankan terus operasinya dalam jangka waktu yang cukup lama
untuk mewujudkan proyeknya, tanggung jawab serta aktivitas-aktivitasnya yang
tidak berhenti. Salah satu anggapan dalil ini adalah kesatuan usaha tidak diharapkan
melikuidasi dimasa yang akan datang. Dalil going concern membenarkan penilaianaktiva atas dasar non likuidasi dan membentuk dasar bagi akuntansi penyusutan.
Meskipun dalil going concern berpendapat bahwa perusahaan akan ada untuk jangka
panjang, namun suatu keaneka ragaman informasi tentang posisi keuangan dan
pelaksanaan keuangan suatu perusahaan diperlukan oleh para pemakai untuk
pengambilan keputusan jangka pendek. Menurut Erwan Dukat dalam bukunya Teori
Akuntansi (1999: 138) Laporan keuangan yang menggambarkan perubahan
kekayaan suatu perusahaan harus diungkapkan secara berkala. Sekalipun kebanyakan
perusahaan menggunakan suatu periode akuntansi yang sesuai dengan tahun
kalender, akan tetapi beberapa perusahaan mempergunakan suatu tahun fiskal atau
tahun usaha. Apabila daur usaha tidak sesuai dengan tahun kalender, maka adalah
lebih bermanfaat mengakhiri periode akuntansi ketika aktivitas usaha mencapai titik
terendahnya. oleh karena perlunya informasi yang lebih tepat waktunya, lebih
relevan dan lebih sering maka kebanyakan perusahaan juga menerbitkan laporan
keuangan yang memberikan informasi keuangan atas dasar kuartalan atau triwulanan
atau bulanan.
Aktiva adalah hak yang terhimpun pada satuan usaha, sedangkan hak pemilikan
menunjukkan sumber asal aktiva, yang terdiri dari utang dan hak pemilikan para
pemegang saham. Aktiva dinilai dan neraca disusun agar dapat mengukir perubahan
hak pemilikan atau kekayaan. Penghasilan dan biaya adalah berfungsi sebagai
penambah atau pengurang hak pemilikan yang bukan disebabkan oleh investasi
pemilikan atau penarikan modal oleh para pemilik. Dengan demikian pemenuhan
kebutuhan dana dapat dibedakan antara cara pemenuhan kebutuhan secara sendiri-
sendiri sesuai dengan kebutuhan masing-masing aktiva yang akan dibiayai.
Sedangkan pemenuhan kebutuhan yang lainnya adalah cara pemenuhan kebutuhan
dana secara keseluruhan dengan memandang semua kebutuhan sebagai satu
kesatuan. Menurut Bambang Riyanto dalam Pembelanjaan Perusahaan (1984 : 138)
Diversitas adalah perputaran dana yang ditanamkan dalam kelompok aktiva atau
keseluruhan aktiva sebagai satu kesatuan dengan demikian akan nampak ada
sebagaian dana yang bersifat permanen dan sebagian lainnya bersifat variabel.
7/24/2019 ANALISIS HUKUM DIVERSITAS DALAM SISTIM PEMBELANJAAN TOTAL
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-hukum-diversitas-dalam-sistim-pembelanjaan-total 4/21
4
Aktiva menurut Theodorus M Tuanakota dalam Teori Akuntansi (2000 : 238)
adalah jasa kemudian dalam bentuk Uang atau jasa kemudian yang dapat diubah ke
dalam bentuk uang yang manfaatnya bagi seseorang atau beberapa orang dijamin
secara hukum. Jasa-jasa kemudian ini hanya merupakan aktiva bagi orang tersebut.
Mengenai jasa-jasa kemudian ini terkecuali jasa yang berasal dari kontrak yang belum dipenuhi oleh kedua belah pihak. Dalam APB Statement No. 4 aktiva
didefinisikan sebagai sumber-sumber ekonomi dari suatu perusahaan yang diukur
dan diakui sesuai dengan prinsip akuntansi yang lazim diterima. Pernyataan aktiva
sebagi sumber-sumber ekonomi memungkinkan real world interpretations. Sebagai
sumber ekonomi aktiva merupakan service potensial atau hak-hak manfaat
dikemudian hari. Penekanan ini memberikan definisi all-inclusive dan
memungkinkan dipisahkannya masalah pengukuran daripada definisi aktiva. Dengan
definisi dasar ini maka ciri-ciri aktiva menurut Theodorus M Tuanakota (2000: 239)
adalah sebagai berikut :
Harus ada hak tertentu atas manfaat-manfaat dikemudian hari atau
potensi-potensi jasa dikemudian hari. Hak-hak dan jasa-jasa yang telah
habis (expired) tidak dapat dimasukkan. Hak-hak ini haruslah merupakan
manfaat yang positif. Apabila hak-hak ini mempunyai manfaat negatif
maka tidak dapat disebut sebagai aktiva.
Hak ini harus menjadi milik orang atau perusahaan tertentu. Hak atasmanfaat yang diperoleh dari sarana dan prasarana umum bukanlah suatu
aktiva. Suatu hak yang dikatakan sebagai aktiva adalah apabila hak initertutup bagi orang lain, meskipun hak ini dalam hal-hal tertentu bisa
dimiliki bersama perusahaan atau orang-orang tertentu lainnya. ini
berarti bahwa aktiva adalah sumber yang berada dibawah pengendalian
suatu entity. Namun pengendalian ini dapat diartikan secara luas dan
dapat meliputi kemampuan perusahaan untuk menjalankan haknya.
Harus ada suatu klaim yang dapat dipaksakan berdasarkan kekuatan
hukum. Jasa-jasa yang dapat diambil alih oleh seseorang, suatu
perusahaan, atau suatu pemerintahan tanpa imbalan apa, janganlah
dimasukkan sebagai aktiva. ini tentunya tidak berarti bahwa perusahaan
harus mempunyai hak berdasarkan perjanjian atau kontrak yang formal.
Pada dasarnya semua aktiva mempunyai ciri-ciri yang sama sekalipun secara
konvensional diklasifikasikan dalam pelbagai kategori. Kas dan aktiva tetap tak
berwujud merupakan hak atas manfaat-manfaat dikemudian hari. Klasifikasi kedua
pos ini secara berbeda tidaklah mengubah sifat mereka sebagai aktiva.
Akuntansi memberi penekanan kuantifikasi daripada hubungan-hubungan
eknomis atau perubahan-perubahan ekonomis dalam bentuk satuan keuangan.
