Analisis Hubungan Antara Laba Akuntansi Dan Laba Tunai

12
ANALISIS HUBUNGAN ANTARA LABA AKUNTANSI DAN LABA TUNAI DENGAN DIVIDEN KAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI LAINY MUMMAIZA Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara FAHMI NATIGOR NASUTION Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara Abstract This research aims are to know the relation between the accountancy profit and cash dividend and also to know the relation between the cash profit and cash dividend. This research is a hypotesis examining research to know the correlational relation among the variables. The populations of this research are the manufacturing companies which listed at The Indonesian Stock Exchange. The samples of this research are 41 manufacturing companies which were selected with certain criterias by purposive sampling method. The data of this research are quantitative data. The data sources of this research are secondary data from publicised annual reports for the 2005-2007 period and from the Indonesian Capital Market Directory 2008. The technic of data collecting is documentation technic. The methods of data analyzing are using the Spearman Rank correlation and t test. This research shows that the value of the Spearman Rank correlation for 2005-2007 period between the accountancy profit and dividend cash also between the cash profit and cash dividend are > 0. The t test between the accountancy profit and dividend cash also between the cash dividend and cash dividend shows that the values of t > t table. Keywords: Accountancy Profit, Cash Profit, Cash Dividend 1. Pendahuluan Investor sebelum bertransaksi di pasar modal, terlebih dahulu melakukan penilaian terhadap perusahaan yang menerbitkan (menawarkan) sahamnya di bursa efek. Dalam hal ini akuntansi berfungsi sebagai penyedia informasi. Laporan keuangan inilah yang menjadi dasar bagi investor untuk membuat keputusan apakah harus membeli, menahan, atau menjual investasi

Transcript of Analisis Hubungan Antara Laba Akuntansi Dan Laba Tunai

Page 1: Analisis Hubungan Antara Laba Akuntansi Dan Laba Tunai

ANALISIS HUBUNGAN ANTARA LABA AKUNTANSI DAN LABA TUNAI DENGAN

DIVIDEN KAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI

LAINY MUMMAIZA

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

FAHMI NATIGOR NASUTION

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

Abstract

This research aims are to know the relation between the accountancy profit and cash

dividend and also to know the relation between the cash profit and cash dividend.

This research is a hypotesis examining research to know the correlational relation

among the variables. The populations of this research are the manufacturing companies which

listed at The Indonesian Stock Exchange. The samples of this research are 41 manufacturing

companies which were selected with certain criterias by purposive sampling method. The data

of this research are quantitative data. The data sources of this research are secondary data from

publicised annual reports for the 2005-2007 period and from the Indonesian Capital Market

Directory 2008. The technic of data collecting is documentation technic. The methods of data

analyzing are using the Spearman Rank correlation and t test.

This research shows that the value of the Spearman Rank correlation for 2005-2007

period between the accountancy profit and dividend cash also between the cash profit and cash

dividend are > 0. The t test between the accountancy profit and dividend cash also between the

cash dividend and cash dividend shows that the values of t > t table.

Keywords: Accountancy Profit, Cash Profit, Cash Dividend

1. Pendahuluan

Investor sebelum bertransaksi di pasar modal, terlebih dahulu melakukan penilaian

terhadap perusahaan yang menerbitkan (menawarkan) sahamnya di bursa efek. Dalam hal ini

akuntansi berfungsi sebagai penyedia informasi. Laporan keuangan inilah yang menjadi dasar

bagi investor untuk membuat keputusan apakah harus membeli, menahan, atau menjual investasi

Page 2: Analisis Hubungan Antara Laba Akuntansi Dan Laba Tunai

tersebut. Kinerja perusahaan yang sering menjadi indikator kinerja adalah laba yang terdapat

dalam laporan laba rugi yang merupakan salah satu bagian dari laporan keuangan.

