1. Threshold DILLA Humaira

33
LAPORAN MINGGUAN PRAKTIKUM EVALUASI SENSORIS ACARA I UJI AMBANG RANGSANGAN (UJI THRESHOLD) OLEH KINANTY DILLA HUMAIRA J1A 013 059 KELOMPOK XIV

description

LAPORAN EVALUASI SENSORIS UJI AMBANG RANGSANGAN

Transcript of 1. Threshold DILLA Humaira

LAPORAN MINGGUANPRAKTIKUM EVALUASI SENSORISACARA IUJI AMBANG RANGSANGAN (UJI THRESHOLD)

OLEH KINANTY DILLA HUMAIRA J1A 013 059 KELOMPOK XIVPROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGANFAKULTAS TEKNOLOGI PANGAN DAN AGROINDUSTRIUNIVERSITAS MATARAM2015HALAMAN PENGESAHAN

Mataram, 15 Mei 2015Mengetahui,

Co. Assisten Praktikum Evaluasi Sensoris Praktikan,

Kharisma Dayanti Putri

Kinanty Dilla HumairaNIM. C1C011042

NIM. J1A013059ACARA I

UJI AMBANG RANGSANGAN (UJI THRESHOLD)PENDAHULUAN

Latar Belakang Pangan merupakan salah satu kebutuhan dasar yang paling utama bagi manusia untuk melangsungkan kehidupan. Produk pangan mencakup tiga komponen mutu yaitu mutu sensoris, kandungan gizi dan keamanan. Penilaian produk pangan dapat dilakukan secara objektif dan subjektif. Penilaian secara objektif yaitu dengan menggunakan alat atau instrumen, dan secara subjektif yaitu dengan menggunakan penilaian indera yang disebut dengan evaluasi sensoris. Evaluasi sensoris merupakan pengujian yang didasarkan pada pengindraan (Yasa, dkk, 2015).Reaksi atau kesan yang ditimbulkan karena adanya rangsangan dapat berupa sikap untuk mendekati atau menjauhi, menyukai atau tidak menyukai akan benda penyebab rangsangan. Tidak semua rangsangan yang diberikan dapat menimbulkan kesan. Rangsangan tidak akan menimbulkan kesan apabila stimulus terlalu rendah dan kesan yang berlebihan akibat rangsangan yang terlalu tinggi dapat mengganggu kesan konsumen. Rangsangan penyebab timbulnya kesan dapat dikategorikan dalam beberapa tingkatan, yang disebut ambang rangsangan (threshold) (Koswara, 2006).Ambang rangsangan dibagi menjadi beberapa tingkatan yaitu ambang mutlak (absolute threshold), ambang pengenalan (Recognition threshold), ambang pembedaan (difference threshold) dan ambang batas (terminal threshold) (Soekarto, 1985). Dengan mengetahui ambang rangsang maka dapat dilakukan formulasi bahan pangan dalam jumlah yang tepat. Oleh karena itu dilaksanakan uji ambang rangsangan ini.Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk menentukan stimulus terutama ambang mutlak pengenalan rasa manis dan rasa asin.

TINJAUAN PUSTAKAAnalisis sensori adalah suatu proses identifikasi, pengukuran ilmiah, analisis dan intepretasi atribut-atribut produk melalui lima panca indra manusia; indra pengelihatam, penciuman, pencicipan, peraba, dan pendengaran. Analisis sensori juha melibatkan suatu pengukuran yang dapat bersifat kuantitatif ataupun kualitatif. Tujuan analisa sensori adalah untuk mengetahui respon atau kesan yang diperolah pancaindra manusia terhadap suatu rangsangan yang ditimbulkan oleh suatu produk. Analisis sensori umumnya digunakan untuk menjawab pertanyaan mengenai kualitas suatu produk dan pertanyaan yang berhubungan dengan pembedaan, deskripsi, dan kesukaan atau penerimaan (afeksi) (Setyaningsih, 2010).

