repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 54705 › Chapter...
Transcript of repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 54705 › Chapter...
5
BAB II
PENGELOLAAN KASUS
A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Dasar
Cairan dan Elektrolit
Cairan merupakan komponen terbesar yang membentuk tubuh; 60% dari berat
badan orang dewasa terdiri atas cairan (Patricia. 2010). Saat cairan berpindah dari
kompartemen tubuh, cairan terdiri atas substansi yang terkadang disebut mineral
atau garam yang dikenal sebagai elektrolit (Christensen dan kockrow, 2003).
Elektrolit merupakan elemen atau campuran yang ketika dilarutkan atau dicampur
dengan air atau cairan pelarut lainnya, dipisahkan menjadi ion yang bermuatan
listrik. Gangguan volume cairan adalah suatu keadaan ketika individu beresiko
mengalami penurunan, peningkatan atau pemindahan (perpindahan) cepat dari
satu kelainan cairan intravaskuler, interstisial dan intraseluler (Carpenito, 2000).
1. Pengkajian
Pengkajian pada klien gagal ginjal kronis sebenarnya hampir sama dengan
klien gagal ginjal akut, namun disini pengkajian lebih penekanan pada support
system untuk mempertahankan kondisi keseimbangan dalam tubuh
(hemodynmically process). Dengan tidak optimalnya/ gagalnya fungsi ginjal,
maka tubuh akan melakukan upaya kompensasi selagi dalam batas ambang
kewajaran. Tetapi, jika kondisi ini tetap berlanjut (kronis), maka akan
menimbulkan berbagai manifestasi klinis yang menandakan gangguan sistem
tersebut. Berikut ini merupakan pengkajian keperawatan pada klien dengan gagal
ginjal kronis :
Universitas Sumatera Utara
6
Biodata
a. Usia
Gagal ginjal menyerang semua golongan usia, tidak ada spesifikasi khusus
pada usia penderita gagal ginjal kronis (Prabowo, 2014).
b. Jenis Kelamin
Laki- laki sering memiliki resiko lebih tinggi terkait dengan pekerjaan dan
pola hidup sehat. Gagal ginjal kronis merupakan periode lanjut dari insiden
gagal ginjal akut, sehingga tidak berdiri sendiri (Prabowo, 2014).
Keluhan Utama
Keluhan sangat bervariasi, terlebih jika terdapat penyakit sekunder yang
menyertai. Keluhan bisa berupa urine output yang menurun (oliguria) sampai
pada anuria, penurunan kesadaran karena komplikasi pada system sirkulasi-
ventilasi, anoreksia, mual dan muntah, diaphoresis, fatigue, napas berbau urea,
dan pruritis. Kondisi ini dipicu oleh karena penumpukan (akumulasi) zat sisa
metabolisme/ toksin dalam tubuh kareana ginjal mengalami kegagalan filtrasi
( Prabowo, 2014).
Riwayat Penyakit Sekarang
Pada klien dengan gagal ginjal kronis biasanya terjadi penurunan urine
output, penurunan kesadaran, perubahan pola nafas karena komplikasi dari
gangguan system ventilasi, fatigue, perubahan fisiologis kulit, bau urea pada
napas. Selain itu, karena berdampak pada proses metabolisme (sekunder
karena intoksikasi), maka akan terjadi anoreksia, nausea dan vomit sehingga
beresiko untuk terjadinya gangguan nutrisi (Prabowo, 2014).
Universitas Sumatera Utara
7
Riwayat Penyakit Dahulu
Gagal ginjal kronik dimulai dengan periode gagal ginjal akut dengan
berbagai penyebab (multikausa). Oleh karena itu, informasi penyakit terdahulu
akan menegaskan untuk penegakan masalah. Kaji riwayat ISK, payah jantung,
penggunaan obat berlebihan (overdosis) khususnya obat bersifat nefrotosik,
BPH dan lain sebagainya yang mampu mempengaruhi kerja ginjal. Selain itu,
ada beberapa penyakit yang langsung mempengaruhi / menyebabkan gagal
ginjal yaitu diabetes mellitus, hipertensi. Batu saluran kemih (urolithiasis)
(Prabowo, 2014).
Riwayat Kesehatan Keluarga
Gagal ginjal kronis bukan penyakit menular dan menurun, sehingga silsilah
keluarga tidak terlalu berdampak pada penyakit gagal ginjal kronis. Namun,
pencetus sekunder seperti DM dan hipertensi memiliki pengaruh terhadap
kejadian penyakit gagal ginjal kronis, karena penyakit tersebut herediter. Pola
kesehatan keluarga yang diterapkan jika anggota keluarga yang sakit,
misalnya minum jamu saat sakit (Prabowo, 2014).
Riwayat Psikososial
Kondisi ini tidak selalu ada gangguan jika klien memiliki koping adaptif
yang baik. Pada klien gagal ginjal kronis, biasanya perubahan psikososial
terjadi pada waktu klien mengalami perubahan struktur fungsi tubuh dan
menjalani proses dialisa. Klien akan mengurung diri dan lebih banyak berdiam
diri. Selain itu, kondisi ini juga dipicu oleh biaya yang di keluarkan selama
proses pengobatan, sehingga klien mengalami kecemasan (Prabowo, 2014).
Universitas Sumatera Utara
8
a. Pola Fungsi Kesehatan
1) Pola persepsi dan tatalaksana kesehatan
Pemakaian obat yang berlebihan (Kowalak, 2011).
2) Pola makan tinggi lemak dan karbohidrat
3) Pola eliminasi
a) Eliminasi uri
Sering berkemih pada malam hari, tetapi urine sedikit (Kowalak, 2011).
b) Eliminasi alvi
Frekuensi BAB meningkat 1 x per hari konsistensi (Kowalak, 2011).
4) Pola aktivitas dan kebersihan diri
Aktivitas sehari – hari dibantu karena kekuatan otot menurun (Kowalak,
2011).
5) Pola istirahat – tidur
Terjadi gangguan pola tidur pada malam hari karena sering berkemih
pada malam hari jika penyebab GGK karena Diabetes mellitus.
