eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5967/1/artikel.docx · Web viewManusia merupakan makhluk yang...
Transcript of eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5967/1/artikel.docx · Web viewManusia merupakan makhluk yang...
PENGARUH MODELING SIMBOLIS MELALUI MEDIA VIDEO TERHADAP PENINGKATAN PERILAKU SPIRITUAL SISWA
DI MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 BONE KABUPATEN BONE
The Influence Of Symbolic Through Video Media Towards The Improvement Of Students' Spiritual Behaviors At Man I Bone In Bone District
W A H Y [email protected]
ABSTRAK
Masalah utama penelitian ini : 1. Bagaimana gambaran perilaku spiritual siswa di sekolah MAN 1 Bone sebelum dan sesudah diberikan pengetahuan spiritual melalui teknik modeling simbolis dengan menggunakan media video, 2. Apakah ada pengaruh penerapan teknik modeling simbolis dengan menggunakan media video terhadap perilaku spiritual siswa di sekolah MAN 1 Bone. Tujuan penelitian ini : 1. Mengetahui gambaran sejauh mana perilaku spiritual siswa di sekolah MAN 1 Bone sebelum dan sesudah diberi pengetahuan berupa teknik modeling simbolis dengan menggunakan media video terhadap perilaku spiritual siswa. 2. Mengetahui pengaruh teknik modeling simbolis dengan menggunakan media video terhadap perilaku spiritual siswa di sekolah MAN 1 Bone. Penelitian ini menggunakan desain eksperimen melalui rancangan Pretest-Posttest Control Group Design. Populasi adalah siswa kelas XI IPS sebanyak 116, dan sampel sebanyak 40 siswa, yang dibagi dua kelompok yaitu 20 siswa kelompok eksperimen dan 20 siswa kelompok kontrol. Teknik pengumpulan data diperoleh melalui angket dan obsevasi berbentuk skala perilaku spiritual. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis statistik deskriptif, analisis obsrvasi, dan analisis statistik non-parametric. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (i) Tingkat perilaku spiritual siswa berada pada kategori “rendah” dan setelah penerapan modeling simbolis melalui media video mengalami perubahan ke kategori “tinggi”. (ii) penerapan modeling simbolis melalui media video berpengaruh dalam peningkatan perilaku spritual siswa di MAN 1 Bone.
Kata Kunci : Modeling Simbolis, Media Video, Perilaku Spiritual
1
2
ABSTRACT
The main problems of the research are: (l) how is the description of students' spiritual behaviors at MAN 1 Bone before and after being given spiritual knowledge through symbolic modeling technique by using video media? (2) Is there any influence of the implementation of symbolic modeling technique by using video media toward students' spiritual behaviors at MAN 1 Bone? The objectives of the research are to discover (1) to what extent students' spiritual behaviors at MAN 1 Bone before and after being given spiritual knowledge through symbolic modeling technique by using video media, (2) the influence of the implementation of symbolic modeling technique by using video media toward students' spiritual behaviors in MAN 1 Bone. The search employed experiment design through Pretest-Posttest Control Group Design. The populations of the research were the students of class XI IPS with the total of 16 students and the samples were 40 students who were divided into two groups, namely 20 students for the experiment group and 20 students for the control group. The data collection techniques employed questionnaire and observation in forms of spiritual behaviors scale. The data analysis techniques employed descriptive statistics analysis, observation analysis, and non-parametric statistics analysis. The results of the research reveal that (1) the level of students' spiritual behaviors i' in Low category and after the implementation of symbolic modeling through video media, it is improve to High category, (2) the implementation of symbolic modeling through video media has influence in the improvement of students' spiritual behaviors at MAN 1 Bone.
Keywords: Symbolic Modeling, Video Media, Spiritual Behaviors
PENDAHULUAN
Manusia merupakan makhluk yang
paling sempurna dibandingkan dengan
makhluk yang lainnya. Manusia diberikan
kelebihan olah Allah berupa akal dan pikiran.
