0 Viruses and unwanted programs were repaired
-
Upload
yanno-dwi-ananda -
Category
Documents
-
view
213 -
download
0
description
Transcript of 0 Viruses and unwanted programs were repaired
-
PENGGUNAAN SOR SINGGIH BASA BALI DALAM
KOMUNIKASI PADA STT DARMA BHUANA
BANJAR TELUNWAYAH DUURAN,
DESA TRI EKA BHUANA, SIDEMEN,
KARANGASEM
OLEH
NI WAYAN EKA ARIATHI
NIM : 09.1.1.7.1.338
E-Mail: [email protected]
INSTITUT HINDU DHARMA NEGERI DENPASAR
Pembimbing I
Ni Made Suyeni, S.Ag,.M.Pd.H NIP. 19660602 200112 2 001
Pembimbing II
I Gede Sedana Suci, SE., M.Ag
NIP. 19760329 200801 1 00
ABSTRAK
Pada hakikatnya bahasa Bali sangat erat kaitannya dengan rasa bahasa atau
yang sering disebut dengan Sor Singgih Basa Bali. Bahasa Bali dan Sor Singgih-
nya mempunyai fungsi yang sangat penting antara lain sebagai lambang
kebangaan daerah Bali, sebagai sarana penghubung berkomunikasi masyarakat
Bali, sebagai identitas daerah masyarakat Bali, sebagai pendukung sastra daerah
dan sastra Indonesia, dan sebagai pendukung budaya daerah dan budaya nasional.
Bahasa Bali kerap kali dipakai acuan dalam tingkat-tingkatan bahasa yaitu alus
sor, alus mider, alus singgih dan kasar. Sor Singgih Basa Bali juga dapat
meningkatkan moralitas yang di tunjukkan pengguna itu sangat rendah begitu juga
sebaliknya. Mengingat menariknya permasalahan dan fenomena ini maka penulis
memilih hal ini sebagai bahan dari penelitian.
Rumusan masalah yang terdapat dalam penelitian ini adalah: (1)
Bagaimanakah Penggunaan Sor Singgih Basa Bali Dalam Komunikasi pada STT
Darma Bhuana Banjar Telunwayah Duuran Desa Tri Eka Bhuana, Sidemen,
Karangasem, (2) Faktor-faktor apa yang menyebabkan sulit diterapkannya Sor
Singgih Basa Bali di Lingkungan STT Dharma Buana Banjar Telunwayah Duuran
Desa Tri Eka Bhuana, Sidemen, Karangasem, (3) Upaya-upaya apa sajakah yang
dapat dilakukan dalam menerapkan Sor Singgih Basa Bali untuk meningkatkan
-
etika berbahasa pada STT Darma Bhuana Banjar Telunwayah Duuran Desa Tri
Eka Bhuana, Sidemen, Karangasem. Sedangkan manfaat dari penelitian ini adalah
(1) untuk menambah pengetahuan dalam menerapkan pembelajaran bahasa Bali
dengan menggunakan kamus bahasa Bali, (2) dapat bermanfaat bagi masyarakat
khususnya para orang tua agar sejak dini memperkenalkan adanya tingkat-
tingkatan bahasa Bali, (3) memberi masukan kepada generasi muda khususnya
STT Darma Bhuana mengenai pentingnya menggunakan Sor Singgih Basa Bali
dalam berkomunikasi.
Teori yang digunakan untuk membedah permasalahan diatas adalah Teori
Sosiolinguistik, Teori Etnografi Bahasa, dan Teori Fungsional. Metode
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi
partisipan, metode wawancara berstruktur, metode dokumentasi, dan metode
kepustakaan.
Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa (1) penggunaan Sor
Singgih Basa Bali dalam proses komunikasi pada STT Darma Bhuana cukup baik,
karena hanya digunakan pada acara tertentu saja, (2) faktor yang menyebabkan
STT Darma Bhuana sulit menerapkan Sor Singgih Basa Bali adalah faktor
eksternal dan faktor internal yang meliputi faktor biologis dari keadaan anggota
dan faktor psikologis juga mempengaruhi apabila dalam tubuh dan pemikiran
mereka terjadi suatu kendala, maka secara langsung mempengaruhi juga
pemakaian Sor Singgih Basa Bali ini. (3) upaya-upaya yang dapat dilakukan
untuk meningkatkan pemahaman dan menerapkan Sor Singgih Basa Bali dalam
proses komunikasi antara lain: (a) peran dari orang tua untuk melatih dan
mendidik anak sejak dini dengan memberikan pemahaman tentang Sor Singgih
Basa Bali dan kepada siapa anak tersebut harus mesor singgih basa Bali, (b) peran
guru dalam mengupayakan pelajaran bahasa Bali khususnya Sor Singgih Basa
Bali dengan memberikan motivasi belajar kepada anak didik dengan
menggunakan bahasa alus sebagai bahasa pengantar di dalam proses pembelajaran
(c) peran dari pemerintah dan lembaga adat untuk mendorong dan memfasilitasi
generasi muda dalam upaya membina dan mengembangkan bahasa bali khususnya
Sor Singgih Basa Bali dalam perbuatan nyata.
Kata kunci: Sor Singgih Basa Bali, dapat mempengaruhi landasan
berpikir, berprilaku dan berbicara.
PENDAHULUAN
Bahasa Bali merupakan bahasa pertama sebagai alat komunikasi bagi
masyarakat Bali, karena bahasa Bali merupakan bahasa ibu bagi masyarakat Bali.
Bahasa merupakan alat sekaligus bagian kebudayaan yang mengandung arti
bahwa tidak ada suatu cabang kehidupan yang bergerak maju tanpa bantuan
bahasa sebagai alat atau medianya. Bahasa Bali memiliki kedudukan dan fungsi
yang mampu menjadi identitas dan jati diri bagi masyarakat Bali. Seluruh
masyarakat Bali pada umumnya telah menyadari bahwa bahasa Bali mempunyai
fungsi bahasa yang sangat penting antara lain: 1). Sebagai lambang kebanggan
daerah Bali, 2). Sebagai alat penghubung di dalam keluarga dan masyarakat Bali,
-
3). Sebagai identitas daerah dan masyarakat Bali, 4). Sebagai pendukung sastra
daerah dan sastra Indonesia, 5). Sebagai pendukung budaya daerah dan budaya
nasional. Selain itu bahasa Bali juga sebagai cermin dari segala aspek kehidupan
manusia dan juga sebagai bahasa daerah atau bahasa pengantar di dalam
pergaulan. Dalam berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Bali sangatlah
menuntut keterampilan pada saat berbicara, karena selain harus melihat siapa yang
diajak bicara, juga harus mampu menguasai bahasa Bali yang banyak memiliki
tingkatan atau kaidah-kaidah, serta bisa membaca situasi saat berbicara pada
orang yang belum kita kenal. Dengan demikian sikap bahasa juga berpengaruh
terhadap kondisi bahasa itu sendiri, karena sikap bahasa merupakan persoalan
yang sangat rumit. Sikap bahasa yang dimaksud adalah keadaan pikiran, perasaan
dan tingkah laku penutur bahasa terhadap bahasa yang dipakai di lingkungan
masyarakat itu sendiri maupun diluar masyarakat bahasanya. Dalam kaitannya,
bahasa juga termasuk cara-cara penutur bahasa memelihara bahasanya dalam
kehidupan sehari-hari, baik dalam situasi formal maupun informal dalam berbagai
ranah pemakaian bahasa Bahasa Bali sangatlah penting digunakan dalam situasi
formal maupun non formal yang mempengaruhi moralitas seseorang sebagai
penutur dan melalui Feedbeck/ umpan balik yang berfungsi sebagai pengecar
respons di dalam melakukan kegiatan-kegiatan masyarakat salah satunya sangkep
Sekaa truna truni (STT) Fisman (dalam Suarjana, 2011:28).