Laba yang diperoleh suatu perusahaan akan ditahan sebagai laba ditahan (retained

earnings) dan sisanya inilah akan dibayar kepada investor berupa dividen. Jumlah laba yang

dihasilkan perusahaan akan menjadi salah satu faktor yang akan dipertimbangkan perusahaan

dalam membayar dividen. Dividen yang dibayarkan oleh suatu perusahaan kepada investor

tentunya dipengaruhi oleh kebijakan dividen dari masing-masing perusahaan. Dividen yang bisa

diperoleh oleh para investor ada dua jenis, yaitu dividen kas dan non kas. Dividen kas (cash

dividend) adalah dividen yang dibayarkan perusahaan pada investor dalam bentuk uang tunai.

Pada kenyataannya para investor lebih tertarik pada pembayaran dividen dalam bentuk uang

tunai, sebab dapat meminimalisir ketidakpastian atas investasinya pada suatu perusahaan. Oleh

karena itu, mayoritas perusahaan sering mempertimbangkan laba tunai yang pada dasarnya

adalah laba akuntansi setelah disesuaikan dengan transaksi-transaksi non kas antara lain seperti

beban penyusutan, beban amortisasi, penjualan kredit, beban gaji, beban pajak, dan beban bunga

yang belum dibayar, serta pembelian kredit, dalam menentukan besarnya dividen yang

dibagikan.

Kondisi yang terjadi pada perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar pada Bursa

Efek Indonesia pada 2005-2007 adalah banyaknya perusahaan yang tidak membagikan

dividennya khususnya dalam bentuk tunai, padahal sebagian besar perusahaan manufaktur

tersebut memperoleh laba. Bahkan pada beberapa perusahaan tidak teratur setiap tahun

membagikan dividennya pada pemegang saham. Hal tersebut tentunya kurang sesuai dengan

teori dari Gordon Litner yaitu “The bird in the hand theory”. Menurut Suherli dan Harahap

(2004:23), “Gordon mengemukakan Bird in the Hand Theory menyatakan bahwa dengan

mendapatkan dividen (a bird in the hand) adalah lebih baik dari pada saldo laba (a bird in the

bush) karena pada akhirnya saldo laba tersebut mungkin tidak akan pernah terwujud sebagai

masa depan (it can fly away)”. Maksud dari pernyataan tersebut adalah bahwa para investor

beranggapan dividen yang diterima dalam bentuk kas lebih menggambarkan seberapa besar

return dari modal yang mereka tanamkan dan memberikan kepuasan tersendiri. Hal tersebut

sangat penting dan harus diperhatikan perusahaan karena investor sangat penting bagi

perusahaan. Maka berdasarkan uraian sebelumnya, maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian tentang analisis hubungan antara laba akuntansi dan laba tunai dengan dividen kas

pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.

Page 3: Analisis Hubungan Antara Laba Akuntansi Dan Laba Tunai

2. Tinjauan Pustaka

2.1 Laporan Keuangan

Menurut Soemarso (2004:34) “Laporan keuangan adalah laporan yang dirancang untuk

para pembuat keputusan, terutama pihak di luar perusahaan, mengenai posisi keuangan dan hasil

usaha perusahaan”. Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang

dapat digunakan sebagai alat untuk komunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu

perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan

tersebut. Laporan keuangan juga dapat dijadikan sebagai sumber informasi tentang perusahaan di

masa lampau. Selain itu laporan keuangan juga dapat memberikan petunjuk untuk penetapan

kebijakan di masa yang akan datang. Jadi, selain untuk menyediakan informasi bagi pihak-pihak

yang berkepentingan dalam menilai kinerja manajemen perusahaan untuk membuat keputusan,

juga sebagai alat pertanggungjawaban manajemen kepada pihak yang menanamkan dananya di

perusahaan. Informasi laporan keuangan dipakai oleh banyak kelompok dengan tujuan yang

berbeda. Hal tersebut terjadi sebab mereka memiliki ekspektasi yang berbeda terhadap laporan

keuangan itu sendiri. Komponen laporan keuangan terdiri dari neraca ( balance sheet ), laporan

laba rugi ( income statement ), laporan perubahan ekuitas ( statement of shareholder’s equity ),

laporan arus kas (cash flow statement ), catatan atas laporan keuangan ( notes to financial

statement ).

