Post on 16-Oct-2021
Peluang Nurtanio (N219) Sebagai Moda Transportasi ... (Yudho Dewanto)
57
PELUANG NURTANIO (N219) SEBAGAI MODA TRANSPORTASI
UDARA UNTUK MENDUKUNG PENGEMBANGAN PARIWISATA DI
KABUPATEN KERINCI PROVINSI JAMBI
(THE OPPORTUNITIES OF NURTANIO (N219) AS A MODE OF AIR
TRANSPORTATION TO SUPPORT TOURISM DEVELOPMENT IN
KERINCI REGENCY JAMBI PROVINCE)
Yudho Dewanto
Biro Kerja Sama, Hubungan Masyarakat, dan Umum (KSHU)
Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)
Jl. Pemuda Persil No. 1, Jakarta Timur 13220
e-mail: dewanto_y@yahoo.co.id
ABSTRACT
Kerinci Regency has superior natural assets, so that it attracts domestic and foreign tourists.
One of them is Mount Kerinci which is the sixth highest in Indonesia. Local governments and related
agencies, try to provide incentives and support to improve economic development. The involvement of
the private sector has contributed greatly to building infrastructure and facilities that are expected to
encourage the development of air transportation.
Susi Air and Wings Air airlines are 2 airlines that have served the route to Dipati Parbo airport
in Sungai Penuh city and this is an opportunity for other companies to open the same route. This
situation also provides an opportunity for LAPAN to contribute. The strategic step that needs to be taken
is to conduct the dissemination and promotion activities of the N219 Aircraft as an air transportation
mode in this region. In accordance with Law No. 21 of 2013 concerning Space and also in line with the
priority issues of the National Medium-Term Government Plan (RPJMN) in strengthening national
connectivity to achieve balance of development.
Keywords: Kerinci Regency, Mount Kerinci, airport, aircraft N219
ABSTRAK
Kabupaten Kerinci memiliki aset kekayaan alam obyek wisata unggulan, sehingga menjadi daya
tarik wisatawan dalam negeri maupun mancanegara. Salah satunya adalah Gunung Kerinci yang
merupakan tertinggi keenam di Indonesia. Pemerintah Daerah dan Instansi terkait, berupaya
memberikan insentif dan dukungan guna meningkatkan pembangunan ekonomi. Keterlibatan swasta
memberikan kontribusi sangat besar dalam membangun fasilitas dan sarana infrastrutur yang
diharapkan dapat mendorong pengembangan transportasi udara.
Perusahaan penerbangan Susi Air dan Wings Air merupakan 2 perusahaan penerbangan yang
telah melayani rute ke bandara Dipati Parbo kota Sungai Penuh dan ini terbuka peluang bagi
perusahaan lainnya, untuk membuka rute yang sama. Situasi ini, juga menjadi peluang bagi LAPAN
untuk dapat berkontribusi. Langkah strategi yang perlu dilakukan adalah mengadakan kegiatan
diseminasi dan promosi Pesawat N219 sebagai moda transportasi udara di wilayah ini. Sesuai dengan
UU No. 21 Tahun 2013 tentang Keantariksaan dan juga sejalan dengan isu prioritas Rencana
Pemerintah Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dalam penguatan konektivitas nasional untuk
mencapai keseimbangan pembangunan.
Kata Kunci: Kabupaten Kerinci, Gunung Kerinci, bandara, pesawat N219
Majalah Sains dan Teknologi Dirgantara Vol. 13 No. 2 Desember 2018:57-72
58
1 PENDAHULUAN
Lembaga Penerbangan dan
Antariksa Nasional (LAPAN) sebagai
lembaga litbang telah berhasil
mengembangkan pesawat udara jenis
turbo propeller Nurtanio (N219). Pesawat
ini dapat digunakan untuk melayani rute
penerbangan ke daerah pedalaman yang
memiliki bandara perintis. Transportasi
udara dengan pesawat Nurtanio (N219)
diharapkan dapat membuka arus
ekonomi ke daerah pedalaman.
Kabupaten Kerinci terletak di
Provinsi Jambi dan sebagian wilayahnya
berada di Taman Nasional Kerinci Seblat
(TNKS). Letak geografis Kabupaten
Kerinci yang berada di ketinggian,
menjadikan daerah ini berhawa sejuk
dan sebagai destinasi wisatawan baik
nasional maupun internasional.
