repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB III PROSES PERJANJIAN PT....
Transcript of repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB III PROSES PERJANJIAN PT....
39
BAB III
PROSES PERJANJIAN PT. TRANS DANA PROFITRI (TDP) BRANDAN
TERHADAP ASURANSI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL
(BPJS)
A. Selintas Tentang PT. Trans Dana Profitri
PT. Trans Dana Profitri (PT. TDP ) adalah sebuah perusahaan swasta nasional
(PMDN) yang didirikan pada pertengahan tahun 2002 di Jakarta, melelui Akte
Pendirian : Ida Adiningsih, SH, No.2 Tanggal 22 Agustus 2002 sertaa dengan
Pengukuhan Kehakiman : No. D-17379 HT.01.01.TH.2002. Pada awalnnya PT.
Trans Dana Profitri bergerak di bidang jasa pasokan barang dan jasa, perdagangan
umum serta tranfortasi barang-barang barharga.29
Kemudian berkaitaan dengan perkembangan perusahaan yang cukup pesat dan
tingginya permintaan pasar maka pada tahun 2008, PT.TDP mulai membentuk
beberapa bidang usaha baru seperti Security Service, Cleaning Service, Parking
Management System, Valet Service dan Customer Service. Pembentukan beberapa
bidang usaha baru tersebut diikuti dengan pembukaan cabangg-cabang baru yang
berada diluar Jakarta seperti Palembang, Medan, Surabaya, Bandung, Banjarmasin
dan Semarang.
29Profil, PT. Trans Dana Profitri
Universitas Sumatera Utara
40
Pada tahun 2008, beberapa perusahaan dan lembaga pemerintahan yang sudah
menggunakan jasa PT. TDP yaitu Pertamina Gas, Elnusa, Departemen Perdagangan,
Mahkamah Agung dan Departemen Kesehatan.
Pada tahun 2010, PT. TDP kembali membuka bidang usaha baru di Advertising,
Promisition and Exhibition. Perkembangan bidang usaha Advertising, Promotion and
Exhibition ini bertambah baik, dengan masuknya beberapa proyek besar ke
pengelolaan PT. TDP.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang pesat dan sehat di dalam bebepara tahun
belakangan ini, mendorong PT. TDP untuk turut serta berperan aktif dengan
menciptakan serta mengembangkan bidang usahanya di beberapa sektor lain seperti
Retail Management dan Sales and Promotion.
Pada tahun 2012, PT. TDP sudah mulai masuk kebidang usaha property dan
mencoba menjalin kerjasama dengan berbagai perusahaan dan pemilik gedung (
property). Tahun 2013 ini menjandi tonggak awal dari PT. TDP menjadi sebuah
perusahaan Land and Facility Service serta resmi menjadi PT. TDP Indonesia, yang
memiliki beberapa anak perusahaan.
Beberapa perusahaan yang sampai saat ini menggunkan jasa PT. TDP Indonesia
yaitu Semarang Medical Center, Estetika Artha Guna, ( Bank Perkreditan Rakyat ),
Shangrila Hotel, Kartika Candra, Pertamina Gas, Elnusa, Bank BNI, Topaz TV dan
lain-lain.
Universitas Sumatera Utara
41
VISI PT.TDP Indonesia :
Growing together with custemers and employees to become a professional ans
sustainable market leader in property services toward ghobalization era.
(Bertumbah dan berkembang bersama pelanggan dan pekerja untuk menjadi
pemimpin pasar yang propesional dan tangguh dalam pelayanan properti di era
globalisasi).
MISI PT. TDP Indonesia :
Providing our customers the best possible service with quality, consistency
and at the right price is the main purpose for our exsistence as a business.
( Menyediakan pelayanan yang terbaik dengan kualitas, berkesinambungan dan harga
yang tepat menjadi tujuan utama kami dalam menjalankan usaha ). 30
1. Housekeeping
Beberapa bentuk bidang usaha PT. TDP :
Menyediakan jasa pelayanan services yang berkaitan dengan Cleaning
Service, Pest and Rodent Control, Landscape, Hygiene System, Garbage
Disposal.
30Ibid
Universitas Sumatera Utara
42
Menyediakan Sumber Daya Manusia yang professional dan
berkualitas melalui tahapan seleksi penerimaan karyawan yang sangat tepat
dan mengacu ke standard “ housekeeping international”.
Setiap karyawan yang telah lulus penerimaan karyawan akan dibekali
dengan Standard Operating Procedure ( SOP ) dan dituntut untuk bisa
menjalankan SOP tersebut dilapangan.
Total Quality Improvement. Artinya pengawasan yang ketat dan
menyeluruh terhadap hasil kerja dan melakukan perbaikan mutu serta proses
kerja secara terus menerus continuos improvement.
Program kerja dan cheminal yang digunakan mengikuti standart green
world dan lebih ramah lingkungan.
2. Security and Safety
Menyediakan Satuan Pengamanan ( Satpam ) professional dan
berkualitas yang telah lulus seleksi rekruitmen yang sangat ketat.
Menyediakan Satuan Pengamana ( satpam ) yang terlatih dan terdidik
sesuai dengan Pendidikan Dasar ( Diksar ) Sekuriti seperti : PBB, Drill
Tongkat,Drill Borgol, Bela Diri dan lain-lain. Serta dibekali dengan Standard
Operating Procedure ( SOP ) dalam menjalankan tugas seperti : SOP keluar
masuk karyawan/tamu, SOP menerima tamu, SOP keluar masuk barang, SOP
keluar masuk kendaraan, SOP penanganan pencurian ( tertangkap tangan ),
SOP bila terjadi kerbakaran, SOP bila terjadi ancaman bom, SOP bila terjadi
Universitas Sumatera Utara
43
huru hara, SOP patrol, SOP TP. TKP, SOP menerima telfon, SOP Pengaturan
Lalu Lintas dan lain-lain
3. Parking and Valet.
Menyediakan jasa pengelolaan operator Parkir dan Valet yang dikelola
secara propesional dengan pembagian profil yang sangat menguntungkan.
Operating Parkir dan Valet yang menjalankan metode on-line security
and parking system. Artinya pengawasan terhadap seluruh kegiatan yang
terjadi di area perkir dilakukan secara langsung oleh Security Head Quarter
TDP Group. Metode ini sangat terbukti efektif dan bisa meminimalkan
tingkat kejahatan ( kecurangan ) yang terjadi di area parkir.
Total Quality Improvement. Artinya pengawasann yang ketat dan
menyeluruh terhadap hasil kerja dan melakukan perbaikan mutu serta proses
kerja secara terus menerus continuos impropment. Sistem investasi yang
sangan menguntungkan.
4. Supporting Staff
PT. TDP menganggap bahwa sudah merupakan suatu hal yang penting
untuk tetap fokus di core bussiness alih daya dan bisa membantu costomer
didalam menyediakan tenaga-tenaga kerja yang terlatih handal dan
professional.
Universitas Sumatera Utara
44
Untuk mendukung kegiatan operasional customer, PT. TDP juga
menyediakan produk-produk lain seperti, Messenger, Office Boy, Telephone
Operator, Customer Service, Mailroom, Handyman, Tea Girls, Doorman, Car
Call, Driver, Sales Promotion Girl (SPG ), Locker Service, Telemarketing,
Production Staff, Factory Helper, Meeting Room Services, Archive Services,
Indoor Plant Servives dan yang lainnya.
PT. Trans Dana Profitri (PT. TDP) Brandan merupakan salah satu kantor
cabang yang ada di kota brandan, sama dengan kantor cabang lainnya, PT. TDP
Brandan ini juga di lengkapi dengan mess atau penginapan bagi karyawan atau staff
yang ini tinggal dan bermalam. PT. TDP Brandan ini bergerak dengan satu bidang
bentuk usaha yaitu Security Service atau Satuan Pengamanan (Satpam) yang sangat
profesionaal dan berkualitas.
PT. TDP Brandan menyediakan Team Respons Unit atau Tim BKO yang sangat
tanggap, tangguh, dan trengginas. Satuan Pengamanan yang di Brandan berkerja pada
Pihak Ketiga atau Pemberi Kerja yaitu PT. Pertagas (Pertamina Gas), Satuan
Pengamanan ini bertugas untuk menjaga aset-aset PT. Pertamina Gas yang ada di
daerah Sumatra Utara seperti, menjaga jalur pipa gas yang ada daerah di Sumatra
Utara.
Ruang Lingkup pelayanan PT. TDP Brandan adalah :
a. Satuan Pengamanan Reguler.
Universitas Sumatera Utara
45
b. Night Guard 24 Hourss CCTV.
c. Body Guard/ VVIIP.
d. Special Unit K-9.
e. Event ang Exhibition Security.
f. Training and Development.
g. Seminar.
h. Konsultasi Pengamanan.
i. Audit Pengamanan.
j. Assessment Pengamanan.
k. Dispute Mediation.
Mengenai Perjanjian Kerja/ kontrak dan Ketentuan- ketentuan lainnya dibuat
seperti peraturan yang ada di PT. TDP Pusat dan berdasarkan hukum yang berlaku di
Republik Indonesia.
B. Perjanjian/ kontrak antara PT. Trans Dana Profitri Brandan dengan
Karyawan
Perjanjian kerja adalah perjanjian antara pekerja/buruh dengan pengusaha atau
pemberi kerja. Perjanjian tersebut memuat syarat-syarat kerja, hak, dan kewajiban
para pihak. Hubungan kerja adalah hubungan antara pengusaha dengan pekerja/buruh
berdasarkan perjanjian kerja, yang mempunyai unsur pekerjaan (yang harus
Universitas Sumatera Utara
46
dikerjakan pekerja/buruh), upah, dan perintah (yang harus dilaksanakan
pekerja/buruh).
Kontrak kerja berupa atau tulisan, dan didasari oleh kesepakatan bersama.
Perjanjian kerja dapat memiliki jangka waktu tertentu (PKWT) atau jangka waktu
tidak tertentu (PKWTT) memiliki syarat kesepakatan kedua belah pihak, kecakapan
para pihak melakukan perbuatan hukum, adanya pekerjaan yang diperjanjikan; dan
pekerjaan yang diperjanjikan tidak bertentangan dengan ketertiban umum, kesusilaan,
dan peraturan perundang undangan yang berlaku. Apabila tidak memenuhi semua
persyaratan tersebut, maka perjanjian kerja dianggap tidak sah dan batal demi hukum.
