EVALUASI DAYA DUKUNG LAHAN UNTUK TANAMAN PANGAN PADA LAHAN ...
736848689ANALISA DAYA DUKUNG PONDASI MELAYANG.pdf
-
Upload
wiwit-muliana -
Category
Documents
-
view
73 -
download
15
Transcript of 736848689ANALISA DAYA DUKUNG PONDASI MELAYANG.pdf
ANALISA DAYA DUKUNG PONDASI MELAYANG YANG
MENGGUNAKAN PVC (POLY VINIL CHLORIDE) PADA TANAH LUNAK
DENGAN SKALA MODEL DI LAPANGAN
Susy Srihandayani, Abdul Hakam, dan Rina Yuliet
Sekolah Tinggi Teknologi Dumai, Universitas Andalas
Email : [email protected]
ABSTRAK
A soft clay soil has a low support energy, so it need to be planned a foundation form
that able to improve soil bearing capacity and estimate a maximum load that can be
supported by that soil. Planning a float foundation is one of the solutions to
overcome that problem. Behavior of burden degradation at float foundation which
obtained from encumbering of axial introduced here. Proposed analysis based on
classic theory and examination of foundation at field. Float foundation models with
different amount and dimension. At field, pipe which one of its end closed tightly
came into soft clay soil and then encumbered step by step. Giving an axial burden
and degradation model area and noted. Boundary capacities in each foundation
model estimated from curve of load-displacement yielded of test. In this research, to
appraise the float foundation energy capacities and the efficiency of group float
foundation in soft clay soil which evaluated and analyses by using classic formula.
From the result of theoretical analysis at a single float foundation got a proportionate
result with the field result but after giving additional pile/pipe with larger ones cap
got the theoretical result of bearing capacity bigger than the field result. Besides that,
the comparison also done at the foundation IV (4 PVC + Cap 70cm x 70cm) by the
foundation V (4 holey PVC cover + Cap 70cm x 70cm) the result showed that the
foundation IV gave bearing capacities bigger than foundation V, it is caused by there
is no additional bearing capacities which is caused by a holey PVC cover that make
the water and air came out from the pipe. The efficiency value of the comparison of
bearing capacities theoretically that using five classic methods got more than 100%,
and after giving additional pipe, the efficiency value near to 100%.
Key words : Float foundation, bearing capacities, PVC pipe, efficiency
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang.
Sejalan dengan roda pembangunan bangsa Indonesia, kebutuhan lahan untuk
pembangunan terus bertambah, sehingga pembangunan baru terpaksa harus
dilakukan diatas tanah yang kurang memenuhi syarat; yaitu antara lain diatas tanah
yang lunak dan diatas tanah yang kurang stabil bila ada getaran/ gempa.
Tanah harus mampu mendukung dan menopang beban dari konstruksi yang
ditempatkan diatasnya tanpa mengalami keruntuhan geser dan penurunan yang
berlebihan. Keruntuhan geser tanah terjadi jika daya dukung tanah terlewati.
Penurunan yang berlebihan akan menyebabkan kerusakan struktural pada kerangka
bangunan, gangguan-gangguan seperti pintu dan jendela yang sukar dibuka, retak-
retak pada lapisan porselen dan plesteran, dan pemakaian berlebihan atau kerusakan
peralatan karena ketidak sejajaran akibat penurunan pondasi.
Jenis tanah mempengaruhi besarnya zona tegangan yang terjadi akibat
pembebanan. Ini terjadi karena masing-masing jenis tanah memiliki kekuatan yang
berbeda dalam menahan beban. Untuk kondisi subsurface yang mempunyai lapis
tanah yang berbeda, penyebaran pembebanannya akan berbeda pula dengan kondisi
tanah yanag tidak berlapis.
Tanah lempung lunak merupakan salah satu permasalahan dalam perencanaan
pondasi suatu struktur karena memiliki daya dukung yang lemah. Dalam menghadapi
kondisi tanah ini perlu direncanakan bentuk pondasi yang dapat meningkatkan daya
dukung tanah dan perkiraan beban maksimum yang mampu dipikul oleh tanah
tersebut.
Perencanaan pondasi suatu konstruksi sangat dipengaruhi oleh daya dukung
tanah tempat konstruksi tersebut akan didirikan. Daya dukung tanah harus mampu
memikil beban yang ditumpunya agar struktur tersebut dapat berdiri stabil.