6) Pola kognitif
Tidak mengalami dalam kognitif, klien dapat menyebutkan hari, bulan,
dan tahun, serta menyebutkan 3 benda, berhitung dan mengikuti perintah
7) Pola konsep diri
a) Identitas diri
Terjadi ketidak mampuan karena sakit yang akan mengancam identitas
klien;
Universitas Sumatera Utara
9
b) Peran diri
Terjadi perubahan dalam peran karena ketidak mampuan klien akibat
sakit;
c) Gambaran diri
Terjadi perubahan dalam gambaran diri dan mengubah gaya hidup
yang ada;
d) Ideal diri
Tergantung pada individu saat menghadapi kondisi saat ini, seperti
pada harapanya akan kesembuhan, ketahanan psikologis dan
dukungan sosial serta optimisme individu;
e) Harga diri
Penilaian haraga diri hanya bisa ditentukan pada klien itu sendiri.
8) Pola hubungan peran
Interaksi klien tidak mengalami gangguan, dapat berbicara dengan lancar,
mengikuti intruksi dengan dengan tepat.
9) Pola fungsi seksual – seksualitas
Terjadi amenore pada wanita (Kowalak, 2011).
10) Pola mekanisme koping
Sebagian pasien sudah menerima keadaan mereka tetapi ada beberapa
pasien yang masih menyangkal dan bersikap diam untuk menghadapi
masalah yang sedang mereka hadapi.
11) Pola nilai dan kepercayaan
Terjadi peningkatan praktik ibadah dikarenakan ingin sembuh dan
ketakutan akan kematian.
Universitas Sumatera Utara
10
b. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan umum :
Lemah, kesadaran : konfusi, disorientasi
Tekanan darah : Hipertensi
Dikatakan hipertensi apabila tekanan darah sistolik > 140 mmHg dan
diastolic > 90mmHg.
2) Body system
a) Sistem pulmoner
Inspeksi : Pernafasan cepat dan dalam (kussmaul), sputum kental
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, massa, peradangan dan eskpansi
dada simetris
Perkusi : Sonor
Auskultasi : Jika terjadi penumpukan cairan dalam paru maka
terdengar bunyi krekels
b) Sistem kardiovaskuler
Inspeksi : Pembesaran vena junggularis
Palpasi : Ictus cordis teraba di ics 4 atau 5
Perkusi : Redup
Auskultasi : jika terjadi penumpukan cairan dalam pleura maka
terdengar friction rub perikardial
c) Sistem neurologi
Kesadaran komposmentis terjadi konfusi dan disorientasi apabila terjadi
penumpukan zat – zat toksik, rasa panas pada telapak kaki
Universitas Sumatera Utara
11
(1) Persepsi sensori
Penglihatan : edema periorbital, konjungtiva anemis;
Pendengaran : tidak terganggu, terbukti dengan pasien dapat
mendengar suara bisikan perawat dan detak jam tangan;
Penciuman : tidak terganggu, terbukti pasien dapat mencium
macam bau;
Pengecapan : tidak terganggu, terbukti dapat membedakan rasa
manis, pahit dan asin, asam;
Perabaan : tidak terganggu, terbukti klien dapar membedakan
letak sentuhan dengan benda tajam, tumpul, suhu hangat dan dingin serta
letak sentuhan.
(2) Reflek menurut
Reflek Bisep : positif, terdapat fleksi lengan pada siku
Reflek trisep : positif, terdapat esktensi lengan bawah pada sendi
siku
Reflek patella : positif, terdapat plantar fleksi kaki
Reflek achiles : positif terdapat plantar fleksi kaki Reflek patologis
Reflek Babinski : negative, terdapat plantar fleksi kaki dan fleksi
semua jari kaki
d) Sistem gastrointestinal
Inspeksi : ulserasi dan perdarahan pada mulut
Auskultasi : bising usus dapat terdengar meningkat atau sangat
lambat (normalnya 8 – 12 x/mnt)
Universitas Sumatera Utara
12
Perkusi : jika terjadi diare maka ditemukan hipertimpani dan jika
konstipasi maka ditemukan bunyi redup.
Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan dan massa.
e) Sistem perkemihan
Inspeksi : tidak ada peradangan dan trauma
Palpasi : tidak ada nyeri tekan dan distensi kandung kemih
f) Sistem integument
Inspeksi : warna kulit abu abu mengkilat, bersisik, ekimosis
Palpasi : kulit kering, kuku tipis dan rapuh, rambut tipis dan kasar
g) Sistem musculoskeletal
Kram otot, kekuatan otot menurun, kelemahan pada tungkai, pitting
edema.
h) Sistem reproduksi
Ditemukan : atrofi testikuler (Kowalak, 2011).
2. Analisa Data
Data dasar adalah kumpulan data yang berisikan mengenai status kesehatan
pasien, kemampuan pasien mengelola kesehatan terhadap dirinya sendiri dan hasil
konsultasi dari medis atau profesi kesehatan lainnya. Data fokus adalah data
tentang perubahan-perubahan atau respon pasien terhadap kesehatan dan masalah
kesehatannya serta hal hal yang mencakup tindakan yang dilaksanakan terhadap
klien. Pengumpulan data adalah pengumpulan informasi tentang klien yang
dilakukan secara sistematis untuk menentukan masalah-masalah serta kebutuhan
keperawatan dan kesehatan lainnya. Pengumpulan informasi merupakan tahap
awal dalam proses keperawatan. Dari informasi yang terkumpul didapat data dasar
Universitas Sumatera Utara
13
tentang masalah-masalah yang dihadapi klien. Selanjutnya data dasar itu
digunakan untuk menentukan diagnosis keperawatan, merencanakan asuhan
keperawatan, serta tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah-masalah klien.
Pengumpulan data dimulai sejak dilakukannya pengkajian . Tujuan pengumpulan
data adalah untuk memperoleh informasi tentang keadaan kesehatan klien,
menentukan masalah keperawatan dan kesehatan klien, menilai keadaan kesehatan
klien, membuat keputusan yang tepat dalam menetukan langkah-langkah
berikutnya. Tipe data terbagi dua, yaitu data subjektif dan data objektif. Data
subjektif adalah data yang didapatkan dari klien sebagai suatu pendapat terhadap
suatu situasi dan kejadian. Informasi tersebut tidak bisa ditentukan oleh perawat,
mencakup persepsi, perasaan, ide klien terhadap status kesehatan lainnya.