Perjanjian kerja harus memuat informasi sebagai berikut: nama perusahaan,
alamat perusahaan, dan jenis usaha; nama, jenis kelamin, umur, dan alamat
pekerja/buruh; jabatan atau jenis pekerjaan; tempat pekerjaan; besarnya upah dan cara
pembayarannya; syarat-syarat kerja yang memuat hak dan kewajiban pengusaha dan
pekerja/buruh; mulai dan jangka waktu berlakunya perjanjian kerja; tempat dan
tanggal perjanjian kerja dibuat; dan tanda tangan para pihak dalam perjanjian kerja.
Perjanjian kerja dibuat rangkap 2 (dua), yang mempunyai kekuatan hukum
yang sama, serta pekerja/buruh dan pengusaha masing masing mendapat 1 (satu)
salinan perjanjian kerja. Perjanjian kerja dapat ditarik kembali dan/atau diubah,
kesepakatan bersama.
Universitas Sumatera Utara
47
P engusaha wajib membuat surat pengangkatan bagi pekerja/buruh yang
bersangkutan. Surat pengangkatan yang dimaksud sekurang kurangnya memuat
keterangan: nama dan alamat pekerja/buruh; tanggal mulai bekerja; jenis pekerjaan
yang dilakukan pekerja/buruh; dan besarnya upah yang diterima oleh pekerja/buruh.31
1. Perjanjian kerja dibuat untuk waktu tertentu atau untuk waktu tidak tertentu.
Dalam istilah hukum Karyawan kontrak sering disebut “Karyawan PKWT”,
maksudnya Karyawan dengan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu. Secara hukum
dikenal 2 (dua) macam Karyawan yaitu Karyawan Kontrak (PKWT) dan Karyawan
Tetap atau karyawan PKWTT/Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu.
Berdasar UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, Pasal 56 yang
menyatakan :
2. Perjanjian kerja untuk waktu tertentu sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
didasarkan atas :
a. jangka waktu; atau
b. selesainya suatu pekerjaan tertentu.
Berdasar UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, Pasal 59 yang
menyatakan tentang jenis-jenis pekerjaan karyawan adalah :
31Pasal 1, ayat (50) dan ayat (63)UU Ketenagakerjaan (UU No. 13 Tahun 2003)
Universitas Sumatera Utara
48
1. Perjanjian kerja untuk waktu tertentu hanya dapat dibuat untuk
pekerjaan tertentu yang menurut jenis dan sifat atau kegiatan
pekerjaannya akan selesai dalam waktu tertentu, yaitu :
a. pekerjaan yang sekali selesai atau yang sementara sifatnya;
b. pekerjaan yang diperkirakan penyelesaiannya dalam waktu yang
tidak terlalu lama dan paling lama 3 (tiga) tahun;
c. pekerjaan yang bersifat musiman; atau
d. pekerjaan yang berhubungan dengan produk baru, kegiatan baru,
atau produk tambahan yang masih dalam percobaan atau
penjajakan.
2. Perjanjian Kerja untuk waktu tertentu tidak dapat diadakan untuk
pekerjaan yang besifat tetap.
Berdasar Penjelasan Pasal 59 ayat (2) menjelaskan mengenai pekerjaan yang
bersifat tetap dan pekerjaan bersifat sementara :
Yang dimaksud dengan pekerjaan yang bersifat tetap dalam ayat ini adalah
pekerjaan yang sifatnya terus menerus, tidak terputus-putus, tidak dibatasi waktu dan
merupakan bagian dari suatu proses produksi dalam satu perusahaan atau pekerjaan
yang bukan musiman.
Pekerjaan yang bukan musiman adalah pekerjaan yang tidak tergantung cuaca
atau suatu kondisi tertentu. Apabila pekerjaan itu merupakan pekerjaan yang terus
Universitas Sumatera Utara
49
menerus, tidak terputus-putus, tidak dibatasi waktu, dan merupakan bagian dari suatu
proses produksi, tetapi tergantung cuaca atau pekerjaan itu dibutuhkan karena adanya
suatu kondisi tertentu maka pekerjaan tersebut merupakan pekerjaan musiman yang
tidak termasuk pekerjaan tetap sehingga dapat menjadi obyek perjanjian kerja waktu
tertentu.
Menurut Undang-Undang ketenagakerjaan, perjanjian kerja waktu tertentu
dapat mensyaratkan masa percobaan sampai dengan tiga bulan. Selama masa
percobaan, pekerja/buruh berhak atas upah serendah-rendahnya setara dengan nilai
upah minimum yang berlaku. Pekerja/buruh yang dipekerjakan berdasarkan
perjanjian kerja waktu tertentu tidak dapat dikenai masa percobaan.
Status Pekerja Kontrak.
Perjanjian kerja yang memiliki tenggang waktu tertentu dibuat berdasarkan
waktu tertentu atau penyelesaian pekerjaan tertentu. Perjanjian tersebut harus dibuat
tertulis dan harus dituliskan dengan huruf latin dan dalam bahasa Indonesia. Jika
perjanjian kerja dibuat dalam bahasa Indonesia dan bahasa asing, apabila kemudian
terdapat perbedaan penafsiran antara keduanya, maka yang berlaku perjanjian kerja
yang dibuat dalam bahasa Indonesia.
Perjanjian Kerja untuk waktu tertentu hanya dapat dibuat untuk pekerjaan
tertentu, termasuk pekerjaan yang sekali selesai atau yang sementara, sifatnya adalah
pekerjaan yang diperkirakan penyelesaiannya dalam waktu yang tidak terlalu
Universitas Sumatera Utara
50
lamadan paling lama 3 (tiga) tahun, pekerjaan yang bersifat musiman atau pekerjaan
yang berhubungan dengan produk baru, kegiatan baru, atau produk tambahan yang
masih dalam percobaan atau penjajakan.
Hukum mengijinkan perpanjangan dan pembaruan perjanjian waktu tertentu.
Sebuah perjanjian kerja waktu tertentu tidak boleh lebih dari 2 (dua) tahun. Perjanjian
ini boleh diperpanjang 1 (satu) kali untuk jangka waktu paling lama 1 (satu) tahun.
Jika pengusaha bermaksud memperpanjang perjanjian kerja waktu tertentu tersebut,
pengusaha harus memberitahukan kepada pekerja/buruh yang bersangkutan selambat-
lambatnya 7 (tujuh) hari sebelum perjanjian kerja waktu tertentu berakhir.
Pembaruan perjanjian kerja waktu tertentu hanya dapat dilakukan setelah
melewati masa tenggang waktu 30 (tiga puluh) hari dari berakhirnya perjanjian kerja
waktu tertentu yang lama. Pembaruan perjanjian kerja hanya boleh dilakukan untuk
masa paling lama 2 (dua) tahun, dengan begitu, masa berlakunya perjanjian kerja
waktu tertentu paling lama adalah tiga tahun.
Perjanjian kerja waktu tertentu yang tidak memenuhi persyaratan hukum
berubah menjadi perjanjian kerja waktu tidak tertentu.
Menurut Permenakertrans No. 100/2004, keabsahan dari perjanjian kerja waktu
tertentu dan kesempatannya untuk diperpanjang atau dibarui tergantung dari jenis
pekerjaan yang diperjanjikan. Jika pekerjaannya bersifat sementara dan sekali selesai,
maka jangka waktu perjanjian kerja adalah 3 tahun dan tidak dapat diperpanjang.
Universitas Sumatera Utara
51
Jenis perjanjian kerja ini dapat dibarui selama 2 tahun setelah masa jeda 30 hari. Jika
pekerjaannya bersifat musiman, maka masa perjanjian kerja tergantung pada cuaca,
atau musim, atau pesanan/target. Jika pekerjaan tersebut berhubungan dengan produk
baru, kegiatan baru atau kegiatan pendukung (dalam tahap penelitian dan
pengembangan), masa perjanjian kerjanya adalah 2 tahun dan diperbolehkan untuk
diperpanjang 1 tahun.32
1. Perjanjian kerja dibuat untuk waktu tertentu atau untuk waktu tidak tertentu.
Karyawan Kontrak diartikan secara hukum adalah Karyawan dengan status
bukan Karyawan tetap atau dengan kalimat lain Karyawan yang bekerja hanya untuk
waktu tertentu berdasar kesepakatan antara karyawan dengan Perusahaan pemberi
kerja.
Dalam istilah hukum Karyawan kontrak sering disebut “Karyawan PKWT”,
maksudnya Karyawan dengan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu. Secara hukum
dikenal 2 (dua) macam Karyawan yaitu Karyawan Kontrak (PKWT) dan Karyawan
Tetap atau karyawan PKWTT/Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu.
Berdasar UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, Pasal 56 yang
menyatakan :
2. Perjanjian kerja untuk waktu tertentu sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
didasarkan atas :
32 Undang-Undang No.13 Tahun 2003 Pasal 56-59 Tentang Ketenagakerjaan
Universitas Sumatera Utara
52
a. jangka waktu; atau
b. selesainya suatu pekerjaan tertentu.
Berdasar UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, Pasal 59 yang
menyatakan tentang jenis-jenis pekerjaan karyawan adalah :
1. Perjanjian kerja untuk waktu tertentu hanya dapat dibuat untuk pekerjaan
tertentu yang menurut jenis dan sifat atau kegiatan pekerjaannya akan selesai
dalam waktu tertentu, yaitu :
a. pekerjaan yang sekali selesai atau yang sementara sifatnya;
b. pekerjaan yang diperkirakan penyelesaiannya dalam waktu yang tidak terlalu
lama dan paling lama 3 (tiga) tahun;
c. pekerjaan yang bersifat musiman; atau
d. pekerjaan yang berhubungan dengan produk baru, kegiatan baru, atau produk
tambahan yang masih dalam percobaan atau penjajakan.
2. Perjanjian Kerja untuk waktu tertentu tidak dapat diadakan untuk pekerjaan
yang besifat tetap.
Berdasar Penjelasan Pasal 59 ayat (2) menjelaskan mengenai pekerjaan yang
bersifat tetap dan pekerjaan bersifat sementara :
Yang dimaksud dengan pekerjaan yang bersifat tetap dalam ayat ini adalah
pekerjaan yang sifatnya terus menerus, tidak terputus-putus, tidak dibatasi waktu dan
Universitas Sumatera Utara
53
merupakan bagian dari suatu proses produksi dalam satu perusahaan atau pekerjaan
yang bukan musiman.
