10. BAB 2library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-2-00248-if bab 2.pdf · 10 BAB 2 LANDASAN...
Transcript of 10. BAB 2library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-2-00248-if bab 2.pdf · 10 BAB 2 LANDASAN...
10
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Teori Umum
Menurut Inmon (2002, p388), dikemukakan bahwa “Data is a recording
off acts, concepts, or instructions on a storage medium for communication,
retrieval ,and processing by automatic means and presentation as information
that is understandable by human being” yang dapat diartikan bahwa data adalah
sebuah rekaman fakta, konsep, atau instruksi pada sebuah media penyimpanan
untuk komunikasi, pencarian, dan pemrosesan secara otomatis dan dapat
memberikan informasi yang mudah dimengerti oleh pemiliknya atau pihak yang
bersangkutan.
Berdasarkan definisi di atas, dapat dilihat bahwa data merupakan suatu bentuk
dasar dari rekaman fakta yang belum diolah atau dimanipulasi. Data yang
didapatkan pada suatu perusahaan umumnya diperoleh dari hasil kegiatan operasi
sehari-hari atau hasil dari transaksi yang dilakukan, yang nantinya dapat
digunakan untuk kepentingan perusahaan.
2.1.1 Definisi Basis Data
Menurut Connolly dan Begg (2005, p15), “Basis data adalah
sebuah koleksi logikal data yang saling terhubung satu sama lain dan
11
gambaran dari data tersebut dirancang untuk menemukan kebutuhan
informasi pada suatu organisasi/perusahaan”.
Kumpulan data yang berhubungan adalah data yang terintegrasi
dengan redundansi atau duplikasi seminimum mungkin.
Berhubungan secara logikal maksudnya adalah hubungan data
dibuat berdasarkan data model tertentu tanpa memperhatikan
pertimbangan fisik. Data model yang digunakan misalnya pemodelan
hubungan entitas / entitas-relationship modeling (ERM). Pertimbangan
fisik misalnya penggunaan sistem manajement basis data / Database
Management System (DBMS) tertentu.
Sedangkan menurut Inmon (2002, p388), ”a database is a
collection of interrelated data stored (often with controlled, limited
redudancy) according to a schema” yang dapat diartikan bahwa database
adalah sekumpulan penyimpanan data yang berhubungan (sering dengan
pengontrolan, redudansi yang terbatas) yang berdasarkan suatu skema.
Berdasarkan hal di atas, dapat disimpulkan bahwa database
merupakan kumpulan dari data yang saling berhubungan dan terintegrasi
yang mana dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan informasi suatu
organisasi.
Database terbagi dalam beberapa kategori umum, sebagai berikut:
1. Paper-based, merupakan database yang paling sederhana yang
disimpan dalam bentuk kumpulan kertas dokumen yang terorganisasi.
12
2. Legacy Mainframe, biasa dikenal dengan database VSAM (Virtual
Storage Access Method). Legacy Mainframe menggunakan kemampuan
mainframe untuk melakukan proses penyimpanan dan pengaksesan
data.
3. RDBMS (Relational Database Management System), merupakan sistem
database untuk jumlah user yang besar dengan integritas data yang
lebih baik. RDBMS memiliki kemampuan untuk menjaga integritas
data. Oleh sebab itu skripsi ini memakai sistem database tersebut.
Struktur perintahnya disebut dengan SQL (Structured Query
Language).
4. Object-oriented Database, menggunakan sistem objek dalam
penyimpanan data. Data disimpan bukan dalam bentuk tabel melainkan
dalam bentuk objek-objek yang terpisah.
5. DBase, mengandung ISAM (Index Sequential Access Method) yang
merupakan metode pengaksesan data secara berurutan yang memiliki
indeks. Pada umumnya menggunakan file yang terpisah untuk setiap
tabelnya. Contoh database yang menggunakan sistem ini antara lain
DBase, FoxPro, Microsoft Access dan Paradox.
6. SQL (Structured Query Language) merupakan suatu bahasa akses data
atau subbahasa data dan dalam pengertian itu SQL merupakan bahasa
yang sangat terbatas yang hanya mampu mengatur bagimana tabel data
dapat dimanipulasi. SQL terbagi menjadi tiga komponen utama, yaitu
13
DDL (Data Definition Language) yang mencakup perintah create,
alter, dan drop. DML (Data Manipulation Language) yang mencakup
perintah select, insert, delete, dan update dan yang terakhir adalah DCL
(Data Control Language) yang mencakup perintah grant, revoke.
2.1.2 Tujuan Basis Data
Tujuan basis data Dyah Wardhani Kusuma (2010) (Sumber :
http://blog.its.ac.id/dyah03tc/2007/10/05/basis-data-database terdiri
dari :
a. Kecepatan dan kemudahan (speed) : agar user dapat menyimpan,
memanipulasi, dan menampilkan kembali data lebih cepat dan
mudah daripada cara biasa.
b. Efisiensi ruang penyimpanan (space) : mengurangi redundancy,
misalnya dengan pengkodean dan membuat relasi.
c. Keakuratan (accuracy) : agar data sesuai dengan aturan dan batasan
tertentu.
d. Ketersediaan (availibility) : agar dapat diakses oleh setiap user yang
membutuhkan.
e. Kelengkapan (completeness) : dengan menambahkan field pada
tabel.
f. Keamanan (security) : agar data yang rahasia tidak jatuh ke tangan
user yang tidak berhak, misalnya : dengan pengkodean, account
14
( username dan password ), pembedaan hak akses untuk setiap user
terhadap data yang dapat dibaca atau proses yang dapat dilakukan.
g. Kebersamaan (shareability) : mendukung lingkungan multiuser,
menghindari inkonsistensi data dan deadlock.
2.1.3 Konsep Basis Data
Menurut McLeod (2001, p259), dua tujuan konsep basis data adalah
meminimumkan pengulangan data (data redundancy) dan mencapai
independensi data. Pengulangan data (data redundancy) adalah duplikasi
data, artinya data yang sama disimpan dalam beberapa file. Independensi
data adalah kemampuan untuk membuat perubahan dalam struktur data
tanpa membuat perubahan pada program yang memproses data.
Independensi data dicapai dengan menempatkan spesifikasi data dalam tabel
dan kamus yang terpisah secara fisik dari program. Perubahan pada struktur
data hanya dilakukan sekali, yaitu dalam tabel.
2.1.4 Karakteristik Basis Data
Menurut Mannino (2001, p4) basis data memiliki beberapa
karakteristik, yaitu:
• Persistent, artinya data berada pada tempat penympanan yang stabil
seperti pada magnetic disk. Variabel pada computer tidak bersifat
persistent karena berada pada memori utama dan akan menghilang
15
seiring ditutupnya program. Persistent juga bukan berarti data akan
selamanya ada. Ketika data sudah tidak lagi relevan maka data tersebut
akan dibuang atau diarsipkan.
• Shared, artinya basis data mempunyai banyak kegunaan dan banyak
user basis data menyediakan memori yang umum untuk beragam fungsi
dalam suatu organisasi. Selain itu, pada saat yang bersamaan, basis data
dapat digunakan oleh lebih dari satu user.
• Interrelated, artinya data tersimpan dalam unit yang terpisah-pisah, tapi
dapat dihubungkan untuk menyediakan data yang dibutuhkan.
2.1.5 Komponen Sistem Basis Data
Menurut Connolly dan Begg (2005, p18), sistem basis data terdiri
dari empat komponen penting yaitu :
1. Data
Dilihat dari konfigurasi sistemnya, maka data dalam database
dapat merupakan data yang single-user (hanya satu pengguna yang
beroperasi terhadap database) atau multi-user dimana satu atau lebih user
beroperasi secara bersama ke dalam sistem database. Sehingga, data dalam
database terutama untuk sistem yang besar harus terintegrasi (integrated)
dan dapat dipakai bersama (shared). Pengertian terintegrasi dalam database
dapat dipandang sebagai kumpulan berbagai file yang saling terhubung dan
dengan sebagian atau seluruh redudansi yang di antaranya dihilangkan.
16
Sedangkan pengertian penggunaan bersama adalah setiap bagian data yang
ada di dalam database dapat dipakai oleh lebih dari satu pengguna untuk
penggunaan yang mungkin berbeda.
2. Hardware
Piranti keras yang dibutuhkan untuk manajemen database biasanya
masih berupa mesin standar yang ada dalam arti tidak ada kekhususan
tertentu, tapi karena sifatnya dalam akses yang lebih sangat bervariasi
maka suatu manajemen database akan lebih banyak membutuhkan media
penyimpanan harddisk.
Hardware terdiri dari:
a. Penyimpanan secondary (magnetic disk), I/O device seperti disk
drives), device Controller, I/O Channels, dan lainnya.
b. Hardware processor dan main memory, digunakan untuk
mendukung saat eksekusi sistem software database.
3. Software
Antara fisik database (tempat di mana sesungguhnya suatu
database tersimpan dalam media) dengan pengguna terdapat suatu piranti
lunak yang disebut system manajemen database (DBMS) atau DB
manajer. Semua kebutuhan akses oleh pengguna seperti pembentukan file
(create), penambahan data (insert), penghapusan (delete atau drop), dan
17
lain-lain, semua dilaksanakan oleh DBMS. Satu hal lagi, bahwa DBMS
juga berfungsi untuk memberikan satu batas agar pengguna database
tidak perlu memikirkan barbagai hal yang berkaitan dengan detail pada
level piranti keras (misalnya metode akses).
Software bisa berupa DBMS, sistem operasi, software jaringan
(jika diperlukan) dan program aplikasi pendukung lainnya.