Bagian organ tubuh yang berperang dalam penginderaan adalah mata, telinga, indera pencicip, indera pembau dan indera perabaan atau sentuhan.Kemampuan alat indera memberikan kesan atau tanggapan dapat dianalisis atau dibedakan berdasarkan jenis pesan, intesitas kesan luas daerah kesan, lama kesan dan kesan hedonik. Jenis kesan adalah spesifik yang dikenali misalnya rasa manis dan asin. Intensitas kesan adalah kondisi yang menggambarkan kuat lemahnya suatu rangsangan.Luas daerah kesan adalah gambaran dari sembaran atau cakupan alat indera yang menerima rangsangan lama kesan adalah bagaimana suatu zat rangsangan menimbulkan kesan yang mudah atau tidak mudah hilang setelah dilakukan (Chrisnanda, 2013).Threshold test merupakan katagori yang termasuk dalam tes analisis sensori dengan fungsi yang spesifik yaitu untuk menentukan threshold. Threshold didefiniskan sebagai konsentrasi terendah dimana suatu sensori dapat dideteksi . Ada beberapa tipe dari threshold atau ambang yaitu absolute threshold atau ambang mutlak yaitu jumlah rangsang terkceil yang sudah mulai menimbulkan kesan, recognition threshold atau ambang pengenalan yaitu konsentrasi terkecil dimana konsentrasi dapat terdeteksi, Terminal Threshold atau ambang batas adalah tingkat rangsangan terbesar yang masih dapat dirasakan, difference threshold atau ambang pembedaan adalah ambang dimana dapat membedakan stimuli yang terdeteksi, orthonasal threshold yaitu ambang komponen volatile yang dapat dirasakan dengan penciuman. Uji threshold digunakan untuk menentukan ada tidaknya komponen yang diinginkan atau tidak diinginkan dalam pangan (Clark, 2009).Pengukuran ambang dapat dilakukan secara individual atau secara kumulatif dengan menggunakan uji pasangan. Secara individual ambang mutlak dinyatakan bila 50% dari panelis menyatakan dapa perbedaan, sedangkan ambang pengenal apabila 75% dari jumlah panelis menyatakan ada perbedaan kepekaan indera pencicip dipengaruhi oleh waktu, status metabolism bahan, usia, kecukupan istirahat (kurang tidur meningkatkan rasa asam), perokok (lebih peka terhadap rasa pahit). Ambang rangsangan dipengaruhi oleh banyak factor antara lain kesesuaian pencicipan pada daerah putting pencicipan, kemampuan panelis dalam memberikan intensitas kesan pada masing-masing sampel, kepekaan indera pencicip, pencicipan yang berulang- ulang sehingga tidak dapat membandingkan diantara beberapa sampel karena telah mengalami kejenuhan pada indera pencicipannya dan pengujian terhadap sampel yang diberikan tidak dilakukan secara berurutan mulai dari konsentasi terendah sampai tertinggi (Damar, 2013).Kepekaan terhadap rasa bervariasi tergantung dari substansi yang diuji. Sebagai contoh, ambang mutlak untuk deteksi gula pasir (sukrosa, manis) adalah 0,02M, sedangkan ambang untuk sodium klorida (NaCl, asin) adalah 0,035M, untuk asam hidroklorida (HCl, asam) adalah 0,002M, dan untuk kina (quninine sulfat, pahit) adalah 0,0000004M. Perbedaan ambang mutlak ini sampai 100.000 kali. Ambang rasa juga dipengaruhi oleh perbedaan suhu, kepekaan terhadap NaCl; quinine sulfat menurun dengan meningkatnya suhu dengan kisaran 17-42C; serta kepekaan terhadap HCl tidak terpengaruh dan kepekaan terhadap rasa manis meningkat (Setyaningsih, 2010).Kuncup penyicip peka terhadap zat kimia yang menghasilkan angsangan. Kepekaan berturut-turut adalah pahit, asam, asin dan manis. (1) Rasa manis, rasa manis tidak dibentuk oleh satu golongan kelas substansi kimia saja. Beberapa tipe substansi kimia yang menyebabkan rasa ini mencakup gula, glikol, alkohol, aldehid, keton, amida, ester, asam amino, beberapa protein kecil, asam sulfonat, asam halogenasi, dan garam-garam anorganik dari timah dan berillium. Perhatikan bahwa kebanyakan substansi yang membentuk rasa manis adalah substansi kimia organik. (2) Rasa asam, rasa asam disebabkan oleh asam dan intensitas dari sensasi rasa hampir sebanding dengan logaritma dari konsentrasi ion hidrogen, yaitu semakin asam suatu asam, makin kuat sensasi yang terbentuk. (3) Rasa asin, rasa asin dibentuk oleh garam-garam terionisasi. Kualitas rasanya berbeda-beda antara garam yang satu dengan yang lain karena garam juga membentuk sensasi rasa yang lain selain asin. Kation (biasanya Na) dari garam terutama berperan membentuk rasa asin, tetapi anionnya juga ikut berperan walaupun kecil. (4) Rasa pahit, rasa pahit biasanya juga berasal dari zat-zat non ionik. Contohnya ialah alkohol, caffein, strychnine, brucine, quinin organik (Guyton dan Hall, 2005).