Pada perencanaan pondasi bangunan dengan beban yang besar di atas tanah
dengan daya dukung rendah, dapat digunakan pondasi rakit (raft foundation) yang
merupakan pondasi telapak persegi yang dibuat pada tanah lunak sehingga seolah-
olah melayang bagaikan sebuah rakit.
Pada umumnya pondasi rakit dapat ditopang oleh tiang pancang, membentuk
raft-pile foundation pada tanah lunak. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk
melakukan pengujian beban pada pondasi rakit dengan pipa PVC (Poly Vinil
Chloride) ukuran 20cm sebagai bahan penopang pengganti tiang dengan skala model
di lapangan dan menghitung kapasitas daya dukung yang dapat dipikul oleh pondasi
tersebut (pondasi melayang).
2. Batasan Masalah
Batasan-batasan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah:
a. Yang dimaksud dengan pondasi melayang pada penelitian ini adalah, sebuah
pondasi yang direncanakan pada tanah yang mempunyai daya dukung rendah
yaitu tanah lempung lunak dimana ujung pondasi jauh dari permukaan tanah
keras.
b. Pondasi melayang yang direncanakan dengan skala model dan di uji pada tanah
lempung lunak di lapangan terhadap 5 (lima) model pondasi yaitu:
Cap uk 30cm x 30cm + 1 pipa PVC dia 20 cm disebut model pondasi I,
Cap uk 30cm x 70cm + 2 pipa PVC dia 20 cm disebut model pondasi II,
Cap uk 70cm x 70cm + 3 pipa PVC dia 20 cm disebut model pondasi III,
Cap uk 70cm x 70cm + 4 pipa PVC disebut model pondasi IV
(Untuk semua pipa pada setiap model, salah satu ujung pipa diberi tutup
yang kedap air dan udara)
Cap uk. 70cm x 70cm + 4 pipa PVC dia 20 cm dengan salah satu ujung pipa
yang tertutup di beri lubang disebut model pondasi V.
c. Dalam uji pembebanan di lapangan, yang dicatat adalah besar beban yang
diberikan dan penurunan yang terjadi.
d. Pembebanan dilakukan secara vertikal dengan menggunakan metode CRP
(Constant Rate Penetration)
e. Analisa daya dukung ultimit secara teoritis dari pengujian parameter tanah di
laboratorium menggunakan metode klasik yaitu, Mayerhof, Janbu, Skempton,
Vesic dan Terzaghi. Sedangkan analisa daya dukung ultimit hasil data lapangan
menggunakan metode Mazurkiwiecz dan Chin.
3. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
a. Menanalisa daya dukung batas (ultimate) pondasi melayang dengan PVC
(Poly Vinil Chloride) sebagai bahan penopang pondasi rakit dengan cara
teoritis menggunakan metode klasik dari pengujian parameter tanah di
laboratorium dan dari hasil pengujian beban di lapangan.
b. Membandingan hasil analisa daya dukung yang diperoleh dari pengujian
model pondasi IV (Cap/rakit uk. 70cm x 70 cm + 2PVC salah satu ujung pipa
ditutup), dengan model pondasi V (Cap uk. 70cm x 70 cm +2PVC salah satu
ujung dilubangi).
c. Menentukan nilai efisiensi dari perbandingan kapasitas daya dukung pondasi
melayang grup terhadap pondasi melayang tunggal.
Manfaat dari penelitian ini adalah mengetahui secara empiris kapasitas daya
dukung ultimit yang dapat dipikul oleh pondasi melayang tunggal maupun pondsi
melayang grup dan sebagai bahan referensi untuk semua pihak yang membutuhkan
dan menghadapi masalah dalam perencanaan pondasi pada tanah lunak.
METODE PENELITIAN
1. Pekerjaan Persiapan
Pemilihan Lapisan Tanah di Lapangan
Lapisan tanah dipilih dengan kondisi tanah lempung lunak dan diperkirakan
hampir 100% lolos saringan No.20, yang berasal dari daerah Air Pacah
Padang.
Sebelum dilakukan pengujian di Lapangan, maka dilakukan pengambilan
sampel (Boring dan Sampling) ASTM D 1452-65 yaitu sampel tanah tidak
terganggu (undisturbed).
