A State of The Art : Literatur Review Dalam Budaya ... · budaya. yang bekerja-sama sebagaimana...

16
269 A STATE OF THE ART : LITERATUR REVIEW DALAM BUDAYA KESELAMATAN KERJA PADA PROYEK KONSTRUKSI Rossy Armyn Machfudiyanto dan Yusuf Latief Fakultas Teknik, Universitas Indonesia email: [email protected] ABSTRACT This study reviews the literature on safety culture that focuses on research conducted from 2000 onwards. The term "culture" is defined as a characteristic that is applied to the safety organization and especially on the safety of the construction. Some explanations in the case of a positive safety culture, safety culture model, the level of aggregation and safety given by presenting empirical evidence and theoretical developments as appropriate. In general, so-called safety culture has influenced the behavior of workers and measures relating to occupational health and safety organizations that are carrying out the task. Given a few years now safety has been the center of much attention in all industries, including the construction, aimed lah implications for future research. Keywords: Safety Culture, Cultural Organization, Construction Accident, Safety Management Systems PENDAHULUAN Dalam rangka berkontribusi untuk me- ngurangi kecelakaan kerja, keselamat- an kerja telah diteliti dari sudut pan- dang yang berbeda (Silva, dkk; 2004). Secara teknis maupun psikologi, sudut pandang tersebut menuntun naiknya budaya keselamatan yang positif sebuah konsep yang dihubugkan secara intrinsik pada budaya organisasi yang telah menarik perhatian banyak kalangan industri. Meskipun peran utama dalam menentukan kesuksesan atau kegagal- an suatu organisasi terletak pada budaya organisasi, nampaknya tidak ada per- setujuan mengenai bagaimana meng- gambarkan budaya dari sebuah organi- sasi (Guldenmund, 2000). Selebihnya, perdebatan tak terselesaikan bersikeras apakah sebuah organisasi memiliki budaya atau murupakan budaya itu sendiri. Bertentangan dengan latar belakang tersebut, tidak lah mengejut- kan bahwa tidak ada model dari budaya keselamatan yang diterima. Oleh karena itu, tulisan ini mengulas literatur yang ada mengenai budaya keselamatan dan memberikan penjelasan mengenai pe- ngertian, bukti empiris dan perkem- bangan teorinya. Berdasarkan ulasan

Transcript of A State of The Art : Literatur Review Dalam Budaya ... · budaya. yang bekerja-sama sebagaimana...

Page 1: A State of The Art : Literatur Review Dalam Budaya ... · budaya. yang bekerja-sama sebagaimana untuk mere-fleksikan tindakan, kepercayaan, peri-laku dan nilai-nilai dengan melihat

269

A STATE OF THE ART : LITERATUR REVIEW DALAM

BUDAYA KESELAMATAN KERJA PADA PROYEK

KONSTRUKSI

Rossy Armyn Machfudiyanto dan Yusuf Latief

Fakultas Teknik, Universitas Indonesia

email: [email protected]

ABSTRACT

This study reviews the literature on safety culture that focuses on research

conducted from 2000 onwards. The term "culture" is defined as a

characteristic that is applied to the safety organization and especially on the

safety of the construction. Some explanations in the case of a positive safety

culture, safety culture model, the level of aggregation and safety given by

presenting empirical evidence and theoretical developments as appropriate.

In general, so-called safety culture has influenced the behavior of workers and

measures relating to occupational health and safety organizations that are

carrying out the task. Given a few years now safety has been the center of

much attention in all industries, including the construction, aimed lah

implications for future research.

Keywords: Safety Culture, Cultural Organization, Construction Accident,

Safety Management Systems

PENDAHULUAN

Dalam rangka berkontribusi untuk me-

ngurangi kecelakaan kerja, keselamat-

an kerja telah diteliti dari sudut pan-

dang yang berbeda (Silva, dkk; 2004).

Secara teknis maupun psikologi, sudut

pandang tersebut menuntun naiknya

budaya keselamatan yang positif –

sebuah konsep yang dihubugkan secara

intrinsik pada budaya organisasi yang

telah menarik perhatian banyak kalangan

industri. Meskipun peran utama dalam

menentukan kesuksesan atau kegagal-

an suatu organisasi terletak pada budaya

organisasi, nampaknya tidak ada per-

setujuan mengenai bagaimana meng-

gambarkan budaya dari sebuah organi-

sasi (Guldenmund, 2000). Selebihnya,

perdebatan tak terselesaikan bersikeras

apakah sebuah organisasi memiliki

budaya atau murupakan budaya itu

sendiri. Bertentangan dengan latar

belakang tersebut, tidak lah mengejut-

kan bahwa tidak ada model dari budaya

keselamatan yang diterima. Oleh karena

itu, tulisan ini mengulas literatur yang

ada mengenai budaya keselamatan dan

memberikan penjelasan mengenai pe-

ngertian, bukti empiris dan perkem-

bangan teorinya. Berdasarkan ulasan

Page 2: A State of The Art : Literatur Review Dalam Budaya ... · budaya. yang bekerja-sama sebagaimana untuk mere-fleksikan tindakan, kepercayaan, peri-laku dan nilai-nilai dengan melihat

PROSIDING KONSER KARYA ILMIAH Vol 2, Agustus 2016 | ISSN: 2460-5506

270

kritis yang berhubungan dengan pene-

litian yang sudah disebarluaskan (dari

2000 dan seterusnya), tulisan ini meng-

analisis pemikiran dan pandangan dari

beberapa tempat belajar yang berbeda

dalam konteks keselamatan konstruksi.

Walaupun perkembangan dari model

budaya keselamatan diluar dari jang-

kauan tulisan ini, sebuah model kon-

septual ditawarkan untuk menguji

budaya keselamatan secara umum dan

sisi konstruksi secara khusus. Poin

selanjutnya akan merangkum budaya

organisasi sebagaimana sebuah ulasan

dari budaya keselamatan bisa saja

tidak lengkap tanpanya ketika operasi-

nya dipengaruhi oleh karakteristik

organisasi (Sawacha, dkk; 1999).