Kuantifikasi aktiva dalam bentuk satuan keuangan ini merupakan proses penilaianmeskipun sebenarnya ada pengukuran-pengukuran lain seperti pengukuran yang
7/24/2019 ANALISIS HUKUM DIVERSITAS DALAM SISTIM PEMBELANJAAN TOTAL
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-hukum-diversitas-dalam-sistim-pembelanjaan-total 5/21
5
dinyatakan dalam unit-unit fisik yang juga bisa relevan dalam hal-hal tertentu, karena
penilaian ini penting dalam proses akuntansi maka tujuan-tujuan daripada penilaian
ini sama dengan tujuan-tujuan akuntansi. Dalam penilaian yang konvensional aktiva
lancar dinilai berdasarkan net relizable values, sedangkan aktiva tetap dinilai
berdasarkan nilai masukan atau input values sampai aktiva tersebut dialokasikanmenjadi biaya dan di kontribusikan dengan pendapatan dari produk yang
bersangkutan atau kepada periode yang bersangkutan. Oleh karena itu tujuan
penilaian aktiva tetap adalah untuk memperoleh dasar bagi perhutungan gross
operating margin dan income dari semua transaksi. Penilaian aktiva untuk masa yang
akan datang sebenarnya tidaklah mesti berhubungan dengan manfaatnya dikemudian
hari. Hal ini menyebabkan dianutnya prosedur-prosedur yang tidak mempunyai
landasan yang logis.
Suatu perusahaan bukanlah suatu unit konsumsi oleh karena itu nilai-nilai
ekonomi yang didasarkan kepada subyektif Utility tidaklah relevan. Dalam akuntansi
yang relevan adalah nilai-nilai pertukaran dan konversi. Nilai pertukaran adalah
nilai-nilai yang berlaku dipasar, karena adanya transaksi jual beli. Nilai konversi
adalah nilai-nilai yang terbentuk karena faktor-faktor produksi. Pada dasarnya
perusahaan berada dalam dua pasar. Pasar yangpertama adalah dimana perusahaan
membeli bahan-bahan maupun tenaga kerja dan faktor-faktor produksi yang lain,
dalam pasar ini perusahaan menghadapi nilai-nilai masukan atau input values. Pasar
yang kedua adalah pasar dimana perusahaan menjual produknya disini terjadi nilai-
nilau keluaran atau out put values. Konsep-konsep penilaian atau valuation concept
yang diterapkan untuk penilaian aktiva adalah sebagai berikut :
Exchange output values
Exchange output values adalah nilai-nilai keluaran didasarkan kepada jumlah kas
atau nilai-nilai lain yang diterima untuk aktiva atau jasa-jasa yang ditimbulkan
oleh aktiva yang meninggalkan perusahaan melalui suatu pertukaran atau
konversi. oleh karena itu maka nilai-nilai keluaran ini juga sering disebut exit
values.Exchange output values terdiri dari discounted future cash receipts,
current output values, current cash equivalents, dan liquidation values. Dalam
discounted future cash receipts Kas adalah mencerminkan nilai lancar, tetapi
apabila aktiva merupakan penundaan kas, maka untuk mengukur nilai sekarang
maka kas yang akan diterima dikemudian hari harus didiskontokan. Aktiva juga
dapat merupakan gangguan atau himpunan dari jasa-jasa yang akan diterima
7/24/2019 ANALISIS HUKUM DIVERSITAS DALAM SISTIM PEMBELANJAAN TOTAL
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-hukum-diversitas-dalam-sistim-pembelanjaan-total 6/21
6
dikemudian hari. oleh karena itu nilai sekarang dari aktiva ini merupakan
pendiskontoan dari nilai-nilai jasa yang akan datang. oleh karena itu metode ini
disebut juga discounted future cash receipts. Current output prices yaitu apabila
produk perusahaan diperdagangkan dalam suatu pasar yang teratur maka harga
pasar pada saat ini merupakan taksiran yang cukup layak mengenai harga pasardikemudian hari dalam waktu yang tidak terlalu lama. oleh karena itu maka
current output prices sebenarnya merupakan suatu subtitusi yang dekat sekali
untuk discounted expected cash receipts value daripada persediaan yang sudah
siap untuk dijual. Namun demikian apabila produk ini belum akan dijual dalam
waktu dekat, maka current output price ini sebaiknya didiskontokan atau dihitung
net present valuenya. Current cash equuvalent adalah merupakan harga-harga
akitva pada saat ini yang benar-benar dapat diwujudkan melalui penjualan yang
normal bukan penjualan yang terpaksa seperti dalam hal likuidasi dan lazim nya
dapat diketahui dari catatan harga pasar untuk barang yang sejenis. Current cash
equivalent ini dianggap relevan karena menunjukkan posisi perusahaan terhadap
lingkungannya pada suatu saat. Dengan konsep ini tidak perlu lagi menjumlah
kan harga-harga dimasa yang lalu, masa sekarang dan masa mendatang karena
semua aktiva dinilai dalam harga sekarang yang relevan. Kesulitan dari konsep
ini adalah tidak semua aktiva mempunyai harga pasar pada saat ini. Mesin-mesin
yang khusus dibuat untuk perusahaan dan kebanyakan aktiva tetap tak berwujud
tidak akan diperhitungkan dalam konsep ini, karena aktiva ini tidak ada pasar
penjualannya. Liquidation values adalah menggunakan harga-harga penjualan
dalam keadaan perusahaan dilikuidasi. Dalam keadaan ini harga-harga berada
dibawah harga jual yang normal. oleh karena itu menurut Theodorus M
Tuanakota dalam teori akuntansi ((2000 : 246) konsep ini hanya boleh diterapkan
dalam dua keadaan yang berikut ; (1) apabila aktiva yang bersangkutan telah
kehilangan kegunannya yang lazim atau menjadi usang atau telah kehilangan
pasarannya yang normal. (2) apabila terdapat maksud untuk menghentikan usaha
dalam waktu dekat sedemikian rupa sehingga penjualan yang normal tidak dapat
dilakukan.
Exchange input values
input values sering danggap lebih tepat daripada nilai keluaran karena input
values lebih verifiable atau karena input values tidak memungkinkan pelaporan
revenue sebelum direalisasi atau diwujudkan. Namun sebenarnya akuntansi
7/24/2019 ANALISIS HUKUM DIVERSITAS DALAM SISTIM PEMBELANJAAN TOTAL
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-hukum-diversitas-dalam-sistim-pembelanjaan-total 7/21
7
bersifat eclectic, mencari atau menggabungkan mana yang dianggap baik, dalam
hal-hal tertentu dipakai nilai keluaran sedangkan dalam hal-hal lain input values.
