11065-26547-1-SM_2.pdf
-
Upload
gito-manaloe -
Category
Documents
-
view
8 -
download
1
Transcript of 11065-26547-1-SM_2.pdf
ANALISIS PENGARUH FINANCIAL DISTRESS, PERGANTIAN MANAJEMEN,
OPINI AUDIT DAN UKURAN KAP TERHADAP PERGANTIAN AUDITOR
PADA PERUSAHAAN GO PUBLIC YANG
TERDAFTAR DI BEI
GITO PARTOHAP MANALU dan SYAMSUL BAHRI TRB
ABSTRACT
The Problem discussed in this study is how far the influence of financial
distress,management turnover,audit opinion and size of audit firm Auditor Switching. Target of
this research is to know and analyse influence of influence of financial distress, management
turnover, audit opinion and size of audit firm to Auditor Switching.
Hypotesis in this research financial distress, management turn over, audit opinion and size of
audit firm have an effect to auditor switching
The population in this study are all companies listed on the Stock Exchange in the
period 2011-2013. There are 139 listed companies, 36 companies selected by using purposive
sampling the sample is downloaded from the website www.idx.co.id. The data analysis technique
used is logistic regression with a significant probability value of 5%.
This Research result indicate that financial distress, management turnover, audit opinion
and size of Audit firm do not have a significant effect on auditor switching.
Keywords : Financial Distress, Management turnover, audit opinion, Auditfirm size, auditor
switching.
PENDAHULUAN
Mengingat banyaknya pihak yang
mempunyai kepentingan terhadap laporan
keuangan maka penyusunan laporan
keuangan harus wajar, dapat dipercaya dan
tidak menyesatkan sehingga dapat dipercaya
masing masing pihak yang menggunakan.
Penyajian laporan keuangan harus
memperhatikan dua karakteristik kualitatif
yaitu relevan (relevance ) dan dapat
diandalkan (reliable). Menurut FASB dalam
SFAC No.2, karakteristik kualitatif
dimaksudkan untuk member kriteria dasar
dalam memilih sebagai berikut ini : (1)
alternative metode akuntansi dan pelaporan
keuangan, (2) persyaratan pengungkapan
(disclousure) (Ghozali dan Chariri, 2007).
Pengukuran karakteristik kualitatif sulit
diukur ,sehingga pengguna laporan
keuangan membutuhkan pihak ketiga yaitu
auditor independen(auditor eksternal). Jasa
auditor independen digunakan untuk
member jaminan bahwa laporan keuangan
tersebut relevan dan reliable, sehingga dapat
mengingkatkan kepercayaan semua pihak
yang berkepentingan dengan perusahaan
tersebut.
Auditing memberikan nilai tambah
suatu laporan keuangan yang dikeluarkan
perusahaan, karena akuntan publik sebagai
pihak yang ahli dan independen pada akhir
pemeriksaannya akan memberikan opini
mengenai kewajaran posisi keuangan, hasil
usaha, perubahan ekuitas, dan laporan arus
kas. Laporan keuangan yang wajar adalah
yang disusun berdasarkan prinsip akuntansi
yang berlaku umum, diterapkan secara
konsisten dan tidak mengandung kesalahan
yang material (Sukrisno, 2004 :1).
Untuk menjaga kepercayaan publik
dalam fungsi audit dan untuk melindungi
objektivitas auditor, melalui serangkaian
ketentuan, profesi auditor dilarang memiliki
hubungan pribadi dengan klien mereka yang
dapat menimbulkan konflik kepentingan.
Salah satu anjuran adalah memiliki rotasi
wajib auditor karena dapat meningkatkan
kemampuan auditor dalam melindungi
public melalui peningkatan kualitas
pelayanan dan mencegah hubungan yang
lebih dekat dengan klien ( Nasseret.
Al.,2006)
Pemerintah Indonesia mengatur
kewajiban rotasi auditor dengan
dikeluarkannya Keputusan Menteri
Keuangan Republik Indonesia Nomor
359/KMK.06/2003 pasal 2 tentang “Jasa
Akuntan Publik” (perubahan atas Keputusan
Menteri Keuangan Nomor
423/KMK/.06/2002). Peraturan ini
menyatakan bahwa pemberian jasa audit
umum atas laporan keuangan dari suatu
entitas dapat dilakukan oleh kantor akuntan
public paling lama untuk lima tahun buku
berturut turutdan oleh seorang akuntan
publik paling lama untuk tiga tahun buku
berturut turut. Peraturan tersebut kemudian
diperbarui dengan dikeluarkannya Peraturan
Menteri Keuanga Republik Indonesia
Nomor 17/PMK.01/2008 tentang “Jasa
Akuntan Publik”. Perubahan yang dilakukan
diantaranya adalah pertama, pembenaran
jasa audit umum menjadi enam tahun
berturut turut oleh kantor akuntan dan tiga
tahun berturut turut oleh akuntan public
kepada satu klien yang sama (pasal 3ayat 1),
Kedua , akuntan public dan kantor akuntan
boleh menerima kembali penegasan setelah
satu tahun buku tidak memberikan jasa audit
kepada klien yang diatas (pasal 3 ayat 2 dan
3).