2.2 Laba Akuntansi

Belkaoui (2000:32) menyatakan bahwa “Laba akuntansi secara operasional didefinisikan

sebagai perbedaan antara pendapatan yang direalisasikan yang berasal dari transaksi suatu

periode dan berhubungan dengan biaya historis”. Di dalam laba akuntansi terdapat berbagai

komponen yaitu kombinasi beberapa komponen pokok seperti laba kotor, laba usaha, laba

sebelum pajak dan laba sesudah pajak. Sehingga dalam menentukan besarnya laba akuntansi

investor dapat melihat dari perhitungan laba setelah pajak. Laba akuntansi merupakan ukuran

yang baik dari kinerja suatu perusahaan dan bahwa laba akuntansi dapat digunakan untuk

meramalkan arus kas masa depan. Laba akuntansi diukur berdasarkan konsep akuntansi akrual.

Tujuan utama dari akuntansi akrual adalah untuk pengukuran laba. Dua proses utama dalam

pengukuran laba adalah pengakuan pendapatan dan pengaitan beban. Laporan laba rugi yang

disusun berdasar basis akrual lebih akurat untuk menaksir prospek aliran kas dari pada laporan

laba rugi yang disusun berdasar basis kas.

Page 4: Analisis Hubungan Antara Laba Akuntansi Dan Laba Tunai

2.3 Laba Tunai

Laba tunai disebut juga dengan arus kas dari aktivitas operasi perusahaan. Laba bersih

perusahaan adalah hal yang penting, tetapi arus kas lebih penting lagi karena dividen harus

dibayar secara tunai dan karena kas diperlukan dalam membeli aktiva untuk melanjutkan operasi

perusahaan. Pada umumnya arus kas bersih perusahaan berbeda dengan laba akuntansi, karena

beberapa pendapatan dan beban yang tercantum dalam laporan laba-rugi tidak dibayar secara

tunai selama satu tahun. Hubungan antara arus kas bersih dan laba bersih dapat ditunjukkan

melalui perhitungan arus kas bersih.

Contoh utama beban non kas adalah penyusutan. Pos ini mengurangi laba bersih tetapi tidak

dibayarkan secara tunai, sehingga kita akan menambahkan kembali beban ini ke laba bersih

dalam menghitung arus kas bersih. Pada dasarnya laba tunai merupakan arus kas dari aktivitas

operasi perusahaan.

2.4 Dividen Kas

Perusahaan akan bertumbuh dan berkembang, kemudian pada waktunya akan

memperoleh keuntungan atau laba. Laba ini terdiri dari laba yang ditahan dan laba yang

dibagikan. Dari seluruh laba yang diperoleh perusahaan sebagian dibagikan kepada pemegang

saham berupa dividen. Mengenai penentuan besarnya dividen yang akan dibagikan itulah yang

merupakan kebijakan dividen pimpinan perusahaan. Adapun tujuan dari pembagian dividen

adalah untuk memaksimumkan kemakmuran bagi para pemegang saham, karena tingginya

dividen yang dibayarkan akan mempengaruhi harga saham. Dividen dapat dibayarkan dalam

bentuk dividen tunai (cash dividend), dividen dalam bentuk aktiva yang lain (property dividend),

dividen dalam bentuk surat utang (notes), ataupun dividen dalam bentuk saham (stock dividend).

Dividen kas adalah distribusi laba dalam bentuk kas oleh sebuah perusahaan kepada pemegang

sahamnya. Para investor beranggapan dividen yang diterima dalam bentuk kas lebih

menggambarkan seberapa besar return dari modal yang mereka tanamkan dan memberikan

kepuasan tersendiri.