1. Budaya Keorganisasian

Menurut Reason (1997, hal.192),

definisi Uttal (1983) mengenai budaya

keorganisasian diambil paling dekat

dari intinya yaitu: “nilai-nilai (apa saja

yang penting) dan kepercayaan (bagai-

mana sesuatu bekerja) yang disebar-

luaskan yang berinteraksi dengan

perusahaan, struktur keorganisasian

dan system kendali untuk meng-

hasilkan norma-norma perilaku (cara

kita bekerja disini)”. Cooper (2000)

mendefinisikan budaya yang bekerja-

sama sebagaimana untuk mere-

fleksikan tindakan, kepercayaan, peri-

laku dan nilai-nilai dengan melihat

tujuan, fungsi dan prosedur keorgani-

sasian”. Secara singkat, budaya keor-

ganisasian adalah hubungan antara

organisasi dan individu dimana tindak-

an para pekerja bisa berubah melalui

interaksi timbal balik.

Guldenmund (2000) menyimpulkan

bahwa budaya keorganisasian terdiri

dari tujuh ciri-ciri berikut ini: (1)

konstruksi yang menyeluruh; (2) ke-

seimbangan; (3) multidimensi; (4)

disebarluaskan oleh (budaya nasional,

budaya gabungan, budaya keorgani-

sasian, budaya kedepartemenan, buda-

ya klompok dan iklim psikologi); (5)

beragam aspek (budaya yang berbeda

atau budaya keselamatan); (6) latihan-

latihan (norma- norma dan nilai-nilai,

ritual, tokoh utama dan simbol); dan (7)

fungsional – cara kita bekerja disini.

Hofstede (1990) melihat budaya terdiri

dari banyak lapisan, norma-norma dan

nilai-nilai pada pusat intinya. Lapisan

selanjutnya terdiri dari ritual, kemudian

para tokoh utama dan yang terluar

adalah symbol-simbol. Menurut Hofstede,

hanya tiga lapisan – ritual, tokoh

utama dan simbol – yang secara

bersamaan disebut dengan penerapan,

berhubungan dengan keorganisasian.

Page 3: A State of The Art : Literatur Review Dalam Budaya ... · budaya. yang bekerja-sama sebagaimana untuk mere-fleksikan tindakan, kepercayaan, peri-laku dan nilai-nilai dengan melihat

A state of the art: literatur review dalam budaya keselamatan kerja… (Rossy Armyn Machfudiyanto, dkk)

271

Beliau menjelaskan bahwa borma dan

nilai telah dikulturasikan semenjak

masa kanank-kanak melalui asuhan

orang tua dan sekolah dan tetap seperti

itu sepanjang hidup manusia.

Guldenmund (2000) merangkum

budaya keorganisasian sebagai

“sebuah pemahaman yang tetap,

multidimensi dan menyeluruh yang

disebarluaskan oleh kelompok-

kelompok dari anggota keorganisasian

yang memberikan kerangka acuan dan

yang memaknai dan atau yang

diungkapkan khusus dalam penerapan

tertentu”.

Menurut Hofstede (1990), budaya

keorganisasian dianggap sebagi bisnis

managemen yang tertinggi. Schein

(1992) mendefinisikan budaya keor-

ganisasian merupakan sebuah “pola

dasar asumsi-asumsi yang ditanamkan,

ditemukan dan dikembangkan oleh

kelompok yang ditentukan seagaimana

kelompok tersebut belajar untuk me-

ngatasi masalah-masalahnya dari adap-

tasi luar dan integrasi dalam. Hal ter-

sebut berjalan cukup lancar dan pantas

disebut valid, oleh karena itu hal

tersebut juga pantas diajarkan pada

para anggota baru sebagai cara yang

tepat dalam memandang, berfikir dan

merasakan hal yang berhubungan dengan

masalah-masalah tersebut”. Schein

(1992) menggunakan istilah budaya

keorganisasian sebagai “ketetapan tin-

dakan yang diamati ketika orang ber-

interaksi (Bahasa, adat, tradisi dan

ritual) dengan norma-norma kelom-

pok, nilai-nilai yang mendukung, filo-

sofi formal, aturan main, iklim, ke-

terampilan yang masuk, kebiasaan

berpikir/model mental/paradigm linguis-

tik, makna-makna yang disebarluas-

kan, perumpamaan atau symbol per-

paduan” yang menunjukkan kerumitan

makna dari sebuah budaya.

Tantangan dalam tulisan ini adalah

mendefinisikan budaya keselamatan

konstruksi. Oleh karena itu, penting

untuk mencari dan memahami kesulit-

an-kesulitan dan kemungkinan-ke-

mungkinan yang termasuk dalam bu-

daya keselamatan. Secara normal,

orang dihubungkan dengan organisasi

dengan derajat yang berbeda atau

dengan sub satuan keorganisasian

seperti divisi, depertemen, profesi,

jenis kelamin, kelas, kelompok etnik

atau negara, dll. Hal tersebut meng-

gambarkan bahwa budaya saling ber-

tumpang tindih dengan pengaturan

keorganisasian. Beberapa penulis

(Richter dan Koch, 2004, hal. 710

mengacu pada Alvesson, 2002;

Page 4: A State of The Art : Literatur Review Dalam Budaya ... · budaya. yang bekerja-sama sebagaimana untuk mere-fleksikan tindakan, kepercayaan, peri-laku dan nilai-nilai dengan melihat

PROSIDING KONSER KARYA ILMIAH Vol 2, Agustus 2016 | ISSN: 2460-5506

272

Guldenmund, 2000, hal. 223)

menyarankan analisis budaya harus

spesifik pada konteks dan berkaitan

dengan isu pokok yang mana kasus

kita adalah tentang isu keselamatan.

Richter dan Kotch (2004) berpendapat

bahwa budaya keorganisasian merupa-

kan pemahaman yang tersebarluas oleh

organisasi yang sudah disepakati.

Gledon dan Stanton (2000) mengung-

kapkan bahwa budaya keorganisasian

tidak dimiliki oleh kelompok apapun,

naum diciptakan oleh semua anggota

organisasi tersebut.

2. Budaya Keselamatan

Konsep budaya keselamatan sering

kali disajikan terpisah dengan karak-

teristik keorganisasian yang lain

seperti jadwal kerja, teknologi, strategi

bisnis dan pengambilan keputusan

keuangan (Reiman dan Oedewald,

2004). Reiman dan Oedewald (2004)

mengungkapkan pemisahan konsep

budaya keselamatan ini mengurangi

istilah yang hanya mengacu pada

faktor0faktor yang sangat jelas

berhubungan dengan keselamatan

seperti keselamatan tingkah laku dan

nilai-nilai keselamatan. Meskipun

konsep tersebut telah banyak

digunakan selama bertahun-tahun, hal

tersebut tidak begitu jelas. Dalam

rangka memahami budaya keselamatan

dengan lebih baik, sejumlah penelitian

di masa lampau telah diuji. Tabel 1

mendaftar rangkuman penelitian

tentang budaya keselamatn yang

dilakukan sejak tahun 2000. Hal

tersebut menunjukkan dua puluh tujuh

penelitian yang terpilih sebagai ulasan

kritis benar-benar mewakili konsep

tersebut.