Unggulan pariwisata tematik di wilayah
ini, yaitu wisata penelitian, wisata
olahraga, wisata air, wisata pertanian/
perkebunan, wisata tradisi seni budaya,
serta wisata sejarah. Sebagai prioritas
destinasi wisata, antara lain Gunung
Kerinci, Danau Gunung Tujuh, dan
Perkebunan Teh Kayu Aro sebagai
branding promosi pariwisata yang
terintegrasi.
Upaya pengembangan kawasan
pariwisata ini sangat membutuhkan cara
dan strategi sesuai dengan potensi dan
karakteristik lokalnya, di antaranya
melalui penguatan atraksi, akses, dan
amenitas. Sehingga akan mendorong
berkembangnya sektor ekonomi potensial
di daerah sebagai sumber pertumbuhan
baru yang berdaya saing tinggi dan
berorientasi nasional serta internasional
sebagai quick wins untuk meningkatkan
nilai tambah ekonomi Kabupaten Kerinci.
1.1 Kondisi Alam
Gunung Kerinci (3.805 mdpl) yang
terletak di wilayah Kabupaten Kerinci
Provinsi Jambi, termasuk jenis gunung
berapi yang tertinggi di Sumatra dan
urutan ke enam puncak gunung tertinggi
di Indonesia (Tabel 1-1).
Gunung Kerinci terletak dekat
pesisir pantai sebelah barat pegunungan
Bukit Barisan, Pulau Sumatra. Bagi para
pendaki gunung di Indonesia, Gunung
Kerinci menjadi destinasi olahraga alam
terbuka baik yang sekadar hobi maupun
profesional dan juga menjadi lompatan
untuk mendaki puncak gunung yang
lebih tinggi, yaitu Tujuh Puncak Gunung
Tertinggi di dunia (Seven Summit).
Dengan karakter alamnya ini, Gunung
Kerinci menjadi aset wisata unggulan
dan dapat menjadi prioritas utama di
Kabupaten Kerinci.
Tabel 1-1: DAFTAR 10 PUNCAK TERTINGGI DI
INDONESIA
No. Nama
Puncak Gunung
Ketinggian (mdpl)
Lokasi Provinsi
1. Cartenzs 4.884 Papua 2. Mandala 4.760 Papua 3. Trikora 4.750 Papua 4. Ngga
Pilimsit 4.717 Papua
5. Yamin 4.540 Papua 6. Kerinci 3.805 Jambi
7. Rinjani 3.726 Nusa Tenggara
Barat 8. Semeru 3.676 Jawa
Timur 9. Sanggar
3.492 Nusa
Tenggara Barat
10. Rantemario 3.478 Sulawesi Selatan
Wilayah Kabupaten Kerinci
dibentuk berdasarkan (UU No. 58 Tahun
1958). Secara geografis Kabupaten
Kerinci berada 01o41’ - 02o26’ LS dan
101o08’ - 101o40’ BT. Kabupaten Kerinci
berbatasan dengan Kabupaten Solok
Selatan Sumatra Barat (Utara),
Kabupaten Bungo dan Kabupaten
Merangin Jambi (Timur), Kabupaten
Muko-Muko Bengkulu (Selatan), dan
Kabupaten Pesisir Selatan Provinsi
Sumatra Barat (Barat).
Daerah administrasinya terbentang
di atas wilayah seluas sekitar 3.360 km2
Peluang Nurtanio (N219) Sebagai Moda Transportasi ... (Yudho Dewanto)
59
dengan jumlah penduduk 234 ribu jiwa
(Pemprov Jambi, 2015).
Sebagian lahan di wilayah
Kabupaten Kerinci merupakan area
konservasi (UU No. 5 Tahun 1990) yang
berada di dalam kawasan Taman
Nasional Kerinci Seblat (TNKS). Luas
Lahan Hutan di Kabupaten Kerinci
250.520,240 (Ha) atau 2.505,2 km2
(Pemprov Jambi, 2015). Sedangkan
sebagian lagi terdiri dari kawasan
budidaya pertanian dan non pertanian.
Artinya ada keterbatasan hanya sedikit
lahan yang dapat diolah penduduknya.