4. Pengguna (Users)
Terdapat tiga kelas pengguna database yaitu:
a. Application Programmers, bertanggung jawab untuk membuat
aplikasi database dengan menggunakan bahasa pemrograman yang
ada, seperti: C++, Java, dan lainnya.
b. End Users, Orang yang menggunakan data di dalam database untuk
kebutuhan tugas atau fungsinya. Pengguna ini dapat mengakses
database secara on-line dengan memanfaatkan bahasa query (seperti
SQL) maupun proses batch menggunakan program aplikasi yang
sudah dipersiapkan oleh programmer, atau menggunakan program
utility yang telah disediakan dalam DBMS.
c. DA (Data Administrator), seseorang yang berwenang untuk membuat
keputusan stategis dan kebijakan mengenai data yang ada, DBA
(DataBase Administrator), menyediakan dukungan teknis untuk
18
implementasi keputusan tersebut, dan bertanggung jawab atas
keseluruhan kontrol sistem pada level teknis.
2.1.6 Alasan Penggunaan Basis Data
Keuntungan dari penggunaan basis data sebagai berikut:
a. Kontrol terpusat pada data operasional
b. Redudansi data dapat dikurangi dan dikontrol
c. Data dapat dipakai bersama (shared)
d. Penerapan standarisasi
e. Penerapan pembatasan keamanan data (security)
f. Integritas data dapat terpelihara
g. Independensi data atau program
Kerugian dari penggunaan database sebagai berikut:
a. Mahal, karena butuh biaya yang lebih besar untuk keperluan hardware,
software, dan perekrutan personil yang lebih berkualitas.
b. Kompleks, karena dengan kemampuan software yang lebih besar,
membuat suatu pemahaman bahwa terlihat rumit dan butuh penguasaan
yang lebih tinggi, seperti kebutuhan sistem administrasi, prosedur
recovery dan back up, penataan keamanan data.
19
2.1.7 Pengertian Sistem Basis Data
Menurut Date (2000, p5), sistem basis data pada dasarnya
merupakan system penyimpanan record yang terkomputerisasi di mana
tujuan sebenarnya adalah menyimpan informasi dan membuat
informasi tersebut selalu tersedia pada saat dibutuhkan. Keseluruhan
sistem terkomputerisasi itu memperbolehkan pengguna menelusuri
kembali dan mengubah informasi tersebut sesuai kebutuhan.
2.1.8 Pengertian Informasi
Menurut McLeod (2001, p15), informasi adalah data yang telah
diproses, atau data yang memiliki arti. Sebagai contoh, data dapat
berupa jumlah penerbangan setiap pilot. Saat data ini diproses, ia dapat
diubah menjadi informasi. Jika jumlah penerbangan setiap pilot
dikalikan dengan upah per penerbangan akan menghasilkan pendapatan
kotor pilot. Jika angka-angka pendapatan kotor tiap pilot dijumlahkan,
hasil penjumlahan tersebut adalah total biaya gaji plilot bagi
perusahaan. Jumlah biaya gaji dapat menjadi informasi bagi pemilik
perusahaan.
2.1.9 Database Management System (DBMS)
DBMS adalah sebuah sistem perangkat lunak yang
memungkinkan pengguna untuk mendefinisikan (define), membuat
20
(create), memelihara (maintain), dan mengontrol (control) akses ke
basis data (Connolly, 2005, p16). DBMS merupakan perangkat lunak
yang berinteraksi dengan program aplikasi user dan database.
Umumnya, sebuah DBMS menyediakan fasilitas sebagai berikut :
a. Mengijinkan user untuk mendefinisikan database (Data Definition
Language (DDL)).
b. Mengijinkan user untuk memasukkan, mengubah , menghapus, dan
mengambil data dari basis data (Data Manipulation Language
(DML)).
c. Menyediakan pengendali (control) akses ke basis data yang
menyediakan :
Sistem keamanan (security system).
Sistem integritas (integrity system).
Sistem kendali (concurrency control)
Sistem pemulihan (recovery control)
Katalog yang bisa diakses oleh pengguna (user-accessible
catalog) (Connolly, 2005, p16).
2.1.10 Komponen – Komponen DBMS
Menurut Connolly dan Begg (2005, pp18 - 21), Database
Management System (DBMS) memiliki lima komponen penting yaitu:
1. Hardware (perangkat keras)
21
Dalam menjalankan aplikasi dan DBMS diperlukan perangkat
keras. Perangkat keras dapat berupa a single personal computer,
single mainframe, komputer jaringan berupa server.
2. Software (perangkat lunak)
Komponen perangkat lunak meliputi DBMS software dan
program aplikasi berserta Sistem Operasi (OS), termasuk perangkat
lunak tentang jaringan jika DBMS digunakan dalam jaringan seperti
LAN.
3. Data
Data mungkin merupakan komponen terpenting dari DBMS
khususnya sudut pandang dari end user mengenai data.
4. Prosedur
Prosedur berupa panduan dan instruksi dalam membuat desain
dan menggunakan basis data. Pengguna dari sistem dan staf dalam
mengelola basis data membutuhkan prosedur dalam
menjalankan sistem dan mengelola basis data itu sendiri. Demikian
prosedur di dalam basis data dapat berupa: login di dalam basis data,
penggunaan sebagian fasilitas DBMS, cara menjalankan dan
memberhentikan DBMS, membuat salinan backup database,
memeriksa hardware dan software yang sedang berjalan, mengubah
struktur basis data, meningkatkan kinerja atau membuat arsip data
pada secondary storage.
22
5. Manusia
Komponen terakhir yaitu manusia sendiri yang terlibat dalam
system tersebut.
2.1.11 Keuntungan dan Kerugian DBMS
DBMS memungkinkan untuk menciptakan basis data dalam
penyimpanan akses langsung komputer, memelihara isinya, dan
menyediakan isi tersebut bagi pemakai tanpa pemrograman khusus
yang mahal. Ketika perusahaan atau pemakai individu memutuskan
apakah akan menggunakan suatu DBMS, keuntungan dan kerugiannya
harus dipertimbangkan. Menurut McLeod (2001, p269), keuntungan
DBMS adalah sebagai berikut:
1. Mengurangi pengulangan data.
Jumlah total file dikurangi dengan menghapus file-file duplikat. Juga
hanya terdapat sedikit data yang sama di beberapa file.
2. Mencapai independensi data.
Spesifikasi data disimpan dalam skema daripada dalam tiap program
aplikasi. Perubahan dapat dibuat pada struktur data tanpa
mengurangi program yang mengakses data.
3. Mengintegrasikan data dari beberapa file.
Ketika file dibentuk sehingga menyediakan kaitan logis, organisasi
fisik tidak lagi menjadi kendala.
23
4. Mengambil data dan informasi secara cepat.
Hubungan-hubungan logis dan DML serta query language
memungkinkan pemakai mengambil data dalam hitungan detik atau
menit, yang sebelumnya memungkinkan memerlukan beberapa jam
atau hari.
5. Meningkatkan keamanan.
Baik DBMS mainframe maupun komputer mikro dapat menyertakan
beberapa lapis keamanan seperti kata sandi (password), directory
pemakai, dan bahasa sandi (encryption). Data yang dikelola oleh
DBMS juga lebih aman daripada data lain dalam perusahaan.
Sedangkan, kerugian dari DBMS adalah sebagai berikut:
1. Memperoleh perangkat lunak yang mahal.
DBMS mainframe masih sangat mahal. DBMS berbasis komputer
mikro, walaupun biayanya hanya beberapa ratus dolar, dapat
menggambarkan pengeluaran yang besar bagi organisasi kecil.
2. Memperoleh konfigurasi perangkat keras yang besar.
DBMS sering memerlukan kapasitas penyimpanan primer dan
sekunder yang lebih besar daripada yang diperlukan oleh program
aplikasi lain. Juga, kemudahan yang dibuat oleh DBMS dalam
24
mengambil informasi mendorong lebih banyak terminal pemakai
yang disertakan dalam konfigurasi daripada jika sebaliknya.
3. Mempekerjakan dan mempertahankan staf DBA.
DBMS memerlukan pengetahuan khusus agar dapat memanfaatkan
kemampuannya secara penuh. Pengetahuan khusus ini disediakan
paling baik oleh para pengelola database (DBA).
2.1.12 Entity-Relationship Modelling
Menurut Budiharto (2002, p4), mendesain basis data merupakan
hal yang sangat penting dalam membuat basis data. Kita menggunakan
Entity Relationship (ER) untuk mendesainnya. ER merupakan sebuah
permodelan untuk mendesain basis data yang baik. Karena tanpa ER
ini, bisa dipastikan proses pembuatan basis data berjalan lama dan tidak
teratur. Pada saat mendesain basis data yang perlu diperhatikan ialah
membuat relasi-relasi yang benar diantara tabel. Proses desain basis
data cukup menghasilkan waktu yang lama jika basis datanya besar.
Pendokumentasian desain basis data mutlak harus dilakukan dengan
baik agar mudah di dalam pengembangan dan perbaikan nantinya.
2.1.12.1 Entity Type
Menurut Budiharto (2002, p5), tipe entitas dapat
didefinisikan sebagai sesuatu yang mudah diidentifikasikan.
25
Konsep dari ER yaitu tipe entitas yang mempresentasikan
kumpulan dari objek di dalam kenyataan yang memiliki
sifat / properties yang sama.
2.1.12.2 Attribute
Menurut Connolly dan Begg (2005, pp350-352),
atribut adalah sifat dari sebuah entitas atau tipe relationship.