Kecelakaan Chernobyl pada bulan

April tahun 1986 memberikan bukti

kerawanan teknologi dan menekankan

kebutuhan untuk memahami

keselamatan keorganisasian. Istilah

budaya keselamatan pertama kali

dikenalkan pada Summary Report on

the Post-Accident Review Meeting on

the Chernobyl Accident INSAG yang

dipublikasikan oleh IAEA dalam

Safety Series No. 75-INSAG-1 tahun

1986 dan diperluas dalam Basic Safety

Principles for Nuclear Power Plants,

Safety Series No. 75-INSAG-3 tahun

1988 (IAEA, 1991). Meskipun

INSAG-1 meminjam istilah budaya

dari pada antropolog (Seorensen,

2002), akan tetapi publikasi INSAG

tidak memberikan referensi untuk

literatur dalam bidang apapun.

Faktanya adalah konsep budaya

keselamatan tidak berkembang secara

Page 5: A State of The Art : Literatur Review Dalam Budaya ... · budaya. yang bekerja-sama sebagaimana untuk mere-fleksikan tindakan, kepercayaan, peri-laku dan nilai-nilai dengan melihat

A state of the art: literatur review dalam budaya keselamatan kerja… (Rossy Armyn Machfudiyanto, dkk)

273

teori dari budaya keorganisasian.

INSAG-3 (1988) menjelaskan bahwa

“frasa ‘budaya keselamatan’ merupa-

kan masalah yang sangat umum,

dedikasi pribadi dan tanggung jawab

seluruh individu yang terlibat dalam

aktivitas apapun yang memiliki

pengaruh pada keselamatan PLTN”.

Akan tetapi, makna dari istilah tersebut

dibiarkan terbuka untuk diinterpretasi-

kan dengan kurangnya panduan dalam

bagaimana ‘budaya keselamatan’ dapat

dinilai. Banyak definisi tentang budaya

keselamatn yang ada dalam literatur

akademik dan contoh-contoh definisi

yang terpilih ditunjukkan dalam table

2. Hanya delapan dari dua puluh tujuh

penelitian yang terpilih mendefinisikan

budaya keselamatan. Kebanyakan defi-

nisinya memiliki perspektif keperca-

yaan yang sama dengan setiap focus-

nya dan derajat yang berbeda-beda

dalam bagaiman orang berpikir dan

bertingkah laku yang berhubungan

dengan keselamatan. Definisi-definisi

tersebut cenderung mencerminkan

pandangan bahwa budaya keselamatan

lebih mengacu pada apa itu organisasi

dari pada sesuatu yang organisasi

miliki. Definisi yang diambil oleh Hale

(2000) dan Cooper (2000) merupakan

definisi yang paling utala sebagaimana

definisi- definisi tersebut menjabarkan

isi dari budaya keselamatan secara

eksplisit.

Tabel 1.Daftar dan Ringkasan dari literature reviews tentang Budaya Keselamatan

Referensi Ringkasan Penelitian

Hale (2000) Menguraikan aspek-aspek budaya keselamatan yang rumit dan

menyarankan elemen-elemen dari budaya keselamatan yang baik

Pidgeon dan O’Leary (2000)

Mengarah pada hasil kerja yang merupakan pelopor dari Barry

Turner yang bukunya Man-made Disasters (Turner, 2978)

merupakan buku pertama yang menarik perhatian pada proses

keorganisasian yang dibutuhkan untuk mempelajari kejadian dan

kesalahan masa lampau demi mencapai budaya keselamatan yang

baik

Rundmo (2000) Menyajikan gambaran mental dari resiko dan hasil survey yang

menunjukkan isu-isu seperti budaya keselamatan, perilaku

pekerjapersepsi tentang resiko dan tindakan di kalangan para

karyawan dalam perusahaan industri Norsk Hydro. Model yang

disajikan menghubungkan faktor-faktor budaya keselamatan

dengan tindakan-tindakan yang berhubungan dengan pengendalian

resiko.

Lee dan Harrison (2000)

Menunjukkan perilaku, persepsi dan tindakan yang telah

dilaporkan. Penelitin tersebut menberikan skala pengukuran yang

terpercaya da menguji isu-isu perbedaan budaya, tidak hanya antara

organisasi tetapi juga sub populasi dalam organisasi tunggal

Page 6: A State of The Art : Literatur Review Dalam Budaya ... · budaya. yang bekerja-sama sebagaimana untuk mere-fleksikan tindakan, kepercayaan, peri-laku dan nilai-nilai dengan melihat

PROSIDING KONSER KARYA ILMIAH Vol 2, Agustus 2016 | ISSN: 2460-5506

274

McDonald, dkk. (2000)

Menyelidiki hubungan dari aspek-aspek budaya keselamatan dan

sistem managemen keselamatan yang berbeda dan menyajikan

model sistem managemen keselamatan yang telah direvisi

Glendon dan Stanton (2000)

Menyajikan perbedaan yang bermanfaat antara proses top-down

yang strategis, perspektif fungsionalis dan proses bottom-up

berbasis data, pendekatan yang interpretif dengan budaya

keselamatan

Guldenmund (2000) Mengemukakan budaya sebagai obyek sentral dari budaya

keorganisasian dan menyajikan ulasan luar biasa dari 15 penelitian

yang mengindikasikan kerumitan konsep iklim keselamatan

Clarke (2000) Menjelaskan istilah buaday keselamatan san mengusulkan model

teori dimana budaya keselmatan mempengaruhi tindakan

keselamatan dalam organisasi

Cooper (2000) Menyajikan sebuah model timbal balik dari buadaya keselamatan

untuk memahami sifatnya yang dinamis, multi sisi dan menyeluruh

Glendon dan Litherland (2001)