PELAKSANAAN PRAKTIKUMWaktu dan Tempat Praktikum

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Selasa, 12 Mei 2015 di Laboraturium Pengendalian Mutu Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri Universitas Mataram.

Alat dan Bahan Praktikum

Alat Praktikum

Adapun alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah gelas sloki, piring, sendok kecil dan kertas label.Bahan Praktikum

Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah larutan gula, larutan garam, roti tawar dan air mineral.Prosedur Kerjaa. Uji Ambang Stimulus pada Rasa Asin

b. Uji Ambang Stimulus pada Rasa Manis

HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN

Hasil PengamatanTabel 1.1 Hasil Pengamatan Rasa ManisNoNama panelisKonsentrasi Gula (%)

00,10,20,30,40,50,91,2

1Atul------++

2Ulfa--------

3Fidya--------

4Gita--------

5Cici-------+

6Via---+++++

7Jaya----+-+-

8Clara-------+

9Fina--------

10Penina-------+

11Tika-------+

12Uki----++++

13Wandi-------+

14Dsk Made-+-+++++

15Dilla-+-+++++

16Aluh---+++++

17Yuyun----++++

18Halil------++

19Nayla-----+++

20Made------++

21Yuli------++

22Mesir+++-++++

Jumlah respon positif1314881317

% respon positif4,513,64,518,236,436,459,177,3

Tabel 1.2 Hasil Pengamatan Rasa AsinNoNama panelisKonsentrasi Garam (%)

