01 Ultrasonic Examination

PT REKAPENTA ADI NUGRAHA

Document No RAN-SOP-NDT-01

Date 01-01-2013

STANDARD OPERATING PROCEDURE

Revision 0

ULTRASONIC EXAMINATION

of 17


FOR


Doc No :

RAN-SOP-NDT-01

0 01- 01- 2013 SGS IS CDW

Rev Date Prepared By Reviewed By Approved By



Date 01-01-2013


Revision 0


Page 1 of 17

CONTENTS

1.0 SCOPE

2.0 APPLICABLE CODES

3.0 PERSONEL QUALIFICATION

4.0 SURFACE PREPARATION

5.0 GENERAL EXAMINATION

REQUIREMENTS

6.0 EQUIPMENT AND SUPPLIES

7.0 CALIBRATION

8.0 ACCEPTANCE CRETERIA

9.0 RELATED FORM OF SERVICE

REPORT



Date 01-01-2013


Revision 0


Page 2 of 17

1.0 SCOPE

This procedure covers a system of

general conditions and specific

instructions as an aid to personnel

required to perform Ultrasonic

Examination to be applied to plate

and weld.

2.0 APPLICABLE CODES

ASME Boiler & Pressure Vessel

Code, Section V, Article 2, Latest

Edition & Addenda.

AWS D 1.1,Structural Welding Code

– Steel, 2008

ASME SECT I, Rule for contruction

of Power Boiler

ASME SECT VIII, Rule for

contruction of Pressure Vessel

API 650, Welded Steel Tank Oil For

Storage

SNT - TC - 1A,ASNT recommended

practice for qualification and

certification of NDT Personnel,

2011 edition.

PT. Rekapenta Adi Nugraha Written

Practice Procedure No. RAN-QP-

01, which complies with SNT – TC –

1A.

1.0 LINGKUP KERJA

Prosedur ini meliput suatu sistem yang

dikondisi secara umum dan instruksi

spesifik sebagai suatu panduan ke

personil sebagai persyaratan

melaksanakan Pengujian Ultrasonik untuk

di- aplikasikan pada plat dan lasan

2.0 ACUAN STANDART

ASME Boiler & Pressure Vessel

Code, Section V, Article 2, Latest

Edition & Addenda.

AWS D 1.1,Structural Welding Code

– Steel, 2008

ASME SECT I, Rule for contruction of

Power Boiler

ASME SECT VIII, Rule for

contruction of Pressure Vessel

API 650, Welded Steel Tank Oil For

Storage

SNT - TC - 1A,ASNT recommended

practice for qualification and

certification of NDT Personnel,

2011 edition.

PT. Rekapenta Adi Nugraha Written

Practice Procedure No. RAN-QP-01,

which complies with SNT – TC – 1A.



Date 01-01-2013


Revision 0


Page 3 of 17

3.0 PERSONNEL QUALIFICATION

The Ultrasonic Examination shall be

performed by personnel is

competent in the techniques of the

Ultrasonic Examination method for

which he is certified, including

making the examination and

interpreting and evaluating the

results or as per PT. Rekapenta Adi

Nugraha which Written Practice No.

RAN-QP-01 of requirements.

4.0 SURFACE PREPARATION

4.1. Base Metal

The base metal on each side of the

weld shall be free of weld spatter,

surface irregularrities, or foreign

matter that might interfere with the

examination.

4.2. Weld Metals.

Where the weld surface interferes

with the examination, the weld shall

be prepared as needed to permit

examination.

5.0. GENERAL EXAMINATION

REQUIREMENTS

5.1 Examination Coverage

The volume shall be examined by

moving the search unit over the

examination surface so as to scan

the entire examination volume. Each

pass of the search unit shall overlap

a minimum of 10% of the transducer

(piezo-electric element) dimension

perpendicular to the direction of the

scan.

3.0 Kualifikasi Personel

Pengujian ultrasonik harus

dilakukan oleh personil yang

berkompeten didalam teknik penguji

an metode ultrasonik di mana ia

bersertifikat, mencakup melakukan

pengujian dan menginter pretasikan

dan mengevaluasi hasil sesuai

prosedure praktis tertulis PT.

Rekapenta Adi Nugraha No. RAN-

QP-01 yang disyaratkan.