Bahasa Bali memiliki tingkat-tingkatan bahasa dan terjadinya tingkat-
tingkatan dalam berbahasa Bali ini dikarenakan adanya tuturan atau komunikasi
dalam bingkai menyama beraya di dalam masyarakat yaitu adanya pembicara atau
orang pertama, orang kedua atau lawan bicara dan orang ketiga atau objek yang
dibicarakan. Dalam tataran komunikasi inilah terjadi etika kesopanan berbahasa,
sehingga terjadi adanya sikap saling hormat menghormati diantara pentur dan
yang dituturkan, sehingga situasi tuturan inilah yang melahirkan Sor Singgih
dalam bahasa Bali.
METODE
Untuk memperoleh hasil yang baik dalam menulis karya ilmiah ini akan
diuraikan: (1) Jenis dan Pendekatan Penelitian, (2) Lokasi Penelitian, (3) Subjek
dan Objek Penelitian, (4) Jenis dan Sumber Data. Menurut sumbernya data dapat
di golongkan menjadi 2 yakni: (a) Data Primer adalah data yang dikumpulkan
sendiri dengan realitas yang ada. Dalam penelitian ini diperoleh langsung dari
sumbernya yakni berupa hasil observasi dan wawancara ke tempat penelitian yang
dilakukan di STT Darma Bhuana Banjar Telunwayah Desa Tri Eka Bhuana,
Sidemen, Karangasem. (b) Data Sekunder adalah data-data yang diperoleh dari
buku-buku penunjang yang isinya relevan dengan topik permasalahan di dalam
penulisan skripsi ini. (5) Teknik Penulisan Informan, (6) Teknik Penentuan Data
sangat diperlukan untuk memecahkan suatu masalah dalam penelitian, sebab
metode pengumpulan data merupakan cara untuk suatu data. Dalam penelitian ini
ada 4 metode yang akan digunakan yakni: (a) metode observasi adalah suatu cara
untuk memperoleh data dengan jalan mengadakan pengamatan langsung dan
pencatatan secara sistematis terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian.
-
Jenis observasi yang dipakai dalam penelitian ini yakni observasi partisipan,
dimana peneliti melibatkan diri secara langsung untuk melakukan pengamatan ke
lapangan. (b) metode wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk
tujuan penelitian dengan cara tenya jawab sambil bertatap muka antara
pewawancara dengan responden atau orang yang di wawancarai. Untuk
memperoleh jawaban dari permasalahan dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan metode wawancara berstruktur terhadap beberapa informan di STT
Darma Bhuana berdasarkan pada pedoman wawancara yang dirancang sesuai
dengan tujuan penelitian. (c) metode dokumentasi. dalam penelitian ini, peneliti
melakukan dokumentasi dengan menggunakan hp, dan buku tulis untuk
mendokumentasikan gamabr atau foto, merekam suara pada saat wawancara dan
mencatat hasil wawancara selama melaksanakan penelitian di lapangan, (d)
metode kepustakaan dipakai untuk menelususri data yang berkaitan dengan
permasalahan yang dibahas, dan (7) Teknik Analisis Data.
HASIL PENELITIAN
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Penelitian ini mengambil lokasi di Banjar Telunwayah Duuran Desa Tri Eka
Bhuana, Sidemen, Karangasem. Terkait dengan objek penelitian maka
diuraikan beberapa hal antara lain 1) Letak dan keadaan geografis Banjar
Telunwayah Duuran, 2) Keadaan penduduk pada umumnya, 3) Mata
pencaharian penduduk, 4) Struktur organisasi pemerintahan Banjar
Telunwayah Duuran, 5) Struktur organisasi Sekaa Truna Truni (STT) Darma
Bhuana.
