11065-26547-1-SM_2.pdf

14
ANALISIS PENGARUH FINANCIAL DISTRESS, PERGANTIAN MANAJEMEN, OPINI AUDIT DAN UKURAN KAP TERHADAP PERGANTIAN AUDITOR PADA PERUSAHAAN GO PUBLIC YANG TERDAFTAR DI BEI GITO PARTOHAP MANALU dan SYAMSUL BAHRI TRB ABSTRACT The Problem discussed in this study is how far the influence of financial distress,management turnover,audit opinion and size of audit firm Auditor Switching. Target of this research is to know and analyse influence of influence of financial distress, management turnover, audit opinion and size of audit firm to Auditor Switching. Hypotesis in this research financial distress, management turn over, audit opinion and size of audit firm have an effect to auditor switching The population in this study are all companies listed on the Stock Exchange in the period 2011-2013. There are 139 listed companies, 36 companies selected by using purposive sampling the sample is downloaded from the website www.idx.co.id. The data analysis technique used is logistic regression with a significant probability value of 5%. This Research result indicate that financial distress, management turnover, audit opinion and size of Audit firm do not have a significant effect on auditor switching. Keywords : Financial Distress, Management turnover, audit opinion, Auditfirm size, auditor switching. PENDAHULUAN Mengingat banyaknya pihak yang mempunyai kepentingan terhadap laporan keuangan maka penyusunan laporan keuangan harus wajar, dapat dipercaya dan tidak menyesatkan sehingga dapat dipercaya masing masing pihak yang menggunakan. Penyajian laporan keuangan harus memperhatikan dua karakteristik kualitatif yaitu relevan (relevance ) dan dapat diandalkan (reliable). Menurut FASB dalam SFAC No.2, karakteristik kualitatif dimaksudkan untuk member kriteria dasar dalam memilih sebagai berikut ini : (1) alternative metode akuntansi dan pelaporan keuangan, (2) persyaratan pengungkapan (disclousure) (Ghozali dan Chariri, 2007). Pengukuran karakteristik kualitatif sulit diukur ,sehingga pengguna laporan keuangan membutuhkan pihak ketiga yaitu auditor independen(auditor eksternal). Jasa auditor independen digunakan untuk member jaminan bahwa laporan keuangan tersebut relevan dan reliable, sehingga dapat mengingkatkan kepercayaan semua pihak yang berkepentingan dengan perusahaan tersebut.

Transcript of 11065-26547-1-SM_2.pdf

Page 1: 11065-26547-1-SM_2.pdf

ANALISIS PENGARUH FINANCIAL DISTRESS, PERGANTIAN MANAJEMEN,

OPINI AUDIT DAN UKURAN KAP TERHADAP PERGANTIAN AUDITOR

PADA PERUSAHAAN GO PUBLIC YANG

TERDAFTAR DI BEI

GITO PARTOHAP MANALU dan SYAMSUL BAHRI TRB

ABSTRACT

The Problem discussed in this study is how far the influence of financial

distress,management turnover,audit opinion and size of audit firm Auditor Switching. Target of

this research is to know and analyse influence of influence of financial distress, management

turnover, audit opinion and size of audit firm to Auditor Switching.

Hypotesis in this research financial distress, management turn over, audit opinion and size of

audit firm have an effect to auditor switching

The population in this study are all companies listed on the Stock Exchange in the

period 2011-2013. There are 139 listed companies, 36 companies selected by using purposive

sampling the sample is downloaded from the website www.idx.co.id. The data analysis technique

used is logistic regression with a significant probability value of 5%.

This Research result indicate that financial distress, management turnover, audit opinion

and size of Audit firm do not have a significant effect on auditor switching.

Keywords : Financial Distress, Management turnover, audit opinion, Auditfirm size, auditor

switching.

PENDAHULUAN

Mengingat banyaknya pihak yang

mempunyai kepentingan terhadap laporan

keuangan maka penyusunan laporan

keuangan harus wajar, dapat dipercaya dan

tidak menyesatkan sehingga dapat dipercaya

masing masing pihak yang menggunakan.

Penyajian laporan keuangan harus

memperhatikan dua karakteristik kualitatif

yaitu relevan (relevance ) dan dapat

diandalkan (reliable). Menurut FASB dalam

SFAC No.2, karakteristik kualitatif

dimaksudkan untuk member kriteria dasar

dalam memilih sebagai berikut ini : (1)

alternative metode akuntansi dan pelaporan

keuangan, (2) persyaratan pengungkapan

(disclousure) (Ghozali dan Chariri, 2007).

Pengukuran karakteristik kualitatif sulit

diukur ,sehingga pengguna laporan

keuangan membutuhkan pihak ketiga yaitu

auditor independen(auditor eksternal). Jasa

auditor independen digunakan untuk

member jaminan bahwa laporan keuangan

tersebut relevan dan reliable, sehingga dapat

mengingkatkan kepercayaan semua pihak

yang berkepentingan dengan perusahaan

tersebut.

Page 2: 11065-26547-1-SM_2.pdf

Auditing memberikan nilai tambah

suatu laporan keuangan yang dikeluarkan

perusahaan, karena akuntan publik sebagai

pihak yang ahli dan independen pada akhir

pemeriksaannya akan memberikan opini

mengenai kewajaran posisi keuangan, hasil

usaha, perubahan ekuitas, dan laporan arus

kas. Laporan keuangan yang wajar adalah

yang disusun berdasarkan prinsip akuntansi

yang berlaku umum, diterapkan secara

konsisten dan tidak mengandung kesalahan

yang material (Sukrisno, 2004 :1).

Untuk menjaga kepercayaan publik

dalam fungsi audit dan untuk melindungi

objektivitas auditor, melalui serangkaian

ketentuan, profesi auditor dilarang memiliki

hubungan pribadi dengan klien mereka yang

dapat menimbulkan konflik kepentingan.

