Analisa Gas Dan Keseimbangan Air Dan Elektrolit
-
Upload
adhydeva-purusanti -
Category
Documents
-
view
152 -
download
2
Transcript of Analisa Gas Dan Keseimbangan Air Dan Elektrolit
KEDARURATAN MEDIK
ANALISA GAS DARAH DAN KESEIMBANGAN AIR DAN
ELEKTROLIT
Kelompok BD
Yoga Data Satria 01-166 Maria Noviyanti 01-167 Rossalin T. Lago 01-168 Elma Wardayani 01-169
Analisa Gas Darah
Parameter analisa gas darah :
pH darah hasil status metabolik & respiratorik
N = 7,35 – 7,45 atau 44- 38 mEq(mmol)H+/L
pCO2 komponen respiratorik asam basa
N = 35- 45 mmHgpO2: pO2 darah arteri N = 95 mmHg pO2 darah vena N = 40 mmHg
HCO3
bikarbonat standar merupakan indeks komponen metabolik konsentrasi bikarbonat plasma dlm saturasi Hb jenuh O2, pCO2 40 mmHg & suhu 37C
N = 22-26 mEq(mmol)/L plasma
bikarbonat aktual
pCO2 > 40 mmHg HCO3 aktual > HCO3 standarpCO2 < 40 mmHg HCO3 aktual < HCO3 standar
Base Excess (BE)
adl. Komponen metabolik jmlah basa yg perlu dikoreksi
N 2,3 mEq(mmol)/L
BE + b’arti kelebihan basa
BE b’arti kekurangan basa
Untuk mengobati gangguan keseimbangan asam-basa hrs diteliti riwayat penyakit penyebab dan hasil parameter analisa gas darah.
Dpt digunakan zat-zat korektor utk mencapai keseimbangan asam-basa
Zat korektor asam : - Amonium klorida - Kalium klorida
Zat korektor basa : - Bikarbonat Natrikus - Natrium Laktat - THAM , aminomethane
Keseimbangan Cairan & Elektrolit
pengaturan ciran bayi & anak berbeda dgn dewasa
Jumlah cairan >> pada bayi baru lahir blm banyak jar. Lemak dan tulang
semakin >> usia jumlah cairan <<
kecepatan siklus air pd bayi 5x lebih besar drpd dewasa
pd bayi & anak sistem pengaturan cairan belum sempurna
karena perbedaan kematangan sist.pengaturan
air perbedaan komposisi, metabolisme dan bayi lebih rawan thdp gangguan kesimbangan cairan & elektrolit
Distribusi Cairan
i. cairan extrasel (CES)
terdiri atas : - plasma - cairan interstitial - cairan pd tendon & kartilago vol. CES pd anak yg lbh besar 20-25%BB
ii. Cairan transeluler
tdpt dlm jumlah yg kecil, yi. 1-3%BB tdd sekret gastrointestinal & LCS, cairan intraokuler, peritoneal, sinovial, dan pleural
iii. Cairan intrasel (CIS)
30-40%BB
dipengaruhi o/ tekanan osmotik ekstraseluler
tek osmotik ekstrasel vol CIS
Pengaturan keseimbangan cairan tubuh diatur o/ sistem osmo-reseptor, hipofisis posterior, hipotalamus
& ginjal.
utk tetap menjaga keseimbangan hrs ada pengelolaan
masukan & ekskresi cairan
Masukan airmekanisme mempertahankan keseimbangan air tubuhterjadi mell. rangsang haus yg diatur o/hipotalamus
Absorbsi airtjd pd sal cerna mell proses difusi pasif
Ekskresi airmell. Kulit, paru, ginjal, sal cerna diatur dgn memodifikasi laju produksi & konsentrasi urine
Pd keadaan hipotonis (kelebihan air) urin encer
dan sebaliknya.
Normal jumlah kehilangan air mell urin 50mL/100kal
kehilangan air mell evaporasi bergantung pd luas
permukaan tubuh, suhu tubuh, suhu lingkungan, frek
pernapasan,& kelembaban udara. Normal jmlah keringat 45mL/100kal
GANGGUAN KESEIMBANGAN AIR
a) Dehidrasi
Terjadi bila cairan yang dikeluarkan > dari cairan yang masuk dalam tubuh
b) Dehidrasi dapat terjadi melalui :
Kulit (keringat berlebih, luka bakar, demam, dll)
Tractus GIT (muntah, diare fistel, dll)
Tractus urinarius (DM, DI)
Paru-paru (hiperventilasi
Pendarahan
EDEMA
Cairan berlebihan pada jaringan tubuh Terjadi pada CES & CIS
Edema intraseluler terjadi karena :
1. Depresi system metabolik jaringan (retensi Na dalam sel)
2. Tidak adanya nutrisi pada jaringan yang adekuat
3. Peradangan jaringan meningkatkan permeabilitas membran sel.
Edema ekstraseluler
Merupakan akumulasi cairan berlebihan dalam ruang ekstraseluler
Penyebab
1. Kebocoran abnormal cairan dari plasma
2. Kegagalan limpatik Penyebab klinis akumulasi cairan interstitial
yang paling sering filtrasi cairan kapiler yang berlebihan.
