6-1-7s.pdf

8
60 Gangguan Koagulasi Gangguan Koagulasi Gangguan Koagulasi Gangguan Koagulasi Gangguan Koagulasi Mantik MFJ Sari Pediatri, Vol. 6, No. 1 (Supplement), Juni 2004: 60-67 Alamat Korespondensi: Mantik MFJ, Dr. SpA.(K) Sub Bag Hematologi Onkologi Bag.IKA FK Unsrat-RSUP Manado P.O. BOX. 1066 Manado. Telepon: 0431-821652. Fax: 0431-859091 mencegah atau menghambat koagulasi darah dan agregasi trombosit, mempertahankan tonus dan permiabilitas pembuluh darah, menghasilkan suatu lapisan pelindung yang mencegah terjadinya kontak antara darah dan endotelium yang mengalami cedera. Endotelium akan mensintesis terjadinya suatu basemen membrane yang mengandung protein adesif, kolagen, fibronectin, laminin, vitronectin, dan VWF. Endotelium menghambat terjadinya koagulasi dengan cara menghasilkan trombomodulin dan heparin sulfat; memacu fibrinolisis dengan cara memproduksikan t-PA, urokinase plasminogen aktivator, plasminogen aktivator inhibitor; meng- hambat agregasi trombosit dengan cara melepaskan PGI2 dan nitrit oxide (NO); regulasi dinding pembuluh darah melalui sintesis endotelin yang menyebabkan konstriksi pembuluh darah dan juga PGI2 dan NO yang menyebabkan dilatasi pembuluh darah (lihat Gambar 2). 1,2 Trombosit Trombosit berperan dalam mengontrol perdarahan melalui mekanisme (1) adesi,(2) agregasi,(3) sekresi dan (4) aktifitas prokoagulan (Gambar 3). Dalam keadaan normal trombosit tidak akan mengalami adesi pada sel endotelium pembuluh darah oleh karena aktifitas inhibitor (PGI2, NO, ADPase) yang dihasilkan sel endotel pembuluh darah. Trombosit akan mengalami aktifasi apabila mengalami kontak dengan benda asing atau bahan- bahan agonis seperti kolagen, trombin, epinefrin, ADP, tromboxan A2, calcium ionopore. 1 Koagulasi Sistem prokoagulasi Suatu sistim prokoagulasi terdiri dari proses interaksi antara enzim serin protease dan beberapa kofaktor dengan permukaaan fosfolipid yang terdapat pada T ubuh manusia mempunyai kemampuan untuk mempertahankan sistim hemostasis yaitu mempertahankan komponen darah tetap dalam keadaan cair ( Fluid state ) sehingga tubuh dalam keadaan fisiologik mampu mempertahankan aliran darah dari/dalam pembuluh darah. Bilamana terjadi kerusakan pembuluh darah maka sistem hemostasis tubuh akan mengontrol perdarahan melalui mekanisme (1) interaksi pembuluh darah dan jaringan penunjang, (2) interaksi trombosit dan pembuluh darah yang mengalami kerusakan, (3) pembentukan fibrin oleh sistim koagulasi, (4) regulasi dari bekuan darah oleh faktor inhibitor koagulasi dan sistim fibrinolitik, (5) remodeling dan reparasi dari pembuluh darah yang mengalami kerusakan(Gambar 1). 1,2 Bilamana terdapat gangguan dalam regulasi hemostasis baik oleh karena kapasitas inhibitor tidak sempurna atau oleh karena adanya stimulus yang menekan fungsi natural anticoagulant maka akan terjadi trombosis yaitu suatu proses terjadinya bekuan darah dalam pembuluh darah. Secara klinis proses terjadinya trombosis me- libatkan (1) aliran darah dan pembuluh darah, (2) interaksi trombosit–pembuluh darah oleh karena kerusakan endotelium dan (3) sistim koagulasi baik natural antikoagulan dan sistem fibrinolitik. Endothelium Endotel pembuluh darah berperan penting dalam sistem hemostasis tubuh, endotelium normal berfungsi mempertahankan darah dalam keadaan cair (fluid state) dengan cara memproduksikan inhibitor yang akan

