Post on 27-Jul-2015
”TALES OF HOPE”MUATAN LOKAL
(DOMESTIK SAINS)DALAM KURIKULUM 2013
Disampaikan oleh Dewi Utama FaizahDalam Workshop
Pendampingan Pelaksanaan Kurikulum 2013 Regional 1
Medan, 4 Juli 2014
Kondisi KekinianAnak-anak kita hidup dalam generasi 9 C
Connected, Curious, Chameleon (bunglon), Content Creator, Constantly Changing, Customize ( penyesuaian) , Co-
Creation, Digital Creatives, Crackers (krupuk sinkong).
Man
ajem
en d
an
Kepe
mim
pina
n
Iklim
Aka
dem
ik
dan
Buda
ya
Seko
lah
Kesiapan:-Fisik-Emosional-Intelektual- Spiritual
Kerangka Kerja Pengembangan KurikulumPe
sert
a D
idik
Pembelajaran
Lulu
san
yang
Ko
mpe
ten
Kurikulum(SKL, Struktur Kurikulum, Standar-standar: Isi, Proses, dan
Penilaian)
Pribadi beriman, bertakwa, berakhlak mulia
Pembelajar yang Sukses *Individu yang Percaya Diri
WN yang Bertanggung JawabKontributor Peradaban yang Efektif
* tidak pernah berhenti belajar
Kebutuhan:-Individu (It’s Self)-Masyarakat, Bangsa, Negara, Dunia (It’s People)-Peradaban (Learning to Live Together)
Kelayakan:-Materi-Metode Penyampaian-Metode Penilaian
Buku Pegangan (Buku Babon)(Buku Pegangan Siswa, Buku Pegangan Guru)
Rumusan Kompetensi Guru dan Penyiapan Guru
Psikologi Pedagogi Sosio-eko-kultural
3Peserta Didik
Membangun Wajah Indonesia yang Lebih Baik Melalui Sosio Eko
Kultural
Bagai menempa sebuah
keris“Tempa besi
selagi panas” "Sekolah, setengahnya karena salah sendiri, setengahnya tidak, telah
terasing dari penghidupan sejati; ia telah membentuk dunianya sendiri yang asing, di mana segala-galanya diukur menurut ukuran dan pahamnya sendiri. Selama hal itu tidak berubah, sekolah tidak dapat memenuhi tujuan hidupnya dan ia akan melakukan paksaan-paksaan kepada masyarakat. Sedang menurut aturan, sekolah seharusnya mengabdi kepada masyarakat. Sudah pada tempatnya "sekolah cara baru" menghendaki bukan saja "sekolah kerja", akan tetapi juga "sekolah kehidupan" yang akan menjadi milik masyarakat”
(Kutipan dari Buku Dasar-Dasar Pendidikan oleh M. Syafei yang akan segera diterbit ulang)
Kontekstual
Pesan BudayaPersepsi, Memori, HistorisIt’s Self ---- It’s People
Ada 7 warisan Indonesia yang diakui Unesco
Keris Batik Pendidikan
Batik Wayang Tari Saman Angklung Noken
Tahun 2014 ini fokus pada bahan ajar Muatan Lokal:1. Keris2. Batik3. Wayang
Menyusun bahan ajar sebagai pedoman bagi guru, untuk diimplementasikan dalam kegiatan siswa untuk 3 pengajaran:
Keris (SMA kelas 1)Batik (SD kelas 3)Wayang (SMP kelas 1)
Belajar dari Sejarah
Abad ke 7
Abad ke 14
Abad ke 21
“Creative Capitalism”MENGUASAI MASA DEPAN
Bill Gate
© Dunia terlalu cepat berubah© Memerlukan kemampuan manusia© Yang mudah beradaptasi© Cepat berpikir mencari solusi© Imajinatif© Penuh Ide© Inovasi © Mengembangkan desain
Keunggulan Komparasi(Comparative Advantage)
MANUSIA MASA DEPAN(Mengakar ke Bumi, Menjulai ke Langit)
Creator and Emphatizer (otak kanan) Pattern Recognizer
(Otak kiri)
Artis Desainer Storyteller Inventors Caregivers Conselors
High Tech ???High ConceptHigh Touch
Meaning Maker(HOLISTIK)
“THE WHOLE NEW MIND DANIEL PINK (2006) :
Mengembangkan pendidikan yang banyak melibatkan kemampuan otak kanan manusia al art, beauty, design, play, humor, symphoni, caring, empathy, and meaning”.