Pengujian Parameter-parameter Tanah
Indeks Propertis Tanah
a. Kadar Air ( w ) ASTM D 2216 – 71
b. Berat Volume ( γ ) ASTM D 2937 – 83 c. Spesific Gravity ( Gs ) ASTM D 854 – 58
Batas-batas Konsistensi Tanah (Atterberg Limit) ASTM D 2216– 80
a. Pemeriksaan Batas Cair (Liquit Limit Test)
b. Pemeriksaan Batas Plastis (Plastic Limit)
Analisa Butiran (Grained Size Analysis) ASTM D 2487 – 69
a. Analisa Saringan (Sieve Analysis)
b. Analisa Hidrometer (Hydrometer Analysis)
Pemeriksaan Kuat Tekan Bebas (Unconfined Compressive Strength Test)
ASTM D 2166-66
Test Konsolidasi (Consolidasi Test) ASTM D 2435 – 70
Test Triaksial (Triaxial Test) ASTM D 2850-70
Pembuatan Benda Uji
Benda uji terdiri dari Pondasi Rakit (Raft Foundation) .Untuk benda uji
menggunakan Drum plastik bekas uk 60–90 cm sebagai bahan penopang Raft
Foundation pada tanah lempung lunak untuk kondisi pengujian skala penuh
dilapangan.
Karna keterbatasan peralatan pengujian (khususnya beban yang digunakan) maka
pengujian dilapangan menggunakan skala kecil/ model, dimana ukuran dan dimensi
di skalakan dengan perbandingan 1 : 3 cm dari ukuran drum. Drum yang digunakan
sebagai penopang diganti dengan menggunakan Pipa PVC (Poly Vinil Chloride) uk
20 – t 30 cm yang salah satu ujungnya ditutup dengan penutup pipa PVC.
Contoh pembuatan benda uji di lapangan :
Pengujian dilakukan untuk lima model pondasi yaitu:
I. Model Pondasi I (Tiang Tunggal)
Bahan-bahan yang digunakan untuk Model I :
- 1 Pipa PVC (Dia = 20, L = 30 cm)
- Plat beton bertulang (30 x 30 cm)
- Seperangkat alat penetrasi dilapangan
II. Model Pondasi II (Tiang Grup) menggunakan 2 pipa PVC dalam 1 cap
Bahan-bahan yang digunakan untuk Model II :
- 2 Pipa PVC (Dia = 20, L = 30 cm)
- Plat beton bertulang (30 x 70 cm)
- Seperangkat alat penetrasi dilapangan
III. Model Pondasi III (Tiang Grup) menggunakan 3 pipa PVC dalam 1 cap
Bahan-bahan yang digunakan untuk Model III :
- 3 Pipa PVC (Dia = 20, L = 30 cm)
- Plat beton bertulang (70 x 70 cm)
- Seperangkat alat penetrasi dilapangan
IV. Model Pondasi IV (Tiang Grup) menggunakan 4 pipa PVC dalam 1 cap
Bahan-bahan yang digunakan untuk Model IV :
- 4 Pipa PVC (Dia = 20, L = 30 cm)
- Plat beton bertulang (70 x 70 cm)
- Seperangkat alat penetrasi dilapangan
V. Model Pondasi V (Tiang Grup) menggunakan 4 pipa PVC dalam 1 cap
Bahan-bahan yang digunakan untuk Model V :
- Pipa PVC (Salah satu ujung pipa yang tertutup dilubangi sehingga udara
keluar dari dalam pipa) (Dia = 20, L = 30 cm)
- Plat beton bertulang (70 x 70 cm)
- Seperangkat alat penetrasi dilapangan
2. Pelaksanaan Pembebanan Terhadap Model Pondasi
Pada pengujian ini metoda yang digunakan adalah metoda Penetrasi Kecepatan
Konstan sering di singkat dengan CRP (Constant Rate Penetration). Pengujian
dilakukan dengan menguji tiang di bawah beban yang diterapkan secara kontinue
oleh sebuah dongkrak hidrolis dengan kecepatan penetrasi tiang ke tanah konstan.