Salah satu anjuran adalah memiliki rotasi

wajib auditor karena dapat meningkatkan

kemampuan auditor dalam melindungi

public melalui peningkatan kualitas

pelayanan dan mencegah hubungan yang

lebih dekat dengan klien ( Nasseret.

Al.,2006)

Pemerintah Indonesia mengatur

kewajiban rotasi auditor dengan

dikeluarkannya Keputusan Menteri

Keuangan Republik Indonesia Nomor

359/KMK.06/2003 pasal 2 tentang “Jasa

Akuntan Publik” (perubahan atas Keputusan

Menteri Keuangan Nomor

423/KMK/.06/2002). Peraturan ini

menyatakan bahwa pemberian jasa audit

umum atas laporan keuangan dari suatu

entitas dapat dilakukan oleh kantor akuntan

public paling lama untuk lima tahun buku

berturut turutdan oleh seorang akuntan

publik paling lama untuk tiga tahun buku

berturut turut. Peraturan tersebut kemudian

diperbarui dengan dikeluarkannya Peraturan

Menteri Keuanga Republik Indonesia

Nomor 17/PMK.01/2008 tentang “Jasa

Akuntan Publik”. Perubahan yang dilakukan

diantaranya adalah pertama, pembenaran

jasa audit umum menjadi enam tahun

berturut turut oleh kantor akuntan dan tiga

tahun berturut turut oleh akuntan public

kepada satu klien yang sama (pasal 3ayat 1),

Kedua , akuntan public dan kantor akuntan

boleh menerima kembali penegasan setelah

satu tahun buku tidak memberikan jasa audit

kepada klien yang diatas (pasal 3 ayat 2 dan

3).

Peraturan ini dikeluarkan agar

akuntan public dapat melaksanakan

pekerjaannya secara independen.Independen

merupakan kunci utama bagi profesi

akuntan public.Independensi ini mutlak

kunci utama bagi profesi akuntansi dalam

melakukan audit. Sikap independensi artinya

auditor tidak mudah dipengaruhi, sehingga

auditor akan melaporkan apa yang

ditemukannya selama proses pelaksanaan

audit ( Wijayani dan Januarti, 2011).

Fenomena mengenai penggantian

auditor atau Kantor Akuntan Publik (KAP)

memang sangat menarik untuk dikaji, hal ini

dikarenakan banyak faktor yang dapat

mempengaruhi keputusan perusahaan untuk

melakukan penggantian auditor atau

KAP.Faktor-faktor tersebut dapat

dipengaruhi oleh faktor klien maupun faktor

yang berasal dari auditor.Menurut Febrianto

(2009), penggantian auditor bisa terjadi

secara voluntary (sukarela) atau secara

mandatory (wajib). Jika penggantian auditor

terjadi voluntary, maka faktor-faktor

penyebab dapat berasal dari sisi klien

(misalnya kesulitan keuangan, menajemen

yang gagal, perubahan ownership, Initial

Public Offering, dan sebagainya) dan dari

sisi auditor( misalnya fee audit, kualitas

audit, dan sebagai). Sebaliknya, jika

penggantian terjadi secara mandatory,

seperti yang terjadi di Indonesia, hal itu

terjadi karena adanya peraturan yang

mewajibkan.

Page 3: 11065-26547-1-SM_2.pdf

Berdasarkan uraian diatas maka saya

tertarik untuk melakukan penelitian dengan

judul Analisis pengaruh Financial Distress,

Pergantian Manajemen, Opini Audit dan

Ukuran KAP terhadap Pergantian Auditor

pada Perusahaan Go Public yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia (BEI).

Rumusan Masalah

Apakah financial distress,pergantian

manajemen, opini audit, ukuran KAP

berpengaruh secara parsial dan simultan

terhadap pergantian auditor pada perusahaan

go public yang terdaftar di BEI?

Tujuan Penelitian

Untuk menganalisis pengaruh

Financial distress, pergantian manajemen,

opini audit dan ukuran KAP berpengaruh

secara parsial dan simultanterhadap

pergantian auditor pada perusahaan go

public yang terdaftar di BEI

Manfaat Penelitian

1. Bagi penulis

Hasil penelitian ini dapat dijadikan

sebagai pengalaman untuk menambah

pengetahuan dan wawasan bagi

penulis mengenai pergantian auditor

sebuah perusahaan.

2. Bagi bidang akademisi

Hasil penelitian ini dapat dijadikan

sebagai bahan referensi dan juga

literature tambahan tentang pergantian

auditor.

3. Bagi peneliti selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat

digunakan sebagai sumber referensi

dan informasi bagi peneliti selanjutnya

mengenai pembahasan tentang

pergantian auditor.

Tinjauan Pustaka

Pergantian Auditor

Pergantian auditor merupakan suatu

tindakan yang dilakukan perusahaan untuk

mengganti auditor. Penyebab dari pergantian

auditor dipengaruhi oleh kewajiban rotasi

yang diatur oleh pemerintah (mandatory)

atau penggantian secara sukarela

(voluntary). Pergantian auditor dalam suatu

perusahaan disebabkan oleh banyak hal,

tidak saja oleh karena peraturan pemerintah

tetapi juga dipengaruhi oleh berbagai faktor

antara lain masalah keuangan perusahaan

klien (financial distress)Calderon dan

Ofobike, 2008,Francis dan Wilson, dikutip

oleh Nasser, et al., 2006), opini audit (Antle

dan Nalebuff, dikutip oleh Calderon dan

Ofobike, 2008), pergantian manajemen

(Damayanti dan Sudarma, 2007), ukuran

KAP (Hackenbrack dan Hogan, dikutip oleh

Calderon dan Ofobike, 2008).