Dia yang berakar ke bumiMenjulai ke langit
Djitron Pha dari desa Oebello Timor
Seberapa BesarSumbangan IQ untuk karier
50 – 60 % kah?35 – 45 % kah?23 – 29 % kah?15 – 20 % kah?
Daniel H. Pink A Whole New Mind
4 – 10 %
Pr. Dr. I. C. Van Houte Ketua Perhimpunan Pekerjaan Tangan untuk Pendidikan di Belanda, 1923
”Keperluan memasukkan pekerjaan tangan sebagai mata pelajaran, dalam sedikit tempo lagi tidak saja akan dirasakan oleh umum, tetapi sungguh-sungguh akan dimasukkan. Seperti terhadap pada kebanyakan perubahan di dunia pendidikan dan pelajaran”.
Melahirkan sekolah aktif, sekolah-sekolah kerja, sekolah-
sekolah mencipta, sekolah-sekolah kreatif,
sekolah-sekolah berkualitas
Pentingkah tangan? Dalam Tinjauan Studi Psikologi
”Tangan manusia adalah suatu alat sejagat yang sangat dikagumi. Ia mengalami itu ketika ia mengambil bagian di dalam berbagai-bagai macam pekerjaan. Tangan yang mula-mula hanya dipergunakan untuk menangkap atau memegang, otak mengubahnya menjadi tangan yang bekerja”.
Profesor Dr. G. Revesz
”Dalam perkembangan dan pertumbuhan manusia lahir batin, waktu melakukan pekerjaan di masyarakat, di tiap-tiap
lapangan tangan yang aktif menduduki tempat yang penting”.
Modal Sosial
Muatan Lokal
Domestik Sains
Mata Pelajaran Ranah Domestik Sains/Mulok Bagaimana Sekarang?
© Pekerjaan Tangan © Kerajinan Tangan © ‘Prakarya’© ‘Kertakes’© ‘Pendidikan Seni dan Budaya’© ‘Pendidikan Kesejahteraan
Keluarga (PKK)?© Penjaskes
Brain Memory Muscle Memory
Tubuh pun ternyata memiliki
tenaga ”ingat” yang maha besar.
Muscle memory anak-anak kita terlupa untuk dididik dan hanya berfokus pada mendidik Brain memory semata (Rhenald Kasali “crackers”).
Kelas konvensional di mana guru mempertontonkan kebolehannya mengajar , harus berubah menjadi kelas modern di mana siswa yang menampilkan praktik-praktik belajar yang kreatif.
Kelas dipenuhi hasil karya anak sebagai bukti otentik mereka melakukan sesuatu dalam proses pembelajaran seperti yang dikehendaki dalam Kurikulum 2013.
Kelas Konvensional VS Kelas Modern
Kurikulum Muatan Lokal
Kurikulum Mulok sudah ada sejak tahun 1984. Sebagai bahan kajian pada satuan pendidikan yang berisi muatan dan proses pembelajaran tentang potensi dan keunikan lokal yang dimaksudkan untuk membentuk pemahaman peserta didik terhadap potensi di daerah tempat tinggalnya. Permen 81A tahun 2013, lampiran 2 : “Pedoman Pengembangan Muatan Lokal” sebagai bekal sikap, pengetahuan, dan ketrampilan kepada peserta didik agar mengenal dan menjadi akrab dengan lingkungan alam, sosial dan budayanya. Berguna bagi dirinya maupun lingkungan masyarakatnya, dan memiliki sikap dan perilaku yang selaras dengan nilai-nilai/aturan-aturan yang berlaku di daerahnya, serta melestarikan dan mengembangkan nilai luhur budaya setempat dalam rangka menunjang pembangunan nasional
Mengembalikan “Roh” yang mendasari kurikulum ada di sekolah dengan konteks lingkungan (bahasa, adat istiadat budaya, nilai-nilai kebajikan, latar geografis).
Agar anak-anak Indonesia mengenali jati diri, identitas diri
sebagai bangsa Indonesia. Penanaman nilai-nilai kebangsaan dengan mengenali kekayaan sumber daya alamnya dan keberagaman sebagai bangsa.