Transcript of 6-1-7s.pdf

Page 1: 6-1-7s.pdf

60

Sari Pediatri, Vol. 6, No. 1 (Supplement), Juni 2004

Gangguan KoagulasiGangguan KoagulasiGangguan KoagulasiGangguan KoagulasiGangguan Koagulasi

Mantik MFJ

Sari Pediatri, Vol. 6, No. 1 (Supplement), Juni 2004: 60-67

Alamat Korespondensi:Mantik MFJ, Dr. SpA.(K)Sub Bag Hematologi Onkologi Bag.IKA FK Unsrat-RSUP Manado P.O.BOX. 1066 Manado.Telepon: 0431-821652. Fax: 0431-859091

mencegah atau menghambat koagulasi darah danagregasi trombosit, mempertahankan tonus danpermiabilitas pembuluh darah, menghasilkan suatulapisan pelindung yang mencegah terjadinya kontakantara darah dan endotelium yang mengalami cedera.

Endotelium akan mensintesis terjadinya suatubasemen membrane yang mengandung protein adesif,kolagen, fibronectin, laminin, vitronectin, dan VWF.

Endotelium menghambat terjadinya koagulasidengan cara menghasilkan trombomodulin danheparin sulfat; memacu fibrinolisis dengan caramemproduksikan t-PA, urokinase plasminogenaktivator, plasminogen aktivator inhibitor; meng-hambat agregasi trombosit dengan cara melepaskanPGI2 dan nitrit oxide (NO); regulasi dindingpembuluh darah melalui sintesis endotelin yangmenyebabkan konstriksi pembuluh darah dan jugaPGI2 dan NO yang menyebabkan dilatasi pembuluhdarah (lihat Gambar 2).1,2

Trombosit

Trombosit berperan dalam mengontrol perdarahanmelalui mekanisme (1) adesi,(2) agregasi,(3) sekresi dan(4) aktifitas prokoagulan (Gambar 3). Dalam keadaannormal trombosit tidak akan mengalami adesi padasel endotelium pembuluh darah oleh karena aktifitasinhibitor (PGI2, NO, ADPase) yang dihasilkan selendotel pembuluh darah.

Trombosit akan mengalami aktifasi apabilamengalami kontak dengan benda asing atau bahan-bahan agonis seperti kolagen, trombin, epinefrin, ADP,tromboxan A2, calcium ionopore.1

Koagulasi

Sistem prokoagulasi

Suatu sistim prokoagulasi terdiri dari proses interaksiantara enzim serin protease dan beberapa kofaktordengan permukaaan fosfolipid yang terdapat pada

Tubuh manusia mempunyai kemampuanuntuk mempertahankan sistim hemostasisyaitu mempertahankan komponen darahtetap dalam keadaan cair (Fluid state)

sehingga tubuh dalam keadaan fisiologik mampumempertahankan aliran darah dari/dalam pembuluhdarah.

Bilamana terjadi kerusakan pembuluh darah makasistem hemostasis tubuh akan mengontrol perdarahanmelalui mekanisme (1) interaksi pembuluh darah danjaringan penunjang, (2) interaksi trombosit dan pembuluhdarah yang mengalami kerusakan, (3) pembentukan fibrinoleh sistim koagulasi, (4) regulasi dari bekuan darah olehfaktor inhibitor koagulasi dan sistim fibrinolitik, (5)remodeling dan reparasi dari pembuluh darah yangmengalami kerusakan(Gambar 1).1,2

Bilamana terdapat gangguan dalam regulasihemostasis baik oleh karena kapasitas inhibitor tidaksempurna atau oleh karena adanya stimulus yangmenekan fungsi natural anticoagulant maka akan terjaditrombosis yaitu suatu proses terjadinya bekuan darahdalam pembuluh darah.

Secara klinis proses terjadinya trombosis me-libatkan (1) aliran darah dan pembuluh darah, (2)interaksi trombosit–pembuluh darah oleh karenakerusakan endotelium dan (3) sistim koagulasi baiknatural antikoagulan dan sistem fibrinolitik.