Financial Distress

Financial distress atau kesulitan

keuangan merupakan suatu kondisi ketika

perusahaan akan mengalami kebangkrutan.

Kesulitan keuangan akan dimulai dari ketika

perusahaan tidak dapat memenuhi jadwal

pembayaran atau ketika proyeksi tersebut

akan segera tidak dapat memenuhi jadwal

pembayaran atau ketika proyeksi arus kas

mengindikasikan bahwa perusahaan tersebut

akan tidak dapat memenuhi kewajibannya

(Brigham dan Daves,2003).Francis dan

Wilson (1988) menyatakan bahwa

perusahaan yang bangrut dan sedang

mengalami posisi keuangan yang tidak sehat

cenderung akan menggunakan KAP yang

mempunyai independensi yang tinggi untuk

meningkatkan kepercayaan diri perusahaan

di mata pemegang saham dan kreditur untuk

mengurangi resiko litigasi.Dalam

lingkungan perusahaan yang berpotensi

bangkrut, terdapat pengaruh yang besar

terhadap putusnya perikatan antara

perusahaan klien dengan Kantor Akuntan

Publik, seperti adanya permasalahan metode

Page 4: 11065-26547-1-SM_2.pdf

akuntansi, ketidakpastian atas opini auditor,

atau ketidakpuasan terhadap kinerja auditor.

Pergantian Manajemen

Pergantian manajemen pada

penelitian ini adalah perubahan dewan

komisaris dan atau perubahan dewan direksi

dalam sebuah perusahaan. Hal ini sesuai

dengan konsep two –tier system yang

berlaku di Indonesia. Didalam konsep two-

tier peran dewan komisaris dan dewan

direksi dipisah secara jelas. Dewan direksi

adalah pihak pelaksana kegiatan perusahaan

sedangkan dewan komisaris sebagai pihak

yang mengawasi kinerja dewan direksi.

Terjadinya pergantian manajemen

perusahaan disebabkan karena beberapa hal

seperti hasil RUPS, manajemen yang

mengundurkan diri atau pensiun (Damayanti

dan Sudarma (2007). Pergantian manajemen

perusahaan dapat diikuti oleh perubahan

kebijakan dalam bidang akuntansi, keuangan

dan pemilihan kantor akuntan publik.

Manajemen yang baru mungkin tidak setuju

dengan kebijakan fee audit maupun hasil

kinerja yang dilakukan oleh auditor yang

lama. Perusahaan akan mencari KAP yang

selaras dengan kebijakan dan pelaporan

akuntansinya sehingga dengan adanya

pergantian manajemen maka kemungkinan

terjadi pergantian KAP yang sepaham

dengan kebijakan manajemen yang baru

akan meningkat(Nagy,2005).

Opini Audit

Menurut Standar Profesional

Akuntan Publik (SPAP) SA Seksi 110,

tujuan audit atas laporan keuangan oleh

auditor independen pada umumnya adalah

untuk menyatakan pendapat tentang

kewajaran dalam semua hal yang material,

posisi keuangan, hasil usaha, perubahan

ekuitas, dan arus kas sesuai dengan

prinsip akuntansi yang berlaku umum di

Indonesia. Auditor bertanggung jawabuntuk

merencanakan dan melaksanakan audit

untuk memperoleh keyakinan memadai

tentang apakah laporan keuangan bebas dari

salah saji material, baik yang disebabkan

oleh kekeliruan atau kecurangan.

Opini audit diberikan oleh auditor

melalui beberapa tahap audit sehingga

auditor dapat memberikan kesimpulan

atas opini yang harus diberikan atas

laporan keuangan yang diauditnya (Rahman

dan Siregar, 2012). Auditor independen

harus menggunakan kemahiran

profesionalnya dengan cermat dan seksama

dalam menentukan prosedur audit yang

diperlukan untuk memperoleh bukti audit

kompeten yang cukup sebagai basis

memadai dalam merumuskan pendapatnya.

Metode Penelitian

Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang

terdiri atas objek atau subjek yang memiliki

kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,

2007: 72).Menurut Erlina dan Mulyani

(2007: 74), “sampel adalah bagian populasi

yang digunakan untuk memperkirakan

karakteristik populasi”.Populasi dan sampel

yang digunakan dalam penelitian ini adalah

perusahaan manufaktur yang merupakan

emiten di Bursa Efek Indonesia (BEI)

selama periode 2011-2013 sebanyak 139

perusahaan.

Defenisi Operasional dan Pengukuran

variabel

Variabel Independen

1. Financial Distress

Dalam penelitian ini, Masalah Kauangan

(Financial Distress) diukur atau diproksikan

dengan menggunakan debt to equity ratio

(DER) yaitu rasio yang menggambarkan

kemampuan perusahaan untuk memenuhi

Page 5: 11065-26547-1-SM_2.pdf

seluruhkewajibannya dengan modal sendiri.

Pengukuran financial distress pada

penelitian ini mengacu pada penelitian yang

dilakukan oleh Sinarwati (2010). Keadaan

keuangan perusahaan akan aman jika

memiliki nilai DER dibawah 50%. Semakin

rendah berarti semakin baik karena akan

semakin tinggi kemampuan perusahaan

membayar kewajibannya (Sinarwati, 2010).

2. Pergantian Manajemen

Pergantian manajemen merupakan

pergantian direksi perusahaan yang terutama

disebabkan oleh keputusan rapat umum

pemegang saham dan direksi berhenti

karena kemauan sendiri.Variabel pergantian

manajemen menggunakan variabel

dummy.Jika terdapat pergantian direksi atau

CEO dalam perusahaan maka diberikan nilai

1.Sedangkan jika tidak terdapat pergantian

direksi atau CEO dalam perusahaan, maka

diberikan nilai 0 (Damayanti dan Sudarma,

2007).

