abay~ Adjustable Bed Flow Channel
description
Transcript of abay~ Adjustable Bed Flow Channel
ADJUSTABLE BED FLOW CHANNEL
BAYU DIRGA SEPTIANTO
LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2000
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Pengukuran Kecepatan Fluida dengan Tabung Pitot
Gambar 4.1 Grafik Kecepatan Lokal -vs- Tinggi Bed
Gambar 4.1 menunjukan hubungan antara kecepatan lokal dengan tinggi bed.
Dalam percobaan ini, kecepatan lokal yang diukur adalah kecepatan pada bagian
tengah penampang yang dianggap merupakan daerah dengan kecepatan tertinggi.
Dimana untuk grafik hubungan kecepatan lokal (u) dengan laju alir (Q) 20
liter/menit cenderung konstan pada tinggi bed (z) 45 sampai 90 mm dan mengalami
kenaikan pada tinggi bed (z) 100 mm. Sedangkan untuk grafik hubungan kecepatan
lokal (u) dengan laju alir (Q) 40 liter/menit cenderung konstan pada tinggi bed (z) 75
sampai 90 mm dan mengalami kenaikan pada tinggi bed (z) 100 mm. Sedangkan
untuk grafik hubungan kecepatan lokal (u) dengan laju alir (Q) 60 liter/menit
cenderung tidak stabil dan mengalami kenaikan pada tinggi bed (z) 75 sampai 100
mm.
Secara teoritis, kecepatan maksimum akan bertambah seiring dengan naiknya
ketinggian bed disebabkan penurunan luas penampang aliran (Geankoplis, 2003).
Berdasarkan teori dimana Q = A . V. Bertambahnya ketinggian bed (z) akan
mengurangi luas penampang aliran fluida, sehingga kecepatan fluidanya pun
semakin meningkat (Mc Cabe dkk, 1993).
Dari grafik di atas dapat diketahui bahwa grafik yang sesuai dengan teori
adalah grafik dengan laju alir (Q) 60 liter/menit, mengalami kenaikan pada tinggi bed
(z) 75 sampai 100 mm . Sementara itu grafik dengan laju alir (Q) 20 liter/menit dan
laju alir (Q) 40 liter/menit belum sesuai dengan teori.
Maka grafik hubungan kecepatan (u) dengan tinggi bed (z) untuk masing-
masing laju alir (Q) 40 liter/menit dan laju alir (Q) 60 liter/menit mengalami
penyimpangan dari teori yaitu kecepatan (u) akan berbanding lurus dengan laju alir
fluida (Q).
U1 = V1 dan U2 = V2
Q = V1 . y1 . b = V2 . y2 . b
Penyimpangan yang terjadi disebabkan oleh:
1. Laju alir belum konstan
2. Kesulitan dalam pembacaan debit aliran masuk disebabkan oleh display
penunjuk aliran masuk yang kurang jelas
3. Adanya air di sekitar tabung pitot dan piezometer yang mempengaruhi
hasil pengukuran
4. Kesalahan dalam pembacaan tabung pitot dan piezometer.
4.2 Pengukuran Profil Kecepatan Fluida
Gambar 4.2 Grafik u2/v2 -vs- y2’/y2
Gambar 4.2 menunjukkan hubungan antara u2/v2 dengan y2’/y2. Berdasarkan
bilangan Reynoldnya (NRe), aliran pada percobaan ini merupakan aliran turbulen,
dimana NRe>4100. Secara teoritis, pada aliran laminar kurva yang dibentuk oleh u2/v2
dengan y2’/y2 akan berbentuk parabola, sedangkan pada aliran turbulen kurva akan
membentuk garis lurus (Bird, 1960).
Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa pada Nre = 16580,1590 dan pada Nre
= 24870,2385 telah sesuai dengan teori dimana kurva membentuk garis lurus dari
y2’/y2 0,0833 sampai 0,75 untuk Nre = 16580,1590 dan dari y2’/y2 0,25 sampai 0,75
untuk Nre = 24870,2385. Sedangkan pada Nre = 8290,0795 tidak sesuai dengan
teori dimana kurva tidak membentuk garis lurus. Dari percobaan yang telah
dilakukan, sebagian hasil yang diperoleh menyimpang dari teori. Karena kurva yang
terbentuk seharusnya membentuk garis lurus karena pola aliran adalah turbulen,
tetapi kurva yang terbentuk dari hasil percobaan tidak membentuk garis lurus.
Penyimpangan ini disebabkan oleh :
1. Kesukaran dalam pengaturan valve outlet, sehingga alirannya sangat sulit untuk
mencapai keadaan konstan.
2. Adanya kebocoran air di dalam alat percobaan, sehingga ada air di sekitar
tabung pitot dan piezometer.
4.3 Aplikasi Persamaan Kontinuitas
0,0000
0,5000
1,0000
1,5000
2,0000
2,5000
3,0000
0,0000 0,5000 1,0000 1,5000 2,0000 2,5000 3,0000
y1/y2
((H
2-h
2)/(
H1-
h1)
)
Gambar 4.3 Grafik -vs- 2
1
y
y
Gambar 4.3 menunjukan hubungan antara y1/y2 terhadap , dimana
terdapat beberapa titik yang hampir berdekatan. Dari grafik diatas tidak dapat
diambil titik yang terhubung oleh sebuah garis satu sama lainnya. Dalam gambar
dapat dilihat bahwa tidak diperoleh titik yang membentuk sebuah garis lurus dengan
gradien 1 berdasarkan teori. Berdasarkan teori yang ada menurut persamaan
kontinuitas menyatakan bahwa (Iriany dan Taslim, 2008). Hal ini
membolehkan persamaan kontinuitas berlaku untuk sistem 1 dimensi yang tidak
terjadi penurunan tekanan (Mc Cabe dkk, 1993). Dalam percobaan ini terjadi banyak
penyimpangan dimana tidak diperoleh titik yang berdekatan antara nilai -vs-
2
1
y
y. Ini membuktikan bahwa secara keseluruhan data yang diperoleh menyimpang
daripada data yang seharusnya diperoleh sehingga persamaan kontinuitas tidak
berlaku karena tidak terbukti dalam percobaan ini.
Adapun yang menyebabkan terjadinya penyimpangan karena :
1. Kesalahan dalam pembacaan tabung pitot dan piezometer
2. Aliran udara yang mengakibatkan timbulnya gelembung udara pada
tabung pitot dan piezometer, sehingga menyulitkan pengukuran secara
akurat
3. Kesukaran dalam pengaturan valve outlet, sehingga alirannya sangat sulit
untuk mencapai keadaan konstan
4. Laju alir belum konstan.
BAB V
KESIMPULAN
Beberapa kesimpulan yang dapat diambil setelah dilakukan percobaan adalah
sebagai berikut :
1. Tinggi bed (z) berbanding lurus dengan kecepatan lokal (u).
2. Aliran pada saluran merupakan aliran turbulen.
3. Laju alir yang belum konstan akan menyebabkan air dalam piezometer
dan tabung pitot tidak stabil. Hal ini akan mempengaruhi hasil
pengukuran.
4. Kurva yang di bentuk y2’/y2 vs u2/v2 untuk aliran turbulen adalah
berbentuk garis lurus.
DAFTAR PUSTAKA
Bird, B. Byron. 1960. Transport Phenomena. London: John Wiley & Sons.
Geankoplis, Christie J. 2003. Transport Process and Separation Process Principles.
Edisi ke-4. New Jersey: Prentice Hall.
Iriany dan Taslim. 2008. Penuntun Praktikum Operasi Teknik Kimia. Medan:
Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik USU.
Mc Cabe, dkk. 1986. Operasi Teknik Kimia. Jilid 1. Jakarta : Erlangga.