1.Vol. 06, No. 03, Mei 2018 - erepo.unud.ac.id
Transcript of 1.Vol. 06, No. 03, Mei 2018 - erepo.unud.ac.id
2
1.Vol. 06, No. 03, Mei 2018
Published: 2018-05-21
Articles
KAJIAN YURIDIS PERATURAN DAERAH TENTANG PENGGUNAAN
KAWASAN SEMPADAN REL KERETA API DI KOTA SURABAYA
Enjita Hairindika, Anak Agung Sri Indrawati
1-15
o PDF
PENGATURAN SANKSI ADMINISTRATIF TERHADAP PELANGGARAN
PEMASANGAN REKLAME DI KOTA DENPASAR
Ni Luh Putu Hemawati, Ibrahim R
o PDF
PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG PADA KAWASAN SEMPADAN
SUNGAI DI KABUPATEN GIANYAR
Ida Ayu Agung Cynthia Febriyanti, I Ketut Sudiarta, I Nengah Suharta
1-13
o PDF
KEBIJAKAN HUKUM TERHADAP KEBERADAAN BIOSKOP DI AREA
LEVEL 21 MALL DENPASAR
I Putu Esa Indrawan, Ngakan Ketut Dunia
1-5
o PDF
EFEKTIVITAS STANDAR PELAYANAN ANGKUTAN TRANS SARBAGITA
BERDASARKAN PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 11 TAHUN 2011
I Putu Budianayasa, I Gusti Ngurah Wairocana
1-5
o PDF
3
EFEKTIVITAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR
2 TAHUN 2014 TENTANG KETERTIBAN UMUM TERKAIT
PENYALAHGUNAAN FUNGSI TROTOAR SEBAGAI TEMPAT PARKIR
Kadek Poolina Prameswari, Made Gde Subha Karma Resen, Cokorde Dalem Dahana
o PDF
PENGATURAN APARATUR SIPIL NEGARA YANG SUAMI ATAU ISTRINYA
MENCALONKAN DIRI DALAM PEMILIHAN UMUM 2018 DAN 2019
Ni Kadek Ayu Indah Purnama Dewi, Made Nurmawati
1-15
o PDF
KEPASTIAN HUKUM PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN
KERJA (PPPK) BERDASARKAN UNDANG-UNDANG APARATUR SIPIL
NEGARA
Ni Luh Putu Marliani Dewi, I Ketut Rai Setiabudhi
1-14
o PDF
TINJAUAN YURIDIS PENGENAAN PAJAK PENGHASILAN TERHADAP
KEGIATAN ENDORSEMENT DALAM MEDIA SOSIAL
Ni Putu Anggie Oktapyani, Sagung Putri ME Purwani
1-15
o PDF
PELAKSANAAN PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 2
TAHUN 2016 TENTANG KARTU IDENTITAS ANAK DI KOTA DENPASAR
Ida Ayu Iswariyati, I Wayan Parsa, I Ketut Suardita
o PDF
IMPLIKASI YURIDIS PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI NOMOR
39/PUU-XIV/2016 TERHADAP BARANG KEBUTUHAN POKOK SEBAGAI
OBJEK PAJAK PERTAMBAHAN NILAI
Ni Made Ratih Wijayanti, Made Nurmawati
1-16
o PDF
4
PENGGUGURAN JANIN MASSAL SECARA PAKSA DALAM KONFLIK
BERSENJATA
I Gusti Ayu Agung Nadia Srutia Jayanti, I Made Subawa
1-5
o PDF
PEMBERHENTIAN KEPALA DAERAH YANG MELAKUKAN TINDAK
PIDANA DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG PEMERINTAHAN DAERAH
Ida Ayu Putu Sri Astiti Padmawati, Ni Luh Gede Astariyani
o PDF
EFEKTIFITAS PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP
NOMOR 5 TAHUN 2014 DALAM MENCEGAH PENCEMARAN LIMBAH
RUMAH PEMOTONGAN HEWAN DI KOTA DENPASAR
I Putu Oka Pramana, I Made Arya Utama
o PDF
EKSISTENSI WISATA SELFIE DI DESA WANAGIRI DITINJAU DARI ASPEK
PENATAAN RUANG
Guruh Ari Mandala Putra, I Ketut Sudiarta, Ni Gusti Ayu Dyah Satyawati
1-18
o PDF
IMPLIKASI DARI PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI NOMOR 92/PUU-
X/2012 DALAM KAITANNYA DENGAN TUGAS, FUNGSI, DAN
KEWENANGAN DPD
Daud Jusuf Thommor Rudy, Edward Thomas Lamury Hadjon
o PDF
TANGGUNG JAWAB PENERIMA HIBAH UANG YANG BERSUMBER DARI
APBD OLEH PEMERINTAH DAERAH
Ni Putu Kartini Candra Dewi, Novy Purwanto
1-14
o PDF
PERAN POLISI PAMONG PRAJA DALAM PENEGAKAN PERATURAN
DAERAH NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG KETERTIBAN UMUM
TERHADAP GELANDANGAN DAN PENGEMIS DI KABUPATEN BULELENG
5
Ida Bagus Gede Eka Permana Putra, Made Subhakarma Resen
1-15
o PDF
SAH TIDAKNYA ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN DAERAH MASUK
PARTAI POLITIK
Putu Wawan Suryawan, I Ketut Rai Setiabudhi
1-15
o PDF