Peraturan ini dikeluarkan agar
akuntan public dapat melaksanakan
pekerjaannya secara independen.Independen
merupakan kunci utama bagi profesi
akuntan public.Independensi ini mutlak
kunci utama bagi profesi akuntansi dalam
melakukan audit. Sikap independensi artinya
auditor tidak mudah dipengaruhi, sehingga
auditor akan melaporkan apa yang
ditemukannya selama proses pelaksanaan
audit ( Wijayani dan Januarti, 2011).
Fenomena mengenai penggantian
auditor atau Kantor Akuntan Publik (KAP)
memang sangat menarik untuk dikaji, hal ini
dikarenakan banyak faktor yang dapat
mempengaruhi keputusan perusahaan untuk
melakukan penggantian auditor atau
KAP.Faktor-faktor tersebut dapat
dipengaruhi oleh faktor klien maupun faktor
yang berasal dari auditor.Menurut Febrianto
(2009), penggantian auditor bisa terjadi
secara voluntary (sukarela) atau secara
mandatory (wajib). Jika penggantian auditor
terjadi voluntary, maka faktor-faktor
penyebab dapat berasal dari sisi klien
(misalnya kesulitan keuangan, menajemen
yang gagal, perubahan ownership, Initial
Public Offering, dan sebagainya) dan dari
sisi auditor( misalnya fee audit, kualitas
audit, dan sebagai). Sebaliknya, jika
penggantian terjadi secara mandatory,
seperti yang terjadi di Indonesia, hal itu
terjadi karena adanya peraturan yang
mewajibkan.
Berdasarkan uraian diatas maka saya
tertarik untuk melakukan penelitian dengan
judul Analisis pengaruh Financial Distress,
Pergantian Manajemen, Opini Audit dan
Ukuran KAP terhadap Pergantian Auditor
pada Perusahaan Go Public yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI).
Rumusan Masalah
Apakah financial distress,pergantian
manajemen, opini audit, ukuran KAP
berpengaruh secara parsial dan simultan
terhadap pergantian auditor pada perusahaan
go public yang terdaftar di BEI?
Tujuan Penelitian
Untuk menganalisis pengaruh
Financial distress, pergantian manajemen,
opini audit dan ukuran KAP berpengaruh
secara parsial dan simultanterhadap
pergantian auditor pada perusahaan go
public yang terdaftar di BEI
Manfaat Penelitian
1. Bagi penulis
Hasil penelitian ini dapat dijadikan
sebagai pengalaman untuk menambah
pengetahuan dan wawasan bagi
penulis mengenai pergantian auditor
sebuah perusahaan.
2. Bagi bidang akademisi
Hasil penelitian ini dapat dijadikan
sebagai bahan referensi dan juga
literature tambahan tentang pergantian
auditor.
3. Bagi peneliti selanjutnya
Hasil penelitian ini diharapkan dapat
digunakan sebagai sumber referensi
dan informasi bagi peneliti selanjutnya
mengenai pembahasan tentang
pergantian auditor.
Tinjauan Pustaka
Pergantian Auditor
Pergantian auditor merupakan suatu
tindakan yang dilakukan perusahaan untuk
mengganti auditor. Penyebab dari pergantian
auditor dipengaruhi oleh kewajiban rotasi
yang diatur oleh pemerintah (mandatory)
atau penggantian secara sukarela
(voluntary). Pergantian auditor dalam suatu
perusahaan disebabkan oleh banyak hal,
tidak saja oleh karena peraturan pemerintah
tetapi juga dipengaruhi oleh berbagai faktor
antara lain masalah keuangan perusahaan
klien (financial distress)Calderon dan
Ofobike, 2008,Francis dan Wilson, dikutip
oleh Nasser, et al., 2006), opini audit (Antle
dan Nalebuff, dikutip oleh Calderon dan
Ofobike, 2008), pergantian manajemen
(Damayanti dan Sudarma, 2007), ukuran
KAP (Hackenbrack dan Hogan, dikutip oleh
Calderon dan Ofobike, 2008).
Financial Distress
Financial distress atau kesulitan
keuangan merupakan suatu kondisi ketika
perusahaan akan mengalami kebangkrutan.
Kesulitan keuangan akan dimulai dari ketika
perusahaan tidak dapat memenuhi jadwal
pembayaran atau ketika proyeksi tersebut
akan segera tidak dapat memenuhi jadwal
pembayaran atau ketika proyeksi arus kas
mengindikasikan bahwa perusahaan tersebut
akan tidak dapat memenuhi kewajibannya
(Brigham dan Daves,2003).Francis dan
Wilson (1988) menyatakan bahwa
perusahaan yang bangrut dan sedang
mengalami posisi keuangan yang tidak sehat
cenderung akan menggunakan KAP yang
mempunyai independensi yang tinggi untuk
meningkatkan kepercayaan diri perusahaan
di mata pemegang saham dan kreditur untuk
mengurangi resiko litigasi.Dalam
lingkungan perusahaan yang berpotensi
bangkrut, terdapat pengaruh yang besar
terhadap putusnya perikatan antara
perusahaan klien dengan Kantor Akuntan
Publik, seperti adanya permasalahan metode
akuntansi, ketidakpastian atas opini auditor,
atau ketidakpuasan terhadap kinerja auditor.