Arus kas bersih = Laba bersih – Pendapatan non kas + Beban non kas

Page 5: Analisis Hubungan Antara Laba Akuntansi Dan Laba Tunai

2.5 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual merupakan sintesis dari tinjauan teori dan penelitian terdahulu yang

mencerminkan keterkaitan antar variabel yang diteliti. Kerangka konseptual juga merupakan

tuntunan untuk memecahkan masalah penelitian serta merumuskan hipotesis. Berdasarkan latar

belakang masalah, tinjauan teoritis, dan tinjauan penelitian terdahulu, maka peneliti membuat

kerangka konseptual penelitian seperti yang tertera pada gambar.

Gambar 2.1

Kerangka Konseptual Sumber: Penulis, 2009

Berdasarkan kerangka konseptual di atas, maka dapatlah dibuat justifikasi hubungan

antara variabel independen dengan dependen. Laba akuntansi merupakan laba bersih yang

didapat dari selisih antara pendapatan yang operatif maupun tidak dan seluruh biaya operatif

maupun tidak. Laba akuntansi mempengaruhi jumlah dividen kas sebab semakin besar laba

akuntansi yang merupakan laba bersih perusahaan, maka makin besar jumlah dividen yang dapat

dibagikan kepada para pemegang saham khususnya dalam penelitian ini yaitu dalam bentuk

dividen kas. Laba akuntansi dalam pembagiannya sebagai dividen kas tentunya dipengaruhi

beberapa antara lain seperti ketersediaan kas perusahaan, sebab laba akuntansi merupakan

gabungan dari laba tunai maupun non tunai. Laba tunai merupakan laba akuntansi yang telah

disesuaikan dengan transaksi-transaksi non kas, seperti beban penyusutan, beban amortisasi,

penjualan kredit, pembelian kredit, beban gaji, beban pajak, dan beban bunga yang belum

dibayar. Laba tunai juga mempengaruhi jumlah dividen kas sebab jika makin besar jumlah laba

yang dihasilkan perusahaan dalam bentuk kas, maka makin besar jumlah dividen yang dibagikan

perusahaan dalam bentuk kas. Dari justifikasi di atas, dapat dilihat bahwa jumlah laba akuntansi

maupun laba tunai mempengaruhi jumlah dividen kas yang dibagikan oleh perusahaan kepada

pemegang saham.

Dividen Kas

(Y)

Laba Akuntansi

(x1)

Laba Tunai

(x2)

Page 6: Analisis Hubungan Antara Laba Akuntansi Dan Laba Tunai

2. 6 Hipotesis Penelitian

Erlina ( 2008:49 ) menyatakan “Hipotesis adalah preposisi yang dirumuskan dengan

maksud untuk diuji secara empiris. Preposisi merupakan ungkapan atau penyataan yang dapat

dipercaya, disangkal, atau diuji kebenarannya mengenai konsep atau konstruk yang menjelaskan

atau memprediksi fenomena-fenomena”. Hipotesis masih perlu diuji kebenarannya karena masih

bersifat jawaban sementara atas suatu masalah. Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka

konseptual yang diuraikan sebelumnya dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

a. ada hubungan antara laba akuntansi dengan dividen kas,

b. ada hubungan antara laba tunai dengan dividen kas.

3. Metode Penelitian

Penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti adalah penelitian pengujian hipotesis.

Pengujian hipotesis merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antar

variabel, yakni hubungan yang bersifat korelasional. Menurut Rochaety et.al. (2007:74) ”Studi

korelasional yaitu studi yang dilakukan apabila peneliti tertarik untuk menggambarkan variabel-

variabel yang penting yang berhubungan dengan suatu masalah”.

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai

kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2008:115). Populasi yang akan digunakan dalam penelitian ini

adalah perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Perusahaan-

perusahaan manufaktur tersebut adalah yang terdaftar selama tahun 2005-2007.

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut

(Sugiyono, 2008:116). Menurut Sumarni (2006:77), “Purposive sampling adalah teknik

mengambil sampel dengan menyesuaikan diri berdasar kriteria atau tujuan tertentu (disengaja)”.