Akal tidak akan berkembang tanpa adanya
proses pendidikan dan pembelajaran serta
pengalaman. Interaksi pendidikan dapat
berlangsung dalam lingkungan keluarga,
sekolah ataupun masyarakat. Interaksi
pendidikan yang terjadi dalam lingkungan
sekolah umumnya didominasi interaksi antara
guru dengan peserta didik. Dengan demikian
pendidikan anak dalam lingkungan sekolah
harus diperhatikan oleh guru yang tugas
utamanya sebagai pendidik dan pengajar.
Menghadapi hal tersebut perlu
dilakukan penataan terhadap sistem
pendidikan secara kaffah (menyeluruh),
terutama berkaitan dengan kualitas
pendidikan, serta relevansinya dengan
kebutuhan masyarakat. Dalam hal ini, perlu
adanya perubahan sosial yang dapat memberi
arah bahwa pendidikan merupakan
pendekatan dasar dalam proses perubahan.
Terkait dengan hal itu ada dua prinsip
pendidikan yang sangat relevan dengan
pancasila : (1) pendidikan harus diletakkan
pada empat pilar, yaitu belajar mengetahui
(learning to know), belajar melakukan
(learning to do), belajar hidup dalam
kebersamaan (learning to live together), dan
belajar menjadi diri sendiri (learning to be).
(2) belajar seumur hidup (live long learning)
oleh Unesco 1994 (Mulyasa, 2004 : 4-5).
Inti ajaran islam pada garis besarnya
berisi aqidah (iman atau tauhid), syariah dan
akhlak. Salah satu ibadah yang sangat penting
adalah shalat dan mengaji (membaca al-
qur’an). Shalat memiliki kedudukan yang
sangat istimewa, baik diliat dengan cara
memperoleh perintahnya yang diperoleh
secara langsung, kedudukan shalat sendiri
dalam agama islam maupun dampak dan
faedahnya. Shalat pada hakikatnya merupakan
sarana terbaik mendidik jiwa dan
memperbaharui semangat dan sekaligus
sebagai penyucian akhlak, begitu pula dengan
membaca Al-Qur’an dengan fasih merupakan
ibadah yang amalnya tidak terhingga.
Pada kenyataannya shalat dhuhur
berjama’ah dan fasih membaca Al-Qur’an
mempunyai dampak terhadap pembentukan
pribadi peserta didik, padahal dalam shalat
dhuhur berjama’ah dan fasih membaca Al-
Quran banyak nilai-nilai pendidikan yang
sangat besar manfaatnya. Oleh karena itu,
shalat dhuhur berjama’ah dan membaca Al-
Qur’an yang dilakukan secara teratur dalam
setiap hari dilakukan dalam lingkungan
sekolah akan membawah dampak positif pada
diri peserta didik. 3
4
MAN 1 Bone merupakan salah satu
lembaga pendidikan yang mengedepankan
nilai-nilai keagamaan dalam setiap kegiatan
pembelajaran yang dilakukan. Perpaduan ilmu
umum dengan ilmu agama menjadi ciri khas
pengembangan pengetahuan peserta didik di
madrasah ini.
Fenomena di Madrasah Aliyah Negeri
(MAN 1 Bone) Kabupaten Bone menunjukkan
ada nilai karakter mulai menurun. Terlihat dari
kedisiplinan, motivasi, serta nilai mata
pelajaran agama yang semakin menurun.
Masih adanya siswa yang belum sadar akan
shalat dhuhur berjamaah, belum fasih dalam
membaca Al-Qur’an.
Dampak dari perilaku spiritual rendah
siswa di MAN 1 Bone, terlihat pada
kebiasaan-kebiasaan yang kurang baik seperti
masih adanya siswa yang melakukan shalat
dhuhur dengan terpaksa, malas dan menjauh
dari tugas-tugas mata pelajaran agama, kurang
disiplin dalam belajar membaca Al-qur’an,
tidak memiliki tanggungjawab, tidak disiplin
dalam melakukan ibadah yang berakibat
penilaian perilaku spiritual (afektif) rendah
atau kurang memuaskan.
Berdasarkan beberapa uraian tersebut,
tentu membutuhkan perhatian khusus
mengingat perilaku spiritual sangat penting
dimiliki oleh siswa dalam melaksanakan
aktivitas belajar di sekolah sehingga dapat
berperilaku yang baik. Namun konselor yang
bekerjasama dengan guru-guru di sekolah
telah berupaya memberikan langkah-langkah
nyata untuk mengatasi permasalahan-
permasalahan tersebut dengan memberikan
layanan konseling dengan meningkatkan
perilaku spiritual siswa, dan terkadang
memberikan hukuman kepada siswa, tetapi
langkah-langkah belum masih dapat
membuahkan hasil.
