2019 IIA INDONESIA NATIONAL CONFERENCE Alila Hotel Solo ... · 2019 IIA INDONESIA NATIONAL...

2019 IIA INDONESIA NATIONAL CONFERENCE2019 IIA INDONESIA NATIONAL CONFERENCE

Alila Hotel Solo, 24 - 25 July 2019Alila Hotel Solo, 24 - 25 July 2019

THE INSTITUTE OF INTERNAL AUDITORS INDONESIAGedung Bina Sentra, 1st Floor, Suite 103 Komplek Bidakara

Jl . Gatot Subroto Kav. 71 - 73, Jakarta Selatan 12870Mobile : +62 814 1301 8909

E-mail : [email protected]

2 0 1 9 n a t c o n . i i a - i n d o n e s i a . o r g

RUNDOWN &SYNOPSIS

RUNDOWN &SYNOPSIS

Internal Audit of The Future

All About Internal Control over External Financial Reporting (ICEFR) I

Managing Your Culture Risks I Climate Risks and Sustainability I

The IIA’s Artificial Intelligence Auditing Framework I

IA Roles in Non-Financial and Integrated Reporting I

SMAP/Leveraging Anti-Bribery Management System

in The Public Sector (ISO37001) I

Auditing Third Party Risk Management

Cultivating Your Talents to Manage Tomorrow’s Risks I

The Anatomy and Evolution Cyberthreats in The Wake of Digitalization I

Internal Audit for the New World of Robotics and Automation

and many more ...

Keynote Speech

IIA Global Chairman of The Board, 2015 - 2016Larry Harrington

iv

“The current era is the beginning of a new era of industrial devel-opment known as the fourth industrial revolution. Various tech-

nological discoveries and developments today have a significant impact and there is a significant social shift. This development is unavoidable and must be faced and utilized to reach various facili-ties as a result of technological developments.

Entering the long gate of this new industrial stage requires all parties to transform to adapt to industrial and technological needs. Likewise with internal auditors. The current auditor has rushed to make various changes to adjust to technological needs.

In the city of Solo, a city with this high cultural heritage, Indonesian internal auditors gather and conduct joint studies to share ways and knowledge about how to deal with and enter the 4th Industri-al Revolution era. In this 2019 national conference Indonesian inter-nal auditors share knowledge together with the aim of equalizing competence so that it can still contribute maximally by maintain-ing culture as part of national identity.

SISNOP

S Y

v

“Era saat ini merupakan awal dari era perkembangan industri baru yang dikenal sebagai revolusi industri yang ke empat.

Berbagai penemuan dan perkembangan teknologi saat ini membawa dampak signifikan dan terjadi pergeseran signifikan secara sosial. Perkembangan ini tidak bisa dihindari dan harus dihadapi serta dimanfaatkan untuk meraih berbagai kemuda-han sebagai buah dari perkembangan teknologi.

Memasuki gerbang panjang tahapan industri baru ini menuntut semua pihak untuk bertransformasi menyesuaikan diri dengan kebutuhan industri dan teknologi. Demikian juga dengan audi-tor internal. Auditor saat ini telah bergegas melakukan berbagai perubahan untuk menyesuaikan diri dengan kebutuhan te-knologi.

Di Kota Solo, Kota dengan warisan budaya tinggi ini, auditor internal Indonesia berkumpul dan melakukan kajian bersama untuk saling berbagi cara dan pengetahuan tentang bagaimana menghadapi dan memasuki era Revolusi Industri ke 4. Dalam Konferensi nasional 2019 ini auditor internal Indonesia berbagi pengetahuan bersama dengan tujuan menyamakan kompeten-si sehingga tetap dapat berkontribusi secara maksimal dengan mempertahankan budaya sebagai bagian dari jati diri bangsa.

SISNOP

S Y

vi Roundown Table 1

DAY 1 Wednesday, 24 July 2019

Gatot Trihargo, Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Survei dan Konsultasi Kementrian BUMN

• Kevin Loh, Chief Group Audit & Risk Advisory PT Astra International, Tbk

• Sunarso, Wakil Direktur Utama PT Bank Rakya Indonesia (Persero) Tbk

• Prof. Dr. Ilya Avianti

TIME (WIB) AGENDA REVIEW

•

08.45 - 09.00 Opening and Welcome Speech Hari SetiantoPresident IIA Indonesia

09.00 - 10.00 Keynote Speech - 1Internal Audit of the FutureLarry Harrington (Global Chairman of The IIA)

10:00 - 10:30 Break and Exhibition Viewing

-

12:00 - 13:00 Lunch and Exhibition Viewing

13:00 - 14:00 Concurrent Session - 1

All about Internal Control over External FinancialReporting (ICEFR)

Green Digital:Digital Innovation GoesBeyond Technology

Climate Risks andSustainability: IA Callsto Action

Managing Your Culture RisksAuditing Framework

Internal Audit Roles in Non Financial and Integrated Reporting


15:30 - 16:30 Panel Session - 2 SMAP/Leveraging Anti-Bribery ManagementSystem in Public Sector (ISO 37001)

17.30 - 21:00 Gala Dinner

10:30 - 12:00 Panel Session - 1 Stakeholders Expectation: Internal AuditTransformation to Embrace the Future


The IIA’s Artificial Intelligence

viiRoundown Table 2

2019 IIA Indonesia National ConferenceSolo, Indonesia 24 - 25 July 2019

Alila Hotel SoloEmpowering Internal Auditors: Embracing The 4IR

TIME (WIB) AGENDA REVIEW

08:30 - 09:15 Keynote Speech - 2 Helen Li Sum - ACIIA

09:15 - 10:00 Keynote Speech - 3 Hoesen


10:30 - 12:00 Panel Session - 3Lesson Learned from the UnicornsDare to be Different:

12:00 - 13:00 Lunch and Exhibition Viewing


Cultivating Your Talents to Manage Tomorrow’s Risks

The Anatomy and Evolution Cyberthreats in the Wake of Digitalization

Managing Performanceand Risk of Internal AuditActivities


Auditing Third Party RiskManagement

Preparing Internal Audit for the New World of Robotics and Automation

Overlooking the Obvious


15.30 - 16.30 Special Session Inspirational Session:Innovative Leadership

16.30 - 17.00 Closing

Strengthening Governance inFinancial Services Industry

The State of Internal Audit in Asian Countries

DAY 2 Thursday, 25 July 2019

1

Change has always been, and will continue to be, a force that must be faced, as without it, progress

is impossible. We live in a constantly evolving world, absorbing complete changes in ideas, convictions, business models, technology, and geopolitical land-scapes, as well as changes that are — or at least look like — disruptions. And the only way to successfully navigate the changes and manage the disruptions is by changing our thinking and becoming agile.

In today’s world, disruptions are bigger, coming fast-er, and require responses that are quicker and more fluid. In this environment, internal audit is vulnerable — vulnerable to complacency, vulnerable to insignif-icance, vulnerable to being re- placed. Transforma-tion of internal audit is the only acceptable solution.