Purposive sampling di sini menggunakan judgement sampling, yaitu teknik pengambilan sampel

dengan beberapa kriteria tertentu. Beberapa kriteria yang ditentukan adalah :

1. perusahaan terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2005 – 2007,

2. perusahaan tidak pernah mengalami kerugian dan selalu memperoleh laba selama tahun

2005-2007,

3. perusahaan tersebut membayar dividen kas pada tahun 2005 – 2008,

4. perusahaan menerbitkan laporan keuangan pada tahun 2005-2007.

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data kuantitatif. Menurut Kuncoro

(2003:124) ”Data kuantitatif adalah data yang diukur dalam suatu skala numerik”. Sumber data

penelitian ini merupakan data sekunder. Data sekunder dalam penelitian ini adalah berupa

Page 7: Analisis Hubungan Antara Laba Akuntansi Dan Laba Tunai

laporan keuangan tahunan yang dipublikasikan dari Bursa Efek Indonesia periode 2005-2007.

Data penelitian ini merupakan pooled data yang bersifat kuantitatif. Menurut Jogiyanto

(2006:54) ”Panel data atau pooled data adalah gabungan dari data yang melibatkan satu waktu

tertentu dengan banyak sampel (cross sectional) dan data yang melibatkan urutan waktu (time

series)”. Data penelitian didapatkan dari hasil publikasi laporan keuangan perusahaan

manufaktur yang di BEI dan Indonesian Capital Market Directory (ICMD) 2008. Data tersebut

dikumpulkan secara runtut waktu (time series).

Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang akan dilakukan adalah teknik

dokumentasi. Teknik dokumentasi yang dilakukan yaitu dengan cara mengumpulkan data berupa

laporan keuangan setiap perusahaan sampel setiap periode penelitian (2005, 2006 dan 2007).

Sumber data adalah Indonesian Capital Market Directory (ICMD) 2008 dan situs Bursa Efek

Indonesia www.idx.co.id.

Pada penelitian ini, yang menjadi variabel independen adalah laba akuntansi (X1) dan laba

tunai (X2). Laba akuntansi (X1) dalam penelitian ini adalah selisih antara pendapatan yang

operatif maupun tidak dan seluruh biaya operatif maupun tidak. Laba tunai (X2) dalam penelitian

ini adalah laba akuntansi yang telah disesuaikan dengan transaksi-transaksi non kas. Variabel

dependen pada penelitian ini adalah dividen kas (Y) yang merupakan laba dalam bentuk uang

kas yang dibayarkan kepada pemegang saham di mana pembagiannya berdasarkan hasil

keputusan RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham ).

4. Analisis Hasil Penelitian

4.1 Korelasi Spearman Rank

Menurut Sarwono (2009:69), “Korelasi Rank Spearman digunakan untuk mengetahui ada

dan tidaknya hubungan dua variabel atau lebih berskala ordinal (non-parametrik)”. Menurut

Widayat (2002:152), dalam menghitung koefisien korelasi Rank Spearman ( ) digunakan

sebuah rumus.

= 1 - 6∑

n( -1) keterangan:

d = peringkat untuk tiap pasangan

n = jumlah pasangan pengamatan

Berikut ini adalah nilai korelasi Spearman Rank yang menunjukkan hubungan antara laba

akuntansi dengan dividen kas maupun antara laba tunai dengan dividen kas selama periode

pengamatan.

1. Laba akuntansi dengan dividen kas

Nilai korelasi Spearman Rank pada hubungan ini menunjukkan angka 0,836 pada tahun

2005, angka 0,903 pada tahun 2006, dan angka 0,884 pada tahun 2007.

2. Laba tunai dengan dividen kas

Page 8: Analisis Hubungan Antara Laba Akuntansi Dan Laba Tunai

Nilai korelasi Spearman Rank pada hubungan ini menunjukkan angka 0,713 pada tahun

2005, angka 0,737 pada tahun 2006, dan angka 0,714 pada tahun 2007.