4.0 Persiapan Permukaan

4.1 Base Metal

Base metal pada setiap sisi lasan

harus terbebas spatter lasan,

ketidaksempurna an permukaan ,

atau bahan asing yang mungkin

mengganggu pengujian

4.2 Weld Metals

Di mana permukaan lasan

mengganggu selama pengujian,

lasan harus dipersiapkan jika di-

butuhkan untuk diijinkan pengujian.

5.0. Persyaratan Pengujian

5.1. Luasan yang diuji

Volume harus diuji dengan

menggerakkan probe diatas

permukaan pengujian supaya

meneliti keseluruhan volume

pengujian. Setiap probe harus

mempunyai overlap sedikitnya 10%

transducer ( piezo - electric element)

yang dimensinya tegak lurus dengan

arah dari pergerakan.



Date 01-01-2013


Revision 0


Page 4 of 17

5.2. Rate of Search Unit Movements.

The rate of search unit movement

for examination shall not exceed 6

inch/sec. Unless calibration is

verified at scanning speed.

5.3. Recording Sensitivity Level

For both manual and mechanized

examination recording of indications

shall be made with respect to the

reference level

6.0. EQUIPMENT AND SUPPLIES

6.1. Ultrasonic Equipment

6.1.1 Frequency

This examination shall be conducted

with a pulse-echo ultrasonic

instrument capable of generating

frequencies over the range of at

least 1 MHz to 5 MHz. Instruments.

operating at other frequencies may

be used if equal or better sensitivity

can be demonstrated and

documented.

6.1.2 Screen Height Linearity

The ultrasonic instrument shall

provide linear vertical presentation

within +/- 5% of the full screen

height for 20% to 80% of the

calibrated screen height (base line to

maximum calibrated screen point

(s)). The procedure for evaluating

screen height linearity is provided in

ASME Sect. V Appendix I and shall

be performed at the beginning of

each period of extended use (or

every 3 months, whichever is less).

5.2. Kecepatan pergerakan probe

Tingkat pergerakan probe untuk

pengujian harus tidak boleh melebihi

6 inch/sec. Kecuali jika kalibrasi

dibuktikan dengan kecepatan

scanning.

5.3. Pencatatan sensitivity level

Untuk keduanya manual dan

mekanisme record pengujian dari

indikasi harus dibuat ber- kenaan

dengan referensi level

6.0 PERALATAN DAN SUPLIES

6.1. Peralatan Ultrasonik

6.1.1 Frekwensi

Pengujian ini harus dikondisikan

dengan suatu pulse-echo

instrumen ultrasonik yang mampu

dalam frekwensi pembangkit di atas

range sedikitnya 1 MHZ sampai 5

MHZ instrumen. Pengoperasian

pada frekwensi lain mungkin

digunakan jika sensitiviti lebih baik

atau sama dapat didemontrasikan

dan didokumentasikan

6.1.2 Tinggi layar Linear

Instrumen ultrasonik harus

menghasilkan presentasi vertikal

linier +/- 5% tinggi layar penuh

untuk 20% sampai 80% dari tinggi

layar yang dikalibrasi ( garis dasa r

ke titik layar maksimum kalibrasi (

s)). Prosedur untuk mengevaluasi

linearitas tinggi layar dipertunjukkan

dalam ASME Sect. V Apendix I dan

harus dilakukan pada awal setiap

periode penggunaan ( atau tiap-

tiap 3 bulan, yang mana lebih

sedikit).



Date 01-01-2013


Revision 0


Page 5 of 17

6.1.2. Amplitude Control Linearity

The ultrasonic instrument shall

utilize an amplitude control accurate

over it’s useful range to +/- 20% of

the nominal amplitude ratio, to allow

measurement of indications beyond

the linear range of the vertical

display on the screen. The

procedure for evaluating amplitude

control linearity is given in Appendix

II of ASME Sect. V and shall be

performed at the beginning of each

period of extended use (or every 3

months, whichever is less).

6.2 Frequency

Examination shall be performed at a

nominal frequency 2.25 MHz unless

variables such as production

material grain structure require the

use of other frequencies to assure

adequate penetration or better

resolution.

6.3 Couplant

Starch or other water based

cellulose paste couplant shall be

used. Same couplant shall be used

in calibration and testing. Proprietary

brand couplant may also be used.