Internal audit must transform itself to provide val-ue to organizations in the midst of disruption and be ready to become internal audit of the fu-ture. This will require among others, agility, inno-vation, talent, and engagement with the board.

Perubahan selalu, dan akan terus menjadi sesuatu yang harus kita hadapi, karena tanpa perubahan,

tidak mungkin ada perbaikan. Kita semua hidup di da-lam dunia yang berevolusi, menyerap perubahan ide, pendapat, model bisnis, teknologi, peta geopolitik, dan perubahan yang – atau setidaknya terlihat seper-ti – disrupsi. Satu-satunya cara untuk bisa menavigasi dan mengelola disrupsi ini adalah dengan merubah pola berpikir dan menjadi lincah, gesit dan tangkas.

Di era ini, disrupsi semakin besar dan melaju dengan cepat, sehingga dibutuhkan respon yang juga cepat dan fleksibel. Di lingkungan seperti ini, internal audit menjadi rentan – rentan untuk cepat puas, rentan menjadi insignifikan, dan rentan untuk digantikan. Transformasi audit internal adalah solusi yang tepat.

Audit internal harus mentransformasi dirinya agar dapat bernilai bagi organisasi dimana mereka ber-fungsi, dan siap menjadi audit internal masa depan. Ini membutuhkan antara lain kelincahan, ketang-kasan dan kegesitan, inovasi, sumber daya ma-nusia yang memiliki keahlian, serta interaksi dan kepercayaan dari Direksi dan Dewan Komisaris.

INTERNAL AUDIT OF THE FUTURE

The Internal Audit function has moved beyond the traditional assurance model owing to the

dynamism in the business environments and has progressed to a transformational role as a “Strate-gic partner”. Hence there is a need for systematic makeover of Audit functions within organizations to drive this advantage for business decision making.

In nowadays, it presents unprecedented growth expec-tations for the internal audit profession. Advances in technology, the confluence of the Information and Dig-ital Age, and the sheer speed and expansion of com-munications capabilities have significantly accelerated the pace of globalization. Governance, risk, controls, and compliance processes within organizations have un-dergone significant change to manage the increasing complexity and sophistication of global business opera-tions. All of these developments offer a huge opportuni-ty for internal audit functions, including the potential to add even greater value to their respective organizations.

All of the aforementioned are common expecta-tions and challenges that Internal Audit are facing today. In this session, we can hear it directly from the panelists, then adopt, adapt and transfom our internal audit activity toward the right direction.

Audit Internal telah bergerak melampaui model asurans tradisional karena adanya dinamisme di

lingkungan organisasi dan telah berkembang ber-transformasi menjadi “Mitra Strategis”. Oleh karena itu ada kebutuhan untuk perubahan secara siste-matis atas fungsi audit internal dalam organisa-si untuk mendorong pencapaian tujuan tersebut.

Saat ini, ini muncul harapan atas pengembangan atas profesi audit internal yang belum pernah terjadi sebelumnya. Kemajuan teknologi, era Informasi dan digital, dan kecepatan serta perluasan kemampuan komunikasi telah secara signifikan mempercepat laju globalisasi. Tata kelola, risiko, kontrol, dan proses kepatuhan dalam organisasi telah mengalami peru-bahan signifikan untuk mengelola kompleksitas dan kecanggihan operasi secara global. Semua perkem-bangan ini menawarkan tantangan sekaligus peluang besar untuk fungsi audit internal, termasuk potensi untuk menambah nilai ke organisasi masing-masing.

Semua yang disebutkan di atas adalah harapan dan tantangan bersama yang dihadapi oleh au-dit internal saat ini. Dalam sesi ini, kita dapat men-dengarnya langsung dari panelis, kemudian men-gadopsi, mengadaptasi, dan mentransformasikan aktivitas audit internal kita ke arah yang benar.

STAKEHOLDER EXPECTATION: INTERNAL AUDIT TRANSFORMATION TO EMBRACE THE FUTURE

Speaker: Larry HarringtonKeynote Speech - 1

Panel Session - 1

2

ALL ABOUT INTERNAL CONTROL OVER EXTERNAL FINANCIAL REPORTING (ICEFR)Concurrent Session - 1

Management is responsible for providing a fair ac-count of the company’s financial statements. Be-

cause internal controls are relied on in the accounting process to generate accurate financial information, Sarbanes-Oxley (SOX) Act has required public compa-nies to maintain rigorous internal accounting controls. For public companies listed in the United States, ex-ternal auditors must assess and provide their opinion of the effectiveness of the company’s internal controls. In the public sector, Central Government Financial Reports must be presented reliably to increase ac-countability. Minister of Finance Regulation number PMK-14 / PMK.09 / 2017 regarding the Guidelines for Implementation, Assessment and Review of Internal Control of Central Government Financial Reporting, provides guidance for the implementation of Inter-nal Control over Financial Reporting (ICoFR / PIPK).

Every government officials / employees in the min-istries and institutions must increase the imple-mentation of PIPK in a systematic, structured, and well-documented manner. Internal auditors must understand the roles and contributions pro-vided to improve these processes and activities.

Manajemen bertanggung jawab untuk men-yajikan laporan keuangan perusahaan yang

memadai. Pengendalian internal merupakan dasar dalam proses akuntansi untuk menghasil-kan informasi keuangan yang akurat, maka Sar-banes-Oxley (SOX) Act mewajibkan perusahaan publik untuk menjalankan pengendalian internal atas akuntansi yang ketat. Bagi perusahaan pub-lik yang terdaftar di Amerika Serikat, auditor ek-sternal harus menilai dan memberikan pendapat atas efektivitas pengendalian internal perusahaan.

Pada sektor publik, Laporan Keuangan Pemerin-tah Pusatharus disajikan secara andal agar dapat meningkatkan akuntabilitas. Peraturan Menteri Keuangan nomor PMK-14/PMK.09/2017tentang Pe-doman Penerapan, Penilaian dan Review Pengen-dalian Intern Atas Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat, memberikan pedoman bagi penerapan Pen-gendalian Intern atas Pelaporan Keuangan (PIPK).

Setiap pimpinan dan seluruh pejabat/ pegawai di lingkungan K/L dan BUN perlu meningkatkan pen-erapan PIPK secara sistematis, terstruktur, dan terdokumentasi dengan baik. Auditor internal ha-rus memahami peran dan kontribusi yang diberi-kan untuk meningkatkan proses dan aktivitas ini.

With digital in everything we do, there’s now a far broader opportunity for IT to make a dif-

ference -- and it spans all industries. The chal-lenge for companies and organizations is to build on the successes of their green IT initiatives and to pursue similar improvements across their new digitally-based business models and processes.