Lebih dari 3000 kelompok etnis tersebar dari kilometer nol di
ujung pulau Sumatra hingga daratan Papua (Cockerham, William. The Global Society. USA: Mc- Graw Hill, 1995)
Lokal Inisiatif Sangat Dibutuhkan
Kondisi Muatan lokal
Kurikulum 91 (kur nas 80 % dan kurmulok 20%) ternyata tidak dimanfaatkan dengan baik
Kur 2006, mulok menjadi 2 jam saja.
Kendala Muatan lokal
Daerah tidak fokus mengurus mulok karena seringnya ganti-ganti pejabat yang mengurus mulok
Model Bahan Ajar sebagai ilustrasi kepada daerah yang kondisi Indonesia terlalu beragam belum seluruhnya dimiliki kemdikbud kebudayaan
Betapa dahsyatnya Muatan Lokal “Tools” dalam proses pembelajaran di sekolah
(interaksi sosiokultural) --- sebagai komponen sosial meningkatkan kognitif anak
Mengasah kehangatan hati sebagai penyubur hubungan sosial yang mengharmonikan pribadi anak dengan lingkungannya (Multiple Intelligence).
Anak sebagai pemelajar mengkonstruk sendiri pengetahuannya “scaffolding”– “ZPD”---Akan lahir anak-anak kreatif dan unggul.
Menangkis Wabah Depresi Kehidupan Modern
Kearifan Lokal“Anak-anak bersahabat
dengan bumi di mana ia pijak”Mengenal dan belajar lebih dekat
dengan lingkungan sekitar
Berkomitmen dan Terbuka
“the Drugs of the Millennium”
Seminar eksekutif Penanggulangan Adiksi Pornografi di Grand Kemang tgl 27
September 2010 Pembicara 3 org pakar kelas dunia
Dr Mark B Kastleman Pakar adiksi Pornografi dari AS
Dr RandallF Hyde PsikiaterDan Prof Dr. Malik Badri seorang Ilmuwan
Islam
Perilaku Narsisis Perilaku
MachiavelisPerilaku Psikopatis
‘Narkoba Lewat Mulut Narkoba
Lewat Mata (Visual CrackCoccain)’
Revolusi Teknologi Revolusi Seks
Bahaya yang Tak Menentu.....
Saat penyakit tanaman datang,
Siapa yang
mengontrol?
Saat hujan dan panas datang tanpa aturan
Kiamat atau penciptaan teknologi Baru?
Saat es di Kutub Utara mulai
mencair
Saat ’lapisan
Ozon’ di langit
mulai menganga
Saat cadangan energi fosil
mulai menipis
Saat tenaga nuklir
digunakan
Saat hutan-hutan gundul
Saat rawan pangan melanda manusia
Saat semua biji-biji mulai langka
“Tendenko”
Bagaimana Cara Manusia Belajar?
Dari yang ia lihat Dengar Cecap Baui Sentuh Lakukan dengan
tangan Bayangkan Intuisikan Rasakan
Jeannette Vos
“Potensi Alamiah (nature) Siswa Harus Digali”
Manusia yang Berbudaya
Dengan Nilai2Kebangsaan
Character Education
Kurikulum Pertama Manusia‘Lingkungan Alamiah’---natural world
Bahasa, Adat Istiadat, Budaya, Nilai-Nilai Kebajikan Latar Geografis
“Hidden Curriculum”
-Vygotsky –Zone of Proximal Development
Dasar dan Prinsippembelajaran Kontekstual
Pesan Budaya Lokal dan Tuntutan HOTS dalam Kurikulum 2013
Vygotsky (1896-1934) “Kontribusi budaya, interaksi sosial, dan
sejarah dalam pengembangan mental individual anak sangat berpengaruh. Khususnya dalam pengembangan bahasa, membaca, dan menulis yang mengacu pada perkembangan fungsi mental tinggi (Higher Order Thinking Skill)----berdampak pada persepsi, memori, dan berpikir anak”.
Fungsi Bahasa Ibu (Mother Tongue)
Ida Wayan Oka Granoka mengistilahkan gerak bahasa bayi dengan ibunya
sedari dalam rahim dengan istilah “Guttural-Palatal-Cerebral”. “Bahasa Ibu Sakti” yang memperkuat gerak
bahasa menjadi menyempurna. Kosakata bersabda menguatkan literasi dalam membaca, menulis,
dan berkarya.
