*5 - ijbe-research.com · &«È ¾sÈ /±Í¾«s¤ ± Í «  s« ±«±ª  /Í« êèéï...

57
Integrated Journal of Business and Economics

Transcript of *5 - ijbe-research.com · &«È ¾sÈ /±Í¾«s¤ ± Í «  s« ±«±ª  /Í« êèéï...

Page 1: *5 - ijbe-research.com · &«È ¾sÈ /±Í¾«s¤ ± Í «  s« ±«±ª  /Í« êèéï Ch i ef i n E d i to r E ch o P erd an a Ku su mah , Universit as B angka ...

I J B E

VOL . 1 NO . 2

EISSN  2549 -3280

PISSN  2549 -5933

JUNE 2017

Facul ty of Economics

Bangka Bel i tung Univers i ty

PUBLISHER

Indones ia

ELECTRONIC PUBLICATION

H T T P : / / I J B E - R E S E A R C H . C O M /

Integrated Journal of

Business and Economics

Page 2: *5 - ijbe-research.com · &«È ¾sÈ /±Í¾«s¤ ± Í «  s« ±«±ª  /Í« êèéï Ch i ef i n E d i to r E ch o P erd an a Ku su mah , Universit as B angka ...

About

I JBE i s a sc ient i f ic journa l as

a fo rum fo r academic ians

and pract i t ioners in pour ing

the resu l t s of sc ient i f ic

works , both quant i tat i ve

and qual i tat i ve . I JBE i s

publ i shed by Facul ty of

Economics , Bangka Bel i tung

Univers i ty , Indones ia . I JBE

publ i shed with two i s sues

per year in January and

June . The edi tor rece ives

ar t ic les of empir ica l

research , concept , rev iews

in bus iness and economics .

Cons i s tency and qual i ty of

sc ient i f ic work are prefer red

in order to improve the

qual i ty of better educat ion

in the future .

I JBE has been accredi ted by

the Indones ian Minis t ry of

Research , Technology and

Higher Educat ion with a

dec is ion number :

34 /E /KPT /2018 and i s

cur rent ly ranked as SINTA 3 .

The electronic publication is registered by the Indonesian Institute of Sciences: Center for Scientific Documentation and Information.

Registration certificate SK no. 0005.25493280/Jl.3.1/SK.ISSN/2017.02–9

February 2017

Mailing Address:Gedung Timah II, Fakultas Ekonomi, Universitas

Bangka Belitung, 33172, Indonesia

Page 3: *5 - ijbe-research.com · &«È ¾sÈ /±Í¾«s¤ ± Í «  s« ±«±ª  /Í« êèéï Ch i ef i n E d i to r E ch o P erd an a Ku su mah , Universit as B angka ...

IJBE

Integrated Journal of Business and Economics

June 2017

Chief in EditorEcho Perdana Kusumah, Universitas Bangka Belitung, Indonesia

Executive EditorReniati, Universitas Bangka Belitung, Indonesia

Editorial BoardDevi Valeriani, Universitas Bangka Belitung, IndonesiaNizwan Zukhri, Universitas Bangka Belitung, IndonesiaHamsani, Universitas Bangka Belitung, IndonesiaDarmawan, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, IndonesiaSefnedi, Universitas Bung Hatta, IndonesiaIvan Diryana, STIE Ekuitas, Indonesia

Page 4: *5 - ijbe-research.com · &«È ¾sÈ /±Í¾«s¤ ± Í «  s« ±«±ª  /Í« êèéï Ch i ef i n E d i to r E ch o P erd an a Ku su mah , Universit as B angka ...

A V A I L A B L E O N L I N E A T H T T P S / / I J B E - R E S E A R C H . C O M

Table of contents

Performance of West Bangka Regency General Hospital

Erwin

The Influence of HEdPERF and Student Satisfaction Against Perceived

Service Value and Implication in Institutional Image

Yusuf

Model Vector Auto Regression (VAR) and Vector Error Correction Model

(VECM) Approach for Inflation Relations Analysis, Gross Regional Domestic

Product (GDP), World Tin Price, Bi Rate and Rupiah Exchange Rate

Ineu Sulistiana, Hidayati, Sumar

Effect of Internal Factors and External Factors on Learning Achievement

Intermediate Financial Accounting Course I

Syamsul Huda, Nana Diana

Determinants Identification of Poverty and Human Capital of Fisherman

Household

Aning Kesuma Putri

63-66

67-78

79-94

95-104

Papers Page No.

105-113

Page 5: *5 - ijbe-research.com · &«È ¾sÈ /±Í¾«s¤ ± Í «  s« ±«±ª  /Í« êèéï Ch i ef i n E d i to r E ch o P erd an a Ku su mah , Universit as B angka ...

IJBE Journal provides

immediate open access to

its content on the principle

that making research

freely available to the

public supports a greater

global exchange of

knowledge.

IJBE work is licensed under a

Creative Commons

Attribution 4.0 International

License

Available online athttps://ijbe-research.com

Page 6: *5 - ijbe-research.com · &«È ¾sÈ /±Í¾«s¤ ± Í «  s« ±«±ª  /Í« êèéï Ch i ef i n E d i to r E ch o P erd an a Ku su mah , Universit as B angka ...

IJBE: Integrated Journal of Business and Economics

e-ISSN: 2549-3280

Performance of West Bangka Regency General Hospital

Erwin

Departement of Management, Faculty of Economic, University of Bangka Belitung,

Indonesia

[email protected]

Abstract

Keywords: work motivation, job stress, work environment, performance

1. PENDAHULUAN

Persaingan pada dunia usaha jasa yang semakin ketat merupakan sebuah tantangan bagi

perusahaan untuk terus melakukan pengembangan dan inovasi untuk menghadapi persaingan.

Persaingan yang semakin ketat membuat perusahaan harus terus memiliki kinerja yang lebih

baik. Untuk mencapai kinerja yang lebih baik perusahaan harus dapat mengelola sumber daya

yang ada.

Flippo (2012) menjelaskan manajemen sumber daya manusia adalah perencanaan,

pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan kegiatan-kegiatan pengadaan, pengembangan,

pemberian kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan dan pelepasan sumber daya manusia

agar tercapai berbagai tujuan individu, organisasi dan masyarakat. Untuk mencapai hubungan

yang sinergis tersebut, perusahaan harus dapat memperhatikan pola kinerja karyawannya.

Salah satu keberhasilan pimpinan didukung oleh kinerja karyawan. Dalam pekerjaan adanya

peraturan, operasional dan administratif menjadi bagian konstruktif dalam menggerakkan

karyawan, tetapi dengan adanya dukungan motivasi, lingkungan nyaman dan kondusif, dan

pengarahan bimbingan masalah akibat stress pada karyawan akan mendukung pengawasan

dan tercapainya kinerja yang lebih baik seiring dengan perkembangan manajemen dan tenaga

kerja saat ini.

Kinerja kerja karyawan dapat dipengaruhi oleh lingkungan kerja, karena pada

lingkungan kerja merupakan kondisi baik fisik maupun psikis yang diterima karyawan saat

menjalankan pekerjaanya. Bagaimana menilai bahwa perusahaan sudah memperhatikan dan

mendukung untuk membuat lingkungan yang nyaman, kondusif dan aman, agar dapat bekerja

lebih baik, hal ini menjadi tantangan bagi perusahaan tersebut.

2. Landasan Teori

Kinerja Karyawan

Kinerja karyawan merupakan proses sampai hasil kerja yang dilaksanakan untuk pencapaian

tugas sesuai dengan tujuan perusahaan. Suatu keberhasilan perusahaan dapat dilihat dari

The purpose of this study is to know the work motivation, work environment, job stress on the performance of the hospital by using a quantitative approach. The object of this study were employees at the General Hospital of West Bangka with a total of 74 people. Data collection methods used in this study are questionnaires and interviews. Technique used in

linear regression technique showed that Y = 0,037X1 + 0,192X2 + 0,004X3 + 2,297. This explains that the work motivation, work environment and work stress have a positive effect on employee performance.

this research to get conclusion is doubled linear regression. Data analysis using multiple

63

Page 7: *5 - ijbe-research.com · &«È ¾sÈ /±Í¾«s¤ ± Í «  s« ±«±ª  /Í« êèéï Ch i ef i n E d i to r E ch o P erd an a Ku su mah , Universit as B angka ...

IJBE: Integrated Journal of Business and Economics

e-ISSN: 2549-3280

prestasi atau pelaksanaan kerja karyawan karena karyawan merupakan salah satu sumber

daya penggerak perusahaan.

Motivasi Kerja

Maslow dalam Munandar (2004) menjelaskan bahwa suatu pross dimana kebutuhan-

kebutuhan mendorong seseorang untuk melakukan serangkaian kegiatan yang mengarah ke

tercapainya tujuan tertentu. Sehingga jika kebutuhan telah terpenuhi maka individu tersebut

tidak akan lagi memotivasi perilaku. Kebutuhan pada tingkat berikutnya yang lebih tinggi

menjadi dominan. Dua tingkat kebutuhan dapat beroperasi pada waktu yang sama, tetapi

kebutuhan pada tingkat lebih rendah yang dianggap menjadi motivator yang lebih kuat dari

perilaku.

Lingkungan Kerja

Pada dasar nya lingkungan kerja merupakan segala seuatu yang berada disekitar pekerja yang

dapat mempengaruhi mereka dalam menjalankan tugasnya. Menurut Nitisemito (2013)

lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada disekitar para pekerja yang dapat

mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan, kualitas pekerjaan,

mengurangi ketenangan mata dan keinginan rohaniah, serta yang terpenting semangat kerja

yang lebih baik dan prestasi yang lebih baik untuk instansi yang bersangkutan.

Stres Kerja

Menurut Luthans (2006) secara tradisional bidang perilaku organisasi membahas stres dan

konflik secara terpisah. Secara konseptual stres dan konflik adalah sama. Interaksi individu,

kelompok dan organisasi lebih nerhubunhan dengan konflik. Pada tingkat individu

(intrapersonal), stres dan konflik dapat dibahas bersama.

3. Metode Penelitian

Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Metode

Simple Random Sampling. Dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan sampel dalam

penelitian ini dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi.

Selanjutnya dalam menentukan jumlah sampel dari populasi yang ada. Menggunakan rumus

slovin (Husein, 2010) sebagai berikut :

Keterangan: n : jumlah sampel

N : ukuran populasi

d : kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang

dapat ditolerir sebesar 10%.

Metode Pengumpulan Data

Wawancara

Metode wawancara dilakukan untuk mengumpulkan informasi mengenai isu yang ingin

diketahui. Dengan melakukan wawancara dapat mengetahui permasalahan yang harus diteliti,

dan juga dapat pada penelitian ini dilakukan pada bagian kepegawaian, pelayanan dan

keperawatan RSUD Sejiran Setason Bangka Barat untuk mendapatkan data penunjang

penelitian.mengetahui hal-hal mengenai responden dan jumlahnya.

Kuesioner

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi

seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya

64

Page 8: *5 - ijbe-research.com · &«È ¾sÈ /±Í¾«s¤ ± Í «  s« ±«±ª  /Í« êèéï Ch i ef i n E d i to r E ch o P erd an a Ku su mah , Universit as B angka ...

IJBE: Integrated Journal of Business and Economics

e-ISSN: 2549-3280

(Sugiyono, 2015). Angket tersebut diberikan kepada responden dan kemudian diharapkan

masing-masing responden menjawab pertanyaan dalam angket tersebut menurut pendapat

dan persepsi sendiri. Angket dalam penelitian ini terdiri dari pertanyaan tertutup dan terbuka.

4. Hasil

Uji hipotesis

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate

1 ,167a ,028 -,006 1,198

Hasil di atas menunjukkan koefisien determinasi (R2) sebesar 0,028. Koefisien tersebut

menunjukkan pengaruh variabel motivasi kerja, lingkungan kerja, stres kerja terhadap kinerja

sebesar 2,8%.

Uji F

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 3,510 3 1,170 ,815 ,000b

Residual 122,018 85 1,436

Total 125,528 88

a. Dependent Variable: Kinerja

b. Predictors: (Constant), motivasi kerja, lingkungan kerja, stres kerja

Hasil diatas menunjukkan bahwa nilai F hitung sebesar 0,815 dengan signifikan 0,000,

membuktikan bahwa variabel motivasi kerja, lingkungan kerja, dan stres kerja berpengaruh

signifikan secara simultan .

Nilai beta dan Uji t

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 2,297 ,492 4,666 ,000

motivasi kerja ,037 ,106 ,037 ,345 ,000

lingkungan kerja ,192 ,128 ,167 1,499 ,000

stres kerja ,004 ,113 ,004 ,037 ,155

Hasil analisis menunjukkan nilai konstanta besarnya 2,297; harga koefisien motivasi kerja

besarnya 0,037 dan t hitungnya 0,345, nilai koefisien lingkungan kerja besarnya 0,192 dan t

hitung 1,499 dan harga koefisien stres kerja besarnya 0,004 dan t hitungnya 0,037. Semua

variabel tersebut berpengaruh signifikan secara parsial kecuali variabel stres kerja.

Sedangkan, persamaan garis regresinya adalah Y=0,037X1 + 0,192X2 + 0,004X3 + 2,297,

sehingga semua variabel yang diteliti pada penelitian ini berpengaruh positif terhadap kinerja

karyawan.

Dari hasil diatas menunjukkan variabel Motivasi Kerja, Lingkungan Kerja dan Stres

Kerja berpengaruh positif terhadap pengaruh Kinerja Karyawan di lingkungan Rumah Sakit

Umum Sejiran Setason Bangka Barat. Hal ini sesuai dengan Visi dan Misi dari RSUD

65

Page 9: *5 - ijbe-research.com · &«È ¾sÈ /±Í¾«s¤ ± Í «  s« ±«±ª  /Í« êèéï Ch i ef i n E d i to r E ch o P erd an a Ku su mah , Universit as B angka ...

IJBE: Integrated Journal of Business and Economics

e-ISSN: 2549-3280

Bangka Barat yaitu menjadi rumah sakit yang mempunyai pelayanan prima untuk pasien dan

masyarakat sekitar. Hasil penelitian ini didukung oleh hasil peneliti dalam melakukan

observasi dan wawancara pada karyawan, pasien ataupun keluarga pasien. Dalam proses

wawancara tersebut rumah sakit ini memiliki kemajuan dalam hal pelayanan bagi kebutuhan

pasien dan kemimpinan Direktur RSDU Bangka Barat ini sudah banyak melakukan terobosan

yang baik dalam hal melayani ataupun meningkatkan kemajuan karyawan rumah sakit.

5. Kesimpulan

Salah satu keberhasilan pimpinan didukung oleh kinerja karyawan. Dalam pekerjaan adanya

peraturan, operasional dan administratif menjadi bagian konstruktif dalam menggerakan

karyawan, tetapi dengan adanya dukungan motivasi, lingkungan nyaman dan kondusif, dan

pengarahan bimbingan masalah akibat stress pada karyawan akan mendukung pengawasan

dan tercapainya kinerja yang lebih baik seiring dengan perkembangan manajemen dan tenaga

kerja saat ini.

Motivasi Kerja, Lingkungan Kerja dan Stres Kerja berpengaruh positif terhadap

pengaruh Kinerja Karyawan di lingkungan Rumah Sakit Umum Sejiran Setason Bangka

Barat. Hal ini sesuai dengan Visi dan Misi dari RSUD Bangka Barat yaitu menjadi rumah

sakit yang mempunyai pelayanan prima untuk pasien dan masyarakat sekitar. Hasil penelitian

ini didukung oleh hasil peneliti dalam melakukan observasi dan wawancara pada karyawan,

pasien ataupun keluarga pasien.

Tentunya dalam upaya menciptakan sumber daya manusia dengan melihat sulitnya

untuk selektif memilih tenaga kerja yang bervariasi, perusahaan akan mencari yang terbaik

untuk sumber daya manusianya yang merupakan modal perusahaan yang utama.

Rumah Sakit Umum Sejiran Setason mempunyai visi misi yaitu menjadi rumah sakit

yang mempunyai pelayanan prima, hal ini sudah dibuktikan dalam hasil penelitian ini. Akan

tetapi menurut pandangan peneliti demi mewujudkan pelayanan prima itu harus selalu

didukung oleh strategi atau sistem yang terbaik pula. Strategi tersebut dapat dilihat dari

rumah sakit besar di Indonesia sehingga menjadi acuan manajemen dalam membuat

perencanaan yang baik.

Flippo, B. Edwin. (2012). Principles of Personnel Management. New York: Mc. Graw Hill

Book Company.

Luthans, F. (2006). Perilaku Organisasi, Andi: Yogyakarta.

Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif. Bandung : Alfabeta

Munandar, Ashar Sunyoto. (2004). Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta: UI Press

Nitisemito, S. Alex. (2008). Manajemen Personalia, Bumi Aksara: Jakarta

Husein, Umar. (2010). Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Edisi II. Jakarta:

PT. Raja Grafindo Persada

Referensi

66

Page 10: *5 - ijbe-research.com · &«È ¾sÈ /±Í¾«s¤ ± Í «  s« ±«±ª  /Í« êèéï Ch i ef i n E d i to r E ch o P erd an a Ku su mah , Universit as B angka ...

IJBE: Integrated Journal of Business and Economics

e-ISSN: 2549-3280

(Empiric Study on Students Regional Office of Universitas Terbuka at

Pangkalpinang, Indonesia)

Yusuf

Department of Management, Faculty of Economic, Open University [email protected]

Abstract

This study aims to prove empirically the influence of HedPERF or service quality and

student satisfaction on the value of service perceived by students and their

implications on the image of UPBJJ-UT Pangkalpinang institution. Hypothesis

testing, conducted on 238 students scattered in 7 districts or municipalities Kep.

Bangka Belitung. The data used is the primary data from the distribution of

questionnaires with 5 likert scales. Data analysis using quantitative method by using

SEM analysis. HedPERF or service quality has a positive effect on student

satisfaction, student satisfaction has a positive effect on the value of service perceived

by students, and the value of service perceived by the students has a positive effect on

institutional image. While the HedPERF or negative service quality of each influence

on the value of services perceived by students and the image of the institution and

student satisfaction negatively impact on the image of the institution. Intervention

variable testing, through student satisfaction positively mediates the influence of

HedPERF or service quality on perceived service value and through the perceived

value of services positively mediates the effect of student satisfaction on institutional

image. While through the perceived value of service and satisfaction of each student

negatively mediate the influence of HedPERF or service quality on institutional

image.

Keywords: Higher Education Performance (HEdPERF), Service Quality, Customer

Satisfaction, Service Value, Institutional Image.

1. Pendahuluan

Pemasaran pendidikan telah diperkenalkan di lingkungan pendidikan banyak

negara Barat sepanjang tahun 1980 dan 1990, namun topik ini hampir tidak dibahas di

negara-negara Timur meskipun fakta kelangsungan hidup banyak sekolah tergantung

pada kapasitas mereka untuk mempertahankan atau meningkatkan mahasiswa (Li dan

Hung, 2009). Minimnya pengetahuan tentang pemasaran dan pengelolaan sistem

pembiayaan (Santos, 1995), menyebabkan banyak universitas tidak dapat bertahan

hidup. Lembaga-lembaga pendidikan tinggi perlu menemukan cara untuk bersaing

dan bertahan. Menurut Landrum, et al., (1998), citra universitas mungkin merupakan

aset yang berharga dalam lingkungan yang kompetitif (Alves dan Raposo, 2010).

67

The Influence of HEdPERF and Student Satisfaction

Against Perceived Service Value and Implication in

Institutional Image

Page 11: *5 - ijbe-research.com · &«È ¾sÈ /±Í¾«s¤ ± Í «  s« ±«±ª  /Í« êèéï Ch i ef i n E d i to r E ch o P erd an a Ku su mah , Universit as B angka ...

IJBE: Integrated Journal of Business and Economics

e-ISSN: 2549-3280

Era globalisasi ditandai dengan ketatnya persaingan, perguruan tinggi dituntut

menunjukkan kinerja dan layanan terbaiknya agar mampu bersaing, mempertahankan

eksistensi, berkembang dan maju. Kepuasan pelanggan merupakan salah satu kunci

sukses institusi pendidikan dalam jangka panjang. Pihak pengelola institusi

pendidikan harus melihat apa yang diinginkan oleh pelanggannya. Pengelola institusi

harus memperhatikan kualitas jasa yang diberikan sehingga kebutuhan pelanggan

dapat terpenuhi dengan memuaskan (Sylvana, 2006).