Digital transformation and Industry 4.0 offers both new opportunities as well as challenges for environ-ment and societies. It can generate different impli-cations to different economic agents. The deep and rapid digital transformation and Industry 4.0 (inter-net of things) with the complex relationship between environment, economics, business, information and communication technology, law (Data Protection Regulations because of the big data set) and manu-facturing raises many analytical and policy questions.

This session helps us to understand about the impli-cations that digital transformation offers to our sus-tainability strategy and initiatives with more com-prehensive approach in regards to achieving the non-financial benefits and preserve our presence in the future.

Dengan melakukan digitalisasi dalam segala hal, kini ada peluang yang lebih luas untuk membuat

perbedaan – dan hal ini mencakup semua industri dan serta aktifitas. Tantangan bagi perusahaan dan organisasi saat ini adalah untuk melakukan inisiatif Green IT dalam setiap inisiatif digital dalam rangka mengejar pencapaian tujuan secara lengkap baik as-pek finansial maupun sosial serta menjamin keber-langsungan.

Transformasi digital dan Industri 4.0 dapat menawar-kan peluang baru serta tantangan bagi lingkungan dan masyarakat. Ini dapat menghasilkan implikasi berbeda dan menjadi agen ekonomi yang berbe-da. Transformasi digital yang mendalam dan cepat pada Industri 4.0 (internet of things) dengan hubun-gan yang kompleks antara lingkungan, ekonomi, bisnis, teknologi informasi dan komunikasi, hukum dan manufaktur menimbulkan banyak pertanyaan, konsekuensi dan potensi pengaturan yang penting diketahui oleh semua pelaku usaha dan pemangku kepentingan.

Sesi ini membantu kita untuk memahami implikasi yang ditawarkan transformasi dig-ital terhadap strategi dan inisiatif keberlanjutan kita dengan pendekatan yang lebih komprehensif dalam hal mencapai manfaat non-finansial dan menjaga keberadaan kita di masa depan.

GREEN DIGITAL: DIGITAL INNOVATION GOES BEYOND TECHNOLOGYConcurrent Session - 1

3

According to the 2019 World Economic Forum sur-vey, the highest risk is based on level of impact and

likelihood are dominated by extreme climate, natural disasters, biodiversity loss and failure to mitigate cli-mate change.

Sustainability Reporting prepared based on GRI Stan-dard which issued by Global Sustainability Standards Board. This report is the non-financial part of Inte-grated Reporting which provides information about the economy, environment and social impact on daily activities. A sustainability report is the key platform for communicating sustainability performance and im-pacts – whether positive or negative.

The internal auditor as the third line of defense that provides independent assurance, have call to act by provides assurance on the Sustainability Report which prepared by management. The step that can done on risk based approach and evaluates quantitative and qualitative supporting data. Implementation of these activity will be proof of internal audit activities to pro-vides value added to the organization.

Berdasarkan survei World Economic Forum 2019, risiko tertinggi berdasarkan tingkat dampak dan

kemungkinan didominiasi oleh cuaca ekstrim, ben-cana alam, kepunahan keanekaragaman hayati serta kegagalan dalam memtiigasi perubahan iklim.

Laporan Keberlangsungan disusun berdasarkan Standar GRI yang diterbitkan oleh Global Sustainabil-ity Standards Board. Laporan ini merupakan bagian non keuangan dari pelaporan terintegrasi dengan memberikan informasi tentang dampak ekonomi, lingkungan, serta sosial dari aktivitas sehari-hari or-ganisasi. sebuah laporan keberlangsungan adalah suatu sarana utama untuk mengkomunikasikan kin-erja dan dampak keberlangsungan baik secara nega-tif maupun positif.

Auditor internal sebagai lini ketiga pertahanan organ-isasi yang memberikan asurans yang independen, melakukan panggilan tugasnya dengan member-ikan asurans terhadap Laporaan Keberlangsungan yang dibuat Manajemen. Pendekatan yang dapat di-gunakan adalah dengan berbasis risiko dan melaku-kan pengujian dengan detil terkait penolahan data kuantitatif dan kualitatif. Pelaksanaan aktivitas ini akan menjadi suatu pembuktian bagi aktivitas audit internal untuk memberikan nilai kepada organisasi.

CLIMATE RISKS AND SUSTAINABILITY: IA CALLS TO ACTIONConcurrent Session - 1

Currently, most organizations not only need to inno-vate faster, but also those organizations need to act

in an effective and wisely manner. These new challeng-es introduce more risk to organizations as they tran-sition to the digital work. One significant risk that ap-pears in the new digital work is cultural risk. One reason that it arises because of the dysfunctional conditions, or processes that are not functioning well. While that is probably the case, there is a problem with trying to address it through technology.

The very rapid change of the new world today it come from the change and give an impact to the culture. Cul-tural risk refers to the potential for a company’s opera-tions in a country to struggle because of differences in language, customs, norms, and customer preferences. The history of business is full of colorful examples of cul-tural differences undermining companies. Cultural dif-ferences can cause problems even when the cultures involved are very similar and share the same language.

Ignorance of cultural differences can result in business failure, missed opportunities, and reputational dam-age, as well as legal challenges. Some cultural risks that happens in the new digital work, such as: failing to adapt global business models to the local market, failing to identify regional and subculture differences, failing to understand local business practices, failing to

Saat ini, sebagian besar organisasi tidak hanya perlu berinovasi lebih cepat, tetapi juga organ-

isasi-organisasi itu perlu bertindak secara efektif dan bijaksana. Tantangan baru ini menimbulkan lebih banyak risiko bagi organisasi saat mereka be-ralih ke pekerjaan digital. Satu risiko signifikan yang muncul dalam aktivitas digital adalah risiko budaya. Salah satu alasan itu muncul karena kondisi yang dis-fungsional, atau proses yang tidak berfungsi dengan baik. Sementara itu mungkin terjadi, ada masalah dengan mencoba mengatasinya melalui teknologi.

Perubahan yang sangat cepat dari dunia baru saat ini berasal dari perubahan dan memberikan dampak pada budaya. Risiko budaya mengacu pada potensi operasi organisasi di suatu negara untuk berjuang karena perbedaan bahasa, kebiasaan, norma, dan preferensi pelanggan. Sejarah bisnis penuh den-gan contoh-contoh penuh perbedaan budaya yang merongrong organisasi. Perbedaan budaya dapat menyebabkan masalah bahkan ketika budaya yang terlibat sangat mirip dan berbagi bahasa yang sama.

Ketidaktahuan tentang perbedaan budaya dapat menyebabkan kegagalan bisnis, peluang yang ter-lewatkan, dan kerusakan reputasi, serta tantangan hukum. Beberapa risiko budaya yang terjadi dalam aktivitas digital, seperti: gagal menyesuaikan model

MANAGING YOUR CULTURE RISKSConcurrent Session - 2

4

adapt management practices across cultures, failing to understand local legal and ethical issues, In an organi-zation, everybody engaged in the work has to be a par-ticipant in managing the cultural risk.