PERLINDUNGAN HUKUM WARGA ROHINGYA TERKAIT DENGAN
KONFLIK DI MYANMAR BERDASARKAN HUKUM INTERNASIONAL
Ni Nyoman Sintya Dewi, Putu Tuni Cakabawa Landra, I Gde Putra Ariana
1-14
o PDF
DISKRIMINASI PEREMPUAN DALAM VIRGINITY TEST SEBAGAI
PRASYARAT CALON POLWAN DAN CALON PRAJURIT TNI DALAM
PERSPEKTIF HUKUM INTERNASIONAL
Sally Joanna, Ida Bagus Wyasa Putra, A.A. Sri Utari
1-16
o PDF
PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA YOGA
MESARI DESA MENGWI MENURUT PERATURAN DAERAH KABUPATEN
BADUNG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENDIRIAN DAN
PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA
I Made Ega Prayoga Kusuma, Putu Gede Arya Sumerthayasa, Nengah Suharta
1-15
o PDF
THE REGULATORY AND PRACTICE CONCERNING ROLE OF TRIBUNAL
SECRETARY IN INTERNATIONAL ARBITRATION
Ni Luh Putu Chintya Arsani, Cokorda Istri Diah Widyantari Pradnya Dewi
1-16
6
o PDF
IMPLIKASI YURIDIS PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI NOMOR 52
TAHUN 2011 TERHADAP OBJEK PAJAK HIBURAN OLAHRAGA GOLF
Ketut Nindy Rahayu Sugitha, I Gusti Ngurah Wairocana
1-16
o PDF
PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 10
TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI
KEPENDUDUKAN TERKAIT PENERTIBAN PENDUDUK NON PERMANEN
DI KABUPATEN BADUNG
Nugraheny Wardana, I Ketut Suardita, Cokorda Dalem Dahana
1-16
o PDF
ANALISIS YURIDIS KEBIJAKAN PENGHAPUSAN SANKSI ADMINISTRATIF
PADA PERPAJAKAN BAGI WAJIB PAJAK (SUNSET POLICY)
I Putu Hari Santika Putra, Ida Bagus Putu Sutama
1-6
o PDF
ANALISIS YURIDIS PENETAPAN KAWASAN TEMPAT SUCI DALAM
PENATAAN RUANG DI PROVINSI BALI
Ida Ayu Padma Trisna Dewi, I Made Sarjana
1-15
o PDF
ANALISIS YURIDIS PENGATURAN PENELITIAN ILMIAH BIDANG
KELAUTAN DI INDONESIA DITINJAU DARI SEGI UNCLOS TAHUN 1982
Ida Bagus Oka Putranata, Anak Agung Ketut Sukranatha
1-15
o PDF
PELAKSANAAN KEWAJIBAN HUKUM PENGELOLAAN LIMBAH
TERHADAP PENGELOLA USAHA LAUNDRY DI KOTA DENPASAR
Ni Komang Intan Novia Arsani, I Ketut Sudjana
7
1-15
o PDF
PENEGAKAN KEPUTUSAN WALIKOTA DENPASAR NO. 610 TAHUN 2002
TENTANG PENERTIBAN PENDUDUK PENDATANG
Made Fetty Pridayanti, I Gusti Ngurah Wairocana
1-14
o PDF
PENGATURAN APARATUR SIPIL NEGARA ESELON I YANG MERANGKAP
JABATAN SEBAGAI KOMISARIS DI BUMN
Martchella Setiawan, I Nyoman Suyatna
1-15
o PDF
KONSEKUENSI YURIDIS TERHADAP ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN
RAKYAT DARI PARTAI POLITIK YANG DIBUBARKAN OLEH MAHKAMAH
KONSTITUSI
I Made Gemet Dananjaya Suta, Nyoman Mas Aryani
1-15
o PDF
1
8
PENGATURAN APARATUR SIPIL NEGARA YANG SUAMI ATAU ISTRINYA MENCALONKAN DIRI DALAM PEMILIHAN UMUM
2018 DAN 2019
Oleh:
Ni Kadek Ayu Indah Purnama Dewi* Made Nurmawati, SH., MH**
Program Kekhususan Hukum Pemerintahan Fakultas Hukum
Universitas Udayana
ABSTRAK Pegawai Negeri Sipil dalam menjalankan pemerintahan harus berpegang teguh pada asas netralitas yang artinya Pegawai Negeri Sipil dilarang untuk menduduki jabatan Negara maupun memberikan
dukungan kepada Peserta Pemilu. Namun permasalahan muncul ketika suami atau istri dari PNS tersebut yang mencalonkan diri dalam Jabatan Negara apakah PNS tersebut tetap tidak diperbolehkan untuk memberikan
dukungan terhadap suami atau istrinya. Adapun tujuan dari penulisan jurnal ilmiah ini adalah untuk memahami pengaturan tentang Pegawai
Negeri Sipil yang suami atau istrinya mencalonkan diri dalam Pilkada 2018, Pileg 2019 dan Pilpres 2019 dan mengetahui sanksi yang dijatuhkan
apabila terjadi pelanggaran terhadap aturan tersebut. Metode Penelitian yang digunakan adalah penelitian normatif dengan pendekatan perundang-undangan dan pendekatan konseptual. Bahan hukum yang
