Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sikap Konsumen...

36
1 ANALISIS FAKTORFAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP KONSUMEN TERHADAP BRAND EXTENSION MEREK SEDAAP Eko Wibowo Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacava, Salatiga The increasingly tight competition has led companies to be aware of their brand meaning for a product successfulness. Brand extension becomes a brand strategy which was evaluated as more effective and efficient. Most of previous studies examined about a market leader product as their research object, which now can be encountered in the market that several brands no longer considered market had performed brand extension strategy at the time of launching their latest products. This study had an objective to figure out the customer attitude toward brand extension implemented by market product follower. It was carried by measuring influence reputation, similarity, innovativeness, and perceived risk on customer attitude toward brand extension. This recent study used the Sedaap brand object which considered as the market follower of Indomie. The Sampling technique was purposive sampling. For the sample was 200 respondents and was processed by using multiple regression analysis. As the sample criteria was customers who at least have consumed noodle Sedaap and its extended products as many as 2 times in recent 6 months as well as customers who are at least 15 years in age. Partially, variables of reputation, similarity, innovativeness, and perceived risk had positive influence on the brand extension done for Sedaap brand in Salatiga. The most influential variable on brand extension was similarity. Meanwhile, consumer innovativeness variable does not have significant influence to attitude toward brand extension, which could be due to the involvement of Sedaap’s noodle and ketchup products. Keyword : reputasi merek, similarity, consumer innovativeness, perceived risk, brand extension PENDAHULUAN Persaingan yang semakin ketat membuat perusahaan semakin menyadari arti penting merek bagi kesuksesan sebuah produk. Aktivitas-aktivitas mengelola merek meliputi penciptaan merek, membangun merek, memperluas merek untuk memperkuat posisi merek pada persaingan menjadi sangat diperhatikan oleh perusahaan (Kotler, 2008:285).

Transcript of Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sikap Konsumen...

Page 1: Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sikap Konsumen ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2615/2/T1_212008070_Full... · ANALISIS FAKTOR–FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP

1

ANALISIS FAKTOR–FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP

KONSUMEN TERHADAP BRAND EXTENSION MEREK SEDAAP

Eko Wibowo

Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacava, Salatiga

The increasingly tight competition has led companies to be aware of

their brand meaning for a product successfulness. Brand extension becomes a

brand strategy which was evaluated as more effective and efficient. Most of

previous studies examined about a market leader product as their research object,

which now can be encountered in the market that several brands no longer

considered market had performed brand extension strategy at the time of

launching their latest products. This study had an objective to figure out the

customer attitude toward brand extension implemented by market product

follower. It was carried by measuring influence reputation, similarity,

innovativeness, and perceived risk on customer attitude toward brand extension.

This recent study used the Sedaap brand object which considered as the market

follower of Indomie. The Sampling technique was purposive sampling. For the

sample was 200 respondents and was processed by using multiple regression

analysis. As the sample criteria was customers who at least have consumed

noodle Sedaap and its extended products as many as 2 times in recent 6 months as

well as customers who are at least 15 years in age.

Partially, variables of reputation, similarity, innovativeness, and

perceived risk had positive influence on the brand extension done for Sedaap

brand in Salatiga. The most influential variable on brand extension was

similarity. Meanwhile, consumer innovativeness variable does not have significant

influence to attitude toward brand extension, which could be due to the

involvement of Sedaap’s noodle and ketchup products.

Keyword : reputasi merek, similarity, consumer innovativeness, perceived risk,

brand extension

PENDAHULUAN

Persaingan yang semakin ketat membuat perusahaan semakin menyadari

arti penting merek bagi kesuksesan sebuah produk. Aktivitas-aktivitas mengelola

merek meliputi penciptaan merek, membangun merek, memperluas merek untuk

memperkuat posisi merek pada persaingan menjadi sangat diperhatikan oleh

perusahaan (Kotler, 2008:285).

Page 2: Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sikap Konsumen ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2615/2/T1_212008070_Full... · ANALISIS FAKTOR–FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP

2

Brand extension yaitu strategi pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan

untuk mengembangkan produk baru yang berbeda kategorinya dengan

menggunakan nama merek yang sama dengan nama merek produk sebelumnya

(Kotler, 2008:289). Strategi ini dinilai akan lebih efektif dan lebih efisien karena

memanfaatkan image merek produk sebelumnya atau memanfaatkan brand

recognition (nama merek yang sudah dikenal luas), sehingga konsumen tidak

asing dengan produk yang ditawarkan perusahaan (Rangkuti, 2004:143).

Penerapan strategi brand extension akan menghemat biaya iklan yang biasanya di

perlukan untuk mempromosikan produk baru tersebut pada konsumen (Kotler,

2008:290).

Penelitian Hem dkk (2001); Danibrata (2008); Khoiriyah (2008); Putranto

(2010); Dewa (2007), menemukan beberapa faktor yang mempengaruhi sikap

konsumen terhadap brand extension antara lain similarity, reputation, perceived

risk dan innovativeness. Lye dkk (1990) serta Ningtyas dan Khoiriyah (2010),

menyatakan bahwa persepsi kualitas, mempengaruhi sikap konsumen pada produk

brand extension. Dewa (2007) menyatakan pengetahuan merek induk,

berpengaruh terhadap sikap konsumen akan brand extension. Kualitas jasa yang

dilakukan parent brand (service quality) (Martines dan Pina, 2005).

Peneliti tertarik meneliti variabel reputasi merek karena penelitian

sebelumnya yang dilakukan oleh John dkk (1998); Maheswaran (1998); Danibrata

(2008); Putranto (2010), menggunakan produk market leader sebagai obyek

penelitian mereka yang hasilnya reputasi berpengaruh positif dan signifikan

terhadap sikap konsumen. Reputasi merek produk market leader menurut

konsumen pasti bagus dengan asumsi produk market leader merupakan produk

terbaik di kategorinya dan pangsa pasarnya paling luas (Kotler dan Armstrong,

2008;283). Sehingga konsumen akan membangun sikap yang positif terhadap

produk market leader tersebut. Dalam penelitian ini peneliti tertarik meneliti

reputasi produk market follower karena market follower biasanya produk baru

yang konsumen belum terlalu mengenalnya. Produk market follower adalah

produk yang ingin memempertahankan pangsanya dalam sebuah industri tanpa

mengguncang pasar (Kotler dan Armstrong, 2008:282).

Page 3: Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sikap Konsumen ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2615/2/T1_212008070_Full... · ANALISIS FAKTOR–FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP

3

Peneliti tertarik meneliti variabel similarity karena masih jarang penelitian

yang meneliti similarity dari kesamaan kategori produk. Penelitian sebelumnya

Dewa (2007); Danibrata (2008); Aaker dan Keller (1990); Smith dkk (1992),

Khoiriyah (2008) yang meneliti variabel similarity fokus pada kesamaan kesan

merek. Hasil penelitian terdahulu adalah kesamaan brand assosiasion

berpengaruh positif dan signifikan terhadap sikap konsumen akan brand

extension. Dalam penelitian ini peneliti tertarik meneliti ulang variabel similarity

namun berfokus pada kesamaan kategori produk karena menurut Hem dkk (2001)

semakin tinggi tingkat kemiripan kategori produk maka konsumen akan semakin

menerima produk hasil perluasan.

Peneliti tertarik meneliti variabel innovativeness karena masih jarang

penelitian tentang brand extension yang meneliti produk fast moving consumer

goods. Penelitian terdahulu Khoiriyah (2008); Martinez dan Pina (2005); Riel dkk

(2001); Phang (2004); Kusuma (2011); Nijseen (1995); Allard (2005); Free

(1996); Ningtyas dan Khoiriyah (2010) yang meneliti brand extension perusahaan

jasa menghasilkan innovativeness berpengaruh positif dan signifikan terhadap

sikap konsumen akan brand extension. Putranto (2010); Pina dkk (2010); Milberg

(2010); Gurhan-anli dan Maheswaran (1998); Boush dan Loken (1991); Park dkk

(1991); Jun dkk (1999); Barone dkk (2000); yang meneliti brand extension

durable goods menghasilkan innovativeness berpengaruh positif dan signifikan

terhadap sikap konsumen akan brand extension. Peneliti tertarik meneliti variabel

innovativeness untuk melihat apakah variabel innovativeness berpengaruh

terhadap sikap konsumen akan brand extension untuk produk fast moving

consumer goods.

Peneliti tertarik meneliti ulang variabel perceived risk karena penelitian

terdahulu Havlena dan Desarbo (2007) menyatakan perceived risk berpengaruh

negatif dan signifikan terhadap sikap konsumen dalam mengevaluasi produk baru.

Kebanyakan orang percaya bahwa merek yang sudah terkenal oleh konsumen

dapat mengurangi resiko. Lainya halnya dengan penelitian Hem dkk (2001);

Khoiriyah (2008); Putranto (2010), mereka menyatakan perceived risk

berpengaruh positif dan signifikan terhadap brand extension, semakin tinggi

Page 4: Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sikap Konsumen ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2615/2/T1_212008070_Full... · ANALISIS FAKTOR–FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP

4

resiko yang dipersepsikan konsumen akan membuat konsumen semakin menggali

informasi mengenai produk tersebut yang akhirnya akan menerima produk

perluasan, karena konsumen tidak terlalu mempermasalahkan resiko tetapi lebih

pada kebutuhan dan manfaat produk (Fajrianthi dan Farah, 2005). Terdapatnya

perbedaan arah pengaruhnya membuat peneliti tertarik untuk meneliti ulang

variabel tersebut.

