2018 Laporan Publikasi Tahunan Annual Publication Report · (tabungan). Sebagai upaya pengembangan...

La

po

ran

Pu

blik

asi Ta

hu

na

n 2

01

8 A

nn

ua

l Pu

blica

tion

Re

po

rt

Ciptakan Pertumbuhan Melalui Transformasi

Creating Growth through Transformation

Laporan Publikasi TahunanAnnual Publication Report2018


CIP

TAK

AN

PE

RT

UM

BU

HA

N M

EL

ALU

I TR

AN

SFO

RM

AS

I

Sahid Sudirman Center Lt. 56 Unit B Jl. Jend. Sudirman Kav. 86 Jakarta Pusat 10220E-mail : [email protected] :62–2127889535Fax :62–2127889533

www.okbank.co.id

PT

BA

NK

OK

E IN

DO

NE

SIA

IKHTISAR KINERJA

Ikhtisar Keuangan

Ikhtisar Kinerja

Rencana Dan Strategi Kinerja

Laporan Dewan Komisaris

Laporan Direksi

PROFIL PERUSAHAAN

Sekilas Bank Oke Indonesia

Peristiwa Penting Di Tahun 2018

Jejak Langkah

Visi & Misi

Nilai Nilai Dasar

Struktur Organisasi

Komposisi Kepemilikan Saham

Profil Pemegang Saham

Profil Dewan Komisaris

Profil Direksi

Produk Dan Layanan

Penghargaan Dan Sertifikasi

Jaringan Kantor

ANALISA DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN

Tinjauan Keuangan

Tinjauan Usaha

Tinjauan Unit Pendukung

TATA KELOLA PERUSAHAAN

Tata Kelola Perusahaan

Dewan Komisaris

Dewan Direksi

Komite-Komite Dewan Komisaris

Penerapan Fungsi Kepatuhan Audit Intern dan Audit Ekstern

Kode Etik

Pengaduan Internal

Pengaduan Internal

TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN

Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

LAPORAN KEUANGAN 2018 - AUDIT

PERFORMANCE HIGHLIGHTS

Financial Highlights

Performance Highlights

Plan And Strategy

Report From The Board Of Commissioners

Report From The Board Of Directors

COMPANY PROFILE

Bank Oke Indonesia In Brief

Important Events In 2019

Milestones

Vision & Mission Core Values

Organization Structure

Ownership Composition

Shareholders Profiles

Board of Commissioners Profiles

Board of Directors Profiles

Products and Services

Awards and Certifications

Office Network

MANAGEMENT DISCUSSION AND ANALYSIS

Financial Review

Business Review

Supporting Units

GOOD CORPORATE GOVERNANCE

Good Corporate Governance

Board of Commissioners

Board of Directors

Committees of The Board of Commissioners

Implementation of Compliance, Internal Audit and External Audit Functions

Code of Ethics

Whistle Blowing System

External Complaint Channel

CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

Corporate Social Responsibility

2018 FINANCIAL REPORT - AUDITED

4569

13

16202128293032323335384041

444750

110112116120125

141142143

146

150

DAFTAR ISITable of Content

Ciptakan Pertumbuhan Melalui TransformasiCreating Growth through Transformation

Sejalan dengan kemajuan yang dialami oleh industri perbankan di tahun 2018, Bank Oke Indonesia (OK! BANK) membukukan hasil yang positif dan mengalami kemajuan secara signifikan jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Tren kemajuan tersebut dimanfaatkan dengan baik oleh OK! BANK dengan memberikan kontribusi, tidak hanya dari sektor perbankan namun juga sektor perekonomian secara umum.

Upaya kontribusi dari OK! BANK ditunjukan dengan komitmen OK! BANK dalam memperkuat lini UKM. Dalam upayanya tersebut, OK! BANK meluncurkan dua segmen bisnis baru yaitu kredit UKM, kredit ke debitur emerging market dan juga melakukan diversifikasi terhadap kredit ke BPR dan ritel.

Kinerja perbankan di tahun 2019 diprediksi mengalami kenaikan dan pertumbuhan. Namun hal tersebut tidak semerta-merta membuat OK! BANK lengah dalam mempertahankan kinerjanya. Alih-alih, OK! BANK meyakini kenaikan dan pertumbuhan yang terjadi menjadi motivasi untuk terus berupaya meningkatkan kinerja dan kontribusi yang positif.

In line with the progress experienced by the banking industry in 2018, Bank Oke Indonesia (OK! BANK) posted positive results and made significant progress compared to previous years. The progress trend is well utilized by OK! BANK by contributing, not only from the banking sector but also the economic sector in general.

The contribution of OK! BANK is shown by its commitment in strengthening the SME line. In this effort, OK! BANK launches two new business segments, namely SME loans, loans to emerging market debtors and also diversifies credit to rural banks and retail.

Banking performance in 2019 is predicted to increase and grow. However, it does not immediately make OK! BANK stall its performance. Instead, OK! BANK believes that the increase and growth that occur is what propel the Bank to strive to improve performance and positive contributions.

IkhtisarKinerjaPerformance Highlights

4 Laporan Tahunan 2018 Annual Report


Dalam miliar Rupiah In billion Rupiah

IKHTISAR KEUANGANFINANCIAL HIGHLIGHTS

DATA KEUANGAN 2018 2017 2016 FINANCIAL DATA

Jumlah Aset 2.066,60 2.108,28 1.393,22 Total Assets

Jumlah Penyaluran Kredit 1.677,06 1.470,22 1.035,55 Total Loans

Jumlah Simpanan Nasabah 127,05 192,28 99,66 Deposits from Customers

Jumlah Simpanan dari Bank Lain 794,52 779,49 647,33 Deposits from Other Banks

Jumlah Ekuitas 1.116,83 1.111,22 590,01 Total Equity

Pendapatan Bunga 201,82 205,89 119,87 Interest Income

Beban Bunga (52,31) (75,06) (63,52) Interest Expense

Pendapatan Bunga – Bersih 149,51 130,83 56,34 Net Interest Income

Pendapatan Operasional Lainnya 2,21 1,41 1,63 Other Operating Income

Beban Operasional (142,55) (113,58) (77,47) Operating Expense

Laba/(Rugi) Operasional 9,17 18,67 (19,50) Operating Income

Laba (Rugi) Sebelum Pajak 10,16 19,17 (19,42) Income Before Tax

Laba (Rugi) Setelah Pajak 6,22 16,56 (18,40) Income After Tax

RASIO KEUANGAN (%) 2018 2017 2016 FINANCIAL RATIOS (%)

Imbal Hasil Aset (ROA) 0,50 0,95 (1,82) Return on Assets (ROA)

Imbal Hasil Ekuitas (ROE) 0,60 1,92 (8,98) Return on Equity (ROE)

Kredit yang Diberikan terhadap DPK 761,45 366,97 390,12 Loans to Deposits Ratio (LDR)

Kewajiban Penyediaan Modal Minimum dengan memperhitungkan risiko kredit dan operasional

72,05 98,28 77,74 CAR with credit and operational risks

Rasio Kredit Bermasalah – Kotor (termasuk BPR) 1,72 3.60 2,22 Non Performing Loan/Gross (Include BPR)

Rasio Kredit Bermasalah – Bersih (termasuk BPR) 1.40 2,11 0,05 Non Performing Loan/Net (Include BPR)

Rasio Kredit Bermasalah – Kotor (tidak termasuk BPR) 2,99 6.92 6,10 Non Performing Loan/Gross (Exclude BPR)

Rasio Kredit Bermasalah – Bersih (tidak termasuk BPR) 2,43 4.06 0,15 Non Performing Loan/Net (Exclude BPR)

Marjin Pendapatan Bunga Bersih 7,92 6,78 5,48 Net Interest Margin (NIM)

Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional 95,07 90,70 116,40 Operating Expense to Operating Income

5Laporan Tahunan 2018 Annual Report

Pencairan KreditCredit Disbursement

Aset BankBank’s Assets

Jumlah Portofolio KreditLoan Portfolio

Jumlah NasabahTotal Customers

Dana Pihak KetigaThird Party Funds

Pendapatan BungaInterest Income

119.87

205.89 201,82

2016 2017 2018

IKHTISAR KINERJAPERFORMANCE HIGHLIGHTS

2016 2017 2018

983.23

1,527.26

1,673.32

2016 2017 2018

1,393.22

2,108.28 2,066,60

746.99

921.57971.78

2016 2017 2018

1,035.55

1,470.22

1,677.06

2016 2017 2018

3,726

3,914

2016 2017 2018

4,246



RENCANA DAN STRATEGI KINERJAPLAN AND STRATEGY

STRATEGI 2018 Arah Kebijakan Bank Dalam satu tahun tantangan dan perubahan, Bank Oke Indonesia memprakarsai beberapa perubahan penting dalam arah kebijakannya pada tahun 2018 untuk mewujudkan visi dan misi Bank.

Untuk mendukung pertumbuhan bisnis, mengantisipasi perubahan kondisi makro ekonomi, dan merespon kebutuhan pasar, Bank memulai proses penambahan beberapa fitur produk penting dan diversifikasi bisnisnya baik dari sisi aset dan kewajiban. Sampai akhir 2018, Bank terus mengembangkan portofolio pinjaman dan fokus ke segmen usaha SME dengan tetap memaksimalkan penyaluran pembiayaan ke selektif segmen BPR dan Multifinance. Bank juga mulai mengembangkan pembiayaan multiguna untuk memperluas portfolio pinjaman.Selain dari itu, kami akan terus memperbaiki skema suku bunga dan metode pembayaran angsuran untuk terus meningkatkan profitabilitas Bank.

Pada sisi liabilitas, Bank juga telah dan akan terus membangun dan membina kerjasama dengan bank umum lainnya untuk mendapatkan fasilitas antar bank yang diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan kepada Bank; meningkatkan pelayanan kepada nasabah individual dan non individual dengan melakukan promosi dan beberapa alternatif bentuk simpanan (tabungan). Sebagai upaya pengembangan bisnis pendanaan, Bank mengoptimalkan aktivitas penghimpunan pendanaan adalah dengan membuat beberapa program yang menarik seperti “OK! BANK Smart Traveller”, “Staff get Customer”, dan “Customer get Customer” dengan model pengumpulan poin yang dapat ditukarkan dengan penghargaan tertentu. Selain itu juga terdapat program “Deposito & Giro Crash Program” untuk nasabah-nasabah existing utama dan Korporasi, dengan penawaran imbal hasil bunga yang menarik.

Strategi Bank yang lain dalam upaya menghimpun dana adalah dengan melakukan customer gathering, memberikan layanan tambahan perbankan melalui OK! BPR (formerly known as Andara Bersama BPR(ABB)) dan OK! Link, open booth di beberapa pameran, dan aktif mendukung kegiatan asosiasi Perbarindo Pusat dan Daerah.

Untuk mendukung pertumbuhan bisnis yang berkesinambungan, arah kebijakan Bank meliputi:1. Meluncurkan merged OK! BANK (merger Bank Oke Indonesia

dengan Bank Dinar).2. Tetap fokus memperluas jangkauan dan meningkatkan

portfolio pembiayaan pada segmen SME.3. Terus menjajaki dan membangun segmen bisnis Retail

baik pada bidang pendanaan dan pembiayaan terutama sektor produktif.

4. Melakukan pengembangan produk Personal Loan dan Commercial Loan.

5. Meningkatkan infrastruktur pelayanan melalui E-Banking channel dan sumber daya manusia yang berkualitas.

6. Membangun kapasitas operasional serta menyiapkan SOP dan kontrol internal untuk mendukung pengembangan bisnis dengan tetap menjaga kualitas yang baik.

2018 STRATEGY Bank Policy Directions In one year of challenges and changes, Bank Oke Indonesia initiated several important changes in its policy direction in 2018 to achieve the Bank’s vision and mission.

To support business growth, anticipate changes in macroeconomic conditions, and respond to market needs, the Bank began the process of adding several important product features and diversifying its business in terms of assets and liabilities. Until the end of 2018, the Bank continued to develop its loan portfolio and focus on the SME business segment and continuing to maximize financing distribution to the selective BPR and Multifinance segments. The bank also began to develop multipurpose financing to expand loan portfolio.In addition to this, we will continue to improve the interest rate scheme and the repayment methodology in order to secure profitability of the Bank.

On the liability side, the Bank has and will continue to build and foster cooperation with other commercial banks to obtain interbank facilities that are expected to increase trust in the Bank; improve services to individual and non-individual customers by conducting promotions and several alternative forms of savings. As an effort to develop the funding business, the Bank optimizes funding collection activities by making several interesting programs such “OK! BANK Smart Traveller”, “Staff get Customer”, and “Customer get Customer” with point collection models that can be exchanged for certain awards. In addition, there are also “Deposit & Current Crash Program” programs for major existing customers and corporations, with attractive interest yield offers.

Another strategy of the Bank in an effort to raise funds is by conducting customer gathering, providing additional banking services through OK! BPR (formerly known as Andara Bersama BPR(ABB)) and OK! Link, an open booth at several exhibition, and actively supports the activities of the Central and Regional Perbarindo associations.

To support sustainable business growth, the direction of Bank policy includes:1. Launch merged OK! BANK (Bank Oke Indonesia’s merger with

Bank Dinar).2. Stay focused on expanding and increasing the financing

portfolio in the SME segment.3. Keep exploring and building the Retail business segment

in the areas of funding and financing, especially the productive sector.

4. Developing Personal Loan and Commercial Loan products.

5. Improve service infrastructure through E-Banking channels and quality human resources.

6. Build operational capacity and prepare internal SOPs and controls to support business development while maintaining good quality.


Halaman ini sengaja dikosongkanThis page is intentionally left blank



TAHUN 2018 DITANDAI DENGAN LANGKAH

STRATEGIS YANG DILAKUKAN OLEH APRO FINANCIAL CO LTD, YAITU DENGAN

MELAKUKAN MERGER DENGAN BANK DINAR.

THE YEAR 2018 WAS MARKED WITH STRATEGIC LEAPS TAKEN

BY APRO FINANCIAL CO LTD BY MERGING WITH BANK

DINAR.

Moon YoungsoKomisaris Utama

President Commissioner



LAPORAN DEWAN KOMISARIS REPORT FROM THE BOARD OF COMMISSIONERS

Merger antara Bank Dinar dan APRO melahirkan OK! BANK yang terlebih dahulu diakuisisi pada 2016 dengan penguasaan saham sebesar 99%. Setelah sukses memasuki kategori BUKU II, OK! BANK terus berupaya untuk meningkatkan modal menjadi BUKU III melalui metode organik dan anorganik. Langkah-langkah strategis ini merupakan upaya untuk menghadapi tahun depan, di mana persaingan bisnis semakin ketat di industri perbankan di Indonesia. Dalam menghadapi tantangan di tahun-tahun berikutnya, Bank memiliki rencana untuk mengembangkan portfolio yang kuat dan berbasis kolateral. Sejalan dengan rencana bisnis, Bank, melalui Direksi, melakukan perekrutan RM-RM untuk segmen UKM dengan proses seleksi yang baik untuk mendapatkan RM-RM yang berkualitas. Selain itu, OK! BANK memperkuat pengendalian internal dan manajemen risiko untuk mengantisipasi adanya debitur-debitur yang bermasalah.

Dewan Komisaris menyadari fungsinya sebagai Dewan yang senantiasa memberikan arahan untuk Bank agar tumbuh berdasarkan Tata Kelola Perusahaan yang Baik. OK! BANK mengimplementasikan 3 (tiga) prinsip Tata Kelola Perusahaan yang Baik. Pertama, OK! BANK menerapkan governance structure yang dapat memenuhi dan melengkapi komposisi Direksi sesuai ketentuan dan memperbaharui kebijakan dan prosedur operasional sesuai ketentuan perundang-undangan. Kedua, Bank menerapkan Governance Process yang direalisasikan melalui upaya dari seluruh jenjang organisasi Bank untuk melaksanakan kebijakan dan prosedur yang berlaku. Terakhir, Bank menerapkan Governance Outcome di antaranya menyediakan ketersediaan, kelengkapan, ketepatan waktu serta akurasi data terkait transparansi kondisi keuangan Bank yang disampaikan kepada stakeholders sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.

Dalam memandang prospek bisnis Perusahaan di tahun 2019, Dewan Komisaris berpandangan bahwa Bank akan lebih berkembang di tahun 2019, salah satunya disebabkan faktor sinergi yang lebih baik dari merger. Setelah merger, Bank akan lebih mengembangkan banyak produk, khususnya untuk segmen kredit konsumen. Tidak hanya itu, Bank akan terus mengembangkan Bancassurance dan E-Channel, dan mengembangkan portfolio segmen UKM. Di samping itu, OK! BANK memprediksi tidak ada perubahan yang signifikan pada kondisi ekonomi makro di Indonesia pada tahun 2019 tang.

The merger between Bank Dinar and OK! BANK is just around the corner. Since APRO acquired OK! BANK in 2016 with 99% share ownership. OK! BANK successfully entered the BUKU II category and plans to continuously increase its capital to become BUKU III through organic and inorganic methods. This strategic leap is an effort to face future, where business competition is increasingly tight in the banking industry in Indonesia.

In facing challenges in the following years, the Bank has planned to develop a strong and collateral-based portfolio. In line with the business plan, the Bank recruits RMs for the SME segment through strict criteria. In addition, OK! BANK strengthens internal control and risk management to prevent problems with debtors.

The Board of Commissioners realizes its function that provides direction for the Bank to grow based on Good Corporate Governance. OK! BANK implements 3 (three) principles of Good Corporate Governance. Firstly, the Bank implements a governance structure that can meet the requirement of the composition of the Board of Directors in accordance with the provisions and current operational policies as well as procedures based on statutory provisions. Secondly, the Bank implements Governance Process which is actualized through efforts from all levels of the Bank’s organization to implement applicable policies and procedures. Finally, the Bank implements Governance Outcomes, including providing availability, completeness, timeliness and accuracy of data related to the transparency of the Bank’s financial condition that are conveyed to stakeholders in accordance with statutory provisions.

Regarding the Company’s business prospects in 2019, the Board of Commissioners views that the Bank will be more developed in 2019, which is due to the synergy that is much more than merger effect. After the merger, the Bank will develop many products, specifically for the consumer credit segment. Not only that, the Bank will continue developing Bancassurance and E-Channel, and developing the SME segment portfolio. In addition, OK! BANK predicts that there will be no significant changes in macroeconomic condition of Indonesia in 2019.




OK! BANK, berkoordinasi dengan Satuan Kerja Audit Intern (SKAI), melaksanakan Whistle Blowing System (WBS) dan menjamin keharasiaan dari identitas pelapor maupun informasi yang disampaikan. Sebagai upaya dukungan Manajemen/Direksi terhadap WBS, maka informasi yang diperoleh melalui WBS dijamin kerahasiaannya baik dari sisi laporan yang disampaikan maupun identitas pelapor serta tidak akan mempengaruhi Personal Appraisal dari pelapor (penilaian negatif).

Dalam menerapkan strategi pengembangan usaha, Dewan Komisaris menilai bahwa pencapaian Direksi tergolong baik. Hal tersebut dibuktikan dengan pinjaman yang diberikan mencapai 100,5% dari target RBB revisi tahun 2018 dan pencapaian NIM yang lebih besar dari target, yaitu 7,96% dari target 7,62%. Adapun, pencapaian BOPO sedikit lebih tinggi dari target, namun tidak signifikan.

Dewan Komisaris mengapresiasi kinerja Direksi yang diberikan dalam bentuk insentif dan/atau bonus yang diberikan berdasarkan penilaian yang dibuat atas dasar pencapaian KPI. Kinerja Direksi dinilai berdasarkan pencapaian parameter tertentu yang didelegasikan RUPS kepada Dewan Komisaris. Di samping itu, Dewan Komisaris menyarankan Dewan Direksi untuk mempertahankan kinerjanya agar dapat meningkatkan target pencapaian khususnya rasio BOPO dan Dewan Komisaris berharap agar jumlah laba bersih dapat ditingkatkan.

Sebagai kalimat pamungkas, saya, mewakili Dewan Komisaris, menyampaikan terima kasih kepada seluruh nasabah atas kepercayaan dan dukungan selama ini, serta kepada Dewan Direksi dan seluruh karyawan atas kontribusi kepada OK! BANK, dan kami mengucapkan terima kasih kepada pihak regulator Indonesia yang telah menciptakan iklim usaha yang kondusif dan aman.

Jakarta, 22 Maret 2018Atas nama Dewan Komisaris,

Jakarta, March 22, 2018On behalf of the Board of Commissioners,

Moon YoungsoPresiden Komisaris


MOON YOUNGSOPresiden Komisaris


OK! BANK, coordinating with the Internal Audit Work Unit (SKAI), implements the Whistle Blowing System (WBS) and guarantees diversity of the identity of the informant or information submitted. As an effort to support Management, the information obtained through the WBS can be well received from the side of the informant submitted and the identity of the informant and also will not negatively affect the Personal Assessment of the informant.

In executing the business development strategy, the Board of Commissioners considers the achievement of the Board of Directors as good. This is evidenced by the given loan reaching 100.5% of the revised RBB target in 2018 and the achievement of the NIM of 7.96% that is greater than the target of 7.62%. Meanwhile, the achievement of BOPO is slightly higher than the target, but not significant.

The Board of Commissioners appreciates the performance of the Board of Directors in the form of incentives and/or bonuses which are given based on the assessments made on the basis of achieving KPI. The performance of the Board of Directors is assessed based on the achievement of certain parameters delegated by the GMS to the Board of Commissioners. In addition, the Board of Commissioners advises the Board of Directors to improve its performance in order to increase achievement targets, especially the BOPO ratio and the Board of Commissioners hopes that the amount of net income can be increased.

In conclusion, I, representing the Board of Commissioners, would like to thank all customers for their trust and support, as well as the Board of Directors and all employees for their contribution to OK! BANK, and we would like to thank the Indonesian regulators for creating a conducive and safe business climate.


Halaman ini sengaja dikosongkanThis page is intentionally left blank



TAHUN 2018 MERUPAKAN TAHUN YANG STABIL DAN

SEDIKIT MENINGKAT BAGI FUNDAMENTAL

PEREKONOMIAN INDONESIA YANG TERCERMIN DARI

INFLASI YANG MASIH RENDAH, SERTA TERCAPAINYA

TARGET PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA.

THE YEAR 2018 SAW A STABLE AND SLIGHTLY

INCREASING YEAR FOR INDONESIA’S ECONOMIC

FUNDAMENTALS, REFLECTED IN LOW INFLATION, AS WELL

AS ACHIEVING ECONOMIC GROWTH TARGETS IN

INDONESIA.

Lim Cheol JinDirektur Utama

President Director



LAPORAN DIREKSI REPORT FROM THE BOARD OF DIRECTORS

Terdapat perubahan pada tahun 2018 dibandingkan dengan tahun 2017, di antaranya PDB Indonesia yang meningkat dari 5,1% ke 5,2%, tingkat inflasi yang menurun dari 3,6% menjadi 3,1%, Rupiah yang melemah dari 13.381 menjadi 14.250, suku bunga acuan meningkat dari 4,25% menjadi 6%, hingga tingkat pengangguran yang menurun dari 5,5% menjadi 5,3%.

Walaupun demikian, tingkat persaingan dalam dunia usaha semakin tinggi dikarenakan pemerintah mendukung berkembangnya wiraswasta di Indonesia. Karenanya Bank terus meningkatkan kualitas manajemen risiko khususnya di bidang kredit. Bank juga mewaspadai beberapa segmen industri yang sedang menurun, seperti segmen perusahaan pembiayaan (multifinance). Secara keseluruhan kondisi ekonomi di tahun 2018 yang stabil tidak memberikan dampak signifikan terhadap strategi dan kinerja bisnis OK! BANK.

Dari sisi kinerja operasional, Bank telah menambah SOP guna mengantisipasi adanya error dan/atau fraud. Dalam bidang manajemen risiko dan pengendalian internal, Bank telah melakukan berbagai penguatan seperti pengkajian ulang dan menambah prosedur-prosedur. Karyawan pun semakin meningkatkan kompetensinya dengan pemberian pelatihan dan proses seleksi yang semakin baik.

Sementara dari segi kinerja keuangan, dalam menerapkan strategi pengembangan usaha, Direksi berhasil melakukan pencapaian yang baik. Hal tersebut dibuktikan dengan pinjaman yang diberikan mencapai 100,5% dari target RBB revisi tahun 2018 dan pencapaian NIM yang lebih besar dari target, yaitu 7,96% dari target 7,62%. Adapun, pencapaian BOPO sedikit lebih tinggi dari target, namun tidak signifikan.

Sepanjang 2018, OK! BANK berupaya merekrut RM-RM untuk segmen UKM dengan proses seleksi yang baik untuk mendapatkan RM-RM yang berkualitas. Tidak hanya itu, OK! BANK juga melakukan penguatan pada pengendalian internal dan manajemen risiko guna mengantisipasi adanya debitur-debitur yang bermasalah dikarenakan kondisi industri yang menurun khususnya pada industri perusahaan pembiayaan (multifinance).

Setiap tahun berjalan, tentu akan selalu ada tantangan yang harus dihadapi. Direksi melihat bahwa tantangan OK! BANK di 2018 adalah bagaimana Bank dapat mencapai target yang telah ditetapkan, yaitu mengembangkan penyaluran kredit dengan kualitas yang baik dan meningkatkan profitabilitas di mana salah satu kendala yang ada adalah cukup tingginya kredit bermasalah. OK! BANK berkomitmen melanjutkan fokus utama OK! BANK tahun 2018 sampai dengan 2022 dengan melakukan penguatan aset secara berkesinambungan, mengembangkan infrastruktur secara berkelanjutan dan meningkatkan manajemen risiko.

There was a change in 2018 compared to 2017, including Indonesia’s GDP which increased from 5.1% to 5.2%, the inflation rate down from 3.6% to 3.1%, the weakening Rupiah from 13,381 to 14,250, the benchmark interest rate increasing from 4.25% to 6%, and the unemployment rate decreasing from 5.5% to 5.3%.

Nevertheless, the level of competition in the business world is increasingly high because the government supports the development of entrepreneurs in Indonesia. Therefore, the Bank continues improving the quality of risk management, especially in the credit sector. The Bank is also wary of several declining industrial segments, such as the multi-finance company segments. Overall, the stable economic conditions in 2018 did not have a significant impact on OK! BANK’s strategy and business performance.

In terms of operational performance, the Bank has added SOPs to anticipate errors and/or fraud. In the field of risk management and internal control, the Bank has conducted various strengthening activities such as reviewing and adding procedures. Employees increasingly improve their competence by providing training as well as having a better selection process.

In terms of financial performance, moreover, as the implementation of the business development strategy, the Board of Directors managed to score good achievements. This is evidenced by the loan reaching 100.5% of the revised Bank Business Plan target in 2018 and the achievement of the NIM, which was 7.96% of the target set for 7.62%. Meanwhile, the achievement of BOPO was not that significant, yet slightly higher than the target.

Throughout 2018, OK! BANK sought to recruit RM-RM for the SME segment with a good selection process to obtain a quality RM-RM. By the same token, OK! BANK also strengthens internal control and risk management in anticipation of troubled debtors due to declining industry conditions, especially in the finance company industry.

Every year, of course there will always be challenges that must be faced. The Board of Directors sees that the OK! BANK’s challenge in 2018 was how the Bank could achieve the set targets, that is developing credit with good quality and increasing profitability, where one of the obstacles was the high level of non-performing loans. OK! BANK is committed to continue the Bank’s main focus in 2018-2022. This can be done by continuing to strengthen assets, develop infrastructure in a sustainable manner and improve risk management.




Jika dibandingkan dengan target yang dicanangkan pada 2018, Direksi menilai tidak ada capaian yang secara signifikan di bawah atau melampaui target.

Direksi menyadari bahwa implementasi Tata Kelola Perusahaan yang Baik berperan krusial bagi kelangsungan bisnis Bank. Dengan demikian, OK! BANK mengimplementasikan 3 (tiga) prinsip Tata Kelola Perusahaan yang Baik. Pertama, OK! BANK menerapkan governance structure yang dapat memenuhi dan melengkapi komposisi Direksi sesuai ketentuan dan memperbaharui kebijakan dan prosedur operasional sesuai ketentuan perundang-undangan. Kedua, Bank menerapkan Governance Process yang direalisasikan melalui upaya dari seluruh jenjang organisasi Bank untuk melaksanakan kebijakan dan prosedur yang berlaku. Terakhir, Bank menerapkan Governance Outcome di antaranya menyediakan ketersediaan, kelengkapan, dan ketepatan waktu serta akurasi data terkait transparansi kondisi keuangan Bank yang disampaikan kepada stakeholders sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.

Dari segi pengembangan Sumber Daya Manusia, OK! BANK telah melakukan rekrutmen tenaga profesional untuk mengisi kebutuhan pemenuhan posisi-posisi untuk mencapai visi, misi objektif dan strategi Perusahaan. Bank juga melakukan penysuaian terhadap struktur organisasi secara terus menerus sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan bisnis Bank. Sampai dengan Triwulan IV/2018 Bank telah menyelenggarakan program pelatihan secara In-house dan mengikutsertakan pegawai dalam berbagai pelatihan. Rasio biaya pendidikan dan pelatihan sampai dengan Triwulan IV 2018 adalah 2.90% (Biaya Training Rp1.712.485.350, dan Biaya Tenaga Kerja Rp59.070.839.546). Tidak hanya tenaga kerja domestik, OK! BANK juga merekrut tenaga alih daya sebanyak 39 (tiga puluh sembilan) orang untuk membantu pengembangan Bank.

OK! BANK sangat memperhatikan fungsi Teknologi Informasi yang berperan vital dalam kelangsungan bisnis Bank. Maka dari itu, sepanjang tahun 2018, OK! BANK telah melakukan optimalisasi penggunaan sistem Core Banking baru (Inoan) dan juga terus menambah fitur dan memperbaharui sistem tersebut. Bank juga telah mulai melakukan pengembangan E-Channel di tahun 2018 khususnya untuk ATM dan kartu debit.

Tidak hanya berkomitmen pada pembangunan perekonomian di Indonesia, OK! BANK menilai komitmen di bidang kegiatan sosial penting untuk dilakukan sebagai bentuk kontribusi kepada lingkungan sekitar Perusahaan. OK! BANK telah mewujudkan tanggung jawab sosial, di antaranya dengan memberikan bantuan sebesar Rp1 miliar untuk membantu pemulihan pasca bencana di Donggala, Sigi dan Palu, mengadakan acara sosial bersama Yayasan Anak Yatim Piatu Putra Nusa Benhil dengan tema “Berbagi dengan Sesama, Mencari Berkah Allah SWT di Bulan Ramadhan”, dan menyelenggarakan kegiatan Literasi dan Inklusi keuangan bersama BPR Pesisir Akbar di Bima-Dompu, Fase IV, tahun 2018, pembiayaan Rp20 miliar, terdiri dari 980 petani, dan luas lahan 2.000 Ha.

OK! BANK melihat prospek di tahun 2019 masih akan tetap terbuka. Namun, di tahun pesta politik, terdapat kemungkinan terjadi ketidakstabilan yang menyebabkan penurunan kualitas

When compared with the target set out in 2018, the Board of Directors considers that there are no achievements that are significantly below or exceed the target.

The Board of Directors realizes that the implementation of Good Corporate Governance plays a crucial role in the Bank’s business continuity. Thus, OK! BANK implements 3 (three) principles of Good Corporate Governance. First, OK! BANK implements a governance structure that can meet and complete the composition of the Board of Directors in accordance with the provisions and update operational policies and procedures in accordance with statutory provisions. Second, the Bank implements Governance Process which is realized through efforts from all levels of the Bank’s organization to implement applicable policies and procedures. Finally, the Bank implements Governance Outcomes, including providing availability, completeness, timeliness and accuracy of data related to the transparency of the Bank’s financial condition that is conveyed to stakeholders in accordance with statutory provisions.

As for the Human Resource development, OK! BANK has recruited professionals to fulfill the positions needed to achieve the Company’s vision, mission and strategy. The Bank also continuously manages the organizational structure in accordance with the needs and development of the Bank’s business. Up to Quarter IV/2018, the Bank has conducted in-house training programs and included employees in various trainings. The ratio of the cost of education and training up to Quarter IV of 2018 was 2.90% (Training Fee of Rp1,712,485,350 and Labor Costs Rp59,070,839,546). Not only domestic workers, OK! BANK also recruits labor outsourcing as many as 39 (thirty-nine) people to assist the Bank’s development.

OK! BANK is very concerned about the Information Technology function which plays a vital role in the Bank’s business continuity. Therefore, throughout 2018, OK! BANK optimized the use of the new Core Banking system (Inoan), continued adding features and updating the system. The bank also began to develop E-Channels in 2018 especially for ATMs and debit cards.

Not only is it committed to economic development in Indonesia, OK! BANK considers that commitment in the field of social activities is important to do as a contribution to the environment around the company. OK! BANK has embodied social responsibility, including providing assistance with the total of Rp1 billion to help post-disaster recovery in Donggala, Sigi and Palu, organizing social event with Putra Nusa Benhil Orphans Foundation with the theme “Sharing with Others, Seeking God’s Blessings in Ramadhan ”, and organizing financial Literacy and Inclusion activities with the BPR Pesisir Akbar in Bima-Dompu, Phase IV, 2018, financing Rp20 billion, consisting of 980 farmers, and 2,000 hectares of land area.

OK! BANK sees the prospects for 2019 will remain open. However, in the year of a political party, there is a possibility of instability which causes a decrease in credit quality and liquidity in the


Jakarta, 22 Maret 2018Atas nama Direksi,

Jakarta, March 22, 2018On behalf of the Board of Directors,

Lim Cheol Jin Direktur Utama

President Director

kredit dan likuiditas di pasar. Selain itu, OK! BANK akan tetap berfokus pada objektif, yaitu memperbesar portfolio kredit dengan seleksi yang ketat sehingga memperoleh kualitas yang baik.

Direksi berharap dapat terjadi sinergi yang baik yang akan terjadi pada kuartal II 2019 pasca merger. Dengan tambahan modal dari APRO, Direksi meyakini bahwa OK! BANK akan terus tumbuh. Tidak hanya itu, Di tahun 2019, Bank menargetkan pertumbuhan kredit sebesar 39.34% dibandingkan posisi akhir tahun 2018. Oleh karena itu, kami optimis bahwa akan ada peningkatan yang cukup baik dibandingkan dengan tahun 2018.

Sebagai penutup, Saya, atas nama Direksi dan manajemen OK! BANK, ingin memberikan apresiasi yang sebesar-besarnya kepada seluruh pemangku kepentingan (stakeholders), khususnya pada nasabah-nasabah yang sudah memberikan kepercayaan kepada OK! BANK, para karyawan yang telah bekerja baik di tahun 2018, dan kepada seluruh pemangku kepentingan lainnya yang berkontribusi untuk kemajuan OK! BANK. Saya berharap semua pihak dapat terus mempertahankan kepercayaan dan semakin meningkatkan prestasinya.

market. In addition, OK! BANK will remain focused on the objective, namely enlarging the credit portfolio with strict selection to obtain good quality.

The Board of Directors hopes that a good synergy will occur in the second quarter of 2019 after the merger. With additional capital from APRO, the Board of Directors believes that OK! BANK will continue to grow. Moreover, in 2019, the Bank targets credit growth of 39.34% compared to the position in the end of 2018. Therefore, we are optimistic that there will be a fairly good increase compared to 2018.

In conclusion, I, on behalf of the OK! BANK Directors and management, would like to give highest appreciation to all stakeholders, especially those who have given confidence to OK! BANK, employees who have worked well in 2018, and to all other stakeholders who contribute to the progress of OK! BANK. I hope all parties can continue to maintain their trust and further enhance their achievements.

Profil PerusahaanCompanyProfile



SEKILAS BANK OKE INDONESIABANK OKE INDONESIA IN BRIEF


Didirikan pada tahun 1980 dengan nama Maskapai Andil Indonesia Bank Pasar Seri Partha. Pada tahun 1989 memperoleh izin sebagai bank umum dan pada tahun 1997 berubah nama menjadi PT Bank Sri Partha yang berfokus pada pembiayaan bagi UMKM yang berada di Bali. Setelah diakuisisi oleh sekelompok pemegang saham yang memiliki reputasi internasional, baik di bidang sosial maupun perbankan, pada tahun 2009 bulan April tanggal 20 berubah nama menjadi Bank Andara setelah mendapat persetujuan dari Bank Indonesia.

Para pemegang saham memiliki beberapa kesamaan yang signifikan yang mendasari seluruh kegiatan usaha Bank dan perhatian terhadap pengembangan sektor ekonomi mikro di Indonesia. Saat itu, pemegang saham Bank Andara terdiri dari Mercy Corps (pemegang saham pengendali), DWM Fund S.C.A-SICAV SIF, International Finance Corporation (IFC), KfW, Hivos-Triodos Fund, dan I Wayan Gatha.

Pada tanggal 18 November 2016, Bank Andara beserta APRO Financial Co. sepakat untuk menandatangani akta akuisisi yang pada akhirnya menandai telah efektifnya akuisisi oleh APRO Financial Co. Ltd. Transaksi akuisisi Bank Andara dilakukan melalui pembelian saham baru Bank Andara sebesar 40% (empat puluh persen) dengan nilai pembelian Rp450miliar. APRO Financial Co. Ltd merupakan institusi keuangan besar dari Korea Selatan yang baru pertama kali berinvestasi di Indonesia. Minat yang tinggi dari investor inilah yang membuat APRO Financial Co. Ltd tertarik untuk melakukan investasi di Bank Andara.

Setahun setelah akuisisi Bank Andara oleh APRO Financial Co. Ltd tepatnya di bulan Mei 2017, APRO membeli sisa saham (saat ini menjadi 99%) yang dimiliki oleh para pemegang saham dari berbagai institusi tersebut dan menyisakan 1 pemegang saham lokal, yaitu I Wayan Gatha. Pada bulan Agustus 2017, nama Bank Andara resmi berubah menjadi Bank Oke Indonesia dan telah disetujui oleh Otoritas Jasa Keuangan.

The Company was founded in 1980 under the name Maskapai Andil Indonesia Bank Pasar Seri Partha. In 1989, it obtained a license as a commercial bank and in 1997, changed its name to PT Bank Sri Partha focusing on financing for MSMEs in Bali. On April 20, 2009, the Company changed its name to Bank Andara upon the approval from Bank Indonesia and after being acquired by a group of shareholders with international reputations, both in the social and banking fields.

The shareholders at that time shared significant common ground that served as foundations for the Bank’s business, and were aware of the development of the microeconomic sectors in Indonesia. At that time, Bank Andara shareholders comprised Mercy Corps (controlling shareholder), DWM Fund S.C.A-SICAV SIF, International Finance Corporation (IFC), KfW, Hivos-Triodos Fonds, and I Wayan Gatha.

On November 18, 2016, Bank Andara and APRO Financial Co. agreed to sign an acquisition deed which ultimately marked the effective acquisition of APRO Financial Co. Ltd. Bank Andara’s acquisition transaction was done through the purchase of Bank Andara’s 40% (forty percent) new shares with a purchase value of Rp450 billion. APRO Financial Co. Ltd is a large financial institution from South Korea that invested for the first time in Indonesia. This high interest from investors is what makes APRO Financial Co. Ltd interested in investing in Bank Andara.

A year after the acquisition of Bank Andara by APRO Financial Co. Ltd in May 2017, APRO purchased the remaining shares (bringing its current holdings to 99%) owned by shareholders of these institutions, leaving 1 local shareholder, who is I Wayan Gatha. In August 2017, the name of Bank Andara officially changed to Oke Bank Indonesia with approval of the Financial Services Authority.



PERISTIWA PENTING DI TAHUN 2018IMPORTANT EVENTS IN 2019

LITERASI DAN INKLUSI KEUANGAN

MSME CREDIT ANALYSIS TRAINING FOR RURAL BANKS IN BALI

CARES 80 ORPHANS CHILDREN’S IN THE MONTH OF RAMADHAN

OK! BANK CELEBRATES FIRST BIRTHDAY

APRO SERVICE GROUP AND BANK OKE INDONESIA CARE ABOUT EARTHQUAKES AND TSUNAMIS IN DONGGALA, SIGI AND PALU

PELATIHAN ANALISA KREDIT UMKM BAGI BPR SE-PROVINSI BALI

FINANCING LITERACY AND INCLUSION

PEDULI 80 ANAK YATIM PIATU DI BULAN RAMADHAN

OK! BANK RAYAKAN ULANG TAHUN PERTAMA

APRO SERVICE GROUP DAN BANK OKE INDONESIA PEDULI BENCANA GEMPA BUMI DAN TSUNAMI DI DONGGALA, SIGI DAN PALU

• Pada tanggal 19-20 Februari 2018 OK! BANK bersama BPR Pesisir Akbar di Bima-Dompu melakukan kegiatan Literasi dan Inklusi Keuangan, di samping itu juga melakukan evaluasi dan monitoring fase 4 pada proyek pertanian jagung.

• Atas prakarsa dari PERBARINDO Bali Bank Oke Indonesia Cabang Denpasar mendapat kesempatan memberikan Pelatihan Analisa Kredit UMKM bagi BPR se-provinsi Bali pada 13 April 2018 di Denpasar.

• Tanggal 23-30 Mei 2018 tahun Islam 1439 H, Bank Oke Indonesia dari Kantor Pusat, cabang Jakarta, Semarang, Surabaya, dan Denpasar mengadakan acara sosial bersama Anak Yatim Piatu dengan tema “Berbagi dengan Sesama, Mencari Berkah Allah SWT di Bulan Ramadhan”.

• Bank Oke Indonesia (OK! BANK) merayakan puncak acara ulang tahun pertama berbarengan dengan penutupan Asian Games 2018 di Gelora Bung Karno pada 2 September 2018. Acara ulang tahun ini dihadiri oleh seluruh karyawan OK! BANK beserta jajaran direksi dan pemegang saham Utama yaitu APRO Service Group.

• APRO Service Group bersama Bank Oke Indonesia (OK! BANK) pada 18 Oktober 2018 memberikan bantuan sebesar Rp1 miliar melalui Palang Merah Indonesia. Penyerahan bantuan ini diberikan langsung oleh Choi Yoon, Chairman APRO Service Group dan Lim Cheol Jin, CEO Bank Oke Indonesia dan diterima langsung oleh Sekretaris Jenderal PMI, dr. Ritola Tasmaya, M.P.H.

• On February 19-20, 2018, OK! BANK along with BPR Pesisir Akbar in Bima-Dompu, conducted financing literacy and inclusion and conducted evaluation and monitoring on corn farming project phase 4.

• On the initiative of PERBARINDO Bali, Bank Oke Indonesia Denpasar Branch had the opportunity to provide MSME Credit Analysis Training in Denpasar for all Rural Banks in the province of Bali on April 13, 2018.

• On May 23-30 2018 Islamic year 1439 H, Bank Oke Indonesia Head Office, along with Jakarta, Semarang, Surabaya, and Denpasar branches held a social event with Orphans with the theme “Sharing with Others, Seeking God’s Blessings in the Month of Ramadan”.

• Bank Oke Indonesia (OK! Bank) celebrated the peak of its first anniversary event in conjunction with the closing of the 2018 Asian Games at Bung Karno Stadium on September 2, 2018. This anniversary event was attended by all employees of OK! Bank along with the board of directors and Major shareholders, namely APRO Service Group.

• On October 18, 2018, APRO Service Group with Bank Oke Indonesia (OK! BANK) provided assistance of Rp1 billion through the Indonesian Red Cross. The assistance was handed over directly by Choi Yoon, Chairman of APRO Service Group and Lim Cheol Jin, CEO of Bank Oke Indonesia and received directly by the Secretary General of PMI, dr. Ritola Tasmaya, M.P.H.


JEJAK LANGKAHMILESTONES

2018 2017

• Pada 14 Agustus Bank Oke Indonesia mendapatkan penghargaan dengan predikat “SANGAT BAGUS” dari INFOBANK untuk kinerja keuangan di tahun 2017.

On August 14 Bank Oke Indonesia was awarded with the title “VERY GOOD” from INFOBANK for financial performance in 2017.

• Pada 18 Oktober 2018, APRO SERVICE GROUP bersama BANK OKE INDONESIA memberikan bantuan sebesar Rp1 miliar untuk membantu operasional pemulihan pasca bencana Tsunami di Donggala, Sigi, dan Palu.

On October 18, 2018, APRO SERVICE GROUP and BANK OKE INDONESIA provided assistance with total of Rp1 billion to assist in the operational recovery after the Tsunami disaster in Donggala, Sigi and Palu.

• Pada tanggal 6 hingga 8 Januari Bank Andara melakukan bekerjasama bersama Mercy Corps dan Syngenta dan mengadakan kegiatan Literasi keuangan di beberapa wilayah yang menjadi program Pembiayaan Jagung di Kabupaten Dompu, Bima.

On January 6-8, Bank Andara cooperated with Mercy Corps and Syngenta to conduct financial Literacy activities in several areas that became part of the program of Maize Financing in Dompu Regency, Bima.

• Pada bulan Mei, APRO Financial Co. Ltd membeli sisa saham dan total kepemilikan saham menjadi 99%.

In May, APRO Financial Co. Ltd buys the remaining shares and the total shareholding becomes 99%.

• Bank Andara, pada tanggal 24 Agustus, secara resmi berubah nama menjadi Bank Oke Indonesia setelah mendapat persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Bank Andara on August 24 officially changed its name to Bank Oke Indonesia after obtaining approval from the Financial Services Authority (OJK).

• Pada tanggal 4 September, Bank Oke Indonesia melakukan perubahan Core Banking System dari TEMENOS ke INOAN (Inovasi Keuangan).

On September 4, Bank Oke Indonesia made a change of Core Banking System from TEMENOS to INOAN (Financial Innovation).

• Pada tanggal 4 September, Bank Oke Indonesia melakukan perubahan Core Banking System dari TEMENOS ke INOAN (Inovasi Keuangan).

On September 4, Bank Oke Indonesia made a change of Core Banking System from TEMENOS to INOAN (Financial Innovation).

• Bank Oke Indonesia cabang Denpasar mengadakan Kegiatan CSR dengan melakukan penyaluran bantuan bagi pengungsi Gunung Agung, pada tanggal 20 Desember.

Bank Oke Indonesia Denpasar branch held CSR activities by distributing aid for Gunung Agung refugees on December 20.



2016

• Penandatanganan Letter of Intent antara SAFIRA (Strengthening Agricultural Finance in Rural Areas) Project dan Bank Andara dalam Kerjasama Pendampingan Teknis untuk memperkuat institusi keuangan mikro (BPR) dalam mendukung sektor pertanian

The signing of the Letter of Intent between SAFIRA (Strengthening Agricultural Finance in Rural Areas) Project and Bank Andara in Technical Assistance Cooperation to strengthen microfinance institutions (BPR) in support of the agricultural sector.

• Pada tahun ini, Bank Andara mulai menyalurkan Pembiayaan segmen SME; dan sejak bulan Juli Bank telah berhasil membukukan laba.

In this year Bank Andara began to channeling SME segment Financing; and as of July, the Bank successfully booked its profit.

• Pada tanggal 26 Agustus, Bank Andara menjalin kerjasama dengan Asosiasi BPR Siaga Bencana (ABSIGAB). Bank Andara bertanggung jawab sebagai Bank Penampung dana (pooling of funds) yang bersumber dari simpanan anggota ABSIGAB dan lembaga keuangan dan/atau donor lainnya yang berkomitmen dalam program ILFAD (Indonesia Liquidity Facility After Disaster) di 11 provinsi yaitu; Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, dan Maluku.

On August 26, Bank Andara signed an agreement with the Association of Disaster Preparedness (ABSIGAB). Bank Andara is responsible as the holder of Bank funds (pooling of funds) originating from ABSIGAB members’ savings and financial institutions and/or other donors who are committed to the ILFAD (Indonesia Liquidity Facility After Disaster) program in 11 provinces namely; Aceh, North Sumatera, West Sumatera, Jakarta, West Java, Central Java, Yogyakarta, East Java, West Nusa Tenggara, East Nusa Tenggara and Maluku.

• Bank Andara berupaya untuk terus berkomitmen menindaklanjuti program Financial Ecosystem untuk pembiayaan petani Jagung yang perdana dilakukan pada tahun 2014. Bank Andara bersama Mercy Corps Indonesia, BPR Pesisir Akbar dan PT Syngenta Indonesia berkolaborasi dengan stakeholder lain dalam pembiayaan rantai nilai (Value Chain Financing) kepada petani jagung di NTB ini yaitu PT Asuransi Central Asia untuk melindungi risiko akibat cuaca (puting beliung dan kekeringan) serta PT 8Villages Indonesia sebagai penyedia aplikasi kumpul data dan aplikasi sms petani. Sejak diluncurkannya program ini di tahun 2014, terjadi peningkatan jumlah petani dari 198 petani di tahun 2014 menjadi 640 petani di tahun 2015 dan 805 petani di tahun 2016. Wilayah jangkauan programpun meluas dari hanya 5 Kecamatan di Kabupaten Bima dan Kabupaten Dompu meluas sampai total 14 Kecamatan di Kabupaten Bima, Kabupaten Dompu, Kabupaten Sumbawa dan Kota Bima. Selama periode tersebut Bank Andara telah mengucurkan pembiayaan sebesar Rp3,2 miliar di tahun 2014, Rp9,6 miliar di tahun 2015 dan Rp12,5 miliar di tahun 2016 melalui BPR Pesisir Akbar.

