11. Christian Ethics - Issues and the necessity of ... fileJika moral itu relatif bagi setiap...

28
Christian Ethics: Christian Ethics: Issues and the necessity of Christian response - The Theological foundation- Lordship and Triangle of Ethics Rudi Zalukhu, M.Th

Transcript of 11. Christian Ethics - Issues and the necessity of ... fileJika moral itu relatif bagi setiap...

Christian Ethics:Christian Ethics:Issues and the necessity of Christian

response - The Theological foundation- Lordship and Triangle of

Ethics

Rudi Zalukhu, M.Th

Etika Kristen

• Etika Kristen (Yunani: ethos, berarti kebiasaan, adat) adalah suatu cabang ilmu teologi yang memajukan masalah tentang apa yang baik dari sudut pandang kekristenan.

• Apabila dilihat dari sudut pandang Hukum Taurat dan Injil, maka etika Kristen adalah segala sesuatu yang dikehendaki oleh Allah dan itulah yang baik. Dengan demikian, maka etika Kristen merupakan satu tindakan yang bila diukur secara moral baik.

Etika KristenEtika Kristen

• Etika berkaitan dengan apa yang yang secara moral benar dan salah.

• Etika Kristen berkaitan dengan apa yang yang secara moral benar dan salah bagi orang Kristen.

• Alkitab adalah dasar dan standar etika Kristen.

• Wahyu khusus dinyatakan di dalam Alkitab.

• Wahyu umum dinyatakan di dalam alam semesta (Rom. 1:19-20; 2:12-14)

Definisi-Definisi Etika

1. Yang Kuat, Yang Benar

• Filsuf Yunani kuno Thrasymachus dipuji karena mempertahankan paham bahwa “keadilan adalah demi kepentingan kelompok yang kuat”.

Teori ini cacat:

1. Teori ini tidak dapat melihat perbedaan antara kekuasaan dan kebaikan (Kuasa tanpa kebaikan dan kebaikan tanpa kuasa)

2. Penguasa-penguasa yang jahat, dari Nero sampai Stalin, merupakan bukti yang cukup untuk menyangkal teori ini. Sejarah membuktikan bahwa kekuasaan itu korup, dan kekuasan yang mutlak menghasilkan kekorupan yang mutlak.

2. Moral adalah Adat Istiadat

• Apa yang secara moral benar ditentukan oleh masyarakat sebagai yang benar.

• Setiap masyarakat menciptakan etika-etikanya sendiri.

• Persamaan apapun yang mungkin terjadi di antara kitab undang-undang moral di dalam kelompok-kelompok sosial yang berbeda mengacu pada kebutuhan-kebutuhan dan aspiras-aspirasi kelompok tersebut secara umumnya, bukan mengacu pada ketentuan-ketentuan moral universal.

Problem:

1. Jika setiap adat istiadat masyarakat benar, maka tidak ada cara untuk menghakimi konflik-konflik di antara masyarakat-masyarakat yang berbeda (tidak ada prinsip-prinsip moral yang menjadi acuan).

2. Jika moral itu relatif bagi setiap kelompok sosial, maka 2 prinsip etika yang berlawanan kedua-duanya dapat benar.

3. Manusia adalah Tolok Ukur

• Protagoras, filsuf Yunani kuno mengklaim bahwa “manusia adalah tolok ukur segala sesuatu”

• Apa yang benar bagi saya mungkin salah bagi orang lain dan sebaliknya.

Kritik:

• Bermakna bahwa setiap tindakan adalah benar bagi seseorang, bahkan jika tindakan tersebut jahat, penuh kebencian, atau kejam. Secara moral hal ini tidak dapat diterima.

• Jika teori ini dipraktikkan, maka kehidupan bermasyarakat tidak dapat berfungsi.

• Teori ini tidak mengatakan aspek yang manakah dari natur manusia yang harus diambil sebagai tolok ukur segala sesuatu.

4. Umat Manusia Merupakan Dasar Kebenaran

• Sebagian tidak menentukan apa yang benar bagi yang sebagian.