Sifat tertentu dari entitas disebut sebagai atribut. Atribut
menyimpan nilai dari setiap entity occurrence dan disimpan
didalam basis data. Attribute domain adalah sejumlah nilai
yang diperkenankan untuk satu atau lebih atribut. Setiap
atribut yang dihubungkan dengan sejumlah nilai disebut
domain. Domain menetapkan nilai potensial yang sebuah
atribut bisa simpan atau sama dengan konsep domain pada
model relasional. Simple attribute adalah sebuah susunan
atribut dari komponen tunggal (single component) dengan
keberadaan yang bebas (independent exsistence). Simple
attribute tidak bisa dibagi lagi ke dalam komponen yang
lebih kecil. Contohnya, posisi dan gaji dari entitas pegawai.
Sedangkan Composed attribute adalah sebuah susunan
atribut dari banyak komponen dengan sebuah keberadaan
yang bebas dari masing-masingnya. Dalam hal ini beberapa
26
atribut dapat dipisahkan menjadi komponen yang lebih kecil
lagi dengan keberadaan yang bebas dari masing-masingnya.
Contohnya atribut alamat dari entitas kantor cabang yang
mengandung nilai (jalan, kota, kode pos) bisa dipecahkan
menjadi simple attribute jalan, kota dan kode pos. Single
value attribute adalah atribut yang hanya menyimpan nilai
tunggal untuk suatu sifat dari entitas. Multi-valued attribute
adalah atribut yang bisa menyimpan nilai lebih dari satu
untuk suatu sifat dari entitas. Contohnya atribut telepon pada
entitas kantor cabang yang bisa memiliki lebih dari satu
nomor telepon. Derived attribute (atribut turunan) adalah
atribut menunjukkan nilai yang diperoleh dari atribut yang
berhubungan atau kumpulan atribut yang berhubungan, tidak
terlalu dibutuhkan dalam tipe entitas yang sama. Atribut
turunan (derived attribute) mungkin juga menyangkut
hubungan dari atribut pada tipe entitas yang berbeda.
2.1.12.3 Relationship Type
Pengertian Relationship Type menurut Connolly
dan Begg (2005, p346), “Relationship type is a set of
association between one or more participating entity types”,
yang dapat diartikan, “Relationship type adalah sekumpulan
27
hubungan antara satu atau lebih tipe-tipe entitas.” Derajat
dari relationship adalah jumlah dari partisipasi
(participating) tipe entitas dalam sebuah tipe relationship
tertentu. Entitas yang berkaitan dalam sebuah tipe
relationship dikenal sebagai participant dalam relationship
dan jumlah participant dalam relationship disebut sebagai
derajat (degree) dari relationship. Oleh karena itu, derajat
dari sebuah relationship menunjukkan jumlah dari entitas
yang terkait dalam relationship. Sebuah relationship
berderajat dua disebut binary, relationship berderajat tiga
disebut sebagai ternary, dan relationship berderajat empat
disebut sebagai quartenar.
2.1.12.4 Kunci (Key)
Menurut Budiharto (2002, p9), key ialah suatu
properti yang menentukan apakah suatu kolom pada tabel
sangat penting atau tidak. Terdiri atas Candidate key,
Primary key, Alternate key dan Composite key. Candidate
key: sebuah atribut atau lebih yang secara unik
mengidentifikasi sebuah baris. Atribut ini mempunyai nilai
yang unik pada hampir tiap barisnya. Fungsi dari Candidate
key ialah sebagai calon primary key. Primary key: candidate
28
key yang telah dipilih untuk mengidentifikasi tiap baris
secara unik. Primary key harus merupakan field yang benar–
benar unik dan tidak boleh ada nilai NULL. Alternate key:
candidate key yang tidak dipilih sebagai primary key.
Composite key: pada kondisi tertentu, suatu atribut tidak
dapat digunakan untuk mengidentifikasi baris secara unik
dan membutuhkan kolom yang lain untuk digunakan sebagai
primary key. Foreign key: jika sebuah primary key terhubung
ke tabel lain. Fungsinya sebagai penghubung antar tabel.
2.1.12.5 Structural Constraints
Menurut Connoly dan Begg (2005, p356), batasan
utama pada relationship disebut multiplicity, yaitu jumlah
(atau range) dari kejadian yang mungkin terjadi pada suatu
entitas yang terhubung ke satu kejadian dari entitas lain yang
berhubungan melalui suatu relasi. Relasi yang paling umum
adalah binary relationship. Macam-macam binary
relationship yaitu one-to-one (1:1), one-to-many (1:*), atau
many-tomany (*:*).
Multiplicity dibentuk dari dua macam batasan pada
relationalship yaitu (Connoly dan Begg, 2005, p363) :
29
• Cardinality, menjelaskan jumlah maksimum dari kejadian
relasi yang mungkin untuk entitas yang berpartisipasi di
dalam relasi tersebut.
• Participation, menetapkan apakah seluruh atau hanya
sebagian entitas yang berpartisipasi dalam suatu relasi.
2.1.13 Data Definition Language (DDL)
Menurut Martina (2003, p58), DDL merupakan bagian dari
system manajemen basis data, dipakai untuk mendefinisikan dan
mengatur semua atribut dan properti dari sebuah basis data. DDL
digunakan untuk mendefinisikan basis data, tabel, dan view.
1. Create Table
Pernyataan create table digunakan untuk membuat table dengan
mengidentifikasikan tipe data untuk tiap kolom.
Bentuk umum :
CREATE TABLE Table_name
( Column_name DataType [ NULL | NOT NULL]
[ , Column_name DataType [ NULL | NOT NULL] ] ... )
2. Alter Table
Pernyataan alter table digunakan dapat dipakai untuk menambah
atau membuang kolom dan konstrain.
Bentuk umum :
30
ALTER TABLE Table_name
[ ADD Column_name DataType [ NULL | NOT NULL ] ]
[ DROP Column_name DataType [ RESTRICT | CASCADE ]]
[ ADD Constrain_name ]
[ DROP Constrain_name [ RESTRICT | CASCADE ] ]
3. Drop Table
Pernyataan drop table digunakan untuk membuang / menghapus
table beserta semua data yang terkait didalamnya.
Bentuk umum :
DROP TABLE Table_name;
4. Create Index
Pernyataan create index digunakan untuk membuat index pada suatu
tabel.
Bentuk umum :
CREATE [UNIQUE] INDEX index_name
ON Table_name
( Column_name [ , Column_name ] ... )
5. Drop Index
Pernyataan drop index digunakan untuk membuang atau menghapus
index yang telah dibuat sebelumnya.
Bentuk umum :
DROP INDEX Index_name
31
2.1.14 Data Manipulation Language (DML)
Menurut Martina (2003, p60), DML dipakai untuk
menampilkan, menambah, mengubah, dan menghapus data didalam
objek-objek yang didefinisikan oleh DDL.
1. Select
Pernyataan select digunakan untuk menampilkan sebagian atau seluruh
isi dari suatu tabel dan menampilkan kombinasi isi dari beberapa tabel.
Bentuk umum :
SELECT Fields
FROM Table_name
WHERE Condition
2. Update
Penyataan update digunakan untuk mengubah isi satu atau beberapa
atribut dari suatu tabel.
Bentuk umum :
UPDATE Table_name
SET column1 = value1, column2 = value2, ...
WHERE Condition
3. Insert
Pernyataan insert digunakan untuk menambah satu atau beberapa baris
nilai baru ke dalam suatu tabel.
Bentuk umum :
32
INSERT Table_name ( Column list ) VALUES ( value list )
4. Delete
Pernyataan delete digunakan untuk menghapus sebagian / seluruh isi dari
suatu tabel.
Bentuk umum :
DELETE FROM Table_name
WHERE Condition
2.1.15 Data Flow Diagram (DFD)
Menurut Whitten (2004, p334), Data Flow Diagram (DFD) is a
tool that depicts the flow of data thorugh a system and the work or
processing performed by that system, dapat diartikan DFD adalah sebuah
peralatan yang menggambarkan aliran data sampai sebuah sistem selesai
dan kerja atau proses dilakukan dalam sistem tersebut. Sinonimnya
adalah bubble chart, transformation graph, and process model.
1. External agents
Menurut Whitten (2003, p334), External Agents are define a
person an organization unit, another system, or another
organization unit, another system, or another organization that lies
outside the scope of the project but that interacts with the system
being studied, dapat diartikan sebagai Eksternal Agen adalah
33
mendefinisikan orang, sebuah unit organisasi, sistem lain atau
organisasi lain yang berada di luar sistem proyek tapi dapat
mempengaruhi kerja sistem.
Menurut Whitten (2004, p347) ada beberapa bentuk External
Agents:
• Bentuk Gane dan Sarson
• Bentuk DeMarco/Yourdon
2. Process
Menurut Whitten (2004, p347), Process is work perform on, or
in response, incoming data flows or conditions, dapat diartikan
sebagai proses adalah penyelenggaraan kerja, atau jawaban,
datangnya aliran data atau kondisinya.
Menurut Whitten (2004, p347), ada beberapa bentuk proses
diantaranya:
External Agent
External Agent
34
• Bentuk Gane dan Sarson
• Bentuk DeMarco/Yourdon
• Bentuk SSADM / IDEFO
3. Data Stores
Data Stores is an “inventory” of data, Dapat diartikan sebagai
Data Stores adalah penyimpanan data.
Menurut Whitten (2004, p366), ada beberapa bentuk data stores
diantaranya :
• Bentuk Gane dan Sarson
Data Stores
Proses
Proses
Proses
35
• Bentuk DeMarco/Yourdon
Data Stores
4. Data Flow
Data Flow is represent an input of data to a process or the
output of data (or information) from a process, dapat diartikan
sebagai Data Flow adalah merepresentasikan sebuah input data ke
dalam sebuah proses atau output dari data (atau informasi) dari
sebuah proses.
Bentuk Data Flow:
Nama Data Flow
Jenis-jenis DFD adalah sebagai berikut:
1. Level 0 (Diagram Context)
Level ini terdapat sebuah proses yang berada di posisi pusat
2. Level 1 (Diagram Nol)
Level ini merupakan sebuah proses yang terdapat di level 0
yang dipecahkan menjadi beberapa proses lainnya.