Universitas Terbuka menekankan pada kualitas pelayanan akademik

terstandarisasi ISO 9001:2008 yang diharapkan mampu menciptakan nilai positif bagi

mahasiswa dalam setiap pelayanan sehingga menimbulkan citra positif institusi.

Kualitas pelayanan yang diberikan didasarkan pada berbagai kebutuhan akademik

meliputi, layanan registrasi, bahan ajar, bantuan belajar, ujian, alih kredit dan lulusan

serta tata usaha. Layanan yang diterima bila sesuai dengan harapan akan menciptakan

rasa puas. Mahasiswa menciptakan nilai positif atas layanan yang diberikan. Dengan

integrasi kinerja yang dibangun, akan meningkatkan citra institusi.

Kinerja pelayanan Universitas Terbuka dahulu dengan sekarang tentu berbeda.

Citra yang melekat dahulu sebagai institusi yang sulit bagi mahasiswa untuk cepat

menyelesaikan pendidikan tingginya. Hal ini disebabkan oleh berbagai keterbatasan,

seperti layanan keluhan pelanggan, bantuan belajar, kemudahaan memperoleh bahan

ajar, dan sebagainya. Mahasiswa menganggap sistem belajar jarak jauh sangat sulit,

terlebih fasilitas penunjang belum selengkap seperti sekarang ini. Sejak 2008, secara

bertahap kualitas layanan terus diperbaiki, dilengkapi, dan ditingkatkan, penerapan

sistim jaminan kualitas, audit layanan berstandar ISO 9001:2008, layanan yang

terintegrasi, keramahan, pembangunan sarana belajar mandiri, fasilitas teknologi,

reakreditasi prodi, dan lain-lain.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini

adalah (1) apakah HedPERF/ kualitas pelayanan berpengaruh terhadap kepuasan

mahasiswa, (2) apakah HedPERF/ kualitas pelayanan berpengaruh terhadap nilai

pelayanan yang dirasakan, (3) apakah kepuasan mahasiswa berpengaruh terhadap

nilai pelayanan yang dirasakan, (4) apakah nilai pelayanan yg dirasakan berpengaruh

terhadap citra institusi, (5) apakah HedPERF/ kualitas pelayanan berpengaruh

terhadap citra institusi, (6) apakah kepuasan mahasiswa berpengaruh terhadap citra

institusi, (7) apakah HedPERF/ kualitas pelayanan berpengaruh terhadap nilai

pelayanan yang dirasakan melalui kepuasan mahasiswa, (8) apakah HedPERF/

kualitas pelayanan berpengaruh terhadap citra institusi melalui nilai pelayanan yg

dirasakan, (9) apakah kepuasan mahasiswa berpengaruh terhadap citra institusi

melalui nilai pelayanan yg dirasakan, (10) apakah HedPERF/ kualitas pelayanan

berpengaruh terhadap citra institusi melalui kepuasan mahasiswa.

3. Tinjauan Pustaka

Kualitas Pelayanan

Menurut Kotler dan Keller (2012:131), kualitas pelayanan dilihat dari sudut

pandang pelanggan adalah bagaimana keinginan dan persepsi (perceived

performance) dipertemukan. Menurut Zeithaml dan Bitner (1996:117), menyatakan

Bahwa kualitas pelayanan merupakan pemberian pelayanan yang baik untuk

68

Page 12: *5 - ijbe-research.com · &«È ¾sÈ /±Í¾«s¤ ± Í «  s« ±«±ª  /Í« êèéï Ch i ef i n E d i to r E ch o P erd an a Ku su mah , Universit as B angka ...

IJBE: Integrated Journal of Business and Economics

e-ISSN: 2549-3280

memenuhi harapan pelanggan, puncaknya yaitu pelangganlah yang menentukan

kualitas dari pelayanan tersebut menurut persepsi mereka terhadap hasil pelayanan

yang diterima dan dengan cara bagaimana hasil tersebut diberikan.

Higher Education Performance (HEdPERF)

HEdPERF merupakan sebuah pengukuran baru berbasis kinerja yang lebih

komprehensif dengan skala pengukuran yang mencoba menangkap faktor utama pada

kualitas pelayanan untuk sektor pendidikan tinggi (Abdullah, 2006).

Abdullah (2005), mengembangkan item instrumen HEdPERF dengan

menggabungkan item instrumen pertanyaan SERPERF dan item instrumen dari kajian

literatur serta berbagai masukan penelitian pelayanan.Lima dimensi HEdPERF, yaitu :

1. Aspek non-akademik (non-academic aspects). Merupakan item penting yang

memungkinkan siswa untuk memenuhi kewajiban seperti belajar dan berhubungan

dengan tugas yang dilakukan oleh staf non-akademik.

2. Aspek akademik (academic aspects). Merupakan item tanggung jawab dari

akademisi.

3. Reputasi (reputation). Merupakan pentingnya lembaga pendidikan tinggi dalam

memproyeksikan citra profesional.

4. Akses (access). Termasuk item sebagai mendatangi lembaga, kemudahan kontak,

ketersediaan dan kenyamanan.

5. Masalah program (programme issues). Pentingnya menawarkan secara luas dan

reputasi program akademik atau spesialisasi dengan struktur yang fleksibel serta

layanan kesehatan.

Kepuasan Pelanggan

Kepuasan pelanggan adalah perasaan yang dirasakan pembeli dari kinerja

perusahaan yang memenuhi harapan mereka. Produk yang memuaskan adalah produk

yang dapat memberikan nilai yang dicari konsumen pada tingkat yang cukup. Suatu

hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa kepuasan pelanggan merupakan strategi

jangka panjang yang membutuhkan komitmen, baik menyangkut dana atau sumber

daya manusia (Schnaars, 1991 dalam Tjiptono 2014:161). Hal ini menyebabkan

perusahaan harus mampu bertahan dan memenangkan persaingan. Pada prinsipnya

strategi kepuasan pelanggan menyebabkan para pesaing harus berusaha keras dan

memerlukan biaya tinggi dalam usahanya merebut pelanggan suatu perusahaan.

Nilai Pelayanan yang Dirasakan

Menurut Rust dan Oliver (1994), nilai yang dirasakan dapat

dikonseptualisasikan sebagai evaluasi keseluruhan pengalaman mengkonsumsi

layanan seperti kualitas dan kepuasan pada kondisi tertentu atau secara umum untuk

di evaluasi. Nilai merupakan trade-off (pertukaran) antara biaya dan manfaat yang

muncul dari kualitas dan harga (Nguyen dan LeBlanc, 1998). Clemes et al., (2013b),

menjelaskan bahwa nilai yang dirasakan oleh pelanggan melibatkan trade-off

(pertukaran) antara apa yang pelanggan terima, seperti kualitas dan utilitas, dan biaya

yang dikeluarkan oleh pelanggan, seperti uang, tenaga, dan waktu.

Nilai yang dirasakan memberikan kontribusi secara langsung pada kepuasan

pelanggan, yang kemudian mengarahkan pada intensitas masa depan. Manfaat yang

dimaksud merupakan sebagian besar hasil dari kualitas layanan yang terbentuk.

69

Page 13: *5 - ijbe-research.com · &«È ¾sÈ /±Í¾«s¤ ± Í «  s« ±«±ª  /Í« êèéï Ch i ef i n E d i to r E ch o P erd an a Ku su mah , Universit as B angka ...

IJBE: Integrated Journal of Business and Economics

e-ISSN: 2549-3280

Pelanggan akan membeli jasa dalam persepsi mereka yang menawarkan nilai yang

diterima pelanggan paling tinggi.

Citra Institusi

Sutisna (2001:83), menyatakan bahwa citra adalah total persepsi terhadap suatu

obyek yang dibentuk dengan memproses informasi dari berbagai sumber setiap waktu.

Kotler dan Fox (1995 dalam Sutisna 2001:83), mendefinisikan citra sebagai jumlah

dari gambaran-gambaran, kesan-kesan dan keyakinan yang dimiliki oleh seseorang

terhadap suatu objek. Menurut Grönroos (1984 dalam Clemes et al., 2013b),

menyebutkan citra ditentukan terutama oleh penilaian pelanggan dari bentuk layanan

yang mereka terima.

Proses terbentuknya citra institusi berlangsung dalam 5 tahapan. Tahap 1

(exprosure), objek mengetahui upaya yang dilakukan institusi dalam upaya

membentuk citra institusi. Tahap 2 (attention), memperlihatkan upaya institusi. Tahap

3 (comprehensive), setelah adanya perhatian, objek mencoba memahami semua pada

upaya institusi. Tahap 4 (image), terbentuknya citra pada obyek. Tahap 5 (behavior),

citra institusi terbentuk menentukan perilaku dalam hubungannya dengan institusi.

Konsep Penelitian

Berdasarkan uraian penelitian terdahulu tersebut, dapat di susun konsep

penelitian dengan judul pengaruh HedPERF/ kualitas pelayanan dan kepuasan

pelayanan terhadap nilai layanan yang dirasakan serta implikasinya terhadap citra

institusi, dapat disusun dalam gambar berikut :

4. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah descriptive survey merupakan metode

penelitian yang bertujuan untuk memperoleh deskripsi tentang objek penelitian.

Explanatory survey merupakan metode penelitian yang bertujuan untuk mengetahui

karakteristik, menjelaskan hubungan antar variabel yang diteliti dengan menggunakan

sejumlah sampel.

Jenis dan Sumber Data

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang akan menggunakan

data primer. Pendekatan kuantitatif menurut Musianto (2002), ialah pendekatan yang

didalam usulan penelitian, proses, hipotesis, turun ke lapangan, analisis data dan

kesimpulan hingga penulisannya mempergunakan aspek pengukuran, perhitungan,

rumus dan kepastian data numerik.

Gambar 1.

Kerangka Konsep

Penelitian Sumber : Abdullah, (2005); Sultan

dan Wong, (2012); Clemes, et al., (2013b); Clemes, et al., (2013a).

70

Page 14: *5 - ijbe-research.com · &«È ¾sÈ /±Í¾«s¤ ± Í «  s« ±«±ª  /Í« êèéï Ch i ef i n E d i to r E ch o P erd an a Ku su mah , Universit as B angka ...

IJBE: Integrated Journal of Business and Economics

e-ISSN: 2549-3280

Data primer dalam penelitian ini bersumber dari kuesioner yang langsung dari

mahasiswa yang sedang menempuh studi pendidikan tinggi di UPBJJ-UT

Pangkalpinang. Menggunakan pengukuran variabel dengan metode penskalaan model

skala Likert yang menggunakan lima pilihan. Rincian pilihan jawaban 1 untuk sangat

tidak setuju (STS) dan pilihan jawaban 5 untuk sangat setuju (ST).

Operasionalisasi Variabel

Variabel eksogen (independent) terdiri dari dua (2) variabel konstruk yaitu,

variabel HedPERF/ kualitas pelayanan (X1) dan variabel kepuasan pelanggan (X2).

Variabel endogen (dependent) terdiri dari dua (2) variabel konstruk, yaitu variabel

nilai pelayanan yang dirasakan (Y) dan variabel citra institusi (Z).

Populasi dan Teknik Pengumpulan Data

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa yang menempuh studi

masa registrasi 2017.1 berjumlah 1.171 mahasiswa pendidikan dasar dan 6.766

mahasiswa non pendidikan dasar. Total populasi sebanyak 7.937 mahasiswa. Sampel

dalam penelitian ini adalah mahasiswa aktif dan minimal berada di semester 3 serta

secara aktif mengikuti pelaksanaan Tutorial Tatap Muka. Teknik pengambilan sampel

digunakan Non Probability Sampling. Secara spesifik, teknik pengambilan sampel

menggunakan Aksidental Sampling.

Dengan menggunakan teknik Proportionate Sampling, dapat dihitung secara

proporsional berdasarkan sub populasi pada sebaran mahasiswa. Total ukuran sampel

275 responden diambil dengan penentuan sampel sederhana Malhotra (2005), yaitu

mengalikan total item instrumen dengan 5. Jumlah instrumen kuesioner yang diteliti

sejumlah 55 x 5, total sampel 275. Ukuran sampel didistribusikan secara proporsional

kepada 7 Kab/ Ko. Metode pendistribusianya menggunakan rumus sebagai berikut

(Riduwan, 2007).

nxN

Nn i1

Dimana:

1n = Ukuran sampel proporsional dari setiap Kabupaten/ Kota

iN = Total populasi responden setiap Kabupaten/ Kota

N = Total populasi responden di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

n = Total sampel = 275 responden

Dengan menggunakan rumus di atas terlihat jumlah sampel proporsional

responden berikut ini :

Tabel 1. Distribusi Jumlah Ukuran Sampel Penelitian

71

Page 15: *5 - ijbe-research.com · &«È ¾sÈ /±Í¾«s¤ ± Í «  s« ±«±ª  /Í« êèéï Ch i ef i n E d i to r E ch o P erd an a Ku su mah , Universit as B angka ...

IJBE: Integrated Journal of Business and Economics

e-ISSN: 2549-3280

Sumber : Data Primer diolah

Asumsi klasik yang digunakan yaitu uji normalitas berguna untuk membuktikan

data dari sampel yang dimiliki terdistribusi dengan normal. Jika setiap varian

membuktikan data dari sampel yang dimiliki terdistribusi dengan normal jika Critical

Ratio (C.R) < 2,58.

Structural Equation Model (SEM)

Setelah model dibuat, data untuk pengujian model telah dikumpulkan dan di

input, tahapan selanjutnya adalah menguji model fit. Berikut secara ringkas, indeks

model yang dapat digunakan untuk menguji kelayakan sebuah model.

Tabel 2. Tabel Goodness Of Fit

Sumber : Data Primer diolah

5. Hasil Dan Pembahasan

Kuesioner berjumlah 275 eksemplar disebarkan, 244 kuesioner kembali, 31

kuesioner yang tidak kembali, 6 kuesioner pengisian yang tidak lengkap, sehingga

kuesioner yang diolah 238 eksemplar. Persepsi responden terhadap variabel-variabel

tersebut dengan mengajukan 55 buah pernyataan yang berbeda yang terbagi ke dalam

tiap variabel. Persepsi mahasiswa terhadap pernyataan yang diajukan sebagai berikut:

Tabel 3. Tabel Hasil Pengujian Persepsi

Sumber : Data Primer diolah

Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa keseluruhan responden

mempersepsikan variabel masih netral. Terlihat dari nilai rata-rata masih bernilai 3

pada skala likert 3 berarti netral sehingga pelayanan harus semakin ditingkatkan.

72

Page 16: *5 - ijbe-research.com · &«È ¾sÈ /±Í¾«s¤ ± Í «  s« ±«±ª  /Í« êèéï Ch i ef i n E d i to r E ch o P erd an a Ku su mah , Universit as B angka ...

IJBE: Integrated Journal of Business and Economics

e-ISSN: 2549-3280

Pengujian Data

Berdasarkan hasil uji SPSS versi 16, bahwa dari 55 item pernyataan, setelah

dilakukan uji validitas ternyata indikator yang layak sebagai alat ukur variabel

berjumlah 54 item penyataan, sedangkan 1 item pernyataan tidak valid yaitu

pernyataan CI4 dengan nilai r hitung = 0,266. Karena nilai r hitung lebih kecil dari

syarat yang ditentukan yaitu r kritis sebesar 0,30 sehingga hanya terdapat 54 item

pernyataan yang valid dan dapat digunakan untuk proses pengujian selanjutnya.

Reliabilitas masing-masing variabel dinilai dengan menggunakan Cronbach’s

alpha (α). Pada perhitungan diperoleh bahwa keseluruhan nilai Cronbach’s alpha (α)

pada masing-masing variabel > Croncbach’s alpha yang disyaratkan yaitu diatas 0,60

sehingga keseluruhan item pernyataan dapat dinyatakan reliabel.

Uji normalitas pada seluruh item. Keseluruhan menunjukkan nilai C.R < 2,58

maka data dapat dikatakan terdistribusi dengan normal. Analisis hasil pengolahan data

pada tahap full model SEM dilakukan dengan melakukan uji kesesuaian dan uji

statistik

Uji terhadap kelayakan model menunjukkan bahwa model ini sesuai dengan data

atau fit terhadap data yang digunakan dalam penelitian. Secara keseluruhan, model

yang diajukan dalam penelitian telah sesuai dengan data sehingga dapat dikatakan fit

dan dapat diterima sebagai model penelitian.

Tabel 4. Perbandingan Antara Indikator Goodness of Fit yang disyaratkan dan

Goodness of Fit Model Penelitian

Gambar 2.

Hasil Pengujian Full

Model-Structural Equation

Model (SEM) Sumber: Hasil Pengolahan AMOS Versi

22.0

73

Page 17: *5 - ijbe-research.com · &«È ¾sÈ /±Í¾«s¤ ± Í «  s« ±«±ª  /Í« êèéï Ch i ef i n E d i to r E ch o P erd an a Ku su mah , Universit as B angka ...

IJBE: Integrated Journal of Business and Economics

e-ISSN: 2549-3280

Sumber : Data Primer diolah

Pengujian Hipotesis Pengujian hubungan kedua variabel dapat diterima atau bernilai positif bila

pada koefisien path menunjukkan nilai C.R ≥ 1,96 dengan nilai probailitas sebesar

0,001 (p < 0,05).

Tabel 5. Koefisien Path dan Critical Ratio Per Hubungan Antar Variabel

Sumber : Data Primer diolah

Parameter estimasi H1, hubungan antara HedPERF/ kualitas pelayanan dengan

kepuasan mahasiswa diperoleh sebesar 0,278. Pengujian hubungan menunjukkan nilai

probability 0,001 memenuhi syarat < 0,05 dan nilai C.R 2,610 memenuhi syarat ≥

1,96. Jadi, dapat diambil kesimpulan bahwa HedPERF/ kualitas pelayanan

berpengaruh positif terhadap kepuasan mahasiswa.

Parameter estimasi H2, hubungan antara HedPERF/ kualitas pelayanan dengan

nilai layanan yang dirasakan diperoleh sebesar 0,024. Pengujian hubungan

menunjukkan nilai probability 0,799 tidak memenuhi syarat < 0,05 dan nilai C.R

0,254 juga tidak memenuhi syarat ≥ 1,96. Jadi, dapat diambil kesimpulan bahwa

kualitas pelayanan berpengaruh negatif terhadap nilai layanan yang dirasakan.

Parameter estimasi H3, hubungan antara kepuasan mahasiswa dengan nilai

pelayanan yang dirasakan diperoleh sebesar 0,656. Pengujian hubungan menunjukkan

nilai probability 0,001 memenuhi syarat < 0,05 dan nilai C.R 5,353 juga memenuhi

syarat ≥ 1,96. Jadi, dapat diambil kesimpulan bahwa kepuasan mahasiswa

berpengaruh positif terhadap nilai layanan yang dirasakan.

Parameter estimasi H4, hubungan antara nilai layanan yang dirasakan dengan

citra institusi diperoleh sebesar 0,956. Pengujian hubungan menunjukkan nilai

probability 0,001 memenuhi syarat < 0,05 dan nilai C.R 4,133 juga memenuhi syarat

≥ 1,96. Jadi, dapat diambil kesimpulan bahwa kepuasan mahasiswa berpengaruh

positif terhadap nilai layanan yang dirasakan.

Parameter estimasi H5, hubungan antara HedPERF/ kualitas pelayanan dengan

citra institusi diperoleh sebesar 0,148. Pengujian hubungan menunjukkan nilai

probability 0,148 tidak memenuhi syarat < 0,05 dan nilai C.R 1,197 juga tidak

74

Page 18: *5 - ijbe-research.com · &«È ¾sÈ /±Í¾«s¤ ± Í «  s« ±«±ª  /Í« êèéï Ch i ef i n E d i to r E ch o P erd an a Ku su mah , Universit as B angka ...

IJBE: Integrated Journal of Business and Economics

e-ISSN: 2549-3280

memenuhi syarat ≥ 1,96. Jadi, dapat diambil kesimpulan bahwa HedPERF/ kualitas

pelayanan berpengaruh negatif terhadap citra institusi.

Parameter estimasi H6 hubungan antara kepuasan mahasiswa dengan citra

institusi diperoleh sebesar 0,067. Pengujian hubungan kedua variabel tersebut

menunjukkan nilai probability 0,067 tidak memenuhi syarat < 0,05 dan nilai C.R

0,516 juga tidak memenuhi syarat ≥ 1,96. Jadi, dapat diambil kesimpulan bahwa

kualitas pelayanan berpengaruh negatif terhadap nilai layanan yang dirasakan.