Penelitian penelitian terdahulu yang meneliti sikap konsumen terhadap

produk brand extension mayoritas meneliti produk market leader sebagai obyek

penelitian mereka. John dkk (1998) meneliti Johnson & Johnson yang posisinya

sebagai market leader di kategori produk Farmasentika. Gurhan–canli dan

Maheswaran (1998) meneliti Sony dan Sanyo yang saat itu posisinya market

leader di kategori produk elektronik. Danibrata (2008) meneliti Pepsodent yang

posisinya sebagai market leader di kategori produk pasta gigi. Putranto (2010)

meneliti Levi‟s yang posisinya sebagai market leader di kategori produk celana

Jeans. Saat ini dapat ditemui di pasar beberapa merek yang bukan market leader

juga melakukan strategi brand extension saat memunculkan produk barunya,

antara lain ABC yang merupakan market follower dari Indofood di kategori

produk saos dan kecap meluncurkan produk sirup dengan merek ABC. Formula

yang merupakan market follower dari Pepsodent di kategori produk pasta gigi

meluncurkan produk sikat gigi dan moutwash dengan merek Formula. Melihat

fenomena tersebut maka peneliti tertarik meneliti sikap konsumen terhadap

produk brand extension yang dilakukan oleh market follower.

Merek Sedaap pertama kali meluncurkan Mie Sedaap pada bulan April

2003. Produk ini mampu merebut pangsa pasar yang sebelumnya di dominasi

Indofood dengan merek Indomie, Sarimi dan Supermi. Hanya dalam waktu dua

tahun mie Sedaap dapat merebut 15-20% pasar mie instant di indonesia. Setelah

sukses memasuki pasar mie instant nasional dengan merek mie Sedaap, kini

Wings Food mengeluarkan kecap yang di beri nama Sedaap. Strategi ini di lihat

para analis cukup berani karena mengingat diferensiasi produk kecap manis cukup

sulit, karena rasa dan warna kecap hampir sama. Sedaap dengan berani memasuki

Page 5: Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sikap Konsumen ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2615/2/T1_212008070_Full... · ANALISIS FAKTOR–FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP

5

pasar yang sebelumnya di dominasi oleh kecap Indofood, Bango dan ABC.

(http://ekonomi.kompasiana.com/marketing/2012/04/26/manisnya-kecap/).

Berdasarkan latar belakang di atas maka dalam penelitian ini peneliti

tertarik untuk mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi sikap konsumen

terhadap brand extension yang dilakukan Sedaap. Adapun manfaat dari penelitian

ini adalah secara teoritis diharapkan menjadi sumbangan ilmu pengetahuan

khususnya dalam bidang manajemen pemasaran tentang faktor-faktor yang

berpengaruh terhadap brand extension yang dilakukan oleh market follower. Serta

untuk mengetahui sikap konsumen terhadap brand extension. Selain itu,

diharapkan menjadi masukan bagi produsen Sedaap mengenai faktor-faktor yang

di pertimbangkan konsumen ketika membeli produk brand extension yang bisa di

jadikan pertimbangan perusahaan untuk mengambil keputusan jika perusahaan

ingin melakukan perluasan produk lain.

TINJAUAN LITERATUR

Brand Extension

Merek dapat didefinisikan sebagai nama, istilah, tanda, lambang, atau

desain, atau kombinasi dari semua ini yang memperlihatkan identitas produk atau

jasa dari satu penjual atau sekelompok penjual untuk membedakan produk itu dari

produk pesaing (Kotler, 2008:275). Merek membantu konsumen mengenali

produk perusahaan dan merupakan sarana bagi perusahaan menetapkan segmen

pasar (Fajrianthi dan Zatul Farrah, 2005). Menurut Rangkuti (2004), merek

merupakan janji penjual untuk secara konsisten memberikan fitur, manfaat, dan

jasa tertentu kepada pembeli. Konsumen cenderung akan memutuskan untuk

membeli sebuah produk yang mereknya sudah dikenal olehnya daripada sebuah

produk yang mereknya kurang terkenal atau bahkan tidak dikenal sama sekali

(Durianto dkk, 2001:54). Kesan merek yang muncul dalam ingatan konsumen

akan meningkat seiring dengan semakin banyaknya pengalaman konsumen

setelah mengkonsumsi merek tersebut, tingkat kesadaran merek yang tinggi akan

membuat merek tersebut terasa akrab dengan konsumen, yang dalam jangka

panjang akan menimbulkan rasa suka konsumen terhadap merek tersebut, dan

Page 6: Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sikap Konsumen ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2615/2/T1_212008070_Full... · ANALISIS FAKTOR–FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP

6

selanjutnya akan membuat merek tersebut selalu dirasakan kehadirannya oleh

konsumen dan akan membantu melekatkan asosiasi merek tersebut ke dalam

benak konsumen. Semua hal ini pada akhirnya akan mendorong terbentuknya

merek yang kuat atau yang sering disebut ekuitas merek. Jika suatu produk telah

memiliki ekuitas merek yang kuat, maka dengan mudahnya mereka dapat

mengembangkan mereknya melalui berbagai macam strategi salah satunya dengan

brand extention (Rangkuti, 2004).

Brand Extension menurut Kotler (2008:289), yaitu menggunakan nama

merek yang sudah ada untuk produk baru atau produk modifikasi dalam kategori

baru. Dari definisi tersebut dapat di simpulkan bahwa brand extension merupakan

bagian dari strategi merek yang digunakan oleh perusahaan dengan cara

mengeksploitasi assetnya berupa merek yang sudah mapan di kategorinya dengan

memasukkan suatu kategori baru dan tujuan utamanya adalah untuk meraih

kesuksesan suatu produk (Rangkuti, 2004).

Reputasi Merek

Reputasi adalah penghargaan yang didapat oleh perusahaan karena adanya

keunggulan-keunggulan yang ada pada perusahaan tersebut, seperti kemampuan

yang dimiliki oleh perusahaan, sehingga perusahaan akan terus dapat

mengembangkan dirinya untuk terus dapat menciptakan hal-hal yang baru lagi

bagi pemenuhan kebutuhan konsumen (Herbig dkk, 1994). Ketika merek baru di

luncurkan, konsumen tidak memiliki pengalaman untuk menilai kualitasnya,

akibatnya konsumen sangat bergantung pada kelebihan suatu merek seperti

reputasi merek (Wernerfelt 1998; Zeithaml dkk, 1996). Reputasi merek berarti

kepercayaan konsumen terhadap suatu merek. Semakin baik persepsi konsumen

terhadap merek induk maka semakin besar kemungkinan konsumen akan

menerima produk brand extension (Keller dan Aaker, 1992).

Similarity

Similarity adalah tingkatan dimana konsumen menganggap bahwa produk

hasil perluasan memiliki persamaan dengan merek asalnya (Hem dkk, 2001). Pina

Page 7: Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sikap Konsumen ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2615/2/T1_212008070_Full... · ANALISIS FAKTOR–FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP

7

dkk (2010) menyatakan similarity terdiri dari kesamaan kategori produk dan

kesamaan citra merek. Khoiriyah (2008) mengemukakan kesamaan kategori

produk adalah tingkat kemiripan produk perluasan dengan kategori merek asal,

sedangkan kesamaan citra merek adalah kesamaan kesan yang dimiliki oleh

seseorang terhadap suatu merek.

Consumer innovativeness

Consumer innovativeness adalah sifat personal yang berhubungan dengan

penerimaan akan ide-ide baru dan keinginan untuk mencoba hal-hal yang baru

(Keller dan Aaker, 1992). Konsumen yang inovatif cenderung lebih suka

melakukan banyak evaluasi pada brand extension (Fajriyanti dan Farah, 2005).

Perceived Risk

Resiko yang dipersepsikan oleh konsumen (Perceived Risk), dapat

diartikan sebagai suatu pengalaman konsumen dimana ketidakyakinan muncul

sebelum melakukan pembelian mengenai tipe dan tingkat kerugian yang diterima

dari kegiatan membeli dan menggunakan suatu produk (Hem dkk, 2001). Resiko

yang dipersepsikan konsumen menurut (Prasetijo dan Ihalauw, 2003:87),

mencakup: Functional risk atau performance risk, Physical risk, Financial risk,

Social risk, Psychological risk, Time risk, dan Resiko legal. Persepsi tentang

resiko sangat tergantung pada kategori produk, untuk di kategori makanan

persepsi resiko yang dirasakan konsumen masuk dalam Functional risk atau

performance risk dan Physical risk (Ju Yoo-Jeong dan Young Kim-Hye, 2012).

Sikap Konsumen Terhadap Brand Extension

Menurut pendapat Schiffman dan Kanuk (2000) dalam Prasetijo dan

Ihalauw (2003:114), sikap adalah sebuah kecenderungan yang di pelajari, untuk

bersikap senang atau tidak senang, dengan cara yang konsisten pada suatu obyek.

Menurut (Prasetijo dan Ihalauw, 2003) Sikap terbentuk dari tiga komponen sikap yang

saling berkaitan, yaitu :

a. Komponen kognitif, menggambarkan pengetahuan dan persepsi terhadap suatu

obyek sikap. Pengetahuan dan persepsi tersebut di peroleh melalui pengalaman

langsung dari obyek sikap tersebut dan informasi dari berbagai sumber lainya.