Meskipun secara konseptual nilai-nilai keluaran lebih baik dalam penyajian
ikhtisar-ikhtisar keuangan, namun dalam hal-hal tertentu, penggunaan input
values lebih tepat. Hal ini disebabkan karena input values menunjukkan nilaitertinggi bagi perusahaan atau karena tidak adanya output market. input values ini
dinyatakan dalam harga pokok historis yang sebenarnya, harga sekarang, harga
dimasa mendatang atau harga yang diperhitungkan berdasarkan expected output
values. Historical cost merupakan konsep penilaian yang paling lazim
dipergunakan dalam akuntansi yang tradisional. Aktiva biasanya dicatat dengan
harga pembelian semula. Harga-harga historis ini kemudian dipergunakan dalam
penyajian ikhtisar keuangan oleh karena itu historical cost merupakan harga
pertukaran barang dan jasa pada saat perolehan. Historical cost mempunyai
keuntungan tertentu dalam penerapannya sebagai konsep penilaian non monetary
assets. Keuntungan yang terutama adalah sifatnya yang verifiable. Cost
merupakan harga yang disepakati oleh pembeli dan penjual dalam suatu pasar
yang bebas. Meskipun pembeli kadang-kadang juga dapat membayar terlalu
tinggi dibandingkan dengan harga-harga yang berlaku, namun penggunaan
judgment yang tepat dan penerapan etika yang benar seharusnya dapat membeli
aktiva atau jasa-jasa lain dengan harga yang lebih rendah pada penjual yang lain.
Alasan yang paling kuat untuk menganut konsep historical cost ini ada
hubungannya dengan konsep realisasi didalam pengukuran income. Kelemahan
daripada historical cost adalah karena nilai aktiva bagi perusahaan dapat berubah
ubah dari waktu ke waktu. Setelah suatu periode yang cukup panjang historical
cost ini mungkin akan kehilangan maknanya sebagai ukuran daripada kuantitas
resourcess yang tersedia bagi perusahaan. Kelemahan lain dari historical cost
lainnya adalah bahwa tidak memungkinkan pengakuan gains atau losses dalam
periode dimana betul-betul terjadi. Juga setelah berjalannya waktu, cost daripada
aktiva yang dijumlahkan didalam neraca tidaklah memberikan jumlah yang dapat
diinterpretasikan. Current input cost dan historical cost pada dasarnya sama pada
tanggal perolehan aktiva. Setelah tanggal itu input cost dapat berubah ubah
sehingga aktiva lancar mungkin lebih besar atau lebih kecil dari historical cost .
Jadi current input cost merupakan harga pertukaran yang harus dikeluarkan
untuk memperoleh aktiva yang sama dapat dibeli dan dijual, maka harga tukar
7/24/2019 ANALISIS HUKUM DIVERSITAS DALAM SISTIM PEMBELANJAAN TOTAL
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-hukum-diversitas-dalam-sistim-pembelanjaan-total 8/21
8
dapat diperoleh dan dihubungkan dengan aktiva yang dimiliki. Harga ini
merupakan nilai maksimum bagi perusahaan kecuali jika net realizable value
lebih besar. Current input price ini hanyalah merupakan cost price apabila
bersumber dari pasar dimana perusahaan membeli aktiva dan bukunya dari pasar
dimana perusahaan biasanya menjual aktiva, kecuali apabila kedua pasar inimemang menjadi satu. Current cost mempunyai beberapa keunggulan
dibandingkan dengan konsep historical costs, yaitu (1) current cost merupakan
jumlah yang harus dibayar oleh perusahaan untuk mendapatkan aktiva.
Karenanya current costs merupakan ukuran yang terbaik mengenai nilai input
yang dimatchkan terhadap current revenue. (2) Matching ini memungkunkan
pemisahan antara holding gains dari pengakuan laba atau rugi operasional.
Namun demikian keunggulan ini memang dapat dibantah karena pemisahan ini
sebenarnya bersifat semu sebab pembelian yang efisien merupakan bagian dari
kegiatan usaha. (3) Current costs merupakan nilai aktiva bagi perusahaan apabila
perusahaan secara terus menerus membeli aktiva tersebut dan jika belum ada nilai
tambah yang diberikan perusahaan kepada aktiva tersebut. (4) penjumlahan aktiva
yang dinyatakan dalam current input costs lebih mempunyai arti daripada
penjumlahan aktiva berdasarkan historical costs yang terjadi pada tanggal-tanggal
yang berbeda. Salah satu kelemahan dari current costs adalah bahwa konsep ini
kehilangan obyektivitasnya, kecuali apabila aktiva yang sekarang diperjual
belikan dipasar memang persis sama dengan aktiva yang dimiliki perusahaan,
maka mau tidak mau unsur-unsur subyektivitas akan terbawa dalam penerapan
current exchange prices terhadap aktiva yang sekarang dimiliki. Apabila
perusahaan diharuskan membayar current costs mungkin sekali lebih
menguntungkan untuk memperoleh aktiva dalam bentuk yang lain. Nilai sekarang
dari manfaat-manfaat yang diberikan oleh aktiva yang ada mungkin tidak sama
dengan current costs dari aktiva tersebut. Hal ini sangatlah jelas terlihat dalam
perubahan tehnologi dalam proses produksi atau apabila terjadi perubahan-
perubahan yang penting dalam permintaan terhadap produk perusahaan.
Discounted future costs kebanyakan non monetary merupakan gangguan atau
himpunan barang-barang atau jasa-jasa yang diperoleh dimuka. Menurut
Theodorus M Tuanakota dalam teori akuntansi (2000 : 249) Barang dan jasa-jasa
diperoleh dimuka sebab (1) pembelian dalamm jumlah besar sekaligus biasanya
lebuh murah .(2) Beberapa aktiva tidak dapat dibeli sebagai jasa-jasa yang
7/24/2019 ANALISIS HUKUM DIVERSITAS DALAM SISTIM PEMBELANJAAN TOTAL
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-hukum-diversitas-dalam-sistim-pembelanjaan-total 9/21
9
terpisah-pisah dalam jumlah yang kecil-kecil. Hal ini misalnya terlihat dalam
gedung atau mesin yang dapat dianggap sebagai himpunan dari sejumlah jasa
dikemudian hari. (3) membeli sejumlah jasa dikemudian hari agar supaya jasa-
jasa ini tersedia apabila diperlukan. (4) dalam hal tertentu suatu hak diperoleh
untuk melindungi investasi lain, misalnya hak untuk menyewa dalam jangka panjang sebaiknya diperoleh untuk melindungi pengeluaran-pengeluaran yang
sudah dilakukan untuk leashold improvements. Dalam hal-hal ini maka
equivalent costs daripada jasa pada saat pemakaiannya merupakan present value
dari jasa-jasa yang akan diterima
Lower of cost or market
Metode penilaian ini merupakan campuran antara konsep penilaian keluaran dan
konsep penilaian masukan. Kalimat market dipergunakan sebagai harga masikan
maupun harga keluaran. Apabila konsep ini diterapkan pada penilaian inventory
maka kalimat market diartikan sebagai replacement costs yang merupakan
konsep masukan, tetapi dalam hal-hal tertentu diartikan juga sebagai harga jual
yang meripakan konsep keluaran. Apabila diterapkan kepada penilaian invesment
kalimat market biasanya diartikan sebagai harga jual, meskipun dalam hal ini baik
costs maupun selling price diperoleh dari pasar yang sama. Konsep ini
mempunyai nilai historis yang panjang dalam akuntansi. Pada awalnya konsep ini
dianut dalam hubungannya dengan penekanan yang diberikan kepada neraca
sebagai laporan bagi para kreditor. Tanpa laporan yang dapat dipercaya para
kreditor akan memberikan penekanan kepada nilai aktiva yang paling rendah.