Sedangkan data objektif adalah data yang dapat diobservasi dan diukur, dapat
diperoleh menggunakan panca indera (lihat, dengar, cium, sentuh/ raba) selama
pemeriksaan fisik. Misalnya frekuensi nadi, pernafasan, tekanan darah, berat
badan dan tingkat kesadaran.
Universitas Sumatera Utara
14
Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan Gangguan integritas kulit
Intake nutrisi tidak adekuat pruritus
Penurunan selera makan ( anoreksia ) Berkembangnya mikroorganisme
Napas bau amonia Pori pori terbuka
Kelebihan volume cairan
edema
Reabsorpsi meningkat
Cairan tertahan di
intrasel dan ekstrasel
Ekskresi menurun
Glomerular filtration rate menurun
Gagal ginjal
Skema 2.1 patofisiologi glomerulonefritis ke masalah keperawatan
(Muttaqin, 2011 )
Universitas Sumatera Utara
15
3. Rumusan Masalah
Perumusan masalah keperawatan didasarkan pada identifikasi kebutuhan klien.
Bila data pengkajian mulai menunjukkan masalah, perawat diarahkan pada
pemilihan diagnosa yang sesuai. Diagnosa keperawatan berfokus pada
mendefinisikan kebutuhan dasar keperawatan dari klien (Gordon, 1994). Untuk
mengidentifikasikan kebutuhan klien, perawat harus lebih dulu menentukan apa
masalah kesehatan klien dan apakah masalah tersebut potensial atau aktual (Potter
& Perry, 2005). Contoh diagnosa keperawatan North American Nursing
Diagnosid Association International (NANDA) untuk gangguan cairan, elektrolit.
1. Kelebihan Volume Cairan
Definisi: peningkatan retensi cairan isotonik
Batasan karakteristik
a. Bunyi napas adventisius;
b. Ganggua elektrolit;
c. Anasarka;
d. Ansietas;
e. Perubahan tekanan darah;
f. Perubahan pola pernapasan;
g. Edema;
h. Asupan melebihi haluaran;
i. Penambahan berat badan dalam waktu sangat singkat.
Faktor yang berhubungan
a. Gangguan mekanisme regulasi;
b. Kelebihan asupan cairan;
Universitas Sumatera Utara
16
c. Kelebihan asupan natrium.
2. Ketidak Seimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
Definisi: asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
Batasan karakteristik
a. Kram abdomen;
b. Nyeri abdomen;
c. Menghindari makanan;
d. Berat badan 20% atau lebih dibawah berat badan ideal;
e. Kerapuhan kapiler;
f. Diare;
g. Kurang makan;
h. Penurunan berat badan dengan asupan makanan adekuat;
i. Membran mukosa pucat;
j. Tonus otot menurun.
Faktor yang berhubungan
a. Faktor biologis;
b. Faktor ekonomi;
c. Ketidakmampuan untuk mengabsorpsi nutrien;
d. Ketidakmampuan untuk mencerna makanan;
e. Faktor psikologis.
3. Kerusakan Integritas Kulit
Definisi: perubahan/ ganggua epidermis dan/ atau dermis
Batasan karakteristik
a. Kerusakan lapisan kulit;
Universitas Sumatera Utara
17
b. Gangguan permukaan kulit;
c. Invasi struktur tubuh.
Faktor yang berhubungan
Eksternal
a. Zat kimia;
b. Usia yang ekstrem;
c. Hipertermia;
d. Hipotermia;
e. Lembab;
f. Imobilisasi fisik;
g. Radiasi.
Internal
a. Perubahan status cairan;
b. Perubahan pigmentasi;
c. Perubahan turgor;
d. Kondisi ketidakseimbangan;
e. Penurunan sirkulasi;
f. Kondisi gangguan metabolik;
g. Gangguan sensasi.
4. Rencana Tindakan Keperawatan
Rencana tindakan adalah kategori dari perilaku keperawatan dimana tujuan
yang berpusat pada klien dan hasil yang diperkirakan ditetapkan dan intervensi
keperawatan dipilih untuk mencapai tujuan tersebut (Potter & Perry, 2005).
Rencana asuhan keperawatan bersifat individual, bergantung kepada
Universitas Sumatera Utara
18
ketidakseimbangan cairan dan elektrolit yang dialami klien, kronik, atau akut.
Rencana asuhan keperawatan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan cairan klien
aktual atau potensial (Potter & Perry, 2005).
Berikut contoh rencana tindakan asuhan keperawatan pada klien dengan
ketidakseimbangan cairan dan elektrolit berdasarkan intervensi NIC dan kriteria
hasil NOC dengan diagnosa keperawatan kelebihan volume cairan.
Diagnosa 1: Kelebihan volume cairan berhubungan dengan disfungsi ginjal,
retensi natrium
Tujuan :
1. Klien akan menyatakan pemahaman tentang pembatasan cairan dan dietnya
secara verbal;
2. Klien akan menyatakan pemahamannya tentang pengobatan yang diberikan
secara verbal;
3. Klien akan mempertahankan tanda vital dalam batas normal untuk klien;
4. Klien tidak mengalami pernafasan dangkal.
Kriteria Hasil :
1. Terbebas dari edema;
2. Terbebas dari kelelahan, kecemasan atau kebingungan.
Universitas Sumatera Utara
19
Rencana Tindakan Keperawatan
Aktivitas Mandiri
1. Tentukan lokasi dan derajat edema perifer, sakral, periorbital pada skala 1+
sampai 4.
Kaji komplikasi pulmoner dan/ atau kardiovaskuler yang diindikasikan
dengan meningkatkan distres pernafasan, meningkatnya tekanan darah, bunyi
jantung tidak normal, dan/ atau nafas tidak normal.
Rasional: Edema terjadi pada jaringan tubuh terutama, seperti tangan, kaki
dan mata.
2. Timbang berat badan setiap hari dan pantau kemajuannya auskultasi paru
dan bunyi jantung.
Rasional: Peningkatan berat badan lebih dari 0,5 / hari diduga adanya retensi
cairan, kelebihan cairan dapat menimbulkan edema paru dan GGK dibuktikan
oleh bunyi nafas tambahan, bunyi jantung.
3. Pertahankan keakuratan catatan asupan dan haluaran.
Rasional: Untuk menentukan kebutuhan pengganti cairan, menentukan fungsi
ginjal dan penurunan risiko kelebihan cairan.