3. Level 2 (Diagram Rinci)
36
Pada level ini merupakan diagram yang merincikan diagram
level 1.
• Tanda ‘ * ’ digunakan hanya jika proses tersebut tidak bisa
dirincikan lagi.
2.0* artinya proses level rendah yang tidak bisa dirincikan
lagi
• Penomoran yang dilakukan berdasarkan urutan proses
2.1.16 State Transition Diagram (STD)
State Transition Diagram (STD) adalah suatu perangkat
pemodelan yang menggambarkan sifat ketergantungan terhadap waktu
pada sistem. Menurut Pressman (2001, p317), STD digunakan untuk
mengidentifikasikan sebagaimana sistem harus berperilaku sebagai
resiko dari kejadian eksternal. Untuk mencapai hal ini STD
menampilkan berbagai jenis model perilaku dari hasil dan tingkah laku
yang mana transisi dibuat dari satu state ke state yang lain. Penyajian
STD merupakan landasan dasar untuk menentukan perilaku. Biasanya
di dalam STD digunakan notasi seperti:
1. Active
• State, simbonya persegi panjang.
State adalah kumpulan keadaan atau atribut yang memberi
perincian seseorang atau benda pada waktu dan kondisi tertentu.
37
Contohnya seperti: proses user mengisi password, menentukan
instruksi berikutnya.
Simbol state :
• Transition State / Perubahan state, simbolnya tanda panah berarah.
Simbol Transition State :
• Condition
Kejadian pada lingkungan eksternal yang bisa terdeteksi oleh
sistem. Hal ini akan mengakibatkan perubahan terhadap state dari
keadaan state menunggu X ke state menunggu Y. Contohnya
seperti interrupt signal maupun data
• Action
Action adalah hal yang dilakukan sistem apabila ada perubahan
state atau merupakan reaksi terhadap kondisi. Action
menghasilkan keluaran dari tampilan pesan, cetakan atau alat
output lainnya
38
2. Passive
Sistem ini tidak melakukan kontrol terhadap lingkungan, tapi
lebih bersifat menerima data atau memberi reaksi saja (sistem yang
menerima atau mengumpulkan data dari signal yang dikirim oleh
satelit).
Berikut adalah gambar STD yang sederhana:
Condition Action
2.1.17 Diagram Aliran Dokumen
Menurut Bodnar dan Hopwood (2000, pp37-48), Diagram Alir
Dokumen merupakan suatu diagram simbolik yang menunjukkan aliran
data dan urutan operasi dalam suatu sistem, seperti terlihat pada
Tabel 2.1.
State X
State Y
39
Tabel 2.1 Simbol Diagram Aliran Dokumen
Simbol Nama Keterangan
Terminal
Simbol ini digunakan untuk menunjukkan sumber atau tujuan data.
Dokumen
Simbol ini digunakan untuk melihat setiap dokumen yang digunakan dalam sistem aplikasi dan mengidentifikasikan titik mulai, distribusi dan disposisi.
Proses manual
Simbol ini mewakili setiap proses off-line yang sesuai dengan kecepatan manusia, tanpa menggunakan bantuan mesin.
Keputusan
Simbol ini digunakan untuk mewakili keputusan atau pengubahan jenis operasi yang menentukan sejumlah alternatif jalur mana yang harus diikuti.
Penghubung Lain Halaman
Simbol ini mewakili masuk dan keluar dari satu halaman ke halaman lain dari bagan aliran.
Garis arus Simbol ini mengindikasikan aliran dari data.
40
2.1.18 Kamus Data dan Normalisasi
2.1.18.1 Kamus Data
Menurut McLeod (2001, p308), kamus data adalah suatu
penjelasan tertulis mengenai data yang berada di dalam basis
data. Kamus data ini dimaksudkan untuk melengkapi
pembuatan model proses yang menggunakan diagram alir
data.
2.1.18.2 Normalisasi
Pengertian normalisasi Connolly dan Begg (2005,
p388), “Normalization is a technique for producing a set of
relations with desireable properties, given the data
requirements of an enterprise”, yang dapat diartikan
“Normalisasi adalah sebuah teknik untuk menghasilkan relasi
dengan propertiproperti yang diinginkan, memberikan
kebutuhan data dari sebuah perusahaan.”
Tujuan Dari normalisasi adalah sebagai berikut:
a. Menghilangkan kumpulan relasi dari inserting, updating,
dan delete dependency yang tidak diharapkan.
b. Mengurangi kebutuhan restrukturisasi kumpulan relasi
dan meningkatkan life spam program aplikasi.
c. Membuat model relasional yang lebih informative.
41
d. Membuat sekecil mungkin terjadinya data rangkap.
e. Menghidarkan adanya data yang tidak konsisten terutama
bila dilakukan penghapusan atau penambahan data
sebagai akibat adanya data rangkap.
f. Menjamin bahwa identitas tabel secara tunggal sebagai
determinan semua atribut.
Berikut adalah proses normalisasi:
1. Bentuk Normal Pertama (First Normal Form / 1NF)
Aturan bentuk normal pertama (1NF) menurut
Connolly dan Begg (2005, p403), “A reliation in which
the intersection of each row and column contains one and
only one value”, yang dapat diartikan, “Sebuah relasi
dimana tiap baris dan kolom berisi hanya berisi satu nilai.”
Bentuk normal pertama dicapai bila tiap nilai atribut
adalah tunggal. Kondisi ini dapat diperoleh dengan
melakukan eliminasi terjadinya data ganda (repeating
groups). Pada kondisi normal pertama ini kemungkinan
masih terjadi adanya data rangkap.
42
2. Bentuk Normal Kedua (Second Normal Form / 2NF)
Aturan bentuk normal kedua (2NF) menurut
Connolly dan Begg (2005, p407), “A relation that is in
first normal form and every non-primary key attribute is
fully function dependent on the primary key”, yang dapat
diartikan, “sebuah relasi dalam bentuk normal pertama
dan setiap atribut bukan primary key yang bergantung
secara fungsional kepada primary key” Bentuk normal
kedua adalah berdasarkan konsep ketergantungan
fungsional penuh (full functional dependency). Full
functional dependency dinyatakan dengan jika A dan B
adalah atribut dari suatu relasi (relation), B adalah
fungsional ketergantungan penuh (fully functinal
dependency) pada A jika B adalah secara fungsional
bergantung pada A, tapi bukan merupakan himpunan
bagian dari A.
Bentuk normal kedua menciptakan sebuah relasi
pada bentuk normal pertama dan semua atribut yang
bukan primary key adalah fungsional tergantung penuh
pada primary key.
43
3. Bentuk Normal Ketiga (Third Normal Form / 3NF)
Aturan bentuk normal ketiga (3NF) menurut
Connolly dan Begg (2002, p508), “A reliation that is in
first and second normal form, and in which non-primary
key attribute is transitively dependent on the primary
key”, yang dapat diartikan, “sebuah relasi dalam bentuk
normal pertama dan kedua dan setiap atribut bukan
primary key yang bergantung secara transitif kepada
primary key” Bentuk normal ketiga adalah berdasarkan
pada konsep peralihan ketergantungan (transistive
dependency). Transitive dependency adalah sebuah
kondisi dimana A, B dan C adalah atribut dari sebuah
relasi bahwa jika A�B dan B�C, maka C adalah
transitive dependent pada A melewati B (menyatakan
bahwa A bukan functional dependent pada B atau C).
Pada bentuk normal ketiga, sebuah relasi pada bentuk
normal pertama dan kedua dan dimana tidak ada atribut
non-primary key secara transitif bergantung (transitively
dependent) pada primary key.
44
4. Fourth Normal Form (4NF).
Normalisasi keempat dilakukan untuk menghilangkan
multi-valued dependency.
5. Boyce-Codd normal form (BCNF)
BCNF merupakan bentuk normal untuk Menghilangkan
ketergantungan multivalue sebagai perbaikan terhadap 3
NF. Suatu relasi yang memenuhi BCNF selalu
memenuhi 3 NF, tetapi tidak untuk sebaliknya. Suatu
relasi yang memenuhi 3 NF belum tentu memenuhi
BCNF. Karena bentuk 3 NF masih memungkinkan terjadi
anomali.
6. Fifth Normal Form (5NF).
Normalisasi kelima menyebabkan relasi tidak mempuyai
join dependency. Untuk relational data model, sangat
penting untuk mengetahui bahwa hanya normal pertama
saja (1NF) yang secara kritis dapat menciptakan relasi-
relasi yang dibutuhkan. Semua normal form yang
berurutan selanjutnya seperti normal kedua (2NF), normal
ketiga (3NF), dan seterusnya sampai normal kelima (5NF)
adalah optional atau pilihan. Bagaimanapun juga semua
45
bertujuan untuk menghindari update anomalies, maka dari
itu secara normal disarankan untuk melakukan proses
normalisasi paling tidak sedikitnya sampai dengan normal
yang ketiga (3NF).
Gambar 2.1 Ilustrasi Diagram dari Hubungan Diantara Normal Forms
(Sumber :Connolly, 2005, p401)
2.1.19 Database Application Lifecycle
Tahapan penerapan lifecycle dalam metodologi perancangan basis
data menurut Connolly and Begg (2005, p284), Database Systems A
Practical sebagai berikut:
46
Gambar 2.2 Tingkatan dari Aplikasi Database Lifecycle
2.1.19.1 Database Planning (Perencanaan Basis Data)
Menurut Connolly dan Begg (2005, pp285-286),
perencanaan basis data (database planning) merupakan aktivitas
manajemen yang mengizinkan tingkatan dari aplikasi basis data
47
untuk direalisasikan se-efisien dan se-efektif mungkin. Database
Planning harus diintegrasikan dengan keseluruhan strategi sistem
informasi dari perusahaan. Ada 3 hal penting dalam menyusun
sebuah strategi sistem informasi , yaitu :
1. Identifikasi dari tujuan dan rencana perusahaan dengan
penentuan kebutuhan sistem informasi berikutnya
2. Evaluasi dari sistem informasi saat ini untuk menentukan
kelebihan dan kelemahan yang ada saat ini.