Oleh karena itu, Pemerintah Daerah
didukung seluruh lapisan masyarakat
menggali berbagai potensi yang dapat
menjadi alternatif sektor penerimaan
Pendapatan Asli Daerah (PAD). Langkah
strategis yang dilakukan ini, adalah
sebagai upaya untuk membantu
percepatan proses pembangunan daerah.
Dalam rangka mendukung
pembangunan daerah Kabupaten
Kerinci, upaya yang dilakukan adalah
memanfaatkan secara optimal beberapa
sumber daya alam. Di antaranya obyek
wisata alam potensial yang berada di
dataran tinggi dengan suhu udara yang
dingin/sejuk.
Inventarisasi potensi wisata alam
di wilayah tersebut (wikipedia.org),
adalah:
1. Taman Nasional Kerinci Seblat,
2. Gunung Kerinci,
3. Danau Kerinci, dan Gunung Tujuh,
4. Sungai Arus Deras Sungai Batang
Merangin,
5. Perkebunan Teh Kayu Aro,
6. Perkebunan Kayu Manis,
7. Air Terjun Telun Berasap,
8. Pemandian Air Panas Sumurup,
9. Kebudayaan Asli Suku Kerinci,
10. Situs Pra Sejarah (Megalitikum).
Dengan berbagai obyek wisata
alam yang potensial dan juga keberadaan
TNKS di wilayah Kabupaten Kerinci,
menjadi aset potensi lokal yang dapat
diandalkan. Keindahan alamnya yang
sudah banyak dikenal dapat menarik
minat wisatawan baik domestik maupun
dari mancanegara, dapat dilihat pada
Gambar 1-1.
Selain itu, Kabupaten Kerinci
memiliki aset budaya asli suku Kerinci
yang menjadi modal utama dan kekuatan
kerakteristik lokal.
Gambar 1-1: Lokasi di Gunung Kerinci: Sun Rise
Danau Gunung Tujuh (Foto: Dok
Pribadi, GPA Aesthetica ISTN, Jakarta)
1.2 Produk Unggulan Nasional
Pemerintah mencanangkan
bahwa pengembangan industri
penerbangan Pesawat N219 menjadi
salah satu bagian dari rencana strategis
industri nasional. Industri penerbangan
harus dibangun di Indonesia, sebagai
sarana transportasi udara yang handal
(Kepmen Perhubungan Nomor KP. 430
Tahun 2015). Untuk itu perlu terus
didorong program besar ini yang
diprakarsai oleh Kementerian Riset
Teknologi dan Pendidikan Tinggi
(Kemenristekdikti), Kementerian
Perencanaan Pembangunan Nasional
Republik Indonesia/Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional (Kementerian
PPN/Bappenas), Badan Pengkajian dan
Penerapan Teknologi (BPPT), Lembaga
Penerbangan dan Antariksa Nasional
(LAPAN), Kementerian Perhubungan, dan
sektor industri penerbangan PT.
Dirgantara Indonesia (PT. DI).
Produk N219 telah sukses
mengikuti serangkaian tahap pengujian
yang dilakukan. Diantaranya melakukan
uji struktur, uji terbang melakukan take
off dan landing dengan mulus di landasan
Majalah Sains dan Teknologi Dirgantara Vol. 13 No. 2 Desember 2018:57-72
60
bandara Husein Sastranegara, Bandung,
Jawa Barat. Proses pengujian ini, sebagai
syarat untuk memperoleh sertifikat
kelaikudaraan dari instansi Direktorat
Kelaikudaraan dan Pengoperasian
Pesawat Udara (DKUPPU) Kementerian
Perhubungan.
Dari keberhasilan yang diperoreh
membuktikan bahwa bangsa Indonesia
mampu melakukan rancang bangun,
pengujian, sertifikasi, dan memproduksi
industri penerbangan nasional secara
mandiri. Produk ini diharapkan bisa
menjawab tantangan pemerintah,
sebagai salah satu penggerak roda
perekonomian nasional di bidang
transportasi angkutan udara. Sasaran
utama dari transportasi udara ini adalah
sebagai penghubung atau meningkatkan
konektivitas daerah terpencil/pelosok
dalam mendukung percepatan
pembangunan konektivitas untuk
memperluas pertumbuhan ekonomi dari
pusat-pusat pertumbuhan ekonomi ke
wilayah belakangnya (hinterland),
(Kementerian PPN/Bappenas, 2014). Di
mana angkutan udara perintis adalah
kegiatan angkutan udara niaga dalam
negeri yang melayani jaringan dan rute
penerbangan untuk menghubungkan
daerah terpencil dan tertinggal atau
daerah yang belum terlayani oleh moda
transportasi lain dan secara komersial
belum menguntungkan (UU No.1 Tahun
2009).