Endothelium

Endotel pembuluh darah berperan penting dalamsistem hemostasis tubuh, endotelium normal berfungsimempertahankan darah dalam keadaan cair (fluid state)dengan cara memproduksikan inhibitor yang akan

Page 2: 6-1-7s.pdf

61

Sari Pediatri, Vol. 6, No. 1 (Supplement), Juni 2004

membran trombosit dan endotel yang mengalamikerusakan untuk membentuk fibrin yang stabil.Terdapat 2 lintasan utama yang menginduksi terjadinyaproses koagulasi yaitu jalur ekstrinsik (tissue factor-faktor VII) dan jalur intrinsik (surface-contact factors).

Disebut sebagai jalur ekstrinsik oleh karena terjadiplasma mengalami kontak dengan tissue factor(TF)yang mempunyai afinitas yang kuat dengan faktor VIIyang ada dalam plasma. Dalam keadaan normal TFtidak ditemukan dalam peredaran darah, TF akan

Gambar 1. Sistem hemostasis

Gambar 2. Peran endotel

Page 3: 6-1-7s.pdf

62

Sari Pediatri, Vol. 6, No. 1 (Supplement), Juni 2004

diproduksikan oleh pembuluh darah yang mengalamicedera. Faktor Intrinsik merupakan proses koagulasiyang dihasilkan oleh komponen yang ada dalamplasma, apabila terjadi kontak dengan permukaan asing(misalnya tabung gelas) maka darah secara otomatisakan mengalami pembekuan.

Jalur ekstrinsik merupakan proses permulaandalam pembentuk fibrin sedangkan jalur intrinsikberperan dalam melanjutkan proses pembentukanfibrin yang stabi (Gambar 4).

Jalur ekstrinsik

Proses koagulasi dalam darah in vivo dimulai oleh jalurekstrinsik yang melibatkan komponen dalam darahdan pembuluh darah. Komponen utama adalah tissuefactor, suatu protein membran intrinsik yang beruparangkaian polipeptide tunggal yang diperlukan sebagaikofaktor faktor VIII dalam jalur intrinsik dan faktorV dalam common pathway. Tissue factor ini akandisintesis oleh makrofag dan sel endotel bilamanamengalami induksi oleh endotoksin dan sitokin sepertiinterleukin dan-1 dan tumor necrosis factor.

Komponen plasma utama dari jalur ekstrinsikadalah faktor VII yang merupakan vitamin K dependen

protein (seperti halnya faktor IX, X, protrombin, danprotein C).

Jalur ekstrinsik akan diaktifasi apabila tissue factoryang berasal dari sel-sel yang mengalami kerusakanatau stimulasi kontak dengan faktor VII dalamperedaran darah dan akan membentuk suatu kompleksdengan bantuan ion Ca. kompleks factor VIIa–tissuefactor ini akan menyebabkan aktifasi faktor X menjadiXa disamping juga menyebabkan aktifasi faktor IXmenjadi IXa (jalur intrinsik).2

Jalur Intrinsik

Jalur intrinsik merupakan suatu proses koagulasi paraleldengan jalur ekstrinsik, dimulai oleh komponen darahyang sepenuhnya ada berada dalam sistem pembuluhdarah. Proses koagulasi terjadi sebagai akibat dariaktifasi dari faktor IX menjadi faktor IXa oleh faktorXIa. <lih figure 1-4 colman>

Protein contact system (faktor XII, prekalikrein, highmoleculer weight kininogen dan C1 inhibitor)disebutkan sebagai pencentus awal terjadinya aktifasiataupun inhibisi faktor XI. Protein contact system ini

Gambar 3. Peran trombosit dalam sistem hemostasis.Dikutip dari Hattaway WE dan Goodnight SH.1993:3-20

Page 4: 6-1-7s.pdf

63

Sari Pediatri, Vol. 6, No. 1 (Supplement), Juni 2004

akan berperan sebagai respon dari reaksi inflamasi,aktifasi komplemen, fibrinolisis dan angiogenesis.