Pergantian Manajemen
Pergantian manajemen pada
penelitian ini adalah perubahan dewan
komisaris dan atau perubahan dewan direksi
dalam sebuah perusahaan. Hal ini sesuai
dengan konsep two –tier system yang
berlaku di Indonesia. Didalam konsep two-
tier peran dewan komisaris dan dewan
direksi dipisah secara jelas. Dewan direksi
adalah pihak pelaksana kegiatan perusahaan
sedangkan dewan komisaris sebagai pihak
yang mengawasi kinerja dewan direksi.
Terjadinya pergantian manajemen
perusahaan disebabkan karena beberapa hal
seperti hasil RUPS, manajemen yang
mengundurkan diri atau pensiun (Damayanti
dan Sudarma (2007). Pergantian manajemen
perusahaan dapat diikuti oleh perubahan
kebijakan dalam bidang akuntansi, keuangan
dan pemilihan kantor akuntan publik.
Manajemen yang baru mungkin tidak setuju
dengan kebijakan fee audit maupun hasil
kinerja yang dilakukan oleh auditor yang
lama. Perusahaan akan mencari KAP yang
selaras dengan kebijakan dan pelaporan
akuntansinya sehingga dengan adanya
pergantian manajemen maka kemungkinan
terjadi pergantian KAP yang sepaham
dengan kebijakan manajemen yang baru
akan meningkat(Nagy,2005).
Opini Audit
Menurut Standar Profesional
Akuntan Publik (SPAP) SA Seksi 110,
tujuan audit atas laporan keuangan oleh
auditor independen pada umumnya adalah
untuk menyatakan pendapat tentang
kewajaran dalam semua hal yang material,
posisi keuangan, hasil usaha, perubahan
ekuitas, dan arus kas sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berlaku umum di
Indonesia. Auditor bertanggung jawabuntuk
merencanakan dan melaksanakan audit
untuk memperoleh keyakinan memadai
tentang apakah laporan keuangan bebas dari
salah saji material, baik yang disebabkan
oleh kekeliruan atau kecurangan.
Opini audit diberikan oleh auditor
melalui beberapa tahap audit sehingga
auditor dapat memberikan kesimpulan
atas opini yang harus diberikan atas
laporan keuangan yang diauditnya (Rahman
dan Siregar, 2012). Auditor independen
harus menggunakan kemahiran
profesionalnya dengan cermat dan seksama
dalam menentukan prosedur audit yang
diperlukan untuk memperoleh bukti audit
kompeten yang cukup sebagai basis
memadai dalam merumuskan pendapatnya.
Metode Penelitian
Populasi dan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas objek atau subjek yang memiliki
kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,
2007: 72).Menurut Erlina dan Mulyani
(2007: 74), “sampel adalah bagian populasi
yang digunakan untuk memperkirakan
karakteristik populasi”.Populasi dan sampel
yang digunakan dalam penelitian ini adalah
perusahaan manufaktur yang merupakan
emiten di Bursa Efek Indonesia (BEI)
selama periode 2011-2013 sebanyak 139
perusahaan.
Defenisi Operasional dan Pengukuran
variabel
Variabel Independen
1. Financial Distress
Dalam penelitian ini, Masalah Kauangan
(Financial Distress) diukur atau diproksikan
dengan menggunakan debt to equity ratio
(DER) yaitu rasio yang menggambarkan
kemampuan perusahaan untuk memenuhi
seluruhkewajibannya dengan modal sendiri.
Pengukuran financial distress pada
penelitian ini mengacu pada penelitian yang
dilakukan oleh Sinarwati (2010). Keadaan
keuangan perusahaan akan aman jika
memiliki nilai DER dibawah 50%. Semakin
rendah berarti semakin baik karena akan
semakin tinggi kemampuan perusahaan
membayar kewajibannya (Sinarwati, 2010).
2. Pergantian Manajemen
Pergantian manajemen merupakan
pergantian direksi perusahaan yang terutama
disebabkan oleh keputusan rapat umum
pemegang saham dan direksi berhenti
karena kemauan sendiri.Variabel pergantian
manajemen menggunakan variabel
dummy.Jika terdapat pergantian direksi atau
CEO dalam perusahaan maka diberikan nilai
1.Sedangkan jika tidak terdapat pergantian
direksi atau CEO dalam perusahaan, maka
diberikan nilai 0 (Damayanti dan Sudarma,
2007).
3. Opini Audit
Opini audit merupakan pernyataan
pendapat yang diberikan oleh auditor dalam
menilai kewajaran perjanjian laporan
keuangan perusahaan yang diauditnya.
Variabel opini audit menggunakan variabel
dummy.Jika perusahaan klien menerima
opini selain wajar tanpa pengecualian
(unqualified) maka diberikan nilai
0.Sedangkan jika perusahaan klien
menerima opini wajar tanpa pengecualian
(unqualified), maka diberikan nilai 1
(Damayanti dan Sudarma, 2007).
4. Ukuran KAP
Ukuran KAP dalam penelitian ini
merupakan besar kecilnya KAP yang
dibedakan dalam dua kelompok, yaitu KAP
yang berafiliasi dengan Big 4 dan KAP yang
tidak berafiliasi dengan Big 4. Variabel
ukuran KAP menggunakan variabel dummy.
Jika sebuah perusahaan diaudit oleh KAP
Big 4 maka diberikan nilai 1. Sedangkan
jika sebuah perusahaan diaudit oleh KAP
non Big 4, maka diberikan nilai 0 (Nasser et
al., 2006).