oleh karena itu pandangan yang konservatif dianggap sebagai sikap yang paling
aman dalam penilaian pos-pos neraca. Dengan bergesernya penekanan kepada
ikhtisar rugi laba, mak konsep ini mendapatkan makna besar. Akibat dianutnya
comwill ini maka income juga dinyatakan secara konservatif. Dengan
diturunkannya penilaian aktiva pada akhir periode maka net income juga menjadi
rendah . Disini semua kemungkinan kerugian langsung diperhitungkan dalam
penentuan net income, tetapi sebaliknya kemungkinan untung atau laba ditunda
pengakuanyya sampai saat penjualan atau realisasi. Kriteria bagi pengakuan
untung jadinya berbeda dengan kriteria bagi pengakuan rugi. Dengan demikian
jelas bahwa konsep comwil sebenarnya bukan suatu konsep akuntansi dalam
pengertian konsep-konsep seperti sebelumnya, pada dasarnya konsep comwil
adalah penerapan suatu prosedur akuntansi yang sudah lazim diterima dan
7/24/2019 ANALISIS HUKUM DIVERSITAS DALAM SISTIM PEMBELANJAAN TOTAL
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-hukum-diversitas-dalam-sistim-pembelanjaan-total 10/21
10
merupakan aplikasi dari konsep-konsep yang ada dengan mengambul segi-segi
baiknya (eclectic).
Faktor konstan dari dana yang ditanamkan dalam aktiva nampak dimana ada gejala
diversitas yaitu sebagian dana yang merupakan inti permanen, adapun unsur
variabelnya adalah bagian dana yang tertanam dalam aktiva tetap yang berubah-ubah jumlahnya diatas inti permanen. Demikian pula halnya kalau dipandang keseluruhan
aktiva sebagi satu kesatuan maka pada kesatuan aktiva inipun akan nampak adanya
inti permanen dan faktor variabel. Apabila jumlah minimal dari masing-masing
kelompok aktiva tersebut jatuh dalam waktu yang bersamaan, maka akan nampak
bahwa inti permanen dari kesatuan aktiva tersebut akan sama besarnya dengan jumlah
dari inti permanen dari masing-masing kategori aktiva tersebut. Sebaliknya apabila
terdapat gejala diversitas, maka inti permanen dari kesatuan aktiva tidak akan sama
besarnya dengan jumlah inti permanen dari masing-masing kategori aktiva tersebut.
Dalam keadaan dimana terdapat gejala diversitas maka akan nampaklah hukum
diversitas yang berlaku yaitu :
Titik maxima dari keseluruhan dana akan terletak lebih rendah daripada jumlah
maximum dari unsur-unsurnya.
Titik minima dari keseluruhan dana akan terletak lebih tunggu daripada jumlah
minimum dari unsur-unsurnya.
Dalam menilai aktiva tidak ada konsep tunggal atau prosedur yang ideal bagi
penyajian suatu ikhtisar keadaan keuangan, bagi penentuan besarnya income, atau
bagi pengujian informasi lain yang relevan bagi para kreditor., investor atau
pemakai-pemakai yang lain. Dari segi pandangan struktural historical costs
valuationlah yang paling ideal sepanjang diterapkan dalam kerangka tata buku
berpasangan. Namun harus diingat bahwa konsep penilaian yang lain juga dapat
diterapkan dalam kerangka ini. Dari segi pandangan interpretatif. Penilaian aktiva
dimaksudkan sebagai pengukuran resources yang ada pada perusahaan dalam
menghasilkan penerimaan kas dikemudian hari. Historical cocts valuation justru
mempunyai kelemahan bagi tujuan interpretatif dan current replacement costs
mengharuskan interpretasi yang lebih baik. Net realizable value dan current cash
equivalent juga memungkinkan interpretasi apabila penilaian ini didasarkan pada
harga-harga yang berlaku dipasar. Dengan menggunakan invesment models yang
normatif maka akan didapatkan tujuan penilaian aktiva adalah untuk memberikan
informasi yang memungkinkan prediksi mengenai penggunaan kas dikemudian hari
7/24/2019 ANALISIS HUKUM DIVERSITAS DALAM SISTIM PEMBELANJAAN TOTAL
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-hukum-diversitas-dalam-sistim-pembelanjaan-total 11/21
11
untuk memperoleh resources yang serupa bagi kelangsungan perusahaan dan untuk
tujuan prediksi mengenai penerimaan kas dikemudian hari. Pemisahan antara fixed
costs dan variabel costs juga dapat membantu prediksi terhadap cash flow dimasa
yang akan datang. Juga untuk prediksi ini, konsep-konsep keluaran umumnya lebih
unggul daripada konsep-konsep masukan. Jadi net realizable value dan current cashequivalents akan relevan untuk berbagai tujuan prediksi. Dalam sistim pembelanjaan
total menurut Bambang Riyanto (1984 : 137) dalam pembelanjaan perusahaan,
pembelanjaan total adalah cara pemenuhan dana sebagai satu kesatuan kelompok
bukan secara individuil. Dengan demikian dimaksudkan sebagi sistim pembelanjaan
total adalah sistim pemenuhan kebutuhan dana yang mendasarkan pada perputaran
dana yang ditanamkan dalam kelompok aktiva atau keseluruhan aktiva sebagai suatu
kesatuan. Dalam hal yang demikian akan nampak bahwa ada sebagian dana yang
sifatnya permanen tertanam dalam aktiva dan ada sebagian dana lainnya yang
bersifat variabel, yang berubah-ubah jumlahnya dari waktu ke waktu. Bagian dana
yang merupakan inti permanen atau bagian dana yang sifatnya konstan itu disebut
modal konstan. Sedangkan dana yang berubah-ubah jumlahnya diatas inti permanen
tersebut disebut modal variabel. Pengertian modal konstan hendaknya tidak disalah
artikan dengan pengertian modal tetap meskipun ditinjau dari waktunya kedua-
duanya merupakan dana yang diinvestasikan untuk jangka panjang. Demikian pula
modal variabel hendaknya jangan dikacaukan dengan pengertian modal lancar.