4.2 Uji t

Menurut Sarwono (2009:61) “Pengujian hipotesis untuk korelasi secara manual

digunakan uji t”. Hasil dari perhitungan t hitung ini nantinya kan dibandingkan dengan nilai t

tabel untuk menunjukkan hipotesis yang akan diterima. Uji t dapat dihitung dengan memakai

sebuah rumus.

t = r

Pengambilan keputusan untuk menggunakan angka pembanding t tabel menggunakan

kriteria. Berdasarkan hasil tersebut, maka akan dapat dilihat hipotesis yang diterima. Berikut

adalah 2 kriteria yang digunakan dalam mengambil keputusan.

1. Jika t hitung > t tabel, Ho ditolak; Ha diterima.

2. Jika t hitung < t tabel, Ho diterima; Ha ditolak.

Berikut adalah nilai dari t hitung pada hubungan antara laba akuntansi dengan dividen kas

maupun antara laba tunai dengan dividen kas.

1. Laba akuntansi dengan dividen kas

Nilai t hitung pada hubungan ini menunjukkan angka 9,51 pada tahun 2005, angka 13,13

pada tahun 2006, dan 11,81 pada tahun 2007.

2. Laba tunai dengan dividen kas

Nilai t hitung pada hubungan ini menunjukkan angka 6,353 pada tahun 2005, angka 6,8

pada tahun 2006, dan 6,368 pada tahun 2007.

Page 9: Analisis Hubungan Antara Laba Akuntansi Dan Laba Tunai

4.3 Pembahasan Hasil Analisis

Dari angka-angka yang diperoleh di atas dapat dilihat hasil dari kedua macam pengujian

di atas dapat dibuat pembahasan seperti di bawah ini.

1. Nilai korelasi Rank Spearman

Nilai korelasi Spearman Rank selama periode pengamatan yaitu dari tahun 2005 hingga

2007, baik antara laba akuntansi dengan dividen kas maupun antara laba tunai dengan

dividen kas menunjukkan nilai koefisien yang > 0 dan mendekati 1. Hal tersebut

menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara laba akuntansi dengan dividen kas

maupun antara laba tunai dengan dividen kas.

2. Nilai uji t

Nilai uji t pada kedua hubungan di atas selama periode pengamatan yaitu dari tahun 2005

hingga 2007, baik antara laba akuntansi dengan dividen kas maupun antara laba tunai

dengan dividen kas menunjukkan nilai t hitung yang lebih besar dari .Hal tersebut

menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara laba tunai dengan dividen kas.

Hasil dari penelitian ini sejalan dengan teori bahwa terdapat hubungan yang positif antara

laba akuntansi dan laba tunai dengan dengan dividen kas, yang berarti bahwa makin tinggi laba

akuntansi ataupun laba tunai, maka makin tinggi dividen kas yang dapat dibagikan. Hasil dari

penelitian ini juga sejalan dengan hasil dari penelitian terdahulu, di mana hasil dari seluruh

penelitian terdahulu dalam penelitian yaitu oleh Sagala(2006), Pangaribuan(2007),

Sihombing(2006), dan Ariyanti(2007) yang juga meneliti tentang analisis hubungan antara laba

akuntansi dan laba tunai dengan dividen kas juga menunjukkan hasil yang sama bahwa terdapat

hubungan atau korelasi antara laba akuntansi dan laba tunai serta menunjukkan hasil bahwa

korelasi laba akuntansi lebih kuat terhadap dividen kas jika dibandingkan dengan korelasi laba

tunai dengan dividen kas. Hasil tersebut dapat dilihat dari nilai korelasi Spearman Rank selama

periode pengamatan pada korelasi laba akuntansi dengan dividen kas menunjukkan nilai yang

lebih besar jika dibandingkan dengan nilai korelasi laba tunai dengan dividen kas. Hal tersebut