Menyajikan struktur faktor budaya keselamatan dan

mengembangkan ukuran observasi tindakan dari kinerja

keselamatan. Akan tetapi, penelitian ini gagal dalam mencari

hubungan antara iklim keselamatan dan ukuran observasi tindakan

dari kinerja keselamatan

O’Toole (2002) Mengidentifikasi budaya keselamatan sebagi faktor penting yang

mengatur pola dari pentingnya keselamatan dalam sebuah

organisasi

Mohamed (2002) Menyajikan sebuah model dimana tindakan kerja yang aman

meruakan konsekuensi dari iklim keselamatan yang ada dalam

lingkungan konstruksi

Mohamed (2003) Mempromosikan penggunaan rubric yang seimang untuk

membandingkan dan mengukur budaya keorganisasian dengan

sistem yang terbaik dalam penbangunan dan berpendapat bahwa

memilih dan mengevaluasi pengukuran dalam empat perspektif,

yaitu: managemen, operasional, pelanggan, dan pembelajaran

memungkinkan organisasi menggapai kemajuan kinerja

keselamatan

Silva, dkk. (2004) Menguji keandalan dan validitas dari kuisioner OSCI (organization

and safety climate inventory) untuk menunjukkan karakteristik

iklim keorganisasian dan iklim keselamatan dalam 15 organisasi

industri

Richter dan Koch (2004)

Mendiskusikan perspektif dari integrasi, perbedaan dan

ketidakjelasan dalam budaya keselamatan

Cooper dan Phillips (2004)

Menentukan hubungan antara iklim dan tindakan keselamatan

Fang, dkk. (2006) Mengidentifikasi dimensi iklim keselamatan untuk memperbaiki

budaya keselamatan dalam konstruksi

Chinda (2007) Menemukan dinamika budaya keselamatan kerja pada proyek

konstruksi

Choudry dkk(2007) Mengembangkan model budaya keselamatan kerja berbasis

perilaku, iklim keselamatan dan sistem pada industry konstruksi

Moolenar (2009) Mengidentifikasi karakteristik budaya keselamatan kerja sebagai

pengaruh dari kinerja suatu perusahaan konstruksi yang diukur

menggunakan EMR

Biggs dkk (2012) Mengetahui faktor kunci dan hambatan dalam membangun budaya

keselamatan kerja yang harus dipahami oleh pemimpin perusahaan

Page 7: A State of The Art : Literatur Review Dalam Budaya ... · budaya. yang bekerja-sama sebagaimana untuk mere-fleksikan tindakan, kepercayaan, peri-laku dan nilai-nilai dengan melihat

A state of the art: literatur review dalam budaya keselamatan kerja… (Rossy Armyn Machfudiyanto, dkk)

275

Ismail dkk (2012) Memahami faktor-faktor pembentuk budaya keselamatan kerja

pada industry konstruksi di malaysia

Fang (2013) Integrasi antara pembentuk budaya keselamatan kerja dengan para

pemain kunci pada proyek konstruksi meliputi owner, kontraktor

dan sub kontraktor

Zhang (2014) Mengetahui persepsi dari stakeholder akan kesesalamatan kerja

dengan menganalisa bentuk fasad bangunan dengan Q metodologi

Pelopor penelitian seperti International

Atomic Energy Agency (IAEA, 1991)

terbitan Safety Culture: A Report by

yhe International Nuclear Safety

Advisory Group (INSAH-4) mengam-

bangkan konsep budaya keselamatan

secara detail. Pelopor tersebut men-

definisikan budaya keselamatan seba-

gai “pertemuan antara karekteristik dan

tingkah laku dalam organisasi dan

individu yang menimbulkan suatu hal

seperti, sebuah prioritas utama, isu

tentang PLTN mendapatkan perhatian

yang dibenarkan oleh kepentingan

mereka”. Definisi tersebut menggaris-

bawahi dua poin utama: (1) budaya

keselamatan selain merupakan tingkah

laku keselamatan yang baik, hal

tersebut juga merupakan managemen

keselamatan yang baik yang dibangun

oleh organisasi; (2) budaya keselamat-

an yang baik adalah yang menetapkan

prioritas tertingginya pada keselamat-

an. Laporan tersebut kemudian men-

jelaskan bahwa budaya keselamatan

kaitannya dengan organisasi dan

individu merupakan sikap sebagai-

mana struktural dan menyangkut kebu-

tuhan untuk memadukan semua isu

keselamatan dengan tindakan dan

perepsi yang cocok”. Laporan tersebut

(INSAG-

4) menyimpulkan bahwa ‘budaya

keselamatan’ merupakan istilah yang

biasa digunakan searang dan hal

tersebut merupakan nilai utama yang

penting biderikan untuk konsep

tersebut. Sebuah lampiran yang terdiri

dari 143 pertanyaan dimasukkan dalam

laporan tersebut yang meningkatkan

nilainya jika budaya keselamatan

diadili dalam situasi tertentu. Laporan

tersebut menyajikan konsep budaya

keselamatan kaitannya dengan organi-

sasi dan individu, akan tetapi laporan

tersebut tidak memberikan hubungan

antara budaya keselamatan dan ukuran

dari kinerja keselamatan.

Page 8: A State of The Art : Literatur Review Dalam Budaya ... · budaya. yang bekerja-sama sebagaimana untuk mere-fleksikan tindakan, kepercayaan, peri-laku dan nilai-nilai dengan melihat

PROSIDING KONSER KARYA ILMIAH Vol 2, Agustus 2016 | ISSN: 2460-5506

276

Table 2 Definisi Budaya Keselamatan

Referensi Definisi Budaya Keselamatan

Kennedy dan

Kirwan (1998)

Konsep abstrak yang didukung oleh penggabungan persepsi

individu dan kelompok, proses berpikir, perasaan dan tindakan yang

memberikan peningkatan secara bergantian pada cara tertentu

dalam bekerja di organisasi. Definisi ini merupakan sub elemen dari

seluruh budaya keorganisasian

Hale (2000) Mengarah pada perilaku, kepercayaan dan persepsi yang disebarkan

oleh kelompok asli yang mendefinisikan norma dan nilai yang

menentukan bagaimana mereka bertindan dan bereaksi terkait

dengan resiko dan sistem pengendali resiko

Glendon dan Stanton (2000)