Page 8: Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sikap Konsumen ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2615/2/T1_212008070_Full... · ANALISIS FAKTOR–FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP

8

b. Komponen afektif, menggambarkan perasaan dan emosi seseorang terhadap suatu

produk atau merek. Perasaan dan emosi tersebut merupakan evaluasi menyeluruh

terhadap obyek sikap. Afektif mengungkapkan penilaian konsumen terhadap suatu

produk apakah baik atau buruk, di sukai atau tidak di sukai.

c. Komponen konaktif adalah komponen yang menggambarkan kecenderungan dari

seseorang untuk melakukan tindakan tertentu yang berkaitan dengan obyek sikap.

Menurut Hawkins dkk (1998) dalam (Prasetijo dan Ihalauw, 2003:119)

menyatakan bahwa ketiga komponen sikap di atas adalah konsisten dalam artian

bahwa perubahan salah satu komponen akan selalu di ikuti perubahan komponen-

komponen yang lain. Gambar di bawah ini akan menjelaskan tentang hubungan

antara komponen-komponen sikap

Gambar. 1 Tiga Komponen Sikap

Komponen Kognitif

Sikap

Komponen Konaktif Komponen Afektif

Sumber : Prasetijo dan Ihalauw, 2003 :119

Aaker dan Keller (1990), Boush dkk (1987), Ajzen dkk (1995) dalam

Czellar (2003), mengemukakan bahwa ketika brand extension dilakukan,

konsumen akan mengevaluasi produk perluasan tersebut berdasarkan sikap

mereka terhadap merek induk serta mengevaluasi produk perluasan berdasarkan

pengalaman mereka setelah mengkonsumsi produk induk.

Pengaruh Reputasi Merek terhadap Sikap Konsumen akan Brand Extension

Page 9: Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sikap Konsumen ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2615/2/T1_212008070_Full... · ANALISIS FAKTOR–FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP

9

Penelitian Hem dkk (2001), Danibrata (2008), Khoiriyah (2008), Putranto

(2010) dan Lyer dkk (2011), menyatakan reputasi berpengaruh positif terhadap

sikap konsumen dalam mengevaluasi produk dengan brand extension. Reputasi

merek dibangun dari ekuitas merek yang kuat, yang menurut Aaker (1996) terdiri

dari asosiasi merek, kesadaran merek, persepsi kualitas dan loyalitas merek. Jika

merek tersebut mempunyai ekuitas merek yang kuat dengan sendirinya akan

membentuk reputasi yang positif dari merek tersebut. Merek yang kuat akan lebih

banyak memberikan keuntungan daripada merek yang lemah. Reputasi merek

yang kuat dan penilaian konsumen yang positif terhadap suatu merek mampu

mempengaruhi sikap konsumen secara keseluruhan atas suatu merek dan produk.

Reputasi merek diteliti melalui ekuitas merek yang terdiri dari asosiasi merek,

kesadaran merek, persepsi kualitas dan loyalitas merek, aspek loyalitas merek

dalam ekuitas merek tidak diteliti karena penelitian ini hanya ingin melihat faktor

faktor yang mempengaruhi sikap konsumen akan brand extension belum sampai

pada tahap keputusan pembelian yang dilakukan konsumen. Semakin tinggi

reputasi merek yang dimiliki produk induk maka konsumen lebih dapat menerima

produk dengan brand extension. Dalam penelitian ini dirumuskan hipotesa

sebagai berikut:

H1 : Reputasi merek berpengaruh positif terhadap sikap konsumen akan brand

extension Sedaap

Pengaruh Similarity terhadap Sikap Konsumen akan Brand Extension

Similarity terdiri dari kesamaan kategori produk dan citra merek (Pina,

2010). Dalam penelitian ini hanya menekankan pada kesamaan kategori produk,

karena penelitian yang meneliti kesamaan kategori produk masih jarang. Apabila

dilihat kategori produk maka produk tersebut dapat dikelompokan dalam kategori

makanan.

Beberapa penelitian mengemukakan bahwa similarity mempengaruhi

sikap konsumen dalam mengevaluasi produk yang melakukan brand extension,

(Hem dkk, 2001; Danibrata, 2008; Khoiriyah, 2008; Putranto, 2010; Lyer dkk,

2011). Semakin tinggi tingkat kemiripan kategori produk perluasan merek (brand

Page 10: Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sikap Konsumen ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2615/2/T1_212008070_Full... · ANALISIS FAKTOR–FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP

10

extension) dengan merek induk maka konsumen akan lebih dapat menerima

produk dengan brand extension sehingga konsumen akan membangun sikap yang

positif terhadap produk hasil brand extension. Dalam penelitian ini di rumuskan

hipotesa sebagai berikut :

H2 : Similarity berpengaruh positif terhadap sikap konsumen akan brand

extension Sedaap

Pengaruh Consumer Innovativeness Terhadap Sikap Konsumen akan Brand

Extension

Beberapa penelitian mengemukakan bahwa innovativeness berpengaruh

positif terhadap sikap konsumen akan produk brand extension, (Hem dkk, 2001;

Danibrata, 2008; Khoiriyah, 2008; Putranto, 2010; Lyer dkk, 2011). Individu yang

memiliki tingkat keinovatifan yang tinggi relatif lebih berani dan lebih

berkeinginan untuk mencoba produk baru. Semakin tinggi tingkat inovatif yang di

miliki konsumen, maka akan semakin positif dalam menilai brand extension

(Hem dkk, 2001). Dalam penelitian ini di rumuskan hipotesa sebagai berikut:

H3 : Consumer innovativeness berpengaruh positif terhadap sikap konsumen

akan brand extension Sedaap

Pengaruh Perceived Risk terhadap Sikap Konsumen akan Brand Extension

Menurut (Prasetijo dan Ihalauw, 2008:88) Functional risk atau

performance risk adalah resiko yang dirasakan konsumen karena produk tidak

berfungsi sebagaimana mestinya sedangkan physical risk adalah dampak negatif

yang dirasakan konsumen karena menggunakan suatu produk. Sebuah merek yang

melakukan perluasan kategori produk yang baru, sebagian besar tidak hanya

memberi alternatif pilihan baru bagi konsumen, tetapi juga berpengaruh terhadap

resiko yang di persepsikan oleh konsumen (Hem dkk, 2001). Variabel ini menarik

untuk di teliti karena dengan kredibilitas merek induk dapat membantu

mengurangi persepsi resiko yang dirasakan oleh konsumen ketika merek induk

tersebut melakukan brand extension ke dalam kategori produk yang dipersepsikan

beresiko.

Page 11: Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sikap Konsumen ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2615/2/T1_212008070_Full... · ANALISIS FAKTOR–FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP

11

Penelitian terdahulu mengemukakan bahwa perceived risk berpengaruh

negatif terhadap sikap konsumen dalam mengevaluasi produk dengan brand

extension, (Oglethorpe dkk, 1994). Kebanyakan orang percaya bahwa merek yang

sudah terkenal oleh konsumen dapat mengurangi resiko dan mempertinggi

kemungkinan konsumen untuk mencoba. Dalam penelitian ini di rumuskan

hipotesa sebagai berikut :

H4 : Perceived risk berpengaruh negatif terhadap sikap konsumen akan brand

extension Sedaap

METODE PENELITIAN

Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh konsumen yang pernah

mengkonsumsi produk Sedaap di Kota Salatiga. Tidak semua anggota populasi

diteliti, oleh karena itu dari jumlah populasi tersebut akan dilakukan pengambilan

sampel. Berdasarkan Malhotra (1999:332), penelitian ini termasuk dalam Test

Marketing Studies. Jumlah sampel minimum yang memenuhi syarat dalam tipe

penelitian ini adalah 200-500. Oleh karena itu, dalam penelitian ini peneliti

menetapkan jumlah sampel sebanyak 200 responden.

Dalam penelitian ini metode pengambilan sampel yang digunakan

menggunakan cara non probability sampling, Teknik pengambilan sampel yang

digunakan adalah purposive sampling, yaitu dengan berdasarkan pertimbangan

dan kemudahan tertentu. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik yang

disesuaikan dengan tujuan penelitian, dimana sampel yang digunakan sesuai

kriteria-kriteria tertentu yang telah ditetapkan berdasarkan tujuan penelitian

(Sekaran, 1992). Adapun kriteria sampel dalam penelitian ini adalah konsumen

yang minimal telah mengkonsumsi Mie Sedaap dan produk perluasanya, kecap

Sedaap sebanyak 2 kali dalam 6 bulan terakhir dan berusia minimal 15 tahun.

Kuesioner yang disebarkan sebanyak 200, penyebaran dilakukan di area kampus

UKSW, Perumahan Tlogo Mukti 2 dan Perumahan Sraten Permai. Proses

penyebaran kuesioner dilakukan dengan mendampingi responden dalam

melakukan pengisian kuesioner, namun karena keterbatasan waktu maka jauh-

Page 12: Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sikap Konsumen ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2615/2/T1_212008070_Full... · ANALISIS FAKTOR–FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP

12

jauh hari sebelum menyebarkan kuesioner penulis mendata responden yang

memenuhi kriteria sebagai sampel, setelah kuesioner siap untuk disebar penulis

mendatangi mereka untuk mengisi kuesioner. Selain itu, penulis juga memberi

pengarahan kepada responden tentang cara pengisian kuesioner. Penulis

membutuhkan waktu 2 minggu untuk mengumpulkan kuesioner, yaitu dari

tanggal 22 Agustus – 5 Septembet 2012.

Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer. Data

primer dalam penelitian ini diperoleh dengan menyebarkan kuesioner kepada

para konsumen dan di olah sendiri (Supramono dan Haryanto, 2005). Data primer

dalam penelitian ini meliputi data karakteristik responden, data mengenai jawaban

responden mengenai variabel reputasi, similarity, consumer innovativeness,

perceived risk dan sikap konsumen akan brand extension.

Pengukuran Variabel

Konsep yang hendak diukur dalam penelitian ini adalah konsep reputasi,

similarity, consumer innovativeness, perceived risk dan sikap konsumen akan

brand extension konsep-konsep tersebut dapat diukur pada aras pengukuran

ordinal karena setiap indikator empirik dinyatakan dalam bentuk pernyataan

dengan kategori jawaban serta diberi skor menurut skala likert (Ghozali, 2005:4).

Untuk memudahkan dalam menganalisis data, maka variabel-variabel

yang digunakan diukur dengan menggunakan skala likert dengan 5 poin yaitu dari

skala 1 (sangat tidak setuju) sampai skala 5 (sangat setuju). Skala likert adalah

teknik pengukuran sikap yang paling luas digunakan dalam riset pemasaran

(Simamora, 2004:127). Skala ini memungkinkan responden untuk

mengekspresikan persetujuan maupun ketidaksetujuan responden terhadap

masing-masing pernyataan yang ada dalam serangkaian pernyataan mengenai

objek stimulasi. Interval untuk mengidentifikasi rata-rata setiap variabel dapat di

ketahui dengan menggunakan rumus (Supramono dan Haryanto, 2005:67):

I =

Keterangan:

Page 13: Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sikap Konsumen ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2615/2/T1_212008070_Full... · ANALISIS FAKTOR–FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP

13

I : Interval

H : Nilai tertinggi

L : Nilai terendah

K : Klasifikasi yang hendak dibuat

Berdasarkan pada rumus diatas, maka intervalnya adalah:

I =

= 0,8

Sehingga dapat ditentukan klasifikasinya sebagai berikut:

Tabel 1. Range interval

Range Kategori

1,00 – 1,80 Sangat tidak baik

1,81 – 2,60 Tidak baik

2,61 – 3,40 Cukup baik

3,41 – 4,2 Baik

4,21 – 5,00 Sangat baik

Berikut ini adalah indikator empirik (IE) untuk masing-masing variabel, sebagai

berikut:

Tabel 2. Operasionalisasi Variabel

Variabel Definisi Indikator empirik Sumber

Sikap terhadap

brand

extension

Memperluas nama

merek yang sudah

ada menjadi produk

baru atau produk

modifikasi dalam

kategori baru (

Kotler, 2008)

1. Saya memiliki pikiran yang

positif terhadap mie Sedaap.

2. Setelah mengkonsumsi mie

Sedaap Saya tertarik untuk

mencoba Kecap Sedaap

3. Saya memiliki pikiran yang

positif terhadap kecap Sedaap

4. Saya yakin kecap Sedaap bisa

bersaing dengan pesaing

5. Saya beranggapan merek

Sedaap sangat cocok di

gunakan sebagai nama merek

makanan selain kecap

Aaker dan

Keller, 1990;

Klink dan

Smith,2001;

Wu dan Yen,

2007

Reputasi

Merek

penghargaan yang

didapat oleh

perusahaan karena

adanya

keunggulan-

Asosiasi

merek

1. Merek Sedaap

mudah di ingat

2. Merek Sedaap

memiliki kriuk

yang membuat

Shahrokh dkk

(2012)

Page 14: Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sikap Konsumen ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2615/2/T1_212008070_Full... · ANALISIS FAKTOR–FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP

14

keunggulan yang

ada pada

perusahaan

tersebut, seperti

kemampuan yang

dimiliki oleh

perusahaan,

sehingga

perusahaan akan

terus dapat

mengembangkan

dirinya untuk terus

dapat menciptakan

hal-hal yang baru

lagi bagi

pemenuhan

kebutuhan

konsumen (Herbig

dkk, 1994)

berbeda

dibanding

pesaing

3. Saya mudah

mengenali

Merek Sedaap

dari logo

4. Variasi pilihan

Mie Sedaap

cukup beragam

5. Harga Sedaap

lebih murah di

banding yang

lain

Kesadaran

merek

6. Saya tahu

merek Sedaap

adalah produk

mie (brand

knowledge)

7. Menurut saya

merek Sedaap

sangat terkenal

(brand

dominance)

8. Apabila diminta

menyebutkan

merek mie

maka Sedaap

adalah yang

pertama muncul

dalam benak

saya (top of

mind)

9. Ketika

mendengar

merek Sedaap

pikiran saya

pasti mie

(brand recall)

Persepsi

kualitas

10. Merek Sedaap

sangat mudah

di temukan

dimana mana

11. Merek Sedaap

lebih enak di

antara pesaing

12. Merek Sedaap

memiliki

kualitas tinggi

Page 15: Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sikap Konsumen ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2615/2/T1_212008070_Full... · ANALISIS FAKTOR–FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP

15

13. Ini salah satu

merek terbaik

di kategori mie

14. Merek Sedaap

adalah merek

yang terpecaya

Similarity

Tingkatan dimana

konsumen

menganggap bahwa

produk hasil

perluasan memiliki

persamaan dengan

merek asalnya

(Hem dkk, 2001).

Kesamaan kategori

produk adalah

tingkat kemiripan

poduk perluasan

dengan kategori

merek asal.

(Khoiriyah, 2008)

1. Kecap dan mie tergolong di

kategori produk makanan

2. Kecap Sedaap dan mie Sedaap

dapat saling melengkapi satu

sama lain

3. Kecap Sedaap dan Mie Sedaap

sangat sesuai apabila di

konsumsi secara bersamaan

untuk memuaskan suatu

kebutuhan

4. Target konsumen yang dituju

kecap Sedaap dan Mie Sedaap

sama yaitu konsumen dengan

status sosial menengah

kebawah.

Aaker dan

Keller, 1990

Ningtyas dan

Khoiriyah,

2010

Consumer

Innovativeness

Sifat personal yang

berhubungan

dengan penerimaan

akan ide-ide baru

dan keinginan

untuk mencoba hal-

hal yang baru

(Aaker dan Keller,

1992)

1. Saya terus menerus mencari

ide-ide baru dan pengalaman

baru

2. Saya suka kejutan

3. Saya ingin mengalami

perubahan dan hal baru dalam

rutinitas harian saya

4. Saya suka mencoba produk

makanan yang baru.

5. Saya suka menjadi orang yang

pertama yang membeli dan

menggunakan produk baru

yang ada dipasaran.

Lahiri dan

Gupta, 2005;

Schiffman dan

Kanuk (2000)

Perceived Risk Suatu pengalaman

konsumen dimana

ketidak yakinan

muncul sebelum

melakukan

pembelian

mengenai tipe dan

tingkat kerugian

yang diterima dari

usaha untuk

1. Saya khawatir mengkonsumsi

kecap Sedaap mengandung

pewarna buatan yang tidak

aman bagi tubuh saya

2. Saya khawatir mengkonsumsi

kecap Sedaap mengandung

MSG dapat merusak kesehatan

saya

3. Saya curiga terhadap bahan-

bahan yang digunakan untuk

Khoiriyah,

2008

Page 16: Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sikap Konsumen ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2615/2/T1_212008070_Full... · ANALISIS FAKTOR–FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP

16

membeli dan

menggunakan suatu

produk (Hem dkk,

2001).

memproduksi kecap Sedaap

4. Saya takut kecap Sedaap

membuat warna masakan

menjadi aneh

5. Saya takut kecap Sedaap dapat

membuat masakan kehilangan

cita rasa aslinya

Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis kuantitatif. Alat analisis

yang digunakan adalah analisis regresi berganda. Regresi berganda digunakan

untuk mengidentifikasikan pengaruh dari masing-masing variabel yang

mempengaruhi sikap konsumen akan produk brand extension yaitu reputasi,

similarity, consumer innovativeness, perceived risk. Model persamaan regresi,

akan di sajikan pada gambar 2, yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

Gambar 2. Model Penelitian

H1

H2

H3

H4

Reputasi Merek

Similarity

Consumer

Innovativeness

Perceived risk

Sikap konsumen

terhadap Brand

extension

Page 17: Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sikap Konsumen ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2615/2/T1_212008070_Full... · ANALISIS FAKTOR–FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP

17

Sumber : Hem dkk (2001)

Keterangan:

H1 = Reputasi merek berpengaruh positif terhadap sikap konsumen akan brand

extension

H2 = Similarity berpengaruh positif terhadap sikap konsumen akan brand

extension

H3 = Consumer innovativeness berpengaruh positif terhadap sikap konsumen

akan brand extension

H4 = Perceived risk berpengaruh negatif terhadap sikap konsumen akan brand

extension

Rumusan model regresi yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

Y = a + b1X1+b2X2+b3X3+ b4X4 + e

Keterangan:

Y = sikap konsumen terhadap brand extension

a = konstanta

b = koefisien regresi

X 1 = variabel reputasi merek

X 2 = variabel similarity

X 3 = variabel consumer innovativeness

X 4 = variabel perceived risk

e = kesalahan pengganggu (error)

Dalam penelitian ini hipotesa statistik yang akan di uji menggunakan analisis

regresi pada level of significant 5%

Page 18: Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sikap Konsumen ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2615/2/T1_212008070_Full... · ANALISIS FAKTOR–FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP

18

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Karakteristik Responden

Bagian ini akan menjelaskan mengenai gambaran umum responden, yang

meliputi usia, jenis kelamin, pekerjaan, pengeluaran perbulan, dan pembelian

konsumen dalam 6 bulan terakhir di Salatiga.