Pekerjaan yang bukan musiman adalah pekerjaan yang tidak tergantung cuaca
atau suatu kondisi tertentu. Apabila pekerjaan itu merupakan pekerjaan yang terus
menerus, tidak terputus-putus, tidak dibatasi waktu, dan merupakan bagian dari suatu
proses produksi, tetapi tergantung cuaca atau pekerjaan itu dibutuhkan karena adanya
suatu kondisi tertentu maka pekerjaan tersebut merupakan pekerjaan musiman yang
tidak termasuk pekerjaan tetap sehingga dapat menjadi obyek perjanjian kerja waktu
tertentu.
Menurut Undang-Undang ketenagakerjaan, perjanjian kerja waktu tertentu
dapat mensyaratkan masa percobaan sampai dengan tiga bulan. Selama masa
percobaan, pekerja/buruh berhak atas upah serendah-rendahnya setara dengan nilai
upah minimum yang berlaku. Pekerja/buruh yang dipekerjakan berdasarkan
perjanjian kerja waktu tertentu tidak dapat dikenai masa percobaan.
Pengusaha yang mempekerjakan tenaga kerja dengan PKWT selama 3 (tiga)
bulan secara berturut-turut atau lebih wajib mengikutsertakannya dalam program
jaminan kecelakaan kerja, jaminan kematian, jaminan hari tua dan jaminan
pemeliharaan kesehatan.
Universitas Sumatera Utara
54
Khusus untuk sektor usaha jasa konstruksi, pemberi kerja jasa konstruksi wajib
mendaftarkan pekerjanya dalam program jaminan kecelakaan kerja dan jaminan
kematian kepada BPJS Ketenagakerjaan.
Bagi tenaga kerja yang hubungan kerjanya melalui Perjanjian Kerja Waktu
Tertentu (PKWT) kepesertaannya diatur dalam Keputusan Menteri Tenaga Kerja
Nomor KEP-150/MEN/1999 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan
Sosial Tenaga Kerja Bagi Tenaga Kerja Harian Lepas, Borongan dan Perjanjian Kerja
Waktu Tertentu (“Kepmenaker 150/1999”) dan Peraturan Menteri Ketenagakerjaan
Nomor 44 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Kecelakaan Kerja
dan Jaminan Kematian Bagi Pekerja Harian Lepas, Borongan, dan Perjanjian Kerja
Waktu Tertentu Pada Sektor Usaha Jasa Konstruksi (“Permenaker No.44 Tahun
2015”).
Kepmenaker No.150 Tahun 1999 mengatur bahwa pengusaha yang
mempekerjakan tenaga kerja PKWT selama 3 (tiga) bulan secara berturut-turut atau
lebih wajib mengikutsertakannya dalam program jaminan kecelakaan kerja, jaminan
kematian, jaminan hari tua dan jaminan pemeliharaan kesehatan.33
Jika pengusaha mempekerjakan tenaga kerja PKWT kurang dari 3 (tiga) bulan
secara berturut-turut wajib mengikutsertakannya dalam program jaminan kecelakaan
kerja dan jaminan kematian. Akan tetapi, jika hubungan kerja ini diperpanjang
33Kepmenaker No.150 Tahun 1999 Pasal 13 ayat (1)
Universitas Sumatera Utara
55
sehingga bekerja selama 3 (tiga) bulan secara berturut-turut atau lebih, pengusaha
wajib mengikutsertakannya dalam program jaminan kecelakaan kerja, jaminan
kematian, jaminan hari tua dan jaminan pemeliharaan kesehatan terhitung mulai
perpanjangan PKWT.34
Untuk sektor usaha jasa konstruksi, ketentuan penyelenggaraan program
jaminan sosial bagi pekerjanya diatur secara khusus dalam Permenaker No.44 Tahun
2015. Pemberi Kerja Jasa Konstruksi wajib mendaftarkan pekerjanya dalam program
jaminan kecelakaan kerja dan jaminan kematian kepada BPJS Ketenagakerjaan.
Pemberi kerja yang dimaksud meliputi Pengguna Jasa Konstruksi dan Penyedia Jasa
Konstruksi pada proyek jasa perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pada
Pekerjaan Konstruksi. Sedangkan pekerja yang dimaksud di sini meliputi pekerja
harian lepas, pekerja borongan, dan pekerja dengan PKWT.
35
34Ibid 35Permenaker No.44 Tahun 2015 Pasal 2
Ketentuan umum PT. TDP dengan karyawan yang diatur dalam perjanjian kerja
waktu tertentu yaitu perusahaan swasta nasional yang bergerak dibidang Jasa
Keamanan (Security Service) yang mempunyai hak dan kewajiban penuh mengelola
Anggota Satuan Pengamanan (Satpam) yang di tugaskan di lokasi Penjagaan Pemberi
Kerja. Karyawan pada masa kerjanya terikat dalam jangka waktu tertentu dan
mendapatkan hak dan upah ataas pekerjaannya. Upah atau gaji yang diterima
karyawan sebagai imbalan atas jasanya yang diberikan perusahaan setiap bulan.
Universitas Sumatera Utara
56
Ruang Lingkup pekerjaannya, PT. TDP memberikan tugas kepada Anggota
Satuan pengaman dan karyawan menerima tugas tersebut untuk ditempatkan di Pos
Penjagaaan yang telah ditentukan. Kemudian PT. TDP berhak memindahkan lokasi
penugasan atau relokasi ke tempat atau lokasi kerja lain selain sesuai kebutuhan atau
kepentingan perusahaan. Karyawan wajib patuh, taat, disiplin, menjaga wibawa,
kehormatan dan nama baik perusahaan pemberi kerja maupun PT. TDP. Karyawan
wajib bersedia untuk ditempatkan dan dengan kondisi kerja dimana saja seta
mengikuti Remunerasi yang berlaku jadi, karyawan dalam melaksanakan tugasnya
dibawah kendali PT.TDP.
Tugas dan Tanggung Jawab dalam perjanjian kontrak antara karyawan dengan
PT. TDP yaitu, Tugas dan tanggung jawab karyawan adalah menjaga keamanan
dilingkungan kerja. PT. TDP mempunyai hak penuh untuk menambah tugas dan
tanggung jawab tersebut, sedemikian pula karyawaan dengan ini bersedia dan
sanggup untuk melaksakan tugas dan tanggung jawab yang dimaksud. Karyawan juga
wajib melaksanakan kebijakan HSE dilingkungan kerja yang ditetapkan oleh pemberi
kerja maupun PT. TDP.
Jangka waktu perjanjian ini berlaku efektif terhitung kontrak dibuat sampai 1
(satu) tahun kemudian, perpanjangan kontrak dapat disepakati PT. TDP setelah
karyawan mengajukan permohonan perpanjangaan kontrak 1 (satu) bulan sebelum
habis masa kontrak dan PT. TDP menyetujui permohonan perpanjangan tersebut. PT.
TDP juga dapat memutuskan perjanjian sebelum berakhirnya masa kontrak apabila
Universitas Sumatera Utara
57
terjadi pemutusan kontrak antara pemberi pekerjaan dan PT. TDP, maka PT. TDP
tidak diwajibkan membayar kompensasi apapun kepada karyawan.
Jadwal kerja karyawan dalam hal ini hari dan jam kerja diatur sesuai dengan
jadwal yang ditentukan oleh PT. TDP.
Karyawan berhak menerima upah atau gaji sebesar : Rp. 2.037.000,- (Dua Juta
Tiga Puluh Tujuh Ribu Rupiah) yaitu berupa gaji pokok sebesar Rp. 1.527.750,-
(Satu Juta Lima Ratus Dua Puluh Tujuh Ribu Tujuh Ratus Lima Puluh Rupiah) dan
tunjangan makan dan transport sebesar Rp. 509.250,- (Lima Ratus Sembilan Ribu
Dua Ratus Lima Puluh Rupiah) dan PT. TDP juga akan memberikan Tunjangan Hari
Raya (THR) keagamaan sekali dalam setahun kepada karyawan yang dibayarkan
secara proporsional, karyawan juga mendapatkan fasilitas BPJS Kesehatan dan BPJS
Ketenagakerjaan selama bekerja kepada PT. TDP. Karyawan juga berhak
memperoleh cuti tahunan selama 12 (dua belas) hari kerja apabila telah mempunyai
masa kerja selama 12 (dua belas) bulan berturut-turut dan pelaksanaannya diatur oleh
PT. TDP, namun apabila tidak dipergunakan maka hak cuti menjadi hangus. Dan
apabila terjadi keperluan mendesak daan PT. TDP mengizinkan, maka karyawan
memperoleh izin yang akan diperhitungkan dengan hak cutinya. Jika karyawaan
tersebut dipindahkan, maka Remuerasi diatur sesuai dengan ketentuan perusahaan.36
PT. TDP wajib memberikan pendidikan dan pelatihan baik fisik maupun mental
kepada karyawan yaitu, Pendidikan teori ke-satpam-an, dan pendidikan keterampilan.
36 Kontrak, PKWT antara PT. Trans Dana Profitri dengan Karyawan
Universitas Sumatera Utara
58
Pelaksanaan pelatihan dan keterampilan yaitu, pelaksanaan pendidikan dan pelatihan
dilakukan oleh Divisi Diktat, dan karyawan wajib mengikuti setiap pendidikan dan
pelatihan yang diadakan PT. TDP baik pendidikan dan latihan dasar maupun
pendidikan penyegaran atau Refreshment Training.
Kewajiban karyawan adalah melaksanakan dan mentaati semua peraturan-
peraturan yang dikeluarkan oleh PT. TDP meliputi juga peraturan atau tata tertib yang
berlaku dilokasi karyawan ditempatkan. Karyawan wajib memberikan ijazah
pendidikan formal terakhir sebagai jaminan kepada perusahaan selama kontrak
berjalan yang akan diserahkan kembali kepada karyawan setelah menyelesaikan
seluruh kewajibannya kepada PT. TDP. Karyawan juga wwajib mmengikuti
Pelatihan Beladiri yang biayaanya menjadi beban karyawan. Karyawan diwajibkan
memakai dan memelihara alat-alat pelindung keselamatan kerja sesuai sifat pekerjaan
masing-masing yang disediakan oleh perusahaan dan wajib mentaati peraturan-
peraturan serta syarat-syarat keselamatan kerja, namun apabila peralatan kerja
tersebut hilang atau rusak karna kelalaian karyawan maka karyawan wajib
memberikan ganti rugi kepada PT. TDP. Apabila karyawan diberhentikan karena in-
disipliner, atau atas permintaan klien PT. TDP sebelum masa berakhirnya perjanjian
ini, maka karyawan wajib membayar biaya kompensasi kepada PT. TDP sebesar Rp.