Dengan kondisi ini perlu adanya
kebijakan yang dapat memberikan
insentif untuk pembangunan daerah,
khususnya di Kabupaten Kerinci. Humas
pada Biro Kerja Sama, Hubungan
Masyarakat dan Umum LAPAN (Biro
KSHU) perlu memberikan kontribusi
melalui operasional Pesawat N219
sebagai salah satu hasil/produk litbang.
Hal ini sesuai dengan yang diamanatkan
pada undang-undang (uu No. 21 Tahun
2013), yaitu “Dalam melaksanakan
penguasaan dan pengembangan
teknologi aeronautika, Lembaga dapat
bekerja sama dengan instansi terkait”.
Sekaligus mendukung nawacita nomor 3
dari program Kabinet Kerja Pemerintahan
Jokowi-JK, yaitu: “Membangun
Indonesia dari pinggiran dengan
memperkuat daerah-daerah dan desa
dalam kerangka negara kesatuan dan
meningkatkan produktivitas rakyat dan
daya saing di pasar internasional”.
Oleh karena itu kajian ini perlu
dilakukan dengan harapan dapat
berkontribusi untuk mendukung
peningkatan pariwisata nasional,
khususnya di Kabupaten Kerinci,
Provinsi Jambi, Kesempatan ini sekaligus
juga merupakan sarana untuk melakukan
promosi pesawat Nurtanio (N219) dari
LAPAN.
2 DATA DAN METODOLOGI
2.1 Data
Penulis berusaha mengkaji
beberapa data dan informasi yang berhasil
dikumpulkan, untuk merumuskan
permasalahan yang ada di Kabupaten
Kerinci.
Kemudian melakukan analisa dan
evaluasi yang mengacu kepada beberapa
regulasi (Tabel 2-1) dan kebijakan (Tabel
2-2) dari Pemerintah Republik Indonesia,
US Department of Transportation,
Federal Aviation Administration (FAA)
serta Badan Dunia World Heritage
Committee (WHC) UNESCO untuk
melakukan pendekatan yang otentik
(aspek legalitas) dari hasil kajian peluang
N219 ini.
Tabel 2-1: DAFTAR ACUAN REGULASI
No. Regulasi
1. UU No. 58 Tahun 1958,
Kabupaten Kerinci dibentuk,
2. UU No. 5 Tahun 1990, Kabupaten
Kerinci merupakan area
konservasi,
3. UU No.1 Tahun 2009, angkutan
udara perintis adalah kegiatan
angkutan udara niaga dalam
negeri yang melayani jaringan
dan rute penerbangan untuk
menghubungkan daerah terpencil
dan tertinggal atau daerah yang
Peluang Nurtanio (N219) Sebagai Moda Transportasi ... (Yudho Dewanto)
61
belum terlayani oleh moda
transportasi lain dan secara
komersial belum menguntungkan,
4. UU No. 21 Tahun 2013, Dalam
melaksanakan penguasaan dan
pengembangan teknologi
aeronautika, Lembaga dapat
bekerja sama dengan instansi
terkait,
5. Perpres No. 58, 2017 Produk
N219 Amphibi dan N245
merupakan produk turunan
(derivative) dari CN235,
6. FAA, 2007, Jenis pesawat
bersertifikasi dasar CASR 23
normal, utility, acrobatic or
commuter category akan
dioperasikan secara komersil
setelah memperoleh Type
Certificate (TC),
7. FAA, 2009, standar penerbangan
internasional Civil Aviation Safety
Regulations (CASR) Part 23,
8. FAA, 2017, bandara adalah suatu
area tanah atau air yang
digunakan, atau dimaksudkan
untuk digunakan oleh pesawat
udara untuk lepas landas dan
mendarat,
9. UNESCO WHC, 2004, Tropical
Rainforest Heritage of Sumatra
dan telah ditetapkan sebagai
Situs Warisan Dunia.