• Umat manusia adalah tolok ukur dari segala sesuatu

Tanggapan:• Bahwa ada satu saat dimana seluruh ras dapat

bertindak salah. Seluruh komunitas seperti Jonestown, telah bunuh diri secara masal. Jika mayoritas umat manusia memutuskanbunuh diri adalah solusi, haruskah orang-orang yang tidak setuju dipaksa untuk melakukannya?

• Umat manusia berubah, demikian pula praktik-praktik etisnya. Misalnya mengorbankan anak dan perbudakan disetujui.

• Umat manusia berubah, apakah lebih baik atau lebih buruk kita tidak menilainya karena tidak ada standar.

5. Kebenaran Adalah Keseimbangan

• Menurut Aristoteles, moralitas ditemukan di dalam keseimbangan.

• Penguasaan diri merupakan cara emas di antara kemurahan hati dan ketidakpekaan

• Harga diri merupakan keseimbangan antara kesombongan dan kerendahan hati.

• Keberanian merupakan keseimbangan antara ketakutan dan agresi.

Tanggapan:

• Banyak hal yang benar merupakan hal yang ekstrim untuk dilakukan. Dalam keadaan darurat, pembelaan diri dan peperangan tindakan moderat tidak selalu yang terbaik.

• Tidak ada kesepakatan universal mengenai apa yang moderat.

• Keseimbangan hanya penuntun tindakan yang umum, bukan satu tindakan etis yang universal.

2. Etika Kristen Bersifat Mutlak

• Karena karakter moral Allah tidak berubah, maka kewajiban-kewajiban moral yang berasal dari natur-Nya bersifat mutlak.

• Mengikat setiap orang dimana-mana.

• Kej. 9:6 Rom. 13:9 Kel. 20:13

PANDANGAN KRISTEN MENGENAI ETIKA

1. Etika Kristen Berdasarkan Kehendak Allah

• Satu bentuk sikap yang diperintah dari atas.

• Perintah etis yang diberikan Allah sesuai dengan karakter moralnya yang tidak berubah.

• Im. 11:45 Mat. 5:48 Ibr. 6:18

• 1 Yoh. 4:16 Mat. 22:39

3. Etika Kristen Berdasarkan Wahyu Allah

• Etika Kristen didasarkan pada perintah-perintah Allah, wahyu yang bersifat umum (Rom. 1:19-20, 2:12-15) dan khusus (Rom. 2:18, 3:2)

• Allah telah menyatakan diri-Nya melalui alam (Maz. 19:1-6) dan di dalam Kitab Suci (Maz. 19:7-14).

• Wahyu umum berisikan perintah Allah bagi semua orang.

• Wahyu khusus mendeklarasikan kehendak-Nya untuk orang-orang percaya.

• Tanpa hukum moral, ada hukum dalam hati (Rom. 2:14-15)

4. Etika Kristen Bersifat Menentukan

• Etika berkaitan dengan apa yang seharusnya dilakukan.

• Orang-orang Kristen Tidak menemukan kewajiban-kewajiban etis mereka di dalam standar orang-orang Kristen tetapi di dalam standar bagi orang-orang Kristen di Alkitab.

5. Etika Kristen Itu Deontologis

• Sistm-sistm etis pada umumnya dibagi dalam 2 kategori:

• Deontologis : Berpusat pada kewajiban

• Teleologis : Berpusat pada tujuan

• Etika Kristen itu deontologis.

Dua Pandangan Mengenai Etika

Etika Deontologis• Peraturan menentukan

hasil

• Peraturan adalah dasar tindakan

• Peraturan itu baik tanpa menghiraukan hasil

• Hasil selalu diperhitungkan berdasarkan peraturan

Etika Teleologis• Hasil menentukan

peraturan

• Hasil adalah dasartindakan

• Peraturan itu baik karena hasil

• Hasil kadang bisa melanggar peraturan

Contoh Kasus

1. Seorang pria berusaha untuk menyelamatkan orang yang tenggelam tetapi gagal.

2. Yesus mati di kayu salib.

Jelaskan tindakan tersebut menurut etika:

1. Deontologis.

2. Teleologis.

Contoh Kasus

Seorang pria berusaha untuk menyelamatkan orang yang tenggelam tetapi gagal.