dipergunakan adalah bahan hukum primer, skunder, dan tersier. Dengan adanya surat edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur Sipil
Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor B/36/M.SM.00.00/2018 maka PNS dapat mendampingi suami atau istrinya dalam penyelenggaraan pemilu
dengan mengambil cuti diluar tanggungan negara, dan bagi pelanggarnya akan dijatuhkan sanksi hukuman disiplin sedang dan hukum disiplin berat.
Kata Kunci: Pegawai Negeri Sipil, Sanksi Hukuman Disiplin *Ni Kadek Ayu Indah Purnama Dewi, adalah Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Udayana, [email protected] **Made Nurmawati, SH., MH, adalah Dosen Pengajar Hukum Tata Negara Fakultas Hukum Universitas Udayana
9
ABSTRACT
Government Employess in running the government must adhere to the principle of neutrality which means that Government Employess are
prohibited to occupy state positions or providing support to Election Contestants. But the problem appear when the couple from the Government Employess who run in the State Position whether the Government Employess
still not allowed to provide support to his partner. The purpose of this scientific journal writing is to understand the regulation of Government Employess
whose partner run for elections in 2018, legislative elections in 2019 and Presidential election in 2019 and know the sanctions imposed in case of
violation of the rule. The research method used is normative research with approach of legislation and conceptual approach. The legal materials used are primary, secondary, and teriary legal materials. With the Ministerial Letter of
Administrative Reform and Bureaucratic Reform Number B/36/M.SM.00.00/2018 then the Government Employess may accompany
his partner in holding of elections by talking leave outside the dependents of state, and for violator will be imposed sanctions penalties discipline and law
severe discipline. Keywords: Government Employess, Sanctions Penalties
Discipline
I. Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
Pegawai Negeri Sipil di Indonesia merupakan suatu bagian dari personifikasi
Negara yang dituntut untuk memiliki ketaatan dan kesetiaan terhadap
Pancasila, UUDNRI 1945, negara dan pemerintah dalam melaksanakan
tugas pemerintahan. Disamping itu Pegawai Negeri Sipil sebagai unsur
aparatur negara dalam menjalankan roda pemerintahan dituntut untuk
melaksanakan tugasnya sebagai abdi negara dan abdi masyarakat yang
mampu menjunjung tinggi
10
martabat dan kepentingan masyarakat.1 Pegawai Negeri Sipil telah
diberikan suatu keistimewaan tersendiri terhadap perlindungan atas
profesinya melalui Undang-Undang RI Nomor 5 Tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara. Dalam Undang-Undang Aparatur Sipil Negara ini
disamping tujuannya untuk menjadikan Pegawai Negeri Sipil yang
professional, netral, berintegritas, bebas korupsi, kolusi dan nepotisme
serta nasionalis. Namun adanya suatu pembatasan mengenai hak seorang
PNS untuk memberikan kontribusinya kepada negara terutama dalam hal
menduduki jabatan negara berdasarkan ketentuan Pasal 119 dan Pasal 123
ayat (3) yang secara umum menyatakan bahwa apabila Pegawai Negeri Sipil
ingin mencalonkan diri atau dicalonkan untuk menduduki kursi dalam
Jabatan Negara baik itu sebagai calon Presiden/Wakil Presiden, calon
Ketua/Wakil/Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, calon Gubernur/Wakil
Gubernur, maupun calon Bupati/Wakil Bupati, bagi mereka sejak
mendaftarkan diri sebagai calon diharuskan untuk menyatakan
pengunduran diri secara tertulis.