Melibatkan perilaku, tindakan, norma dan nilai, tanggung jawab

pribadi dan juga fitur sumber daya manusia seperti pelatihan dan

pengembangan Guldenmund (2000) Aspek-aspek budaya keorganisasian yang akan memberikan dampak

pada perilaku dan tindakan yang berhubungan dengan

meningkatkan dan menurunkan resiko

Cooper (2000) Budaya merupakan “hasil dari interaksi yang memiliki banyak

tujuan anatara manusia (psikologi), pekerjaan (tindakan), dan

organisasi (situasi); sedangkan budaya keselamatan merupakan

tingkat usaha yang dapat diamati yang mana semua anggota

organisasi mengarahkan perhatian dan tindakan mereka pada

meingkatkan keselamatan dalam sesuatu yang biasa dilakukan

sehari-hari Mohamed (2003) Sub sisi dari budaya keorganisasian yang mempengaruhi perilaku

dan tindakan para pekerja berkaita dengan kinerja keselamatan yang

sedang berproses pada organisasi

Ritcher dan Koch (2004)

Membagikan dan mempelajari tentang makna, pengalaman, dan

intepretasi dari pekerjaan dan keselamatan - yang sebagian

diekspesikan menggunakan symbol-simbol – yang menuntun

tindakan manusia terhadap resiko, kecelakaan dan pencegahan

Gang, dkk. (2006) Serangkaian indicator umum, kepercayaan dan nilai yang organisasi

meiliki dalam keselamatan

Page 9: A State of The Art : Literatur Review Dalam Budaya ... · budaya. yang bekerja-sama sebagaimana untuk mere-fleksikan tindakan, kepercayaan, peri-laku dan nilai-nilai dengan melihat

A state of the art: literatur review dalam budaya keselamatan kerja… (Rossy Armyn Machfudiyanto, dkk)

277

Lee dan Harrison (2000) mengungkap-

kan bahwa pada dasarnya setiap sistem

managemen keselamatan merupakan

sistem sosial yang seluruhnya bergan-

tung pada karyawan yang meng-

operasikannya. Kesuksesannya ber-

gantung pada tiga hal: cakupan sistem

itu, apakah karyawan memiliki pe-

ngetahuan tentang sistem tersebut; dan

apakah mereka mau menjalakan sistem

tersebut. Konsep tersebut berkembang

untuk membentuk dan membahas

fokus baru tersebut. Kaitannya dengan

hal tersebut, Advisory Committee on

the Safety of Nuclear Installations

(ACSNI, 1993) mendefinisikan bahwa

“budaya keselamatan dari satu organi-

sasi merupakan hasil dari nilai-nilai

individu dan kelompok, persepsi ting-

kah laku, kompetensi dan pola tingkah

laku yang menentukan komitmen

untuk dan gaya serta kemampuan

kesehatan organisasi dan managemen

keselamatan”. Sebuah model budaya

keselamatan memeparkan sikap yang

mana budaya keselamatan diduga

tertanam dalam ptaktik-praktik organi-

sasi dan sistem-sistem managemen

keselamatan. Sesi berikutnya mengulas

tentang model-model budaya kesela-

matan.

3.1 Model budaya keselamatan

Kelemahan utama sebagian besar

model budaya keselamatan adlah

kurangnya integrasi dengan model-

model umum budaya keorganisasian.

Menurut Schein (1992) budaya

keorganisasian dipahami sebagai

asusmsi yang sangat berakar dari sifat

manusia, kegiatan manusia dan

hubungan sosial yang disebarkan oleh

anggota-anggota organisasi dan

ekspresi mereka dalam nilai-nilai, pola

tingkah laku, dan artefak yang ditentu-

kan dalam organisasi tersebut. Pada

kesempatan tertentu, model budaya

keselamatan menyiratkan keselamatan

dapat dipandang dan dipromosikan

sebagai sesuatu yang terlepas dari

susunan system sosio- teknis. Menurut

Grote dan Kunzler (2000) menyajkan

sebuah sosio-teknis model budaya

keselamatan yang menghubungkan

system managemen dan budaya

keselamatan dengan struktur organisasi

umum. Akan tetapi, model tersebut

merupakan skema dan tidak memiliki

sarana untuk menilai secara objektif

bdaya keselamatan.

Geller (1994) mengedepankan sebuah

model yang membedakan tiga faktor

yang dinamis dan interaktif: manusia,

tingkah laku, dan lingkungan. Beliau

Page 10: A State of The Art : Literatur Review Dalam Budaya ... · budaya. yang bekerja-sama sebagaimana untuk mere-fleksikan tindakan, kepercayaan, peri-laku dan nilai-nilai dengan melihat

PROSIDING KONSER KARYA ILMIAH Vol 2, Agustus 2016 | ISSN: 2460-5506

278

menyajikan sepuluh prinsip yang

membentuk pondasi untuk budaya

keselamatan seluruhnya. Sepuluh

prinsip tersebut untuk meraih budaya

keselamatan total dalam tempat kerja,

yaitu: karyawan didorong aturan dan

presedur keselamatan; pendektan

berbasis tingkah laku; fokus pada

proses bukan hasil; pandangan tingkah

laku diarahkan oleh aktivator dan

dimotivasi oleh konsekuensi; fokus

pada meraih suskses bukan meng-

hindari kegagalan; observasi dan

umpan balik dalam praktik kerja;

umpan balik yang efektif elalui

pelatihan berbasis tingkah laku;

observasi dan pelatihan sebagai

aktivitas kunci; pentingnya penghar-

gaan diri; kepemilikan dan pember-

dayaan dan keselamatan sebagai

prioritas dari pada sebuah nilai. Tiga

tahun kemudian, Geller (1997) menge-

mukakan sebuah model Budaya Kese-

lamatan Total yang meliputi tiga

rangkaian keselamatan dan melihat

hubungan dinamis dan interaktif antara

manusia, lingkungan dan tingkah laku.

Sekali lagi, beiau mengemukakan

sepuluh prinsip atau nilai yang mem-

0bentuk dasar dari budaya keselamatan

total.

Sebuah model yang disajikan oleh

Cooper (2000) melihat keberadaan

interaksi atai hubungan timbal balik

antara faktor psikologi, situasi dan

tingkah laku dari budaya keselamatan.

Cooper berpendapat budaya keorgani-

sasian merupakan hasil dari banyak

interaksi yang diarahkan pada tujuan

antara manusia (psikologi); pekerjaan

(tingkah laku); dan organisasi (situasi).