Beberapa penelitian telah
menunjukkan hasil dimana modeling simbolis
sukses diterapkan dalam berbagai kondisi dan
situasi. Sebagaimana penelitian yang
dilakukan oleh Hasriani (2011) hasil
penelitian menunjukkan bahwa modeling
simbolis efektif dalam meningkatkan perilaku
spiritual siswa. Selanjutnya penelitian
dilakukan oleh Bandura & Ross (1963), yang
ditulis oleh Albert Bandura, Dotothea Ross,
dan Sheila Ross ini berjudul Immitation Of
Video-Mediated Aggressive Model
(mencontoh model melalui video) merupakan
eksperimen Bobo Doll yang menunjukkan
anak-anak meniru seperti perilaku agresif dari
orang dewasa disekitarnya. Bandura ingin
mendeskripsikan respon agresif dan hasil
percobaan yang ada setelah dilakukan
beberapa eksperimen yang berbeda.
Menurut Tohirin (2007) bahwa
bimbingan dan konseling di madrasah
5
merupakan salah satu pihak yang terkait
dalam pendidikan akhlak siswa. Program
bimbingan dan konseling setidaknya harus
bisa mencerminkan nilai-nilai religius,
sehingga dapat menggunakan model
terintegrasi dan model diluar pengajaran. Hal
ini memerlukan kerjasama yang baik antara
guru sebagai tim pengajar dengan pihak luar
yang terkait. Nilai spiritual dapat diajarkan
kepada siswa melalui beberapa kegiatan yang
bersifat religius. Kegiatan spiritual akan
membawa siswa pada pembiasaan berperilaku
spiritual, perilaku spiritual akan menuntun
siswa untuk bertindak sesuai akhlak yang
berjiwa baik.
Berdasarkan fenomena dan hasil
wawancara yang dikemukakan diatas, maka
peneliti perlu melakukan suatu kegiatan kajian
ilmu pengetahuan, dengan demikian
mengambil judul “ Pengaruh Modeling
Simbolis Melalui Media Video Terhadap
Peningkatan Perilaku Spiritual Siswa di
Madrasah Aliyah Negeri 1 Bone “
Mengacuh pada latar belakang
masalah sebagaimana dipaparkan diatas, maka
permasalahan yang akan dikaji dalam
penelitian ini dapat dirumuskan sebagai
berikut:
1. Bagaimana gambaran perilaku spiritual
siswa di sekolah MAN 1 Bone sebelum
dan sesudah diberikan pengetahuan
spiritual melalui teknik modeling simbolis
dengan menggunakan media video.
2. Apakah ada pengaruh penerapan teknik
modeling simbolis dengan menggunakan
media video terhadap perilaku spiritual
siswa di sekolah MAN 1 Bone.
Mengacu pada rumusan masalah, maka
tujuan yang ingin dicapai dalam pelaksanaan
penelitian ini adalah untuk :
1. Mengetahui gambaran sejauh mana
perilaku spiritual siswa di sekolah MAN
1 Bone sebelum dan sesudah diberi
pengetahuan berupa teknik modeling
simbolis dengan menggunakan media
video terhadap perilaku spiritual siswa.
2. Mengetahui pengaruh teknik modeling
simbolis dengan menggunakan media
video terhadap perilaku spiritual siswa di
sekolah MAN 1 Bone.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan jenis
penelitian kuantitatif yang menguji secara
langsung pengaruh suatu variabel yang lain
dan menguji hipotesis tentang perilaku
spiritual siswa pada kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen sebelum dan sesudah
diberikan perlakuan dengan teknik modeling
simbolis. Penelitian ini terdiri dari dua
variabel yaitu “Modeling Simbolis Melalui
Media Video“ sebagai variabel bebas
6
(independen) dan “Perilaku Spiritual Siswa“
sebagai variabel terikat (dependen).
