Ana Kurniati’, Nur Djanah2

7
Penyebab Kematian !bu di Kabupaten Kulon Progo Yogyakarta Ana Kurniati’, Nur Djanah2 'Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Yogyakarta, email: [email protected] \Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Yogyakarta ABSTRACT Indonesia's maternal mortality was about 246/100,000 live births in 2007. It was still far from the target of achieving the MDG ‘sin 2015 that is 125/100,000 live births. Data were obtained from Kulon Progo's Health Department of Family Health Section. It was found that maternal mortality in Kulon Progo was rising, although it was still below from the figure of Yogyakarta Province, namely 70/100,000 live births in 2010, and it was increased again to 132/100,000 live births in 2013. The aimed of this study was to describe the maternal mortality that occurred in Kulon Progo regency ranging from years 2009 -2013. This study was using descriptive study with cross sectional, it was conducted in Kulon Progo Regency Health Office. The subjects were women who died during pregnancy until 42 days after giving birth regions in Kulon Progo in the years 2009-2013. The collection of data were obtained from the Perinatal Maternal Audit report. This study was using descriptive analysis of the data revealed. During the years of 2009-2013 there were 30 cases of maternal mortality in Kulon Progo. The most direct obstetric causes of maternal death were obtained preeclampsia / eclampsia (23.34 %), and than infection (16.67 %), amniotic fluid embolism (6.67%), atonic (6.67%) and bleeding (3.33%). Most obstetric complications was not directly caused by heart disease (20 %). Based on the maternal reproductive factors, most maternal died on healthy reproductive age (20-30 years) as much as 66.67 % and the risk parity (1 and > 3) as much as 70 %, the majority of mothers basic education (elementary /junior high school equivalent). Most maternal died in health facilities and largely attended by health workers is 96.67 %. Most maternal mortality were occurred in health facilities, assisted by skilled health personnel, mostly routine antenatal care, died at the age of 20-30 years with parity 1 or >3, most maternal mortality with basic education, and poor families, most of them have a history of illness. The main cause were preeclampsia / eclampsia and heart disease. Keywords : Causes of maternal mortality, maternal mortality. iNTISARI Kematian ibu di Indonesia adalah sekitar 246/100.000 kelahiran hidup pada tahun 2007. Hal itu masihjauh dari target pencapaian MDG 's pada tahun 2015 yaitu 125/100.000 kelahiran hidup. Data diperoleh dari Dinas Kesehatan Kabupaten Kulon Progo Seksi Kesehatan Keluarga, ditemukan bahwa kematian ibu di Kulon Progo terjadi peningkatan, meskipun masih lebih rendah dari angka kematian ibu di Provinsi Yogyakarta, yaitu 70/100.000 kelahiran hidup pada tahun 2010 dan meningkat lagi menjadi 132/100.000 kelahiran hidup pada tahun 2013. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan kematian ibu yang terjadi di Kabupaten Kulon Progo mulai dari tahun 2009 - 2013. Penelitian ini menjpakan penelitian deskriptif cross sectional, data diambil dari hasil Audit Maternal Perinatal Dinas Kesehatan Kabupaten Kulon Progo. Subjek penelitian ini adalah wanita yang meninggal selama kehamilan sampai 42 hari setelah melahirkan di Kabupaten Kulon Progo pada tahun 2009-2013. Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif. Selama tahun 2009-2013 terdapat 30 kasus kematian ibu di Kulon Progo. Penyebab langsung dari kematian ibu yaitu preeklamsia/eklamsia (23,34%), infeksi (16,67%), emboli cairan amnion (6.67%), atonia uteri (6.67%) dan perdarahan (3,33%). Penyebab komplikasi kebidanan tidak langsung disebabkan oleh penyakit jantung (20%). Sebagian besar ibu meninggal pada usia reproduksi sehat (20-30 tahun) sebanyak 66,67% dan paritas risiko (1 dan >3) sebanyak 70%, mayoritas berpendidikan dasar(SD/SMP sederajat). Mayoritas kematian ibu terjadi di fasilitas kesehatan, dibantu oleh tenaga kesehatan terlatih, perawatan antenatal sebagian besar rutin, meninggal pada usia 20-30 tahun dengan paritas 1 atau >3, sebagian besar dengan pendidikan dasar, dan keluarga miskin, sebagian besar dari mereka memiliki riwayat penyakit. Penyebab utama adalah preeklamsia/eklamsia dan penyakit jantung. Kata kunci: penyebab kematian ibu, angka kematian ibu. 79

Transcript of Ana Kurniati’, Nur Djanah2

Page 1: Ana Kurniati’, Nur Djanah2

Penyebab Kematian !bu di Kabupaten Kulon Progo Yogyakarta

Ana Kurniati’, Nur Djanah2

'Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Yogyakarta, email: [email protected]\Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Yogyakarta

ABSTRACT

Indonesia's maternal mortality was about 246/100,000 live births in 2007. It was still far from the target of achieving the MDG ‘sin2015 that is 125/100,000 live births. Data were obtained from Kulon Progo's Health Department of Family Health Section. It wasfound that maternal mortality in Kulon Progo was rising, although it was still below from the figure of Yogyakarta Province, namely70/100,000 live births in 2010, and it was increased again to 132/100,000 live births in 2013. The aimed of this study was to describethe maternal mortality that occurred inKulon Progo regency ranging from years 2009 -2013.

