A Clinical Study of Pterygium and Results Of

download A Clinical Study of Pterygium and Results Of

of 20

description

pterigium adalah,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,, suatu,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,

Transcript of A Clinical Study of Pterygium and Results Of

A Clinical Study of Pterygium and Results of Treatment by Excision and Limbal Autograft or Augmented with Post-Op Mitomycin C

A Clinical Study of Pterygium and Results of Treatment by Excision and Limbal Autograft or Augmented with Post-Op Mitomycin C Moch. Ihwanul M (09700207)Vendy dwi P(09700218)

Tutor: dr. Rini Kusumawar Dhani, Sp.MPendahuluanPterigium adalah pertumbuhan jaringanfibrovaskuler konjungtivadansubkonjungtiva bulbiyang meluas ke kornea.Penyebab iritasi: sinar matahari, panas, debu dan anginKeluhan: mata sering merah, penglihatan menjadi kabur dan sangat terasa sakit saat kena debu.

JOURNALPendahuluanPterygium merupakan penyebab berkurangnya penglihatan ketika dilanggar di area pupil.Tingkat prevalensi berkisar 0,7-31% dan berusia lebih dari 60 sampai 70 tahun.Penyebab: respon terhadap kekeringan kronis dan paparan ultraviolet cahaya, debu dan angin

TujuanAnalisa klinis pterygium dan membandingkan hasil manajemen eksisi pterigium dan autograft konjungtiva limbal dengan tetes Mitomycin C setelah operasi.

Metode PenelitianMetode ini diambil berdasarkan usia, pekerjaan, tempat tinggal, paparan debu dan angin panas.Pasien dibagi 2 kelompok secara acak (A dan B)Grup A menjalani limbal autograft conjuctivalGrup B menjalani eksisi Pterigium dengan tetes topikal mitomycin C setelah operasi

Kelompok BKelompok A

Pasien ASetelah Eksisi dilanjutkan dengan limbal autograft conjuctival dan dijahit menggunakan vicril 6.0Pasien diberi gatifloxacin atau moksifloksasin dengan deksametason tetes mata 4 kali sehari selama 2 minggu, kemudian 3 kali sehari selama 2 minggu, dan kemudian 2 kali sehari selama 2 minggu. Gatifloxacin atau Moksifloksasin dengan dexametason salep diberikan pada malam hari selama 6 minggu.Pasien BPengobatan dengan mitomycin C dalam kekuatan 0,01 mg / ml dalam karboksimetil selulosa. Pada post operasi hari pertama dan kedua pasien menggunakan gatifloksasin atau moxifloxacin tetes mata 6 kali sehari. Hari ketiga sampai ke-21 pasien diberi tetes mitomycin C 4 kali sehari dan gatifloxacin (3 mg) dengan dexametason (1 mg) tetes mata 4 kali sehari.

Selama tiga minggu ketajaman visual dicatat pada setiap kunjungan. pasien mengeluh rasa sakit, fotofobia, kemerahan, lakrimasi.Pada Pemeriksaan slit lamp didapatkan:1) Beberapa kekambuhan2) Penipisan Sklera 3) vascularisasi kornea.

Hasil PenelitianPada penelitian ini ditemukan bahwa penulangan pterygium terjadi pada 2 (5%) dari 40 mata diobati dengan limbal autograft conjuctival dan 3 (7,5%) dari 40 mata di siapa eksisi pterygium diikuti oleh pascaoperasi mitomycin CTingkat kekambuhan pada kasus limbal autografting conjuctival terjadi pada bulan pertama dan ketiga sedangkan dalam kasus eksisi pterigium eksisi dengan tetes mitomycin C terjadi pada bulan keempat dan keenam tindak lanjut.

Usia Pasien dengan Perulangan Dalam kedua kelompok, pasien menunjukkan kekambuhan kurang dari 50 tahun (5%).Komplikasi pasca operasi Di Grup B, 2 pts menunjukkan sklera menipis sementara tidak ada komplikasi yang ditemukan di Grup A.DiskusiPrevalensi pterigium terjadi pada usia pertengahan dan usia tua.Penelitian menunjukkan bahwa jumlah maksimum berada di kelompok usia 41-50 tahun dan pasien termuda adalah 23 tahun dan tertua adalah 70 tahun.pterygium lebih mungkin terjadi pada pekerja luar ruangan terutama laki-laki (47 laki-laki (58,75%) dibandingkan dengan 33 perempuan (41,25%)).

KomplikasiAutograft limbal konjungtiva dan MMC pasca operasi (0,02%) aman dan efektif untuk operasi utama pterygium.Umur pasien sangat terkait dengan kekambuhan tergantung pada prosedur yang digunakan.

KelebihanKekurangan