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
siswa kelas XI IPS di MAN 1 Bone yang
terdaftar pada tahun ajaran 2016/2017 yang
berjumlah 116. Sedangkan sampel dalam
penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS di
MAN 1 Bone yang teridentifikasi memiliki
skor angket perilaku spiritual rendah yang
berjumlah 40 orang dengan indikator
kejernihan hati, amanat dan bijaksana, adaptif
terhadap situasi dan kondisi, kepercayaan diri,
sumber motivasi, integritas dan loyalitas dan
internalisasi dan aktualisasi Al-Asmaul Husna.
Tabel di atas menunjukkan bahwa
tingkat perilaku spiritual siswa di kelas XI
IPS MAN 1 Bone sebelum diberi teknik
modeling simbolis melalui media video pada
kelompok eksperimen dalam kategori sangat
Teknik pengumpulan data yang
dilakukan dalam penelitian ini menggunakan
angket, observasi. Teknik analisis data yang
digunakan adalah non parametric wilcoxon
signed ranks test (z) dari pre-test dan post-
test.
PEMBAHASAN
1. Gambaran perilaku spiritual siswa MAN 1 Bone sebelum dan setelah pelaksanaan teknik modeling simbolis melalui video perilaku spiritual “ shalat dhuhur berjama’ah”
rendah 4 responden (20%), kemudian kategori
rendah sebanyak 16 responden (80%),
sedangkan pada kategori sangat tinggi dan
tinggi tidak terdapat sama sekali responden
pada kategori tersebut.
Tabel 4.1 Data Tingkat Perilaku Spiritual siswa Sebelum (pretest) dan setelah (posttest) diberi perlakuan Teknik Modeling Simbolis melalui media video
Interval KategorisasiPretest Eksperimen Posttest Eksperimen
Frekuensi Presentase Frekuensi Presentase
133 – 176 Sangat Tinggi 0 0 2 10%
89 – 132 Tinggi 0 0 18 90%
45 – 88 Rendah 16 80% 0 0
1 – 44 Sangat Rendah 4 20% 0 0
Jumlah 20 100 20 100
Sumber : Hasil Angket Penelitian Kelompok Eksperimen
7
Namun setelah diberikan perlakuan berupa
teknik modeling simbolis melalui media
video, maka tingkat perilaku spiritual siswa
menunjukkan peningkatan, dimana pada
kategori sangat tinggi sebanyak 2 responden
(10%), kemudian pada kategori tinggi 18
responden (90%), sedangkan tidak ada
responden berada pada kategori rendah dan
sangat rendah.
Berdasarkan analisis deskriptif dalam
penelitian ini, dikemukakan bahwa pada
hakekatnya terdapat pengaruh pada perilaku
spiritual siswa bagi kelompok eksperimen
yang telah diberikan teknik modeling simbolis
melalui media video yaitu dapat dilihat dari
hasil posttest dan perilaku siswa yang mampu
memahami dan menyadari serta menuliskan
pengalaman mereka lalu kemudian membuat
cerita baru untuk dijadikan sebagai frekuensi
tentang harapan-harapan yang akan mereka
lakukan terkait dengan perilaku spiritual
siswa dalam rangkaian meningkatkan prestasi
belajarnya. Sedangkan kelompok kontrol yang
tidak diberikan teknik modeling simbolis tidak
menunjukkan peningkatan yang berarti,
dimana hal tersebut diperkuat dari hasil
pengujian hipotesis pertama yang
menunjukkan bahwa penerapan modeling
simbolis melalui media video tidak dapat
meningkatkan perilaku spiritual siswa di
Kelas XI IPS di MAN 1 Bone.
Selanjutnya, hasil penelitian terhadap
20 responden kelompok eksperimen dan 20
responden kelompok kontrol pada saat pretest
menunjukkan bahwa tingkat perilaku spiritual
siswa berada pada kategori rendah. Rendahnya
perilaku spiritual siswa ditandai dengan siswa
terbiasa dengan ketidak percayaan dirinya
akan kemampuan dan mengharapkan bantuan
temannya, praktek shalat, menulis dalam
bahasa arab,menghafal surah-surah
pendek,menghafal bacaan shalat, dan kurang
kontrol diri. Rendahnya perilaku spiritual
siswa ini terjadi karena mereka tidak memiliki
keyakinan atau kepercayaan diri akan
kemampuannya untuk dapat berdiri sendiri
tanpa bantuan orang lain.