2. Penggunaan Sor Singgih Basa Bali dalam komunikasi pada STT Darma Bhuana Banjar Telunwayah Duuran Desa Tri Eka Bhuana, Sidemen,
Karangasem
Penggunaan bahasa Bali bagi STT Darma Bhuana sebagai alat komunikasi
sehari-hari dalam forum resmi maupun tidak resmi adalah selalu
menggunakan basa Bali alus dan basa Bali andap yang sering disebut dengan
istilah basa Bali lumbrah. Basa Bali andap sebagai bahasa yang sopan pada
STT Darma Bhuana dalam pergaulan yang sifatnya akrab. Basa Bali alus
sebagai tingkatan bahasa Bali yang mempunyai nilai rasa bahasa lebih tinggi
yang dipakai dalam situasi resmi. Pemakaian bahasa Bali pada STT Darma
Bhuana dalam setiap pergaulan baik dalam forum resmi maupun tidak resmi
selalu dilandasi oleh rasa sopan santun yang berkaitan dengan sikap, mental
sehingga dalam berbicara dengan menggunakan bahasa Bali Alus bisa
menggunakan bahasa tersebut dengan tepat sesuai dengan status lawan
bicaranya. Pemakaian bahasa bali harus disesuaikan dengan tempat, waktu dan
keadaan pada saat berbicara, sehingga tercermin sikap sopan santun di dalam
berbicara dan tidak membuat orang yang di ajak berbicara tersebut menjadi
tersinggung.
-
3. Faktor-faktor yang menyebabkan sulit diterapkannya Sor Singgih Basa Bali di lingkungan STT Darma Bhuana
Ada dua faktor yang menyebabkan sulit di terapkannya Sor Singgih Basa Bali
di lingkungan STT Darma Bhuana yakni:
1. Faktor eksternal yang ada di lingkungan sangat besar pengaruhnya terhadap cara berpikir tentang Sor Singgih Basa Bali. Para pemuda sangat
mudah terpengaruh dari pemakaian bahasa modern seperti bahasa
Indonesia dan bahasa asing yang di gunakan dalam pergaulan karena di
dalam pemakaian bahsa Bali khususnya Sor Singgih Basa Bali yang
relative sulit bagi generasi muda terlebih dahulu harus memperhatikan
tingkat-tingkatan berbahasa bali agar dalam menggunakannya tidak
menyinggung orang yang di ajak berbicara.
2. Faktor internal yang menyebabkan sulitnya menerapkan Sor Singgih Basa Bali di lingkungan STT Darma Bhuana yang meliputi:
a. Faktor biologis yang perlu diperhatikan yakni kondisi fisik yang normal sejak dalam kandungan sampai lahir dan kondisi fisik yang
sehat dan segar sangat mempengaruhi keberhasilan dalam menerapkan
Sor Singgih Basa Bali.
b. Faktor psikologis yang mempengaruhi keberhasilan belajar dalam penggunaan bahasa meliputi hal yang berkaitan dengan kondisi mental
seseorang. Kondisi mental yang dapat menunjang keberhasilan belajar
adalah kondisi mental yang mantap dan stabil. Faktor psikologis ini
meliputi hal-hal sebagai berikut:
1) Intelegensi atau tingkat kecerdasan seseorang memang berpengaruh besar terhadap keberhasilan belajar dari anggota.
2) Kemauan dapat dikatakan faktor utama penentu keberhasilan belajar anggota.
3) Bakat bukan menentukan mampu atau tidaknya seseorang dalam suatu bidang, melainkan lebih banyak menentukan tinggi
rendahnya kemampuan anggota dalam suatu bidang dalam hal
penempatan bahasa.
4. Upaya-upaya yang dapat dilakukan dalam Sor Singgih Basa Bali untuk meningkatkan Erika berbahasa pada STT Darma Bhuana Banjar
Telunwayah Duuran Desa Tri Eka Bhuana, Sidemen, Karangasem
Upaya-upaya yang dilakukan untuk meningkatkan pemahaman tentang Sor
Singgih Basa Bali agar sikap dan etika berbahasa tetap terjaga dengan baik
diterapkan dalam proses komunikasi ada 3 yaitu: (a) peran orang tua agar
-
sejak dini mengajarkan anak-anaknya menggunakan bahasa Bali yang baik
dan sopan saat berbicara, (b) Peran guru dalam memberikan motivasi belajar
kepada anak didik agar bisa melestarikan bahasa Bali dengan cara
mengadakan lomba-lomba yang berkaitan dengan bahasa Bali seperti:
mengadakan pementasan drama, mekekawin dan medharmawacana. (c) peran
pemerintah dan lembaga agar selalu mempasilitasi generasi muda dalam upaya
membina dan mengembangkan bahasa Bali khususnya Sor Singgih Basa Bali
dalam perbuatan nyata.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di STT Darma Bhuana Banjar
Telunwayah Duuran, Desa Tri Eka bHuana, Sidemen, Karangasem dapat ditarik
beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Penggunaan Sor Singgih Basa Bali dalam proses komunikasi pada STT Darma Bhuana Banjar Telunwayah Duuran, Desa Tri Eka Bhuana, Sidemen,
Karangasem cukup baik, karena penggunaan Sor Singgih Basa Bali hanya
digunakan pada saat ada acara tertentu misalnya dalam melaksanakan
pesangkepan truna truni, sedangkan saat berkomunikasi dengan anggota STT
lainnya biasanya menggunakan basa andap.