Program Literasi Dunia (Unicef) mengusung“bahasa Ibu”
Lesson Learnt Muatan Lokal Bali
Subak
PakramanDesa Adat
Modal Sosial Bali yang Tumpah Ruah
Bahasa, Adat Istiadat, Seni, BudayaNilai-Nilai Kebajikan Perlakuan terhadap alam (Sistem Subak)Latar Geografis
Kurang DimanfaatkanDalam Proses Pembelajaran
Silabus dan RPPCopy Paste
Sebagai Kitab Suci!
Kurikulum Pertama Manusia‘Lingkungan Alamiah’---natural world
Bahasa, Adat Istiadat, Budaya, Nilai-Nilai Kebajikan Latar Geografis
“Hidden Curriculum”
-Vygotsky –Zone of Proximal Development
Dasar dan Prinsippembelajaran Kontekstual
Muatan Lokal
Lesson Learnt Adat Minang nan Terbentang….
Adat nan dipakai baru,Kain nan dipakai usangCupak nan sepanjang
betungAdat nan sapanjang jalan
Rumah Gadang SurauLimbago adat
“Untuk mendidik seorang anak seluruh kampung ikut terlibat”
“Memfungsikan”
Ada, Amak Rahmah, Ibu Rosnidar, Mak One, Mak Icam, Mak Pokeng, Cik Elok Jali, Anduang Oleng dsbnya
“Para bundo kandung”“Female Modesty”
Samuik tapijak indak matiAlu tataruang patah tigo
“It Takes a Whole Village to Raise a Child”
(Turkey, African Proverb—Hillary Clinton)
“Education for All---no child left behind”Anak dipangku kamanakan dibimbing
Communitarian Capitalism
Berdunsanak memagari dunsanak
Bakampuang memagari kampung
Bernagari memagari nagari Berbangsa memagari bangsa
Sawah ladang labuah nan pasaPadi manjadi jaguang maupiahLumbuang baririak di halamanRankiang tujuh sajajaCiek si Bajau-bajauPanenggang anak dagang laluSabuah si Tinjau LauikPanenggang anak korong kampuangBirawari lumbung nan banyakMakanan anak kamanakan
Creative Capitalism ????“Bill Gates”
Masyarakat MadaniYang Sejahtera
Cupak Nan Duo: Cupak Usali dan Cupak Buatan
Gantang nan pepatBungkal nan piawaiTeraju yang tak
berpalingBerjenjang naik
bertangga turunNan hitam tahan tapaNan putih tahan sasahBerukur bertentukanNan berbaris nan
berpahatNan ditekuk yang
ditebang
Developmentally Appropriate Practice
(DAP)
NANE 1920 Patty Smith Hill -NAEYC 1964
National Association for the Education 0f
Young Children
Sebagai bentuk Kecerdasan Lokal
Pengasuhan Anak Usia Dini
“Rasa Periksa, Alur dan Patut dalam Mendidik”
”Nan dikisa laju, nan dicabuik mati”
Alam Takambang Manjadi Guru
Panakiak pisau sirauikPatungkek batang lintabuangSalodong ambia ka niruSatitiak jadikan lauikSakapa jadkan gunuangAlam takambang jadikan
guru.
Kuniang kunyik, putiah kapua
Merah sago, kuriak kundi
Manciok ayam, badanciang basi
Bulek manggolong, picak malayang
Hinggok mancakam, tabang manumpuKabukik mandaki, kalurah manurun
Kalam disigi, lakuang ditinjauPanjang dipunta, singkek diulehKok tarapuang alah samo hanyuik
Kok tarandam alah samo basahTatungkuik makan tanahPadiah disuahkan, sakik diharangkan
Sederet nilai-nilai
kebajikanVirtue
ESDHidden Curriculum
Kata nan EmpatRandaiAlat musik sederhanaTarianVerbal Art
“Generasi Berkualitas”
Hamka, Agus Salim, Marah Rusli, Sjahrir, Hatta, Sutan Sahrir, M. Natsir, M. Syafei, Tan Malaka, Bahder Djohan, Rasuna Said, Marah Rusli, Muchtar Naim, Hasyim Ning, Deliar Noer, Chairil Anwar, dan banyak lagi lainnya.
Lesson LearntPENDIDIKAN ALAMIAHBelajar Dari Pendidikan di Jepang
Tahun 1919 Moromizato seorang guru yang sangat terkenal dari Seijo Jepang mengenalkan sebuah mata pelajaran baru yang memutar kiblat pendidikan sejak dini diJepang.