This study was using descriptive study with cross sectional, it was conducted in Kulon Progo Regency Health Office. The subjectswere women who died during pregnancy until 42 days after giving birth regions in Kulon Progo in the years 2009-2013. The collectionof data were obtained from the Perinatal Maternal Audit report. This study was using descriptive analysis of the data revealed.During the years of 2009-2013 there were 30 cases of maternal mortality in Kulon Progo. The most direct obstetric causes ofmaternal death were obtained preeclampsia / eclampsia (23.34 %), and than infection (16.67 %), amniotic fluid embolism (6.67%),atonic (6.67%) and bleeding (3.33%). Most obstetric complications was not directly caused by heart disease (20 %). Based on thematernal reproductive factors, most maternal died on healthy reproductive age (20-30 years) asmuch as 66.67 % and the risk parity(1 and > 3) as much as 70 %, the majority of mothers basic education (elementary /junior high school equivalent). Most maternal diedin health facilities and largely attended by health workers is 96.67 %. Most maternal mortality were occurred in health facilities,assisted by skilled health personnel, mostly routine antenatal care, died at the age of 20-30 years with parity 1 or >3, most maternalmortality with basic education, and poor families, most of them have a history of illness. The main cause were preeclampsia /eclampsia and heartdisease.

Keywords : Causes of maternal mortality, maternal mortality.

iNTISARI

Kematian ibu di Indonesia adalah sekitar 246/100.000 kelahiran hidup pada tahun 2007. Hal itu masihjauh dari target pencapaianMDG 's pada tahun 2015 yaitu 125/100.000 kelahiran hidup. Data diperoleh dari Dinas Kesehatan Kabupaten Kulon Progo SeksiKesehatan Keluarga, ditemukan bahwa kematian ibu di Kulon Progo terjadi peningkatan, meskipun masih lebih rendah dari angkakematian ibu di Provinsi Yogyakarta, yaitu 70/100.000 kelahiran hidup pada tahun 2010 dan meningkat lagi menjadi 132/100.000kelahiran hidup pada tahun 2013. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan kematian ibu yang terjadi di KabupatenKulonProgo mulai dari tahun 2009 - 2013. Penelitian inimenjpakan penelitian deskriptif cross sectional, data diambil dari hasilAuditMaternal Perinatal Dinas Kesehatan Kabupaten Kulon Progo. Subjek penelitian ini adalah wanita yang meninggal selamakehamilan sampai 42 hari setelah melahirkan di Kabupaten Kulon Progo pada tahun 2009-2013. Penelitian ini menggunakananalisis deskriptif. Selama tahun 2009-2013 terdapat 30 kasus kematian ibu di Kulon Progo. Penyebab langsung dari kematian ibuyaitu preeklamsia/eklamsia (23,34%), infeksi (16,67%), emboli cairan amnion (6.67%), atonia uteri (6.67%) dan perdarahan(3,33%). Penyebab komplikasi kebidanan tidak langsung disebabkan oleh penyakit jantung (20%). Sebagian besar ibu meninggalpada usia reproduksi sehat (20-30 tahun) sebanyak 66,67% dan paritas risiko (1 dan >3) sebanyak 70%, mayoritas berpendidikandasar(SD/SMP sederajat). Mayoritas kematian ibu terjadi di fasilitas kesehatan, dibantu oleh tenaga kesehatan terlatih, perawatanantenatal sebagian besar rutin, meninggal pada usia 20-30 tahun dengan paritas 1 atau >3, sebagian besar dengan pendidikandasar, dan keluarga miskin, sebagian besar dari mereka memiliki riwayat penyakit. Penyebab utama adalah preeklamsia/eklamsiadanpenyakit jantung.

Kata kunci:penyebab kematian ibu, angka kematian ibu.

79

Page 2: Ana Kurniati’, Nur Djanah2

Kesehatan Ibu dan Anak, Volume 8, No.2, November 2015, hal 79 - 85

Sedangkan faktor demografi dan sosial budayaantara lain pendidikan dan status social ekonomi.Selain hal tersebut, kesadaran masyarakat yangrendah tentang kehamilan, rendahnyapemberdayaan perempuan, latar belakangpendidikan, sosial ekonomi keluarga sertakebijakan pemerintah secara tidak langsungberperan dalamkematian ibu.S6

Tujuan penelitian ini adalah untukmenggambarkan kematian ibu yang terjadi diKabupaten Kulon Progo mulai dari tahun 2009 -2013 yang meliputi komplikasi obstetrik, faktorreproduksi, sosial ekonomi dan pelayanankesehatan.