Faktor konstan dan variabel ini terdapat baik dalam aktiva lancar maupun dalam
aktiva tetap. Faktor konstan dari dana yang ditanamkan dalam aktiva lancar adalah
apa yang disebut aktiva lancar permanen atau modal kerja permanen yang meliputi
modal kerja primer dan modal kerja normal. Adapun unsur variabelnya adalah
modal kerja variabel yaitu modal kerja yang berubah-ubah jumlahnya diatas modal
kerja permanen, misalnya modal kerja musiman, siklus dan modal kerja darurat.
METODE PENELITIAN
Dalam penelitian ini digunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif, dengan
pendekatan kejadian. Maksud dari pendekatan kejadian menurut Erwan Dukat dalam
Teori Akuntansi (1999 : 44) pendekatan kejadian menjelaskan bahwa tujuan
akuntansi adalah memberikan informasi tentang kejadian ekonomi yang relevan,
yang dapat dimanfaatkan dalam berbagai model-model keputusan. Melalui
pendekatan ini laporan keuangan dirasa sebagai suatu komunikasi tidak langsung
7/24/2019 ANALISIS HUKUM DIVERSITAS DALAM SISTIM PEMBELANJAAN TOTAL
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-hukum-diversitas-dalam-sistim-pembelanjaan-total 12/21
12
seluruh kejadian akuntansi yang relevan untuk perusahaan sejak terbentuknya.
Metode penelitian deskriptif mampu menjawab permasalahan yang diteliti.. Dari
pendeskripsian di atas dapat diuraikan indikator yang akan diteliti yaitu hukum
diversitas yang berlaku berdasarkan pada laporan keuangan. Analisis hukum
diversitas, yang dimaksud dengan analisis hukum diversitas adalah menganalisa titikmaxima dari keseluruhan dana yang tercermin dalam aktivanya yang terletak lebih
rendah daripada jumlah maximum dari unsur-unsurnya dan titik minima dari
keseluruhan dana akan terletak lebih tinggi daripada jumlah minimum dari unsur-
unsurnya. Sistim pembelanjaan total, Yang dimaksud dengan sistim pembelanjaan
total adalah sistim pemenuhan dana yang mendasarkan pada perputaran dana yang
ditanamkan dalam kelompok aktiva secara keseluruhan sebagai suatu kesatuan.
Dalam penelitian ini yang dijadikan populasi dan sample adalah : Populasi
Penelitian Yang menjadi populasi dari penelitian ini adalah seluruh keadaan PT.
APAC CITRA CENTERTEX Tbk dalam menjalankan aktivitasnya selama 3 (tiga)
periode yaitu mulai tahun 2002 sampai dengan 2004 .Yang menjadi sample dalam
penelitian ini adalah Laporan Keuangan PT. APAC CITRA CENTERTEX Tbk
selama tiga periode yaitu mulai tahun 2002 sampai dengan 2004.
Data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan teknik
Dokumentasi
Dalam teknik pengumpulan data melalui dokumentasi ini, penulis berusaha untuk
mendapatkan data dan informasi dari PT. APAC CITRA CENTERTEX Tbk. Data
dokumen yang diperoleh adalah data laporan keuangan selama tiga periode dari
tahun 2002 sampai dengan 2004 dan data-data lain yang menunjang. Adapun data
laporan keuangan yang telah memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan dalam prinsip-
prinsip akuntansi, yaitu laporan keuangan yang telah diaudit oleh pihak-pihak yang
berkompeten dan dinyatakan wajar tanpa pengecualian.
Penelitian ini tergolong dalam penelitian deskriptif kuantitatif. Untuk data-data
kuantitatif yang diperoleh dalam penelitian ini, yang berasal dari laporan keuangan,
dianalisa dengan teknik analisis deskriptif melalui pendekatan kuantitatif yang
dihitung dengan menggunakan pendekatan akuntansi yaitu membandingkan
komposisi aktiva dari satu periode keperiode berikutnya dan melakukan analisis
hukum diversitas dalam sistim pembelanjaan total yang timbul dari perbandingan
tersebut.
7/24/2019 ANALISIS HUKUM DIVERSITAS DALAM SISTIM PEMBELANJAAN TOTAL
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-hukum-diversitas-dalam-sistim-pembelanjaan-total 13/21
13
Periode I Periode II Periode III
Aktiva lancar Rp. X Rp. X Rp. X
Aktiva tetap Rp.X Rp. X Rp. X
Total aktiva Rp.X Rp. X Rp. X
Aktiva :Aktiva lancar maximum Rp. X
Aktiva tetap maximum Rp. X
Aktiva Maximum Rp. X
Rumus penjumlahan aktiva ini dipergunakan untuk menganalisis total aktiva dari
periode laporan keuangan. Selanjutnya tiap komposisi aktiva yang memiliki nilai
maximal dikelompokkan menjadi satu kesatuan untuk dianalisis dan dicari jumlah
maximumnya. Dari cara pertama tersebut digunakan mencar pola hukum diversitas
yang pertama. Untuk mengetahui hukum diversitas yang kedua juga dilakukan
perbandingan dari laporan keuangan.
Periode I Periode II Periode III
Aktiva lancar Rp. X Rp. X Rp. X
Aktiva tetap Rp. X Rp. X Rp. X
Total aktiva Rp. X Rp. X Rp. X
Aktiva :
Aktiva Lancar minimal Rp.XAktiva Tetap minimal Rp.X
Aktiva Minimal Rp.X
Setelah mengetahui titik minimal dan maximal dari keseluruhan dana , maka
kemudian mencari besarnya modal konstan dan modal variabel dengan cara
mengurangi jumlah aktiva dengan aktiva minimal (modal Konstan) sebaga berikut :
Aktiva – Aktiva minimal = Modal Variabel
HASIL
Laporan keuangan disusun dengan menggunakan prinsip dan praktek akuntansi
yang berlaku umum. Dasar penyusunan laporan keuangan adalah dasar akrual,
kecuali untuk laporan arus kas. Laporan keuangan disusun berdasarkan nilai histories,
7/24/2019 ANALISIS HUKUM DIVERSITAS DALAM SISTIM PEMBELANJAAN TOTAL
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-hukum-diversitas-dalam-sistim-pembelanjaan-total 14/21
14
kecuali beberapa akun tertentu disusun berdasarkan pengukuran lain sebagaimana
diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut. Penyusunan
laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum mengharuskan
manajemen membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah aktiva dan
kewajiban yang dilaporkan dan pengungkapan aktiva dan kewajiban kontijensi padatanggal laporan keuangan serta jumlah pendapatan dan beban selama periode
pelaporan.