Variabel Dependen
Pergantian Auditor
Variabel dependen dalam penelitian
ini adalah pergantian auditor.Pergantian
auditor merupakan suatu tindakan yang
dilakukan perusahaan untuk mengganti
auditor. Penyebab dari pergantian auditor
dipengaruhi oleh kewajiban rotasi yang
diatur oleh pemerintah (mandatory) atau
penggantian secara sukarela (voluntary).
Dalam hal ini pergantian auditor diukur
dengan variabel dummy dimana jika
perusahaan yang mengalami pergantian
auditor maka diberi angka 1 dan jika tidak
mengalami pergantian auditor diberi angka
0.
Jenis dan Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam
penelitian ini merupakan data sekunder.
Data sekunder merupakan data yang telah
diolah dan disajikan kembali. Menurut
Sugiyono (2007:193) “sumber sekunder
adalah sumber data yang tidak langsung
memberikan data kepada pengumpul data,
misalnya lewat orang lain atau lewat
dokumen.”
Data yang diperoleh adalah
kombinasi data time series dan cross section
atau pooled data. Data time series adalah
data dari suatu fenomena tertentu yang
didapat dari beberapa interval waktu
tertentu, misalnya dalam waktu
mingguan,bulanan, atau tahunan (Umar,
2009), Sedangkan cross section merupakan
sekumpulan data untuk meneliti suatu
fenomena tertentu dalam satu kurun waktu
(Umar, 2009).
Metode pengumpulan data yang
digunakan adalah metode dokumentasi yaitu
dengan cara mengumpulkan, mencatat, dan
mengkaji data sekunder yang berupa laporan
keuangan perusahaan yang telah
dipublikasikan maupun laporan auditor
independen dalam periode pengamatan.
Data yang digunakan dalam penelitian ini
diperoleh dengan mengunduh data dari
website Bursa Efek Indonesia
(www.idx.co.id).
Teknis Analisis Data
Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan
gambaran atau deskripsi suatu data yang
dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar
deviasi, varian, maksimum, minimum, sum,
range, kurtosis dan skewness (kemencengan
distribusi), sehingga secara kontekstual
dapat lebih mudah dimengerti oleh pembaca.
Uji Asumsi Klasik
Uji multikolineritas
Uji multikolineritas diperlukan untuk
mengetahui ada tidaknya variabel
independen yang mrmiliki kemiripan antar
variabel independen dalam suatu model (V.
Wiratna Sujarweni ;2014). Selain itu uji ini
juga untuk menghindari kebiasaan dalam
pengambilan keputusan mengenai pengaruh
pada uji parsial masing masing variabel
independen terhadap variabel
dependennya.Jika VIF yang dihasilkan
diantara 1-10 maka tidak terjadi
multikolineritas.
Autokorelasi
Ujiautokorelasi bertujuan untuk
menguji apakah dalam model regresilinear
ada korelasi (hubungan) diantara kesalahan
pengganggu pada periodet/saat ini dengan
kesalahan pengganggu pada periodet-1/
sebelumnya (Ghozali,2006:95). Hal ini
sering ditemukan pada data time series
karena gangguan pada seseorang/kelompok,
cenderung mempengaruhi ganguan pada
individu/kelompok pada periode berikutnya.
Model regresi yang baik adalah regresi yang
bebas dari autokorelasi. Untuk mengetahui
apakah terjadi autokorelasi dalam suatu
model regresi, digunakan runtest. Bila hasil
output spssmenunjukkan probabilitas
signifikansi dibawah 0,05 disimpulkan
terdapat gejala autokorelasi pada model
regresi tersebut.
Analisis Regresi Logistik
Pengujian hipotesis dilakukan
dengan analisis multivariat dengan
menggunakan regresi logistik (logistic
regression).Regresi logistik adalah analisis
yang menjelaskan efek dari variabel bebas
terhadap variabel terikat, dengan variabel
bebas bertipe kualitatif maupun kuantitatif
dan variabel terikat memiliki tipe data
berupa dikotom maupun polikotom
(Kuncoro, 2001).Model regresi logistik
yang digunakan untuk menguji hipotesis
sebagai berikut:
𝐒𝐖𝐈𝐓𝐂𝐇 = 𝐚 + 𝛃𝟏𝐅𝐃 + 𝛃𝟐𝐂𝐄𝐎+ 𝛃𝟑𝐎𝐏𝐈𝐍𝐈 + 𝛃𝟒𝐊𝐀𝐏 + ∈
Keterangan,
SWITCH = Pergantian Auditor
(variabel dummy, jika mengalami
pergantian maka 1 dan jika tidak mengalami
pergantian maka 0)
a = Konstanta
βn = koefisien regresi
FD = Financial Distress
CEO =Pergantian
Manajemen
OPINI = Opini Audit
KAP = Ukuran KAP
∈ = Standar error
Uji Kelayakan Regresi
Pengujian kelayakan model regresi
logistik dapat dilakukan dengan
menggunakan gooness of fit test, yang
pengukurannya menggunakan chi-square
pada bagian bawah uji hosmer and
lemeshow’s (Ghozali, 2006).
Menilai Model Fit (Overall Model Fit Test)
Dari hipotesis ini, agar model fit
dengan data maka H0 harus diterima.
Statistik yang digunakan berdasarkan
Likelihood. Likelihood L dari model adalah
probabilitas bahwa model yang
dihipotesiskan menggambarkan data input.