2. Faktor-faktor yang menyebabkan STT Darma Bhuana sangat sulit menerapkan Sor Singgih Basa Bali adalah faktor eksternal adalah faktor lingkungan yang
sangat besar pengaruhnya terhadap cara berpikir tentang Sor Singgih Basa
Bali, dan faktor internal yang dapat mempengaruhi keberhasilan dalam
menerapkan pembelajaran bahasa Bali khususnya Sor Singgih Basa Bali dapat
di bagi menjadi dua yaitu 1) faktor biologis yang perlu diperhatikan yakni dari
kondisi fisik yang normal atau tidak cacat sejak dalam kandungan sampai lahir
dan kondisi fisik yang sehat dan segar sangat mempengaruhi keberhasilan
dalam belajar dalam menerapkan Sor Singgih Basa Bali. 2) faktor psikologis
juga memperngaruhi keberhasilan belajar dalam menggunakan bahasa Bali
yang meliputi hal yang berkaitan dengan kondisi fisik dan mental seseorang.
Faktor psikologis ini meliputi a) Intelegensi atau tingkat kecerdasan seseorang
memang berpengaruh besar terhadap keberhasilan belajar. b) kemauan dan
motivasi belajar yang menjadi faktor utama penentu di dalam mendapatkan
keberhasilan di dalam belajar. c) Bakat tidak mentukan mampu atau tidaknya
seseorang dalam suatu bidang, melainkan lebih banyak menetukan tinggi
rendahnya kemampuan angenerasi muda dalam menggunakan bahasa Bali
khususnya sor singgih basa Bali.
3. Upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pemahaman dan menerapkan Sor Singgih Basa Bali dalam proses komunikasi pada STT Darma
Bhuana yaitu:
-
a. Peran dari orang tua untuk melatih dan mendidik anak sejak dini dengan memberikan pemahaman tentang Sor Singgih Basa Bali dan
kepada siapa anak tersebut harus mesor singgih basa Bali.
b. Peran Guru dalam mengupayakan pelajaran bahasa Bali khususnya Sor Singgih Basa Bali dengan memberikan motivasi belajar kepada anak
didik, mengadakan media pembelajaran yang menarik, menggunakan
bahasa alus sebagai bahasa pengantar di dalam proses pembelajaran,
memadukan dengan metode belajar yang bervariasi, serta memberikan
kesempatan kepada anak didik untuk tampil di depan umum dalam
melakukan kegiatan-kegiatan atau lomba-lomba seperti mapidarta,
bermain drama, megeguritan, yang memberikan dampak positif bagi
anak untuk belajar bahasa Bali dan bisa menjaga budaya Bali dengan
cara melestarikan budaya daerah yang ada di bali.
c. Peran dari pemerintah dan lembaga adat Banjar Telunwayah Duuran, Desa Tri Eka Bhuana yakni untuk mendorong dan memfasilitasi
generasi muda dalam upaya membina dan mengembangkan bahasa
Bali khususnya Sor Singgih Basa Bali dalam perbuatan nyata,
misalnya dengan mengadakan berbagai lomba berbahasa Bali seperti
mapidarta, dharma gita, mesatua Bali, dharma wacana, selain itu
dapat memberikan pengetahuan tentang bahasa Bali melalui siaran
radio, televisi dan surat kabar, serta melalui penyuluhan-penyuluhan
kepada masyarakat, serta betapa pentingnya penggunaan bahasa Bali
khususnya Bali dalam perbuatan nyata.
