8_perundangan Tenuk - Pelat Calon Ppr Sttn
-
Upload
iksan-adityo-mulyo -
Category
Documents
-
view
20 -
download
3
description
Transcript of 8_perundangan Tenuk - Pelat Calon Ppr Sttn
PERATURAN PERUNDANG- UNDANGAN KETENAGANUKLIRAN
OlehSukarman Aminjoyo
PELATIHAN PETUGAS PROTEKSI RADIASISTTN – BATAN
Jogjakarta, 18 – 18 Februari 2010
STTN - BATAN
PENDAHULUAN PEMANFAATAN TENAGA NUKLIR
DI INDONESIA PENGAWASAN PEMANFAATAN
TENAGA NUKLIR PERUNDANG UNDANGAN
KETENAGANUKLIRAN RI1. UU NO 10 TH 19972. PP NO 33 TH 20073. PP NO 29 TH 20084. PP NO 26 TH 20025. PP NO 27 TH 20026. PERKA BAPETEN
STTN - BATAN
MATERI
PENDAHULUAN
STTN - BATAN
MANFAAT UTK KESEJAHTERAAN
Energi, kesehatan, industri, pertanian, litbang
RESIKO
-Bahaya radiasi
-Senjata pemusnah masal
-Teroris
TENAGA NUKLIR
•Perlu diatur dg peraturan perundang – undangan
•Perlu diawasi pelaksanaannya
PEMANFAATAN TEKNOLOGI
NUKLIR DI INDONESIA
A. ENERGI PLTN
STTN - BATAN
•Rencana
•Sampai sekarang
belum bisa
diujudkan
kesehatanindustri
pertanian
hidrologi
peternakan
B. NON ENERGI - kesehatan 2500 Pemegang izin ( PI) - industri 500 PI - litbang 15 PI
litbang
PEMANFAATAN TENAGA NUKLIR DI INDONESIADALAM BIDANG KESEHATAN
PEMANFAATAN TENAGA NUKLIR DI INDONESIADALAM BIDANG KESEHATAN
40 144 54 15 24
42
69
15
24 8 24 39 19 39
29
23
15
60
32206017718940270260
PEMANFAATAN TENAGA NUKLIR DI INDONESIADALAM BIDANG INDUSTRI
PEMANFAATAN TENAGA NUKLIR DI INDONESIADALAM BIDANG INDUSTRI
3
10
1
6 10 7 1 4 0 1 1 14 1 1
3
1
0
2
0104810992203
Sejak awal Pemerintah RI hanya akan menggunakan
teknologi nuklir utk kesejahteraan rakyat
sejak th 1957 Pem RI tlh jadi anggota IAEA ( International Atomic Energy Agency)
tgl 12 Juli 1978 tlh menandatangani & meratifikasi perjanjian internas ttg pencegahan penyebaran senjata nuklir yaitu ” Treaty on The Non Proliferation of Nuclear Weapon ( NPT ) ” dalam bentuk UU No. 8 Tahun 1978.
tgl 14 Juli 1980 tlh menandatangani” Comprehensive Safeguards Agreements(CSA)”
tgl 29 Sept 1999 tlh menandatangani” Additional Protocols ( AP ) ”
tgl 1 Agst 2003 tlh menandatangani ” Integrated Safeguards ” .
PENGAWASAN TENAGA NUKLIR
Tugas pengawasan pd umumnya adalah tugas Pemerintah kepentingan umum - kesel kerja - kesel radiasi - keuangan, dll.
Perlunya pengawasan tek nukl mempunyai resiko bahaya radiasi dan penyalahgunaan perlu diawasi utk lindungi kesel & keseh pekerja,masy & lingk akuntabilitas kpd masy
STTN - BATAN
Tujuan pengawasan
- jamin kesejah,keam & ketentraman masy
Aspek yg diawasi y.i.
a). keselamatan radiasi pengion
b). keamanan nuklir
c). Seifgards
Instrumen pengawasan
Siapa yang mengawasi? Pemerintah
Berdasarkan UU No 31 Th 1964 diawasi oleh BATAN ( sbg pelaksana dan pengawas ) UU ini kmd diganti dg UU No 10 Th 1997
Berdasarkan UU No 10 Th 1997, Pem bentuk 2 Badan baru. A. Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) sbg badan pelaksana dl bidang litbang tenaga nuklir B. Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) sbg badan pengawas pemanfaatan tenaga nuklir
lbh independen
Siapa yang diawasi ?
para pengguna teknologi nuklir
* Rumah Sakit ( 2500 Pemegang Izin / PI )
diagnosis
therapi
* Industri ( 500 PI )
pertambangan, minyak
pembangkit listrik batu bara
semen, kertas, rokok
minuman, dsb.