Untuk menguji hipotesis nol dan
alternative, L ditransformasikan menjadi -
2 LogL. Output SPSS memberikan dua nilai
-2 LogL yaitu satu untuk model yang hanya
memasukkan konstanta saja dan satu model
dengan konstanta serta tambahan bebas.
Adanya pengurangan nilai antara -2LogL
awal dengan nilai -2LogL pada langkah
berikutnya menunjukkan bahwa model yang
dihipotesiskan fit dengan data (Ghozali,
2006).
Koefisien Determinasi
Besarnya nilai koefisien determinasi pada
model regresi logistik ditunjukkan dengan
nilai Nagelkerke R square. Nagelkerke
Rsquare merupakan pengujian yang
dilakukan untuk mengetahui seberapa besar
variabel independen mampu menjelaskan
dan mempengaruhi variabel dependen. Nilai
Nagelkerke R Square bervariasi antara
1(satu) dan 0 (nol).Semakin mendekati
nilai1 maka model dianggap semakin
goodness offit sementara semakin mendekati
0 maka model semakin tidak goodness of fit
.
Pengujian Hipotesis Dengan Omnibus
Test (Pengujian Secara Simultan)
Pengujian ini dilakukan untuk
menguji apakah variabel-variabel
independent secara serentak berpengaruh
terhadap variabel dependennya yaitu opini
audit pergantian auditor. Untuk melihat
apakah semua variabel bebas yang
dimasukkan dalam model mempunyai
pengaruh secara bersama-sama terhadap
variabel dependen, maka dapat dilihat dari
hasil Omnibus Tests of Model Coefficients
dalam pengujian regresi logistik.
Pengujian Hipotesis Secara Parsial
Pengujian dengan modelregresi
logistik digunakan dalam penelitian ini
adalahuntukmengetahuipengaruhdarimasin
g-masing variabelindependen terhadap
variabel dependen. . Kriteriapengujian :
a. Tingkat kepercayaan yang digunakan
adalah 95% atau taraf siignifikasi 5%
(α=0,05)
b. Kriteria penerimaan atau penolakan
hipotesis didasarkan pada signifikasi
p-value. Jika taraf signifikasi > 0,05
H0 diterima, jika taraf signifikasi <
0,05 H0 ditolak dan Ha di terima.
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
Berdasarkan tabel 4.1 diatas, variabel-
variabel penelitian dapat dideskripsikan
sebagai berikut :
1. Penilaian terhadap Financial Distress
diproksikan dengan rasio leverage yaitu
DER (Debt to Equity Ratio) diperoleh
nilai terkecil (minimum) -26,64dan nilai
Descriptive Statistics
N Minimum
Maximu
m Mean
Std.
Deviation
Fd 108 -884.23 17.45 -7.1271 85.27619
Pm 108 0 1 .52 .502
Oa 108 0 1 .66 .477
Uk 108 0 1 .14 .347
Sw 108 0 1 .43 .497
Valid N
(listwise) 108
terbesar (maximum) 13,05 dengan nilai
rata-rata (mean) 0,9744 Nilai terkecil
(minimum) dimiliki perusahaan ICTSI
JASA PRIMA, Tbk. Sedangkan nilai
terbesar (maximum) dimiliki perusahaan
Sumal AGRO PANTES, Tbk.
2. Pada variabel Pergantian
Manajemen(PM) diperoleh nilai terkecil
(minimum) 0 dan nilai terbesar
(maximum) 1 dengan nilai rata-rata
(mean) 0,49. Nilai terkecil (minimum)
diberikan kepada perusahaan yang tidak
melakukan pergantian
manajemensedangkan opini nilai
terbesar (maximum) diberikan kepada
perusahaan yang mengalami pergantian
manajemen.
3. Pada variabel Opini Audit (OA)
diperoleh nilai terkecil (minimum) 0 dan
nilai terbesar (maximum) 1 dengan nilai
rata-rata (mean) 0,65. Nilai terkecil
(minimum) diberikanjika perusahaan
klien menerima opini selain wajar tanpa
pengecualian (unqualified),. Sedangkan
opini nilai terbesar (maximum) diberikan
jika perusahaan klien menerima opini
wajar tanpa pengecualian (unqualified)
4. Pada variabel Ukuran KAP(UK)
diperoleh nilai terkecil (minimum) 0 dan
nilai terbesar (maximum) 1 dengan nilai
rata-rata (mean) 0,14. Nilai terkecil
(minimum) diberikan kepada perusahaan
yang tidak menggunakan jasa auditor
yang berafiliasi dengan KAP Big 4.
Sedangkan nilai terbesar (maximum)
diberikan kepada perusahaan yang
menggunakan jasa auditor yang
berafiliasi dengan KAP Big 4.
5. Pada variabel Auditor Switching(SW)
diperoleh nilai terkecil (minimum) 0 dan
nilai terbesar (maximum) 1 dengan nilai
rata-rata (mean) 0,43. Nilai terkecil
(minimum) diberikan kepada perusahaan
yang tidak melakukan pergantian KAP.
Sedangkan nilai terbesar (maximum)
diberikan kepada perusahaan yang
melakukan pergantian KAP.