Pengaturan mengenai PNS yang ingin mencalonkan diri atau akan
dicalonkan untuk menduduki Jabatan Negara sudah secara tegas diatur
dalam Undang-Undang Aparatur Sipil Negara dan larangannya juga telah
diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 53
Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil. Sebagaimana dipertegas
lagi dengan adanya Surat Edaran Kementrian Pemberdayagunaan Aparatur
Sipil Negara dan Reformasi Birokrasi RI
Nomor B/71/M.SM.00.00/2017 mengenai netralitas Aparatur Sipil
1
Mohammad Rafik, 2016, “Pelaksanaan Disiplin Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Lingkungan
Kantor Kejaksaan Negeri Palu Sulawesi Tengah Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun
2010”, Jurnal Ilmu Hukum Legal Opinion, Edisi 2 Volume 4.
11
Negara pada Pilkada 2018, Pemilu Legislatif 2019, dan Pemilihan
Presiden dan Wakil Presiden 2019.
Namun dalam perkembangan selanjutnya, tak hanya PNS yang hendak
mencalonkan diri dalam Jabatan Negara. Persoalan muncul ketika suami
atau istri dari PNS tersebut yang akan mencalonkan diri dalam Jabatan
Negara. Akankah PNS tersebut tetap tidak dimungkinkan untuk
mendampingi suami atau istrinya dalam penyelenggaran pemilu. Seperti
contohnya terjadi di daerah Depok pada Pilkada serentak 2018 banyak
istri dari PNS Pemkot Depok yang akan menjadi calon Legislatif, antara
lain Hj. Enti yang merupakan istri dari H Ridwan, Kasie Ketertiban Dinas
Pasar Kota Depok, dan Hj. Etty istri dari Endang Sumarsana, Kabid Cipta
Karsa Dinas Pekerjaan Umum Depok. Mengingat adanya realita persoalan
tersebut, maka akan dikaji lebih lanjut dalam bentuk jurnal ilmiah yang
berjudul “PENGATURAN APARATUR SIPIL NEGARA YANG SUAMI ATAU
ISTRINYA MENCALONKAN DIRI DALAM PEMILIHAN UMUM 2018 DAN
2019”.
1.2. Rumusan Masalah
Melihat dari adanya latar belakang permasalahan diatas, maka adapun
rumusan masalah yang menurut penulis menarik dikaji adalah:
1. Bagaimanakah pengaturan mengenai Pegawai Negeri Sipil yang suami
atau istrinya akan mencalonkan diri pada Pilkada 2018, Pileg 2019, dan
Pilpres 2019?
2. Apakah sanksi yang dijatuhkan terhadap Pegawai Negeri Sipil yang
melakukan pelanggaran terhadap pengaturan
tersebut ditinjau dari Peraturan Pemerintah tentang Disiplin
Pegawai Negeri Sipil?
12
1.3. Tujuan
Adapun tujuan penulisan jurnal ilmiah ini adalah untuk lebih memahami
mengenai pengaturan tentang Pegawai Negeri Sipil yang suami atau
istrinya mencalonkan diri pada Pilkada 2018, Pileg 2019, dan Pilpres 2019
dan mengetahui sanksi yang dijatuhkan apabila terjadi pelanggaran
terhadap aturan tersebut.