* Lembaga litbang ( 15 PI )
BATAN
Perguruan Tinggi, Departemen
STTN - BATAN
POLA PENGAWASAN STTN - BATAN
INSPEKSI IZIN
EVALUASI &
KAJIAN
ATURAN
PERUNDANG UNDANGAN
KETENAGANUKLIRAN
Adl peraturan yg berhubungan dg pemanfaatan iptek nuklir utk kesejahteraan
Tujuan dan fungsi dr perat perund tenuk
a). Proteksi thd bahaya yg terkait dg penggunaan
ipteknuk
- proteksi bahaya rad
- pencegahan penyalahgunaan
NPT, seifgards.
b). Promosi pengemb ipteknuk
- pajak instalasi nuk, asuransi,ganti rugi, dsb
STTN - BATAN
STTN - BATAN
SISTEMATIKA PERATURAN PERUNDANGAN RI
UU RI NO 10
TAHUN 2004
1. UUD 19452. UU / PERPU3. PP4. PERPRES5. PERDA a. Perda Propinsi b. Perda Kab / Kota c. Perdes / Perat Se tingkatCatatan:
Perpu : Perat pengganti UU
HIRARKI PERATURAN PERUNDANG UNDANGAN KETENAGANUKLIRAN
UU NO.10 TH 1997
PERATURAN PEMERINTAH
PERATURAN PRESIDEN
PERATURAN KEPALA BAPETEN( ketent & pedoman)
UUD 1945
STTN - BATAN
UNDANG UNDANG NO 10 TH 1997
TENTANG KETENAGANUKLIRAN
Undang undang ini memuat dan mengatur ttg.
Ketentuan Umum Kelembagaan Penelitian & Pengembangan Pengusahaan Pengawasan Pengelolaan Limbah Radioaktif Pertanggungjawaban Kerugian Nuklir Pidana
STTN - BATAN
UU NO 10 TH 1997
UU NO 10 TH 1997
Ketentuan Umum
Pasal 1. Ketenaganukliran hal yg berkait dg peman,pengemb,dan
penguasaan iptek nuk serta pengawasan keg yg berkait dg tenuk tenaga nuklir tenaga dlm bentuk apapun yg dibebaskan dlm
pros transformasi inti, termasuk tenaga yg berasal dr sumber rad pengion
radiasi pengion gelomb elektromagnetik dan partikel bermuatan yg
krn energi yg dimilikinya mampu mengionisasi media yg dilaluinya
Dsb
Ketentuan Umum(lanjutan )
Pasal 2, Bahan nuklir terdiri atas: a). bhn galian nuklir, b). bhn bakar nuklir, dan c). bahan bakar nuklir bekas Bahan nuklir dikuasai oleh Negara dan
pemanf diatur dan diawasi Pemerintah.
Kelembagaan
1. Badan Pelaksana (ps.3) laks peman tenuk selengg litbang, penyelidikan umum, eksplorasi &
eksploitasi bhn gal nuk,produk bhn baku utk pembuatan dan produk bhn bkr nuk, .... dst.
2. Badan Pengawas (ps.4) laks pengawasan thd sgl keg peman tenuk selengg peraturan, perizinan dan inspeksi3. Majelis Pertimbangan Tenaga Nuklir (ps.5) - beri saran dan pertimb ttg peman tenuk kpd Pem - samp skr blm dibentuk4. Badan Usaha Milik Negara (BUMN), (ps.6) pem dpt bentuk BUMN yg berkait dg peman tenuk
Penelitian dan Pengembangan
litbang tenuk dl rangka kuasai ipteknuk utk kesel,keam,ketentr dan kesejah rakyat
diselengg oleh dan jadi tangg jwb Badan Pelaksana(Bapel)
Bapel dpt bekerjasama dg ins dan badan lain
Pengusahaan
Mengatur tentang : penyelidikan umum,eksplorasi,dan eksploitasi
bahan galian nuk (BGN) Bapel prod dan/atau pengad bhn baku utk pemb bahan
bakar nuk (BBN) Bapel prod BBN (nonkomers dan komersial *) prod radioisotop (nonkomers dan komers *) pemb, pengoper, dan dekomisioning (dekom)
reaktor nuklir (nonkomers dan komers *) pemb reak nuk komers (PLTN) ditetapkan oleh Pem
stlh berkonsul dg DPR- RI, ps 13 ayat 4.*). Non komersial Bapel*). Komersial BUMN, Koperasi,Badan Swasta
Pengawasan
1) lemb yg mengawasi Badan Pengawas 2) pelaks was mel peraturan, perizinan, dan inspeksi 3) tujuan pengawasan
jamin kesejah,keam,dan ketentr masy jamin kesel dan keseh peker dan angg masy serta perlind
thd LH pelihara tertib hk dlm pelaks peman tenuk tingk kesad hk pengg tenuk utk timbulkan bud kesel di bid
nuk cegah terjadinya perub tuj jamin terpeliharanya dan ditingkatkannya disiplin petugas
dlm pelaks pemanf tenuk 4) kewajib perhatikan kesel,keam,dan ketentr,keseh pekerja dan
angg masy serta perlind thd LH
Pengawasan (lanjutan )
4) izin peman tenuk pemb dan pengop serta dekomisioning reaktor nuk
dan instalasi nuk lainnya,( ps 17 ayat 2) biaya izin operator reaktor nuk dan petugas ttt di dlm inst nuk
lainnya SIB (srt izin bekerja) petugas di dlm inst yg memanfaatkan rad pengion
SIB
Pengawasan(lanjutan )
6) inspeksi dilaks oleh Badan Pengawas dilakukan oleh Inspektur yg diangkat dan
diberhentikan oleh Badan Pengawas inspeksi dilaks scr berkala dan sewaktu – waktu
7) pembinaan K – 2 pembinaan brp bimb & penyuluhan ttg pelaks kesel
dan keseh pekerja,dan angg masy serta perlind thd LH oleh Badan Pengawas
Pengelolaan Limbah Radio Aktif
1). tuj pengel LRA cegah timbulnya bhy rad thd pekj,angg masy
dan LH2). klasifikasi LRA rend, sedang dan tinggi3). pelaks pengel LRA Bapel4). kewajib penghasil LRA -LRA tingk rend dan sdg disimp sement sblm diserahkan kpd Bapel - LRA tingk tinggi disimp sement sekurang-krgnya slm masa ops reaknuk5). kewajib Bapel sediakan tempat penyimp lestari LRA