Faktor XI dikonversikan menjadi XIa melalui 2mekanisme yang berbeda yaitu diaktifkan oleh kompleksfaktor XIIa dan high molekuler weight kininogen(HMWK)atau sebagai regulasi negative feedback dari trombin,3

regulasi negative feedback ini juga terjadi pada faktor VIIIdan faktor V, hal ini yang dapat menerangkan tidakterjadinya perdarahan pada penderita yang kekuranganfaktor XII, prekalikrein dan HMWK

Faktor IXa akan membentuk suatu kompleksdengan faktor VIIIa dengan bantuan adanya fospolipiddan kalsium yang kemudian akan mengaktifkan faktorX menjadi faktor Xa. Faktor Xa akan mengikat faktorV bersama dengan kalsium dan fosfolipid membentuksuatu kompleks yang disebut protrombinase, suatukompleks yang bekerja mengkonversi protrombinmenjadi trombin. Faktor IX dapat juga diaktifkan olehfaktor XIa.

Common pathway

Bilamana telah terbentuk faktor Xa baik melalui faktorekstrinsik atau intrinsik maka akan terjadi konversi

protrombin menjadi trombin. Bersama dengan vit Kdependen yang lain akan suatu kompleks pro-trombinase (faktor Xa, faktor V, fosfolipid, dankalsium). Kompleks protrombinase ini mempunyaikemampuan lebih tinggi kurang lebih 300.000 kalilipat dalam hal mengaktifasi protrombin dibandingkandengan hasil yang didapat dari aktifasi enzim (faktorXa) dan subtrat (protrombin) sendiri.

Sistem Inhibisi

Mekanisme antikoagulan dalam sistem pembuluhdarah akan membatasi dan melokalisasi pembentukanhemostatis plug atau trombus pada tempat terjadinyakerusakan pembuluh darah. Inhibitor utama dariunsur-unsur sistem kontak adalah C1 inhibitor,terutama berperan sebagai inhibitor faktor XIIa danjuga terhadap kalikrein.

Antitrombin III merupakan suatu inhihitor utamaterhadap faktor IXa, Xa, dan trombin. Di dalamperedaran darah, terdapat cukup antitrombin IIIsehingga mampu menetralisasi terjadinya trombin yangdalam darah. Akan tetapi bilamana terjadi penurunansekitar 40 – 50% dari jumlah normal maka keadaan

Gambar 4. Rangkaian proses koagulasi dan pembentukan fibrin

Page 5: 6-1-7s.pdf

64

Sari Pediatri, Vol. 6, No. 1 (Supplement), Juni 2004

ini merupakan predisposisi terhadap terjadinyapenyakit trombotik seperti pada kasus defisiensi antitrombin III kongenital yang mempunyai risiko tinggiterjadinya tromboembolism.

Kemampuan inhibisi yang dihasilkan anti trombinIII akan diperkuat dengan adanya heparin, akan tetapibila telah terbentuk trombin maka trombin ini akanmenjadi resisten terhadap anti trombin demikian jugaterhadap kompleks anti trombin dan heparin. Heparindalam tubuh dikenal sebagai heparin kofaktor IImerupakan suatu serin protease inhibitor khususnyaterhadap trombin tidak terhadap faktor Xa.

Disamping itu juga dikenal á2-macroglobulin yang

merupakan inhibitor terhadap beberapa faktorkoagulasi dalam plasma dan terhadap enzim fibrinolitikseperti kalikrein, plasmin dan trombin. Alfa-2antiplasmin merupakan inhibitor primer terhadapplasmin, bekerja mencegah terjadinya responfibrinogenolitik terhadap stimulus dalam darah,membatasi terjadinya respons fibrinolitik akibatstimulus dari trombus dan menyebabkan hemostaticplug tetap utuh sampai terjadi penyembuhan terjadi.Pada keadaan defisiensi á

2-antiplasmin maka hemostatic

plug akan melarut sebelum penyembuhan terjadi.

