AD PPT
-
Upload
martina-rizki -
Category
Documents
-
view
30 -
download
0
description
Transcript of AD PPT
MYASTENIA GRAVIS
ALZHEIMER DISEASE
NI KADEK WIDYA ANGGARINI
H1A012037
DEFINISI
Alzhaimer disease (AD) atau penyakit alzhaimer adalah penyakit yang dikarakteristikan dengan penurunan fungsi kognitif secara progesif. AD secara substansial meningkat pada usia 65 tahun keatas yang ditandai dengan penurunan ingatan, pikiran, bahasa, dan kapasitas memori pembelajaran yang terjadi secara progesif. (Duthey, 2013)
EPIDEMIOLOGI
Faktor risiko utama untuk AD adalah usia, dengan prevalensi dua kali lipat setiap 5 tahun setelah usia 65. Perkiraan Sebagian besar prevalensi AD di Amerika Serikat sekitar 2,3 juta untuk individu di atas usia 70 tahun, tetapi beberapa perkiraan mendapatkan angka 5,3 juta orang di atas usia 65. (William, 2010)
Di Amerika Serikat, pada 2012, 1 dari 8 warga senior (13%) menderita AD, sehingga penyebab paling umum keenam kematian. Lebih dari 5,4 juta pasien Alzheimer sedang menerima perawatan medis di Amerika Serikat, dan mereka dikenakan biaya perawatan yang cukup tinggi yaitu sebesar US $ 200 miliar per tahun.(Choi, 2014)
ETIOLOGI
Faktor genetik berperan dalam timbulnya Alzheimer Disease pada beberapa kasus, seperti dibuktikan adanya kasus familial. Penelitian terhadap kasus familial telah memberikan pemahaman signifikan tentang patogenesis alzheimer disease familial, dan , mungkin sporadik. Mutasi di paling sedikit empat lokus genetik dilaporkan berkaitan secara eksklusif dengan AD familial.
Pengendapan suatu bentuk amiloid, yang berasal dari penguraian APP merupakan gambaran yang konsisten pada Alzheimer disease. Produk penguraian tersebut yang dikenal sebagai - amiloid (A) adalah komponen utama plak senilis yang ditemukan pada otak pasien Alzheimer disease, dan biasanya juga terdapat di dalam pembuluh darah otak.
Hiperfosforilisasi protein tau merupakan keping lain teka-teki Alzheimer disease. Tau adalah suatu protein intra sel yang terlibat dalam pembentukan mikrotubulus intra akson. Selain pengendapan amiloid, kelainan sitoskeleton merupakan gambaran yang selalu ditemukan pada AD. Kelainan ini berkaitan dengan penimbunan bentuk hiperfosforilasi tau, yang keberadaanya mungkin menggaggu pemeliharaan mikrotubulus normal.
Ekspresi alel spesifik apoprotein E (ApoE) dapat dibuktikan pada AD sporadik dan familial. Diperkirakan ApoE mungkin berperan dalam penyaluran dan pengolahan molekul APP. ApoE yang mengandung alel 4 dilaporkan mengikat A lebih baik daripada bentuk lain ApoE, dan oleh karena itu, bentuk ini mungkin ikut meningkatkan pembentukan fibril amiloid.
PATOFISIOLOGI
Terdapat beberapa mekanisme yang dikatakan sebagai penyebab tingginya kadar plak neuritik dan neurofibrilary tangles (NFTs) pada area kortikal dan lobus temporal bagian tengah antara lain: (Aprahamian, 2013)
Hipotesis Amiloid Kaskade
Neurofibrillary Tangles
Hipotesis Kolinergik
Abnormalitas Neurotransmitter Lain
Kolesterol dan Penyakit Vaskular Otak
MANIFESTASI KLINIS
Berikut ini adalah gejala umum dari Alzheimer: (Alzheimers Association. 2013)
Hilangnya ingatan yang mengganggu kehidupan sehari-hari.
Tantangan dalam perencanaan atau pemecahan masalah.
Kesulitan menyelesaikan tugas-tugas sehari-hari di rumah, di tempat kerja atau di waktu luang.
Kebingungan dengan waktu atau tempat.
Masalah pemahaman gambar visual dan hubungan spasial.
Masalah baru dengan kata-kata dalam berbicara atau menulis.
Lupa tempat menyimpan sesuatu dan kehilangan kemampuan untuk menelusuri kembali langkah.
Penurunan atau penilaian buruk.
Penarikan dari pekerjaan atau kegiatan sosial.
Perubahan suasana hati dan kepribadian.