Uji Asumsi Klasik
Uji Multikolineritas
Pada tabel 4.2 diatas dapat disimpulkan
tidak terjadi gejala multikolonieritas antar
variabel bebas karena tidak ada nilai
tolerance yang kurang dari 0,10 dan nilai
VIF tidak ada yang melebihi dari nilai 10.
Uji Autokorelasi
Runs Test
Difference
between observed
and predicted
probabilities
Test Valuea -.32253
Cases < Test Value 52
Cases >= Test Value 53
Total Cases 105
Number of Runs 60
Z 1.276
Asymp. Sig. (2-tailed) .202
a. Median
Dari tabel (Run Test) tersebut dapat dilihat
nilai test valuea sebesar -0,32253 dengan
Asymptotic significance dua sisi adalah
0,202 atau probabilitas diatas 0,05 berarti
H0 diterima atau dapat disimpulkan bahwa
residual random (acak) atau tidak terjadi
autokorelasi antar nilai residual
Menilai Kelayakan Model Regresi
Pengujian kelayakan model regresi
logistik dilakukan dengan menggunakan
goodness of fitness test yang diukur dengan
nilai chi square pada bagian bawah uji
hosmer and lemeshow.
Tabel di atas menunjukkan hasil pengujian
Hosmer and Lemeshow.Hasil pengujian
statistik menunjukkan probabilitas
signifikansi menunjukkan angka .647 nilai
signifikansi yang diperoleh lebih besar dari
0.05 maka Ho tidak dapat ditolak
(diterima).Hal ini berarti model regresi
layak untuk digunakan dalam analisis
selanjutnya, karena tidak ada perbedaan
yang nyata antara klasifikasi yang
diprediksi dengan klasifikasi yang diamati,
atau dapat dikatakan model mampu
memprediksi nilai observasinya.
Menilai Model Fit (OverallModel Fit
Test)
Uji ini digunakan untuk menilai
model yang telah dihipotesiskan telah fit
atau tidak dengan data. Pengujian
dilakukan dengan membandingkan nilai
antara -2 log likelihood pada awal (block
number = 0) dengan nilai -2 log
likelihoodpada akhir (block number = 1).
Nilai -2 log likelihood awal pada block
number = 0, dapat ditunjukkan melalui tabel
berikut ini
Pada tabel 4.4 diatas, menjelaskan bahwa
nilai -2log likelihood(Block = 0) sebesar
143.411. Sedangkan nilai -2log likelihood
(Block = 1) dapat di lihat pada tabel 4.5
dibawah ini:
Hosmer and Lemeshow Test
Step Chi-square df Sig.
1 6.005 8 .647
Iteration Historya,b,c,d
Iteratio
n
-2 Log
likelihood
Coefficients
Constant FD PM OA UK
Step
1
1 139.264 -.169 -.075 .595 -.399 -.517
2 139.234 -.161 -.087 .623 -.423 -.543
3 139.234 -.160 -.087 .623 -.424 -.543
4 139.234 -.160 -.087 .623 -.424 -.543
a. Method: Enter
b. Constant is included in the
model.
c. Initial -2 Log Likelihood:
143.411
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS
Iteration Historya,b,c
Iteration -2 Log likelihood
Coefficients
Constant
Step 0 1 143.411 -.286
2 143.411 -.288
3 143.411 -.288
a. Constant is included in the model.
b. Initial -2 Log Likelihood: 143.411
c. Estimation terminated at iteration number 3
because parameter estimates changed by less than
.001.
Pengujian dilakukan dengan
membandingkan nilai antara -2 Log
Likelihood(-2LL) pada awal (Block Number
= 0) dengan nilai -2 Log Likelihood (-2LL)
pada akhir (Block Number = 1). Nilai -2LL
awal adalah sebesar 143.411.Setelah
dimasukkan keempat variabel independen,
maka nilai -2LL akhir mengalami penurunan
menjadi sebesar 139.234. Penurunan
likelihood (-2LL) ini menunjukkan model
regresi yang lebih baik atau dengan kata lain
model yang di hipotesiskan fit dengan data.
Uji Koefisien Determinasi
Berdasarkan table dibawah diketahui
nilai Cox and Snell R Square yang diperoleh
sebesar 0,039 dengan nilai Nagelkerke R
Square sebesar 0,052, hal ini menunjukkan
bahwa auditor switching pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia dipengaruhi oleh Financial
Distress, pergantian Manajemen, opini audit
dan ukuran KAPsebesar 5,2%, sedangkan
94,8% sisanya dipengaruhi oleh faktor lain
yang tidak diteliti.
Pengujian Hipotesis Dengan Omnibus
Test (Pengujian Secara Simultan)
Omnibus Test dilakukan untuk melihat
pengaruh variabel secara bersama-sama
(simultan).Hasil pengujian dapat dilihat dari
hasil Omnibus Test of Model Coefficients
dalam regresi logistik. Hipotesis Omnibus
Test of Model Coefficients adalah sebagai
berikut:
Ha = Financial Distress,
Pergantian Manajemen,
Opini Audit dan Ukuran
KAP berpengaruh secara
simultan terhadap Auditor
Switching (pergantian
KAP)
Pedoman yang digunakan untuk
menerima atan menolak Ha adalah
sebagai berikut:
Jika nilai Chi-Square goodness of fit
signifikan> 0,05, maka Ha ditolak.
Jika nilai Chi-Square goodness of fit
signifikan< 0,05, maka Ha diterima.