Alasan Moromizato …. “anak-anak membutuhkan
langsung bagaimana mengeksplorasi alam dengan indera yang mereka miliki”
Mori wa Umi no
Koibito….
Kurikulumnya…
Mengamati bagaimana kehidupan kupu-kupu, ulat, belalang, kunang-kunang, dan capung di sekitar mereka. Halaman dan kebun sekolah ditanami berbagai aneka tanaman, ada sayur dan kacang-kacangan, umbi-umbian, ada petak sawah dan padi, ada ternak dan hewan peliharaan, ada gelembung sabun, juga kaca pembesar.
Pendidikan alami bertumpu pada alam semesta yang tumbuh subur itu sempat terhenti karena terjadi perang dunia ke 2, namun pemerintah kembali menghidupkannya setelah perang berakhir dengan program lanjutan bernama “Pendidikan Konservasi”. Pendidikan konservasi membagi diri dengan “Pendidikan Polusi”.
Inquiry/Saintific LearningHands on Learning
Alam Terkembang Menjadi Guru
Hi wa manako, kokuu wa kokoro, kaze wa iki, umi yama kakete, wagami narikeri
Kearifan lokal“ALAM TERKEMBANG MENJADI GURU”
Matahari adalah mata penglihatan kita
Langit biru adalah hati sanubari kita
Angin adalah nafas kehidupan kita
Laut dan gunung adalah tubuh kita yang terbentang
Disahkan oleh Perda Gubernur Kabupaten juga bisa menentukan,
menetapkan, melaksanakan MULOK sesuai dengan kondisi daerah yang diatur oleh Bupati/Walikota
Sekolah menentukan pilihan sesuai dengan potensi sekolah dengan ketersediaan tenaga pendidik dan kependidikan untuk terlaksananya Mulok yang dipilih.
Regulasi Muatan Lokal
Struktur Penyelenggaraan Muatan Lokal
ProvinsiKabupatenKeunggulan Sekolah Muatan Kurikulum pada tingkat daerah
ditetapkan oleh Bupati/Walikota Tahun 2014 ini akan disusun modul
mulok bertumpu pada pendidikan karakter di Sumatera Barat
Kondisi Muatan lokal
Kurikulum 91 (kur nas 80 % dan kurmulok 20%) ternyata tidak dimanfaatkan dengan baik
Kur 2006, mulok menjadi 2 jam saja.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 81 A Tahun 2013 Tentang Implementasi Kurikulum, Pedoman
Pengembangan Muatan Lokal.
Dalam Pasal 77N Peraturan Pemerintaj Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional dinyatakan bahwa : (1) Muatan Lokal untuk setiap satuan pendidikan berisi muatan dan proses pembelajaran tentang potensi dan keunikan lokal; (2) Muatan Lokal dikembangkan dan dilaksanakan pada setiap satuan pendidikan.
Selanjutnya dalam Pasal 77P, antara lain dinyatakan bahwa: (1) Pemerintah Daerah Provinsi melakukan koordinasi dan supervisi pengelolaan muatan lokal pada pendidikan menegah; (2) Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota melakukan koordinasi dan supervisi pengelolaan muatan lokal pada pendidikan dasar; (3) Pengelolaan muatan lokal meliputi penyiapan, penyusunan, daan evaluasi terhadap dokumen muatan lokal, buku teks pelajaran, dan buku panduan guru; dan (4) Dalam hal seluruh kabupaten/kota pada satu (1) provinsi sepakat menetapkan 1 (satu) muatan lokal yang sama, koordinasi dan supervisi pengelolaan kurikulum pada pendidikan dasar dilakukan oleh pemerintah daerah provinsi.
Muatan Lokal sebagai bahan kajian yang membentuk pemahaman terhadap potensi di daerah tempat tinggalnya bermanfaat untuk memberikan bekal sikap, pengetahuan, dan keterampilan kepada peserta didik agar:
Mengenal dan menjadi akrab dengan lingkungan alam, sosial, dan budayanya;
Memiliki bekal kemampuan dan ketrampilan serta pengetahuan mengenai daerahnya yang berguna bagi dirinya maupun lingkungan masyarakat pada umumnya; dan
Memiliki sikap dan perilaku yang selaras dengan nilai-nilai/aturan-aturan yang berlaku di daerahnya, serta melestarikan dan mengembangkan nilai-nilai luhur budaya setempat dalam rangka menunjang pembangunan nasional.