Sono 600 shall be used for hot

temperature inspection ( 315º C max

for short – term scanning and 260º C

max for long – term scanning)

6.1.2 Amplitudo linear control

Instrumen ultrasonik harus

menggunakan suatu amplitudo

kontrol untuk mengendalikan

akurasi lebih penggunaan range

+/- 20% dari perbandingan

amplitudo nominal, diijinkan

pengukuran indikasi di luar jangkau

linear yang di- pertunjukan vertikal

pada layar. Prosedur untuk

mengevaluasi kontrol linearitas

amplitudo disampaikan dalam

Apendix II ASME Sect.V dan akan

dilakukan pada awal periode

penggunaan ( atau tiap-tiap 3 bulan,

yang mana h lebih sedikit).

6.2 Frekwensi

Pengujian harus dilakukan pada

frekwensi nominal 2.25 MHZ kecuali

jika variabel seperti struktur butir

material produk diperlukan

penggunaan frekwensi yang lain

untuk meyakinkan penetrasi cukup

atau resolusi lebih baik.

6.3 Kuplan

Coplant mendasarkan bahan

selulose pasta coplant harus

digunakan. Couplant sama harus

digunakan didalam pengujian dan

kalibrasi. merek kepemilikan

couplant boleh juga diguna kan.

Sono 600 harus digunakan untuk

pemeriksaan pada suhu panas (

315º C max untuk cepat- syarat

Scanning dan 260º C max untuk

lama – syarat scanning



Date 01-01-2013


Revision 0


Page 6 of 17

7.0. CALIBRATION

7.1. DETERMINATION OF ENTRY

POINT OF ANGLE BEAM SEARCH

UNIT.

a. Place the search unit in position

D on the VI Block (See Fig. 1).

b. Move the search unit until the

signal from the radius is

maximized. The point on the

search unit which aligns with the

line on the calibration block is

the point of the entry point.

7.0. KALIBRASI

7.1 MENENTUKAN LETAK TITIK

INDEK POINT DARI PROBE

SUDUT

a. Tempatkan probe dalam posisi D

pada VI Blok ( Lihat Gambar. 1).

b. Gerakkan probe sampai signal

dari radius maksimal. Titik point

probe yang mana segaris

dengan garis pada blok kalibrasi

adalah titik dari titik point.



Date 01-01-2013


Revision 0


Page 7 of 17

7.2. DETERMINATION OF THE ANGLE

BEAM SEARCH UNIT

a. Place the search unit in position B or

C ( depending on the angle of

search unit ) on the VI Block, ( See

Fig. 1 ).

b. Maximize the signal by moving the

search unit backward and forward.

When the signal is maximized, the

beam angle can be measured using

the search unit Index and Engraved

reference lines on the block or

physically drawing in pencil line on

block and measuring with protactor.

c. The tolerance of Beam Angle

measurement shall be ± 2°.

7.3. DETERMINATION OF

HORIZONTAL LINEARITY

a. Place the straight beam search unit

in position E & G on the VI block (

see fig. 1 )

b. Bring successive back wall echoes,

in turn, to A approximately the same

height (e.g. 80% full screen height).

The leading edge of each echo

should line up with the appropriate

graticule line. Record any deviation,

and measured at approximately half

full screen height.

c. For range less than 255 mm ( 10 in.

), place the search unit in position G,

and for greater than 255 mm ( 10 in.

), place the search unit in position E.

d. The deviation of the base linearity

shall not exceed ± 2% of full time

base range.

7.2 MENENTUKAN NILAI PROBE

SUDUT

a. Tempatkan probe di posisi B atau C

(tergantung pada sudut probe) pada

VI Blok,(lihat gambar. 1).

b. Maksimalkan signal dengan

menggerakkan probe kedepan dan

kebelakang. Ketika signal maksimal,

sudut bisa terukur menggunakan

index probe dan gores garis

referensi pada block atau secara

phisik tergambar garis pensil pada

blok dan mengukur dengan

protactor.

c. Toleransi sudut pengukuran harus ±

2 o.

7.3. MENENTUKAN LINEAR

HORISONTAL

a. Tempatkan probe normal dalam

posisi E& G pada VI blok( lihat

gambar 1)

b. Bawa berurutan dinding belakang

echo, pada gilirannya, Kira-kira

tingginya sama ( e.g. 80% tinggi

layar penuh). Tepi dari tiap echo

perlu berbaris dengan perkiraan

garis yang sesuai. catat setiap

penyimpangan, dan ukur kira-kira

separuh tingginya layar penuh.

c. Untuk range kurang dari 255 mm

(10 in) , tempatkan probe pada

posisi G, dan untuk lebih besar

dari 255 mm (10 in), tempatkan

probe pada posisi E.

d. Penyimpangan dari dasar linearitas

tidak boleh melebihi 2% dasar

range full time.