Tabel 2-2: DAFTAR ACUAN KEBIJAKAN
2.2 Metodologi
Ruang lingkup substansi dan
pembahasan pada makalah ini
berdasarkan studi literatur. Kajian ini
merupakan deskripsi dari kondisi yang
ada, dianalisa berdasarkan data,
informasi faktual di lapangan dan
Gambar 2-1: Alur proses penyusunan usulan peluang
No. Kebijakan
1. Pemprov Jambi, 2015, Administrasi
Kabupaten Kerinci,
2. Kepmen Perhubungan Nomor KP.
430 Tahun 2015, Industri
penerbangan harus dibangun di
Indonesia, sebagai sarana
transportasi udara yang handal,
3. Kementerian PPN/Bappenas,
2014, Percepatan pembangunan
konektivitas untuk memperluas
pertumbuhan ekonomi dari
pusat-pusat pertumbuhan
ekonomi ke wilayah belakangnya
(hinterland),
4. Permen Perhubungan No. Pm 98
Tahun 2015, tahapan pengujian
dilaksanakan untuk mencapai
sertifikasi tipe dari DKUPPU,
Kementerian Perhubungan,
5. Permen Perhubungan No. KM 25,
2008, termasuk kategori rute
tidak padat.
Majalah Sains dan Teknologi Dirgantara Vol. 13 No. 2 Desember 2018:57-72
62
implementasi regulasi penerbangan serta
kebijakan nasional, alur proses
penyusunan usulan peluang seperti pada
Gambar 2-1. Selanjutnya dipaparkan
penjelasan kelayakan operasional dan
kelaikudaraan untuk dapat menciptakan
peluang N219 sebagai moda transportasi
udara khususnya penerbangan ke
bandara perintis.
Pembahasan kajian ini dilakukan
menggunakan prioritas dan tetap
mempertahankan aset potensi wisata
sebagai karakter lokal dan produk
unggulan Kabupaten Kerinci yang
menjadi branding.
3 HASIL YANG DIPEROLEH
3.1 Spesifikasi Pesawat N219 dan
Proses Uji
Pesawat N219 termasuk pesawat
perintis yang mampu mengangkut
penumpang 19 orang dengan jarak 480
nm (880 km), lihat Tabel 3-1. Pesawat
dirancang untuk melakukan
penerbangan di daerah bertebing, landing
- take off di landasan pendek dengan
jarak runway 600 meter di atas
kerikil/tanpa aspal. Pesawat sudah
dilengkapi dengan alat navigasi
menggunakan Garmin 1000 (apabila
mendekati tebing pada instrumen cockpit
akan muncul gambar 3 dimensi). Terdapat juga Global Positioning System
(GPS), sistem Autopilot dan Terrain
Awareness and Warning System.
Tabel 3-1: KEMAMPUAN PESAWAT N219
No. Performance
1. Max Take Off Weight
(MTOW) 7,030 Kg
2. Max Landing Weight 6,940 Kg
3. Max Fuel Capacity 1,600 Kg
4. Max Range with Max
Fuel 828 NM
5. Max Payload 2,313 Kg
6. Take Off Distance 435 m
7. Landing Distance 509 m
8. Max Cruise Speed 210 Kts
9. Economical Cruise
Speed 170 Kts
10. Stall Speed 59 Kts
11. Range with 19 pax 480 NM
12. Operating altitude 10,000 ft
13. Ceiling Altitude 24,000 ft (Sumber: https://www.indonesian-aerospace. com/)
Mesin yang digunakan adalah 2 x
Pratt and Whitney PT6A-42 turboprop
engines buatan Canada dengan
kecepatan masing-masing 850 shp (shaft
horsepower) atau 630 kW dan daya
jelajah 1.580 nm. Pabrikan mesin
pesawat ini telah banyak memproduksi
berbagai jenis mesin pesawat yang
digunakan oleh industri penerbangan di
seluruh dunia. Dari kualitas mesin yang
digunakan, kapasitas penumpang/cargo,
dan utility menjadikan N219 sebagai
pilihan pesawat untuk perintis
(www.indonesian-aerospace.com).