Dalam lanjutan penyakit Alzheimer, orang memerlukan bantuan dalam mengerjakan kegiatan dasar hidup sehari-hari, seperti mandi, berpakaian, makan dan menggunakan kamar mandi. Mereka yang berada di tahap akhir penyakit kehilangan kemampuan mereka untuk berkomunikasi, gagal untuk mengenali orang-orang tercinta dan menjadi tergantung dalam perawatan sepanjang hari. Ketika seorang individu memiliki kesulitan bergerak karena penyakit Alzheimer, mereka lebih rentan terhadap infeksi, termasuk pneumonia (infeksi paru-paru).
PENEGAKAN DIAGNOSIS
Kriteria untuk Diagnosis Klinis Penyakit Alzheimer
Kriteria diagnosis klinis untuk probable penyakit Alzheimer mencakup:
Demensia yang tidtegakkan oleh pemeriksaan klinis dan tercatat dengan pemeriksaan the mini-mental test,Blessed Dementia Scale,atau pemeriksaan sejenis,dan dikonfirmasi oleh tes neuropsikologis
Defisit pada dua atau lebih area kognitif
Tidak ada gangguan kesadaran
Awitan antara umur 40 dan 90,umunya setelah umur 65 tahun
Tidak adanya kelinan sistemik atau penyakit otak lain yang dapat menyebabkan defisit progresif pada memori dan kognitif
Diagnosis probable penyakit Alzheimer didukung oleh:
Penurunan progresif fungsi kognitif spesifik seperti afasia,apraksia,dan agnosia
Gangguan aktivitas hidup sehari-hari dan perubahan pola perilaku
Riwayat keluarga dengan gangguan yang sama,terutama bila sudah dikonfirmasi secara neuropatologi
Hasil laboratorium yang menunjukkan
Pungsi lumbal yang normal yang dievaluasi dengan teknik standar
Pola normal atau perubahan yang nonspesifik pada EEG,seperti peningkatan atktivitas slow-wave
Bukti adanya atrofi otak pada pemeriksaan CT yang progresif dan terdokumentasi oleh pemeriksaan serial
Gambaran klinis lain yang konsisten dengan diagnosis probable penyakit Alzheimer,setelah mengeksklusi penyebab demensia selain penyakit Alzheimer:
Perjalanan penyakit yang progresif namun lambat (plateau)
Gejala-gejala yang berhubungan seperti depresi,insomnia,inkontinensia,delusi, halusinasi,verbal katastrofik,emosional,gangguan seksual,dan penurunan berat badan
Abnormalitas neurologis pada beberapa pasien,terutama pada penyakit tahap lanjut,seperti peningkatan tonus otot,mioklunus,dan gangguan melangkah
Kejang pada penyakit yang lanjut
Pemeriksaan CT normal untuk usianya
Gambaran yang membuat diagnosis probable penyakit Alzheimer menjadi tidak cocok adalah:
Onset yang mendadak dan apolectic
Terdapat defisit neurologis fokal seperti hemiparesis,gangguan sensorik,defisit lapang pandang,dan inkoordinasi pada tahap awal penyakit;dan kehang atau gangguan melangkah pada saat awitan atau tahap awal perjalanan penyakit
Diagnosis possible penyakit Alzheimer:
Dibuat berdasarkan adanya sindrom demensia,tanpa adanya gangguan neurologis psikiatrik,atau sistemik alin yang dapat menyebabkan demensia,dan adandya variasi pada awitan,gejala klinis,atau perjalanan penyakit
Dibuat berdasarkan adanya gangguan otak atau sistemik sekunder yang cukup untuk menyebabkan demensia,namun penyebab primernya bukan merupakan penyabab demensia
Kriteria untuk diagnosis definite penyakit Alzheimer adalah:
Kriteria klinis untuk probable penyakit Alzheimer
Bukti histopatologi yang didapat dari biopsi atau atutopsi
Klasifikasi penyakit Alzheimer untuk tujuan penelitian dilakukan bila terdapat gambaran khusus yang mungkin merupakan subtipe penyakit Alzheimer,seperti:
Banyak anggota keluarga yang mengalami hal yang sama
Awitan sebelum usia 65 tahun
Adanya trisomi-21
Terjadi bersamaan dengan kondisi lain yang relevan seperti penyakit Parkinson
TATALAKSANA
Terapi farmakologi
Kolinesterase inhibitor
Donepezil disetujui untuk pengobatan semua tahap Alzheimer disease.
Galantamine disetujui untuk tahap ringan sampai sedang.
Rivastigmine untuk tahap ringan sampai sedang.