Pada saat pengujian, gaya tekan yang dibutuhkan untuk penetrasi tiang secara
kontinu dicatat. Penurunan kepala tiang diukur dengan menggunakan arloji pengukur
yang didukung oleh sebuah balok tetap. Adapun langkah-langkah pengujian secara
rinci adalah sebagai berikut :
a. Benda uji diletakkan di tanah dengan kedalaman tertentu.
b. Diatas benda uji diberikan dial untuk membaca penurunan benda uji akibat
pembebanan.
c. Berikan beban terhadap benda uji dengan besar yang bervariasi dari yang kecil
sampai yang besar. Beban diberikan dengan dongkrak hydrolik.
d. Amati dan catat penurunan akibat beban dengan membaca dial penurunan tadi.
e. Proses a sampai d dilakukan untuk kelima model pondasi.
Dari hasil pengujian dilapangan didapatkan grafik hubungan antara beban
dengan penurunan untuk mendapatkan daya dukung ultimit, dan grafik hubungan
penurunan dengan waktu.
3. Bagan Alir Penelitian
Metode penelitian adalah tata cara pelaksanaan penelitian dalam rangka
mencari penyelesaian atas permasalahan penelitian yang akan dilakukan. Jalannya
dapat dilihat dari bagan alir berikut ini.
Pengujian di lapangan
Gambar 1. Bagan Alir Penelitian
Analisa dan Pembahasan
Kesimpulan dan saran
Selesai
Mulai
Persiapan tanah dan
peralatan
Pengujian Tanah Asli
dilaboratorium
Pembuatan Benda Uji di Lapangan
Pengujian Tanah di
Lapangan
Pengolahan Data
Pondasi Rakit
70 x 70 cm +
3PVC
Pondasi Rakit
30 x 70 cm +
2PVC
Pondasi Rakit
30 x 30 cm +
1PVC
Pondasi Rakit
70 x 70 cm +
4PVC
Pondasi Rakit 70 x
70 cm + 4PVC
berlubang
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Hasil Pengujian Parameter Tanah
Berikut ini adalah rekapitulasi hasil pengujian parameter tanah daerah Aie
Pacah Kota Padang
Tabel 1. Hasil Pengujian Parameter Tanah
No Jenis Pengujian Parameter Nilai Satuan
1 Kadar air w 58,642 %
2 Berat Volume 1,648 gr/cm3
3 Spesific gravity Gs 2,592 -
4 Atterberg Limits
LL 59,372 %
PL 40,347 %
PI 19,025 %
7 Direct Shear 7,990
o
c 0,098 kg/cm2
8 UCST qu 0,258 kg/cm2
9 Analisa Butiran %<silt 74,384 %
10 Konsolidasi Cv 0,034 cm
2/dtk
Pc 0,130 kg/cm2
11 Tri-Axial u 0,00
o
cu 0,08 kg/cm2
2. Analisa Daya Dukung Secara Teoritis
Berdasarkan data tanah yang didapat dari laboratorium (Tabel 1), maka
dilakukan perhitungan daya dukung batas pondasi melayang (floating foundation)
secara teoritis menggunakan beberapa rumus klasik seperti metode Mayerhof, Janbu,
Skempton, Vesic dan Terzaghi untuk setiap jenis model Pondasi. Untuk menentukan
daya dukung friksi/sisi (Qs) menggunakan metode Alfa ().
A. Daya Dukung Friksi Tiang dengan Metoda
Daya dukung friksi tiang dengan metoda dapat dihitung dengan
persamaan:
LcQ us Dengan cu = 0.053 kg/cm2 maka = 1.
dimana: Qs = Daya dukung friksi (kg)
= keliling tiang
cu = cohesi kondisi undrained diambil 2/3 dari 0.08
kg/cm2
L = Kedalaman tiang
B. Gaya Apung pada Tiang
Menentukan gaya apung menggunakan persamaan
Fa = . rdalam2. H . w
dimana :
Fa = gaya apung
w = berat volume air (kg/cm3)
C. Daya Dukung Rakit /Cap
Perhitungan daya dukung rakit/ cap pada setiap metode klasik yang
digunakan pada setiap model pondasi menggunakan persamaan
*
cuRtRR NcFAQ
dimana :
QR = Daya dukung pondasi rakit bujur sangkar
AR = Luas penampang dasar pondasi rakit
cuR = Kohesi tanah kondisi undrained
Ft = Faktor bentuk keruntuhan untuk tanah lunak 0.45 untuk pondasi
rakit bujur sangkar, 0.77 untuk pondasi persegi panjang
Nc* = Faktor daya dukung 5.14 menurut Mayerhof dan Vesic
5.74 menurut Janbu, 6.2 menurut Skempton, 5.7 menurut
Terzaghi
D. Daya Dukung Ujung Tiang
Secara umum daya dukung ujung tiang pada lempung jenuh air dapat
dihitung dengan menggunakan persamaan :
cpup NAcQ
dimana :
cu(p) = nilai kohesi kondisi undrained tanah dibawah dasar (ujung)
pondasi
AP = luas penampang yang menahan
= ¼ D2 untuk penampang tiang lingkaran dengan diameter D
Nc*dan Nq
* adalah faktor kapasitas daya dukung tanpa satuan (non-
dimensional) yang didapatkan hanya dari nilai sudut geser dalam tanah .