Tabel 6. Direct Effects (Group number 1 - Default model)

Sumber : Data Primer diolah

Tabel 7. Indirect Effects (Group number 1 - Default model)

Sumber : Data Primer diolah

Pengujian hubungan variabel tersebut dilakukan dengan membandingkan nilai

hubungan tidak langsung yang diperoleh dari perkalian dua nilai hubungan langsung

(direct effect). Syarat hipotesis diterima jika nilai perkalian dua hubungan langsung >

nilai hubungan langsung. Bila nilai perkalian dua hubungan langsung ≤ nilai

hubungan langsung maka hipotesis ditolak.

Pengujian H7, dari hasil perkalian pengaruh langsung HedPERF/ kualitas

pelayanan terhadap kepuasan mahasiswa dengan kepuasan mahasiswa terhadap nilai

layanan yang dirasakan didapat (0,212) x (0,754) = 0,160. Nilai pengaruh langsung

kualitas layanan terhadap nilai layanan yang dirasakan sebesar 0,024. Nilai hubungan

tidak langsung 0,160 > nilai hubungan langsung sebesar 0,024. Oleh karena itu

melalui variabel kepuasan mahasiswa, HedPERF/ kualitas pelayanan positif dapat

mempengaruhi nilai layanan yang dirasakan mahasiswa.

Pengujian H8, dari hasil perkalian pengaruh langsung HedPERF/ kualitas

pelayanan terhadap nilai layanan yang dirasakan dengan nilai layanan yang dirasakan

terhadap citra institusi didapat (0,024) x (0,703) = 0,017. Nilai pengaruh secara

langsung HedPERF/ kualitas pelayanan terhadap citra institusi sebesar 0,116. Nilai

hubungan tidak langsung 0,017 < nilai hubungan langsung sebesar 0,116. Oleh karena

itu melalui variabel nilai layanan yang dirasakan mahasiswa, HedPERF/ kualitas

pelayanan negatif dapat mempengaruhi citra institusi.

Pengujian H9 dari hasil perkalian pengaruh langsung kepuasan mahasiswa

terhadap nilai layanan yang dirasakan dengan nilai layanan yang dirasakan terhadap

citra institusi didapat (0,754) x (0,703) = 0,530. Nilai pengaruh langsung kepuasan

mahasiswa terhadap citra institusi sebesar 0,091. Diperoleh nilai hubungan tidak

langsung 0,530 > nilai hubungan langsung sebesar 0,091. Oleh karena itu melalui

variabel nilai layanan yang dirasakan mahasiswa, kepuasan mahasiswa positif dapat

mempengaruhi citra institusi.

75

Page 19: *5 - ijbe-research.com · &«È ¾sÈ /±Í¾«s¤ ± Í «  s« ±«±ª  /Í« êèéï Ch i ef i n E d i to r E ch o P erd an a Ku su mah , Universit as B angka ...

IJBE: Integrated Journal of Business and Economics

e-ISSN: 2549-3280

Pengujian H10, dari hasil perkalian pengaruh langsung kualitas pelayanan

terhadap kepuasan mahasiswa dengan kepuasan mahasiswa terhadap citra institusi

didapat (0,212) x (0,091) = 0,019. Nilai pengaruh langsung kepuasan mahasiswa

terhadap citra institusi sebesar 0,116. Diperoleh nilai hubungan tidak langsung 0,019

< nilai hubungan langsung sebesar 0,116. Oleh karena itu melalui variabel kepuasan

mahasiswa, kualitas pelayanan negatif dapat mempengaruhi citra institusi.

Tabel 8. Hasil Pengujian Korelasi

Sumber : Data Primer diolah

Nilai layanan menjadi faktor penting untuk menciptakan pengaruh pada citra

institusi. Semakin baik kualitas pelayanan, maka kepuasan konsumen akan semakin

mudah terbentuk. Kepuasan konsumen akan berpengaruh kepada nilai positif atas

pelayanan yang dirasakan dan selanjutnya bila nilai layanan yang dirasakan baik maka

akan menciptakan citra positif dibenak konsumen pada sebuah institusi.

6. Kesimpulan

Pengujian H1, diperoleh bahwa HedPERF/ kualitas pelayanan berpengaruh

positif dan signifikan terhadap kepuasan mahasiswa. H2, diperoleh hasil bahwa antara

HedPERF/ kualitas pelayanan berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap

pembentukan nilai pelayanan yang dirasakan mahasiswa. Pengujian H3, menguji

kepuasan mahasiswa terhadap nilai pelayanan yang dirasakan, dimana pengaruh

positif dan signifikan terjadi. Pengujian nilai pelayanan yang dirasakan terhadap citra

institusi merupakan H4, pengaruh yang terjadi positif dan signifikan.

Pengujian H5, diperoleh hasil antara HedPERF/ kualitas pelayanan berpengaruh

negatif dan tidak signifikan terhadap pembentukan citra institusi. H6 diperoleh hasil

bahwa antara kepuasan mahasiswa dengan citra institusi berpengaruh negatif dan

tidak signifikan. Pengujian H7, diperoleh hasil pengaruh tidak langsung hubungan

ketiga variabel berpengaruh positif dan signifikan. Pengujian H8, diperoleh hasil

pengaruh tidak langsung hubungan ketiga variabel berpengaruh negatif dan tidak

signifikan. Pengujian H9, diperoleh hasil pengaruh tidak langsung hubungan ketiga

variabel berpengaruh positif dan signifikan. Pengujian H10, didapat hasil pengaruh

tidak langsung pada hubungan ketiga variabel berpengaruh negatif dan tidak

signifikan.

7. Saran

Bagi UPBJJ-UT Pangkalpinang

76

Page 20: *5 - ijbe-research.com · &«È ¾sÈ /±Í¾«s¤ ± Í «  s« ±«±ª  /Í« êèéï Ch i ef i n E d i to r E ch o P erd an a Ku su mah , Universit as B angka ...

IJBE: Integrated Journal of Business and Economics

e-ISSN: 2549-3280

Institusi harus selalu menjaga kepuasan mahasiswa. Pengaruh yang kuat dari

kepuasan mahasiswa hingga berpengaruh pada nilai layanan yang dirasakan dan

selanjutnya berdampak kepada pembentukan citra institusi UPBJJ-UT Pangkalpinang.

Dalam operasional layanan, UPBJJ-UT Pangkalpinang telah melakukan kontrol

layanan secara ketat, terlihat dari upaya keras pimpinan dan staf untuk memberikan

service excellent. UPBJJ-UT Pangkalpinang mampu mempertahankan sertifikat ISO

9001:2008 dalam kajian mutu layanan dan konsisteni kinerja. Informasi tersebut harus

di informasikan dan di sosialisasi kepada publik atas ketercapaian prestasi kinerja

UPBJJ-UT Pangkalpinang dalam memberikan layanan pendidikan tingginya.

Bagi Peneliti Selanjutnya

Peneliti menyarankan (1) untuk dapat dilakukan penelitian yang sama secara

berkala pada periode selanjutnya. Hal ini sebagai evaluasi dan perbaikan secara

berkelanjutan terkait dengan hubungan hipotesis yang tidak menunjukkan pengaruh

positif dan signifikan. Saran ini juga untuk mengetahui seberapa efektif upaya

perbaikan tersebut dilaksanakan. (2) Perlu dilakukan penambahan dimensi (indikator)

item pertanyaan lain yang merupakan bagian subvariabel untuk mempertajam fokus

pembahasan, (3) mencantumkan pertanyaan terbuka sebagai kritik, saran dan

komentar untuk mengetahui hal-hal lain. (4) Perlu dilakukan penelitian bersama

dengan UPBJJ-UT lainnya sehingga hasil yang didapatkan dapat digeneralisir kepada

UPBJJ-UT lainnya yang ikut berperan dalam penelitian.

Abdullah, Firdaus. (2005). “HEdPERF versus SERVPERF: The quest for ideal

measuring instrument of service quality in higher education sector” . Quality

Assurance in Education. Volume 13 Nomor 4. pp.305-328.

. (2006). “Measuring service quality in higher education: HEdPERF

versus SERVPERF”. Marketing Intelligence & Planning. Volume 24 Nomor 1.

pp.31-47.

Clemes, Michael. D, et. al. (2013a). “Understanding Chinese university students’

experiences: an empirical analysis”. Asia Pacific Journal of Marketing and

Logistics. Volume 25 Nomor 3. pp.391-427.

C l e me s , M i c h a e l D a n i e l , e t . a l . ( 2 0 1 3 b ) . “ M o b i l e c o mmu n i c a t i o n s : a

comprehensive hierarchical modell ing approach” . Asia Pacific Journal of

Marketing and Logistics. Volume 26 Nomor 1. pp.114-146.

Ghozali, Imam. (2009). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS . Ed.

4. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.

Kotler, Philip dan Keller, Kevin Lane. (2012). Marketing Management. Ed. 14.

Prentice Hall Pearson Education. New Jersey.

Li, Chung Kai dan Hung, Chia -Hung. (2009). “Marketing tactics and parents’

loya l t y: the media t i ng ro le of school image” . Journal o f Educat ional

Administration. Volume 47 Nomor 4. pp.477-489.

Referensi

77

Page 21: *5 - ijbe-research.com · &«È ¾sÈ /±Í¾«s¤ ± Í «  s« ±«±ª  /Í« êèéï Ch i ef i n E d i to r E ch o P erd an a Ku su mah , Universit as B angka ...

IJBE: Integrated Journal of Business and Economics

e-ISSN: 2549-3280

Malhotra, Naresh K. (2005). Riset Pemasara: (Pendekatan Terapan). Alih Bahasa

Indonesia oleh : Soleh Rusyadi M. PT. Indeks Kelompok Gramedia. Jakarta.

Musianto, Lukas S. (2002). “Perbedaan Pendekatan Kuantitatif dengan Pendekatan Kualitatif

dalam Metode Penelitian”. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan. Volume 4 Nomor 2.

pp.123-136.

Nguyen, Nha dan LeBlanc, Gaston. (1998). “The mediating role of corporate

image on cus tomers’ re tent ion dec is ions : an inves t iga t ion i n financia l

services”. International Journal of Bank Marketing, Volume 16 Nomor 2.

pp.52-65.

Rangkuti, Freddy. (2003). Measuring Customer Satisfaction. PT Gramedia Pustaka Utama.

Jakarta.

Riduwan. (2007). Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Alfabeta. Bandung.

Rust, R. T. dan Oliver, R. L. (1994). Service quality: insights and managerial implications

from the frontier in R. T. Rust and R. L. Olivier (Eds) service quality : New Directions in

Theory and Practice. Sage Publications. Thousand Oaks. CA. Pp. 1-19.

Santoso, Singgih. (2011). Structural Equation Modeling (SEM): Konsep dan

Aplikasi dengan AMOS 18. PT. Alex Media Komputindo. Jakarta.

Sekaran, Uma. (2011). Research Methods For Business. Ed 4. John Wiley. Amerika Serikat.

Sultan, Parves dan Wong, Ho Yin. (2012). “Service quality in a higher education context: an

integrated model”. Asia Pacific Journal of Marketing and Logistics. Volume 24 Nomor 5.

pp.755-784.

Supartomo, et. al. (2013). “Quality Assuranec in Learning Support in Distance

Educat ion Syatem: an Effor t to Provide Qual i f ied Higher Educat ion in

Indonesia”. Jurnal Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh. Volume 14 Nomor 2.

pp.110-119.

Sutisna. (2001). Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran. PT. Remaja

Rosdakarya. Bandung.

Sylvana, Andi. (2006). “Pengaruh Kualitas Pelayanan dan Kepuasan Mahasiswa

Terhadap Intensi Meregistrasi Ulang Mahasiswa”. Jurnal Organisas i dan

Manajemen, Volume 2 Nomor 1. pp.60-78.

T j i p t o n o , F a n d y . ( 2 0 1 4 ) . M a n a j e m e n J a s a . A n d i . Y o g y a k a r t a .

UT. (2011). Renstra Universitas Terbuka 2010-2021. Senat Universitas Terbuka.

Tangerang Selatan.

Zeithaml, Valarie dan Bitner, Mario Jo. (1996). Service Marketing. Mc Graw Hill

Companies Inc. New York.

78

Page 22: *5 - ijbe-research.com · &«È ¾sÈ /±Í¾«s¤ ± Í «  s« ±«±ª  /Í« êèéï Ch i ef i n E d i to r E ch o P erd an a Ku su mah , Universit as B angka ...

IJBE: Integrated Journal of Business and Economics

e-ISSN: 2549-3280

Model Vector Auto Regression (VAR) and Vector Error Correction

Model (VECM) Approach for Inflation Relations Analysis, Gross

Regional Domestic Product (GDP), World Tin Price, Bi Rate and

Rupiah Exchange Rate

1Ineu Sulistiana,

2Hidayati,

2Sumar

1Jurusan Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas Bangka Belitung

2Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Bangka Belitung

[email protected]

Abstract

This study aims to analyze the relationship of causality of inflation, Gross Regional Domestic

Product, BI rate, rupiah exchange rate to US dollar and world tin price as one of superior

commodity of Bangka Belitung Province through VAR (Vector Autoregressive) model and VECM

(Vector Error Correction Model), followed by lRF (Impulse Response Fuction) and Variance

Decomposition testing on the model to see the largest contribution of macroeconomic variables

in terms of price stabilization. Based on test, estimation and model examination, VECM (1) is

obtained as the best model to explain inflation causality, BI rate, rupiah exchange rate to US

dollar and world tin price, while VAR (2) is the best model to explain causal relationship of

Gross Regional Domestic Product, BI rate, rupiah exchange rate to US dollar and world tin

price. The model results explain that there is a long-term causality relationship between

variables, whereas the short term causality relationship in the VECM (1) through the Granger

causality test shows that the variable of granger cause inflation cause BI rate, while in VAR (2)

causality between Gross Regional Domestic Product and other macro variables. Structural

analysis on the VECM (1) through the analysis of variance decomposition obtained the result

that the BI rate rate is the dominant variable contributing fluctuations in inflation, whereas in

the VAR (2), the world tin price is the dominant variable contributing fluctuation in Gross

Regional Domestic Product.

Keywords: Inflation, Gross Regional Domestic Product, BI Rate, Rupiah Exchange Rate, World

Tin Price, VAR (Vector Auto Regression), VECM (Vector Error Correction Model).

1. Pendahuluan

Berdasarkan Undang-Undang Bank Indonesia (UU No. 23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia),

tujuan utama pelaksanaan kebijakan moneter di Indonesia adalah untuk mencapai dan

memelihara kestabilan nilai rupiah. Berbagai intrumen pengendalian moneter telah diberlakukan

oleh Bank Indonesia baik intrumen langsung maupun instrumen tidak langsung, dengan tujuan

akhir dari kedua jenis instrumen tersebut ialah untuk mempengaruhi jumlah uang yang beredar

dalam masyarakat. Peredaran jumlah uang dalam masyarakat dicerminkan dengan kondisi yang

dinamakan tingkat inflasi. Infasi merupakan salah satu indikator makro yang sering digunakan

dalam melihat kondisi perekonomian. Selain itu, inflasi dapat memberikan informasi mengenai

stabilitas perekonomian suatu wilayah atau daerah. Selain inflasi, Produk Domestik Regional

Bruto (PDRB) merupakan salah satu indikator makro yang sering digunakan dalam melihat

kondisi perekonomian. 79

Page 23: *5 - ijbe-research.com · &«È ¾sÈ /±Í¾«s¤ ± Í «  s« ±«±ª  /Í« êèéï Ch i ef i n E d i to r E ch o P erd an a Ku su mah , Universit as B angka ...

IJBE: Integrated Journal of Business and Economics

e-ISSN: 2549-3280

Kuncoro (2001) menyatakan bahwa pendekatan pembangunan tradisional lebih dimaknai sebagai

pembangunan yang lebih memfokuskan pada peningkatan PDRB (Produk Domestik Regional

Bruto) suatu provinsi, kabupaten, atau kota. Sedangkan pertumbuhan angka PDRB dapat

digunakan untuk melihat pertumbuhan ekonomi suatu wilayah. Lebih lanjut, banyak bukti

empiris melihat bahwa inflasi yang tinggi akan menyebabkan ketidakstabilan dalam

perekonomian dan menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi disuatu negara hanya dapat

dicapai melalui pencapaian inflasi yang rendah. Berikut tingkat inflasi dan pertumbuhan

ekonomi yang terjadi di Bangka Belitung dalam kurun waktu tiga tahun terakhir (2014-2016):

Tabel 1. Tingkat Inflasi dan PDRB Bangka Belitung Tahun 2014 - 2016 untuk Tiap Triwulan

Sumber: Laporan Tahunan BI, diolah, 2017

Pada tabel 1 dapat dilihat secara garis besar bahwa adanya keterkaitan antara tingkat inflasi

dengan PDRB. Terjadinya kenaikan tingkat inflasi dapat menyebabkan pertumbuhan ekonomi

menjadi lambat.

Berkaitan dengan peningkatan PDRB di provinsi Bangka Belitung lebih banyak ditunjukkan

melalui peningkatan kemampuan daya beli masyarakat. Peningkatan kemampuan daya beli

masyarakat ini cenderung disebabkan oleh membaiknya harga komoditas-komoditas unggulan

yang dimiliki oleh Bangka Belitung seperti CPO, karet, lada sampai timah. Berdasarkan data dari

Bank Indonesia, PDRB tanpa timah dengan mengeluarkan sektor pertambangan bijih logam dan

industry logam dasar maka pertumbuhan ekonomi Bangka Belitung tanpa timah pada triwulan

IV tahun 2016 sebesar 4,48% (yoy) meningkat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya

sebesar 4,33% (yoy). Lebih rendahnya pertumbuhan ekonomi tanpa timah pada triwulan IV

tahun 2016 mengindikasikan peran sektor timah pada perekonomian Bangka Belitung kembali

meningkat yang disebabkan oleh membaiknya harga timah dunia sejak awal triwulan III tahun

2016. Lebih lanjut, terhadap fluktuasi harga komoditas unggulan sebenarnya pemerintah daerah

dan Bank Indonesia selaku otoritas moneter telah mengeluarkan instrumen-instrumen baik fiskal

maupun moneter untuk mengatasi stabilisasi harga komoditas tersebut. Terkait dengan kebijakan

fiskal dan moneter yang diambil, terdapat sejumlah permasalahan yang dihadapi, antara lain:

fluktuasi harga komoditas dipengaruhi oleh kondisi yang berada diluar kontrol pemerintah,

seperti kondisi iklim ekstrim dan penetapan harga ditingkat internasional. Terjadinya keterkaitan

antara tingkat inflasi dan PDRB, dapat diartikan bahwa adanya konsistensi terhadap perubahan

pada masing-masing variabel makro tersebut. Konsistensi atas perubahan ini dapat dilihat dari

adanya hubungan kausalitas baik jangka panjang maupun jangka pendek antar variabel makro,

yang memberikan asumsi mendasar mengenai adanya hubungan kausalitas yang mungkin terjadi

antar variabel ekonomi makro lainnya.

Penetapan suku bunga BI rate sebagai salah satu kebijakan moneter Bank Indonesia, nilai kurs

rupiah terhadap US dollar dan fluktuasi harga timah dunia sebagai salah komoditas unggulan

Tahun Inflasi PDRB

I II III IV I II III IV

2014 8,24 6,11 6,23 9,04 4,34 4,84 4,78 4,70

2015 6,73 6,90 7,33 3,28 4,10 3,97 3,97 4,28

2016 5,50 6,20 4,26 6,75 3,44 3,85 4,21 4,92

80

Page 24: *5 - ijbe-research.com · &«È ¾sÈ /±Í¾«s¤ ± Í «  s« ±«±ª  /Í« êèéï Ch i ef i n E d i to r E ch o P erd an a Ku su mah , Universit as B angka ...

IJBE: Integrated Journal of Business and Economics

e-ISSN: 2549-3280

Provinsi Banga Belitung merupakan variabel ekonomi makro lainnya yang akan dilakukan

analisa hubungan kausalitasnya terhadap PDRB dan Inflasi Provinsi Bangka Belitung. Untuk

mengetahui hubungan kausalitas antar variabel ekonomi makro tersebut, dapat dijelaskan dengan

pendekatan model VAR (Vector Autoregressive) dan VECM (Vector Error Correction Model).

Tahapan pengujian pada kedua model ini, diharapkan mampu memberikan kejelasan hubungan

kausalitas baik jangka panjang maupun jangka pendek antar variabel ekonomi makro. Selain itu,

dengan menggunakan tahapan pengujian lanjutan dari kedua model yaitu analisis impulse

response dan variance decomposition, diharapkan mampu melihat kontribusi terbesar dari

variabel ekonomi makro dalam hal penentuan stabilisasi harga.