Tacrine merupakan kolinesterase inhibitor pertama yang disetujui untuk digunakan sejak tahun 1993, namun sudah jarang digunakan saat ini karena faktor resiko efek sampingnya, salah satunya adalah kerusakan hati.
Memantin
Memantin merupakan obat yang telah diakui oleh Food and Drug Administration (FDA) untuk pengobatan penyakit Alzheimer sedang sampai berat.
Thiamin
Pemberian thiamin hydrochlorida dengan dosis 3 gr/hari selama 3 bulan peroral, menunjukkan perbaikan bermakna terhadap fungsi kognisi dibandingkan placebo selama periode yang sama.
Haloperiodol
Pemberian oral Haloperiod 1-5 mg/hari selama 4 minggu akan memperbaiki gejala tersebut. Bila penderita Alzheimer menderita depresi sebaiknya diberikan tricyclic anti depresant (Amitryptiline 25-100 mg/hari)
Acetyl L-Carnitine (ALC)
Pada pemberian dosis 1-2 gr/hari/peroral selama 1 tahun dalam pengobatan, disimpulkan bahwa dapat memperbaiki atau menghambat progresifitas kerusakan fungsi kognitif.
Antioksidan
Pada pasien dengan AD sedang-berat, penggunaan antioksidan selegiline, -tokoferol (vitamin E), atau keduanya, memperlambat proses kematian. Karena vitamin E memiliki potensi yang rendah untuk toksisitas dari selegiline, dan juga lebih murah, dosis yang digunakan dalam penelitian untuk diberikan kepada pasien AD adalah 1000 IU dua kali sehari.
Terapi non- farmakologi
Terapi non- farmakologi adalah mereka yang menggunakan pendekatan selain obat-obatan, seperti terapi music dan terapi kenangan ( seperti foto untuk memperoleh recall). Terapi non- farmakologi sering digunakan dengan tujuan mempertahankan atau meningkatkan fungsi kognitif untuk meningkatkan ativitas sehari-hari atau kualitas hidup.
PROGNOSIS
Penyakit ini bersifat kronis progresif dengan rentang waktu 3-20 tahun dengan rata-rata 7-10 tahun. Timbulnya regiditas, halusinasi, waham menunjukan adanya penurunan fungsi fisik dan kognitif dengan cepat. Terjadi kerentanan terhadap terjadinya trauma dan infeksi. Penyebab kematian penderitaa sering karena pneumonia, malnutrisi, dehidrasi, sepsis karena luka dicubitus atau infeksi saluran kencing. (Machfoed, 2011)
DAFTAR PUSTAKA
Alzheimers Association, 2013 Alzheimers Disease Facts and Figures, Alzheimers & Dementia, Volume 9, Issue 2. Available from < https://www.alz.org/downloads/facts_figures_2013.pdf> [Accessed on 26 april 2015].
Aprahamian I. 2013. New treatment strategies for Alzheimers disease: is there a hope?. Indian J Med Res 138: pp 449-460. Available from < http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/24434253 > [Accessed on 25 april 2015]
Association As. FDA-Approved Treatments for Alzheimers2012:pp1-3. Available from < https://www.alz.org/national/documents/topicsheet_treatments.pdf > [Accessed on 27 april 2015]
Choi S S et al. 2014. Alzheimers Disease and Stem Cell Therapy. Exp Neurobiol. 2014 Mar;23(1):45-52. Available from < http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3984956/ > [Accessed on 25 april 2015]
Duthey B. 2013. Alzheimer Disease and other Dementias. Priority Medicines for Europe and the World"A Public Health Approach to Innovation". Available from < http://www.who.int/medicines/areas/priority_medicines/BP6_11Alzheimer.pdf > [Accessed on 26 april 2015].
Jayakar P J and Huang J. 2012. Alzheimers disease: a review of diagnostic criteria. UWOMJ 79:2. Available from < http://www.uwomj.com/wp-content/uploads/2012/11/v79n2_3.pdf > [Accessed on 26 april 2015].
Machfoed M.H. 2011. Buku Ajar Ilmu Penyakit Saraf. Airlanga University Press.
Mayeux R. 2010. Early Alzheimers Disease. n engl j med 362;23. Available from < http://www.nejm.org/doi/full/10.1056/NEJMcp0910236 > [Accessed on 27 april 2015]
Robbins L S et al. 2007. Buku Ajar Patologi Edisi 7 Vol 2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
William W J. 2010. Preventing Alzheimers Disease and Cognitive Decline. Evidence Report/Technology Assessment Number 193. Available from < http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK47456/ > [Accessed on 25 april 2015]