Tabel 3. Karakteristik Responden

(Sumber Data Primer Diolah 2012)

Dari Tabel 3 diatas, dapat diketahui karakteristik responden berdasarkan

usia responden yang paling dominan adalah berusia 25-44 tahun dengan

presentase sebesar 38,5%. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin

yang dominan adalah jenis kelamin perempuan dengan presentase sebesar 58,5%.

Hal ini karena biasanya yang melakukan pembelian dalam rumah tangga adalah

perempuan. Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan yang dominan adalah

No. Kategori Sub Kategori F %

1. Usia 15 – 24 45 22.5

25 – 44 77 38.5

45 – 64 75 37.5

>65 3 1.5

2. Jenis Kelamin Laki-laki 83 41.5

Perempuan 117 58.5

3. Pekerjaan Pelajar/ Mahasiswa (i) 28 14.0

Pegawai Swasta 79 39.5

Pegawai Negri 53 26.5

Wiraswasta 38 19.0

Lainnya 2 1.0

4. Pengeluaran perbulan < Rp 1.000.000 32 16.0

Rp 1.000.000–Rp2.000.000 105 52.5

>Rp 2.000.000,00 63 31.5

5

.

Jumlah pembelian mie dalam

waktu 6 bulan terakhir

2 – 4 kali - 0.0

>4 kali 200 100.0

6

.

Jumlah pembelian kecap dalam

waktu 6 bulan terakhir

2 – 4 kali 130 65.0

>4 kali 70 35.0

Page 19: Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sikap Konsumen ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2615/2/T1_212008070_Full... · ANALISIS FAKTOR–FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP

19

responden yang bekerja sebagai pegawai swasta dengan presentase sebesar 39,5%.

Karakteristik responden berdasarkan pengeluaran perbulan yang dominan adalah

responden dengan pengeluaran perbulan berkisar Rp. 1.000.000 – Rp. 2.000.000

dengan presentase sebesar 52,5%. Jadi dapat ditarik kesimpulan konsumen yang

menjadi responden adalah konsumen menengah kebawah. Karakteristik respoden

berdasarkan jumlah pembelian mie, seluruh responden pernah membeli mie

Sedaap lebih dari 4 kali dalam waktu 6 bulan terakhir dengan presentase sebesar

100%. Karakteristik responden berdasarkan pembelian kecap, 65% reponden

melakukan pembelian kecap Sedaap 2-4 kali dalam waktu 6 bulan terakhir. Data

tersebut diperoleh dari hasil kuesioner yang disebarkan kepada 200 responden di

Salatiga.

Uji Validitas dan Reliabilitas

Dari penyebaran kuesioner yang telah diberikan kepada 200 orang

responden, maka diperoleh data yang akan digunakan untuk menjawab persoalan

penelitian. Dalam melakukan pengujian, langkah awal yang digunakan dalam

penelitian ini adalah pengujian validitas dan reliabilitas dengan menggunakan

taraf signifikan sebesar 5%. Hasil pengujian validitas dan reliabilitas disajikan

dala tabel 4 berikut ini.

Tabel 4. Uji Validitas dan Reliabilitas

Variabel Indikator Empirik Validitas (Corrected

item - Total

Corelation)

Reliabilitas

(Cronbach’s - Alpha)

Sikap Brand Extension SBE 1 0,409

0,696

SBE 2 0,420

SBE 3 0,579

SBE 4 0,468

SBE 5 0,411

Reputasi Merek RP 1 0,371

RP 2 0,439

RP 3 0,381

RP 4 0,468

RP 5 0,381

Page 20: Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sikap Konsumen ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2615/2/T1_212008070_Full... · ANALISIS FAKTOR–FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP

20

RP 6 0,372

0,857 RP 7 0,560

RP 8 0,621

RP 9 0,438

RP10 0,492

RP 11 0,677

RP 12 0,663

RP 13 0,623

RP 14 0,591

Similarity SM 1 0,449

0,773

SM2 0,596

SM 3 0,675

SM 4 0,613

Consumer

Innovativeness

IN 1 0,365

0,682

IN 2 0,456

IN 3 0,383

IN 4 0,581

IN 5 0,409

Perceived Risk PR 1 0,641

0,847

PR2 0,657

PR 3 0,687

PR 4 0,660

PR 5 0,634

(Sumber Data Primer Diolah 2012)

Dari tabel 4 diatas dapat diketahui bahwa setiap pernyatan dari masing-

masing variabel dapat dikatakan valid, karena nilai r hitung > dari r tabel yaitu

0,117. Dan dinyatakan reliabel apabila nilai Cronbach’s Alpha > 0,6

(Ghozali,2005:41). Dari tabel 4 diatas dapat dilihat bahwa keseluruhan variabel

dapat dikatakan reliabel karena memiliki nilai Cronbach’s Alpha > 0,6.

Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik diperlukan untuk mengetahui apakah hasil estimasi yang

digunakan berdistribusi normal, bebas dari adanya gejala Multikolinearitas, gejala

Heteroskedastisitas dan gejala Autokorelasi (Ghozali, 2005).

Uji Normalitas

Page 21: Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sikap Konsumen ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2615/2/T1_212008070_Full... · ANALISIS FAKTOR–FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP

21

Dalam penelitian ini uji normalitas dilakukan dengan uji statistik non-

parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S). Hasil pengujian normalitas ditunjukkan

pada tabel 5 berikut ini.

Tabel 5. Hasil Uji Normalitas

Unstandardized Residual

Kolmogorov-Smirnov Z

Asymp. Sig (2-tailed)

.763

.606

(Sumber Data Primer Diolah 2012)

Berdasarkan uji normalitas dengan menggunakan uji statistik non

parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S) menunjukkan angka Kolmogorov-Smirnov

Z sebesar 0,763 dengan nilai signifikansi 0,606. karena angka signifikan ( Sig. >

0,05 ), sehingga disimpulkan bahwa distribusi data residualnya adalah normal.

Uji Multikolinearitas

Untuk mendeteksi ada tidaknya gejala multikolinearitas didalam model

regresi dilihat dari tolerance value dan Variance Inflation Factor (VIF). Berikut

hasil uji multikolinearitas pada tabel 6.

Tabel 6. Uji Multikolinearitas

Variabel Tolerance VIF

Reputasi Merek .674 1.484

Similarity .687 1.455

Consumer Innovativeness .753 1.328

Perceived Risk .864 1.157

(Sumber Data Primer Diolah 2012)

Dari Tabel di atas mengacu pada nilai tolerance tampak bahwa semua

nilai tolerance untuk masing-masing variabel bebas (independent variable) > 0,10

maka tidak ada multikolinearitas diantara variabel bebasnya. Mengacu pada nilai

VIF tampak bahwa semua nilai VIF untuk masing-masing variabel bebas

(independent variable) < 10 maka tidak ada multikolinearitas diantara variabel

bebasnya.

Page 22: Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sikap Konsumen ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2615/2/T1_212008070_Full... · ANALISIS FAKTOR–FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP

22

Uji Heteroskedastisitas

Untuk mengidentifikasi ada tidaknya gejala heteroskedastisitas dalam

model regresi pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji Glejser.

Berikut hasil uji heteroskedastisitas dengan menggunakan uji Glejser.

Tabel 7. Hasil Uji Heteroskedastisitas

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 2.655 1.060 2.505 .013

Reputasi -.022 .017 -.113 -1.305 .193

Similarity -.044 .049 -.077 -.904 .367

Innovativeness .038 .041 .075 .916 .361

Perceived_risk .000 .030 .001 .010 .992

a. Dependent Variable: AbsUt

(Sumber Data Primer Diolah 2012)

Dengan menggunakan uji Glejser, koefisien parameter untuk masing-

masing varibel independen tidak ada yang signifikan ( Sig. > 0,05 ), sehingga

dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak mengandung adanya

heteroskedastisitas.

Analisis Regresi Berganda

Pengujian asumsi klasik regresi telah terpenuhi yang meliputi uji

normalitas, multikolinearitas dan heteroskedastisitas, sehingga memenuhi

persyaratan untuk melakukan analisis regresi berganda. Pengujian Hipotesis

menggunakan nilai koefisien determinasi (R²), uji F dan uji t.

Page 23: Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sikap Konsumen ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2615/2/T1_212008070_Full... · ANALISIS FAKTOR–FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP

23

Koefisien Determinasi (R²)

Tabel 8. Hasil R²

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .534a .286 .271 2.036

a. Predictors: (Constant), Perceived_risk, Innovativeness, Similarity,

Reputasi

(Sumber Data Primer Diolah 2012)

Dari Tampilan output SPSS model summary besarnya Adjusted R² adalah

0,271, hal ini berarti 27,1% variasi sikap konsumen terhadap brand extension

dapat dijelaskan oleh reputasi merek, similarity, consumer innovativeness dan

perceived risk. Sedangkan sisanya (100% - 27,1% = 72,9%) dijelaskan oleh faktor

lain diluar model. Faktor-faktor yang mungkin mempengaruhi brand extension

adalah brand knowledge (Dewa, 2007), persepsi kesulitan (Ningtyas dan

Khoiriyah, 2010), brand effect (Broniarcyzk dan Alba, 1994).

Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh antara variabel

independen dan variabel dependen secara bersama-sama (simultan). Dari uji

ANOVA atau F test didapat nilai F hitung sebesar 19.480 dengan sigifikansi (Sig.