Pembentukan fibrin dan fibrinolisis

Trombin bekerja pada berbagai bahan, termasukfibrinogen, faktor XIII, V dan VII; membrantrombosit; protein S dan protein C. Dapat dikatakanbahwa trombin memegang peran sentral dalammengontrol proses pembentukan hemostatic plugmelalui mekanisme positive dan negative feed back.1,2

Pembentukan fibrin merupakan suatu proses fasekedua (setelah fase pertama agregasi trombosit).Fibrinogen merupakan bahan dasar dari fibrin, suatuglikoprotein dengan BM 340.000 dalton yang terdapatdalam konsentrasi yang tinggi dalam plasma dan granultrombosit. Trombin akan terikat pada fibrinogen danakan membebaskan fibrinopeptida dan membentukfibrin monomer dan selanjutnya membentuk fibrinpolimer. Pengikatan fibrin dengan faktor XIIIa ini akanmenjadikan fibrin resisten terhadap degragasi plasmindan keadaan ini juga diperkuat oleh pengaruh á

2-

plasmin inhibitor yang melindungi dari fibrin terhadapefek fibrinolisis dari plasmin.

Mekanisme terakhir untuk membatasi pem-bentukan bekuan darah adalah fibrinolisis. Mekanismeini diperlukan untuk reparasi pembuluh darah dan

struktur jaringan lainnya bersamaan dengan per-tumbuhan kembali sel endotel dan rekanalisasipembuluh darah. Fibrinolisis merupakan suaturangkaian proses aktifasi faktor-faktor pembekuan yangmeliputi konversi zimogen-enzim, mekanisme feedbackpotensiasi dan inhibisi, dan reparasi struktur pembuluhdarah.

Pada proses permulaan pembentuk hemostatic plug,trombosit dan sel endotel akan melepaskan plasminogenactivator inhibitor untuk menfasilitasi pembentukanfibrin. Proses selanjut, melalui suatu proses yang belumdiketahui dengan pasti danpada waktu yang tepat, selendotel akan melepaskan plasminogen aktivator danprourokinase yang akan mengkonversi plasminogen(terutama yang terikat pada fibrin) menjadi bentukaktif yaitu plasmin, yang nantinya akan mencetuskanterjadinya fibrinolisis.

Pemeriksaan Penyaring KelainanKoagulasi

Bilamana pada suatu pemeriksaan anamnesis dan fisikditemukan adanya kecenderungan perdarahan makaseharusnya dilakukan pemeriksaan skrining hemostasisseperti halnya hitung trombosit, waktu perdarahan,dan pemeriksaan yang khususnya menggambarkankelainan koagulasi dan rangkaian hemostasis se-lanjutnya seperti pembentukan fibrin dan fibrinolisisyaitu activated partial tromboplastin time(APTT),protrombin time(PT), trombin cloting time (TCT),fibrinogen, euglobin lysis time (ELT), fibrinogen-fibrindegradation product (FDP),3

Activated Partial Thromboplastin Time(APTT)

Pemeriksaan APTT dah sejak 1950 dikenal sebagaipemeriksaan skrining untuk mengetahui kelainankoagulasi. Pemeriksaan ini merupakan pemeriksaanyang sensitif terhadap kelainan dalam jalur intrinsik(XII,XI,IX dan VIII) dan kurang sensitif terhadappemeriksaan defisiensi protrombin dan fibrinogen.Pemeriksaan APPT ini ditujukan untuk mengetahuiadanya defisiensi faktor pembekuan atau adanyainhibitor dalam jalur intrinsik. Bilamana APTTmemanjang menunjukkan adanya defisiensi dari satuatau beberapa faktor pembekuan (prekalikrein, high

Page 6: 6-1-7s.pdf

65

Sari Pediatri, Vol. 6, No. 1 (Supplement), Juni 2004

molekuler weight kininogen, faktor XII,XI,VIII,X,V,IIatau fibrinogen) atau adanya inhibisi pada proseskoagulasi (heparin, lupus anti coagulant, fibrin-fibrinogen degradation product) atau oleh karenaadanya faktor inhibitor spesifik.