Tales of Hope Local Genius
Konstruktivisme Kecerdasan Sosial dan Kebajikan “Learning To Live Together With…” Local Genius
1. mengenal dan menjadi lebih akrab dengan lingkungan alam, sosial, dan budayanya; 2. memiliki bekal kemampuan dan keterampilan serta pengetahuan mengenai daerahnya yang berguna bagi dirinya maupun lingkungan masyarakat pada umumnya; dan 3. memiliki sikap dan perilaku yang selaras dengan nilai-nilai/aturan- aturan yang berlaku di daerahnya, serta melestarikan dan mengembangkan nilai-nilai luhur budaya setempat dalam rangka menunjang pembangunan nasional.
Muatan lokal bermanfaat untuk memberikan bekal sikap, pengetahuan, dan keterampilan kepada peserta didik agar:
1. Melakukan identifikasi dan analisis konteks kurikulum. Identifikasi konteks kurikulum meliputi analisis ciri khas, potensi, keunggulan, kearifan lokal, dan kebutuhan/tuntutan daerah. Metode identifikasi dan analisis disesuaikan dengan kemampuan tim.
2. Menentukan jenis muatan lokal yang akan dikembangkan.
Jenis muatan lokal meliputi empat rumpun muatan lokal yang merupakan persinggungan antara budaya lokal (dimensi sosio- budaya-politik), kewirausahaan, pra-vokasional (dimensi ekonomi), pendidikan lingkungan, dan kekhususan lokal lainnya (dimensi fisik).
Muatan Lokal dikembangkan melalui tahapan sebagai berikut:
Penjelasan
a. Budaya lokal mencakup pandangan-pandangan yang mendasar, nilai-nilai sosial, dan artifak-artifak (material dan perilaku) yang luhur yang bersifat lokal.
b. Kewirausahaan dan pra-vokasional adalah muatan lokal yang mencakup pendidikan yang tertuju pada pengembangan potensi jiwa usaha dan kecakapannya.
c. Pendidikan lingkungan & kekhususan lokal lainnya adalah mata pelajaran muatan lokal yang bertujuan untuk mengenal lingkungan lebih baik, mengembangkan kepedulian terhadap lingkungan, dan mengembangkan potensi lingkungan.
d. Perpaduan antara budaya lokal, kewirausahaan, pra- vokasional, lingkungan hidup, dan kekhususan lokal lainnya yang dapat menumbuhkan suatu kecakapan hidup.
Kegiatan ini pada dasarnya untuk mendata dan mengkaji berbagai kemungkinan muatan lokal yang dapat diangkat sebagai bahan kajian sesuai dengan dengan keadaan dan kebutuhan satuan pendidikan.
Menentukan bahan kajian muatan lokal
a. kesesuaian dengan tingkat perkembangan peserta didik;
b. kemampuan guru dan ketersediaan tenaga pendidik yang diperlukan;
c. tersedianya sarana dan prasarana;
d. tidak bertentangan dengan agama dan nilai luhur bangsa;
e. tidak menimbulkan kerawanan sosial dan keamanan;
f. kelayakan yang berkaitan dengan pelaksanaan di satuan pendidikan;
g. karakteristik yang sesuai dengan kondisi dan situasi daerah;
h. komponen analisis kebutuhan muatan lokal (ciri khas, potensi, keunggulan, dan kebutuhan/tuntutan);
i. mengembangkan kompetensi dasar yang mengacu pada kompetensi inti;
j. menyusun silabus muatan lokal.
Penentuan bahan kajian muatan lokal didasarkan pada kriteria berikut:
1. Satuan pendidikan yang mampu mengembangkan standar kompetensi dan kompetensi dasar beserta silabusnya dapat melaksanakan mata pelajaran muatan lokal. Apabila satuan pendidikan belum mampu mengembangkan standar kompetensi dan kompetensi dasar beserta silabusnya, maka satuan pendidikan dapat melaksanakan muatan lokal berdasarkan kegiatan-kegiatan yang direncanakan oleh satuan pendidikan, atau dapat meminta bantuan kepada satuan pendidikan terdekat yang masih dalam satu daerahnya. Beberapa satuan pendidikan dalam satu daerah yang belum mampu mengembangkannya dapat meminta bantuan tim pengembang kurikulum daerah atau
Rambu-rambu pengembangan muatan lokal:
Bahan kajian disesuaikan dengan tingkat perkembangan peserta didik yang mencakup perkembangan pengetahuan dan cara berpikir, emosional, dan sosial peserta didik. Pembelajaran diatur agar tidak memberatkan peserta didik dan tidak mengganggu penguasaan kurikulum nasional. Oleh karena itu, pelaksanaan muatan lokal dihindarkan dari penugasan pekerjaan rumah (PR).