E. Daya Dukung Total Tiang Tunggal
Daya dukung total tiang tunggal menggunakan persamaan
)( aspRT FQQQQ
3. Analisa Daya Dukung Ultimate dari Pengujian Beban di Lapangan
Rangkain pengujian model test sistem tiang/pipa PVC-rakit dilapangan
selanjutnya dilakukan denga mengadopsi prosedur CRP yang dimodifikasi (Hunt,
1986). Prosedur CRP yang dimodifikasi ini adalah dengan memberikan beban
terhadap pondasi dengan pertambahan tetap selama satu menit sedemikian rupa.
Dari rangkaian pengujian model tiang/pipa –rakit dilapangan ini terdiri dari
lima jenis model pondasi. Jarak antar tiang dibuat dua kali diameter pipa PVC yang
digunakan.
Hasil pengujian dilapangan ditampilkan dalam bentuk kurva beban-
penurunan (load-settlement) dan kurva penurunan dan waktu (settlement-time). Dari
hasil kurva beban-penurunan didapatkan daya dukung ultimate dengan menggunakan
metode Mazurkiewicz dan Chin.
Dari hasil analisa data yang di dapat dari pengujian dilapangan, metode
Mazurkiewicz dan metode Chin yang dapat digunakan atau cocok digunakan untuk
jenis pondasi melayang ini, karena tergantung dari material yang digunakan.
Dalam hal ini, pengaruh efisiensi kelompok tiang hanya sebagai petunjuk
awal untuk mengetahui jumlah tiang yang dibutuhkan pada beban penuh dari
struktur. Untuk analisa digunakan persamaan :
tunggaltiangkapasitasxtiangjumlahan
tianggrupkapasitasErp
Tabel 3 Nilai efisiensi grup pondasi melayang (Hasil perhitungan)
Metode Efisiensi Grup (%)
I - II I - III I - IV
Teori
Mayerhoff 147,711 139,021 117,293
Janbu 151,358 142,003 118,615
Skempton 152,746 143,138 119,118
M. Terzaghi 136,529 128,239 107,515
M. Vesic 165,309 155,209 129,961
Lapangan Mazurkiewicz 50,893 35,357 27,232
Chin 53,846 44,444 35,176
Dari analisa perbandingan pondasi melayang tiang tunggal terhadap pondasi
melayang tiang grup secara teoritis menggunakan lima metode klasik lihat tabel 3
didapatkan nilai efisiensi grup lebih besar dari 1 atau 100%. Hasil hitungan
menggunakan metode Vesic lebih besar nilainya dan dari hasil perhitungan
menggunakan metode Terzaghi didapatkan nilai efisiensi lebih kecil dari lima
metode yang digunakan dalam perhitungan, artinya kita dapat menggambil nilai
efisiensi yang lebih kecil dari hasil perhitungan yang menggunakan lima metode
sebagai acuan.
Dari hasil percobaan tersebut diatas dari hasil teori nilai efisiensi melebihi
100% berarti adanya effek penguatan. Dalam satu system, raft/ rakit dan pipa/tiang
akan bersinergi sehingga memberikan daya dukung yang melebihi jumlah dari
masing-masingnya. Dalam aplikasinya, disarankan pengaruh bersinerginya (sinergity
impact) dari rakit dan pipa dalam satu system raft-pile tidak perlu diperhitungkan.