Untuk pesawat tipe kargo sanggup
mengangkut beban 2-3 ton. Pesawat
dapat dimodifikasi untuk fungsi medical
evacuation, serta kebutuhan
pengembangan sistem alat utama sistem
senjata (alutsista) TNI. Tipe amphibi
dapat digunakan untuk pendaratan di
darat, laut, dan sungai. Indonesia sangat
membutuhkan sarana transportasi udara
perintis yang cepat dan efisien untuk
mendukung pengembangan ekonomi
melalui promosi dan sekaligus support
destinasi wisata di tanah air khususnya
Provinsi Jambi. Dilihat dari berbagai tipe
yang ada, pesawat jenis ini dipersiapkan
untuk beroperasi di daerah perintis.
Dalam rangkaian pengawasan,
memantau perkembangan pembuatan
N219 dan proses uji, pada tanggal 27
Februari 2017, Menteri Riset Teknologi
dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti)
Prof. Mohamad Nasir didampingi Kepala
LAPAN Prof. Dr. Thomas Djamaluddin
beserta jajarannya melakukan
kunjungan kerja ke PT. DI di Bandung,
Jawa Barat yang diterima oleh Direktur
Utama PT. DI Budi Santoso dan jajaran
(Gambar 3-1).
Proses uji mengacu pada standar
penerbangan internasional Civil Aviation
Safety Regulations (CASR) Part 23 (FAA,
Peluang Nurtanio (N219) Sebagai Moda Transportasi ... (Yudho Dewanto)
63
2009). Berbagai dokumen diperiksa dan
sejumlah uji harus dijalani, sehingga
pesawat N219 dinyatakan laik udara dan
bisa terbang beroperasi. Setelah uji
terbang dinyatakan berhasil, tahap
selanjutnya dilakukan produksi masal.
Gambar 3-1: Menristekdikti Prof. Mohamad
Nasir didampingi Kepala LAPAN
Prof. Thomas Djamaluddin melihat
proses pembuatan Pesawat N219.
(Sumber: Arsip LAPAN)
Pada tanggal 16 Agustus 2017
produk N219 telah berhasil melakukan
take off dan landing dengan mulus di
landasan bandara Husein Sastranegara,
Bandung, Jawa Barat. Pesawat
diterbangkan Chief Test Pilot PT. DI,
Kapten Esther Gayatri Saleh, selaku Pilot
in Command (PIC), dengan First Officer
(FO) Kapten Adi Budi Atmoko, serta Flight
Test Engineer (FTE) Yustinus K. Pesawat
N219 take off pada Pukul 09.10 WIB dan
melakukan penerbangan selama 30
menit terbang pada ketinggian 8000 feet
di atas kawasan Batujajar dan Waduk
Saguling, Jawa Barat, lihat Gambar 3-2.
Uji terbang N219 disaksikan oleh
Kepala LAPAN, Prof. Dr. Thomas
Djamaluddin, Deputi Bidang Teknologi
Penerbangan dan Antariksa, Dr. Rika
Andiarti, Dirjen Perhubungan Udara,
Agus Santoso, Direktur Utama PT. DI
Budi Santoso, jajaran pejabat LAPAN,
serta Komisaris PT. DI. Momentum ini
merupakan rangkaian uji terbang N219
yang disebut sebagai The First
Engineering Development Flight Test
N219. Selanjutnya akan dilakukan uji
struktur, uji terbang, sertifikasi, uji jatuh
(fall test), dan sebagainya. Berbagai
tahapan akan dilaksanakan untuk
mencapai Sertifikasi Tipe (Type Certificate)
dari DKUPPU, Ke menterian
Perhubungan (Permen Perhubungan No.
Pm 98 Tahun 2015).
(a)
(b) Gambar 3-2: (a) Pesawat N219 pada saat take
off, dan (b) Pesawat N219 landing (Sumber: dok PT DI/ LAPAN)
Tahap berikutnya, pada 10
November 2017 dilaksanakan acara
penyematan nama yang berlangsung di
Landasan Udara (Lanud) Halim
Perdanakusuma, Jakarta (Gambar 3-3).
Gambar 3-3: Pidato Presiden RI Joko Widodo
pada acara penyematan nama. (Sumber: Arsip LAPAN)
Majalah Sains dan Teknologi Dirgantara Vol. 13 No. 2 Desember 2018:57-72
64
Pada acara ini, Presiden RI Joko
Widodo menjelaskan bahwa Laksamana
Muda Udara (anumerta) Nurtanio
Pringgoadisuryo adalah perintis bangsa
yang tanpa pamrih untuk kemajuan
dirgantara Indonesia. Nama tersebut
didedikasikan dan disematkan pada
pesawat transport nasional N219 buatan
LAPAN-PT. DI.