PENDAHULUANKehamilan dan persalinan adalah suatu

anugerah yang luar biasa bagi setiap perempuanyang mengalaminya. Persalinan merupakan suatuproses yang fisiologis namun sering menimbulkanmasalah traumatik sekaligus dapat meningkatkankesakitan dan kematian ibu. Angka Kematian Ibu(AKI) menjadi salah satu indikator penting dariderajat kesehatan masyarakat. AKImenggambarkan jumlah wanita yang meninggaldari suatu penyebab kematian terkait dengangangguan kehamilan, penanganannya selamakehamilan melahirkan, dan dalam masa nifas. AKImenurut data Survei Demografi KesehatanIndonesia (SDKI) 2007, yaitu 228/100.000Kelahiran Hidup (KH) berarti ada 9.774 ibumeninggal per tahun atau satu ibu meninggal tiapjam oleh sebab yang berkaitan dengan kehamilan,persalinan, dan nifas1. Menurut data SDKI tahun2012 sebesar 359/100.000 KH. Target MillenniumDevelopment Goals (MDG's) di tahun 2015 untukAKI nasionaladalah 102/100.000 kelahiran hidup1,2.

Data yang didapatkan dari Seksi KesehatanKeluarga 2015 Dinas Kesehatan Provinsi DIY,bahwa Rasio Kematian Ibu di Daerah IstimewaYogyakarta (DIY) yaitu100/100.000 kelahiran hiduppada tahun 2010, meningkat menjadi 123/100.000kelahiran hidup pada tahun 2011. Sedangkan padatahun 2012 menurun yaitu 88/100.000 kelahiranhidup, pada tahun 2013 yaitu 99/100.000 kelahiranhidup dan pada tahun 2014 menurun yakni86/100.000 kelahiran hidup. Sedangkan untuk 5Kabupaten/Kota trend Kematian Ibu di KabupatenKulon Progo adalah naik, yvalaupun masih di bawahangka Provinsi DIY, yakni 70/100.000 kelahiranhidup pada tahun 2010, meningkat menjadi105/100.000 kelahiran hidup, pada tahun 2012menurun 53/100.000 kelahiran hidup, meningkatkembali menjadi 132/100.000 kelahiran hidup padatahun20132,3.

METODEPenelitian ini merupakan jenis penelitian

deskriptif dengan desain survey dan menggunakanpendekatan cross sectional. Subjek penelitian iniadalah ibu yang meninggal selama masa kehamilansampai dengan 42 hari setelah melahirkan diKabupaten Kulon Progo tahun 2009-2013. Datapenelitian ini merupakan data sekunder, datadidapatkan dari data hasil Audit Kematian ibu diDinas Kesehatan Kabupaten Kulon Progo daritahun 2019-2013 yang berjumlah 30 kasuskematian maternal.7

Variabel dalam penelitian ini adalah faktor-faktor penyebab kematian maternal, yaitupenyebab kematian ibu selama masa kehamilansampai 42 hari setelah melahirkan tanpamemperhitungkan lama dan tempat terjadinyakehamilan yang diakibatkan berbagai sebab yangberhubungan atau diperberat oleh kehamilannyaatau penatalaksanaan, tetapi kematian tersebutbukan karena kecelakaan dan tercatat di laporanatau catatan Audit Maternal Perinatal (AMP) diDinas Kesehatan Kabupaten Kulon Progo danberskala nominal. Variabel ini meliputi penyebabkematian ibu yaitu komplikasi obstetrik langsungdan tidak langsung, faktor reproduksi yaitu riwayatpenyakit, usia, paritas, faktor pelayanan kesehatanmeliputi periksa antenatal, tempat persalinan,penolong persalinan dan keterlambatan, sertafaktor sosial budaya yaitu pendidikan dan statussosial ekonomi. Analisis data dalam penelitian inidilakukan dengan analisis secara deskriptif.

Kematian ibu merupakan suatu peristiwayang kompleks, dapat disebabkan oleh berbagai halantara lain faktor obstetric baik langsung maupuntidak langsung, Gangguan obstetrik langsungseperti perdarahan, preeklamsi/eklamsi, infeksi,dan Iain-lain, sedangkan faktor tidak langsung yaitupenyakit yang diderita ibu sebelum atau selamamasa kehamilan yang dapat memperburukkehamilan, seperti penyakit jantung, hepatitis,ginjal, asma, tuberkulosis, malaria dan acquiredimmune-deficiency syndrome. Faktor pelayanankesehatan, seperti status kesehatan ibu, statusreproduksi, akses terhadap pelayanan kesehatandan perilaku penggunaan layanan kesehatan.

