Rational Emotive Behavior Therapy

Post on 24-Jul-2015

126 views 3 download

Tags:

Transcript of Rational Emotive Behavior Therapy

RATIONAL EMOTIVE BEHAVIOR THERAPY

(REBT) Fakultas Psikologi

Universitas AirlanggaSurabaya

Nama Anggota Kelompok

• Rofiqotul Izzah 110911131• Diah Pravita 110911144• Mufida Nur Isnainia 110911154• Evi Nuryana 110911200• Shinta Septia 110911224

Karakteristik klien yang berhasil dalam Konseling Kognitif

• Intelijensi rata-rata hingga diatas rata-rata• Functional distress sedang hingga berat• Mampu mengindentifikasi pikiran dan perasaan• Tidak psikotik atau mampu dengan masalah yang ada• Mampu dan mau untuk menyelesaikan tugas

sistematis• Melakukan kemapuan dan respon perilaku berulang-

ulang• Memproses informasi pada tingkat visual dan auditori

Strategi Mengubah Kognitif

• Menggunakan pedoman standar untuk memahami sikap konkret terhadap situasi dalam kehidupan

• Merekam atau merefleksikan pikiran seseorang mengenai situasi dengan jelas secara tepat

• Menemukan tanda untuk mengidentifikasi dan menghadapi pikiran yang terdistorsi

• Mengimplementasi cara baru berpikir yang realistis dan produktif

Beck’s Cognitive Therapy

• Beck mengembangkan pendekatan kognitif untuk gangguan mental

• Beck fokus pada pentingnya memodifikasi pikiran dalam treatment gangguan mental

REBT

• Dikembangkan oleh Albert Ellis.• Hipotesis dasar dari REBT adalah emosi

individu berasal dari keyakinan, evaluasi, interpretasi, dan reaksi terhadap situasi kehidupan.

• Terinspirasi dari filusuf Yunani Kuno, Epictetus “people are disturbed not by events, but by the views which they take of them”.

View of Human Nature

• REBT berasumsi bahwa manusia: ‘inherently rational ad irrational, sensible and crazy’

• Ellis percaya bahwa manusia mudah disugesti dan mudah terganggu

• Manusia memiliki kontrol atas apa yang ia pikirkan, perasaan, tindakan.

Peran konselor dalam Pendekatan REBT

• Konselor bersifat aktif dan mengarahkan• Instrumen asesmen yang utama adalah

evaluasi pemikiran klien.• Karakteristik konselor REBT (Ellis (1980) dan

Wllien, DiGuiseppe dan Dyden (1992)), cerdas, berpengetahuan luas, empatik, respect, ikhlas, konkret, gigih, ilmiah, punya keinginan untuk membantu orang lain dan bisa menggunakan REBT sendiri

Tujuan Konseling menurut Pendekatan REBT

• Fokus untuk membantu orang-orang untuk mewujudkan bahwa mereka bisa hidup lebih rasional dan produktif.

• Membantu klien mengekspresikan beberapa perasaan negatif, tapi tujuan utamanya adalah membantu mereka mencegah adanya respon emosi yang lebih daripada membenarkannya

• Membantu individu mengubah kebiasaan self-defeating (penyalahan terhadap diri sendiri) dari pemikiran serta perilaku yang ada

Pengalaman digolongkan menjadi 4 macam

• Positif : Pemikiran positif mengarah pada perasaan positif• Negatif : Pemikiran negatif mengarah pada perasaan negative• Netral : arti secara sederhananya mencatat aksi-aksi yang

dilakukan host dan berpindah pada thought (pemikiran) yang lain.

• Campuran : mengalami pengalaman positif dan negatif pada satu waktu, hasilnya adalah ambivalensi

Teknik konseling dalam pendekatan REBT

• Dua tehnik utama adalah teaching dan disputing.