3. Penilaian dari kesempatan-kesempatan TI yang mungkin
menghasilkan keuntungan kompetitif. Langkah penting dari
tahap ini adalah mendefinisikan secara jelas tentang pernyataan
misi untuk proyek basis data. Pernyataan tersebut
mendefinisikan tujuan utama dari aplikasi basis data. Bila
pernyataan tersebut selesai maka langkah selanjutnya adalah
mengidentifikasikan sasarannya. Pernyataan dan sasaran ini
perlu didukung oleh informasi-informasi tambahan yang
menentukan pekerjaan apa saja yang harus diselesaikan, sumber
- sumber yang mendukungnya, dan biaya yang harus
dikeluarkan.
48
2.1.19.2 System Definition (Definisi Sistem Basis Data)
Connolly dan Begg (2005, p286) definisi sistem (Sytem
definition) adalah memaparkan jangkauan dan batasan dari aplikasi
basis data dan pandangan-pandangan utama para pemakai. Sebelum
mendesain suatu aplikasi basis data penting untuk terlebih dahulu
mengidentifikasikan batasan – batasan dari sistem yang sedang
diteliti dan bagaimana kaitannnya dengan bagian lain sistem
informasi perusahaan. Perlu dipikirkan untuk kebutuhan yang akan
datang selain dari keadaan saat ini. Dan tak lupa untuk
mengidentifikasi pandangan pemakai yang merupakan aspek penting
dari pengembangan aplikasi basis data karena membantu untuk
memastikan bahwa tidak ada pemakai utama basis data yang terlupa
ketika pengembangan aplikasi baru tersebut.
2.1.19.3 Database Design (Desain Basis Data)
Menurut Connolly dan Begg (2005, p291), perancangan
basis data (database design) merupakan proses pembuatan suatu
desain untuk sebuah basis data yang akan mendukung operasional
dan sasaran suatu perusahaan.
Ada 2 pendekatan untuk mendesain sebuah basis data, yaitu :
49
1. Pendekatan bottom-up
Yang dimulai pada tingkat awal dari atribut (yaitu,
properti dari entiti dan relationship), yang mana melalui analisis
dari asosiasi antar atribut, dikelompokkan menjadi hubungan
yang merepresentasikan jenis-jenis entitas dan hubungan antar
entitas. Pendekatan ini cocok untuk mendesain basis data yang
simpel dengan jumlah atribut yang tidak banyak.
2. Pendekatan top-down
Digunakan pada basis data yang lebih kompleks, yang
dimulai dengan pengembangan dari model data yang
mengandung beberapa entitas dan hubungan tingkat tinggi dan
kemudian memakai perbaikan top-down berturut-turut untuk
mengidentifikasi entitas, hubungan dan atribut berkaitan tingkat
rendah. Pendekatan ini biasanya digambarkan melalui ER (Entity
Relationship). Pada tahap ini ada bagian yang disebut data
modelling yang digunakan untuk membantu pemahaman dari data
dan untuk memudahkan komunikasi tentang kebutuhan informasi.
Dengan dibuatnya model data dapat membantu memahami:
1. Pandangan tiap pemakai mengenai data.
2. Kealamian data itu sendiri, kebebasan representasi fisiknya.
50
3. Kegunaan dari data berdasarkan pandangan pemakai. Kriteria
untuk model data, yaitu:
a. Structural validity
Konsistensi dengan cara yang didefinisikan
perusahaan dan menyusun informasi.
b. Simplicity
Kemudahan untuk pemahaman baik bagi yang
profesional di bidang sistem informasi maupun
pemakai yang nonteknis.
c. Expressibility
Kemampuan untuk membedakan antara data yang
berbeda, dan hubungan antar data.
d. Nonredundancy
Penghapusan informasi yang tak ada hubungannnya,
khususnya representasi dari tiap potongan informasi
tepatnya hanya sekali.
e. Shareability
Tidak spesifik untuk aplikasi dan teknologi khusus
apapun dan dengan demikian dapat digunakan oleh
banyak orang.
51
f. Extensibility
Kemampuan mengembangkan untuk mendukung
kebutuhan baru dengan efek yang minimal bagi
pemakai yang ada.
g. Integrity
Konsistensi terhadap cara yang digunakan
perusahaan dan mengatur informasi.
h. Diagramatic representation
Kemampuan untuk merepresentasikan sebuah model
menggunakan notasi diagram yang dapat dipahami
dengan mudah. Menurut Connolly dan Begg (2002,
pp419-437) Database Design dibagi dalam tiga
tahapan yaitu conseptual database design, logical
database design, dan physical database design.
2.1.19.4 DBMS Selection (Seleksi DBMS)
Menurut Connolly dan Begg (2005, pp295-299),
pemilihan DBMS yang sesuai untuk mendukung aplikasi basis
data. Yang mencakup:
1. Mendefinisikan syarat-syarat referensi studi
Menentukan sasaran, batasan masalah, dan tugas yang harus
dilakukan.
52
2. Mendaftar 2 atau 3 jenis barang
Membuat daftar barang-barang, misalkan dari mana barang
ini didapat, berapa biayanya, serta bagaimana bila ingin
mendapatkannya.
3. Mengevaluasi barang
Barang-barang yang ada dalam daftar di teliti lebih lanjut
untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan barang tersebut.
4. Merekomendasikan pilihan dan membuat laporan
Merupakan langkah terakhir dari seleksi DBMS yaitu
mendokumentasikan proses dan untuk menyediakan
pernyataan mengenai simpulan dan rekomendasi terhadap
salah satu produk DBMS.
2.1.19.5 Application Design (Desain Aplikasi)
Menurut Connolly dan Begg (2005, pp299-301),
perancangan aplikasi (application design) adalah merancang
antarmuka pemakai (user interface) dan program aplikasi, yang
akan memproses basis data. Ditinjau dari gambar 2.1 bahwa,
perancangan basis data dan perancangan aplikasi adalah aktivitas
bersamaan pada database application lifecycle. Dalam kasus
sebenarnya, adalah tidak mungkin untuk menyelesaikan
perancangan aplikasi sebelum perancangan basis data selesai.
53
Dalam perancangan aplikasi harus memastikan semua pernyataan
fungsional dari spesifikasi kebutuhan pemakai (user requirement
spesification) yang menyangkut perancangan aplikasi program
yang mengakses basis data dan merancang transaksi yaitu cara
akses ke basis data dan perubahan terhadap isi basis data
(retrieve, update dan kegiatan keduanya). Artinya bagaimana
fungsi yang dibutuhkan bisa terpenuhi dan merancang antarmuka
pemakai (user interface) yang tepat. Antarmuka yang dirancang
harus memberikan informasi yang dibutuhkan dengan cara untuk
menciptakan ‘user-friendly’. Kebanyakkan antarmuka pemakai
yang diabaikan akan niscaya membuat masalah. Bagaimanapun,
antarmuka harus diakui sebagai komponen dari sistem yang
penting, dimana agar mudah dipelajari dan mudah digunakan,
sehingga pemakai akan cenderung untuk memberdayagunakan
informasi yang disajikan.
2.1.19.6 Prototyping
Menurut Connolly dan Begg (2005, pp303-304),
prototyping adalah membuat model kerja dari aplikasi basis data,
yang membolehkan perancang atau user untuk mengevaluasi hasil
akhir sistem, baik dari segi tampilan maupun fungsi yang dimiliki
sistem. Tujuan dari pengembangan prototype aplikasi basis data
54
adalah untuk memungkinkan pemakai menggunakan prototype
untuk mengidentifikasi keistimewaan sistem atau kekurangannya,
dan memungkinkan perancang untuk memperbaiki atau
melengkapi keistimewaan (feature) dari aplikasi basis data baru.
Ada dua strategi prototyping yang umum digunakan sekarang,
yaitu, requirement prototyping dan evolutionary prototyping.
Requirement prototyping adalah menggunakan prototype untuk
menetapkan kebutuhan dari tujuan aplikasi basis data dan ketika
kebutuhan sudah terpenuhi, prototype tidak digunakan lagi atau
dibuang (discard). Sedangkan evolutionary prototype
menggunakan tujuan yang sama, tapi perbedaan pentingnya
adalah prototype tetap digunakan untuk selanjutnya
dikembangkan menjadi aplikasi basis data yang bekerja.
2.1.19.7 Implementation (Implementasi)
Menurut Connolly dan Begg (2005, p304),
Implementasi (implementation) adalah membuat definisi basis
data secara eksternal, konseptual, dan internal dan program
aplikasi. Implementasi merupakan realisasi dari basis data dan
perancnagan aplikasi. Implementasi basis data dicapai
menggunakan Data Definition Language (DDL) dari DBMS yang
dipilih atau graphical user interface (GUI). Pernyataan DDL
55
digunakan untuk membuat struktur basis data dan file basis data
kosong. Pandangan pemakai (user view) lainya juga
diimplementasikan dalam tahapan ini. Bagian dari aplikasi
program adalah transaksi basis data yang diimplementasikan
dengan menggunakan Data Manipulation Language (DML) dari
sasaran DBMS, mungkin termasuk host programming language.
2.1.19.8 Data Conversion and Loading
Menurut Connolly dan Begg (2005, p305), data
conversion and loading adalah mancakup pengambil data dari
sistem yang lama untuk dipindahkan kedalam sistem yang baru.