Manusia tidak dapat dipastikan dapat

dikontrol melalui lingkungan dan tidak

juga seluruhnya melalui penentuan

nasib sendiri, tetapi mereka dan

lingkungan mereka saling mempe-

ngaruhi satu sama lain dalam sebuah

interaksi dinamis yang abadi (Davies

dan Powell, 1992). Cooper (2000)

mengungkapkan sebuah model timbal

balik budaya keselamatan yang mana

perilaku dan persepsi dapat dinilau

melalui kuisioner iklim keselamatan;

tingkah laku nyata yang berhubungan

dengan keselamatan dapat dinilai

dengan daftar yang dikembangkan

sebagai bagian dari langkah awal

tingkah laku keselamatan; dan perihal

situasi dapat dinilai melalui pemerik-

saan sistem managemen keselamatan.

Kerngka timbal balik ini berpotensi

untuk mengukur budaya keselamatan

sebagaimana kompenen yang terkait

dapat diukur secara mandiri atau dalam

Page 11: A State of The Art : Literatur Review Dalam Budaya ... · budaya. yang bekerja-sama sebagaimana untuk mere-fleksikan tindakan, kepercayaan, peri-laku dan nilai-nilai dengan melihat

A state of the art: literatur review dalam budaya keselamatan kerja… (Rossy Armyn Machfudiyanto, dkk)

279

sebuah kombinasi. Model Geller

(1997) sama dengan model timbal balik

Cooper, perbedaannya hanyalah pada

istilah linkungan yang digunakan dari

pada istilah situasi. Menurut Maloney

dan Smith (2003), pengaruh timbal

balik tidak bekerja secara serempak

dan tidak juga perlu kekuatan yang

sama. Ada suatu proses aksi reaksi

atau yang disebut dengan ‘interaksi

dinamis yang abadi’ (Cooper, 2000).

Alhasil, hubungan antara budaya, iklim

dan kinerja keselamatan diteliti

(Gledon dan Litherland, 2001; Neal

dkk., 2000). Fokus dari model-model

tersebut adalah pada tingkah laku –

kerelaan dan pastisipasi. Setiap orang

dalam sebuah organisasi berhak

memulih untuk patuh atau tidak, untuk

berpartisipasi atau tidak. Akan tetapi,

memahami faktor psikologi dalam sisi

pekerjaan dan kinerja keselamatan

dapat mempermudah perkembangan

strategi untuk belajar, desain ulang

pekerjaan dan pelatihan yang akan

mengurangi aspek pekerjaan yang

menimbulkan tekanan, yang mana hal

tersebut akan memperbaiki tingkah

laku keselamatan. Secara ringkas,

lebih banyak penelitian dibutuhkan

untuk mengenal sebuah model budaya

keselamatan yang memuaskan.

Model terbaru dari budaya keselamat-

an kerja yaitu Safety Culture

Interaction (SCI). Pada model SCI ini,

Interaksi antara pemilik, kontraktor

dan subkontraktor berjalan dengan

seimbang sebagai pemegang peran

penting atau pemain utama dalam

membangun budaya keselamatan

untuk proyek konstruksi dengan ruang

lingkup lingkungan, persepsi dan

perilaku (Fang,2013) . Dimana pemain

utama ini menangani atribut tenaga

kerja, manajemen dari proyek budaya

keselamatan. Pada model ini

menggunakan metode survei iklim

kerja dan BBS (Behavior Based

Safety) yang artinya perilaku berbasis

keselamatan yang digunakan untuk

mengevaluasi budaya keselamatan

yang terjadi.. Sehingga SCI ini

merupakan model budaya keselamatan

yang perlu dikembangkan untuk me-

ningkatkan interaksi stakeholder budaya

keselamatan pada proyek konstruksi.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Mengembangkan dan mempertahankan

budaya keselamatan yang positif bisa

saja menjadi alat yang efektif untuk

meningkatkan keselamatan dalam

organisasi apapun (Vecchio-Sudus dan

Griffiths, 2004). Tantangannya adalah

Page 12: A State of The Art : Literatur Review Dalam Budaya ... · budaya. yang bekerja-sama sebagaimana untuk mere-fleksikan tindakan, kepercayaan, peri-laku dan nilai-nilai dengan melihat

PROSIDING KONSER KARYA ILMIAH Vol 2, Agustus 2016 | ISSN: 2460-5506

280

mengembangkan sebuah budaya yang

baik menuju kinerja keselamatan yang

baik pula. Hale (2000) telah mendaftar

sejumlah elemen tentang budaya

keselamatan yang baik, elemen tersebut

adalah pentingnya keselamatan, keter-

libatan pekerja pada semua tingkatan,

peran staf keselamatan, kepedulian

(bahwa semua pihak memiliki mata

selalu waspada dan tangan yang siap

membantu untuk mengatasi kesalahan

kecil dan kekeliruan yang terelakkan),

keterbukaan dalam komunikasi, ke-

percayaan akan meningkatnya kese-

lamatan, dan integrasi keselamatan

dalam organisasi. Budaya keselamatan

sangat krusial untuk konstruksi (Gang,

dkk. 2006), khususnya bagi industri

konstruksi yang buruk catatan kese-

lamatannya (Mohamed, 2002). Cons-

truction Industry Review Committee

(CIRC, 2001) yang dilaksanakan oleh

Hong Kong SAR (wilayah adminis-

trative khusus) merekomendasikan

sejumlah strategi membangun dengan

baik dimana salah satu dari strategi

utamanya memperhatikan kebutuhan

penting untuk mengembangkan budaya

keselamatan dalam industri pada semua

tingkat. Penelitian baru-baru ini sangat-

lah penting untuk melihat bagaimana

budaya keselamatan dibangun dan

diukur. Pandangan para penulis me-

nyatakan bahwa bagian dari komitmen

managemen terhadap keselamatan me-

libatkan tekanan pengelolaan produksi

dimana karyawan seharusnya tidak

ditekan untuk mengambil jalan pintas

dan bekerja secara tidak aman.

KESIMPULAN DAN

REKOMENDASI

Studi literature pada budaya kesela-

matan kerja memberikan klarifikasi

yang penting dalam mengembangkan

teori yang sudah ada baik model,

tingkat pengukuran budaya maupun

dalam membangun budaya kesela-

matan yang positif di lingkungan indus-

tri konstruksi. Dari studi ini men-

dapatkan kesimpulan bahwa banyak

organisasi khususnya perusahaan

konstruksi di seluruh dunia menun-

jukkan peningkatan minat dalam

konsep membangun budaya kesela-

matan sebagai cara untuk menang-

gulangi potensi tingkat kecelakaan

baik bencana, insiden atau kejadian

yang berpotensi terjadinya kecelakaan

kerja di lingkungan kerja konstruksi.