tentunya bertentangan dengan dengan teori dari Gordon Litner yaitu “The bird in the hand

theory”di mana maksud dari pernyataan tersebut adalah bahwa para investor beranggapan

dividen yang diterima dalam bentuk kas lebih menggambarkan seberapa besar return dari modal

yang mereka tanamkan dan memberikan kepuasan tersendiri. Hal tersebut berarti bahwa

seharusnya laba tunai lebih dominan korelasinya dalam pembagian dividen kas, tetapi hasil dari

penelitian ini malah menunjukkan bahwa laba akuntansi lebih dominan korelasinya. Keadaan ini

tentunya dapat terjadi karena beberapa faktor, seperti misalnya ketersediaan kas perusahaan,

likuiditas perusahaan, kebijakan dividen perusahaan dan lain hal sebagainya.

5. Kesimpulan dan saran

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dibahas sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan

dari penelitian ini.

Page 10: Analisis Hubungan Antara Laba Akuntansi Dan Laba Tunai

1. Terdapat hubungan antara laba akuntansi dengan dividen kas.

Pada penelitian ini laba akuntansi menunjukkan korelasi yang lebih kuat.

2. Terdapat hubungan antara laba tunai dengan dividen kas.

5.2 Keterbatasan Penelitian

1. Variabel independen yang dibahas dalam penelitian ini terbatas, hanya laba akuntansi dan laba

tunai. Hal tersebut masih kurang, jika mengingat bahwa banyak faktor-faktor lain yang

mempengaruhi dividen kas, seperti: kas, likuiditas perusahaan, dan faktor-faktor penting lainnya.

2. Pada penelitian ini yang menjadi sampel perusahaan yang diteliti hanya terbatas pada perusahaan

manufaktur yang terdaftar di BEI.

3. Rentang waktu penelitian ini hanya selama tahun 2005 hingga 2007.

5.3 Saran 1. Bagi perusahaan sebaiknya turut mempetimbangkan faktor-faktor lain yang juga

mempengaruhi dividen kas. Selain itu perusahaan sebaiknya lebih mengutamakan

pembagian berdasarkan laba akuntansi, karena berdasarkan hasil penelitian didapatkan

bahwa nilai koefisien korelasi laba akuntansi dengan dividen kas menunjukkan koefisien

yang lebih besar jika dibandingkan dengan koefisien korelasi laba tunai dengan dividen

kas.

2. Bagi peneliti selanjutnya, sebaiknya perusahaan yang akan diteliti lebih luas agar dapat

lebih merepresentasikan korelasi antar variabel pada penelitian ini, sehingga diharapkan

dapat diperoleh hasil yang lebih baik.

3. Bagi peneliti selanjutnya, sebaiknya rentang waktu penelitian lebih diperpanjang agar

hasil yang dicapai dapat lebih baik.

Page 11: Analisis Hubungan Antara Laba Akuntansi Dan Laba Tunai

REFERENCES

Ariyanti, Fitri, 2007, “Analisis Hubungan Antara Laba Akuntansi dan Laba Tunai Dengan

Dividen Kas Pada Industri Barang Konsumsi di Indonesia”, Skripsi. Fakultas

Ekonomi, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta.

Belkaoui, Ahmed Riahi, 2000. Teori Akuntansi. Edisi Pertama, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Erlina, 2008. Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen. Edisi Kedua,

Penerbit USU PRESS, Medan.

Harahap, Sofyan Syafri, 2007. Teori Akuntansi. Edisi Revisi, Cetakan Kesembilan, PT.Raja

Grafindo Persada, Jakarta.

Horngren, Charles T, Gary L Sundem, John A.Elliot, 2000. Pengantar Akuntansi Keuangan.

Edisi 6, alih bahasa Alfonsus Sirait, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Ikatan Akuntan Indonesia, 2008. Standar Akuntansi Keuangan. Cetakan Kedua, Penerbit

Salemba Empat, Jakarta.