Pemeriksaan defisiensi faktor pembekuan

Pemeriksaan APTT umumnya digunakan untukmenjaring kasus dengan kelainan pada lintasanintrinsik seperti defisiensi faktor kontak, hemofila A(defisiensi faktor VIII), hemofilia B (defisiensi faktorIX) dan hemofilia C (defisiensi faktor XI ). KadarAPTT akan memberikan gambaran abnormal(memanjang) bilamana defisiensi faktor berada padalevel <0,3 – 0,4 U/ml. Kemampuan untuk mem-pertahankan fungsi hemostasis minimal dari faktorVIII, IX, XI adalah pada nilai 30% dengan demikianAPTT merupakan tes skrining hemostatik yangsensitif terhadap defisiensi faktor. Meskipun demikianprosedur APTT akan mempunyai kemungkinangagal mendeteksi kasus hemofilia ringan atauborderline dengan nilai 25 – 30% dari kadar normal,pada kasus demikian pemeriksaan faktor pembekuanspesifik perlu dilakukan bilamana dicurigai suatuhemofilia ringan.3

Pemeriksaan terhadap inhibitor

Pemeriksaan APTT merupakan pemeriksaan skriningyang penting untuk mengetahui adanya inhibitorterhadap koagulasi seperti lupus antikoagulan,demikian juga dengan efek inhibisi dari fibrindegradation product dan juga efek dari heparin akanmemperpanjang APTT.

Protrombin Time (PT)

Pemeriksaan PT merupakan pemeriksaan skriningterhadap kelainan dalam lintasan ekstrinsik yaituterhadap faktor VII, X, V dan II. Pemeriksaan ini jugauntuk mendeteksi kadar fibrinogen yang rendah yaitubila kadar fibrinogen <100 mg/dl; terutama digunakanuntuk monitoring terapi antikoagulan atau skriningterhadap defisiensi vitamin K. Pemeriksaan PT kurangsesitif terhadap inhibisi oleh FDP dan heparindibandingkan dengan pemeriksaan PTT atau thrombintime.

Thrombin Clotting Time (TCT)

Pemeriksaan TCT merupakan suatu pemeriksaan denganmenambahkan trombin dalam plasma untuk mengetahuikeadaan jumlah dan kualitas fibrinogen atau kecepatankonversi fibrinogen menjadi fibrin. Nilai TCT yangmemanjang menggambarkan adanya defisiensifibrinogen (<100 mg/dl); misalnya pada keadaancongenital hipofibrinogemia atau afibrinogemia, kadar yangabnormal terjadi pada reaksi inflamasi, kualitas yangabnormal dari fibrinogen (hereditary dysfibrinogemia,sirosis, karsinoma hepatoselular, neonatus).

Selain itu bahan-bahan yang mengganggu kerjatrombin dalam mengubah fibrinogen menjadi fibrinseperti heparin, anti thrombin antibody, produkproteolitik dari fibrinogen dan fibrin (FDP) akanmenyebabkan TCT memanjang.

Pemeriksaan Faktor Koagulasi

Pemeriksaan Faktor Koagulasi terdiri atas 2 jenis yaitu(1) qualitative coagulation factor activity assay dan (2)quantitative coagulation factor activity. Kualitatifterdiri dari atas 2 tipe yaitu clotting time assays danchromogenic assays. Clotting time assays dilakukandengan mengukur aktivitas faktor dengan meng-gunakan plasma depleted factor congenital atau denganmenggunakan factor depleted plasma artificial.Kuantitatif, ditujukan untuk mengukur jumlah proteinpembekuan (prokoagulan, antikoagulan, komponenfibrinolitik, peptida aktif ). Teknik pemeriksaan yangumum dilakukan adalah dengan menggunakanagglutination of antibody-coated beads, imunoelektro-poresis, radio immuno assays dan enzyme linkedimmunoabsorbent assay (ELISA). Pemeriksaankuantitatif tidak akan mengukur fungsi dari proteinfaktor koagulasi.