HASILKematian ibu di Kabupaten Kulon Progo

memiliki penyebab yang beragam, baik penyebablangsung maupun tidak langsung. Rangkumanpenyebab dan faktor kematian ibu ditampilkansebagaiberikut:

80

Page 3: Ana Kurniati’, Nur Djanah2

Kumiati, Djanah, Penyebab Kematian Ibu di Kabupaten Kulon Progo Yogyakarta

Tabel 1Distribusi Frekuensi Relatif Kematian Ibu Berdasarkan

Penyebab Komplikasi Obstetrikdi Kabupaten Kulon Progo Tahun 2009-2013

tidak berisiko (2-3) sebanyak 9 orang (30%).Sedangkan dilihat dari riwayat penyakit yangpernah diderita ibu, kematian ibu lebih banyakterjadi pada ibu yang memiliki riwayat penyakittertentu yaitu 22 orang (73,33%) sedangkan yangtidak mempunyai riwayat penyakit yakni 8 orang(26,67%).

Penyebab f %NoPenyebab langsung- Preeklamsi/Eklamsia- Infeksi- Perdarahan- Atonia Uteri- Emboli Air Ketuban

17 23,34

16,675Tabel 3

Distribusi Frekuensi Relatif Kematian Ibu Berdasarkan FaktorSosial ekonomi di Kabupaten Kulon Progo Tahun 2009-2013

1 3,332 6,672 6,67

No Faktor Sosial Ekonomi f %17 100,00Jumlah1 Pendidikan

- Dasar (SD/SMP sederajat)- Menengah (SMA/sederajat)- Tinggi fDiploma danPT)

Penyebab tidak langsung- Penyakit Jantung- Asma- Pneumonia- HIV/AIDS- Kanker Payudara- Acute Fatty Liver- CHF

2 15 5020,006 13 43,333,331 2 6.676,672 Jumlah 30 100,003,331 2 Status sosial ekonomi

- Keluarga m'skin- Keluarqa mampu

3,331 23 76,6723,333,331 7

3,331 Jumlah 30 100.00100,00Jumlah 13 Tabel 3 menunjukkan bahwa dilihat dari

tingkat pendidikan, kematian ibu sebagian besarterjadi pada ibu dengan tingkat pendidikan dasaryaitu sebanyak 15 orang (50%) dan paling sedikitterjadi pada ibu dengan latar belakang pendidikantinggi yaitu 2 orang (6,67%). Jumlah kematian ibudilihat dari status sosial ekonomi sebagian besarterjadi pada keluarga miskin yaitu sebanyak 23orang(76,67%).

Tabel 1 menunjukkan bahwa penyebabterbesar kematian maternal adalahpreeklamsi/eklamsia yang merupakan penyebablangsung yaitu 7 kasus (23,34%), kemudian infeksiyaitu 5 kasus (16,67%) dan jumlah kasus palingsedikit pada penyebab langsung adalahperdarahan, yaitu 1 kasus (3,33%). Penyebab tidaklangsung kematian maternal terbesar adalahpenyakit jantung sebanyak 6 kasus (20%),sedangkan yang terkecil adalah penyakit asma,HiV/AIDS, kanker payudara, Acute Fatty Liver danCHF yang masing-masing adalah 1kasus (3,33%).

Tabel 2Distribusi Frekuensi Relatif Kematian Ibu Berdasarkan

Faktor Reproduksi di Kabupaten Kulon Progo Tahun 2009-2013

Tabel 4Distribusi Frekuensi Relatif Kematian Ibu Berdasarkan

Faktor Pelayanan Kesehatan di Kabupaten Kulon ProgoTahun 2009-2013

No Faktor Peiavanan Kesehatan f %1 Tempat persalinan

- di rumah- di 3PM/RS

3,33196.6 729

Jumlah 30 100.002 Penolong persalinan

- Tenaga kesehatan- Buk an tenaqa kesehatan

29 96,67No Faktor Reoroduksi f %1 3,331 Usia Ibu

- Reproduksi sehat (20-35 tahun) 20- Tidak reproduksi sehat (<20 dan 10

_>35 tahun)__

Jumlah 30 100.0066,6733,33 3 Periksa kehamlan

,- Bak (=4 kaf selarna hamil)- Tidak baik (<4 kali selamahamil)_

27 903 10

Jumlah 30 100,002 Paritas

- Tidak berisiko (paritas 2-3)- Berisiko (paritas 1 dan >3)

Jumlah 30 100,0030,0070,00

9 4 Keterlambatan- Tidak terlambat- Terlambat

21 14 46,6753.33Jumlah 30 100.00 16

Jumlah3 Rwayat penyakit- Tidak mempunyai riwayatpenyakit- Mempunyai riwayat penyakit

30 100,008 26,67 Tabel 4 memperlihatkan bahwa sebagian

besar kematian ibu terjadi di sarana kesehatan yaitusebanyak 29 orang (96,67%), sedangkan kematianibu yang terjadi di rumah sebanyak 1 orang (3,33%).Dilihat dari tenaga penolong persalinan, kematianibu mayoritas terjadi di bawah pertolongan tenagakesehatan yaitu berjumlah 29 orang (96,67%).Jumlah kematian ibu dilihat dari kepatuhanmelakukan periksa kehamilan sebagian besar ibumemeriksakan kehamilannya yaitu sebanyak 27orang (90%) dan kematian ibu sebagian besarterjadi karena faktor keterlambatan yaitu 16 orana(53,33%).