Jogiyanto, 2004. Metodologi Penelitian Bisnis : Salah Kaprah dan Pengalaman-

Pengalaman. Penerbit:BPFE, Yogyakarta.

Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, 2004. Buku

Petunjuk Teknik Penulisan Proposal Penelitian dan Penulisan

Skripsi, Medan.

Kieso, Donald, Jerry Weygandt, dan Terry D Warfield, 2002. Akuntansi Intermediate. Edisi

Kesepuluh, Jilid 1, alih bahasa Emil Salim, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Kuncoro, Mudrajad, 2003. Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi, Erlangga, Jakarta.

Kusnadi, Lukman Syamsudin, dan Kertahadi, 2001. Teori Akuntansi. Penerbit : Universitas

Brawijaya, Malang.

Muqodim, 2005. Teori Akuntansi, Edisi ke-1, Ekonisia, Yogyakarta.

Pangaribuan, Reagen, 2007, “Analisis Hubungan Antara Laba Akuntansi dan Kas Dengan

Dividen Kas ( Studi Kasus : Perusahaan Industri Manufaktur Yang Terdaftar di BEJ

tahun 2002-2004“, Skripsi. Fakultas Ekonomi, Universitas Sumatera Utara, Medan.

Rochaety, Ety, Ratih Tresnati, dan Abdul Madjid Latief, 2007. Metodologi Penelitian

Bisnis:Dengan Aplikasi SPSS. Edisi Pertama, Penerbit Mitra Wacana Media, Jakarta.

Page 12: Analisis Hubungan Antara Laba Akuntansi Dan Laba Tunai

Sagala, Dewi Natalia, 2006, ”Pengaruh Earnings dan Arus Kas Operasi Terhadap Dividen

Tunai Yang Diterima oleh Pemegang Saham Perusahaan Manufaktur Tbk di Bursa

Efek Jakarta”, Skripsi. Fakultas Ekonomi, Universitas Sumatera Utara, Medan.

Sarwono, Jonathan, 2009. Statistik Itu Mudah : Panduan Lengkap Untuk Belajar Komputasi

Statistik Menggunakan SPSS 16. Penerbit CV ANDI, Yogyakarta.

Sihombing, Barita Stepanus, 2006, “Analisis Hubungan Antara Laba Akuntansi dan Laba Tunai

Dengan Dividen Kas Pada Perusahaan Manufaktur (Studi Kasus Pada Perusahaan

Makanan dan Minuman Yang Terdaftar di BEJ)”, Skripsi, Universitas Sumatera Utara,

Medan.

Sjahrial, Dermawan, 2007. Manajemen Keuangan Lanjutan. Edisi Pertama, Penerbit Mitra

Wacana Media, Jakarta.

Soemarso, S.R, 2004. Akuntansi:Suatu Pengantar. Edisi Kelima, Buku 1, Penerbit Salemba

Empat, Jakarta.

Stice, Earl K, James D. Stice dan Fred K. Skousen, 2004. Intermediate Accounting. Buku Dua,

Edisi 15, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Sugiyono, 2008. Metode Penelitian Bisnis. Cetakan Keduabelas, Penerbit Alfabeta, Bandung.

Suherli dan Sofyan S Harahap, 2004. Studi Empiris Terhadap Faktor Penentu

Kebijakan Dividen. Jakarta: Jurnal Media Riset Akuntansi, Auditing, dan

Informasi, Volume 4 Nomor 1.

Suliyanto, 2006. Metode Riset Bisnis. Penerbit ANDI, Yogyakarta.

Sumarni, Murti dan Salamah Wahyuni, 2006. Metodologi Penelitian Bisnis. Penerbit ANDI,

Yogyakarta.

Widayat dan Amirullah, 2002. Riset Bisnis. Penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta.

Wild, John J, Subramanyam, dan Robert F.Halsey, 2005. Analisis Laporan

Keuangan. Edisi Kedelapan, Jilid 1, alih bahasa Yanivis Bachtiar dan

S.Nurwahyu Harahap, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

www.idx.co.id