3. Opini Audit

Opini audit merupakan pernyataan

pendapat yang diberikan oleh auditor dalam

menilai kewajaran perjanjian laporan

keuangan perusahaan yang diauditnya.

Variabel opini audit menggunakan variabel

dummy.Jika perusahaan klien menerima

opini selain wajar tanpa pengecualian

(unqualified) maka diberikan nilai

0.Sedangkan jika perusahaan klien

menerima opini wajar tanpa pengecualian

(unqualified), maka diberikan nilai 1

(Damayanti dan Sudarma, 2007).

4. Ukuran KAP

Ukuran KAP dalam penelitian ini

merupakan besar kecilnya KAP yang

dibedakan dalam dua kelompok, yaitu KAP

yang berafiliasi dengan Big 4 dan KAP yang

tidak berafiliasi dengan Big 4. Variabel

ukuran KAP menggunakan variabel dummy.

Jika sebuah perusahaan diaudit oleh KAP

Big 4 maka diberikan nilai 1. Sedangkan

jika sebuah perusahaan diaudit oleh KAP

non Big 4, maka diberikan nilai 0 (Nasser et

al., 2006).

Variabel Dependen

Pergantian Auditor

Variabel dependen dalam penelitian

ini adalah pergantian auditor.Pergantian

auditor merupakan suatu tindakan yang

dilakukan perusahaan untuk mengganti

auditor. Penyebab dari pergantian auditor

dipengaruhi oleh kewajiban rotasi yang

diatur oleh pemerintah (mandatory) atau

penggantian secara sukarela (voluntary).

Dalam hal ini pergantian auditor diukur

dengan variabel dummy dimana jika

perusahaan yang mengalami pergantian

auditor maka diberi angka 1 dan jika tidak

mengalami pergantian auditor diberi angka

0.

Jenis dan Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam

penelitian ini merupakan data sekunder.

Data sekunder merupakan data yang telah

diolah dan disajikan kembali. Menurut

Sugiyono (2007:193) “sumber sekunder

adalah sumber data yang tidak langsung

memberikan data kepada pengumpul data,

misalnya lewat orang lain atau lewat

dokumen.”

Data yang diperoleh adalah

kombinasi data time series dan cross section

atau pooled data. Data time series adalah

data dari suatu fenomena tertentu yang

didapat dari beberapa interval waktu

tertentu, misalnya dalam waktu

mingguan,bulanan, atau tahunan (Umar,

2009), Sedangkan cross section merupakan

sekumpulan data untuk meneliti suatu

fenomena tertentu dalam satu kurun waktu

(Umar, 2009).

Metode pengumpulan data yang

digunakan adalah metode dokumentasi yaitu

dengan cara mengumpulkan, mencatat, dan

mengkaji data sekunder yang berupa laporan

Page 6: 11065-26547-1-SM_2.pdf

keuangan perusahaan yang telah

dipublikasikan maupun laporan auditor

independen dalam periode pengamatan.

Data yang digunakan dalam penelitian ini

diperoleh dengan mengunduh data dari

website Bursa Efek Indonesia

(www.idx.co.id).

Teknis Analisis Data

Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan

gambaran atau deskripsi suatu data yang

dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar

deviasi, varian, maksimum, minimum, sum,

range, kurtosis dan skewness (kemencengan

distribusi), sehingga secara kontekstual

dapat lebih mudah dimengerti oleh pembaca.

Uji Asumsi Klasik

Uji multikolineritas

Uji multikolineritas diperlukan untuk

mengetahui ada tidaknya variabel

independen yang mrmiliki kemiripan antar

variabel independen dalam suatu model (V.

Wiratna Sujarweni ;2014). Selain itu uji ini

juga untuk menghindari kebiasaan dalam

pengambilan keputusan mengenai pengaruh

pada uji parsial masing masing variabel

independen terhadap variabel

dependennya.Jika VIF yang dihasilkan

diantara 1-10 maka tidak terjadi

multikolineritas.

Autokorelasi

Ujiautokorelasi bertujuan untuk

menguji apakah dalam model regresilinear

ada korelasi (hubungan) diantara kesalahan

pengganggu pada periodet/saat ini dengan

kesalahan pengganggu pada periodet-1/

sebelumnya (Ghozali,2006:95). Hal ini

sering ditemukan pada data time series

karena gangguan pada seseorang/kelompok,

cenderung mempengaruhi ganguan pada

individu/kelompok pada periode berikutnya.

Model regresi yang baik adalah regresi yang

bebas dari autokorelasi. Untuk mengetahui

apakah terjadi autokorelasi dalam suatu

model regresi, digunakan runtest. Bila hasil

output spssmenunjukkan probabilitas

signifikansi dibawah 0,05 disimpulkan

terdapat gejala autokorelasi pada model

regresi tersebut.

Analisis Regresi Logistik

Pengujian hipotesis dilakukan

dengan analisis multivariat dengan

menggunakan regresi logistik (logistic

regression).Regresi logistik adalah analisis

yang menjelaskan efek dari variabel bebas

terhadap variabel terikat, dengan variabel

bebas bertipe kualitatif maupun kuantitatif

dan variabel terikat memiliki tipe data

berupa dikotom maupun polikotom

(Kuncoro, 2001).Model regresi logistik

yang digunakan untuk menguji hipotesis

sebagai berikut:

𝐒𝐖𝐈𝐓𝐂𝐇 = 𝐚 + 𝛃𝟏𝐅𝐃 + 𝛃𝟐𝐂𝐄𝐎+ 𝛃𝟑𝐎𝐏𝐈𝐍𝐈 + 𝛃𝟒𝐊𝐀𝐏 + ∈

Keterangan,

SWITCH = Pergantian Auditor

(variabel dummy, jika mengalami

pergantian maka 1 dan jika tidak mengalami

pergantian maka 0)

a = Konstanta

βn = koefisien regresi

FD = Financial Distress

CEO =Pergantian

Manajemen

OPINI = Opini Audit

KAP = Ukuran KAP

∈ = Standar error

Uji Kelayakan Regresi

Pengujian kelayakan model regresi

logistik dapat dilakukan dengan

menggunakan gooness of fit test, yang

pengukurannya menggunakan chi-square

pada bagian bawah uji hosmer and

lemeshow’s (Ghozali, 2006).