4. Awasi berat jenis urine.
Rasional: Berat jenis urine sama/ kurang dari 1,010 menunjukkan kehilangan
kemampuan untuk memekatkan urine.
5. Kaji tingkat kesadaran , selidiki adanya perubahan mental.
Rasional: Dapat menunjukkan perpindahan cairan akumulasi toksit, asidosis,
dan keseimbangan elektrolit atau terjadinya hipoksia.
Universitas Sumatera Utara
20
6. Ajarkan pasien untuk memperhatikan penyebab dan mengatasi edema,
pembatasan diet dan penggunaan dosis, dan efek samping pengobatan yang
dianjurkan.
Rasional: Mengurangi keadaan kelebihan volume cairan yang terjadi.
Aktivitas Kolaborasi
7. Lakukan kolaborasi dalam pemberian obat deuretik.
Rasional: Untuk melebarkan lumen tubular dari debris, meurunkan
hiperkalemia dan meningkatkan volume urine yang adekuat.
8. Lakukan kolaborasi pemeriksaan lab BUN, Kreatinin, Na, Na serum, K
serum, Hb, Ht.
Rasional: Untuk mengetahui keseimbangan cairan elektrolit.
9. Lakukan kolaborasi pemeriksaan dan awasi foto dada
Rasional: Peningkatan ukuran jantung, efusi pleura, infiltrasi kongesti
penunjukkan respon terhadap cairan.
Aktivitas Lain
10. Tinggikan ekstremitas
Rasional: Meningkatnya aliran darah balik vena (NIC dan NOC, 2011).
Diagnosa 2: Resiko gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan anoreksia, mual, perubahan membran
mukosa mulut
Tujuan:
1. Mempertahankan masukan nutrisi yang adekuat.
Kriteria Hasil :
1. Menunjukkan berat badan yang stabil;
Universitas Sumatera Utara
21
2. Menjelaskan komponen diet yang dianjurkan;
3. Mempertahankan masa tubuh dan berat badan dalam batas normal;
4. Mengungkapkan tekad untuk mematuhi diet.
Rencana Tindakan
Aktivitas Mandiri
1. Tentukan motivasi klien untuk mengubah kebiasaan makan.
Rasional: Membantu individu untuk makan.
2. Pantau nilai laboratorium, khususnya transferin, albumin, dan elektrolit.
Rasional: Mengumpulkan dan menganalisa data klien untuk mengatur
keseimbangan cairan dan elektrolit.
3. Manajemen nutrisi
Ketahui makanan kesukaan klien, tentukan kemampuan klien untuk
memenuhi kebutuhan nutrisi, pantau kandungan nutrisi dan kalori pada
catatan asupan, timbang pasien pada interval yang cepat.
Rasional: Membantu atau menyediakan asupan makanan dan cairan diet
seimbang.
4. Ajarkan metode untuk perencanaan makanan
ajarkan pasien/ keluarga tentang makanan yang bergizi dan tidak mahal.
manajemen nutrisi: berikan informasi yag tepat tentang kebutuhan nutrisi dan
bagaimana memenuhinya.
Rasional: Pemberian makanan dan cairan untuk mendukung proses metabolik
pasien yang malnutrisi atau beresiko tinggi terhadap malnutrisi.
Universitas Sumatera Utara
22
Aktivitas Lain
5. Berikan umpan balik positif kepada klien yang menunjukkan peningkatan
selera makan.
Berikan makanan yang sesuai dengan pilihan pribadi, budaya, dan agama
klien. Membantu individu untuk makan (NIC dan NOC, 2011).
Diagnosa 3: Gangguan integritas kulit berhubungan dengan pruritus
Kriteria Hasil
1. Klien mendemonstrasikan aktivitas perawatan kulit rutin yang efektif;
2. Memiliki warna kulit normal;
3. Memiliki suhu tubuh normal;
4. Tidak mengalami nyeri di ekstremitas.
Rencana Tindakan
Aktivitas Mandiri
1. Kaji adanya faktor resiko yang dapat menyebabkan kerusakan kulit.
Rasional: Meningkatkan kenyamanan dan keamanan serta mencegah
komplikasi.
2. Identifikasi sumber penekanan dan friksi.
Rasional: Meminimalkan penekanan pada bagian-bagian tubuh.
3. Pencegahan ulkus dekubitus.
Rasional: Mencegah ulkus dekubitus pada klien yang berisiko tinggi
mengalaminya.
4. Surveilans kulit, pantau kulit terhadap :
Ruam dan lecet, warna dan suhu, kelembapan dan kekeringan yang
berlebihan, area kemerahan dan rusak, mengkonsumsi makanan secara
adekuat untuk meningkatkan integritas kulit.
Universitas Sumatera Utara
23
Rasional: Mengumpulkan data dan menganalisa data klien untuk
mempertahankan integritas kulit dan membran mukosa (NIC dan NOC,
2011).
Universitas Sumatera Utara
24
B. Asuhan Keperawatan pada Ny.C dengan Masalah Kebutuhan Dasar:
Cairan Dan Elektrolit
1. Pengkajian
I. Biodata
Identitas Pasien
Nama : Ny.C
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 61 Tahun
Status Perkawinan : Cerai
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Jln. Bajak II A, kelurahan Harjosari II
Golongan Darah : A
Tanggal Pengkajian : 18 Mei 2015
II. Keluhan Utama
Klien mengeluh kedua kakinya bengkak, urine keluar sedikit, mual dan
muntah, badan terasa gatal-gatal dan merah.
III. Riwayat Kesehatan Sekarang
A. Provocative/ Palliative
1. Apa penyebabnya : kerusakan pada ginjal klien;
2. Hal-hal yang meperbaiki keadaan : klien mengkonsumsi obat.
B. Quantity/ Quality
1. Bagaimana dirasakan: klien mengatakan : “badannya terasa lemas”;
Universitas Sumatera Utara
25
2. Bagaimana dilihat : tampak kedua kaki klien
bengkak.
C. Region
1. Dimana lokasinya : pada bagian kedua kaki;
2. Apakah menyebar : tidak menyebar.
D. Severity
Tidak ditemukan pada saat pengkajian;
E. Time
Tidak ditemukan pada saat pengkajian.