tingk tinggi6). penent temp penyimp lestari LRA ditetapkan Pem stl
mendpt persetuj DPR – RI ps 25 ayat 2
Pertanggungjawaban Kerugian Nuklir
1). penangg jwb kerugian nuklir kecel nuk yg terjd dlm ins nuk pengusaha inst nuk ( PIN ) kecel nuk yg terjd slm pengangk BBN atau BBN bekas
pengusaha inst nuk pengirim kecel nuk yg terjd akibat konflik/pertikaian bersenjata
internas atau non internas atau bencana alam dg tingk luar biasa yg lampaui bts ranc persy kesel yg tlh ditetapkan olh Badan Pengws bukan tangg jwb PIN
dsb.2). besar biaya kerugian nuk
pertgjwb kerug nuk plg banyak sembilan ratus milyard rupiah
besar bts pertnggjwb kerug nuk tsb diatur lbh lanj dg Kepres
3). jangka wkt tuntutan kerugian nuk tunt ganti rugi nuk kadaluwarsa apbl tdk diajukan dlm wkt 30 thn terhit sjk diterbitkan pernyataan
Badan Pengawas hak utk tunt ganti rugi nuk hrs diajukan dlm jangka
wkt 3 th stlh penderita mengetahui atau patut menget kerug nuk yg diderita dg ketent jangka wkt tsb tdk boleh lebihi jangka wkt yg ditetapkan pd ps 39 ayat 1 dan 2.
4). pengadilan yg berwenang memeriksa perkara pengadilan neg (PN) tempat kecel nuk terjadi, atau PN Jakarta Pusat dlm hal terjadi kecel nuk slm
pengangkutan BBN atau BBN bekas di luar wilayah Neg - RI
Ketentuan Pidana
Mengatur ttg hukuman pidana penjara maupun denda krn pelanggaran thd ketent yg ada dlm UU ini.
Sbg contoh : pelangg thd ps 17 ayat 2 dihukum penjara plg
lama 15 th dan denda plg banyak satu milyar rupiah
pelangg thd ps 17 ayat 1 dipidana dg pidana denda plg banyak seratus juta rupiah.
dsb.
PP NO.33 TAHUN 2007 TENTANG KES RAD PENGION DAN KEAMANAN
SUMBER RADIOAKTIF Merupakan peraturan pelaksanaan dari ketentuan
ps 16 UU No. 10 Th 1997,pengganti PP No.63 Th 2000
Memuat dan mengatur ttg :1) Ketentuan Umum2) Ruang Lingkup dan Tujuan3) Keselamatan Radiasi Dalam Pemanfaatan Tenaga
Nuklir4) Intervensi5) Keamanan Sumber Radioaktif6) Inspeksi7) Sanksi Administratif
STTN - BATAN
PP NO 33 TH 2007
PP NO 33 TH 2007
Ruang Lingkup dan Tujuan
PP ini mengatur kesel rad thd pekj,masy,LH,keam sumber r.a., dan inspeksi dl peman tenuk kesel rad liputi peman tenuk dan intervensi keam sumb r.a. di sini tdk termsk keam bhn
nuk PP ini bertuj jamin kesel pekj dan angg
masy,perlind LH,dan keam sumb r.a.
Keselamatan Radiasi Dalam Pemanfaatan
Tenaga Nuklir 1. Umum
a.Setiap orang/badan yg akan manfaatkan tenuk wajib miliki izin peman dan penuhi syarat kesel rad
b.Perizinan peman tenuk diatur dlm PP tersendiri
c.Persy kesel rad liputi persyaratan manajemen persyaratan proteksi radiasi persyaratan teknik verifikasi keselamatan
2.Persyaratan Manajemen a.penangg jwb kesel rad b. budaya kesel
c. pemantauan kesehatan d. personil e. pelatihan
3. Persyaratan Proteksi Radiasi - justifikasi peman tenuk - limitasi dosis - optimasi prot dan kesel rad
Intervensi 1. Intervensi adl setiap tind utk kurangi atau hindari
paparan atau kemungkn terjadinya pap kronik dan pap darurat
a. paparan kronik pap berasal dr NORM, TENORM, sisa z.r.a. pd
kejad ms lampau,dan sumb yg tdk diket pemiliknya
Interv thd sit pap kronik dilaks mel tind remedial b. paparan darurat Situasi pap darurat hanya liputi kondisi kecelakaan Interv thd sit pap darurat dilaks mel tind protektif dan remedial*)Remedial : mengembalikan pd kead semula shg kons r.a. < tingk intervensi
2. Pelaksanaan intervensi
setiap org/bdn yg krn kegnya dpt hslkan mineral ikutan berupa TENORM hrs laks interv thd terjdnya pap yg berasal dr TENORM mel tind remedial
pelaks interv dilaporkan kpd BAPETEN BAPETEN wjb laks interv thd pap kronik kecuali
TENORM mel tind remedial
Keamanan Sumber Radioaktif
1. Kewajiban menerapkan keam SRA PI yg impor,ekspor,gunakan,simpan,dan/atau
angkut SRA wjb terapkan keam SRA BAPETEN terapkan keam SRA thd SRA yg
tdk diket pemiliknya kategori SRA diatur dg Per Ka BAPETEN
2. Keam thd SRA yg diimpor,diekspor,digunakan,disimpan,atau diangkut
a. kewajiban importir
b. kewajiban eksportir
c. pelaks impor & ekspor SRA
d. pelaks pengangkutan SRA
e. tangg jwb PI utk jamin keam SRA
f. kead darurat SRA
g. pengamanan thd SRA yg tdk diket pemiliknya
Inspeksi
tugas BAPETEN lakukan inspeksi thd fas / inst yg manfaatkan tenuk
dilaks oleh Inspektur Kesel Nuk yg diangkat dan diberhentikan oleh BAPETEN
liputi pemeriksaan adminis dan tek dilaks scr berkala atau se wkt – 2 dengan atau
tanpa pemberitahuan dsb.