Namun hal ini dikompensasikan dengan mengambil nilai effisiensi sebesar 100%,
tetapi dari hasil uji lapangan yang dihitung menggunakan metode Mazurkiewicz dan
Chin didapatkan nilai efisiensi di bawah 100 %
4. Resume Hasil Perhitungan Daya Dukung Ultimit
Tabel 2. Resume Hasil Perhitungan Daya Dukung Ultimit
No Model Pondasi
Daya dukung ultimate dari hasil teoritis (kg) Daya dukung dari hasil
lapangan (kg)
Metode Metode Metode Metode Metode Metode Metode
Mayerhof Janbu Skempton Vesic Terzaghi Mazurkiewicz Chin
1 Pondasi Model I 231,837 240,517 252,956 221,234 243,004 280 357,143
2 Pondasi Model II 684,9 728,083 772,76 663,702 731,336 285 384,615
3 Pondasi Model III 966,903 1024,622 1086,228 935,106 1029,972 297 476,19
4 Pondasi Model IV 1087,716 1141,155 1205,265 1045,320 1149,856 305 502,513
5 Pondasi Model V 1053,65 1107,089 1171,198 1011,252 1115,788 263 333,333
Gambar 5. Grafik Hasil Perhitungan Daya Dukung Ultimit
Pada tabel 2 dan Gambar 5 menunjukkan hasil analisa secara teoritis didapatkan
kapasitas daya dukung ultimit pada model pondasi I (1 pipa + cap uk 30cm x 30cm)
lebih kecil daripada kapasitas daya dukung hasil pengujian di lapangan, tetapi
selisihnya tidak terlalu besar. Setelah penambahan pipa menjadi pondasi tiang grup,
daya dukung semakin bertambah sesuai dengan jumlah tiang/ pipa yang diberikan,
sehingga didapat kapasitas daya dukung ultimit dari hasil lapangan tiga kali lebih
kecil dibandingkan dari hasil teoritis. Dari hasil perhitungan kapasitas daya dukung
pada setiap model pondasi penentuan nilai efisiensi tiang grup terhadap tiang tunggal
juga diperhitungkan.
Gambar 2 Menentukan Qu berdasarkan Metode Mazurkiewicz (1972)
(Sumber: Hutapea. B, ITB)
Gambar 3 Menentukan Qu berdasarkan Metode Chin
(Sumber: Hutapea. B, ITB)
Gambar 4 Grafik penurunan dan waktu
(Sumber: Hutapea B, ITB)
Waktu (detik)
Pe
nu
run
an
(mm
)
Qultim
ate Loa
d
45
Set
tlem
e
nt
Penentuan nilai efisiensi sebagai pedoman dalam pemakaian jumlah tiang
yang akan digunakan untuk memikul beban struktur diatasnya. Namun dari hasil
analisa tersebut diketahui pondasi tiang grup khususnya model pondasi II
mempunyai nilai effisiensi yang lebih tinggi dibandingkan dengan model pondasi
yang mempunyai tiang/pipa yang lebih banyak. Ini berarti pemakaian pipa atau tiang
yang lebih banyak tidak efisien dalam penggunaannya atau tidak ekonomis
digunakan untuk perencanaan pondasi melayang (floating foundation).
5. Perbedaan Model Pondasi IV dengan Model Pondasi V
Hal lain terjadi pada model pondasi IV (4PVC + Cap uk. 70cm x 70 cm)
dengan model pondasi V (4PVC tutup pipa berlubang + Cap uk. 70cm x 70 cm).
Pondasi V mempunyai bentuk rakit dan jumlah tiang yang sama dengan model
pondasi IV, tetapi ada beberapa perbedaan pada kedua model pondasi ini. Contohnya
dengan penambahan beban yang sama dan jangka waktu yang sama, pondasi IV
mempunyai nilai kapasitas daya dukung lebih besar dibandingkan dengan kapasitas
daya dukung pada pondasi V. Hal serupa juga terjadi apabila dilihat dari perilaku
penurunan. Pada pondasi V perubahan penurunan terhadap waktu lebih besar
sehingga penurunan lebih cepat terjadi dibandingkan dengan penurunan pada pondasi
IV. Berkuarangnya kapasitas daya dukung dan besarnya penurunan pada pondasi V
penyebabnya antara lain gaya apung tidak bekerja pada pondasi V dimana salah satu
ujung yang diberi tutup dilubangi sehingga udara yang berada di dalam pipa keluar.