Tahapan ini dibutuhkan ketika system basis data baru
menggantikan sistem yang lama. Pada masa sekarang, umumnya
DBMS memiliki kegunaan (utility) untuk memasukan file
kedalam basis data baru. Biasanya membutuhkan spesifikasi dari
sumber file dan sasaran basis data-nya. Kegunaan ini
memungkinkan pengembang (developer) untuk mengkonversi
dan menggunakan aplikasi program lama untuk digunakan oleh
sistem baru. Ketika conversion and loading dibutuhkan,
prosesnya harus direncanakan untuk memastikan kelancaran
transaksi untuk keseluruhan operasi.
56
2.1.19.9 Testing (Pengujian)
Menurut Connolly dan Begg (2005, p305), testing adalah
proses menjalankan program aplikasi untuk menemukan
kesalahan-kesalahan. Sebelum digunakan, aplikasi basis data
yang baru dikembangkan harus diuji secara menyeluruh. Untuk
mencapainya harus hati-hati dalam menggunakan perencanaan
strategi uji danmenggunakan data asli untuk semua proses
pengujian. Di dalam definisi testing ini tidak menggunakan
pandangan yang biasa, testing adalah proses demonstrasi tanpa
kesalahan. Dalam kenyataan testing tidak luput dari kesalahan.
Jika testing menunjukkan keberhasilan, maka pengujian akan
menemukan kesalahan pada program aplikasi dan mungkin basis
data strukturnya. Didalam merancang basis data, users dari sistem
baru seharusnya terlibat di dalam proses testing. Situasi yang
ideal untuk melakukan uji sistem adalah menguji basis data pada
perangkat keras yang berbeda, tapi hal ini sering tidak dilakukan.
Jika data yang asli digunakan, perlu back-up untuk
mengantisipasi kesalahan atau error. Setelah testing selesai,
sistem aplikasi siap digunakan dan diserahkan ke users.
57
2.1.19.10 Operational Maintenance (Pemeliharan Operasional)
Menurut Connolly dan Begg (2005, p306) operational
maintenance adalah proses memantau dan memelihara sistem
setelah diinstal. Pada tahapan sebelumnya, basis data benar-benar
di uji dan diimplementasikan. Sekarang sistem beralih ketahapan
pemiliharaan. Yang termasuk aktivitas dari tahapan pemeliharaan
adalah sebagai berikut:
1. Memantau kinerja dari sistem. Jika kinerjanya menurun
dibawah level yang dapat diterima, mungkin basis data perlu
direorganisasi.
2. Pemeliharaan dan upgrade aplikasi basis data-nya (jika
diperlukan). Ketika basis data sepenuhnya bekerja,
pemantauan harus memastikan kinerjanya dapat berada dalam
tingkat yang dapat diterima. Sebuah DBMS biasanya
menyediakan berbagai kegunaan (utilities) untuk membantu
administrasi basis data termasuk kegunaan (utilities) untuk
mengisi data ke dalam basis data dan untuk memantau sistem.
Kegunaan ini memperbolehkan system pemantauan untuk
memberikan informasi seperti tentang pemakaian basis data,
dan strategi eksekusi query. Database administrator dapat
menggunakan informasi ini untuk memperbaiki sistem agar
dapat memberikan kinerja yang lebih baik.
58
2.1.20 Perancangan Basis Data
Dalam merancang suatu basis data melalui beberapa tahapan,
sebagai berikut :
a. Perancangan Basis Data Konseptual (conceptual database design);
b. Perancangan Basis Data Logikal (logical database design);
c. Perancangan Basis Data Fisikal (physical database design).
2.1.20.1 Perancangan Basis Data Konseptual
Merupakan suatu proses pembuatan model dengan
menggunakan informasi yang diperoleh dari perusahaan, bebas
dari semua physical consideration.Conseptual database design
seluruhnya independen dari implementasi seperti target DBMS
software, program aplikasi, bahasa pemrograman, atau physical
consideration lainnya. Jelasnya Conseptual database design
merupakan tahapan pertama dari tahapan perancangan basis
data dan menciptakan model data konseptual (conseptual data
model) dari bagian perusahaan yang akan dibuat basis datanya.
Model data (data model) dibuat dengan menggunakan suatu
dokumentasi informasi yaitu spesifikasi kebutuhan yang
dimiliki oleh user. Membangun model data lokal konseptual,
tujuannya untuk membangun suatu model data konseptual lokal
dari suatu perusahaan atau badan. Langkah-langkah untuk
59
membuat model data konseptual dapat digambarkan sebagai
berikut:
1. Identify entity types
Untuk menentukan entitas utama yang dibutuhkan,
dengan kata lain membuat kelas–kelas dari objek–objek
yang ada berikut penjelasannya.
Misalkan :
Staff, yang menggambarkan seluruh tingkatan staff yang
ada.
PropertyForRent, menggambarkan semua properti yang
disewakan.
2. Identify relationship types
Untuk menentukan hubungan–hubungan penting
yang ada antara jenis-jenis entitas yang telah diidentifikasi.
Misalkan:
• Staff Manages PropertyForRent, yaitu staf mengatur
entitas property.
• PrivateOwner Owns PropertyForRent, yaitu entitas
PropertyOwner memiliki yang ada pada entitas
PropertyForRent.
• PropertyForRent AssociatedWith Lease, yaitu entitas
PropertyForRent saling bekerja sama dengan entitas
60
Lease. Biasanya dilanjutkan dengan membuat diagram
hubungan tersebut yang disebut ER diagram serta
menentukan hubungan kemajemukannnya.
3. Identify and associate attributes with entity or relationship
types
Untuk menentukan attribut yang berkaitan dengan
entitas yang telah ditentukan. Misalkan untuk entitas staff
ditentukan atribut seperti staffNo (yang mengandung
nomor–nomor kode setiap staf), name, position, sex. Begitu
pun untuk setiap entitas lainnya.
4. Determine attribute domains
Untuk menentukan domain untuk tiap – tiap atribut
yang ada. Suatu domain adalah suatu kelompok nilai yang
dari mana satu atau lebih atribut mengambil nilainya.
Misalkan:
• Domain atribut untuk nilai staffNo yang valid misalnya
panjang maksimalnya lima karakter dengan dua karakter
pertama harus huruf dan yang ketgia berikutnya berupa
angka yang berkisar antara 1-999.
• Nilai yang mungkin untuk attribut sex dari entiti Staff
misalnya huruf M atau F saja.
61
5. Determine candidate and primary key attributes
Untuk mengidentifikasikan candidate key dan
primary key dari kumpulan atribut pada tiap-tiap entitas.
Primary key merupakan satu atribut yang dipakai sebagai
ciri khas dari suatu entitas. Misalkan pada entitas Staff
primary key-nya adalah staffNo yang mewakili atribut
lainnya, sehingga pada saat kita mengakses suatu basis data
hanya dengan memasukkan nilai staffNo kita dapat
mengetahui nilai-nilai atribut lainnya yang ada dalam entitas
Staff.
6. Validate local conceptual model against user transactions
Untuk memastikan bahwa model konsep tersebut
mendukung proses transaksi yang dibutuhkan. Misalkan
menggambarkan transaksi dengan memeriksa semua
informasi yang ada. Contohnya dengan adanya hubungan
Staff manages PropertyForRent kita dapat mengetahui detil
dari properti dan staf yang menangani properti tersebut.
2.1.20.2 Perancangan Basis Data Logikal
Perancangan basis data logikal adalah proses
membangun sebuah model dari informasi yang digunakan dalam
62
perusahaan berdasar sebuah model data yang khusus, tetapi lepas
dari DBMS khusus dan pertimbangan fisikal lainnya.
Langkah 1 : Membangun dan memvalidasi model data logikal
lokal untuk setiap view
Menurut Connolly dan Begg (2005, p462), tujuannya adalah
menerjemahkan logical data model dan kemudian untuk
memvalidasi model tersebut untuk memeriksa model tersebut
benar secara struktural dan memiliki kemampuan untuk
mendukung transaksi-transaksi yang dibutuhkan. Tujuan ini akan
tercapai dengan mengikuti langkah-langkah berikut :
Langkah 1.1 Menentukan Relasi-Relasi untuk Model Data
Logikal
Menurut Connolly (2005, p463) tujuannya adalah menciptakan
relasi-relasi untuk model data logikal untuk merepresentasikan
entitas-entitas, relasi-relasi, dan atribut-atribut yang telah
diidentifikasikan.
Tujuan dari langkah ini adalah :
1. Menghilangkan tipe hubungan binary many-to-many (*:*);
2. Menghilangkan tipe hubungan rekursif many-to-many (*:*);
3. Menghilangkan tipe hubungan yang kompleks;
4. menghilangkan atribut yang multi value.
63
Langkah 1.2 Menganalisis relasi untuk model data logikal lokal
Tujuannya adalah membuat relasi untuk model data logikal lokal
dengan menggambar entitas, hubungan, dan atribut yang telah
diidentifikasi.
Cara relasi didapatkan dari struktur yang mungkin
ditunjukan dalam model data :
1. Tipe entitas kuat
2. Tipe entitas lemah
3. Tipe hubungan binary one-to-many (1:*)
4. Tipe hubungan binary one-to-one (1:1)
5. Hubungan rekursif one-to-one (1:1)
6. Tipe hubungan superclass/subclass
7. Tipe hubungan binary many-to-many (*:*)
8. Tipe hubungan rumit
9. Atribut multi nilai
Langkah 1.3 Validasi relasi menggunakan normalisasi
Tujuan dari normalisasi adalah sebagai berikut :
a. Menghilangkan kumpulan relasi dari ketergantunagn yang
tidak diharapkan atas kegiatan penambahan, pengeditan dan
penghapusan data.