II. Isi Makalah
2.1 Metode Penelitian
2.1.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dipergunakan dalam membuat jurnal ilmiah ini
adalah penelitian hukum normatif. Adapun yang dibahas dalam penelitian
hukum normatif yaitu doktrin-doktrin atau asas- asas dalam ilmu hukum.2
Penelitian normatif berkaitan dengan menelaah teori-teori, konsep-konsep,
asas-asas hukum serta perundang-undangan yang berhubungan dengan
penelitian yang sedang ditelaah berdasarkan bahan hukum utama.
2.1.2. Jenis Pendekatan
Jenis pendekatan yang dipergunakan dalam penulisan jurnal ilmiah ini
yaitu pendekatan perundang-undangan dan pendekatan konseptual.
Pengertian dari pendekatan perundang-undangan yaitu
pendekatan yang meneliti aturan-aturan yang berkaitan dengan isu
h.24.
2H. Zainuddin Ali, 2014, Metode Penelitian Hukum, Sinar Grafika, Jakarta,
13
hukum yang sedang ditangani. Sedangkan pendekatan konseptual melihat
dari doktrin atau pandangan yang berkembang di dalam ilmu hukum.3
2.1.3. Bahan Hukum
Bahan hukum yang dipergunakan dalam jurnal ilmiah ini antara lain:
1. Bahan hukum primer yang terdiri dari bahan hukum yang mengikat
yaitu UUD NRI 1945, Undang-Undang Aparatur Sipil Negara, dan Peraturan
Pemerintah tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
2. Bahan hukum sekunder, yaitu bahan hukum yang menjelaskan
tentang bahan hukum primer, seperti misalnya hasil karya dari kalangan
hukum, rancangan penelitian dan lainnya.
3. Bahan hukum tersier, merupakan bahan hukum yang memberikan
penjelasan terhadap bahan huku primer dan sekunder, seperti misalnya
kamus dan indeks kumulatif.4
2.1.4. Teknik Pengumpulan Bahan Hukum
Teknik pengumpulan bahan hukum dilakukan dengan studi kepustakaan.
Dalam studi kepustakaan dilakukan penafsiran dan pengkajian terhadap
peraturan perundang-undangan terkait
permasalahan yang diangkat. Selanjutnya mencari bagian-bagian
3Peter Mahmud Marzuki, 2010, Penelitian Hukum, Kencana Prenada Media
Group, Jakarta, h.93. 4Soerjono Soekanto, 1986, Pengantar Penelitian Hukum, Cet. III, UI Press, Jakarta, h. 52.
14
penting dari buku-buku yang kemudian dikutip dan disusun secara
sistematis.
2.1.5. Teknik Pengolahan Bahan Hukum
Teknik pengolahan bahan hukum dilakukan dengan tahapan yang meliputi
merumuskan dasar-dasar hukum, mengidentifikasi data, pemeriksaan
data, dan klarifikasi data yang bertujuan untuk menghindari kekurangan
data yang berhubungan dengan topik yang diangkat.5
2.2. Hasil Analisa
2.2.1.Pengaturan Pegawai Negeri Sipil yang suami atau istrinya akan
mencalonkan diri dalam Pilkada 2018, Pileg 2019 dan Pilpres 2019
Pegawai Negeri Sipil sebagaimana yang dijelaskan dalam Undang-Undang
Aparatur Sipil Negara adalah warga negara Indonesia yang memenuhi
syarat tertentu, diangkat sebagai Pegawai ASN secara tetap oleh pejabat
pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintahan. Dalam
menjalankan suatu pemerintahan Pegawai Negeri Sipil harus berpegang
teguh pada asas- asas yang terkandung di dalam Undang-Undang
Aparatur Sipil Negara tersebut, salah satunya adalah asas netralitas.
Makna netralitas adalah bebasnya Pegawai Negeri Sipil dari pengaruh
kepentingan Partai Politik dan tidak berperan dalam proses politik
karena dikawatirkan PNS akan menyalahgunakan fasilitas negara 5Amiruddin dan Zainal Asikin, 2014, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Raja Grafindo Persada, Jakarka, h. 174.