2.000.000,- (Dua Juta Rupiah) serta mengembalikan seragam serta perlengkapan
standar lengkap kepada PT. TDP, namun karyawan ingin mengundurkan diri maka
karyawan diwajibkan mengajukan pengunduran diri sekurang-kurang nya satu bulan
Universitas Sumatera Utara
59
sebelumnya dan diwajibkan mengembalikan seragam dan perlengkapannya serta
membayar penalti sebesar Rp. 2.000.000,- (Dua Juta Rupiah). Bagi security wajib
mengikuti Psikotes/ menyerahkan hasil psikotes terakhir yang dilakukan dalm priode
1 (satu) bulan terakhir dan menyerahkan hasil Medical Check Up yang meliputi :
bebas dari narkoba, bebas dari penyekit hepatitis, bebas dari penyakit liver, bebas dari
penyakit paru, keterangan sehat dari pemeriksaan fisik oleh dokter.
Mengenai ijin meninggalkan pekerjaan adalah PT. TDP dapat memberikan ijjin
menningggalkan pekerjaan kepada karyawan dengan ketentuan sebbagai berikut :
a. Pernikahan karyawan : Selama 3 Hari Kerja
b. Pernikahan anak laryawan : Selama 2 Hari Kerja
c. Khitanan atau pembabtisan anak karyawan : Selama 2 Hari Kerja
d. Istri karyawan melahirkan aatau keguguran : Selama 2 Hari Kerja
e. Istri, suami, orang tua, mertua, menantu karyawan meninggal dunia : Selama
2 Hari Kerja
f. Anggota keluarga dalam satu rumah meninggal dunia : Selama 1 Hari Kerja
Ijin meninggalkan pekerjaan tersebut harus diajukan 2 (dua) minggu sebelumnya,
kecuali dalam keadaan mendesak, bukti-bukti dapat diajukan kemudian harinya.
Pelanggaran yang dapat dikenakan sanksi Surat Peringatan Pertama (SP I) :
a. Tidak hadir tanpa keterangan selama 2 (dua) hari berturut-turut dalam waktu
1(satu) bulan.
Universitas Sumatera Utara
60
b. Datang terlambat tanpa alasan yang jelas.
c. Tidak melakukan tugas kewajibannya sesuai dengan prosedur yang berlaku.
d. Tidur pada jam kerja.
e. Mempergunakan barang milik PT. TDP atau klien tanpa ijin dari pejabat yang
berwenang.
f. Menolak atau membangkang atas perintah atasan yang wajar dengan alasan
yang tidak bisa diterima.
g. Tidak menjalani tata kerja (prosedur) yang berlaku.
h. Bergurau secara berlebihan dalam bertugas.
i. Meninggalkan tempat tugas tanpa seijin atasan yang berwenang.
j. Lalai mengindahkan peraturan-peraturan keselamatan dan kesehatan kerja
sehingga dapat membahayakan dirinya dan orang lain.
k. Tidak menjaga kerapian, kelengkapan dan kebersihan seragam dinas dan
tempat kerjanya.
l. Merokok pada saat melaksanakan tugas.
Perjanjian ini dibuat berdasarkan hukum yang berlaku di Republik Indonesia,
ParaPihak sepakat untuk menjaga kerahasiaan semua data dan informasi para pihak
baik secara lisan maupun tulisan kecuali atas seijin para pihak. Perjanjian ini dibuat
rangkap 2 (dua) dan mempunyai kekuatan hukum yang sama. Hal-hal yang belum
tercantum dalam perjanjian ini akan disepakati para pihak dan menjadi Addendum
atau perjanjian tambahan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
perjanjian ini. Dan apabila terdapat hal-hal yang belum tercantum dalam perjanjian
Universitas Sumatera Utara
61
ini maka para pihak setuju untuk mengacu pada peraturan Perundang-undangan
tentang Ketenagakerjaan yang berlaku di Negara Republik Indonesia. 37
C. Tanggapan Karyawan PT. Trans Dana Profitri Brandan Terhadap
Asuransi BPJS Kesehatan
Lewat penilaian, diketahui tingkat kepuasan karyawan di atas 70%. Ini artinya
layanan yang diberikan sudah bagus dan tentu saja karyawan sangat berharap agar
program ini bisa terus maju dan tetap ada, karna program ini sangat dibutuhkan dan
sangat menguntungkan. Karyawan PT. TDP sangat merasa tenang dan tidak khawatir
lagi apabila dirinya ataupun keluarganya tiba-tiba jatuh sakit. Ditambah lagi PT. TDP
memberikan karyawan dengan fasilitas Kelas II, dengan hal ini karyawan merasa
sangat senang dan tidak merasa dirugikan walaupun pembayaran iuran yang harus
dibayarkan oleh PT. TDP adalah sebesar 4,5% dari Gaji/Upah karyawan, dengan itu
segala penyakit apapun bisa di klaim, kecuali penyakit bawaan kecuali Penyakit
Bawaan, Penyakit HIV AIDS , dan Penyakit akibat ketergantungan Narkoba. 38
a. Operasi akibat kecelakaan lalu lintas yang merupakan ranahnya Jasa
Raharja.
Ada 5 Oprasi yang tidak ditanggung BPJS Kesehatan yaitu :
37Ibid 38Hasil Wawancara dengan Karyawan PT. Trans Dana Profitri, Pada Tanggal 12 April 2017
Universitas Sumatera Utara
62
b. Operasi yang bersifat estetika atau kosmetik, misalnya operasi keloid (bekas
luka)
c. Operasi akibat melukai diri sendiri, misalnya percobaan bunuh diri, terkena
petasan, dan lain-lain
d. Operasi di luar negeri
e. Operasi akibat kecelakaan kerja, karena ranahnya adalah BPJS
Ketenagakerjaan.
Dengan adanya BPJS Kesehatan di PT. TDP karyawan yang sakit akan merasa
tenang dan tidak memikirkan biaya apapun lagi, sehingga karyawan tersebut akan
lebih cepat sembuh dan bisa bertugas kembali.
Namun, harus diakui ada juga keluhan dari karyawan pada pelayanan yang
diberikan, masih saja merasa ada yang kurang seperti, panjangnya antrean, sulitnya
pasien mendapatkan tempat rawat inap di Rumah Sakit (RS). Setidaknya ada 3 (tiga)
dari 10 (sepuluh) orang dengan keluhan yang masuk terkait pelayanan. Jadi upaya
yang disarankan untuk meningkatkan pelayanan nya tentu tidak bisa dibebankan pada
BPJS Kesehatan semata. Peran pemerintah, khususnya dengan menambah jumlah
sarana kesehatan yang bisa memberikan pelayanan pada peserta, bisa menjadi salah
satu opsi untuk mengurai masalah yang ada. Selain peningkatan fasilitas kesehatan
Universitas Sumatera Utara
63
(faskes), peningkatan sistem teknologi informasi (TI), agar bisa menjadikan
pelayanan tersebut lebih baik kedepannya.39
39Ibid
Keluhan selanjutnya mengenai masa berlakunya kepesertaan, menurut iklan
yang ada berlakunya BPJS Kesehatan setelah tiga hari kartu jadi. Pihak BPJS
Kesehatan mengingatkan untuk mendaftar ketika masih sehat sehingga jika suatu saat
tiba – tiba sakit sudah punya kartu BPJS Kesehatan untuk berobat, ternyata ada yang
lebih parah dari iklan tersebut, yaitu untuk karyawan atau pekerja yang ikut BPJS
Kesehatan melalui perusahaan tempatnya bekerja. Kepesertaanya baru akan berlaku 1
bulan setelah pendaftaran. Hal ini diketahui setelah mendaftarkan teman sesama
karyawan ke BPJS Kesehatan melalui perusahaan. Pendaftaran dilakukan pada
tanggal 8 bulan Januari atau 2 hari sebelum batas akhir pembayaran iuran BPJS
Kesehatan untuk bulan Januari dengan harapan masih bisa terdaftar pada bulan ini
juga tetapi oleh pihak BPJS Kesehatan diberitahukan bahwa masa kepesertaan teman
tersebut baru akan berlaku pada tanggal 1 Februari 2015.
Karyawan menanyakan kepada petugas BPJS Kesehatan mengapa hal ini bisa
terjadi dan hanya dijawab “ya seperti itulah prosedurnya”. Padahal secara logika
pendaftaran tersebutkan sebelum batas akhir pembayaran iuran berarti data
kepesertaannya kan masih bias diupdate bulan ini juga kenapa harus menunggu bulan
berikutnya.
Universitas Sumatera Utara
64
Hal ini juga berlaku untuk karyawan yang sudah keluar dari perusahaan, salah
satu staff melaporkan 3 orang karyawan yang telah berhenti bekerja per 31 Desember
sehingga secara interen perusahaan pun sudah diberhentikan kepesertaannya di BPJS
Kesehatan. Tetapi oleh pihak BPJS Kesehatan tidak, 3 orang karyawan tersebut baru
dikeluarkan dari kepesertaan BPJS Kesehatan per 31 Januari (ditahun selanjutnya)
dan iuran masih harus tetap dibayarkan untuk 3 orang karyawan yang sudah berhenti
bekerja tersebut, padahal kan secara logika pelaporan dilakukan sebelum batas akhir
pembayaran iuran yang berarti data kepesertaanya masih bisa dihapus untuk
digantikan dengan peserta yang baru.
Peraturan ini amat sangat merugikan, baik untuk karyawan baru maupun untuk
perusahaan. Jika karyawan baru atau keluarganya sakit maka harus mengeluarkan
uang sendiri untuk berobat karena tidak ditanggung oleh BPJS Kesehatan dan
perusahaan. Sedangkan perusahaan juga rugi karena masih harus membayar iuran
untuk orang yang bukan karyawannya. Selama ini peraturan yang ada di BPJS
Kesehatan hanya menyebutkan batas akhir pendaftaran dan pelaporan kepesertaan
karyawan yang berhenti bekerja pada tanggal 20 bulan berjalan.