2. Kajian Pustaka

Proses kenaikan harga yang ditentukan oleh determinannya, baik dalam jangka panjang dan

maupun jangka pendek secara umum digambarkan oleh inflasi.. Otoritas moneter berkoordinasi

dengan pemerintah melaksanakan kebijakan moneter yang disinergikan dengan kebijakan makro

lain dan bertujuan untuk mengendalikan pergerakan inflasi. Stabilitas inflasi dapat terganggu

apabila terjadi perubahan pada variabel-variabel ekonomi yang dapat memicu kenaikan harga

secara umum (Silasa, 2016). Lebih lanjut, berdasarkan teori struktural yang banyak diadopsi oleh

negara berkembang, menjelaskan bahwa inflasi bukan hanya fenomena moneter, tetapi juga

merupakan fenomena struktural. Hal ini disebabkan karena perekonomian negara berkembang

pada umumnya masih rentan terhadap shock internal dan shock eksternal yang menyebabkan

fluktuasi pembentukan harga di pasar domestik. Jadi, menurut kaum strukturalis, inflasi

merupakan sesuatu yang melekat di dalam proses pembangunan ekonomi dan tidak dapat

dihindari oleh perekonomian negara berkembang (Nanga, 2005 dalam Silasa, 2016). Dasar

pemikiran model ini adalah kenaikan tingkat harga yang ditransmisikan melalui supply side atau

produksi. Penyebab lain terjadinya inflasi di negara berkembang adalah akibat dari inflasi luar

negeri (imported inflation). Jika kontribusi impor terhadap pembentukan output domestik sangat

besar, maka kenaikan harga barang impor akan menyebabkan tekanan inflasi domestik yang

cukup besar (Gali, 2002, dalam Silasa, 2016). Rendahnya nilai tukar negara berkembang juga

mempengaruhi pergerakan inflasi domestik. Kecenderungan nilai tukar mata uang negara

berkembang untuk terdepresiasi menyebabkan kenaikan harga barang impor dan semakin

menekan biaya produksi sehingga meningkatkan harga barang secara umum dalam pasar

domestik (Silasa, 2016).

Penelitian yang dilakukan oleh Sinai (2014) dengan judul Pendekatan Vector Error Correction

Model untuk Analisis Hubungan Inflasi, BI Rate dan Kurs Dolar Amerika Serikat, bertujuan

untuk memodelkan hubungan antara tingkat inflasi, BI rate, dan nilai tukar USD terhadap IDR

menggunakan metode analisis Vector Error Correction Model yang diterapkan pada data time

series dari tingkat inflasi (X), BI rate (Y), dan nilai tukar USD terhadap IDR (Z). Hasil analisis

model menjelaskan bahwa ada hubungan kausalitas jangka panjang dan jangka pendek antara

tingkat inflasi dengan BI rate dan nilai tukar USD terhadap IDR. Sama halnya dengan penelitian

yang dilakukan oleh Silasa (2016) yang memiliki tujuan untuk menganalisis variabel makro

ekonomi penyebab inflasi dan melihat variabel yang paling mendominasi dalam jangka panjang

dan jangka pendek dengan menggunakan Error Correction Model (ECM) sebagai metode

analisis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan estimasi Error Correction Model

(ECM), dua variabel indepeden yaitu BI rate dan konsumsi rumah tangga merupakan variabel

81

Page 25: *5 - ijbe-research.com · &«È ¾sÈ /±Í¾«s¤ ± Í «  s« ±«±ª  /Í« êèéï Ch i ef i n E d i to r E ch o P erd an a Ku su mah , Universit as B angka ...

IJBE: Integrated Journal of Business and Economics

e-ISSN: 2549-3280

yang memperngaruhi inflasi jangka panjang di Indonesia secara signifikan dan kedua variabel

memiliki pengaruh negatif. Sedangkan dalam jangka pendek, kenaikan BI rate dan konsumsi

rumah tangga memiliki pengaruh yang signifikan dan positif terhadap tingkat inflasi.

Berdasarkan hasil estimasi model inflasi baik jangka panjang maupun jangka pendek

dipengaruhi oleh kontribusi dari perubahan dari BI rate.

Lebih lanjut, Burhani (2014), dalam penelitiannya yang bertujuan untuk menganalisis pengaruh

variabel ekonomi moneter seperti suku bunga SBI, jumlah uang beredar (JUB), dan nilai tukar

(KURS) terhadap inflasi dan pengangguran, diperoleh hasil bahwa suku bunga SBI, JUB, dan

nilai KURS memiliki pengaruh yang negatif terhadap inflasi Indeks Harga Konsumen dan

pengaruh positif terhadap pengangguran. Sementara itu, pengangguran secara positif dipengaruhi

oleh inflasi Indeks Harga Konsumen, yang membuktikan bahwa tidak ada trade-off antara

keduanya di Indonesia. Selain itu, suku bunga SBI merupakan variabel moneter yang paling

dominan dalam mempengaruhi inflasi Indeks Harga Konsumen dibandingkan jumlah uang

beredar dan nilai tukar, sedangkan jumlah uang beredar merupakan variabel ekonomi moneter

yang paling dominan dalam mempengaruhi pengangguran. Selanjutnya, penelitian yang

dilakukan oleh Sudarjah dan Yusuf (2008) memiliki tujuan untuk mendapatkan bukti empiris

mengenai pengaruh BI Rate terhadap tingkat inflasi baik dalam jangka pendek dan jangka

panjang menggunakan analisis regresi dengan Error Correction Model (ECM). Dari hasil

penelitiannya, menunjukkan bahwa BI Rate dan Pasar Uang Antar Bank (PUAB) Rate

berpengaruh signifikan pada jangka pendek, sementara harga impor minyak mentah berpengaruh

secara signifikan pada jangka pendek maupun jangka panjang. Kesimpulan yang diperoleh

berdasarkan penelitian bahwa tingkat inflasi di Indonesia dipengaruhi oleh dari sisi penawaran

(cost-push inflation) dan sisi permintaan (demand-pull inflation) dapat dikendalikan oleh bank

sentral dengan BI Rate sebagai target intermediate utama.

Vector Auto Regression (VAR)

Pada umumnya model ekonometrika time series merupakan model struktural karena didasarkan

atas teori ekonomi yang telah ada. Pada tahun 1980 Christopher A. Sims memperkenalkan model

VAR sebagai alternatif dalam analisis ekonomi makro. Model VAR merupakanmodel non

struktural karena bersifat ateori. Model VAR memiliki struktur model yang lebih sederhana

dengan jumlah variabel yang minimalis dimana semua variabelnya adalah variabel endogen

dengan variabel independennya adalah lag. Model VAR didesain untuk variabel stasioner yang

tidak mengandung trend. Trend stokastik dalam data mengindikasikan bahwa ada komponen

long-run (jangka panjang) dan short-run (jangka pendek) dalam data time series. Penelitian

tentang trend stokastik dalam variabel ekonomi terus berkembang, sehingga pada tahun 1981,

Granger mengembangkan konsep kointegrasi. Pada tahun 1987, Engle bersama Granger

mengembangkan konsep kointegrasi dan koreksi error (error correction). Kemudian, pada tahun

1990, Johansen dan Juselius mengembangkan konsep VECM (Vektor Error Correction Model).

VECM menawarkan suatu prosedur kerja yang mudah untuk memisahkan komponen jangka

panjang (long-run) dan komponen jangka pendek (short-run) dari proses pembentukan data.

Dengan demikian, VECM berbeda dengan VAR dimana VECM dapat digunakan untuk

memodelkan data time series yang terkointegrasi dan tidak stasioner. VECM sering disebut

sebagai bentuk VAR terestriksi (Sinay, 2014).

Inflasi

82

Page 26: *5 - ijbe-research.com · &«È ¾sÈ /±Í¾«s¤ ± Í «  s« ±«±ª  /Í« êèéï Ch i ef i n E d i to r E ch o P erd an a Ku su mah , Universit as B angka ...

IJBE: Integrated Journal of Business and Economics

e-ISSN: 2549-3280

Menurut Lipsey (1995) inflasi adalah kenaikan rata-rata semua tingkat harga. Kadang-kadang

kenaikannya terus-menerus dan berkepanjangan. Inflasi dapat terjadi karena faktor-faktor yang

datangnya dari sisi penawaran (cost-push inflation) dan karena faktor-faktor dari sisi permintaan

(demand-pull inflation). Inflasi dari sisi penawaran terjadi apabila terdapat penurunan penawaran

terhadap barang-barang dan jasa karena adanya kenaikan dalam biaya produksi (cost push

inflation). Kenaikan biaya produksi ini dapat terjadi karena adanya keinginan kenaikan upah

pekerja dan adanya peningkatan harga bahan bakar minyak bagi sektor industri. Peningkatan

biaya produksi ini akan membuat produsen untuk menurunkan tingkat produksinya di bawah

tingkat produksi optimal (full employment) sehingga akan meningkatkan harga. Sedangkan,

inflasi dari sisi permintaan (demand-pull inflation) terjadi apabila secara agregat terjadi

peningkatan terhadap permintaan barang-barang dan jasa, sehingga menyebabkan pergeseran

kurva permintaan. Kondisi ini secara langsung dapat mengakibatkan inflasi karena menyebabkan

naiknya harga output (Mishkin, 2001, dalam Sudarjah dan Yusuf, 2008).

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Secara umum pertumbuhan ekonomi didefinisikan sebagai peningkatan dari suatu perekonomian

dalam memproduksi barang-barang dan jasa-jasa. Untuk menghitung pertumbuhan ekonomi

secara nominal dapat digunakan PDRB (Produk Domestik Regional Bruto). PDRB digunakan

untuk berbagai tujuan tetapi yang terpenting adalah untuk mengukur kinerja perekonomian

secara keseluruhan. Jumlah ini akan sama dengan jumlah nilai nominal dari konsumsi, investasi,

pengeluaran pemerintah untuk barang dan jasa, serta ekspor netto. Kuncoro (2004) menyatakan

bahwa pendekatan pembangunan tradisional lebih dimaknai sebagai pembangunan yang lebih

memfokuskan pada peningkatan PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) suatu provinsi,

kabupaten, atau kota. Lebih lanjut, menurut Badan Pusat Statistik (BPS), Produk Domestik

Regional Bruto (PDRB) adalah jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha

dalam suatu wilayah, atau merupakan jumlah seluruh nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan

oleh seluruh unit ekonomi di suatu wilayah. Menurut BPS, cara penyajian Produk Domestik

Regional Bruto disusun dalam dua bentuk, yaitu:

a Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga konstan. Jumlah nilai produksi atau

pengeluaran atau pendapatan yang dihitung menurut harga tetap. Dengan cara menilai

kembali atau mendefinisikan berdasarkan harga-harga pada tingkat dasar dengan

menggunakan indeks harga konsumen. Dari perhitungan ini tercermin tingkat kegiatan

ekonomi yang sebenarnya melalui PDRB riilnya.

b Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga berlaku. Jumlah nilai tambah bruto

yang timbul dari seluruh sektor perekonomian di suatu wilayah. Yang dimaksud nilai

tambah yaitu nilai yang ditambahkan kepada barang dan jasa yang dipakai oleh unit

produksi dalam proses produksi sebagai input antara. Penambahan nilai ini sama dengan

balas jasa atas ikut sertanya faktor produksi dalam proses produksi.

3. Metode Penelitian

Berdasarkan bentuk data penelitian maka model yang digunakan adalah model time series

dengan metode pendekatan Vector Autoregressive (VAR) dan Vector Error Correction Model

(VECM). Dalam metode Vector Autoregressive (VAR), apabila terdapat sejumlah variabel yang

mengandung unit root dan tidak berkointegrasi satu dengan yang lain, maka variabel yang

mengandung unit root harus dideferensikan dan variabel hasil stasioner hasil differensi dapat

digunakan dalam model VAR. Sedangkan dalam keadaan semua variabel mengandung unit root

83

Page 27: *5 - ijbe-research.com · &«È ¾sÈ /±Í¾«s¤ ± Í «  s« ±«±ª  /Í« êèéï Ch i ef i n E d i to r E ch o P erd an a Ku su mah , Universit as B angka ...

IJBE: Integrated Journal of Business and Economics

e-ISSN: 2549-3280

namun berkointegrasi, maka dapat digunakan model Vector Error Correction Model (VECM)

(Rosadi, 2012).

Berikut pengujian model secara ekonometrika antara lain:

1 Uji Akar Unit (Uji Stasioner)

Stasioneritas data dapat diamati dengan metode Augmented Dickey Fuller (ADF) dengan

kriteria keputusan pada tingkat signifikansi (1 − 𝛼)100%, 𝐻0 ditolak jika statistik ADF

lebih kecil dari nilai kritis pada saat 𝛼, atau p value lebih kecil dari nilai signifikansi 𝛼 atau

dengan kata lain jika H0 ditolak maka data stasioner.

2 Uji Kointegrasi

Metode uji Engle-Granger dua langkah dan uji Johansen digunakan untuk menguji adanya

kointegrasi (Rosadi, 2012).

3 Estimasi dan Pemeriksaan Model

Prosedur pemilihan lag optimum dalam VECM dapat menggunakan kriteria informasi, yaitu

Akaike Information Criteria (𝐴𝐼𝐶) dan Schwarz Criteria (𝑆𝐶).

4 Analisis Kausalitas

Analisis hubungan kausalitas jangka panjang antara variabel independen dan variabel

dependen dalam pemodelan VECM dapat dilihat pada koefisien dari bentuk koreksi galat

atau error correction term (ECT), yaitu berdasarkan tanda dan hasil uji signifikansi koefisien

menggunakan statistik uji 𝑡 pada metode Ordinary Least Square (OLS). Sementara itu, untuk

analisis kausalitas jangka pendek untuk setiap variabel dapat menggunakan uji kausalitas

Granger.

5 Peramalan dan Analisis Struktural

Analisis struktural pada model VECM mencakup analisis impulse response dan variance

decomposition.

4. Pembahasan Hasil

Uji Akar Unit (Uji Stasioner)

Stasioneritas data dapat diamati dengan metode Augmented Dickey Fuller (ADF) dengan kriteria

keputusan pada tingkat signifikansi (1 − 𝛼)100%, 𝐻0 ditolak jika statistik ADF lebih kecil dari

nilai kritis pada saat 𝛼, atau p value lebih kecil dari nilai signifikansi 𝛼 atau dengan kata lain jika

H0 ditolak maka data stasioner. Berikut output masing-masing variabel:

Tabel 2. Uji Akar Unit

Variabel ADF Tingkat sig.

(𝛼=5%)

IHK -2.033042 -3.464865

PDRB -3.601460 -3.467703

Birate -0.757672 -1.944811

KURS -2.532468 -3.464865

TIN -2.976542 -3.465548 Sumber: Data diolah, 2017

Dari output diatas terlihat bahwa nilai statistik uji ADF variabel PDRB lebih negatif dari nilai

kritis (untuk 𝛼=5%), artinya data tidak mengandung akar unit, sedangkan variabel lainnya

diketahui nilai statistik uji ADF tidak lebih negatif dari nilai kritis (untuk 𝛼=5%), sehingga

hipotesis nol tidak ditolak, atau disimpulkan data mengandung akar unit.

84

Page 28: *5 - ijbe-research.com · &«È ¾sÈ /±Í¾«s¤ ± Í «  s« ±«±ª  /Í« êèéï Ch i ef i n E d i to r E ch o P erd an a Ku su mah , Universit as B angka ...

IJBE: Integrated Journal of Business and Economics

e-ISSN: 2549-3280

Uji Kointegrasi

Metode uji Engle-Granger dua langkah dan uji Johansen digunakan untuk menguji adanya

kointegrasi (Rosadi, 2012). Berikut hasil pengolahan data metode uji Engle-Granger dua

langkah disajikan pada tabel dibawah ini:

Tabel 3. Uji Kointegrasi Variabel ADF Tingkat sig.

(𝛼=5%)

IHK dan Birate -2.212956 -1.944762

IHK dan KURS -2.179617 -1.944762

IHK dan TIN -1.989381 -1.944762 Sumber: Data diolah, 2017

Dari hasil diatas, terlihat bahwa nilai uji statistik ADF lebih negatif dari nilai kritis (untuk

𝛼=5%), sehingga hipotesis nol ditolak, atau disimpulkan residual tidak mengandung akar unit.

Sehingga dapat dikatakan bahwa hubungan IHK dengan Birate, IHK dengan KURS, dan IHK

dengan TIN saling berkointegrasi. Hal ini menyebabkan bahwa hubungan antar variabel dapat

didekati dengan model VECM.

Lebih lanjut, dilakukan uji Johansen untuk variabel yang berkointegrasi. Pada tahapan ini akan

dicari berapa jumlah rank persamaan kointegrasi yang dapat dibentuk. Dengan H0: rank r = 3

versus H1: rank r = 4, diperoleh hasil statistik uji Johansen sebagai berikut:

Sumber: Hasil Pengolahan Data dengan Eviews 6, 2017

Dari output statistik Johansen, terlihat bahwa H0: rank r = 3 tidak ditolak karena nilai trace

statistic (0.262308) lebih kecil dibandingkan nilai kritis pada tingkat signifikansi 𝛼=5%

(4.129906).

Estimasi dan Pemeriksaan Model

Pada tahap ini akan dilakukan estimasi model VECM dan pemilihan lag optimum pada model

VECM dengan menggunakan kriteria informasi, yaitu Akaike Information Criteria (𝐴𝐼𝐶) dan

Schwarz Criteria (𝑆𝐶). Berikut rangkuman AIC dan SC untuk model VECM (p):

Tabel 4. Rangkuman nilai AIC dan SC untuk VECM (p) Keterangan p = 1 p = 2 p = 3 p = 4

AIC 37.73712 37.92776 38.04787 38.20172

SC 38.91113 39.58318 40.19169 40.84110

Sumber: Data diolah, 2017

85

Page 29: *5 - ijbe-research.com · &«È ¾sÈ /±Í¾«s¤ ± Í «  s« ±«±ª  /Í« êèéï Ch i ef i n E d i to r E ch o P erd an a Ku su mah , Universit as B angka ...

IJBE: Integrated Journal of Business and Economics

e-ISSN: 2549-3280

Dari tabel 4 terlihat bahwa order p = 1 memberikan nilai AIC dan SC yang minimal, sehingga

merupakan order optimal untuk model VECM bagi data.

Tahap akhir untuk analisa pemeriksaan model ialah melakukan uji diagnostic terhadap model

VECM (1) dengan menggunakan uji Portmanteau untuk setiap lag pada model. Berikut output

uji Portmanteau pada model VECM (1):

Sumber: Hasil Pengolahan Data dengan Eviews 6, 2017

Dari output diatas, terlihat bahwa nilai p-value untuk statistik Q-Stat diperoleh bahwa hipotesis

nol tidak ditolak pada tingkat signifikansi 5%, atau dengan kata lain bahwa model VECM (1)

merupakan model yang baik untuk data.

Analisis Kausalitas Pada tahapan ini akan dilakukan analisis kausalitas jangka pendek dengan menggunakan uji

kausalitas Granger pada variabel yang memiliki unit root dan berkointegrasi. Berikut output uji

kausalitas Granger: i. IHK dan Birate

Sumber: Hasil Pengolahan Data dengan Eviews 6, 2017

Dari output diatas, terlihat bahwa hipotesis Birate not granger cause IHK ditolak, sedangkan

hipotesis IHK not granger cause Birate tidak ditolak. Dengan kata lain, hanya terdapat hubungan

jangka pendek atau granger causality satu arah antara IHK dan Birate.

ii. IHK dan KURS

Sumber: Hasil Pengolahan Data dengan Eviews 6, 2017

86

Page 30: *5 - ijbe-research.com · &«È ¾sÈ /±Í¾«s¤ ± Í «  s« ±«±ª  /Í« êèéï Ch i ef i n E d i to r E ch o P erd an a Ku su mah , Universit as B angka ...

IJBE: Integrated Journal of Business and Economics

e-ISSN: 2549-3280

Dari output diatas, terlihat bahwa hipotesis tidak terjadinya Granger causality antara IHK dan

KURS keduanya tidak ditolak, atau dengan kata lain tidak terjadi hubungan jangka pendek dua

arah yakni IHK not granger cause Birate dan sebaliknya, Birate not granger cause KURS.

iii. IHK dan TIN

Sumber: Hasil Pengolahan Data dengan Eviews 6, 2017

Dari output diatas, terlihat bahwa hipotesis tidak terjadinya Granger causality antara IHK dan

TIN keduanya tidak ditolak, atau dengan kata lain tidak terjadi hubungan dua arah yakni IHK not

granger cause Birate dan sebaliknya, TIN not granger cause IHK.