IV. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU
A. Penyakit yang Pernah Dialami: klien mengatakan: “memiliki penyakit
Diabetes Mielitus 10 tahun yang lalu”;
B. Pengobatan/ Tindakan yang Dilakukan: klien mengatakan: “ berobat
kerumah sakit ”;
C. Pernah Dirawat/ Dioperasi: klien mengatakan: “pernah dirawat di
RS.Permata Bunda Karena penyakit Diabetes Mielitus”;
D. Lama Dirawat: klien mengatakan: “pernah dirawat di RS. Permata
Bunda selama 1 minggu”;
E. Alergi: klien mengatakan: “tidak memiliki alergi”;
F. Imunisasi: klien mengatakan: “tidak mendapat imunisasi lengkap, hanya
imunisasi campak yang didapat”.
Universitas Sumatera Utara
26
V. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
A. Orang Tua: klien mengatakan “orang tuanya sudah meninggal”;
B. Saudara Kandung: klien mengatakan “kakaknya yang anak ke 5
mengalami penyakit penebalan dinding rahim”;
C. Penyakit Keturunan yang Ada: klien mengatakan “memiliki penyakit
keturunan yaitu penyakit Diabetes Mielitus yang diturunkan oleh Ibunya”;
D. Anggota Keluarga yang Meninggal: klien mengatakan “ayah dan ibunya
beserta saudara kandungnya 6 orang sudah meninggal”;
E. Penyebab Meninggal: klien mengatakan “penyebab ayahnya meninggal
karena sakit tua, penyebab ibunya meninggal karena penyakit DM,
penyebab saudara kandungnya meninggal karena penyakit kanker
payudara, ada yang meninggal karena penyakit jantung dan yang lainnya
karena penyakit DM”.
VI. RIWAYAT KEADAAN PSIKOSOSIAL
A . Persepsi Klien Tentang Penyakitnya
Penyakitnya tidak bisa sembuh hanya saja dia berharap bisa diberi
kekuatan.
B. Konsep Diri
1. Gambaran diri : klien menyukai semua anggota tubuhnya;
2. Ideal diri : klien inggin menjadi seorang ibu yang baik;
3. Harga diri : klien mengatakan bahwa dirinya tidak maksimal
merawat keluarganya karena penyakitnya;
4. Peran diri : klien akan menjadi seorang ibu yang baik
dikeluarganya;
Universitas Sumatera Utara
27
5. Identitas : klien adalah seorang ibu bagi anaknya.
C. Keadaan Emosi
Klien mampu mengendalikan emosinya dengan baik.
D. Hubungan Sosial
1. Orang yang berarti: orang yang berarti dan berpengaruh dalam hidupnya
klien adalah anaknya;
2. Hubungan dengan keluarga: baik, keluarga tetap menemani, merawat dan
menjaga klien;
3. Hubungan dengan orang lain: baik, klien mampu berinteraksi dan
berkomunikasi dengan baik dengan orang-orang disekitarnya;
4. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain: hambatannya karena
saat ini klien masih sakit, klien hanya bisa berhubungan dengan orang
lain hanya dirumah saja.
E. Spiritual
1. Nilai dan keyakinan : nilai-nilai dan keyakinan klien adalah mengikuti
kegiatan dimasyarakat seperti pengajian dan perwiritan;
2. Kegiatan ibadah : klien melaksanakan sholat.
VII. PEMERIKSAAN FISIK
A. Keadaan Umum
Secara umum pada kedua kaki klien mengalami edema, wajah tampak
lemas, terdapat luka kering yang sudah menghitam pada punggung kaki
klien sebelah kanan.
Universitas Sumatera Utara
28
B. Tanda-Tanda Vital
1. Suhu tubuh : 37,0 0C
2. Tekanan darah : 150/70 mmHg
3. Nadi : 79 x/menit
4. Pernafasan : 28 x/menit
5. Skala nyeri : tidak terdapat nyeri
6. TB : 165 cm
7. BB : 60 kg
C. Pemeriksaan Head to Toe
Kepala dan Rambut
1. Bentuk : bulat, tidak ada benjolan
atau pembengkakan;
2. Kulit kepala : bersih, tidak ada iritasi.
Rambut
1. Penyebaran dan keadaan rambut : rambut ikal dan tipis;
2. Bau : tidak ada bau;
3. Warna kulit : kuning langsat.
Wajah
1. Warna kulit : kuning langsat;
2. Struktur wajah : simetris dan tidak ada
kelainan.
Mata
1. Kelengkapan dan kesimetrisan : mata lengkap dan simetris;
2. Palpebra : tidak ada kelainan;
Universitas Sumatera Utara
29
3. Konjungtiva : konjungtiva anemis;
Hidung
1. Tulang hidung dan posisi septum nasi : simetris;
2. Lubang hidung : bersih.
Telinga
1. Bentuk telinga : simetris kanan/kiri;
2. Ukuran telinga : simetris kanan/kiri;
3. Lubang telinga : bersih dan tidak
berbau;
4. Ketajaman pendengaran : pendengaran baik.
Mulut dan Faring
1. Keadaan bibir : mukosa bibir
lembab;
2. Keadaan gusi dan gigi : tidak ada
perdarahan;
3. Keadaan lidah : tidak ada kelainan;
4. Orofaring : tidak dilakukan
pemeriksaan.
Leher
1. Posisi trachea : medial;
2. Thyroid : tidak ada
pembengkakan kelenjar tyroid;
3. Kelenjar limfe : tidak ada
pembengkakan;
Universitas Sumatera Utara
30
4. Vena jugularis : teraba vena
jugularis;
5. Denyut nadi karotis : teraba denyut nadi
karotis.
Pemeriksaan Integumen
1. Kebersihan : bersih;
2. Kehangatan : kulit teraba sedikit
dingin;
3. Warna : kuning langsat;
4. Turgor : kembali > 2 detik;
5. Kelembaban : lembab;
6. Kelainan pada kulit : terdapat edema pada
ekstremitas bawah.