Date 01-01-2013


Revision 0


Page 8 of 17

7.4. DETERMINATION OF THE

RESOLUTION OF STRAIGHT

BEAM SEARCH UNIT.

a. Place the search unit in position F

on the VI block (See Fig. 1).

b. Three signals from the 85 mm, 91

mm and 100 mm surfaces should be

clearly displayed.

7.5. DETERMINATION OF THE

RESOLUTION OF ANGLE BEAM

SEARCH UNIT.

a. Place the search unit in position H &

I on IOW Beam Profile Block ( See

Fig. 2 )

b. The signals from three of the side

drilled holes should be clearly

resolved on the CRT at one time.

7.4. MENENTUKAN RESOLUSI PROBE

NORMAL

a. Tempatkan probe dalam posisi F

pada VI blok ( Lihat gambar. 1).

b. Tiga signal dari 85 mm, 91 mm dan

100 mm permukaan perlu

ditampilkan dengan jelas.

7.5 MENENTUKAN RESOLUSI PROBE

SUDUT

a. Tempatkan probe dalam posisi H

dan I pada IOW profil blok ( Lihat

gambar. 2).

b. Signal sebanyak tiga dari sisi

lubang perlu dengan jelas

dipisahkan pada CRT pada satu

waktu.



Date 01-01-2013


Revision 0


Page 9 of 17

7.6. DETERMINATION OF BEAM

SPREAD IN THE VERTICAL LINE

a. Place the search unit on surface A

and B in the IOW profile block ( See

Fig. 3 ).

7.6. MENENTUKAN BEAM SPREAD

a. Tempatkan probe pada permukaan

A dan B di dalam IOW profil blok(

Lihat gambar. 3).

Fig.3



Date 01-01-2013


Revision 0


Page 10 of 17



Date 01-01-2013


Revision 0


Page 11 of 17

In each case the position of the entry

point of search unit corresponding to

maximum echo height is marked on

the block. The search unit is then

moved forward and backward so

that the target is swept by the beam,

the extremes of displacement being

reached when the position of the

entry point of search unit

corresponds to a fall of 20 dB from

maximum Echo Height ( See Fig. 4,

a, b, c & d ).

When the entry point in its forward

position, the edge of the target hole

intercepts the lower on rear

boundary of the 20 dB reference

surface, and vise versa when the

search unit is in the hid most

position. The forward and backward

position on the entry point of search

unit are also marked on the block.

Similar measurements made at each

target hole are used to construct a

diagram of the beam profile, figures

4a, b, and c illustrate the plotting

sequence.

b. The reading Y ( forward position ) is

laid off behind the beam axis and the

backward shift X in front of it. Figure

4d shows the complete profile with

target.

Pada setiap kasus posisi titik point

dari probe bersesuaian dengan

tingginya echo maksimum ditandai

pada block.Probe kemudian

digerakan maju dan mundur

sehingga target terlewat dengan

cepatnya ,perpindahan yang ekstrim

akan dicapai dimana posisi dari titik

point probe terespon 20 dB dari

maksimum tingginya( Lihat gambar .

4, a, b, c& d).

Ketika titik point posisinya maju ,

tepi dari lubang target

menginterupsi lebih rendah pada

batas 20 dB referensi permukaan,

dan vise versa ketika probe

kebanyakan posisi . Posisi maju

dan posisi mundur pada titik point

probe juga ditandai pada block.

Pengukuran serupa setiap lubang

target digunakan untuk membuat

suatu diagram beam profil, figur 4a,

b, dan c menggambarkan urutan

yang direncanakan.

b. Pembacaan Y( posisi kedepan )

dihentikan di belakang tengah beam

dan pergeseran mundur didepan X

. Gambar 4d menunjukkan profil

yang lengkap dengan target.



Date 01-01-2013


Revision 0


Page 12 of 17

7.7. SOUND PATH DISTANCE

CALIBRATION

7.7.1. Straight Beam Search Unit

a. V1 Block

The multiple signals can be set up at

25 mm, 100 mm, intervals by

reflections of back wall. ( See Fig.

1, position G, and E ).

b. V2 Block

V2 Block can be used for calibration.

c. The horizontal sweep shall be

adjusted for distance calibration to

present the equivalent of at least two

plate thickness on the screen.

7.7.2. Angle Beam Search Unit.

a. V1 Block

The multiple signals can be set up at

100 mm intervals by the reflections

between the quadrant and the

notches on the face of the block. (

See Fig. 1, position D ).

b. V2 Block.