64
b. Mengurangi kebutuhan restrukturisasi kumpulan relasi dan
meningkatkan file spam program aplikasi.
c. Membuat model relasional lebih informatif.
Langkah 1.4 Validasi relasi dengan transaksi user
Tujuannya adalah meyakinkan bahwa relasi dalam model data
logikal lokal mendukung transaksi yang dibutuhkan user.
Jika dapat menjalankan semua transaksi dengan cara manual, kita
telah memvalidasi model data logikal lokal dengan transaksi
secara manual, maka terdapat masalah dengan model data.
Langkah 1.5 Mengecek integritas basis data
Tujuannya adalah mendefinisikan ruang lingkup integritas yang
diperlihatkan kepada user.
Setelah mengidentifikasi ruang lingkup integritas, akan
didapatkan model data logikal lokal yang lengkap dan gambaran
akurat dari sebuah view.
Terdapat lima tipe dari pembatas integritas :
1. Data yang dibutuhkan;
2. Batasan domain;
3. Integritas entity;
4. Integritas referensi;
65
5. Pembatas perusahaan.
Langkah 1.6 Mereview model data logikal lokal dengan user
Tujuannya adalah meyakinkan model data logikal lokal dan
membuat dokumentasi yang menjelaskan model tersebut sebagai
gambaran yang sesuai dengan keadaan sebenarnya.
2.1.20.3 Perancangan Basis Data Fisikal
Menurut Connolly dan Begg (2005, p439), perancangan
fisik basis data adalah proses membuat deskripsi dari
implementasi basis data pada secondary storage,
mendeskripsikan relasi dasar, file organization, dan index yang
digunakan untuk mendapatkan akses efisien pada data dan semua
inegrity constraint yang berhubungan dan security measure.
Tujuannya adalah untuk memutuskan bagaimana struktur logikal
diimlementasikan (sebagai relasi dasar) secara fisik dalam DBMS
yang dipilih.
Menurut Connolly dan Begg (2005, p496, langkah-
langkah perancangan fisik basis data meliputi :
Langkah 1 : Menerjemahkan logical data model untuk DBMS
yang dipilih.
66
Menurut Connolly (2005, p497) Tujuannya adalah untuk
menghasilkan relational database schema dari data model logikal
yang dapat diimplementasikan dalam DBMS yang dipilih. 3 (tiga)
aktivitas pada step 3 :
Langkah 1.1 Merancang relasi-relasi dasar
Menurut Connolly dan Begg (2005, p498), tujuan adalah untuk
memutuskan bagaimana merepresentasikan relasi-relasi dasar
yang diidentifikasikan dalam model data logikal dalam DBMS
yang dipilih. Untuk tipe relasi yang diidentifikasi dalam model
data logikal, kita mempunyai definisi yang terdiri dari :
• Nama relasi
• Daftar atribut-atribut sederhana dalam golongan-golongan
• Primary key dan alternate key dan foreign jika ada
• Referential integrity contrains untuk semua foreign keys
yang diidentifikasikan.
Menurut Connolly dan Begg (2005,p498), sedangkan dari data
dictionary, dari tiap-tiap atribut kita juga mempunyai :
• Domain-nya, yang terdiri dari tipe data, panjang, dan
semua batasan dalam domain
• Nilai default optional untuk atribut
• Apakah atribut dapat mempunyai nilai null
67
• Apakah atribut tersebut derived, maka harus dikomputasi.
Langkah 1.2 Merancang Representasi untuk Data Turunan
Menurut Connolly dan Begg (2005, p499), tujuannya adalah
untuk memutuskan bagaimana merepresentasikan semua data
derived yang ada dalam model data logikal dalam DBMS yang
dipilih.
Langkah 1.3 Merancang General Constraint
Menurut Connolly dan Begg (2005, p501), tujuannya adalah
untuk merancang general contraint untuk DBMS yang dipilih.
Langkah 2 Merancang file organization dan indexes
Menurut Connolly dan Begg (2005, p501), tujuannya adalah
untuk menentukan file organisasi yang optimal untuk menyimpan
relasi-relasi dasar dan indeks-indeks yan dibutuhkan untuk
mencapai performasi yang dapat diterima, dengan begitu relasi
dan tuple akan disimpan pada secondary storage.
Langkah 2.1 Menganalisa Transaksi
Menurut Connolly dan Begg ( 2005 , p502 ), tujuannya adalah
untuk mengerti fungsi dan transaksi yang akan diterapkan pada
68
basis data dan untuk menganalisa transaksi-transaksi yang
penting.
Langkah 2.2 Memilih Organisasi file
Menurut Connolly dan Begg ( 2005 , p506 ), tujuannya adalah
untuk menentukan organisasi file yang efisien untuk tiap relasi
dasar.
Langkah 2.3 Memilih index – index
Memilih Connolly dan Begg ( 2005 , p508 ), tujuannya adalah
untuk mempertimbangkan apakah dengan menambahkan index
akan meningkatkan performansi dari sistem.
Langkah 2.4 Memperkirakan kebutuhan disk space
Menurut Connolly dan Begg ( 2005 , p514 ), untuk
memperkirakan jumlah disk space yang dibutuhkan oleh basis
data. Untuk menyimpan data dan semua index–index
nonclustered dasar dalam tabel yang tidak mempunyai clustered
index maka kita dapat menggunakan beberapa langkah berikut :
1. Menghitung space yang digunakan untuk menyimpan
data
69
2. Menghitung space yang digunakan untuk menyimpan
tiap index – index nonclustered dasar
3. Menjumlahkan nilai – nilai yang dikalkulasikan
Langkah 3. Merancang user view
Menurut Connolly dan Begg ( 2005 , p515 ), tujuannya adalah
untuk merancang user view yang diidentifikasikan selama
pengumpulan kebutuhan–kebutuhan dan tahap analisis dari
system development lifecycle.
Langkah 4. Merancang mekanisme keamanan
Menurut Connolly dan Begg ( 2005 , p516 ), tujuannya adalah
untuk merancang mekanisme keamanan untuk basis data seperti
yang ditentukan oleh user pada waktu tahap pengumpulan
kebutuhan–kebutuhan dari system development lifecycle.
Mekanisme keamanan yang dirancang dalam basis data yaitu
mekanisme keamanan sistem dan mekanisme keamanan sistem.
2.1.21 Sistem Definition (Definisi Sistem)
Definisi sistem mendeskripsikan jangkauan dan batasan dari
aplikasi basis data. Sebelum merancang aplikasi basis data, diperlukan
identifikasi terhadap batasan dari sistem dan bagaimana antar mukanya
70
dengan bagian lain dari sistem informasi organisasi. Sistem yang
dibuat, diusahakan agar tidak hanya mencakup pengguna dan aplikasi
yang sekarang, tetapi juga pengguna dan aplikasi untuk masa yang akan
datang.
Aplikasi basis data dapat memiliki satu atau lebih user views.
User views menentukan apa yang dibutuhkan oleh aplikasi basis data
dari perspektif peranan pekerjaan tertentu dan area aplikasi perusahaan.
Mengidentifikasi pandangan pengguna tersebut merupakan aspek
penting dalam mengembangkan aplikasi basis data karena dapat
membantu menyakinkan bahwa tidak ada pengguna utama yang
terlupakan ketika sedang mengembangkan kebutuhan untuk aplikasi
baru. User views juga membantu dalam pengembangan aplikasi basis
data yang komplek menurut (Connolly dan Begg, 2005, p286-287).
2.1.22 Requirement Collection and Analysis (Pengumpulan dan Analisis
Kebutuhan)
Menurut Connolly dan Begg (2005, p288), pengumpulan dan
analisis kebutuhan adalah proses pengumpulan analisis informasi
tentang bagian perusahaan yang didukung oleh aplikasi basis data dan
yang menggunakan informasi ini untuk mengidentifikasikan
kebutuhan-kebutuhan user dari sistem yang baru.
71
Pengumpulan kebutuhan dan fact-finding memiliki teknik yang
penggunaanya sesuai kebutuhan :
1. Memeriksa dokumentasi
Pemahaman terhadap jalannya sistem akan cepat diperoleh dengan
memeriksa dokumen-dokumen, laporan dan file yang berhubungan
dengan sistem yang sedang berjalan.
2. Wawancara
Menurut Connolly and Begg (2005, p317), wawancara bertujuan
untuk mengumpulkan fakta-fakta, memeriksa kebenaran fakta yang
ada dan mengklarifikasinya untuk membangkitkan semangat,
melibatkan pengguna akhir, mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan,
dan mengumpulkan ide-ide dan pendapat.
3. Mengamati Operasional Perusahaan
Memungkinkan untuk ikut serta atau mengamati seseorang dalam
melakukan kegiatan untuk mempelajari sistem. Salah satu faktor
pengamatan dapat berhasil adalah dengan mencari informasi
sebanyak mungkin tentang aktivitas yang akan diamati sera orang
yang melakukan aktivitas tersebut.
4. Penelitian
Jurnal komputer, buku-buku referensi, dan internet merupakan
sumber informasi yang baik yang menyediakan informasi
bagaimana oarang lain memecahkan masalah yang serupa.
72
5. Kuisioner
Melakukan survei melalui daftar pertanyaan. Daftar pertanyaan
adalah special-purpose dokumen yang mengijinkan fakta untuk
dikumpulkan dari sejumlah besar.