< 0,05), maka model regresi dapat digunakan untuk memprediksi sikap konsumen

akan brand extension atau dapat dikatakan reputasi merek, similarity, consumer

innovativeness dan perceived risk secara bersama-sama berpengaruh terhadap

sikap konsumen akan brand extension. Seperti ditunjukkan pada tabel 9 berikut.

Page 24: Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sikap Konsumen ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2615/2/T1_212008070_Full... · ANALISIS FAKTOR–FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP

24

Tabel 9. Hasil Uji F

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 323.029 4 80.757 19.480 .000a

Residual 808.391 195 4.146

Total 1131.420 199

a. Predictors: (Constant), Perceived_risk, Innovativeness, Similarity, Reputasi

b. Dependent Variable: Sikap_brand_extension

(Sumber Data Primer diolah 2012)

Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)

Dalam pengujian hipotesis ingin mengetahui pengaruh variabel bebas

terhadap variabel terikat maka dilakukan uji t. Tabel 10 dibawah ini menyajikan

hasil uji t

Tabel 10. Hasil Uji t

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 9.119 1.752 5.206 .000

Reputasi .106 .028 .276 3.739 .000

Similarity .251 .081 .226 3.096 .002

Innovativeness .073 .068 .075 1.077 .283

Perceived_risk -.107 .049 -.142 -2.180 .030

a. Dependent Variable: Sikap_brand_extension

(Sumber Data Primer Diolah 2012)

Page 25: Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sikap Konsumen ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2615/2/T1_212008070_Full... · ANALISIS FAKTOR–FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP

25

Dari tabel diatas diketahui bahwa uji t menggunakan tingkat signifikansi α

= 5% maka variabel yang berpengaruh positif dan signifikan terhadap sikap

konsumen akan brand extension Sedaap di Salatiga adalah reputasi merek,

similarity dan perceived risk sedangkan variabel consumer innovativeness tidak di

dukung data. Dari hasil diatas dapat diketahui bahwa similarity mempunyai

pengaruh paling kuat terhadap sikap konsumen akan brand extension hal itu dapat

dilihat dari nilai β sebesar 0,251. Persamaan untuk model regresi berganda

variabel reputasi merek (X1), similarity (X2), consumer innovativeness (X3),

perceived risk (X4) sikap konsumen akan brand extension (Y) adalah:

Y = 9.119 + 0,106 X1 + 0,251 X2 + 0,073 X3 – 0,107 X4 + e

Tabel 11. Hasil Penelitian

Hipotesis Pernyataan Hipotesis Sig. Keterangan

H1 Reputasi Merek berpengaruh positif terhadap sikap

konsumen akan brand extension Sedaap

.000 Signifikan

H2 Similarity berpengaruh positif terhadap sikap

konsumen akan brand extension Sedaap

.002 Signifikan

H3 Consumer innovativeness berpengaruh positif

terhadap sikap konsumen akan brand extension

Sedaap

.283 Tidak didukung

data

H4 Perceived Risk berpengaruh negatif terhadap sikap

konsumen akan brand extension Sedaap

.030 Signifikan

Berdasarkan hasil olah data ditemukan bahwa reputasi merek berpengaruh

positif dan signifikan terhadap sikap konsumen akan brand extension. Hal ini

dibuktikan dari hasil analisis regresi yang menunjukkan tingkat signifikansi

sebesar 0,00 yang nilainya kurang dari batas toleransi kesalahan 0,05. Dengan

demikian H1 didukung oleh data. Dalam penelitian ini reputasi merek diukur

melalui ekuitas merek yang meliputi asosiasi merek, kesadaran merek dan

persepsi kualitas. Berkenaan dengan asosiasi merek hasil penelitian menunjukkan

seluruh responden menyatakan merek Sedaap mudah diingat. Bahwa dalam

Page 26: Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sikap Konsumen ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2615/2/T1_212008070_Full... · ANALISIS FAKTOR–FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP

26

penelitian ini karakteristik yang diteliti peneliti terkait dengan penciptaan asosiasi

merek Sedaap adalah logo, kriuk, variasi rasa dan harga. Dari sejumlah asosiasi

ini ternyata logo dan kriuk merupakan karakteristik yang paling membantu

konsumen dalam mengenali merek Sedaap hal itu didukung dari hasil kuesioner

bahwa 96% responden menyatakan bahwa kriuk pada mie Sedaap merupakan

pembeda dari merek pesaing dan logo mie Sedaap mudah dikenali.

Lebih dari 85% responden yang mengetahui bahwa Sedaap adalah merek

mie, dan merupakan merek yang terkenal di kategori produk mie instan. Namun

hanya 60% responden yang menyatakan merek Sedaap adalah merek yang

pertama muncul dalam benak mereka ketika hendak membeli mie instan. Jadi

dapat ditarik kesimpulan bahwa merek Sedaap menurut responden merek yang

terkenal namun keberadaan merek Sedaap di benak responden belum sampai pada

tahap top of mind, hal itu mungkin disebabkan merek Sedaap produk baru dan

follower dari Indoomie.

Hampir seluruh responden menyatakan bahwa mie Sedaap mudah

ditemukan dimana-mana. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa Sedaap memiliki

kualitas layanan yang baik karena jaringan distribusinya tersebar dimana-mana

sehingga memudahkan konsumen dalam membelinya sehingga sikap konsumen

akan menjadi positif. Dari segi kualitas lebih dari 80% responden menyatakan mie

Sedaap memiliki kualitas yang tinggi dan merek Sedaap merupakan salah satu

merek terbaik serta terpercaya dikategori mie. Namun hanya 69% responden

menyatakan mie Sedaap lebih enak dibanding pesaingnya. Berdasarkan

perhitungan rata-rata skor untuk variabel reputasi merek diperoleh nilai sebesar

3,57. Penelitian ini menyimpulkan bahwa merek Sedaap memiliki reputasi merek

yang baik.

Dari hasil uji regresi ditemukan koefisien similarity pengaruhnya paling

besar diantara variabel yang lain. Variabel similarity juga berpengaruh positif dan

signifikan terhadap sikap kosumen akan brand extension. Hal ini dibuktikan dari

hasil analisis regresi yang menunjukkan tingkat signifikansi sebesar 0,02 yang

Page 27: Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sikap Konsumen ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2615/2/T1_212008070_Full... · ANALISIS FAKTOR–FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP

27

nilainya kurang dari batas toleransi kesalahan, yaitu 0,05. Dengan demikian H2

didukung oleh data. Kesamaan kategori produk antara mie dan kecap Sedaap

membuat sikap konsumen menjadi positif terhadap produk perluasan Sedaap. Hal

ini terlihat hampir seluruh responden menyatakan kecap dan mie tergolong

dikategori produk yang sama, dan produk ini bisa saling melengkapi satu sama

lain. Selain itu ternyata kesamaan target konsumen turut berperan dalam

keberhasilan strategi brand extension hal itu didukung data hasil kuesioner bahwa

hampir 99% responden menyatakan target konsumen yang dituju merek Sedaap

sama. Target konsumen Sedaap disini adalah konsumen yang menengah kebawah

hal itu juga didukung dari tabel karakteristik responden mayoritas konsumen yang

menjadi responden berpengeluaran antara 1.000.000-2.000.000 perbulan hal ini

mendukung bahwa target konsumen produk induk dan produk perluasannya sama.

Berdasarkan tabel 10 terlihat consumer innovativeness tidak berpengaruh

signifikan terhadap sikap kosumen akan brand extension. Hal ini dibuktikan dari

hasil analisis regresi yang menunjukkan tingkat signifikansi sebesar 0,283 yang

nilainya lebih besar dari batas toleransi kesalahan, yaitu 0,05 Dengan demikian

H3 tidak didukung oleh data. Berikut akan ditampilkan tabel crosstab indikator

empirik Sikap Brand Extension 1 dan indikator emprik Innovativeness 1.

Tabel 12. Hasil Crosstab IE (SBE1 dan IN1)

SBE1 * IN1 Crosstabulation

Count

IN1

Total tidak setuju cukup setuju Setuju sangat setuju

SBE1 tidak setuju 0 1 0 1 2

cukup setuju 2 20 32 4 58

Setuju 1 22 90 11 124

sangat setuju 0 4 7 5 16

Total 3 47 129 21 200

(Sumber Data Primer Diolah 2012)

Page 28: Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sikap Konsumen ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2615/2/T1_212008070_Full... · ANALISIS FAKTOR–FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP

28

Dari tabel crosstab diatas dapat dilihat ketika responden ditanya tentang

kesukaan mereka akan ide-ide baru untuk mengukur consumer innovativeness,

responden yang memberikan skor tinggi untuk mengukur innovativeness akan

memperlihatkan sikap yang positif terhadap brand extension. Hal tersebut

ditunjukkan dengan kecenderungan skor sikap yang tinggi pula. Hal ini

membuktikan bahwa penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang

mengatakan consumer innovativenes memiliki hubungan yang positif terhadap

sikap konsumen akan brand extension. Peneliti menduga tidak berpengaruhnya

variabel consumer innovativeness terhadap sikap konsumen akan brand extension

pada penelitian ini mungkin disebabkan produk mie dan kecap merupakan produk

low involvement. Beberapa karakteristik produk low involvement antara lain

harganya relatif murah dan pemakaiannya relatif sering. Saat mengkonsumsi

produk low involvement biasanya konsumen bertindak tanpa berfikir terlebih

dahulu yang penting kepuasan minimalnya terpenuhi sehingga tidak memerlukan

keterlibatan yang tinggi untuk membelinya karena dirasa produk ini harganya

murah dan resikonya yang ditimbulkanya juga rendah (Schiffman dan Kanuk,

2007). Rata-rata skor perceived risk dalam penelitian ini memberikan informasi

bahwa resiko yang dipersepsikan konsumen ketika mengkonsumsi kecap merek

Sedaap tergolong rendah. Ciri seorang inovator adalah berani mengambil resiko

dan berani mencoba produk yang baru (Prasetijo dan Ihalauw, 2003:249) sehingga

seseorang yang innovativeness cenderung suka dengan resiko dibanding orang

yang tidak inovatif. Oleh karena hal tersebut diatas, penelitian ini menghasilkan

temuan variabel consumer innovativeness tidak berpengaruh terhadap sikap

konsumen akan brand extension.