Proses Pengolahan Data Transformasi Diferensi

Salah satu jenis transformasi yang sering digunakan dalam analisis runtun waktu adalah

transformasi diferensi. Tujuan dari transformasi ini adalah membentuk barisan data runtun waktu

yang bersifat stasioner, yakni untuk mencari komponen stasioner dari data yag memuat

komponen trend dan/atau komponen musiman (Rosadi, 2012). Transformasi diferensi hanya

akan dilakukan pada variabel Birate, KURS dan TIN. Hal ini dilakukan untuk melihat hubungan

antara Birate, KURS dan TIN dengan PDRB melalui pendekatan model VAR dan VECM.

Berikut hasil pengolahan data berdasarkan langkah-langkah pendekatan model VAR dan VECM

terhadap variabel PDRB, suku bunga BI rate, kurs rupiah terhadap US dollar dan harga timah

dunia:

Uji Akar Unit (Uji Stasioner)

Tabel 5. Uji Akar Unit Variabel ADF Tingkat sig.

(𝛼=5%)

Birate -6.224077 -1.944811

KURS -9.420629 -1.944811

TIN -7.534880 -1.944811 Sumber: Data diolah, 2017

Berdasarkan output diatas, hasil transformasi diferensi orde 1 menunjukkan bahwa variabel

Birate, KURS dan TIN telah stasioner pada diferensi pertama. Hal ini ditunjukkan dengan nilai

statistik uji ADF untuk ketiga variabel lebih negatif dari nilai kritis (untuk 𝛼=5%), atau dengan

kata lain data tidak mengandung akar unit. Selanjutnya, dalam penelitian ini variabel hasil

transformasi diferensi orde 1 yaitu Birate, KURS dan TIN dinamakan DBirate, DKURS dan

DTIN.

Uji Kointegrasi

Berikut hasil pengolahan data metode uji Engle-Granger dua langkah:

87

Page 31: *5 - ijbe-research.com · &«È ¾sÈ /±Í¾«s¤ ± Í «  s« ±«±ª  /Í« êèéï Ch i ef i n E d i to r E ch o P erd an a Ku su mah , Universit as B angka ...

IJBE: Integrated Journal of Business and Economics

e-ISSN: 2549-3280

Tabel 6. Uji Kointegrasi Variabel ADF Tingkat sig.

(𝛼=5%)

PDRB dan Birate -0.773970 -1.944862 PDRB dan KURS -0.356074 -1.944862 PDRB dan TIN -0.602016 -1.944881

Sumber: Data diolah, 2017

Dari hasil diatas, terlihat bahwa nilai uji statistik ADF tidak lebih negatif dari nilai kritis (untuk

𝛼=5%), sehingga hipotesis nol tidak ditolak, atau residual mengandung akar unit, atau dengan

kata lain PDRB dan DBirate, PDRB dan DKURS, PDRB dan DTIN tidak berkointegrasi. Lebih

lanjut, berdasarkan tahapan pengujian VECM pada Burhani (2014), hubungan kedua variabel

dapat didekati dengan model VAR pada diferensi orde 1.

Estimasi dan Pemeriksaan Model

Pada tahap ini akan dilakukan estimasi model VAR dan pemilihan lag optimum pada model

VAR dengan menggunakan kriteria informasi, yaitu Akaike Information Criteria (𝐴𝐼𝐶) dan

Schwarz Criteria (𝑆𝐶). Berikut rangkuman AIC dan SC untuk model VAR (p):

Tabel 7. Rangkuman nilai AIC dan SC untuk VAR (p) Keterangan p = 1 p = 2 p = 3 p = 4

AIC 54.01567 53.77615 53.97549 54.09043

SC 54.60267 54.84035 55.52380 56.12996

Sumber: Data diolah, 2017

Dari tabel 7 terlihat bahwa order p = 2 memberikan nilai AIC dan SC yang minimal, sehingga

merupakan order optimal untuk model VAR bagi data.

Tahap akhir untuk analisa pemeriksaan model ialah melakukan uji diagnostic terhadap model

VAR (2) dengan menggunakan uji Portmanteau untuk setiap lag pada model. Berikut output uji

Portmanteau pada model VAR (2):

Sumber: Hasil Pengolahan Data dengan Eviews 6, 2017

88

Page 32: *5 - ijbe-research.com · &«È ¾sÈ /±Í¾«s¤ ± Í «  s« ±«±ª  /Í« êèéï Ch i ef i n E d i to r E ch o P erd an a Ku su mah , Universit as B angka ...

IJBE: Integrated Journal of Business and Economics

e-ISSN: 2549-3280

Dari output diatas, terlihat bahwa nilai p-value untuk statistik Q-Stat menunjukkan hipotesis nol

tidak ditolak pada tingkat signifikansi 5%, atau dengan kata lain bahwa model VAR (2)

merupakan model yang baik untuk data.

Analisis Kausalitas

Pada tahapan ini akan dilakukan analisis kausalitas jangka pendek dengan menggunakan uji

kausalitas Granger pada variabel yang memiliki unit root dan berkointegrasi. Berikut output uji

kausalitas Granger:

i. PDRB dan DBirate

Sumber: Hasil Pengolahan Data dengan Eviews 6, 2017

Dari output diatas, terlihat bahwa hipotesis tidak terjadinya Granger causality antara PDRB dan

DBirate keduanya tidak ditolak, atau dengan kata lain tidak terjadi hubungan dua arah yakni

PDRB not granger cause DBirate dan sebaliknya, DBirate not granger cause PDRB.

ii. PDRB dan DKURS

Sumber: Hasil Pengolahan Data dengan Eviews 6, 2017

Dari output diatas, terlihat bahwa hipotesis tidak terjadinya Granger causality antara PDRB dan

DKURS keduanya tidak ditolak, atau dengan kata lain tidak terjadi hubungan dua arah yakni

PDRB not granger cause DKURS dan sebaliknya, DKURS not granger cause PDRB.

iii. PDRB dan DTIN

Sumber: Hasil Pengolahan Data dengan Eviews 6, 2017

89

Page 33: *5 - ijbe-research.com · &«È ¾sÈ /±Í¾«s¤ ± Í «  s« ±«±ª  /Í« êèéï Ch i ef i n E d i to r E ch o P erd an a Ku su mah , Universit as B angka ...

IJBE: Integrated Journal of Business and Economics

e-ISSN: 2549-3280

Dari output diatas, terlihat bahwa hipotesis tidak terjadinya Granger causality antara PDRB dan

DTIN keduanya tidak ditolak, atau dengan kata lain tidak terjadi hubungan dua arah yakni PDRB

not granger cause DTIN dan sebaliknya, DTIN not granger cause PDRB.

Peramalan dan Analisis Struktural pada Model VECM (1)

Pada penelitian ini, analisis impulse response dapat digunakan untuk melihat pengaruh

guncangan suku bunga BI rate, kurs rupiah terhadap US dollar dan harga timah dunia terhadap

inflasi dan terhadap dirinya sendiri untuk 12 bulan mendatang. Sedangkan, variance

decomposition digunakan untuk menganalisis variabel mana yang memiliki pengaruh paling

dominan terhadap tingkat inflasi.

Impulse Response

Berikut output impulse response pada model VECM (1):

Sumber: Hasil Pengolahan Data dengan Eviews 6, 2017

i. Respon variabel inflasi akibat adanya shock atau guncangan pada dirinya sendiri

menunjukkan respon yang positif. Respon positif ini sudah terjadi pada periode pertama.

Namun pada periode berikutnya terus menunjukkan penurunan, bahkan respon inflasi

terhadap dirinya sendiri cenderung menjadi lemah.

ii. Respon variabel inflasi akibat adanya shock atau guncangan pada suku bunga BI rate dan

nilai tukar rupiah terhadap US dollar sama-sama menunjukkan respon negatif. Dengan

kata lain, jika terjadi shock atau guncangan sebesar 1 standar deviasi pada BI rate dan

nilai tukar rupiah terhadap US dollar, maka tingkat inflasi akan bereaksi negatif.

iii. Respon yang ditunjukkan oleh variabel inflasi akibat adanya shock atau guncangan pada

harga timah dunia sempat menunjukkan respon negatif pada periode kedua, namun pada

periode ketiga dan periode-periode berikutnya menunjukkan respon positif dan

cenderung meningkat. Dengan kata lain, dimulai dari periode ketiga, jika terjadinya shock

atau guncangan sebesar 1 standar deviasi dari harga timah dunia mengakibatkan kenaikan

terhadap variabel inflasi.

Variance Decomposition

Berikut output variance decomposition pada model VECM (1):

90

Page 34: *5 - ijbe-research.com · &«È ¾sÈ /±Í¾«s¤ ± Í «  s« ±«±ª  /Í« êèéï Ch i ef i n E d i to r E ch o P erd an a Ku su mah , Universit as B angka ...

IJBE: Integrated Journal of Business and Economics

e-ISSN: 2549-3280

Sumber: Hasil Pengolahan Data dengan Eviews 6, 2017

Dari output dapat dilihat bahwa pada periode pertama, variabel inflasi hanya dipengaruhi oleh

dirinya sendiri tanpa adanya kontribusi fluktuasi dari variabel lain. Sedangkan untuk periode-

periode berikutnya, suku bunga BI rate merupakan variabel yang cukup dominan memberikan

kontribusi fluktuasi dalam inflasi dibandingkan variabel nilai tukar rupiah terhadap US dollar

dan harga timah dunia. Dominannya variabel suku bunga BI rate dbandingkan dengan variabel

lain dimulai dari periode ketiga sampai akhir periode.

Peramalan dan Analisis Struktural pada Model VAR (2)

Pada penelitian ini, analisis impulse response dapat digunakan untuk melihat pengaruh

guncangan suku bunga BI rate, kurs rupiah terhadap US dollar dan harga timah dunia terhadap

PDRB dan terhadap dirinya sendiri untuk 12 bulan mendatang. Sedangkan, variance

decomposition digunakan untuk menganalisis variabel mana yang memiliki pengaruh paling

dominan terhadap tingkat PDRB.

Impulse Response

Berikut output impulse response pada model VAR (2):

Sumber: Hasil Pengolahan Data dengan Eviews 6, 2017

Dari output diatas, terlihat bahwa respon variabel PDRB akibat adanya shock atau guncangan

pada dirinya sendiri menunjukkan respon positif dan cenderung mengalami penurunan.

Sedangkan respon variabel PDRB akibat adanya shock atau guncangan pada suku bunga BI rate,

nilai tukar rupiah terhadap US dollar dan harga timah dunia sama-sama tidak menunjukkan

respon pada awal periode. Respon negatif dan cenderung fluktuatif akibat adanya guncangan

suku bunga BI rate dan kurs rupiah terhadap US dollar dimulai dari periode kedua sampai akhir

periode. Lebih lanjut, respon positif akibat adanya guncangan pada harga timah dunia dimulai

91

Page 35: *5 - ijbe-research.com · &«È ¾sÈ /±Í¾«s¤ ± Í «  s« ±«±ª  /Í« êèéï Ch i ef i n E d i to r E ch o P erd an a Ku su mah , Universit as B angka ...

IJBE: Integrated Journal of Business and Economics

e-ISSN: 2549-3280

dari periode kedua sampai akhir periode. Dengan kata lain, jika terjadi shock atau guncangan

sebesar 1 standar deviasi pada harga timah dunia mengakibatkan kenaikan terhadap variabel

PDRB.

Variance Decomposition

Berikut output variance decomposition pada model VAR (2):

Sumber: Hasil Pengolahan Data dengan Eviews 6, 2017

Dari output dapat dilihat bahwa pada periode pertama, variabel PDRB hanya dipengaruhi oleh

dirinya sendiri tanpa adanya kontribusi fluktuasi dari variabel lain. Sedangkan untuk periode-

periode berikutnya, harga timah dunia merupakan variabel yang cukup dominan memberikan

kontribusi fluktuasi pada PDRB dibandingkan variabel nilai tukar rupiah terhadap US dollar dan

suku bunga BI rate. Dominannya variabel harga timah dunia dbandingkan dengan variabel lain

dimulai dari periode kedua sampai akhir periode.

5. Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan

1. Berdasarkan tahapan estimasi dan pemeriksaan model, diperoleh model VECM (1) sebagai

model terbaik untuk memodelkan hubungan kausalitas antara variabel suku bunga BI rate,

nilai kurs rupiah terhadap US dollar dan harga timah dunia terhadap inflasi Provinsi Bangka

Belitung. Sedangkan model VAR (2) sebagai model terbaik untuk memodelkan hubungan

kausalitas antara variabel suku bunga BI rate, nilai kurs rupiah terhadap US dollar dan harga

timah dunia terhadap tingkat PDRB Provinsi Bangka Belitung.

2. Analisis kausalitas jangka pendek pada model VECM (1) dengan menggunakan uji kausalitas

Granger, menunjukkan bahwa variabel inflasi granger cause suku bunga BI rate. Sedangkan

analisis kausalitas jangka pendek pada model VAR (2) dengan menggunakan uji kausalitas

Granger, menunjukkan bahwa tidak terjadinya Granger causality antara PDRB dengan

variabel makro lainnya seperti suku bunga BI rate, nilai kurs rupiah terhadap US dollar dan

harga timah dunia.

3. Analisis struktural pada model VECM (1) dan VAR (2) melalui analisis impulse response

diperoleh hasil bahwa respon variabel inflasi dan PDRB akibat adanya shock atau guncangan

pada suku bunga BI rate tidak menunjukkan respon pada awal periode. Respon negatif akibat

adanya guncangan pada suku bunga BI rate dimulai dari periode kedua sampai periode akhir.

Dengan kata lain, jika terjadi shock atau guncangan sebesar 1 standar deviasi pada suku

bunga BI rate, maka variabel inflasi dan PDRB akan bereaksi negatif.

92

Page 36: *5 - ijbe-research.com · &«È ¾sÈ /±Í¾«s¤ ± Í «  s« ±«±ª  /Í« êèéï Ch i ef i n E d i to r E ch o P erd an a Ku su mah , Universit as B angka ...

IJBE: Integrated Journal of Business and Economics

e-ISSN: 2549-3280

4. Analisis struktural pada model VECM (1) dan VAR (2) melalui analisis impulse response

diperoleh hasil bahwa respon variabel inflasi dan PDRB akibat adanya shock atau guncangan

pada nilai kurs rupiah terhadap US dollar tidak menunjukkan respon pada awal periode.

Respon negatif akibat adanya guncangan pada nilai kurs rupiah terhadap US dollar dimulai

dari periode kedua sampai periode akhir. Dengan kata lain, jika terjadi shock atau guncangan

sebesar 1 standar deviasi pada nilai kurs rupiah terhadap US dollar, maka variabel inflasi dan

PDRB akan bereaksi negatif.

5. Analisis struktural pada model VECM (1) dan VAR (2) melalui analisis impulse response

diperoleh hasil bahwa respon variabel inflasi dan PDRB akibat adanya shock atau guncangan

pada harga timah dunia tidak menunjukkan respon pada awal periode. Respon variabel inflasi

akibat adanya guncangan pada harga timah dunia menunjukkan respon negatif pada periode

kedua dan pada periode ketiga sampai akhir periode menunjukkan respon positif dan

cenderung meningkat. Dengan kata lain, dimulai dari periode ketiga, jika terjadinya shock

atau guncangan sebesar 1 standar deviasi dari harga timah dunia mengakibatkan kenaikan

terhadap variabel inflasi. Sedangkan respon variabel PDRB akibat adanya guncangan pada

harga timah dunia menunjukkan respon positif pada periode kedua sampai akhir periode.

Dengan kata lain, dimulai dari periode kedua, jika terjadi shock atau guncangan sebesar 1

standar deviasi pada harga timah dunia mengakibatkan kenaikan terhadap variabel PDRB.

6. Analisis struktural pada model VECM (1) melalui analisis variance decomposition diperoleh

hasil bahwa suku bunga BI rate merupakan variabel yang cukup dominan memberikan

kontribusi fluktuasi dalam inflasi dibandingkan nilai tukar rupiah terhadap US dollar dan

variabel harga timah dunia.

7. Analisis struktural pada model VAR (2) melalui analisis variance decomposition diperoleh

hasil bahwa harga timah dunia merupakan variabel yang cukup dominan memberikan

kontribusi fluktuasi pada PDRB dibandingkan variabel nilai tukar rupiah terhadap US dollar

dan suku bunga BI rate. Dominannya variabel harga timah dunia dbandingkan dengan

variabel lain dimulai dari periode kedua sampai akhir periode.

Saran

1 Suku bunga BI rate merupakan variabel yang cukup dominan memberikan kontribusi

fluktuasi dalam inflasi Provinsi Bangka Belitung dibandingkan nilai tukar rupiah terhadap

US dollar dan variabel harga timah dunia. Hal ini dapat dijadikan bahan acuan oleh otoritas

moneter dan pengambil kebijakan yang ada di Provinsi Bangka Belitung sebagai instrumen

stabilitas inflasi.

2 Harga timah dunia merupakan variabel yang cukup dominan memberikan kontribusi

fluktuasi pada PDRB Provinsi Bangka Belitung dibandingkan variabel nilai tukar rupiah

terhadap US dollar dan suku bunga BI rate. Hal ini dapat dijadikan bahan acuan oleh otoritas

moneter dan pengambil kebijakan yang ada di Provinsi Bangka Belitung sebagai instrumen

stabilitas ekonomi suatu wilayah.

3 Untuk penelitian selanjutnya, sebagai bahan pertimbangan diharapkan dapat memasukan

komoditas unggulan lainnya yang ada di Provinsi Bangka Belitung sebagai variabel makro

lainnya, guna mengetahui konsistensi pengaruhnya terhadap variabel inflasi dan PDRB

Provinsi Bangka Belitung.

93

Page 37: *5 - ijbe-research.com · &«È ¾sÈ /±Í¾«s¤ ± Í «  s« ±«±ª  /Í« êèéï Ch i ef i n E d i to r E ch o P erd an a Ku su mah , Universit as B angka ...

IJBE: Integrated Journal of Business and Economics

e-ISSN: 2549-3280

Referensi

Bank Indonesia. 2016. Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Bangka Belitung.

Bank Indonesia. (n.d.). Produk Domestik Regional Bruto (Pdrb). Retrieved December 10 , 2016,

from http://www.bi.go.id/id/statistik/metadata/sekda/Documents/8_PDRB_SEKDA_v2.pdf

Boediono, 1998. Ekonomi Moneter. Yogyakarta: BPFE.

Burhani, Halim. 2014. Analisis Pengaruh Variabel Ekonomi Moneter dalam Upaya Menjaga

Stabilitas Harga (Inflasi) dan Mengatasi Pengangguran di Indonesia. Jurnal Fakultas

Ekonomi dan Bisnis. Universitas Brawijaya.

Kuncoro, M, 2004. Otonomi dan Pembangunan Daerah: Reformasi, Perencanaan,

Strategi dan Peluang. Erlangga, Jakarta.

Lipsey, Richard G, Paul N. Courant, and Christopher T.S. Ragan. 1997. Macroeconomics, Ninth

Canadian Edition. The Addison-Wesley Educational Publishers.

Nopirin, 1987. Ekonomi Moneter. Buku 2. Edisi I. BPFE UGM, Yogyakarta.

Rosadi, D., 2012. Analisis Ekonometrika dan Runtun Waktu Terapan dengan Eviews, ANDI,

Yogyakarta.

Silasa, Husnun Aziza Dg. 2016. Analisis Jangka Panjang dan Jangka Pendek Variabel

Makroekonomi dalam Upaya Menstabilkan Inflasi di Indonesia. Jurnal Fakultas

Ekonomi dan Bisnis. Universitas Brawijaya.

Sinay, Lexy Jansen. 2014. Pendekatan Vector Error Correction Model untuk Analisis Hubungan

Inflasi, Bi Rate dan Kurs Dolar Amerika Serikat. Jurnal Barekeng Vol. 8 No. 2 Hal. 9 –

8.

Sudarjah, Gugum Mukdas dan Yusuf, Anwar. 2008. Kebijakan Moneter (BI Rate) dalam

Pengendalian Harga (Inflasi). Jurnal Trikonomika Vol.7, No.2.

UU No. 23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia.