Kas dan setara kas terdiri dari kas, bank dan semua investasi yang jatuh tempo
dalam waktu tiga bulan atau kurang dari tanggal perolehannya dan yang tidak
dijaminkan serta tidak dibatasi penggunaannya. Investasi dicatat sebesar biaya
perolehannya dan selanjutnya disesuaikan untuk perubahan dalam bagian
kepemilikan perusahaan atas aktiva bersih perusahaan asosiasi yang terjadi setelah
perolehan, dikurangi dengan penurunan nilai yang ditentukan untuk setiap investasi
secara individu. Perusahaan menetapkan penyisihan piutang ragu-ragu berdasarkan
penelaahan terhadap keadaan masing-masing akun piutang pada akhir tahun.
Persediaan dinyatakan berdasarkan biaya perolehan atau nilai realisasi bersih, mana
yang lebih rendah. Biaya perolehan ditentukan dengan metode rata-rata tertimbang.
Biaya dibayar dimuka diamortisasi selama masa manfaat masing-masing biaya
dengan menggunakan metode garis lurus.
Aktiva tetap pemilikan langsung kecuali aktiva tertentu yang dinilai kembali
dinyatakan berdasarkan biaya perolehan setelah dikurangi akumulasi
penyusutan.Aktiva tertentu dinilai kembali berdasarkan hasil penilaian yang
dilakukan oleh penilai independent sesuai dengan peraturan pemerintah yang berlaku.
Peningkatan nilai aktiva karena penilaian kembali dikreditkan pada selisih penilaian
kembali aktiva tetap dalam akun ekuitas. Aktiva tetap kecuali tanah disusutkan
dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat
ekonomik dari aktiva tetap tersebut. Bila nilai tercatat suatu aktiva melebihi taksiran
jumlah yang dapat diperoleh kembali maka nilai tsb diturnkan ke jumlah yang dapat
diperoleh kembali yang ditentukan sebagai nilai tertinggi antara harga jual neto dan
nilai pakai. Beban pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada laporan rugi laba
pada saat terjadinya pengeluaran yang memperpanjang masa manfaat ekonomik
dimasa yang akan datang dalam bentuk peningkatan kapasitas. Aktiva tetap yang
sudah tidak digunakan lagi atau yang dijual dikeluarkan dari kelompok aktiva tetap
berikut akumulasi penyusutannya. Aktiva dalam penyelesaian dinyatakan sebesar
7/24/2019 ANALISIS HUKUM DIVERSITAS DALAM SISTIM PEMBELANJAAN TOTAL
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-hukum-diversitas-dalam-sistim-pembelanjaan-total 15/21
15
biaya perolehan. Akumulasi biaya perolehan akan dipindahkan ke masing-masing
aktiva tetap yang bersangkutan pada saat selesai dan siap digunakan. Aktiva dan
kewajiban sewa guna usaha dicatat sebesar nilai tunai dari seluruh pembayaran sewa
guna usaha ditambah nilai sisa (harga opsi). Aktiva sewa guna usaha disusutkan
dengan metode dan berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis yang sama denganaktiva tetap pemilika langsung. Transaksi sewa guna usaha dikelompokkan sebagai
capital leasse apabila memenuhi criteria antara lain pertama penyewa guna usaha
memiliki opsi untuk membeli aktiva yang disewa guna usaha pada akhir masa sewa
guna usaha dengan harga yang telah disetujui bersama pada saat dimulainya
perjanjian sewa guna usaha. Kedua seluruh pembayaran berkala yang dilakukan oleh
penyewa guna usaha ditambah dengan nilai sisa dapat menutup pengembalian biaya
perolehan barang modal yang disewa guna usaha beserta bunganya sebagai
keuntungan perusahaan sewa guna usaha. Ketiga masa sewa guna usaha minimum
dua tahun, sedangakan transaksi sewa guna usaha yang tidak memenuhi criteria
tersebut diatas dikelompokkan sebagai transaksi sewa guna usaha biasa (operating
leasse) Beban yang terjadi sehubungan dengan pengembangan produk dan
perolehan perangkat lunak computer ditangguhkan serta diamortisasi dengan metode
garis lurus dalam jangka waktu tiga tahun.