KESEIMBANGAN ELEKTROLIT DALAM TUBUH
Elektrolit dalam cairan tubuh terdiri dari kation dan anion
Keseimbangan elektrolit dalma plasma Anion Jumlah
mEq/L
Kation Jumlah
(mEq/L)
HCO3 27 Na 142
SO4 1 Ca 5
HPO4 2 Mg 5
As. Org 6 Total 155
Protein 16
Total 155
GANGGUAN KESEIMBANGAN ELEKTROLIT
NATRIUM Kation penentu osmolalitas dan volume cairan
tubuh Berat total Na tubuh 80-96 mEq/kgBB tanpa
lemak, dengan penurunan progresif dari masa janin – dewasa.
Terbanyak dalam CES aktif mempertahankan volume intravasculer.
Na. Fetus > dewasa Konsentrasi Na dalam cairan interstisial 97% kadar
Na dalam serum Perubahan kadar Na dalam serum perubahan
kadar Na dalam cairan interstitial yang sepadan pula Kebutuhan Na 0,1 mEq/ 100 kal Absorbsi Na traktus digestivus Ekskresi Na ginjal (sebagian melalui tinja,
keringat, air, mata, dll.
Keseimbangan Na
Dipengaruhi oleh system rennin – angiotensin aldosteron, dengan cara :
Perfusi ginjal rennin angiotensin II sekresi aldosteron tekanan darah dan retensi natrium
Keadaan patologik
a. HIponatreima Terjadi bila kehilangan Na atau air dalam ekstra
sel Kadar Na serum < 135 mEq/L Na dalam CES
lebih banyak berkurang dibandingkan jumlah air. Apabia hiponatremia < 120 mEq/L dikoreksi
(harus) untuk mencegah edema sel otak (kejang)
b. Hipernatremia
Kadar Na serum > 150 mEq/ L kenaikan natrium dalam CES lebih banyak daripada kenaikan volume airnya.
Disebabkan :
(1) Pemberian natrium yang berlebihan
(2) Keseimbangan air yang negatif koreksi cairan yang kurang (diare hebat)
Kalium
K total tubuh 50 – 55 mEq/KgBB 95% K berada intraseluler (otot) Kebutuhan K 2 mEq/ 100 kal
Absorbsi di usus kecil Ekskresi 90% (urin) Sekresi (di tubuh distal ginjal) dipengaruhi aktivitas
mineralokartikoid, masukan kalium, keseimbangan asam basa.
Kadar K plasma 3,5 – 5,5 mEq/L Penurunan / kenaikan 2 mEq/L mengacaukan
fisiologis dan keadaan klinis pasien
Hipokalemia Hipokalemia terjadi karena masukan K
kurang kehilangan renal (ekskresi ), & kehilangan ekstrarenal (diare menahun)
Mengakibatkan kelehaman otot tubuh di pernafasan paralisis
Hiprekalemia Jarang terjadi bs fatal
Penyebab utama
1. Gangguan mekanisme ekskresi (gagal ginjal)
2. Penambahan masukan
3. Penghancuran jaringan akut (trauma)
4. Redistribusi K transeluler (asidosis metabolik)
Akibat hiperkalemia Potensial transmembran perlambatan
depolarisasi percepatan repolarisasi dan perlambatan konduksi
Gejala klinik : parestesia, kelemahan paralysis flaksid (tidak diobati)
Gambaran EKG : T runcing (khas) Kelainan jantung gawat darurat !
KESEIMBANGAN ASAM BASA DALAM TUBUH
Sistem buffer suatu zat yang dapat mencegah perubahan kadar ion H bebas dalam larutan bila mendapat tambahan asam atau basa.
Yang terpenting CES System bikarbonat – asam karbonat CIS protein dan fosfat organik
Tubuh manusia melindungi diri dari perubahan PH dengan cara :
Mengencerkan produk asam System buffer Regulasi pernafasan (kadar PCO2 plasma) Reabsorbsi bikarbonat yang difiltrasi di ginjal Ekskresi ion H sebagai asam tertitrasi &
garam ammonium
GANGGUAN KESEIMBANGAN ASAM BASA
A. Asidodis metabolic
keadaan ini disebabkan : Produksi ion H berlebihan (demam, kejang, hipoksia Kehilangan bikarbonat secara berlebihan melalui air, urin,
tinja (diare) Pemberian asam (HCL, asam amino) Kegagalan ginjal -> ekskresi kelebihan asam Penambahan CES secara mendadak berkurangnya
konsentrasi bikarbonat sedangkan co2 tetap dipertahankan.