22 73,33

Jumlah 30 100,00

Tabel 2 memperlihatkan bahwa kematianibu sebagian besar terjadi pada ibu yang termasukdalam umur reproduksi sehat (20-30 tahun) yaitusebanyak 20 orang (66,67%), sedangkan padaumur <20 dan >35 tahun sebanyak 10 orang(33,33%). Dilihat dari paritas, kematian ibusebagian besar terjadi pada paritas berisiko (1 danatau >3) yaitu sebanyak 21 orang (70%) dan paritas

Q -f

Page 4: Ana Kurniati’, Nur Djanah2

Kesehatan Ibu dan Anak, Volume 8, No.2, November 2015, hal 79 - 85

Penelitian ini perdarahan dan atonia uterisebagai penyebab kematian ibu terbanyakkeempat. Sebagian besar kasus kesakitan dankematian maternal di Indonesia disebabkan olehperdarahan pascapersalinan, dimana sebagianbesar disebabkan oleh atonia uteri dan retensioplasenta yang sebenarnya dapat dicegah denganmelakukan manajemen aktif kala tiga. PenelitianPrevention of Postpartum Hemorrhagelntervention-200Q tentang praktik manajemen aktifkala tiga di 20 RS di Indonesia menunjukkan bahwahanya 30% RS yang melaksanakan hal tersebut,sedangkan di BPS/RB di daerah intervensi APN(Kabupaten Kuningan dan Cirebon) sekitar 70%melaksanakan manajemen aktif kala tiga. Jika inginmenyelamatkan banyak ibu bersalin dariperdarahan, maka sudah sewajarnya bidanmemberikan asuhan persalinan yang sesuaistandar, mengingat dua pertiga dari semua kasusperdarahan terjadi pada ibu tanpa faktor risiko yangdiketahuisebelumnya. 11

Komplikasi obstetrik tak langsung yangmenyebabkan kematian ibu terbanyak karenapenyakit jantung, pneumonia, asma, HIV/AIDS,kanker payudara dan CHF. Hal ini sesuai denganpenelitian yang dilakukan oleh Drenthen bahwariwayat yang paling banyak diderita adalah penyakitjantung yang rentan mengalami komplikasi jantungberupa aritmia dan gagal jantung, dan komplikasiobstetrik seperti preeklamsi, keiahiran prematurdan kematian bayi. Pada usia kehamilan 34-36minggu terjadi peningkatan aktivitas jantung yaitupeningkatan frekuensi denyut jantung dan nadi.Pada jantung yang normal hal tersebut tidakmenjadi gangguan, namun pada ibu denganpenyakit jantung maka dapat menyebabkandecompensasi cordis. Hal ini didukung oleh teoribahwa angka kematian ibu dalam keseluruhanpenyakit jantung berkisar antara 1-5% dan kelainanyang paling sering menyebabkan kematian ibuadalah oedema paru-paru akut pada stenosismitralis. Selain itu perdarahan postpartum, infeksinifas, dan tromboembolismus merupakankomplikasi yang jauh lebih berbahaya bagi ibudenganpenyakit jantung.10,12n

Pneumonia (penyakit saluran nafas) dalamkehamilan, merupakan penyebab tidak langsungkematian ibu yang terbesar setelah penyakitjantung. Oleh karena itu, penyakit saluran nafasharus dapat dideteksi sedini mungkin dalamkehamilan, segera dirawat dan diobati secaraintensif agar tidak terjadi kematian. Deteksi dini olehtenaga kesehatan yang terampil serta penanganansecara tepat dan cepat diestimasikan akanmenurunkankejadian kematian.10

PEMBAHASANJumlah kematian ibu selama lima tahun

yaitu mulai tanggal 1 Januari 2009 - 31 Desember2013 ditemukan 30 kasus kematian maternal dari29.077 persalinan. Penyebab kematian dilihat darikomplikasi langsung obstetrik secara berurutanadalah preeklamsi/eklamsia yang merupakanpenyebab langsung, kemudian penyakit jantung,kemudian infeksi, atonia uteri, emboli air ketubandan jumlah kasus paling sedikit pada penyebablangsung adalah perdarahan. Hasil tersebutberbeda dengan hasil Survey Kesehatan RumahTangga (SKRT) tahun 2007 yang menemukan tigapenyebab utama kematian ibu di Indonesia yaituterbanyak perdarahan, kemudian preeklamsi/eklamsidan infeksi. 1

Penyebab kematian langsung yaituperdarahan 60-70%, preeklamsi/eklamsi 15-20%,dan infeksi10-15%,sedangkan penyebab langsungkematian maternal adalah perdarahan, infeksi, daneklampsia. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwaterjadi perubahan urutan penyebab kematian.Komplikasi kehamilan yang paling banyak padapenelitian ini adalah preeklamsi/eklamsi. Beberapafaktor yang berpotensi meningkatkan kejadianpreeklamsi adalah kehamilan pertama kali, riwayatpenyakit sebelum kehamilan seperti penyakittekanan darah tinggi dan ginjal, kehamilan denganregangan rahim lebih seperti polihidramnion,kehamilan ganda dan janin besar.5,9