Model budaya keselamatan kerja yang

dibahas menunjukan dinamis, abadi,

multi asset dan sifat holistic dalam

menilai dan meningkatkan kinerja

Page 13: A State of The Art : Literatur Review Dalam Budaya ... · budaya. yang bekerja-sama sebagaimana untuk mere-fleksikan tindakan, kepercayaan, peri-laku dan nilai-nilai dengan melihat

A state of the art: literatur review dalam budaya keselamatan kerja… (Rossy Armyn Machfudiyanto, dkk)

281

keselamatan pada proyek konstruksi.

Akan tetapi untuk mencapai level zero

accident para peneliti harus lebih

memperhatikan konsep budaya kesela-

matan sebagai sesuatu yang harus

dilaksanakan bukan hanya berupa

gagasan atau ide.

Penulis merekomendasikan hubungan

antara stakeholder sebagai bagian dari

suatu sistem manajemen keselamatan

konstruksi harus terbangun dengan

ideal. Sehingga untuk penelitian yang

akan dating model budaya keselamatan

kerja dapat diintegrasikan dengan

model stakeholder sebagai satu

kesatuan dalam membentuk Sistem

Manajemen Keselamatan Konstruksi.

DAFTAR PUSTAKA

Advisory Committee on the Safety of

Nuclear Installations (ACSNI),

1993. Study Group on Human

Factors, Third report: Organizing

for safety, HMSO, London. Biggs, Sarah E., et al. "Safety leaders’

perceptions of safety culture in a

large Australasian construction

organisation." Safety science 52

(2013): 3- 12. Choudhry, M.R., 2002. Management of

change for organizations. Science

Technology and Development 21

(4), 51–55. Choudhry, M.R., Fang, D.P., 2005. The

nature of safety culture: a survey

of the state-of-the-art and impro-

veing a positive safety cul-ture.

In: Proceedings of the 1st Inter-

national Conference on Construc-

tion Engineering and Mana-

gement, 16–19 October, Seoul,

Korea, 480–485. Choudhry, M.R., Fang, D.P., Moham-

med S., submitted for public-

cation. Developing a model of

construction safety culture. Journal

of Management in Engineering. Chinda, Thanwadee, and Sherif Moha-

med. "Structural equation model of

construction safety culture."

Engineering, Construction and

Architectural Management 15.2

(2008): 114-131. Construction Industry Review Committee

(CIRC), 2001. Report on:

Construct for Excellence, Hong

Kong SAR, 207 p. Clarke, S., 2000. Safety culture: under-

speciWed and overrated? Inter-

national Journal of Management

Review 2 (1), 65–90.

Cooper, M.D., 2000. Towards a model

of safety culture. Safety Science

36, 111–136. Cooper, M.D., Phillips, R.A., 2004.

Exploratory analysis of the safety

climate and safety behavior

relationships. Journal of Safety

Research 35, 497–512. Davies, G.F., Powell, W.W., 1992.

Organization – environment

relations. In: Dunnette, M.D., and

Hough, L.M. (Eds.), Handbook of

Industrial and Organizational Psy-

chology, 315–375. Fang, Dongping, and Haojie Wu.

"Development of a Safety Culture Interaction (SCI) model for

construction projects." Safety

science 57 (2013): 138-149.

Fang, D.P., Chen, Y., Louisa, W., 2006.

Page 14: A State of The Art : Literatur Review Dalam Budaya ... · budaya. yang bekerja-sama sebagaimana untuk mere-fleksikan tindakan, kepercayaan, peri-laku dan nilai-nilai dengan melihat

PROSIDING KONSER KARYA ILMIAH Vol 2, Agustus 2016 | ISSN: 2460-5506

282

Safety climate in construction

industry: a case study in Hong

Kong. Journal of Construction

Engineering and Management 132

(6), 573–584. Geller, E.S., 1994. Ten principles for

achieving a Total Safety Culture.

Professional Safety (September),

18–24. Geller, E.S., 1997. The Psychology of

Safety: How to Improve

Behaviors and Attitudes on the

Job. CRC Press, LLC, Florida. Glendon, A.I., Litherland, D.K., 2001.

Safety climate factors, group

diVerences and safety behavior in

road construction. Safety Science

39, 157– 188. Glendon, A.I., Stanton, N.A., 2000.

Perspectives on safety culture.

Safety Science 34, 193–214.

Grote, G., Kunzler, C., 2000. Diagnosis

of safety culture in safety

management audits. Safety

Science 34, 131–150.

Guldenmund, F.W., 2000. The nature of

safety culture: a review of theory

and research. Safety Science 34,

215–257.

Hale, A.R., 2000. Editorial: culture’s

confusions. Safety Science 34, 1–

14. Hale, A.R., 2004. Letters to

the editor. Safety Science 42,

979–983.

Health and Safety Executive, 1999.

Health and Safety Climate Survey

Tool, HSE Books, UK. Hinze,

J.W., 1997. Construction Safety.

Prentice-Hall Inc., Upper Saddle

River, New Jersey.

Hinze, J.W., 2000. Incurring the costs

of injuries versus investing in

safety. In: Coble, R.J., Hinze,

J.W., Haupt, T.C. (Eds.), Cons-

truction Safety and Health Mana-

gement. Prentice Hall, Princeton,

New Jersey (Chapter 2).

Hinze, J.W., 2005. A paradigm shift:

leading to safety. In: Proceedings

of the CIB W 99, 4th Triennial

International Conference: Re-

thinking and Revitalizing Cons-

truction Safety, Health, Environ-

ment and Quality, 17–20 May,

Port Elizabeth, South Africa, 01–

11.

Hofstede, G., 1990. Cultures and

Organization: Software of the

Mind. McGraw-Hill, London.

International Atomic Energy Agency

(IAEA), 1991. Safety Cultures

(Safety Series No. 75-INSAG-4),

A Report by the International

Nuclear Safety Advisory Group,

Vienna.

International Nuclear Safety Advisory

Group (INSAG), 1988. Basic

Safety Principles for Nuclear

Power Plants (Safety Series No

75-INSAG-3).

International Atomic Energy Agency,

Vienna.

Ismail, Faridah, et al. "Assessing the

Behavioural Factors’ of Safety

Culture for the Malaysian Cons-

truction Companies." Procedia-

Social and Behavioral Sciences 36

(2012): 573-582.