00,10,20,30,40,50,91,2

1Atul-+++++++

2Ulfa----++++

3Fidya-+++++++

4Gita-+-+++++

5Cici--+---++

6Via-++-++++

7Jaya--++++++

8Clara-+++++++

9Fina-+++++++

10Penina--++++++

11Tika----+-++

12Uki-+-+++++

13Wandi-++-----

14Dsk Made-+++++++

15Dilla-+++++++

16Aluh---+-+++

17Yuyun-+++++++

18Halil--++++++

19Nayla---+++++

20Made-+++++++

21Yuli---+++++

22Mesir----+-++

Jumlah respon positif012141619182121

% respon positif054,563,672,786,481,895,495,4

Hasil Perhitungan1. Hasil Perhitungan Rasa Manisa. Konsentrasi 0%

% respon positif= x 100%

= x 100%

= 4,5%

b. Konsentrasi 0,1%

% respon positif= x 100%

= x 100%

= 13,6%c. Konsentrasi 0,2%

% respon positif= x 100%

= x 100%

= 4,5%d. Konsentrasi 0,3%

% respon positif= x 100%

= x 100%

= 18,2%e. Konsentrasi 0,4%

% respon positif= x 100%

= x 100%

= 36,4%

f. Konsentrasi 0,5%

% respon positif= x 100%

= x 100%

= 36,4%

g. Konsentrasi 0,9%

% respon positif= x 100%

= x 100%

= 59,1%

h. Konsentrasi 1,2%

% respon positif= x 100%

= x 100%

= 77,3%

2. Hasil Perhitungan Rasa Asina. Konsentrasi 0%

% respon positif= x 100%

= x 100%

= 0%

b. Konsentrasi 0,1%

% respon positif= x 100%

= x 100%

= 54,5%

c. Konsentrasi 0,2%

% respon positif= x 100%

= x 100%

= 63,6%

d. Konsentrasi 0,3%

% respon positif= x 100%

= x 100%

= 72,7%

e. Konsentrasi 0,4%

% respon positif= x 100%

= x 100%

= 86,4%f. Konsentrasi 0,5%

% respon positif= x 100%

= x 100%

= 81,8%

g. Konsentrasi 0,9%

% respon positif= x 100%

= x 100%

= 95,4%

h. Konsentrasi 1,2%

% respon positif= x 100%

= x 100%

= 95,4%GrafikGrafik 1.1 Uji Ambang Rangsangan Rasa Manis

Grafik 1.2 Uji Ambang Rangsangan Rasa Asin

PEMBAHASANThreshold test merupakan katagori yang termasuk dalam tes analisis sensori dengan fungsi yang spesifik yaitu untuk menentukan threshold. Threshold didefiniskan sebagai konsentrasi terendah dimana suatu sensori dapat dideteksi . Ada beberapa tipe dari threshold atau ambang yaitu absolute threshold atau ambang mutlak yaitu jumlah rangsang terkcil yang sudah mulai menimbulkan kesan, recognition threshold atau ambang pengenalan yaitu konsentrasi terkecil dimana konsentrasi dapat terdeteksi, Terminal Threshold atau ambang batas adalah tingkat rangsangan terbesar yang masih dapat dirasakan, difference threshold atau ambang pembedaan adalah ambang dimana dapat membedakan stimuli yang terdeteksi, orthonasal threshold yaitu ambang komponen volatile yang dapat dirasakan dengan penciuman. Uji threshold digunakan untuk menentukan ada tidaknya komponen yang diinginkan atau tidak diinginkan dalam pangan (Clark, 2009).Praktikum kali ini dilakukan pengujian ambang rangsangan untuk mengetahui ambang mutlak, ambang pengenalan, ambang pembedaan dan ambang batas dari rasa manis dan asam asin. Sampel yang digunakan adalah larutan gula dan garam dengan konsentrasi yang berbeda-beda. Panelisnya adalah mahasiswa ITP Unram yang sedang melakukan praktikum evaluasi sensoris. Dalam penentuan nilai threshold, sampel disajikan secara acak dengan penggunakan pengkodean. Kode yang diberikan berupa kode 3 digit angka. Pengkodean dimaksudkan untuk mengurangi informasi yang diberikan kepada panelis. Pemilihan tiga digit kodeuntuk meminimalkan logical error karena angka satu digit seperti 1,2,3 dan seterusnya memberikan bias bahwa angka 1 konsentrasinya lebih rendah dari angka 2 atau 3 dan seterusnya.Sampel yang digunakan dalam pengujian rasa manis adalah larutan gula dengan delapan variasi konsentrasi, yaitu 0% (tanpa penambahan gula); 0,1%; 0,2%; 0,3%; 0,4%; 0,5%; 0,9%; 1,2%. Berdasarkan hasil pengamatan dan perhitungan untuk sampel larutan gula didapatkan bahwa dari 22 orang panelis, larutan dengan konsentrasi 0% mendapatkan persentase respon positif sebesar 4,5 %, untuk konsentrasi 0,1% mendapatkan persentase respon positif sebesar 13,6%, untuk konsentrasi 0,2% mendapatkan persentase respon positif sebesar 4,5%, untuk konsentrasi 0,3% mendapatkan persentase respon positif sebesar 18,2%, untuk konsentrasi 0,4% mendapatkan persentase respon positif sebesar 36,4%, untuk konsentrasi 0,5% mendapatkan persentase respon positif sebesar 36,4%, untuk konsentrasi 0,9% mendapatkan persentase respon positif sebesar 59,1%, dan konsentrasi 1,2% mendapatkan persentase respon positif sebesar 77,3%. Dari persentase respon positif yang diperoleh dapat ditentukan nilai ambang rangsangan yaitu panelis mempunyai ambang mutlak pada konsentrasi 0,75%, ambang pengenalan pada konsentrasi 0,34 % dan ambang beda pada konsentrasi 1,16%. Hubungan antara kesan yang diperoleh dengan konsentrasi larutan gula seharusnya berbanding lurus. Semakin tinggi konsentrasi larutan gula, semakin tinggi pula besaran kesannya, begitupula sebaliknya. Akan tetapi berdasarkan grafik larutan gula menunjukkan hubungan yang tidak linier yaitu terjadi penurunan kesan pada konsentrasi 0,2%. Hal ini disebabkan antara lain karena adanya faktor-faktor yang dapat mencampuri fungsi indera terutama perasa dan pembauan pada panelis yang melakukan pengujian, sehingga berpengaruh terhadap kesan yang diperoleh dan daya deteksi panelis. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi fungsi indera antara lain kondisi kesehatan, sensitivitas, kebiasaan merokok, umur dan jenis kelamin.Pengujian rasa asin dilakukan dengan menggunakan larutan garam dengan delapan variasi konsentrasi, yaitu 0% (tanpa penambahan garam); 0,1%; 0,2%; 0,3%; 0,4%; 0,5%; 0,9%; 1,2%. Berdasarkan hasil pengamatan dan perhitungan untuk sampel larutan gula didapatkan bahwa dari 22 orang panelis, larutan dengan konsentrasi 0% mendapatkan persentase respon positif sebesar 0%, untuk konsentrasi 0,1% mendapatkan persentase respon positif sebesar 54,5%, untuk konsentrasi 0,2% mendapatkan persentase respon positif sebesar 63,6%, untuk konsentrasi 0,3% mendapatkan persentase respon positif sebesar 72,7%, untuk konsentrasi 0,4% mendapatkan persentase respon positif sebesar 86,4%, untuk konsentrasi 0,5% mendapatkan persentase respon positif sebesar 81,8%, untuk konsentrasi 0,9% mendapatkan persentase respon positif sebesar 95,4%, dan konsentrasi 1,2% mendapatkan persentase respon positif sebesar 95,4%. Dari persentase respon positif yang diperoleh dapat ditentukan nilai ambang rangsangan yaitu titik ambang mutlak pada konsentrasi 0,09%, ambang pengenalan pada konsentrasi 0,05 % dan ambang beda pada konsentrasi 0,32%. Menurut Kartika (1988) selain pengaruh dari konsentrasi, hal lain yang berpengaruh pada rasa asin adalah suhu, medium rasa yang dipakai, dan adaptasi. Suhu optimum untuk rasa asin adalah 18-35C. Kenaikan temperatur akan menurunkan rangsangan rasa asin dan sebaliknya. Intensitas rasa akan besar dalam media air daripada dalam media yang lain. Di antara panelis berbeda tingkat sensitivitasnya, sehingga rangsangan rasa belum tentu dapat diukur secara seragam oleh panelis. Apabila semakin banyak sampel yang diuji oleh panelis, maka lama kelamaan panelis akan dapat memberikan respons terhadap rangsangan yang diterima panelis secara konstan.Indera perasa dan penciuman memiliki kemampuan yang tinggi untuk beradaptasi. Rasa yang lebih cepat terdeteksi adalah rasa asin. Sensitivitas rasa asin lebih tinggi dibandingkan dengan rasa manis, hal ini kemungkinan dipengaruhi oleh penggunaan jumlah bahan yaitu gula dan garam dalam kehidupan sehari-hari. Penggunaan jumlah gula dan garam yang ditambahkan dalam komposisi pangan saat pengolahan dapat mempengaruhi ketajaman lidah. Penggunaan jumlah gula dalam pengolahan biasanya langsung dalam jumlah besar sehingga dapat mengacaukan kemampuan lidah. Hal ini mengakibatkan saat digunakan dalam jumlah yang kecil, lidah tidak mampu mendeteksi rasa manis tersebut. Sedangkan untuk rasa asin, penggunaan bahan yaitu garam dalam pengolahan biasa diberikan dalam jumlah yang sedikit atau standar, sehingga lidah mudah mengenali rasa asin tersebut walaupun hanya terdapat dalam jumlah konsentrasi yang kecil. Sensitivitas tinggi terhadap larutan garam kemungkinan juga diakibatkan karena panelis-panelis ini tidak menyukai rasa asin dan jarang makan makanan yang mengandung banyak garam. Winarno (2004) menyatakan bahwa rasa dipengaruhi oleh (1) Senyawa kimia, berbagai senyawa kimia menimbulkan rasa yang berbeda. (2) Suhu, yaitu suhu mempengaruhi kemampuan kuncup cecapan untuk menangkap rangsangan rasa. Sensitivitas terhadap rasa berkurang bila suhu tubuh dibawah 20C atau diatas 30C, dan (3) Konsentrasi, setiap orang mempunyai batas konsentrasi terendah terhadap suatu rasa agar masih bisa dirasakan.Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan uji ambang rangsangan antara lain tingkat kenaikan rasa, kesan, konsentrasi, atau rangsangan telah terpikirkan dan atau dengan penalaran praktikan sebagai panelis sehingga tingkat nilai hasil pengujian terlihat sangat bagus, panelis melakukan uji ambang rasa dengan teknik yang benar misalnya untuk rasa manis menggunakan ujung lidah, rasa asin pada tengah dan pinggir lidah, rasa asam pada pinggir lidah, dan rasa pahit pada bagian belakang lidah, bisa juga karena panelis memiliki kepekaan terhadap rasa yang baik. Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi kegagalan uji ambang rangsangan yaitu panelis yang melakukan uji sedang tidak dalam kondisi prima, panelis belum makan sesuatu apapun untuk sarapan, panelis tidak melakukan respon yang spontan terhadap kesan yang didapat sehingga perlu berulang kali mencoba, bisa juga karena panelis belum terbiasa atau berpengalaman sehingga kurang dapat membedakan kesan dari alat indera terhadap reaksi atau rangsangan yang diterima (Soekarto, 1985).