8
untuk kepentingan politik.6 Untuk menjaga netralitas tersebut, bagi
Pegawai Negeri Sipil dilarang untuk memberikan dukungan baik kepada
calon Presiden/Wakil Presiden, Dewan Perwakilan Rakyat maupun Kepala
Daerah/Wakil Kepala Daerah sebagaimana yang tertuang dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Pegawai Negeri Sipil. Hal
tersebut juga dipertegas melalui ketentuan Pasal 280 ayat (2) huruf f jo
Pasal 283 ayat (1) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang
Pemilihan Umum yang menyatakan pelaksana dalam kegiatan kampanye
dilarang untuk mengikutsertakan aparatur sipil Negara serta aparatur sipil
negara dilarang untuk mengadakan kegiatan yang mengarah pada
keberpihakan terhadap peserta Pemilu sebelum, selama dan sesudah masa
kampanye.
Pengaturan lebih lanjut mengenai larangan Pegawai Negeri Sipil tersebut
juga tertuang dalam Surat Edaran Kementrian Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi RI Nomor B/71/M.SM.00.00/2017,
adapun larangan yang ditekankan antara lain melakukan pendekatan
terhadap partai politik, memasang spanduk/baliho, mendeklarasikan diri
sebagai bakal calon legislative, menghadiri deklarasi bakal calon/calon
pasangan pimpinan daerah dengan atau tanpa atribut, mengunggah,
menanggapi, dan menyebarluaskan gambar/foto bakal calon/calon
pasangan pimpinan daerah ke media sosial, melakukan foto bersama
dengan bakal calon/calon pimpinan daerah, dan menjadi pembicara
dalam
pertemuan partai politik. 6Sri Hartini, Setiajeng Kadarsih, dan Tedi Sudrajat, 2008, Hukum
Kepegawaian di Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta, h.80.
9
Namun dalam perkembangannya, tak jarang ditemukan suami atau istri
dari Pegawai Negeri Sipil tersebutlah yang mencalonkan diri dalam Jabatan
Negara. Maka pada tahun 2018 dikeluarkanlah aturan yang mengatur
mengenai hal tersebut. Adapun pengaturan mengenai Pegawai Negeri Sipil
yang suami atau istrinya akan mecalonkan diri pada Pilkada 2018, Pileg
2019, dan Pilpres 2019 yang dituangkan dalam Surat Edaran Menteri
Pendayagunaan Aparatur Sipil Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor
B/36/M.SM.00.00/2018 pada tanggal 2 Februari 2018. Melalui surat
edaran tersebut dijelaskan bahwa bagi Pegawai Negeri Sipil yang suami atau
istrinya akan menjadi calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah, calon
Anggota Legislatif maupun calon Presiden/Wakil Presiden dapat
mendampingi suami atau istrinya dalam tahapan penyelenggaraan Pilkada
2018, Pileg 2019, maupun Pilpres 2019 namun tetap diharuskan untuk
mengambil cuti diluar tanggungan Negara.
Adapun beberapa hal yang diperbolehkan dalam ketentuan Surat Edaran
Menteri Pendayagunaan Aparatur Sipil Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor B/36/M.SM.00.00/2018 antara lain:
a. Mendampingi pasangannya saat pendaftaran di KPUD
beserta saat pengenalan kepada masyarakat;
b. Menghadiri kegiatan kampanye yang dilakukan oleh pasangannya, tetapi tidak boleh terlihat secara aktif dan tidak
mempergunakan atribut instansinya maupun atribut partai politik; c. Foto bersama dengan pasangannya, tetapi tidak mengikuti
sibol/gerakan tangan yang menunjukan keberpihakan. 2.2.2. Sanksi yang dijatuhkan terhadap Pegawai Negeri Sipil yang
melakukan pelanggaran terhadap pengaturan tersebut
10
ditinjau dari Peraturan Pemerintah tentang Disiplin
Pegawai Negeri
Pegawai Negeri Sipil yang suami atau istrinya mencalonkan diri menjadi
calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah, calon Anggota Legislatif,
maupun calon Presiden/Wakil Presiden pada Pilkada 2018, Pileg 2019 dan
Pilpres 2019 dapat mendampingi suami atau istrinya dalam tahapan
penyelenggaraan pemilihan tersebut, sebagaimana tertuang dalam Surat
Edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur Sipil Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor B/36/M.SM.00.00/2018. Namun diharuskan untuk
mengambil cuti diluar tangungan negara agar netralitas Pegawai Negeri
Sipil tetap terjaga. Untuk membina PNS yang tetap netral diperlukan
adanya aturan yang disiplin yang memuat pokok-pokok kewajiban,
larangan, dan sanksi apabila kewajiban tidak ditaati ataupun larangannya
dilanggar.7
Bagi Pegawai Negeri Sipil yang mendampingi suami atau istrinya
dalam penyelenggaraan Pilkada 2018, Pileg 2019, dan Pilpres
2019 namun tidak memenuhi peraturan sebagaimana dimaksud dalam
Surat Edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur Sipil Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor B/36/M.SM.00.00/2018, dapat dijatuhkan sanksi sesuai
dengan peraturan perundang-undangan. Adapun Peraturan Pemerintah
Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil menjelaskan
bahwa ada beberapa larangan dan sanksi yang dijatuhkan kepada Pegawai
Negeri Sipil sesuai dengan berat ringannya pelanggaran yang dilakukan
oleh
Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan. 7Miftah Thoha, 2010, Manajemen Kepegawaian Sipil di Indonesia, Kencana Predana Media Group, Jakarta, h.42.