Upaya yang disarankan adalah utuk batas akhir pendaftaran kepesertaan baru
dan pelaporan kepesertaan karyawan yang behenti bekerja dilakukan paling akhir
setiap 9 bulan berjalan. Supaya tidak ada pihak yang dirugikan. Untuk badan usaha
sekelas BPJS Kesehatan harusnya membuat peraturan yang bisa mengakomodir
Universitas Sumatera Utara
65
kepentingan banyak pihak karena peserta BPJS Kesehatan terdiri dari kepesertaan
perorangan dan kepesertaan yang melalui badan usaha.
Universitas Sumatera Utara
66
BAB IV
MEKANISME PENYELESAIAN KLAIM ASURANSI KESEHATAN
TERHADAP KARYAWAN PT. TRANS DANA PROFITRI BRANDAN
A. Perlindungan Hukum yang Diberikan oleh PT.Trans Dana Profitri
Brandan Kepada Karyawan Ditinjau dari isi Perjanjian dengan PT. Trans
Dana Profitri Brandan
Perlindungan Hukum merupakan suatu hal yang sangat dibutuhkan oleh
masing-masing individu. Perlindungan sendiri dapat diartikan sebagai upaya atau
usaha yang dilakukan untuk membuat seseorang merasa nyaman, tentram, aman.
Sedangkan hukum sendiri dapat diartikan sebagai sarana atau instrumen untuk
mengatur hak-hak dan kewajiban-kewajiban subyek hukum sehingga hubungan yang
adil, aman, sentosa dapat terlaksana. Hukum disini haruslah dapat memberikan
perlindungan hukum bagi warga negaranya. F.H van Der Burg dan kawan-kawan
mengatakan bahwa kemungkinan untuk memberikan perlindungan hukum adalah
penting ketika pemerintah bermaksud untuk melakukan atau tidak melakukan
tindakan tertentu terhadap sesuatu, yang oleh karena tindakan atau kelalaiannya itu
melanggar (hak) orang-orang atau kelompok tertentu.40
Perlindungan hukum bagi rakyat ini merupakan konsep universal dalam artian
konsep ini dianut dan diterapkan oleh setiap negara yang mengedepankan diri sebagai
40 HR, Ridwan, Hukum Administrasi Negara, Yogyakarta, 2003, hal.217
Universitas Sumatera Utara
67
negara hukum, namun seperti yang disebutkan Paulus E. Lotulung, masing-
masing negara tersebut mempunyai cara & mekanismenya sendiri tentang bagaimana
mewujudkan perlindungan hukum tersebut dan juga sampai sejauh mana
perlindungan hukum itu diberikan oleh pemerintah.41
Perlindungan hukum selalau terkait dengan peran dan fungsi hukum sebagai
pengatur dan pelindung masyarakat. Menurut Bronislaw Malinowski, bahwa hukum
tidak hanya berperHan di dalam keadaan-keadaan yang penuh kekerasan dan
pertentangan, akan tetapi bahwa hukum juga berperan pada aktivitas sehari-hari.
42
Hukum menentukan kepentingan-kepentingan masyarakat yang dapat
ditingkatkan menjadi hak-hak hukum yang dapat dipaksakan pemenuhannya. Dalam
hal ini dapat disimpulkan bahwa perlindungan hukum itu adalah perlindungan yang
diberikan oleh pemerintah terhadap hukum agar tidak ditafsirkan berbeda dan tidak
cederai oleh aparat penegak hukum dan juga bisa berarti perlindungan yang diberikan
oleh hukum terhadap sesuatu atau juga bisa dikatakan bahwa perlindungan hukum
merupakan suatu perlindungan yang diberikan kepada subyek hukum sesuai dengan
aturan hukum, baik itu yang bersifat preventif (pencegahan) maupun dalam bentuk
yang bersifat represif (pemaksaan), baik yang secara tertulis maupun tidak tertulis
dalamrangka menegakkan peraturan hukum. Dimana perlindungan hukum merupakan
41Ibid 42Alexander, Perlindungan Hukum terhadap Pekerja/Buruh dalam PKWT , Samarinda, 2013,
hal.16
Universitas Sumatera Utara
68
gambaran dari bekerjanya fungsi hukum untuk mewujudkan tujuan-tujuan hukum,
yakni keadilan, kemanfaatan dan kepastian hukum.
Perlindungan hukum ini bisa juga dilaksanakan dalam hal melindungi
masyarakat terhadap sikap tindak atau perbuatan hukum pemerintah yang
memungkinkan lahirnya kerugian bagi masyarakat atau badan hukum. Sehubungan
dengan perbuatan hukum pemerintah tersebut yang dapat terjadi baik dalam bidang
publik maupun perdata, maka perlindungan hukum akibat dari perbuatan pemerintah
juga ada yang terdapat dalam bidang perdata maupun publik.
Perlindungan Hukum dalam Bidang Perdata.Pemerintah dalam melaksanakan
tugasnya memerlukan kebebasan bertindak dan mempunyai kedudukan istimewa
dibandingkan dengan rakyat biasa. Oleh karenanya persoalan menggugat pemerintah
di muka hakim ini tidaklah sama dengan menggugat rakyat biasa. Hukum perdata
memberikan perlindungan yang sama baik kepada pemerintah maupun seseorang atau
badan hukum perdata.
Perlindungan Hukum dalam Bidang Publik Tindakan hukum pemerintah adalah
tindakan-tindakan yang berdasar sifatnya menimbulkan akibat hukum. Karakteristik
paling penting dari tindakan hukum yang dilakukan oleh pemerintah adalah
keputusan-keputusan atau ketetapan-ketetapan pemerintah yang bersifat sepihak.
Menurut Sjachran Basah dijelaskan bahwa perlindungan terhadap warga negara
diverikan bilamana sikap tindak administrasi negara itu menimbulkan kerugian
Universitas Sumatera Utara
69
terhadapnya, sedangkan perlindungan terhadap administrasi negara itu sendiri
dilakukan terhadap sikap tindaknya dengan baik dan benar menurut hukum baik
tertulis atau asam umum tidak tertulis.43
Bentuk perlindungan, pemeliharaan dan peningkatan kesejahteraan
dimaksuddiselenggarakan dalam bentuk Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)
PT. TDP merupakan pendekatan manajemen yang memberikan kewenangan
pada pihak ketiga untuk bertanggung jawab terhadap proses atau jasa yang
sebelumnya dilakukan oleh perusahaan sendiri. Yang berarti bahwa ini adalah istilah
baru untuk konsep lama yaitu untuk mengadakan suatu kesepakatan dalam kegiatan-
kegiatan atau pekerjaan-pekerjaan eksternal.
PT. TDP dalam hal ini mengalami kemungkinan bahwa mereka akan
kehilangan kendali di masa yang akan datang, dimana dalam beberapa hal kendali
tersebut diserahkan kepada perusahaan lain, yang motif utamanya adalah
maksimalisasi sendiri.
PT. TDP juga menggunakan Sumber Daya Manusia untuk mengacu pada
kebutuhan penyediaan dan pengelolaan sumber daya manusia. Untuk contoh diatas
perusahaan manufaktur akan bekerja sama dengan perusahaan outsourcing (vendor)
yang memberikan jasa penyediaan dan pengelolaan tenaga penjual. Kompensasi
kepada vendor berupa management fee sesuai kesepakatan.
43 HR, Ridwan, Op Cit, hal.211
Universitas Sumatera Utara
70
yang bersifat dasar, dengan berasaskan usaha bersama, kekeluargaan, dan gotong-
royongsebagaimana dimaksud dalam jiwa dan semangat Pancasilan dan Undang-
Undang Dasar1945. Oleh karena itu perusahaan memikul tanggung jawab utama dan
secaramoral perusahaan ini mempunyai kewajiban untuk meningkatkanperlindungan
dan kesejahteraan tenaga kerjanya. Di samping itu, sudah sewajarnya kalautenaga
kerja turut berperan aktif di dalamnya.
Bentuk perlindungan tenaga kerja di Indonesia yang wajib di laksanakan
olehsetiap pengusaha atau perusahaan yang mempekerjakan orang untuk bekerja
padaperusahaan tersebut harus sangat diperhatikan, yaitu mengenai pemeliharaan
danpeningkatan kesejahteraan di maksud diselenggarakan dalam bentuk BPJS
Kesehatan yang bersifat umum untuk dilaksanakan atau bersifatdasar, dengan
berasaskan usaha bersama, kekeluargaan dan kegotong royongan sebagaimana yang
tercantum dalam jiwa dan semangat Pancasila dan Undang-Undang Dasar1945.
BPJS Kesehatan merupakan jaminan sebagai upayapenanggulangan dan
pencegahan gangguan kesehatan yang memerlukan pemeriksaan,pengobatan,
dan/atau perawatan termasuk kehamilan dan persalinan. Pemeliharaankesehatan
dimaksudkan untuk meningkatkan produktivitas tenaga kerja sehingga
dapatmelaksanakan tugas sebaik-baiknya dan merupakan upaya kesehatan dibidang
penyembuhan. Oleh karena itu upaya penyembuhan memerlukan dana yang tidak
sedikitdan memberatkan jika dibebankan kepada perorangan, maka sudah
selayaknyadiupayakan penanggulangan kemampuan karyawan melalui program
Universitas Sumatera Utara
71
jaminan sosial. Para pekerja dalam pembangunan nasional semakin meningkat,
dengan risiko dan tanggung jawab serta tantangan yang dihadapinya. Oleh karena itu
kepadamereka dirasakan perlu untuk diberikan perlindungan, pemeliharaan, dan
peningkatankesejahteraannya sehingga menimbulkan rasa aman dalam bekerja.
Adapun syarat-syarat keselamatan kerja antara lain :
a) Mencegah dan mengurangi kecelakaan
b) Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran
c) Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan
d) Memberikan kesempatan atau jalan penyelamatan diri waktu kebakaran atau
kejadian-kejadian lain yang berbahaya
e) Memberikan pertolongan pada kecelakaan
f) Memberi alat-alat perlindungan diri pada pekerja
g) Memperoleh penerangan yang cukp dan sesuai
h) Menyelanggarakan suhu dan lembab udara yang baik
i) Memeliharaan kebersihan, kesehatan dan ketertiban.
Syarat-syarat keselamatan kerja seperti tersebut diatas menandakan bahwa
setiap perusahaan wajib untuk memperhatikan keselamatan kerja bagi setiap
pekerjanya.