Johnson, H.M., Singh, A., Young, R.,

1998. Fall protection analysis for

workers on residential roofs.

Journal of Construction Engi-

Page 15: A State of The Art : Literatur Review Dalam Budaya ... · budaya. yang bekerja-sama sebagaimana untuk mere-fleksikan tindakan, kepercayaan, peri-laku dan nilai-nilai dengan melihat

A state of the art: literatur review dalam budaya keselamatan kerja… (Rossy Armyn Machfudiyanto, dkk)

283

neering and Management 124 (5),

418–428.

Kennedy, R., Kirwan, B., 1998.

Development of a hazard and

operability-based method for

identifying safety management

vulnerabilities in high risk sys-

tems. Safety Science 30, 249–274.

Langford, D., Rowlinson, S., Sawacha,

E., 2000. Safety behavior and

safety management: its inXuence

on the attitudes in the UK

construction industry. Engineer-

ing Construction and Architec-

tural Management Journal 7 (1),

133–140.

Lee, S., Halpin, D.W., 2003. Predictive

tool for estimating accident risk.

Journal of Construction Engineer-

ing and Management 129 (4),

431–436. Lee, T., Harrison, K.,

2000. Assessing safety culture in

nuclear power stations. Safety

Science 34, 61–97.

Lingard, H., Holmes, N., 2001.

Understanding of occupational

health and safety risk control in

small business construction

Wrms: barriers to implementing

technological controls. Construc-

tion Management and Economics

19 (2), 217–226.

Maloney, W.F., Smith, G.R., 2003.

Reciprocal determinism model of

safety, In: Proceedings of

Construction Research Congress,

March 19–21, Honolulu, Hawaii,

USA.

Martin, J., 1992. Cultures in Organi-

zation: Three Perspectives.

Oxford University Press, New

York.

McDonald, N., Corrigan, S., Daly, C.,

Cromie, S., 2000. Safety mana-

gement systems and safety culture

in aircraft maintenance organi-

zations. Safety Science 34, 151–

176.

Mearns, K., Whitaker, S., Flin, R., 2001.

Benchmarking safety climate in

hazardous environ-ments: a

longitudinal, inter-organizational

approach. Risk Analysis 21 (4),

771–786.

Mohamed, S., 2002. Safety climate in

construction site environments.

Journal of Construction Engineer-

ing and Management 128 (5),

375–384. Mohamed, S., 2003.

Scorecard approach to bench-

marking organizational safety

culture in construction. Journal of

Construction Engineering and

Management 129 (1), 80–88.

Molenaar, Keith R., Jeong-Il Park, and

Simon Washington. "Framework

for measuring corporate safety

culture and its impact on cons-

truction safety performance."

Journal of Construction Engineer-

ing and Management 135.6

(2009): 488-496.

Neal, A., GriYn, M.A., 2002. Safety

climate and safety behavior. Austra-

lian Journal of Management, Vol. 27

Special Issue, 67–75.

Neal, A., GriYn, M.A., Hart, P.M., 2000.

The impact of organizational

climate on safety climate and

individual behavior. Safety Science

34, 99– 109.

O’Toole, M., 2002. The relationship

between employees’ perceptions

Page 16: A State of The Art : Literatur Review Dalam Budaya ... · budaya. yang bekerja-sama sebagaimana untuk mere-fleksikan tindakan, kepercayaan, peri-laku dan nilai-nilai dengan melihat

PROSIDING KONSER KARYA ILMIAH Vol 2, Agustus 2016 | ISSN: 2460-5506

284

of safety and organizational culture.

Journal of Safety Research 33,

231–243. Pidgeon, N., 1998. Safety

culture: key theoretical issues.

Work and Stress 12, 202–216. Pidgeon, N., O’Leary, M., 2000. Man-

made disasters: why technology

and organizations (sometimes)

fail. Safety Science 34, 15–30.

Reason, J.T., 1997. Managing the

Risks of Organizational Accidents.

Ashgate, Alder shot. Reiman, T., Oedewald, P., 2004. Mea-

suring maintenance culture and

maintenance core task with

CULTURE questionnaire – a case

study in the power industry.

Safety Science 42, 859–889. Richter, A., Koch, C., 2004. Integration,

diVerentiation and ambiguity in

safety cultures. Safety Science 42,

703–722. Rundmo, T., 2000.

Safety climate, attitudes and risk

perception in Norsk Hydro. Safety

Science 34, 47–59. Sawacha, E., Naoum, S., Fong, D.,

1999. Factors aVecting safety

performance on construction sites.

International Journal of Project

Management 17 (5), 309–315.

Schein, E.H., 1992. Organizational

Culture and Leadership, second

ed. Jossey-Bass, San Francisco. Schein, E.H., 1996. Three cultures of

management: the key to organi-

zational learning. Sloan Mana-

gement, Fall, 9–20. Schein, E.H.,

2004. Organizational Culture and

Leadership, third ed. Jossey-Bass,

San Francisco.

Silva, S., Lima, M.L., Baptista, C., 2004.

OSCI: an organizational and safety

climate inventory. Safety Science

42, 205–220. Sorensen, J.N., 2002.

Safety culture: a survey of the state-

of-the-art. Reliability Engineering

and System Safety 76, 189–204.

StrickoV, R.S., 2000. Safety per-

formance measurement: identifying

prospective indicators with high

validity. Professional Safety, 45.

Thompson, R.C., Hilton, T.F., Witt, L.A.,

1998. Where the safety rubber meets

the shop Xoor: a conWrmatory

model of management inXuence on

workplace safety. Journal of Safety

Research 29 (1), 15–24. Uttal, B., 1983. The corporate culture

vultures. Fortune (Oct. 17), 66–72. Van Maanen, J., Barley, S.R., 1985.

Cultural organizations, fragments

of a theory. In: Frost, P.J. (Ed.),

Organizational Cultures. Sage,

Beverly Hills. Vecchio-Sudus,

A.M., GriYths, S., 2004. Marketing

strategies for enhancing safety cul-

ture. Safety Science 42, 601– 619. Zhang, Peihua, et al. "Work-health and

safety-risk perceptions of cons-

truction-industry stakeholders using

photograph-based Q metho-dology."

Journal of Construction Engineer-

ing and Management 141.5

(2014): 04014093.

Zohar, D., 2000. A group-level model

of safety climate: testing the

eVect of group climate on micro-

accidents in manufacturing job.

Journal of Applied Psychology 85

(4), 587–596.