Hasil penelitian ini berbeda dengan teoridari WHO, bahwa eklampsia merupakan penyebabutama kedua kematian maternal, yaitu 13%kematian maternal di Indonesia (rata-rata duniaadalah 12%). Pemantauan kehamilan secarateratur sebenarnya dapat menjamin akses terhadapperawatan yang sederhana dan murah yang dapatmencegah kematianmaternal karena eklampsia.9

Preeklampsia berat dan eklampsia dapatmengakibatkan perubahan patologis berbagaiorgan penting seperti otak, paru-paru, jantung,ginjal, sampai akhirnya pasien mengalamigangguan kesadaran. Hal ini sesuai teori bahwakomplikasi utama penyebab kematian maternalpada penderita eklampsia adalah perdarahan otak.Sedangkan infeksi sebagai penyebab kematiankedua terbanyak seharusnya dapat dicegahdengan pelaksanaan pencegahan infeksi, teknikseptik dan aseptik, terapi antibiotika yang tepat disemua rumah sakit dan fasilitas pelayanankesehatan. Sedangkan emboli air ketuban yangmerupakan urutan ketiga, walaupun sangat jarangterjadi merupakan komplikasi obstetrik yang sangatgawat, biasanya penderita meninggal dalambeberapa menit.6'10

82

Page 5: Ana Kurniati’, Nur Djanah2

Kumiati, Djanah, Penyebab Kematian Ibu di Kabupaten Kulon Progo Yogyakarta

Gambaran penyebab kematian ibuberdasarkan faktor reproduksi menunjukkan bahwamayoritas ibu yang meninggal berumur 20-30 tahun(66,67%), serta 33,33% meninggal pada umur <20tahun atau >30 tahun. Tingginya kasus kematianmaternal pada ibu umur reproduksi sehat bukanberarti umur reproduksi sehat merupakan faktorterhadap kasus kematian maternal. Hal inidiestimasikan lebih berhubungan dengan adanyafaktor lain seperti perdarahan, eklampsi, penyakit,paritas yang berisiko atau akibat dari kedaan/kondisi ibu sebelumnya, dan akibat dari komplikasiobstetri yang terjadi saat hamii, bersalin, dan nifas,serta jumlah ibu hamii yang didapat rata-rata padausia reproduksi sehat.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ibuyang meninggal mayoritas merupakan kelompokibu risiko dengan paritas 1 atau >3. Hal inimenggambarkan bahwa ibu yang meninggal yangmemiliki paritas 1 atau >3 jumlahnya lebih banyakdari ibu tidak berisiko dengan paritas 2 sampai 3.Paritas merupakan faktor yang mampumeningkatkan kejadian kematian ibu pada paritastinggi (>3) karena diestimasikan pada paritas tinggimudah terjadi komplikasi, sedangkan pada paritas2-3 merupakan paritas yang aman ditinjau darisudut kematian maternal. Hasil penelitian ini sesuaibahwa paritas tinggi mudah terjadi komplikasiantara lain : distosia, perdarahan ante partum danpost partum, ruptur uteri, diabetes, dan Iain-lain.Jumlah anak yang terlalu banyak dapatmenimbulkan komplikasi kehamilan dan persalinanserta merupakan mata rantai terjadinya kemiskinankeluarga.610

Ibu pada umumnya beranggapan bahwakehamilan merupakan hal yang biasa atau kodratbagi seorang wanita sehingga kemungkinanmereka akan kurang memanfaatkan pelayanankesehatan dan ketika terjadi kelainankehamilan, persalinan, dan nifas maka merekadimungkinkan kurang memberikan respons positifsehingga meningkatkan angka kejadian kematianmaternal. Hal ini menggambarkan bahwapendidikan yang masih rendah akan sulit untukmenerima pelayanan kesehaan modern danmerubah kebiasaan, khususnya didesa.6

Hasil penelitian ini kematian ibu mayoritasterjadi pada ibu keluarga miskin (76,67%).Penyebab kematian tidak langsung antara lainrendahnya pendidikan dan kemiskinan masyarakat,daerah yang luas dengan fasiiitas bervariasi danterlambat mendapat pertolongan. Wanita masihperlu untuk meningkatkan sosial ekonomi keluargasekalipun sedang hamii tua. Kemiskinan,ketidaktahuan, kebodohan, dan rendahnya statuswanita adalah faktor yang berperan pada tingginyaangka kematianmaternal.6