Pemeriksaan Payudara dan Ketiak
1. Ukuran dan bentuk : tidak dilakukan
pemeriksaan;
2. Warna payudara dan aerola : tidak dilakukan
pemeriksaan;
3. Kondisi payudara dan puting : tidak dilakukan
pemeriksaan;
Pemeriksaan Thoraks/ Dada
1. Inspeksi thoraks : funnel chest;
2. Pernafasan : 25 x/menit;
3. Tanda kesulitan bernafas : tidak ada.
Universitas Sumatera Utara
31
Pemeriksan Paru
1. Palpasi getaran suara : antara paru kanan
dan kiri getarannya
teraba dan sama;
Pemeriksaan Jantung
1. Inspeksi : pembesaran vena
junggularis
2. Palpasi : ictus cordis teraba di
ics 4 atau 5
3. Perkusi : redup
4. Auskultasi : maka terdengar
friction rub
perikardial
Pemeriksaan Abdomen
1. Inspeksi : simetris kanan/kiri;
2. Ausultasi : peristaltik usus 12
x/menit;
3. Palpasi : tidak terdapat nyeri
tekan.
Pemeriksaan Kelamin dan Daerah Sekitarnya
1. Genitalia : Tidak dilakukan
pemeriksaan;
Universitas Sumatera Utara
32
2. Anus dan perinium : tidak
dilakukan pemeriksaan.
Pemeriksaan Muskuluskletal
1. Struktur ekstremitas kanan dan kiri atas dan bawah simetris;
2. Terdapat pitting edema pada ekstremitas bawah.
Fungsi Motori
1. Tidak ada kelainan pada fugsi motorik, klien masih mampu
melakukan aktivitas sendiri.
Fungsi Sensorik
1. Perabahan: klien tidak dapat membedakan letak sentuhan dengan
benda tajam dan tumpul.
Refleks
1. Reflek pattela: positif, terdapat lantar fleksi kaki.
VIII. POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI
I. Pola Makan dan Minum
1. Frekuensi makan/hari : makan 3 kali sehari;
2. Nafsu/ selera makan : tidak selera makan( klien makan
hanya 3 sendok makan);
3. Nyeri ulu hati : tidak ada nyeri ulu hati;
4. Alergi : tidak ada alergi;
5. Mual dan muntah : klien mengatakan: “sering merasa
mual”;
6. Waktu pemberian makan : pagi (07.00), siang (12.00), sore
(06.00)
Universitas Sumatera Utara
33
7. Jumlah dan jenis makanan : porsi sedikit;
8. Waktu pemberian cairan/ minum: selama 24 jam klien minum hanya 1
botol air mineral 250 cc;
9.Masalah makan dan minum : tidak selera makan dan dokter
menganjurkan untuk sedikit minum.
II. Perawatan Diri/ Personal Hygiene
1. Kebersihan tubuh : bersih;
2. Kebersihan gigi dan mulut : mulut berbau;
3. Kebersihan kuku kaki dan tangan : bersih.
III. Pola Kegiatan/ Aktivitas
1. Uraian aktivitas klien : klien mandi sendiri,
makan sendiri, mencuci baju sendiri;
2. Uraian aktivitas ibadah klien selama sakit : klien masih sanggup
untuk sholat.
IV. Pola Eliminasi
1. BAB
Pola BAB : 1 x perhari;
Karakteristik feses : konstitensi kuning
kecoklatan dan lembek;
Riwayat perdarahan : tidak ada perdarahan;
BAB terakhir : sehari sebelum tanggal
pengkajian 18 Mei 2015;
Diare : tidak diare;
Universitas Sumatera Utara
34
Penggunaan laksatif : tidak ada penggunaan
laktasif.
2. BAK
Pola BAK : 2-3 x/hari;
Karakter urine : kekuningan dan berbuih;
Nyeri/ rasa terbakar/ kesulitan BAK : Tidak ada kesulitan BAK;
Riwayat penyakit Ginjal/ Kandung kemih : Ada(1 minggu sebelum
pengkajian klien dirawat dirumah sakit dan hasil lab menyatakan
bahwa klien mengalami gagal ginjal);
Pengunaan diuretik : Ada obat yang diresepkan
dokter;
Upaya mengatasi masalah : meminum obat.
Universitas Sumatera Utara
35
2. Analisa Data
No Data Penyebab Masalah
keperawatan
1. Ds : Klien mengatakan: “kedua
kakinya bengkak”
Do :
1. Edema dorsal pedis
kembali > 2 detik
2. Intake : 250 cc/ 24 jam
3. Output : 100 cc/ 24 jam
Kelebihan volume
cairan
↑
Edema
↑
Cairan menumpuk di
intrasel dan ekstrasel
↑
Reabsorpsi meningkat
↑
Ekskresi tertahan
↑
Glomerular filtration
rate menurun
↑
Penurunan fungsi
sekresi dan ekskresi
ginjal
(glomerulonefritis)
Kelebihan
volume
cairan
2. Ds : Klien mengatakan: “tidak
nafsu makan”
Klien mengatakan: “sering
merasa mual”
Do : Klien terlihat lemah
BB: 60 kg
Nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
↑
Berat badan ↓
↑
Pemenuhan nutrisi tidak
terpenuhi
↑
Hilangnya nafsu makan
dan mual
Nutrisi
kurang dari
kebutuhan
tubuh
3. Ds : Klien mengatakan: “sering
mengalami gatal-gatal pada
bagian tubuh tertentu”
D0 :
Klien terlihat sering
menggaruk bagian tubuhnya.
Gangguan integritas
kulit
↑
Mengaruk-garuk kulit
↑
Merasakan gatal pada
kulit
↑
penyebaran
mikroorganisme dikulit
↑
Berkembangnya
mikroorganisme
↑
Pertumbuhan
Gangguan
integritas
kulit.
Universitas Sumatera Utara
36
mikroorganisme dikulit
↑
Pori-pori terbuka
↑
Perubahan turgor
↑
Cairan menumpuk di
ekstrasel
3. Masalah Keperawatan
Masalah keperawatan
a. Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit;
b. Nutrisi, ketidakseimbangan: kurang dari kebutuhan tubuh;
c. Kerusakan Integritas kulit.
Diagnosa Keperawatan (Prioritas)
a. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan disfungsi ginjal, retensi
natrium ditandai dengan terdapatnya edema dorsal pedis, intake: 250 cc/ 24
jam , output :100 ml/ 24 jam, edema kembali > 2 detik;
b. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia, mual,
perubahan membran mukosa mulut ditandai dengan berat badan menurun,
klien tidak nafsu makan, bising usus: 12 x/ menit;
c. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan pruritus ditandai dengan
klien sering menggaruk-garuk badannya, tampak luka kering yang
menghitam dibagian punggung kaki sebelah kanan.