Aplikasi Klinis yang BerhubunganKelainan Koagulasi

Evaluasi perdarahan yang berhubungandengan kelainan koagulasi pada masaneonati

Pemeriksaan darah pada masa perinatal merupakanpemeriksaan skrining yang unik, informasi yang

Page 7: 6-1-7s.pdf

66

Sari Pediatri, Vol. 6, No. 1 (Supplement), Juni 2004

diperoleh sebelum anak dilahirkan akan sangat pentingdalam merencanakan pemeriksaan skrining yangdibutuhkan. Informasi ini berupa riwayat riwayatpenyakit perdarahan dalam keluarga seperti penyakitketurunan yang dominan (penyakit von Willenbrand,dysfibrinogemia) atau penyakit X-linked (hemofilia Adan B) memerlukan perencanaan pengambilan contohdarah (darah umbilikus) segera setelah bayi dilahirkan.

Bilamana dicurigai suatu hemofilia maka assay-factor pembekuan dibutuhkan untuk konformasi,bilamana adanya komplikasi prenatal dan obstretrikmaka harus selalu diwaspadai adanya risiko perdarahanmisalnya oleh karena penggunaan obat-obatan (antikonvulsan, warfarin), abruption placenta, kematianjanin kembar. Pemeriksaan skrining yang dibutuhkanadalah hitung trombosit, PT, APTT,TCT danfibrinogen. 3,4

Evaluasi perdarahan yang berhubungandengan kelainan koagulasi pada anak dandewasa

Pemeriksaan dasar untuk skrining hemostatik adalahhitung trombosit dan hapusan darah, bleeding time(BT), activated partial thromboplastin time (APTT),prothrombine time (PT), thrombine clotting time(TCT), dan fibrinogen

Evaluasi hemostasis preoperatif

Pemeriksaan hemostatik rutin preoperatif sepertiAPTT dan BT tidak selamanya mempunyai nilaiprediktif yang berarti dan cost effective. Pemeriksaan

skrining dasar sebaiknya dilakukan pada pasien yangpositif diketahui menderita penyakit perdarahan ataumereka yang mempunyai risiko tinggi terjadiperdarahan oleh karena hal-hal khusus, misalnyapemeriksaan skrining dianjurkan pada anak sebelumdiadakan tonsilektomi dan adenoidektomi oleh karenarisiko perdarahan kemungkinan besar terjadi dan padaanak tersebut apabila riwayat perdarahan sebelumnyatidak diketahui atau sulit dideteksi oleh karena tidakada tindakan bedah atau trauma sebelumnya.1

APTT yang memanjang (isolated prolonga-tion of APTT)

Problematik terjadi bilamana pasien yang akandioperasi hanya ditemukan APTT yang memanjang(isolated prolongation of aPTT) sedangkan pemeriksaanskrining hemostasis yang lain (PT, TCT, hitungtrombosit, BT, fibrinogen) dalam batas normal.Pendekatan pada kasus ini dilakukan dengan melihathasil koreksi dengan plasma normal (Gambar 5).1,2

Umumnya kasus dengan isolated prolongation ofaPTT mempunyai kelainan dalam hal sistem kontak(seperti defisiensi faktor XII atau slow activator),sebagian besar kasus-kasus ini tidak menunjukanperdarahan hebat dan bilamana terjadi perdarahanmaka kemungkinan penyebab adalah hemofilia ringanatau penyakit von Willebrand (lihat Tabel 1)

Defisiensi Vit K

Pada penderita dengan penyakit yang berat akanmudah terjadi defisiensi vitamin K oleh karena nutrtisi

Gambar 5. Evaluasi isolated prolongation of APTT

APTT memanjang

Campuran 1 : 1 dgn plasma normal

Assay thdp faktor VIII,IX,XIII

Lupus antikoagulan atau

inhibitor

Hasil koreksibatas normal

Hasil koreksiparsial / tidak

Diagnosis atau pemeriksaan slow activator

Page 8: 6-1-7s.pdf

67

Sari Pediatri, Vol. 6, No. 1 (Supplement), Juni 2004

Tabel 1. penyebab isolated prolongation of APTT

I. Tidak ada perdarahana. Defisiensi factor XII ( kemungkinan heterozigotb. Lupus antikoagulanc. “slow activator”

II. Adanya potensi untuk terjadi perdarahana. Hemofilia ringan (Defisiensi faktor VIII , IX, XI)b. Penyakit Von Willebrand ringan