• Menurut etika teleologis, ini bukanlah tindakan yang baik karena hasilnya tidak baik.

• Karena hasil menentukan baik atau tidaknya suatu tindakan, dan karena hasilnya tidak baik, maka usaha penyelamatan itu bukan merupakan tindakan yang baik

• Tindakan itu baik jika hasilnya baik.

• Etika Kristen bersikeras bahwa adalah baik untuk bekerja menentang kefasikan dan rasisme, meskipun usaha itu mengalami kegagalan.

• Tindakan-tindakan moral mencerminkan natur Allah yang baik, baik tindakan itu membawa hasil atau tidak.

• Kebaikan bagi orang Kristen tidak ditentukan oleh undian. Di dalam hidup ini pemenang tidak selalu benar.

Contoh Kasus

Seorang pria berusaha untuk menyelamatkan orang yang tenggelam tetapi gagal.

• Menurut etika Deontologis tindakan yang menghasilkan kegagalan itu tetap baik.

• Orang mengasihi dan kehilangan lebih baik daripada tidak mengasihi sama sekali.

• Salib bukan kegagalan hanya karena beberapa orang diselamatkan. Salib itu cukup bagi semua orang, walaupun hanya bermanfaat bagi mereka yang percaya.

Pandangan Mengenai Etika

1. Antinomianisme: tidak ada hukum-hukum moral

2. Situasionisme: hanya ada satu hukum yang absolut

3. Generalisme: beberapa hukum yang umum tetapi tidak absolut

4. Absolutisme total: di antara hukum-hukum yang absolut tidak pernah ada hukum-hukum yang bertentangan antara satu dengan yang lainnya.

5. Absolutisme yang bertentangan: ada banyak norma-norma absolut kadang-kadang bertentangan, dan kita berkewajiban untuk melakukan yang paling tidak jahat.

6. Absolutisme bertingkat: Banyak hukum-hukum absolut yang bertentangan dan kita bertanggung jawab menaati hukum yang lebih tinggi.

Menyangkal Hukum Moral

• 2 pandangan etis yang menyangkal seluruh hukum-hukum moral yang secara objektif absolut

1. Antinomianisme: menyangkal semua hukum-hukum moral yang universal dan umum, semua relatif.

2. Generalisme: Menyangkal hukum-hukum moral yang universal tetapi berpegang pada hukum-hukum yang umum (tidak mengikat di setiap waktu).

Contoh Kasus

1. Corrie ten Boom berbohong untuk menyelamatkan orang-orang Yahudi dari kamp kematian Nazi.

2. Bidan-bidan Ibrani berbohong untuk menyelamatkan bayi-bayi (Kel. 1:15-19)

3. Rahab berbohong menyelamatkan hidup mata-mata di Yerikho (Yosua 2)

Apakah berbohong untuk menyelamatkan sebuah kehidupan itu benar?

Jelaskan dengan menggunakan 6 pandangan etika tersebut di atas!

Tugas Pribadi1. Jelaskanlah siapakah manusia menurut Allah

berdasarkan Kej. 1:26-28 dan Mazmur 8.2. Semakin hari, keberadaan manusia sebagai ciptaan

Tuhan berdasarkan gambar dan rupa Allah semakinterancam. Jelaskan setidaknya 5 faktor yang dapatmengancam kehidupan manusia.

3. Jelaskan evolusi teistik dan apa perbedaan yang mendasar dengan penciptaan langsung.

4. Jabarkanlah teori evolusi tentang penciptaan manusia dan berikan evaluasi Anda terhadap teori tersebut berdasarkan Alkitab.

5. Jelaskan pertumbuhanan manusia dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.

6. Jelaskan makna doktrin gambar dan rupa Allah dan dalam hal apa saja manusia menyerupai Allah.