Bank Andara is committed to continuing the Financial Ecosystem Program to finance maize farmers which began in 2014. Bank Andara, together with Mercy Corps Indonesia, BPR Pesisir Akbar and PT Syngenta Indonesia, collaborated with other stakeholders in this model of Value Chain Financing to maize farmers in NTB, namely PT Asuransi Central Asia to cover the risks from weather (cyclones and drought) and PT 8villages Indonesia as a provider of application programs for gathering data and applications for short message services to the farmers. Since the program’s launch in 2014, the number of farmers financed increased from 198 farmers in 2014 to 640 farmers in 2015 and 805 farmers in 2016. The area served in this program has grown from five districts in Bima and Dompu extends up to a total of 14 districts in Bima, Dompu, Sumbawa and Bima City. During this period, Bank Andara has disbursed financing of Rp3.2 billion in 2014, Rp9.6 billion in 2015 and Rp12.5 billion in 2016 through the BPR Pesisir Akbar.

• Pada tanggal 18 November 2016, Bank Andara dan APRO Financial Co. Ltd telah menyetujui penandatanganan akta akuisisi yang menandai telah efektifnya akuisisi oleh APRO Financial Co. Ltd.

On November 18, 2016, Bank Andara and APRO Financial Co. Ltd. signed a deed of acquisition to mark the effective acquisition by APRO Financial Co. Ltd.


• Bank Andara dan MercyCorps melakukan kunjungan kerja dalam rangka meninjau serapan dana Rp3,2 miliar yang telah disalurkan melalui BPR Pesisir Akbar untuk program pembiayaan tanaman jagung kepada 400 orang petani di Kabupaten Bima dan Dompu, Nusa Tenggara Barat.

Bank Andara and Mercy Corps conducted an official visit in order to review loans of Rp3.2 billion that have been disbursed through the BPR Pesisir Akbar for corn crop financing program to 400 farmers in the district of Bima and Dompu, West Nusa Tenggara.

• Bank Andara menyelenggarakan program kegiatan ‘AndaraSmart - Goes to Korea’ pada tanggal 23-27 Februari 2015 ke Seoul, Korea Selatan. Sebanyak 18 peserta dari pimpinan/pejabat BPR (Bank Perkreditan Rakyat) dan Koperasi mengikuti kegiatan tersebut dan mendapatkan kesempatan berupa pelatihan dari program AndaraSmart, program spesial dari Bank Andara untuk produk tabungan, deposito, dan giro.

Bank Andara conducted ‘AndaraSmart - Goes to Korea’ event program on February 23-27, 2015 to Seoul, South Korea. As many as participants consisting of 18 heads/officials of Rural Banks (BPR) and Cooperatives who received training from AndaraSmart program, a special program from Bank Andara for savings, fund deposits and current accounts.

• Program yang diselenggarakan oleh Literasi Keuangan didukung oleh Bank Andara seperti yang disampaikan oleh Otoritas Jasa Keungan (OJK) supaya pemanfaatkan layanan keuangan oleh masyarakat yang masih sangat minim dapat ditingkatkan lagi, salah satunya dengan memberikan edukasi kepada masyarakat. Literasi keuangan dilakukan Cabang Bank Andara Jakarta, Semarang, Surabaya, dan Denpasar.

The program organized by Financial Literacy was supported by Bank Andara as stated by the Financial Services Authority (OJK) so that the use of financial services by the community which is still very minimal can be increased again, one of which is by providing education to the public. Financial literacy is carried out by Bank Andara Jakarta, Semarang, Surabaya and Denpasar.

2015

• Bank Andara menjalin kerjasama dengan Aditama Finance yang merupakan perusahaan yang berpengalaman dalam sewa pembiayaan (finance lease) dan anjak piutang (factoring).

Bank Andara signed an agreement with Aditama Finance, a company experienced in financial leasing and factoring.

• Rencana penambahan modal Bank Andara oleh APRO, selesai pada November 2016.

Capital injection process for Bank Andara by APRO, completed November 2016.

• Sementara itu, volume transaksi Andaralink meningkat mencapai lebih dari 200.000 transaksi per bulan atau peningkatan lebih dari 140% dari awal tahun 2015 dan device, dari 112 di 2014 menjadi 232 di 2015.

Meanwhile, Andaralink’s transaction volume increased to more than 200,000 transactions per month or an increase of more than 140% from the beginning of 2015 and devices, from 112 in 2014 to 232 in 2015.



• Bank Andara bekerja sama dengan BNI dalam memperkenalkan pengiriman uang dari luar negeri melalui fasilitas BNI Wesel PIN sebagai bagian dari layanan AndaraLink.

Bank Andara collaborated with BNI in introducing remittances from abroad through the BNI Wesel PIN facility as part of AndaraLink services.

• Di tahun ini, Bank Andara membuka kantor cabang baru di Jakarta. Pembukaan cabang ini juga merupakan komitmen Bank untuk menjangkau dan melayani nasabah dan masyarakat lebih cepat dan lebih baik, serta sebagai bagian dari strategi untuk meningkatkan penetrasi pasar Bank

In this year, Bank Andara opened a new branch in Jakarta. The opening of the branch was also part of the Bank’s commitment to reach and serve customers and the community faster and better, and as part of a strategy to increase the Bank’s market penetration,

• Bekerja sama dengan Lembaga Keuangan Mikro (LKM), Bank Andara mengadakan program AndaraLink Roadshow di beberapa daerah di Sulawesi Selatan yaitu: Sengkang, Belopa, Palopo, Masamba, Sidrap, Shiva, dan Attapange.

In collaboration with Microfinance Institution (LKM), Bank Andara held the AndaraLink Roadshow program in several areas in South Sulawesi, namely: Sengkang, Belopa, Palopo, Masamba, Sidrap, Shiva, and Attapange.

• Bank Andara meluncurkan program linkage dengan BPR melalui program pembiayaan bersama yaitu Andara Pembiayaan Bersama, untuk lebih mengembangkan produk kredit dan meningkatkan pinjaman kepada usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Bank Andara launched a linkage program with BPRs through a joint financing program, namely Andara Pembiayaan Bersama, to further develop credit products and increase lending to micro, small, and medium enterprises (MSMEs).

2014

• Bank Andara beserta Mercy Corps Indonesia dan Syngenta Indonesia mengimplementasikan model pembiayaan terintegrasi “Financial Eco-System” dengan program perdana memberikan pembiayaan untuk pengembangan tanaman jagung di Kabupaten Bima dan Dompu, Nusa Tenggara Barat.

Bank Andara with Mercy Corps Indonesia and Syngenta Indonesia implemented an integrated financing model “Financial Eco-System” with a pilot program to provide funds for the cultivation of corn crop in Bima and Dompu, West Nusa Tenggara.


• Bank Andara membuka dua kantor cabang di Semarang dan Surabaya yang merupakan bentuk komitmen dalam memperluas jangkauan layanan kepada mitra dan calon mitra.

Bank Andara opened two branches in Semarang and Surabaya, representing the Bank’s commitment to expanding its service and outreach to partners as well as potential partners.

• Untuk kedua kalinya, Bank Andara memperoleh fasilitas pinjaman dari Standard Chartered Bank Indonesia. Fasilitas pinjaman kali ini berjumlah Rp57 miliar yang digunakan untuk memperkuat pendanaan Bank dalam membiayai sektor keuangan mikro.

For the second time, Bank Andara received a loan facility from Standard Chartered Bank Indonesia. The Rp57 billion loan increased the Bank’s funding capacity to finance micro finance sector.

• Bank juga menandatangani Kerjasama Pemberian Fasilitas Kredit secara Terintegrasi dengan PT Bahana Artha Ventura (BAV). Melalui kerjasama ini Bank bersinergi dengan perusahaan modal ventura yang terafiliasi dengan BAV dalam memberikan fasilitas yang dibutuhkan.

The Bank signed an Integrated Loan Facility Agreement with PT Bahana Artha Ventura (BAV). Through this agreement the Bank established a synergy with BAV-affiliated venture capital companies to facilitate lending.

2013 2012

• Relokasi kantor pusat dari Denpasar ke Jakarta. Bank Andara meraih keuntungan bulanan untuk pertama kalinya di bulan Juli.

Relocation of the Bank’s headquarters from Denpasar to Jakarta. The Bank booked its first monthly profit in July.



• DWM bergabung sebagai pemegang saham Bank dengan kepemilikan sebesar 17,89%.

DWM became the Bank’s shareholder with 17.89% ownership.

• Peluncuran layanan AndaraLink.

AndaraLink was launched.

2011

• Bank menandatangani perjanjian implementasi ABB dengan Perbarindo Jakarta dan perjanjian penjaminan pinjaman dengan USAID.

The Bank signed the ABB Implementation Agreement with Perbarindo Jakarta and a loan guarantee agreement with USAID.

• KfW bergabung menjadi pemegang saham Bank dengan kepemilikan sebesar 13,73%.

KfW became the Bank’s shareholder with 13.73% ownership.

2010


2009

• Bank mengalami perubahan nama menjadi PT Bank Andara pada awal tahun 2009, dan memulai kegiatan operasionalnya secara penuh dengan fokus pada bisnis baru (wholesale banking) pada bulan April 2009, dengan 88 LKM menjadi debitur di tahun pertama di mana 37 di antaranya fokus pada pengentasan kemiskinan.

The Bank changed its name to Bank Andara and commenced its full operation as a wholesale bank in April 2009. During its first year of operation, the Bank successfully acquired 88 MFI borrowers, 37 of whom focused on poverty eradication.

• Bank memberikan fasilitas pemeringkatan eksternal secara gratis bagi 38 LKM bekerjasama dengan Microfinance Innovation Center for Resources and Alternatives (MICRA) serta melakukan riset pengembangan infrastruktur kerangka teknologi yang dibiayai Bill & Melinda Gates Foundation melalui hibah kepada program MAXIS dari Mercy Corps.

In collaboration with Microfinance Innovation Center for Resources and Alternatives (MICRA), the Bank facilitated free external rating service for 38 MFIs. The Bank also conducted research on the development of technology infrastructure platforms to help MFIs. This research was funded by Bill & Melinda Gates Foundation through a grant extended to Mercy Corps’ MAXIS program.

• Bank mempelopori program manajemen likuiditas secara kolektif (pooled liquidity management) dengan LKM, yang dikenal dengan nama Andara Bersama BPR (ABB). Bank juga menandatangani Nota Kesepahaman dengan Perhimpunan Bank Perkreditan Rakyat Indonesia (Perbarindo) daerah Bali untuk pembentukan ABB Bali.

Bank pioneered a pooled liquidity management program for MFIs known as Andara Bersama BPR (ABB). The Bank also signed a Memorandum of Understanding with Perhimpunan Bank Perkreditan Rakyat Indonesia (Perbarindo/ Indonesian Association of Rural Banks) of Bali region, to establish ABB Bali.

2008

• Mercy Corps, IFC, HTF, dan Catholic Organization for Relief and Development Aid (Cordaid) mengakuisisi Bank Sri Partha yang berkantor pusat di Bali.

Mercy Corps, IFC, HTF, and Catholic Organization for Relief and Development Aid (Cordaid) acquired Bank Sri Partha, headquartered in Bali, Indonesia.




VISI & MISIVISION & MISSION

VISIVISION Untuk menjadi bank terbaik dalam mengutamakan keunggulan layanan.

To be the best bank in prioritizing service excellence

MISIMISSION Untuk memberikan kepercayaan dan kepuasan kepada nasabah serta berkontribusi bagi masyarakat dengan layanan terbaik.

To provide trust and satisfaction to costumers and contribute to society with the best service.



NILAI-NILAI DASARCORE VALUES

BUDAYA KERJA YANG BERORIENTASI PADA KEUNTUNGAN A PROFIT-ORIENTED WORKING CULTURE

PELAYANAN PELANGGAN ADALAH PRIORITAS PERTAMACUSTOMER CARE IS THE FIRST PRIORITY

PENINGKATAN KERJASAMATEAMWORK ENHANCEMENT

KODE ETIKCODE OF CONDUCT

Klien kita adalah alasan keberadaaan kita pada hari ini. PT Bank Oke Indonesia akan selalu mengutamakan kepuasan pelanggan dalam segala hal.

Our clients are the reason for our presence today. PT Bank Oke Indonesia will always put customer satisfaction in all things.

Pentingnya kerja tim di lingkungan kerja sangat penting bagi keberhasilan bank dan perkembangan setiap karyawan.

The importance of teamwork at work is vital tothe success of the bank and to the developmentof each employee.

Kode Etik dikembangkan untuk membantu kita semua menjalani nilai-nilai hidup kita dan melekat dalam segala hal yang kita lakukan.

Code of Conduct live our values and deliver our brand promise in everything we do.

Terus berusaha mengembangkan budaya kerja yang berorientasi pada profit. Strive to develop a profit oriented working culture.



Risk Management Committee

Financial Institution Div.

Multifinance

BPR Planning & Control

BPR Performance Management

MIS

Branch

BusinessDevelopment Div.

MarketingCommunication Div.

MarketingCommunication

Brand Strategy

Funding

Business Planning

SMEDivision

E-BankingDiv.

E Banking

E-Channel

SME 1

SME 2

SME 3

SME 4

SME 5

Multipurpose

SME Support

Marketing Planning & Strategy Div.

Credit Review Div.

Credit Review

ALCOLoanCommittee

IT SteeringCommittee

Audit CommitteeRisk Oversight Committee

Remuneration andNomination Committee

Director

Shareholder’s Meeting


Board of Directors

CEO

STRUKTUR ORGANISASI 20182018 ORGANIZATION STRUCTURE


Internal Audit

Internal ControlSpecial Asset Management

Customer Care

Operation Div.Credit Control & Management Div.

Compliance Div.TreasuryDivision

Risk Management

Div.

Central OprationCredit Admin ComplianceFinanceDivision

Legal Div.

General AffairApprasial AMLIT Operation Div.

IT Planning Div.

HR Div.

Compliance Director



KOMPOSISI KEPEMILIKAN SAHAMOWNERSHIP COMPOSITION

PROFIL PEMEGANG SAHAMSHAREHOLDERS PROFILE

I WAYAN GATHA

APRO Financial Co, Ltd adalah perusahaan pembiayaan dari Korea Selatan yang berfokus pada sektor consumer loan. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1999 sebagai A&O Financial dan diakuisisi oleh J & K Capital pada tahun 2004 dan menjadi APLO FC Group. Kemudian berubah namanya menjadi A&P Financial pada tahun 2007. Setelah itu A&P Financial diperluas ke China dan Polandia dan selanjutnya menjadi APRO Financial Co. Ltd di 2014.

I WAYAN GATHA Pengusaha swasta ini telah berkecimpung di dunia perbankan dengan spesifikasi pembiayaan pada usaha-usaha mikro selama lebih dari 30 tahun. Beliau merupakan salah satu pendiri Bank Pasar Seri Partha (BPSP) yang kemudian berubah menjadi Bank Sri Partha. I Wayan Gatha bergabung dengan pemodal lain yang memiliki visi sama untuk membantu mengentaskan kemiskinan dan mengembangkan keuangan mikro di Indonesia.

APRO Financial Co, Ltd is a finance company from South Korea that focuses on the consumer lending sector. The Company was founded in 1999 as A&O Financial and was acquired by J&K Capital in 2004 to became APLO FC Group. The company changed its name to A&P Financial in 2007. Afterwards, A&P Financial expanded to China and Poland and changed its name to APRO Financial Co. Ltd in 2014.

I WAYAN GATHA is an entrepreneur who has been actively involved in the banking industry, particularly in microfinance, for over 30 years. He was one of the founders of Bank Pasar Seri Partha (BPSP) which later became Bank Sri Partha. He joined with other shareholders who also share a common vision to fight against poverty and develop microfinance in Indonesia.

I WAYAN GATHA

APRO FINANCIAL CO, LTD.

99%

1%


PROFIL DEWAN KOMISARISBOARD OF COMMISSIONERS PROFILE

KOMISARIS UTAMA

MOON YOUNGSO

Beliau adalah warga Negara Korea Selatan, lahir di Seoul pada tanggal 30 Agustus 1963, memperoleh gelar sarjananya di Seoul National University pada tahun 1986. Salah satu jejak pendidikan beliau adalah gelar pasca sarjana yang diperolehnya di Dankook

University tahun 1989. Perjalanan karir beliau dibidang perbankan dimulai sejak 1990 di Korea Long Term Credit Bank, yang di mana

delapan tahun kemudian, bergabung dengan Long Term Credit Bank merger dengan KB Kookmin Bank yang berganti nama

menjadi KB Kookmin Bank. Setelah merger, beliau masih terus bekerja di KB Kookmin Bank dengan posisi terakhir (April 2016) sebagai General Manager KB Kookmin Bank, Human Resource Group. Setelah itu, beliau bergabung dengan APRO Financial

Co.,Ltd pada bulan Mei 2016 menjabat sebagai Managing Director Global Business Division.

He is a South Korean citizen, born in Seoul on August 30, 1963, obtained his bachelor’s degree at Seoul National University in

1986. He earned a postgraduate degree at Dankook University in 1989. His career in the banking sector began in 1990 in Korea

Long Term Credit Bank that eight years later, merged with KB Kookmin Bank and renamed KB Kookmin Bank, after merger he still

continued to work in KB Kookmin Bank with the last position (April 2016) as General Manager of KB Kookmin Bank, Human Resource Group. Joined APRO Financial Co., Ltd. in May 2016 and serves as

Managing Director of Global Business Division.





ANGELINE NANGOI

Angeline Nangoi adalah lulusan Institut Teknologi Bandung (ITB), Bandung. Beliau memiliki pengalaman luas di bidang perbankan selama lebih kurang 36 tahun dengan beberapa jabatan seperti Direktur pada Bank Global International dari tahun 1997 sampai dengan tahun 2001, Direktur Kepatuhan pada Bank Societe Generale Indonesia dari tahun 2001 sampai dengan tahun 2003, Direktur Kepatuhan pada Bank OCBC Indonesia pada tahun 2003 sampai dengan tahun 2010, dan terakhir menjabat sebagai Direktur Kepatuhan PT Bank Commonwealth pada tahun 2014 sampai dengan tahun 2017. Kemudian bergabung dengan PT Bank Oke Indonesia pada bulan Maret 2018, menjabat sebagai Komisaris Independen Bank.

Angeline Nangoi is a graduate of Institut Teknologi Bandung (ITB), Bandung. She has wide experiences in Banking Industry for around 36 years with several positions such as Director of Bank Global International from 1997 until 2001, Compliance Director of Bank Societe Generale Indonesia from 2001 until 2003, Compliance Director of Bank OCBC Indonesia from 2003 until 2010, and the last held position as Compliance Director of PT Bank Commonwealth from 2014 until 2017, and then join PT Bank Oke Indonesia on March 2018, held position as Independent Commissioner of the Bank.


KOMISARIS INDEPENDENIndependent Commissioner


PROFIL DEWAN DIREKSIBOARD OF DIRECTORS PROFILE

LIM CHEOL JIN

Lim Cheol Jin adalah Sarjana lulusan Chonbuk National University, Cheonju, Korea Selatan. Beliau memiliki pengalaman panjang di

industri perbankan. Mulai dari tahun 1982 hingga tahun 1998, beliau bergabung dengan Commercial Bank of Korea (CBK)

Kwanghwamoon Branch, Work-out Dept. Bersama perusahaan ini, beliau kemudian melebarkan karir perbankannya ke Hanvit Bank Korea pada tahun 1998 hingga akhirnya beliau pindah ke

Indonesia dan bergabung dengan Woori Bank Indonesia (dahulu Bank Hanvit Indonesia) dari 2003 hingga 2007, sebagai Direktur Utama/CEO. Beliau ditugaskan kembali di Woori Bank Indonesia sebagai Komisaris pada tahun 2010, dan 2011 sampai Mei 2017. Konsolidasi antara Bank Woori Indonesia dan Bank Saudara Tbk.

berhasil dilakukan melalui kepemimpinan beliau. Kemudian beliau bergabung dengan PT Bank Oke Indonesia pada bulan Agustus

2017, menjabat sebagai Direktur Utama Bank.

Lim Cheol Jin is a graduate of Chonbuk National University, Cheonju, South Korea. He has various experiences in banking

industry. From 1982 until 1998, he joined with the Commercial Bank of Korea (CBK) Kwanghwamoon Branch, Work-out Dept. Along with this company, he expanded his banking career by

joining Hanvit Bank Korea in 1998 until he finally moved to Indonesia and joined Woori Bank Indonesia (formerly Bank Hanvit

Indonesia) in 2003 to 2007, as President Director/CEO. He was reassigned in Woori Bank Indonesia as a Commissioner in 2010,

and 2011 to May 2017. The consolidation between Bank Woori Indonesia and Bank Saudara Tbk. is successfully carried out with his leadership. Afterwards, he joined PT. Bank Oke Indonesia in August

2017, and has been serving as the President Director of the Bank ever since.


DIREKTUR UTAMAPresident Director




DENNY SETIAWAN HANUBRATA

Denny Setiawan Hanubrata memiliki pengalaman lebih dari 20 tahun di industri perbankan, terutama di bidang bisnis yang dimulai dari segmen konsumtif, SME, komersial, hingga corporate banking. Karir perbankan beliau dimulai dari tahun 1996 di Bank Bali, dan terus berkembang mengantarkan beliau berkarir di beberapa Bank seperti Bank Chinatrust Indonesia, PT Bank Permata, Tbk, dan Bank DBS Indonesia.

Jabatan terakhir beliau sebelum bergabung dengan Bank Oke Indonesia adalah Head of Business Banking di Bank UOB Indonesia sejak Juni 2016. Lulusan Universitas Katolik Parahyangan Bandung ini bergabung dengan Bank Oke Indonesia pada Oktober 2018, menjabat sebagai Direktur Bisnis Bank.

Denny Setiawan Hanubrata has experiences more than 20 years in Banking Industry, especially in business field starting from Consumptive Segment, SME Segment, Commercial Segment, to Corporate Banking Segment. His banking career commenced from 1996 in Bank Bali, and kept growing to help him have career in Several Banks, like Bank Chinatrust Indonesia, PT Bank Permata, Tbk, and Bank DBS Indonesia.

His last position before joining Bank Oke Indonesia was Head of Business Banking in Bank UOB Indonesia since June 2016. He graduated from University of Katolik Parahyangan Bandung and joined Bank Oke Indonesia on October 2018, as Business Director of the Bank.

DIREKTUR BISNISBusiness Director

37Laporan Tahunan 2018 Annual Report 37Laporan Tahunan 2018 Annual Report

EFDINAL ALAMSYAH

Beliau memiliki pengalaman mengemban tugas di pelbagai posisi selama lebih dari 25 tahun di industri perbankan seperti di bidang

hukum, kredit dan restrukturisasi kredit, kepatuhan, manajemen risiko, proses manajemen, branch expansion, sumber daya manusia

dan lain-lain. Beliau juga pernah terlibat dalam proses merger, akuisisi, dan restrukturisasi organisasi pada bank-bank sebelumnya.

Lulusan Universitas Padjadjaran Bandung ini, terakhir bertugas sebagai Direktur Kepatuhan, Manajemen Risiko, dan Sumber

Daya Manusia pada Bank KEB Hana Indonesia, dan sebelumnya bekerja di beberapa bank multinasional, antara lain Bank of

Tokyo Mitsubishi UFJ (BTMU), BNP Paribas, dan Korea Exchange Bank. Beliau telah bergabung ke PT Bank Oke Indonesia sebagai

Direktur Kepatuhan sejak Agustus 2016.

Efdinal Alamsyah has more than 25 years of experience in various positions in the banking industry such as law, credit and loan

restructuring, compliance, risk management, management process, branch expansion, human resources and so on so forth. He has also been involved in mergers, acquisitions, and organizational

restructuring of banks.

He graduated from University of Padjadjaran Bandung. He lastly served as Director of Compliance, Risk Management, and Human Resources at Bank KEB Hana Indonesia, and previously worked in

several multinational banks, including Bank of Tokyo Mitsubishi UFJ (BTMU), BNP Paribas, and Korea Exchange Bank. He has joined PT

Bank Oke Indonesia as Compliance Director since August 2016.

DIREKTUR KEPATUHANCompliance Director



PRODUK DAN LAYANANPRODUCTS AND SERVICES

Pada 2018, diversifikasi dilakukan terhadap produk dan layanan Bank Oke Indonesia, di mana semula berfokus pada segmen Wholesale Banking. Pada tahun 2017, Bank Oke Indonesia melakukan ekspansi bisnis di segmen SME dan Ritel Bisnis sebagai salah satu langkah strategis dalam rangka memenuhi kebutuhan pasar.

Untuk melayani segmen pasar yang menjadi target market utama ini, Bank Oke Indonesia juga berupaya untuk menyempurnakan dan melengkapi produk dan layanannya sehingga dapat mendukung kebutuhan masyarakat umum.

PINJAMAN

Produk Pinjaman untuk segmen SME • Pinjaman Rekening Koran • Pinjaman Modal Kerja • Pinjaman Investasi

Produk lainnya yang dikembangkan tahun 2018, di antaranya:

Produk Pinjaman untuk segmen Retail Bisnis• Produk Program Kredit Potong Gaji (KPG). Merupakan

pembiayaan yang dikhususkan kepada karyawan perusahaan yang bekerjasama dengan Bank Oke Indonesia, dalam hal kebutuhan dana untuk apa saja, bagi karyawan dan keluarganya;

• Produk Program Pembiayaan Multiguna dengan Jaminan adalah pembiayaan dengan pola ke komunitas, baik itu di pasar ataupun komunitas lainnya di luar pasar tradisional. Pembiayaan ini menggunakan jaminan fix asset;

• Produk Personal Loan sedang dalam proses pengembangan. Merupakan produk kredit untuk keperluan multiguna.

SIMPANAN

Produk Dana Pihak ketiga (DPK)Bank Oke Indonesia masih terus melayani para nasabah dan masyarakat lainnya yang ingin mengembangkan dananya melalui; 1. Deposito Berjangka Deposito yang ditawarkan Bank terbagi atas tiga segmen

nasabah meliputi:• Deposito berjangka LKM, yakni deposito berjangka untuk

LKM agar nasabah dapat melakukan pengelolaan likuiditas yang lebih baik;

• Deposito berjangka korporasi yakni deposito berjangka yang ditujukan bagi korporasi yang peduli terhadap pengentasan kemiskinan melalui pemberdayaan LKM;

• Deposito berjangka individual yakni deposito berjangka yang ditujukan bagi individu.

2. Tabungan Merupakan produk dana yang menjangkau semua kalangan,

aman dan fleksibel. Saat ini produk tabungan yang sudah tersedia di antaranya;• Produk Tabungan Reguler;• Produk Tabungan Poin Jalan Jalan; dan• Produk Tabungan Qurban dan Umroh.

3. Giro Merupakan produk dana yang relatif lebih fleksibel untuk

pengaturan likuiditas dan transaksi.

In 2018, Bank Oke Indonesia began to diversify its products and services, which initially focused on the Wholesale Banking segment. In 2017, the Bank began to expand its business in the SME and Retail Business segments as strategic steps in order to grow and better serve the market.

To better serve its target customers, Bank Oke Indonesia is also working to improve and complement its products and services to support peoples’ needs.

OPERATIONS

Loan Products for SME segment• Current Account Loan• Working Capital loan • Investment Loan

Other products being developed in 2018 include:

Loan Products for the Business Retail segment• Product Salary Credit Program (KPG) is a financing program

that is devoted to employees of the company in collaboration with Bank Oke Indonesia, in terms of funding needs for anything, for employees and their families;

• Product with a Multipurpose Financing Program with Guarantees is financing program aiming the community, whether on the market or other communities outside the traditional market. This financing uses asset fix guarantees;

• Personal Loan products are in the process of being developed is a credit product for multipurpose purposes.

SAVINGS

Third Party Fund Products (TPF)Bank Oke Indonesia still continues serving customers and other communities who want to develop their funds through;1. Time Deposits The deposits offered by the Bank are divided into three

customer segments including:• MFI time deposit is time deposit for MFIs so that customers

can better manage liquidity;

• Corporate time deposit is time deposit intended for corporations that care of poverty alleviation through empowering MFIs;

• Individual time deposit is time deposit intended for individuals.

2. Savings It is a fund product that reaches all groups, safe and flexible.

Currently the savings products that are already available include;• Regular Savings Product;• Road Points Savings Product; and• Qurban and Umrah Savings Product.

3. Current account It is a relatively more flexible fund product for managing

liquidity and transactions. liquidity and transactions.


LAYANAN

Dalam rangka menunjang bisnis, Bank Oke Indonesia juga menyediakan berbagai layanan yang dapat memberikan nilai tambah positif bagi customer Bank Oke Indonesia. Layanan bernilai tambah itu antara lain:

OK! Link (d/h AndaraLink)Berbagai fitur Layanan OK! Link dapat dimanfaatkan oleh LKM untuk melengkapi pelayanan terhadap kebutuhan nasabah dari LKM. Adapun fitur yang terdapat dalam layanan OK! Link antara lain:a. Fitur Transfer (remittance), dengan menggunakan fitur ini

di LKM kini bisa melayani transfer uang bagi nasabahnya. Manfaat utama dari fitur ini adalah memberikan peluang kepada LKM untuk dapat bersaing dengan bank umum;

b. Fitur Pembayaran (bill payment) dan Pembelian, fitur ini memberikan kemudahan bagi nasabah LKM untuk dapat melakukan pembayaran tagihan bulanan mereka (telepon, PLN) di LKM yang terdekat tanpa harus ke tempat lainnya (one stop service);

c. Fitur Solusi Setoran, fitur ini bisa dinikmati oleh mitra lembaga keuangan dengan media smart phone Android (untuk kolektor lapangan). Fitur ini dapat dimanfaatkan untuk membantu dan mempermudah kerja kolektor LKM dalam mengumpulkan setoran kredit maupun setoran tabungan dari nasabahnya. Dengan fitur ini, pencatatan manual yang dilakukan oleh kolektor pada umumnya akan digantikan oleh catatan online melalui media smartphone Android dengan akses transaksi real time. Keuntungan yang didapat dari fitur ini bagi LKM salah satunya adalah memperkecil risiko Fraud di lapangan oleh kolektor.

OK! BPR (d/h Bank Andara Bersama BPR (ABB))OK! BPR adalah suatu forum kebersamaan antara Bank dengan beberapa BPR melalui Perbarindo setempat, yang dibentuk untuk melakukan kegiatan bersama dalam mengembangkan usaha BPR maupun sumber dayanya agar BPR dapat berkembang dengan lebih baik. Layanan OK! BPR yang disepakati saat ini di antaranya pembentukan pooling of funds, penyediaan likuiditas mismatch, dan beberapa bantuan teknis (technical assistance). Hingga saat ini, OK! BPR telah berada di Bali, Jakarta, dan Nusa Tenggara Barat.

SERVICE

In order to support business, Bank Oke Indonesia also provides various services that can present positive added value for Bank Oke Indonesia’s customers. Value added services include:

OK! Link (formerly known as AndaraLink)Various service features OK! Links can be used by MFIs to complement services to the needs of customers of MFIs. The features contained in the service are OK! Links include:

a. The remittance feature By using this feature, MFI can now service money transfers for its customers. The main benefit of this feature is that it provides an opportunity for MFIs to be able to compete with commercial banks;b. Bill payments and purchases This feature makes it easy for MFI customers to be able to pay their monthly bills (telephone, PLN) at the closest MFI without having to go to another place (one stop service);

c. Deposit Solution Feature This feature can be enjoyed by partners of financial institutions with Android smart phone media (for field collectors). The feature can be used to help and facilitate the work of the MFI collector in collecting credit deposits and savings deposits from customers. With this feature, manual recording carried out by collectors generally will be replaced by online records through the media of Android smartphones with access to real time transactions. The advantage of this feature for MFIs is to minimize the risk of fraud in the field by collectors.

OK! BPR (formerly known as Bank Andara Bersama BPR (ABB))OK! BPR is a forum of togetherness between the Bank and several BPRs through the local Perbarindo, which was formed to carry out joint activities in developing the BPR business and its resources so that BPRs can develop better. BPR OK! Service that is agreed upon at this time includes the establishment of pooling of funds, provision of liquidity mismatches, and some technical assistance. Until now, OK! BPRs are located in Bali, Jakarta and West Nusa Tenggara.



PENGHARGAAN DAN SERTIFIKASI AWARDS AND CERTIFICATIONS

Bank berpredikat

SANGAT BAGUSOK! Bank mendapatkan penghargaan sebagai

Bank yang berpredikat sangat baik


WILAYAH OPERASIONALOPERATIONAL MAP

Kantor PusatHead Office

KANTOR PUSATHEAD OFFICE

JakartaSahid Sudirman Center Lt. 56 Unit BJl. Jend. Sudirman No. 86Jakarta Pusat 10220Tel: +62 21 2788 9535Faks: +62 21 2788 9533

KANTOR CABANG/PERWAKILANBRANCHES/OFFICE REPRESENTATIVES

JakartaSahid Sudirman Center Lt. 56 Unit AJl. Jend. Sudirman No. 86Jakarta Pusat 10220Tel: +62 21 2788 9535Faks: +62 21 2253 5403

SemarangJl. Gajahmada No. 166 GSemarang Tengah,Jawa Tengah 50135Tel: +62 24 86041171Faks: +62 24 86041271

SurabayaDarmo Square Blok R-10Jl. Raya Darmo No. 54-56Surabaya Jawa Timur 60225Tel: +62 31 995 31333Faks: +62 31 995 31345

DenpasarJl. Hayam Wuruk No. 137Denpasar 80237 Bali IndonesiaTel: +62 361 227 721-4Faks: +62 361 236 712



ANALISA DAN PEMBAHASAN MANAJEMENMANAGEMENT DISCUSSION AND ANALYSIS



Pembahasan pada bagian ini didasarkan pada laporan keuangan Bank untuk periode yang berakhir pada 31 Desember 2018 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Paul Hadiwinata, Hidajat, Arsono, Retno, Palilingan & Rekan (PKF International) dengan pendapat laporan keuangan Bank menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan dan hasil usaha serta arus kas untuk tahun 2018 dan 2017, sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia.

LAPORAN POSISI KEUANGANAsetDi akhir tahun 2018, total aset Bank tercatat sebesar Rp2.066,60miliar terutama disebabkan oleh:1. Penurunan penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain

Rp91,63miliar sebagai bagian dari manajemen likuiditas Bank.

2. Penurunan pada surat berharga sebesar Rp158,93 miliar, yang merupakan bagian dari manajemen likuiditas Bank.

3. Peningkatan portofolio kredit sebesar Rp206,84 miliar dibanding tahun sebelumnya yang disebabkan oleh meningkatnya ekspansi kredit terutama di segmen SME.

4. Penurunan asset pajak tangguhan Rp3,74 miliar yang berasal dari pajak tangguhan atas akumulasi laba/rugi di mana Bank mulai memperoleh profit di tahun 2017 dan 2018.

5. Penurunan giro pada Bank Indonesia dan giro pada Bank lain Rp5,46 miliar yang merupakan bagian dari manajemen likuiditas Bank.

6. Penurunan aset tetap Rp19,05 miliar terutama disebabkan oleh akumulasi penyusutan aset tetap.

Bank berusaha tetap menjaga keseimbangan antara aset dan kewajiban secara hati-hati.

LiabilitasJumlah liabilitas Bank per 31 Desember 2018 mengalami penurunan sebesar 4,74% dari Rp997,02 miliar pada akhir tahun 2017 menjadi Rp949,77 miliar terutama disebabkan oleh:1. Penurunan simpanan Dana Pihak Ketiga 33,93% dari

Rp192,28 miliar menjadi Rp127,05 miliar yang terdiri atas giro, tabungan dan deposito, di mana penurunan yang signifikan berasal dari deposito berjangka.

2. Peningkatan simpanan dari bank lain 1,93% atau Rp15,03 miliar.

EkuitasJumlah ekuitas Bank meningkat 0,50% dari Rp1.111,22 miliar menjadi Rp1.116,83 miliar pada tahun 2018. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh surplus yang timbul di 2018 sebesar Rp6,22 miliar (sebelum laba komprehensif tahun berjalan).

LABA RUGI KOMPREHENSIFPendapatan OperasionalBank membukukan pendapatan bunga sebesar Rp201,82 miliar di akhir tahun 2018, atau turun sebesar 1,98% dibanding posisi per 31 Desember 2017 sebesar Rp205,89 miliar. Pergerakan ini terutama berasal dari: a. Naiknya pendapatan bunga kredit Rp2,13 miliar. b. Turunnya pendapatan bunga atas penempatan BI dan Bank

lain Rp5,14 miliar. c. Penurunan bunga atas surat berharga Rp1,06 miliar. d. Turunnya pendapatan provisi/ komisi kredit sebesar Rp3,43

milliar.

The discussion in this section is based on the Bank’s financial statements for the period ending on December 31, 2018, which was audited by the Public Accounting Firm of Paul Hadiwinata, Hidajat, Arsono, Retno, Palilingan & Rekan (PKF International) with the opinion that the Bank’s financial statements are presented fairly, in all material respects, financial position and operational results as well as cash flows for 2018 and 2017, in accordance with Indonesia’s Financial Accounting Standards.

STATEMENT OF FINANCIAL POSITIONAssetThe Bank’s total assets at the end of 2018 was of Rp2,066.60 billion mainly due to:1. Decrease of placement to Bank Indonesia and other

bank Rp91.63 billion mainly as part of the Bank’s liquidity management.

2. Decrease of marketable securities Rp158.93 billion as part of the Bank’s liquidity management.

3. Increase of lending portfolio by Rp206.84 billion over the previous due to increased credit expansion, especially in the SME segment.

4. Decrease of Deferred Tax Asset Rp3.74billion which comes from deferred tax on accumulated profit/loss where the Bank starts to get profits in 2017 and 2018.

5. Decrease of current account to Bank Indonesia and other bank by Rp5.46 billion as part of the Bank’s liquidity management.

6. Decrease of fixed asset Rp19.05 billion, mainly due to

accumulated depreciation of fixed assets.

Banks always endeavored to maintain a careful balance between assets and liabilities.

LiabilitiesThe Bank’s total liabilities as of December 31, 2018 decreased by 4.74% from Rp997.02 billion at the end of 2017 to Rp949.77 billion mainly due to:1. Decrease of third party fund by 33.93% or from Rp192.28

billion to Rp127.05 billion, consist of current account, saving, time deposit, where the main decrease come from time deposit.

2. Increase of deposit from other bank by 1.93% or Rp15.03 billion.

EquityThe Bank’s total equity increased by 0.50%, from Rp1,111.22 billion to Rp1,116.83 billion by the end of 2018. This increase was primarily due to the surplus incurred in 2018 amounted to Rp6.22 billion (before comprehensive profit for the year).

COMPREHENSIVE PROFIT AND LOSSOperating IncomeThe Bank registered interest income of Rp201.82 billion at the end of 2018, or an decrease of 1.98% compared to the position as of December 31, 2017 amounted to Rp205.89 billion. This decrease was mainly due to: a. Increase of loan interest Rp2.13 billion. b. Decrease of interest income from placement to BI and other

bank Rp5.14 billion. c. Decrease of marketable securities interest Rp1.06 billion. d. Decrease of loan provision/commission income Rp3.43

billion.

TINJAUAN KEUANGAN FINANCIAL REVIEW


Beban UsahaSecara keseluruhan pengelolaan beban bunga di tahun 2018 tercatat lebih rendah daripada tahun sebelumnya. Pada akhir 2018 beban bunga Bank sebesar Rp52,31 miliar atau 30,31% lebih rendah daripada tahun sebelumnya Rp75,06 miliar. Pergerakan komponen beban bunga Bank di atas terutama berasal dari:1. Penurunan bunga kewajiban pada bank lain dari Rp

59,94miliar menjadi Rp42,14 miliar.2. Penurunan bunga DPK (Dana Pihak Ketiga) bukan Bank dari

Rp11,39 miliar menjadi Rp8,32 miliar.

Beban operasional selain bunga dan CKPN meningkat sebesar 54,30%, menjadi Rp123,77 miliar dibanding Rp80,22 miliar pada tahun sebelumnya. Peningkatan ini merupakan dampak atas adanya kenaikan biaya tenaga kerja sebesar Rp15,01 miliar, kenaikan biaya depresiasi sebesar Rp16,48 milliar serta kenaikan biaya pemeliharaan dan perbaikan Rp4,60 miliar.

Beban Pencadangan Penurunan NilaiRealisasi Ratio NPL di tahun 2018 lebih rendah dibanding tahun sebelumnya disebabkan adanya write off atas debitur Multifinance bermasalah, di tahun 2018 Bank Oke Indonesia mencatat penurunan beban CKPN atas aset keuangan dan non keuangan menjadi sebesar Rp18,77 miliar, atau 43,73% lebih rendah dibanding tahun 2017 sebesar Rp33,36 miliar. Bank terus berupaya melakukan upaya penagihan dan pendekatan hukum terhadap para debitur kredit bermasalah. Perhitungan pencadangan ini merujuk pada penerapan Pernyataan Standar Akuntasi Keuangan (PSAK) No. 55 terkait Pembentukan Cadangan Kolektif dan Individual.

LAPORAN ARUS KASKas dan setara kas turun sebesar 32,97%, dari sebesar Rp309,78 miliar di tahun 2017 menjadi sebesar Rp207,64 miliar di tahun 2018. Hal ini terutama dipengaruhi secara signifikan oleh kenaikan pembayaran gaji, imbalan kerja, beban umum dan administrasi serta tidak adanya penambahan modal disetor di tahun 2018.

PERMODALANPermodalan (modal disetor) tidak mengalami perubahan, di mana per 31 Desember 2018 modal disetor adalah sebesar Rp1.007,31 miliar.

TINGKAT KOLEKTIBILITAS KREDIT Rasio kredit bermasalah/NPL gross (termasuk BPR) mengalami penurunan menjadi 1,72% per 31 Desember 2018 dari NPL per 31 Desember 2017 yang tercatat sebesar 3,60%. Sementara NPL gross (tidak termasuk BPR) mengalami penurunan menjadi 2,99% per 31 Desember 2018 dari NPL per 31 Desember 2017 sebesar 6,92%.

Bank terus berupaya menjaga kualitas asetnya, terutama melalui upaya yang terus-menerus dalam menerapkan prinsip kehati-hatian, memperkuat manajemen risiko, memperbaiki sistem pengelolaan kredit, serta pemantauan yang lebih ketat terhadap debitur yang ada.

Operating ExpensesOverall management of interest expenses in 2018 was markedly lower than the previous year. At the end of 2018 the Bank’s interest expense amounted Rp52.31 billion or 30.31% lower than the previous year Rp75.06 billion. The movement of the operating interest expense mainly due to :1. Decrease interest on liabilities to other banks from Rp59.94

billion to Rp42.14 billion.2. Decrease interest expense of third party fund non Bank from

Rp11.39 billion to Rp8.32 billion.

Non interest operating expenses and loan loss reserves increased by 54.30%, becoming Rp123.77 billion compared to Rp80.22 billion a previous year. This incline shows the impact from labour cost increased Rp15.01 billion, depreciation cost increased Rp16.48 billion and maintenance cost increased to Rp4.60 billion.

Provisions for Impairment Losses The realization of NPL ratio in 2018 is lower than the previous year due to write off non-performing multifinance debtors, In 2018 Bank Oke Indonesia recorded a decrease in CKPN’s expense on financial assets and non-financial assets to Rp18.77 billion, or 43.73% lower than in 2017 of Rp33.36 billion. Bank continues to make efforts to collect and legal approach to the troubled debtors. This allowance calculation reflects the adoption of Statement of Financial Accounting Standards (SFAS) No. 55 Related Allowance for Collective and Individual.

CASH FLOW STATEMENTCash and cash equivalents decreased of 32.97% from Rp309.78 billion in 2017 to Rp207.64 billion in 2018. This position was significantly driven by the increase in payroll, employee benefits, general and administrative expenses and there is no additional capital paid in 2018.

CAPITALCapital (paid-up capital) was unchanges, thus as of December 31, 2018 the Bank’s paid-up capital is Rp1,007.31 billion.

COLLECTIBILITY OF LOANSRatio of nonperforming loans/gross NPLs (Include BPR) decreased to 1.72% per December 31, 2018 from NPLs per December 31, 2017 was recorded at 3.60%. While gross NPLs (excluding BPR) decreased to 2.99% as of 31 December 2018 from NPLs per December 31, 2017 at 6,92%.

The Bank continues to maintain its asset quality mainly by continuously striving to apply prudent principles, strengthening risk management, improving the loan management system, as well as stringent monitoring on existing borrowers.



RASIO UTAMARasio Kecukupan Modal (CAR)Pada akhir 2018, CAR Bank, dengan memperhitungkan risiko kredit dan risiko operasional, tercatat sebesar 72,05% atau jauh di atas persyaratan minimum untuk bank dengan peringkat komposit risiko 2, yakni minimal 9% sampai dengan kurang dari 10%.

Beban Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) Realisasi BOPO tahun 2018 mengalami sedikit kenaikan, tercatat sebesar 95,07% atau naik 4,37% dari periode tahun sebelumnya 90,70%.

Margin Bunga Bersih (NIM)Realisasi NIM tahun 2018 tercatat sebesar 7,92% atau lebih tinggi 1,14% dari periode sebelumnya. Disebabkan oleh meningkatnya penyaluran dana dalam bentuk kredit dan turunnya biaya dana DPK pada tahun 2018.

Return on Asset (ROA)ROA tahun 2018 turun menjadi 0,50% dari sebelumnya 0,95%. karena meningkatnya biaya operasional dan laba Bank tahun 2018 lebih kecil dibanding laba pada tahun sebelumnya.

Return on Equity (ROE)Realisasi ROE pada tahun 2018 turun menjadi 0,60% daripada rasio sebelumnya 1,92%, disebabkan meningkatnya biaya operasional dan laba Bank tahun 2018 lebih kecil dibanding laba pada tahun sebelumnya.

Loan to Deposit Ratio (LDR)Realisasi LDR (tidak temasuk kepada BPR) tahun 2018 naik dari 366,97% menjadi 761,45%. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya pertumbuhan kredit non BPR yang tidak diimbangi oleh pertumbuhan DPK non BPR.

MAIN RATIOSCapital Adequacy Ratio (CAR)The Bank’s CAR at the end of 2018, which takes into account the credit risk and operational risk, state at 72.05% or well above the minimum requirements for banks with composite risk rating of 2, which is a minimum of 9% up to less than 10%.

Operating Expenses Operating Income (OEOI) Actual OEOI in 2018 slightly increased, registered at 95.07% or increased of 4.37% from the previous year of 90.70%.

Net Interest Margin (NIM)Actual NIM in 2018 was registered at 7.92%, or higher 1.14% from the previous period. Caused of increased loan disbursement and lower cost of funds deposits in 2018.

Return on Assets (ROA)ROA in 2018 decreased to 0.50% compared from previous periode of 0.95% , due to increase of operating expense and Bank profit in 2018 is smaller than the profit in the previous year.

Return on Equity (ROE)Actual ROE in 2018 decreased to 0.60% compared from the previous periode of 1.92%, due to increase of operating expense and Bank profit in 2018 is smaller than the profit in the previous year.

Loan to Deposit Ratio (LDR)The actual LDR in 2018 (exclude BPR) was increased from 366.97% to 761.45%, due to increase in non-BPR loan growth which is not balance of growth in non-BPR deposits.


Kinerja Kredit Hingga akhir periode 2018, Bank Oke Indonesia untuk segmen lembaga keuangan (BPR, Koperasi, Modal Ventura) dapat menyalurkan kredit senilai Rp659 miliar. Total baki debet segmen BPR, Koperasi & Modal Ventura sebesar Rp726 miliar dengan 100 debitur.

Program pembiayaan channeling melalui BPR tetap berjalan, dengan total baki debet per Desember 2018 Rp18 miliar dengan jumlah debitur 896 orang.

Selain itu dalam rangka mendukung pertumbuhan bisnis, serta merespon kebutuhan pasar, Bank telah memberikan pembiayaan kepada perusahaan multifinance sepanjang tahun 2018 adalah sebesar Rp200 miliar dengan nilai outstanding posisi per Desember 2018 adalah sebesar Rp298 miliar, yang bekerjasama dengan 16 perusahaan multifinance.