SARAN
Adapun saran yang bisa peneliti sampaikan dalam kesempatan ini adalah
sebagai berikut:
1. Kepada para remaja STT Darma Bhuana diharapkan agar mau belajar dan memahami dengan sungguh-sungguh tentang Sor Singgih Basa Bali,
karena keberhasilan dalam menggunakan Sor Singgih Basa Bali
didasarkan pada kemauan dan kesadaran dari dalam diri untuk
menggunakannya.
2. Kepada masyarakat Bali khususnya para orang tua diharapkan agar melatih dan mendidik anak untuk tidak melupakan bahasa Bali sebagai
bahasa ibu dengan cara melatihnya sejak dini untuk menggunakan bahasa
Bali dan memperkenalkan adanya tingkat-tingkatan dalam bahasa Bali
yang disebut dengan Sor Singgih Basa Bali.
3. Kepada semua guru khususnya guru bahasa Bali diharapkan agar mampu mengatur strategi yang tepat dalam memberikan pembelajaran, sehingga
dalam belajar bahasa Bali siswa merasa nyaman dan menyenangkan serta
timbul rasa ketertarikan untuk belajar bahasa Bali.
4. Kepada Pemerintah dan lembaga adat setempat diharapkan lebih memperhatikan keberadaan bahasa Bali dan mampu memberikan
dorongan kepada generasi muda dengan selalu mendukung setiap kegiatan
-
yang berkaitan dengan melestarikan budaya Bali dari pengaruh budaya
modern yang merupakan asset dari budaya nasional.
5. Kepada peneliti selanjutnya, jika ada yang meneliti terkait dengan masalah yang diangkat dalam penelitian ini agar lebih menyempurnakan lagi,
karena peneliti merasa bahwa hasil penelitian ini jauh dari sempurna.
UCAPAN TERIMA KASIH
Tersusunnya karya tulis ini bukanlah hasil pemikiran sendiri, akan tetapi
berkat dan dukungan berbagai pihak, maka melalui kesempatan ini
perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Prof. Dr. I Made Titib, Ph.D Rektor Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar, yang telah memberikan kesempatan untuk mengikuti
perkuliahan.
2. Dr. Drs I Nyoman Linggih, M.Si. Dekan Fakultas Dharma Acarya Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar, yang telah memberikan kelancaran
terkait administrasi selama mengikuti perkuliahan.
3. Dra. Ni Made Sukerni, M.Ag. Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Agama Fakultas Dharma Acarya Institut Hindu Dharma Negeri
Denpasar, yang tidak henti-hentinya memberikan dorongan dan motivasi
sehingga perkuliahan dapat terselesaikan.
4. Ni Made Suyeni, S.Ag.M.Pd.H Pembimbing I yang telah meluangkan waktu untuk membimbing dan memberikan petunjuk-petunjuk yang
sangat bermanfaat sehingga penulis dapat merangkumkan karya tulis ini.
5. I Gede Sedana Suci, SE,M.Ag Pembimbing II yang telah meluangkan waktu untuk membimbing dan memberikan petunjuk-petunjuk yang
sangat bermanfaat sehingga penulis dapat merangkumkan karya tulis ini.
6. Para Dosen Pendidikan Bahasa Bali yang telah memberikan banyak ilmu dan motivasi selama masa perkuliahan di Fakultas Dharma Acarya Institut Hindu
Dharma Negeri Denpasar.
7. Pengelola Perpustakaan Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar yang telah memberikan kesempatan dalam peminjaman buku untuk karya tulis ini.
8. Rekan-rekan mahasiswa seperjuangan dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, atas bantuan dan kerja samanya dalam
menyelesaikan skripsi ini.
DAFTAR PUSTAKA
Agustini, 2009. Eksistensi Bahasa Bali Kini dan Strategi Pengembangannya Pada
Siswa Kelas V SD Negeri 5 Cempaga Kecamatan Bangli, Kabupaten
Bangli. Tugas akhir (tidak diterbitkan). Denpasar : IHDN.