B. Asidosis respiratorik
Terjadi akibat hipventilasi alveolar sehingga produksi CO2 lebih besar daripada ekskresi CO2
Keadaan ini dapat terjadi pada : Semua bayi pada saat lahir, yang dapat menetap
bila bayi mengalami distress. Penyakit paru berarti : bronkopneumonia, edema
paru, efusi pleura. Penyakit neuromuskuler : SGB trauma batang otak. Obstruksi jalan nafas oleh benda asing
bronkospasme
c. Alkolosis metabolic
Berbagai keadaan yang menyebabkan keadaan ini adalah : HIlangnya Ion H, Cl, K dari lambung akibat
muntah Kehilangan K yang berlebihan melalui urin Penambahan berlebihan bikarbonat dalam CES . Meningkatnya reabsorpsi bikarbonat oleh ginjal.
D. Alkalosis respiratorik
Ekskresi Co2 melalui paru yang berlebihan
Kelainan ini disebabkan oleh : Hiperventilasi psikologik Ventilasi mekanik yang belebihan Tahap awal keracunan salisilat
RINGKASAN HASIL ANALISIS SERUM PADA GANGGUAN KESEIMBANGAN ASAM BASA
Manifestasi klinis pH PCO2 Bikarbonat
Kelainan sederhana
Asidosis metabolik
Alkalosis metabolik
Asidosis respiratorik
Alkalosis respiratorik
Koreksi asidosis metabolik
Bila Asidosis hanya sedikit ( CO2 combining power > 18 mEq/l) cukup diberi cairan dan elektrolit.
Bila CO2 combining power < 18 mEq/l maka perlu dikoreksi dengan memberikan Na laktat atau Na bikarbonat.
Bikarbonat yang dibutuhkan biasanya dihitung dengan:
kebutuhan NaHCO3 = 0,3x KgBBx base excess.
KOREKSI ALKALOSIS METABOLIK
Keadaan ringan dapat dikoreksi oleh homeostasis tubuh sendiri dengan pemberian cairan dan elekrolit yang cukup
Pemberian bikarbonat dan laktat harus dihentikan.
Koreksi kekurangan klorida, ¼ dlm bentuk HCl,1/4 dlm bentuk arginin klorida dan ½ dalam bentuk NaCl
KESEIMBANGAN OSMOLARITAS CAIRAN
Istilah hiperosmotik & hipoosmotik merujuk pada larutan yang mempunyai osmolaritas lebih tinggi atau lebih rendah dibanding CES normal
Perbedaan osmolaritas antara kompartemen CES dan CIS menyebabkan perpindahan cairan yang melintasi membran sel sedemikian cepat & biasanya dikoreksi dalam waktu detik atau umumnya dalam menit.
Berbagai faktor penyebab perubahan volume CES dan CIS misal : intake air. Dehidrasi, kehilangan cairan di GIT, kulit & ginjal.
TERAPI CAIRAN PARENTERAL
Jumlah kebutuhan dan elektrolit dihitung berdasarkan jumlah defisit dan kebutuhan rumatan.
– Terapi deficit
untuk mengganti kehilangan cairan & elektrolit akibat penyakit yang diderita sebelum mendapat perawatan sampai isi & komposisi cairan tubuh kembali normal.
– Terapi rumatan
untuk mengganti kehilangan cairan dan elektrolit yang tetap berlangsung secara normal maupun abnormal, mempertahankan keseimbangan yang normal, dan mencegah deficit berlanjut.
Perhitungan jumlah cairan rumatan Tabel kebutuhan air berdasarkan usia
dan atau berat badan Kebutuhan kalori
a. Metode dasar
b. Metode alternatif
DEHIDRASI adalah keadaan yang terjadi bila cairan yang dikeluarkan dari tubuh melebihi cairan yang masuk
Normal cairan keluar dari tubuh melalui: Ginjal sebagai urin Kulit sebagai keringat dan uap Paru- paru sebagai uap Usus sebagai tinja
cairan yang keluar biasanya disertai elektrolit
Pembagian dehidrasi berdasarkan tonisitas darah:
Dehidrasi isotonik : tidak ada perubahan konsentrasi elekrolit darah, kadar Na dalam plasma 130-150 mEq/l (D. isonatremia).
Dehidrasi hipotonik: konsentrasi elektrolit darah turun. Kadar Na dalam plasma < 130 mEq/l (D. hiponatremia).
Dehidrasi hipertonik: konsentrasi elektrolit darah naik, disertai rasa haus dan gejala neurologis. Kadar Na plasma > 130 mEq/l (D. hipernatremia)
Dehidrasi berdasarkan derajatnya:
D. ringan bila kehilangan cairan mencapai 5% BB.
D.sedang bila kehilangan cairan diantara 5-10% BB.
D. berat bila kehilangan cairan lebih dari 10% BB.
Anak besar dan orang dewasa, bila kehilangan cairan lebih dari 5% BB dianggap menderita dehidrasi berat.
TERAPI CAIRAN PADA GANGGUAN KESEIMBANGAN CAIRAN &
ELEKTROLIT
Dehidrasi Ringan
Diberikan cairan per oral (oralit, air tajin, kuah sayur)
dosis : 50 ml/ kgBB (4 – 6 jam) Dehidrasi sedang
diberikan cairan per oral (oralit)
dosis : 100 ml/ kg BB (4-6 jam)
Thank You ;)