Gambar 6 Grafik Penurunan Model Pondasi IV dengan Model Pondasi V
PENUTUP
Model V Model
IV
1. Kesimpulan
Dari hasil pengujian yang telah dilakukan di lapangan terhadap setiap model
pondasi didapatkan kesimpulan sebagai berikut: a. Analisa daya dukung ultimit yang menggunakan teori klasik sebanding
nilainya dengan hasil yang didapatkan dari data lapangan untuk model
pondasi I (cap 30cm x 30cm + 1PVC), tetapi setelah penambahan pipa
menjadi pondasi melayang grup kapasitas daya dukung semakin meningkat,
dan hasil yang didapat secara teoritis lebih besar dari pada hasil pengujian
dilapangan.
b. Dilihat dari kapasitas daya dukung pada model pondasi V (Cap uk. 70cm x
70cm + 4 pipa PVC dia 20 cm dengan salah satu ujung pipa yang tertutup di
beri lubang) dengan model pondasi IV (Cap uk 70cm x 70cm + 4 pipa PVC)
terdapat perbedaan dimana kapasitas daya dukung model pondasi V lebih
kecil dibandingkan dengan kapasitas daya dukung pondasi IV, karena
pondasi V tidak mempunyai penambahan daya dukung dari tekanan air yang
berada di dalam pipa, hal ini disebabkan tutup yang digunakan pada salah
satu ujung pipa diberi lubang sehingga udara yang tersimpan keluar dari pipa.
c. Nilai efisiensi yang didapatkan dari perbandingan kapasitas tiang grup
terhadap tiang tunggal dikalikan dengan jumlah pipa dari hasil perbandingan
kapasitas daya dukung secara teoritis yang menggunakan lima metode klasik
didapatkan melebihi 100%, dan setelah ada penambahan pipa nilai efisiensi
semakin mendekati 100%.
2. Saran
a. Dari segi ekonomis penggunaan pondasi melayang pada tanah lunak lebih
baik dari pada menggunakan pondasi tiang grup pada umumnya.
b. Dari hasil pengujian pondasi melayang dengan skala model dilapangan
dengan pipa PVC sebagai penapang, diharapkan nantinya drum plastik yang
berukuran 60 cm dan tinggi 90 cm dapat digunakan sebagai penopang
pondasi pada keadaan sebenarnya, seperti pondasi rumah rakyat sederhana
dan bertingkat yang berada pada tanah lunak jenuh air.
DAFTAR PUSTAKA
Bowles, J.E., 1988, Foundation Analysis and Design, McGraw Hill Book Company,
Singapore.
Bowles, J.E., 1997, Analisis dan Desain Pondasi, Jilid 1 Erlangga, Jakarta
Bowles, J.E., 1997, Analisis dan Desain Pondasi, Jilid 2 Erlangga, Jakarta
Christiady H, Hary., 2003 Teknik Pondasi, Jilid 1 dan 2, Beta Offset, Yogyakarta
Das, B. M., 1983, Advanced Soil Mechanics, McGraw Hill, New York
Das, B. M., 1990, Principles of Foundation Engineering, PWS- KENT Piblishing
Company, Boston.
Hakam, A., 2008, Rekayasa Pondasi, Bintang Grafika, Padang.
Hakam, A., Novrial, Pane, I F., 2005, ‘Load Capacity of Floating Raft Pile’, Atrium,
Universitas Sumatera Utara, Vol.02, No.1, pp 5-14.
Harpito, 2006 Skripsi: Studi Perilaku Beban Penurunan Floating Raft Pile
Foundation Pada Lempung Lunak Dengan Skala Model Besar Di
Lapangan, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Andalas,
Padang
Hunt, R.E. 1986, Geotechnical Engineering Analysis and Evolution, McGraw Hill,
New York
Hutapea, Bigman, Bahan Ajar: Static Loading Test, Progra, Studi Teknik Sipil,
Institut Teknologi Bandung, Bandung
Poulos, H. G, dan Davis, E. H., 1980 Pile Foundation Analysis and Design, The
University of Sidney, John Wiley and Sons
Wesley, L.D., 1977, Mekanika Tanah, Pekerjaan Umum, Jakarta
Som N.N and Das S.C., 2003. Theory And Practice of Foundation Design, Prentice-
Hall of India Private Limited, New Delhi.
Young-Kyo Seo and Kyung-Sik Choi., Design Charts of piled Raft Foundations on
Soft Clay, Div of Ocean Development Engineering Korea, Busan Korea