Universitas Sumatera Utara
37
4. Perencanaan Keperawatan dan Rasional
Hari/
tanggal
No. Diagnosa Perencanaan Keperawatan
Selasa
19 Mei
2015
1. Kelebihan
volume cairan
berhubungan
dengan disfungsi
ginjal
Tujuan dan kriteria hasil:
Tujuan:
1. Klien akan menyatakan pemahaman tentang
pembatasan cairan secara verbal.
2. Klien akan menyatakan pemahamannya
tentang pengobatan yang diberikan secara
verbal.
3. Klien akan mempertahankan berat badan
normal untuk klien.
4. Klien tidak mengalami edema
Kriteria hasil :
1. Terbebas dari edema
2. Berat badan ideal
3. Pemasukan dan pengeluaran seimbang
4. Paham tentang pengobatan yang diberikan
Rencana tindakan Rasional
Tentukan lokasi dan derajat
edema perifer, pada skala
1+ sampai 4+
Timbang berat badan setiap
hari dan pantau
kemajuannya
Pertahankan keakuratan
catatan asupan dan haluaran
Ajarkan pasien untuk
memperhatikan penyebab
dan mengatasi edema,
pembatasan diet dan
penggunaan dosis, dan efek
samping pengobatan yang
dianjurkan
Edema terjadi
pada jaringan
tubuh terutama,
seperti tangan,
kaki dan mata
Peningkatan berat
badan lebih dari
0,5 / hari diduga
adanya retensi
cairan
Untuk
menentukan
kebutuhan
pengganti cairan,
menentukan
fungsi ginjal dan
penurunan risiko
kelebihan cairan
Mengurangi
keadaan
kelebihan volume
cairan yang
terjadi
Universitas Sumatera Utara
38
Aktivitas kolaborasi
Lakukan kolaborasi dalam
pemberian obat deuretik
Aktivitas lain
Tinggian ekstremitas
Berikan pendidikan
kesehatan kepada klien dan
keluarga mengenai
penyebab penyakitnya
Untuk
melebarkan
lumen tubular
dari debris,
meurunkan
hiperkalemia dan
meningkatkan
volume urine
yang adekuat
Meningkatnya
aliran darah balik
vena
Hari/
tanggal
No. Diagnosa Perencanaan Keperawatan
Rabu
20 Mei
2015
2. Nutrisi kurang
dari kebutuhan
tubuh
berhubungan
dengan anoreksia,
mual, perubahan
membran mukosa
mulut
Tujuan dan kriteria hasil:
Tujuan:
1. Klien akan mengubah kebiasaan makan
2. Klien mengetahui makanan kesukaannya
3. Klien akan menyatakan mampu memenuhi
kebutuhan nutrisi
4. Klien akan mempertahankan berat badan ideal
5. Klien dan keluarga akan menyatakan paham
dalam menetukan makanan yang bergizi
Kriteria hasil :
1. Makan teratur
2. Dapat menentukan makanan kesukaan
3. Kebutuhan nutrisi terpenuhi
4. Berat badan dalam batas normal
5.Keluarga mengerti menentukan makanan yang
bergizi.
Rencana tindakan Rasional
Tentukan motivasi klien
untuk mengubah kebiasaan
makan
Ketahui makanan kesukaan klien
Tentukan kemampuan klien
untuk memenuhi kebutuhan
nutrisi
Membantu
individu untuk
makan
Membantu atau menyediakan
asupan makanan
dan cairan diet
seimbang
Universitas Sumatera Utara
39
Timbang pasien pada
interval yang cepat.
Ajarkan metode untuk
perencanaan makanan
Ajarkan pasien/ keluarga
tentang makanan yang
bergizi dan tidak mahal.
berikan informasi yag tepat
tentang kebutuhan nutrisi
dan bagaimana
memenuhinya
Pemberian
makanan dan
cairan untuk
mendukung
proses metabolik
pasien yang
malnutrisi atau
beresiko tinggi
terhadap
malnutrisi.
Hari/
tanggal
No. Diagnosa Perencanaan Keperawatan
Kamis,
21 Mei
2015
3. Gangguan
integritas kulit
berhubungan
dengan pruritus
Tujuan dan kriteria hasil:
Tujuan:
1. Klien akan paham faktor resiko yang dapat
menyebabkan kerusakan kulit
2. Klien mengetahui sumber penekanan
3. Klien akan dapat memantau kulit terhadap,
ruam, warna, suhu, kelembaban.
Kriteria hasil :
1. Memiliki warna kulit normal
2. Memiliki suhu tubuh normal
3. Tidak ada penekanan
Rencana tindakan Rasional
Kaji adanya faktor resiko
yang dapat menyebabkan
kerusakan kulit
Identifikasi sumber
penekanan
Surveleins kulit:
Pantau kulit terhadap:
Ruam dan lecet Warna dan suhu
Kelembaban
Meningkatkan
kenyamanan dan
keamanan serta
mencegah
komplikasi
Meminimalkan
penekanan pada
bagian tubuh
Mengumpulkan
data dan
menganalisa data
klien untuk
mempertahankan integritas kulit dan
membran mukosa.
Universitas Sumatera Utara
40
5. Catatan Perkembangan dan Pelaksanaan Keperawatan
Hari/
tanggal Pukul
No.
Dx
Implementasi
keperawatan Evaluasi
Senin,
18 Mei
2015
08.00-10.00
10.00-11.00
- Melakukan orientasi
Menetapkan klien
menjadi pasien kelolaan
Klien dan keluarga
mengizinkan
Selasa,
19 Mei
2015
08.00-10.00
13.00-14.00
1
Melakukan pengkajian
Menganalisa data
Merumuskan masalah
Menetapkan diagnosa
Menentukan perencanaan
1. Menentukan lokasi dan
derajat edema perifer,
pada skala 1+ sampai 4+
2. Menimbang berat
badan klien
3. Menganjurkan klien
untuk mencatat
pemasukan dan
pengeluaran dengan cara
mencatat apa saja yang
dimakan dan mencatat
jumlah pengeluarannya.