The first step in managing cultural risk is to understand the qualitative distinctions among the types of risks that the organizations face.

Managing risk is very different from managing strate-gy. Risk management focuses on the negative—threats and failures rather than opportunities and successes. While, managing cultural risk is more focus on what we can do to manage culture to mitigate risk in business an organization faced.

Managing cultural risk is a process how to identify, ana-lyze, assess, control, and avoidance, minimize, or elimi-nate of unacceptable cultural risks.

This session will discuss the cultural risk and how we manage that cultural risk, especially in the digital work in our business environment.

bisnis global dengan pasar lokal, gagal mengidentifi-kasi perbedaan regional dan subkultur, gagal mema-hami praktik bisnis lokal, gagal menyesuaikan praktik manajemen lintas budaya, gagal memahami mas-alah hukum dan etika setempat, Dalam suatu organ-isasi, setiap orang yang terlibat dalam pekerjaan ha-rus menjadi peserta dalam mengelola risiko budaya.

Langkah pertama dalam mengelola risiko budaya adalah memahami perbedaan kualitatif di antara jenis risiko yang dihadapi organisasi. Mengelo-la risiko sangat berbeda dari mengelola strategi.

Manajemen risiko berfokus pada hal-hal yang negatif — ancaman dan kegagalan daripada pe-luang dan keberhasilan. Sementara, mengelola risiko budaya lebih fokus pada apa yang bisa kita lakukan untuk mengelola budaya untuk mengu-rangi risiko dalam bisnis yang dihadapi organisasi.

Mengelola risiko budaya adalah proses bagaimana mengidentifikasi, menganalisis, menilai, mengenda-likan, dan menghindari, meminimalkan, atau meng-hilangkan risiko budaya yang tidak dapat diterima.

Sesi ini akan membahas risiko budaya dan bagaima-na kita mengelola risiko budaya itu, terutama da-lam pekerjaan digital di lingkungan bisnis kita.

Internal audit’s role in Artificial Intelligence(AI) is to “help an organization evaluate, understand, and

communicate the degree to which AI will have an ef-fect (negative or positive) on the organization’s ability to create value in the short, medium, or long term.”

To help internal audit fulfill this role, internal auditors can leverage The IIA’s AI Auditing Framework in provid-ing AI - related advisory, assurance, or blended advisory/assurance services as appropriate to the organization. In this session we will learn about The Three Frame-work Components: AI Strategy, Governance, and the Human Factor — and Seven Framework Ele-ments: Cyber Resilience; AI Competencies; Data Quality; Data Architecture & Infrastructure; Mea-suring Performance ; Ethics; and The Black Box.

Internal audit should consider numerous engagement or control objectives, and activities or procedures in implementing the Framework and providing adviso-ry, assurance, or blended advisory/assurance internal audit services related to the organization’s AI activities.

In this session we will also learn about Relevant ob-jectives and activities or procedures that address the Strategy (Cyber Resilience and AI Competen-cies elements) and Governance (Data Architec-ture & Infrastructure, and Data Quality elements).

Peran audit internal dalam Kecerdasan Buatan (AI) adalah untuk “membantu organisasi mengeval-

uasi, memahami, dan mengkomunikasikan sejauh mana AI akan memiliki efek (negatif atau positif) pada kemampuan organisasi untuk menciptakan nilai dalam jangka pendek, menengah, atau panjang.”

Untuk membantu audit internal memenuhi peran ini, auditor internal dapat memanfaatkan Kerang-ka Audit AI IIA dalam memberikan layanan konsul-tasi, penjaminan, atau keduanya yang terkait den-gan AI yang sesuai dengan kebutuhan organisasi.Dalam sesi ini kita akan belajar tentang Tiga Kom-ponen Kerangka Audit: Strategi AI, Tata Kelola, dan Faktor Manusia - dan Tujuh Elemen Kerang-ka audit: Ketahanan Siber; Kompetensi AI; Kual-itas data; Arsitektur & Infrastruktur Data; Men-gukur kinrja ; Etika; dan Kotak Hitam(Black Box).

Audit internal harus mempertimbangkan berb-agai tujuan penugasan atau pengendalian, dan kegiatan atau prosedur dalam mengimplemen-tasikan Kerangka ini dan menyediakan layanan audit internal Asurans(assurance), Konsultan-si(Advisory) atau gabungan Asurans dan Konsul-tansi yang terkait dengan aktivitas AI organisasi.

Pada sesi ini juga kita akan belajar tentang Tujuan dan kegiatan atau prosedur yang relevan yang membahas Strategi (elemen Ketahanan Dunia Maya dan Kompetensi AI) dan Tata Kelola (Arsitek-tur & Infrastruktur Data, dan elemen Kualitas Data).

THE IIA’S ARTIFICIAL INTELLIGENCE AUDITING FRAMEWORKConcurrent Session - 2

5

Corporate ethical failures have become painfully common, and they aren’t cheap. Unethical be-

haviors can damage a company’s credibility, causing the business to lose customers and ultimately shut down.

To prevent unethical behavior and the business cri-ses that can result from it, companies should operate around a set of core values that don’t place outsized importance on maximizing profit at the risk of, for ex-ample, ensuring anti-corruption, safety, etc.

A written code of conduct provides employees and managers with an overview of the type of conduct and behaviors the company expects. It outlines what behaviors are unacceptable and what measures are taken if an employee violates the code of conduct.

What has the organization done to not only ensure that it has strong policies and processes in place to build understanding around ethical expectations, but also to ensure that these policies translate to every-day action among staff and leadership?

Kegagalan perusahaan dalam menjalankan etika bisnis telah menjadi sangat umum, dan itu dapat

berdampak pada risiko bisnis yang cukup signifikan. Perilaku tidak etis dapat merusak kredibilitas perusa-haan, menyebabkan bisnis kehilangan pelanggan dan dapat berakhir dengan kebangkrutan.

Untuk mencegah perilaku tidak etis dan kerugian bisnis yang diakibatkannya, perusahaan harus beroper-asi dengan nilai-nilai perusahaan yang lebih mement-ingkan keuntungan dibandingkan dengan risiko yang menyertainya, misalnya, memastikan kepatuhan terh-adap ketentuan tentang anti korupsi, keselamatan, dll.

Kode Etik dan Pedoman Perilaku Perusahaan mem-berikan panduan umum bagi karyawan dan manajer tentang perilaku yang diharapkan oleh perusahaan. Panduan tersebut menguraikan perilaku apa yang ti-dak dapat diterima dan tindakan apa yang diambil jika seorang karyawan melanggarnya.

Yang wajib dilakukan oleh perusahaan adalah tidak hanya untuk memastikan bahwa ia memiliki kebija-kan dan prosedur yang memadai untuk membangun pemahaman tentang budaya etika bisnis perusahaan, tetapi juga untuk memastikan bahwa kebijakan ini diimplementasikan ke dalam tindakan sehari-hari di antara staf dan kepemimpinan.