94

Page 38: *5 - ijbe-research.com · &«È ¾sÈ /±Í¾«s¤ ± Í «  s« ±«±ª  /Í« êèéï Ch i ef i n E d i to r E ch o P erd an a Ku su mah , Universit as B angka ...

IJBE: Integrated Journal of Business and Economics

e-ISSN: 2549-3280

Effect of Internal Factors and External Factors on Learning

Achievement Intermediate Financial Accounting Course I

1Syamsul Huda 1Nana Diana

email: [email protected]

Abstract

The purpose of this study was to determine the effect of internal and external factors of students

on the achievement of intermediate financial accounting courses 1 partially and simultaneously.

This type of research is quantitative, while the data used in this study is primary data in the form

of questionnaires and secondary data in the form of midterm semester exam on intermediate

financial accounting 1 semester odd academic year 2016/2017. Hypothesis testing using multiple

regression analysis. With the result of regression equation is Y = 36,461 + 1,685 X_1-1,362X_2

with significant value less than 0,05. Simultaneously has significance value 0.000 < 0,05 and

value F_count = 28,057 with value F_table 3,23, so value F_count > F_table. Hypothesis

accepted, then internal and external factors have an effect on to learning achievement with R

Square 0,603 or 60,3% dependent variable influenced independent variable and the rest 39,7%

influenced by other factor not included in regression equation in this research. From the result,

it can be concluded that the internal factors of students have a significant positive effect on

learning achievement of intermediate financial accounting 1 and the external factors of students

have a significant negative effect on intermediate financial accounting 1. While simultaneously

there is significant influence between internal factors of students and external factors of students

on intermediate learning achievement financial accounting 1.

Keywords: Internal Factors of Students, External Factors of Students, Learning Achievement

Intermediate financial accounting course 1.

1. Pendahuluan

Kehidupan manusia tidak akan pernah berhenti untuk belajar, lembaga pendidikan dari SD,

SMP, SMA, S1, S2, dan S3 merupakan media manusia untuk belajar secara formal dan diakui

oleh pemerintah. Di Indonesia untuk medapatkan pekerjaan masih dilihat dari jenjang

pendidikannya. Jenjang pendidikan yang semakin tinggi dan memiliki standar kemampuan yang

tinggi akan meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM). Sumber daya manusia (SDM)

yang berkualitas menjadi modal dasar dalam bersaing di dunia kerja di era globalisasi, dan

dengan sumber daya manusia yang berkualitas dapat meningkatkan pembangunan nasional.

Elemen penunjang keberhasilan meningkatkan sumber daya manusia (SDM) adalah lembaga

pendidikan. Perkembangan zaman diharapkan dapat memacu lembaga pendidikan formal dalam

menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dan siap bersaing dalam dunia kerja.

Standar dunia kerja yang semakin tinggi menuntut untuk lebih tinggi jenjang pendidikannya.

Universitas merupakan lembaga pendidikan tertinggi untuk maningkatkan kualitas sumber daya

manusia.

1Accounting Study Program, Faculty of Economics and Business, Universitas Singaperbangsa Karawang

95

Page 39: *5 - ijbe-research.com · &«È ¾sÈ /±Í¾«s¤ ± Í «  s« ±«±ª  /Í« êèéï Ch i ef i n E d i to r E ch o P erd an a Ku su mah , Universit as B angka ...

IJBE: Integrated Journal of Business and Economics

e-ISSN: 2549-3280

Universitas Singaperbangsa Karawang, merupakan universitas negeri satu-sataunya yang berada

di karawang, diharapkan lulusan Universitas Singaperbangsa Karawang dapat bersaing dengan

lulusan universitas lain dalam persaingan kerja. Terdapat perbedaan dalam kinerja di perusahaan

yang dilihat dari latar belakang pendidikan. Kinerja yang memiliki pendidikan lebih tinggi akan

bekerja dengan memiliki komunikasi baik, terus belajar, dan keterampilan pengambilan

keputusan (Ali, Kamarudin, Suriani, 2016). Karawang sendiri merupakan kawasan industri yang

memiliki banyak perusahaan yang berpusat berada di Karawang.

Kabupaten Karawang merupakan lokasi dari beberapa kawasan industri, antara lain Karawang

International Industry City, Kawasan Surya Cipta, Kawasan Bukit Indah City atau BIC di jalur

Cikampek (Karawang). Salah satu industri strategis milik negara juga memiliki fasilitasnya di

deretan kawasan industri tersebut, yaitu Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia

yang mencetak uang kertas, uang logam, maupun dokumen-dokumen berharga seperti paspor,

pita cukai, meterai dan lain sebagainya, serta lumbung padi jawa barat

(http://www.karawangkab.go.id). Banyaknya perusahaan yang berada di kawasan Karawang,

akan membuka kesempatan kerja, terutama jurusan keuangan atau akuntansi. Terbukti dari

beberapa lowongan pekerjaan yang ditawarkan, selalu dibutuhkan akuntansi. Keberhasilan

mendidik ditentukan oleh proses belajar mengajar berlangsung di kelas. Proses belajar yang

dikatakan berhasil akan membuat peserta didik mengerti dan memahami setiap materi yang

dijelaskan. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung

kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa sebagai peserta didik (Slameto, 2003).

Banyak masalah yang menghambat prestasi peserta didik atau menghambat proses belajar

mengajar. Menurut Slameto (2003), faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar banyak

jenisnya tetapi digolongkan menjadi dua golongan yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

Berbagai macam penelitian mengenai faktor internal dan faktor eksternal terhadap prestasi

belajar, seperti penelitian Sitorus (2016) menyimpulkan terdapat pengaruh positif dan signifikan

antara faktor internal dan eksternal terhadap prestasi belajar pengantar ekonomi dan bisnis siswa

kelas XI SMK Swasta Teladan P.Siantar TA. 2015/2016. Sama seperti penelitian Rachmawati

(2009), menyimpulkan bahwa faktor internal siswa dan faktor eksternal siswa berpengaruh

terhadap prestasi belajar ekonomi siswa kelas XI IPS di SMA Negeri 7 Kediri. Akan tetapi

dalam penelitian ini memasukkan faktor internal menambahkan variabel emotional quotient

(EQ), dan dalam faktor eksternal menambahkan variabel peran dosen. Metode penelitian yang

digunakan metode kuantitatif, sehingga ada deskriptif kuantitatif, uji asumsi klasik, dan uji

hipotesis dengan menggunakan uji regresi berganda. Mata kuliah wajib yang ditempuh oleh

mahasiswa jurusan akuntansi adalah accounting principle 1 dan accounting principle 2 untuk

mahasiswa semester 1&2 merupakan dasar akuntansi; accounting financial intermediate 1 dan

accounting financial intermediate 2 untuk mahasiswa semester 3&4; advance accounting 1 dan

advance accounting 2 merupakan lanjutan atau tahap tertinggi mata kuliah akuntansi untuk

semester 5&6. Mata kuliah jurusan akuntansi yang terpenting adalah dasar-dasar akuntansi, akan

tetapi pada accounting principle 1&2 merupakan mengulang materi dari pelajaran SMA.

Sehingga fokus penelitian ini ingin melihat faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi mahasiswa

dalam mata kuliah accounting financial intermediate 1 semester ganjil tahun ajaran 2016/2017

yang merupakan pengertian lanjutan dari akuntansi yang didapatkan dari bangku SMA dan

merupakan dasar dalam pengertian materi akuntansi selanjutnya.

96

Page 40: *5 - ijbe-research.com · &«È ¾sÈ /±Í¾«s¤ ± Í «  s« ±«±ª  /Í« êèéï Ch i ef i n E d i to r E ch o P erd an a Ku su mah , Universit as B angka ...

IJBE: Integrated Journal of Business and Economics

e-ISSN: 2549-3280

Berdasarkan hal yang disampaikan di atas, sangat penting untuk dapat melakukan penelitian

tentang apa faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa pada mata kuliah

accounting financial intermediate 1 tahun ajaran 2016/2017. Penelitian ini menguji hubungan

sebab akibat faktor internal dan faktor eksternal terhadap prestasi mata kuliah accounting

financial intermediate 1, secara simultan dan parsial. Hasil dari uraian diatas peneliti tertarik

melakukan penelitian dengan judul : “Pengaruh Faktor Internal Dan Faktor Eksternal Terhadap

Prestasi Belajar Mata Kuliah Intermediate Financial Accounting I (Study Kasus Di Universitas

Singaperbangsa Karawang Tahun Ajaran 2016/2017).”

2. Kajian Pustaka

Teori Belajar

Selama manusia hidup di dunia, maka tidak akan berhenti untuk belajar. Belajar bermanfaat

untuk mempertahankan hidup ataupun untuk memenuhi kebutuhan kehidupan, dan belajar tidak

mengenal usia. Pandangan behavioristik (seperti yang dikemukakan Watson dan Skinner) dalam

Djaali (2009:86), belajar merupakan suatu proses perubahan yang terjadi karena adanya syarat-

syarat (condition) yang kemudian menimbulkan reaksi. Sebaliknya menurut pandangan kognitif

(seperti Piaget, Robert Glaser, Bruner dan Ausubel) dalam Budiningsih (2005:35), belajar adalah

proses internal yang tidak dapat diamati secara langsung, yang dimaksud disini adalah perubahan

terjadi dalam kemampuan seseorang untuk bertingkah laku dan berbuat dalam situasi tertentu,

perubahan dalam tingkah laku hanyalah suatu refleksi dari perubahan internal. Berbeda dengan

aliran behaviorisme, aliran kognitif mempelajari aspek yang tidak dapat diamati seperti

pengetahuan, arti, perasaan, keinginan, kreativitas, harapan dan pikiran. Teori ini dianggap

sebagai tali penghubung antara aliran behaviorisme dan teori kognitif. Berdasarkan dari teori

belajar tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam proses belajar, mahasiswa dipengaruhi dua

faktor yang berbeda yaitu faktor intern yang bersumber dari dalam diri mahasiswa dengan

pandangan kognitif dan faktor ekstern yang bersumber dari luar diri mahasiswa sesuai dengan

pandangan behaviorisme.

Pengertian Belajar

Menurut Hamalik (2008:27), belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui

pengalaman. Menurut pengertian ini belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan, dan bukan

suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat atau menguasai hasil latihan akan tetapi

perubahan perilaku. Sardiman (2007:20) menyatakan bahwa belajar merupakan tingkah laku atau

penampilan dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati,

mendengarkan, meniru dan sebagainya. Disimpulkan belajar adalah suatu proses untuk

memperoleh motivasi dalam pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, dan tingkah laku agar

mendapatkan pengetahuan atau keterampilan juga pengalaman dalam berbagai aspek ke arah

yang lebih baik.

Karakteristik Mata Kuliah Intermediate Financial Accounting 1

Akuntansi merupakan ilmu atau seni yang mengkaji tentang perhitungan, pencatatan, atau

bahkan melakukan pemecahan masalah. Jusuf (2001:5) mengatakan “Akuntansi dapat

didefinisikan sebagai proses pencatatan, penggolongan, peringkasan, pelaporan dan

penganalisaan data keuangan suatu organisasi”. Sedangkan definisi akuntansi menurut buku

Accounting Principles yang dikutip oleh Keiso (2007:4) adalah “Suatu sistem informasi yang

mengidentifikasi, mencatat, dan mengomunikasi peristiwa-peristiwa ekonomi dari suatu

97

Page 41: *5 - ijbe-research.com · &«È ¾sÈ /±Í¾«s¤ ± Í «  s« ±«±ª  /Í« êèéï Ch i ef i n E d i to r E ch o P erd an a Ku su mah , Universit as B angka ...

IJBE: Integrated Journal of Business and Economics

e-ISSN: 2549-3280

organisasi kepada para pengguna yang berkepentingan”. Sehingga akuntansi merupakan kegiatan

pencatatan, penggolongan, peringkasan, mengkomunikasikan peristiwa-peristiwa ekonomi dari

suatu organisasi kepada para pengguna yang berkepentingan.

Faktor Internal yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Faktor internal terdiri dari minat, motivasi dan emotional quotient (EQ) yang berasal dari dalam

diri mahasiswa dalam meningkatkan prestasi belajar intermediate financial accounting 1.

Menurut Slameto (2010: 180), minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada

suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat seorang mahasiswa akan berpengaruh

besar terhadap proses belajarnya, jika minat mahasiswa tersebut dalam suatu mata kuliah tinggi,

antusiasme dan perhatian untuk mengikuti pembelajaran di kelas akan tinggi pula. Motivasi

adalah suatu pernyataan yang kompleks dalam suatu organisme yang mengarahkan tingkah laku

terhadap suatu tujuan (goal) atau perangsang (incentive) (Purwanto, 2010:61). Sedangkan

motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada mahasiswa-mahasiswa yang sedang

belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator

atau unsur yang mendukung. Menurut Goleman (2004:56), kecerdasan emosi merupakan aspek

kecenderungan emosional yaitu kecerdasan "sosial" kemampuan untuk memahami orang lain

dan bertindak dalam hubungan antar manusia. Menurut Purwanto (2010:104), sifat-sifat yang

ada dalam diri seseorang sedikit-banyaknya turut pula mempengaruhi sampai di manakah hasil

belajarnya dapat dicapai. Sehingga dapat disimpulkan semua faktor yang berasal dari dalam diri

mahasiswa dapat berpengaruh terhadap prestasi belajar mahasiswa.

Faktor Eksternal yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Faktor yang berasal dari luar diri mahasiswa adalah peran orang tua, peran dosen, dan

lingkungan masyarakat. Karakter mahasiswa cenderung tergantung pada lingkungan masyarakat

atau teman bergaul, misalnya teman bergaul yang baik akan mengajak mahasiswa tersebut ke

pada hal-hal yang baik, seperti belajar bersama, pergi ke perpustakaan, berdiskusi mengenai

pelajaran di sekolah, berangkat sekolah bersama. Sebaliknya, teman yang buruk akan mengajak

kepada hal-hal yang negatif, seperti membolos, pergi ke tempat-tempat yang berpengaruh buruk

bagi mahasiswa, merokok, minum-minuman keras. Lingkungan kampus atau lingkungan

akademik, yang menuntut pengajar atau dosen dapat membantu mahasiswa untuk tercapainya

tujuan belajar. Tercapai atau tidaknya tujuan pembelajar ke mahasiswa, tergantung peran dosen

dalam menyampaikan materi dan kenyamanan dan kenyamanan anak didik dalam belajar sangat

ditentukan oleh kondisi kampus dalam menyediakan lingkungan yang kondusif. Pembelajaran

pertama kali setiap mahasiswa dilakukan di keluarga, kondisi lingkungan keluarga setiap

mahasiswa berbeda. Perbedaan lingkungan keluarga dari segi ekonomi, pendidikan, dan

kebiasaan dalam keluarga semua itu berpengaruh terhadap cara belajar mahasiswa. Suasana

dalam rumah yang tenang dan tentram selain anak kerasan tinggal di rumah, anak juga dapat

belajar dengan baik.

3. Metode Penelitian

Jenis penelitian kuantitatif yang ditinjau dari data yang digunakan, karena data yang digunakan

berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik. Penelitian ini tergolong penelitian

eksplanasi survei, menurut Bungin (2011:26) eksplanasi survei adalah penelitian yang bertujuan

mencari hubungan sebab-akibat dari variabel-variabel yag diteliti. Jumlah populasinya sebanyak

263 mahasiswa yang akan diambil sampel. Sampelnya berjumlah 100 mahasiswa, pengambilan

98

Page 42: *5 - ijbe-research.com · &«È ¾sÈ /±Í¾«s¤ ± Í «  s« ±«±ª  /Í« êèéï Ch i ef i n E d i to r E ch o P erd an a Ku su mah , Universit as B angka ...

IJBE: Integrated Journal of Business and Economics

e-ISSN: 2549-3280

sampel dilakukan secara random. Penggunaan skala likert bertujuan untuk memudahkan dalam

pengambilan data dan menganalisis data. Pengujian keakuratan data menggunakan uji validitas

dan uji reliabilitas. Pengumpulan data adalah cara atau alat yang digunakan oleh peneliti dalam

mengumpulkan informasi atau keterangan mengenai subyek penelitian (Suharsimi, 2010:203).

Data yang digunakan adalah data dari angket dan dokumentasi, data angket adalah tehnik

pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan pertanyaan atau pernyataan kepada

responden untuk dijawab (Sugiyono, 2009: 199), sedangkan data dokumentasi adalah hasil ujian

tengah semester mahasiswa mata kuliah intermediate financial accounting 1 semester ganjil

tahun ajaran 2017/2018. Pengelolahan data menggunakan analisis statistik depkriptif, uji asumsi

klasik, dan analisis regresi.

Model Penelitian

Model penelitian atau kerangka berfikir yang menggambarkan hubungan variabel dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

Gambar 1. Model Penelitian

Pengembangan hipotesis berisi penjelasan logis terkait hubungan antar variabel. Pengembangan

hipotesis juga memuat bagaimana hipotesis dirumuskan dalam penelitian.

Pengaruh Faktor Internal Terhadap Prestasi Belajar Intermediate Financial Accounting 1

Sukmadinata (2007:240), menyatakan bahwa faktor intern kesulitan belajar antara lain

kurangnya minat terhadap materi pelajaran, persepsi terhadap materi pelajaran, kebiasaan cara

belajar dan kesehatan siswa. Sedangkan menurut Semiawan (2007:61), menyatakan bahwa

emotional quotient (EQ) merupakan faktor internal siswa yang lebih menentukan keberhasilan

belajar di sekolah. Minat merupakan langka awal dalam meningkatkan proses belajar, dengan

adanya minat mahasiswa tertarik untuk mengetahui materi dalam proses belajar. Minat yang

tinggi akan mendorong motivasi untuk belajar lebih rajin sehingga tujuan pembelajaran tercapai.

Emotional quotient (EQ) ialah kecerdasan untuk menggunakan emosi sesuai dengan keinginan

sehingga memberikan dampat yang positif dalam proses belajar. Menurut Spencer Jr. (dalam

Goleman, 2004:47) menyatakan bahwa kecerdasan emosional lebih berperan nyata bagi

keberhasilan seseorang dalam menampilkan prestasi dan kesuksesan dalam sehari- hari

dibandingkan kecerdasan intelektual. Faktor intern kesulitan belajar yang rendah akan

menyebabkan prestasi yang meningkat, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah:

99

Page 43: *5 - ijbe-research.com · &«È ¾sÈ /±Í¾«s¤ ± Í «  s« ±«±ª  /Í« êèéï Ch i ef i n E d i to r E ch o P erd an a Ku su mah , Universit as B angka ...

IJBE: Integrated Journal of Business and Economics

e-ISSN: 2549-3280

𝐇𝟏: Faktor internal mahasiswa berpengaruh positif terhadap prestasi belajar intermediate

financial accounting 1.

Pengaruh Faktor Eksternal Terhadap Prestasi Belajar Intermediate Financial Accounting 1

Menurut Slameto (2010:60), faktor ekstern kesulitan belajar meliputi faktor keluarga, faktor

lingkungan masyarakat dan faktor lingkungan akademik. Kondisi lingkungan keluarga setiap

individu khususnya siswa memiliki variasi perbedaan dengan berbagai tingkatan baik dari segi

kebudayaan, ekonomi, pendidikan, status maupun kebiasaan yang ada dalam keluarga yang

kesemuanya itu berpengaruh pada cara belajar tiap siswa (Sukmadinata, 2005:240). Lingkungan

akademik atau lembaga pendidikan lainnya merupakan tempat yang strategis untuk belajar, baik

dari dosen sebagai pengajar maupun kelengkapan buku acuan yang ada dalam perpustakaan.

Proses pembelajaran yang dilakukan oleh dosen akan menetukan tercapai tidaknya tujuan

belajar. Berdasarkan uraian tersebut, menunjukkan bahwa faktor ekstern kesulitan belajar yang

meliputi lingkungan akademik (peran dosen), lingkungan keluarga (peran orang tua), dan

lingkungan masyarakat bisa menjadi faktor penentu prestasi belajar mahasiswa khususnya pada

mata kuliah intermediate financial accounting 1. Maka hipotesis kedua yang diajukan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

𝐇𝟐: Faktor eksternal mahasiswa berpengaruh positif terhadap prestasi belajar intermediate

financial accounting 1.

Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal Terhadap Prestasi Belajar Intermediate Financial

Accounting 1

Pencapaian keberhasilan belajar diperlukan usaha yang optimal baik dari diri mahasiswa itu

sendiri maupun dari luar individu mahasiswa. Djamarah (2010:46), menyatakan bahwa untuk

mendapatkan prestasi belajar mahasiswa diharapkan tidak hanya sekedar dipengaruhi oleh faktor

internal saja namun juga faktor eksternal yang turut mempengaruhi dalam mencapai tujuan

belajar. Sehingga hipotesis terakhir yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

𝐇𝟑: Faktor internal dan faktor eksternal mahasiswa berpengaruh positif terhadap prestasi belajar

intermediate financial accounting 1.

4. Results / Pembahasan Hasil

Gambaran Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal Terhadap Prestasi Belajar Materi yang diterima oleh mahasiswa dan dujikan oleh dosen, terlihat dari nilai ulangan tengah

semester ganjil tahun ajaran 2016/2017 yang berada dibawah standar kelulusan yaitu 75. Kondisi

dari faktor internal mahasiswa Universitas Singaperbangsa Karawang jurusan akuntansi semester

3 adalah 27% (27 mahasiswa) menyatakan tidak baik, 38% (38 mahasiswa) menyatakan cukup

baik, 25% (25 mahasiswa) menyatakan baik, dan 10% (10 mahasiswa) menyatakan sanyat baik.

Dari data tersebut dapat disimpulkan faktor internal sebagian besar mahasiswa Universitas

Singaperbangsa Karawang jurusan akuntansi semester 3 adalah cukup baik. Sedangkan kondisi

dari faktor eksternal mahasiswa Universitas Singaperbangsa Karawang jurusan akuntansi

semester 3 adalah 17 (17 mahasiswa) menyatakan tidak baik, 43% (43 mahasiswa) menyatakan

cukup baik, 27% (27 mahasiswa) menyatakan baik, dan 13% (13 mahasiswa) menyatakan sanyat

baik. Dari data tersebut dapat disimpulkan faktor eksternal sebagian besar mahasiswa Universitas

Singaperbangsa Karawang jurusan akuntansi semester 3 adalah cukup baik.

100

Page 44: *5 - ijbe-research.com · &«È ¾sÈ /±Í¾«s¤ ± Í «  s« ±«±ª  /Í« êèéï Ch i ef i n E d i to r E ch o P erd an a Ku su mah , Universit as B angka ...

IJBE: Integrated Journal of Business and Economics

e-ISSN: 2549-3280

Tabel 1. Ringkasan Deskripsi Data Hasil Perhitungan Statistik X1 X2 Y

Rata-rata 47,88 30,95 75

Standar Deviasi 3,784 2,736 9,010

Nilai Maksimum 57 38 98

Nilai Minimum 42 26 51

Jumlah Populasi 40 40 40

Jumlah Item Soal 15 10 -

Keterangan:

X1 : Faktor Internal Mahasiswa

X2 : Faktor Eksternal Mahasiswa

Y : Prestasi Belajar

Analisis Data

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.

UlanganTengahSemester .088 40 .200* .975 40 .527

FaktoeEksternal .163 40 .090 .955 40 .109

FaktorInternal .140 40 .068 .943 40 .043

Berdasarkan pengolahan data yang didapatkan maka didapatkan uji Normalitas dari data hasil

output, dapat dilihat pada kolom Kolmogorov-Smirnov diketahui bahwa nilai signifikasinya

untuk ulangan harian = 0,200, faktor internal = 0,068, dan faktor eksternal = 0,090. Karena

signifikasi untuk seluruh variabel lebih besar 0,05 maka dapat disimpulkan semua data distribusi

normal. Berdasarkan hasil uji multikolonieritas di atas dapat diketahui bahwa tidak ada korelasi

yang sangat baik antar variabel bebas dan VIF (variance inflation factor) kedua variabel

menunjukkan 1,014 lebih kecil dari 10 dan nilai tolerance kurang dari 1. Sehingga disimpulkan

tidak terdapat problem multikolonieritas dan akan terbentuk model regresi yang baik dan

keofisien regresi yang dihasilkan adalah tepat untuk memprediksi variabel yang diteliti. Dari

hasil uji heterokedastisitas, 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 adalah 1,246 dan -0,335. Sedangkan 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 dengan df = n-2

atau 40-2 = 38, adalah sebesar 2,0244. Karena nilai 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔<𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙, maka dapat disimpulkan tidak

terjadi heteroskedastisitas pada model regresi.

Dalam uji hipotesis faktor internal mahasiswa, koefisien regresi faktor internal 𝑏1= 1,685. Besar

𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 6,782 dan besar signifikasi t= 0,000. Untuk mengetahui apakah hipotesis penelitian

diterima atau ditolak, maka dilihat 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔dibandingkan dengan 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙=2,0244 sehingga

diperoleh 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙, atau bisa juga memperhatikan signifikasi t= 0,000 yang berarti <

0,05. Dalam uji hipotesis faktor eksternal mahasiswa, koefisien regresi faktor internal 𝑏2= -

1,362. Besar 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = -3,962 dan besar signifikasi t= 0,000. Untuk mengetahui apakah hipotesis

penelitian diterima atau ditolak, maka dilihat 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔dibandingkan dengan 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙=2,0244

sehingga diperoleh 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙, atau bisa juga memperhatikan signifikasi t= 0,000 yang

berarti < 0,05. Hal ini membuktikan bahwa terdapat pengaruh positif yang signifikan faktor

internal dan faktor eksternal mahasiswa terhadap prestasi belajar. Dan secara simultan uji

hipotetsis faktor internal dan eksternal menunjukkan bahwa nilai F= 28,057 dan tingkat

signifikasinya 0,000. Untuk mengetahui apakah hipotesis diterima atau ditolak, maka nilai F

hitung dibandingkan dengan F tabel. Dari F tabel = 3,23, dengan demikian tingkat signifikasi

101

Page 45: *5 - ijbe-research.com · &«È ¾sÈ /±Í¾«s¤ ± Í «  s« ±«±ª  /Í« êèéï Ch i ef i n E d i to r E ch o P erd an a Ku su mah , Universit as B angka ...

IJBE: Integrated Journal of Business and Economics

e-ISSN: 2549-3280

0,000<0,05 dan F hitung > F tabel dapat disimpulkan hipotesis yang diajukan diterima. Sehingga

dapat diinterpretasikan bahwa faktor internal dan faktor eksternal secara simultan berpengaruh

terhadap prestasi belajar.

Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal Mahasiswa Terhadap Prestasi Belajar Secara

Parsial dan Simultan

Tabel 2. Pengaruh Faktor-faktor Internal Terhadap Prestasi Belajar

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B

Std.

Error Beta

1 (Constant) 38.253 14.903 2.567 .015

Minat 2.640 .572 .535 4.612 .000

Motivasi 1.327 .540 .282 2.458 .019

Kecerdasan 1.226 .545 .236 2.250 .031

Dalam faktor internal mahasiswa terdapat minat belajar mahasiswa, motovasi bejar mahasiswa,

dan emotional quetient (EQ). Dari hasil tabel diatas dapat diketahui nilai signifikasi minat=

0,000, dengan tingkat signifikasi 0,000<0,05 dan motivasi= 0,019, dengan tingkat signifikasi

0,019<0,05 sehingga dapat disimpulkan minat dan motivasi berpengaruh terhadap prestasi

belajar mahasiswa Universitas Singaperbangsa Karawang jurusan akuntansi semester 3. Hal

tersebut diperkuat pendapat Dalyono (2009 :56), “minat dan motivasi adalah aspek yang psikis

yang juga besar pengaruhnya terhadap pencapaian prestasi belajar”. Dari hasil tabel diatas dapat

diketahui nilai signifikasi kecerdasan emosional = 0,031, dengan tingkat signifikasi 0,031<0,05

sehingga dapat disimpulkan kecerdasan emosional berpengaruh terhadap prestasi belajar

mahasiswa Universitas Singaperbangsa Karawang jurusan akuntansi semester 3. Hal ini

diperkuat oleh pendapat Sternberg (Goleman, 2004:57), “bahwa kecerdasan sosial berbeda dari

kemampuan akademis dan sekaligus merupakan bagian penting dari apa yang membuat orang

sukses dalam kehisupan sehari-hari”.

Tabel 3. Pengaruh Faktor-faktor Eksternal Terhadap Prestasi Belajar

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B

Std.

Error Beta

1 (Constant) 38.253 14.903 2.567 .015

LingKeluarga -2.372 .806 -.309 -2.944 .006

LingSekolah -1.285 .557 -.239 -2.307 .027

LingMasyarakat -1.343 .591 -.240 -2.272 .030

Faktor eksternal mahasiswa terdapat lingkungan keluarga, lingkungan akademik, dan lingkungan

masyarakat. Dari data tabel diatas dapat diketahui nilai signifikasi lingkungan keluarga= 0,006,

dengan tingkat signifikasi 0,006<0,05, lingkugan akademik= 0,027, dengan tingkat signifikasi

0,027<0,05, dan lingkungan masyarakat= 0,030, dengan tingkat signifikasi 0,030<0,05 sehingga

dapat disimpulkan lingkungan keluarga, lingkungan akademik, dan lingkungan masyarakat

berpengaruh terhadap prestasi belajar di Universitas Singaperbangsa Karawang. Secara simultan

faktor internal dan eksternal mahasiswa mempengaruhi prestasi belajar, diketahui dari nilai

102

Page 46: *5 - ijbe-research.com · &«È ¾sÈ /±Í¾«s¤ ± Í «  s« ±«±ª  /Í« êèéï Ch i ef i n E d i to r E ch o P erd an a Ku su mah , Universit as B angka ...

IJBE: Integrated Journal of Business and Economics

e-ISSN: 2549-3280

signifikasi 0,000 lebih kecil dari taraf signifikasi yang ditolelir (0,05). Dan dalam bab IV

dijelaskan R square menunjukkan nilai koefisien determinasi atau sumbangan efektif variabel

bebas terhadap variabel terikat, nilai R square sebesar 0,603 yang dapat diartikan 60,3% variabel

terikat yaitu prestasi belajar dipengaruhi variabel bebas (faktor internal dan faktor eksternal

mahasiswa) dan sisanya 39,7% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak termasuk dalam

persamaan regresi dalam penelitian ini.

5. Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis penelitian yang telah diuraikan tentang pengaruh faktor internal

mahasiswa (X1) dan faktor eksternal mahasiswa (X2) tehadap prestasi belajar (Y) mata kuliah

intermediate financial accounting 1 sesmester 3 jurusan akuntansi tahun ajaran 2016/2017

Universitas Singaperbangsa Karawang maka dapat disimpulkan sebagai berikut : (1) terdapat

pengaruh yang signifikan faktor internal mahasiswa secara parsial terhadap prestasi belajar mata

kuliah intermediate financial accounting 1 sesmester 3 jurusan akuntansi tahun ajaran

2016/2017, (2) terdapat pengaruh yang signifikan faktor eksternal mahasiswa secara parsial

terhadap prestasi belajar mata kuliah intermediate financial accounting 1 sesmester 3 jurusan

akuntansi tahun ajaran 2016/2017, (3) Terdapat pengaruh yang signifikan faktor internal dan

faktor eksternal mahasiswa secara simultan terhadap prestasi belajar mata kuliah intermediate

financial accounting 1 sesmester 3 jurusan akuntansi tahun ajaran 2016/2017. Hasilnya dapat

dipergunakan untuk memperbaiki prestasi belajar mahasiswa, dengan cara membantu mahasiswa

dalam menghadapi kesulitan belajar.

Saran

Adapun saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan adalah sebagai

berikut: (1) orang tua perlu mengadakan pengawasan terhadap anaknya baik dalam belajar

dirumah, mengetahui prestasi belajar di kampus, dan teman sepergaulan anak, (2) dosen perlu

meningkatkan hubungan baik antara dosen dengan mahasiswa sehingga proses belajar mengajar

dalam kelas lebih terbuka, dosen juga hendaknya memperhatikan faktor internal mahasiswa, dan

metode yang digunakan dalam proses belajar mengajar yang tepat tidak hanya ceramah dan

pemberian tugas. (3) untuk penelitian selanjutnya hendaknya meneliti variabel lain selain varibel

faktor internal dan faktor eksternal yang diteliti dalam penelitian ini, dapat mengambil sampel

secara lebih random tidak hanya terbatas satu universitas. Saran tersebut dapat membantu orang

tua dan dosen, agar lebih memperhatikan peserta didik atau mahasiswa. Saran yang diberikan

bisa digunakan agar penelitian selanjutnya lebih baik lagi, dan mahasiswa bisa memperbaiki

prestasi belajarnya.

103

Page 47: *5 - ijbe-research.com · &«È ¾sÈ /±Í¾«s¤ ± Í «  s« ±«±ª  /Í« êèéï Ch i ef i n E d i to r E ch o P erd an a Ku su mah , Universit as B angka ...

IJBE: Integrated Journal of Business and Economics

e-ISSN: 2549-3280

Referensi

Ali, I. M., Kamarudin, K., Suriani N. A. (2015). Perception of Employers and Educators in Accounting

Education. Procedia Economic and Finance, 54-63.

Budiningsih, C. A. (2005). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Bungin, B. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif: komunikasi, ekonomi, dan kebijakan publik serta ilmu-

ilmu sosial lainnya. Jakarta: Kencana.

Dalyono. M. (2009). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Djaali, H. (2009). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Goleman, D. (2004). Kecerdasan Emosional. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Himalik, O. (2008). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Jusuf, H. (2001). Dasar-Dasar Akuntansi. Yogyakarta: STIE YKPN.

Purwanto, N. M. 2010. Psikologi Pendidikan. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Rachmawati, M. I. (2009). Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal Terhadap Prestasi Belajar Siswa

Kelas XI IPS pada mata pelajaran ekonomi di SMA Negeri 7 Kediri. Skripsi. Universitas Negeri

Malang.

Sardiman, A. M. (2007). Interkasi dan motivasi belajar-mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Semiawan, Conny, R. (2008). Belajar dan Pembelajaran Prasekolah dan Sekolah Dasar. Jakarta : PT

Macana Jaya Cemerlang.

Sitorus, R. 2016. Pengaruh Faktor Internal Dan Eksternal Terhadap Prestasi Belajar Pengantar

Ekonomi Dan Bisnis Siswa Kelas Xi Smk Swasta Teladan P. Siantar Tahun Ajaran 2015/2016.

Undergraduate Thesis. Universitas Negeri Medan.

Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta.

Suharsimi. Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Revisi). Jakarta: Rineka

Cipta.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung

: Alfabeta cv.

Sukmadinata, N. S. (2007). Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Potensi Karawang. (n.d.). Situs Resmi Pemerintah Kab Karawang | Kabupaten Karawang. Retrieved

January 15, 2017, from http://www.karawangkab.go.id/

104

Page 48: *5 - ijbe-research.com · &«È ¾sÈ /±Í¾«s¤ ± Í «  s« ±«±ª  /Í« êèéï Ch i ef i n E d i to r E ch o P erd an a Ku su mah , Universit as B angka ...

IJBE: Integrated Journal of Business and Economics

e-ISSN: 2549-3280

Determinants Identification of Poverty and Human Capital of

Fisherman Household

Aning Kesuma Putri Economic Studies Program, Faculty of Economics, University of Bangka Belitung

[email protected]

Abstract

This research was conducted to see the determinants of poverty and human capital in fishermen

households in Bangka and Pangkalpinang (Bangka Belitung Province, Indonesia). The research

was conducted in Fisherman I and Temberan Village, Air Itam and Sinarbulan. The samples

were 118 fishermen, 59 households in Fisherman I and Temberan Village, Air Itam and

Sinarbulan by distributing questionnaires. The research method used qualitative and

quantitative with SPSS tool. The results show that poverty and human capital are defined as 15%

in Fisherman Environment I and 1.4%, meaning that other variables such as human resources,

fishermen lending, fishermen institutions and other variables have an enormous effect on poverty

and human capital. Further research should be done to look at the pattern of households of

young fishermen and households of elderly fishermen.

Keywords: : Poverty, Human capital

1. Pendahuluan

Fokus penelitian ini adalah identifikasi determinan kemiskinan dan modal manusia yang terjadi

pada rumah tangga nelayan yang berada di Desa Air Itam Kota Pangkal Pinang dan Kampung

Nelayan I di Kabupaten Bangka. Berdasarkan gambar 1, terdapat jumlah penduduk miskin

terbanyak pertama di Kabupaten Bangka dan ke empat di Kota Pangkal Pinang. Berdasarkan

pernyataan Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti, ratusan rumah tangga menghilang

sekitar 50 persen, yaitu dari 1,6 juta nelayan turun menjadi 800 rumah tangga sejak tahun 2003

sampai 2013. Penyebab utamanya adalah nelayan tidak bisa memenuhi kebutuhan rumah tangga

karena hasil sumber daya laut yang semakin menurun (Tempo.com, 2017). Pembangunan

ekonomi keluarga merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga karena

bisa mendukung keberhasilan aktivitas lainnya. Kemiskinan yang menurun disertai dengan

membaiknya kualitas masyarakat,keluarga dan penduduk di Indonesia, maka meningkatkan

peluang dalam keberhasilan pembangunan yang menghilangkan isolasi antara desa dan kota.

(Tjiptoherijanto, 1999).

Modal manusia yang sangat berpengaruh dalam proses pembangunan untuk mengurangi

kemiskinan adalah pendidikan dan kesehatan masyarakat. Pendidikan memberikan sumbangan

terhadap pembangunan sosial ekonomi melalui cara meningkatkan pengetahuan, ketrampilan,

kecakapan, sikap dan produktivitas. (Fattah, 2009) Keuntungan ekonomi (rate of return)

investasi pendidikan lebih tinggi daripada investasi fisik dengan perbandingan rata-rata 15,3%

dan 9,1% (Fattah, 2009). Salah satu indikator yang dapat digunakan untuk mengukur

keberhasilan pendidikan adalah tingkat buta huruf. Makin rendah persentase penduduk yang buta

huruf, maka makin berhasil program pendidikan, sebaliknya jika persentase penduduk buta huruf

105

Page 49: *5 - ijbe-research.com · &«È ¾sÈ /±Í¾«s¤ ± Í «  s« ±«±ª  /Í« êèéï Ch i ef i n E d i to r E ch o P erd an a Ku su mah , Universit as B angka ...

IJBE: Integrated Journal of Business and Economics

e-ISSN: 2549-3280

tinggi, maka dapat diindentifikai kurang berhasilnya pendidikan (Badan Pusat Statistik, 2017).

Berdasarkan hasil penelitian, kemiskinan berhubungan dengan angka kesakitan dan kematian.

Tingkat pendapatan di bawah garis kemiskinan dan rendahnya kesempatan memperoleh fasilitas

kesejahteraan sosial akan mempengaruhi keperluan pangan bergizi atau kemampuan mengatasi

penyakit, sehingga akan berdampak pada tingginya tingkat angka harapan hidup serta kematian

bayi atau Infant Mortality Rate (Suryawati, 2005). Kemiskinan berhubungan juga dengan tingkat

kalori yang dikonsumsi oleh rumah tangga nelayan perhari, apabila konsumsi kalori tinggi,

indikator miskin dan modal manusia rumah tangga tersebut bisa dikatakan baik (Rahman, 2013).

2. Kajian Pustaka

Kemiskinan

Ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat

berlindung, pendidikan dan kesehatan merupakan arti dari kemiskinan. Garis kemiskinan atau

batas kemiskinan adalah tingkat minimum pendapatan yang dianggap perlu dipenuhi untuk

memperoleh standar hidup yang mencukupi di suatu negara (Todaro, 2009).

Kemiskinan terbagi menjadi beberapa jenis:

Kemiskinan Relatif merupakan kemiskinan yang diukur dari proporsi distribusi pendapatan.

Kemiskinan Kultur, yaitu kemiskinan karena faktor budaya, meskipun di sekitar sudah

memberikan bantuan untuk menyelesaikan kemiskinan, bantuan tersebut tidak dihiraukan.

Kemiskinan Absolut, yaitu derajat kemiskinan diukur dari kebutuhan minimum untuk

bertahan hidup hingga tidak terpenuhi

Kemiskinan Struktural, yaitu kemiskinan karena ketimpangan ekonomi, yang tidak

menguntungkan bagi golongan yang lemah.

Kemiskinan Alamiah adalah kemiskinan yang terjadi karena alam yang tidak mendukung.

Modal Manusia

Sejumlah dana yang dikeluarkan dan kesempatan memperoleh penghasilan selama proses

investasi merupakan investasi sumber daya manusia. Imbalan yang diperoleh adalah tingkat

penghasilan yang lebih tinggi untuk mampu mencapai tingkat konsumsi yang lebih tinggi pula

(Mulyadi, 2014).