4. Menganjurkan klien
untuk meninggikan
ekstremitas dengan cara
meletakkan kaki diatas
bantal
Data terkumpul
Dapat merumuskan
masalah
Rumusan masalah
dapat ditetapkan
Diagnosa
ditetapkan
Menentukan dalam
memberikan
asuhan
keperawatan
S: Klien
mengataka: “kedua
kakinya bengkak”
O:
1. Terdapat edema
dorsal pedis derajat
edema: 1+ yaitu
1mm
2. Berat badan
klien 60 kg
3. Klien
mengatakan: “saya
mencatat
pemasukan dan
pengeluaran dari
apa yang saya
makan dan saya
minum”
4. Klien
mengatakan: “saya
mengikuti anjuran
untuk meninggikan
kaki diatas bantal” A: Masalah belum
teratasi
P: Intervensi
dilanjutkan.
Universitas Sumatera Utara
41
Rabu,
20 Mei
2015
08.00-10.00
10.00-11.00
1
2
1. Memantau kembali
derajat edema
2. Menimbang berat
badan klien
3. Mengobservasi catatan
pengeluaran dan
pemasukan dari makanan
dan minuman yang
dikonsumsi klien dengan
menyediakan lembar
catatan dan pulen
4. Menganjurkan kembali
klien untuk meninggikan
ekstremitas dengan kaki
diatas bantal.
5. Memberikan
pendidikan kesehatan
mengenai penyebab
penyakitnya
1. Mengkaji motivasi
klien untuk mengubah
kebiasaan makan
2. Mengkaji makanan
kesukaan klien
3. Mengkaji kemampuan
klien untuk memenuhi
kebutuhan nutrisi
4. Menimbang berat
badan klien
5. Mengajarkan klien dan
keluarga tentang makanan
yang bergizi
6. Memberikan informasi
yang tepat tentang
kebutuhan nutrisi dan bagaimana memenuhinya.
7. Motivasi keluarga
untuk menyiapkan
makanan sesuai dengan
diit anjuran dokter.
S: Klien
mengataka: “kedua
kakinya masih
bengkak”
O:
1. Terdapat edema
dorsal pedis derajat
edema: 1+ yaitu
1mm
2. Berat badan
klien 60 kg
3. Input: 250 cc
output: 100 cc
4. Klien
mengatakan:
“melakukan anjuran
untuk meninggikan
kaki diatas bantal”
5. Klien tampak
mendengarkan
informasi yang
diberikan
A: Masalah belum
teratasi
P: Intervensi
dilanjutkan.
S: Klien
mengataka: “saya
tidak selera makan,
karena menu yang
diberikan tidak
sesuai dengan
keinginannya dan
klien mengatakan
sering merasa
mual”
O:
1. Klien tampak
belum mengubah
kebiasaan
makannya yaitu
mengenai keteraturan makan
2. Klien dapat
menentukan
makanan
kesukaannya
Universitas Sumatera Utara
42
11.00-12.00
3
Rendah garam dan tidak
berlemak.
1. Mengkaji adanya faktor
resiko yang dapat
memyebabkan kerusakan
kulit
2. Mengidentifikasi
sumber penekanan
3. Memantau surveilens
kulit:
Ruam dan lecet
Warna dan suhu
Kelembaban
3. Klien belum
mampu memenuhi
kebutuhan
nutrisinya
4. BB: 60 kg
5. Klien paham
menentukan
makanan yang
bergizi yaitu
dengan cara
mendengarkan
anjuran yang sudah
diberikan
6. Keluarga belum
menyediakan diit
yang sesuai dengan
anjuran dokter
A: Masalah belum
teratasi
P: Intervensi
dilanjutkan dan
dimodivikasi.
S: Klien
mengataka: “saya
sering mengalami
gatal-gatal pada
bagian tubuh
tertentu”
O:
1. Terdapat edema
pada kulit
2. Sumber
penekanan pada
bagian ekstremitas
bawah klien yaitu
di kedua kaki
3. Suhu tubuh klien
37o C
Kulit teraba
lembab.
4. Terdapat lesi pada punggung
kaki
A: Masalah belum
teratasi
P: Intervensi
Universitas Sumatera Utara
43
dilanjutkan dan
dimodivikasi.
Kamis,
20 Mei
2015
08.00-10.00
10.00-11.00
1
2
1. Memantau kembali
derajat edema perifer,
pada skala 1+ sampai 4+
2. Menimbang berat
badan klien
3. Mengobservasi
kembali catatan
pemasukan dan
pengeluaran dari
makanan dan minuman
yang dikonsumsi
4. Mengkaji kembali
apakah klien melakukan
saran untuk meninggikan
kaki dengan bantal
1. Memantau apakah
klien sudah mampu
memenuhi kebutuhan
nutrisi
2. Menimbang berat
badan klien
S: Klien
mengataka: “kaki
saya masih
bengkak”
O:
1. Derajat edema
1+, penekanan
kembali > dari 2
detik
2. BB: 60 kg
3. Input: 250 cc/ 24
jam
Output: 100 cc/ 24
jam
4. Klien mengikuti
saran
Meninggikan kaki
dengan bantal
A: Masalah belum
teratasi
P: Intervensi
dilanjutkan dan
dimodivikasi.
S: Klien
mengataka: “saya
sudah mampu
memenuhi
kebutuhan nutrisi
yang sesuai dengan
penyakitnya tetapi
terkadang klien
masih merasa tidak
selera makan”
O:
1. Klien tampak
sudah dapat
mengatur pola
makannya
2. BB: 60 kg
A: Masalah belum
teratasi
P: Intervensi
dilanjutkan dan
dimodivikasi
Universitas Sumatera Utara
44
11.00-12.00 3 1. Memantau kembali
adanya penekanan
2. Memantau kembali
surveilens kulit
Ruam dan lecet
Warna dan suhu
Kelembaban
S: Klien
mengataka: “masih
sering mengalami
gatal-gatal pada
bagian tubuhnya”
O:
1. Penekanan pada
kulit kembali > dari
2 detik
2. Kulit teraba
lembab
Suhu: 36,9oC
3. Terdapat lesi
pada punggung
kaki
A: Masalah belum
teratasi
P: Intervensi
dianjutkan
Jumat,
21 Mei
2015
08.00-10.00 - 1. Menganjurkan klien
untuk tetap berobat
2. Menganjurkan klien
untuk tetap
melaksanakan anjuran
yang telah dilakukan
Untuk diagnosa 1:
Masih belum
teratasi
Untuk diagnosa 2:
Masih belum
teratasi
Untuk diagnosa 3:
Masih belum
teratasi
Universitas Sumatera Utara