IA ROLES IN NON FINANCIAL AND INTEGRATED REPORTINGConcurrent Session - 2

Transparency International (TI) defines bribery as “the offering, promising, giving, accepting or soliciting of

an advantage as an inducement for an action which is illegal or a breach of trust.”

Bribery is a widespread phenomenon in international business transactions, including trade and investment. It raises serious moral and political concerns, hinders good governance and economic development, and distorts international competitive conditions.

“Corruption is an insidious plague that has a wide range of corrosive effects on societies. It undermines democracy and the rule of law, leads to violations of human rights, distorts markets, erodes the quality of life and allows organized crime, terrorism and other threats to human security to flourish. This evil phenom-enon is found in all countries—big and small, rich and poor—but it is in the developing world that its effects are most destructive. Corruption hurts the poor dispro-portionately by diverting funds intended for develop-ment, undermining a government’s ability to provide basic services, feeding inequality and injustice, and dis-couraging foreign aid and investment. Corruption is a key element in economic underperfor-mance and a major obstacle to poverty alleviation and

Transparency International (TI) mendefinisikan Suap sebagai “menawarkan, menjanjikan, mem-

beri, menerima atau meminta keuntungan sebagai bujukan untuk tindakan yang ilegal atau pelangga-ran kepercayaan.”

Suap adalah fenomena luas dalam transaksi bisnis in-ternasional, termasuk perdagangan dan investasi. Ini menimbulkan masalah moral dan politik yang serius, menghambat tata kelola yang baik dan pembangu-nan ekonomi, dan mendistorsi kondisi persaingan internasional.

“Korupsi adalah wabah berbahaya yang memiliki berbagai macam efek korosif pada masyarakat. Ini merusak demokrasi dan supremasi hukum, mengar-ah pada pelanggaran hak asasi manusia, mendistorsi pasar, mengikis kualitas hidup dan memungkinkan kejahatan terorganisir, terorisme, dan ancaman lain terhadap keamanan manusia berkembang. Fenome-na jahat ini ditemukan di semua negara — besar dan kecil, kaya dan miskin — tetapi di negara berkem-bang efeknya paling merusak. Korupsi melukai orang miskin secara tidak proporsional dengan mengali-hkan dana yang dimaksudkan untuk pembangu-nan, melemahkan kemampuan pemerintah untuk

SMAP/LEVERAGING ANTI BRIBERY MANAGEMENT SYSTEM IN THE PUBLICSECTOR (ISO 37001)Panel Session - 2

6

development.”

—Kofi Annan, former Secretary General of the United Nations In this panel session, we will discuss How In-ternal Audit can involve in combating the Corruption especially in Auditing the efectiveness of Anti-Bribery Program.

menyediakan layanan dasar, memberi makan keti-daksetaraan dan ketidakadilan, dan mencegah ban-tuan dan investasi asing.

Korupsi adalah elemen kunci dalam kinerja ekonomi yang buruk dan menjadi penghalang utama pen-gentasan kemiskinan dan pembangunan. “

—Kofi Annan, mantan Sekretaris Jenderal Perserika-tan Bangsa-Bangsa Dalam panel diskusi ini kita akan membahas bagaimana Audit Internal dapat terlibat dalam memerangi Korupsi khususnya dalam men-gaudit efektifitas Program anti Suap.

The internal audit profession is currently a global pro-fession. People around the world have recognized

the existence of the profession. There is an institution, The Institute of Internal Auditors (IIA) global that have managed and maintain the profession globally.

Furthermore, the Products of IIA research are dissem-inated and become a reference in almost all countries in the world. The world has acknowledged the IIA prod-uct.

If the organization and / or company in one country is well organized by implement IIA product, it will be able to contribute to improved national governance. But in practice there were facts that the quality of internal au-dits is not evenly distributed across all countries.

Countries in the Asia-Australia region, there are cur-rently 16 countries that are members of the IIA Global. The countries of the East Asia and Australia form the Asian Confederation of the Institute of Internal Auditors (ACIIA). ACIIA adopts IIA Global products. In fact, the quality of ACIIA countries also varies. The President of ACIIA in 2018-2019 in this session will describe the char-acteristics of IIA member countries that are members of ACIIA.

Profesi audit internal saat ini merupakan profesi yang melembaga di seluruh dunia dan menjadi

satu dari sejumlah profesi internasional. Pengakuan akan keberadaan IIA global di seluruh dunia merupa-kan bukti bahwa profesi ini merupakan profesi yang diakui dunia dan dikelola serta dipelihara secara global.

Selanjutnya hasil kajian IIA global ini disebarluaskan dan menjadi acuan pada hampir di seluruh nega-ra-negara di dunia. Semakin efektif penerapan keten-tuan IIA Global dalam satu organisasi akan menjad-ikan kontribusi profesi menjadi semakin baik.

Jika organisasi dan atau perusahaan dalam satu neg-ara terselenggara dengan baik, maka akan dapat berkontribusi pada tata kelola nasional yang semakin baitk. Namun dalam prakteknya ternyata terdapat fakta kualitas audit internal merata di seluruh negara yang tergabung dalam IIA Global.

Demikian juga negara-negara di Kawasan Asia-Aus-tralia, saat ini terdapat 16 negara yang tergabung da-lam IIA Global. Negara-negara Kawasan Asia Timur dan Australia membentuk Asian Confederation of The Institute of Internal Auditor (ACIIA). ACIIA meng-adopsi produk IIA Global. Dalam faktanya sebagaima-na kualitas negara-negara ACIIA juga beragam. Presiden ACIIA tahun 2018-2019 dalam sesi ini akan menguraikan karakteristik negara-negara anggota IIA yang tergabung dalam ACIIA.

THE STATE OF INTERNAL AUDIT IN ASIAN COUNTRIESKeynote Speech - 2

Investors and regulators globally are coming to-gether to improve governance standards in cap-

ital markets to help identify growth opportuni-ties, manage risks, and promote sustainability.

Governance reporting can fuel strong capital mar-kets. That’s because high standards of disclo-sure and transparency mitigate some of the risk of investing in the most challenging countries—where public institutions and governance are of-ten deemed as weak and companies are smaller.

Investor dan regulator di dunia saat ini sangat peduli pada peningkatan standar tata kelola di sektor pasar

modal yang dapat menciptakan kesempatan bagi pe-rusahaan untuk berkembang, serta membantu pen-gelolaan risiko dan mendukung keberlanjutan usaha.

Pelaporan tata kelola bisa mendorong terciptan-ya pasar modal yang kuat. Ini disebabkan tinggin-ya standar pengungkapan dan transparansi yang perlu diterapkan sehingga dapat memitigasi risiko investasi di negara negara yang menantang – di-mana institusi publik dan tatakelola sering dinilai

STRENGTHENING GOVERNANCE IN FINANCIAL SERVICES INDUSTRYKeynote Speech - 3

7

In many developing countries, though, capital mar-kets are still in their infancy and Governance report-ing across emerging markets remains a low priority.