• Teaching, konselor mengajari klien anatomy of an emotion: bahwa perasaan merupakan hasil dari pikiran, bukan dari kejadian, dan self-talk mempengaruhi emosi.

• Disputing, memiliki tiga bentuk: kognitif, imaginal, dan behavioral.

• Cognitive disputation meliputi penggunaan pertanyaan langsung, penalaran logis, dan persuasi.

• Bentuk lain dari cognitive disputation adalah penggunaan syllogisms, “sebuah bentuk deduktif penalaran yang terdiri dari dua premis dan sebuah kesimpulan” (Cohen, 1987; dalam Gladding, 1996).

• Imaginal Disputation tergantung pada kemampuan klien untuk membayangkan dan menggunakan sebuah tehnik yang dikenal sebagai rational-emotive imagery (REI) (Maultsby, 1984). Dengan cara: Konselor meminta klien untuk membayangkan situasi yang mengganggu dengan self talk seperti yang biasa dilakukan klien. 1. Konselor meminta klien membayagka situasi yang sama namun kali ini menjadi lebih moderate dalam self-talk mereka. 2. Konselor meminta klien untuk membayangkan situasi dimana klien merasa atau berperilaku berbeda dari beberapa contoh nyata.

• Emotional Control Card (ECC) adalah alat yang membantu klien mereinforce dan memperluas latihan REI (Sklare, Taylor, & Hyland, 1985).

• Empat kategori emosi yang melemahkan (marah, self-criticism, kecemasan, dan depresi)

• Behavioral disputation meliputi berperilaku dengan cara yang merupakan kebalikan dari cara biasanya klien.

• Berbentuk bibliotherapy, yang mana klien membaca sebuah selp-help book.

• Kegiatan role play dan menyelesaikan pekerjaan rumah yang mana klien benar-benar melakukan aktivitas yang sebelumnya dianggap tidak mungkin untuk dilakukan.

• Jika disputation of irrational beliefs berhasil, Filosofi Efektif (Effective Philosophy) baru akan muncul (Ellis, 1996a; dalam Gladding, 1996).

• Filosofi ini akan meliputi Efek Kognitif (cognitive Effect / cE) baru yang mana merupakan sebuah pernyataan kembali Kepercayaan rasional (rational Beliefs/rBs) yang asli.

• Dua teknik REBT lainnya adalah confrontation dan encouragement.

• Konselor akan menantang klien yang menganggap berpikiran secara rasional padahal sebenarnya tidak.

• konselor mendorong klien untuk lanjut bekerja dengan menggunakan dasar REBT bahkan ketika tidak didorong

Kelebihan REBT1. Merupakan pendekatan yang jelas, mudah dipelajari,

dan efektif. 2. Pendekatan ini mudah dikombinasikan dengan tehnik

perilaku untuk membantu klien lebih mampu mempelajari pengalaman mereka.

3. Pendekatan ini relative lebih singkat, biasanya dilakukan 10-50 sesi. Klien mungkin melanjutkan pendekatan ini sebagai dasar self-help.

• 4. Pendekatan ini telah dihasilkan banyak literature dan penelitian untuk klien dan konselor.

• 5. Pendekatan ini terus berkembang selama bertahun-tahun sebagai teknik telah disempurnakan.

Keterbatasan REBT • 1. Pendekatan ini tidak dapat digunakan secara efektif pada

individu yang memiliki gangguan mental/keterbatasan mental seperti schizophrenia dan gangguan mental lainnya.

• 2. Pendekatan mungkin terlalu erat terkait dengan pendirinya, Albert Ellis.

• 3. Pendekatan ini terbatas jika praktisi tidak dapat menghubungkan dasar kognitif dengan beberapa perilaku dan teknik emosi.

• 4. Pendekatan langsung dan konselor berpotensi menjadi semangat berlebihan dan tidak se-terapeutik seperti idealnya.

• 5. Perubahan proses berfikir mungkin bukan hanya cara untuk membantu klien mengubah emosi mereka.