Jenis-Jenis Perlindungan KerjaSecara teoritis dikenal ada tiga jenis
perlindungan kerja yaitu sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
72
1. Perlindungan sosial, yaitu suatu perlindungan yang berkaitan dengan usaha
kemasyarakatan, yang tujuannya untuk memungkinkan pekerja/buruh
mengenyam dan mengembangkan kehidupannya sebagaimana manusia pada
umumnya, dan khususnya sebagai anggota masyarakat dan anggota
keluarga. Perlindungan sosialdisebut juga dengan kesehatan kerja.
2. Perlindungan teknis, yaitu jenis perlindungan yang berkaitan dengan usaha-
usaha untuk menjagaagar pekerja/buruh terhindar dari bahaya kecelakaan
yang ditimbulkan oleh alat-alat kerja atau bahan yang dikerjakan.
Perlindungan ini lebih sering disebutsebagai keselamatan kerja.
3. Perlindungan ekonomis, yaitu suatu jenis perlindungan yang berkaitan
dengan usaha-usaha untuk memberikan kepada pekerja/buruh suatu
penghasilan yang cukup guna memnuhi keperluan sehari-hari baginya dan
keluarganya, termasuk dalam hal pekerja/buruh tidak mampu bekerja karena
sesuatu diluar kehendaknya. Perlindungan jenis ini biasanya disebut dengan
jaminan sosial.44
Ketiga jenis perlindungan di atas akan di uraikan sebagai berikut :
1. Perlindungan Sosial atau Kesehatan Kerja
Kesehatan kerja sebagaimana telah dikemukakan di atas termasuk
jenis perlindungan sosial karena ketentuan-ketentuan mengenai kesehatan
44 Zaeni Asyhadie, Hukum Kerja, Hukum Ketenagakerjaan Bidang Hubungan Kerja, Jakarta,
Raja Grafindo Persada, 2007, hal.78
Universitas Sumatera Utara
73
kerja ini berkaitan dengan sosial kemasyarakatan, yaitu aturan-aturan
yang bermaksud mengadakan pembatasan-pembatasan terhadap kekuasaan
pengusaha untuk memperlakukan pekerja/buruh ”semaunya” tanpa
memperhatik norma-norma yang berlaku, dengantidak memandang
pekerja/buruh sebagai mahluk Tuhan yang mempunyai hak asasi. Karena
sifatnya yang hendak mengadakan ”pembatasan” ketentuan-ketentuan
perlindungan sosial dalam UU No. 13 Tahun 2003, Bab X Pasal 68
dan seterusnya bersifat ”memaksa”, bukan mengatur. Akibat adanya sifat
memaksa dalam ketentuan perlindunga sosial UU No. 13 Tahun 2003
ini, pembentuk undang-undang memandangperlu untuk menjelaskan bahwa
ketentuan yang berkaitan dengan perlindungan sosial ini merupakan ”hukum
umum”(Publiek-rechtelijk) dengan sanksi pidana. Hal ini disebabkan
beberapa alasan berikut :45
1) Aturan-aturan yang termuat di dalamnya bukan bermaksud melindungi
kepentingan seorang saja, melainkan bersifat aturan bermasyarakat.
2) Pekerja/buruhIndonesia umumnya belum mempunyai pengertian atau
kemampuan untuk melindungi hak-haknya sendiri.
Jadi, jelasnya kesehatan kerja bermaksud melindungi atau menjaga
pekerja/buruh dari kejadian/keadaan hubungan kerja yang merugikan
kesehatan dan kesusilaannyadalam hal pekerja/buruh melakukan
pekerjaannya. Adanya penekanan ”dalam suatuhubungan kerja”
45Ibid, hal.80
Universitas Sumatera Utara
74
menunjukkan bahwa semua tenaga kerja yang tidak
melakukanhubungan kerja dengan pengusaha tidak mendapatkan
perlindungan sosial sebagaimanaditentukan dalam Bab X UU No 13 Tahun
2003
2. Perlindungan Teknis Atau Keselamatan Kerja
Keselamatan kerja termasuk dalam apa yang disebut perlindungan
teknis, yaitu perlindungan terhadap pekerja/buruh agar selamat dari
bahaya yang dapat ditimbulkan oleh alat kerja atau bahan yang dikerjakan.
Berbeda dengan perlindungan kerja lain yang umumnya ditentukan
untuk kepentingan pekerja/buruh saja, keselamatan kerja ini tidak
hanya memberikan perlindungan kepada pekerja/buruh, tetapi kepada
pengusaha dan pemerintah.
1) Bagi pekerja/buruh, adanya jaminan perlindungan keselamatan
kerja akan menimbulkan suasana kerja yang tentram sehingga
pekerja/buruh dapat memusatkan perhatian pda pekerjaannya
semaksimal mungkin tanpa khawatir sewaktu-waktu akan tertimpa
kecelakaan kerja.
2) Bagi pengusaha, adanya pengaturan keselamatan kerja di dalam
perusahaannya akan dapat mengurangi terjadinya kecelakaan yang
dapat mengakibatkan pengusaha harus memberikan jaminan sosial.
3) Bagi pemerintah dan masyarakat, dengan adanya dan ditaatinya
peraturan keselamatan kerja, maka apa yang direncanakan pemerintah
Universitas Sumatera Utara
75
untuk mensejahterakan masyrakat akan tercapai dengan meningkatnya
produksi perusahaan baik kualitas maupun kuantitas.46
Dasar pembicaraan masalah keselamatan kerja ini sampai sekarang
adalah UU No.1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja. Namun, sebagian
besar peraturan pelaksanaan undang-undang ini belum ada sehingga beberapa
peraturan warisan Hindia Belanda masih dijadikan pedoman dalam
pelaksanaan keselamatan kerja di perusahaan. Peraturanwarisan Hindia
Belanda itu dalah sebagai berikut :
1) Veiligheid sreglement, S 1910 No.406 yang telah beberapa kali
dirubah, terakhir dengan S 1931 No.168 yang kemudian setelah Indonesia
merdeka diberlakukan dengan Peraturan Pemerintah No.208 Tahun 1974.
Peraturan ini menatur tentang keselamatan dan keamanan di dalam pabrik
atau tempat bekerja.
2) Stoom Ordonantie, S 1931 No. 225, lebih dikenal dengan peraturan Uap
1930.
3) Loodwit Ordonantie, 1931 No.509 yaitu peraturan tentang pencegahan
pemakaian timah putih kering.47
46Ibid, hal.84 47Alexander, Op Cit, hal.23
Universitas Sumatera Utara
76
3. Perlindungan ekonomis atau Jaminan Sosial Penyelenggara program jaminan
sosial merupakan salah satu tangung jawab dan kewajiban Negara untuk
memberikan perlindungan sosial ekonomi kepada masyarakat.
Sesuai dengan kondisi kemampuan keuangan Negara, Indonesia seperti
halnya berbagai Negara berkembang lainnya, mengembangkan program BPJS
Kesehatan berdasarkanfunded social security, yaitu jaminan sosial yang didanai oleh
peserta dan masih terbataspada masyarakat pekerja di sektor formal.
BPJS Kesehatan yang diatur dalam Undang–Undang Nomor.40 Tahun 2004
adalah :Merupakan hak setiap tenaga kerja yang sekaligus merupakan kewajiban
dari majikan. Pada hakikatnya program jaminan soisal tenaga kerja dimaksud untuk
memberikan kepastian berlangsungnya arus penerimaan penghasilan keluarga yang
sebagian yang hilang.
Disamping itu program BPJS Kesehatan mempunyai beberapa aspek antara
lain : Memberikan perlindungan dasar untuk memenuhi kebutuhan hidup minimal
bagi tenaga kerja beserta keluarganya dan merupakan penghargaan kepada tenaga
kerja mendidik kemandirian pekerja sehingga pekerja tidak harus meminta belas
kasihan orang lain jika dalam hubungan kerja terjadi risiko–risiko seperti kecelakaan
kerja, sakit, hari tua dan lainnya.
Perlindungan pekerja ini dapat dilakukan, baik dengan jalan memberikan
tuntunan, maupun dengan jalan meningkatkan pengakuan hak-hak asasi manusia,
Universitas Sumatera Utara
77
perlindungan fisik dan teknis serta sosial dan ekonomi melalui norma yang berlaku
dalam lingkungan kerjaitu. Dengan demikian maka perlindungan pekerja ini menurut
Kartasapoetra, G dan Rience Indraningsih akan mencakup :
a. Norma Keselataman Kerja
Norma keselamatan kerja ini meliputi kesempatan kerja bahan dan
prosespengerjaannya, keadaan tempat kerja yang bertalia dengan mesin,
pesawat, alat-alat kerja, bahan, dan proses pengerjaannya, keadaan tempat
kerja dan lingkungan serta cara-cara melakukan pekerjaan.
b. Norma Kesehatan Kerja dan Higiene Kesehatan Perusahaan
Meliputi pemeliharan dan mempertinggi derajat kesehatan pekerja,
dilakukan dengan mengatur pemberian obat-obatan, perawatan tenaga kerja
yang sakit. Mengatur persediaan tempat, cara dan syarat kerja yang
memenuhi hygiene kesehatan perusahaan dan kesehatan pekerja untuk
mencegah penyakit, baik sebagai akibat bekerja atau penyakitumum serta
menetapkan syarat kesehatanbagi perumahan pekerja.
c. Norma Kerja Yang meliputi perlindungan tenaga kerja yang bertalian
dengan waktu kerja, sistem pengupahan, istirahat, cuti, kerja wanita,
anak, kesusilaan ibadah menurut agama keyakinan masing-masing yang
diakui oleh pemerintah, kewjiban sosial kemasyarakatan dan sebagainya guna
memeliharakegairahan dan moril kerja yang menjamin daya guna kerja
Universitas Sumatera Utara
78
yang tinggi sertamenjaga perlakuan yang sesuai dengan martabat manusia
dan moral.
d. Kepada tenaga kerja yang mendapatkan kecelakaan dan atau menderita
sakitakibat pekerjaan, berhak atas ganti rugi perawatan dan rahabilitai
akibat kecelakaan dan ahli waris berhak mendapat ganti rugi apabila
pekerja atau buruh itu meninggal dunia.