Sebagian besar ibu pada peneiitian ini tidakbekerja/tidak berpenghasilan, sehinggapendapatan keluarga hanya bertumpu pada suami.Padahal perempuan yang bekerja (mempunyaipenghasilan) diestimasikan dapat memberikankontribusi besar pada kesejahteraan keluarga.Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yangdilakukan oleh Sinaga di Provinsi Nusa TenggaraBarat dimana faktor sosial ekonomi dan demografi,seperti kemiskinan, pendidikan yang rendah, iokasitempat tinggal terpencil menyebabkan tingginyaangka kematian ibu di daerah tersebut.15

Hasil penelitian ini ibu yang meninggalmayoritas (90%) telah melakukan pemeriksaankehamilan secara rutin (>4 kali) baik itu diPuskesmas, Bidan Praktik Swasta dan RumahSakit. Hasil penelitian di Sumatera Selatanmenunjukkan bahwa ibu hamii yang tidak pernahatau melakukan pemeriksaan kehamilan kurangdari 4 kali berisiko mengalami kematian 3,5 kalilebih tinggi dibandingkan ibu hamii yang secararutin memeriksakan kehamilannya. Namunpemeriksaan kehamilan yang baik dan berkualitashanya dapat diberikan oleh tenaga kesehatan yangberkualitas dan kompeten, tidak hanya diukur darifasiiitas yang dimiliki, namun juga pandangannyaterhadap masalah pelayanan kebidanan, upayameningkatkan kualitas kesehatan dan upayapencegahan penyakit.12

pada

Kematian ibu dalam penelitian iniberdasarkan pada faktor sosial ekonomimenunjukkan bahwa tingkat pendidikan terbanyakadalah pendidikan dasar (SD/SMP sederajat (50%).Tingkat pendidikan menengah atau SLTA/SMUsederajat juga cukup tinggi (43,33%), sedangkanuntuk pendidikan tinggi paling sedikit (6,67%). Ibuyang berpendidikan dasar pada umumnyadiestimasikan tidak mempunyai kemampuan yangbaik untuk berperilaku sehat karena kurangnyadaya pikir untuk menghindarkan dirinya dariberbagai risiko kehamilan serta rendahnyapengetahuan ibu yang berpengaruh padapengambilan keputusan ibu untuk mendapatkanpelayanan kesehatan. Hal ini sesuai dengan teoriyang dikemukakan bahwa semakin tinggipendidikan maka semakin baik tingkatpengetahuan dan perilaku, karena hasil yangdiharapkan dari pendidikan adalah pengetahuandan perilaku sehat, perilakuuntuk memelihara sertameningkatkan kesehatan yang kondusif.14

83

Page 6: Ana Kurniati’, Nur Djanah2

Kesehatan Ibu dan Anak, Volume 8, No.2, November 2015, hal 79 - 85

Penyebab kematian maternal berdasarkanfaktor pelayanan kesehatan menunjukkan bahwaibu yang meninggal sebagian besar bersalin difasilitas kesehatan sebesar 96,67% dan semua ibuyang meninggal ditolong oleh tenaga kesehatandan 3,33% meninggal di rumah serta ditolong olehbukan tenaga kesehatan. Tingginya kematianmaternal yang dilakukan oleh tenaga kesehatanbukan berarti bahwa pertolongan oleh tenagakesehatan berisiko terhadap kasus kematianmaternal. Tingginya kematian maternal yangditolong oleh tenaga kesehatan terutama di rumahsakitdiestimasikan lebih disebabkan oleh berbagairiwayat komplikasi kehamilan atau persalinan yangterlambat diberikanpertolongan.

Penelitian ini mayoritas kematian ibudengan terjadinya keterlambatan (53,33%). Haltersebut didukung oleh penelitian didapatkanbahwa keterlambatan penanganan medismerupakan faktor risiko kematian denganOR=16,891, dimana keterlambatan medismerupakan akibat yang sangat dipengaruhi olehketerlambatan keputusan merujuk danketerlambatan waktu tempuh. Sedangkanketerlambatan merujuk tidak lepas dari keadaansosial dan kondisi keuangan. Meskipun demikian,pertolongan pertama oleh tenaga kesehatan perludipertahankan mengingat pentingnya pertolonganpertama oleh tenaga kesehatan sebagai tindakankuratif disamping perawatan antenatal sebagaitindakan preventif. 10

Penyebab lain adalah kemungkinan kurangtersedianya sarana dan fasilitas penanganan dirumah sakit atau kurangnya tenaga terlatih. Namundemikian, kematian yang terjadi di rumah sakitsudah terdapat kecenderungan menurun, sekalipunmasih tetap tinggi. Hal ini seperti yang aikatakanbahwa pelayanan kesehatan mempunyai peransangat besar, faktor ini meliputi kurangnyakemudahan untuk pelayanan kesehatan maternal,asuhan medik yang kurang baik dan kurangnyatenaga terlatih dan kurangnya. obat-obatan