Sanksi Administratif
1. pelanggaran thd ketent di luar ketent pidana sbgmn diatur pd ps 41 sd 44 UU No 10 Th 1997, dikenakan sangsi administratif
2. sangsi adm berupa peringatan tertulis penghentian sementara beroperasinya inst;
dan/atau pencabutan izin
3. dst.
PP NO 29 TH 2008 TTG PERIZINAN
PEMANFAATAN SUMBER RADIASI PENGION
DAN BAHAN NUKLIR PP ini mrpk perat pelaks ps 17 UU No 10 Th 1997, sbg pengganti PP No
64 Th 2000 ttg Perizinan Pemanfaatan Tenaga NukMemuat dan mengatur ttg.1. Ketentuan umum2. Pengelompokan pemanf sumber rad pengion dan bahan nuk3. Persyaratan izin4. Tatacara permohonan dan penerbitan izin5. Kewajiban pemegang izin6. Klierens 7. Pengecualian dari kewajiban memiliki izin pemanfaatan sumber rad
pengion8. Persetujuan9. Inspeksi10. Sanksi administrasi
STTN - BATAN
PP NO 29 TH 2008
PP NO 29 TH 2008
KETENTUAN UMUM
Pengertian ttg.
- pemanfaatan
- tenaga nuklir
- sumber radiasi pengion, dst.
PP ini mengatur ttg. Persyaratan dan tata cara perizinan Pengecualian dari memiliki izin
PENGELOMPOKAN PEMANFAATAN SUMBER RADIASI PENGION DAN BAHAN NUKLIR
1. Peman Sumber Radiasi Pengion (SRP) dikelompokkan jadi 3 yaitu kelomp A, B, dan C
2. Pemanf bahan nuklir (BN) dikelompkan dlm kelom A.
PERSYARATAN IZIN
1. Setiap orang atau badan yg akan laks peman SRP dan BN hrs miliki izin dr Ka BAPETEN
2.Dlm hal ttt kewaj miliki izin dpt dikecualikan
3.Pemohon utuk miliki izin hrs penuhi syarat y.i.administrasi, teknis dan atau khusus
Utk BN kecuali hrs penuhi persyar teknis tsb berlaku persyar teknis lainnya y.i.
a. Sistim seifgards
b. Sistim keam BN dan atau
c. Pernyataan pemohon izin bhw keg ekspor dan impor BN dilakukan dg mitra dr neg yg.
- menjadi pihak pada NPT
- memp perjanjian seifgards dg IAEA
Ketent lbh lanjut diatur dg Perka BAPETEN
TATA CARA PERMOHONAN DAN PENERBITAN IZIN
A. Permohonan dan Penerbitan Izin
PEMOHONBAPETEN
(3 hr)Dok tdk lengkap (3 hr)
Dok lengkapKembali kpd pemohon utk diperbaiki
(maks 15 hr)
Kalau tdk kemb izin batal
Dok dinilai
(15 hr)
Hasil tdk penuhi syarat (5 hr )
Hasil penuhi syarat (7 hr)
Kembali kpd pemohon utk dilengkapi
IZIN TERBIT
A.1. Utk peroleh izin peman SRP kel A dan Peman BN .
PEMOHONBAPETEN
(3 hr)Dok tdk lengkap (3 hr)
Dok lengkapKembali kpd pemohon utk diperbaiki
(maks 12 hr)
Kalau tdk kemb izin batal
Dok dinilai
(12 hr)
Hasil tdk penuhi syarat (5 hr )
Hasil penuhi syarat (5 hr)
Kembali kpd pemohon utk dilengkapi
IZIN TERBIT
A.2. Utk peroleh izin peman SRP kel B.