Jadi, Perlindungan hukum juga dapat diartikan sebagai perlindungan yang
diberikan oleh hukum terhadap sesuatu atau juga bisa dikatakan bahwa perlindungan
hukum merupakan suatu perlindungan yang diberikan kepada subyek hukum sesuai
dengan aturan hukum, baik itu yang bersifat preventif (pencegahan) maupun dalam
bentuk yang bersifat represif (pemaksaan), baik yang secara tertulis maupun tidak
tertulis dalam rangka menegakkan peraturan hukum.
Menurut hasil penelitian di PT. Trans Dana Profitri Brandan, ada sebanyak 75
(Tujuh Puluh Lima) karyawan yang terdaftar dalam BPJS Kesehatan.
B. Tanggung Jawab PT. Trans Dana Profitri Brandan apabila terjadi
Keterlambatan dalam Pembayaran Premi Kepada BPJS Pusat
Pembayaran iuran penting dipahami peserta karena keterlambatan dikenakan
denda dan bisa berujung pada penghentian layanan. Sebagai jaminan sosial, BPJS
tergantung pada iuran peserta. Lembaga ini hidup dari iuran. Tidak ada subsidi dari
Universitas Sumatera Utara
79
pemerintah.Jika pembayaran iuran peserta terhambat maka BPJS Kesehatan bisa
mengalami defisit sehingga tidak bisa membayar klaim, akhirnya program Jaminan
Kesehatan Nasional (JKN) terancam berhenti Salah satu hal yang perlu mendapatkan
perhatian serius dari pelaksanaan BPJS Kesehatan adalah soal ketidakseimbangan
rasio klaim. Total pengeluaran yang lebih besar dibandingkan dengan dana iuran
premi peserta, adalah masalah yang serius.
Untuk itu BPJS Kesehatan sebelumnya telah menyiapkan dana cadangan Rp 5,6
triliun yang diambil dari pengalihan aset PT Askes (Persero) sebelum berganti
menjadi BPJS Kesehatan. Untuk mengantisipasi agar tidak terjadi potensi mitch
match rasio klaim pada 2015, pemerintah telah menyuntikan dana tambahan dalam
bentuk Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp 5 triliun untuk pelaksanaan
program JKN pada tahun 2015, Namun dalam jangka panjang, keuangan BPJS sangat
ditentukan oleh cukup tidaknya iuran. Oleh sebab itu, BPJS sangat concern terhadap
kepatuhan pembayaran iuran.Sebagai peserta, kewajiban kita adalah membayar iuran
tepat waktu karena itu menjamin keberlangsungan BPJS dalam jangka panjang.
Kepesertaan BPJS adalah wajib bagi setiap orang, termasuk orang asing yang
berkerja paling singkat 6 bulan di Indonesia. Pasal 15 Undang – Undang tentang
BPJS menyebutkan bahwa pemberi kerja secara bertahap wajib mendaftarkan dirinya
dan pekerjanya sebagai peserta kepada BPJS sesuai dengan program Jaminan Sosial
yang diikuti. Pemberi kerja dalam hal ini wajib melakukan pendaftaran dengan
Universitas Sumatera Utara
80
memberikan data dirinya, pekerjanya berikut anggota keluarganya secara lengkap dan
benar kepada BPJS.
Pendafataran Bagi Peserta Pekerja Penerima Upah / PPU adalah :48
1. Perusahaan / Badan usaha mendaftarkan seluruh karyawan beserta anggota
keluarganya ke Kantor BPJS Kesehatan dengan melampirkan :
a. Formulir Registrasi Badan Usaha / Badan Hukum Lainnya
b. Data Migrasi karyawan dan anggota keluarganya sesuai format yang
ditentukan oleh BPJS Kesehatan.
2. Perusahaan / Badan Usaha menerima nomor Virtual Account (VA) untuk
dilakukan pembayaran ke Bank yang telah bekerja sama (BRI/Mandiri/BNI)
3. Bukti Pembayaran iuran diserahkan ke Kantor BPJS Kesehatan untuk
dicetakkan kartu JKN atau mencetak e-ID secara mandiri oleh Perusahaan /
Badan Usaha.
Berdasarkan Perpes nomor 19 tahun 2016, terdapat sanksi bagi perusahaan
yang tidak mendaftarkan karyawannya ke dalam program JKN. Sanksi tersebut
berupa teguran tertulis, denda, hingga tidak mendapat layanan publik. Jika di tahun
2015 upaya yang dilakukan BPJS Kesehatan masih bersifat persuasif, namun mulai
48https://bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/pdfDiakses Tanggal 20 Mie 2017
Universitas Sumatera Utara
81
tahun 2016 penegakan kepatuhan mulai dilakukan. Upaya ini diharapkan dapat
menambah jumlah peserta sehat dan produktif, sehingga kolektabilitas iuran dari
peserta yang sehat semakin meningkat. Dengan begitu asas gotong royong dapat
tercapai.
Adapun besarnya iuran BPJS Kesehatan yang harus dibayarkan oleh PT. TDP
bagi karyawan atau Pekerja Penerima Upah /PPU adalah sebesar 4,5% dari Gaji/Upah
Pekerja (4% dibayar oleh Pemberi Kerja dan 0,5% dibayar oleh Pekerja.). Iuran
tersebut menanggung maksimal 5 orang anggota keluarga, terdiri dari pekerja, suami/
istri, anak kandung/ anak tiri/ dan atau anak angkat yang sah dari pekerja, tetapi anak
yang umurnya diatas 20 tahun sudah tidak termasuk dalam tanggungan.
Sebagai peserta BPJS Kesehatan dari pekerja penerima upah (PPU) atau
karyawan dari sebuah perusahaan sangat tergantung kepada kepatuhan dari badan
usaha tersebut dalam mambayar iuran BPJS Kesehatan.Jika badan usaha tersebut
menunggak atau tidak membayar iuran selama tiga bulan beturut-turut maka pekerja
akan dirugikan, karena tidak bisa mendapat pelayanan kesehatan Jaminan Kesehatan
Nasional (JKN). Pembayaran iuran BPJS Kesehatan peserta JKN kepesertaan PPU,
Pemberi Kerja paling lamat tanggal 10 setiap bulannya. Apabila tanggal 10 pada
bulan tersebut jatuh pada hari libur, batas pembayaran iuran pada hari kerja
berikutnya, namun apabila terlambat untuk membayar iuran dikenakan denda
Universitas Sumatera Utara
82
administratif sebesar 2% per bulan dari total iuran yang tertunggak. Penjaminan akan
dihentikan sementara jika keterlambatan pembayaran Iuran lebih dari 3 bulan. 49
Denda administratif atas keterlambatan PT. TDP membayar iuran BPJS
Kesehatan dibayarkan dengan dana perusahaan, tidak lagi di potong dari gaji/upah
karyawan, karna keterlambatan tersebut adalah keselahan perusahaan bukan
kesalahan karyawan.
50
Pemberi kerja harus mematuhi aturan perudangan untuk mendaftarkan dan
membayar iuran premi BPJS Kesehatan.Jika melanggar, maka bisa dikenakan sanski
pidana yang diatur dalam Pasal 55, UU No.24 Tahun 2011 tentang Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial dan dituangkan dalam PP No.86 Tahun 2013 Tentang
Sanksi Administratif Kepada Pemberi Kerja Selain Penyelenggara Negara Dan Setiap
Orang, Selain Pemberi Kerja, Pekerja, Dan Penerima Bantuan Iuran Dalam
Penyelenggaraan Jaminan Sosial. Sanksi administratif dapat berupa teguran tertulis,
denda dan/atau tidak mendapatkan pelayanan publik tertentu. Pelayanan public
tertentu tersebut contohnya adalah pemprosesan izin usaha, izin mendirikan
PT. TDP membayarkan iuran BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan
melalui Bank, dan bisa juga dengan transfer melalui ATM. Sehingga tidak perlu
susah dan takut terlambat membayar iuran.
49http:// asuransi/tanya-jawab-iuran-peserta-bpjs-kesehatan, Diakses Tanggal 20 Mei 2017 50Hasil Wawancara dengan Ibu Anthneta, Selaku Kepala Admin, PT.TDP, Pada Tanggal 13
April 2017
Universitas Sumatera Utara
83
bangunan, bukti kepemilikan hak tanah dan bangunan. Pengenaan sanksi tersebut
dilakukan oleh BPJS terhadap sanksi berupa teguran tertulis dan denda. Sedangkan
untuk sanksi tidak mendapatkan pelayanan public tertentu dilakukan oleh pemerintah
atau pemerintah daerah atas permintaan BPJS.51
C. Upaya Hukum yang Ditempuh Karyawan terhadap PT. Trans Dana
Profitri Jika Tidak Terpenuhinya Asuransi Kesehatan Apabila Karyawan
Jatuh Sakit
Sebagaimana suatu kewajiban apabila didalam pelaksanaannya salah satu pihak
itu tidaklah dapat memenuhi kewajibannya, maka dapat dikatakan telah wanprestasi.
Wanprestasi artinya tidak memenuhi kewajiban yang telah ditetapkan dalam
perikatan. Hal ini berarti bahwa wanprestasi terjadi karena tidak dipenuhinya suatu
perikatan. Perikatan yang berdasar Pasal 1233 KUH Perdata, yang menentukan
bahwa Tiap-tiap perikatan dilahirkan baik karena perjanjian, baik karena undang-
undang. Dengan demikian di samping perjanjian, undang-undang juga dapat
menimbulkan suatu perikatan. Mengenai hubungan antara perikatan dengan
perjanjian, dijelaskan oleh Subekti sebagai berikut, Hubungan antara perikatan
dengan perjanjian adalah bahwa perjanjian itu menerbitkan perikatan. Perjanjian
adalah sumber dari perikatan, di samping sumber-sumber lain. Sebagaimana
51 Andre Budiman Panjaitan, Pokok-Pokok Hukum Asuransi, Pustaka Yustisia, Yogyakarta,
2013, Hal.71
Universitas Sumatera Utara
84
disebutkan di atas bahwa perjanjian yang dibuat oleh pihak-pihak mengikat pada saat
keduabelah pihak mencapai kata sepakat mengenai hal-hal pokok yang dijanjikan.