' penyelamat jiwa. Meskipun tempat persalinandilakukan di rumah sakit atau fasilitas kesehatanlain dan ditolong oleh tenaga kesehatan, tetapikebanyakan bahwa pasien yang bersalin di rumahsakit adalah mereka yang telah bersalin di rumahtetapi mengalami kesulitan atau komplikasi.Sehingga dapat dikatakan pula bahwakemungkinan pasien yang tiba di rumah sakit,mengalami keterlambatan penanganan, dan risikoterberat adalah kematian.10

KESIMPULANPreeklamsi/eklamsia dan penyakit jantung

merupakan penyebab kematian maternal yangterbesar. Kematian maternal paling banyak terjadipada usia reproduksi sehat (20-30 tahun) dandengan paritas berisiko (1 atau >3), sebagian besartelah melakukan pemeriksaan kehamilan secarabaik/rutin, dan sebagian besar mengalamiketerlambatan (terlambat merujuk, deteksi dini danpenanganan). Ibu yang meninggal sebagian besarberpendidikan dasar (SD/SMP sederajat) sertatidak bekerja. Perilaku sadar kesehatan ibu sudahbaik, dilihat dari akses pelayanan kesehatan yangdicapai sebagian besar di sarana kesehatan danseluruhnya telah ditangani oleh tenaga kesehatan.

SARAN1. BagiPetugasAMP di Dinas Kesehatan

Hendaknya melakukan pengkajian datadan pencatatan secara lengkap sehinggalaporan AMP terperinci dan jelas sehinggadapat dilakukan evaluasi terhadapperencanaan lebih lanjut dalam upayamenekanAngkaKematian Maternal.

2. Bagi tenaga kesehatan(khususnya bidan)Hendaknya melakukan asuhan

kebidanan secara lengkap dan teliti, sertamendokumentasikan hasil asuhan denganlengkap, sehingga dokumentasi tersebut dapatmenggambarkan kronologis kematianmaternalsecara terperinci.

3. Bagipeneliti berikutnyaPeneliti menganjurkan peneliti

berikutnya untuk menggunakan rancangancasecontrol sehingga dapat mencari hubungansebab akibat antara 2 variabel penyebabkematian maternal.

DAFTAR PUSTAKA1. Herawati I. 2011. Analisis Kematian Ibu di

Indonesia Tahun 2010 Berdasarkan Data SDKI,Riskesdas, dan Laporan Rutin Kesehatan Ibudan Anak. Pertemuan Teknis Kesehatan Ibu.Jakarta: Departemen Kesehatan RepublikIndonesia

2. Dinas Kesehatan Propinsi Daerah IstimewaYogyakarta. 2013. Profil Kesehatan DIY Tahun2013.

3. Dinas Kesehatan Kabupaten Kulon Progo,Seksi Kesehatan Keluarga. 2013. ProfilKesehatan Kabupaten BantuI Tahun 2013

84

Page 7: Ana Kurniati’, Nur Djanah2

Kumiati, Djanah, Penyebab Kematian Ibu di Kabupaten Kulon Progo Yogyakarta

4. Seksi Kesehatan Keluarga Dinas KesehatanProvinsi DIY. 2013

5. Manuaba, IAC. 2008. Gawat Darurat Obstetri-Ginekologi & Obstetri-Ginekologi Sosial untukProfesi Bidan.Jakarta:EGC

6. Ujah, I.A.O., Aisien, O.A., Mutihir, J.T.,Vanderjagt, D. J., Glew, R.H. and Uguru, V. E.2005. Factor Contributing to Maternal Mortalityin North Central Nigeria: A Seventeen-yearReview. African Journal of Reproductive Health9 (3) December. Pp37-40

7. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian KuantitatifdanKualitatif. CVAIfabeta:Bandung

8. Safuddin, AB. 2001. Buku Acuan NasionalPelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.Jakarta: JNPKKR-POGI.

9. WHO (2005a) The World Health Report 2005 ;Make every mother and child count, WorldHealth Organization,Geneva

10. Wiknjosastro, H. 2005. Ilmu Kebidanan.Jakarta: Yayasan Bina Pustaka SarwonoPrawirohardjo

11. JNPK-KR. 2008. Asuhan Persalinan Normal &Inisiasi Menyusu Dini.Jakarta.

12. Retnaningsih, E. 2009. Studi kasus control :Pengaruh Faktor Perilaku Layanan KesehatanIbu Hamil terhadap Kematian Ibu di EmpatKabupaten Kota di Provinsi Sumatera Utara.Buletin PeneiitianKesehatan.

13. Drenthen, W,, Boersma, E., Balci.A., Moons, P.,Ross-Hesselink, JW., Mulder, BJ., et al.Predictors of pregnancy complications inwoman with congenital heart disease. Eur HeartJ.(2Q10).oxfordjournals.org.

14. Notoatmodjo, S.' 2003. Pendidikan dan PerilakuKesehatan. Jakarta: RinekaCipta.

15. Sinaga, M. 2007. Beberapa Faktor SosialDemografi yang Berhubungan denganTingginya Angka Kematian Ibu di Provinsi NusaTenggara Timur. Majalah KedokteranMuhammadiyah.

, 85