The repeated signals can be set up

at 25 mm, 100 mm, 175 mm, etc,

when the search unit is directed to

the 25 mm quadrant or the repeated

signals can be set up at 50 mm, 125

mm, 200 mm, etc, when the search

unit is directed to the 50 mm

quadrant ( see fig. 5 ).

7.7. Kalibrasi Jarak Sound Path

7.7.1 Probe Normal

a. Berbagai isignal dapat di-setup ke

arah 25 mm, 100 mm, interval dari

pemantulan dinding belakang.( Lihat

gambar. 1, posisi G, dan E).

b. V2 Block disa digunakan untuk

kalibrasi.

c. Horisontal sweep harus disesuaikan

untuk kalibrasi jarak untuk

menyajikan padanan paling sedikit

dua ketebalan plat pada layar.

7.7.2 Sudut Probe

a. Berbagai signal dapat di-setup ke

arah 100 mm interval oleh

pemantulan antar kwadrant dan

bentuk pada [ muka blok.( Lihat

gambar. 1, posisi D).

b. Signal diulangi bisa di-setup ke

arah 25 mm, 100 mm, 175 mm, dll,

ketika probe diarahkan pada 25

mm kwadrant atau signal yang

diulangi bisa di-setup ke arah 50

mm, 125 mm, 200 mm, dll, ketika

probe diarahkan pada 50 mm

kwadrant( lihat gambar 5).



Date 01-01-2013


Revision 0


Page 13 of 17

c. The distance calibration shall be

made using either the 130 mm ( 5 in.

) range or 255 mm ( 10 in. ) range,

whichever is appropriate. The

distance calibration shall be made

using a suitable range to the

weldment under inspection.

c. Jarak Kalibrasi harus menggunakan

range 130 mm ( 5 in) atau range

255 mm (10 in.) , mana yang

sesuai. Jarak kalibrasi harus

menggunakan range yang sesuai

saat dibawah pemeriksaan.

Fig. 5



Date 01-01-2013


Revision 0


Page 14 of 17

7.7.3. Sensitivity Calibration

a. Non Tubular Member

The search unit shall be set in

position A on the V1 block ( see fig.

1 ) the maximized signal shall then

be adjusted from 1,5 mm ( 0.06 in. )

hole to attain a horizontal reference

line height indication ( e.g. 80% full

screen height ).

b. Tubular Member

Standard sensitivity for examination

using :

Amplitude techniques shall be :

Basic sensitivity + distance

amplitude correction + transfer

correction.

7.7.4. Sensitivity Setting

a. Distance amplitude correction

curves shall be constructed by the

use of the amplitude of the three

calibration holes from the applicable

basics calibration block and shall be

set up as follows :

a.1. Determine which of the three

calibration holes produces the

highest amplitude and adjust this

amplitude at 80% ( +/-5% ) of full

screen height.This is the primary

reference amplitude.

a.2. Position the search unit, without

changing the sensitivity with which

the primary reference amplitude was

found, for maximum response from

the other two calibration holes and

for angle beam method also 3/4 T

7.7.3 Kalibrasi Sensitivity

a. Non Tubular

Probe harus di set pada posisi A

pada V1 blok ( lihat gambar 1)

signal dimaksimalkan kemudian

disesuaikan dari lubang 1,5 mm(

0.06 in) untuk mencapai suatu

indikasi tinggi referensi garis

horisontal( e.g. 80% tinggi layar

penuh).

b. Tubular

Standard sensitiviti untuk pengujian

menggunakan :

Teknik amplitudo : Basic sensitiviti +

jarak koreksi amplitudo + transfer

koreksi.

7.7.4. Sensitivity Setting

a. Jarak koreksi amplitudo kurva harus

dibuat dengan menggunakan

amplitudo dari ke tiga lubang

kalibrasi saat melakukan kalibrasi

dasar dan harus dipersiapkan

sebagai berikut:

a.1. Menentukan dimana ke tiga

lubang kalibrasi menghasilkan

amplitudo yang paling tinggi dan

melakukan penyesuaian amplitudo

pada 80% ( +/- 5%) tingginya layar

penuh. Ini menjadi amplitudo

referensi utama.

a.2. Posisikan probe, tanpa mengubah

sensitiviti amplitudo referensi

utama ditemukan, karena respon

maksimum dari dua kalibrasi

lubang dan untuk metoda sudut

beam juga 3/4 T lubangi setelah



Date 01-01-2013


Revision 0


Page 15 of 17

hole after the beam has bounded

from the opposite surface.