PEMBAHASAN
Berdasarkan pada kebijakan akuntansi tersebut, maka laporan keuangan yang
dianalisis hukum diversitasnya disajikan sebagai berikut :
Aktiva 2002 2003 2004
Aktiva lancarKas dan setara kas Rp. 17.955.197.889 Rp. 45.843.578.050 Rp. 18.790.757.888Piutang usaha Rp. 220.785.775.201 Rp. 117.578.710.124 Rp. 237.788.099.615Piutang lain-lain Rp. 15.107.360.863 Rp. 19.389.606.827 Rp. 12.344.798.761Persediaan Rp. 296.450.633.550 Rp. 279.574.664.902 Rp. 290.079.917.394Uang muka Rp. 60.094.679.035 Rp. 25.777.784.766 Rp. 37.130.494.812
Pajak dibayar dimuka Rp. 35.982.063.062 Rp. 21.283.001.224 Rp. 27.812.227.595Biaya dibayar dimuka Rp. 17.132.026.472 Rp. 17.664.196.348 Rp. 29.597.603.253
Jumlah aktiva lancar Rp .663.507.736.072 Rp. 587.111.542.241 Rp. 653.543.899.318
Aktiva Tetap
Aktiva pajak tangguhan Rp. 96.685.988.990 Rp. 57.518.640.473 Rp. 78.552.007.511Investasi saham Rp. 23.139.215.139 Rp. 23.046.875.957 Rp. 24.236.204.725Aktiva tetap setelah di-KurangiakumulasiPenyusutan Rp.1.851.617.045.871 Rp.1.874.506.201.333 Rp.1.768.640.837.043
Tanah yang belumdigunakan Rp. 20.428.771.775 Rp. 35.644.971.775 Rp. 35.644.971.775
Beban tangguhan Rp. 8.708.241.992 Rp. 3.614.846.858 Rp. 3.350.179.128Uang jaminan Rp. 2.632.014.595 Rp. 2.517.043.467 Rp. 3.583.532.847Aktiva lain-lain Rp. 20.625.439.405 Rp. 8.596.019.202 Rp. 8.596.019.202
7/24/2019 ANALISIS HUKUM DIVERSITAS DALAM SISTIM PEMBELANJAAN TOTAL
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-hukum-diversitas-dalam-sistim-pembelanjaan-total 16/21
16
Jumlah aktiva tetap Rp.2.023.836.717.767 Rp.2.005.444.599.065 Rp.1.922.603.752.231
Jumlah aktiva Rp.2.687.344.453.839 Rp.2.592.556.141.306 Rp.2.576.147.651.549
Dari laporan keuangan tersebut apabila dilakukan analisis maka perputaran dana yang
tertanam dalam masing-masing kategori aktiva secara individual, maka modal
maximum yang dibutuhkan untuk tiap jenis aktiva tersebut adalah sebagai berikut :
Aktiva Jumlah th
Aktiva lancar
Kas dan setara kas Rp. 45.843.578.050 (03)
Piutang usaha Rp. 237.778.099.615 (04)
Piutang lain-lain Rp. 19.389.606.827 (03)
Persediaan Rp. 296.450.633.550 (02)
Uang muka Rp. 60.094.679.035 (02)
Pajak dibayar dimuka Rp. 35.982.063.062 (02)
Biaya dibayar dimuka Rp. 29.597.603.253 (04)Jumlah aktiva lancar Rp.725.136.263.392
Aktiva Tetap
Aktiva pajak tangguhan Rp. 96.685.988.990 (02)
Investasi saham Rp. 24.236.204.725 (04)
Aktiva tetap setelah di-
Kurangi akumulasi penyusutan Rp. 1.874.506.201.333 (03)
Tanah yang belum digunakan Rp. 35.644.971.775 (04)
Beban tangguhan Rp. 8.708.241.992 (02)
Uang jaminan Rp. 3.583.532.847 (04)
Aktiva lain-lain Rp. 20.625.439.405 (02)Jumlah aktiva tetap Rp.2.063.990.581.067
Jumlah aktiva Rp.2.789.136.844.459
Apabila dilihat perputaran dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva sebagai satu
kesatuan komplek, maka nampaklah bahwa modal maximum yang dibutuhkan untuk
keseluruhan aktiva tersebut adalah Rp.2.687.344.453.839 tahun 2002. Dengan
membandingkan jumlah maxima tersebut maka dapat diketahui bahwa hukum
diversitas yang pertama telah dipenuhi yaitu bahwa titik maxima dari keseluruhan
dana Rp.2.687.344.453.839 lebih kecil daripada jumlah maximum dari unsur-
unsurnya Rp.2.789.136.844.459. Sehingga tampak bahwa telah terjadi usaha yang
efisien telah dilakukan oleh perusahaan.
Apabila dilakukan analisis lebih jauh lagi maka tampak dari sisi kas bahwa titik
maxima kas terjadi lebih karena adanya penambahan hutang bank Rp.90.000.000.000,
penerimaan klaim asuransi Rp.2.820.924.486 sedangkan penerimaan kas dari
aktivitas operasi masih dibawah periode sebelumnya. Dari sisi piutang titik maxima
berasal dari pelanggan luar negeri daripada dalam negeri, hal ini terjadi dari adanya
7/24/2019 ANALISIS HUKUM DIVERSITAS DALAM SISTIM PEMBELANJAAN TOTAL
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-hukum-diversitas-dalam-sistim-pembelanjaan-total 17/21
17
konversi dolar sebesar Rp.184.206.192.681 dan tambahan dolar singapura
Rp.152.497.899 dan penerimaan piutang dengan yen jepang Rp.136.165.510 yang
tidak terdapat dalam periode sebelumnya. Penelaahan piutang pada pihak ketiga dapat
tertagih sehingga penyisihan piutang ragu-ragu ditetapkan nihil. Adapun piutang lain-
lain mencapai titik maxima adalah karena adanya penerimaan dari surat hutang atasnama yang dibeli sebesar Rp.16.000.000.000 dengan nilai nominal
Rp.32.363.013.699. Untuk persediaan titik maxima terjadi pada adanya peningkatan
persediaan barang jadi Rp.101.937.100.776, barang dalam proses Rp.59.244.953.079,
bahan baku dan bahan penolong juga mengalami peningkatan Rp.76.640.364.604.
Uang muka mengalami titik maxima karena adanya peningkatan suku cadang
Rp.21.954.583.430. Sementara itu pajak dibayar dimuka mencapai titik maxima pada
pajak pertambahan nilai Rp.26.055.667.634 . Aktiva pajak tangguhan mencapai titik
maxima karena adanya akumulasi kerugian fiscal sebesar Rp.112.320.476.056 dan
dikompensasikan dengan laba fiscal. Investasi saham mencapai titik maxima pada
invest pada PT Pura Golden Lion yang mencapai Rp.24.056.204.725 dengan metode
ekuitas dan peningkatan deviden yang diperoleh dari invest tersebut
Rp.1.189.328.768. Untuk aktiva tetap mencapai titik maxima pada peningkatan nilai
bangunan dan prasarana Rp.242.359.961.728 . Aktiva tetap dinilai kembali per
tanggal 30 november, dasar yang digunakan dalam penilaian kembali aktiva
mencakup metode perbandingan data pasar untuk penilaian tanah dan metode
kalkulasi biaya untuk penilaian aktiva tetap lainnya. Aktiva yang belum digunakan
mencapai titik maxima pada asset tanah yang terjadi peningkatan nilai karena adanya
penilaian kembali terhadap harga pasar, sedangkan aktiva lain-lain mencapai titik
maxima karena penerimaan klain ganti rugi asuransi atas mesin-mesin yang terbakar
dengan nilai Rp.20.625.439.405.