Seseorang yang memiliki sifat innovativeness akan suka dengan hal-hal yang

baru, mencari perbedaan yang ada dari produk tersebut dibanding produk yang

sudah ada (Lahiri dan Gupta, 2005). Dilihat dari manfaat relatif produk Sedaap

konsumen menganggap produk Sedaap yaitu mie dan kecap memiliki manfaat

yang sama seperti produk yang pernah dikonsumsi konsumen sebelumnya dari

merek lain sehingga sifat innovativeness tidak berpengaruh terhadap sikap

konsumen akan brand extension..

Page 29: Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sikap Konsumen ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2615/2/T1_212008070_Full... · ANALISIS FAKTOR–FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP

29

Tabel 10 menunjukkan variabel perceived risk berpengaruh negatif dan

signifikan terhadap sikap kosumen akan brand extension. Hal ini ditunjukkan

dengan tingkat signifikansi sebesar 0,03 yang nilainya kurang dari batas toleransi

kesalahan yaitu 0,05. Dengan demikian H4 didukung oleh data. Dari total 200

responden hanya 38,5% menyatakan kecurigaan terhadap bahan-bahan yang

digunakan dalam memproduksi kecap Sedaap. Oleh karena itu bisa dikatakan

mayoritas responden percaya bahwa kecap Sedaap aman untuk dikonsumsi.

Namun dalam penelitian ini terdapat kontradiksi jawaban yang diberikan

responden. Mayoritas responden menyatakan bahan-bahan yang digunakan dalam

memproduksi kecap Sedaap aman tetapi terdapat lebih dari 50% responden yang

curiga kecap Sedaap mengandung pewarna buatan dan MSG. Peneliti menduga

ketidak konsistenan jawaban ini disebabkan oleh minimnya informasi yang

diperoleh responden dari perusahaan mengenai bahan-bahan yang digunakan

untuk memproduksi kecap Sedaap. Penelitian ini juga menemukan lebih dari 60%

responden menyatakan resiko penggunaan kecap Sedaap dapat merusak warna

dan cita rasa masakan rendah. Untuk total rata-rata skor dari indikator empirik

perceived risk, yaitu 2,48. Sehingga bisa disimpulkan responden menganggap

bahwa perceived risk ketika mengkonsumsi kecap Sedaap rendah.

KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan diatas maka dapat ditarik

beberapa kesimpulan sebagai berikut:

Dari empat variabel yang diteliti dalam penelitian ini (yaitu reputasi merek,

similarity, consumer innovativeness, dan perceived risk) ternyata variabel

consumer innovativeness tidak berpengaruh signifikan terhadap sikap konsumen

akan brand extension.

Implikasi Teoritis

Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Hem dkk

(2001); Putranto (2010); Lyer dkk (2011); Danibrata (2008) dan Khoiriyah (2008)

Page 30: Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sikap Konsumen ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2615/2/T1_212008070_Full... · ANALISIS FAKTOR–FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP

30

reputation, similarity, perceived risk mempengaruhi sikap konsumen akan brand

extension namun variabel innovativeness tidak mendukung penelitian mereka

karena dalam penelitian ini variabel innovativeness tidak berpengaruh terhadap

brand extension. Hal ini disebabkan karena ada kemungkinan bahwa produk mie

dan kecap hanya produk low involvement, yang tidak memerlukan keterlibatan

yang tinggi untuk membelinya karena dirasa produk ini harganya murah dan

resikonya yang ditimbulkanya juga rendah, sehingga konsumen tidak terlalu

memerlukan sifat innovativeness

Implikasi Terapan

Berdasarkan hasil penelitian terdapat beberapa hal yang bisa dilakukan

oleh Wing‟s Food terkait dengan strategi brand extension. Pertama melihat dari

nilai top of mind merek Sedaap yang masih rendah Wing‟s Food dapat

menerapkan strategi promosi khusus untuk menanamkan merek produk yang kuat

seperti melakukan pengulangan dalam iklan dan event sponshorship yang

tujuannya untuk mempertajam ingatan para kosumen agar kesadaran merek

konsumen meningkat sehingga merek Sedaap bisa menjadi top of mind. Event

sponshorship yang mungkin bisa dilakukan adalah menjadi event sponshorship

dalam acara kompetisi sepak bola di Indonesia karena olahraga sepak bola adalah

olah raga yang semua orang menyukainya khususnya di Indonesia. Contoh lain

yang bisa dilakukan Sedaap untuk menaikkan top of mind adalah dengan cara

melakukan demo makan mie Sedaap di lingkungan sekolah, pekerja pabrik,

pedagang dipasar strategi ini mungkin akan lebih efektif karena target konsumen

Sedaap adalah konsumen yang menengah kebawah.

Jika melihat dari koefisien regresi maka similarity merupakan variabel

yang paling berpengaruh dan signifikan hal itu berarti semakin tinggi similarity

maka sikap konsumen terhadap brand extension akan semakin positif. Oleh

karena itu di masa yang akan datang jika Sedaap akan meluncurkan produk baru

dengan strategi brand extension sebaiknya dalam kategori yang sama dengan

produk induk yaitu kategori makanan misalnya saos dan bubur.

Page 31: Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sikap Konsumen ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2615/2/T1_212008070_Full... · ANALISIS FAKTOR–FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP

31

Berkaitan dengan tidak konsistennya jawaban responden mengenai

persepsi resiko tentang kecap Sedaap agar kecap Sedaap dapat mudah diterima

konsumen seharusnya Wing‟s Food selaku peusahaan yang memproduksi kecap

Sedaap melakukan promosi edukasi yang tujuannya konsumen percaya bahan-

bahan yang digunakan untuk memproduksi kecap Sedaap aman bagi kesehatan.

Keterbatasan Penelitian dan Penelitian Mendatang

Terdapat beberapa keterbatasan penelitian, penelitian ini hanya membahas

pengaruh empat variabel yaitu reputasi, similarity, innovativeness, perceived risk

terhadap sikap konsumen akan brand extension. Penelitian ini menghasilkan R²

untuk keempat variabel (reputasi, similarity, innovativeness, perceived risk)

sangat kecil yaitu 27,1% dari sikap konsumen akan brand extension merek Sedaap

di Salatiga. Sedangkan sisanya 72,9% dijelaskan oleh faktor-faktor lain diluar

model. Faktor-faktor yang mungkin mempengaruhi brand extension adalah brand

knowledge (Dewa, 2007), persepsi kesulitan (Ningtyas dan Khoiriyah, 2010),

brand effect (Broniarcyzk dan Alba, 1994). Oleh karena itu untuk penelitian

mendatang dapat diteliti variabel lain seperti intensitas pembelian, brand

knowledge, persepsi kesulitan, dan brand effect terhadap sikap konsumen akan

brand extension. Menguji pengaruh langsung reputasi merek terhadap sikap

konsumen akan brand extension dan pengaruh tidak langsung melalui variabel

perceived risk

Page 32: Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sikap Konsumen ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2615/2/T1_212008070_Full... · ANALISIS FAKTOR–FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP

32

DAFTAR PUSTAKA

Aaker, David A dan Kevin Lane Keller.1990,”Consumer Evaluation of Brand

Extension”, Journal of Marketing, Vol 54, Januari: 27-41.

Aaker, David A. 1996. Building Strong Brand. New York. The Free Press.

Consequences of Service Quality.” Journal of Marketing, 60 (April): 31-

46.

Allard, V.C.R., Lemmink, Jos and Ouwesloot, Hans. 2005. “Extensions of Service

Brands: Transfer of Consumer-Based Brand Equity”. The Eric Langeard

International Research seminar in Service Management, Marketing,

Strategy, Economics, Operations and Human Resources: Insights on

Services Activities, Proceedings., pp. 575-583.

Barone, Michael, Miniard, P.W. And Romeo, J. B. 2000.”The Influence of

Positive Mood on Brand Extension Evaluations”. Journal of Consumer

Research, 26, March, pp 386-400.

Czellar, Sandor. 2003. “Consumer Attitude Toward Brand Extension: an

Integrative Model and Resarch Proposition.” International Journal of

Research in Marketing, Vol 20, September: 97-115.

Danibrata, Aulia. 2008, “Pengaruh Perluasan Merek Terhadap Citra Merek Pada

produk Produk Pepsodent.” Jurnal Bisnis dan Ekonomi, Vol 10, April: 37-

46.

Dewa, D.B. 2007, “Pengaruh Penggunaan Strategi Brand Extension Pada Intensi

Membeli Konsumen.” DoReMa Jurnal Manajemen, Vol 2, 1 januari.