2.1.23 Delapan Aturan Emas Perancangan Interface
Menurut Shneiderman, Ben (2003, p89), ada delapan aturan
emas dalam perancangan interface, antara lain :
1. Berusaha untuk konsisten;
2. Memungkinkan frequent users menggunakan shortcuts;
3. Memberikan umpan balik yang informative;
4. Merancang dialog yang memberikan penutupan (keadaan akhir);
5. Memberikan pencegahan kesalahan dan penanganan kesalahan
yang sederhana;
6. Memungkinkan pembalikkan aksi yang mudah;
7. Mendukung pusat kendali internal;
8. Mengurangi beban ingatan jangka pendek.
2.2 Teori-teori Khusus yang Berhubungan dengan Topik yang Dibahas
2.2.1 Definisi Pembelian
Menurut Mulyadi (2001, p299), sistem pembelian
digunakan dalam perusahaan untuk pengadaan barang yang
73
diperlukan oleh perusahaan. Transaksi pembelian digolongkan
menjadi dua yaitu pembelian lokal dan impor. Pembelian lokal
adalah pembelian dari pemasok dalam negeri sedangkan pembelian
impor adalah pembelian dari pemasok luar negeri.
2.2.2 Definisi Perakitan
Menurut Anomimusa (http://one.indoskripsi.com/judul-skripsi-
makalah) merupakan bagian dari lini produksi yangberupa
perakitan material dimana materialnya bergerak kontinyu dengan
rata–rata laju kedatangan material berdistribusi seragam melewati
stasiun kerja danbertujuan merakit material menjadi sub assembly
untuk kemudian menjadisebuah produk jadi. Contohnya antara lain
lini perakitan mobil, lini perakitan mesin cuci, lini perakitan
komputer, lini perakitan produk mainan dan lain–lain.
2.2.3 Definisi Penjualan
Menurut Mulyadi (2001, p204), kegiatan penjualan terdiri
dari transaksi penjualan barang atau jasa baik secara kredit maupun
tunai. Penjualan menurut cara bayarnya dapat dibedakan sebagai
berikut:
1. Penjualan tunai, yaitu penjualan yang dilaksanakan oleh
perusahaan dengan cara mewajibkan pembeli dengan
74
melakukan pembayaran harga barang terlebih dahulu sebelum
barang diserahkan kepada pembeli.
2. Penjualan kredit, yaitu penjualan yang dilakukan dengan cara
memenuhi order dari pelanggan dengan mengirimkan barang
atau menyerahkan jasa dan untuk jangka waktu tertentu
perusahaan memiliki piutang kepada pelanggannya.
2.2.4 Perjanjian Kerjasama
A. Pengertian Perjanjian
Menurut Anonimusa (2009) http://www.lexregis.com,
Suatu perjanjian adalah suatu peristiwa dimana seseorang
berjanji kepada seorang lain atau dimana dua orang itu saling
berjanji untuk melaksanakan sesuatu hal.
B. Sahnya Perjanjian
Suatu perjanjian dinyatakan sah apabila memenuhi beberapa
syarat, yaitu:
1. Berdasarkan kesepakatan para pihak
2. Pihak-pihak dalam perjanjian harus cakap untuk membuat
perjanjian Berikut adalah pihak-pihak yang tidak cakap
secara hukum untuk membuat perjanjian:
75
a. Orang yang belum dewasa, yaitu orang yang belum
berumur 21 tahun;
b. Orang-orang yang ditaruh dibawah pengampuan,
misalnya: anak-anak, orang yang pikirannya kurang
sehat atau mengalami gangguan mental;
c. Semua pihak yang menurut undang-undang yang
berlaku tidak cakap atau dibatasi kecakapannya untuk
membuat perjanjian, misalnya; istri dalam melakukan
perjanjian untuk transaksi-transaksi tertentu harus
mendapatkan persetujuan suami;
3. Perjanjian menyepakati suatu hal;
4. Dibuat berdasarkan suatu sebab yang halal.
C. Sebab-sebab Berakhirnya Perjanjian
Terpenuhinya prestasi atau perikatan yang disepakati
dan syarat-syarat tertentu dalam perjanjian dapat menjadi sebab
berakhirnya perjanjian, misalnya habisnya jangka waktu yang
telah disepakati dalam perjanjian atau dalam loan agreement,
semua hutang dan bunga atau denda jika ada telah dibayarkan.
Secara keseluruhan, KUHPerdata mengatur faktor-faktor lain
yang dapat menyebabkan berakhirnya perjanjian, diantaranya
karena:
76
1. Pembayaran;
2. Penawaran pembayaran, diikuti dengan penyimpanan atau
penitipan;
3. Pembaharuan hutang;
4. Perjumpaan Hutang atau kompensasi;
5. Percampuran Hutang;
6. Pembebasan Hutang;
7. Musnahnya barang yang terhutang;
8. Kebatalan atau pembatalan;
9. Berlakunya suatu syarat batal;
10. Lewatnya waktu.
2.3 Teori Pendukung
Teori – teori pendukung yang berhubungan dengan perancangan
aplikasi yang akan dibuat.
2.3.1 Pengenalan PHP
PHP merupakan singkatan dari PHP Hypertext Preprocessor
yaitu bahasa berbentuk skrip yang disimpan dan dijalankan pada
sisi server. Sedangkan hasil (output) eksekusi dari server
ditampilkan pada client dengan menggunakan web browser.
77
Penggunaan PHP biasanya difokuskan pada pengembangan
aplikasi yang server-side scripting. Namun sebenarnya terdapat
beberapa area utama penggunaan PHP, di antaranya :
• Server-side scripting;
• Commandline scripting;
• Desktop application (menggunakan PHPGTK).
Dari semua penggunaan PHP, penggunaan pada server-side
scripting merupakan yang paling sering digunakan. Terutama bila
membutuhkan website atau aplikasi berbasis web yang dinamis
PHP dapat dijalankan pada hampir semua sistem operasi yang ada
saat ini, di antaranya : Linux, Unix (HPUX, Solaris, OpenBSD),
Microsoft Windows, Mac OS X, RISC OS, dan lain-lain.
PHP juga mendukung banyak web server, di antaranya :
Apache, Microsoft Internet Information Server (IIS), Personal Web
Server (PWS), Netscape server, iPlanet server, Oreilly Website Pro
Server, Caudium, Xitami, OmniHTTPD, dan lain-lain.
Sedangkan dalam melakukan penulisan program PHP dapat
menggunakan procedural programming atau object oriented
programming. Selain itu, dapat juga menggunakan gabungan
keduanya. Dengan menggunakan PHP output (hasil keluaran) tidak
harus berupa HTML, namun PHP mempunyai kemampuan untuk
78
menghasilkan gambar, PDF bahkan file Flash yang dihasilkan
secara on fly.
PHP adalah sebuah script pemrograman yang terletak dan
dieksekusi di server. Salah satu fungsinya adalah untuk menerima,
mengolah, dan menampilkan data dari dan ke sebuah situs. Data
yang diterima akan diolah di sebuah program database server
(program database yang terletak di sisi server, MySQL contohnya)
untuk kemudian hasilnya ditampilkan kembali ke layar browser
sebuah situs.
2.3.2 Konsep Kerja PHP
Gambar 2.3 Konsep kerja HTML
Secara umum konsep kerja dari PHP hampir sama dengan
konsep kerja dari HTML. Dimana terdapat client yang meminta
(request) berkas tertentu yang disimpan pada sisi server. Kemudian
server tersebut mengirimkan berkas tersebut kepada client.
79
Perbedaannya adalah pada konsep kerja HTML berkas yang
dikirimkan sama dengan yang disimpan pada sisi server. Sedangkan
pada konsep kerja PHP, berkas yang dikirim merupakan hasil proses
pada server sehingga bisa terdapat perbedaan antara source code yang
disimpan pada sisi server dengan yang dikirim pada client.
2.3.3 MySQL
Menurut Anonimusb (2009) http://kajianwebsite.org, MySQL
adalah salah satu jenis program database server, yaitu sebuah
program yang berfungsi untuk mengolah, menyimpan dan
memanipulasi data di server.
Menurut Peranginangin (2006, pp389-390), MySQL
menggunakan suatu format standar SQL bahasa data yang terkenal.
MySQL bekerja pada berbagai sistem operasi dan banyak bahasa.
PHP menyediakan banyak fungsi untuk mendukung basis data
MySQL.
2.3.4 Microsoft Visio
Menurut Anonimusc (2009) http://miftahsapro.blogspot.com,
Microsoft Visio adalah salah satu program yang dapat digunakan
untuk membuat diagram. Visio menyediakan banyak fasilitas yang
membantu dalam pembuatan diagram untuk menggam barkan
80
informasi dan sistem dari penjelasan dalam bentuk teks menjadi suatu
diagram dalam bentuk gambar disertai penjelasan singkat.
Oleh karena Visio merupakan salah satu produk dari Microsoft
Office, maka Visio dapat berkolaborasi dengan produk Microsoft
Office lainnya seperti Microsoft Word, Excel, PowerPoint, dan
Project. Bentuk kolaborasi dapat dilakukan dengan fasilitas export
dan import data.
2.3.5 PHP MyAdmin
Menurut Dodit Suprianto (2008, p225) Merupakan salah satu
kakas pengola database MySQL yang berbasis web. PHP MyAdmin
memberikan kemudahan dalam pengoperasiaanya. Hampir semua
web hosting menyediakan php myadmin untuk para penyewa virtual
host.
2.3.6 World Wide Web (WWW)
Menurut Turban et.al. (2007, p142), World Wide Web (WWW)
atau yang dikenal sebagai W3 adalah sebuah sistem yang telah
disepakati secara universal sebagai standar untuk menampung,
mengambil, memformat, dan menampilkan informasi melalui sebuah
client/server architecture.
81
2.3.7 Computer Supported Cooperative Work (CSCW)
Menurut Indra Yatini (2007, p97) Computer Supported
Cooperative Work (CSCW) adalah bidangn studi yang berfokus pada
perancangan dan evaluasi teknologi baru untuk mendukung proses
sosial kerja, sering diantara mitra yang berjauhan.