Dengan tercapainya kata sepakat maka untuk tahap berikutnya yaitu pelaksanaan
perjanjian tersebut.52
52Sehat Damanik, Hukum Acara Perburuhan : Menyelesaikan Perselisihan Hubungan
Industrial Menurut UU No.2 Tahun 2004, Penerbit DSS Publishing, Jakarta, Hal.40
Dengan demikian dapatlah dijelaskan bahwa dalam perjanjian asuransi, maka
timbullah hak dan kewajiban dari para pihak yang dikenal dengan nama prestasi.
Adanya wanprestasi tersebut memberikan hak kepada yang dirugikan untuk dapat
menggugat ganti kerugian atas dasar wanprestasi ke Pengadilan Negeri. Mengenai
bentuk ganti kerugian atas dasar wanprestasi dapat berupa penggantian biaya, antara
lain biaya-biaya yang telah dikeluarkan, kerugian yang bener-benar telah diderita
akibat adanya wanprestasi dan keuntungan yang telah dapat dihitung atau
dibayangkan akan diperoleh jika tidak terjadi wanprestasi.
Menurut Kontrak/ Perjanjian Kerja yang terdapat dalam Pasal 11 tentang
Penyelesaian Perselisihan antara PT. TDP dengan karyawan adalah, Pihak Pertama
dan Pihak Kedua setuju dan sepakat untuk menyelesaikan secara musyawarah
sepakat, apabila tidak mencapai mufakat maka Para Pihak setuju/sepakat untuk
menyelesaikan perselisihan tersebut melalui Kantor Pengadilan.
Universitas Sumatera Utara
85
Apabila terjadi perselisihan antara penanggung dan tertanggung dalam klaim
asuransi kesehatan maka penyelesaian klaim tersebut dapat dilakukan dengan cara
sebagai berikut :53
1. Apabila timbul perselisihan antara tertanggung dan penanggung sebagai
akibat dari penafsiran atas tanggung jawab atau besarnya ganti rugi dari
polis yang dibuat, maka perselisihan tersebut akan diselesaikan melalui
perdamaian atau musyawarah dalam waktu paling lama 60 (enam puluh)
hari kelender sejak timbulnya perselisihan. Perselisihan timbul sejak
tertanggung menyatakan secara tertulis ketidaksepakataan atas hal yang
diperselisihkan.
2. Apabila penyelesaian perselisihan melalui perdamaian atau musyawarah
tidak mencapai kesepakatan, tertanggung dapat meminta Badan Mediasi
Asuransi Indonesia (BMAI) untuk bertindak sebagai mediator dalam upaya
mencapai penyelesaian perselisihan tersebut sesuai dengan syarat dan
ketentuan yang berlaku di BMAI.
3. Apabila penyeselaian perselisihan melalui perdamaian atau musyawaraah
tidak juga mencapai kesepakatan, tetapi tertanggungjuga tidaak menempuh
mediasi melalui BMAI atau menempuh mediasi melalui BMAI tetapi
keputusan BMAI tidak diterima oleh tertanggung maka penanggung
53 Budhy Budiman, Mencari Model Ideal Penyelesaian Sengketa, PT. Raja Grafindo Persada,
Jakarta, 2004, Hal.97
Universitas Sumatera Utara
86
memberikan kebebasan kepada tertanggung untuk memilih salah satu
pilihan penyelesaian sengketa melalui :
a. Non Litigasi (diluar pengadilan ) melalui arbitrase dan/atau pihak ketiga
sebagai penengah atau,
b. Litigasi (melalui pengadilan ).
Didalam penyelesaian perselisihan klaim asuransi kesehatan, upaya yang
dilakukan oleh pihak perusahaan dalam menyelesaikan klaim tersebut yaitu melalui
cara non litigasi atau menggunakan pihak ketiga sebagai penengah dalam
menyelesaikan perselisihan yang timbul, dan pihak perusahaan TDP Brandan harus
lebih mengoptimalkan atau mengutamakan penyelesaian klaim asuransi yang timbul
melelui jalur non litigasi yaitu melalui arbitrase yang merupakan alternatif
penyelesaian sengketa diluar pengadilan.
Syukurnya, sampai saat ini belum pernah ada perselisihan yang terjadi baik
antara PT. TDP dengan karywan ataupun antara PT. TDP dengan BPJS Kesehatan
mengenai tidak terpenuhinya asuransi BPJS Kesehatan. Karena selama perusahaan
berdiri apabila terjadi klaim asuransi maka proses yang selalu dipilih yaitu melalui
musyawarah melalui pihak ketiga. Sebab melalui cara ini klaaim yang terjadi akan
lebih mudah dan cepat diselesaikan. Apabila tidak mencapai kesepakatan setelah
dilakukannya musyawarah, maka setelah itu akan diselesaikan melalui pengadilan
yang merupakan cara terakhir dalam penyelesaian perselisihan yang terjadi.
Universitas Sumatera Utara
87
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian-uraian dan pembahasan pada hasil penelitian yang dilakukan di PT.
Trans Dana Profitri Brandan dapat diambil kesimpulan, sebagai berikut:
1. Perlindungan hukum yang diberikan oleh PT. Trans Dana Profitri Brandan
terhadap karyawan yang ditinjau dari isi Perjanjian salah satunya dapat berupa
BPJS Kesehatan. Oleh karena itu, kita perlu mengetahui bagaimana proses
atau mekanisme perjanjian BPJS Kesehatan yang nantinya perusahaan akan
memberikan pelayanan tersebut kepada karyawaan. Proses mekanisme dalam
BPJS Kesehatan terdiri dari beberapa tahap, antara lain:
a. Tahap pendaftaran kepesertaan
b. Tahap pembayaran iuran
c. Tahap pengklaiman
2. Tanggung Jawab PT. Trans Dana Profitri Brandan apabila terjadi
katerlambatan dalam pembayaran premi kepada BPJS Pusat adalah membayar
denda administratif sebesar 2% per bulan dari total iuran yang tertunggak.
Penjaminan akan dihentikan sementara jika keterlambatan pembayaran Iuran
lebih dari 3 bulan. Denda administratif atas keterlambatan PT. TDP
membayar iuran BPJS Kesehatan dibayarkan dengan dana perusahaan, tidak
Universitas Sumatera Utara
88
3. lagi di potong dari gaji/upah karyawan, karna keterlambatan tersebut adalah
keselahan perusahaan bukan kesalahan karyawan.
Pembayaran iuran BPJS Kesehatan peserta JKN kepesertaan PPU, Pemberi
Kerja paling lamat tanggal 10 setiap bulannya. Apabila tanggal 10 pada bulan
tersebut jatuh pada hari libur, batas pembayaran iuran pada hari kerja
berikutnya.
4. Upaya Hukum yang ditempuh karyawan terhadap PT. Trans Dana Profitri jika
tidak terpenuhinya Asuransi Kesehatan apabila karyawan jatuh sakit dapat
diselesaikan dengan beberapa mekanisme. Mekanisme penyelesaian klaim
BPJS Kesehatan pada PT. Trans Dana Profitri Brandan, terdiri dari :
a. Apabila timbul perselisihan antara penanggung dan tertanggung sebagai
akibat dari besarnya ganti rugi dari polis yang dibuat, maka perselisihan
tersebut akan dislesaikan melalui perdamaian atau musyawarah mufakat
dalam bentuk paling lama 60 (enam puluh) hari kalender sejak timbulnya
perselisihan.
b. Apabila penyelesaian perselisihan melalui perdamaian atau musyawarah
tidak mencapai kesepakatan, tertanggung dapat meminta Badan Mediasi
Asuransi Indonesia (BMAI) untuk bertindak sebagai mediator dalam upaya
mencapai penyelesaian perselisihan tersebut sesuai dengan syarat dan
ketentuan yang berlaku di BMAI.
c. Apabila penyelesaian perselisihan melalui perdamaian atau musyawarah
tidak juga mencapai kesepakatan, tetapi tertanggung juga tidak menempuh
Universitas Sumatera Utara
89
mediasi melalui BMAI atau menempuh mediasi melalui BMAI tetapi
keputusan BMAI tidak diterima oleh tertanggung maka penanggung
memberikan kebebasan kepada tertanggung untuk memilih salah satu
pilihan penyelesaian sengketa melalui :
1) Non litigasi (diluar pengadilan ) melalui arbitrase dan/atau pihak ketiga
sebagai penengah atau,
2) Litigasi (melelui pengadilan).
B. Saran
Dalam rangka untuk meningkatkan pelayanan kesehatan karyawan pada
umumnya dan pelaksanaanpengklaiman yang lebih baik oleh PT. Trans Dana Profitri
Brandan dapat dikemukakan saran sebagai berikut:
1. Seharusnya perusahaan dalam usaha melindungi karyawannya harus lebih aktif
dalam mencari tahu dan mensosialisasikanBPJS Kesehatan. Dengan demikian,
akan terjadi sistem perancangan dan pengendalian manajemen terhadap
karyawan, sehingga karyawan paham mengenai apa-apa saja hak dan kewajiban
karyawan. Dan dapat juga di dukung oeh setiap pihak yang mempunyai
kepentingan di dalamnya, seperti pemerintah, dinas kesehatan, dan BPJS
Kesehatan itu sendiri.
Universitas Sumatera Utara
90
2. Seharusnya para pihak dalam membuat suatu polis asuransi, klausul yang
dituangkan didalam polis harusnya lebih rinci dan jelas lagi mengenai pihak-
pihak mana yang berhak menerima klaim atas evenement yang terjadi terhadap
tertanggung dalam polis tersebut. Dengan demikian,perselisihan mengenai
siapa saja pihak-pihak yang berhak menerima klaim tersebut tidak terjadi
dikemudian harinya.
3. Untuk meningkatkan pelayanan nya tentu tidak bisa dibebankan pada BPJS
Kesehatan semata. Peran pemerintah, khususnya dengan menambah jumlah
sarana kesehatan yang bisa memberikan pelayanan pada peserta, bisa menjadi
salah satu opsi untuk mengurangi masalah yang ada. Selain peningkatan
fasilitas kesehatan (faskes), peningkatan sistem teknologi informasi (TI), agar
bisa menjadikan pelayanan tersebut lebih baik kedepannya.
4. Dalam hal penyelesaian klaim BPJS Ksehatan karywan, apabila timbul
perselisihan diantara pihak perusahaan dan tanaga kerja, maka penyelesaiannya
lebih efektif hendaknya dilakukan melalui proses non litigasi, dibandingkan
proses litigasi. Sebab melalui proses litigasi akan memakan waktu yang lama
Universitas Sumatera Utara