Untuk melihat pengaruh variabel
independen terhadap penerimaan
Opini Audit Going Concern secara
simultan, dapat dilihat pada tabel
berikut,
Sumber :Hasil Pengolahan SPSS
Dari hasil pengolahan SPSS pada tabel
diatas, diperoleh hasil niliai koefisien Chi-
Square sebesar 4,177 dengan tingkat
signifikasi sebesar 0,383. Pengujian diatas
memberikan hasil yang tidak signifikan,
karena nilai 0,383 lebih besar dari 0,05.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa Ha
dapat ditolak dan menunjukkan bahwa
variabel Financial Distress, Pergantian
Manajemen, Opini Audit dan Ukuran KAP
tidak berpengaruh secara simultan terhadap
Auditor Switching ( Pergantian Auditor).
Pengujian Hipotesis secara parsial
Model Summary
Step
-2 Log
likelihood
Cox & Snell R
Square
Nagelkerke R
Square
1 139.234a .039 .052
a. Estimation terminated at iteration number 4 because
parameter estimates changed by less than .001.
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS
Omnibus Tests of Model Coefficients
Chi-square df Sig.
Step 1 Step 4.177 4 .383
Block 4.177 4 .383
Model 4.177 4 .383
Pengujian hipotesis menggunakan
model regresi logistik.Regresi logistik
digunakan untuk menguji pengaruh
Financial Distress, pergantian manajemen,
Opini audit, Ukuran KAP terhadap auditor
switching.Untuk menguji signifikansi
koefisien dari setiap variabel bebas yang
digunakan p-value (probability value)
dengan tingkat signifikansi sebesar 5%
(0,05). Apabila nilai signifikansi lebih kecil
dari 0,05 maka koefisien regresi adalah
signifikan.
Tabel diatas menunjukkan hasil
pengujian data dengan regresi logistik pada
tingkat signifikasi 5%. Dari hasil
perhitungan regresi diatas pada kolom B
diperoleh model persamaan regresi logistik
sebagai berikut:
H 1: Hipotesis pertama menyatakan
bahwa Financial distress
berpengaruh negatif terhadap
pergantian auditor. Hasil pengujian
menunjukkan variabel Financial
distress memiliki koefisien regresi -
0.087dengan tingkat signifikansi
0,277 yang lebih besar dari 0,05
(5%). Berdasarkan hal tersebut
dapat disimpulkan bahwa variabel
Financial distressberpengaruh tidak
signifikan pada pergantian auditor
atau dengan kata lain H1 ditolak.
H 2: Hipotesis kedua menyatakan bahwa
pergantian manajemen berpengaruh
positif terhadap pergantian auditor.
Hasil pengujian menunjukkan
variabel pergantian manajemen
memiliki koefisien regresi 0,623
dengan tingkat signifikansi 0,143
yang lebih besar dari 0,05 (5%).
Berdasarkan hal tersebut dapat
disimpulkan bahwa variabel
pergantian manajemen
berpengaruh tidak signifikan pada
pergantian auditoratau dengan kata
lain H2 ditolak.
H3: Hipotesis ketiga menyatakan bahwa
opini auditberpengaruh negatif
terhadap pergantian auditor. Hasil
pengujian menunjukkan variabel
opini audit memiliki koefisien
regresi -0.424 dengan tingkat
signifikansi 0,321 yang lebih besar
dari 0,05 (5%). Berdasarkan hal
tersebut dapat disimpulkan bahwa
variabel opini auditberpengaruh
tidak signifikan pada pergantian
auditor atau dengan kata lain H3
ditolak.
H4 Hipotesis keempat menyatakan
bahwa ukuran KAP berpengaruh
negatif terhadap pergantian auditor.
Hasil pengujian menunjukkan
variabel Ukuran KAP memiliki
koefisien regresi -0.543 dengan
tingkat signifikansi 0,396 yang
lebih besar dari 0,05 (5%).
Berdasarkan hal tersebut dapat
disimpulkan bahwa variabel opini
Variables in the Equation
B S.E. Wald df Sig.
Exp(B
)
95.0% C.I.for
EXP(B)
Lower Upper
Ste
p
1a
FD -.087 .080 1.183 1 .277 .916 .783 1.073
PM .623 .426 2.140 1 .143 1.865 .809 4.299
OA -.424 .427 .983 1 .321 .655 .283 1.512
UK -.543 .641 .719 1 .396 .581 .165 2.039
Con
stant -.160 .406 .156 1 .693 .852
a. Variable(s) entered on
step 1: FD, PM, OA, UK.
SW = -0,160-0,87FD + 0,623PM - 0,424OA -0,543UK+ɛ
audit berpengaruh tidak signifikan
pada pergantian auditor atau
dengan kata lain H4 ditolak.
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
Adapun hasil pengujian dan pembahasan
akan disimpulkan sebagai berikut,
1. Financial distress berpengaruh negatif
dan tidak signifikan terhadap auditor
switching pada perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI)
2. Pergantian manajemen berpengaruh
positif dan tidak signifikanterhadap
auditor switching pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI)
3. Opini Audit berpengaruh negatif dan
tidak signifikan terhadap auditor
switching pada perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI)
4. Ukuran KAP berpengaruh negatif dan
tidak signifikan terhadap auditor
switching pada perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI)
5. Financial Distress, pergantian
manajemen, opini audit dan ukuran KAP
tidak berpengaruh secara simultan
terhadap auditor switching
SARAN
1. Peneliti selanjutnya sebaiknya
menggunakan periode yang lebih lama
untuk memperkuat hasil penelitian
dengan penelitian.