a.3. Mark the peaks of these amplitudes

on the plastic screen andconnect

these marks with a smooth line over

a length which will cover the

examination range.If the peaks

drops below 20% of screen height

the amplitude shall be increased to

80% screen height and process

repeated.

a.4. This line is called the primary

reference level.

b. Transfer mechanism shall be used

to correlate the amplitude from the

basic calibration block and the

production material. Transfer shall

be accomplished by using the

transmission method and two

identical angle probes. For material

thickness less than 25.4 mm at least

full skip shall be used. The

amplitudes of both, calibration block

and production material shall be

evaluated at 40% of full screen and

this difference shall be noted and

used for the correction of the primary

reference level.This is called the

corrected primary reference level.

beam mempunyai batasan dari

permukaan kebalikan.

a.3. Tandai puncak amplitudo pada

layar plastik dan hubungkan tanda

ini dengan garis lembut dimana

panjangnya akan meliputi range

pengujian. Jika puncak turun di

bawah 20% tinggi layar amplitudo

harus dinaikan sampai 80% tinggi

layar dan proses mengulangi.

a.4 Garis ini disebut referensi level

utama.

b. Mekanisme perpindahan harus

digunakan untuk menghubungkan

amplitudo dari kalibrasi dasar blok

dan material produksi. Perpindahan

harus dengan penggunaan metoda

trans- misi dan dua pemeriksaan

probe sudut. Untuk ketebalan

material kurang dari 25.4 mm

sedikitnya full skip akan digunakan.

kedua amplitudo , kalibrasi blok dan

material produk harus dievaluasi

pada 40% layar penuh dan

perbedaan ini akan dicatat dan

digunakan untuk koreksi dari

referensi level utama. Ini disebut

koreksi referensi level utama.



Date 01-01-2013


Revision 0


Page 16 of 17

7.4.8. FREQUENCY OF CALIBRATION.

Re-calibration shall be made after a

change of operators, each 30 minute

maximum time interval, or when the

electrical circuitry is disturbed in any

way which includes the following :

a. Search Unit Change

b. Battery Change

c. Electrical outlet change

d. Coaxial Cable Cha

e. Power outage (failure)

7.4.9. DEFECT SIZING

The length of defect shall be

evaluated using 6 dB drop method,

and the width of defect shall be

evaluated by 20 dB drop method.

The location of defect shall be

determined accurately and reported

with an accompanying sketch.

8.0. ACCEPTANCE CRITERIA

Acceptance criteria of discontinuity detected

shall be in accordance with :

- AWS D 1.1,Structural Welding Code –

Steel

- ASME SECT I, Rule for contruction of

Power Boiler

- ASME SECT VIII, Rule for contruction of

Pressure Vessel

- API 650, Welded Steel Tank Oil For

Storage

7.4.8. KALIBRASI FREKWENSI ALAT

Re-Calibration harus dilakukan

setelah pergantian operator, setiap

30 menit interval waktu maksimum,

atau ketika gangguan elektrik yang

mana meliputi berikut :

a. Penggantian Probe.

b. Penggantian Baterai

c. Penggantian electrik outlet

d. Penggantian kabel coaxial

e. Power outage ( kegagalan)

7.4.9. PENGUKURAN CACAT

Panjang cacat harus dievaluasi

menggunakan metode 6 dB drop,

dan lebar cacat harus dievaluasi

metode 20 dB drop. Penempatan

cacat akan ditentukan dengan teliti

dan di- laporkan dengan suatu sket .

8.0 KRETERIA PENERIMAAN

Kreteria penerimaan dari discontinuity yang

terdeteksi harus sesuai dengan

- AWS D 1.1,Structural Welding Code –

Steel

- ASME SECT I, Rule for contruction of

Power Boiler

- ASME SECT VIII, Rule for contruction of

Pressure Vessel

- API 650, Welded Steel Tank Oil For

Storage



Date 01-01-2013


Revision 0


Page 17 of 17

9.0. RELATED FORM OF SERVICE

REPORT

Record shall be in accordance with

the PT. Rekapenta Adi Nugraha

Ultrsonic Examination Report

attached.

9.0 SISTEM BENTUK PELAPORAN

Bentuk pelaporan PT Rekapenta Adi

Nugraha sebagaimana terlampir.

01 Ultrasonic Examination

Documents

Transcript of 01 Ultrasonic Examination