11
Adapun beberapa larangan bagi Pegawai Negeri Sipil yang diatur dalam
PP Disiplin Pegawai Negeri Sipil tersebut terkait dengan penyelenggaraan
Pemilu diatur dalam Pasal 4 angka 12 hingga angka
15. Adapun Pasal 4 angka 12 menyatakan bahwa “Setiap PNS dilarang
memberikan dukungan kepada calon Presiden/Wakil Presiden, DPR, DPD,
atau DPRD dengan cara: a. ikut sebagai pelaksana kampanye; b. menjadi
peserta kampanye dengan menggunakan atribut partai/PNS; c. sebagai
peserta kampanye dengan mengerahkan PNS lain; d. menjadi peserta
kampanye dengan menggunakan fasilitas negara.” Pasal 4 angka 13
menyatakan bahwa “Setiap PNS dilarang memberikan dukungan kepada
calon Presiden atau Wakil Presiden dengan cara: a. membuat keputusan
dan/atau tindakan yang menguntungkan atau merugikan salah satu
pasangan calon; b. mengadakan kegiatan yang mengarah pada
keberpihakan terhadap peserta pemilu sebelum, selama dan sesudah masa
kampanye.” Pasal 4 angka 14 menyatakan bahwa “Setiap PNS
dilarang memberikan dukungan kepada calon anggota Dewan Perwakilan
Daerah atau calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah dengan cara
memberikan surat dukungan disertai foto copy Kartu Tanda Penduduk.”
Serta Pasal 4 angka 15 menyatakan bahwa “Setiap PNS dilarang
memberikan dukungan kepada calon Kepala Daerah atau Wakil Kepala
Daerah dengan cara: a. terlibat dalam kampanye untuk mendukung calon
Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah; b. dalam kegiatan kampanye
menggunakan fasilitas yang terkait dengan jabatan; c. membuat
keputusan/tindakan yang merugikan atau menguntungkan salah satu
pasangan calon; d. mengadakan kegiatan yang mengarah pada
keberpihakan terhadap peserta pemilu sebelum, selama dan sesudah masa
kampanye.
12
Pelanggaran yang dilakukan oleh Pegawai Negeri Sipil terhadap larangan
tersebut akan dijatuhkan sanksi hukuman disiplin tergantung berat
ringannya pelanggaran yang dilakukan. Adapun sanksi hukuman disiplin
yang dijatuhkan antara lain:
a. Bagi Pegawai Negeri Sipil akan dijatuhkan hukuman sedang berdasarkan
ketentuan Pasal 12 PP Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai
Negeri Sipil apabila:
- Ikut menjadi peserta dalam kampanye;
- Menjadi peserta kampanye menggunakan atribut PNS
atau partai
- Menjadi peserta kampanye dengan mengerahkan PNS
lainnya;
- Mengadakan kegiatan yang mengarah keberpihakan
kepada peserta pemilu;
- Memberikan dukungan kepada peserta pemilu melalui
surat dukungan disertai fotocopy Kartu Tanda Penduduk atau Surat
Keterangan Tanda Penduduk sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.
b. Bagi Pegawai Negeri Sipil akan dijatuhkan hukuman disiplin berat
berdasarkan Pasal 13 PP Nomor 53 Tahun
2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil apabila:
- Menjadi peserta dalam kampanye dengan menggunakan
fasilitas negara;
- Membuat keputusan dan/atau tindakan yang
menguntungkan/merugikan salah satu pasangan calon pada masa
kampanye;
- Menggunakan fasilitas jabatan dalam kegiatan
kampanye.