A.3. Utk peroleh izin pemanfaatan SRP kel C
Tata caranya sama spt permohonan izin peman SRP kel B
Kecuali dlm hal : Penilaian dilaks plg lm 10 hr kerja terhit sjk dok
dinyatakan lengk Pemohon sampkan dok perbaikan kpd BAPETEN plg
lm 10 hr sjk pemberitahuan kpd pemoh. Penilaian thd dok perbaikan dilakukan plg lm 10 hr
sjk dok titrm BAPETEN
A.4. Izin fasilitas penggunaan dan/litbang SRP radioterapi, fas kalibrasi dll (ps 4.J. No 9 – 17)
Izin diterbitkan bertahap: a. konstruksi b. operasi, dan/atau c. penutupan
A.5.Izin produksi radioisotopIzin diterbitkan bertahap: a. konstruksi b. komisioning c. operasi, dan c. penutupan
A.6. Izin pengelolaan limbah radioaktif
Izin diberikan bertahap.o Tapako Konstruksio Komisioningo Operasi, dan o Penutupan
Pengelolaan LRA dilaks oleh (ps 5)-Non komersial BATAN-Komersial BUMN,Koperasi dan/ Badan Swasta yg bekerma dg atau di tunj oleh BATAN
B. Masa Berlaku dan Perpanjangan Izin
Izin berlaku sjk diterbitkannya izin s.d. jangka wkt ttt sesuai dg lamp I. pd PP ini
Izin dpt diperpanj sesuai dg jangka wkt berlakunya izin
Permoh perpanj izin diajukan plg lm 30 hr kerja sblm jangka wkt izin berakhir
Permoh dilamp dok persyar admn dan tek
C. Penetapan Penghentian
PI hrs ajukan permoh penetapan penghentian keg jika PI bermaksud hentikan peman SRP dan BN
Permoh diajukan plg lm 60 hr sblm masa berlaku izin berakh dg lampkan
Penanganan akhir ZRA atau BN
a.pengiriman kembali ZRA atau BN ke neg
asal,atau
b. penyerahan ZRA sbg limb r.a. ke BATAN Penghentian keg diterbitkan
D. Perubahan Izin
Bila terjadi perubahan data SRP dan BN, PI wjb ajukan perub izin peman
Permoh izin diajukan sblm terjd perub data Dlm hal terjd perub bdn huk PI peman SRP
dan BN atau perub fas dan/atau SRP PI wjb ajukan permoh izin baru
E. Berakhirnya Izin
Izin berakhir jika
a) Habis masa berlakunya izin
b) Dicabut oleh Ka BAPETEN
c) Badan pemegang izin bubar atau dibubarkan
d) Terjadi pengalihan SRP dan BN,atau
e) PI perorangan meninggal dunia
F. Biaya izin
Setiap izin dikenakan biaya yg besarnya ditentukan berdsrkan PP tersendiri
KEWAJIBAN PEMEGANG IZIN
1) PI berkewajiban utk Beri kesemp utk pemeriksaan oleh BAPETEN Laks pemantauan keseh pek rad Selengg dok ttg sgl sesuatu yg berkaitan dg peman
SRP dan BN dsb
2) Ketent lbh rinci diatur dg Perka BAPETEN
KLIERENS
1) ZRA terbuka,LRA atau material terkontaminasi atau teraktivasi yg tlh capai tingk klierens dpt dibebaskan dr pengawasan
2) Utk dptkan pembebasan tsb PI ajukan penetapan klierens kpd BAPETEN
3) Jika terpenuhi terbit penetapan klierens
PENGECUALIAN DARI KEWAJIBAN MEMILIKI IZIN PEMANFAATAN SRP
1. Peman zra, pembangkit rad pengion,dan peral yg kand zra utk produk konsumen dikecualikan dr kewaj miliki izin peman SRP
2. Pengec utk peman zra ditetapkan berdsrkan nilai yg lb kecil atau sama sbgmn tercant dl lamp II PP ini
PP NO. 26 TH 2002 TTG KESELAMATAN PENGANGKUTAN ZAT RADIOAKTIF
Mrpk perat pelaks dr ketent ps 16 UU No 10 Tahun 1997, sbg penggantiPP No 13 Tahun 1975
Memuat dan mengatur ttg :1. Ketentuan Umum2. Ruang Lingkup dan Tujuan3. Perizinan4. Kewajiban dan Tanggung Jawab5. Pembungkusan6. Program Proteksi Radiasi7. Pelatihan8. Program Jaminan Kualitas9. Jenis dan Batas Aktivitas Zat Radioaktif10. Zat Radioaktif Dengan Sifat Bahaya lain11. Penanggulangan Keadaan Darurat12. Sanksi administratif13. Ketentuan Pidana14. Ketentuan Penutup
STTN - BATAN
PP NO 26 TH 2002
PP NO 26 TH 2002
Ketentuan Umum
Pengangkutan ZRA adl pemind ZRA dr suatu temp ke temp lain mel jaringan lalu lintas umum, dg gunakan sarana angktutan darat, air atau udara
Pengangkut adl org atau bdn yg melakukan pengangk ZRA
Ruang Lingkup dan Tujuan
PP ini berlaku juga utk pengangk BN Ketent ini tdk berlaku utk
a. pemind ZRA di dlm suatu inst b. ZRA yg dipasang atau dimasukkan ke dlm tubuh
manusia atau binatang hidup utk diagnosa dan atau terapi
c. ZRA yg mrpkn bag tak terpisahkan dr sarana angkutan
d. ZRA dlm bent brg atau produk konsumen e. ZRA yg berasal dr alam dlm ukuran ttt.
PP ini bertuj utk jamin kesel, keam, ketentr, dan keseh pek dan angg masy, serta perlind thd harta benda dan LH selama pengangk ZRA
Perizinan
pengirim dan penerima ZRA tlh miliki izin peman tenuk
sblm pengangk dilaks pengirim hrs sdh dpt persetuj dr Bawas
Kewajiban dan Tanggung Jawab Pengirim Pengangkut Penerima
Pembungkusan pembungkusan sesuai dg tipe dan katagori
bungkusan tipe bngksn hrs penuhi syar pengujian
bngksn, dsb.