Dewi, Ika Janita, 2005. INSPIRASI BISNIS; Perspektif Baru Dalam Strategi

Branding, Bisnis dan Karir, Yogyakarta : Amara Books.

Durianto Darmadi, Sugiarto dan Toni Sitinjak. 2001. Strategi Menaklukan Pasar :

Melalui Riset Ekuitas & Perilaku Merek. Jakarta : Gramedia.

Fajrianthi dan Zatul Farrah, 2005, “ Strategi Perluasan Merek dan Loyalitas

Konsumen .“Insan Vol. 7, Desember: 276-288,

(www.journal.unair.ac.id/filerPDF/, diakses pada tanggal 2 februari 2012).

Page 33: Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sikap Konsumen ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2615/2/T1_212008070_Full... · ANALISIS FAKTOR–FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP

33

Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.

Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Gurhan-Canli, Zeynep and Maheswaran, Durairaj. 1998. “The Effects of

Extensions on Brand Name Dilution and Enhancement”, Journal of

Marketing Research, 35 November: 464-473.

Hair, J.F., R.E Anderson,R.L. Tatham dan W.C. Black. 1998. Multivariate Data

Analysis. 5ed. New Jersey: Prentice Hall.

Havlena. W. J and Desarbo. W. S. 2007. “”On The Measurement Of Perceived

Consumer Risk.” Decision Sciences. Wiley Online Library.

Hellier, P.K., Geursen, G.M., Carr, R,A, and Rickard, J.A. 2003. “ Customer

Repurchase Intention, A General Struktural Equation Model.” European

Journal of Marketing, Vol 37. (11/12): 1762-1800.

Hem, L. E: de Chematomy dan Iversen, N. M. 2001. “ Factors Influencing

Successful Brand Extension.” Journal of Marketing Management, Vol 19,

September, p 1-37.

Herbig, paul, john Milewicz and Jim Golden. 1994. “A Modelof Reputation

Building and Destruction.” Journal of Business Research, Vol 31, June

No.1; p.23-31.

Jun, Song Youl, Mazumdar., Tridib and Raj,S.P.1999”Effects of Technological

Hierarchy on Brand Extension Evaluations.” Journal of Business

Research, 46, pp, 31-43.

Ju Yoo-Jeong and Young Kim-Hye. 2012.”Perceived Risk of Sunless Tanning

Product Use and Its Relationship to Body Satisfaction”.

http://dx.doi.org/10.5539/ijms.v4n4p13. Diunduh tanggal 17 agustus 2012.

John, D.R., Loken, Barbara and Joiner, Christopher. 1998. “The Negative Impact

of Extensions: Can Flagship Products Be Diluted?.” Journal of Marketing,

62.January: 19-32.

Kapferer, J.N. 2008. New Strategic Brand Management: Creating and Sustaining

Brand Equity Long Term, 4Ed. Kogan Page Limeted.

Kartajaya, Hermawan. 2004. Hermawan Katajaya on Brand: Seri 9 Elemen

Marketing, Bandung : Mizan Pustaka.

Page 34: Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sikap Konsumen ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2615/2/T1_212008070_Full... · ANALISIS FAKTOR–FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP

34

Keller, Kevin Lane, Aaker, David A. 1992. “The Effects of Sequential

Introduction of Brand extensions.” Journal of Marketing Research. 29, 1 ;

35

Khoiriyah, Siti. 2008. “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesuksesan Brand

Extension Sebagai Strategi Pengembangan Produk Baru.” Jurnal Bisnis

dan Manajemen,Vol.8, (2):113-122.

Klink, Richard R. And Daniel C. Smith. 2001. “Threats to the External Validity of

Brand Extension Research.” Journal of Marketing Research, 38. August:

326-35.

Kotler, P dan Gary Armstrong. 2008. Prinsip - Prinsip Pemasaran edisi 12.

Jakarta: Erlangga.

Kusuma, A.P. 2011, Pengaruh Similarity, Perceived Risk, innovativeness, Service

Quality Pada Sikap Konsumen Terhadap Perluasan Merek Jasa (Studi

Pada Pelanggan Bpu. Rosalia Indah). Skripsi Program S1 Fakultas

Ekonomi Sebelas Maret Surakarta (tidak di publikasikan).

Lahiri, I. And Gupta, A. 2005. “ Brand extensions in Consumer Non-

durables,Durable and Services A Coparative study. “Journal of

Consumer research, 17(2): 111-126.

Lye, Asley dan P Vankateswarlu, JO Barret. 1990. “Brand Extension: Prentige

Brand Effect.” Australian Marketing Journal 9 (2): 53-65.

Lyer, S.G., Bibek Banerjee, and Lawrence L.G. 2011.“ Determinants of

Consumer Atttudes toward Brand Extensions : An Experimental Study.”

International Journal of Management, Vol.28, Sept:809-826

Martinez, Eva dan Llie de Chermatory. 2004. “The Effect of Brand Extension

Strategies Upon Brand Image. The Journal of Consumer Marketing. Santa

Barbara.

Malhotra, K. Naresh. 1999 Marketing Reseach : An Applied Orientation,3.ed.

River Prentice Hall .

Milberg, S.J., Francisca sin, Ronald C Gn. 2010. “Consumer Reactions to Brand

Extensions in a Competitive Context: Does Fit Still Matter?.” Journal of

consumer Research,Inc.Vol.37. October: 543-555.

Page 35: Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sikap Konsumen ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2615/2/T1_212008070_Full... · ANALISIS FAKTOR–FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP

35

Nijseen, E.J., Uijl, R. And Burklin, P. 1995. “The efect of involvement on brand

extension.” Ueropean Marketing Academy, pp 867-870.

Ningtyas, E.H dan Khoiriyah Siti. 2010. “Pengaruh Persepsi Kualitas, Persepsi

Kesesuaian, Persepsi Kesulitan Pada Sikap Konsumen Terhadap Brand

Extension.” Jurnal Manajemen Teori dan Terapan, tahun 3.No.1April.

Oglethorpe, J.E and Michael Miller. 1998. “Determinant of Perceived Health and

Safety Risk of Selected Hazardous Product and Activities.” Journal of

Consumer Research, No.28, pp 326-346.

Phang, Leon. 2004. Consumer evaluation on brand extensions. Universiteit

Maastricht

Pina , J.M . Martinez, Eva And Nina M, Iversen. 2010. “Feedback effects of brand

extensions on the brand image of global brands : a comparison between

Spain and Norway.” Journal of Marketing Management Vol.26, August:

943-966.

Prasetijo, R dan Ihalauw. 2003. Perilaku Konsumen. Salatiga : Fakultas Ekonomi.

UKSW.

Putranto, A.B. 2010, Analisis Terhadap Minat Beli Konsumen Berdasarkan

Faktor-Faktor Siilarity,Reputation,Risk,Innovativeness yang

Mempengaruhi kesuksesan Strategi Brand Extension Levi’s Dari Jeans Ke

jam Tangan. Skripsi Program S1 Fakultas Ekonomi Universitas Kristen

Satya Wacana (tidak di publikasikan).

Rangkuti, Freddy. 2004. The Power of Brand. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka

Utama.

Riel, A.C.R. Van, Lemmink, J. and Ouwessloot, H. 2001. “Consumer evalutions

of Services Brand Extension”. Journal of service Research, 3 (3), 220-

331.

Schiffman, Leon and Laeslie Kanuk. 2007. “Consumer Behaviour”. 9 edition.

Prentice Hall, Inc.

Sekaran, Uma. 2003. Research Methods for Business: A Skill Building Approach.

New Jersey: John Wiley & Sons, Inc.

Page 36: Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sikap Konsumen ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2615/2/T1_212008070_Full... · ANALISIS FAKTOR–FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP

36

Shahrokh.Z.D., Sedghiani.J.S., Vali. G. 2012. “Analyzing the influence of

customer attitude toward brand extension on attitude toward parent

brand.” Interdisciplinary Journal Of Contempory Resarch In Business,

(January), Vol 3, No9.

Simamora, Bilson. 2004. Panduan Riset Perilaku Konsumen. Jakarta: PT.

Gramedia Pustaka Utama.

Smith, Daniel C. and C. Whan Park. 1992. “ The Effects of Brand Extensions on

Market Share and Advertising Efficiency.”Journal of Marketing

Research, 29. August: 296-313.

Steenkamp, J.E.M. and Baumgartner. H. 1992. “ The Role of Optimum

Stimulation Level in Exploratory Consumer Behavior.“Journal of

Consumer Research, 19(3): 434-448.

Supramono dan Haryanto. 2005. Desain Proposal Penelitian Studi Pemasaran.

Yogyakarta: Andi Offset.

Wernerfelt, Birger. 1998. “Umbrella Branding as a Signal of New Product

Quallity : An Example of Signalling by Posting a Bond.” Rand Journal

of Economics, 19 (Autumn): 458-466.

Yasin, N.M., Noor, M.N. and Mohamad, O. 2007. “Does Image of Country of

Origin Matter to Brand quity.” Journal of Product and Brand

Management, Vol.16 (1): 38-48.

Zeitaml, Valarie A., Berry, Leonard L. And Parasuraman, A. 1996. “The

Behavioral Consequences Of Service Quality.” Journal of Marketing,60

(April): 31-46.

Ekonomi.Kompasiana.com. 2012. Manisnya

Kecap.(http://ekonomi.kompasiana.com/marketing/2012/04/26/manisny

a-kecap/). Diunduh 23 juli 2012