Page 7: 11065-26547-1-SM_2.pdf

Menilai Model Fit (Overall Model Fit Test)

Dari hipotesis ini, agar model fit

dengan data maka H0 harus diterima.

Statistik yang digunakan berdasarkan

Likelihood. Likelihood L dari model adalah

probabilitas bahwa model yang

dihipotesiskan menggambarkan data input.

Untuk menguji hipotesis nol dan

alternative, L ditransformasikan menjadi -

2 LogL. Output SPSS memberikan dua nilai

-2 LogL yaitu satu untuk model yang hanya

memasukkan konstanta saja dan satu model

dengan konstanta serta tambahan bebas.

Adanya pengurangan nilai antara -2LogL

awal dengan nilai -2LogL pada langkah

berikutnya menunjukkan bahwa model yang

dihipotesiskan fit dengan data (Ghozali,

2006).

Koefisien Determinasi

Besarnya nilai koefisien determinasi pada

model regresi logistik ditunjukkan dengan

nilai Nagelkerke R square. Nagelkerke

Rsquare merupakan pengujian yang

dilakukan untuk mengetahui seberapa besar

variabel independen mampu menjelaskan

dan mempengaruhi variabel dependen. Nilai

Nagelkerke R Square bervariasi antara

1(satu) dan 0 (nol).Semakin mendekati

nilai1 maka model dianggap semakin

goodness offit sementara semakin mendekati

0 maka model semakin tidak goodness of fit

.

Pengujian Hipotesis Dengan Omnibus

Test (Pengujian Secara Simultan)

Pengujian ini dilakukan untuk

menguji apakah variabel-variabel

independent secara serentak berpengaruh

terhadap variabel dependennya yaitu opini

audit pergantian auditor. Untuk melihat

apakah semua variabel bebas yang

dimasukkan dalam model mempunyai

pengaruh secara bersama-sama terhadap

variabel dependen, maka dapat dilihat dari

hasil Omnibus Tests of Model Coefficients

dalam pengujian regresi logistik.

Pengujian Hipotesis Secara Parsial

Pengujian dengan modelregresi

logistik digunakan dalam penelitian ini

adalahuntukmengetahuipengaruhdarimasin

g-masing variabelindependen terhadap

variabel dependen. . Kriteriapengujian :

a. Tingkat kepercayaan yang digunakan

adalah 95% atau taraf siignifikasi 5%

(α=0,05)

b. Kriteria penerimaan atau penolakan

hipotesis didasarkan pada signifikasi

p-value. Jika taraf signifikasi > 0,05

H0 diterima, jika taraf signifikasi <

0,05 H0 ditolak dan Ha di terima.

HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN

Berdasarkan tabel 4.1 diatas, variabel-

variabel penelitian dapat dideskripsikan

sebagai berikut :

1. Penilaian terhadap Financial Distress

diproksikan dengan rasio leverage yaitu

DER (Debt to Equity Ratio) diperoleh

nilai terkecil (minimum) -26,64dan nilai

Descriptive Statistics

N Minimum

Maximu

m Mean

Std.

Deviation

Fd 108 -884.23 17.45 -7.1271 85.27619

Pm 108 0 1 .52 .502

Oa 108 0 1 .66 .477

Uk 108 0 1 .14 .347

Sw 108 0 1 .43 .497

Valid N

(listwise) 108

Page 8: 11065-26547-1-SM_2.pdf

terbesar (maximum) 13,05 dengan nilai

rata-rata (mean) 0,9744 Nilai terkecil

(minimum) dimiliki perusahaan ICTSI

JASA PRIMA, Tbk. Sedangkan nilai

terbesar (maximum) dimiliki perusahaan

Sumal AGRO PANTES, Tbk.

2. Pada variabel Pergantian

Manajemen(PM) diperoleh nilai terkecil

(minimum) 0 dan nilai terbesar

(maximum) 1 dengan nilai rata-rata

(mean) 0,49. Nilai terkecil (minimum)

diberikan kepada perusahaan yang tidak

melakukan pergantian

manajemensedangkan opini nilai

terbesar (maximum) diberikan kepada

perusahaan yang mengalami pergantian

manajemen.

3. Pada variabel Opini Audit (OA)

diperoleh nilai terkecil (minimum) 0 dan

nilai terbesar (maximum) 1 dengan nilai

rata-rata (mean) 0,65. Nilai terkecil

(minimum) diberikanjika perusahaan

klien menerima opini selain wajar tanpa

pengecualian (unqualified),. Sedangkan

opini nilai terbesar (maximum) diberikan

jika perusahaan klien menerima opini

wajar tanpa pengecualian (unqualified)

4. Pada variabel Ukuran KAP(UK)

diperoleh nilai terkecil (minimum) 0 dan

nilai terbesar (maximum) 1 dengan nilai

rata-rata (mean) 0,14. Nilai terkecil

(minimum) diberikan kepada perusahaan

yang tidak menggunakan jasa auditor

yang berafiliasi dengan KAP Big 4.

Sedangkan nilai terbesar (maximum)

diberikan kepada perusahaan yang

menggunakan jasa auditor yang

berafiliasi dengan KAP Big 4.