Namun demikian, untuk kelompok
eksperimen setelah diberikan perlakuan teknik
modeling simbolis melalui video dengan
program enam tahapan tersebut, ternyata
mengalami peningkatan yang cukup baik. Hal
ini disebabkan karena perilaku spiritual
mengalami peningkatan dari kategori rendah
menjadi tinggi. Lain halnya dengan kelompok
kontrol yang sama sekali tidak diberikan
perlakuan berupa teknik modeling simbolis
melalui video ternyata tidak menunjukkan
peningkatan yang berarti atau tetap kategori
rendah, walaupun terdapat sebagian kecil
responden yang telah memiliki perilaku
8
spiritual dalam kategori sedang berdasarkan
angket.
2. Pengaruh teknik modeling simbolis
melalui video perilaku spiritual “fasih
membaca Al-Qur’an” terhadap
perilaku spiritual siswa di MAN 1 Bone.
Perilaku spiritual siswa sangat penting
dimiliki oleh setiap siswa yang sementara
menempuh proses pendidikan. Oleh sebab itu
siswa seharusnya memiliki perilaku spiritual
dalam dirinya dengan keyakinan dan percaya
diri yang sangat kuat sehingga akan membuat
siswa untuk berusaha sekuat tenaga untuk
memecahkan setiap permasalahan yang
dihadapi dalam perilaku spiritual siswa itu
sendiri.
Perilaku spiritual menurut Benjamin
dan Looby (1998), perilaku spritual adalah
kepercayaan dan nilai-nilai kehidupan yang
timbul akibat isu-isu yang berkembang secara
menyeluruh. Dan para konselor harus menjadi
lebih sadar dalam membahas dan
mengeksplorasi isu tersebut dengan para klien
(Grimm 1994, Insersoll 1994, Madi 1994,
Pote dan Bandi 1992. pengertian perilaku
spiritual dalam konseling sangat dibenarkan
karena memberikan efek perilaku, pola pikir
dan moral pada klien (Bergin 1998; Blakeney
1992).
Perilaku spiritual dalam bimbingan
dan konseling bertujuan untuk :
a. Menawarkan sebuah penjelasan
tentang/untuk kemanusiaan.
b. Menstabilkan pemikiran-pemikiran moral
dari referensi yang ada.
c. Menawarkan intervensi yang berdasar
pada metode spiritual.
Jadi dapat kita simpulkan bahwa
dengan melihat kondisi pada kedua aspek
tersebut, tentu membutuhkan perhatian khusus
mengingat perilaku spiritual penting dimiliki
oleh siswa sehingga akhlak, perilaku serta
etika yang baik di sekolah, di lingkungan
keluarga, dan masyarakat, maka peneliti
memberikan perlakuan berupa pendekatan
atau teknik konseling yang populer saat ini
yaitu penerapan modeling simbolis melalui
media video.
Modeling simbolis merupakan salah
satu pendekatan konseling yang berasal dari
pendekatan postmodern yang didasarkan pada
pemahaman terhadap dunia melalui cerita
yang ditampilkan lewat media video.
Dari uraian tersebut dapat kita
simpulkan bahwa dengan penerapan modeling
simbolis melalui media video sangat
bermanfaat dan memiliki tujuan agar individu
mampu mengadopsi/meniru nilai-nilai atau
pesan-pesan yang disampaikan oleh model
dalam video tersebut sehingga siswa mampu
9
membangun makna kehidupan cerita/kisah
interpretatif yang disampaikan oleh model
tersebut, yang kemudian diperlukan sebagai
“kebenaran” demi meningkatkan perilaku
spiritual yang terdapat pada diri individu,
maka digunakan dengan teknik modeling
simbolis melalui media video.
Sejalan dengan hal tersebut pada
kenyataannya secara umum siswa di MAN 1
Bone khususnya kelas XI IPS yang menjadi
sampel dalam penelitian ini memiliki tingkat
perilaku spiritual yang rendah pada saat
diberikan perlakukan pretest atau sebelum
diberikan perlakuan berupa teknik modeling
simbolis.