2. Penelitian selanjutnya hendaknya juga
memperhatikan pergantian pada tingkat
akuntan publik.
3. Penelitian selanjutnya hendaknya
mempertimbangkan dampak adanya
Peraturan Menteri Keuangan Republik
Indonesia Nomor 17/PMK.01/2008
pasal 3 tentang “Pembatasan Akuntan
Publik dan Kantor Akuntan Publik”.
Jadi dapat diklasifikasikan mana yang
merupakan pergantian KAP karena
Mandatory (regulasi) atau pergantian
Voluntary atau kebijakan perusahaan.
4. Peneliti selanjutnya hendaknya
memperhatikan faktor pemegang saham
dalam penelitian yang sama
kedepannya,karena pemegang saham
mempunyai peranan penting dalam hal
kebijakan pergantian KAP.
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, Sukrisno, 2004 “Auditing:
(PemeriksaanAkuntan) oleh Kantor
Akuntan Publik”.EdisiKetiga,
Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia. Jakarta.
Calderon Thomas G, OfobikeEmeka, 2008
“Determinants of Client-Initiated
And Auditor-Initiated Auditor
Changes”, Managerial Auditing
Journal,Vol 23No.1, pg 4-25.
Carcello, J.V dan Neal, T.L. 2003.Audit
Committee Characteristics and
Auditor Dismissals following New
Going Concern Reports.The
Accounting Review,Vol 78, No. 1:
95-117.
Chow, Chee W. dan Rice, Steven. 1982.
Qualified Audit Opinion and Auditor
Changes. The Accounting Review .
Volume II (April): 326-335.
Damayanti Shulamite, Sudarma Made, 2008
“Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Perusahaan Berpindah Kantor
Akuntan Publik”,Simposium
Nasional Akuntansi XI, Pontianak
Erlina, Mulyani, Sri, 2007. Metodologi
Penelitian Bisnis: Untuk Akuntansi
dan Manajemen,Penerbit USU Press,
Medan.
Febrianto, R. 2009. “Pergantian Auditor dan
Kantor Akuntan
Publik”.http://rfebrianto.blogspot.co
m/2009/05/pergantian-auditor-dan-
kantor-akuntan.html,
Francis, J. R.; E. L. Maydew; dan H. C.
Sparks. 1999. The Role of Big 6
Auditorsin the Credible Reporting
Accruals. Auditing: A Journal of
Practice and Theory, Vol. 18, No. 2,
p. 17-34.
Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis
Multivariate dengan Program SPSS.
Semarang: Badan Penerbit
Universitas Diponegoro.
Mardiyah, A.A. 2002. “Pengaruh Faktor
Klien dan Faktor Auditor terhadap
Auditor Changes: Sebuah
Pendekatan dengan Model
Kontinjensi RPA(Recursive Model
Algorithm)”. Media Riset Akuntansi,
Auditing dan Informasi, Vol 3, No.
2, pp. 133-154.
Mulyadi. 2002. Auditing. Edisi 6. Jakarta:
Salemba Empat.
Nagy, A.L. 2005. Mandatory Audit Firm
Turnover, Financial Reporting
Quality,and Client Bargaining
Power. Accounting Horizons, Vol.
19.No. 2.pp.51-68.
Nasser, Abu T., Wahid, Emelin A., Nazri,
Sharifah N. F. S. M. dan Hudaib,
Mohammad. 2006. Auditor-Client
Relationship: The Case of Audit
Tenure and Auditor Switching in
Malaysia. Managerial Auditing
Journal, (Online) Volume 21 lss 7.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor
17/PMK.01/2008 tentang Jasa
Akuntan Publik. 2008. Jakarta:
Menteri Keuangan Republik
Indonesia.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor
359/KMK.06/2003 tentang Jasa
Akuntan Publik. 2008. Jakarta:
Menteri Keuangan Republik
Indonesia.
Sinarwati, N. 2010.“Mengapa Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di BEI
Melakukan Pergantian Kantor
Akuntan Publik?”.Simposium
Nasional Akuntansi 13, Purwokerto.
Standar Profesional Akuntan Publik (PSA
29 SA Seksi 508)
Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP)
SA Seksi 110
Standar Profesional Akuntan Publik, 2011.
Sugiyono, 2006.Statistika untuk
penelitian,Alfabeta. Bandung
Sumarwoto, 2006.”Pengaruh Kebijakan
Rotasi KAP terhadap Kualitas
Laporan Keuangan” Tesis tidak
dipublikasikan, Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi Univeristas
Diponegoro: Semarang.
Umar, Husein, 2007. MetodeRiset :Akuntans
iterapan, Ghalia Indonesia, Jakarta.
Wijayani Evi Dwi, Indira Januarti, 2011
“Analisis Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Perusahaan di
Indonesia Melakukan Auditor
Switching”, Simposium Nasional
Akuntansi XIV, Aceh.
Wijayani Evi Dwi, Indira Januarti, 2011
“Analisis Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Perusahaan di
Indonesia Melakukan Auditor
Switching”, Simposium Nasional
Akuntansi XIV, Aceh.
www.idx.co.id
www.sahamok.com