5. Pada variabel Auditor Switching(SW)

diperoleh nilai terkecil (minimum) 0 dan

nilai terbesar (maximum) 1 dengan nilai

rata-rata (mean) 0,43. Nilai terkecil

(minimum) diberikan kepada perusahaan

yang tidak melakukan pergantian KAP.

Sedangkan nilai terbesar (maximum)

diberikan kepada perusahaan yang

melakukan pergantian KAP.

Uji Asumsi Klasik

Uji Multikolineritas

Pada tabel 4.2 diatas dapat disimpulkan

tidak terjadi gejala multikolonieritas antar

variabel bebas karena tidak ada nilai

tolerance yang kurang dari 0,10 dan nilai

VIF tidak ada yang melebihi dari nilai 10.

Uji Autokorelasi

Runs Test

Difference

between observed

and predicted

probabilities

Test Valuea -.32253

Cases < Test Value 52

Cases >= Test Value 53

Total Cases 105

Number of Runs 60

Z 1.276

Asymp. Sig. (2-tailed) .202

a. Median

Page 9: 11065-26547-1-SM_2.pdf

Dari tabel (Run Test) tersebut dapat dilihat

nilai test valuea sebesar -0,32253 dengan

Asymptotic significance dua sisi adalah

0,202 atau probabilitas diatas 0,05 berarti

H0 diterima atau dapat disimpulkan bahwa

residual random (acak) atau tidak terjadi

autokorelasi antar nilai residual

Menilai Kelayakan Model Regresi

Pengujian kelayakan model regresi

logistik dilakukan dengan menggunakan

goodness of fitness test yang diukur dengan

nilai chi square pada bagian bawah uji

hosmer and lemeshow.

Tabel di atas menunjukkan hasil pengujian

Hosmer and Lemeshow.Hasil pengujian

statistik menunjukkan probabilitas

signifikansi menunjukkan angka .647 nilai

signifikansi yang diperoleh lebih besar dari

0.05 maka Ho tidak dapat ditolak

(diterima).Hal ini berarti model regresi

layak untuk digunakan dalam analisis

selanjutnya, karena tidak ada perbedaan

yang nyata antara klasifikasi yang

diprediksi dengan klasifikasi yang diamati,

atau dapat dikatakan model mampu

memprediksi nilai observasinya.

Menilai Model Fit (OverallModel Fit

Test)

Uji ini digunakan untuk menilai

model yang telah dihipotesiskan telah fit

atau tidak dengan data. Pengujian

dilakukan dengan membandingkan nilai

antara -2 log likelihood pada awal (block

number = 0) dengan nilai -2 log

likelihoodpada akhir (block number = 1).

Nilai -2 log likelihood awal pada block

number = 0, dapat ditunjukkan melalui tabel

berikut ini

Pada tabel 4.4 diatas, menjelaskan bahwa

nilai -2log likelihood(Block = 0) sebesar

143.411. Sedangkan nilai -2log likelihood

(Block = 1) dapat di lihat pada tabel 4.5

dibawah ini:

Hosmer and Lemeshow Test

Step Chi-square df Sig.

1 6.005 8 .647

Iteration Historya,b,c,d

Iteratio

n

-2 Log

likelihood

Coefficients

Constant FD PM OA UK

Step

1

1 139.264 -.169 -.075 .595 -.399 -.517

2 139.234 -.161 -.087 .623 -.423 -.543

3 139.234 -.160 -.087 .623 -.424 -.543

4 139.234 -.160 -.087 .623 -.424 -.543

a. Method: Enter

b. Constant is included in the

model.

c. Initial -2 Log Likelihood:

143.411

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS

Iteration Historya,b,c

Iteration -2 Log likelihood

Coefficients

Constant

Step 0 1 143.411 -.286

2 143.411 -.288

3 143.411 -.288

a. Constant is included in the model.

b. Initial -2 Log Likelihood: 143.411

c. Estimation terminated at iteration number 3

because parameter estimates changed by less than

.001.

Page 10: 11065-26547-1-SM_2.pdf

Pengujian dilakukan dengan

membandingkan nilai antara -2 Log

Likelihood(-2LL) pada awal (Block Number

= 0) dengan nilai -2 Log Likelihood (-2LL)

pada akhir (Block Number = 1). Nilai -2LL

awal adalah sebesar 143.411.Setelah

dimasukkan keempat variabel independen,

maka nilai -2LL akhir mengalami penurunan

menjadi sebesar 139.234. Penurunan

likelihood (-2LL) ini menunjukkan model

regresi yang lebih baik atau dengan kata lain

model yang di hipotesiskan fit dengan data.

Uji Koefisien Determinasi

Berdasarkan table dibawah diketahui

nilai Cox and Snell R Square yang diperoleh

sebesar 0,039 dengan nilai Nagelkerke R

Square sebesar 0,052, hal ini menunjukkan

bahwa auditor switching pada perusahaan

manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia dipengaruhi oleh Financial

Distress, pergantian Manajemen, opini audit

dan ukuran KAPsebesar 5,2%, sedangkan

94,8% sisanya dipengaruhi oleh faktor lain

yang tidak diteliti.

Pengujian Hipotesis Dengan Omnibus

Test (Pengujian Secara Simultan)

Omnibus Test dilakukan untuk melihat

pengaruh variabel secara bersama-sama

(simultan).Hasil pengujian dapat dilihat dari

hasil Omnibus Test of Model Coefficients

dalam regresi logistik. Hipotesis Omnibus

Test of Model Coefficients adalah sebagai

berikut:

Ha = Financial Distress,

Pergantian Manajemen,

Opini Audit dan Ukuran

KAP berpengaruh secara

simultan terhadap Auditor

Switching (pergantian

KAP)

Pedoman yang digunakan untuk

menerima atan menolak Ha adalah

sebagai berikut:

Jika nilai Chi-Square goodness of fit

signifikan> 0,05, maka Ha ditolak.