This session is intended to share the perspectives from the capital market authority on Indonesia’s initiative to elevate the governance practice, in-cluding the risk management and internal control system of companies in the capital market sector, and how companies shall respond to that initiative.

lemah dan skala perusahaan relatif lebih kecil.

Persepsi saat ini adalah di banyak negara berkem-bang, pasar modal masih dianggap dalam masa pertumbuhan dan pelaporan tata kelola di pas-ar negara berkembang dianggap bukan prioritas.

Sesi ini dimaksudkan untuk mendapatkan perspek-tif dari Otoritas Jasa Keuangan sebagai pembina dan pengawas di pasar modal mengenai inisiatif yang dijalankan untuk meningkatkan praktik tata kelola emiten di Indonesia, termasuk sistem pengenda-lian internal dan manajemen risiko, dan bagaima-na pelaku usaha diharapkan untuk merespon dan berpartisipasi dalam mendukung inisiatif tersebut.

In the era of digital business, start-up companies emerged, which then expanded rapidly over tradition-

al companies that already existed. With no large num-ber of physical assets and employees, these companies can reach millions and even break billion dollar valua-tion to be known as unicorns, although of course there are also many start-up companies that eventually fail.

The success of start-up companies into uni-corns is determined by their foresight and cour-age to provide solutions to the gaps in custom-er needs that they have successfully identified.

By utilizing the advances in digital technolo-gy, they offer solutions that are often unthinkable and even with low cost that at a glance make no sense to the users. To become a startup compa-ny, it certainly requires courage to run a business model that provides differentiation in the market.

As an activity designed to add value and improve an organization’s operations, internal auditors need to learn tips and twists and turns on the journey of start-up companies to ordain themselves as unicorns.

Di era bisnis digital, bermunculan perusahaan-pe-rusahaan rintisan (start up) yang kemudian

berkembang pesat melebihi perusahaan-perusa-haan tradisional yang telah lebih dahulu ada. Tan-pa memiliki aset fisik dan karyawan dalam jumlah besar, perusahaan-perusahaan ini dapat mencapai nilai jutaan dollar bahkan hingga menembus batas 1 miliar dollar yang kemudian dikenal sebagai unicorn, walaupun tentunya banyak juga perusaahn rintisan yang akhirnya kemudian menemui kegagalan.

Keberhasilan perusahaan-perusahaan rintisan men-jadi unicorn ditentukan oleh kejelian dan keberanian mereka memberikan solusi atas celah kebutuhan pe-langgan yang berhasil mereka identifikasi.

Dengan memanfaatkan kemajuan teknologi digi-tal, mereka menawarkan solusi yang seringkali tidak terfikirkan dan bahkan diserta dengan biaya murah yang sepintas tidak masuk akal bagi para penggu-nanya. Untuk terjun sebagai perusahaan rintisan, pastinya memerlukan keberanian menjalankan suatu model bisnis yang memberikan diferensiasi di pasar.Sebagai suatu kegiatan yang dirancang untuk mem-berikan nilai tambah dan meningkatkan nilai or-ganisasi, auditor internal perlu mempelajari kiat dan lika-liku perjalanan perusahaan-perusahaan start-up hingga menahbiskan dirinya sebagai unicorn.

DARE TO BE DIFFERENT: LESSON LEARNED FROM THE UNICORNSPanel Session - 3

People are an organization’s most valuable as-set. CAEs are constantly developing existing per-

sonnel, finding new talent, and ensuring the inter-nal audit activity is adequately staffed. Future talent management is driven by the changes in the na-ture of work, the work environment and the needs of employers. Today’s environment is changing so rapidly that the needs and skills can’t keep up.Several tomorrow’s risks that may be a focus for in-ternal auditor including technology, geopolitical and

Sumberdaya manusia (SDM) adalah aset organisasi yang paling berharga. KAI terus mengembangkan

SDM yang ada, menemukan bakat baru, dan memas-tikan kegiatan audit internal memiliki SDM yang me-madai. Talent management di masa yang akan datang didorong oleh perubahan dalam sifat pekerjaan, lingkungan kerja dan kebutuhan organisasi. Lingkun-gan hari ini berubah begitu cepat sehingga kebu-tuhan dan keterampilan tidak mampu mengikuti.Beberapa risiko masa depan yang mungkin men-

CULTIVATING YOUR TALENTS TO MANAGE TOMORROW’S RISKSConcurrent Session - 3

8

Cyber threats have evolved over the years, moving from simple attacks that can affect no more than

one device to more complex attacks on the network. In the era of digital digitalization and security, traditional security methodologies have become inadequate.

Technology has become the backbone of the business and operations of an organization of all shapes and siz-es. The amount of information produced and stored on the Internet grows exponentially, doubling in number every few days. Distance becomes closer due to depen-dence on systems that are interconnected with one another.

With the increase in the number of digital transforma-tion initiatives and general ideas of digitalization, orga-nizations are now encouraged to become more adapt-able and agile. This causes a surge in vulnerability and a security gap that cyber attackers can use to gain access to our organization’s internal system, the cyber battle-field is more developed and more complex than before.

Internal Audit needs to know the development of this cyber threat so that it can understand the changing risks so that it can adjust in carrying out technology au-dit activities and prepare the necessary competencies.

Ancaman Siber telah berevolusi selama berta-hun-tahun, bergerak dari serangan sederhana

yang dapat berdampak tidak lebih dari satu perang-kat ke serangan yang lebih rumit terhadap jaringan. Di era digitalisasi dan keamanan digital, metodologi keamanan tradisional menjadi tidak memadai lagi.

Teknologi telah menjadi tulang punggung bisnis dan operasi dari suatu organisasi dari segala bentuk dan ukuran. Jumlah informasi yang dihasilkan dan disim-pan di Internet tumbuh secara eksponensial, bekem-bang dua kali lipat setiap beberapa hari. Jarak menjadi semakin dekat akibat adanya ketergantungan pada sistem yang saling berhubungan satu dengan lainnya.

Dengan peningkatan jumlah inisiatif transforma-si digital dan gagasan umum digitalisasi, organ-isasi saat ini didorong untuk menjadi lebih mu-dah beradaptasi dan menjadi lebih gesit (agile). Hal ini menyebabkan lonjakan jumlah kerawanan dan celah keamanan yang dapat dimanfaatkan oleh penyerang cyber untuk mendapatkan ak-ses ke kedalam sistem internal organisasi kita, medan perang cyber menjadi lebih berkembang dan lebih kompleks dibandingkan sebelumnya.

Internal Audit perlu mengetahui perkembangan ancaman siber ini sehingga dapat memahami risiko yang terus berubah sehingga dapat menye-suaikan dalam melakukan aktifitas audit teknologi dan mempersiapkan kompetensi yang diperlukan.