Dalam melakukan pengujian organoleptik, panelis dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi panelis antara lain yaitu faktor fisik dan faktor psikologis. Faktor fisik antara lain (a) Kondisi sehari-hari, dalam pelakukan pengujian panelis harus diperhatikan kondisinya dalam keadaan lapar atau kenyang. Waktu yang baik untuk pengujian sebaiknya dilakukan pada pukul 09.00-11.00 atau 15.00-17.00. (b) Kebiasaan sehari-hari, kebiasaan seperti merokok, minum-minuman keras, dan penggunaan parfum secara berlebihan dapat mempengaruhi hasil pengujian yang dilakukan oleh panelis. (c) Kesehatan, kesehatan panelis yang akan melakukan pengujian harus benar-benar diperhatikan. Kesehatan panelis tidak boleh terganggu dan panelis dibawah pengaruh anestesi tidak boleh melakukan pengujian. (d) Jenis komoditi. Faktor psikologis yaitu seorang panelis tidak boleh dalam keadaan frustasi, stress, kegembiraan yang berlebihan, terburu-buru, serta tidak dalam keadaan santai (Bucil, 2014).KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengamatan, perhitungan dan pembahasan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :1. Pengujian sensoris merupakan pengujian yang didasarkan pada penginderaan.2. Rangsangan dibagi menjadi beberapa tingkatan yaitu absolute threshold atau ambang mutlak, recognition threshold atau ambang pengenalan, difference threshold atau ambang pembedaan, dan terminal threshold atau ambang batas.3. Uji ambang rangsangan untuk rasa manis diperoleh titik ambang mutlak pada konsentrasi 0,75%, ambang pengenalan pada konsentrasi 0,34 % dan ambang beda pada konsentrasi 1,16%.4. Nilai ambang rangsangan untuk rasa asin yaitu titik ambang mutlak pada konsentrasi 0,09%, ambang pengenalan pada konsentrasi 0,05 % dan ambang beda pada konsentrasi 0,32%.5. Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan uji ambang rangsangan antara lain tingkat kenaikan rasa, kesan, konsentrasi, atau rangsangan.