Jika nilai Chi-Square goodness of fit

signifikan< 0,05, maka Ha diterima.

Untuk melihat pengaruh variabel

independen terhadap penerimaan

Opini Audit Going Concern secara

simultan, dapat dilihat pada tabel

berikut,

Sumber :Hasil Pengolahan SPSS

Dari hasil pengolahan SPSS pada tabel

diatas, diperoleh hasil niliai koefisien Chi-

Square sebesar 4,177 dengan tingkat

signifikasi sebesar 0,383. Pengujian diatas

memberikan hasil yang tidak signifikan,

karena nilai 0,383 lebih besar dari 0,05.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa Ha

dapat ditolak dan menunjukkan bahwa

variabel Financial Distress, Pergantian

Manajemen, Opini Audit dan Ukuran KAP

tidak berpengaruh secara simultan terhadap

Auditor Switching ( Pergantian Auditor).

Pengujian Hipotesis secara parsial

Model Summary

Step

-2 Log

likelihood

Cox & Snell R

Square

Nagelkerke R

Square

1 139.234a .039 .052

a. Estimation terminated at iteration number 4 because

parameter estimates changed by less than .001.

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS

Omnibus Tests of Model Coefficients

Chi-square df Sig.

Step 1 Step 4.177 4 .383

Block 4.177 4 .383

Model 4.177 4 .383

Page 11: 11065-26547-1-SM_2.pdf

Pengujian hipotesis menggunakan

model regresi logistik.Regresi logistik

digunakan untuk menguji pengaruh

Financial Distress, pergantian manajemen,

Opini audit, Ukuran KAP terhadap auditor

switching.Untuk menguji signifikansi

koefisien dari setiap variabel bebas yang

digunakan p-value (probability value)

dengan tingkat signifikansi sebesar 5%

(0,05). Apabila nilai signifikansi lebih kecil

dari 0,05 maka koefisien regresi adalah

signifikan.

Tabel diatas menunjukkan hasil

pengujian data dengan regresi logistik pada

tingkat signifikasi 5%. Dari hasil

perhitungan regresi diatas pada kolom B

diperoleh model persamaan regresi logistik

sebagai berikut:

H 1: Hipotesis pertama menyatakan

bahwa Financial distress

berpengaruh negatif terhadap

pergantian auditor. Hasil pengujian

menunjukkan variabel Financial

distress memiliki koefisien regresi -

0.087dengan tingkat signifikansi

0,277 yang lebih besar dari 0,05

(5%). Berdasarkan hal tersebut

dapat disimpulkan bahwa variabel

Financial distressberpengaruh tidak

signifikan pada pergantian auditor

atau dengan kata lain H1 ditolak.

H 2: Hipotesis kedua menyatakan bahwa

pergantian manajemen berpengaruh

positif terhadap pergantian auditor.

Hasil pengujian menunjukkan

variabel pergantian manajemen

memiliki koefisien regresi 0,623

dengan tingkat signifikansi 0,143

yang lebih besar dari 0,05 (5%).

Berdasarkan hal tersebut dapat

disimpulkan bahwa variabel

pergantian manajemen

berpengaruh tidak signifikan pada

pergantian auditoratau dengan kata

lain H2 ditolak.

H3: Hipotesis ketiga menyatakan bahwa

opini auditberpengaruh negatif

terhadap pergantian auditor. Hasil

pengujian menunjukkan variabel

opini audit memiliki koefisien

regresi -0.424 dengan tingkat

signifikansi 0,321 yang lebih besar

dari 0,05 (5%). Berdasarkan hal

tersebut dapat disimpulkan bahwa

variabel opini auditberpengaruh

tidak signifikan pada pergantian

auditor atau dengan kata lain H3

ditolak.

H4 Hipotesis keempat menyatakan

bahwa ukuran KAP berpengaruh

negatif terhadap pergantian auditor.

Hasil pengujian menunjukkan

variabel Ukuran KAP memiliki

koefisien regresi -0.543 dengan

tingkat signifikansi 0,396 yang

lebih besar dari 0,05 (5%).

Berdasarkan hal tersebut dapat

disimpulkan bahwa variabel opini

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig.

Exp(B

)

95.0% C.I.for

EXP(B)

Lower Upper

Ste

p

1a

FD -.087 .080 1.183 1 .277 .916 .783 1.073

PM .623 .426 2.140 1 .143 1.865 .809 4.299

OA -.424 .427 .983 1 .321 .655 .283 1.512

UK -.543 .641 .719 1 .396 .581 .165 2.039

Con

stant -.160 .406 .156 1 .693 .852

a. Variable(s) entered on

step 1: FD, PM, OA, UK.

SW = -0,160-0,87FD + 0,623PM - 0,424OA -0,543UK+ɛ

Page 12: 11065-26547-1-SM_2.pdf

audit berpengaruh tidak signifikan

pada pergantian auditor atau

dengan kata lain H4 ditolak.

KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN

Adapun hasil pengujian dan pembahasan

akan disimpulkan sebagai berikut,

1. Financial distress berpengaruh negatif

dan tidak signifikan terhadap auditor

switching pada perusahaan manufaktur

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(BEI)

2. Pergantian manajemen berpengaruh

positif dan tidak signifikanterhadap

auditor switching pada perusahaan

manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia (BEI)

3. Opini Audit berpengaruh negatif dan

tidak signifikan terhadap auditor

switching pada perusahaan manufaktur

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(BEI)

4. Ukuran KAP berpengaruh negatif dan

tidak signifikan terhadap auditor

switching pada perusahaan manufaktur

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(BEI)

5. Financial Distress, pergantian

manajemen, opini audit dan ukuran KAP

tidak berpengaruh secara simultan

terhadap auditor switching

SARAN

1. Peneliti selanjutnya sebaiknya

menggunakan periode yang lebih lama

untuk memperkuat hasil penelitian

dengan penelitian.