Arikunto, Suharsini. 1997. Prosedur Penelitian (Sebuah Pendekatan Praktek).
Jakarta : PT Rineka Cipta.
-
Bungin, Burhan. 2005. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Surabaya: Airlangga
University Press.
Gulo, W. 2004. Metodologi Penelitian. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
H. Djaali. 2009. Psikologi Pendidikan. Jakarta : PT Bumi Aksara.
Hasan.,Iqbal. 2002. Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya,
Jakarta : Ghalia Indonesia.
http:// id.wikipedia.org/wiki/penelitian-lapangan.03/28.2012
http://www.untukku.com/artikel-untukku/pengertiankonsep-untukku.html,10/19.
2012
Jendra, I Wayan. 1981. Suatu Pengantar Ringkasan Dasar-Dasar Penyususan
Rancangan Penelitian. Denpasar : Fakultas Sastra Universitas Udayana.
Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1993. Jakarta : Balai Pustaka.
Kamus Bali-Indonesia, 1996. Denpasar : Dinas Pendidikan Dasar Provensi Bali.
Koentjaraningrat, 1993. Metode-Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta : PT
Gramedia Pustaka Umum.
Kustini, Titin .,dkk. 2010. Ilmu Pengetahuan Sosial. Bogor : CV. Bina Pustaka.
Moleong, Lexy J. 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja
Rosdakarya.
Manuaba, Ida Ayu Swasrina. 2011. Campur Kode Pemakaian Bahasa Bali Pada
Teks Lagu Pop Bali. Tugas Akhir (tidak diterbitkan). Denpasar : Fakultas
Sastra Universitas Udayana
Narbuko, choliddan Abu Achmadi. 2010. Metodologi Penelitian. Jakarta : PT.
Bumi Aksara.
Nawawi, Handari. 2005. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta :
Gajahmada Universitas press.
Netra, Ida Bagus. 1997. Metode Penelitian. Denpasar : Fakultas Keguruan
Universitas Udayana.
Nurudin, 2004. Sistem Komunikasi Indonesia. Jakarta : PT Rajagrafindo Persada.
Pitana, I Gede. 1994. Dinamika Masyarakat dan Kebudayaan Bali. Denpasar :
Offset BP.
-
Ratna Kuta, Nyoman. 2004. Teori, Metode dan teknik Penelitian Sastra dari
Strukturalisme Hingga Prostrukturalisme Perspektif Wacana Naratif.
Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Redana, Made. 2006. Paduan Praktis Penulisan Karya Ilmiah dan Proposal Riset dilengkapi Contoh Proposal Riset. Denpasar : IHDN
Suarjana, Putra I Nyoman. 2011. Sor -Singgih Basa Bali (Ke-bali-an Manusia
Bali Dalam Dharma Paparikan, Pidarta, Sambrama Wacana dan Dharma
Wacana). Denpasar : PT. Tohpati Grafika Utama.
Sugiyono, 2009. Metode Penelitian Pendidikan (pendekatan kuantitatif, kualitatif
dan R&D). Bandung : Alfabeta.
Sugita, 2010. Retorika (Tutur dan Bertutur). Denpasar : Fakultas Dharma Acarya
Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar.
Suryati, Ni Made. 2008. Masalah Pemakaian Bahasa Bali Mider dan Bahasa Alus
Mider : Sebuah Studi Kasus. Prof. Dr. I Made Suastika, S.U. (ed). Karaket
Antuk Tresna : Sebuah Persembahan kepada Guru. Denpasar : Jurusan
Sastra Daerah dan program doktor (S3) Kajian Budaya Universitas
Udayana.
Wijana, dkk. 2006. Sosiolinguistik Kajian Teori dan Analisis. Yogyakarta :
Pustaka Pelajar.
Yuliantari, Luh Putu. 2011. Hubungan Pembelajaran Sor-Singgih Basa Bali
Terhadap Etika Berbicara Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Susut Bangli
Tahuan Pelajaran 2010/2011. Tugas akhir (tidak diterbitkan). Denpasar :
IHDN.