Program Proteksi Radiasi Setiap pengangk ZRA hrs penuhi asas prot
rad
Pelatihan
pek yg scr rutin terlibat lsg dlm pengangk ZRA hrs dpt pelatihan ttg pengangk ZRA
pelat tsb jd tangg jwb pengangkut
Program Jaminan Kualitas pengirim dl pengangk ZRA dan BN hrs susun prog
jam kual & dimintakan persetuj Bawas prog jam kual yg tlh disetuj Bawas dilaks oleh
pengirim pengangkut
Penanggulangan Keadaan Darurat
Bila terjd kecel rad tind yg hrs dilakukan
1. Pengangkut lapor kpd Bawas, Pengirim, pejbt yg berkepent, dan
Penerima isolasi temp kejad dg pemagaran dan beri tanda yg
jelas
2. Pengirim atau penerima sgr kirim Petugas Proteksi Radiasi (PPR) ke lokasi bngksn dg tkt keboc akibat kecel dimaksud yg lebihi
nilai bts yg ditetapkan bawas tdk boleh ditrskan pengrimannya sblm dperbaiki dan didekont.
PP NO 27 TH 2002 TTG PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF
Merupakan perat pelaks dr ketent ps 27 ayat 2 UU No. 10 Tahun
1997 Memuat dan mengatur ttg :1. Ketentuan Umum2. Ruang Lingkup, Asas dan Tujuan3. Klasifikasi Limbah Radioaktif4. Manajemen Perizinan5. Pengolahan, Pengangkutan dan Penyimpanan Limbah Radioaktif6. Program Jaminan Kualitas7. Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan8. Pengolahan Limbah Radioaktif Tambang Bahan Galian Nuklir dan
Tambang lainnya9. Program dekomisioning10. Penanggulangan Kecelakaan Nuklir dan/atau Radiasi11. Sanksi Administrasi
STTN - BATAN
PP NO 27 TH 2002
PP NO 27 TH 2002
Ketentuan Umum
Limb radioaktif (LRA) adl zat radioaktif(ZRA) dan/atau bhn serta peral yg
tlh terkena ZRA atau menj radioaktif krn pengoperasian inst nuk atau inst yg manfaatkan rad pengion yg tdk dpt digunakan lg.
Pengelolaan LRA adl pengumpulan,pengelompokan,pengolahan,pengangkutan,penyimp,dan/atau pembuangan LRA
Pengolahan LRA yi pros utk mengubah karakterisasi dan komposisi
LRA shg apbl disimp dan atau dibuang tdk membahayakan masy dan LH
KLASIFIKASI LIMBAH RADIO AKTIF
Klasifikasi Limbah Radioaktif Klasif LRA yi rendah, sedang dan tinggi Dikelompokkan berdsrkan aktivitas, waktu
paroh, jenis rad, bent fisik dan kimia, sifat racun, dan asal LRA
MANAJEMEN PERIZINAN
1. Perizinan
2. Tanggung jwb Badan Pelaksana
3. Kewajiban penghasil LRA
4. LRA dari luar negeri
5. Bahan bakar nuklir bekas
PENGELOLAAN,PENGANGKUTAN DAN PENYIMPANAN LRA
1. Pengolahan LRAa. LRA tkt rend dan sedb. LRA tkt tinggic. Pengolah LRA
2. Pengangkutan LRA sesuai ketent pengangk ZRA dan umum
3. Penyimpanan LRAa. Penyimpanan sementarab. Penyimpananc. Penyimpanan lestari
PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN
Pengelola LRA hrs lakukan pemant tk rad & radioakt lingk di sekit inst
Bapel hrs lakukan pengel dan pemant LH di sekit temp penyim dan penyim lestari LRA
hsl pemant dilaporkan kpd Bawas
PROGRAM DEKOMISIONING
sblm lakskan dekoms inst pengolahan LRA setiap pengolah LRA wjb sampkan dok prog dekoms kpd Bawas
tata cara penyus dok prog & pelaks dekoms diatur dg Keputusan Ka Bawas
PENANGGULANGAN KECELAKAAN NUKLIR DAN/ATAU RADIASI
upaya penceg terjadinya kecel nuk dan atau rad
dlm hal terjadi kecel nuk atau rad lakukan tind penanggul sesuai ketent berlaku
tind penanggul tsb hrs dilapkan kpd Bawas plg lambat 30 hr stlh kecel
SANKSI ADMINISTRASI Pelanggaran thd ketent yg berlaku Bawas dpt
memberikan sanksi berupa peringatan tertulis, pembekuan izin atau pencabutan izin.
SK Ka BAPETEN No. 01/Ka-BAPETEN/V-99
ttg Ketentuan Kesel Kerja dg Radiasi Mengatur ttg: Organisasi proteksi radiasi Tangg jwb pengusaha instalasi (PI) Tangg jwb & kewaj PPR Tangg jwb & kewaj pekerja rad
2. Nilai batas dosis Sist pembatasan dosis Utk pek rad Utk penyinaran khusus terencana Utk masy umum
STTN - BATAN
4. Nilai bts turunan utk pek rad
5. Ketent prot rad bagi pek rad pembatasan penyinaran pemonitoran dan pencatatan dosis pengawas keseh pekrad
SK Ka BAPETEN No.02/Ka-BAPETEN/V-99 ttg Baku Tingkat Radioaktivitas Lingkungan
1. Setiap PI hrs jamin agar kadar radioaktivitas yg terlepas dr instalasinya tdk akibatkan kdr rad lingk melebihi baku tingk rad lingk yg ditetapkan