Penyaluran kredit segment SME/UKM melayani 85 Debitur yang tersebar di 6 Provinsi: DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Bali, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Direncanakan penyebaran kredit segmen SME/UKM dapat berkembang terus sesuai Rencana Bisnis Bank yang telah ditetapkan. Akhir tahun 2018, pencarian kredit segmen SME/UKM mencapai Rp777,48 miliar, dengan baki debet mencapai Rp598,41 milliar, dibanding Rp297,27 miliar di akhir tahun 2017, atau naik sebesar 201%. Untuk memperluas pangsa pasar, di tahun 2018 segmen SME/UKM telah mengoptimalkan tenagaMarketing cabang di Jakarta, Surabaya, Denpasar, dan Semarang.

Di tahun 2018, segmen Kredit Multi Guna diluncurkan, dan selama tahun 2018 pencairan kredit segmen ini mencapai Rp26, 88 miliar, dengan baki debet mencapai Rp26,99 miliar.

Tahun 2019, penyaluran kredit kepada segmen SME/UKM tetap dijalankan dengan prinsip kehati-hatian.

Untuk meningkatkan layanan, Bank menerapkan beberapa strategi di antaranya dengan peningkatan kapasitas layanan berupa penambahan sumber daya manusia dan infrastruktur.

PERBAIKAN KUALITAS ASET

Bank Oke Indonesia mengaplikasikan peningkatan mitigasi risiko kredit dalam penyaluran risiko kredit sedini mungkin agar dapat meminimalisasi risko kredit bermasalah.

Pemantauan secara berkala terhadap Debitur yang ada dilakukan Bank Oke Indonesia, salah satunya dengan mengelompokkan Debitur yang masih memiliki potensi bisnis untuk dikembangkan dan Debitur yang berpotensi bermasalah diklasifikasikan ke dalam Debitur watch list.

Kegiatan pemantauan ini dapat membantu Bank dalam mengambil keputusan yang tepat terhadap fasilitas kredit yang diberikan. Bank akan terus mengembangkan Debitur yang memiliki potensi bisnis sehingga dapat menambah manfat bagi Bank. Sementara, Bank akan menentukan langkah-langkah penyelesaian untuk Debitur watch list sebelum kualitas kredit turun menjadi Non Performing Loan (NPL).

Unit bisnis, Tim Monitoring, dengan bantuan dari Tim Special Asset Management (SAM) melakukan pemantauan kredit ini secara berkesinambungan.

Lending PerformanceAs of the end of 2018, Bank Oke Indonesia’s financialinstitutions (BPR, Cooperative, Venture Capital) segment disbursed loans amounted to Rp659 billion. Total outstanding loans for this segment amounted to Rp726 billion with a total of 100 debtors.

The channeling financing program through BPR continued, with total outstanding as of December 2018 of Rp18 billion with 896 borrowers.

In addition, in order to support business growth as well as responding to market needs, the Bank provided financing to multifinance companies amounting to Rp200 billion with outstanding position as of December 2018 amounting to Rp298 billion for 16 multifinance companies.

SME credit segment of Bank Oke Indonesia successfully served 85 borrowers in 6 provinces: Jakarta, Banten, West Java, Bali, Central Java and East Java. Hopefully the spreading of SME/UKM credit will grow continuously as Bank’s Business Plan. On the end of year 2018, the SME segment had disbursed loans amounting Rp777,48 billion with a total outstanding balance of Rp598,41 billion compared to IDR 297.27 billion at the end of 2017, or an increase of 201%. To expand market share, in 2018, the SME/UKM segment has optimized branch marketing personnel in Jakarta, Surabaya, Denpasar and Semarang.

In 2018, credit disbursement for SME/UKM segment will be continued prudentially and conservatively. Throughout 2018, the loan disbursement of this segment reached Rp26.88 billion, with the total outstanding balance of Rp26.99 billion.

In 2019, the credit lending to the SME/SME segment will be continually carried out with the principle of prudence.

To improve its services, the Bank implemented several strategies such as increasing the capacity through additional human resources and infrastructure.

IMPROVEMENT OF ASSET QUALITY

Bank Oke Indonesia applies increasing credit risk mitigation in the distribution of credit risk as early as possible to minimize the risk of non-performing loans.

Regular monitoring on existing Debtors is carried out by Bank Oke Indonesia, particularly by classifying Debtors that have business potential to be developed and Debtors that are potentially problematic are classified into watch list Debtors.

The monitoring helps the Bank in making correct decisions towards provided credit facilities. The Bank will keep developing Debtors that have business potential so that the Bank can take advantage from the Debtors. Meanwhile, the Bank will determine settlement efforts to solve the problems of watch list Debtors before credit quality degrades into Non Performing Loans (NPL).

Business Unit, Monitoring Team, with the help of Special Asset Management Team (SAM), conduct credit monitoring repeatedly.

TINJAUAN USAHA BUSINESS REVIEW



Sumber Pendanaan Desember 2018December 2018

Desember 2017December 2017

Desember 2016December 2016 Funding Source

Giro 10,95 8,68 14,95 Currents Accounts

Tabungan 10,52 6,82 6,61 Savings

Deposito Non Bank 105,58 176,78 78,10 Non Bank Deposit

Deposito dari BPR dan bank lain 794,52 779,49 647,33 Deposit from Rural Bank and other Bank

Total Dana Pihak Ketiga 921,57 971,78 746,99 Total Third Party Funds

Total Pinjaman Pihak lain 0 0 33,11 Total Fund Borrowing

Total Sumber Pendanaan 921,57 971,78 780,09 Total Source of Fund

SUMBER PENDANAANFUNDING SOURCE

SPECIAL ASSET MANAGEMENT

Kredit BermasalahTim SAM, di bawah Divisi Credit Control & Management, bertanggung jawab dalam penanganan kredit bermasalah di Bank Oke Indonesia, dengan berpedoman pada ketentuan-ketentuan yang berlaku dan sesuai dengan prinsip Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance).

Dalam pemantauan kredit, implementasi Early Warning System (EWS) dioptimalisasikan untuk meminimalisasi peningkatan rasio kredit bermasalah, membantu penetapan rasio kredit bermasalah, dan membantu penentuan strategi penyelesaian apabila kualitas kredit turun menjadi NPL. Penanganan dan tindak lanjut Debitur NPL secara proaktif dan berkesinambungan dilakukan oleh SAM dan Unit Bisnis.

Penyelamatan dan Penyelesaian Kredit BermasalahKredit bermasalah dikelola melalui strategi penyelamatan dan penyelesaian kredit.

Bank Oke Indonesia melakukan strategi penyelamatan kredit melalui proses restrukturisasi terhadap Debitur kooperatif, Debitur yang masih memiliki prospek usaha, Debitur yang memiliki kemampuan bayar dan Debitur yang masih dapat dilakukan tindakan penyelamatan kredit sesuai dengan ketentuan yang berlaku pada Bank Oke Indonesia.

Sementara, Bank Oke Indonesia akan melakukan tidakan penyelesaian fasilitas kredit terhadap Debitur yang tidak kooperatif, tidak memiliki prospek dan kemampuan bayar, baik melalui proses eksekusi jaminan, proses lelang maupun tindakan penyelesaian melalui jalur hukum (litigasi).

Kinerja PendanaanSumber pendanaan Bank di tahun 2018 berasal dari dana pihak ketiga (DPK) (deposit) yang meliputi produk giro, tabungan, dan deposito berjangka, dan pinjaman antar Bank. Sepanjang tahun 2018, secara keseluruhan realisasi pendanaan Bank mencapai 98,64% dari target pendanaan Rencana Bisnis Bank 2018 (termasuk pinjaman yang diterima). Adapun program promosi Bank yang menunjang peningkatan portofolio DPK tersebut antara lain:

SPECIAL ASSET MANAGEMENT

Non Performing LoanSAM Team, under the supervision of Credit Control & Management Division, is responsible for a handling of non-performing loan at Bank Oke Indonesia, by referring to the prevailing provisions and the principle of Good Corporate Governance.

In monitoring credit, the implementation of Early Warning System (EWS) is optimized to reduce the increase of non-performing loan ratio, help determining non-performing credit ratio and help the Bank to determine settlement strategy if the credit quality degrades into NPL. Handling and follow-up of NPL Debtors proactively and continuously is carried out by SAM and Business Units.

Recovery and Settlement of Non Performing LoansNon-performing loan is managed through credit recovery and settlement strategy.

Bank Oke Indonesia carries out the credit rescue strategy through restructurisation process on cooperative Debtors, the Debtors that have abilities to pay, and Debtors that can still take action to save credit in accordance with the applicable provisions of Bank Oke Indonesia.

Whereas, Bank Oke Indonesia will take action to settle credit facilities against uncooperative Debtors, and the Debtors that do not have prospect and ability to pay, either through the guarantee execution process, the auction process or legal settlement actions (litigation).

Funding PerformanceThe Bank’s funding source in 2018 comes from third party fund (deposits), including current account, savings and time deposits, as well as interbank loans. Throughout 2018, the Bank’s overall funding realization reached 98.64% from the Bank’s Business Plan in 2018 (including the loans received). The Bank’s promotion programs that support the increase in the third party funds portfolio includes:


OK! Bank Smart Point Adalah suatu program Bank yang ditawarkan kepada nasabah (BPR/LKM maupun Retail) yang memiliki simpanan dengan nilai nominal tertentu yang ditetapkan oleh Bank, dengan nilai tambah poin yang dapat ditukar dengan paket pilihan reward yang telah disediakan oleh Bank.

OK! Crash Program Adalah suatu program-program Bank yang ditawarkan kepada nasabah loyal (BPR/LKM maupun Retail) yang melakukan penempatan simpanan baru dalam jumlah nominal besar. Program ini dilakukan pada periode yang ditentukan oleh Bank.

Kinerja Layanan OK! Link (d/h AndaraLink)Sejak diluncurkan pada Oktober 2010, OK! Link (d/h AndaraLink) sebagai layanan transaksi keuangan bagi mitra Bank yaitu BPR dan Koperasi, telah mengalami perkembangan yang pesat, baik dari segi jumlah anggota, wilayah sebaran anggota, dan jumlah transaksi.

Rata-rata transaksi OK! Link mengalami peningkatan sebesar 8% bila dibandingkan tahun sebelumnya, di mana pada tahun 2018 tercatat sebanyak 664.011 transaksi. Peningkatan jumlah transaksi disebabkan oleh pemakaian OK! Link pada BPR-BPR yang menjalankan bisnis Grameen.

Proses penyempurnaan dan pengembangan OK! Link terus dilakukan. Fitur yang telah ada di antaranya pembayaran tagihan, layanan pengiriman uang (kirim tunai-ambil tunai) dan kiriman tunai ke rekening di bank umum lain melalui sistem RTGS/SKN Bank Indonesia. Program ini juga merupakan Solusi Setoran yang berguna membantu mitra Bank dalam menjalankan fungsi antar jemput setoran nasabah mereka yang terkadang berada jauh dari lokasi mitra tersebut.

Pada tahun 2018, Bank terus melakukan terobosan dalam rangka meningkatkan jumlah volume transaksi OK! Link setiap bulannya. Fitur solusi setoran yang dirancang khusus untuk mendukung BPR yang menjalankan model Grameen adalah fokus utama pengembangan OK! Link di 2018. Keberadaan fitur solusi setoran untuk model Grameen ini cukup mampu meningkatkan jumlah transaksi secara signifikan.

Untuk membantu pemasaran OK! Link, Bank terus memberikan pelatihan, branding beserta pemasangan materi pemasaran, serta aktivitas lainnya yang turut memberi dampak semakin dikenalnya OK! Link dan memberikan gambaran luasnya jaringan OK! Link di Indonesia. Yang perlu digarisbawahi adalah OK! Link ini diposisikan sebagai peluang bisnis bagi LKM untuk meningkatkan pendapatan bukan bunga yang diharapkan akan meningkatkan bisnis LKM lebih besar lagi.

Sebagai layanan inovatif yang dikembangkan oleh Bank bagi LKM sebagai nasabah, Bank terus melakukan pengembangan internal OK! Link untuk semakin mempermudah LKM dalam menggunakan OK! Link, mempermudah penambahan fitur-fitur baru, dan meningkatkan keamanan OK! Link.

OK! Smart Bank Point This Bank’s program is offered to customers (rural banks or BPR/microfinance institutions or LKM) that have deposits with certain nominal values set by the Bank, with value added points that can exchanged for the reward package the Bank provides.

OK! Crash Program This program offers loyal customers (rural banks or BPR/microfi-nance institutions or LKM) placing new deposit account in large nominal. The program is carried out during the period that is determined by the Bank.

Service Performance OK! Link (formerly known as AndaraLink)Since it was launched in October 2010, OK! Link (formerly known as AndaraLink) is a financial transaction service for the Bank’s partners: rural banks (BPR) and Cooperatives. The program has rapidly developed, in numbers of members and transactions.

In average, OK! Link’s transaction increased by 8% as compared to the previous year. In 2018, there were 664,011 transactions. The increase was due to the use of OK! Link by rural banks that run Grameen businesses.

The improvement and development of OK! Links continues. Currently, the program has such features as bill payments, money transfer services (cash-take cash transfers) as well as cash transfers to accounts in other commercial banks through the Bank Indonesia’s RTGS/SKN system. This program is also a Deposit Solution that helps the Bank’s partners conduct delivery service for their deposit customers, whose whereabouts sometimes far from the partner’s location.

In 2018, the Bank continued to make breakthrough in increasing the volume of OK! Link transactions on a monthly basis. The deposit solution featuring specially designed to support the BPR with the Grameen model was the main focus on the development of OK! Link in 2018. The presence of the deposit solution feature for the Grameen model is quite capable of significantly increasing the number of transactions.

To help marketing OK! Link, the Bank continued to provide training program, branding activity as well as the installation of marketing materials, and other activities that can contribute to the branding of OK! Link and provide a broad picture of the OK! Link network across Indonesia. The underline of it is how to position the business opportunities for microfinancing institutions (LKM) in increasing income, not the interests expected to increase the LKM business.

As an innovative service developed by the Bank for microfinancing institutions (LKM), the Bank continuously develops the OK! Link internally, so as to facilitate the convenience of LKM in using OK! Link, and in adding new features, and in increasing the security of OK! Link.



OPERASIONAL

Bagi perbankan, dukungan operasional merupakan aspek penting yang harus terselenggara secara aman, handal, dan efisien. Karenanya, penyempurnaan sistem dan prosedur operasional di Bank harus ditingkatkan dan senantiasa dilaksanakan dari waktu ke waktu guna menghadirkan pelayanan terbaik serta memaksimalkan kepuasan seluruh nasabah dan mitra.

TEKNOLOGI INFORMASI

Seiring dengan perkembangan teknologi yang luar biasa, Bank Oke Indonesia senantiasa memaksimalkan kualitas produk dan layanan melalui pengembangan teknologi yang konsisten.

Sejalan dengan visi kami yaitu menjadi bank terbaik dalam memprioritaskan pelayanan prima, maka selama 2018 kami meluncurkan berbagai rencana strategis IT sebagai berikut:

1. Penambahan jalur backup komunikasi di Kantor Pusat dan cabang;2. Real-time monitoring perangkat IT baik jaringan, server dan database;3. Penerapan Security Internet Management;4. Automatic pengelolaan Netbackup System;5. Peremajaan server RTGS/SKN.

Hal di atas merupakan upaya kami dalam mengatasi berbagai kekurangan pada IT Infrastruktur sebelumnya, sekaligus menyempurnakan teknologi pendukung di setiap aktivitas perbankan guna mempertahankan perkembangan bisnis yang berkesinambungan di tengah ketatnya persaingan.

SUMBER DAYA MANUSIA

Strategi dan Tujuan Pengelolaan SDMSepanjang tahun 2018, Bank semakin giat meningkatkan produktivitas serta kinerjanya sejalan dengan perkembangan bisnis Bank. Karenanya, Bank melakukan penyesuaian struktur organisasi pada direktorat bisnis sebagaimana tercantum pada bagian Profil Perusahaan mengenai Struktur Organisasi.

Bank senantiasa meningkatkan kualitas rekrutmen baik untuk posisi Business Front Liners maupun untuk posisi pendukung. Per tanggal 31 Desember 2018, jumlah pegawai tetap Bank tercatat sebanyak 192 orang, 10 orang pegawai kontrak, 39 orang tenaga alih daya, dan 6 orang tenaga kerja asing di luar anggota Direksi.

PT Bank Oke Indonesia menyadari bahwa pengembangan dan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan faktor penting dalam meningkatkan daya saing serta meraih pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan. Untuk itu, pelatihan pegawai menjadi strategi yang diterapkan Bank guna mencapai target bisnis dan meningkatkan produktivitas karyawan.

Terkait agenda pelatihan karyawan di tahun 2018, PT Bank Oke Indonesia fokus terhadap peningkatan manajemen risiko, kemampuan dan keahlian di bidang teknis serta manajerial. Bank juga menyelenggarakan pelatihan yang berfungsi meningkatkan kemampuan kepemimpinan, pemasaran, instrumen keuangan, pemahaman digital marketing & e-banking, serta IT. Sertifikasi

OPERATIONS

For banking institutions, operational support is an important aspect that must be held safely, reliably, and efficiently. Therefore, improvements to the system and operation procedures at the Bank must be improved and always carried out from time to time in order to provide the best service as well as maximize the satisfaction of our customers and partners.

INFORMATION TECHNOLOGY

Along with the extraordinary of technological progress, Bank Oke Indonesia continuously improve the quality of its products and services through the consistent technology development.

In line with our vision to become the best bank in prioritizing service excellent, we launched various IT strategic plans throughout 2018 as follows:

1. Additional backup of communication lines at the Head Office and branches;2. Real-time monitoring of IT devices both network, server and database;3. Implementation of Security Internet Management;4. Automatic management of the Netbackup System;5. Server RTGS/SKN regeneration.

These are our efforts to overcome the deficiency in previous IT Infrastructure, while improving our supporting technology in every banking activity to maintain sustainable business development in the midst of intense competition.

HUMAN RESOURCES

Strategy and Objectives of HR ManagementThroughout 2018, the Bank was increasingly improve its productivity and performance in line with the Bank’s business development. Therefore, the Bank adjusted its organizational structure to the business directorate as stated in the Company Profile section on Organizational Structure.

The Bank continues to improves the quality of recruitment in all positions, both Business Front Liners and supporting positions. As of December 31, 2018, the number of permanent employees of the Bank is 192 persons, 10 contract workers, 39 outsourced workers, and 6 foreign workers excluding Board of Directors member.

PT Bank Oke Indonesia realizes that the development and quality of Human Resources (HR) are important factors in increasing competitiveness and achieving sustainable business growth. For this reason, employee training is a strategy implemented by the Bank to achieve the Bank’s business targets and increase employee productivity.

Regarding to the employee training agenda in 2018, PT Bank Oke Indonesia focuses on improving risk management, skills and expertise in the technical and managerial fields. The Bank also holds trainings to improve the capabilities of leadership, marketing, financial instruments, understanding digital marketing & e-banking, and IT. Risk Management Certification, Compliance

TINJAUAN UNIT PENDUKUNG SUPPORTING UNITS

OPERASIONAL DAN TEKNOLOGI INFORMASI OPERATIONS AND INFORMATION TECHNOLOGY


No. Subjek PelatihanTraining Subject/Socialization

BulanMonth

LokasiLocation Vendor Jenis Pelatihan

Type of Training

1 Regular class training of Risk Management certification test for Level 1 BSMR 16-17 Jan (Lynt Hotel) Jakarta PT Orbit Mitra

Edukasi In House

2 Regular class training of compliance certification test for officer Level (level 1) 31 Jan – 01 Feb (Griya Perbanas) Jakarta FKDKP Public

3 Ok Development and Branding Program Internal Workshop 05 Feb (Sahid Sudirman Center,

Lantai 56) Jakarta BrandMark In House

4 Training Need Analysist (TNA & ROI) 14 – 15 Feb (Hotel Oria) Jakarta Johnson Indonesia In House

5 Developing a Customer Focused Culture with Experience Mapping (FGD) 15 & 19 Feb (FSI Service Vanue)

Jakarta BrandMark In House

6 Regular class training of Risk Management certification test for Level 1 BSMR 22-23 Feb (Lynt Hotel) Jakarta PT Orbit Mitra

Edukasi In House

7Participation in National Bimtek: (Delay of Payment Parties Debt) FOR BUSINESS AGENCIES: Mechanisms, Techniques, & Strategies within Commercial Court

22-23 Feb (Oasis Hotel) Jakarta Lembaga Pusat Studi Informasi Public

8 Learning session of Credit Administration Department to Monitoring Team 26 Feb (Sahid Sudirman Center)

JakartaInternal of Credit

Admin Department In House

9 INOAN and MIS Training 09 March (Sahid Sudirman Center)Jakarta

Internal of Finance Division In House

10 Basic Education Training Assessment 2 (PDP-2) Jakarta Properties 12-21March (18 Office Park) Jakarta MAPPI Public

11 FKDKP Outing Program for Compliance Director 20-22 April Yogyakarta FKDKP Public

12 Risk Management based on ISO 31000:2009 23-24 April (Tamansari Hive Office)Jakarta IBGF Institute In House

13 Regular class training of Risk Management certification test for Level 2 BSMR 25-26 April (Lynt Hotel) Jakarta PT Orbit Mitra

Edukasi In House

14 Indonesian Language Course Foundation 2 for Expatriate

10 July – 04 Sept 2018

Head Office Bank Oke Indonesia Jakarta LSI In House

15 Mortgage Forum “Spur growth and seek sources of long-term fina” 12 Jul 2018 (Shangri-la Hotel) Jakarta Perbanas Public

16 Compensation and Benefit 12 – 13 Jul 2018 (Hotel Arya Duta) Jakarta HRD Spot Public

17 Strategies for Handling Troubled Credit Early and Integration, and Safe from Legal Snares 23 – 24 Jul 2018 (Hotel Mercure Grand

Mirama Sby) Surabaya P. Hadisaputro Public

Manajemen Risiko, Sertifikasi Kepatuhan dan Sertifikasi Tresuri tetap dilaksanakan sesuai ketentuan yang berlaku.

Pelatihan dilakukan secara internal dan eksternal sesuai dengan ketersediaan tenaga ahli pada bidang yang dibutuhkan.

Pengembangan Kompetensi dan Pelatihan SDMPer tanggal 31 Desember 2018, total biaya pengembangan dan pendidikan SDM mencapai Rp1.712.485.350 atau 2,90% dari jumlah total biaya tenaga kerja. Total biaya tersebut tidak mencapai 5% dari total biaya tenaga kerja karena adanya peningkatan biaya tenaga kerja seiring dengan penambahan jumlah tenaga kerja pada semester dua tahun 2018. Segala hal yang terkait dengan kekurangan biaya pendidikan dan pelatihan akan ditambahkan ke dalam anggaran pendidikan dan pelatihan di tahun 2019.

Certification and Treasury Certification are still carried out in accordance with applicable regulations.

Training was carried out internally and externally in accordance to the availability of experts in the fields required.

HR Competency Development and TrainingAs of December 31, 2018, the total cost for human resources education and training reached Rp1,712,485,350 or 2.90% of total labor cost. The total cost does not reach 5% of total labor cost due to the increased in labor costs along with an increased number of employees in the second semester of 2018. All matters related to the shortage of education and training costs will be added to the education and training budget of 2019.




BulanMonth


Type of Training

18 Chartered Financial Analyst (CFA) Level 1 25 Jul – 23 Nov 2018 (Binus Business School)Jakarta BINUS Public

19 Brevet C 25 Jul – 12 September 2018 (Graha Akuntan) Jakarta Ikatan Akuntan

Indonesia Public

20 Ins and outs of Legal Aspects of Limited Public Companies 27 Jul 2018 (Schinder Business

Center) Jakarta PT PPHBI Indonesia Public

21 Regular class training of Risk Management certification test for Level 3 LSPP 26 – 27 Jul 2018 Arion Kemang Hotel

Jakarta GPS Public

22 Indonesian Language Course Foundation 2 for Expatriate

26 July – 13 Sept 2018

Head Office Bank Oke Indonesia Jakarta LSI In House

23 Understanding of Indonesian Culture and Markets

01 Aug - 31 Aug 2018

Head Office Bank Oke Indonesia Jakarta

Chairunissa Manoto In House

24 Basic Korean Language Course 1 for Employees

11 Aug – 13 Oct 2018

Gedung B/Karol Wojtyla, 3 Floor Jakarta

Atma Jaya Center for Language

Teaching CenterPublic

25 Creative Accounting vs Tax Planning 07 – 08 Aug 2018 (GREN ALIA CIKINI HOTEL) Jakarta

Ikatan Akuntan Indonesia

Public

26 FINTECH: The Key to Successful Adoption & Implementation 09 August 2018 The Westin Hotel Jakarta Risk Management

Guard Public

27 Regular Training of Risk Management Refreshment Program for Level 1 - 5 15 Aug 2018 (Graha CIMB Niaga)

Jakarta LSPP Public

28 Business to Business Sales Training 24 – 25 Aug 2018 (88 Office) Jakarta Markplus In House

29 LBU reporting thematic training in 2018 28 – 29 Aug 2018(Radisson Golf &

Convention Center) Batam

Bank Indonesia Public

30 Building Compliance & Risk Culture and Motivational Training 02 Sept 2018 (Athlete Century Hotel)

JakartaMr. Don

Johnston, and Kubik Kreasi

In House

31 Tax Audit Investigations and Appeal Process Training

04 Sept – 05 Sept 2018

Grha Akuntan, Jl. Sindanglaya No. 1 Menteng, Jakarta

Ikatan Akuntan Indonesia Public

32 Treasury Certification Training (Advance Level) 08 Sept 2018 (Pullman Hotel) Jakarta ACI FMA Indonesia Public

33 Treasury Banking Management Update 12 Sept – 13 Sept 2018

(Grand Sahid Jaya Hotel) Jakarta

Banking and Finance Dev

CenterPublic

34 SME and Lending BPR & LKM Semarang Branch Training

13 Sept – 14 Sept 2018 Semarang Iqbal Muslim In House

35 Appraisal Basic Assessment Training 21 Sept – 22 Sept 2018 (Lynt Hotel) Jakarta Risk Management

Guard In House

36 National Blacklist Management Annual Meeting (KPDHN) 2018 24 Sept 2018 Bukit Nagoya, Lubuk Baja

Batam Bank Indonesia Public

37 IRRBB Calculation with NII and EVE Approaches (Using MS Excel Applications)

26 Sept – 27 Sept 2018 The Westin Hotel Jakara Risk Management

Guard Jakarta

38 SME and Lending BPR & LKM Surabaya Branch Training

01 Oct – 02 Oct 2018 Surabaya Iqbal Muslim In House

39Invitation to the Meeting of the User Group of the Bank Indonesia Payment system (SPBI) 2018

06 October 2018 (Wyndham Opi Hotel, Palembang), Palembang Bank Indonesia Public

40 Regular Training of Risk Management Refreshment Program for Level 1 - 5 16 October 2018 (Graha CIMB Niaga)

Jakarta LSPP Public

41 SME and Lending BPR & LKM Denpasar Branch Training

18 Oct – 19 Oct 2018 Denpasar Eka Iman Umboh In House

42 Regular class training of Risk Management certification test for Level 3 LSPP 23-24 Feb (Holiday In Hotel) Jakarta PT Orbit Mitra

Edukasi In House

43 Investment Fund Investment Opportunities in Banking Workshop 26 Oct 2018 (Sheraton Hotel) Surabaya PNM Investment

Management Public

44 APU PPT, Risk Management, and Anti Fraud Training (Session 1) 29 Oct 2018 (Head Office Bank Oke

Indonesia), JakartaJefitra, Ismuliawati,

and Hatha Yogi In House

45 PKPA (Penyelenggaraan Pendidikan Khusus Profesi Advokat) 2 Weekdays C “Night

29 Oct - 27 Nov 2018

(Gedung Menara Karya)Jakarta FHP Edulaw Public



BulanMonth


Type of Training

46 APU PPT, Risk Management, and Anti Fraud Training (Session 2) 31 Oct 2018 (Head Office Bank Oke

Indonesia), JakartaJefitra, Ismuliawati,


47 Certified Assessment Center Assessor Training 07-09 Nov 2018 (Amaris Hotel) Jakarta PT Menara Kadin Indonesia Public

48Preparation of Policies & Standard Operating Procedures (SOP) Effectively in Line with POJK No. 18/POJK.03/2016

08 - 09 Nov 2018 (Ambhara Hotel) JakartaPT Prestasi Gemilang Indonesia

Public

49 APU PPT, Risk Management, Training (Cabang Semarang) 08 Nov 2018 Semarang Jefitra, Hatha Yogi In House

50 APU PPT, Risk Management, Training (Cabang Surabaya) 08 Nov 2018 Surabaya Andhy Eka Putra,

M. Fadly In House

51 Forkomkas (Forum Komunikasi Kasir Perbankan Surabaya) 10-11 Nov 2018 (Bintang Hotel) Bali Bank Indonesia Public

52 Team Work Training & Start of Year Meeting 23-25 Nov 2018 (Harper Hotel) Yogyakarta PT Berwisata Gaia Xpose Public

53 Treasury Certification Training (Basic Level) 01 Dec 2018 (Santika Premiere) Jakarta ACI FMA Indonesia Public

54 APU PPT, Risk Management, Training (Cabang Denpasar) 04 Dec 2018 Denpasar Andhy Eka Putra,

M. Fadly In House

55 APU PPT, Risk Management, and Anti Fraud Training (Session 3) 05 Dec 2018 (Head Office Bank Oke

Indonesia) JakartaJefitra, Ismuliawati,


56 Korean Language Course to Mr. Denny Setiawan Hanubrata (Basic)

06 Dec 2018 – 28 Feb 2019

(Head Office Bank Oke Indonesia) Jakarta Mr. Lee Seoul Ae In House




58 Regular Training of Risk Management Refreshment Program for Level 1 - 5 12 Dec 2018 (Hotel The Park Lane)

Jakarta LSPP Public

59

Interpretasi IRRBB Terbaru & Implementasinya: Surat Edaran OJK No.12/SEOJK.03/2018 (Termasuk Perhitungan Net Interest Income dan Economic Value of Equity)

13-14 Dec 2018 (Ritz Carlton Hotel) Jakarta RMG Public




Kesejahteraan PegawaiDivisi SDM tak henti mengkaji remunerasi pegawai dari waktu ke waktu seiring dengan perkembangan bisnis Bank dan kondisi makro ekonomi Indonesia. Berbagai perubahan yang dianggap perlu juga senantiasa diajukan kepada Direksi dan Komite Remunerasi dan Nominasi.

Dalam upaya meningkatkan kinerja dan produktivitas pegawai, Bank melakukan penyesuaian gaji serta memberikan penghargaan kepada pegawai yang berhasil mencapai target. Bank juga menerapkan perubahan skema pemberian insentif yang lebih menarik dan kompetitif bagi tenaga pemasaran atas pencapaian target yang diberikan.

Asuransi Kesehatan dengan skema yang telah berlaku selama ini terus diperpanjang dan diperbaiki.

Biaya SDMTotal biaya tenaga kerja tertanggal 31 Desember 2018 adalah sebesar Rp59.070.839.546 atau bertambah sebesar Rp12.627.368.106 dari periode yang sama di tahun sebelumnya.

Employee WelfareThe HR Division continuously reviews the employee remuneration from periodically along with the Bank’s business development and Indonesia’s macro-economic conditions. Various changes that are deemed necessary are always be proposed to the Board of Directors and the Remuneration and Nomination Committee.

To improve employee performance and productivity, the Bank adjusted salaries and rewarded employees who achieved the targets. The Bank also made changes in the incentive schemes to be more attractive and competitive for marketing personnel who met the targets.

The health insurance scheme that has been in effect for this continued period was extended and improved.

HR CostsThe total labor costs as of December 31, 2018 were Rp59,070,839,546 or increased by Rp12,627,368,106 from the same period in the previous year.



Berdasarkan Tingkat PendidikanBased on the Level of Education

Berdasarkan UsiaBased on Age

31-35

36-40

<25>46

26-30

S1 SMU/SMK

D3 D2

Bachelor Degree

S2Bachelor Degree Diploma

Senior High School/Vocational High School

Diploma

41-45


MANAJEMEN RISIKO

Penerapan Manajemen Risiko Bank Oke Indonesia mengacu kepada Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) No.18/POJK.03/2016 tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum tanggal 16 Maret 2016 dan Surat Edaran (SE) Otoritas Jasa Keuangan Nomor 14/SEOJK.03/2017 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum tanggal 17 Maret 2017.

Sesuai hasil self-assessment yang dilakukan Bank Oke pada akhir tahun 2018, peringkat Profil Risiko Bank secara keseluruhan (komposit) berada pada peringkat 2.

Terdapat beberapa perkembangan penting yang mempengaruhi profil Risiko Bank pada periode tahun 2018 ini, antara lain:1. Penurunan konsentrasi kredit kepada segmen BPR;2. Perkembangan kualitas portofolio Bank;3. Perkembangan proses merger Bank;4. Perubahan komposisi Direksi; 5. Denda-denda yang harus dibayarkan oleh Bank.

EKSPOSUR RISIKO BANK OKE INDONESIA

Sepanjang tahun 2018 terdapat beberapa eksposur risiko utama pada Bank antara lain:1. Risiko Kredit khususnya yang bersumber dari kualitas portofolio kredit, perubahan komposisi kredit dan mekanisme early warning system berupa watchlist yang diterapkan Bank,

2. Risiko Operasional khususnya terkait dengan penggantian core banking system yang dimiliki Bank menjadi Inoan dan penyesuaian beberapa kebijakan dan prosedur operasional agar selaras dengan core banking system yang digunakan dan kondisi Bank terkini.

KERANGKA MANAJEMEN RISIKO

Kerangka Risiko Bank Oke Indonesia terdiri dari tujuan, strategi, infrastruktur, lingkungan dan proses yang digunakan Bank untuk mengelola risiko. Tujuan risiko Bank, strategi manajemen risiko secara keseluruhan, dan infrastruktur manajemen akan dijelaskan selanjutnya.

Manajemen Bank khususnya Dewan Direksi dan Komisaris, bertangung jawab untuk memastikan bahwa pengelolaan lingkungan risiko Bank, termasuk proses, tata kelola, budaya risiko dan komunikasi yang transparan mengikuti proses pengelolaan yang cukup.

TUJUAN DAN STRATEGI MANAJEMEN RISIKO PT BANK OKE INDONESIA

Pada periode tahun 2018, tujuan utama manajemen risiko Bank adalah untuk mendukung pencapaian tujuan bisnis Bank dengan:

1) Mendorong pemerataan segmen debitur atas portofolio kredit Bank.2) Meningkatkan early warning system atas kondisi debitur sehingga Bank dapat secara tepat dan cepat melakukan antisipasi terhadap debitur lancar yang memiliki potensi penurunan kualitas kredit. 3) Meningkatkan awareness atas pengendalian internal yang harus dilakukan untuk memitigasi terjadinya risiko pada bank termasuk risiko kredit dan risiko operasional. 4) Mengotimalkan penggunaan sistem informasi (core banking system) Inoan untuk mencapai rencana bisnis Bank.

RISK MANAGEMENT

The implementation of Risk Management by Bank Oke Indonesia is based on the Financial Services Authority (OJK) Regulation No.18/POJK.03/2016 concerning “Application of Risk Management for Commercial Banks” dated March 16, 2016, and Financial Services Authority Circular Letter (SE) Number 14/SEOJK. 03/2017 concerning Rating of Bank Soundness level dated March 17, 2017.

In accordance with self-assessment conducted by Bank Oke in 2017, the Bank’s overall Risk Profile rating (composite) is 2.

Several important developments affected the Bank risk profile in 2018, among others:1. Decreasing concentration of credit to BPR segment;2. Development of the quality of the Bank portfolio;3. Development of the Bank merger process;4. Changes in the composition of the Board of Directors;5. Fines that must be paid by the Bank.

RISK EXPOSURE OF BANK OKE INDONESIA

Throughout 2018 there were several main risk exposures of the Bank, including:1. Credit Risk, especially from the quality of the loan portfolio, changes in the composition of credit and the mechanism of the early warning system of watchlist implemented by the Bank,2. Operational Risk, especially related to the replacement of the core banking system that the Bank has become an Inoan and adjusting several operational policies and procedures to be aligned with the core banking system used and the current condition of the Bank.

RISK EXPOSURE OF BANK OKE INDONESIA

The Risk Framework of Bank Oke Indonesia consists of objectives, strategies, infrastructure, environment and processes used by the Bank to manage risk. The risk objectives, overall risk management strategies, and risk management infrastructure will be explained later.

The Bank management, supervisors, and especially the Board of Directors and Commissioners are responsible to ensure that the risk environment and processes, including governance, risk culture, and transparent communication, are implemented appropriately.

RISK MANAGEMENT OBJECTIVES AND PURPOSES OF PT BANK OKE INDONESIA

In the period of 2018, the main objective of Bank risk management is to support the achievement of the Bank’s business objectives by:

1) Encouraging equal distribution of debtor segment on the Bank loan portfolio.2) Increasing the early warning system on the condition of debtor so that the Bank can appropriately and quickly antipate current debtors who have the potential of reduced credit quality.3) Increasing awareness of internal controls that must be done to mitigate the occurrence of risks to the bank including credit risk and operational risk.4) Optimizing the use of Inoan core banking system to achieve the Bank business plan.



Strategi Bank untuk mengelola risiko kredit difokuskan pada:

1) Peningkatan kredit kepada segmen SME secara hati-hati didasarkan pada seleksi debitur yang memadai.2) Pemilihan BPR-BPR yang memiliki aset besar dan memiliki kinerja baik sebagai target pemberian kredit oleh Bank. 3) Melakukan penyempurnaan pada proses review kredit serta pengambilan putusan kredit.4) Memperkenalkan serangkaian perbaikan teknis dalam analisis kredit, manajemen hubungan, dan pemantauan kredit. 5) Mengoptimalkan early warning system yang telah disempurnakan sehingga Bank mampu secara efektif dan efisien menetapkan langkah-langkah dalam memiitigasi kerugian karena Risiko Kredit.

Strategi Bank untuk mengelola risiko likuiditas pada tahun 2018 difokuskan untuk menggiatkan pendanaan yang memiliki biaya dana murah seperti tabungan dan giro, meningkatakan deposito non BPR, meningkatkan kepemilikan alat liquid Bank, serta peningkatan kerjasama antar Bank melalui pasar uang (money market).

Strategi Bank untuk mengelola risiko operasional terutama terkait dengan penggunaan Inoan sebagai core banking system baru antara lain dari:1. Melakukan pemantauan kinerja Inoan agar kinerja core banking system ini tetap dapat optimal.2. Melakukan penyesuaian dan penyempurnaan terhadap Inoan agar tetap sesuai dengan perkembangan bisnis bank serta dapat menghasilkan informasi yang akurat dan memadai.3. Melakukan penyesuaian prosedur operasional agar sesuai dengan proses kerja pada Inoan.4. Melakukan diskusi antar unit kerja terkait untuk mendapatkan kesamaan persepsi penggunaan menu dan input data agar sesuai dengan kondisi riil dan ketentuan yang berlaku.

Pada tahun 2018 Bank telah melengkapi komposisi Direksi dengan mengangkat 1 (satu) Direktur Bisnis.

INFRASTRUKTUR MANAJEMEN RISIKO

Struktur tata kelola dan pengawasan Bank terdiri dari Dewan Komisaris, Dewan Direksi, dan Komite-Komite.

Dewan Komisaris bertanggung jawab untuk mempertimbangkan dan menyetujui kerangka manajemen risiko dan kebijakan terkait serta melakukan evaluasi dan arahan atas pelaksanaan manajemen risiko Bank melalui forum-forum Komite Pemantau Risiko dan Komite Audit.

Dewan Direksi bertanggung jawab untuk menyusun kebijakan dan strategi risiko secara tertulis, serta menetapkan dan mengkinikan prosedur dalam hal pelaksanaan kebijakan dan strategi risiko Bank. Pelaksanaan pengawasan aktif dilakukan baik langsung atau melalui forum Komite Manajemen Risiko, Komite Kredit dan Komite Asset & Liability (ALCO) serta IT Steering Committee.

The Bank’s strategy for managing credit risk is focused on:

1) Increased credit to the SME segment carefully based on adequate selection of debtors.2) Selection of Rural Banks that have large assets and have good performance as a target for lending by the Bank.3) Making improvements to the credit review process and making credit decisions.4) Introducing a series of technical improvements in credit analysis, relationship management, and credit monitoring.5) Optimizing the early warning system that has been improved so that the Bank is able to effectively and efficiently determine the steps in mitigating losses due to Credit Risk.

The Bank’s strategy to manage liquidity risk in 2018 is focused on intensifying funding that has low-cost funds such as savings and current accounts, increased non-BPR deposits, increasing ownership of liquid bank equipment, and increasing inter-bank cooperation through the money market.

The Bank’s strategy to manage operational risk is mainly related to the use of invoices as the new core banking system, including:

1. Monitoring the performance of Ino so that the performance of the core banking system can still be optimal.2. Make adjustments and improvements to Inoan in order to remain in accordance with the development of the bank’s business and can produce accurate and adequate information.3. Adjust operational procedures to fit the work process at Inoan.

4. Conduct discussions between related work units to get a common perception of the use of menus and input data to fit the real conditions and applicable regulations.

In 2018 the Bank has completed the composition of the Board of Directors by appointing 1 (one) Business Director.

RISK MANAGEMENT INFRASTRUCTURE

The Bank governance and supervisory structure consists of the Board of Commissioners, the Board of Directors, and the Committees.

The Board of Commissioners is responsible for considering and approving the risk management framework and related policies, as well as evaluating and providing guidance on the implementation of risk management of the Bank through the Risk Oversight Committee and Audit Committee.

The Board of Directors is responsible for developing written risk policies and strategies, as well as establishing and updating procedures for implementation of Bank risk policies and strategies. Implementation of active supervision is conducted both directly and through the Risk Management Committee, Credit Committee and Asset & Liability Committee (ALCO) and the IT Steering Committee.


Di bawah struktur tata kelola dan pengawasan, penerapan manajemen risiko di Bank Oke Indonesia terorganisir dalam tiga “lini pertahanan” Bank.

Lini pertama terletak pada masing-masing unit di mana setiap Risk Owner (RO) dan setiap orang di Bank bertanggung jawab atas pengelolaan risiko sesuai jenis risiko dan tanggung jawabnya.

Lini kedua adalah Pengendalian Intern (yang menjadi bagian pada Divisi Operasional) dan Satuan Kerja Kepatuhan (SKK). Pengendalian Intern dan SKK akan memberikan rekomendasi tindakan yang harus dilakukan guna memastikan kepatuhan terhadap ketentuan internal dan eksternal.

Divisi Manajemen Risiko juga merupakan bagian dari lini kedua dan bertindak secara profesional dan independen untuk membantu penerapan kebijakan dan strategi manajemen risiko Bank, melakukan analisa dan memberikan rekomendasi terutama kepada Dewan Direksi dan Komite Pemantau Risiko dan sampai kepada seluruh unit kerja yang ada di Bank.

Lini ketiga adalah Satuan Kerja Audit Internal (SKAI) yang melakukan audit berbasis risiko dengan mempertimbangkan hasil self-assessment dan hasil review Pengendalian Intern dan SKK.

PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO

Untuk mengelola risiko kredit pada periode tahun 2018 ini, Bank menjadi sangat selektif dalam memilih debitur didasarkan pada pengalaman Bank atas debitur bermasalah yang muncul. Bank juga terus melakukan upaya untuk melakukan penyempurnaan alat analisa kredit yang digunakan serta berupaya agar komposisi kredit lebih merata terhadap seluruh segmen debitur yang ada, sehingga konsentrasi kredit Bank kepada BPR diharapkan semakin menurun. Pada akhir tahun 2018 konsentrasi kredit Bank kepada BPR menurun dibandingkan tahun 2017. Pada tahun 2018 kredit bank kepada BPR hanya menyumbang 42,29% dari total kredit Bank sementara pada Desember 2017 konsentrasi kredit kepada BPR ini masih berada di kisaran 52%.

Perkembangan proses penggabungan antara OK! BANK dengan Bank Dinar menunjukkan kemajuan menjelang akhir tahun 2018. Pada akhir Desember 2018 kedua belah pihak telah mengumumkan tahapan proses penggabungan antar 2 (dua) bank ini di beberapa media massa nasional. Risiko Stratejik Bank terkait proses penggabungan ini dapat dimitigasi dengan adanya informasi yang jelas atas tahapan penggabungan tersebut. Dengan kejelasan perkembangan proses penggabungan ini, Bank dapat mendesain strategi yang paling sesuai dengan kondisi Bank hasil penggabungan.

Risiko Utama di tahun 2019Pada tahun 2019, Bank memperkirakan risiko kredit tetap menjadi risiko utama bagi Bank. Kondisi pergerakan ekonomi makro yang relatif lambat dan pemilihan umum di Indonesia yang berjalan serentak pada 2019 akan membuat para pelaku usaha lebih berhati-hati dalam melakukan ekspansi usaha dan cenderung menunggu perkembangan hasil pemilihan umum.

Under the structure of governance and supervision, the implementation of risk management in Bank Oke Indonesia is organized in three “lines of defense” of the Bank.

The first line lies in each unit where each Risk Type Owner (RTO) and each person in the Bank is responsible for risk management according to the type of risk and responsibility.

The second line is the Internal Control (which is part of the Operations Division) and the Compliance Unit (SKK). Internal Control and SKK will provide recommendations on the actions to be taken to ensure compliance with internal and external provisions.

The Risk Management Division is also a part of the second line and acts in a professional and independent manner to assist in the implementation of Bank risk management policies and strategies as well as performing analysis and recommendations especially to the Board of Directors and Risk Oversight Committee and to each RTO Bank.

The third line is the Internal Audit Unit (SKAI) which will conduct a risk-based audits and considers the self-assessment results and the Internal Control and SKK reviews.

RISK MANAGEMENT IMPLEMENTATION

To manage credit risk in 2018, the Bank becomes very selective in choosing debtors based on the Bank’s experience with troubled debtors that arise. The Bank also continues to make efforts to improve the credit analysis tool used and strives to make the credit composition more evenly distributed to all existing debtor segments, so that the concentration of bank credit to rural banks is expected to decline.

At the end of 2018 the concentration of bank loans to rural banks decreased compared to 2017. In 2018 bank loans to rural banks accounted for only 42.29% of total bank loans while in December 2017 the concentration of credit to these rural banks was still around 52%.

The development of the merger process between the OK! BANK and the Dinar Bank shows progress towards the end of 2018. At the end of December 2018 both parties have announced the stages of the merger process between these 2 (two) banks in several national mass media. The Bank’s Strategic Risk related to this merger process can be mitigated by clear information on the stages of the merger. With the clarity of the development of this merger process, the Bank can design a strategy that best fits the conditions of the Bank resulting from the merger.

Main Risk in 2019In 2019, the Bank estimates that credit risk remains the main risk for the Bank. The relatively slow condition of the macroeconomic movement and general elections in Indonesia which are running simultaneously in 2019 will make business people more careful in expanding their businesses and tend to wait for the development of the results of the general election.



Bank harus sangat selektif dalam memilih debitur dan sektor yang akan dibiayai. Di sisi internal, bank harus memperkuat mekanisme pemantauan debitur agar debitur yang ada tidak menurun kualitas kreditnya.

Risiko Operasional menjadi risiko utama selain risiko kredit pada tahun 2019. Beberapa faktor yang harus diperhatikan bank terkait risiko operasional pada tahun 2019 antara lain:

1. Penyempurnaan dan pengembangan Inoan sebagai core banking system baru yang digunakan Bank, agar tetap mendukung pencapaian rencana bisnis Bank.2. Penyelarasan prosedur, kebijakan serta proses kerja antara 2 bank hasil penggabungan termasuk penyesuaian terhadap core banking system (Inoan).3. Kecukupan SDM baik kompentensi maupun jumlah staff yang diperlukan agar dapat mendukung pencapaian rencana bisnis Bank.

Kecukupan Infrastruktur Manajemen Risiko BankSampai akhir tahun 2018, analisa oleh Divisi Manajemen Risiko Bank (SKMR) menunjukkan bahwa Organisasi, Kebijakan dan Prosedur, Sumber Daya Manusia, Permodalan, dan Sistem Bank cukup memadai dalam pengelolaan risiko yang terkait dengan pelaksanakan kegiatan usaha Bank.

Penerapan Manajemen Risiko untuk Setiap Jenis Risiko1. Risiko Kredit

Secara mendasar, risiko kredit adalah risiko yang terjadi akibat kegagalan pihak lawan (counterparty) untuk memenuhi kewajibannya (default) dan tetap tidak dapat membayar kewajibannya baik pinjaman pokok maupun bunganya setelah melewati jumlah hari tertentu sesuai dengan perjanjian/ketentuan berlaku.

Infrastruktur/OrganisasiUnit bisnis Bank sebagai risk owner bertanggung jawab atas eksposur kredit Bank dan bertindak sebagai lini pertahanan pertama dalam mengelola risiko kredit Bank.

Bank juga memiliki unit pemantauan (monitoring) yang terpisah dari unit bisnis sehingga diharapkan dapat bekerja secara independen sebagai pelaksana pengawasan portofolio kredit Bank.

Bank secara periodik melakukan pemantauan atas Risiko Kredit dilakukan dengan menggunakan laporan pemantauan kredit yang dihasilkan oleh Divisi Manajemen Risiko.

Berdasarkan laporan ini maka Komite Kredit akan melakukan diskusi serta menetapkan langkah-langkah yang harus dilakukan Bank secara tepat dan cepat untuk memitigasi Risiko Kredit yang timbul.

Strategi dan Penerapan Manajemen Risiko KreditFaktor utama yang mempengaruhi Risiko Kredit pada tahun 2018 ini adalah:1) Perbaikan kualitas kredit yang ditandai dengan adanya penurunan NPL.

The Bank must be very selective in choosing debtors and sectors to be financed. On the internal side, the bank must strengthen the debtor monitoring mechanism so that the existing debtor does not decrease its credit quality.

Operational Risk is the main risk besides credit risk in 2019. Several factors that must be considered by banks related to operational risk in 2019 include:

1. Improvement and development of Inoan as the new core banking system used by the Bank, in order to support the achievement of business plan.2. Alignment of procedures, policies and work processes between two banks from the merger including adjustments to the core banking system (Inoan).3. HR sufficiency, both in competence and number of staff needed to support the achievement of the business plan.

Adequacy of Bank Risk Management InfrastructureUntil the end of 2018, analysis by the Risk Management Division (SKMR) showed that the Organization, Policies and Procedures, Human Resources, Capital, and Bank System are sufficient in managing risks associated with implementing business activities of the Bank.

Implementation of Risk Management for Each Type of Risk1. Credit Risk

Basically, credit risk is a risk that occurs due to the failure of the counterparty to meet its obligations (default). A payment default in a credit transaction in the Bank occurs if the debtor remains unable to pay his/her obligations either principal or interest, after a certain number of days in accordance with the applicable agreement.

Infrastructure/OrganizationThe Bank’s business unit as a risk owner is responsible for the Bank’s credit exposure and acts as the first line of defense in managing the Bank’s credit risk.

The Bank also has a monitoring unit that is separate from the business unit so that it is expected to work independently as the supervisor of the Bank’s loan portfolio.

The Bank periodically monitors Credit Risk by using a credit monitoring report produced by the Risk Management Division.

Based on this report, the Credit Committee will conduct discussions and determine the steps that the Bank must take in a timely and appropriate manner to mitigate the arising of Credit Risk.

Strategy and Implementation of Credit Risk ManagementThe main factors that influence Credit Risk in 2018 are:

1) Improvement of credit quality which is indicated by a decrease in NPL.


2) Trend penurunan konsentrasi kredit Bank kepada BPR. Pada tahun 2019, strategi bank untuk mengelola risiko kredit adalah:

- Melaksanakan prosedur watchlist yang telah disempurnakan agar pemantauan kinerja debitur dapat berjalan optimal dan Bank dapat melakukan langkah antisipasi apabila ditemukan kondisi-kondisi debitur yang dapat mempengaruhi kualitas kredit debitur.

- Menetapkan Risk Acceptance Criteria bagi seluruh segmen debitur sebagai panduan dalam pemilihan debitur pada awal proses.

- Melakukan penyempurnaan seluruh kebijakan dan prosedur terkait proses kredit termasuk kertas kerja analisa yang digunakan dalam menilai kelayakan kredit. - Mengoptimalkan team/unit pemantauan kredit (monitoring) sehingga Bank dapat menetapkan langkah antsipasi secara tepat dan cepat apabila terdapat indikasi penurunan kualitas kredit debitur.

- Meningkatkan kualitas pemantauan portofolio kredit Bank melalui laporan pemantauan kredit.

Kebijakan Pengelolaan Limit Risiko KreditSampai dengan akhir tahun 2018, Bank memiliki komposisi kredit yang semakin merata pada seluruh segmen debitur yang ada. Pertumbuhan kredit kepada segmen SME terlihat cukup baik pada periode tahun 2018 ini.

Pertumbuhan kredit ini didukung juga dengan penyempurnaan kertas kerja analisa yang digunakan baik pada unit bisnis ataupun pada unit Credit Reviewer.

Bank secara periodik melakukan pemantauan terhadap kinerja portofolio kredit yang ada dan menetapkan beberapa limit terkait risiko kredit seperti limit tingkat pembiayaan bermasalah per jenis debitur, limit konsentrasi kredit per sektor ekonomi dan per segmen debitur. Bank juga menetapkan limit pemberian kredit maksimal secara internal (BMPK Internal) di bawah limit pemberian kredit yang diatur oleh regulator.

Proses Pengukuran dan Pengendalian Risiko KreditPendekatan Bank untuk mengukur dan mengendalikan risiko kredit dimulai jauh sebelum pinjaman diberikan. Aktifvitas analisa pasar dan segmentasi, pengembangan produk, standar untuk konsentrasi pinjaman, dan kriteria penerimaan, dilakukan Bank secara hati-hati sehingga diharapkan pemilihan debitur pada tahap awal dilakukan secara tepat.

Bank secara internal telah menetapkan beberapa limit untuk membantu Bank dalam memitigasi Risiko Kredit.

Secara rutin Bank membuat laporan pemantauan posisi Bank terhadap limit Risiko Kredit yang telah ditetapkan. Laporan dihasilkan dengan cara membandingkan angka neraca harian dengan limit Bank dan dikirimkan kepada unit bisnis dan unit terkait lainnya dengan e-mail setiap bulannya.

2) Trend of decreasing bank credit concentration to BPR. In 2019, the bank strategies for managing credit risk is:

- Carrying out improved watchlist procedures so that monitoring of debtor performance can run optimally and the Bank can take anticipatory steps if debtor conditions are found that can affect the credit quality of the debtor.

- Establishing Risk Acceptance Criteria for all debtor segments as a guide in selecting debtors at the beginning of the process.

- Refining all policies and procedures related to the credit process including the analytical work paper used in assessing credit worthiness.

- Optimizing the credit monitoring team/unit (monitoring) so that the Bank can determine the anticipatory steps quickly if there are indications of a decrease in the quality of credit of the debtor.- Improving the quality of monitoring the Bank’s credit portfolio through credit monitoring reports.

Credit Risk Limit Management PolicyAs of the end of 2018, the Bank has a more evenly distributed credit composition in all existing debtor segments. Credit growth to the SME segment looks quite good in this 2018 period.

This credit growth is also supported by the improvement of analytical work papers that are used both in the business unit or in the unit Credit Reviewer.

The Bank periodically monitors the performance of the existing loan portfolio and sets a number of limits related to credit risk such as the problematic financing rate limit per type of debtor, credit concentration limits per economic sector and per debtor segment. The Bank also sets the maximum internal credit limit below the regulated credit limit.

Measurement Process and Credit Risk ControlThe Bank’s approach to measuring and controlling credit risk begins long before a loan is granted. In market analysis and segmentation, product development, standards for loan concentration, and acceptance criteria, the Bank takes steps to reduce and measure risk. The Bank uses Risk Scoring which is differentiated based on debtor segment as one of credit risk management tools at Bank.

The Bank internally establishes limits by economic sector in the Bank’s lending to avoid some economic sectors in lending according to the Bank’s risk appetite.

The Bank routinely makes a comprehensive report related to the Bank’s position against its limit. Reports are generated by comparing daily balance sheet numbers with Bank limits and sent to business units and other related units by e-mails every month.



Hasil pantauan dibahas dalam rapat Komite Manajemen Risiko dan dilanjutkan dengan melakukan pembahasan lebih detail pada Komite Kredit dan rekomendasi yang dihasilkan dari pembahasan pada Komite Kredit akan disampaikan kembali kepada Rapat Komite Manajemen Risiko untuk ditetapkan tindak lanjutnya.

Pendekatan untuk Pembentukan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN)Sesuai dengan peraturan OJK, Bank menentukan penyisihan kerugian penurunan nilai didasarkan bukti penurunan nilai atas aset keuangan secara individual dan kolektif. Evaluasi penurunan nilai terhadap aset keuangan yang memenuhi kriteria signifikan secara individu dilakukan secara individu (per nasabah). Semua aset keuangan yang mengalami penurunan nilai tetapi tidak signifikan secara individual, maka dievaluasi secara kolektif untuk menentukan penurunan nilainya dengan mengelompokkan aset keuangan tersebut berdasarkan karakteristik risiko yang serupa.

Dalam menentukan penurunan nilai secara kolektif, Bank menggunakan model statisik dari data historis atas kemungkinan gagal bayar, saat pemulihan dan jumlah kerugian yang terjadi, yang disesuaikan dengan pertimbangan manajemen mengenai apakah kondisi ekonomi dan kredit saat ini mungkin menyebabkan kerugian aktual lebih besar atau lebih kecil daripada yang dihasilkan oleh data historis dalam model statistik. Dalam menghitung CKPN kolektif, aset tertentu diklasifikasikan sebagai aset yang telah jatuh tempo (aset standar).

Untuk perhitungan penurunan nilai secara individual dilakukan berdasarkan perbedaan nilai sekarang (present value) dari proyeksi cash flow awal dengan proyeksi cash flow berdasarkan rencana restrukturisasi kredit. Aset impairment adalah penurunan nilai aset karena nilai tercatat aset (carrying amount) melebihi nilai yang akan dipulihkan (recoverable amount) melalui penggunaan atau penjualan aset.

Perhitungan ATMR dengan Pendekatan Standar

Kebijakan penggunaan peringkat dalam perhitungan Aset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) untuk risiko kredit digunakan Bank untuk mengukur tingkat kecukupan modal, di mana metode yang digunakan adalah pendekatan standar secara individual dari OJK.

Selain pembobotan Bank juga memperhitungkan bagian kredit yang dijamin (pengakuan teknik mitigasi risiko kredit) untuk memperoleh nilai ATMR setelah mitigasi risiko kredit yang digunakan untuk perhitungan kecukupan modal.

2. Risiko PasarRisiko Pasar adalah risiko pada posisi neraca dan rekening administratif termasuk transaksi derivative, akibat perubahan secara keseluruhan dari kondisi pasar, termasuk risiko perubahan harga option.

Sampai dengan saat ini, Bank tidak memiliki aset dan kewajiban dalam kelompok rekening diperdagangkan (trading book), demikian pula Bank tidak memiliki aset dan kewajiban dalam valuta asing, structured product, derivatif, dan ekuitas.

Monitoring results are discussed in Risk Management Committee meetings and continued with more detailed discussion on the Credit Committee and recommendations resulting from discussions on the Credit Committee are then submitted back to the Risk Management Committee Meeting to be determined.

Approach for the Establishment of ImpairmentLosses (CKPN)In accordance with OJK regulation, the Bank determines allowance for impairment loss based on impairment of financial assets individually and collectively. Evaluation of impairment to financial assets that meets individual significant criteria is done individually (per customer). Any impaired but insignificant financial assets individually are then evaluated collectively to determine the impairment by classifying the finansial asset based on similar risk characteristics.

In determining collective impairment, the Bank uses a statistic model of historical data on the possibility of default, when the recovery and the amount of losses incurred, adjusted for management’s consideration of whether current economic and credit conditions may cause actual losses greater or less than generated by historical data in the statistical model.. The future levels of default, loss, and future recovery times are compared to the actual results obtained to ensure that the statistical model used is adequate. In calculating collective CKPN, certain assets are classified as matured assets (standard assets).

The calculation of individual impairment is based on the present value difference of the initial cash flow projection with the cash flow projection based on the credit restructuring plan. The asset impairment is an impairment of the asset value because the carrying amount exceeds the amount to be recoverable through the use or sale of the asset.

Calculation of Risk Weighted Asset with Standard ApproachThe rating usage policy in the calculation of Risk Weighted Assets (ATMR) for credit risk is used by the Bank to measure the level of capital adequacy, in which the method used is the individualized standard approach of OJK.

In addition to weighting the Bank also takes into account the guaranteed portion of credit (recognition of credit risk mitigation techniques) to obtain RWA values after credit risk mitigation is used to calculate capital adequacy.

2. Market RiskMarket Risk is the risk from its balance sheet positions and administrative accounts, including derivative transactions, due to overall change of market condition, including risk of change of option price.

Until now, the Bank has no assets and liabilities in the trading book group, nor does the Bank have assets and liabilities in foreign currency, structured products, derivatives and equity.


Sesuai kategori Bank dan produk yang ada hingga saat ini, risiko pasar yang dihadapi Bank pada banking book yaitu Interest Rate Risk. Risiko pasar lain milik Bank adalah unrealized gain/loss dari rekening surat-surat berharga berupa obligasi pemerintah.

Divisi Manajemen Risiko bertanggung-jawab dalam memonitor penggunaan limit risiko pasar. Unit kerja bisnis berkewajiban mematuhi limit risiko pasar, dan setiap pelampauan limit harus dilaporkan dan dimintakan persetujuan kepada ALCO.

Strategi dan Penerapan Manajemen Risiko PasarPada tahun 2018, strategi utama yang ditempuh oleh Bank untuk mengurangi risiko pasar adalah mulai meningkatkan jumlah posisi bank dalam aset yang likuid dan aman seperti instrumen surat berharga yang diterbitkan oleh Bank Indonesia yang memiliiki tenor kurang dari 3 bulan sehingga memiliki harga yang relatif stabil, tidak melakukan pembelian instrumen baik surat berharga korporasi ataupun pemerintah yang memiliki tenor/sisa tenor lebih dari 5 tahun yang masih menunjukkan fluktuasi yang cukup tinggi, tidak melakukan penempatan money market antar Bank lebih dari 2 minggu.

Dalam rangka pemantantauan Bank menetapkan Stop Loss Limit dengan penerapan Management Action Trigger atas instrument surat berharga yang dimiliki Bank sehingga Bank dapat secara tepat dan cepat menetapkan langkah-langkah yang akan diambil terkait risiko pasar yang dihadapi.

Tata Kelola dan OrganisasiDalam rangka pengembangan organisasi yang independen dan objektif, pengelolaan risiko pasar dibagi 3 bagian yaitu: Front Office, Middle Office, dan Back Office. Front Office melakukan aktivitas bisnis dan berhubungan dengan transaksi. Dalam melakukan aktivitasnya, fungsi Front Office dijalankan oleh Divisi Tresuri.

Untuk selanjutnya fungsi ini dibatasi dengan risk tolerance yang ditetapkan oleh unit independen sebagai Middle Office yaitu SKMR. Sedangkan untuk aktivitas pembukuan dan settlement dilakukan oleh Divisi Operasional sebagai Back Office.

ProsesIdentifikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian risiko pasar menjadi tanggung jawab bagi unit bisnis. Divisi Manajemen Risiko bertanggung-jawab melakukan pemantauan atas kepatuhan limit risiko pasar yang telah ditetapkan. Setiap pelampauan limit harus dilakukan kajian serta dibahas pada Komite ALCO dan apabila dari hasil pembahasan terdapat rekomendasi tertentu maka rekomendasi disampaikan pada Komite Manajemen Risiko.

Bank juga melakukan stress test untuk menguji ketahanan Bank terhadap kondisi yang dapat merugikan Bank akibat Risiko Pasar dengan beberapa skenario, termasuk pengaruh Risiko Pasar terhadap permodalan Bank.

In accordance with the category of Bank and existing products to date, the market risk faced by the Bank in the banking book is Interest Rate Risk. Another market risk of the Bank is unrealized gain/loss from securities accounts in the form of government bonds.

The Risk Management Division is responsible for monitoring market exposure against the market risk limits. The business unit is obliged to comply with the market risk limit, and any limit exceptions must be reported and requested approval by ALCO.

Strategy and Implementation of Market Risk ManagementIn 2018, the main strategy adopted by the Bank to reduce market risk is to start increasing the number of bank positions in liquid and safe assets such as securities instruments issued by Bank Indonesia which have a tenor of less than 3 months so that they have relatively stable prices, not purchase instruments either corporate or government securities that have a tenor/remaining tenure of more than 5 years that still shows a fairly high fluctuation, does not place an interbank money market placement for more than 2 weeks.

In the framework of monitoring the Bank sets a Stop Loss Limit with the implementation of a Management Action Trigger on a security letter instrument held by the Bank so that the Bank can accurately and quickly determine the steps to be taken regarding the market risks faced.

Governance and OrganizationIn order to develop an independent and objective organization, market risk management is divided into 3 parts: Front Office, Middle Office, and Back Office. Front Office conducts business activities and deals with transactions. In performing its activities, the Front Office function is run by the Treasury Division.

This function is limited by the risk tolerance set by the Middle Office independent unit, SKMR. While bookkeeping and settlement activities were performed by Operations Division as Back Office.

ProcessThe identification, measurement, monitoring and control of market risk is primarily the responsibility of the business unit. The Risk Management Division is responsible for monitoring the compliance with market risk limits. The business unit is obliged to comply with market risk limits, and limit violation must be reviewed and discussed in the ALCO Committee and the results of the discussion are submitted to the Risk Management Committee.

The Bank also conducts stress tests to test the resilience of the Bank to conditions that could harm the Bank due to Market Risk with several scenarios, including the effect of Market Risk on the Bank’s capital.



3. Risiko LikuiditasRisiko likuiditas adalah risiko akibat ketidakmampuan Bank untuk memenuhi kewajiban yang jatuh tempo dari sumber pendanaan arus kas dan/atau dari aset likuid berkualitas tinggi yang dapat diagunkan, tanpa mengganggu aktivitas dan kondisi keuangan Bank.

Kondisi likuiditas Bank pada tahun 2018 cukup baik, rasio Liquidity Coverage Ratio (LCR) Bank masih di atas ketentuan yang berlaku (ketentuan LCR minimal 100%). Pada akhir Desember 2018 LCR bank mencapai posisi 277,2%.

Strategi dan Penerapan Manajemen Risiko Likuiditas

Pengelolaan risiko likuiditas bertujuan untuk meminimalkan kemungkinan ketidakmampuan Bank dalam memperoleh sumber pendanaan arus kas dan membangun kekuatan likuiditas struktural neraca Bank untuk mendukung pertumbuhan jangka panjang yang berkesinambungan.

Rasio Liquidity Coverage Ratio (LCR) Bank pada akhir tahun 2018 berada di atas 200% (277,2%) yang menindikasikan kemampuan Bank untuk menutupi keperluan arus kas keluar pada kondisi stress sangat baik.

Bank juga dinilai memiliki kecukupan pendanaan untuk menunjang aktivitas Bank. Rasio Net Stable Funding Ratio (NSFR) Bank berada di atas 100% yaitu 107.52% per Desember 2018 yang memperlihatkan Bank memiliki kecukupan pendanaan stabil untuk mendanai akvifitas Bank.

Tata Kelola dan OrganisasiDivisi Manajemen Risiko secara rutin melakukan analisis dan siapkan laporan terhadap posisi likuiditas Bank, selanjutnya menyampaikan hasil tersebut secara berkala kepada manajemen Bank melalui laporan standar.

ProsesKetentuan mengenai kepatuhan terhadap limit, dilakukan oleh:

1. Divisi Tresuri, dan dipantau oleh Divisi Manajemen Risiko melalui laporan pemantauan posisi Bank terhadap limit Risiko likuiditas mingguan dan bulanan; 2. Hasil pantauan akan dibahas dalam Komite Manajemen Risiko dan Komite ALCO bila diperlukan;

3. Hasil pembahasan pada Komite ALCO akan diajukan kepada Komite Manajemen Risiko apabila terdapat rekomendasi yang perlu dibahas dan diputuskan.

Perangkat dan MetodeSecara umum Bank harus dapat memenuhi limit yang telah ditetapkan. Informasi terkait limit akan disampaikan melalui laporan secara periodik oleh Divisi Manajemen Risiko yang menggambarkan posisi bank terhadap limit yang telah ditetapkan. Posisi Bank dan kepatuhan terhadap limit dipantau berdasarkan angka neraca harian Bank.

3. Liquidity RiskLiquidity risk is the risk due to the inability of the Bank to meet the obligations due from sources of cash flow financing and/or of high quality liquid assets that can be mortgaged, without disrupting the activities and financial condition of the Bank.

The Bank liquidity conditions in 2018 are quite good, the Bank Liquidity Coverage Ratio (LCR) ratio is still above the applicable provisions (minimum LCR provisions of 100%). At the end of December 2018 the bank LCR reached 277.2%.

Strategy and Implementation of Liquidity Risk ManagementLiquidity risk management aims to minimize the likelihood of the Bank’s inability to obtain sources of cash flow funding and to build the Bank’s structural balance sheet liquidity to support sustainable long-term growth.

The Bank Liquidity Coverage Ratio (LCR) ratio at the end of 2018 is above 200% (277.2%) which indicates its ability to cover the needs of cash outflows at stress conditions is very good.

The Bank is also considered to have sufficient funding to support the Bank’s activities. The Bank Net Stable Funding Ratio (NSFR) ratio is above 100%, which is 107.52% as of December 2018 which shows that the Bank has sufficient stable funding to fund the Bank’s activities.

Governance and OrganizationThe Risk Management Division regularly analyzes and prepares reports on the Bank’s liquidity position, then submits the results periodically to Bank management through standard reports.

ProcessThe provisions of compliance with limits are made by:

1. The Treasury Division, and monitored by the Risk Management Divison through a report on the Bank’s position against weekly and monthly liquidity risk limits;2. Monitoring results will be discussed in the ALCO Committee and in Risk Management Committee as needed;3. The results of the discussions in the ALCO Committee will be submitted to the Risk Management Committee, if there are recommendations to be discussed and decided upon.

Tools and MethodsIn general, the Bank must be able to adhere to the specified limit. Information regarding the limit will be submitted through a periodic report by the Risk Management Division that describes the bank’s position against the specified limits. The Bank’s position and compliance with the limit are monitored according to the Bank’s daily balance sheet.


Stress test Risiko LikuiditasRisiko likuiditas diukur dan dikelola melalui pendekatan stress test dengan tujuan untuk membantu bank dalam menilai, apakah Bank memiliki sumber-sumber keuangan yang memadai untuk memenuhi kebutuhan likuiditas potensial selama beberapa hari tertentu dalam krisis likuiditas. Hasil stress test dalam proyeksi 30 hari kerja ke depan harus menunjukkan arus kas yang positif dan harus dapat memenuhi GWM.

Contingency Funding Plan (CFP)Rencana Kontijensi Pendanaan (Contingency Funding Plan) merupakan salah satu komponen kebijakan manajemen risiko likuiditas bank. CFP adalah kompilasi dari kebijakan, prosedur dan rencana tindakan yang diperlakukan sebagai suatu panduan prosedural dan operasional untuk menghindari/meminimalkan atau mengelola adanya potensial ancaman dalam pendanaan apabila perusahaan menurunkan suatu krisis likuiditas. CFP di tetapkan dan dikaji setiap tahun.

4. Risiko OperasionalRisiko Operasional adalah risiko akibat ketidakcukupan dan/atau tidak berfungsinya proses internal, kesalahan manusia, kegagalan atau tidak berfungsinya sistem, dan/atau adanya kejadian-kejadian eksternal yang mempengaruhi operasional Bank.

Strategi dan Penerapan Manajemen Risiko Operasional

Beberapa faktor yang mempengaruhi Risiko Operasional Bank pada tahun 2018 ini yaitu:1. Penggunaan core banking system yang baru dan penyesuaian yang terus dilakukan agar tetap menunjang pencapaian rencana bisnis Bank.2. Penyesuaian kebijakan dan prosedur operasional agar selaras dengan penggunaan core banking system baru serta ketentuan yang berlaku.3. Persepsi yang sama antara unit kerja terkait pemahaman atas operasional core banking system yang beru sehingga data yang dihasilkan memliki tingkat akurasi yang memadai.4. Peningkatan pemahaman terkait pengendalian Risiko Operasional pada risk owner masing-masing.

Beberapa penerapan manajemen risiko untuk memitigasi Risiko Operasional pada periode tahun 2018 antara lain:

1. Perbaikan dan penyesuaian prosedur operasional Bank agar sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan core banking system yang digunakan Bank saat ini;

2. Melakukan sosialisasi kepada seluruh pengguna core banking system serta menjaga kestabilan kinerja core banking system baru;3. Melakukan sosialisasi dan diskusi kepada seluruh unit kerja atas implementasi Manajemen Risiko Operasional yang berlaku di internal Bank;4. Menyusun dan mengimplementasikan alat assessment mandiri (Risk Control Self Assement) atas kecukupan pengendalian internal ada pada masing-masing unit Kerja.;5. Bank juga telah melakukan uji coba Disaster Recovery Planning pada server DRC Bank yang ada. Bank melakukan uji coba terhadap 26 aktivitas dan menghasilkan hasil yang baik.

Stress test Liquidity RiskLiquidity risk is measured and managed with a stress test approach in order to assist the bank in assessing whether the Bank has sufficient financial resources to meet the potential liquidity needs for several days in a liquidity crisis. The results of stress tests in the projected 30 working days ahead shall indicate a positive cash position as well as ability to meet the minimum reserve requirement.

Contingency Funding Plan (CFP)The Contingency Funding Plan is one component of the Bank’s liquidity risk management policy. CFP is a compilation of policies, procedures and action plans that are treated as a procedural and operational guideline to avoid/minimize or manage any potential threats in funding if the company lowers a liquidity crisis. CFP is set and reviewed annually.

4. Operational RiskOperational risk is the risk due to inadequacy and/or malfunction of internal processes, human error, failure or malfunction of the system, and/or the presence of external events affecting the Bank’s operations.

Strategy and Implementation of Operational Risk ManagementSeveral factors that influence Operational Risk of the Bank in 2018 are: 1. The use of the new core banking system and adjustments that continue to be made to continue to support the achievement of the Bank’s business plan.2. Adjustment of operational policies and procedures so that they are in line with the use of the new core banking system and the applicable provisions.3. The same perception between work units related to the understanding of the operations of the core banking system which is so that the data generated has an adequate level of accuracy.4. Increased understanding regarding the control of Operational Risk at the respective risk owners.

Some of the implementation of risk management to mitigate Operational Risk in 2018 include:

1. Improvement and adjustment of the Bank’s operational procedures in accordance with the applicable provisions and the core banking system used by the Bank at this time;2. Disseminating all core banking system users and maintain the stability of the new core banking system;

3. Conducting socialization and discussion to all work units on the implementation of Operational Risk Management that is valid in the Bank’s internal;4. Arranging and implementing the Risk Control Self Assistance tool for the adequacy of internal controls in each Work Unit;

5. The Bank has also tested Disaster Recovery Planning on existing Bank DRC servers. The bank tested 26 activities and produced good results;



6. Pemantauan keluhan dan pengaduan nasabah pengguna layanan Bank secara khusus melalui customer care.

Secara keseluruhan kualitas penerapan manajemen risiko operasional Bank masih harus ditingkatkan dimulai dari penyusunan kerangka kerja manajemen risiko yang lebih integratif dan meningkatkan sistem pengendalian internal di semua tahapan bisnis proses unit, peningkatan efisiensi kerja dengan mengurangi pekerjaan yang dilakukan secara manual.

5. Risiko HukumRisiko Hukum adalah risiko akibat tuntutan hukum dan/atau kelemahan aspek yuridis.

Strategi dan Penerapan Manajemen Risiko HukumSampai dengan akhir Desember 2018, Bank tidak mendapat gugatan baik dari nasabah maupun rekanan.

Bank melalui Divisi Hukum tetap melakukan dan mendokumentasikan pemantauan terhadap dokumen hukum yang masih tertunda khususnya untuk nasabah penerima kredit Bank, Kajian terhadap perjanjian-perjanjian dengan pihak lain terutama dalam kaitan pemberian kredit dan bentuk jaminan yang diterima oleh Bank dilakukan secara berkala oleh Bank agar posisi Bank dapat tetap terlindungi.

Secara keseluruhan kualitas penerapan manajemen risiko hukum Bank telah dilaksanakan dengan baik.

6. Risiko StratejikRisiko stratejik adalah risiko akibat ketidaktepatan dalam pengambilan dan/atau pelaksanaan suatu keputusan stratejik serta kegagalan dalam mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis. Identifikasi risiko stratejik dilakukan secara berkala sesuai dengan pengalaman kerugian di masa lalu yang disebabkan oleh faktor stratejik.

Strategi dan Penerapan Manajemen Risiko Stratejik

Secara akumulasi sampai dengan Triwulan IV/2018 Bank membukukan laba sebesar Rp8,47 M, konsentrasi kredit kepada per Desember 2018 BPR juga memperlihatkan penurunan dibandingkan Desember 2017. Pada Desember 2018 konsentrasi kredit Bank kepada BPR sebesar 42.29% sementara pada Desember 2017 sebesar 52%.

Terkait dengan proses merger, Bank telah menyampaikan pengumuman rencana merger pada 2 (dua) media massa skala nasional dan secara bersamaan Bank mengajukan rancangan penggabungan antara PT Bank Dinar Indonesia Tbk dan PT Bank Oke Indonesia kepada OJK dan Bursa Efek Indonesia pada 21 Desember 2018.

7. Risiko KepatuhanRisiko kepatuhan adalah risiko akibat Bank tidak mematuhi dan/atau tidak melaksanakan peraturan perundangan dan ketentuan yang berlaku. Risiko inheren kepatuhan terdiri dari risiko inheren yang bersifat kuantitatif dan risiko inheren yang bersifat kualitatif. Risiko inheren yang bersifat kuantitatif direpresentasikan melalui rasio-rasio Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK), Giro Wajib Minimum (GWM), dan

6. Monitoring complaints and complaints of Bank service users specifically through customer care.

Overall the quality of implementation of operational risk management of the Bank should still be improved starting from the preparation of a more integrative risk management framework and improving the internal control system in all stages of business unit process, improving work efficiency by reducing manual work.

5. Legal RiskLegal Risk is the risk due to lawsuits and/or weakness of juridical aspect.

Strategy and Implementation of Legal Risk ManagementUntil the end of December 2018, the Bank was not named in a lawsuit either from customers or partners.

The Bank through the Legal Division continues to conduct and document the monitoring of pending legal documents, especially for borrowers. The review of agreements with other parties, especially in relation to the credit agreement and the forms of collateral received by the Bank, are conducted periodically by the Bank in order that the position of the Bank can remain protected.

Overall the quality of implementation of legal risk management of the Bank is good.

6. Strategic RiskStrategic risk is the risk due to inaccuracy in the taking and / or execution of a strategic decision as well as failure in anticipating changes in the business environment. The identification of strategic risk is carried out periodically in accordance with past loss experience caused by strategic factors.

Strategy and Implementation of Strategic Risk ManagementUp to Quarter IV/2018, the Bank accumulated a profit of Rp8.47 M, the concentration of credit as of December 2018 BPR also showed a decline compared to December 2017. In December 2018 the concentration of Bank loans to Rural Banks was 42.29% while in December 2017 it was 52%.

In connection with the merger process, the Bank has announced the plan to merge on 2 (two) national scale mass media and simultaneously submitted a draft merger between PT Bank Dinar Indonesia Tbk and PT Bank Oke Indonesia to the OJK and the Indonesia Stock Exchange on December 21, 2018.

7. Compliance RiskCompliance Risk is the risk due to the Bank’s failure to comply with and/or not enforce the prevailing laws and regulations. The inherent risk of compliance consists of quantitative inherent risk and inherent risk that is qualitative in nature. Inherent risk that is quantitative is represented through Legal Lending Limit (BMPK) ratios, minimum required reserves (GWM), and risk-based capital adequacy. Qualitative inherent


tingkat kecukupan modal berdasarkan risiko. Sedangkan risiko inheren yang bersifat kualitatif direpresentasikan dalam pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) yang mencakup governance structure, governance process, dan governance outcome dari operasional Bank.

Strategi Dan Penerapan Manajemen Risiko Kepatuhan

Hasil penilaian Bank terhadap peringkat komposit Good Corporate Governance (GCG) untuk tahun 2018 berada pada peringkat 2 (Baik). Dengan adanya persetujuan OJK terhadap kandidat Direktur Bisnis dan persetujuan RUPS untuk pengangkatan Direktur Bisnis per tanggal 25 Oktober 2018, maka komposisi Direktur telah lengkap (3 orang).

Sebagai komitmen Bank dalam menjaga aspek governance process, maka: - Bank berupaya mulai dari Dewan Komisaris, komite-komite, Direksi dan seluruh karyawan Bank untuk melaksanakan kebijakan dan prosedur yang berlaku serta melakukan proses pengkinian dan kaji ulang secara berkelanjutan sesuai perkembangan kegiatan usaha dan kompleksitas kegiatan operasional Bank. - Bank telah melaksanakan diseminasi dan sosialisasi peraturan baru, melaksanakan beberapa pelatihan internal, mengikuti pelatihan dan sosialisasi yang diadakan oleh regulator.

Pada akhir Desember 2018, pencapaian pemenuhan pengkinian data mencapai 100%, metode pengkinian data yang dilakukan Bank cukup membantu pencapaian pemenuhan pengkinian data.

Bank juga terus melakukan perbaikan di sisi operasional Bank terutama terkait dengan pemenuhan komitmen penyelesaian temuan dari OJK sesuai dengan komitmen yang disepakati.

8. Risiko ReputasiRisiko reputasi adalah risiko akibat menurunnya tingkat kepercayaan stakeholder yang bersumber dari persepsi negatif terhadap Bank.

Strategi dan Penerapan Manajemen Risiko ReputasiBank terus melakukan pemantauan terhadap segala macam pemberitaan yang berkaitan dengan reputasi Bank. Upaya meminimalisasi risiko reputasi yang terjadi, seperti pemberitaan negatif terhadap Bank, dilakukan dengan kebijakan dan prosedur mekanisme pelaporan pengaduan nasabah dan juga melalui laporan pemantauan pemberitaan/publikasi Bank di media massa.

risks are represented in the implementation of GCG which includes the governance structure, governance process, and governance outcome of the Bank’s operations.

Strategy and Implementation of Strategic Risk ManagementThe Bank’s self-assessment of the Good Corporate Governance (GCG) composite rating for 2018 is ranked 2 (Good). With the OJK’s approval of candidates for the Business Director and the approval of the GMS for the appointment of Business Directors as of October 25, 2018, the composition of the Director is complete (3 people).

As the commitment in maintaining aspects of the governance process, then:- The Bank strives to start from the Board of Commissioners, committees, Directors and all employees of the Bank to implement applicable policies and procedures as well as to carry out continuous updating and reviewing processes in accordance with the development of business activities and the complexity of the Bank’s operational activities.

- The Bank has carried out dissemination and socialization of new regulations, implemented several internal trainings, participated in training and socialization held by regulators.

At the end of December 2018, achieving 100% of data updates, the Bank’s data updating method was quite helpful in achieving data updating.

The Bank also continues to make improvements to the operational side of the Bank, especially related to the fulfillment of OJK’s commitment to find findings in accordance with the agreed commitments.

8. Reputation RiskReputation risk is the risk due to the decrease in stakeholder trust stemming from negative perceptions of the Bank.

Strategy and Implementation of Reputation Risk ManagementThe Bank continues to monitor all kinds of news related to the Bank’s reputation. Attempts to minimize reputational risk, such as negative reporting on the Bank, are conducted via the policies and procedures of the customer complaint reporting mechanism as well as through Bank monitoring reports / publications in the mass media.



No. Pos-Pos 31- Dec 18 31- Dec 17

1. Modal Inti Utama /Common Equity Tier 1(CET 1) 1.033.888 1.013.418

1.1 Modal disetor (Setelah dikurangi Treasury Stock)/Paid up Capital 1.007.308 1.007.308

1.2 Cadangan Tambahan Modal/ Disclosed Reserves 99.555 95.241

1.2.1 Faktor Penambah/Additions 279.012 289.830

1.2.1.1 Pendapatan Komprehensif lainnya/Other Comprehensive Income - 476

1.2.1.1.1 Selisih lebih penjabaran laporan keuangan | The excess of Financial statement translation - -

1.2.1.1.2 Potensi keuntungan dari peningkatan nilai wajar aset keuangan dalam kelompok tersedia untuk dijual | Potential gain from fair value change of available for sale financial asset

- 476

1.2.1.1.3 Saldo surplus revaluasi aset tetap | Surplus of premises and equipments revaluation - -

1.2.1.2 Cadangan tambahan modal lainnya (other disclosed reserves) 279.012 289.354

1.2.1.2.1 Agio 272.795 272.795

1.2.1.2.2 Cadangan Umum | General Reserves - -

1.2.1.2.3 Laba tahun-tahun lalu | Prior years net income - -

1.2.1.2.4 Laba tahun berjalan | Current year net income 6.217 16.559

1.2.1.2.5 Dana Setoran Modal | Advance Capital - -

1.2.1.2.6 Lainnya | Others - -

1.2.2 Faktor Pengurang/Deductions 179.457 194.589

1.2.2.1 Pendapatan Komprehensif lainnya/Other Comprehensive Income 167 -

1.2.2.1.1 Selisih kurang penjabaran laporan keuangan | The Shortage of financial statement translation - -

1.2.2.1.2Potensi kerugian dari penurunan nilai wajar aset keuangan dalam kelompok tersedia untuk dijual | Potensial loss from fair value changes of available for sale financial assets

167 -

1.2.2.2 Cadangan tambahan modal lainnya (other disclosed reserves) 179.290 194.589

1.2.2.2.1 Disagio - -

1.2.2.2.2 Rugi tahun-tahun lalu | Prior years net loss 169.537 186.096

1.2.2.2.3 Rugi tahun berjalan | Current year loss - -

1.2.2.2.4

Selisih kurang antara Penyisihan Penghapusan Aset (PPA) dan cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) atas aset produktif | Negative differences between provision for asset write-off and provision for impairment of earning assets

9.648 8.486

1.2.2.2.5Selisih kurang jumlah penyesuaian nilai wajar dari instrumen keuangan dalam Trading Book | Shorfall between allowance for losses based on BI regulation and impairment losses of trading financial assets

- -

1.2.2.2.6 PPA aset non produktif yang wajib dibentuk | Allowance for losses of non -financial assets required 105 7

1.2.2.2.7 Lainnya | Others - -

1.3 Kepentingan Non Pengendali yang dapat diperhitungkan | Accounted Non-Controlling Interest - -

1.4 Faktor Pengurang Modal Inti Utama | Core Capital Deductions factors - -

1.4.1 Perhitungan pajak tangguhan | Calculation of Deffered Tax 72.975 89.131

1.4.2 Goodwill 3.966 7.702

1.4.3 Aset tidak berwujud lainnya | Other intangible assets - -

1.4.4 Penyertaan yang diperhitungkan sebagai faktor pengurang | Equity Participations calculated as deduction 69.009 81.429

1.4.5 Kekurangan modal pada perusahaan anak asuransi | Equity deficit on insurance subsidiary - -

1.4.6 Eksposur sekuritisasi | Securitization exposures - -

Tabel 1.a Pengungkapan Kuantitatif Struktur Permodalan Bank Umum

Table 1.a Quantitative Disclosure table for Capital Structure

(dalam jutaan Rupiah/in milllion) Rupiah)


No. Pos-Pos 31- Dec 18 31- Dec 17

1.4.7 Faktor Pengurang modal inti lainnya | Other core Capital Deduction Factor - -

1.4.7.1 Penempatan dana pada instrumen AT1 dan/atau Tier 2 pada bank lain | Placement on AT1 and/or Tier 2 instument in others banks. - -

1.4.7.2Kepemilikan silang pada entitas lain yang diperoleh berdasarkan peralihan karena hukum , hibah, atau hibah wasiat | Cross ownership in another entity acquired by transition because the law, grants, or grants will

- -

- -

2 Modal Inti Tambahan | Additional Tier 1 (AT-1) - -

2.1 Instrumen yang memenuhi persyaratan AT-1 | AT-1 Qualified Instrument - -

2.2 Agio/Disagio - -

2.3 Faktor pengurang modal inti tambahan | Additional Tier 1 Capital Deduction Factor - -

2.3.1 Penempatan dana pada instrumen AT1 dan /atau Tier 2 pada bank lain | Placement on AT1 and/or Tier 2 instument in other banks 16.338 11.782

2.3.2Kepemilikan silang pada entitas lain yang diperoleh berdasarkan peralihan karena hukum, hibah, atau hibah wasiat | Cross-ownershipin another entity acquired by the transaction because the law, grants, or grants will

- -

II Modal Pelengkap (Tier 2) | Suplementary capital 16.338 11.782

1 Instrumen modal dalam bentuk saham atau lainnya yang memenuhi persyaratan Tier 2 | Equity instrument in form of shares or other form which qualified fo Tier 2 requirments - -

2 Agio/Disagio - -

3 Cadangan umum aset produktif PPA yang wajib dibentuk (maks 1,25% ATMR Risiko Kredit) | General allowance on productive assets required (maximum 1,25% from RWA of Credit Risk) 16.338 11.782

4 Faktor Pengurang Modal Pelengkap |Tier 2 capital deduction factors - -

4.1 Sinking Fund - -

4.2 Penempatan dana pada instrumenTier 2 pada bank lain | Placement on Tier 2 instruments in other bank - -

4.3Kepemilikan silang pada entitas lain yang diperoleh berdasarkan peralihan karena hukum, hibah, atau hibah wasiat | Cross-ownership in another entity acquired by the transition because the law, grants, or grants will

- -

Total ModalTotal Capital 1.050.226 1.025.200

KeteranganDescription 31-Dec-18 31-Dec-17 Keterangan

Description 31-Dec-18 31-Dec-17

ASET TERTIMBANG MENURUT RISIKORISK WEIGHTED ASSETS RASIO KPMM

ATMR RISIKO KREDITRWA OF CREDIT RISK 1.307.058 942.585 Rasio CET1

CET1 ratio 70,93% 97,15%

ATMR RISIKO PASARRWA OF MARKET RISK - - Rasio Tier

1Tier 1 ratio 70,93% 97,15%

ATMR RISIKO OPERASIONALRWA OF OPERATIONAL RISK 150.567 100.574 Rasio Tier 2

Tier 2 ratio 1,12% 1,13%

TOTAL ATMRRWA TOTAL 1.457.625 1.043.159 Rasio total

Total ratio 72,05% 98,28%

RASIO KPMM SESUAI PROFIL RISIKOCAR RATIO BASED ON THE RISK PROFILE 9,25% 9,38%

ALOKASI PEMENUHAN KPMMALLOCATION OF CAR REQUIREMENT

PERSENTASE BUFFER YANG WAJIB DIPENUHI OLEH BANKBank Percentage of required buffer of the bank

Dari CET1From CET1 8,13% 8,25% Capital Conserva-

tion Buffer

Dari AT1Form AT1 0,00% 0,00% Countercyclical

Buffer 0.00% 0.00%

Dari Tier 2From Tier 2 1,12% 1,13% Capital Surcharge

untuk D-SIB



No. Kategori PortofolioPortfolio Category

31 Desember 2018December 31, 2018

31 Desember 2017 December 31, 2017

Tagihan Bersih Berdasarkan WilayahNet Amount Based on Geography


Jakarta Denpasar Semarang Surabaya Total Jakarta Denpasar Semarang Surabaya Total

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) 1 Tagihan kepada Pemerintah

Claims on Sovereign 123.568 123.568 232.350 232.350

2 Tagihan kepada Entitas Sektor PublikClaims on Public Sector - - - - - - - - - -

3 Tagihan kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasi-onalClaims on Multilateral Development Bank and International Institution

- - - - - - - - - -

4 Tagihan kepada BankClaims On Bank 525.272 162.411 43.425 51.360 782.468 707.028 209.855 39.386 99.833 1.056.101

5 Kredit Beragun Rumah TinggalClaims Secured by Residential Property

4.343 - - 460 4.803 - - - - -

6 Kredit Beragun Properti KomersialClaims Secured by Commercial Real Estate

- - - - - - - - - -

7 Kredit Pegawai/PensiunanEmployee Loan/Pension - - - - - - - - - -

8 Tagihan kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio RitelClaims on Micro and Small Enterprise and Retail Portfolio

280.249 - - 4.686 284.935 571.527 1 - - 571.528

9 Tagihan kepada KorporasiClaims on Corporate 659.850 12.878 - 62.588 735.316 83.214 5.196 4.976 27.202 120.589

10 Tagihan yang Telah Jatuh TempoPast Due Claims 23.466 - - - 23.466 8.935 - - - 8.935

11 Aset LainnyaOther Assets 36.625 800 542 1.106 39.073 25.929 1.490 954 1.269 29.642

12 Eksposur di Unit Usaha Syariah (apa-bila ada)Exposure at Syariah Unit (if any)

- - - - - - - - - -

Total 1.653.372 176.089 43.967 120.200 1.993.629 1.628.982 216.542 45.316 128.305 2.019.145

Tabel 2.1.a Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah - Bank secara Individual Table 2.1.a Net Amount Based on Geography - Bank Only








(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) 1 Tagihan kepada Pemerintah

Claims on Sovereign 123.568 123.568 232.350 232.350

2 Tagihan kepada Entitas Sektor PublikClaims on Public Sector - - - - - - - - - -


- - - - - - - - - -

4 Tagihan kepada BankClaims On Bank 525.272 162.411 43.425 51.360 782.468 707.028 209.855 39.386 99.833 1.056.101


4.343 - - 460 4.803 - - - - -


- - - - - - - - - -

7 Kredit Pegawai/PensiunanEmployee Loan/Pension - - - - - - - - - -


280.249 - - 4.686 284.935 571.527 1 - - 571.528

9 Tagihan kepada KorporasiClaims on Corporate 659.850 12.878 - 62.588 735.316 83.214 5.196 4.976 27.202 120.589

10 Tagihan yang Telah Jatuh TempoPast Due Claims 23.466 - - - 23.466 8.935 - - - 8.935

11 Aset LainnyaOther Assets 36.625 800 542 1.106 39.073 25.929 1.490 954 1.269 29.642


- - - - - - - - - -

Total 1.653.372 176.089 43.967 120.200 1.993.629 1.628.982 216.542 45.316 128.305 2.019.145

Dalam jutaan RupiahIn milllion Rupiah






Tagihan bersih berdasarkan sisa jangka waktu kontrakNet Amount Based on Contractual Remaining Maturity


≤ 1 tahun ≤ 1 year

>1 thn s.d. 3 thn

> 1 yrs to 3 yrs

>3 thn s.d. 5 thn

> 3 yrs to 5 yrs> 5 thn> 5 yrs

Non-Kontraktual

Non-Contractual

JumlahTotal


>1 thn s.d. 3 thn> 1 yrs to 3 yrs


> 5 thn> 5 yrs

Non-KontraktualNon-Contractual

JumlahTotal

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)

1 Tagihan kepada PemerintahClaims on Sovereign 123.568 - - - - 123.568 138.818 20.880 72.652 - 232.350

2 Tagihan kepada Entitas Sektor PublikClaims on Public Sector - - - - - - - - - - - -


- - - - - - - - - - - -

4 Tagihan kepada BankClaims on Bank 219.203 278.527 284.739 - - 782.468 403.084 372.927 280.090 - - 1.056.101


- 527 3.737 538 - 4.803 - - - - - -


- - - - - - - - - - - -

7 Kredit Pegawai/PensiunanEmployee Loan/Pension - - - - - - - - - - - -


105.333 131.375 38.175 10.052 - 284.935 184.181 246.808 111.397 29.142 - 571.528

9 Tagihan kepada KorporasiClaims on Corporate 276.521 183.929 196.042 78.824 - 735.316 49.848 56.067 13.098 1.576 - 120.589

10 Tagihan yang Telah Jatuh TempoPast Due Claims 13.058 8.726 - 1.682 - 23.466 3.094 566 5.275 - - 8.935

11 Aset LainnyaOther Assets - - - - 39.073 39.073 - - - - 29.642 29.642


- - - - - - - - - - - -

Total 737.683 603.084 522.694 91.095 39.073 1.993.629 779.026 697.248 482.511 30.718 29.642 2.019.145

Tabel 2.2.a. Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Sisa Jangka Waktu Kontrak - Bank secara IndividualTable 2.2.a. Net Amount Based on Contractual Remaining Maturity - Bank Only








>1 thn s.d. 3 thn

> 1 yrs to 3 yrs

>3 thn s.d. 5 thn

> 3 yrs to 5 yrs> 5 thn> 5 yrs

Non-Kontraktual

Non-Contractual

JumlahTotal




> 5 thn> 5 yrs

Non-KontraktualNon-Contractual

JumlahTotal

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)

1 Tagihan kepada PemerintahClaims on Sovereign 123.568 - - - - 123.568 138.818 20.880 72.652 - 232.350



- - - - - - - - - - - -

4 Tagihan kepada BankClaims on Bank 219.203 278.527 284.739 - - 782.468 403.084 372.927 280.090 - - 1.056.101


- 527 3.737 538 - 4.803 - - - - - -


- - - - - - - - - - - -



105.333 131.375 38.175 10.052 - 284.935 184.181 246.808 111.397 29.142 - 571.528

9 Tagihan kepada KorporasiClaims on Corporate 276.521 183.929 196.042 78.824 - 735.316 49.848 56.067 13.098 1.576 - 120.589

10 Tagihan yang Telah Jatuh TempoPast Due Claims 13.058 8.726 - 1.682 - 23.466 3.094 566 5.275 - - 8.935

11 Aset LainnyaOther Assets - - - - 39.073 39.073 - - - - 29.642 29.642


- - - - - - - - - - - -

Total 737.683 603.084 522.694 91.095 39.073 1.993.629 779.026 697.248 482.511 30.718 29.642 2.019.145




No. Sektor EkonomiEconomy Sector

Tagihan kepada

PemerintahClaims on Sovereign

Tagihan kepada Entitas Sektor Publik

Claims on Sector Public

Tagihan kepada Bank

Pembangunan Multilateral

dan Lembaga Internasional

Claims on Multilateral

Development Bank and

International Institution

Tagihan kepada Bank

Claims on Bank

Kredit Beragun Rumah Tinggal

Claims on Secured by Residential

Property

Kredit Beragun Properti

KomersialClaims Secured by Commercial

Real Estate

Kredit Pegawai/Pensiunan

Employee Loan/Pension

Tagihan kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio

RitelClaims on Micro and Small Enterprise and

Retail Portfolio

Tagihan kepada Korporasi

Claims on Corporate

Tagihan yang Telah Jatuh Tempo

Past Due ClaimsAset LainnyaOther Assets

Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada

Exposures at Sharia Unit (if any)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)31 Desember 2018December 31, 2018


1 Pertanian, perburuan dan KehutananAgriculture, Hunting, and Forestry

- - - - - - - - - - - -

2 PerikananFishery - - - - - - - - - - - -

3 Pertambangan dan PenggalianMining and Excavation - - - - - - - - - - - -

4 Industri pengolahanManufacturing - - - - - - - 54.601 21.666 - - -

5 Listrik, Gas dan AirElectricity, Gas and Water - - - - - - - - - - - -

6 KonstruksiContruction - - - - - - - 9.685 19.712 - - -

7 Perdagangan besar dan eceranWhosale and Retail Trading - - - - 460 - - 55.899 226.841 20.513 - -

8 Penyediaan akomodasi dan penyediaan makan minumAccommodation and Food Pro-viders

- - - - - - - 1.787 18.294 2.953 - -

9 Transportasi, pergudangan dan komunikasiTransportation, Warehouse and Communication

- - - - - - - 13.367 31.231 - - -

10 Perantara keuanganFinancial Brokerage 123.568 - - 782.468 - - - 114.718 287.514 - - -

11 Real estate, usaha persewaan dan jasa perusahaanReal Estate, Leasing and Corporate Services

- - - - - - - 5.848 105.118 - - -

12 Administrasi Pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajibPublic Administration, Defense and Compulsory Social Security

- - - - - - - - - - - -

13 Jasa pendidikanEducation Services - - - - - - - - - - - -

14 Jasa kesehatan dan kegiatan sosialHealth and Social Services - - - - - - - - - - - -

15 Jasa kemasyarakatan, sosial budaya, hiburan dan perorangan lainnyaSocial Services, Social Culture, En-tertainment and Individual Services

- - - - - - - 5.733 13.797 - - -

Tabel 2.3.a. Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Sektor Ekonomi - Bank secara IndividualTable 2.3.a. Net Amount Based on Economic sector - Bank Only



Tagihan kepada




Tagihan kepada Bank






Tagihan kepada Bank

Claims on Bank



Property



Real Estate





Retail Portfolio


Claims on Corporate





(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)31 Desember 2018December 31, 2018



- - - - - - - - - - - -




5 Listrik, Gas dan AirElectricity, Gas and Water - - - - - - - - - - - -

6 KonstruksiContruction - - - - - - - 9.685 19.712 - - -

7 Perdagangan besar dan eceranWhosale and Retail Trading - - - - 460 - - 55.899 226.841 20.513 - -


- - - - - - - 1.787 18.294 2.953 - -


- - - - - - - 13.367 31.231 - - -

10 Perantara keuanganFinancial Brokerage 123.568 - - 782.468 - - - 114.718 287.514 - - -

11 Real estate, usaha persewaan dan jasa perusahaanReal Estate, Leasing and Corporate Services

- - - - - - - 5.848 105.118 - - -


- - - - - - - - - - - -




- - - - - - - 5.733 13.797 - - -





Tagihan kepada




Tagihan kepada Bank






Tagihan kepada Bank

Claims on Bank



Property



Real Estate





Retail Portfolio


Claims on Corporate





(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)16 Jasa perorangan yang melayani

rumah tanggaIndividual Services for Housing

- - - - 4.343 - - 23.298 11.143 - - -

17 Badan internasional dan badan ekstra internasional lainnyaInternational Agency and Other International Extra Agency

- - - - - - - - - - - -

18 Kegiatan yang belum jelas batasannyaOther Services

- - - - - - - - - - - -

19 Bukan Lapangan UsahaNon Business Activity - - - - - - - - - - - -

20 LainnyaOthers - - - - - - - - - - 39.073 -

JumlahTotal 123.568 - - 782.468 4.802,52 - - 284.935 735.316 23.466 39.073 -




- - - - - - - - - - - -




5 Listrik, Gas dan AirElectricity, Gas and Water - - - - - - - 2.495 - - - -

6 KonstruksiContruction - - - - - - - 21.622 - - - -

7 Perdagangan besar dan eceranWhosale and Retail Trading - - - - - - - 92.418 5.547 5.986 - -


- - - - - - - 2.111 - 2.948 - -


- - - - - - - 22.802 22.546 - - -

10 Perantara keuanganFinancial Brokerage 232.350 - - 1.056.101 - - - 278.827 85.728 - - -



Tagihan kepada




Tagihan kepada Bank






Tagihan kepada Bank

Claims on Bank



Property



Real Estate





Retail Portfolio


Claims on Corporate





(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)16 Jasa perorangan yang melayani

rumah tanggaIndividual Services for Housing

- - - - 4.343 - - 23.298 11.143 - - -


- - - - - - - - - - - -


- - - - - - - - - - - -


20 LainnyaOthers - - - - - - - - - - 39.073 -

JumlahTotal 123.568 - - 782.468 4.802,52 - - 284.935 735.316 23.466 39.073 -




- - - - - - - - - - - -




5 Listrik, Gas dan AirElectricity, Gas and Water - - - - - - - 2.495 - - - -

6 KonstruksiContruction - - - - - - - 21.622 - - - -

7 Perdagangan besar dan eceranWhosale and Retail Trading - - - - - - - 92.418 5.547 5.986 - -


- - - - - - - 2.111 - 2.948 - -


- - - - - - - 22.802 22.546 - - -

10 Perantara keuanganFinancial Brokerage 232.350 - - 1.056.101 - - - 278.827 85.728 - - -




Tagihan kepada




Tagihan kepada Bank






Tagihan kepada Bank

Claims on Bank



Property



Real Estate





Retail Portfolio


Claims on Corporate





(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)11 Real estate, usaha persewaan dan

jasa perusahaanReal Estate, Leasing and Corporate Services

24.915


- - - - - - - - - - - -




- - - - - - - 8.578 - - - -

16 Jasa perorangan yang melayani rumah tanggaIndividual Services for Housing

- - - - - - - 41.348 2.229 - - -


- - - - - - - - - - - -


- - - - - - - - - - - -


20 LainnyaOthers - - - - - - - - - - 29.642 -

JumlahTotal 232.350 - - 1.056.101 - - - 571.528 120.589 8.935 29.642 -



Tabel 2.4.a. Pengungkapan Tagihan dan Pencadangan Berdasarkan Wilayah - Bank secara IndividualTable 2.4.a Individual Gross Financial Assets and Provision Based on Geography - Bank Only

Tabel 2.5.a. Pengungkapan Tagihan dan Pencadangan Berdasarkan Sektor Ekonomi - Bank secara IndividualTable 2.5.a Gross Financial Assets and Provision Based on Economy Sector - Bank Only

No. Sektor EkonomiEconomic Sector

TagihanGross Financial Asset

Tagihan yang Mengalami Penurunan NilaiImpaired Assets Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN)

IndividualIndividual Impairement Provision

Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) - Kolektif

Portfolio Impairment Provision Tagihan yang Dihapus Buku

Write off Assets Belum Jatuh Tempo

Current Telah Jatuh Tempo

Past Due

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)31 Desember 2018December 31, 2018


1 Pertanian, Perburuan dan KehutananAgriculture, Hunting and Forestry - - - - - -

2 PerikananFishery - - - - - -

3 Pertambangan dan PenggalianMining and Excavation - - - - - -

4 Industri pengolahanManufacturing 76.702 9.987 - 208,24 226 -

5 Listrik, Gas dan AirElectricity, Gas and Water - - - - - -

No. KeteranganDescription



WilayahGeography

WilayahGeography


(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)

1 TagihanGross Financial Assets 1.666.775 176.664 44.801 120.593 2.008.833 1.655.607 217.873 46.153 128.733 2.048.366

2 Tagihan yang mengalami penurunan nilai (impaired)Impaired Assets

- - - - - - - - - -

a. Belum jatuh tempoCurrent 32.354 - - - 32.354 57.180 869 - - 58.050

b. Telah jatuh tempoPast Due 28.929 - - - 28.929 11.683 6 - - 11.689

3 Cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) - IndividualIndividual Impairment Provision

7.870 - - - 7.870 21.842 630 - - 22.472

4 Cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) - KolektifPortfolio Impairment Provision

5.036 575 130 393 6.135 4.783 701 837 428 6.748

5 Tagihan yang dihapus bukuWrite Off Assets 49.897 22.915 14.928 9.411 97.151 17.659 22.365 14.928 9.411 64.362










Past Due

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)31 Desember 2018December 31, 2018





4 Industri pengolahanManufacturing 76.702 9.987 - 208,24 226 -

5 Listrik, Gas dan AirElectricity, Gas and Water - - - - - -

No. KeteranganDescription



WilayahGeography

WilayahGeography


(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)

1 TagihanGross Financial Assets 1.666.775 176.664 44.801 120.593 2.008.833 1.655.607 217.873 46.153 128.733 2.048.366

2 Tagihan yang mengalami penurunan nilai (impaired)Impaired Assets

- - - - - - - - - -

a. Belum jatuh tempoCurrent 32.354 - - - 32.354 57.180 869 - - 58.050

b. Telah jatuh tempoPast Due 28.929 - - - 28.929 11.683 6 - - 11.689

3 Cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) - IndividualIndividual Impairment Provision

7.870 - - - 7.870 21.842 630 - - 22.472

4 Cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) - KolektifPortfolio Impairment Provision

5.036 575 130 393 6.135 4.783 701 837 428 6.748

5 Tagihan yang dihapus bukuWrite Off Assets 49.897 22.915 14.928 9.411 97.151 17.659 22.365 14.928 9.411 64.362













Past Due

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

6 KonstruksiConstruction 29.509 - - - 111 -

7 Perdagangan besar dan eceranWhosale and Retail Trading 311.139 17.373 25.248 6.335 1.092 234,90

8 Penyediaan akomodasi dan penyediaan makan minumAccomodation and Food Providers 23.838 - 3.681 728 76 -

9 Transportasi, pergudangan dan komunikasiTransportation, Warehouse and Communication 44.768 - - - 170 -

10 Perantara KeuanganFinancial Brokerage 1.312.105 - - - 3.837 95.906

11 Real estate, usaha persewaan dan jasa perusahaanReal Estate, Leasing and Corporate Services 111.574 3.498 - 200 408 984

12 Administrasi Pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajibPublic Administration, Defense, Compulsory Social Security - - - - - -

13 Jasa pendidikanEducation Services - - - - - -

14 Jasa kesehatan dan kegiatan sosialHealth and Social Services - - - - - -

15Jasa kemasyarakatan, sosial budaya, hiburan dan perorangan lainnyaSocial Services, Social Culture, Entertainment and Industrial Ser-vices

19.996 1.496 - 399 66 -

16 Jasa perorangan yang melayani rumah tanggaIndustrial Services for Housing 38.932 - - - 148 26

17 Badan internasional dan badan ekstra internasional lainnyaInternational Agency and Other International Extra Agency - - - - - -

18 Kegiatan yang belum jelas batasannyaOther Services - - - - - -

19 Bukan Lapangan UsahaNon Business Activity - - - - - -

20 LainnyaOthers 40.272 - - - - -

JumlahTotal 2.008.833 32.354 28.929 7.870 6.135 97.151






4 Industri pengolahanManufacturing 81.277 - - - 327 -

5 Listrik, Gas dan AirElectricity, Gas and Water 2.505 - - - 10 -


7 Perdagangan besar dan eceranWhosale and Retail Trading 108.228 9.978 8.007 3.913 363 -

8 Penyediaan akomodasi dan penyediaan makan minumAccomodation and Food Providers 6.165 693 3.676 728 378 -










Past Due

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)


7 Perdagangan besar dan eceranWhosale and Retail Trading 311.139 17.373 25.248 6.335 1.092 234,90

8 Penyediaan akomodasi dan penyediaan makan minumAccomodation and Food Providers 23.838 - 3.681 728 76 -


10 Perantara KeuanganFinancial Brokerage 1.312.105 - - - 3.837 95.906

11 Real estate, usaha persewaan dan jasa perusahaanReal Estate, Leasing and Corporate Services 111.574 3.498 - 200 408 984





19.996 1.496 - 399 66 -

16 Jasa perorangan yang melayani rumah tanggaIndustrial Services for Housing 38.932 - - - 148 26




20 LainnyaOthers 40.272 - - - - -

JumlahTotal 2.008.833 32.354 28.929 7.870 6.135 97.151






4 Industri pengolahanManufacturing 81.277 - - - 327 -

5 Listrik, Gas dan AirElectricity, Gas and Water 2.505 - - - 10 -


7 Perdagangan besar dan eceranWhosale and Retail Trading 108.228 9.978 8.007 3.913 363 -

8 Penyediaan akomodasi dan penyediaan makan minumAccomodation and Food Providers 6.165 693 3.676 728 378 -











Past Due

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)


10 Perantara KeuanganFinancial Brokerage 1.674.932 33.272 - 17.481 3.758 64.337

11 Real estate, usaha persewaan dan jasa perusahaanReal Estate, Leasing and Corporate Services 25.310 14.104 - 351 44 -





8.612 - - - 35 -

16 Jasa perorangan yang melayani rumah tanggaIndustrial Services for Housing 43.762 2 6 - 184 25




20 LainnyaOthers 30.346 - - - - -

JumlahTotal 2.048.366 58.050 11.689 22.472 5.358 64.362

Tabel 2.6.a. Pengungkapan Rincian Mutasi Cadangan Kerugian Penurunan Nilai - Bank secara IndividualTable 2.6.a. Detail of Impairment Provision Movement - Bank Only

No. Keterangan Description



CKPN Individual/ Individual Impairment Provision

CKPN Kolektif/ Portfolio Impairment Provision



(1) (2) (3) (4) (5) (6)1 Saldo awal CKPN

Beginning Balance of Impairment Provision 22.472 6.045 19.448 7.827

2 Pembentukan (pemulihan) CKPN pada periode berjalan (Net)Charge/(Release) of Impairment Provision for the Current Year (Net) 18.188 90 34.439 (1.782)

a. Pembentukan CKPN pada periode berjalanCharge of Impairment Provision for the Current Year (Net) 18.188 - 34.439 -

b. Pemulihan CKPN pada periode berjalanRelease of Impairment for the Current Year (Net) 90 (1.782)

3 CKPN yang digunakan untuk melakukan hapus buku atas tagihan pada peride berjalanImpairment Provision for Write off Current Year (32.789) (31.415)

4 Pembentukan (pemulihan) lainnya pada periode berjalanCharge/(Release) for the Current Year

Saldo akhir CKPN/Ending Balance of Impairment Provision 7.870 6.135 22.472 6.045










Past Due

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)


10 Perantara KeuanganFinancial Brokerage 1.674.932 33.272 - 17.481 3.758 64.337

11 Real estate, usaha persewaan dan jasa perusahaanReal Estate, Leasing and Corporate Services 25.310 14.104 - 351 44 -





8.612 - - - 35 -

16 Jasa perorangan yang melayani rumah tanggaIndustrial Services for Housing 43.762 2 6 - 184 25




20 LainnyaOthers 30.346 - - - - -

JumlahTotal 2.048.366 58.050 11.689 22.472 5.358 64.362

No. Keterangan Description







(1) (2) (3) (4) (5) (6)1 Saldo awal CKPN

Beginning Balance of Impairment Provision 22.472 6.045 19.448 7.827

2 Pembentukan (pemulihan) CKPN pada periode berjalan (Net)Charge/(Release) of Impairment Provision for the Current Year (Net) 18.188 90 34.439 (1.782)

a. Pembentukan CKPN pada periode berjalanCharge of Impairment Provision for the Current Year (Net) 18.188 - 34.439 -

b. Pemulihan CKPN pada periode berjalanRelease of Impairment for the Current Year (Net) 90 (1.782)

3 CKPN yang digunakan untuk melakukan hapus buku atas tagihan pada peride berjalanImpairment Provision for Write off Current Year (32.789) (31.415)

4 Pembentukan (pemulihan) lainnya pada periode berjalanCharge/(Release) for the Current Year

Saldo akhir CKPN/Ending Balance of Impairment Provision 7.870 6.135 22.472 6.045






Tagihan BersihNet Amount



Lembaga Pemeringkat

Peringkat Jangka panjangLong Term Rating


Peringkat Jangka PendekShort Term Rating

Tanpa PeringkatUnrated

JumlahTotal

Standard and Poor's AAA AA+ s.d AA- A+ s.d A- BBB+ s.d BBB- BB+ s.d BB- B+ s.d B- Kurang dari B-

Below B- A-1 A-2 A-3 Kurang dari A-3Below A-3

Fitch Rating AAA AA+ s.d AA- A+ s.d A- BBB+ s.d BBB- BB+ s.d BB- B+ s.d B- Kurang dari B-Below B- F1+ s.d F1 F2 F3 Kurang dari F3

Below F3

Moody's Aaa Aa1 s.d Aa3 A1 s.d A3 Baa1 s.d Baa3 Ba1 s.d Ba3 B1 s.d B3 Kurang dari B3Below b3 P-1 P-2 P-3 Kurang dari P-3

Below P-3

PT Fitch Ratings Indonesia AAA (idn) AA+(idn) s.d

AA-(idn)A+(idn) s.d.

A-(idn)BBB+(idn) s.d

BBB-(idn)BB+(idn) s.d

BB-(idn)B+(idn) s.d

B-(idn)Kurang dari

B-(idn)Below b-(idn)

F1+(idn) s.d F1(idn) F2(idn) F3(idn)

Kurang dari F3(idn)

Below F3(idn)

PT ICRA Indonesia [Idr]AAA [Idr]AA+ s.d

[Idr]AA-[Idr]A+ s.d [Idr]

A-[Idr]BBB+ s.d

[Idr]BBB-[Idr]BB+ s.d

[Idr]BB-[Idr]B+ s.d [Idr]

B-Kurang dari [Idr]

B-/Below [idr]B-

[Idr]A1+ s.d [Idr]A1


[Idr]A3+ s.d [Idr] A3

Kurang dari [Idr]A3

Below (idr) A3

PT Pemeringkat Efek Indonesia idAAA idAA+ s.d idAA- idA+ s.d id A- id BBB+ s.d id

BBB-id BB+ s.d id

BB- id B+ s.d id B- Kurang dari idB-Below idB idA1 idA2 idA3 s.d id A4

Kurang dari idA4

Below idA4

1 Tagihan kepada PemerintahClaims on Sovereign - - - - - - - - - - - - - 123,568 123,568

2Tagihan kepada Entitas Sektor PublikClaims on Public Sector

- - - - - - - - - - - - - - -

3

Tagihan kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga InternasionalClaims on Multilateral Development Bank and International Institution

- - - - - - - - - - - - - - -

4 Tagihan kepada BankClaims On Bank - - - - - - - - - - - - - 782,468 782,468

5Kredit Beragun Rumah TinggalClaims Secured by Residential Property

- - - - - - - - - - - - - 4,803 4,803

6Kredit Beragun Properti KomersialClaims Secured by Commercial Real Estate

- - - - - - - - - - - - - - -

7 Kredit Pegawai/PensiunanEmployee Loan/Pension - - - - - - - - - - - - - - -

8Tagihan kepada Usaha Mikro, Kecil dan Portofolio RitelClaims on Micro and Small Enter-prise and Retail Portfolio

- - - - - - - - - - - - - 284,935 284,935

9 Tagihan kepada KorporasiClaims on Corporate - - - - - - - - - - - - - 735,316 735,316

10 Tagihan yang Telah Jatuh TempoPast Due Claims - - - - - - - - - - - - - 23,466 23,466

11 Aset LainnyaOther Assets - - - - - - - - - - - - - 39,073 39,073

12Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada)Exposure at Syariah Unit (if any)

- - - - - - - - - - - - - -

TOTAL 1.993.629 1.993.629

Tabel 3.1.a. Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Kategori Portofolio dan Skala Peringkat - Bank secara IndividualTabel 3.1.a. Net Amount based on Portfolio Category and Rating - Bank Only







Lembaga Pemeringkat





JumlahTotal




Below F3


Below P-3





BB-(idn)B+(idn) s.d

B-(idn)Kurang dari



Kurang dari F3(idn)

Below F3(idn)


[Idr]AA-[Idr]A+ s.d [Idr]

A-[Idr]BBB+ s.d



B-Kurang dari [Idr]

B-/Below [idr]B-




Kurang dari [Idr]A3

Below (idr) A3

PT Pemeringkat Efek Indonesia idAAA idAA+ s.d idAA- idA+ s.d id A- id BBB+ s.d id

BBB-id BB+ s.d id

BB- id B+ s.d id B- Kurang dari idB-Below idB idA1 idA2 idA3 s.d id A4

Kurang dari idA4

Below idA4

1 Tagihan kepada PemerintahClaims on Sovereign - - - - - - - - - - - - - 123,568 123,568

2Tagihan kepada Entitas Sektor PublikClaims on Public Sector

- - - - - - - - - - - - - - -

3


- - - - - - - - - - - - - - -

4 Tagihan kepada BankClaims On Bank - - - - - - - - - - - - - 782,468 782,468


- - - - - - - - - - - - - 4,803 4,803


- - - - - - - - - - - - - - -

7 Kredit Pegawai/PensiunanEmployee Loan/Pension - - - - - - - - - - - - - - -

8Tagihan kepada Usaha Mikro, Kecil dan Portofolio RitelClaims on Micro and Small Enter-prise and Retail Portfolio

- - - - - - - - - - - - - 284,935 284,935

9 Tagihan kepada KorporasiClaims on Corporate - - - - - - - - - - - - - 735,316 735,316

10 Tagihan yang Telah Jatuh TempoPast Due Claims - - - - - - - - - - - - - 23,466 23,466

11 Aset LainnyaOther Assets - - - - - - - - - - - - - 39,073 39,073

12Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada)Exposure at Syariah Unit (if any)

- - - - - - - - - - - - - -

TOTAL 1.993.629 1.993.629









Lembaga Pemeringkat





JumlahTotal




Below F3


Below P-3





BB-(idn)B+(idn) s.d

B-(idn)Kurang dari



Kurang dari F3(idn)

Below F3(idn)


[Idr]AA-[Idr]A+ s.d

[Idr]A-[Idr]BBB+ s.d



B-Kurang dari [Idr]

B-/Below [idr]B-




Kurang dari [Idr]A3

Below (idr) A3

PT Pemeringkat Efek Indonesia idAAA idAA+ s.d

idAA- idA+ s.d id A- id BBB+ s.d id BBB-

id BB+ s.d id BB- id B+ s.d id B- Kurang dari idB-

Below idB idA1 idA2 idA3 s.d id A4Kurang dari

idA4Below idA4

1 Tagihan kepada PemerintahClaims on Sovereign - - - - - - - - - - - - 232.350 232.350

2 Tagihan kepada Entitas Sektor PublikClaims on Public Sector - - - - - - - - - - - - - -

3Tagihan kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga InternasionalClaims on Multilateral Development Bank and International Institution

- - - - - - - - - - - - - -

4 Tagihan kepada BankClaims on Bank - - - - - - - - - - - - 1.056.101 1.056.101

5 Kredit Beragun Rumah TinggalClaims Secured by Residential Property - - - - - - - - - - - - - -


- - - - - - - - - - - - - -

7 Kredit Pegawai/PensiunanEmployee Loan/Pension - - - - - - - - - - - - - -

8Tagihan kepada Usaha Mikro, Kecil dan Portofolio RitelClaims on Micro and Small Enterprise and Retail Portfolio

- - - - - - - - - - - - 571.528 571.528

9 Tagihan kepada KorporasiClaims on Corporate - - - - - - - - - - - - 120.589 120.589

10 Tagihan yang Telah Jatuh TempoPast Due Claims - - - - - - - - - - - - 8.935 8.935

11 Aset LainnyaOther Assets - - - - - - - - - - - - 29.642 29.642

12Eksposur di Unit Usaha Syariah (apa-bila ada)Exposure at Syariah Unit (if any)

- - - - - - - - - - - - - -

TOTAL - - - - - - - - - - - - 2.019.145 2.019.145







Lembaga Pemeringkat





JumlahTotal




Below F3


Below P-3





BB-(idn)B+(idn) s.d

B-(idn)Kurang dari



Kurang dari F3(idn)

Below F3(idn)


[Idr]AA-[Idr]A+ s.d

[Idr]A-[Idr]BBB+ s.d



B-Kurang dari [Idr]

B-/Below [idr]B-




Kurang dari [Idr]A3

Below (idr) A3

PT Pemeringkat Efek Indonesia idAAA idAA+ s.d

idAA- idA+ s.d id A- id BBB+ s.d id BBB-

id BB+ s.d id BB- id B+ s.d id B- Kurang dari idB-

Below idB idA1 idA2 idA3 s.d id A4Kurang dari

idA4Below idA4

1 Tagihan kepada PemerintahClaims on Sovereign - - - - - - - - - - - - 232.350 232.350

2 Tagihan kepada Entitas Sektor PublikClaims on Public Sector - - - - - - - - - - - - - -


- - - - - - - - - - - - - -

4 Tagihan kepada BankClaims on Bank - - - - - - - - - - - - 1.056.101 1.056.101

5 Kredit Beragun Rumah TinggalClaims Secured by Residential Property - - - - - - - - - - - - - -


- - - - - - - - - - - - - -

7 Kredit Pegawai/PensiunanEmployee Loan/Pension - - - - - - - - - - - - - -

8Tagihan kepada Usaha Mikro, Kecil dan Portofolio RitelClaims on Micro and Small Enterprise and Retail Portfolio

- - - - - - - - - - - - 571.528 571.528

9 Tagihan kepada KorporasiClaims on Corporate - - - - - - - - - - - - 120.589 120.589

10 Tagihan yang Telah Jatuh TempoPast Due Claims - - - - - - - - - - - - 8.935 8.935

11 Aset LainnyaOther Assets - - - - - - - - - - - - 29.642 29.642


- - - - - - - - - - - - - -

TOTAL - - - - - - - - - - - - 2.019.145 2.019.145



Tabel 4.1.a. Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Bobot Risiko Setelah Memperhitungkan Dampak Mitgasi Risiko - Bank Secara Individual

Tabel 4.1.a. Net Amount based on Portfolio Risk Weight After Credit Risk Mitigation - Bank Only

No.Kategori

PortofolioPortfolio Category


ATMR Beban ModalCapital Charge



Tagihan Bersih Setelah Memperhitungkan Dampak Mitigasi Risiko KreditNet Amount after Credit Risk Mitigation


0% 20% 25% 35% 40% 45% 50% 75% 100% 150% LainnyaOthers RWA 0% 20% 25% 35% 40% 45% 50% 75% 100% 150% Lainnya

Others RWA

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) (21) (22) (23) (24) (25) (26) (27) (28)

A Eksposur NeracaOn Balance Sheet

1

Tagihan kepada PemerintahClaims on Sovereign

123.568 - - - - - - - - - - - - 232.350 - - - - - - - - - - - -

2

Tagihan kepada Entitas Sektor PublikClaims on Public Sector

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

3

Tagihan kepada Bank Pembangunan Multilateral dan LembagaInternasional/ Claims on Multilateral Development Bank and International Institution

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

4Tagihan kepada BankClaims on Bank

- 119.336 - - - - 538.445 - - - - 293.090 - - 307.415 - - - - 624.019 - - - - 373.493 -

5

Kredit Beragun Rumah TinggaClaims Secured by Residential Property

- 887 1.392 2.523 - - - - - - - 1.409 - - - - - - - - - - - - - -

6

Kredit Beragun Properti KomersialClaims Secured by Commercial Real Estate

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

7

Kredit Pegawai/PensiunanEmployee Loan/Pension

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -


No.Kategori









Others RWA

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) (21) (22) (23) (24) (25) (26) (27) (28)


1


123.568 - - - - - - - - - - - - 232.350 - - - - - - - - - - - -

2


- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

3

Tagihan kepada Bank Pembangunan Multilateral dan LembagaInternasional/ Claims on Multilateral Development Bank and International Institution

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -


- 119.336 - - - - 538.445 - - - - 293.090 - - 307.415 - - - - 624.019 - - - - 373.493 -

5


- 887 1.392 2.523 - - - - - - - 1.409 - - - - - - - - - - - - - -

6


- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

7


- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -




No.Kategori









Others RWA

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) (21) (22) (23) (24) (25) (26) (27) (28)

8

Tagihan kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio RitelClaims on Micro and Small Enterprise and Retail Portfolio

- - - - - - 279.535 - - - 209.651 - - - - - - - - 563.051 - - 422.289 -

9

Tagihan kepada KorporasiClaims on Corporate

- - - - - - - 725.699 - - 725.699 - - - - - - - - - 111.698 - - 111.698 -

10

Tagihan yang Telah Jatuh TempoPast Due Claims

- - - - - - - 6.182 17.284 - 32.108 - - - - - - - - - 8.935 - - 8.935 -

11 Aset LainnyaOther Assets 2.591 - - - - - - 45.101 - - 45.101 - 3.472 - - - - - - - 26.170 - - 26.170 -

12

Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada)Exposure at Syariah Unit (if any)

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

Total Eksposur NeracaTotal on Balance Sheet

126.159 120.223 2.523 - - 538.445 279.535 776.982 17.284 - 1.307.058 235.822 307.415 - - - 624.019 563.051 146.803 - - 942.585 -

B Eksposur Kewajiban Komitmen/Kontinjensi pd Transaksi Rekening AdministratifOff Balance Sheet

1


- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

2


- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

3


- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -


No.Kategori









Others RWA

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) (21) (22) (23) (24) (25) (26) (27) (28)

8


- - - - - - 279.535 - - - 209.651 - - - - - - - - 563.051 - - 422.289 -

9


- - - - - - - 725.699 - - 725.699 - - - - - - - - - 111.698 - - 111.698 -

10


- - - - - - - 6.182 17.284 - 32.108 - - - - - - - - - 8.935 - - 8.935 -

11 Aset LainnyaOther Assets 2.591 - - - - - - 45.101 - - 45.101 - 3.472 - - - - - - - 26.170 - - 26.170 -

12


- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

Total Eksposur NeracaTotal on Balance Sheet

126.159 120.223 2.523 - - 538.445 279.535 776.982 17.284 - 1.307.058 235.822 307.415 - - - 624.019 563.051 146.803 - - 942.585 -

B Eksposur Kewajiban Komitmen/Kontinjensi pd Transaksi Rekening AdministratifOff Balance Sheet

1


- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

2


- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

3


- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -



No.Kategori









Others RWA

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) (21) (22) (23) (24) (25) (26) (27) (28)


- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

5


- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

6


- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

7


- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

8


- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

9


- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

10


- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

11


- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

Total Eksposur TRATotal off Balance Sheet

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -



No.Kategori









Others RWA

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) (21) (22) (23) (24) (25) (26) (27) (28)

C Eksposur akibat Kegagalan Pihak LawanCounterparty Credit Risk

1


- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

2


- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

3


- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -


- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

5


- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

6


- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

7


- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

Total Eksposur Counterparty Credit Risk

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -







Bagian yang DijaminSecured by Bagian yang Tidak

DijaminUnsecured

Tagihan BersihBersih

Net Amount

Bagian yang DijaminSecured by

Bagian Tidak DijaminUnsecuredAgunan

CollateralGaransi

GuaranteeAsuransi KreditCredit Insurance

LainnyaOthers

AgunanCollateral

GaransiGuarantee

Asuransi KreditCredit

InsuranceLainnyaOthers

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) = (3)-[(4)+(5)+(6)+(7)] (9) (10) (11) (12) (13) (14) = (9)-[(10)+(11)+(12)+(13)]


1 Tagihan kepada PemerintahClaims on Sovereign 123.568 - - - - 123.568 232.350 - - - - 232.350


3

Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasi-onalClaims on Multilateral Development Bank and International Institution

- - - - - - - - - - - -

4 Tagihan kepada BankClaims on Bank 782.468 124.687 - - - 657.781 1.056.101 124.667 - - - 931.434


4.802 - - - - 4.802 - - - - - -


- - - - - - - - - - - -


8Tagihan kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio RitelClaims on Micro and Small Enterprise and Retail Portfolio

284.935 5.400 - - - 279.535 571.528 8.477 - - - 563.051

9 Tagihan kepada KorporasiClaims on Corporate 735.317 9.618 - - - 725.699 120.589 8.891 - - - 111.698

10 Tagihan yang Telah Jatuh TempoPast Due Claims 23.466 - - - - 23.466 8.935 - - - - 8.935

11 Aset LainnyaOther Assets 39.073 - - - - 39.073 29.642 - - - - 29.642


- - - - - - - - - - - -

Total Eksposur NeracaTotal on Balance Sheet 1.993.629 139.705 - - - 1.853.924 2.019.145 142.035 - - - 1.877.110

B Eksposur Rekening AdminsitratifOff Balance Sheet

1 Tagihan kepada PemerintahClaims on Sovereign - - - - - - - - - - - -


Tabel 4.2.a. Pengungkapan Tagihan Bersih dan Teknik Mitgasi Risiko Kredit - Bank Secara IndividualTabel 4.2.a. Net Amount and Credit Risk Mitigation Technique - Bank Only







DijaminUnsecured


Net Amount



CollateralGaransi


LainnyaOthers

AgunanCollateral

GaransiGuarantee



(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) = (3)-[(4)+(5)+(6)+(7)] (9) (10) (11) (12) (13) (14) = (9)-[(10)+(11)+(12)+(13)]


1 Tagihan kepada PemerintahClaims on Sovereign 123.568 - - - - 123.568 232.350 - - - - 232.350


3

Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasi-onalClaims on Multilateral Development Bank and International Institution

- - - - - - - - - - - -

4 Tagihan kepada BankClaims on Bank 782.468 124.687 - - - 657.781 1.056.101 124.667 - - - 931.434


4.802 - - - - 4.802 - - - - - -


- - - - - - - - - - - -



284.935 5.400 - - - 279.535 571.528 8.477 - - - 563.051

9 Tagihan kepada KorporasiClaims on Corporate 735.317 9.618 - - - 725.699 120.589 8.891 - - - 111.698

10 Tagihan yang Telah Jatuh TempoPast Due Claims 23.466 - - - - 23.466 8.935 - - - - 8.935

11 Aset LainnyaOther Assets 39.073 - - - - 39.073 29.642 - - - - 29.642


- - - - - - - - - - - -

Total Eksposur NeracaTotal on Balance Sheet 1.993.629 139.705 - - - 1.853.924 2.019.145 142.035 - - - 1.877.110

B Eksposur Rekening AdminsitratifOff Balance Sheet











DijaminUnsecured


Net Amount



CollateralGaransi


LainnyaOthers

AgunanCollateral

GaransiGuarantee



(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) = (3)-[(4)+(5)+(6)+(7)] (9) (10) (11) (12) (13) (14) = (9)-[(10)+(11)+(12)+(13)]

3

Tagihan kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasi-onalClaims on Multilateral Development Bank and International Institution

- - - - - - - - - - - -

4 Tagihan kepada BankClaims on Bank - - - - - - - - - - - -

5Kredit Beragun Rumah TinggalClaims Secured by Residential Prop-erty

- - - - - - - - - - - -


- - - - - - - - - - - -



- - - - - - - - - - - -

9 Tagihan kepada KorporasiClaims on Corporate - - - - - - - - - - - -

10 Tagihan yang Telah Jatuh TempoPast Due Claims - - - - - - - - - - - -


- - - - - - - - - - - -

Total Eksposur Rekening AdministratifTotal off Balance Sheet - - - - - - - - - - - -

C Eksposur Counterparty Credit Risk



3


- - - - - - - - - - - -



- - - - - - - - - - - -



- - - - - - - - - - - -

Total Eksposure Counterparty Credit Risk - - - - - - - - - - - -

Total (A+B+C) 1.993.629 139.705 - - 1.853.924 2.019.145 142.035 - - - 1.877.110 1.877.110







DijaminUnsecured


Net Amount



CollateralGaransi


LainnyaOthers

AgunanCollateral

GaransiGuarantee



(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) = (3)-[(4)+(5)+(6)+(7)] (9) (10) (11) (12) (13) (14) = (9)-[(10)+(11)+(12)+(13)]

3


- - - - - - - - - - - -


5Kredit Beragun Rumah TinggalClaims Secured by Residential Prop-erty

- - - - - - - - - - - -


- - - - - - - - - - - -



- - - - - - - - - - - -


10 Tagihan yang Telah Jatuh TempoPast Due Claims - - - - - - - - - - - -


- - - - - - - - - - - -

Total Eksposur Rekening AdministratifTotal off Balance Sheet - - - - - - - - - - - -

C Eksposur Counterparty Credit Risk



3


- - - - - - - - - - - -



- - - - - - - - - - - -



- - - - - - - - - - - -

Total Eksposure Counterparty Credit Risk - - - - - - - - - - - -

Total (A+B+C) 1.993.629 139.705 - - 1.853.924 2.019.145 142.035 - - - 1.877.110 1.877.110



No Kategori PortofolioPortfolio Category




ATMR SebelumMRK

RWA Before CRM

ATMR SetelahMRK

RWA After CRMTagihan Bersih

Net AmountATMR Sebelum

MRKRWA Before CRM

ATMR SetelahMRK

RWA After CRM

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

1 Tagihan kepada PemerintahClaims on Sovereign 123.568 - - 232.350 - -

2 Tagihan Kepada Entitas Sektor PublikClaims on Public Sector - - - - - -

3Tagihan kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga InternasionalClaims on Multilateral Development Bank and International Institu-tion

- - - - - -

4 Tagihan kepada BankClaims on Bank 782.468 355.433 293.090 1.056.101 435.826 373.493

5 Kredit Beragun Rumah TinggalClaims Secured by Residential Property 4.802 1.409 1.409 - - -

6 Kredit Beragun Properti KomersialClaims Secured by Commercial Real Estate - - - - - -

7 Kredit Pegawai/PensiunanEmployee Loan/Pension - - - - - -

8 Tagihan kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio RitelClaims on Micro and Small Enterprise and Retail Portfolio 284.935 213.701 209.651 571.528 428.646 422.289

9 Tagihan kepada KorporasiClaims on Corporate 735.317 735.317 725.699 120.589 120.589 111.698

10 Tagihan yang Telah Jatuh TempoPast Due Claims 23.466 32.108 32.108 8.935 8.935 8.935

11 Aset LainnyaOther Assets 39.073 - 45.101 29.642 - 26.170

JUMLAHTOTAL 1.993.629 1.337.968 1.307.058 2.019.145 993.996 942.585

Tabel 6.1.1. Pengungkapan Eksposur Aset di NeracaTable 6.1.1. Asset Exposure on Balance Sheet






ATMR SebelumMRK

RWA Before CRM

ATMR SetelahMRK

RWA After CRMTagihan Bersih


MRKRWA Before CRM

ATMR SetelahMRK

RWA After CRM

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

1 Tagihan kepada PemerintahClaims on Sovereign 123.568 - - 232.350 - -

2 Tagihan Kepada Entitas Sektor PublikClaims on Public Sector - - - - - -

3Tagihan kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga InternasionalClaims on Multilateral Development Bank and International Institu-tion

- - - - - -

4 Tagihan kepada BankClaims on Bank 782.468 355.433 293.090 1.056.101 435.826 373.493

5 Kredit Beragun Rumah TinggalClaims Secured by Residential Property 4.802 1.409 1.409 - - -



8 Tagihan kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio RitelClaims on Micro and Small Enterprise and Retail Portfolio 284.935 213.701 209.651 571.528 428.646 422.289

9 Tagihan kepada KorporasiClaims on Corporate 735.317 735.317 725.699 120.589 120.589 111.698

10 Tagihan yang Telah Jatuh TempoPast Due Claims 23.466 32.108 32.108 8.935 8.935 8.935

11 Aset LainnyaOther Assets 39.073 - 45.101 29.642 - 26.170

JUMLAHTOTAL 1.993.629 1.337.968 1.307.058 2.019.145 993.996 942.585







Tagihan Bersih Net Amount

ATMR Sebelum MRK

RWA Before CRM

ATMR Setelah MRK

RWA After CRM Tagihan Bersih


MRKRWA Before CRM

ATMR SetelahMRK

RWA After CRM

1 Tagihan kepada PemerintahClaims on Sovereign - - - - - -

2 Tagihan kepada Entitas Sektor PublikClaims on Public Sector - - - - - -


- - - - - -

4 Tagihan kepada BankClaims on Bank - - - - - -

5 Kredit Beragun Rumah TinggalClaims Secured by Residential Property - - - - - -




- - - - - -

9 Tagihan kepada KorporasiClaims on Corporate - - - - - -

10 Tagihan yang Telah Jatuh TempoPast Due Claims - - - - - -

JumlahTotal - - - - - -

Tabel 6.1.2. Pengungkapan Eksposur Kewajiban Komitmen/Kontinjensi pada Transaksi AdministratifTable 6.1.2. Exposure on Commitmment /Contingent Liabilities in off Balance Sheet

Tabel 6.1.7. Pengungkapan Total Pengukuran Risiko Kredit Table 6.1.7. Total Credit Risk



Total ATM R Risiko Kredit 1.307.058 942.585

Total RWA Credit Risk

Total Faktor Pengurang Modal - -

Total Capital Deducation Factor






Tagihan Bersih Net Amount

ATMR Sebelum MRK

RWA Before CRM

ATMR Setelah MRK

RWA After CRM Tagihan Bersih


MRKRWA Before CRM

ATMR SetelahMRK

RWA After CRM

1 Tagihan kepada PemerintahClaims on Sovereign - - - - - -

2 Tagihan kepada Entitas Sektor PublikClaims on Public Sector - - - - - -


- - - - - -

4 Tagihan kepada BankClaims on Bank - - - - - -

5 Kredit Beragun Rumah TinggalClaims Secured by Residential Property - - - - - -




- - - - - -

9 Tagihan kepada KorporasiClaims on Corporate - - - - - -

10 Tagihan yang Telah Jatuh TempoPast Due Claims - - - - - -

JumlahTotal - - - - - -




Tabel 8.1.a Pengungkapan Kuantitatif Risiko Operasional - Bank Secara IndividualTabel 8.1.a Operational Risk Under Basic Indicator Approach - Bank Only

No. Pendekatan yang DigunakanApproach



Pendapatan Bruto (Rata-rata 3 tahun terakhir)

Gross income (Average of last 3 years)

Beban ModalCapital Change

ATMRRWA

Pendapatan Bruto (Rata-rata 3 tahun terakhir)Gross income (Average of last 3 years)


ATMRRWA

-1 -2 -3 -4 -5 -6 -7 -8

1 Pendekatan Indikator Dasar/ Basic Indicator Approach 80.303 12.045 150.567 53.640 8.046 100.574

Jumlah/ Total 80.303 12.045 150.567 53.640 8.046 100.574

Tabel 9.1.a. Pengungkapan Profil Maturitas Rupiah - Bank secara Individual Table 9.1.a. Maturity Profile Rupiah-Bank Only

No. Pos-posAccount



SaldoBalance

Jatuh TempoDue Date

SaldoBalance

Jatuh TempoDue Date

≤ 1 bulan≤ 1 month

> 1 bln s.d. 3 bln

> 1 month to 3 months

> 3 bln s.d. 6 bln


> 6 bln s.d. 12 bln


> 12 bulan> 12 months


> 1 bln s.d. 3 bln> 1 month to 3

months


months


months> 12 bulan

> 12 months

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)

I NERACABALANCE SHEET

A AsetAssets

1 KasCash 2.591 2.591 - - - - 3.472 3.472 - - - -

2Penempatan pada Bank IndonesiaPlacements with Bank Indonesia

103.585 103.585 - - - - 138.818 138.818 - - - -

3Penempatan pada bank lainPlacements with Other Banks

119.693 105.200 12.050 2.000 - 443 307.907 166.345 91.618 2.400 47.544 -

4 Surat BerhargaSecurities 60.850 - - - - 60.850 93.168 93.168 - - - -

5 Kredit yang diberikanLoans 1.677.058 22.485 93.085 153.130 229.267 1.179.091 1.470.222 54.412 61.983 69.144 153.424 1.131.259

6 Tagihan lainnyaOther Receivables - - - - - - - - - - - -

7 Lain- lainOthers 103.161 187 706 780 1.388 100.100 93.323 500 915 478 3.220 88.210

Total AsetTotal Assets 2.066.938 234.048 105.841 155.910 230.655 1.340.484 2.106.910 456.715 154.516 72.022 204.188 1.219.469

B. KewajibanLiabilities

1 Dana Pihak KetigaThird-Party Funds 127.048 64.886 27.672 23.277 11.213 - 182.285 100.879 58.999 11.737 10.670 -



No. Pendekatan yang DigunakanApproach



Pendapatan Bruto (Rata-rata 3 tahun terakhir)

Gross income (Average of last 3 years)


ATMRRWA

Pendapatan Bruto (Rata-rata 3 tahun terakhir)Gross income (Average of last 3 years)


ATMRRWA

-1 -2 -3 -4 -5 -6 -7 -8

1 Pendekatan Indikator Dasar/ Basic Indicator Approach 80.303 12.045 150.567 53.640 8.046 100.574

Jumlah/ Total 80.303 12.045 150.567 53.640 8.046 100.574

No. Pos-posAccount



SaldoBalance

Jatuh TempoDue Date

SaldoBalance

Jatuh TempoDue Date


> 1 bln s.d. 3 bln


> 3 bln s.d. 6 bln


> 6 bln s.d. 12 bln





months


months


months> 12 bulan

> 12 months

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)

I NERACABALANCE SHEET

A AsetAssets

1 KasCash 2.591 2.591 - - - - 3.472 3.472 - - - -

2Penempatan pada Bank IndonesiaPlacements with Bank Indonesia

103.585 103.585 - - - - 138.818 138.818 - - - -

3Penempatan pada bank lainPlacements with Other Banks

119.693 105.200 12.050 2.000 - 443 307.907 166.345 91.618 2.400 47.544 -

4 Surat BerhargaSecurities 60.850 - - - - 60.850 93.168 93.168 - - - -

5 Kredit yang diberikanLoans 1.677.058 22.485 93.085 153.130 229.267 1.179.091 1.470.222 54.412 61.983 69.144 153.424 1.131.259

6 Tagihan lainnyaOther Receivables - - - - - - - - - - - -

7 Lain- lainOthers 103.161 187 706 780 1.388 100.100 93.323 500 915 478 3.220 88.210

Total AsetTotal Assets 2.066.938 234.048 105.841 155.910 230.655 1.340.484 2.106.910 456.715 154.516 72.022 204.188 1.219.469

B. KewajibanLiabilities

1 Dana Pihak KetigaThird-Party Funds 127.048 64.886 27.672 23.277 11.213 - 182.285 100.879 58.999 11.737 10.670 -




No. Pos-posAccount



SaldoBalance

Jatuh TempoDue Date

SaldoBalance

Jatuh TempoDue Date


> 1 bln s.d. 3 bln


> 3 bln s.d. 6 bln


> 6 bln s.d. 12 bln





months


months


months> 12 bulan

> 12 months

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)

2Kewajiban pada Bank IndonesiaLiabilities to Bank Indonesia

- - - - - - - - - - - -

3Kewajiban pada bank lainLiabilities to Other Banks

794.522 286.868 193.908 83.250 19.630 210.866 779.490 402.696 291.274 59.350 26.170 -

4Surat Berharga yang DiterbitkanSecurities Issued

- - - - - - - - - - - -

5Pinjaman yang DiterimaFund Borrowings

- - - - - - - - - - - -

6 Kewajiban lainnyaOther Liabilities - - - - - - - - - - - -

7 Lain- lainOthers 1.145.368 925 611 368 - 1.143.464 1.145.135 11.018 1.148 197 64 1.132.708

Total KewajibanTotal Liabilities 2.066.938 352.679 222.191 106.895 30.843 1.354.330 2.106.910 514.593 351.421 71.284 36.904 1.132.708

Selisih Aset dengan Kewajiban dalam NeracaDifference Between Assets and Liabilities on Balance Sheet

- (118.631) (116.350) 49.015 199.812 (13.846) - (57.878) (196.905) 738 167.284 86.761

II REKENING ADMINISTRATIFOFF BALANCE SHEET

A.Tagihan Rekening AdministratifOff Balance Sheet Receivable

1 KomitmenCommitment - - - - - - - - - - - -

2 KontijensiContingency 838 536 183 - 119 - 5.926 1.302 - 766 2.802 1.056

Total Tagihan Rekening AdministratifTotal off Balance Sheet 838 536 183 - 119 - 5.926 1.302 - 766 2.802 1.056

B.Kewajiban Rekening AdministratifOff Balance Sheet Payable

1 KomitmenCommitment 81.994 2.731 17.217 5.385 19.980 36.681 118.709 8.834 18.830 5.932 12.366 72.747

2 KontijensiContingency 19.390 - - - - 19.390 21.190 21.190 - - - -

Total Kewajiban Rekening AdministratifTotal Off Balance Sheet Payable 101.384 2.731 17.217 5.385 19.980 56.071 139.899 30.024 18.830 5.932 12.366 72.747

Selisih Tagihan dan Kewajiban dalam Rekening AdministratifDifference Between Off Balance Sheet Receivable and Off Balance Sheet Payable

(100.546) (2.195) (17.034) (5.385) (19.861) (56.071) (133.973) (28.722) (18.830) (5.166) (9.564) (71.691)

Selisih [(IA-IB)+(IIA-IIB)]Difference (IA-IB)+(IIA-IIB) (100.546) (120.826) (133.384) 43.630 179.951 (69.917) (133.973) (86.600) (215.735) (4.428) 157.720 15.070

Selisih KumulatifCummulative Difference 0 (120.826) (254.210) (210.580) (30.629) (100.546) 0 (86.600) (302.335) (306.763) (149.043) (133.973)



Tata Kelola PerusahaanGood Corporate Governance



TATA KELOLA PERUSAHAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE

Dalam rangka meningkatkan kinerja Bank, melindungi kepentingan para Pemangku Kepentingan, dan meningkatkan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan serta nilai-nilai etika (code of conduct), Bank berpedoman pada prinsip-prinsip Tata Kelola yang baik dalam setiap kegiatan usaha pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi.

Penerapan Tata Kelola yang Baik yang telah dilakukan oleh Bank akan terus ditingkatkan dengan penekanan pada upaya untuk memperluas penyebaran implementasi Tata Kelola yang Baik dalam berbagai aspek pengambilan keputusan dan pengelolaan organisasi di seluruh lini perusahaan. Target Bank adalah menjadikan Tata Kelola Perusahaan yang Baik sebagai bagian dari budaya dan kesadaran perusahaan yang melekat dalam keseharian organisasi.

Penerapan prinsip-prinsip Tata Kelola yang baik diwujudkan dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi dan Dewan Komisaris, kelengkapan dan pelaksanaan tugas komite dan satuan kerja yang menjalankan fungsi pengendalian intern, penerapan fungsi kepatuhan, audit Intern, dan audit ekstern, penerapan manajemen risiko, penyediaan dana kepada pihak terkait dan penyediaan dana besar, rencana strategis dan transparansi kondisi keuangan dan non keuangan.

In order to improve the performance of the Bank, protect the interests of the Stakeholders, and improve compliance with laws and regulations and ethical values (code of conduct), the Bank is guided by Good Corporate Governance principles in every business activity at all levels or levels organization.

Implementation of Good Corporate Governance that has been carried out by the Bank will continue to be enhanced with an emphasis on efforts to expand the spread of implementation of Good Corporate Governance in various aspects of decision making and management of organizations in all lines of the company. The Bank’s target is to make Good Corporate Governance a part of the company’s culture and awareness inherent in the daily life of the organization.

The implementation of Good Corporate Governance principles is manifested in the implementation of the duties and responsibilities of the Board of Directors and Board of Commissioners, completeness and implementation of committees’ duties and work units that carry out internal control functions, implementation of compliance functions, internal audit, and external audits, implementation of risk management, provision funds to related parties and the provision of large funds, strategic plans and transparency of financial and non-financial conditions.


Bank berkomitmen untuk menegakkan sistem perbankan yang sehat dan kuat di Indonesia dan mentransformasi Bank menjadi bank dengan Tata Kelola yang Baik. Manajemen berkeyakinan bahwa penerapan prinsip-prinsip Tata Kelola yang Baik merupakan salah satu prasyarat mutlak dalam proses transformasi ini. Penerapan prinsip Tata Kelola secara baik akan meningkatkan kepercayaan pemegang saham dan merupakan nilai tambah bagi para pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya.

Upaya penerapan Tata Kelola yang Baik, yang telah dilaksanakan Bank terbukti telah memberikan kontribusi yang positif serta telah memberikan manfaat yang nyata bagi Bank, antara lain meningkatnya daya saing perusahaan, kinerja perusahaan serta meningkatnya kepecayaan para pemangku kepentingan (stakeholder). Seluruh jajaran Bank Oke Indonesia meyakini bahwa pemenuhan aspek-aspek Tata Kelola yang Baik dapat mendukung tujuan Bank baik dalam mencapai kinerja terbaik, profitabilitas dan nilai tambah bagi seluruh pemangku kepentingan, serta keberlangsungan bisnis jangka panjang.

Prinsip – prinsip Tata Kelola yang Baik Bank Oke Indonesia diuraikan sebagai berikut:

Aspek Transparansi (Transparency) diterjemahkan sebagai adanya keterbukaan dalam mengemukakan informasi yang material dan relevan serta keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan dalam operasional Bank Oke Indonesia.

Aspek Akuntabilitas (Accountability) operasional Bank Oke Indonesia diwujudkan melalui kejelasan fungsi dan pelaksanaan pertanggungjawaban setiap organ dan seluruh jenjang organisasi mulai dari Rapat Umum Pemegang Saham, Dewan Komisaris, Direksi sampai dengan jenjang organisasi unit operasional di Kantor Cabang sehingga pengelolaan Bank Oke Indonesia berjalan secara efektif.

Aspek Pertanggungjawaban (Responsibility) diwujudkan melalui kesesuaian pengelolaan operasional Bank Oke Indonesia dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip pengelolaan bank umum yang sehat.

Aspek Independensi (Independency) operasional Bank Oke Indonesia diwujudkan melalui pengelolaan bank secara profesional tanpa pengaruh/tekanan dari pihak manapun.

Aspek Kewajaran (Fairness) diterjemahkan sebagai terwujudnya keadilan dan kesetaraan dalam pemenuhan hak-hak stakeholders yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

The Bank is committed to upholding a healthy and strong banking system in Indonesia and transforming the Bank into a bank with Good Corporate Governance. Management believes that the application of the principles of Good Corporate Governance is one of the absolute prerequisites for this transformation process. The implementation of Good Corporate Governance principles will increase shareholder confidence and is a plus for shareholders and other stakeholders. Efforts of implementing Good Corporate Governance, which have been carried out by the Bank, have proven to make a positive contribution and have provided tangible benefits to the Bank, including increasing company competitiveness, company performance and increasing stakeholder trust. All levels of Bank Oke Indonesia believe that fulfilling the aspects of Good Corporate Governance can support the Bank’s goals in achieving the best performance, profitability and added value for all stakeholders, as well as long-term business sustainability.

The Principles of Good Corporate Governance of Bank Oke Indonesia are described as follows:

Transparency Aspect is defined as an openness in expressing material and relevant information and openness in carrying out the decision-making process in Bank Oke Indonesia’s operations.

Accountability Aspect of Bank Oke Indonesia’s operation is actualized through clarity of functions and the implementation of accountability of every organ and all levels of the organization starting from the General Meeting of Shareholders, Board of Commissioners, Directors to the operational unit level at the Branch Office so that Bank Oke Indonesia’s management runs effectively.

Responsibility Aspect is actualized through the suitability of Bank Oke Indonesia’s operational management with applicable laws and regulations and the principles of sound commercial bank management.

Independence Aspect of Bank Oke Indonesia’s operation is actualized through professional bank management without any influence/pressure from any party.

Fairness Aspect is translated as the realization of justice and equality in fulfilling the rights of stakeholders that arise based on the agreement and the prevailing laws and regulations.



DEWAN KOMISARIS

Komposisi Dewan Komisaris pada awal tahun 2018, adalah sebagai berikut:

Namun, berdasarkan keputusan RUPS tanggal 19 Maret 2018, Komposisi Dewan Komisaris Bank mengalami perubahan di mana jumlah anggota Dewan Komisaris Bank adalah 2 (dua) orang yang terdiri dari 1 (satu) orang Komisaris Utama dan 1 (satu) orang Komisaris Independen, yaitu sebagai berikut:

Penggantian dan/atau pengangkatan anggota Dewan Komisaris Bank telah sesuai dengan ketentuan perundang-undangan Bank Indonesia/Otoritas Jasa Keuangan yang berlaku, yaitu dengan memperhatikan rekomendasi dari Komite Remunerasi dan Nominasi dan seluruh anggota Dewan Komisaris Bank tidak memiliki rangkap jabatan sebagai anggota Dewan Komisaris, Direksi, atau pejabat eksekutif pada lebih dari 1 (satu) lembaga/perusahaan bukan lembaga keuangan.

*) Efektif menjabat sebagai Komisaris Independen di PT Bank Oke Indonesia per tanggal 19 Maret 2018.

Komisaris UtamaMoon Youngso

Komisaris IndependenAngeline Nangoi *)

President CommissionerMoon Youngso

*) Effectively served as an Independent Commissioner at PT Bank Oke Indonesia as of March 19, 2018.

President CommissionerMoon Youngso

Independent CommissionerAngeline Nangoi *)

BOARD OF COMMISSIONERS

The composition of the Board of Commissioners at the beginning of 2018 is as follows:

However, based on the resolutions of the GMS on March 19, 2018, the composition of the Bank’s Board of Commissioners underwent changes in the number of the Bank’s Board of Commissioners with total of 2 (two) consisting of 1 (one) President Commissioner and 1 (one) Independent Commissioner, as follows:

The replacement and / or appointment of members of the Bank’s Board of Commissioners is in accordance with applicable regulations of Bank Indonesia/Financial Services Authority (OJK), namely by taking into account recommendations from the Remuneration and Nomination Committee and all members of the Board of Commissioners of the Bank not having concurrent positions as members of the Board of Commissioners, Directors, or executive officers in more than 1 (one) non-financial institution/company.

DEWAN KOMISARIS BOARD OF COMMISSIONERS

Komisaris UtamaMoon Youngso


STRUKTUR TATA KELOLA PERUSAHAAN BANK OKE INDONESIACORPORATE GOVERNANCE STRUCTURE IN BANK OKE INDONESIA

TransparansiTransparancey Accountability

Main Bodies

Supporting Bodies

Shareholder General Meeting

Check & Balance


Corporate Secretary

Board of Directors

Responsibility Independence FairnessAkuntabilitas

Organ Utama

Organ Pendukung

RUPS

Dewan Komisaris Direksi

Pertanggungjawaban Indepedensi Kewajaran

Audite Committee

Risk Oversight Committee

Remuneration & Nomination Committee

Komite Audit

Komite Pemantau Risiko

Komite Remunerasi & Nominasi

Risk Management Committee

Asset & Liability Committee

Credit Committee

Information Technology Committee

Special Asset Management Committee

Komite Manajemen Risiko

Asset & Liability Committee

Komite Kredit

Komite Pengarahan Teknologi Informasi

Komite Spesial Aset Manajemen



TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS

Dalam rangka pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris bank umum sebagaimana diatur pada ketentuan perundang-undangan Bank Indonesia/Otoritas Jasa Keuangan, Dewan Komisaris memiliki Piagam Dewan Komisaris (Board of Commissioners Charter) yang mengatur tugas dan kewajiban Dewan Komisaris serta tata tertib penyelenggaraan rapat Dewan Komisaris, antara lain mengatur hal-hal berikut ini:

1. Dewan Komisaris harus mengalokasikan waktu yang cukup untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya secara efektif;

2. Dewan Komisaris wajib memastikan bahwa Direksi telah menindaklanjuti temuan audit dan rekomendasi dari satuan kerja audit Internal Bank, auditor eksternal, hasil pengawasan Otoritas Jasa Keuangan dan/atau hasil pengawasan otoritas lain;

3. Dewan Komisaris wajib melakukan tugas dan kewajiban sebagaimana diamanatkan oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku dan Anggaran Dasar Bank;

4. Dewan Komisaris wajib melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi serta memberikan saran kepada Direksi;

5. Dewan Komisaris melalui Komite Remunerasi dan Nominasi wajib melakukan kajian terhadap kebijakan remunerasi Dewan Komisaris dan Direksi sebelum memberikan rekomendasi kepada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS);

6. Dewan Komisaris memberikan persetujuan terhadap kebijakan manajemen risiko termasuk strategi dan kerangka manajemen risiko yang ditetapkan sesuai dengan tingkat risiko yang diambil (risk appetite) dan toleransi risiko (risk tolerance);

7. Dewan Komisaris mengevaluasi kebijakan manajemen risiko dan stategi manajemen risiko secara berkala, dalam pelaksanaannya dilakukan melalui rapat bersama Direksi dan pihak independen dalam Komite Pemantau Risiko;

8. Dewan Komisaris mengevaluasi pertanggungjawaban Direksi atas pelaksanaan kebijakan manajemen risiko secara berkala melalui rapat bersama Dewan Komisaris dan Direksi maupun melalui rapat Komite Pemantau Risiko;

9. Dewan Komisaris wajib mengawasi dan memberikan nasihat kepada Direksi agar menetapkan sistem pengendalian internal yang efektif;

10. Dewan Komisaris wajib menjalankan prinsip transparansi sebagai salah satu prinsip-prinsip tata kelola yang baik, yaitu keterbukaan dalam mengemukakan informasi yang material dan relevan serta keterbukaan dalam proses pengambilan keputusan;

11. Dewan Komisaris wajib senantiasa menjaga kerahasiaan informasi milik Bank yang diperolehnya sewaktu menjabat sebagai anggota Dewan Komisaris sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku;

12. Dewan Komisaris wajib melakukan pengawasan aktif terhadap penerapan program anti pencucian uang dan pencegahan pendanaan terorisme;

13. Dewan Komisaris wajib memastikan terselenggaranya pelaksanaan tata kelola dalam segala kegiatan usaha Bank pada setiap tingkatan atau jenjang organisasi;

14. Dewan Komisaris wajib melakukan pengawasan aktif terhadap kecukupan modal Bank;

15. Dewan Komisaris memberikan pendapat dan persetujuan mengenai Rencana Jangka Panjang, Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan serta rencana strategis lain yang disiapkan Direksi;

DUTIES AND RESPONSIBILITIES OF THE BOARD OF COMMISSIONERS

In order to carry out the duties and responsibilities of the Board of Commissioners of commercial banks as stipulated in the provisions of Bank Indonesia/Financial Services Authority legislation, the Board of Commissioners has a Board of Commissioners Charter which regulates the duties and obligations of the Board of Commissioners and the Board of Commissioners’ Conduct, that among others, regulates the following:

1. The Board of Commissioners must allocate sufficient time to carry out their duties and obligations effectively;

2. The Board of Commissioners must ensure that the Board of Directors has followed up on audit findings and recommendations from the Internal Bank audit unit, external auditor, results of supervision of the Financial Services Authority and/or the results of supervision by other authorities;

3. The Board of Commissioners must carry out the duties and obligations as mandated by the applicable laws and regulations and the Bank’s Articles of Association;

4. The Board of Commissioners must supervise the implementation of the duties and responsibilities of the Board of Directors and provide advice to the Board of Directors;

5. The Board of Commissioners, through the Remuneration and Nomination Committee, must conduct a review of the remuneration policies of the Board of Commissioners and the Board of Directors before providing recommendations to the General Meeting of Shareholders (GMS);

6. The Board of Commissioners gives approval on risk management policies including the risk management strategy and framework that is determined according to the level of risk appetite and risk tolerance;

7. The Board of Commissioners evaluates risk management policies and risk management strategies on a regular basis, in the implementation carried out through meetings with the Board of Directors and independent parties in the Risk Monitoring Committee;

8. The Board of Commissioners evaluates the Board of Directors’ accountability for the implementation of periodic risk management policies through joint meetings of the Board of Commissioners and Directors and through meetings of Risk Monitoring Committee;

9. The Board of Commissioners must supervise and provide advice to the Board of Directors to establish an effective internal control system;

10. The Board of Commissioners must implement the principle of transparency as one of the principles of good corporate governance, namely openness in presenting material and relevant information and openness in the decision-making process;

11. The Board of Commissioners must always maintain the confidentiality of information owned by the Bank that every member of the Board of Commissioners obtained while serving as a member of the Board of Commissioners in accordance with applicable laws and regulations;

12. The Board of Commissioners must actively monitor the implementation of anti-money laundering and prevention of terrorism funding programs;

13. The Board of Commissioners must ensure the implementation of governance in all business activities of the Bank at each level or of the organization;

14. The Board of Commissioners must actively monitor the Bank’s capital adequacy;

15. The Board of Commissioners provides opinions and approvals regarding the Long Term Plan, Work Plan and Annual Budget and other strategic plans prepared by the Board of Directors;


16. Dewan Komisaris wajib memberikan persetujuan atas kebijakan dan prosedur tertulis Bank mengenai Aset Produktif dalam bentuk surat berharga dan penempatan;

17. Dewan Komisaris wajib memberikan persetujuan atas kebijakan dan prosedur tertulis Bank mengenai restrukturisasi kredit;

18. Dewan Komisaris wajib memberikan persetujuan atas kebijakan dan prosedur tertulis Bank mengenai hapus buku dan hapus tagih;

19. Dewan Komisaris memberikan persetujuan untuk penyediaan dana kepada pihak terkait sebagaimana diatur dalam ketentuan peraturan perundangan yang berlaku;

20. Dewan Komisaris memberikan pendapat dan persetujuan atas Laporan Tahunan Bank dan Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan;

21. Dewan Komisaris Bank wajib memastikan Direksi memiliki dan melaksanakan Prosedur Layanan Pengaduan Nasabah;

22. Dewan Komisaris menyetujui kebijakan kegiatan Penyertaan Modal dan Penyertaan Modal Sementara;

23. Dewan Komisaris mengawasi pelaksanaan kebijakan kegiatan Penyertaan Modal dan Penyertaan Modal Sementara;

24. Dewan Komisaris wajib melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan Fungsi Kepatuhan, dengan mengevaluasi pelaksanaan Fungsi Kepatuhan Bank paling kurang 2 (dua) kali dalam satu tahun, dan memberikan saran-saran dalam rangka meningkatkan kualitas pelaksanaan Fungsi Kepatuhan Bank;

25. Dewan Komisaris wajib melaporkan segera kepada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) apabila terjadi gejala menurunnya kinerja Bank dengan disertai saran mengenai langkah perbaikan yang harus ditempuh;

26. Dewan Komisaris wajib memberitahukan kepada Bank Indonesia dan/atau Otoritas Jasa Keuangan paling lambat 7 (tujuh) hari kerja sejak ditemukannya pelanggaran peraturan perundang-undangan di bidang keuangan dan perbankan, dan keadaan atau perkiraan keadaan yang dapat membahayakan kelangsungan usaha Bank.

16. The Board of Commissioners must provide approval for the Bank’s written policies and procedures regarding Earning Assets in the form of securities and placements;

17. The Board of Commissioners must provide approval for the Bank’s written policies and procedures regarding credit restructurisation;

18. The Board of Commissioners must provide approval for the Bank’s written policies and procedures regarding write off and collect off;

19. The Board of Commissioners gives approval for the provision of funds to related parties as stipulated in the provisions of applicable laws and regulations;

20. The Board of Commissioners provides opinions and approval for the Bank’s Annual Report and Quarterly Published Financial Report;

21. The Bank’s Board of Commissioners must ensure that the Board of Directors has and implements the Customer Complaints Service Procedure;

22. The Board of Commissioners approves the policy of Equity Participation and Temporary Equity Participation activities;

23. The Board of Commissioners oversees the implementation of policies on Equity Participation and Temporary Equity Participation activities;

24. The Board of Commissioners must supervise the implementation of the Compliance Function, by evaluating the implementation of the Bank’s Compliance Function at least 2 (two) times in one year, and providing suggestions in order to improve the quality of the Bank’s Compliance Function;

25. The Board of Commissioners must report immediately to the General Meeting of Shareholders (GMS) in the event of symptoms of a decline in the performance of the Bank accompanied by suggestions regarding the corrective steps to be taken;

26. The Board of Commissioners must notify Bank Indonesia and/or the Financial Services Authority no later than 7 (seven) working days since the discovery of violations of laws and regulations in the financial and banking fields, and the circumstances or estimates of circumstances that could endanger the business continuity of the Bank.

No TanggalDate

Kehadiran Anggota Dewan KomisarisAttendance of Members of the Board of Commissioners

Moon Youngso Angeline N.*)

1 19 Februari 2018February 19, 2018 ü

2 30 April 2018April 30, 2018 ü ü

3 27 Juli 2018July 27, 2018 ü ü

4 17 Oktober 2018October 17, 2018 ü ü


*) Efectively serving as Independent Commissioner of PT Bank Oke Indonesian as of March 19, 2018

MEETINGS OF THE BOARD OF COMMISSIONERS

In the 2018 period, the Bank’s Board of Commissioners has held 4 (four) meetings of Board of Commissioners. The following are details of the implementation of the Bank’s Board of Commissioners meeting in 2018.

RAPAT DEWAN KOMISARIS

Pada periode tahun 2018 Dewan Komisaris Bank telah menyelenggarakan 4 (empat) kali rapat Dewan Komisaris. Berikut ini perincian penyelenggaraan rapat Dewan Komisaris Bank tahun 2018.



Direktur UtamaLim Cheol Jin

DirekturEfdinal Alamsyah

*) Efektif menjabat sebagai Direktur Bisnis PT Bank Oke Indonesia per tanggal 25 Oktober 2018.

Direktur UtamaLim Cheol Jin

DirekturEfdinal Alamsyah

Direktur BisnisDenny Setiawan Hanubrata*)

*) Effectively served as Business Director of PT Bank Oke Indonesia as of October 25, 2018.

President DirectorLim Cheol Jin

DirectorEfdinal Alamsyah

Director of BusinessDenny Setiawan Hanubrata*)

President DiretorLim Cheol Jin

DirectorEfdinal Alamsyah

DIREKSI

Komposisi Direksi pada Tahun 2018 adalah sebagai berikut:

BOARD OF DIRECTORS

The composition of the Board of Directors in 2018 is as follows:

DEWAN DIREKSI BOARD OF DIRECTORS

Namun, berdasarkan keputusan RUPS tanggal 25 Oktober 2018, komposisi anggota Direksi Bank mengalami perubahan yaitu sebagai berikut:

Sesuai ketentuan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan, seluruh anggota Direksi Bank tidak memiliki rangkap jabatan sebagai anggota Dewan Komisaris, Direksi, atau pejabat eksekutif pada bank, perusahaan dan/atau lembaga lain.

TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DIREKSI

Dalam rangka pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi bank umum sebagaimana diatur pada ketentuan perundang-undangan Otoritas Jasa Keuangan/Bank Indonesia, Direksi memiliki Piagam Direksi (Board of Directors Charter) yang mengatur tugas dan kewajiban Direksi serta tata tertib penyelenggaraan rapat Direksi, antara lain mengatur hal-hal berikut ini:

1. Direksi wajib melaksanakan kepengurusan Bank dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab;

2. Setiap anggota Direksi bertanggung jawab penuh secara pribadi atas kerugian Bank apabila yang bersangkutan bersalah atau lalai/tidak menjalankan tugasnya dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab;

3. Direksi dalam melakukan tindakan tertentu wajib memperoleh persetujuan dari Dewan Komisaris, yaitu meliputi:a. Penentuan kebijakan usaha dan menentukan rencana

usaha dan anggaran tahunan, termasuk rencana yang mempengaruhi kelangsungan usaha;

b. Penentuan kebijakan yang menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku wajib disetujui oleh Dewan Komisaris;

c. Penyediaan dana kepada pihak terkait Bank;d. Tindakan lainnya sesuai anggaran dasar bank dan

ketentuan yang berlaku. 4. Direksi wajib mempertanggungjawabkan pelaksanaan

tugasnya kepada pemegang saham melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS);

5. Direksi wajib menyusun Rencana Bisnis Bank;6. Direksi wajib melaksanakan Rencana Bisnis Bank secara efektif;7. Direksi wajib mengkomunikasikan Rencana Bisnis Bank

kepada pemegang saham Bank dan seluruh jenjang organisasi yang ada pada Bank;

8. Direksi bertanggung jawab terhadap Laporan Realisasi Rencana Bisnis Bank;

9. Direksi wajib melakukan pengawasan aktif terhadap penerapan manajemen risiko Bank;

However, based on the resolution of the GMS on October 25, 2018, the composition of the members of the Bank’s Board of Directors has changed as follows:

In accordance with the provisions of the Financial Services Authority Regulations, all members of the Bank’s Board of Directors do not have concurrent positions as members of the Board of Commissioners, Directors or executive officers at other banks, companies and/or institutions.

DUTIES AND RESPONSIBILITIES OF THE BOARD OF DIRECTORS

In order to carry out the duties and responsibilities of commercial bank’s Directors as stipulated in the statutory provisions of the Financial Services Authority/Bank Indonesia, the Board of Directors has a Board of Directors Charter that regulates the duties and obligations of the Board of Directors as well as the rules for organizing Board of Directors meetings, as follows:

1. The Board of Directors must carry out the management of the Bank in good faith and responsibly;

2. Each member of the Board of Directors is personally responsible for the loss of the Bank if the person concerned is guilty or negligent/does not carry out his duties in good faith and responsibly;

3. In carrying out certain actions, the Board of Directors must obtain approval from the Board of Commissioners, which includes:

a. Determination of business policies and determining business plans and annual budgets, including plans that affect business continuity;

b. Determination of policies which according to applicable laws and regulations must be approved by the Board of Commissioners;

c. Provision of funds to related parties of the Bank;d. Other actions are in accordance with the bank’s articles of

association and applicable regulations.4. The Board of Directors must be accountable for the

implementation of their duties to shareholders through the General Meeting of Shareholders (GMS);

5. The Board of Directors must prepare the Bank’s Business Plan;6. Directors must implement the Bank’s Business Plan effectively;7. The Board of Directors must communicate the Bank’s

Business Plan to the Bank’s shareholders and all levels of the organization of the Bank;

8. The Board of Directors is responsible for the Bank’s Business Plan Realization Report;

9. Directors must carry out active supervision of the implementation of the Bank’s risk management;


10. Direksi wajib menyusun kebijakan dan strategi manajemen risiko secara tertulis dan komprehensif;

11. Direksi bertanggung jawab atas pelaksanaan kebijakan manajemen risiko dan eksposur risiko yang diambil oleh Bank secara keseluruhan;

12. Direksi wajib mengevaluasi dan memutuskan transaksi yang memerlukan persetujuan Direksi;

13. Direksi wajib mengembangkan budaya manajemen risiko pada seluruh jenjang organisasi;

14. Direksi wajib memastikan peningkatan kompetensi sumber daya manusia yang terkait dengan manajemen risiko;

15. Direksi wajib memastikan bahwa fungsi manajemen risiko telah beroperasi secara independen;

16. Direksi wajib melaksanakan kaji ulang secara berkala untuk memastikan keakuratan metodologi penilaian risiko, kecukupan implementasi sistem informasi manajemen, dan ketepatan kebijakan, prosedur dan penetapan limit risiko;

17. Direksi wajib melaksanakan prinsip-prinsip tata kelola dalam setiap kegiatan usaha Bank pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi;

18. Direksi wajib menindaklanjuti temuan audit dan rekomendasi dari satuan kerja audit Intern Satuan Kerja Audit Intern (SKAI) Bank, auditor eksternal, hasil pengawasan Bank Indonesia dan/atau hasil pengawasan otoritas lain;

19. Direksi bertanggung jawab menciptakan dan memelihara sistem pengendalian intern yang efektif serta memastikan bahwa sistem tersebut berjalan secara aman dan sehat sesuai tujuan pengendalian Intern yang ditetapkan Bank;

20. Direktur Kepatuhan atau Direktur yang membawahkan fungsi kepatuhan wajib berperan aktif dalam mencegah adanya penyimpangan yang dilakukan oleh manajemen dalam menetapkan kebijakan berkaitan dengan prinsip kehati-hatian;

21. Direksi wajib mengungkapkan kepada pegawai kebijakan Bank yang bersifat strategis di bidang kepegawaian;

22. Direksi wajib menyediakan data dan informasi yang akurat, relevan dan tepat waktu kepada Dewan Komisaris;

23. Direksi wajib menjaga kerahasiaan informasi milik Bank yang diperolehnya sewaktu menjabat sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku;

24. Direksi wajib menjalankan prinsip transparansi sebagai salah satu prinsip dalam tata kelola, yaitu keterbukaan dalam mengemukakan informasi yang material dan relevan serta keterbukaan dalam proses pengambilan keputusan;

25. Direksi wajib menilai, memantau dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan agar kualitas aset senantiasa baik;

26. Direksi bertanggung jawab atas pelaksanaan kebijakan dan prosedur transparansi informasi mengenai produk dan aktivitas Bank dan penggunaan data pribadi nasabah;

27. Direksi bertanggung jawab untuk memelihara tingkat kesehatan Bank serta mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk memelihara dan/atau meningkatkan Tingkat Kesehatan Bank;

28. Direksi wajib memberikan persetujuan atas hasil self assessment Tingkat Kesehatan Bank dan wajib menyampaikannya kepada Dewan Komisaris;

29. Direksi wajib menyampaikan action plan kepada Otoritas Jasa Keuangan, apabila berdasarkan hasil penilaian Tingkat Kesehatan Bank yang dilakukan oleh Otoritas Jasa Keuangan dan/atau hasil self assessment oleh Bank terdapat:a. Faktor Tingkat Kesehatan Bank yang ditetapkan dengan

peringkat 4 atau peringkat 5;

10. The Board of Directors must develop written and comprehensive risk management policies and strategies;

11. The Board of Directors is responsible for the implementation of risk management policies and risk exposures taken by the Bank as a whole;

12. The Board of Directors must evaluate and decide on transactions that require the approval of the Board of Directors;

13. Directors must develop a risk management culture at all levels of the organization;

14. The Board of Directors must ensure increasing competency of human resources related to risk management;

15. The Board of Directors must ensure that the risk management function operates independently;

16. Directors must carry out periodic reviews to ensure the accuracy of the risk assessment methodology, the adequacy of the implementation of management information systems, and the accuracy of policies, procedures and risk limit determination;

17. The Board of Directors must implement the principles of governance in every Bank’s business activities at all levels or levels of the organization;

18. The Board of Directors must follow up on audit findings and recommendations from the Internal Audit Unit of the Bank Internal Audit Unit (SKAI), external auditor, Bank Indonesia supervision results and/or the results of supervision by other authorities;

19. The Board of Directors is responsible for creating and maintaining an effective internal control system and ensuring that the system runs safely and healthily in accordance with the internal control objectives set by the Bank;

20. The Compliance Director or the Director in charge of the compliance function must play an active role in preventing irregularities committed by management in establishing policies related to the precautionary principle;

21. The Board of Directors must disclose the strategic policy of the Bank in the field of staffing to employees;

22. The Board of Directors must provide accurate, relevant and timely data and information to the Board of Commissioners;

23. The Board of Directors must maintain the confidentiality of information belonging to the Bank obtained when serving in accordance with applicable laws and regulations;

24. The Board of Directors must implement the principle of transparency as one of the principles in governance, namely openness in presenting material and relevant information and openness in the decision-making process;

25. The Board of Directors must assess, monitor and take the necessary steps so that the quality of assets is always satisfactory;

26. The Board of Directors is responsible for the implementation of policies and procedures for transparency of information regarding Bank products and activities and the use of personal data of customers;

27. The Board of Directors is responsible for maintaining the soundness of the Bank and taking necessary steps to maintain and/or improve the Bank’s Soundness;

28. The Board of Directors must provide approval for the results of the self-assessment of the Bank’s Health Level and must submit it to the Board of Commissioners;

29. The Board of Directors is obliged to deliver action plan to Financial Service Authority, if the results of the assessment of Bank Soundness conducted by the Financial Service Authority and/or the results of self-assessment by the Bank has shown:

a. Bank Soundness Factors that are determined to be ranked 4 or ranked 5;



b. Peringkat Komposit Tingkat Kesehatan Bank yang ditetapkan dengan peringkat 4 atau peringkat 5; dan/atau

c. Peringkat Komposit Tingkat Kesehatan Bank yang ditetapkan dengan peringkat 3, namun terdapat permasalahan signifikan yang perlu diatasi agar tidak menganggu kelangsungan usaha Bank.

30. Direksi wajib terlibat langsung dalam perumusan kebijakan kegiatan penyertaan modal dan penyertaan modal sementara;

31. Direksi wajib membina hubungan baik dan sejauh mungkin menghindari perselisihan dengan seluruh stakeholders Bank;

32. Direksi wajib memastikan Bank memiliki kebijakan dan prosedur program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (APU dan PPT);

33. Direksi mengusulkan kebijakan dan prosedur tertulis Program APU dan PPT kepada Dewan Komisaris;

34. Direksi memastikan penerapan Program APU dan PPT dilaksanakan sesuai dengan kebijakan dan prosedur tertulis yang telah ditetapkan;

35. Direksi memastikan bahwa satuan kerja yang melaksanakan kebijakan dan prosedur Program APU dan PPT terpisah dari satuan kerja yang mengawasi penerapannya;

36. Direksi membentuk unit kerja khusus yang melaksanakan Program APU dan PPT dan/atau menunjuk pejabat yang bertanggungjawab terhadap Program APU dan PPT di Kantor Pusat;

37. Direksi melakukan pengawasan atas kepatuhan satuan kerja dalam menerapkan Program APU dan PPT;

38. Direksi memastikan bahwa Kantor Cabang dan Kantor Cabang Pembantu Bank memiliki karyawan yang menjalankan fungsi unit kerja khusus atau pejabat yang melaksanakan Program APU dan PPT;

39. Direksi memastikan bahwa kebijakan dan prosedur tertulis mengenai Program APU dan PPT sejalan dengan perubahan dan pengembangan produk, jasa, dan teknologi informasi Bank serta sesuai dengan perkembangan modus pencucian uang atau pendanaan terorisme;

40. Direksi memastikan bahwa seluruh karyawan Bank, khusus karyawan dari unit kerja yang berhubungan dengan nasabah dan karyawan baru telah mengikuti pelatihan yang berkaitan dengan Program APU dan PPT secara berkala.

41. Direksi wajib menjalankan tugas dan kewajiban lain yang diamanatkan oleh RUPS, anggaran dasar Bank dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.RAPAT DIREKSI

b. Composite Rating of the Bank’s Health Level which is ranked 4 or ranked 5; and/or

c. Composite Rating of the Bank’s Health Level which is set at rank 3, but there are significant problems that need to be addressed so as not to disturb the business continuity of the Bank.

30. Directors must be directly involved in the formulation of policies for capital participation activities and temporary capital participation;

31. The Board of Directors must maintain good relations and as far as possible avoid disputes with all Bank stakeholders;

32. The Board of Directors must ensure that the Bank has policies and procedures for the Anti-Money Laundering and Prevention of Terrorism Funding program (APU and PPT);

33. The Board of Directors proposes written policies and procedures for the AML and PPT Program to the Board of Commissioners;

34. The Board of Directors ensures that the implementation of the AML and CFT Program is carried out in accordance with established written policies and procedures;

35. The Board of Directors ensures that the work unit that implements the policies and procedures of the AML and CFT Program is separate from the work unit that oversees its implementation;

36. The Board of Directors forms a special work unit that implements the AML and CFT Program and/or appoints officials responsible for the AML and CFT Program at the Head Office;

37. The Board of Directors supervises the compliance of the work unit in implementing the AML and CFT Program;

38. The Board of Directors ensures that the Branch Offices and Sub-Branch Offices of the Bank have employees who perform the functions of a special work unit or officials who carry out the AML and CFT program;

39. The Board of Directors ensures that written policies and procedures regarding the AML and CFT Program are in line with the changes and development of the Bank’s products, services, and information technology and in accordance with the development of the mode of money laundering or terrorism financing;

40. The Board of Directors ensures that all Bank employees, especially employees from work units that deal with customers and new employees, have participated in training related to the AML and CFT program on a regular basis.

41. The Board of Directors must carry out other duties and obligations mandated by the GMS, the Bank’s articles of association and applicable laws and regulations.


No. TanggalDate

Kehadiran Anggota DireksiAttendances of Members of the BOD

Lim Cheol Jin Efdinal Alamsyah Denny Setiawan H. *)

1 15 Januari 2018January 15, 2018 ü ü

2 20 Februari 2018February 20, 2018 ü ü

3 20 Maret 2018March 20, 2018 ü ü

4 23 April 2018April 23, 2018 ü ü

5 21 Mei 2018May 21, 2018 ü ü

6 29 Juni 2018June 29, 2018 ü ü

7 20 Juli 2018July 20, 2018 ü ü

8 21 Agustus 2018August 21, 2018 ü ü

9 17 Oktober 2018October 17, 2018 ü ü

10 22 November 2018November 22, 2018 ü ü ü

11 27 Desember 2018December 27, 2018 ü ü ü

Sepanjang 2018, Direksi Bank telah menyelenggarakan 11 (sebelas) rapat Direksi. Berikut ini perincian penyelenggaraan rapat Direksi Bank tahun 2018.

MEETINGS OF THE BOARD OF DIRECTORS

In the 2018 period, the Bank’s Directors have held 11 (eleven) Directors’ meetings.

*) Efektif menjabat sebagai Direktur BIsnis PT Bank Oke Indonesia sejak tanggal 25 November 2018.

*) Effective served as PT Bank Oke Indonesia’s Director of Business Affairs since November 25, 2018.



Dalam rangka mendukung efektivitas pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris, telah dibentuk komite-komite Dewan Komisaris yang terdiri atas Komite Audit, Komite Pemantau Risiko, dan Komite Remunerasi dan Nominasi.

KOMITE AUDIT

Berdasarkan Keputusan Direksi No. 003/SKEP/DIR/III/2018 tertanggal 20 Maret 2018, struktur keanggotaan Komite Audit Bank terdiri atas:1. Ketua: Angeline Nangoi, Komisaris independen.2. Anggota: Tony Indartono, Pihak Independen yang memiliki

keahlian bidang hukum atau perbankan. 3. Anggota: Abdussalam Konstituanto, Pihak Independen yang

memiliki keahlian bidang keuangan atau akuntansi.

Anggota Komite Audit Bank memiliki independensi dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya, dan tidak memiliki hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham dan/atau hubungan keluarga dengan Dewan Komisaris, Direksi dan/atau pemegang saham pengendali atau hubungan lain yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen.

Tugas dan tanggung jawab Komite Audit telah ditetapkan dalam Piagam Komite Audit yang disusun berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku yang meliputi antara lain:

1. Komite Audit melakukan pemantauan dan evaluasi atas perencanaan dan pelaksanaan audit serta pemantauan atas tindak lanjut hasil audit dalam rangka menilai kecukupan pengendalian intern termasuk kecukupan proses pelaporan keuangan.

2. Dalam rangka melaksanakan tugas, Komite Audit paling kurang melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap:a. Pelaksanaan tugas Satuan Kerja Audit Internb. Kesesuaian pelaksanaan audit oleh Kantor Akuntan Publik

dengan standar audit yang berlakuc. Kesesuaian laporan keuangan dengan standar akuntansi

yang berlakud. Pelaksanaan tindak lanjut oleh Direksi atas hasil temuan

Satuan Kerja Audit Intern, Akuntan Publik, dan hasil pengawasan Bank Indonesia/OJK.

3. Komite Audit wajib memberikan rekomendasi mengenai penunjukan Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik kepada Dewan Komisaris untuk disampaikan kepada Rapat Umum Pemegang Saham.

4. Komite Audit wajib melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan jasa audit atas informasi keuangan historis tahunan yang dilakukan Akuntan Publik (AP) dan/Kantor Akuntan Publik (KAP).

Berdasarkan Piagam Komite Audit telah ditetapkan pengaturan mengenai penyelenggaraan pertemuan (rapat) Komite Audit antara lain:1. Rapat Komite Audit diselenggarakan sesuai kebutuhan Bank,

sekurang-kurangnya 4 (empat) kali dalam periode 1 (satu) tahun.2. Rapat Komite Audit hanya dapat dilaksanakan apabila dihadiri oleh

paling kurang 51% (lima puluh satu persen) dari jumlah anggota termasuk seorang Komisaris Independen dan Pihak Independen.

3. Keputusan rapat Komite Audit dilakukan berdasarkan musyawarah mufakat. Dalam hal tidak terjadi musyawarah mufakat, pengambilan keputusan dilakuan berdasarkan suara terbanyak;

In order to support the effectiveness of the implementation of the duties and responsibilities of the Board of Commissioners, committees of the Board of Commissioners have been formed consisting of the Audit Committee, Risk Monitoring Committee, and Remuneration and Nomination Committee.

AUDIT COMMITTEE

Based on Directors Decree No. 003/SKEP/DIR/III/2018 dated March 20, 2018, the membership structure of the Bank Audit Committee consists of:1. Chairman: Angeline Nangoi, Independent Commissioner.2. Members: Tony Indartono, Independent Party with legal or

banking expertise.3. Members: Abdussalam Konstituanto, Independent Parties with

financial or accounting expertise.

Audit Committee Members of the Bank are independent in carrying out its duties and responsibilities, and do not have financial, management, share ownership and/or family relations with the Board of Commissioners, Directors and/or controlling shareholders or other relationships that can affect the members’ ability to act independently.

The duties and responsibilities of the Audit Committee have been stipulated in the Audit Committee Charter based on the applicable laws and regulations which include:

1. The Audit Committee monitors and evaluates the planning and implementation of audits and monitors the follow-up of audit results in order to assess the adequacy of internal controls including the adequacy of the financial reporting process.

2. In order to carry out its duties, the Audit Committee at least monitors and evaluates:

a. Implementation of duties of the Internal Audit Work Unitb. Conformity of the audit by the Public Accountant Office

with the applicable audit standardsc. Suitability of financial statements with applicable

accounting standardsd. Implementation of follow-up by the Board of Directors on

the findings of the Internal Audit Unit, Public Accountants, and the results of Bank Indonesia/OJK supervision

3. The Audit Committee must provide recommendations regarding the appointment of a Public Accountant and Public Accountant Office to the Board of Commissioners to be submitted to the General Meeting of Shareholders.

4. The Audit Committee must evaluate the implementation of audit services on annual historical financial information carried out by Public Accountants (AP) and/Public Accounting Firms (KAP).

Based on the Audit Committee Charter arrangements have been made regarding the holding of meetings (meetings) of the Audit Committee including:1. Audit Committee Meetings are held according to the needs of

the Bank, at least 4 (four) times in a period of 1 (one) year.2. Audit Committee meetings can only be held if attended by at

least 51% (fifty one percent) of the total members including an Independent Commissioner and Independent Party.

3. The decision of the Audit Committee meeting is based on consensus agreement. In the event that there is no consensus meeting, decision making is carried out based on the most votes;

KOMITE-KOMITE DEWAN KOMISARIS COMMITTEES OF THE BOARD OF COMMISSIONERS


KOMITE PEMANTAU RISIKO

Komite Pemantau Risiko Bank memiliki struktur keanggotaan sebagai berikut:

No. TanggalDate

Kehadiran Anggota Komite AuditAudit Committee Member presence

Angeline Nangoi Toni Indartono Abdussalam K

1 12 Februari 2018February 12, 2018 - *) ü ü

2 14 Maret 2018March 14, 2018 - *) ü ü

3 30 April 2018April 30, 2018 ü ü ü

4 27 Juli 2018Juli 27, 2018 ü ü ü

5 17 Oktober 2018October 17, 2018 ü ü ü

*) Berdasarkan SK Direksi No.003/SKEP/DIR/III/2018 Angeline Nangoi/Komisaris Independen efektif menjadi Ketua Komite Audit per tanggal 20 Maret 2018.

*) Jabatan sementara, sampai Bank mengangkat Komisaris Independen lainnya, sebagai Ketua.

*) Based on Directors’ Decree No.003/SKEP/DIR/III/2018 Angeline Nangoi/Independent Commissioner has been effective as Chair of the Audit Committee as of March 20, 2018

*) Temporary position, until the Bank appoints another Independent Commissioner, as Chairperson.

4. Hasil rapat Komite Audit wajib dituangkan dalam risalah rapat yang ditandatangani oleh Ketua Komite Audit dan sekurang-kurangnya 1 (satu) Pihak Independen;

5. Perbedaan pendapat (dissenting opinions) yang terjadi dalam Rapat Komite Audit wajib dicantumkan secara jelas dalam risalah rapat beserta alasan perbedaan pendapat tersebut;

6. Komite Audit dapat mengundang Direksi atau pihak lain yang dianggap perlu.

Berikut perincian penyelenggaraan rapat Komite Audit tahun 2018:

4. The results of the Audit Committee meeting must be contained in minutes of meetings signed by the Chair of the Audit Committee and at least 1 (one) Independent Party;

5. Dissenting opinions that occur in the Audit Committee Meeting must be clearly stated in the minutes of the meeting along with the reasons for the dissent;

6. The Audit Committee can invite Board of Director or other parties deemed necessary.

The following are the details of the holding of the Audit Committee meeting in 2018:

RISK MONITORING COMMITTEE

The Bank’s Risk Monitoring Committee has the following membership structure:

KetuaChair

Komisaris IndependenIndependent Commissioner

AnggotaMember


AnggotaMember

Pihak Independen yang memiliki keahlian di bidang hukum atau perbankanIndependent parties who have expertise in the field of law or banking

AnggotaMember

Pihak Independen yang memiliki keahlian di bidang keuangan atau akuntansiIndependent parties who have expertise in finance or accounting

KetuaChair

Angeline Nangoi, Komisaris Independen*)Angeline Nangoi, Independent Commissioner*)

AnggotaMember

-

AnggotaMember

Tony Indartono, Pihak Independen yang memiliki keahlian bidang hukum atau perbankanTony Indartono, Independent Parties who have legal or banking expertise

AnggotaMember

Abdussalam Konstituanto, Pihak Independen yang memiliki keahlian bidang keuangan atau akuntansiAbdussalam Konstituanto, Independent Party who have finance or accounting expertise.

Berdasarkan Keputusan Direksi No. 003/SKEP/DIR/III/2018 tertanggal 20 Maret 2018, struktur keanggotaan Komite Pemantau Risiko Bank terdiri atas:

Based on Directors Decree No. 003/SKEP/DIR/III/2018 dated March 20, 2018, the membership structure of the Bank Risk Monitoring Committee consists of:



Anggota Komite Pemantau Risiko Bank memiliki independensi dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya, dan tidak memiliki hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham dan/atau hubungan keluarga dengan Dewan Komisaris, Direksi dan/atau pemegang saham pengendali atau hubungan lain yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen.

Tugas dan tanggung jawab Komite Pemantau Risiko telah ditetapkan dalam Piagam Komite Pemantau Risiko yang disusun berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku yang meliputi antara lain:

1. Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris atas hasil evaluasi tentang kesesuaian antara kebijakan manajemen risiko Bank dengan pelaksanaannya;

2. Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris atas hasil pemantauan dan evaluasi tentang pelaksanaan tugas Komite Manajemen Risiko dan Satuan Kerja Manajemen Risiko Bank;

3. Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris tentang kebijakan manajemen risiko termasuk strategi dan kerangka manajemen risiko yang ditetapkan sesuai dengan tingkat risiko yang akan diambil (risk appetite) dan toleransi risiko (risk tolerance) Bank;

4. Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan kebijakan manajemen risiko dan strategi manajemen risiko paling kurang satu kali dalam satu tahun atau dalam frekuensi yang lebih sering dalam hal terdapat perubahan faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan usaha Bank secara signifikan;

5. Memantau dan mengevaluasi pertanggungjawaban Direksi dan memberikan arahan perbaikan atas pelaksanaan kebijakan manajemen risiko secara berkala. Evaluasi dilakukan dalam rangka memastikan bahwa Direksi mengelola aktivitas dan risiko Bank secara efektif;

6. Menyampaikan laporan kepada Dewan Komisaris dengan tembusan kepada Direksi Bank secara berkala.

Berdasarkan Piagam Komite Pemantau Risiko ditetapkan pengaturan mengenai penyelenggaraan pertemuan (rapat) Komite Pemantau Risiko sebagai berikut:

1. Rapat Komite Pemantau Risiko diselenggarakan sekurang-kurangnya 2 (dua) kali dalam periode 1 (satu) tahun atau sesuai dengan kebutuhan Bank;

2. Rapat Komite Pemantau Risiko hanya dapat dilaksanakan apabila dihadiri oleh paling kurang 51% (lima puluh satu persen) dari jumlah anggota Komite Pemantau Risiko termasuk seorang Komisaris Independen dan seorang Pihak Independen;

3. Keputusan rapat Komite Pemantau Risiko dilakukan berdasarkan musyawarah mufakat, dan dalam hal tidak terjadi musyawarah mufakat maka keputusan diambil berdasarkan suara terbanyak;

4. Peserta rapat Komite Pemantau Risiko dapat menyatakan pendapat yang berbeda (dissenting in part) atau sama dengan hasil keputusan rapat untuk alasan yang berbeda (concurring in part);

5. Setiap perbedaan pendapat dalam rapat Komite Pemantau Risiko harus ditulis dengan jelas dalam risalah rapat beserta alasannya;

6. Hasil rapat Komite Pemantau Risiko harus didokumentasikan dengan baik dalam bentuk risalah rapat.

The Bank’s Risk Monitoring Committee members are independent in carrying out their duties and responsibilities, and do not have financial, management, share ownership and/or family relations with the Board of Commissioners, Directors and/or controlling shareholders or other relationships that can affect their ability to act independently.

The duties and responsibilities of the Risk Oversight Committee are stipulated in the Charter of the Risk Oversight Committee prepared based on applicable laws and regulations which include, among others:

1. Providing recommendations to the Board of Commissioners on the results of the evaluation of the compatibility between the Bank’s risk management policies and their implementation;

2. Providing recommendations to the Board of Commissioners on the results of monitoring and evaluation regarding the implementation of the duties of the Risk Management Committee and the Bank’s Risk Management Work Unit;

3. Providing recommendations to the Board of Commissioners regarding risk management policies including the risk management strategy and framework established in accordance with the level of risk to be taken (risk appetite) and risk tolerance (risk tolerance) of the Bank;

4. Monitoring and evaluating the implementation of risk management policies and risk management strategies at least once a year or in a more frequent reccurence in the event of significant changes in factors that affect the Bank’s business activities;

5. Monitoring and evaluating the Board of Directors’ accountability and providing direction for improvement on the implementation of periodic risk management policies. Evaluation is carried out in order to ensure that the Board of Directors manages the Bank’s activities and risks effectively;

6. Submitting reports to the Board of Commissioners with copies sent to the Bank’s Directors periodically.

Based on the Risk Monitoring Committee Charter, the regulations regarding meetings organizing of the Risk Monitoring Committee are stipulated as follows:

1. Meetings of the Risk Monitoring Committee are held 2 (two) times in a period of 1 (one) year or according to the needs of the Bank;

2. Meetings of the Risk Monitoring Committee can only be attended by at least 51% (fifty one percent) of the members of the Risk Monitoring Committee including an Independent Commissioner and an Independent Party;

3. Decisions of the Risk Monitoring Committee meeting are based on consensus meetings, and in the event that consensus meetings do not occur then the decision is taken based on the majority vote;

4. Participants in the Election Committee Meetings may provide different opinions, or the same as the results of the decisions of the meeting for different reasons (concurring in part);

5. Every difference of opinion in the meeting of the Risk Oversight Committee must be clearly written in the minutes of the meeting along with the reasons;

6. The results of the Risk Monitoring Committee Meeting must be properly registered in the form of minutes of meeting.


No. TanggalDate

Kehadiran Anggota Komite Pemantau RisikoRisk Oversight Committee

A. Nangoi T. Indartono Abdussalam K

1 30 April 2018April 30, 2018 ü ü ü

2 27 Juli 2018July 27, 2018 ü ü ü

3 17 Oktober 2018October 17, 2018 ü ü ü

Berikut perincian penyelenggaraan rapat Komite Pemantau Risiko tahun 2018:

KOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI

Komite Remunerasi dan Nominasi Bank memiliki struktur keanggotaan sebagai berikut:

The following are the details of the implementation of the Risk Monitoring Committee meeting in 2018:

REMUNERATION AND NOMINATION COMMITTEE

The Bank’s Remuneration and Nomination Committee has the following membership structure:

KetuaChair


AnggotaMembers

Komisaris UtamaPresident Commissioner

AnggotaMembers

Kepala Divisi Sumber Daya ManusiaHead of the Human Resources Division

KetuaChair

Angeline Nangoi, Komisaris Independen*) Angeline Nangoi, Independent Commissioner *)

AnggotaMember

Moon Youngso, Komisaris UtamaMoon Youngso, President Commissioner

AnggotaMember

Leny Darsojo, Kepala Divisi Sumber Daya Manusia Leny Darsojo, Head of the Human Resources Division

Berdasarkan Keputusan Direksi No. 003/SKEP/ DIR/III/2018 tertanggal 20 Maret 2018, struktur keanggotaan Komite Remunerasi dan Nominasi Bank terdiri atas:

Anggota Komite Remunerasi dan Nominasi Bank memiliki independensi dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya, dan tidak memiliki hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham dan/atau hubungan keluarga dengan Dewan Komisaris, Direksi dan/atau pemegang saham pengendali atau hubungan lain yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen.

Tugas dan tanggung jawab Komite Remunerasi dan Nominasi telah ditetapkan dalam Piagam Komite Remunerasi dan Nominasi yang disusun berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku yang meliputi antara lain:

1. Mempersiapkan, melaksanakan dan menganalisa kriteria dan prosedur nominasi bagi calon Komisaris dan Direksi Bank;

2. Mengidentifikasi calon anggota Direksi, baik dari dalam maupun luar, dan calon Komisaris yang memenuhi syarat dicalonkan/ditunjuk sebagai anggota Direksi atau Dewan Komisaris Bank;

3. Membantu Dewan Komisaris dalam mengusulkan sistem remunerasi yang sesuai untuk anggota Dewan Komisaris dan anggota Direksi Bank;

Based on Directors Decree No. 003/SKEP/DIR/III/2018 dated March 20, 2018, the membership structure of the Bank Remuneration and Nomination Committee consists of:

Members of the Bank’s Remuneration and Nomination Committee have independence in carrying out their duties and responsibilities, and do not have financial, management, share ownership and/or family relations with the Board of Commissioners, Directors and/or controlling shareholders or other relationships that can affect their ability to act independent.

The duties and responsibilities of the Remuneration and Nomination Committee have been stipulated in the Charter of the Remuneration and Nomination Committee prepared based on applicable laws and regulations which include, among others:

1. Preparing, implementing and analyzing nomination criteria and procedures for prospective Bank Commissioners and Directors;

2. Identifying prospective members of the Board of Directors, both from inside and outside, and candidates for Commissioners who meet the requirements are nominated/appointed as members of the Board of Directors or Board of Commissioners of the Bank;

3. Assisting the Board of Commissioners in proposing an appropriate remuneration system for members of the Board of Commissioners and members of the Bank’s Directors;



4. Mempersiapkan konsep dan analisis yang berkaitan dengan fungsi Komite Remunerasi dan Nominasi Bank;

5. Membantu Dewan Komisaris dalam memberikan rekomendasi tentang jumlah anggota Dewan Komisaris dan anggota Direksi Bank;

6. Mengadministrasikan data calon anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris Bank;

7. Memastikan bahwa kebijakan remunerasi selaras dengan kinerja keuangan dan pencadangan sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku, kinerja individu, peer bank, pertimbangan strategi jangka panjang Bank, dan hasil evaluasi kebijakan remunerasi Bank;

8. Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai hal-hal sebagai berikut:a. Kebijakan remunerasi anggota Dewan Komisaris dan

anggota Direksi untuk disampaikan kepada Rapat Umum Pemegang Saham;

b. Remunerasi kebijakan pejabat eksekutif dan karyawan untuk disampaikan kepada Direksi;

c. Mempersiapkan dan memberikan rekomendasi mengenai sistem dan prosedur pemilihan dan/atau menggantikan anggota Dewan Komisaris dan anggota Direksi kepada Dewan Komisaris untuk disampaikan kepada Rapat Umum Pemegang Saham;

d. Menyerahkan rekomendasi mengenai calon anggota Dewan Komisaris dan/atau anggota Direksi untuk disampaikan kepada Rapat Umum Pemegang Saham;

e. Memberikan rekomendasi mengenai Pihak Independen yang akan ditunjuk dan diangkat menjadi anggota komite-komite Dewan Komisaris Bank.

Berdasarkan Piagam Komite Remunerasi dan Nominasi telah ditetapkan pengaturan mengenai penyelenggaraan pertemuan (rapat) Komite Remunerasi dan Nominasi sebagai berikut:

1. Rapat Komite Remunerasi dan Nominasi diselenggarakan sekurang-kurangnya 2 (dua) kali dalam periode 1 (satu) tahun, atau sesuai dengan kebutuhan Bank;

2. Rapat Komite Remunerasi dan Nominasi hanya dapat diselenggarakan apabila dihadiri oleh tidak kurang dari 51% (lima puluh satu persen) dari jumlah anggota dan mencakup Komisaris Independen dan Kepala Divisi Sumber Daya Manusia Bank;

3. Keputusan rapat Komite Remunerasi dan Nominasi diambil secara bulat, dan apabila tidak memungkinkan maka pengambilan keputusan dilakukan melalui suara terbanyak.

Berikut perincian rapat Komite Remunerasi dan Nominasi Tahun 2018:

4. Preparing concepts and analysis related to the functions of the Bank’s Remuneration and Nomination Committee;

5. Assisting the Board of Commissioners in providing recommendations on the number of members of the Board of Commissioners and members of the Bank’s Directors;

6. Administer data on prospective members of the Board of Directors and members of the Board of Commissioners of the Bank;

7. Ensuring that remuneration policies are in line with financial performance and reserves as stipulated in the applicable laws and regulations, individual performance, peer banks, consideration of the Bank’s long-term strategy, and the results of evaluation of the Bank’s remuneration policy;

8. Providing recommendations to the Board of Commissioners regarding the following matters:a. Remuneration policies of members of the Board of

Commissioners and Board of Directors to be submitted to the General Meeting of Shareholders;

b. Remuneration of executive officers and employee policies to be submitted to the Board of Directors;

c. Preparing and providing recommendations regarding the selection system and procedures and/or replace members of the Board of Commissioners and members of the Board of Directors to the Board of Commissioners to be submitted to the General Meeting of Shareholders;

d. Submitting recommendations regarding prospective members of the Board of Commissioners and/or members of the Board of Directors to be submitted to the General Meeting of Shareholders;

e. Providing recommendations regarding Independent Parties who will be appointed and appointed as members of the Bank’s Board of Commissioners’ committees.

Based on the Charter of the Remuneration and Nomination Committee, arrangements have been made regarding the implementation of the Remuneration and Nomination Committee meetings as follows:

1. Meetings of the Remuneration and Nomination Committee are held at least 2 (two) times in a period of 1 (one) year, or according to the needs of the Bank;

2. Meetings of the Remuneration and Nomination Committee can only be held if attended by not less than 51% (fifty one percent) of the total members and includes the Independent Commissioner and Head of the Bank’s Human Resources Division;

3. The decision of the Remuneration and Nomination Committee meeting is taken unanimously, and if it is not possible then the decision is made through a majority vote.

The following are the details of the 2018 Remuneration and Nomination Committee meetings:

No. TanggalDate

Kehadiran Anggota Komite Remunerasi dan NominasiPresence of Remuneration and Nomination Committee member

Moon Youngso Angeline Nangoi*) Leny Darsojo

1 30 April 2018April 30, 2018 ü ü ü

2 27 Juli 2018July 27, 2018 ü ü ü

3 31 Juli 2018July 17, 2018 - ü ü

*) Efektif pengangkatan dari PT Bank Oke Indonesia per tanggal 19 Maret 2018. *) Effective appointment from PT Bank Oke Indonesia as of March 19, 2018.


FUNGSI KEPATUHAN

Selama periode tahun 2018 Bank telah memenuhi seluruh Peraturan Bank Indonesia, Peraturan Otoritas Jasa Keuangan dan Peraturan Perundang-Undangan lain yang berlaku. Demikian pula dengan pemenuhan komitmen Bank kepada Otoritas Jasa Keuangan selama periode tahun 2018 telah diselesaikan sepenuhnya. Jika terdapat pelanggaran, hal ini tejadi semata-mata bukan karena unsur kesengajaan.

Tingkat kepatuhan Bank terhadap Peraturan Bank Indonesia, Peraturan Otoritas Jasa Keuangan dan Peraturan Perundang-Undangan lain yang berlaku secara terus menerus ditingkatkan dari waktu ke waktu, baik melalui pengkinian dan peningkatan kualitas kebijakan dan prosedur operasional Bank sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku dan disesuaikan dengan karakteristik dan model bisnis Bank, serta melalui pemantauan pelaksanaan setiap kebijakan dan prosedur yang berlaku oleh setiap satuan kerja Bank.

Kode Etik Kepatuhan Bank:Prinsip 1, Menjunjung tinggi integritas (integrity);Prinsip 2, Melaksanakan tugas dengan baik, teliti, dan bertanggung jawab, baik kepada rekan kerja maupun nasabah dan rekanan (care and diligence);Prinsip 3, Melakukan pengelolaan dan pengendalian terhadap setiap kegiatan usaha/aktivitas dengan efektif (management and control);Prinsip 4, Memperhatikan ketentuan kewajaran dan standar yang berlaku di lingkungan usaha (market conduct);Prinsip 5, Memberikan layanan yang wajar kepada nasabah dan rekanan, termasuk pemberian informasi yang dibutuhkan dan dalam berkomunikasi dengan nasabah, sesuai ketentuan yang berlaku (fair treatment);Prinsip 6, Mengelola konflik kepentingan dengan baik, antara Bank dengan nasabah dan/atau rekanan dan antara nasabah dan/atau rekanan satu dengan yang lain (manage conflict of interest).Prinsip 7, Memberikan informasi secara lengkap dan melaksanakan setiap komitmen Bank kepada otoritas pengawas dengan baik (open and co-operative to regulators).

FUNGSI AUDIT INTERN

Dalam rangka pelaksanaan fungsi audit Intern, Satuan Kerja Audit Intern (SKAI) telah menyusun rencana kerja audit selama periode tahun 2018 dengan memperhatikan tingkat risiko yang dihadapi Bank sesuai model bisnis dan perkembangan lingkungan bisnis dan lingkungan ekonomi dengan fokus pemeriksaan pada bidang perkreditan dan penerapan manajemen risiko, seluruh Rencana Kerja Audit untuk Tahun 2018 telah terealisasi.

Dalam pelaksanaannya, SKAI telah dapat menyelesaikan seluruh tahapan proses audit secara efektif dan telah memberikan rekomendasi kepada satuan kerja yang bertanggung jawab terhadap permasalahan yang ditemukan dalam proses pemeriksaan. Selanjutnya terhadap rekomendasi tersebut telah ditindaklanjuti guna meningkatkan kualitas pengelolaan perkreditan dan penerapan manajemen risiko Bank secara keseluruhan.

COMPLIANCE FUNCTION

During the 2018 period, the Bank has complied with all Bank Indonesia Regulations, Financial Services Authority Regulations and other applicable Laws and Regulations. Likewise, the fulfillment of the Bank’s commitment to the Financial Services Authority during the 2018 period has been fully resolved. If there are violations, this happens solely not because of intentional elements.

The level of the Bank’s compliance to Bank Indonesia Regulations, Financial Services Authority Regulations and other applicable Laws and Regulations is continuously improved from time to time, both through updating and improving the quality of the Bank’s operational policies and procedures in accordance with applicable laws and regulations and adjusted to the characteristics and business model of the Bank, and through monitoring the implementation of every policy and procedure that apply on each Bank work unit.

Bank Compliance Code of Ethics:Principle 1, Upholding integrity;Principle 2, Carrying out the duties properly, thoroughly, and responsibly, both to colleagues and customers and partners (care and diligence);Principle 3, Managing and controlling every business activity effectively (management and control);

Principle 4, Noting the fairness and standards that apply in the business environment (market conduct);Principle 5, Providing reasonable services to customers and partners, including the provision of information needed and in communicating with customers, in accordance with fair treatment conditions;Principle 6, Managing conflicts of interest well, between the Bank and customers and/or partners and between customers and/or partners with one another (manage conflict of interest);Principle 7, Providing complete information and implement each Bank’s commitment to the supervisory authority properly (open and co-operative to regulators).

INTERNAL AUDIT FUNCTION

In implementing the Internal Audit function, the Internal Audit Unit (SKAI) has compiled an audit work plan for the period of 2018 by taking into account the level of risk faced by the Bank in accordance with the business model and development of the business and economic environment with a focus on credit and risk management. All Audit Work Plans for 2018 have been realized.

In its implementation, the Internal Audit Unit has been able to complete all stages of the audit process effectively and has provided recommendations to the work unit responsible for the problems found in the inspection process. Furthermore, these recommendations have been followed up to improve the quality of credit management and the implementation of overall Bank risk management.

PENERAPAN FUNGSI KEPATUHAN AUDIT INTERN DAN AUDIT EKSTERNIMPLEMENTATION OF COMPLIANCE, INTERNAL AUDIT AND EXTERNAL AUDIT FUNCTIONS



Fungsi Audit Intern telah dilaksanakan secara memadai dengan memperhatikan antara lain:

a) Program audit telah mencakup keseluruhan unit/satuan kerja yang diaudit dan pelaksanaannya mempertimbangkan tingkat risiko pada masing-masing satuan kerja;

b) Program audit dan ruang lingkup audit telah memadai sesuai dengan prinsip-prinsip SPFAIB antara lain terpenuhinya independensi, objektivitas, tidak ada pembatasan dalam cakupan dan ruang lingkup Audit intern;

c) Pada saat laporan ini dibuat struktur organisasi SKAI telah sesuai yaitu terdiri dari 1 (satu) orang Kepala SKAI, 5 (lima) orang General Auditor dan 1 (satu) orang IT auditor yang telah berpengalaman sebagai anggota SKAI di industri perbankan.

FUNGSI AUDIT EKSTERN

Sesuai keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) perseroan pada tanggal 8 Juni 2018 telah ditunjuk Kantor Akuntan Publik PAUL HADIWINATA, HIDAJAT, ARSONO, RETNO, PALILINGAN & Rekan (member of PKF International) untuk melakukan audit dan menerbitkan laporan audit atas laporan keuangan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2018.

Hasil pemeriksaan dan Management Letter dari auditor ekstern akan ditindaklanjuti Direksi disertai dengan perbaikan yang diperlukan, dan pemenuhannya akan dipantau dan dilaporkan oleh Satuan Kerja Audit Intern dan dilaporkan kepada Bank Indonesia/Otoritas Jasa Keuangan dan Komite Audit Bank.

PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN

Pengawasan Aktif Dewan Komisaris dan Direksi

Tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris terkait pengawasan aktif dalam rangka penerapan manajemen risiko meliputi:

1. Menyetujui kebijakan manajemen risiko termasuk strategi dan kerangka manajemen risiko yang ditetapkan sesuai dengan tingkat risiko yang diambil Bank (risk appetite) dan tingkat toleransi risiko yang dapat diterima Bank (risk tolerance);

2. Mengevaluasi kebijakan manajemen risiko dan strategi manajemen risiko secara berkala, dalam pelaksanaannya dilakukan melalui rapat bersama Direksi dan Pihak Independen dalam Komite Pemantau Risiko;

3. Mengevaluasi pertanggung jawaban Direksi atas pelaksanaan kebijakan manajemen risiko secara berkala melalui rapat bersama Dewan Komisaris dan Direksi maupun melalui rapat Komite Pemantau Risiko Bank;

4. Menumbuhkan budaya dan kepedulian anti-fraud pada seluruh jajaran organisasi Bank.

The Internal Audit function has been carried out adequately with due observance of:

a) The audit program includes the entire unit being audited and its implementation considers the level of risk in each work unit;

b) The audit program and audit scope are adequate with the principles of SPFAIB, namely the fulfillment of independence and objectivity, and there is no limit on the scope of Internal Audit;

c) At the time of this report was made, the organizational structure of the Internal Audit Unit was adequate, consisting of 1 (one) Head of the Internal Audit Unit, 5 (five) General Auditors and 1 (one) IT auditor who had experience as an SKAI member in the banking industry.

EXTERNAL AUDIT FUNCTION

In accordance with the decision of the Company’s General Meeting of Shareholders (RUPS) on June 8, 2018, PAUL HADIWINATA, HIDAJAT, ARSONO, RETNO, PALILINGAN & Partners (member of PKF International) Public Accountants Office was appointed to audit and issue audit reports on financial statements for the year book ending on December 31, 2018.

The results of the inspection and Management Letter from the external auditor will be followed up by the Board of Directors along with the necessary repairs, and their fulfillment will be monitored and reported by the Internal Audit Unit and reported to Bank Indonesia/the Financial Service Authority and the Bank Audit Committee.

IMPLEMENTATION OF RISK MANAGEMENT AND INTERNAL CONTROL SYSTEMS

Active Supervision of the Board of Commissioners and DirectorsThe duties and responsibilities of the Board of Commissioners regarding active supervision in the implementation of risk management include:1. Approving risk management policies, including the risk

management strategy and framework determined in accordance with the level of risk appetite and the level of risk tolerance;

2. Evaluating risk management policies and risk management strategies on a regular basis, in the implementation carried out through meetings with Directors and Independent Parties in the Risk Monitoring Committee;

3. Evaluating the Board of Directors’ accountability for the implementation of risk management policies on a regular basis through meetings with the Board of Commissioners and Directors and through a Bank Risk Monitoring Committee meeting;

4. Cultivate a culture and concern for anti-fraud at all levels of the Bank’s organization.


Tugas dan tanggung jawab Direksi terkait pengawasan aktif dalam rangka penerapan manajemen risiko meliputi:

1. Menyusun kebijakan manajemen risiko termasuk strategi dan kerangka manajemen risiko secara tertulis dan komprehensif termasuk menetapkan limit risiko yang dapat diterima oleh Bank secara keseluruhan dan/atau per jenis risiko dari 8 (delapan) jenis risiko yang dihadapi bank umum, dengan memperhatikan tingkat risiko yang diambil (risk appetite) dan toleransi risiko yang dapat diterima (risk tolerance) terhadap modal Bank;

2. Menyusun, menetapkan, dan mengkinikan prosedur dan tool yang diperlukan untuk mengidentifikasi, mengukur, memantau, dan mengendalikan risiko yang dihadapi Bank;

3. Menyusun dan menetapkan mekanisme persetujuan terhadap transaksi keuangan yang akan dilakukan Bank, termasuk dalam hal terdapat transaksi keuangan yang melampaui limit dan kewenangan pemutus untuk setiap jenjang organisasi Bank;

4. Mengevaluasi dan mengkinikan kebijakan, strategi, dan kerangka manajemen risiko secara berkala dengan memperhatikan perubahan faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan usaha, eksposur risiko, dan/atau profil risiko Bank secara signifikan;

5. Memastikan seluruh risiko yang bersifat material dan dampak yang ditimbulkannya telah dimitigasi dan dilaporkan kepada Dewan Komisaris secara berkala melalui Komite Pemantau Risiko Bank;

6. Memastikan bahwa fungsi manajemen risiko telah diterapkan secara independen yang dicerminkan dengan adanya pemisahan fungsi antara Satuan Kerja Manajemen Risiko (SKMR) dengan satuan kerja yang melakukan dan menyelesaikan transaksi keuangan Bank;

7. Memastikan pelaksanaan langkah-langkah perbaikan atas permasalahan atau penyimpangan dalam kegiatan operasional Bank yang telah menjadi temuan Satuan Kerja Audit Intern Bank;

8. Menumbuhkan budaya dan kepedulian anti-fraud pada seluruh jajaran organisasi Bank.

Kecukupan Kebijakan, Prosedur dan Penetapan Limit Satuan Kerja Manajemen Risiko secara berkala sesuai dengan perkembangan kegiatan usaha Bank dan/atau perubahan keten-tuan perundang-undangan yang berlaku melakukan kaji ulang dalam rangka mengkinikan kebijakan, prosedur dan tingkat limit yang telah ditetapkan sebagai referensi satuan kerja operasional Bank. Kaji ulang dan pengkinian kebijakan dan prosedur juga dilakukan terhadap kebijakan dan prosedur yang digunakan oleh satuan kerja non operasional (supporting units), dan kesemuanya diikuti dengan proses diseminasi dan/atau sosialisasi kepada seluruh karyawan yang terkait dengan operasionalisasi kebijakan dan prosedur serta limit risiko yang telah ditetapkan.

Tingkat limit risiko yang telah ditetapkan disesuaikan dengan model dan karakteristik bisnis Bank yang berfokus pada penyalu-ran dana kepada lembaga keuangan mikro dan Bank Perkreditan Rakyat melalui skema linkage program. Tingkat limit risiko yang telah ditetapkan adalah limit risiko terkait risiko kredit dan risiko likuiditas Bank.

The duties and responsibilities of the Board of Directors regarding active supervision in the framework of implementing risk management include:1. Developing risk management policies including strategies

and framework for risk management in form of writing and comprehensively, including setting risk limits that can be accepted by the Bank as a whole and/or per type of risk from 8 (eight) types of risks faced by commercial banks, taking into account the level of risk appetite and risk tolerance to the Bank’s capital;

2. Arranging, determining, and updating the procedures and tools needed to identify, measure, monitor, and control the risks faced by the Bank;

3. Arranging and establishing a mechanism for approval of financial transactions to be carried out by the Bank, including in the case of financial transactions that exceed the limit and authority of the breaker for each level of the organization of the Bank;

4. Evaluating and updating the risk management policies, strategies and framework on a regular basis by taking into account changes in the factors that affect business activities, risk exposures, and/or the Bank’s risk profile significantly;

5. Ensuring that all risks that are material in nature and the impacts have been mitigated and reported to the Board of Commissioners periodically through the Bank Risk Monitoring Committee;

6. Ensuring that the risk management function has been implemented independently which is reflected in the separation of functions between the Risk Management Work Unit (SKMR) and the work unit that conducts and completes Bank financial transactions;

7. Ensuring the implementation of corrective steps for problems or irregularities in the Bank’s operational activities that have become the findings of the Bank’s Internal Audit Unit;

8. Cultivate a culture and concern for anti-fraud at all levels of the Bank’s organization

Policy Adequacy Limits, Procedures and DeterminationThe Risk Management Work Unit is periodically in accordance with the development of the Bank’s business activities and/or changes in the applicable laws and regulations for review in the framework of updating the policies, procedures and limit levels that have been set as a reference for the Bank’s work. Reviewing and updating policies and procedures is also carried out on policies and procedures used by non-operational work units (supporting units), all of which are followed by processes of dissemination and/or outreach to employees related to the operationalization of policies and procedures that have been set.

The risk limit level the Bank has determined is adjusted to the model and characteristics of the Bank that focus on distributing funds to microfinance institutions and Rural Banks through enhanced linkage programs. The predetermined risk limit is the risk limit associated with credit and the Bank liquidity risk.



Kecukupan Proses Identifikasi, Pengukuran, Pemantauan, dan Pengendalian Risiko serta Sistem Informasi Manajemen Risiko Dalam rangka pengembangan budaya manajemen risiko khususnya dalam hal kecukupan identifikasi risiko yang diikuti dengan pengukuran, pemantauan dan pengendaliannya, Divisi Manajemen Risiko bertanggung jawab mengkoordinasikan proses identifikasi risiko dan pelaporannya kepada Komite Manajemen Risiko (Risk Management Committee) Bank melalui media Rapat Komite Manajemen Risiko yang diselenggarakan secara berkala 1 (satu) kali dalam periode 1 (satu) bulan.

Proses identifikasi risiko dan pemantauannya melibatkan Divisi Manajemen Risiko yang dalam pelaksanaannya bekerjasama dengan Divisi Kepatuhan (second line of defense) dan Satuan Kerja Audit Intern (third line of defense).

Pemantauan terhadap risiko-risiko yang telah diidentifikasi dari masing-masing risk taking unit (satuan kerja operasional dan/atau satuan kerja non operasional) dilakukan oleh Divisi Manajemen Risiko serta memberikan rekomendasi untuk perbaikan proses pengendalian risiko melalui Komite Manajemen Risiko.

Dalam hal risiko yang diidentifikasi merupakan risiko kepatuhan, maka Divisi Manajemen Risiko akan berkoordinasi dengan Divisi Kepatuhan guna menentukan langkah-langkah pemantauan dan pengendalian yang dapat direkomendasikan kepada satuan kerja operasional dan/atau satuan kerja non operasional.

Koordinasi antara Divisi Manajemen Risiko dan Satuan Kerja Audit Intern (SKAI) juga dilakukan dalam hal satuan kerja operasional dan/atau satuan kerja non operasional telah menyelesaikan seluruh rekomendasi untuk perbaikan pengendalian risiko yang telah diidentifikasi untuk masing-masing risk taking unit, sebagai bagian dari perencanaan kerja Audit Intern oleh SKAI.

Sistem Pengendalian Intern yang MenyeluruhBank dalam menerapkan proses manajemen risiko melibatkan seluruh jenjang organisasi mulai dari Dewan Komisaris, Direksi, Pejabat Eksekutif sampai dengan unit kerja di Kantor Cabang. Dalam hal ini Bank menerapkan pendekatan first line of defense, second line of defense, dan third line of defense, sebagai berikut:

1. First line of defense adalah unit yang berfungsi sebagai pengambil dan pemilik risiko (risk taking and risk owner unit), di mana pengambilan risiko bertujuan untuk mencapai pertumbuhan usaha dan mempertimbangkan aspek risiko dalam setiap putusan yang diambil. Pertahanan lapis pertama dilaksanakan oleh Unit Bisnis, Unit Operasional, dan Unit Pendukung Bisnis.

2. Second line of defense adalah unit yang berfungsi sebagai pengawas terhadap bagaimana fungsi dilaksanakan dalam koridor kebijakan manajemen risiko dan prosedur-prosedur standar operasional yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Pertahanan lapis kedua dilaksanakan oleh fungsi-fungsi manajemen risiko, kepatuhan, dan legal.

3. Third line of defense adalah unit yang berfungsi sebagai risk assurance yang melakukan kajian dan evaluasi berkala terhadap kerangka dan tata kelola risiko di Bank secara keseluruhan, baik yang dilakukan oleh pertahanan lapis pertama maupun pertahanan lapis kedua. Pertahanan lapis ketiga dilaksanakan oleh Auditor Internal yang bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama, dan Auditor Eksternal yang terdiri dari Regulator dan External Auditor.

Adequacy of Risk Identification, Measurement, Monitoring and Control Processes as well as Risk Management Information SystemsIn developing a risk management culture, specifically the adequacy In order to develop a culture of risk management especially in terms of adequacy of risk identification followed by measurement, monitoring and control, the Risk Management Division is responsible for coordinating the risk identification process and reporting it to the Bank’s Risk Management Committee through the Meetings of the Risk Management Committee held periodically 1 (one) time in a period of 1 (one) month.

The risk identification and monitoring process involves the Risk Management Division, that it collaborates with the Compliance Division (second line of defense) and the Internal Audit Unit (third line of defense).

Monitoring of identified risks from each risk-taking unit (operational work unit and/or non-operational work unit) is carried out by the Risk Management Division and provides recommendations for improving the risk control process through the Risk Management Committee.

If the identified risk is a compliance risk, the Risk Management Division will coordinate with the Compliance Division to determine the monitoring and control measures that can be recommended to the operational work unit and/or non-operational work units.

Coordination between the Risk Management Division and the Internal Audit Unit (SKAI) is also carried out in the event that the operational work units and/or non-operational work units have completed all recommendations for improving risk controls that have been identified for each risk-taking unit, as a part of the Internal Audit’s work plan by SKAI.

Comprehensive Internal Control SystemThe Bank, in implementing the risk management process, involves all levels of the organization from the Board of Commissioners, Directors, Executive Officers to work units at the Branch Offices. In this case the Bank applies the approach of the first line of defense, the second line of defense, and the third line of defense, as follows:1. First line of defense is a unit that functions as a risk taking

and risk owner unit, where risk taking is aimed at achieving business growth and considering risk aspects in every decision taken. The first layer of defense is carried out by Business Units, Operations Units and Business Support Units.

2. Second line of defense is a unit that functions as a supervisor of how functions are carried out in the corridors of risk management policies and standard operating procedures set by the company. The second-tier defense is carried out by risk management, compliance and legal functions.

3. The third line of defense is a unit that functions as a risk assurance that conducts periodic reviews and evaluations of the framework and governance of risk in the Bank as a whole, both those carried out by the first and second tier defenses. The third tier of defense is carried out by the Internal Auditor who is responsible directly to the President Director, and the External Auditor consisting of Regulators and External Auditors.


DEWAN KOMISARISBoard of Commissioners

DIREKSIBoard of Directors

Risk Type Owner

Unit BisnisBusiness Unit

Manajemen RisikoRisk Management

Unit OperasionalOperational Unit

KepatuhanCompliance

Audit EksternalExternal Audit

Regulator

Komunikasi reguler/eskalasi/validasiReguler communication/escalation/validation

KoreksiCorrection

kontrol Internal pada setiap lini pertahananInternal control in every line of defense

SKAI

Fungsi SupportSupport Function

1st Line defense 2nd Line defense 3rd Line defense

HukumLegal

KOMITE AUDITAudit Committee

SISTEM PENGENDALIAN INTERN MENYELURUHCOMPREHENSIVE INTERNAL CONTROL SYSTEM

No. Penyediaan DanaProvision of Funds

JumlahAmount

DebiturDebtor

Nominal (jutaan Rupiah)Nominal (in Million Rupiah)

1 Kepada Pihak TerkaitTo Related Party 3 542*)

2 Kepada Debitur Inti:To Core Debtor:

1. IndividuIndividual 14 616.410

2. GrupGroup 1 37.737

*) Termasuk penyediaan dana kepada Pejabat Eksekutif sesuai dengan peraturan Perusahaan.

*) Including the provision of funds to Executive Officers in accordance with Company regulations.

PENYEDIAAN DANA KEPADA PIHAK TERKAIT DAN PENYEDIAAN DANA BESAR

Total penyediaan dana kepada Pihak Terkait (related party) dan penyediaan dana besar (large exposure) per 31 Desember 2018 adalah sebagai berikut:

PROVISION OF FUNDS TO RELATED PARTIES AND BIG PROVI-SION OF FUNDS

The total provision of funds to related parties and large exposure as of December 31, 2018 are as follows:



RENCANA STRATEGIS BANK

Rencana Jangka Panjang (Corporate Plan)Selaku pemegang saham pengendali, Apro memiliki rencana jangka panjang untuk PT Bank Oke Indonesia yang meliputi: penguatan aset, pengembangan infrastruktur, dan peningkatan manajemen risiko untuk menunjang visi, misi dan objektif Bank. Di samping itu, Bank juga berencana untuk mengembangkan bisnis melalui jalur non-organik serta mengembangkan layanan Digital Banking dan Fintech. Di sisi bisnis, Bank berencana untuk fokus pada penyaluran kredit untuk (UKM), komersial, dan kredit konsumsi (consumer loan).

Rencana Jangka Menengah dan Pendek (Business Plan) Dalam jangka pendek, Bank berencana untuk melakukan merger dengan bank kedua yang diperkirakan akan selesai pada triwulan II 2019. Bank juga akan fokus untuk mengembangkan E-Channel (yang meliputi: ATM, mobile banking dan Internet banking), dan menambah jumlah kantor cabang. Pasca merger dengan bank kedua, Bank berencana untuk membangun budaya organisasi yang baik dan menerapkan kode etik sesuai dengan arahan manajemen. Di sisi penyaluran kredit, Bank akan mulai mengem-bangkan produk yang menarik untuk meningkatkan penyaluran kredit konsumsi. Selain itu, Bank juga akan mengembangkan penyaluran kredit untuk segmen komersial dengan menargetkan perusahaan-perusahaan Korea melalui peningkatan pemasaran dan merekrut RM dengan talenta terbaik.

Dalam jangka menengah Bank ditargetkan dapat membuka layanan private banking, mengembangkan produk baru seperti Cash Management System (CMS), dan mengembangkan layanan berbasis fintech. Bank juga berencana untuk dapat menjangkau daerah berkembang dengan mendirikan kantor-kantor cabang baru.

TRANSPARANSI KONDISI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN BANK

Seluruh aspek yang terkait dengan transparansi kondisi keuangan dan non keuangan Bank telah diungkapkan dalam laporan-laporan yang telah diterbitkan Bank terkait dengan penyampaian laporan keuangan Bank dan laporan lainnya, baik laporan tahunan, laporan triwulanan, dan laporan bulanan kepada otoritas pengawasan dan pihak-pihak yang berkepentingan lainnya (stakeholders) Bank.

STRATEGIC PLANS OF THE BANK

Long-term Plans (Corporate Plan)As the controlling shareholder, Apro has a long-term plan for PT Bank Oke Indonesia which includes: strengthening assets, developing infrastructure, and increasing risk management to support the Bank’s vision, mission and objectives. In addition, the Bank also plans to develop the business through non-organic channels and develop Digital Banking and Fintech services. On the business side, the Bank plans to focus on lending to (SMEs), commercial, and consumer loans.

Medium and Short-term Plans (Business Plan)In the short term, the Bank plans to merge with the second bank which is expected to be completed in the second quarter of 2019. The Bank will also focus on developing E-Channel (which includes: ATM, mobile banking and Internet banking), and increasing the number of branch offices. After the merger with the second bank, the Bank plans to build a good organizational culture and implement a code of ethics in accordance with the direction of management. On the side of lending, the Bank will begin to develop attractive products to increase consumer lending. In addition, the Bank will also develop lending to the commercial segment by targeting Korean companies through marketing enhancements and recruiting the best talent RM.

In the medium term, the Bank is targeted to be able to open private banking services, develop new products such as the Cash Management System (CMS), and develop fintech-based services. The Bank also plans to be able to reach developing regions by establishing new branch offices.

TRANSPARENCY OF BANK FINANCIAL AND NON-FINANCIAL CONDITIONS

All aspects related to the transparency of the Bank’s financial and non-financial conditions have been disclosed in reports issued by the Bank related to the submission of the Bank’s financial statements and other reports, both annual reports, quarterly reports, and monthly reports to supervisory authorities and interested parties (stakeholders) of the Bank.

KEPEMILIKAN SAHAM ANGGOTA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI

Kepemilikan saham anggota Dewan Komisaris dan Direksi Bank yang mencapai 5% (lima persen) atau lebih dari modal disetor pada Bank, bank lain, lembaga keuangan bukan bank, dan perusahaan lainnya yang berkedudukan di dalam negeri maupun di luar negeri per 31 Desember 2018 adalah sebagai berikut:

SHARE OWNERSHIP MEMBERS OF THE BOARD OF COMMISSIONERS AND BOARD OF DIRECTORS

Share ownership of members of the Board of Commissioners and Directors of the Bank reaches 5% (five percent) or more of paid-in capital at the Bank, other banks, non-bank financial institutions, and other companies domiciled domestically and abroad as of December 31, 2018 are as following:


NamaName

JabatanTitle

KepemilikanOwnership

KeteranganNotes

StatusStatus Jenis Type Jumlah (%)

Percentage (%)

Moon Youngso Komisaris UtamaPresident Commissioner - - - -

Angeline Nangoi *) Komisaris IndependenIndependent Commissioner - - - -

Lim Cheol Jin Direktur UtamaPresident Director - - - -

Efdinal Alamsyah Direktur Kepatuhan Compliance Director - - - -

Denny Setiawan Hanubrata**) Direktur BisnisBusiness Director - - - -

*) Efektif menjabat sebagai Komisaris Independen PT Bank Oke Indonesia per tanggal 19 Maret 2018

**) Efektif menjabat sebagai Direktur Bisnis PT Bank Oke Indonesia per tanggal 25 Oktober 2018

*) Effectively served as Independent Commissioner of PT Bank Oke Indonesia as of March 19, 2018


HUBUNGAN KEUANGAN DAN HUBUNGAN KELUARGA ANG-GOTA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI DENGAN ANGGOTA DEWAN KOMISARIS LAINNYA, DIREKSI LAINNYA DAN/ATAU PEMEGANG SAHAM PENGENDALI BANK

Tidak terdapat hubungan keuangan dan hubungan keluarga anggota Dewan Komisaris dan Direksi dengan anggota Dewan Komisaris lainnya, Direksi lainnya dan/atau Pemegang Saham Pengendali Bank.

FINANCIAL AND RELATIONSHIP FAMILY MEMBERS OF THE BOARD OF COMMISSIONERS AND BOARD OF DIRECTORS WITH OTHER BOARD OF COMMISSIONERS, OTHER DIRECTORS AND / OR BANK CONTROL SHAREHOLDERS

There are no financial and family relationships between members of the Board of Commissioners and Directors with other members of the Board of Commissioners, other Directors and/or Bank Controlling Shareholders.

NamaName

Hubungan Keuangan denganFinancial Relation with

Hubungan Keluarga denganFamily Relation with

Dewan Komisaris

BOCDireksi

BOD

Pemegang Saham

PengendaliControlling

Shareholders

Dewan Komisaris

BOCDireksi

BOD

Pemegang Saham


ShareholdersYaYes

TidakNo

YaYes

TidakNo

YaYes

TidakNo

YaYes

TidakNo

YaYes

TidakNo

YaYes

TidakNo

Dewan Komisaris / Board of Commissioners

Moon Youngso - ü - ü - ü - ü - ü - ü

Angeline Nangoi *) - ü - ü - ü - ü - ü - ü

Direksi / Board of Directors

Lim Cheol Jin - ü - ü - ü - ü - ü - ü



KEBIJAKAN REMUNERASI DAN FASILITAS LAIN DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI

Kebijakan Remunerasi dan Fasilitas Lain Dewan Komisaris

REMUNERATION POLICY AND OTHER FACILITIES OF THE BOARD OF COMMISSIONERS AND BOARD OF DIRECTORS

Remuneration Policy and Other Facilities of the Board of Commissioners

*) Efektif menjabat sebagai Komisaris Independen PT Bank Oke Indonesia per tanggal 19 Maret 2018.**) Efektif menjabat sebagai Direktur PT Bank Oke Indonesia per tanggal 25 Oktober 2018.

*) Komisaris Independen bergabung pada bulan Maret 2018, Komisaris Utama tidak menerima remunerasi dari Bank.

*) Effectively served as an Independent Commissioner of PT Bank Oke Indonesia as of March 19, 2018.

**) Effectively served as Director of PT Bank Oke Indonesia as of October 25, 2018.

*) Indpendent Commissioner joined in March 2018. President Commissioner does not receive remuneration from the Bank.

Jenis Remunerasi dan Fasilitas LainRemuneration Type and Other Facilities

Jumlah Diterima dalam 1 TahunTotal Received within 1 Year

OrangPersons

Jutaan RupiahMillion Rupiah

1. Remunerasi (gaji, bonus, tunjangan rutin, tantiem, dan fasilitas lainnya dalam bentuk non natura)Remuneration salary, bonus, routine allowances, tantiem, and other facilities in the form of non-natura) 1*) 258

2. Fasilitas lain dalam bentuk natura (perumahan, transportasi, asuransi kesehatan dan sebagainya) yang:Other facilities in the form of natural (housing, transportation, health insurance and others) that are:

a. Dapat dimilikiObtainable - -

b. Tidak dapat dimilikiNot Obtainable - -

Total 1 258

Kebijakan Remunerasi dan Fasilitas Lain Direksi Remuneration Policy and Other Facilities of Directors

Jenis Remunerasi dan Fasilitas LainRemuneration Type and Other Facility

Jumlah Diterima dalam 1 TahunTotal Received within 1 Year

OrangPersons

Jutaan RupiahMillion Rupiah

1. Remunerasi (gaji, bonus, tunjangan rutin, tantiem, dan fasilitas lainnya dalam bentuk non naturaRemuneration (salary, bonus, routine allowances, tantiem, and other facilities in the form of non-natura)

3*) 2.971

2. Fasilitas lain dalam bentuk natura (perumahan, transportasi, asuransi kesehatan dan sebagainya) yang:Other facilities in the form of natural (housing, transportation, health insurance and others) that are:

a. Dapat dimilikiObtainable - -

b. Tidak dapat dimilikiNot Obtainable 3 563

Total 3 3.534*) Januari – Agustus 2 orang, September – Desember 3 orang *) 2 persons in January-August, 3 persons in September-December

NamaName

Hubungan Keuangan denganFinancial Relation with

Hubungan Keluarga denganFamily Relation with

Dewan Komisaris

BOCDireksi

BOD

Pemegang Saham


Shareholders

Dewan Komisaris

BOCDireksi

BOD

Pemegang Saham


ShareholdersYaYes

TidakNo

YaYes

TidakNo

YaYes

TidakNo

YaYes

TidakNo

YaYes

TidakNo

YaYes

TidakNo

Direksi / Board of DirectorsEfdinal Alamsyah - ü - ü - ü - ü - ü - ü

Denny Setiawan Hanubrata **) - ü - ü - ü - ü - ü - ü


Jumlah Anggota Dewan Komisaris dan Direksi yang Menerima Paket Remunerasi Dalam 1 (satu) Tahun Dikelompokkan Sesuai Tingkat Penghasilan

Total of Members of the Board of Commissioners and Board of Directors Receiving Remuneration Packages within 1 (one) Year Grouped according to Income Level

Jumlah Remunerasi per Orang dalam 1 TahunTotal Remuneration per Person within 1 Year

Jumlah DireksiTotal Directors

Jumlah KomisarisTotal Commissioners

Di atas Rp2 miliarAbove Rp2 billion - -

Di atas Rp1 miliar s.d. Rp2 miliarAbove Rp1 billion to Rp2 billion 1 -

Di atas Rp500 juta s.d. Rp1 miliarAbove Rp500 million to Rp1 billion 2 -

Rp500 juta ke bawahUp to Rp 500 million - 1

SHARES OPTION

Sampai dengan akhir tahun 2018, Bank tidak memiliki kebijakan terkait pemberian shares option kepada Dewan Komisaris, Direksi, dan pejabat eksekutif Bank.

SHARES OPTION

Until the end of 2018, the Bank did not have a policy concerning the issuance of shares option to the Board of Commissioners, Board of Directors and the Bank’s executive officers.

Keterangan/NamaNote/Name

Jumlah Saham yg Dimiliki (lembar saham)

Total Number of Shares Owned (shares)

Jumlah OpsiOption Amount

Harga Opsi (Rupiah)

Option Price (Rupiah)

Jangka Waktu

Time frameYg Diberikan

(lembar saham)Offered (shares)

Yg Telah Dieksekusi

(lembar saham)

Exercised (shares)

Dewan KomisarisBoard of Commissioners

Moon Youngso - - - - -

Angeline Nangoi *) - - - - -

DireksiBoard of Directors

Lim Cheol Jin - - - - -

Efdinal Alamsyah - - - - -

Denny Setiawan Hanubrata **) - - - - -

Pejabat EksekutifExecutives

Kim Seong Taek - - - - -

Jung Ho Sung - - - - -

Park Jong Ho - - - - -

Kim Ki Young - - - - -

Lee Jun Ho - - - - -

Soedin Karunia - - - - -

Benny Tjandraputra T. - - - - -

Bungkus Hatha Yogi - - - - -

Leny Darsojo - - - - -

Ismuliawati - - - - -

Deasy Wulaningsih - - - - -

Jefitra - - - - -

Jonsen Prasetio - - - - -

Johan - - - - -

M. Hadidian Khalis - - - - -

*) Efektif menjabat sebagai Komisaris Independen PT Bank Oke Indonesia per tanggal 19 Maret 2018.

**) Efektif menjabat sebagai Direktur PT Bank Oke Indonesia per tanggal 25 Oktober 2018.

*) Effectively served as an Independent Commissioner of PT Bank Oke Indonesia as of March 19, 2018.

**) Effectively served as Director of PT Bank Oke Indonesia as of October 25, 2018.



RASIO GAJI TERTINGGI DAN TERENDAH THE HIGHEST AND LOWEST SALARY RATIO

Keterangan/JabatanDescription/Position

TertinggiHighest

PegawaiEmployee 17,2

Direksi Board of Directors 7,1

Komisaris Board of Commissioners 1

Jabatan/KeteranganPosition/Description

TertinggiHighest

Direksi – PegawaiDirectors – Employees 1,2

NamaName

Jumlah Rapat yang Diselenggarakan

Number of Meetings Convened

Jumlah Rapat yang DihadiriNumber of Meetings Attended

% Kehadiran% Attendance

Moon Youngso 4 4 100%

Angeline Nangoi *) 4 3 100%

NamaName

Jumlah Rapat yang Diselenggarakan

Number of Meetings Convened

Jumah Rapat yang DihadiriNumber of Meetings Attended

% Kehadiran% Attendance

Lim Cheol Jin 11 11 100%

Efdinal Alamsyah 11 11 100%

Denny Setiawan Hanubrata *) 11 2 100%

FREKUENSI RAPAT DEWAN KOMISARIS

FREKUENSI RAPAT DIREKSI

MEETINGS FREQUENCY OF THE BOARD OF COMMISSIONERS

MEETING FREQUENCY OF THE BOARD OF DIRECTORS


*) Efektif menjabat sebagai Direktur Bisnis di PT Bank Oke Indonesia per tanggal 25 Oktober 2018.

*) Effectively served as Independent Commissioner of PT Bank Oke Indonesia as of March 19, 2018.



Internal Fraud dalam 1 TahunInternal Fraud within 1 Year

Anggota Direksi dan Anggota Dewan Komisaris

Members of Board of Directors and Members of Board of

Commissioners

Pegawai TetapPermanent Employee

Pegawai Tidak TetapNon-Permanent Employee

Tahun SebelumnyaPrevious Year

Tahun Berjalan

Current Year


Tahun Berjalan

Current Year


Tahun Berjalan

Current Year

Total FraudTotal Fraud - - - - - -

Telah DiselesaikanSettlement Completed - - - - - -

Dalam proses penyelesaian Internal BankIn the process of internal settlement by the Bank

- - - - - -

Belum diupayakan penyelesaianTo be settled - - - - - -

Telah ditindaklanjuti melalui proses hukumPursued legal process

- - - - - -

JUMLAH PENYIMPANGAN INTERNAL (INTERNAL FRAUD) TOTAL OF INTERNAL FRAUD

Permasalahan HukumLegal Issues

Jumlah Kasus Number of Cases

PerdataCivil

PidanaCriminal

Telah mendapatkan putusan yang mempunyai kekuatan hukum tetapGranted judicial decision - -

Dalam proses penyelesaianIn settlement process - -

Total - -

PERMASALAHAN HUKUM LEGAL PROBLEMS

No

Nama dan Jabatan Pihak yang Memiliki Benturan

KepentinganName and Position of Those with

Conflict of Interest

Nama dan Jabatan Pengambil KeputusanName and Position of

Decision Maker

Jenis TransaksiType of

Transaction

Nilai Transaksi (Jutaan Rupiah)

Value of Transaction (Million Rupiah)

Keterangan *)Notes *)

- - - - - -

TRANSAKSI YANG MENGANDUNG BENTURAN KEPENTINGAN TRANSACTIONS CONTAINING CONFLICT OF INTEREST

*) Tidak sesuai sistem dan prosedur yang berlaku *) Not in accordance with the applicable system and procedures



BUY BACK SHARES DAN/ATAU BUY BACK OBLIGASI BANK

Selama tahun 2018 tidak terdapat pembelian kembali saham dan/atau pembelian kembali obligasi yang diterbitkan Bank.

PEMBERIAN DANA UNTUK KEGIATAN SOSIAL DAN/ATAU KEGIATAN POLITIK

1. Selama tahun 2018, Bank memberikan dana untuk kegiatan sosial, di antaranya adalah:a. Kegiatan Literasi dan Inklusi keuangan bersama BPR Pesisir

Akbar di Bima-Dompu Fase 4 Proyek Pertanian Jagung Literasi keuangan sebagai salah satu program dari Otoritas

Jasa Keuangan yang wajib dilakukan semua perbankan di Indonesia, pada tanggal 19-20 Februari 2018 Bank Oke Indonesia bekerjasama bersama Mercy Corps dan Syngenta melakukan kegiatan Literasi Keuangan di beberapa wilayah yang menjadi program Pembiayaan Jagung di Kabupaten Dompu Bima.

Kegiatan ini kolaborasi antara PT Bank Oke Indonesia dengan BPR Pesisir Akbar Kab. Bima, Mercy Corps Indonesia, Asuransi ACA. Bank Oke Indonesia sebagai pemberi edukasi literasi dan sekaligus inklusi keuangan dengan memberikan informasi produk Andara Link! (yang saat ini per 2018 sudah berganti nama menjadi OK Link!). Untuk pemantauan dan biaya ditanggung oleh pihak BPR, Mercy Corps Indonesia dan Asuransi ACA.

b. PEDULI 80 ANAK YATIM PIATU DI BULAN RAMADHAN Bank Oke Indonesia mengadakan acara sosial bersama Anak Yatim Piatu. Acara diadakan di semua cabang Semarang, Surabaya, Denpasar, Jakarta dan Kantor Pusat mulai dari tanggal 23, 25, 28, dan 30 Mei 2018.

c. APRO SERVICE GROUP dan BANK OKE INDONESIA peduli bencana gempa bumi dan Tsunami di Donggala, Sigi dan Palu

APRO Service Group selaku shareholder memberikan bantuan untuk korban bencana gempa bumi dan Tsunami di Donggala, Sigi, dan Palu sebesar Rp1 miliar yang disalurkan melalui PMI (Palang Merah Indonesia) yang diterima langsung oleh Sekretaris Jenderal PMI, dr. Ritola Tasmaya, M.P.H., pada 18 Oktober 2018.

2. Selama tahun 2018, Bank tidak memberikan Dana untuk

kegiatan politik.

BUY BACK SHARES AND/OR BUY BACK BANK BONDS

During 2018 there was no repurchase of shares and/or repurchase of bonds issued by the Bank.

GRANTING OF FUNDS FOR SOCIAL ACTIVITIES AND/OR POLITICAL ACTIVITIES

1. During 2018, the Bank provides funds for social activities, including:a. Financial Literacy and Inclusion Activities with BPR Pesisir

Akbar in Bima-Dompu Phase 4 of Corn Agriculture Project Financial Literacy as one of the programs of the Financial

Services Authority must be carried out by all banks in Indonesia. On February 19-20, 2018, Bank Oke Indonesia, in collaboration with Mercy Corps and Syngenta, carried out Financial Literacy activities in several regions which became Corn Financing programs in Dompu Bima Regency.

This activity is a collaboration between PT Bank Oke Indonesia and BPR Pesisir Akbar Kab. Bima, Mercy Corps Indonesia, ACA Insurance. Bank Oke Indonesia is a provider of literacy education and financial inclusion as well as providing Andara Link product information! (which at this time per 2018 has changed its name to OK Link!). For monitoring and costs borne by the BPR, Mercy Corps Indonesia and ACA Insurance.

b. CARES 80 ORPHANS CHILDREN’S IN THE MONTH OF RAMADHAN

Bank Oke Indonesia held a social event with Orphans. The event was held in all branches of Semarang, Surabaya, Denpasar, Jakarta and Headquarters starting from May 23, 25, 28 and 30 2018.

c. APRO SERVICE GROUP and BANK OKE INDONESIA care about earthquakes and tsunamis in Donggala, Sigi and Palu

APRO Service Group, as a shareholder, provided assistance to victims of the earthquake and tsunami in Donggala, Sigi, and Palu for Rp1 billion, which was channeled through PMI (Indonesian Red Cross) and was received directly by the Secretary General of PMI, dr. Ritola Tasmaya, M.P.H., on October 18, 2018.

2. During 2018, the Bank did not provide funds for political activities.


TABEL LAPORAN PENILAIAN SENDIRI (SELF ASSESSMENT) PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG)SELF ASSESSMENT TABLE OF IMPLEMENTATION OF GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG)

HASIL PENILAIAN SENDIRI (SELF ASSESSMENT) PENERAPAN TATA KELOLASELF ASSESSMENT OF GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG)

PeringkatRanked

Definisi PeringkatDefinition Rating

IndividuIndividual 2

Manajemen Bank telah melakukan penerapan Tata Kelola yang secara umum BAIK. Hal ini tercermin dari pemenuhan yang memadai atas prinsip-prinsip Tata Kelola. Apabila terdapat kelemahan dalam penerapan prinsip Tata Kelola, maka secara umum kelemahan tersebut kurang signifikan dan dapat diselesaikan dengan tindakan normal oleh manajemen Bank.

Bank management has made the implementation of good corporate governance in general “GOOD”. This is reflected in an adequate fulfillment of the principles of good corporate governance. There are weaknesses in the implementation of Good Corporate Governance, but in general these weaknesses has received adequate attention from the management of the Bank, and has no significant impact given the size and complexity of the Bank’s business.

KonsolidasiConsolidation - -

Dalam rangka meningkatkan kinerja Bank, melindungi kepentingan stakeholders, dan meningkatkan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan serta nilai-nilai etika yang berlaku umum pada industri perbankan, maka pelaksanaan kegiatan usaha Bank wajib berpedoman pada prinsip tata kelola, yaitu transparansi, akuntabilitas, pertanggungjawaban, independensi, dan kewajaran.

Berikut ringkasan hasil analisis penerapan tata kelola Bank yang mencakup 11 (sebelas) faktor penilaian penerapan tata kelola sebagai berikut:

1. Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris Dewan Komisaris telah melaksanakan seluruh tugas dan

tanggung jawabnya sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sampai dengan akhir semester II/2018 jumlah anggota Dewan Komisaris adalah 2 (dua) orang terdiri dari 1 (satu) orang Komisaris Utama, 1 (satu) Komisaris Independen.

2. Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi Direksi telah melaksanakan tugas dan tanggung jawab sesuai

bidang tugas masing-masing. Saat ini telah ada 3 (tiga) direksi Bank yaitu Direktur Utama, Direktur Kepatuhan, dan Direktur Bisnis.

3. Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas Komite Komposisi komite telah lengkap dan pelaksanaan tugas

komite telah berjalan sebagaimana diatur dalam ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

4. Penanganan Benturan Kepentingan Secara keseluruhan tidak terdapat permasalahan dalam

penanganan benturan kepentingan pada Bank. Terhadap Kebijakan dan Prosedur Penanganan Benturan Kepentingan telah dilakukan kaji ulang secara berkala, baik berdasarkan masukan yang diterima dan/atau berdasarkan perkembangan lingkup usaha dan kapasitas internal Bank.

In order to improve the performance of the Bank, protect the interests of stakeholders, and improve compliance with laws and regulations and generally applicable ethical values in the banking industry, the Bank’s business activities must be guided by the principles of governance, namely transparency, accountability, responsibility, independence and fairness.

The following is summary of the analysis results of the the Bank’s governance implementation that encompasses 11 (eleven) assessment factors for implementing governance, as follows:

1. Implementation of Duties and Responsibilities of the Board of Commissioners

The Board of Commissioners has carried out all of its duties and responsibilities as stipulated in the applicable laws and regulations. Until the end of semester II/2018, the number of the Board of Commissioners members is 2 (two), consisting of 1 (one) President Commissioner, 1 (one) Independent Commissioner.

2. Implementation of Duties and Responsibilities of the Directors

The Board of Directors has carried out its duties and responsibilities according to their respective fields of duty. Currently, there are 3 (three) directors of the Bank, namely the Managing Director, Compliance Director, and Business Director.

3. Completeness and Implementation of Committee Duties The composition of the committee is complete and the duties

of the committee have been carried out as stipulated in the applicable legislation.

4. Handling Conflict of Interest Overall there are no problems in handling conflicts of interest

with the Bank. The Policy and Procedure for Handling Conflict of Interest has been regularly reviewed, both based on input received and/or based on the development of the business scope and internal capacity of the Bank.



5. Application of the Compliance Function The Compliance Unit has carried out its duties and

responsibilities to ensure compliance with applicable laws and regulations that are implemented, among others by ensuring the process of adding capital is in accordance with applicable regulations, conducting a review of the Bank’s operational policies and procedures, including in relation to the implementation of Program Implementation Anti Money Laundering and Prevention of Terrorism Funding (APU and PPT), such as holding internal training on APU and PPT along with written examinations.

6. Implementation of the Internal Audit Function Internal audit functions have been carried out adequately with

due observance of:a) The Audit program includes the entire unit/unit being

audited and its implementation considers the level of risk in each work unit;

b) The audit program and scope of the audit are adequate in accordance with the principles of SPFAIB, among others, the fulfillment of independence, objectivity, and there is no limitation in the scope of Internal Audit;

c) At the time of this report was made, the organizational structure of the Internal Audit Unit was in line, consisting of 1 (one) Head of the Internal Audit Unit, 5 (five) General Auditors and 1 (one) IT Auditor, who had experience as an SKAI member in the banking industry.

7. Function Implementation of External Audit In 2018, the Bank appointed Public Accounting Firm to audit

the Bank’s Financial Report as of October 31, 2018, namely Paul Hadiwinata, Hidajat, Arsono, Retno, Palilingan & Rekan (PKF) that has been registered in OJK.

8. Application of Risk Management including the Internal Control System

The application of Risk Management, especially credit risk, is continuously improved, including improvements in various aspects including risk limits, reporting, watchlist, and compliance with debtor compliance. With the plan for market segment development, the preparation of credit lending devices for certain segments needs to be completed.

9. Provision of Funds to Related Parties and Large Exposure

Proper management of large amounts of funds has been made by taking into account the Bank’s Internal Lending Limit (BMPK) which is stricter than applicable statutory provisions and Bank Indonesia Regulations. There are no problems related to the provision of funds to related parties of the Bank.

10. Transparency of Bank Financial and Non-Financial Conditions, Internal Governance and Reporting Implementation Report

Transparency of the Bank’s financial and non-financial conditions have been in accordance with applicable legislations, as well as reporting on the implementation of Governance both internally and externally to the OJK, Bank Indonesia, and other parties in accordance with the provisions of the applicable legislation.

5. Penerapan Fungsi Kepatuhan Satuan Kerja Kepatuhan telah melaksanakan tugas dan

tanggung jawabnya untuk memastikan dipatuhinya peraturan perundang-undangan yang berlaku yang diimplementasikan antara lain dengan memastikan proses penambahan modal telah sesuai dengan peraturan yang berlaku, melakukan review terhadap kebijakan dan prosedur operasional Bank, termasuk dalam kaitannya dengan pelaksanaan Penerapan Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (APU dan PPT), seperti mengadakan pelatihan internal mengenai APU dan PPT berikut ujian tertulisnya.

6. Penerapan Fungsi Audit Intern Fungsi Audit Intern telah dilaksanakan secara memadai

dengan memperhatikan antara lain: a) Program audit telah mencakup keseluruhan unit/

satuan kerja yang diaudit dan pelaksanaannya mempertimbangkan tingkat risiko pada masing-masing satuan kerja;

b) Program audit dan ruang lingkup audit telah memadai sesuai dengan prinsip-prinsip SPFAIB antara lain terpenuhinya independensi, objektivitas, tidak ada pembatasan dalam cakupan dan ruang lingkup Audit Intern;

c) Pada saat laporan ini dibuat struktur organisasi SKAI telah sesuai yaitu terdiri dari 1 (satu) orang Kepala SKAI, 5 (lima) orang General Auditor dan 1 (satu) orang IT Auditor, yang telah berpengalaman sebagai anggota SKAI di industri perbankan.

7. Penerapan Fungsi Audit Ekstern Pada tahun 2018, Bank telah menunjuk Kantor Akuntan Publik

untuk melakukan audit terhadap Laporan Keuangan Bank per 31 Oktober 2018, yaitu Paul Hadiwinata, Hidajat, Arsono, Retno, Palilingan & Rekan (PKF) yang telah terdaftar di OJK.

8. Penerapan Manajemen Risiko Termasuk Sistem Pengendalian Intern

Penerapan Manajemen Risiko khususnya risiko kredit terus menerus ditingkatkan, termasuk perbaikan dalam berbagai aspek antara lain limit risiko, pelaporan, watchlist, dan pemenuhan kepatuhan debitur. Dengan rencana perkembangan segmen pasar, maka persiapan perangkat pemberian kredit untuk segmen tertentu perlu diselesaikan.

9. Penyediaan Dana kepada Pihak Terkait (Related Party) dan Penyediaan Dana Besar (Large Exposure)

Terhadap penyediaan dana dalam jumlah besar telah dilakukan pengelolaan yang baik dengan memperhatikan Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) Internal Bank yang lebih ketat dibandingkan ketentuan perundang-undangan dan Peraturan Bank Indonesia yang berlaku. Tidak terdapat permasalahan terkait penyediaan dana kepada pihak terkait Bank.

10. Transparansi Kondisi Keuangan dan Non Keuangan Bank, Laporan Pelaksanaan Tata Kelola dan Pelaporan Internal

Transparansi kondisi keuangan dan non keuangan Bank telah dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, demikian pula dengan pelaporan pelaksanaan Tata Kelola baik secara Internal maupun eksternal kepada OJK, Bank Indonesia, dan pihak-pihak lain sesuai ketentuan perundangan yang berlaku.


11. Rencana Strategis Bank Bank telah menyusun dan menyampaikan Rencana Bisnis Bank

tahun 2019-2021 yang telah disetujui oleh Dewan Komisaris dan telah dikomunikasikan kepada pemegang saham dan seluruh jenjang organisasi Bank. Pada bulan Mei 2017 APRO telah mengambil alih saham dari pemegang saham lama sehingga kepemilikan bertambah menjadi 99%. Pada tanggal 16 Juni 2017 APRO telah melakukan penambahan modal kedua sebesar Rp500 miliar, sehingga Bank Oke Indonesia menjadi kelompok Bank BUKU 2. APRO secara serius ingin mengembangkan bisnis bank di Indonesia hal ini ditunjukkan dengan adanya proses akuisisi bank kedua yang telah disetujui oleh OJK. Saat ini Bank sedang melakukan persiapan penggabungan dengan bank kedua dan menunggu persetujuan penggabungan dari OJK Pasar Modal.

Berdasarkan analisis terhadap seluruh kriteria/indikator penilaian tersebut di atas, disimpulkan bahwa:

A. Governance Structure - Faktor-faktor positif aspek governance structure Bank

di antaranya adalah Komposisi Direksi telah memenuhi sesuai ketentuan, komposisi anggota Komite di bawah Dewan Komisaris telah lengkap dengan adanya keputusan Direksi terhadap penetapan anggota Komite di bawah Dewan Komisaris. Kebijakan dan prosedur operasional telah dan selalu dilakukan pengkinian sesuai ketentuan perundangan. Bank juga telah mengusulkan pembuatan sistem monitoring APU PPT untuk meningkatkan pengendalian risiko kepatuhan.

- Faktor-faktor negatif aspek governance structure Bank di antaranya adalah komposisi Dewan Komisaris yang masih belum sesuai dengan tata kelola, karena jumlah anggota Komisaris kurang dari 3 orang. Mengingat saat ini sedang dilakukan persiapan merger sehingga tidak efisien jika pada saat ini mengangkat Komisaris, maka penambahan anggota Komisaris akan dilakukan pada Bank hasil penggabungan. Mengingat ukuran dan kompleksitas Bank, dengan susunan Komisaris saat ini tidak mengganggu kegiatan bisnis Bank.

B. Governance Process- Faktor-faktor positif aspek governance process Bank

di antaranya adalah adanya upaya dari seluruh jenjang organisasi Bank mulai dari Dewan Komisaris, komite-komite, Direksi dan seluruh karyawan Bank untuk melaksanakan kebijakan dan prosedur yang berlaku serta melakukan proses pengkinian dan kaji ulang secara berkelanjutan sesuai perkembangan kegiatan usaha dan kompleksitas kegiatan operasional Bank. Selain itu, Bank telah melaksanakan diseminasi dan sosialisasi peraturan baru, melaksanakan beberapa pelatihan internal, mengikuti pelatihan dan sosialisasi yang diadakan oleh regulator.

- Faktor-faktor negatif aspek governance process Bank adalah tingkat pemahaman dan kesadaran pengendalian intern di setiap jenjang organisasi Bank masih perlu ditingkatkan dalam rangka mengendalikan risiko terkait operasional kegiatan usaha Bank. Untuk itu bank akan mengintensifkan kampanye budaya kepatuhan.

11. Strategic Plans of the Bank The Bank has compiled and submitted a Bank Business

Plan for 2019-2021 that has been approved by the Board of Commissioners and has been communicated to shareholders and to all levels of the Bank’s organization. In May 2017, APRO took over shares from the old shareholders so that ownership increased to 99%. On June 16, 2017 APRO added a second capital of Rp500 billion, so Bank Oke Indonesia becomes the BUKU 2 bank. APRO seriously wants to develop the bank’s business in Indonesia. This is indicated by the acquisition of the second bank that has been approved by the OJK. Recently, the Bank is preparing for a merger with the second bank and awaiting approval for the merger of the OJK Capital Market .

Based on the analysis on all the assessment of criterias/indicators, it can be concluded that:

A. Governance Structure - The positive factors of the Bank’s governanve structure

aspect are that the Board of Directors’ composition has been fulfilled and in accordance with provisions, and the composition of Committee members under the Board of Commissioners has been fulfilled with the Board of Directors’ decision regarding the determination of Committee members under the Board of Commissioners.

- The negative factor of the Bank’s governance structure aspect is that the composition of the Board of Commissioners has not been corresponding to the governance, because total of the Board of Commissioners is less than 3 persons. Considering that a merger preparation is currently being carried out, it is not efficient to appoint a Commissioner at this time, then the addition of members of the Board of Commissioners will be made to the merged Bank. Given the size and complexity of the Bank, the current composition of the Board of Commissioners does not interfere with the Bank’s business activities.

B. Governance Process- Positive factors of the Bank’s governance process aspect

is that there are efforts from all organizational levels of the Bank starting from the Board of Commissioners, committees, the Board of Directors and all employees of the Bank to carry out the applicable policies and procedures and carry out updating process and review continuously that correspond to the development of business activities and complexity of operational activities of the Bank. Additionally, the Bank has conducted dissemination, socialization of new regulations, some internal trainings and enrolled the trainings and socializations held by regulators.

- The negative factor of the Bank’s governance process

aspect is that the level of understanding and awareness of internal control at every level of the Bank’s organization still needs to be improved in order to control risks related to the operations of the Bank’s business activities. For this reason, the Bank will intensify the compliance culture campaign.



C. Governance Outcome- Faktor-faktor positif aspek governance outcome Bank

di antaranya adalah ketersediaan, kelengkapan, dan ketepatan waktu serta akurasi data dan/atau informasi terkait transparansi kondisi keuangan Bank yang disampaikan kepada stakeholders sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Pada bulan Mei 2017 APRO telah mengambil alih saham dari pemegang saham lama sehingga kepemilikan bertambah menjadi 99%. Pada tanggal 16 Juni 2017 APRO telah melakukan penambahan modal kedua sebesar Rp500 miliar, sehingga Bank Oke Indonesia menjadi kelompok Bank BUKU 2. Sampai dengan akhir Desember 2018 Bank telah menghasilkan laba sebesar 8,5 milyar Rupiah. Terkait persiapan merger, Bank Kedua telah mengajukan persetujuan legal merger dengan mengirimkan surat ke OJK Pasar Modal, dan telah melakukan persiapan operasional merger dengan melakukan Gap Analysis SOP, training untuk CS dan Teller Bank Kedua, dan sebagainya.

- Faktor-faktor negatif aspek governance outcome Bank pada semester II/2018 di antaranya adalah terdapat denda/sanksi administratif dari regulator dikarenakan kesalahan/keterlambatan koreksi pelaporan LBU, dan keterlambatan penyampaian laporan rencana pengembangan teknologi informasi tahun 2019. Untuk memitigasi hal ini, Bank telah melakukan perbaikan sistem, perbaikan proses, melakukan sosialisasi dan edukasi kepada karyawan, serta terus mengintensifkan kampanye Budaya Kepatuhan untuk meningkatkan kesadaran setiap karyawan akan kewajibannya untuk mengirimkan laporan tepat waktu.

C. Governance Outcome - The positive factors of the Bank’s governance outcome

aspect are, for instance, the availability, completeness, timeliness and accuracy of data and/or information related to the transparency of the Bank’s financial condition that is conveyed to stakeholders in accordance with the applicable laws and regulations. In May 2017, APRO took over shares from the previous shareholdes so that the ownership gained to 99%. On June 16, 2017, APRO conducted the second capital increase for Rp500 billion, so that Bank Oke Indonesia becomes BUKU 2 Bank. Untill the end of December 2018, the Bank has produced income by Rp8,5 billion. Regarding merger preparation, the Second bank has proposed agreement of legal merger by sending a letter to Capital Market OJK and has carried out operational merger preparation by implementing Gap Analysis SOP, training for CS and Teller of the Second Bank and so on so forth.

- The negative factor of the Bank’s governance outcome in semester II/2018, is that there are administrative sanctions from the regulators due to error/delay in correction of the LBU report, and delay in delivering report of information technology development plans in 2019. To mitigate the issue, the Bank has carried out system, process improvements, socialization and education to employees, and has continued to intensify the Compliance Culture campaign to increase the awareness of each employee of his obligation to submit reports on time.


KODE ETIKCODE OF CONDUCTS

Dewan Komisaris, Direksi dan seluruh Pegawai Bank Oke Indonesia memiliki kewajiban untuk mematuhi dan melaksanakan Kode Etik Kepatuhan Perusahaan yang meliputi 7 (tujuh) prinsip sebagai berikut:

Prinsip 1, Menjunjung tinggi integritas (integrity).Prinsip 2, Melaksanakan tugas dengan baik, teliti, dan bertanggung jawab, baik kepada rekan kerja maupun nasabah dan rekanan (care and diligence). Prinsip 3, Melakukan pengelolaan dan pengendalian terhadap setiap kegiatan usaha/aktivitas dengan efektif (management and control). Prinsip 4, Memperhatikan ketentuan kewajaran dan standar yang berlaku di lingkungan usaha (market conduct). Prinsip 5, Memberikan layanan yang wajar kepada nasabah dan rekanan, termasuk pemberian informasi yang dibutuhkan dan dalam berkomunikasi dengan nasabah, sesuai ketentuan yang berlaku (fair treatment). Prinsip 6, Mengelola konflik kepentingan dengan baik, antara Bank dengan nasabah dan/atau rekanan dan antara nasabah dan/atau rekanan satu dengan yang lain (manage conflict of interest).Prinsip 7, Memberikan informasi secara lengkap dan melaksanakan setiap komitmen Bank kepada otoritas pengawas dengan baik (open and co-operative to regulators). Setiap pihak yang terbukti melakukan pelanggaran terhadap Kode Etik ini akan dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

The Board of Commissioners, Directors and all employees of Bank Oke Indonesia have an obligation to comply with and implement the Company’s Compliance of Code of Conduct composed of 7 (seven) principles as follows:

Principle 1, Upholding integrity.Principle 2, Carrying out the task properly, thoroughly, and responsibly, both to colleagues and customers and partners (care and diligence).Principle 3, Managing and controling every business activity/activity effectively (management and control).

Principle 4, Noting the fairness and standards that apply in the business environment (market conduct).Principle 5, Providing reasonable services to customers and partners, including the provision of information needed and in communicating with customers, in accordance with fair treatment.

Principle 6, Managing conflicts of interest well, between the Bank and customers and/or partners and between customers and/or partners with one another (manage conflict of interest).Principle 7, Providing complete information and implement each Bank’s commitment to the supervisory authority (open and co-operative to regulators). Sanctions that are in accordance with the applicable provisions will be given to each party proven to have violated the Code of Conduct.



Sistem Pelaporan PelanggaranBank Oke Indonesia memiliki komitmen untuk menjalankan perusahaan secara profesional dan berlandaskan pada perilaku perusahaan yang sesuai dengan nilai budaya integritas. Karenanya, Bank senantiasa mendorong partisipasi aktif dari seluruh jajaran Bank Oke dan stakeholder lainnya untuk menyampaikan laporan pengaduan pelanggaran disiplin yaitu perbuatan atau indikasi fraud, non fraud dan/atau pelanggaran lainnya yang dapat merugikan nasabah maupun Bank Oke Indonesia.

Untuk merealisasikan hal tersebut di atas, Bank menyediakan sarana pelaporan pelanggaran yang bersifat rahasia, yaitu melalui Sistem Pelaporan Pelanggaran (“Whistle Blowing System”/WBS). WBS dapat menerima berbagai laporan, di antaranya: 1. Pelanggaran terhadap ketentuan good governance; 2. Pelanggaran terhadap Kode Etik Bank; 3. Penyalahgunaan wewenang atau jabatan untuk kepentingan

pribadi dan/atau golongan atau kelompok; 4. Pelanggaran terhadap prinsip standar akuntansi perbankan

Indonesia yang berlaku; 5. Penyalahgunaan sumberdaya; 6. Pelecehan, tindakan pelanggaran norma masyarakat atau nilai

sosial yang berlaku; 7. Tindakan pelanggaran yang bersifat SARA; 8. Penyalahgunaan wewenang, penggunaan yang tidak

berdasarkan otorisasi, dan/atau penyalahgunaan aset tetap, mesin, dan inventaris atau peralatan kantor;

9. Penyalahgunaan catatan atau pembukuan administrasi kantor;

10. Tindakan yang membahayakan keselamatan kerja; 11. Tindakan pelanggaran lainnya yang dapat menimbulkan

kerugian keuangan ataupun nonkeuangan; dan/atau 12. Fraud.

Pengaduan dapat disampaikan melalui “Whistle Blowing System “ yang telah disediakan Bank yaitu:

E-Mail : [email protected] : 021-27889533 ext 2100

Whistle Blowing System (WBS) menyediakan sistem yang terkoordinasi dan terintegrasi mulai dari penerimaan laporan hingga tindak lanjut penegakan dugaan pelanggaran. Keberadaan WBS diharapkan mampu menciptakan sistem kontrol sosial (saling mengawasi) terhadap kesesuaian perilaku dan ketaaatan pelaksanaan ketentuan oleh masing-masing sumber daya.

Setiap laporan akan dijaga kerahasiaannya dan apabila terdapat bukti yang cukup maka akan dilakukan proses investigasi lebih lanjut. Bank Oke Indonesia menjamin kerahasiaan identitas pelapor serta kerahasiaan isi laporan.

Whistle Blowing System ini sekaligus menunjukkan komitmen Bank untuk terus menegakan integritas dan profesionalitas Bank dalam penegakan terhadap dugaan pelanggaran sesuai dengan komitmen seluruh jajaran Bank Oke Indonesia yaitu “Say No to Fraud”.

Whistle Blowing SystemBank Oke Indonesia is committed to running the company professionally and based on corporate behavior that is in accordance with the culture of integrity. Therefore, the Bank involves the participation of all Bank and other stakeholders to submit complaints reports of disciplinary violations, namely actions or indications of fraud, non fraud and/or other violations that can harm customers or Bank Oke Indonesia.

To realize the foregoing, the Bank provides confidential means of reporting violations, namely through the Violation Reporting System (“Whistle Blowing System”/WBS). The WBS can receive various reports, including:

1. Violation of the provisions of good governance;2. Violation of the Bank’s Code of Conducts;3. Abuse of authority or position for personal and/or group or

group interests;4. Violations of applicable Indonesian banking accounting

standards principles;5. Misuse of resources;6. Harassment, acts that violate community norms or applicable

social values;7. SARA acts of violation;8. Abuse of authority, use not based on authorization, and/

or misuse of fixed assets, machinery, and inventory or office equipment;

9. Misuse of records or office administration records;

10. Actions that endanger work safety;11. Other violations that can cause financial or non-financial

losses; and/or12. Fraud.

Complaints can be delivered through “Whistle Blowing System” that has been provided by the Bank, namely:

E-Mail : [email protected] : 021-27889533 ext 2100

Whistle Blowing System (WBS) provides a coordinated and integrated system, starting from the receipt of reports until follow-up enforcement of alleged violations. The presence of WBS is expected to create social control system (co-monitoring) on suitability of behavior and compliance with the implementation of provisions by each resource.

Every report’s confidentiality will be maintained safe and if there is sufficient evidence, then the investigation will be processed. Bank Oke Indonesia guarantees that the reporter’s identity and report content will be safe.

This Whistle Blowing System, at one blow, shows the Bank’s commitment to continue upholding the Bank’s integrity and professionalism towards fraud that is in accordance with the commitment of Bank Oke Indonesia, namely “Say No to Fraud”.

PENGADUAN INTERNAL WHISTLE BLOWING SYSTEM


PENGADUAN EKSTERNALEXTERNAL COMPLAINT CHANNEL

PT Bank Oke Indonesia berkomitmen untuk memberikan layanan terbaik dengan menyediakan sarana pengaduan melalui: 1. Website: www.okbank.co.id dengan memilih menu “Hubungi

Kami”; 2. Melalui e-mail di alamat: customercare@okbank. co.id; 3. Menghubungi Customer Care di nomor telepon: 021-

27889530; 4. Menghubungi Customer Service Cabang.

Di samping itu, PT Bank Oke Indonesia juga dapat menerima masukan melalui: 1. Surat resmi ditujukan kepada PT Bank Oke Indonesia; 2. Telepon;

Untuk informasi data Perusahaan lain secara terinci dapat diakses melalui: 1. Website Perusahaan: www.okbank.co.id; 2. Kantor Cabang PT Bank Oke Indonesia; 3. Laporan Bulanan, Laporan Triwulan, Laporan Tahunan,

Laporan LCR Triwulan, Laporan GCG, Laporan Kinerja Sosial, dan Laporan Triwulan Investor pada website Perusahaan.

PT Bank Oke Indonesia is committed to providing the best service by offering complaints handling facilities through:1. Website: www.okbank.co.id by selecting the “Contact Us”

menu;2. By e-mail at the address: customercare@okbank. co.id;3. Contact Customer Care at the telephone number: 021-

27889530;4. Contact Branch Customer Service.

Besides that, PT Bank Oke Indonesia can also receive input through:1. An official letter addressed to PT Bank Oke Indonesia;2. Telephone;

For other Company data information in detail can be accessed through:1. Company Website: www.okbank.co.id;2. PT Bank Oke Indonesia Branch Office;3. Monthly Reports, Quarterly Reports, Annual Reports, Quarterly

LCR Reports, GCG Reports, Social Performance Reports, and Investor Quarterly Reports on the company’s website.



Tanggung Jawab Sosial PerusahaanCorporate Social Responsibility



TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

OK! BANK telah melaksanakan undang-undang Perusahaan Terbatas, khususnya mengenai tanggung jawab sosial/Corporate Social Responsibility (CSR), selama tahun 2018. Sebagai bentuk kepedulian sosial, PT Bank Oke Indonesia (“Bank”) telah menyelenggarakan beberapa kegiatan CSR yang dikelompokkan sesuai kepentingan pemangku kepentingan, yakni: 1. Tanggung jawab lingkungan hidup; 2. Tanggung jawab praktik ketenagakerjaan; 3. Tanggung jawab pengembangan sosial kemasyarakatan; 4. Tanggung jawab produk.

TANGGUNG JAWAB LINGKUNGAN HIDUP

Bank meyakini bahwa pelestarian alam dan lingkungan hidup merupakan tanggung jawab seluruh pihak, baik pemerintah, masyarakat umum dan juga para pelaku usaha. Dengan demikian, Bank berpartisipasi seoptimal mungkin untuk melaksanakan upaya-upaya yang akan meningkatkan kualitas alam dan lingkungan hidup, minimal di lingkungan tempat di mana Bank beroperasi. Smart Spending Policy adalah bagian dari internal bank yang digunakan dalam kegiatan Bank di bidang pelestarian alam dan lingkungan hidup. Smart Spending Policy merupakan suatu kebijakan Bank yang mendorong setiap pegawai untuk melakukan penghematan di segala lini kegiatan tanpa mengurangi kualitas pekerjaan masing-masing. Setiap pengeluaran biaya operasional perlu direncanakan dengan matang dan dikaji ulang agar manfaat yang dihasilkan dapat optimal. Kegiatan ini meliputi efisiensi di beberapa bidang, yakni penggunaan listrik secara terkontrol, penghematan konsumsi perlengkapan kantor (office supplies), serta melakukan efisiensi perjalanan dinas.

TANGGUNG JAWAB TERHADAP KETENAGAKERJAAN

Kesetaraan Kerja dan Kesejahteraan Bank telah melakukan asas kesetaraan di mana remunerasi pegawai diberikan sesuai pangkat dan jabatan serta kinerja pegawai. Hal ini dilakukan di bawah koordinasi Divisi Sumber Daya Manusia yang mengkaji standar gaji dan remunerasi pegawai. Keterlibatan Kepala Divisi SDM dalam Komite Remunerasi dan Nominasi juga dimaksudkan untuk memastikan penerapan asas kesetaraan baik di tingkat Direksi, Dewan Komisaris, maupun pegawai Bank. Bank senantiasa mengkaji remunerasi pegawai dari waktu ke waktu dan mengajukan perubahan yang dianggap perlu kepada Direksi dan Komite Remunerasi dan Nominasi.

Pengembangan Kompetensi dan Pelatihan SDMDalam mengembangkan dan meningkatkan kemampuan masing-masing karyawan terutama di bidang analisa kredit, manajemen risiko, kepatuhan dan pengelolaan kredit bermasalah, Bank berupaya untuk terus memberikan pelatihan kepada seluruh karyawannya. Tidak hanya pada bidang tertentu, pelatihan juga diberikan pada bidang tresuri, teknologi dan informasi, operasional dan bidang SDM.

OK! BANK has complied with a Limited Liability Company law, specifically regarding Corporate Social Responsibility (CSR), during 2017. As a realization of social care, PT Bank Oke Indonesia (“Bank”) has organized several CSR activities that are classified according to the interests of stakeholders, namely:

1. Environment responsibility; 2. Employment practice responsibility; 3. Community development responsibility; 4. Product responsibility.

ENVIRONMENT RESPONSIBILITY

The Bank believes that nature and environment preservation is the responsibility of all stakeholders, including government, public and corporates. Thus, the Bank participates as optimally as possible in carrying out efforts that will improve the quality of nature and the environment, at a minimum in the environment in which the Bank operates. The Smart Spending Policy is a part of the internal bank that is used in Bank activities in the field of natural and environmental conservation. The Smart Spending Policy is a Bank policy that encourages every employee to make savings in all lines of activity without reducing the quality of their work. Every operational cost should be well planned and reviewed for optimum benefit. Saving activities include efficiency in several aspects, such as electricity and office supplies consumption, as well as business travel efficiency.

EMPLOYMENT PRACTICE RESPONSIBILITY

Employment Equality and BenefitThe Bank has implemented the principle of equality in which remuneration was given in accordance with employees’ rank, position, and performance. This has been carried out by the HR Division by reviewing the salaries and remuneration of all employees. HR Division Head’s involvement in the Remuneration and Nomination Committee was also intended to ensure the implementation of the principle of equality at the level of the Bank’s Board of Directors, Board of Commissioners, and employees. The Bank constantly and regularly reviewed remuneration, and proposed changes deemed necessary to the Board of Directors and the Remuneration and Nomination Committee.

HR Competency Development and Training In developing and improving the capabilities of each employee, especially in the areas of credit analysis, risk management, compliance and management of problem loans, the Bank strives to continue providing training. Not only in certain fields, training is also given to the fields of treasury, technology and information, operations and the HR field.


TANGGUNG JAWAB PENGEMBANGAN SOSIAL KEMASYARAKATAN

Bank memiliki tanggung jawab terhadap pengembangan sosial kemasyarakatan yang dilakukan dengan peran aktif Bank dalam berbagai pelatihan bagi LKM mitra, nasabah LKM mitra serta masyarakat lingkungan sekitarnya. OK! BANK meyakini bahwa kegiatan ini bertujuan untuk memperoleh pengetahuan lebih yang dapat meningkatkan kompetensi, kapasitas dan daya saing para peserta pelatihan.

Kegiatan Literasi dan Inklusi Keuangan Bersama BPR Pesisir Akbar di Bima-Dompu Fase 4 Proyek Pertanian JagungLiterasi keuangan merupakan salah satu program dari Otoritas Jasa Keuangan yang wajib dilakukan semua perbankan di Indonesia. Sebagai bentuk kepatuhan terhadap peraturan OJK, pada tanggal 19-20 Februari 2018, Bank Oke Indonesia bekerjasama bersama Mercy Corps dan Asuransi ACA melakukan kegiatan Literasi Keuangan di beberapa wilayah yang menjadi program Pembiayaan Jagung di Kabupaten Dompu Bima.

Kegiatan ini merupakan hasil kolaborasi antara PT Bank Oke Indonesia dengan BPR Pesisir Akbar Kab. Bima, Mercy Corps Indonesia, dan Asuransi ACA. Bank OKe Indonesia sebagai pemberi edukasi literasi dan sekaligus inklusi keuangan dengan memberikan informasi produk Andara Link! (yang saat ini per 2018 sudah berganti nama menjadi OK Link!). Pemantauan dan biaya kegiatan ditanggung oleh pihak BPR; Mercy Coprs Indonesia dan Asuransi ACA.

Peduli 80 Anak Yatim Piatu di Bulan RamadhanBank Oke Indonesia mengadakan acara sosial bersama Anak Yatim Piatu. Acara diadakan di semua cabang Semarang, Surabaya, Denpasar, Jakarta dan Kantor Pusat mulai dari tanggal 23, 25, 28, dan 30 Mei 2018.

Apro Service Group dan Bank Oke Indonesia Peduli Bencana Gempa Bumi dan Tsunami Di Donggala, Sigi dan PaluAPRO Service Group selaku shareholder memberikan bantuan untuk korban bencana gempa bumi dan Tsunami di Donggala, Sigi, dan Palu sebesar Rp1 miliar yang disalurkan melalui PMI (Palang Merah Indonesia) yang diterima langsung oleh Sekretaris Jenderal PMI, dr. Ritola Tasmaya, M.P.H., pada 18 Oktober 2018.

TANGGUNG JAWAB PRODUK

Bank Oke Indonesia selalu berkomitmen untuk menjaga kepercayaan masyarakat, terutama para nasabahnya. Maka dari itu, OK! BANK senantiasa menempatkan para nasabah sebagai prioritas utama serta memastikan bahwa seluruh produk (portofolio) dan layanan yang ditawarkan telah sesuai dengan norma-norma dan peraturan perundang-undangan.

2018, Bank telah mengambil kebijakan dan langkah tanggung jawab produk dengan: Menjaga Kualitas Produk – Portofolio. Agar setiap produk dan layanan dapat memberikan manfaat dan kegunaan yang optimal bagi para nasabah, OK! BANK senantiasa menjaga kualitas produk dan layanannya. Bank juga selalu memastikan agar para nasabah memahami dan mengerti kelebihan produk dan layanan Bank Oke Indonesia, sesuai dengan kebutuhan nasabah.

COMMUNITY DEVELOPMENT RESPONSIBILITY

The Bank has responsibility for social community development carried out with the Bank’s active role in various trainings for MFI partners, customers of partner MFIs and the surrounding community. OK ! BANK believes that this activity aims to gain more knowledge that can improve the competency, capacity and competitiveness of the trainees.

Financial Literacy and Inclusion Activity with BPR Pesisir Akbar in Bima-Dompu Phase 4 Corn Agriculture ProjectFinancial Literacy is one of the programs of the Financial Services Authority that must be carried out by all banks in Indonesia. As a form of compliance with OJK regulations, on February 19 and 20, 2018, Bank Oke Indonesia in collaboration with Mercy Corps and ACA Insurance did Financial Literacy activity in several areas which participating in Corn Financing program in Dompu Bima District.

PT Bank Oke Indonesia collaborated with BPR Pesisir Akbar Kab. Bima, Mercy Corps Indonesia, and ACA Insurance. As a provider of literacy education and financial inclusion, OKe Bank Indonesia also provided the information on Andara Link product! (as of 2018 it has changed the name into OK Link!). For monitoring and costs of the activity are cobered by the BPR; Mercy Coprs Indonesia and ACA Insurance.

Care 80 Orphaned Children in The Ramadhan MonthBank Oke Indonesia held a charity event with Orphans. It was held in all branches in Semarang, Surabaya, Denpasar, Jakarta and the Headquarter starting from May 23, 25, 28 and 30, 2018.

Apro Service Group and Indonesia Oke Banks Care About Earthquakes and Tsunamis in Donggala, Sigi and PaluAPRO Service Group as a shareholder provided the assistance to the victims of earthquake and tsunami in Donggala, Sigi, and Palu for Rp1 billion. It was channeled through PMI (Indonesian Red Cross) and received directly by the Secretary General of PMI, dr. Ritola Tasmaya, M.P.H., on October 18, 2018.

PRODUCT RESPONSIBILITY

Bank Oke Indonesia is always committed to maintaining public trust, especially its customers. Therefore, OK! BANK the Bank always puts its customers as the top priority and ensures that all products (portfolios) and services offered are in accordance with the norms and regulations.

Throughout 2018, The Bank has implemented policy and product responsibility steps by: Maintaining Product Quality - Portfolio. In order to optimize and make product and service beneficial to all costumers, OK! BANK always maintains the quality of its products and services. The Bank also always ensures that customers understand and comprehend the advantages of OK! BANK Indonesia’s products and services, according to customer needs.



Dengan demikian, OK! BANK telah menetapkan kriteria pengkajian produk dan layanan yang ditawarkan kepada nasabah, sebagai berikut: 1. Manfaat produk dan layanan yang ditawarkan kepada

nasabah harus jelas; 2. Biaya administrasi yang dikenakan untuk penggunaan produk

dan layanan harus transparan; 3. Nomor telepon atau alamat e-mail staf pelayanan nasabah

harus tercantum jelas untuk mengakomodasi pengajuan keluhan atau pertanyaan jika diperlukan;

4. Produk dan layanan yang ditawarkan telah mendapat persetujuan Otoritas Jasa Keuangan.

Consequently, OK! BANK has set the following criteria for the assessment on products and services offered to customers:

1. The benefits of the products and services offered to the customer must be clearly defined;

2. The administration fee charged for using the product and service must be transparent;

3. The phone number or e-mail address of customer service staff must be clearly stated to accommodate any complaints or questions;

4. The offered products and services must have attained prior approval from Financial Services Authority.


TANGGUNG JAWAB LAPORAN TAHUNAN

SURAT PERNYATAAN ANGGOTA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI TENTANGTANGGUNG JAWAB ATAS LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2018

PT BANK OKE INDONESIA

Kami yang bertandatangan dibawah ini, menyatakan bahwa:

1. Kami bertanggungjawab atas penyusunan dan penyajian Laporan Tahunan Tahun Buku 2018 PT Bank Oke Indonesia.2. Semua informasi dalam Laporan Tahunan PT Bank Oke Indonesia tahun buku 2018 telah dimuat secara lengkap dan bertanggung

jawab penuh kebenaran isi Laporan Tahunan Bank.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya.

Jakarta, 26 Maret 2019

Moon YoungsoPresiden Komisaris

President Commissioners

Lim Cheol JinDirektur Utama

President Director

Angeline NangoiKomisaris Independen

Independent Commissioner

Denny Setiawan HanubrataDirektur Director

Efdinal Alamsyah Direktur Director

DEWAN KOMISARISBoard of Commissioner

DEWAN DIREKSIBoard Of Directors

MOON YOUNGSOPresiden Komisaris


Denny S. Hanubrata



Laporan Keuangan 2018 - Audit2018 Financial Statments - Audited

IKHTISAR KINERJA

Ikhtisar Keuangan

Ikhtisar Kinerja

Rencana Dan Strategi Kinerja

Laporan Dewan Komisaris

Laporan Direksi

PROFIL PERUSAHAAN

Sekilas Bank Oke Indonesia

Peristiwa Penting Di Tahun 2018

Jejak Langkah

Visi & Misi

Nilai Nilai Dasar

Struktur Organisasi

Komposisi Kepemilikan Saham

Profil Pemegang Saham

Profil Dewan Komisaris

Profil Direksi

Produk Dan Layanan

Penghargaan Dan Sertifikasi

Jaringan Kantor

ANALISA DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN

Tinjauan Keuangan

Tinjauan Usaha

Tinjauan Unit Pendukung

TATA KELOLA PERUSAHAAN

Tata Kelola Perusahaan

Dewan Komisaris

Dewan Direksi

Komite-Komite Dewan Komisaris

Penerapan Fungsi Kepatuhan Audit Intern dan Audit Ekstern

Kode Etik

Pengaduan Internal

Pengaduan Internal

TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN

Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

LAPORAN KEUANGAN 2018 - AUDIT

PERFORMANCE HIGHLIGHTS

Financial Highlights

Performance Highlights

Plan And Strategy

Report From The Board Of Commissioners

Report From The Board Of Directors

COMPANY PROFILE

Bank Oke Indonesia In Brief

Important Events In 2019

Milestones

Vision & Mission Core Values

Organization Structure

Ownership Composition

Shareholders Profiles

Board of Commissioners Profiles

Board of Directors Profiles

Products and Services

Awards and Certifications

Office Network

MANAGEMENT DISCUSSION AND ANALYSIS

Financial Review

Business Review

Supporting Units

GOOD CORPORATE GOVERNANCE

Good Corporate Governance


Board of Directors

Committees of The Board of Commissioners

Implementation of Compliance, Internal Audit and External Audit Functions

Code of Ethics

Whistle Blowing System

External Complaint Channel

CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

Corporate Social Responsibility

2018 FINANCIAL REPORT - AUDITED

4569

13

16202128293032323335384041

444750

110112116120125

141142143

146

150

DAFTAR ISITable of Content

La

po

ran

Pu

blik

asi Ta

hu

na

n 2

01

8 A

nn

ua

l Pu

blica

tion

Re

po

rt

Ciptakan Pertumbuhan Melalui Transformasi




CIP

TAK

AN

PE

RT

UM

BU

HA

N M

EL

ALU

I TR

AN

SFO

RM

AS

I

Sahid Sudirman Center Lt. 56 Unit B Jl. Jend. Sudirman Kav. 86 Jakarta Pusat 10220E-mail : [email protected] :62–2127889535Fax :62–2127889533

www.okbank.co.id

PT

BA

NK

OK

E IN

DO

NE

SIA

2018 Laporan Publikasi Tahunan Annual Publication Report · (tabungan). Sebagai upaya pengembangan...

Documents

Transcript of 2018 Laporan Publikasi Tahunan Annual Publication Report · (tabungan). Sebagai upaya pengembangan...