Hasil penelitian terhadap 20 responden
kelompok eksperimen dan 20 responden
kelompok kontrol pada saat pretest
menunjukkan bahwa tingkat perilaku spiritual
berada pada kategori rendah. Rendahnya
perilaku spiritual siswa tersebut ditandai
dengan masih banyaknya siswa yang belum
sadar akan shalat dhuhur berjama’ah, belum
fasih dalam membaca Al-Qur’an, dan
berperilaku kurang menyenangkan, baik
terhadap teman maupun stake holder yang ada
di sekolah.
Namun demikian, untuk kelompok
eksperimen setelah diberi perlakuan teknik
modeling simbolis melalui media video
dengan program empat tahapan tersebut,
ternyata mengalami peningkatan yang cukup
baik.Hal ini disebabkan karena tingkat
perilaku spiritual siswa mengalami perubahan
dari kategori rendah menjadi tinggi. Lain
halnya dengan kelompok kontrol yang sama
sekali tidak diberikan perlakuan berupa teknik
modeling simbolis melalui media video
ternyata tidak menunjukkan perubahan yang
berarti atau tetap berada pada kategori rendah.
Berdasarkan analisis statistik deskriptif
dalam penelitian ini, dikemukakan bahwa
pada hakekatnya terdapat pengaruh pada
perilaku spiritual siswa bagi kelompok
ekperimen yang telah diberikan teknik
modeling simbolis melalui media video yaitu
dapat dilihat dari hasil posttest dan perilaku
siswa yang memiliki niat ibadah dalam segala
hal (positif), berfikir dan bertindak sesuai
dengan fitrah manusia, dan keihlasan hati
untuk jadikan sebagai referensi tentang
harapan-harapan yang akan mereka lakukan
terkait dengan perilaku spiritual siswa dalam
rangka meningkatkan prestasi belajarnya.
Sedangkan kelompok kontrol yang tidak
diberikan teknik modeling simbolis melalui
media video tidak menunjukkan peningkatan
yang berarti, dimana hal tersebut diperkuat
dengan hasil pengujian hipotesis pertama yang
menunjukkan bahwa penerapan modeling
simbolis melalui media video dapat
10
meningkatkan perilaku spiritual siswa kelas
XI IPS MAN 1 Bone.
Berdasarkan analisis lembar kerja,
hasil pengamatan (observasi) dan temuan
melalui angket yang diberikan menunjukkan
bahwa siswa mempunyai respon yang positif
terhadap penerapan teknik modeling simbolis
melalui media video. Respon positif tersebut
ditunjukkan siswa selama kegiatan
berlangsung bahwa penerapan teknik
modeling simbolis melalui media video dapat
berpengaruh terhadap perilaku spiritual siswa,
dan dapat menciptakan suasana atau situasi
yang menyenangkan bagi siswa pada saat
kegiatan itu berlangsung. Terbukti pada
kegiatan terminasi modeling simbolis melalui
media video bahwa respon siswa selama
kegiatan berlangsung yang mengatakan bahwa
bagus, senang, berminat sehingga akan mau
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Kemudian berdasarkan analisis deskriptif,
terlihat pengaruh pada perilaku spiritual siswa
kelas XI IPS di MAN 1 Bone setelah
penerapan modeling simbolis melalui media
video. Pada hasil angket perilaku spiritual
siswa lebih berpengaruh.
Jadi, secara umum berdasarkan hasil
penelitian ini, tampak bahwa ada pengaruh
modeling simbolis melalui media video
terhadap Perilaku spiritual siswa, teknik
modeling simbolis merupakan teknik yang
sangat efektif terhadap peningkatan perilaku
spiritual. Dimana pada perilaku spiritual
melalui pemberian teknik modeling simbolis
melalui media video, siswa dapat
menumbuhkan keyakinan dan kepercayaan
diri akan kemampuan yang dimilikinya untuk
meningkatkan perilaku spiritualnya, baik di
sekolah, di lingkungan keluarga, dan
masyarakat. Untuk itu teknik modeling
simbolis melalui media video perlu
diaplikasikan di sekolah-sekolah dalam rangka
menyelesaikan permasalahan-permasalahan
yang terjadi pada siswa khususnya masalah
rendahnya perilaku spiritual, sehingga
terwujudlah peserta didik yang mampu meraih
keberhasilan di sekolah maupun di
masyarakat.