Dari data laporan keuangan yang ada tersebut dapat diketahui perputaran dana
yang tertanam dalam masing-masing kategori aktiva secara individual maka
nampaklah bahwa modal minimum yang dibutuhkan untuk tiap jenis aktiva tersebut
adalah sebagai berikut :
Aktiva Jumlah th
Aktiva lancar
Kas dan setara kas Rp. 17.955.197.889 (02)
Piutang usaha Rp. 177.578.710.124 (03)
Piutang lain-lain Rp. 12.344.798.761 (04)
Persediaan Rp. 279.574.664.902 (03)Uang muka Rp. 25.777.784.766 (03)
7/24/2019 ANALISIS HUKUM DIVERSITAS DALAM SISTIM PEMBELANJAAN TOTAL
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-hukum-diversitas-dalam-sistim-pembelanjaan-total 18/21
18
Pajak dibayar dimuka Rp. 21.283.001.224 (03)
Biaya dibayar dimuka Rp. 17.132.026.472 (02)
Jumlah aktiva lancar Rp. 551.646.184.138
Aktiva Tetap
Aktiva pajak tangguhan Rp. 57.518.640.473 (03)Investasi saham Rp. 23.046.875.957 (03)
Aktiva tetap setelah di-
Kurangi akumulasi penyusutan Rp.1.768.640.837.043 (04)
Tanah yang belum digunakan Rp. 20.428.771.775 (02)
Beban tangguhan Rp. 3.350.179.128 (04)
Uang jaminan Rp. 2.517.043.467 (03)
Aktiva lain-lain Rp. 8.596.019.202 (04)
Jumlah aktiva tetap Rp.1.884.098.367.045
Jumlah aktiva Rp.2.435.744.551.183
Apabila ditelaah maka perputaran dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva
sebagai satu kesatuan komplek, maka nampaklah bahwa modal minimum yang
dibutuhkan untuk keseluruhan aktiva tersebut adalah Rp.2.576.147.651.549. Dengan
membandingkan kedua jumlah minima tersebut maka dapat diketahui bahwa hukum
diversitas yang kedua telah dipenuhi, yaitu titik minima dari keseluruhan dana
Rp.2.576.147.651.549 adalah lebih besar daripada jumlah minimum dari unsur-
unsurnya Rp.2.435.744.551.183. Dari dua hukum diversitas tersebut maka besarnya
modal konstan adalah Rp.2.576.147.651.549 sedangkan besarnya modal variabeladalah jumlah yang berubah-ubah diatas inti permanent tersebut. Besarnya modal
variabel setiap tahunnya dapat dihitung dan digambarkan dalam kurva sebagai berikut
sebagai berikut :
Th 2002 : Rp.2.687.344.453.839 – Rp.2.576.147.651.549 = Rp.111.196.802.290
Th 2003 : Rp.2.592.556.141.306 – Rp.2.576.147.651.549 = Rp. 16.408.489.757
Th 2004 : Rp.2.576.147.651.549 – Rp.2.576.147.651.549 = 0
7/24/2019 ANALISIS HUKUM DIVERSITAS DALAM SISTIM PEMBELANJAAN TOTAL
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-hukum-diversitas-dalam-sistim-pembelanjaan-total 19/21
19
2.68
2.59
2.57
2002 2003 2004
Kurva kebutuhan dana apabila dilihat sebagai satu kesatuan
Telaah terhadap titik minima pada sisi kas mencapai titik minima dari aktivitas
pendanaan Rp.1.550.003.713. Piutang usaha mencapai titik minima dari piutang
dalam dolar yang bila dikonversikan dalam rupiah mengalami penurunan
Rp.132.4888.262.555 dan belum ada penerimaan mata uang asing baik dolar
singapura maupun yen jepang. Piutan lain-lain mencapai titik minima karena
besarnya penyisihan piutang Rp.16.000.000.000. Persediaan mencapai titik minima
dari persediaan barang jadi, barang dalam proses, bahan baku dan pembantu sertasuku cadang.Untuk titik minima uang muka karena penurunan bahan baku dan suku
cadang. Pajak mencapai titik minima dari penurunan tagihan pajak penghasilan PP 22
sebesar Rp.2.973.298.708. Aktiva pajak tangguhan mencapai titik minima karena
adanya akumulasi kerugian fiskal yang dikompensasikan dengan laba fiskal sebesar
Rp.15.039.592.576. Adanya penurunan nilai saham sebesar Rp.22.866.875.957
menyebabkan investasi saham mencapai titik minimanya.
Kesimpulan
Kesimpulan yang dihasilkan adalah : 1. Berdasarkan pada pembahasan, maka dapat
diketahui bahwa hukum diversitas yang pertama telah dipenuhi yaitu bahwa titik
maxima dari keseluruhan dana lebih kecil daripada jumlah maximum dari unsur-
unsurnya . Sehingga tampak bahwa telah terjadi usaha yang efisien telah dilakukan
oleh perusahaan. 2. Dengan membandingkan kedua jumlah minima tersebut maka
dapat diketahui bahwa hukum diversitas yang kedua telah dipenuhi, yaitu titik
minima dari keseluruhan dana adalah lebih besar daripada jumlah minimum dari
unsur-unsurnya.
Modal
variabel
Modal
konstan
7/24/2019 ANALISIS HUKUM DIVERSITAS DALAM SISTIM PEMBELANJAAN TOTAL
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-hukum-diversitas-dalam-sistim-pembelanjaan-total 20/21
20
Saran
Yang dapat disarankan antara lain : Pada waktu suatu perusahaan akan menarik dana
yang dibutuhkan haruslah diketahui lebih dahulu untuk berapa lama dana itu akan
digunakan didalam perusahaan. Kebutuhan dana yang permanent (modal konstan)
harus dibiayai dengan modal sendiri, sedangkan kebutuhan dana yang berubah-ubahhendaknya dibiayai dengan kredit jangka pendek.
DAFTAR PUSTAKA
Brigham, Eugene. 2001. Manajemen Keuangan. Jakarta : Erlangga
Churmain, Imam. 1994. Pengantar Ilmu Ekonomi. Jakarta: Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi
Dukat, Erwan. 1999. Teori Akuntansi. Yogyakarta: AK Group
Daft, Richard. 2000. Manajemen. Surabaya: Erlangga.
La Porta, Rafael. 2000. Investor Protection and Corporate Governance. Elsevier
Economic and Business Journal. Vol 58. isued 1-2 : 3 – 27.
Madura, Jeff. 2001. Pengantar bisnis. Jakarta : Salemba Empat
Mulyadi. 2001. Akuntansi Manajemen. Yogyakarta: Badan Penerbit
Fakultas Ekonomi UGM Niswonger. 1999. Prinsip-Prinsip Akuntansi.Surabaya: Erlangga.
Noreen, Garrison. 2000. Akuntansi Manajerial. Jakarta: Salemba empat.
Nopirin. 1998. Ekonomi Moneter. Jogyakarta: BPFE.
Prastowo, Dwi. 2005. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: UPP AMP YKPN
Riyanto, Bambang. 2001. Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta: Badan
Penerbit Fakultas Ekonomi UGM
Skousen, Smith. 1986. Akuntansi Intermediate. Jakarta : Erlangga
Saputro Adi, Gunawan dan Asri, Marwan. 2000. Anggaran Perusahaan. Jogyakarta:
BPFE.
Tuanakotta, Theodorus. M. 2000.Teori Akuntansi. Jakarta: Lembaga
Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia