2 Pengaruh Sistem Akuntansi Manajemen Terhadap Kinerja Manajerial Dengan Variabel Moderasi Strategi...
-
Upload
aris-kurniawan -
Category
Documents
-
view
450 -
download
5
Transcript of 2 Pengaruh Sistem Akuntansi Manajemen Terhadap Kinerja Manajerial Dengan Variabel Moderasi Strategi...
1
PENGARUH SISTEM AKUNTANSI MANAJEMEN TERHADAP KINERJA
MANAJERIAL DENGAN VARIABEL MODERASI STRATEGI BISNIS,
PERCEIVED ENVIRONMENTAL UNCERTAINTY (PEU), DAN DESENTRALISASI
(CASE STUDY: PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI PROV. JAMBI)
Oleh:
CITRA YURISTISIA, SE
0921221007
(Dibawah bimbingan Dr. Yurniwati, M. Si AK dan Rida Rahim, SE ME)
ABSTRACT
This study intends to give the empirical evidence on interaction effect of information
management accounting system with business strategy, perceived environmental uncertainty,
and decentralization on managerial performance. Business strategy, perceived environmental
uncertainty, and decentralization were used in this study as moderating variable. First
hypothesis didn’t use moderating variable, second hypothesis used business strategy, third
hypothesis used perceived environmental uncertainty, and fourth hypothesis used
decentralization.
Questionnaires were distributed to 60 manufacturing companies in Jambi with
purposive sampling method. The responses from 60 middle managers and general manager,
were analysed using Multiple Regression Analysis (MRA).
The result support the hypothesis that management accounting system information
influence on managerial performance. Furthermore, the interaction effect of management
accounting system information with perceived environmental uncertainty and
decentralization on managerial performance are positive and significant. On the other hand,
management accounting system more useful for the company employing a business strategy
of defender than the company employing business strategy of prospector. The effect of
management accounting system information will be more positive under high level of
perceived environmental uncertainty and decentralization than lower level perceived
environmental uncertainty and decentralization. The findings is consistent with Chong dan
Chong (1997), Agbejule (2005), Gul (1991), Faisal (2006), dan Gul and Chia (1994).
Keywords: information, management accounting system, business strategy, perceived
environmental uncertainty, decentralization
PENDAHULUAN
Pendekatan kontijensi dapat digunakan untuk menganalisis dan mendesain sistem akuntansi
manajemen untuk memberikan informasi yang dapat digunakan perusahaan untuk berbagai tujuan.
Pendekatan kontijensi pada sistem akuntansi manajemen didasarkan pada premis bahwa tidak ada
sistem akuntansi manajemen secara universal yang selalu bisa diterapkan dengan tepat pada semua
2
organisasi dalam setiap keadaan. Dalam penelitian tentang sistem akuntansi manajemen, pendekatan
kontinjensi diperlukan untuk mengevaluasi faktor-faktor lingkungan (intensitas persaingan, strategi,
dan ketidakpastian lingkungan) yang dapat menyebabkan sistem akuntansi manajemen lebih efektif.
Motivasi penelitian ini yaitu untuk membuktikan apakah terdapat perbedaan hubungan antara
Sistem Informasi Akuntansi Manajemen dan kinerja manajerial baik tanpa melibatkan faktor-faktor
situasional maupun dengan adanya faktor situasional yang diwujudkan dalam variabel kontijensi
sebagai variabel moderator yaitu variabel strategi bisnis, ketidakpastian lingkungan yang dipersepsikan
(PEU), dan desentralisasi. Kedua, penelitian ini berusaha untuk menggeneralisasi hasil-hasil penelitian
yang menggunakan persepsi ketidakpastian lingkungan yang dihadapi perusahaan, strategi bisnis yang
dipilih, dan desentralisasi yang diterapkan. Ketiga, untuk mengetahui apakah dengan menggunakan
teori yang sama tetapi dengan lokasi dan sampel yang berbeda akan memberikan hasil yang sama
dengan penelitian-penelitian sebelumnya.
Penelitian ini berbeda dengan penelitian-penelitian sebelumnya dalam beberapa hal. Pertama,
dalam hal penggunaan variabel moderasi dalam penelitian, pada penelitian Agbejule (2005) dan Gul
(1991) hanya menggunakan satu variabel moderasi yang digunakan dalam pendekatan kontijensi.
Peneliti menambahkan variabel moderasi strategi bisnis dan desentralisasi. Penggunaan variabel
strategi bisnis karena perusahaan yang mengikuti strategi yang berbeda akan membentuk karakteristik
informasi yang berbeda pula, sehingga dengan adanya kesesuaian antara strategi bisnis dan informasi
yang dibutuhkan perusahaan diharapkan akan meningkatkan kinerja manajerial (Laksmana dan
Muslichah, 2002).
Alasan pemilihan perusahaan manufaktur dalam penelitian ini adalah karena perusahaan
manufaktur merupakan industri yang cukup unik dan memiliki kapasitas pekerjaan yang rumit mulai
dari proses produksi sampai barang jadi yang siap dijual. Hal ini menyebabkan kecenderungan
perusahaan membutuhkan Sistem Informasi Akuntansi Manajemen yang cukup tinggi, detail, dan lebih
kompleks. Adapun pemilihan Provinsi Jambi dalam lokasi penelitian adalah karena Provinsi Jambi
mempunyai perusahaan industri baik sedang maupun besar.
Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan yang akan diteliti dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah Sistem Informasi Akuntansi Manajemen.berpengaruh terhadap kinerja manajerial?
2. Apakah strategi bisnis mempengaruhi hubungan Sistem Informasi Akuntansi Manajemen
dengan kinerja manajerial?
3. Apakah PEU (perceived environmental uncertainty) mempengaruhi hubungan Sistem
Informasi Akuntansi Manajemen dengan kinerja manajerial?
4. Apakah desentralisasi mempengaruhi hubungan Sistem Informasi Akuntansi Manajemen
dengan kinerja manajerial?
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk memberikan bukti empiris mengenai pengaruh Sistem Informasi Akuntansi Manajemen
terhadap kinerja manajerial,
2. Untuk memberikan bukti empiris mengenai pengaruh interaksi Sistem Informasi Akuntansi
Manajemen dan strategi bisnis terhadap kinerja manajerial,
3. Untuk memberikan bukti empiris mengenai pengaruh interaksi Sistem Informasi Akuntansi
Manajemen dan perceived environmental uncertainty terhadap kinerja manajerial,
4. Untuk memberikan bukti empiris mengenai pengaruh interaksi Sistem Informasi Akuntansi
Manajemen dan desentralisasi terhadap kinerja manajerial
3
Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini antara lain:
1. Memberikan masukan bagi para perusahaan sebagai bahan pertimbangan untuk mendesain
sistem akuntansi manajemen perusahaan (menentukan kharakteristik informasi sistem
akuntansi manajemen) yang dibutuhkan perusahaan yang disesuaikan dengan strategi bisnis,
tingkat persepsi ketidakpastian lingkungan yang dihadapi perusahaan, dan desentralisasi yang
dapat memberikan dampak pada peningkatan kinerja manajerial.
2. Menyediakan informasi yang mungkin diperlukan untuk penelitian di bidang akuntansi
manajemen pada masa yang akan datang.
3. Memperkuat penelitian sebelumnya yang berkenaan dengan adanya pengaruh antara strategi
bisnis, PEU (perceived environmental uncertainty), dan desentralisaai terhadap hubungan
antara Sistem Informasi Akuntansi Manajemen dengan kinerja manajerial.
4. Dapat memberikan kontribusi terhadap teori sistem akuntansi manajemen, terutama dalam
mengidentifikasi faktor kontijensi dalam perancangan sistem akuntansi manajemen.
LANDASAN TEORI
Strategi Bisnis
Pengertian Strategi dan Bisnis
Supriyono (1999) menyatakan pengertian strategi ditinjau dari suatu perusahaan, strategi
adalah satu kesatuan rencana perusahaan yang komprehensif dan terpadu yang diperlukan untuk
mencapai tujuan perusahaan. Menurut Suwarni (1998) strategi adalah rencana yang disatukan,
menyeluruh dan terpadu yang mengaitkan keunggulan strategi perusahaan dengan tantangan
lingkungan.
Pengertian Strategi Bisnis
Suwarni (1998) menjelaskan bahwa strategi bisnis merupakan suatu rencana terpadu tentang
uraian produk, kegiatan, fungsi, dan pasar yang saat ini dijalankan perusahaan untuk mencapai tujuan
utama perusahaan.
Miles dan Snow (1978) mengklasifikasikan strategi kedalam 4 tipe yaitu prospectors,
analyzers, defender dan reactors.
a. Prospector.
Perusahaan yang tergolong dalam tipe strategi prospector adalah perusahaan yang secara terus-
menerus mencari peluang-peluang pasar baru dengan berkompetisi melalui produk baru dan
market development serta bereksperimen dengan melakukan respon-respon potensial terhadap
kecenderungan lingkungan yang timbul, sehingga kompetitornya harus senantiasa merespon.
b. Defender.
Karakteristik perusahaan yang masuk dalam kategori ini cenderung memiliki sifat kurang dinamis.
c. Analyzer.
Strategi analyzer merupakan kombinasi dari prospector dan defender. Perusahaan beroperasi
dalam dua tipe domain produk pasar yang relatif stabil dan tetap melakukan perubahan-
perubahan..
d. Reactor.
4
Strategi reactor merupakan strategi perusahaan yang manajer puncaknya seringkali menerima
perubahan dan ketidakpastian yang terjadi dalam lingkungan organisasinya, tetapi tidak
meresponnya secara efektif sehingga tipe perusahaan seperti ini tidak memiliki strategi untuk
senantiasa menyesuaikan teknologi informasinya dengan perubahan lingkungan yang terjadi.
Perceived Environmental Uncertainty (PEU)
Menurut Gordon dan Narayanan (1986), perceived environmental uncertainty (PEU)
merupakan persepsi manajer terhadap faktor-faktor di luar perusahaan, seperti lingkungan industri,
teknologi, persaingan, dan lingkungan pelanggan. PEU telah diidentifikasikan sebagai variabel
kontekstual yang penting dalam sistem informasi akuntansi dan desain sistem akuntansi manajemen.
Fitri dan Syam (2002) mendefinisikan PEU sebagai gambaran situasi di luar perusahaan yang
mempengaruhi perilaku organisasi dalam menjalankan aktivitasnya, diantaranya adalah tindakan
kompetitor, teknologi, dan permintaan pasar. PEU akan menyulitkan manajer untuk membuat
perencanaan dan melakukan pengendalian terhadap operasi perusahaan. PEU dapat mempengaruhi
operasionalisasi perusahaan. Seseorang mengalami ketidakpastian karena ia merasa tidak memiliki
informasi yang cukup untuk memprediksi masa depan secara akurat. Menurut Desmiyawati (2004) dan
Jusoh (2008) bagi perusahaan, sumber utama ketidakpastian lingkungan berasal dari pesaing,
konsumen, pemasok, regulator, dan teknologi yang dibutuhkan.
Desentralisasi
Menurut Ikhsan & Ishak (2005) definisi desentralisasi yaitu: Suatu organisasi administratif
adalah tersentralisasi sejauh keputusan dibuat pada tingkatan yang relatif tinggi dalam organisasi
tersebut; terdesentralisasi sejauh keputusan itu didelegasikan oleh manajemen puncak kepada tingkatan
wewenang eksekutif yang lebih rendah. Menurut Dwirandra (2007) desentralisasi merupakan
pendelegasian wewenang dan tanggung jawab kepada para manajer.
Sistem Informasi Akuntansi Manajemen
Pengertian Sistem
Sebuah sistem merupakan sekelompok elemen yang diintegrasikan dengan tujuan umum
untuk mencapai sebuah tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya (McLeod, Jr dan Schell, 2007).
Pengertian Akuntansi Manajemen
Menurut Garrison dan Noreen (2000) akuntansi manajemen adalah akuntansi yang berkaitan
dengan penyediaan informasi kepada para manajer untuk membuat perencanaan dan pengendalian
operasi serta dalam pengambilan keputusan.
Pengertian Sistem Akuntansi Manajemen
Sistem akuntansi manajemen adalah sistem yang mengumpulkan data operasional dan
finansial, memprosesnya, menyimpannya dan melaporkannya kepada pengguna, yaitu para pekerja,
manajer, dan eksekutif (Desmiyawati, 2004). Dengan penjelasan diatas mengilhami Chenhall dan
Morris merumuskan kharakteristik Sistem Informasi Akuntansi Manajemen yang bersifat broad scope,
timeliness, aggregated, dan integrated (Chenhall dan Morris, 1986).
a. Broad scope.
5
Informasi sistem akuntansi manajemen yang bersifat broad scope adalah informasi yang
memperhatikan focus, kuantifikasi, dan time horizon. Focus merupakan informasi yang
berhubungan dengan informasi yang berasal dari dalam dan luar organisasi (faktor ekonomi,
teknologi, dan pasar).
b. Timeliness.
Timeliness menyatakan ketepatan waktu dalam memperoleh informasi mengenai suatu kejadian.
Dimensi timeliness mempunyai dua subdimensi yaitu frekuensi pelaporan dan kecepatan membuat
laporan.
c. Aggregated.
Informasi disampaikan dalam bentuk yang lebih ringkas tetapi tetap mencakup hal-hal penting
sehingga tidak mengurangi nilai informasi itu sendiri. Dimensi aggregate merupakan ringkasan
informasi menurut fungsi, periode waktu, dan model keputusan.
d. Integrated.
Informasi yang mencerminkan kompleksitas dan saling keterkaitan antara bagian satu dan bagian
lain. Informasi terintegrasi mencerminkan adanya koordinasi antara segmen subunit satu dan
lainnya dalam organisasi.
Kinerja Manajerial
Juniarti dan Evelyne (2003) menyebutkan bahwa kinerja manajerial adalah ukuran seberapa
efektif dan efisien manajer telah bekerja untuk mencapai tujuan organisasi.
Keseluruhan pengukuran dikalkulasikan dengan membagi delapan sub dimensi dengan
pengukuran untuk kinerja manajerial berdasar Mahoney, Jerdee dan Carroll (Chenhall dan Morris,
1986) yaitu:
1. Pemilihan staf (staffing)
2. Perencanaan (planning
3. Pengawasan (supervising)
4. Perwakilan (representing)
5. Investigasi (investigating)
6. Koordinasi (coordinating)
7. Negoisasi (negotiating)
8. Evaluasi (evaluating)
Hipotesis
1. Pengaruh Sistem Informasi Akuntansi Manajemen terhadap kinerja manajerial
Kharakteristik informasi yang tersedia dalam organisasi akan menjadi efektif bila dapat
mendukung pengguna informasi atau pengambil keputusan.
H1 : Sistem Informasi Akuntansi Manajemen berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial.
2. Strategi bisnis terhadap hubungan Sistem Informasi Akuntansi Manajemen dan kinerja manajerial
Kinerja manajerial dipengaruhi oleh interaksi antara Sistem Informasi Akuntansi Manajemen
dan strategi bisnis. Strategi bisnis merupakan variabel moderator dalam penelitian ini, variabel
moderator merupakan variabel yang mempunyai pengaruh ketergantungan yang kuat dengan hubungan
6
variabel terikat dan variabel bebas yang dapat mengubah hubungan awal antara variabel bebas dan
terikat (Sekaran, 2006).
H2 : Sistem Informasi Akuntansi Manajemen dan strategi bisnis akan berpengaruh positif terhadap
kinerja manajerial
3. Perceived environmental uncertainty terhadap hubungan Sistem Informasi Akuntansi Manajemen
dan kinerja manajerial.
Kinerja manajerial dipengaruhi oleh interaksi antara Sistem Informasi Akuntansi Manajemen
dan perceived environmental uncertainty. Jadi, semakin tinggi tingkat perceived environmental
uncertainty yang dihadapi suatu perusahaan, diharapkan semakin tinggi pula kegunaan Sistem
Informasi Akuntansi Manajemen untuk meningkatkan kinerja manajerial (Agbejule, 2005).
H3 : Sistem Informasi Akuntansi Manajemen dan perceived environmental uncertainty (PEU) akan
berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial
4. Desentralisasi terhadap hubungan Sistem Informasi Akuntansi Manajemen dan kinerja manajerial.
Kinerja manajerial dipengaruhi oleh interaksi antara Sistem Informasi Akuntansi Manajemen
dan desentralisasi. Variabel desentralisasi sebagai variabel moderasi yang mempengaruhi hubungan
antara variabel Sistem Informasi Akuntansi Manajemen dengan variabel kinerja manajerial. Penelitian
Gul dan Chia (1994), Chia (1994) dan Nazaruddin (1998) menunjukkan bahwa karakteristik Sistem
Informasi Akuntansi Manajemen tergantung pada variabel kontekstual organisasi yaitu desentralisasi.
Dari uraian di atas, hipotesis dalam penelitian ini yaitu:
H4 : Sistem Informasi Akuntansi Manajemen dan desentralisasi akan berpengaruh positif terhadap
kinerja manajerial.
Kerangka Pemikiran
Sesuai dengan telaah literatur yang telah dikemukakan di atas, dapat dikembangkan suatu
kerangka teoritis yaitu sebagai berikut:
Gambar 1
Kerangka Teoritis
a. variabel independen : Sistem Informasi Akuntansi Manajemen,
b. variabel dependen : kinerja manajerial,
c. variabel moderator : strategi bisnis, PEU, dan desentralisasi
Sistem Informasi
Akuntansi Manajemen.
Strategi bisnis Perceived
Environmental
Uncertainty (PEU)
Desentralisasi
Kinerja
manajerial
Sistem Informasi
Akuntansi Manajemen Kinerja
manajerial
7
METODOLOGI PENELITIAN
Desain Penelitian
Penelitian ini didesain untuk menguji pengaruh Sistem Informasi Akuntansi Manajemen
dengan kinerja manajerial, pengaruh strategi bisnis terhadap hubungan Sistem Informasi Akuntansi
Manajemen dengan kinerja manajerial, pengaruh PEU (perceived environmental uncertainty) terhadap
hubungan Sistem Informasi Akuntansi Manajemen dengan kinerja manajerial, dan pengaruh
desentralisasi terhadap hubungan Sistem Informasi Akuntansi Manajemen dengan kinerja manajerial.
Oleh karena itu penelitian ini termasuk penelitian verifikatif (hypothesis testing study). Variabel
independen dalam penelitian ini adalah Sistem Informasi Akuntansi Manajemen dan variabel dependen
adalah kinerja manajerial, sedangkan yang menjadi variabel moderasi (moderating variable) adalah
strategi bisnis, PEU (perceived environmental uncertainty), dan desentralisasi.
Jenis Penelitian
Untuk menguji keempat hipotesis dalam penelitian ini, digunakan correlational study.
Penelitian ini menguji pengaruh sistem akuntansi manajemen terhadap kinerja manajerial, dengan
mempertimbangkan strategi bisnis, PEU (perceived environmental uncertainty) dan desentralisasi
sebagai faktor moderasi.
Setting Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada lingkungan alami yang sama dengan lingkungan asli tempat
responden bekerja secara normal. Penelitian ini merupakan correlational study yang dilaksanakan pada
field study (Sekaran, 2006).
Unit Analisis
Unit analisis berarti level agregasi data yang dikumpulkan selama tahap analisis data dan
seterusnya. Unit analisis dalam penelitian ini adalah organisasi/responden yaitu general manager dan
middle manager perusahaan manufaktur dalam direktori industri pengolahan Provinsi Jambi tahun
2006 yang diterbitkan oleh BPS RI merupakan unit analisis dalam penelitian ini.
Rentang Waktu
Cross-sectional study merupakan jenis penelitian yang datanya dikumpulkan atau diperoleh
hanya satu kali, bisa selama satu periode hari, minggu, atau bulan, untuk menjawab pertanyaan
penelitian.
Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh top manager dan middle manager pada
perusahaan manufaktur di Provinsi Jambi. Sampel dalam penelitian ini adalah general manager dan
manajer tingkat menengah pada perusahaan manufaktur di Provinsi Jambi.
Penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Kriteria pemilihan
sampel adalah perusahaan manufaktur dengan skala sedang dan besar dilihat dari jumlah karyawan,
total aset dan total penjualan, serta tingkat laba. Alasan pemilihan perusahaan manufaktur dalam
penelitian ini adalah karena perusahaan manufaktur merupakan industri yang cukup unik dan memiliki
kapasitas pekerjaan yang rumit mulai dari proses produksi sampai barang jadi yang siap dijual. Adapun
pemilihan Provinsi Jambi dalam lokasi penelitian adalah karena Provinsi Jambi mempunyai perusahaan
industri baik sedang maupun b
8
Pengukuran Variabel
N
o
Variabel Dimensi Indikator
1 Strategi Bisnis (X2).
Suwarni (1998) menjelaskan
bahwa strategi bisnis merupakan
suatu rencana terpadu tentang
uraian produk, kegiatan,fungsi,dan
pasar yang saat ini dijalankan
perusahaan untuk mencapai tujuan
utama perusahaan.
a. Strategi prospector adalah
perusahaan yang secara
terus-menerus mencari
peluang-peluang pasar
baru dengan berkompetisi
melalui produk baru
b. Strategi defender
digunakan apabila
perusahaan beroperasi
pada area produksi yang
relatif stabil,
Perusahaan dikategorikan
strategi prospektor bila
responden menjawab
pertanyaan kuesioner dengan
point di atas 3
Perusahaan dikategorikan
strategi defender bila
responden menjawab
pertanyaan kuesioner dengan
point di bawah 3
2 Ketidakpastian Lingkungan yang
Dipersepsikan (PEU) (X3)
merupakan persepsi manajer
terhadap faktor-faktor di luar
perusahaan, seperti lingkungan
industri, teknologi, persaingan, dan
lingkungan pelanggan.
a. Ketidakpastian
lingkungan yang tinggi
(sulit diprediksi)
b. Ketidakpastian
lingkungan yang
rendah (mudah
diprediksi)
Perusahaan dikategorikan
berada pada lingkungan dengan
ketidakpastian lingkungan
tinggi bila responden
menjawab pertanyaan
kuesioner dengan point di atas
3
Perusahaan dikategorikan
berada pada lingkungan dengan
ketidakpastian lingkungan
rendah bila responden
menjawab pertanyaan
kuesioner dengan point di
bawah 3
3 Desentralisasi (X4)
Menurut Dwirandra (2007)
desentralisasi merupakan
pendelegasian wewenang dan
tanggung jawab kepada para
manajer.
a. Desentralisasi tinggi
(Didelegasikan
sepenuhnya)
b. Desentralisasi rendah
(Tidak ada
pendelegasian)
Perusahaan dikategorikan
memiliki struktur organisasi
dengan desentralisasi tinggi
bila responden menjawab
pertanyaan kuesioner dengan
point di atas 3
Perusahaan dikategorikan
memiliki struktur organisasi
dengan desentralisasi rendah
bila responden menjawab
pertanyaan kuesioner dengan
point di bawah 3
4
.
Karakteristik Sistem Informasi
Akuntansi Manajemen (X1)
a. Broadscope; Focus,
kuantifikasi, time horizon
Perusahaan dikategorikan
membutuhkan kharakteristik
informasi broadscope bila
responden menjawab
pertanyaan kuesioner dengan
point di atas 3
Perusahaan dikategorikan
9
b. Timeliness; terkini,
interval waktu antara
kebutuhan dan kesdiaan
informasi
c. Aggregated; lengkap,
dan ringkas
d. Integrated; kompleks,
detail, dan terkait.
Integrasi diukur
berdasarkan tingkat
ketersediaan informasi
yang kompleks, detail,
dan informasi antar
unit/bagian (Gul & Chia,
1994).
membutuhkan kharakteristik
informasi narrowscope bila
responden menjawab
pertanyaan kuesioner dengan
point di bawah 3
Perusahaan dikategorikan
membutuhkan kharakteristik
informasi timeliness tinggi bila
responden menjawab
pertanyaan kuesioner dengan
point di atas 3
Perusahaan dikategorikan
memiliki kharakteristik
informasi timeliness rendah bila
responden menjawab
pertanyaan kuesioner dengan
point di bawah 3
Perusahaan dikategorikan
memiliki kharakteristik
informasi aggregated tinggi bila
responden menjawab
pertanyaan kuesioner dengan
point di atas 3
Perusahaan dikategorikan
memiliki kharakteristik
informasi aggregated rendah
bila responden menjawab
pertanyaan kuesioner dengan
point di bawah 3
Perusahaan dikategorikan
memiliki kharakteristik
informasi integrated tinggi bila
responden menjawab
pertanyaan kuesioner dengan
point di atas 3
Perusahaan dikategorikan
memiliki kharakteristik
informasi integrated rendah bila
responden menjawab
pertanyaan kuesioner dengan
point di bawah 3
7 Kinerja Manajerial(Y)
Agbejule (2006) memberikan
definisi kinerja manajerial sebagai
persepsi kinerja individual para
manajer yang terdiri dari delapan
dimensi kegiatan yaitu
perencanaan, investigasi,
Planning, investigating,
coordinating, evaluating,
supervising, staffing,
negotiating and
representing dan their
perceived overall
performance
Perusahaan dikategorikan
memiliki kinerja manajerial di
atas rata-rata bila responden
menjawab pertanyaan
kuesioner dengan point di atas
3
Perusahaan dikategorikan
10
Sumber Data
Secara umum data penelitian dikelompokkan menjadi dua, yaitu data primer dan data
sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari responden. Data sekunder
adalah data yang diperoleh secara tidak langsung dari responden (Sekaran, 2006). Penelitian ini
menggunakan data primer yang respondennya adalah para general manager dan manajer tingkat
menengah pada perusahaan manufaktur yang terdapat di Provinsi Jambi (sumber BPS RI Perwakilan
Provinsi Jambi).
Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei dengan media
kuesioner. Penelitian ini menggunakan personally administered questionnaires dengan tipe pertanyaan
berupa close question yang meminta responden untuk memilih salah satu jawaban yang telah
disediakan dengan cara memberi tanda silang atau melingkari pada option jawaban yang dipilih. Close
question membantu responden membuat keputusan secara cepat untuk memilih diantara beberapa
alternatif jawaban yang telah ada.
Metode Analisis Data
Data primer yang diperoleh dalam penelitian ini dianalisis dengan berbagai pengujian statistik.
Analisis data tidak hanya digunakan untuk menguji hipotesis tetapi juga untuk pengujian statistik
lainnya.
1. Uji Validitas
Pengujian terhadap validitas dilakukan untuk meyakinkan bahwa pengukuran yang digunakan
benar-benar mengukur konsep yang akan diukur (Sekaran, 2006). Validitas yang akan diuji dalam
penelitian ini adalah construct validity.
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas pengukuran menunjukkan tingkat kebebasan pengukuran dari bias atau kesalahan
(Sekaran, 2006). Reliabilitas pengukuran menunjukkan stabilitas dan konsistensi instrumen pengukuran
dalam mengukur konsep. Cara yang digunakan untuk uji reliabilitas adalah dengan menghitung
Cronbach’s coefficient alpha.
3. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk menentukan statistik induktif yang seharusnya digunakan,
yaitu statistik parametrik atau nonparametrik. Uji parametrik hanya bisa dilakukan jika populasi data
berdistribusi normal. Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kolmogorov-Smirnov.
koordinasi, supervisi, pengaturan
staff, negoisasi evaluasi, dan
perwakilan.
memiliki kinerja manajerial di
bawah rata-rata bila responden
menjawab pertanyaan
kuesioner dengan point di
bawah 3
11
b. Uji Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lainnya. Jika variance dari
pengamatan satu ke pengamatan lainnya tetap, maka tidak terjadi heterokedastisitas, atau terjadi
homokedastisitas (Ghozali, 2006). Metode yang digunakan untuk menguji heterokedastisitas adalah
dengan membuat grafik plot.
c. Uji Autokorelasi
Autokorelasi adalah korelasi yang terjadi di antara anggota-anggota dari serangkaian
pengamatan yang tersusun dalam rangkaian waktu (Ernawati, dkk, 2005). Menurut Ghozali (2006), uji
autokolerasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada kolerasi antara kesalahan
pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Model
regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Untuk mengetahui hal tersebut, dapat
digunakan uji Run Test.
d. Uji Multikolinearitas
Ghozali (2006) mendefinisikan multikolinearitas sebagai suatu situasi adanya korelasi
variabel-variabel independen diantara satu dan yang lainnya Ada tidaknya multikolinearitas
antarvariabel independen dilihat dari nilai tolerance dan lawannya variance inflation factor (VIF).
Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan variabel
independen lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak
dijelaskan variable independen lainnya. Nilai cutoff untuk menunjukkan adanya multikolinearitas
adalah nilai tolerance < 0.10 atau sama dengan nilai VIF > 10 (Ghozali, 2006).
4. Uji Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan multiple regression analysis, karena dalam
penelitian ini terdapat tiga variabel independen yaitu sistem informasi akuntansi manajemen (SIAM),
strategi bisnis (SB), perceived environmental uncertainty (PEU), dan desentralisasi (DES). Variabel
strategi bisnis, perceived environmental uncertainty, dan desentralisasi dalam penelitian ini difungsikan
sebagai variabel moderator, yaitu variabel independen yang menguatkan atau melemahkan hubungan
antara variabel independen lainnya terhadap variabel dependen (Ghozali, 2006).
Persamaan regresi yang digunakan diambil dari model regresi berganda yang digunakan oleh
Agbejule (2005). Hipotesis satu diuji dengan menggunakan persamaan (1), yaitu :
Y = a + b1.X1 + e.....................................................................................(1)
Y = kinerja manajerial (KM),
a = konstanta,
b1 = koefisien regresi,
X1 = gabungan pengukuran sistem informasi akuntansi manajemen (SIAM),
e = residual error.
Adapun hipotesis dua, tiga, dan empat dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan persamaan
regresi, yaitu :
Y = a + b1.X1 + b2.X2 + b3.X3 + b4. X4 + b5.X1.X2 + b6.X1.X3 + b7.X1.X4 +
e.................................................................................................................(2)
Y = kinerja manajerial (KM),
a = konstanta,
b1, b2, b3, b4, b5, b6, b7 = koefisien regresi,
X1 = gabungan pengukuran sistem informasi akuntansi manajemen (SIAM),
12
X2 = strategi bisnis (SB),
X3 = ketidakpastian lingkungan yang dipersepsikan (PEU),
X4 = desentralisasi (DES)
X1.X2 = interaksi antara SIAM dan SB (SIAM_SB),
X1.X3 = interaksi antara SIAM dan PEU (SIAM_PEU),
X1.X4 = interaksi antara SIAM dan desentralisasi (SIAM_DES),
e = residual error.
Semua teknik analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan program komputer
SPSS (Statistical Package for Social Sciences) versi 15.00 for Windows.
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Responden
Responden dalam penelitian ini adalah general manager dan middle manager yang bekerja
pada perusahaan manufaktur di Provinsi Jambi. Alasan pemilihan perusahaan manufaktur dalam
penelitian ini adalah karena perusahaan manufaktur merupakan industri yang cukup unik dan memiliki
kapasitas pekerjaan yang rumit mulai dari proses produksi sampai barang jadi yang siap dijual. Hal ini
menyebabkan kecenderungan perusahaan membutuhkan sistem informasi akuntansi manajemen yang
cukup tinggi, detail, dan lebih kompleks. Adapun pemilihan Provinsi Jambi dalam lokasi penelitian
adalah karena Provinsi Jambi mempunyai perusahaan industri baik sedang maupun besar.
Tabel 4.1
Distribusi Kuesioner
No Nama Perusahaan Kuesioner yang
Dibagikan
Kuesioner yang
Kembali
Persentase
1 Pertamina, PT EP Area Jambi 2 Pertamina PT, EP Unit Bisnis 3 Pertamina TAC EMP Gelam 4 Petrochina International Ltd 5 Job Pertamina EORLtd 6 Job Pertamina YPF Jambi 7 Santa FE Energy Resource 8 Connoco Philip, PT 9 Job Pertamina Saga Petroleum Jambi
10 Pertamina Daerah Operasi Hulu 11 Jambi Lampura Seberang, PT 12 Bukit Bintang Sawit, PT 13 Sumber Utama Nusa Pertiwi, PT 14 Kurnia Tunggal Nugraha, PT 15 Pakan Ayam Sinta 16 Pia Bakery 17 Roti Kacanng Hijau 18 Mihun Riduan 19 Kopi AAA 20 Kopi Bubuk Cap Ayam 21 Talang Sewu, CV
13
22 Kecap Cap Dua Ayam Sumber Mas 23 Lingga Harapan, CV 24 Tampuk Manggis 25 Kreasi Batik Asmah 26 Mawarda Sanggar Batik 27 Sinar Anggrek 28 Windu Karya Indah 29 Gudang Rotan Siaga 30 Gaya Wahana Timber Group, PT 31 Tanjung Johor Wood Industry, PT 32 Mugi Triman Intercontinenta, PT 33 Asiatic Mas Group, PT 34 Aman Sawmill, CV 35 Bumi Indah, CV 36 Dua Sekawan Megah, PT 37 Tri Manunggal Agung Jaya, PT 38 Wira Karya Sakti, PT 39 Jambi Independen Press 40 Angkasa Raja Djambi, PT 41 Batanghari Tembesi, PT 42 Djambi Waras, PT 43 Hok Tong, PT 44 Remco Jambi Crumb Rubber, PT 45 Cahaya Murni Angso Duo, PT 46 Bina Mitra Makmur, PT 47 Jamika Raya, PT 48 Sari Aditya Loka, PT 49 Roti Paten Rusli 50 Saimen Bakeri, PT 51 Tirta Utama Jaya, PT 52 Empat Pilar Utama, CV 53 Harian Pagi Bungo, PT 54 Djambi Waras, PT 55 Mega Sawindo Perkasa, PT 56 Tebo Plasma Intilestari, PT 57 Parindo Utama, CV 58 Mitra Sawit Jambi, PT 59 Inti Indosawit Subur, PT 60 Dasa Anugerah Sejati, PT
Sumber: BPS RI P erwakilan Prov. Jambi
1. Usia
Tabel 4.2
14
Distribusi Usia Responden
Usia Jumlah Persentase
Di bawah 31 tahun 23 38,3 %
31 – 40 tahun 19 31,7 %
41 -50 tahun 13 21,7 %
Diatas 50 tahun 5 8,33 %
Total 60 100%
Sumber : data primer yang diolah
Usia responden yang sebagian besar di bawah tiga puluh satu tahun mungkin disebabkan
jabatan sebagai general manager dan middle manager membutuhkan produktivitas dan profesionalitas
kerja yang tinggi, yang pada umumnya dimiliki oleh orang-orang berusia produktif.
2. Jenis Kelamin
Tabel 4.3 menunjukkan distribusi jenis kelamin responden. Sebagian besar responden adalah
pria (76,67 %). Hal ini bisa diartikan bahwa pekerjaan (posisi) sebagai general manager dan middle
manager didominasi oleh pria (male-typed occupation). Hal ini disebabkan pria lebih mampu
menangani pekerjaan yang beresiko tinggi (risk lover), dan memiliki pemikiran yang lebih rasional.
Tabel 4.3
Distribusi Jenis Kelamin Responden
Gender Jumlah Persentase
Pria 46 76,67%
Wanita 14 23,33%
Total 60 100%
Sumber : data primer yang diolah
3. Pendidikan
Tabel 4.4 menjelaskan bahwa posisi sebagai general manager dan middle manager sebagian
besar dipegang oleh orang-orang yang mempunyai latar belakang pendidikan S-1 (sarjana). Hal ini bisa
diartikan bahwa meskipun latar belakang pendidikannya tidak begitu tinggi, responden bisa menjabat
posisi sebagai manajer karena pengalaman kerja yang lama.
Tabel 4.4
Distribusi Pendidikan Responden
Pendidikan Jumlah Persentase
SLTA 24 40%
Diploma 10 16,67%
S-1 25 41,67%
S-2 1 1,67%
Total 60 100%
Sumber : data primer yang diolah
15
4. Masa Kerja
Data mengenai masa kerja responden bisa dilihat pada tabel 4.5. Dua puluh orang responden
(33%) telah menjabat posisi manajer selama 1 - 3 tahun, 23 orang selama lebih dari 9 tahun (38%), 14
orang (23%) selama 4 – 6 tahun, dan tiga orang sisanya bekerja selama 7 - 9 tahun (5 %). Masa kerja
pegawai yang lebih dari 9 tahun memperoleh persentase paling tinggi mengindikasikan jika loyalitas
karyawan yang bekerja pada perusahaan manufaktur di Provinsi Jambi cukup tinggi, dikarenakan
kesejahteraan karyawan cukup diperhatikan.
Tabel 4.5
Distribusi Masa Kerja Responden
Masa Kerja Jumlah Persentase
1 – 3 tahun 20 33%
4 – 6 tahun 14 23%
7 – 9 tahun 3 5%
Lebih dari 9 tahun 23 38%
Total 60 100%
Sumber : data primer yang diolah
4.1 Uji Validitas
Pengujian validitas dilakukan untuk mengetahui apakah alat ukur tersebut benar-benar
mengukur konsep yang seharusnya diukur (Sekaran, 2006). Metode yang digunakan adalah item to
total correlation dengan Pearson’s Product Moment Correlation. Suatu item pertanyaan dinyatakan
valid jika nilai probabilitas kurang dari 0,05.
Tabel 4.7
Hasil Uji Validitas Variabel PEU
Item No Probabilitas R Keterangan
1 0,000 0,763** Valid
2 0,000 0,705** Valid
3 0,000 0,596** Valid
4 0,000 0,586** Valid
5 0,000 0,666** Valid
6 0,000 0,602** Valid
** : signifikan pada level 0,01 (2-tailed)
Sumber : data primer yang diolah
Tabel 4.8
Hasil Uji Validitas Variabel DES
Item No Probabilitas R Keterangan
1 0,000 0,485** Valid
2 0,000 0,491** Valid
3 0,000 0,597** Valid
4 0,000 0,558** Valid
5 0,000 0,622** Valid
6 0,000 0,618** Valid
7 0,000 0,522** Valid
16
8 0,000 0,757** Valid
** : signifikan pada level 0,01 (2-tailed)
Sumber : data primer yang diolah
Tabel 4.9
Hasil Uji Validitas Variabel SIAM
Item No Probabilitas R Keterangan
Broad scope
1
2
3
4a
4b
Timeliness
5
6
7
8
Agregasi
9
10
11
Integrasi
12
13
14
15
0,001
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,026
0,428**
0,289**
0,569**
0,484**
0,612**
0,463**
0,625**
0,610**
0,623**
0,589**
0,659**
0,594**
0,615**
0,539**
0,465**
0,287**
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
** : signifikan pada level 0,01 (2-tailed)
Sumber : data primer yang diolah
Tabel 4.10
Hasil Uji Validitas Variabel KM
Item No Probabilitas R Keterangan
1 0,0000 0,669** Valid
2 0,000 0,517** Valid
3 0,000 0,477** Valid
4 0,000 0,459** Valid
5 0,000 0,651** Valid
6 0,000 0,725** Valid
7 0,000 0,773** Valid
8 0,000 0,658** Valid
9 0,000 0,732** Valid
** : signifikan pada level 0,01 (2-tailed)
Sumber : data primer yang diolah
17
Tabel 4.11
Hasil Uji Validitas Variabel SB
Item No Probabilitas R Keterangan
1 0,0000 0,689** Valid
2 0,000 0,617** Valid
3 0,000 0,577** Valid
4 0,000 0,559** Valid
5 0,000 0,662** Valid
6 0,000 0,735** Valid
7 0,000 0,782** Valid
8 0,000 0,669** Valid
9 0,000 0,738** Valid
10 0,000 0,667** Valid
11 0,000 0,736** Valid
12 0,000 0,735** Valid
** : signifikan pada level 0,01 (2-tailed)
Sumber : data primer yang diolah
4.3. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan setelah semua variabel diuji validitasnya. Uji reliabilitas hanya
dilakukan pada item pertanyaan yang valid. Pengujian reliabilitas yang dilakukan adalah inter-item
consistency reliability (reliabilitas konsistensi antar-item) dengan cara menghitung Cronbach’s
coefficient alpha.
Tabel 4.12
Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Jumlah Item Cronbach’s alpha Keterangan
PEU 6 0,726 Reliabel
DES 9 0,710 Reliabel
SIAM 16 0,821 Reliabel
KM 9 0,785 Reliabel
Sumber : data primer yang diolah
4.4 Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik adalah uji yang harus dipenuhi untuk melakukan prosedur pengujian data
yang memakai regresi. Uji asumsi klasik meliputi uji normalitas, uji heterokedastisitas, uji autokorelasi,
dan uji multikolinearitas. Hasil uji asumsi klasik dan prosedur yang dilakukan dijelaskan seperti di
bawah ini.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah nilai sampel yang diamati terdistribusi
secara normal atau tidak. Metode yang digunakan untuk uji normalitas adalah Kolmogorov-Smirnov.
Jika nilai sig. hitung lebih dari 0,05 maka variabel yang bersangkutan berdistribusi normal. Hasil uji
normalitas dijelaskan pada tabel 4.13.
Tabel 4.13
18
Hasil Uji Normalitas
Sig. (2-tailed) Keterangan
Regresi sederhana 0,646 Normal
Regresi berganda 0,598 Normal
Sumber : data primer yang diolah
Tabel 4.13 menunjukkan bahwa semua regresi berdistribusi normal karena nilai signifikansi
lebih dari 0,05.
2. Uji Heterokedastisitas
Penelitian yang menggunakan analisis regresi, mengharapkan hasil pengamatan yang
homokedastisitas, yang berarti terjadinya faktor gangguan masih dalam batas normal. Penyimpangan
dari asumsi ini adalah heterokedastisitas. Oleh karena itu dalam analisis regresi harus dilakukan
pengujian untuk mengetahui ada tidaknya gejala heterokedastisitas. Metode yang dipakai untuk
melakukan uji heterokedastisitas adalah metode scatterplot.
Gambar 4.1
Hasil Uji Heterokedastisitas Regresi Sederhana
Regression Standardized Predicted Value
3210-1-2-3
Reg
ress
ion
Stu
den
tize
d D
elet
ed (
Pre
ss)
Res
idu
al
3
2
1
0
-1
-2
-3
Scatterplot
Dependent Variable: dependent
Gambar 4.2
Hasil Uji Heterokedastisitas Regresi Berganda
Regression Standardized Predicted Value
210-1-2-3
Reg
ressio
n S
tud
en
tize
d D
ele
ted
(P
ress)
Resid
ual
2
1
0
-1
-2
-3
Scatterplot
Dependent Variable: dependent
3. Uji Autokorelasi
Uji ini dilakukan untuk mengetahui hubungan yang terjadi di antara variabel-variabel yang
diteliti. Untuk mengetahui hal tersebut digunakan run test dengan cara membentuk suatu variabel
residual terlebih dahulu. Varibel tersebut diuji dengan run test apabila hasilnya tidak signifikan tidak
terjadi autokorelasi.
Tabel 4.14
19
Hasil Uji Autokorelasi Regresi Sederhana (Hipotesis 1)
Unstandardized residual
Test valuea
Cases < Test value
Cases >= Test value
Total Cases
Number of Runs
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
0,53858
30
30
60
35
1,042
0,298
Sumber : data primer yang diolah
Tabel 4.15
Hasil Uji Autokorelasi Regresi Berganda (Hipotesis 2,3, dan 4)
Unstandardized residual
Test valuea
Cases < Test value
Cases >= Test value
Total Cases
Number of Runs
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
0,25016
30
30
60
26
-1,302
.193
Sumber : data primer yang diolah
Dari tabel di atas, terlihat bahwa nilai run test regresi sederhana sebesar 0,53858 dan untuk
regresi berganda sebesar 0,25016 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,298 dan 0,193 yang lebih besar
dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua model regresi tidak terjadi autokorelasi.
4. Uji Multikolinearitas
Pengujian terhadap gejala multikolinearitas dilakukan untuk mengetahui apakah ada hubungan
linier yang “sempurna” atau pasti antara beberapa atau semua variabel independen yang digunakan
dalam model regresi. Untuk mendeteksi apakah antara variabel independen yang digunakan
mempunyai kolonieritas yang tinggi atau tidak, digunakan Pearson Correlation Matrix, Tolerance
(TOL), dan Variance Inflation Factor (VIF). Hasil uji multikolinearitas ditunjukkan pada tabel 4.15.
Tabel 4.16
Hasil Uji Multikolinearitas
Variabel Tolerance VIF
SIAM
SB
PEU
DES
SIAM_SB
SIAM_PEU
SIAM_DES
0,979
0,986
0,980
0,992
0,973
0,967
0,972
1,026
1,015
1,034
1,007
1,002
1,021
20
1,008
Sumber : data primer yang diolah
Berdasarkan hasil análisis dengan menggunakan Pearson Correlation Matrix, Tolerance
(TOL) dan Variance Inflation Factor (VIF) maka dapat dikatakan bahwa dalam model penelitian ini
tidak terdapat multikolinearitas.
4.5 Uji Hipotesis
Penelitian ini menggunakan pendekatan kontijensi, sehingga fokus perhatian adalah variabel
interaksi antara keempat sistem informasi akuntansi manajemen (SIAM) dengan strategi bisnis (SB),
keempat sistem informasi akuntansi manajemen (SIAM) dengan perceived environmental uncertainty
(PEU), dan keempat sistem informasi akuntansi manajemen (SIAM) dengan desentralisasi (DES).
1. Pengaruh sistem informasi akuntansi manajemen (SIAM) terhadap kinerja manajerial
Peneliti melakukan regresi sederhana, yaitu regresi antara (SIAM) sebagai variabel
independen dengan (KM) sebagai variabel dependen untuk mengetahui pengaruh (SIAM) terhadap
(KM) tanpa adanya variabel moderator. Hasil regresi sederhana ditunjukkan oleh tabel 4.16.
Tabel 4.17
Hasil Regresi Sederhana (Hipotesis 1)
Variabel B
Kesalahan
Standar
t hit Prob. (sig. t)
Konstanta
ISAM
N = 60
Adj. R2 = 0,634
4,254
0,483
3,864
0,048
1,101
10,149
F hit = 102,997
Sig. F = 0,033
0,275
0,000
Sumber : data primer yang diolah
Hasil analisis regresi sederhana antara SIAM dengan KM menunjukkan bahwa model regresi
dapat digunakan untuk memprediksi kinerja manajerial (F = 102,997 dengan Sig. 0,033). Nilai adjusted
R2 menunjukkan bahwa 63,4% variansi kinerja manajerial disebabkan oleh informasi sistem akuntansi
manajemen.
Coefficients
Model Unstandardized
Coefficients
B Std. Error
Standard
Coefficients
Beta
T Sig.
1 (Constant)
SIAM
4.254
0.483
3.864
0.048
.174
.353
1.101
10.149
1.275
0.000
Berdasarkan hasil perhitungan table diatas, model regresi diperoleh tingkat signifikansi SIAM
sebesar 0.048 lebih kecil dari taraf signifikansi 5%. Hal ini menunjukkan bahwa variabel SIAM
21
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap KM. Nilai koefisien regresi SIAM sebesar 0.483,
berarti setiap kenaikan persentase SIAM sebesar 1% maka KM meningkat sebesar 0.483%, dengan
asumsi variabel independen lainnya konstan. Hal ini menunjukkan bahwa SIAM mempunyai arah
hubungan positif dengan KM. Sehingga berdasarkan hasil hipotesis satu, SIAM mempunyai pengaruh
signifikan positif terhadap KM.
Model Summary
Model R R Square Adjusted R
Square
Std Error of The
Estimate
1 .435 .634 .080 1.12090
Pada table diatas nilai koefisien korelasi (R) antara variabel independen (SIAM) dengan
variabel dependen (KM) diperoleh sebesar 0.435 artinya keeratan hubungan antara variabel independen
(SIAM) dengan variabel dependen (KM) sebesar 43,5%. Nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0.634
artinya perubahan di dalam variabel dependen (KM) mampu dijelaskan oleh variabel independen
sebesar 63,4%.
2. Pengaruh sistem informasi akuntansi manajemen (SIAM) terhadap kinerja manajerial
dengan strategi bisnis, Perceived Environmental Uncertainty (PEU), dan desentralisasi
sebagai variabel moderator
Peneliti melakukan Multiple Regression Analysis (MRA), yaitu regresi antara (SIAM) sebagai
variabel independen dengan (KM) sebagai variabel dependen untuk mengetahui pengaruh (SIAM)
terhadap (KM) dengan variabel moderator strategi bisnis (SB), Perceived Environmental Uncertainty
(PEU), dan desentralisasi (DES). Hasil regresi ditunjukkan oleh tabel 4.17. Model regresi berganda
bisa digunakan untuk memprediksi kinerja manajerial karena mempunyai nilai Sig. F kurang dari 0,05
(0,000). Adjusted R2 sebesar 0,784 berarti 78,4% variansi kinerja manajerial disebabkan oleh tujuh
variabel independen, yaitu SIAM, SB, PEU, DES, SIAM_SB, SIAM_PEU dan SIAM_DES.
Tabel 4.18
Hasil Uji Hipotesis 2, 3, dan 4
Variabel B (Koefisien
Interaksi)
Kesalahan
Standar (Stdr Eror)
t hit. Prob
Konstanta 125,569 35,045 3,583 0,001
SIAM -1,299 0,423 -3,068 0,003
SB 16,262 7,305 2,226 0,030
PEU -1,526 0,918 -1,662 0,102
DES -1,434 0,714 -2,009 0,050
SIAM_SB -0,198 0,090 -2,208 0,032
SIAM_PEU 0,024 0,012 2,065 0,044
SIAM_DES 0,020 0,009 2,239 0,029
N = 60
Adj. R2 =
22
0,784
F. hit = 31,662
Sig. F = 0,000
Sumber; Data primer yang diolah
a. Hipotesis 2 (pengaruh sistem informasi akuntansi manajemen terhadap kinerja manajerial
dengan strategi bisnis sebagai variabel moderator) (tidak mendukung)
Hasil dari regresi ini ditunjukkan pada tabel 4.17. Nilai signifikansi t (0,032) untuk variabel
SIAM_SB dalam regresi berganda di atas terbukti signifikan karena nilainya kurang dari 0,05. Hal ini
menunjukkan bahwa variabel SIAM dan SB mempunyai pengaruh signifikan terhadap KM.
Regresi berganda yang dilakukan menghasilkan koefisien interaksi (SIAM_SB) sebesar -
0.198, berarti setiap kenaikan persentase SIAM sebsar 1% maka KM menurun sebesar 0.198%. Hal ini
menunjukkan bahwa SIAM mempunyai arah hubungan yang negatif terhadap KM dengan SB sebagai
variabel moderator. Sehingga SIAM mempunyai mempunyai pengaruh signifikan negatif terhadap KM
dengan SB sebagai variabel moderator. Regresi berganda yang dilakukan menghasilkan koefisien
interaksi (SIAM_SB) sebesar -0,198. Nilai interaksi negatif tersebut bisa menunjukkan bahwa
informasi sistem akuntansi manajemen (SIAM) lebih berguna (lebih menunjukkan hasil) pada
perusahaan defender daripada perusahaan prospector. Hal ini tidak memberikan dukungan kepada
penelitian Ernawati, dkk (2005), dan Desmiyawati (2004), namun konsisten dengan penelitian Faisal
(2006) dan Muslichah (2003).
ANOVA
Model Sum of
Squares
Df Mean Square F Sig
1 Regression
Residual
Total
15.249
65.334
80.583
7
52
59
2.178
1.256
6.662 .015°
2 Regression
Residual
Total
15.249
65.334
80.583
6
53
59
2.542
1.233
2.062 .003b
3 Regression
Residual
Total
14.990
65.593
80.583
5
54
59
2.998
1.215
2.468 .004c
4 Regression
Residual
Total
14.441
66.142
80.583
4
55
59
3.610
1.203
3.002 .026d
5 Regression
Residual
Total
13.855
66.728
80.583
3
56
59
4.618
1.192
3.876 .014e
6 Regression
Residual
Total
12.038
68.545
80.583
2
57
59
6.019
1.203
5.005 .010f
Dari tabel ANOVA diatas, uji Anova atau F test menghasilkan nilai F hitung sebesar 3,002
dengan signifikansi 0.026. Karena siginifikansi lebih kecil dari 0.05 maka dapat dikatakan bahwa
23
informasi sistem akuntansi manajemen (SIAM) dan strategi bisnis (SB) sebagai variabel moderasi
berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja manajerial (KM).
b. Hipotesis 3 (pengaruh sistem informasi akuntansi manajemen terhadap kinerja manajerial
dengan perceived environmental uncertainty sebagai variabel moderator) (mendukung)
Hasil dari regresi ini ditunjukkan pada tabel 4.17. Nilai signifikansi t (0,044) untuk variabel
SIAM_PEU dalam regresi berganda di atas terbukti signifikan karena nilainya kurang dari 0,05. Hal ini
menunjukkan bahwa variabel SIAM dan SB mempunyai pengaruh signifikan terhadap KM.
Regresi berganda yang dilakukan menghasilkan koefisien interaksi (SIAM_PEU) sebesar
0,024 yang berarti interaksi antara SIAM dan PEU mempunyai pengaruh yang signifikan dan positif
terhadap KM. Nilai koefisien regresi berganda SIAM_PEU sebesar 0.024, berarti setiap kenaikan
persentase SIAM dan PEU sebesar 1% maka KM meningkat sebesar 0.024%, dengan asumsi variabel
independen lainnya konstan. Hal ini menunjukkan bahwa SIAM dan PEU mempunyai arah hubungan
positif dengan KM. Sehingga berdasarkan hasil hipotesis tiga, SIAM dan PEU mempunyai pengaruh
signifikan positif terhadap KM.
Dari tabel Model Summary ditas, hasil uji SPSS terlihat bahwa determinasi atau R square
sebesar 0.783 atau 78,3% dapat diartikan bahwa 78,3% variasi kinerja manajerial dapat diterangkan
oleh variavel SIAM_PEU.
Dari tabel ANOVA diatas, uji Anova atau F test menghasilkan nilai F hitung sebesar 3,876
dengan signifikansi 0.014. Karena siginifikansi lebih kecil dari 0.05 maka dapat dikatakan bahwa
sistem informasi akuntansi manajemen (SIAM) dan ketidakpastian lingkungan (PEU) sebagai variabel
moderasi berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja manajerial (KM).
c. Hipotesis 4 (pengaruh sistem informasi akuntansi manajemen terhadap kinerja manajerial
dengan desentralisasi sebagai variabel moderator) (mendukung)
Hasil dari regresi ini ditunjukkan pada tabel 4.17. Nilai signifikansi t dalam regresi berganda
menunjukkan bahwa variabel SIAM_DES dalam regresi berganda diatas terbukti signifikan karena
nilainya kurang dari 0,05, yaitu 0,029. Hal ini menunjukkan bahwa variabel SIAM dan DES
mempunyai pengaruh signifikan terhadap KM.
Regresi berganda yang dilakukan menghasilkan koefisien interaksi (SIAM_DES) sebesar
0,020 yang berarti interaksi antara SIAM dan PEU mempunyai pengaruh yang signifikan dan positif
terhadap KM. Nilai koefisien regresi berganda SIAM_DES sebesar 0.020, berarti setiap kenaikan
persentase SIAM dan PEU sebesar 1% maka KM meningkat sebesar 0.020%, dengan asumsi variabel
independen lainnya konstan. Hal ini menunjukkan bahwa SIAM dan DES mempunyai arah hubungan
positif dengan KM. Sehingga berdasarkan hasil hipotesis empat, SIAM dan DES mempunyai pengaruh
signifikan positif terhadap KM.
Dari tabel Model Summary ditas, hasil uji SPSS terlihat bahwa determinasi atau R square
sebesar 0.784 atau 78,4% dapat diartikan bahwa 78,4% variasi kinerja manajerial dapat diterangkan
oleh variabel SIAM_DES.
Dari tabel ANOVA diatas, uji Anova atau F test menghasilkan nilai F hitung sebesar 5,005
dengan signifikansi 0.010. Karena siginifikansi lebih kecil dari 0.05 maka dapat dikatakan bahwa
sistem informasi akuntansi manajemen (SIAM) dan desentralisasi (DES) sebagai variabel moderasi
berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja manajerial (KM).
Kesimpulan
24
Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan, penelitian ini berhasil mencapai hasil-hasil sebagai
berikut:
1. Hasil regresi sederhana hipotesis satu membuktikan bahwa sistem informasi akuntansi manajemen
berpengaruh terhadap kinerja manajerial. Hasil penelitian ini pada hipotesis satu konsisten dengan
penelitian yang dilakukan oleh Ernawati, dkk (2005).
2. Hasil regresi berganda membuktikan bahwa strategi bisnis berfungsi sebagai variabel moderator dan
tidak mendukung hipotesis dua bahwa sistem informasi akuntansi manajemen akan berpengaruh
negatif terhadap kinerja manajerial untuk perusahaan dengan tipe strategi bisnis prospektor. Dukungan
terhadap hipotesis dua ini konsisten dengan hasil penelitian Chong dan Chong (1997), Desmiyawati
(2004), dan Ernawati, dkk (2005).
3. Hasil regresi berganda membuktikan bahwa ketidakpastian lingkungan berfungsi sebagai variabel
moderator dan mendukung hipotesis tiga bahwa sistem informasi akuntansi manajemen akan
berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial ketika kondisi perceived environmental uncertainty
tinggi. Semakin tinggi ketidakpastian lingkungan yang dihadapi perusahaan, semakin tinggi pula
ketersediaan akan karakteristik informasi akuntansi manajemen yang dibutuhkan akan berpengaruh
pada kinerja manajerial.
4. Hasil regresi berganda membuktikan bahwa desentralisasi berfungsi sebagai variabel moderator dan
mendukung hipotesis empat bahwa sistem informasi akuntansi manajemen akan berpengaruh positif
terhadap kinerja manajerial untuk perusahaan pada tingkat desentralisasi tinggi dibandingkan dengan
tingkat desentralisasi yang rendah. Dukungan terhadap hipotesis empat ini konsisten dengan hasil
penelitian Nazaruddin (1998) dan Gul dan Chia (1994).
Keterbatasan Penelitian
Terlepas dari keberhasilan penelitian ini dalam mendukung empat hipotesis yang telah ditetapkan
sebelumnya, penelitian ini mempunyai keterbatasan-keterbatasan yang mungkin memberikan gangguan
pada hasil penelitian. Keterbatasan-keterbatasan tersebut antara lain:
1. Perusahaan manufaktur yang digunakan sebagai sampel dalam penelitian ini mempunyai bentuk dan
ukuran perusahaan yang tidak seragam.
2. Ukuran sampel juga menyebabkan perbedaan hasil. Penelitian ini hanya terbatas pada wilayah Provinsi
Jambi sehingga hasilnya tidak bisa digeneralisasikan untuk lingkup wilayah yang berbeda.
3. Penelitian ini hanya menggunakan tipe strategi yang ekstrim (prospector dan defender) dari tipologi
strategi Miles dan Snow (Laksmana dan Muslichah, 2002) yang mengidentifikasi tipe strategi yang
ketiga yang menguntungkan (analyzer). Tipe strategi ini berbeda di antara tipe strategi prospector dan
defender. Ada kemungkinan perusahaan dalam sampel penelitian ini menggunakan tipe strategi
analyzer tersebut.
Saran
Saran yang bisa diberikan peneliti untuk penelitian selanjutnya adalah sebagai berikut:
1. Sampel perusahaan bisa ditambah jumlahnya dan diperluas lingkup wilayahnya sehingga hasil
penelitian bisa lebih digeneralisasikan.
2. Penelitian selanjutnya juga penting untuk mempertimbangkan variabel kontijensi lainnya, misalnya
pengaruh task uncertainty, gaya kepemimpinan, locus of control, bisa dipertimbangkan untuk dipakai
sebagai variabel moderator dalam penelitian yang berhubungan dengan sistem akuntansi manajemen
dan kinerja manajerial.
3. Memasukkan tipe strategi analyzer dari tipologi strategi Miles dan Snow (Laksmana dan Muslichah,
2002).
Implikasi dari penelitian ini adalah dalam mendesain sistem akuntansi manajemen diperlukan
kesadaran dan perhatian terhadap faktor-faktor kontijensi. Kondisi persaingan usaha yang menghasilkan
25
ketidakpastian lingkungan perlu diperhatikan agar manajer tidak salah langkah dalam menyusun
perencanaan-perencanaan yang dibutuhkan oleh perusahaan, yang disebabkan oleh ketidakmampuan
manajer dalam memprediksi kondisi yang akan datang. Demikian juga dengan faktor-faktor kontijensi yang
berasal dari dalam perusahaan perlu diperhatikan dalam penyusunan desain sistem akuntansi manajemen
untuk mendukung kinerja manajerial. Dengan adanya kesesuaian strategi bisnis dan tingkat desentralisasi
yang dipilih dengan sistem akuntansi manajemen maka akan meningkatkan kinerja manajerial perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
Agbejule, Adebayo. (2005). The relationship between management accounting systems and perceived
environmental uncertainty on managerial performance : a researh note. Accouting and Business
Research, 35 (4), 295-350.
Bordnar, G. H. (1995). Accounting Information System. Prentice Hall Inc.
Chenhall, Robert H., and Morris, Deigen. (1986). The Impact of Structure, Enviroment, and Interdependence on
the Perceived Usefulness of Management Accounting System. The Accounting Review, LXI, (1), 16-33.
Chong, Vincent K., & Chong, Kar Ming. (1997). Strategic Choices, Enviromental Uncertainty and SBU
Performance: A Note on the Intervening Role of Management Accounting Systems. Accounting and
Business Research, 27, (4), 268-276.
Chusing, B. E., & Romney, M. B. (1994). Accounting Information Systems. Addison-Wesley Publishing
Company Inc.
Desmiyawati. (2004). Pengaruh Strategi dan Ketidakpastian Lingkungan terhadap Hubungan antara Informasi
Sistem Akuntansi Manajemen Broadscope dan Kinerja Organisasi. Jurnal Akuntansi dan Bisnis, 4 (2),
94-108.
Djarwanto. (2001). Statistik Non Parametrik. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.
Dwirandra, Anak Agung Ngurah Bagus. (2007). Pengaruh Interaksi Ketidakpastian Lingkungan, Desentralisasi,
dan Luas Lingkup Informasi Akuntansi Manajemen terhadap Kinerja Manajerial. Buletin Studi Ekonomi,
12 (2), 232-244.
________. (2007). Pengaruh Interaksi Ketidakpastian Lingkungan, Desentralisasi, dan Agregat Informasi
Akuntansi Manajemen terhadap Kinerja Manajerial [On-line] Available
http://ejournal.unud.ac.id/abstrak/dwirandra.pdf.
Ernawati, Suranta, S., & Syafiqurrahman, M. (2005). Pengaruh strategi bisnis dan ketidakpastian lingkungan
terhadap hubungan antara informasi broad scope sistem akuntansi manajemen dan kinerja manajerial.
Perspektif, 10 (2), 195-207.
Faisal. (2006). Analisis pengaruh intensitas persaingan dan variable kontekstual terhadap penggunaan informasi
system akuntansi manajemen dan kinerja unit bisnis dengan pendekatan partial least square [On-line]
Available
http://info.stieperbanas.ac.id/makalah/KAMEN11. pdf?PHPSESSID=e5be9a8dd7a468f304bcc28815922d23
Fitri, Fauziah, & Syam BZ, Fazli. (2002). Pengaruh sistem akuntansi manajemen dan ketidakpastian lingkungan
terhadap kinerja manajer. Jurnal Manajemen dan Bisnis. 4 (1), 57 66.
Garrison, Ray & Noreen. (2000). Management accounting. New York : McGraw-Hill Companies, Inc.
26
Ghozali, Imam. (2006). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang : Badan Penerbit
Universitas Diponegoro.
Gul, F. A. (1991). The Effects of Management Accounting System and Enviromental Uncertainty on Small
Business Managers’ Performance. Accounting and Business Review. 22 (85), 57-61.
_____, dan Chia, Yew Ming. (1994). The Effects of Management Accounting System, Perceived Enviromental
Uncertainty and Decentralization on Managerial Performance: A Text of Three Way Interaction.
Accounting Organization and Society, 19 (4/5), 413-426.
Imron, Moch. (2004). Pengaruh Ketidakpastian Lingkungan dan Strategi Bisnis terhadap Hubungan antara
Karakteristik Informasi Sistem Akuntansi Manajemen Broadsope dengan Kinerja Unit Bisnis Strategis.
Paper presented at the accounting national symposium 7, Denpasar.
Juniarti, & Evelyne. (2003). Hubungan karakteristik informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi
manajemen terhadap kinerja manajerial pada perusahaan-perusahaan manufaktur di Jawa Timur. Jurnal
Akuntansi & Keuangan, 5 (2), 110-122.
Jusoh, Ruzita. (2008). Environmental uncertainty, performance, and the mediating role of balanced scorecard
measures use : evidence from Malaysia. International Review of Business Research Papers, 4 (2), 116-
135.
__________. (2002). Pengaruh ketidakapstian lingkungan, strategi, dan desentralisasi terhadap sistem skuntansi
manajemen: pendekatan kontijensi. Majalah Ekonomi, 12 (3).
Laksmana, A., & Muslichah. (2002). Pengaruh teknologi informasi, saling ketergantungan, karakteristik sistem
akuntansi manajemen terhadap kinerja manajerial. Jurnal Akuntansi & Keuangan, 4 (2), 106-125.
Lesmana. (2003). Pengaruh Ketidakpastian Lingkungan yang Dipersepsikan dan Strategi Kompetitif terhadap
Hubungan Sistem Kontrol Akuntansi dengan Kinerja Perusahaan. Paper presented at the accounting
national symposium 6, Surabaya.
Mardiyah, A.A., & Gudono. (2000). Pengaruh Ketidakpastian Lingkungan dan Desentralisasi terhadap
Karakteristik Sistem Akuntansi Manajemen. Paper presented at the accounting national symposium 3.
Muslichah. (2003). The Effect of Contextual Variables on Management Accounting System Characteristics and
Managerial Performance. Paper presented at the accounting national symposium 6.
Najoan, M., & Sholihin, M. (2002). Peran broad scope system akuntansi manajemen dalam hubungan antara
perceived environmental uncertainty (PEU) dan job satisfaction. [On-line] Available
www.puslit.petra.ac.id/journals/accounting.
Nizarudin, Abu. (2006). Pengaruh Strategi Customization terhadap Kinerja Perusahaan melalui Penggunaan
Karakteristik Informasi Sistem Akuntansi Manajemen yang Bersifat Broad Scope dan Aggregation. Paper
presented at the accounting national symposium 9, Padang.
Nazaruddin, Ietje. (1998). Pengaruh Desentralisasi dan Karakteristik Informasi Sistem Akuntansi Manajemen
terhadap Kinerja Manajerial. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, 1 (2), 141-160.
Noviyanti, Rica. (2007). Pengaruh Karakteristik Informasi Sistem Akuntansi Manajemen terhadap Kinerja
Manajerial: Desentralisasi dan Budaya Organisasi sebagai Variabel Pemoderasi. Unpublished thesis,
Universitas Sebelas Maret.
Rustiana. (2002). Pendekatan kontijensi dalam desain sistem akuntansi manajemen untuk meningkatkan kinerja
manajerial. Modus, 14 (1), 29-38.
Sekaran, Uma. (2006). Research Methods for Business. New York : John Wiley & Sons Inc. Sharma, R., Jones,
S., & Ratnatunga, J. (2006). The relationships among broad scope MAS, managerial control,
performance, and job relevant information. Review of Accounting and Finance, 5 (3), 228-250.
27
Sharma, R., Jones, S., & Ratnatunga, J. (2006). The relationships among broad scope MAS, managerial control,
performance, and job relevant information. Review of Accounting and Finance, 5 (3), 228-250.
Syam, F., & Maryasih, L. (2006). Sistem Akuntansi Manajemen, Persepsi Ketidakpastian Lingkungan,
Desentralisasi, dan Kinerja Organisasi : Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur di Provinsi NAD).
Paper presented at the accounting national symposium 9, Padang.