THE ANATOMY AND EVOLUTION CYBERTHREATS IN THE WAKE OF DIGITALIZATION Concurrent Session - 3

economic risk, evolving corporate reporting, and more complex domestic and global regulations.

Internal audit function success’ is dependent on the ro-bustness of a talent management strategy. CAE needs to consider the end results that are desired in internal audit, and build back to what skills and people need for what is envisioned over the next three to five years. CAE must take chances on hiring and developing different skill sets and experiences to meet the organization’s risk based on where it is headed, not where it is today.

jadi fokus bagi auditor internal termasuk teknolo-gi, risiko geopolitik dan ekonomi, pelaporan pe-rusahaan yang berkembang, dan peraturan dalam negeri dan global yang makin kompleks.

Keberhasilan fungsi audit internal tergantung pada ketahanan strategi talent management. KAI harus mempertimbangkan hasil yang diharap-kan dari audit internal, dan membangun kembali keterampilan yang dibutuhkan untuk tiga hing-ga lima tahun ke depan. KAI harus mengambil kesempatan dalam merekrut dan mengembang-kan berbagai keterampilan dan pengalaman un-tuk memenuhi risiko berdasarkan ke mana arah organisasi, bukan semata pada posisi saat ini.

Internal audit activity face similar risks to other orga-nization functions. If internal auditors cannot manage

their own risks appropriately, it is hard for them to edu-cate others about the need to manage their risks effec-tively. Auditors should practice what they preach.Internal audit’s risk management program should re-sult in risks being managed like in any other compe-tent risk management program. The audit function

Kegiatan audit internal menghadapi risiko se-bagaimana fungsi organisasi lainnya. Jika auditor

internal tidak dapat mengelola risiko mereka sendiri dengan baik, sulit bagi mereka untuk memberikan pemahaman kepada pihak lain tentang perlunya mengelola risiko secara efektif. Auditor harus men-jalankan apa yang mereka sampaikan.Program manajemen risiko audit internal harus

MANAGING PERFORMANCE AND RISK OF INTERNAL AUDIT ACTIVITIESConcurrent Session - 3

9

needs to identify all relevant risks; perform risk assess-ments; set its risk appetite; decide its risk response; and continuously monitor the risks.

Risk in the context of internal audit activity can be de-fined as an uncertain event that, if it occurs, has an ad-verse effect on internal audit objective. As such, internal audit activity should start its risk management by ex-amining its mission and objectives which are typically defined in the internal audit charter.

By understanding internal audit’s key objectives, audi-tors can then identify the risks that can prevent them from achieving those objectives.

membuat risikonya terkelola sebagaimana yang di-harapkan dari program manajemen risiko pada um-umnya. Fungsi audit perlu mengidentifikasi semua risiko yang relevan; melakukan penilaian; menetap-kan selera; memutuskan respons; dan terus meman-tau risiko-risikonya.

Risiko dalam konteks kegiatan audit internal dapat didefinisikan sebagai peristiwa yang tidak pasti yang, jika terjadi, memiliki dampak merugikan terhadap tujuan audit internal. Dengan demikian, kegiatan audit internal harus memulai manajemen risikonya dengan memeriksa misi dan tujuannya yang lazimn-ya dirumuskan dalam piagam audit internal.

Dengan memahami tujuan-tujuan utama kegiatan audit internal, auditor kemudian dapat mengidenti-fikasi risiko yang dapat mencegah mereka mencapai tujuan tersebut.

More companies depend on third-party business partners to manage several companies’ business

operation. Businesses could stay competitive by us-ing multiple business partners which have specialized solutions and skills.

This advantage, however, offers new challenges around monitoring third-party performance, data security, proliferating regulatory and compliance requirements which may result reputation risk to the company. As company’s reliance on third parties grows to advance competitive advantage, so does the need to foster trust and transparency with those organizations.

Therefore, auditing third party business partners is crit-ical to maintaining the trust and confidence of Internal Audit’s stakeholders over third parties’ performance. Internal Audit stakeholders, which consist manage-ment, board and audit committee will need oversight function to ensure that key risks lies within these third parties business partners are well manage.

This session will enable Internal Auditor to develop their knowledge to perform an effective audit of third par-ty business partners, what are the common approach and methodology and how to communicate it to stakeholders effectively.

Saat ini semakin banyak perusahaan yang bergantung pada mitra bisnis pihak keti-

ga untuk mengelola beberapa operasi bisnis mereka. Perusahaan dapat tetap kompetitif dengan menggunakan beberapa mitra bisnis yang memiliki solusi dan keterampilan khusus.

Hal ini, bagaimanapun, memberikan tantangan baru seputar bagaimana memonitor kinerja pihak ketiga, keamanan data, proliferasi peraturan dan persyaratan kepatuhan yang dapat menimbulkan risiko reputasi bagi perusahaan. Selaras dengan se-makin tingginya ketergantungan perusahaan pada pihak ketiga agar memiliki keunggulan kompetitif, semakin tinggi pula kebutuhan atas tingkat keper-cayaan (trust) dan transparansi mitra kerja tersebut.

Oleh karena itu, mengaudit mitra bisnis pihak keti-ga sangat penting untuk menjaga kepercayaan dan keyakinan para pemangku kepentingan Audit Internal akan kinerja mitra bisnis. Para pemangku kepentin-gan Audit Internal, yang terdiri dari manajemen, Direk-si, Dewan Komisaris dan Komite Audit membutuhkan fungsi yang dapat memastikan bahwa risiko-risiko utama di mitra bisnis ini telah dikelola dengan baik.

Sesi ini dapat meningkatkan pengeta-huan Internal Auditor untuk dapat melaku-kan audit yang efektif atas mitra bisnis pihak ketiga, mengetahui pendekatan umum dan metod-ologi yang dapat digunakan serta bagaimana komu-nikasi yang efektif kepada pemangku kepentingan.

AUDITING THIRD PARTY RISK MANAGEMENTConcurrent Session - 4

In this digital and technology breaktrough era, there are a number of manual tasks in the opera-

tion processes and also for internal audit testing pro-cedures that can be change to automatic, hence it

Di era digital dan teknologi ini, beberapa peker-jaan dalam proses operasional dan juga

prosedur pengujian internal audit telah dapat di-ubah menjadi otomatis, sehingga dapat men-

PREPARING INTERNAL AUDIT FOR THE NEW WORLD OF ROBOTICS AND AUTOMATIONConcurrent Session - 4

10

can reduce the cost and time of operation and audit.

Software robots are easy to configure and do not re-quire extensive IT knowledge. By deploying these, com-panies and Internal Audit can use Robotic Process Au-tomation (RPA) to automate manual tasks and testing procedures, such as copy and pasting data between applications or reconciling and cross-referencing data.

RPA presents both greater opportunity and responsi-bility for internal audit, . By helping the company to un-derstand and control RPA risks and identifying oppor-tunities to embrace RPA within the company, internal audit can position themselves as trusted advisors. Sev-eral leading internal audit function have implement-ed RPA application to speed up their audit process.

This session will introduce RPA implementa-tion in several business process and also by Inter-nal Audit, ways and considerations to leverage technologies and invest smartly for their future’s need and leap forward to become trusted advisor.

gurangi biaya serta waktu operasional dan audit.

Beberapa aplikasi robotic yang tersedia dapat den-gan mudah dikonfigurasikan dan tidak memerlukan pengetahuan TI yang luas. Dengan menggunakan ini, perusahaan dan Internal Audit dapat meng-gunakan Robotic Process Automation (RPA) untuk mengotomatiskan pekerjaan dan prosedur penguji-an manual, seperti meng-copy and paste data di be-berapa aplikasi, rekonsiliasi dan referensi silang data.

RPA memberi peluang dan tanggung jawab yang leb-ih besar bagi Internal Audit. Dengan membantu peru-sahaan untuk memahami dan mengendalikan risiko RPA dan mengidentifikasi peluang untuk menggu-nakan RPA di Perusahaan, Internal Audit dapat mem-posisikan diri sebagai trusted advisor. Beberapa fung-si audit internal terkemuka telah menerapkan aplikasi RPA untuk mempercepat proses audit mereka.

Sesi ini memperkenalkan penerapan RPA di be-berapa proses bisnis perusahaan dan juga oleh Internal Audit, berbagai cara dan pertimban-gan untuk memanfaatkan teknologi ini dan ber-investasi secara cerdas untuk kebutuhan au-dit di masa depan dan menjadi trusted advisor.

Often times we are faced with situations where it is easy for us to get caught up in routines

so that some of the most basic elements of con-trol can be overlooked, or become so focused on things that are not known that the most basic risks are not noticed. Whatever the cause, the results can have a significant impact on the organization.

That does not mean that thinking about unknown risks becomes insignificant. On the contrary, thinking of un-known risks becomes very important for internal audi-tors. However, we cannot focus so much on what we do not know so we ignore the real risks right in front of us.

For example, it is important to consider risks that will continue to emerge and develop with a changing tech-nological landscape. But internal auditors must also fo-cus on known risks that have existed so far, such as those related to the control environment, tone at the top, and whether employees have received the necessary training.

OVERLOOKING THE OBVIOUSConcurrent Session - 4

Seringkali kita dihadapkan pada situasi di mana betapa mudahnya kita untuk terperangkap da-

lam rutinitas sehingga beberapa elemen pengen-dalian yang paling mendasar dapat terlewatkan, atau menjadi begitu terfokus pada hal-hal yang ti-dak diketahui sehingga risiko yang paling mendasar menjadi tidak diperhatikan. Apa pun penyebabnya, hasilnya dapat berdampak signifikan pada organisasi.

Itu tidak berarti bahwa memikirkan risiko yang tidak diketahui menjadi tidak penting. Sebaliknya, me-mikirkan risiko yang tidak diketahui menjadi sangat penting untuk auditor internal. Namun, kita tidak bisa begitu fokus pada apa yang tidak kita ketahui sehing-ga kita mengabaikan risiko yang nyata di depan kita.

Sebagai contoh, penting untuk mempertimbangkan risiko yang akan terus muncul dan berkembang den-gan lanskap teknologi yang berubah. Tetapi auditor internal juga harus fokus pada risiko yang diketahui yang telah ada selama ini, seperti yang terkait dengan lingkungan pengendalian, tone at the top, dan apakah karyawan telah menerima pelatihan yang diperlukan.

Leaders throughout organizations know they need to change the way they work. As they seek

to drive results, leaders are looking for new rules to give them a competitive edge and fuel new indus-tries, markets, products, and services. Underlying

Para pemimpin di seluruh organisasi mengetahui bahwa mereka perlu mengubah cara mereka

bekerja. Ketika mereka berusaha untuk mendorong hasil, para pemimpin mencari aturan baru untuk memberi mereka keunggulan kompetitif dan men-

INSPIRATIONAL SESSION : INNOVATIVE LEADERSHIPSpecial Session

11

the pressure to adapt — as individuals and organi-zations—is the need to innovate. Unfortunately, the rapid analysis and rational decision-making that most managers use to run their organizations has limitations. As problems and circumstances be-come more complex, they don’t fit previous patterns.

We don’t recognize the situation. We can’t rapid-ly or automatically know what to do. What worked before doesn’t work today. To make effective sense of unfamiliar situations and complex challeng-es, we must have a grasp of the whole of the situ-ation, including its variables, and unknown forces.

This requires skills beyond everyday anal-ysis. It requires innovative leadership.This session will provide inspirational and moti-vational stories from well-known business leader.

dorong industri, pasar, produk, dan layanan baru. Yang mendasari tekanan untuk beradaptasi - sebagai individu dan organisasi - adalah kebutuhan untuk be-rinovasi.

Sayangnya, analisis dan pengambilan keputusan rasional dan cepat yang digunakan sebagian besar manajer untuk menjalankan organisasinya memiliki keterbatasan. Karena masalah dan keadaan menjadi semakin kompleks, menjadikannya tidak sesuai lagi dengan pola-pola sebelumnya.

Kita tidak mengenali situasinya. Kita tidak dapat den-gan cepat atau otomatis mengetahui apa yang ha-rus dilakukan. Apa yang berhasil sebelumnya tidak berfungsi hari ini. Untuk memahami situasi baru dan tantangan yang kompleks secara efektif, kita harus memahami seluruh situasi, termasuk variabelnya, dan kekuatan yang tidak diketahui. Ini membutuh-kan keterampilan di luar analisis sehari-hari. Ini mem-butuhkan kepemimpinan yang inovatif.

Sesi ini akan memberikan kisah inspirasional dan memotivasi dari pemimpin bisnis terkenal.

2019 IIA INDONESIA NATIONAL CONFERENCE2019 IIA INDONESIA NATIONAL CONFERENCE

Alila Hotel Solo, 24 - 25 July 2019Alila Hotel Solo, 24 - 25 July 2019

THE INSTITUTE OF INTERNAL AUDITORS INDONESIAGedung Bina Sentra, 1st Floor, Suite 103 Komplek Bidakara

Jl . Gatot Subroto Kav. 71 - 73, Jakarta Selatan 12870Mobile : +62 814 1301 8909

E-mail : [email protected]

2 0 1 9 n a t c o n . i i a - i n d o n e s i a . o r g

RUNDOWN &SYNOPSIS

RUNDOWN &SYNOPSIS

2019 IIA INDONESIA NATIONAL CONFERENCE Alila Hotel Solo ... · 2019 IIA INDONESIA NATIONAL...

Documents

Transcript of 2019 IIA INDONESIA NATIONAL CONFERENCE Alila Hotel Solo ... · 2019 IIA INDONESIA NATIONAL...