Pendidikan

Tingkat pendidikan bisa mempengaruhi peningkatan pendidikan sesorang. Jika dilakukan

tambahan satu tahun sekolah, berarti di satu pihak akan meningkatkan kemampuan kerja dan

penghasilan sesorang (Todaro,2009). Pendidikan memaparkan kegiatan manusia yang disengaja

untuk mencapai tujuan tertentu dan merupakan suatu kekuatan dinamis dalam kehidupan setiap

individu yang dapat mempengaruhi perkembangan fisik, mental, emosional, sosial dan etikanya.

Bahkan pendidikan dapat diartikan sebagai usaha manusia untuk membina kepribadiannya

dengan nilai-nilai dalam masyarakat dan kebudayaannya (Sumarsono, 2009).

Kesehatan

Modal kesehatan yang lebih besar dapat meningkatkan laba dari investasi dalam pendidikan. Hal

ini menunjukkan bahwa kesehatan dan pendidikan memiliki kaitan yang sangat erat terhadap

pembangunan ekonomi.

106

Page 50: *5 - ijbe-research.com · &«È ¾sÈ /±Í¾«s¤ ± Í «  s« ±«±ª  /Í« êèéï Ch i ef i n E d i to r E ch o P erd an a Ku su mah , Universit as B angka ...

IJBE: Integrated Journal of Business and Economics

e-ISSN: 2549-3280

Kesehatan dan pendidikan berkaitan dalam pembangunan ekonomi. Harapan hidup lebih panjang

dapat menaikkan pengembalian atas investasi dalam pendidikan, sementara kesehatan yang lebih

baik akan menyebabkan rendahnya tingkat depresiasi modal pendidikan. Kesehatan berdampak

pada produktivitas seseorang (Sumarsono, 2009)

Tabungan

Menurut kaum klasik, tabungan merupakan fungsi dari tingkat bunga dengan hubungan positif.

Tingkat bunga yang semakin tinggi mengakibatkan jumlah tabungan semakin meningkat, karena

terjadi akumulasi aset. Pada kenyataannya kondisi full employment tersebut tidak pernah terjadi.

Selain itu, teori klasik juga melakukan pemisahan antara sektor moneter dan sektor riil, yang

masing-masing sektor tidak saling mempengaruhi (Boediono, 2001). Teori Keynesian

menyatakan tingkat bunga tidak ditentukan oleh interaksi tabungan dan investasi di pasar modal,

tetapi merupakan fenomena moneter. Perubahan tingkat bunga akan mempengaruhi keinginan

untuk investasi sektor perusahaan, karena investasi sangat sensitif terhadap tingkat bunga.

Menurut Keynesian, tabungan ditentukan oleh tingkat pendapatan saat ini (current income).

(Boediono, 2001).

3. Metode Penelitian

Tempat, Waktu dan Jenis Data Penelitian

Populasi dari penelitian ini adalah kepala rumah tangga nelayan di Desa Nelayan I Kecamatan

Sungai Liat Kabupaten Bangka dan Desa/Kelurahan Temberan, Air Itam dan Sinarbulan Kota

Pangkalpinang. Penelitian dilakukan selama enam bulan dengan penggumpulan data melalui

sistem wawancara dan kuisioner yang disebarkan ke 118 sampel, 59 sampel di Desa Nelayan I

Kecamatan Sungai Liat Kabupaten Bangka dan 59 sampel di Desa/Kelurahan Temberan, Air

Itam dan Sinarbulan Kota Pangkalpinang.

Analisis Regresi

Analisis regresi linier berganda digunakan dengan formula sebagai berikut:

Y = b0+ b1E+ b2M+b3As+ b4C+b5S

Keterangan:

Y = Pendapatan

E = Pendidikan

M = Melek Huruf

As = Asuransi BPJS

C = Kalori

S = Tabungan

b0 = intersep

b1,b2,...b6 = koefisien regresi (parameter)

Persamaan tersebut merupakan persamaan tunggal yang berdiri sendiri. Pengujian hipotesis

dinyatakan sebagai berikut:

H0 : tidak ada pengaruh antara variabel bebas dan variabel terikat

Ha : ada pengaruh antara variabel bebas dan terikat

H0 : bn = 0 atau b1=b2=b.....b6=0

Ha : sekurang-kurangnya satu diantara 6 koefisien regresi tidak sama dengan nol

107

Page 51: *5 - ijbe-research.com · &«È ¾sÈ /±Í¾«s¤ ± Í «  s« ±«±ª  /Í« êèéï Ch i ef i n E d i to r E ch o P erd an a Ku su mah , Universit as B angka ...

IJBE: Integrated Journal of Business and Economics

e-ISSN: 2549-3280

© 2017 IJBE Publishing. All rights reserved. Available Online at: http://ijbe-research.com

4. Hasil dan Pembahasan

Deskripisi Variabel Pendapatan Pendapatan nelayan di Kabupaten Bangka, khususnya di Lingkungan Nelayan I rata-rata sebesar

Rp5.281.474,58 dengan pendapatan terendah senilai Rp1.675.000 dan sebesar senilai

Rp9.570.000 Pengeluaran rumah tangga yang pertama untuk memenuhi kebutuhan pokok

(pangan), kedua pakaian (sadang), ketiga biaya beli rokok, keempat biaya adat istiadat dan

kelima syukuran, transportasi (minyak, ongkos dan lain-lain). Biaya pendidikan anak masuk ke

dalam urutan ke 6 dalam pengeluaran rumah tangga, diikuti pengeluaran untuk listrik, cicilan

kredit 1, biaya kesehatan, biaya hiburan (minum kopi di warung), tabungan, biaya lainnya dan

cicilan kredit.

Gambar 1. Frekuensi Pendapatan Nelayan Gambar 2. Frekuensi Pendapatan Nelayan di Lingkungan Nelayan I

Kabupaten Bangka di Temberan, Air Itam dan Sinarbulan Kota Pangkalpinang

Rata-rata pendapatan nelayan di Kota Pangkalpinang sebesar Rp7.893.440,68 dengan

pendapatan terendah sebesar Rp2.300.000 dan tertinggi senilai Rp12.950.000 Pengeluaran

terbanyak didominasi oleh pengeluaran trasportasi (minyak, ongkos abi-labi dan lain-lain),

kebutuhan pokook (pangan), pakaian (sandang), pendidikan anak, biaya beli rokok. Pengeluaran

selanjutnya dipergunakan untuk biaya adat-istiadat dan syukuran, biaya listrik, biaya kesehatan,

cicilan kredit 1, biaya hiburan (minum kopi di warung), tabungan, biaya kredit 2 dan biaya

lainnya.

Deskripsi Variabel Pendidikan

Gambar 3. Frekuensi Pendidikan Nelayan Gambar 4. Frekuensi Pendidikan Nelayan di Lingkungan Nelayan di Temberan, Air Itam, dan Sinarbulan

Kota Pangkalpinang

108

Page 52: *5 - ijbe-research.com · &«È ¾sÈ /±Í¾«s¤ ± Í «  s« ±«±ª  /Í« êèéï Ch i ef i n E d i to r E ch o P erd an a Ku su mah , Universit as B angka ...

IJBE: Integrated Journal of Business and Economics

e-ISSN: 2549-3280

Pendidikan nelayan di Kabupaten Bangka, khususnya di Lingkungan Nelayan I sebagian besar

tamat SD sebanyak 44 orang, yang tidak tamat SD ada sebanyak 7 orang dan yang

menyelesaikan sekolah sampai tingkat SLTP ada sebanyak 6 orang dan SLTA ada 2 orang.

Nelayan di Desa/Kelurahan Temberan, Air Itam dan Sinarbulan yang tamat SD sebanyak 42

orang, yang tidak menyelesaikan pendidikan di jenjang SD sebanyak 4 orang, tamat SLTP 13

orang dan tamat SLTA tidak ada.

Deskripsi Variabel Melek Huruf

Gambar 5. Frekuensi Melek Huruf Nelayan di

Kota Pangkalpinang dan Kabupaten Bangka

Nelayan di Kota Pangkalpinang dan Kabupaten Bangka kebanyakan bisah baca dan tulis. Ini

menunjukkan bahwa melek huruf nelayan baik di Kota dan Kabupaten sangat baik.

Deskripsi Variabel Asuransi BPJS

Gambar 6. Frekuensi Penggunaan BPJS Kesehatan Nelayan Gambar 7 Frekuensi Penggunaan BPJS Kesehatan Nelayan

di Lingkungan Nelayan I di Desa/Kelurahan Temberan, Air Itam dan Sinarbulan

Nelayan di Lingkungan Nelayan I ada 3 orang yang tidak menggunakan BPJS kesehatan, 3 orang

yang sering menggunakan BPJS kesehatan, 45 orang jarang menggunakan dan 8 orang belum

pernah menggunakan. Rumah tangga nelayan lebih banyak menggunakan pengobatan tradisional

dibandingkan menggunakan fasilitas kesehatan BPJS. Nelayan di Desa/Kelurahan Temberan, Air

Itam dan Sinarbulan ada 7 orang yang tidak menggunakan BPJS kesehatan, 21 orang yang sering

109

Page 53: *5 - ijbe-research.com · &«È ¾sÈ /±Í¾«s¤ ± Í «  s« ±«±ª  /Í« êèéï Ch i ef i n E d i to r E ch o P erd an a Ku su mah , Universit as B angka ...

IJBE: Integrated Journal of Business and Economics

e-ISSN: 2549-3280

menggunakan BPJS kesehatan, 21 orang jarang menggunakan dan 10 orang belum pernah

menggunakan.

Deskripsi Variabel Kalori

Gambar 8. Frekuensi Kalori di Lingkungan Nelayan I Gambar 9. Frekuensi Kalori Kalori di Desa/Kelurahan

Temberan, Air Itam dan Sinarbulan

Rumah tangga nelayan rata-rata mengkonsumsi kalori sebanyak 17.460,75. Jumlah kalori yang

dikonsumsi terendah sebesar 4.206 dan tertinggi sebesar 42.926 Makanan yang dikonsumsi

terbanyak adalah nasi, sedang kan lauk pauk rata-rata mengkonsumsi dari hasil tangkap di laut

dan berkebun. Rata-rata kalori rumah tangga nelayan di Desa/Kelurahan Temberan, Air Itam dan

Sinarbulan sebesar 16.345,63 dengan kalori terendah 6.888 dan tertinggi adalah 20.003,30.

Makanan yang dikonsumsi terbanyak adalah nasi. Lauk pauk kebanyakan mengkonsumsi dari

hasil tangkap nelayan.

Deskrpisi Variabel Tabungan

Gambar 10. Frekuensi Tabungan Nelayan Gambar 11. Frekuensi Tabungan Nelayan

di Lingkungan Nelayan I di Desa/Kelurahana Temberan, Air Itam dan Sinarbulan

Rumah tangga nelayan di Lingkungan Nelayan I rata-rata menyisihkan pengeluaran untuk

menabung rata-rata sebesar Rp 33.898,31 dengan tingkat tabungan terendah sebesar Rp 50.000

dan tabungan tertinggi Rp 600.000. Rumah tangga nelayan di Desa/Kelurahan Temberan, Air

Itam dan Sinarbulan rata-rata menyisihkan pengeluaran untuk menabung rata-rata sebesar Rp

62.711, 86 dengan tingkat tabungan terendah sebesar Rp 50.000 dan tabungan tertinggi Rp

1.000.000. 110

Page 54: *5 - ijbe-research.com · &«È ¾sÈ /±Í¾«s¤ ± Í «  s« ±«±ª  /Í« êèéï Ch i ef i n E d i to r E ch o P erd an a Ku su mah , Universit as B angka ...

IJBE: Integrated Journal of Business and Economics

e-ISSN: 2549-3280

Analisis Determinan Kemiskinan dan Modal Manusia di Lingkungan Nelayan I

Kabupaten Bangka Y = 8166754,530-346938,112E-3066686,081M-135590,254As+68,371C-0,561S

t (hit) = (4,040) (-0,869) (-1,704) (-0,534) (2,935) (-0,411)

F (hit) = 3,075

t(tabel) = 2,004879

F (tabel) = 2,370977

Adj R

= 0,152

F hitung kemiskian di Lingkungan Neayan I lebih besar dari F tabel, artinya H0 ditolak, Ha

diterima, ada hubungan antara variabel kemiskinan dengan variabel pendidikan, melek huruf,

asuransi, kalori dan tabungan. Hubungan antara variabel terikat dan bebas, R dari hasil SPSS

sebear 0,152% artinya variabel pendidikan, melek huruf, asuransi, kalori dan tabungan hanya

berpengaruh sebesar 15% terhadap kemiskinan. Indikator rumah tinggal, SDM, pinjaman

nelayan dan kelembagaan nelayan serta variabel lainnya mempengaruhi kemiskinan dan modal

manusia sebanyak 85%.

Analisis Determinan Kemiskinan dan Modal Manusia di Desa/Kelurahan Temberan, Air

Itam dan Sinarbulan Kota Pangkalpinang Y = 7561859,359 – 857243,420E + 972790,566M + 758244,252As - 21,796C + 1,314S

t(hit) = (2,533) (-1,265) (0,363) (1,395) (-1,630) (0,409)

F(hit) = 1,169

t(tabel) = 2,004879

F (tabel) = 2,370977

Adj R

= 0,014

F hitung kemiskinan di Desa/Kelurahan Temberan, Air Itam dan Sinarbulan lebih kecil dari F

tabel, artinya H0 diterima, Ha ditolak, tidak ada hubungan antara variabel kemiskinan dengan

variabel pendidikan, melek huruf, asuransi, kalori dan tabungan. Hubungan antara variabel

terikat dan bebas, R dari hasil SPSS sebear 0,014% artinya variabel pendidikan, melek huruf,

asuransi, kalori dan tabungan hanya berpengaruh sebesar 1,4% terhadap kemiskinan. Sedangkan

98,6% bisa dipengaruhi oleh indikator rumah tinggal, SDM, pinjaman nelayan, kelembagaan

nelayan dan variabel lainnya.

5. Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan

1. Tidak ada determinan kemiskinan dan modal manusia di Lingkungan Nelayan I dan

Desa/Kelurahan Temberan, Air Itam dan Sinarbulan. Walau tingkat kemiskinan dan modal

manusia rumah tangga nelayan di Desa/Kelurahan Temberan, Air Itam dan Sinarbulan

cenderung lebih baik dari Lingkungan Nelayan I. Penyebabnya adalah banyak faktor lain

selain pendidikan, melek huruf, asuransi, kalori dan tabungan. Variabel yang besar

pengaruhnya terhadap kemiskinan di rumah tangga diantaranya indikator SDM, pinjaman,

kelembagaan nelayan dan lainnya yang tidak diukur dalam penelitian ini.

2. Diantara variabel bebas yaitu pendidikan, melek huruf, asuransi, kalori dan tabungan, hanya

kalori yang berhubungan positif dengan kemiskinan di rumah tangga nelayan di kedua

wilayah sampel, hal ini disebabkan oleh rata-rata rumah tangga nelayan mengkonsumsi

111

Page 55: *5 - ijbe-research.com · &«È ¾sÈ /±Í¾«s¤ ± Í «  s« ±«±ª  /Í« êèéï Ch i ef i n E d i to r E ch o P erd an a Ku su mah , Universit as B angka ...

IJBE: Integrated Journal of Business and Economics

e-ISSN: 2549-3280

makanan laut yang kalorinya sangat tinggi, yang mereka dapat dari hasil tangkap ketika

melaut.

Saran

1. Penelitian selanjutnya sebaiknya mencoba untuk melihat pola rumah tangga nelayan muda

dan rumah tangga nelayan usia lanjut.

2. Pemerintah Kabupaten Bangka sebaiknya memberikan fasilitas terhadap rumah tangga

nelayan misal berupa koperasi sebagai wadah simpan pinjam anggota. Bantuan dari

pemerintah seperti pelatihan kewirausahaan nelayan, bantuan mesin motor dan lain-lain

sangat diharapkan rumah tangga nelayan untuk mensejahterakan hidup mereka.

Referensi

Agunggunanto, E. Y. (2011). Analisis Kemiskinan dan Pendapatan Keluarga Nelayan Kasus Di

Kecamatan Wedung Kabupaten Demak, Jawa Tengah, Indonesia. Dinamika Ekonomi

Pembangunan, 1, 1st ser., 51-60. Retrieved April 4, 2017, from

https://media.neliti.com/media/publications/4983-ID-analisis-kemiskinan-dan-

pendapatan-keluarga-nelayan-kasus-di-kecamatan-wedung-ka.pdf.

Anjayani, E. (2007). Mengenal Beberapa Program Pembangunan. Cempaka Putih: Klaten.

Badan Pusat Statistik. (2017). Kepulauan Bangka Belitung Dalam angka 2016 (Ser. 1403.19, pp.

1-320). Provinsi Kepulauan Bangka Belitung: BPS .

Boediono. (2001). Seri Sinopsis Pengantar Ilmu Ekonomi No. 2: Ekonomi Makro. Yogyakarta:

BPFEY.

Dartanto, T. (januari 2017). Disaster, Mitigation and Household Welfare in Indonesia. LPEM

FEBUI Working Paper, 006th ser., 13-14. Retrieved October 13, 2017, from

http://www.lpem.org/wp-content/uploads/2017/01/WP-LPEM_06_Jan-2017_Dartanto-

T_rev2.pdf

Fattah, N. (2009). Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan. PT. Remaja Rosdakarya: Bandung

Junaidi, A. M., & U. P. (2016). KAJIAN STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN

NELAYAN DITINJAU DARI PERSPEKTIF MULTI DIMENSI DI KOTA PADANG

(FAKTOR EKSTERNAL KEMISKINAN NELAYAN). Prosiding SNaPP2016 Sosial,

Ekonomi, dan Humaniora, 6, 1st ser., 830-838. Retrieved November 9, 2017, from

http://proceeding.unisba.ac.id/index.php/sosial/article/view/405/pdf

Mulyadi. (2014). Ekonomi Sumber Daya Manusia dalam Perspektif Pembangunan. PT.

Rajagrafindo Persada/Rajawali Press: Jakarta.

Rahman*, M. A., Abka, R., Rahman, M. S., & Sarma, P. K. (2013). Poverty and food security

analysis: A study of fishermen households in a selected area of Bangladesh . J.

112

Page 56: *5 - ijbe-research.com · &«È ¾sÈ /±Í¾«s¤ ± Í «  s« ±«±ª  /Í« êèéï Ch i ef i n E d i to r E ch o P erd an a Ku su mah , Universit as B angka ...

IJBE: Integrated Journal of Business and Economics

e-ISSN: 2549-3280

Bangladesh Agril. Univ., 11, 2nd ser., 293-299. Retrieved October 13, 2017, from

https://ageconsearch.umn.edu/bitstream/209871/2/19928-71294-1-PB.pdf.

Suryawati, C. (2005). MEMAHAMI KEMISKINAN SECARA MULTIDIMENSIONAL. JMPK

,8, 3rd ser., 121-129. Retrieved October 13, 2017, from

https://media.neliti.com/media/publications/22327-ID-memahami-kemiskinan-secara-

multidimensional.pdf.

Sumarsono, S. (2009). Teori dan Kebijakan Publik Ekonomi Sumber Daya Manusia. Graha Ilmu:

Jakarta.

Tempo.co. (2017, February 25). Menteri Susi Cemas Ratusan Rumah Tangga Nelayan

Menghilang. Https://www.tempo.co/. Retrieved March 3, 2017, from

https://nasional.tempo.co/read/850286/menteri-susi-cemas-ratusan-rumah-tangga-

nelayan-menghilang

Tjiptoherijanto, P. (1999). Keseimbangan Penduduk, Manajemen Sumber Daya Manusia dan

Pembangunan Daerah. Pusataka Sinar Harapan: Jakarta.

Todaro, M. P & Stephen C. Smith. (2003). Pembangunan Ekonomi Dunia Ketiga. Erlangga:

Jakarta.

113

Page 57: *5 - ijbe-research.com · &«È ¾sÈ /±Í¾«s¤ ± Í «  s« ±«±ª  /Í« êèéï Ch i ef i n E d i to r E ch o P erd an a Ku su mah , Universit as B angka ...

IJBEINTEGRATED JOURNAL OF BUSINESS AND ECONOMICS2 0 1 7   A C COMP L I S HMEN T S

+ 6 2 8 1 2 7 2 0 1 8 9 1 0    

h t t p s : / / i j b e - r e s e a r c h . c o m

B a n g k a B e l i t u n g , I n d o n e s i a

e c h o @ i j b e - r e s e a r c h . c o m