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian tentang
pengaruh modeling simbolis melalui media
video terhadap perilaku spiritual siswa kelas
XI IPS di MAN 1 Bone, maka dapat
dikemukakan beberapa kesimpulan sebagai
berikut:
1. Perilaku Spiritual siswa kelas XI IPS di
MAN 1 Bone menunjukkan bahwa
sebelum diberikan perlakuan, baik
kelompok eksperimen maupun kontrol
berada pada kategori rendah. Setelah
diberi perlakuan teknik modeling simbolis
11
melalui media video menunjukkan ada
perubahan tingkat perilaku spiritual yang
rendah menjadi kategori tinggi, sedangkan
bagi siswa yang tidak diberi perlakuan
modeling simbolis melalui media video
tidak menunjukkan perubahan berarti atau
tetap dalam kategori rendah.
2. Modeling simbolis melalui media video
berpengaruh positif dan signifikan
terhadap perilaku spiritual siswa kelas XI
IPS di MAN 1 Bone. Artinya terdapat
pengaruh positif modeling simbolis
melalui media video terhadap perilaku
spiritual siswa kelas XI IPS MAN 1 Bone,
baik di lingkungan sekolah, lingkungan
keluarga, dan dimana pun berada
(masyarakat).
Berdasarrkan kesimpulan yang
dikemukakan diatas, maka diajukan saran-
saran sebagai berikut :
1. Mengingat bahwa penerapan modeling
simbolis melalui media video dalam
kegiatan bimbingan konseling masih
jarang dilaksanakan di sekolah, sedangkan
telah terbukti bahwa modeling simbolis
melalui media video ini dapat berpengaruh
terhadap perilaku spiritual siswa, maka
disarankan hendaknya konselor sekolah
dapat melaksanakan proses tersebut.
2. Bagi siswa, dapat membantu dalam proses
meningkatkan sikap perilaku spiritual
siswa sehingga memiliki keyakinan dan
kepercayaan diri yang kuat dalam
menghadapi setiap masalah yang ada.
3. Kepada rekan-rekan mahasiswa dan
peneliti, di Program Studi Bimbingan dan
Konseling agar dapat mengembangkan
teknik modeling simbolis melalui media
video ini dalam mengatasi permasalahan-
permasalahan yang berbeda agar dapat
dijadikan sebagai bahan perbandingan.
DAFTAR PUSTAKA
Abimanyu, S & Manrihu, M.T. 2009. Teknik dan Laboratorium Konseling. Makassar: Badan Penerbit Universitas Negeri Makassar.
Abdillah, A.M. 2002. 40 Manfaat Shalat Berjama’ah. Jakarta : Darrulhaq.
Ahmadi, A & Salimi, N. 1994. Dasar – Dasar Pendidikan Agama Islam. Jakarta : Bumi Aksara.
Ary, G.A.2003. Emotion Spritual Quotient.Jakarta : Penerbit Arga Aryautama, http://ilmupsikologi.word. press. com/2010/02/18/ciri-kecerdasan spritual/ selasa , 24 mei 2016
Aryani, F. 2013. Bimbingan Belajar Cara Efektif Menulis Karya Ilmiah Tanpa Plagiat. Makassar : edukasi mitra Grafika.
Azwar, Saifullah. 1997. Teori dan Pengukuran. Yogyakarta: Penerbit Fakultas Hukum UII.
12
Bandura, A & Ross, D. 1963. Imitation of Film-Mediated Aggressive Models. Journal of Abnormal and Social Pshicology. (Online), (http://www.dcs.emory.edu/mtp/Bandura/1968JPSP.pdf, Diakses 17 Mei 2016).
Bandura, 1997. Teori Pembelajaran Sosial (Social Learning Theory). Jakarta: Bumi Aksara.
Benjamin, P & Looby, J. 1998. Defining the nature of spirituality in the context of Maslow’s and Roger’s theories. Counseling and Value, 42,92-100, Pada tanggal 18/10/2016.