DAFTAR PUSTAKABucil, O., 2014. Panelis dalam Pengujian Organoleptik. http:www.wordpress.com (Diakses pada tanggal 14 Mei 2015).Chrisnanda, F.P., 2013. Penginderaan Kesan Dan Rangsangan. http:www. chrisnanda95.blogspot.com (Diakses pada tanggal 13 Mei 2015 ).Clark,S. et al., 2009. The Sensory Evaluation of Dairy Products. Springer Science and Business Media. New York.

Damar, P., 2013. Ambang Rangsangan. http://wikipedia.org (Diakses pada tanggal 13 Mei 2015).Guyton dan Hall, 2005. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11. EGC. Jakarta.Kartika, B., Pudji, H. dan Wahyu, S., 1987. Pedoman Uji Inderawi Bahan Pangan. Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi. Yogyakarta.Koswara, E., 2006. Pengujian Organoleptik (Evaluasi Sensoris) Dalam Industri Pangan. www.e-bookpangan.com. (Diakses pada tanggal 15 Mei 2015).Setyaningsih,D., 2010. Analisis Sensori untuk Industri Pangan dan Agro. IPB Press. Bogor. Soekarto, S.T., 1985. Penilaian Organoleptik. Bharata Karya Aksara. Jakarta.Yasa, I.W.S., Prarudiyanto, A., Zainuri, dan Widyasari, R., 2015. Petunjuk Praktikum Evaluasi Sensoris. Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri Universitas Mataram. Mataram.

Winarno, F.G., 2004. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.Dicicipi sampel larutan garam yang tersedia

Diberi tanda check list pada larutan yang memberi kesan

Dicatat jumlah panelis yang merespon positif

Dihitung persentase panelis yang merespon positif

Dibuat grafik hubungan antara konsentrasi dan persentase panelis yang berespon positif

Dicicipi sampel larutan gula yang tersedia

Diberi tanda check list pada larutan yang memberi kesan

Dicatat jumlah panelis yang merespon positif

Dihitung persentase panelis yang merespon positif

Dibuat grafik hubungan antara konsentrasi dan persentase panelis yang berespon positif.

_1494199509.xlsChart1

4.5

13.6

4.5

18.2

36.4

36.4

59.1

77.3

ambang pengenalan

ambang mutlak

ambang beda

Grafik Uji Ambang Rangsangan Rasa Manis

Konsentrasi larutan gula (%)

% rspon positif

Sheet1

Grafik Uji Ambang Rangsangan Rasa Manis

4.5

0.113.6

0.24.5

0.318.2

0.436.4

0.536.4

0.959.1

1.277.3

_1494199506.xlsChart1

54.5

63.6

72.7

86.4

81.8

95.4

95.4

ambang beda

ambang mutlak

ambang pengenalan

Grafik Uji Ambang Rangsangan Rasa Asin

konsentrasi larutan garam (%)

% respon positif

Sheet1

Grafik Uji Ambang Rangsangan Rasa Asin

0,154.5

0,263.6

0,372.7

0,486.4

0,581.8

0,995.4

1.295.4