2. Khusus utk air minum, baku tingk rad besarnya adl sepersepuluh dr baku tingk rad di air sbgmn diatur dlm kepts ini.
STTN - BATAN
SK Ka BAPETEN No.03/Ka-BAPETEN/V-99 ttg Ketentuan Kesel Utk Pengelolaan Limbah Radioaktif
Mengatur ttg :
1. Pengawasan thd peman ZRA dan pembuangan ZRA
2. Pengelolaan LRA oleh pemanfaat
3. Prosedur penanganan LRA yg biasanya tdk dibuang sendiri oleh peman ZRA
4. Metode penyimpanan dan pengungkungan LRA
STTN - BATAN
SK Ka BAPETEN No.05-P/Ka-BAPETEN/VII-00 ttg Pedoman Persyaratan Utk Keselamatan Pengangkutan ZRA
Sbg pengganti SK Ka BAPETEN No.04/Ka-BAPETEN/V-99 ttg ketent kesel utk pengangkutan ZRA
Mengatur ttg : Batas jml ZRA dlm bungks dikecualikan Instrumen dan brg dlm bungks dikecualikan Brg yg terbuat dr Uranium alam, Uranium susut
kadar dan Thorium alam sbg bungks dikecualikan Pembungks kosong sbg bungks dikecualikan dan lain-lainnya
STTN - BATAN
SK Ka BAPETEN No.05-P/Ka-BAPETEN/I-03 ttg Pedoman Rencana Penanggulangan Keadaan Darurat
Memuat ttg pedoman penangg keadaan darurat (RPKD) dlm rangka jamin kemamp penangg kead darurat fasilitas radiasi yg punya dampak radiologi tinggi atau instalasi nuklir baik dlm kondisi normal maupun darurat
STTN - BATAN
Peraturan Kepala (Perka) BAPETEN No.7 Th 2009 ttg Kesel Radiasi Dlm Penggunaan Peralatan Radiografi Industri
Menggantikan SK Ka BAPETEN No.08/Ka Bapeten/V-99
Mengatur ttg :a. Persyar izinb. Persyar kesel radc. Intervensid. Rekaman dan laporanPenggunaan tsb utk industri, litbang di fasilitas terbuka
& tertutupPeral radiografi tsb gunakan a). Zat radioaktif b). Pembangkit rad pengion
STTN - BATAN
Perka BAPETEN No.5 Th 2009 ttg Kesel Radiasi Dlm Penggunaan ZRA Utk Well Logging
Well logging adl semua keg yg liputi penurunan dan pengangkatan alat ukur atau alat yg kandung ZRA atau yg digunakan utk deteksi ZRA tsb di dlm lubang bor utk tuj dptkan informasi lubang bor atau formasi geologi di sekitarnya dlm eksplorasi dan eksploitasi minyak,gas,panas bumi,termasuk geophisical logging utk mineral dan batu bara.
Peralatan well logging adl peral yg digunakan dlm keg well logging di bid industri
STTN - BATAN
Mengatur ttg :a. Persyar izinb. Persyar kesel radc. Intervensid. Rekaman dan laporan
Penggun ZRA utk well log adl utk:a. Keg industri dan litbangb. Meliputi ZRA terbungkus, terbuka, dan
penanda radioaktif
Perka BAPETEN No.10 Th 2008 ttg Izin Bekerja Petugas Instalasi dan Bahan Nuklir
- Sbg pengganti SK Ka BAPETEN No.17-rev 1/Ka-BAPETEN/V-99 ttg perubahan atas persyar utk memperoleh izin bg Petugas pd Inst Nuk dan Inst yg memanfaatkan rad pengion
Petugas Inst dan Bhn Nuklir (BN)
Ptgs yg bekerja di inst nuk yg berkualifikasi sbg operator,supervisor,teknisi perawatan, supervisor perawatan, pengurus inventori BN, pengawas inventori BN,atau PPR inst nuk
STTN - BATAN
A. Jenis Petugas Instalasi Bahan Nuklir (PIBN)
1. Jenis PIBN pd Reaktor Daya (RD)
a. Operator RD
b. Supervisor RD
c. Teknisi perawatan RD
d. Supervisor perawatan RD
e. PPR inst nukl
f. Pengurus inventori BN
g. Pengawas inventori BN
2. Jenis PIBN pd Reaktor Non Daya (RND)
a. Operator RNDb. Supervisor RNDc. Teknisi perawatan RNDd. Supervisor perawatan RNDe. PPR inst nuklf. Pengurus inventori BNg. Pengawas inventori BN
3. Jenis PIBN pd Instalasi Nuklir Non Reaktor (INNR)
a. Operator INNR
b. Supervisor INNR
c. PPR inst nukld. Pengurus inventori BN
e. Pengawas inventori BN
B. Persyaratan Utk Memperoleh Surat Izin Bekerja (SIB)
Setiap PIBN wjb memiliki Surat Izin Bekerja (SIB) Utk peroleh SIB tsb hrs memenuhi persyar umum
dan khusus Persyar umum a.l.usia min 18 th, sehat jasmani &
rohani, dsb. Persyar khusus misalnya kualifikasi pendidikan dan
ijazah, pengalaman magang/kerja sesuai dg jenis dan kualifikasi PIBN
Lulus ujian SIB
C. Pelatihan dan Pengujian
Pelatihan sesuai dengan kualifikasi PIBN harus dilakukan oleh lembaga pelatihan yang tersertifikasi oleh lembaga yang berwenang dan/atau yang ditunjuk oleh BAPETEN
Pengujian kualifikasi PIBN dilakukan oleh Tim Penguji.