Meminta bantuan dari Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) di provinsinya
Meliputi kedekatan secara fisik dan secara psikis. Dekat secara fisik berarti bahwa terdapat dalam lingkungan tempat tinggal dan sekolah peserta didik, sedangkan dekat secara psikis berarti bahwa bahan kajian tersebut mudah dipahami oleh kemampuan berpikir dan mencerna informasi sesuai dengan usia peserta didik.
Program pengajaran dikembangkan dengan melihat kedekatannya dengan peserta didik
(1) bertitik tolak dari hal-hal konkret ke abstrak;
(2) dikembangkan dari yang diketahui ke yang belum
diketahui;
(3) dari pengalaman lama ke pengalaman baru;
(4) dari yang mudah/sederhana ke yang lebih sukar/rumit.
Selain itu, bahan kajian/pelajaran diharapkan bermakna
bagi peserta didik yaitu bermanfaat karena dapat
membantu peserta didik dalam kehidupan sehari-hari.
Bahan pengajaran perlu disusun berdasarkan prinsip belajar yaitu:
Dalam arti mengacu kepada suatu tujuan pengajaran yang jelas dan memberi makna kepada peserta didik. Namun demikian bahan kajian muatan lokal tertentu tidak harus secara terus-menerus diajarkan mulai dari kelas I sampai dengan kelas VI, atau dari kelas VII sampai dengan kelas IX, atau dari kelas X sampai dengan kelas XII. Bahan kajian muatan lokal juga dapat disusun dan diajarkan hanya dalam jangka waktu satu semester, dua semester, atau satu tahun ajaran.
6. Alokasi waktu untuk bahan kajian/pelajaran muatan lokal perlu memperhatikan jumlah hari/minggu dan minggu efektif untuk mata pelajaran muatan lokal pada setiap semester.
Bahan kajian muatan lokal yang diajarkan harus bersifat utuh
1. Satuan pendidikan Kepala sekolah, guru, dan komite sekolah/madrasah secara bersama- sama mengembangkan materi/ substansi/program muatan lokal yang sesuai dengan kebutuhan dan potensi di sekitarnya.
2. Pemerintah provinsi Gubernur dan dinas pendidikan provinsi melakukan koordinasi dan supervisi pengelolaan muatan lokal pada pendidikan menengah (SMA dan SMK).
3. Kantor Wilayah Kementerian Agama melakukan koordinasi dan supervisi pengelolaan muatan lokal pada pendidikan menengah (MA dan MAK).
4. Pemerintah Kabupaten/Kota Bupati/walikota dan dinas pendidikan kabupaten/kota melakukan koordinasi dan supervisi pengelolaan muatan lokal pada pendidikan dasar (SD dan SMP).
5. Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota melakukan koordinasi dan supervisi pengelolaan muatan lokal pada pendidikan dasar (MI dan MTs).
Pihak-pihak yang terkait dengan pengembangan dan pengelolaan muatan lokal, antara lain :
Indonesia memerlukan ledakan pemikiran yang maha sintesis, akselerasi kreatif, untuk menyongsong seabad Indonesia merdeka. Manakala berbagai disiplin Ilmu, dan Agama sudah tak mampu membangkitkan kembali kehidupan nilai-nilai, maka munculkanlah seni untuk mensucikannya (Ida Wayan Oka Granoka).
Seni mendidik dan mengajar yang bernilai ekonomi dan kaya citarasa Indonesia, yang secara falsafati diusung dengan nama Pendidikan dengan Muatan Lokal sejatinya itulah Sekolah Indonesia.
Sebuah Mimpi Kita Bersama......"Berbudaya Mutu”
TerimakasihDewi Utama Faizah 081314693825
dufa.fayza@gmail.com
Good teaching is one fourth preparation and three fourths pure theatre
(Gail Godwin)