yang jelek ataupun oleh karena penggunaan antibiotikajangka panjang. Defisiensi Viamin K akan me-nyebabkan penurunan aktifitas faktor pembekuan II,VII, IX dan X dengan demikian PT dan APTT akanmemanjang akan tetapi kadar fibrinogen dan TCTmasih dalam keadaan normal. PT akan lebih dahuluditemukan memanjang sebelum perubahan dar APTTterlihat, hal ini disebabkan oleh karena half-life yangpendek dari faktor VII (5 jam)

Penyakit hati

Hati merupakan tempat sintesis dari hampir semuafaktor pembekuan, dengan demikian PT dan APTTakan memanjang pada penyakit hati lanjut. Sepertipada defisiensi vit K , PT akan lebih dahulu ditemukanmemanjang dibandingkan dengan APTT. TCT akanditemukan memanjang disebabkan oleh karenahambatan sintesis hepar akibat disfungsi fibrinogenatau inhibisi terhadap polimerasi fibrin oleh FDPdalam sirkulasi. Bilamana terjadi gagal hati makakonsentrasi fibrinogen akan turun. BT akan me-manjang dalam tingkatan ringan-sedang oleh karenamekanisme yang belum jelas. ELT akan memendekpada penyakit hati lanjut oleh karena enzim fibrinolitikdalam sirkulasi gagal di inaktifasi oleh hati.

Disseminated intravascular coagulation (DIC)

Perubahan laboratorium yang ditemukan pada DICadalah kadar fibrinogen yang rendah(<100mg/dl),kadar dari FDP yang tinggi (D Dimer > 2 µg/ml), PTdan APTT yang memanjang, trombositopenia dan BTyang memanjang. ELT normal pada sebagian besarkasus penderita DIC.

Pada DIC yang ringan, kadar fibrinogen seringkalinormal hal ini disebabkan oleh karena terjadinyapeningkatan sintesis sebagai respon terhadap reaksi faseakut aakan tetapi keadaan ini diikuti oleh me-ningkatnya konsumsi dari fibrinogen. Demikian jugaAPTT akan memendek, kemungkinan oleh karenaaktifasi faktor-faktor pembekuan.5,6

Dilutional Coagulopathy

Pada penderita yang mengalami trauma atau pem-bedahan maka kehilangan darah akan digantisementara dengan cairan intravenous dalam jumlahyang cukup besar, pada keadaan demikian ini akanterjadi dilusi dari faktor pembekuan dan trombosit.

Sindrom “Washout” ini akan diperberat denganterjadinya konsumsi dari factor pembekuan dantrombosit pada jaringan tubuh yang mengalamikerusakan. Hampir semua pemeriksaan skrininghemostassis akan menjadi abnormal.1

Daftar Pustaka

1. Hattaway WE, Goodnight SH. Physiology of hemosta-

sis and thrombosis. Disorder of hemostasis and throm-

bosis, 2ndedition, McGraw-Hill Inc, New York, 1993 :

3-20.

2. Colman RW, Clowes AW, George JN. Overview of he-

mostasis. In:Colman RW, Hirsh J, Marder VJ, Clowes

AW, George JN eds.Hemostasis and Thrombosis,4th

ed.Philadelphia:Lippincott Williams & Wilkins,2001:3-

16.

3. Hattaway WE, Bonnar J. Physiology of coagulation in

the fetus and newborn infant.Hemostatic disorder of

the pregnant woman and newborn infant, 1st edition,

Elsevier, NewYork, 1987:57-68.

4. Kitchen S, McCraw A. Diagnosis of haemophilia and

other bleeding disorders. A laboratory manual. The

World Federation of Hemophilia, 2003

5. Moll S, Roberts HR. Overview of anticoagulant drugs

for the future. Seminar in Hematology. Semin Hematol,

2002;39:145-57.

6. Hotchkiss RS, Karl IE. The pathophysiology and treat-

ment of sepsis. N Engl J Med,2003;348:138-50.