Tim Penguji ditetapkan oleh dan bertanggung jawab kepada Kepala BAPETEN.
Anggota Tim Penguji bukan merupakan pengajar pada program pelatihan
D. Penerbitan dan Perpanjangan SIB
SIB diterbitkan bg pemohon yg lulus ujian kualifikasi SIB
Masa berlaku SIB1) Berlaku 3 tahun utk:a. Operator,Supervisor,Teknisi Perawatan,dan Supervisor Teknisi Perawatan RD & RNDb. Operator INNRc. PPR inst nukl
2) Berlaku 4 tahun utk : Pengurus & Pengawas inventori BN
SIB utk PIBN dpt diperpanjang stlh PIBN mengikuti pelatihan penyegaran paling sedikit 1 (satu) kali selama masa berlaku SIB dan lulus pengujian rekualifikasi.
SIB utk PIBN hanya berlaku untuk 1 (satu) instalasi nuklir dan pada bidang yang sesuai.
PIBN yang pindah dari satu instalasi ke instalasi lain wajib memberitahukan secara tertulis kepada BAPETEN melalui pengusaha instalasi nuklir.
E. Berakhirnya SIB
SIB utk PIBN berakhir disebabkan oleh hal-hal sbb: lewatnya jangka waktu izin yang diberikan pencabutan oleh Kepala BAPETEN PIBN yang telah mendapatkan SIB meninggal dunia.
F. Sangsi Administrasi Peringatan tertulis Pembekuan SIB slm 1 th Pencabutan SIB
Perka BAPETEN No.15 Th 2008 ttg Persyaratan Utk Memperoleh Srt Izin Bekerja Bagi Petugas Tertentu di
Instalasi Yg Memanfaatkan Sumber Radiasi Pengion
Sbg pengganti SK Ka BAPETEN No.17-rev 1/Ka-BAPETEN/V-99
Petugas tertentu yang bekerja di instalasi yang memanfaatkan Sumber Radiasi Pengion meliputi:
a). Petugas Proteksi Radiasi,dan
b). Petugas Keahlian.
STTN - BATAN
A. Pengelompokan dan Klasifikasi Petugas Tertentu Yg Bekerja Pd Instalasi Yg Memanfaatkan Sumber Radiasi Pengion
1. Petugas Proteksi Radiasi (PPR)
a. PPR utk Industri
tingkat 1, 2 dan 3
b. PPR utk Medik
tingkat 1, 2 dan 3
2. Petugas Keahlian
a. Radiografi industri : Ahli dan Operator
b. Iradiator : Operator, Ptgs dosimetri,Ptgs perawatan
c. Produksi radioisotop: Operator dan Ptgs perawatan
Fasilitas
B. Persyaratan Utk Memperoleh SIB
Petugas proteksi radiasi PPR dan petugas keahlian wjb memiliki SIB
1. Utk PPR
- Persyar umum dan khusus
- Lulus pelatihan proteksi radiasi
- Lulus ujian yg dilaks BAPETEN
2. Utk Petugas Keahlian
- mengikuti dan lulus pelatihan keahlian yang
diselenggarakan oleh Lembaga Pelatihan; dan
- memiliki Sertifikat Keahlian yang diterbitkan oleh
Lembaga Sertifikasi.
C. Tata Cara Permohonan dan Penerbitan SIB
1. SIB utk PPR Pemohon ajukan permoh tertulis kpd Ka BAPETEN Ikuti ujian tertulis & lesan Terbit SIB
2. SIB Petugas Keahlian Pemohon ajukan permoh tertulis kpd Ka BAPETEN Terbit SIB
D. Masa Berlaku dan Perpanjangan SIB
SIB utk PPR
a. PPR industri tk 1 dan medis tk 1 3 th
b. PPR industri tk 2 dan medis tk 2 4 th
c. PPR industri tk 3 dan medis tk 3 5 th
Pemegang SIB wjb ikut 1 kali penyegaran PPR oleh BAPETEN slm masa berlakunya SIB
SIB dpt diperpanj stlh masa berlakunya hbs
SIB Petugas Keahlian berlaku sampai dengan jangka waktu
Sertifikat Keahlian berakhir. Pemohon, untuk memperoleh perpanjangan
SIB ajukan permohonan kpd Ka BAPETEN spt pd wkt ajukan SIB pertama kali.
SK Ka BAPETEN No.19/Ka-BAPETEN/IV-2000 ttg Pengecualian dari Kewajiban Memiliki Izin Pemanfaatan Tenaga Nuklir
1. Prinsip umum pengecualian dr kewaj miliki izin peman tenuk :
a. Resiko rad pd seseorang dr peman tenuk yg dikecualikan tsb sngt kecil
b. Damp radiologi kolektif dr peman tenuk yg dikecualikan tsb sngt kecil
c. Peman tenuk yg dikecualikan tsb sngt aman dan tdk ada kemungk kejad normal mupun kecelakaan yg mengakibatkan prinsip tsb pd huruf a dan b tdk dpt dipenuhi
STTN - BATAN
2. Peman tenuk yg dikecualikan dr kewaj miliki izin tsb hrs penuhi syarat:
a. Dosis efektif yg diterima angg masy sbg akibat peman tsb lbh kecil atau sama dg 10 mikro sievert per tahun
b. Dosis efektif kolektif terikat per tahun dr peman tsb tdk lebih dr 1 org-sievert (man-sievert)
STTN - BATAN
STTN - BATAN