13
Adapun sanksi hukuman disiplin sedang sebagaimana diatur dalam Pasal
7 ayat (3) PP Nomor 53 Tahun 2010 antara lain penundaan kenaikan bagi
berkala selama satu tahun, penundaan kenaikan pangkat selama satu
tahun, penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama satu tahun.
Sedangkan sanksi hukuman disiplin berat sebagaimana diatur dalam Pasal
7 ayat (4) PP Nomor 53 Tahun
2010 antara lain penundaan pangkat setingkat lebih rendah selama tiga
tahun, pemindahan dalam rangka penurunan jabatan setingkat lebih
rendah, pembebasan jabatan, pemberhentian dengan hormat tidak atas
permintaan sendiri sebagi PNS, pemberhentian dengan tidak hormat
sebagai PNS.
III. Penutup
3.1. Kesimpulan
1. Melalui Surat Edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur Sipil Negara
dan Reformasi Birokrasi Nomor B/36/M.SM.00.00/2018, bagi Pegawai
Negeri Sipil yang suami atau istrinya menjadi calon Kepala Daerah, calon
Anggota Legislatif, maupun calon Presiden/Wakil Presiden dapat mengambil
cuti diluar tanggunan negara apabila mendampingi istri atau suaminya
dalam penyelenggaraan Pemilihan Umum 2018 dan 2019.
2. Berdasarkan ketentuan Pasal 12 dan Pasal 13 Peraturan Pemerintah
Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil, bagi PNS yang
melakukan pelanggaran dalam penyelenggaraan Pemilihan Umum 2018
dan 2019 akan dijatuhkan sanksi hukuman disiplin sedang dan hukuman
14
disiplin berat sesuai dengan berat ringannya pelanggaran yang
dilakukan.
3.2. Saran
1. Pemerintah harus memperhatikan Surat Edaran Menteri
Pendayagunaan Aparatur Sipil Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor
B/36/M.SM.00.00/2018 agar penyelenggaraan pemilihan umum 2018 dan
2019 dapat berjalan lancar sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
2. Pemerintah yang berwenang harus menjatuhan sanksi secara tegas
sesuai dengan berat ringanya pelanggaran yang dilakukan oleh PNS,
sehingga netralitas dari Pegawai Negeri Sipil tetap terjaga.
IV. Daftar Pustaka
1. Buku
Amirudin dan Zainal Asikin, 2014, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Raja Grafindo, Jakarta.
H. Zainuddin Ali, 2014, Metode Penelitian Hukum, Sinar Grafika, Jakarta. Hartini, Sri, Setiajeng Kadarsih, dan Tedi Sudrajat, 2008, Hukum Kepegawaian di Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta.
Marzuki, Peter Mahmud, 2010, Penelitian Hukum, Kencana Prenada Media Group, Jakarta. Soekanto, Soerjono, 1986, Pengantar Penelitian Hukum, Cet. III, UI
Press, Jakarta.
15
Thoha, Miftah, 2010, Manajemen Kepegawaian Sipil di Indonesia,
Kencana Predana Media Group, Jakarta. 2. Jurnal
Mohammad Rafik, 2016, “Pelaksanaan Disiplin Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Lingkungan Kantor Kejaksaan Negeri Palu Sulawesi Tengah Berdasarkan
Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010”, Jurnal Ilmu Hukum Legal Opinion, Edisi 2 Volume 4. 3. Peraturan Perundang-Undangan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2017 tentang
Pemilihan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 6109). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5135). Surat Edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur Sipil Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor B/71/M.SM.00.00/2017 tentang Pelaksanaan Netralitas
bagi ASN pada Penyelenggaraan Pilkada Serentak Tahun 2018, Pemilihan Legislatif Tahun 2019, dan Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden Tahun
2019. Surat Edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur Sipil Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor B/36/M.SM.00.00/2018 Ketentuan bagi ASN yang Suami atau Istrinya Menjadi Calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah, Calon
Legislatif, dan Calon Presiden atau Wakil Presiden.