Bimo Walgito. 1994. Psikologi Sosial. Yogyakarta: And Offset.
Corey, G. 2005. Teori dan Praktek Konseling. Terjemahan oleh Koeswara, E. 2010. Bandung: Refika Aditama.
Dahar, Ratna. 1989. Teori – Teori Belajar. Jakarta: Erlangga.
Danim, S. 1995. Media Komunikasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Depag RI. 1995. Al-Qur’an dan Terjemahnya. Semarang : PT. Karya Thoha Putra.
Edi Purwanto.2015. Modifikasi Perilaku Alternatif Penanganan Anak Berkebutuhan Khusus.Yogyakarta : Pustaka Pelajaar
Fatah, S. 2014. Penerapan Modeling Simbolis Melalui Video Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Di MAN 2 Model Makassar. Tesis. Tidak diterbitkan. Bimbinagn Konseling. Universitas Negeri Makassar
Hasriani. 2011. Penerapan Modeling Simbolis melalui Film Bertema Pendidikan untuk meningkatkan Motivasi Belajar Siswa di SMP Negeri 29 Makassar. Thesis. Tidak diterbitkan. Universitas Negeri Makassar.
Fremon E. Kast dan James E. Rosenzweig, 1994. Organisasi dan Managemen. Jakarta: Bumi Aksara.
Jones, Richard Nelson. 2011. Teori dan Praktek Konseling dan Terapi Edisi Keempat. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Kathryn, G. dan David G, 2011. Konseling Remaja. Yogyakarta : Pustaka Belajar.
Kelly, E. W. 1994. The role of religion and spirituality in counselor education : A national survey. Counselor Education and Supervision,33,227-237. Pada tanggal 20/10/2016.
Kurniawan, bayu. blogs.spot.com-kebutuhan spritual pasien, 25 Agustus 2016.
Komalasari, Gantina, dkk. 2011. Teori dn Teknik Konseling. Jakarta: Indeks
Kurniasih, L. 2013. Karakteristik Perkembangan Anak SMA. (online). (http://informasisman9cimahi.wordpress.com,29 Oktober 2016.
Lutfifauzan. 2009. Makalah Aplikatif Teknik Modeling (online). http://infointermedia.com/search/model-model.konseling-dalam memecahkan-permasalahan-klien, pada tanggal 18/09/2016.
Lutfifauzan. 2009. Teknik Modeling (online). http://lutfifauzan.wordpress.
13
com/2009/12/23/teknik-modeling/,pada tanggal 18/09/2016.
______ (2007). Teori dan Praktek Konseling & Psikoterapi. Terjemahan oleh Koeswara, E.Bandung: Refika Aditama
Mueller, J.D.1996. Mengukur Sikap Sosial. Pegangan untuk Peneliti dan Praktisi. Jakarta: Bumi Aksara
Myer, J. E. 1990. Wellness throughout the lifespan. Guidepost,p.11. pada tanggal 19/10/2016.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta:Reneka Cipta.
Opatz, J. P. 1986. Steven Points: A longstanding program for sudents at a midwestern university. American Journal of Health Promotion, I(1),60-67. Pada tanggal 20/10/2016.
Intermedia. 2011. PendekatanKonseling. (online).http://infointermedia.com/search/ model- model-konseling-dalam-memecahkan-permasalahn-klien,pada tanggal 18/09/11
Riduwan, 2009. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Penelitian Pemula. Bandung : Alfabeta.
Rifa’i RC, Ahmad & Anni, Catharina Tri. 2010. Psikologi Pendidikan. Semarang: UNNES PRES.
Tohirin. 2004. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Skinner. 1983. Teori dan Konsep Perilaku. Jakarta : Redaksi Penerbit.
Sugiono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung. ALFABETA.
Sunarto, A. 2005. Pengajaran Shalat. Surabaya : CV. Adis.
Surtina. 2006. Bimbingan dan Konseling. Yogyakarta : CV OFFSET (Penerbit ANDI)
Sumber:http://wisuda.unud.ac.id/pdf/1002106060-3-bab%201.pdf, pada tanggal 08/09/2016
Wowo S.K.2014. Biopsikologi Pembelajaran Perilaku.Bandung : Alfabeta.