2. Penelitian selanjutnya hendaknya juga

memperhatikan pergantian pada tingkat

akuntan publik.

3. Penelitian selanjutnya hendaknya

mempertimbangkan dampak adanya

Peraturan Menteri Keuangan Republik

Indonesia Nomor 17/PMK.01/2008

pasal 3 tentang “Pembatasan Akuntan

Publik dan Kantor Akuntan Publik”.

Jadi dapat diklasifikasikan mana yang

merupakan pergantian KAP karena

Mandatory (regulasi) atau pergantian

Voluntary atau kebijakan perusahaan.

4. Peneliti selanjutnya hendaknya

memperhatikan faktor pemegang saham

dalam penelitian yang sama

kedepannya,karena pemegang saham

mempunyai peranan penting dalam hal

kebijakan pergantian KAP.

DAFTAR PUSTAKA

Agoes, Sukrisno, 2004 “Auditing:

(PemeriksaanAkuntan) oleh Kantor

Akuntan Publik”.EdisiKetiga,

Fakultas Ekonomi Universitas

Indonesia. Jakarta.

Calderon Thomas G, OfobikeEmeka, 2008

“Determinants of Client-Initiated

And Auditor-Initiated Auditor

Changes”, Managerial Auditing

Journal,Vol 23No.1, pg 4-25.

Carcello, J.V dan Neal, T.L. 2003.Audit

Committee Characteristics and

Auditor Dismissals following New

Going Concern Reports.The

Accounting Review,Vol 78, No. 1:

95-117.

Chow, Chee W. dan Rice, Steven. 1982.

Qualified Audit Opinion and Auditor

Changes. The Accounting Review .

Volume II (April): 326-335.

Damayanti Shulamite, Sudarma Made, 2008

“Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Perusahaan Berpindah Kantor

Akuntan Publik”,Simposium

Nasional Akuntansi XI, Pontianak

Page 13: 11065-26547-1-SM_2.pdf

Erlina, Mulyani, Sri, 2007. Metodologi

Penelitian Bisnis: Untuk Akuntansi

dan Manajemen,Penerbit USU Press,

Medan.

Febrianto, R. 2009. “Pergantian Auditor dan

Kantor Akuntan

Publik”.http://rfebrianto.blogspot.co

m/2009/05/pergantian-auditor-dan-

kantor-akuntan.html,

Francis, J. R.; E. L. Maydew; dan H. C.

Sparks. 1999. The Role of Big 6

Auditorsin the Credible Reporting

Accruals. Auditing: A Journal of

Practice and Theory, Vol. 18, No. 2,

p. 17-34.

Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis

Multivariate dengan Program SPSS.

Semarang: Badan Penerbit

Universitas Diponegoro.

Mardiyah, A.A. 2002. “Pengaruh Faktor

Klien dan Faktor Auditor terhadap

Auditor Changes: Sebuah

Pendekatan dengan Model

Kontinjensi RPA(Recursive Model

Algorithm)”. Media Riset Akuntansi,

Auditing dan Informasi, Vol 3, No.

2, pp. 133-154.

Mulyadi. 2002. Auditing. Edisi 6. Jakarta:

Salemba Empat.

Nagy, A.L. 2005. Mandatory Audit Firm

Turnover, Financial Reporting

Quality,and Client Bargaining

Power. Accounting Horizons, Vol.

19.No. 2.pp.51-68.

Nasser, Abu T., Wahid, Emelin A., Nazri,

Sharifah N. F. S. M. dan Hudaib,

Mohammad. 2006. Auditor-Client

Relationship: The Case of Audit

Tenure and Auditor Switching in

Malaysia. Managerial Auditing

Journal, (Online) Volume 21 lss 7.

Peraturan Menteri Keuangan Nomor

17/PMK.01/2008 tentang Jasa

Akuntan Publik. 2008. Jakarta:

Menteri Keuangan Republik

Indonesia.

Peraturan Menteri Keuangan Nomor

359/KMK.06/2003 tentang Jasa

Akuntan Publik. 2008. Jakarta:

Menteri Keuangan Republik

Indonesia.

Sinarwati, N. 2010.“Mengapa Perusahaan

Manufaktur yang Terdaftar di BEI

Melakukan Pergantian Kantor

Akuntan Publik?”.Simposium

Nasional Akuntansi 13, Purwokerto.

Standar Profesional Akuntan Publik (PSA

29 SA Seksi 508)

Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP)

SA Seksi 110

Standar Profesional Akuntan Publik, 2011.

Sugiyono, 2006.Statistika untuk

penelitian,Alfabeta. Bandung

Sumarwoto, 2006.”Pengaruh Kebijakan

Rotasi KAP terhadap Kualitas

Laporan Keuangan” Tesis tidak

dipublikasikan, Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi Univeristas

Diponegoro: Semarang.

Umar, Husein, 2007. MetodeRiset :Akuntans

iterapan, Ghalia Indonesia, Jakarta.

Wijayani Evi Dwi, Indira Januarti, 2011

“Analisis Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Perusahaan di

Indonesia Melakukan Auditor

Switching”, Simposium Nasional

Akuntansi XIV, Aceh.

Page 14: 11065-26547-1-SM_2.pdf

Wijayani Evi Dwi, Indira Januarti, 2011

“Analisis Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Perusahaan di

Indonesia Melakukan Auditor

Switching”, Simposium Nasional

Akuntansi XIV, Aceh.

www.idx.co.id

www.sahamok.com