Presiden berharap setelah
pemberian nama ditindaklanjuti proses
produksi dan pemasarannya. Pesawat ini
akan dipasarkan secara komersil setelah
melewati seluruh rangkaian persyaratan
teknis. Rencana awal yang tadinya tahun
2019 pesawat bisa diproduksi dengan
target produksi 6 pesawat mundur
menjadi tahun 2020. Hal ini dikarenakan
terhambat pada proses uji terbang (340
jam terbang) sebagai syarat untuk
mendapatkan Sertifikat Tipe atau Type
Certificate (TC). Pesawat yang memiliki
berbagai keunggulan ini, diharapkan
produknya dapat memenuhi kebutuhan
masyarakat terutama wilayah perintis di
daerah terpencil.
Pengawasan lanjutan dengan
peninjauan perkembangan
pembangunan pesawat N219 ke PT. DI
juga dilakukan pada 15 Desember 2017
oleh Anggota DPR dipimpin Wakil Ketua
Komisi VII DPR, Dr. E. Herman Khaeron
(Gambar 3-4).
Gambar 3-4: Komisi VII DPR RI melakukan
Kunjungan Kerja ke Industri Pesawat Nurtanio (Sumber: Arsip LAPAN)
3.2 Potensi Pariwisata Daerah
Gunung Kerinci sebagai destinasi
olahraga alam bebas bagi pendaki
gunung atau pencinta alam di tanah air
dan telah menjadi branding dibidang
pariwisata Provinsi Jambi. Lokasi
Gunung Kerinci berada di wilayah
administrasi Kabupaten Kerinci, di mana
sebagian wilayahnya adalah kawasan
TNKS, lihat Gambar 3-5. Lokasi TNKS
berada pada koordinat antara 100°31'18"
- 102°44'01"BT dan 1°07'13" - 1°26'14"LS
dengan luas area 13.750 km2. Pada
tahun 2014 jumlah pengunjung dari
dalam negeri sebanyak 6.617 orang dan
luar negeri 450 orang dengan berbagai
keperluan, di antaranya untuk kegiatan
penelitian dan pengembangan, rekreasi,
pendidikan/ilmu pengetahuan, dan lain-
lain (Dirjen PHKA, 2014).
Taman Nasional ini merupakan
paru-paru dunia dan sebagai sumber
mata air bagi penduduk di tttt
nsekitarnya. TNKS juga menjadi ikon
Tropical Rainforest Heritage of Sumatra
dan telah ditetapkan sebagai Situs
Warisan Dunia oleh Komite Warisan
Dunia (UNESCO WHC, 2004). Saat ini
statusnya dinyatakan dalam kodisi
terancam bahaya, hasil keputusan ini
disampaikan pada acara Konferensi
Perlindungan Warisan Dunia di Paris,
Perancis 19 - 29 Juni 2011.
Gambar 3-5:Wilayah Taman Nasional Kerinci
Seblat (TNKS) (Sumber: Tropical
Rainforest Heritage of Sumatra, 2003)
Peluang Nurtanio (N219) Sebagai Moda Transportasi ... (Yudho Dewanto)
65
TNKS memiliki berbagai jenis
tanaman yang tumbuh di dataran
rendahnya yang dapat menambah daya
tarik bagi para wisatawan, seperti Pohon
Cemara dan dominasi beberapa jenis
Mahoni. Selain itu terdapat juga tumbuhan
raksasa Bunga Raflesia (Rafflesia Arnoldi)
dan Suweg Raksasa (Amorphophallus
Titanum). Flora dan Fauna di kawasan ini
sangat menarik bagi para Peneliti untuk
melakukan kegiatan observasi. Berbagai
binatang khas Sumatra masih ada disini,
seperti Gajah, Badak, Harimau Sumatra,
Beruang Madu, Macan Tutul, Primata
(seperti: Siamang, Gibbon, Monyet Ekor
Panjang, dan Presbytis Melapophos) dan
140 jenis burung.
Pemandangan alam di Kabupaten
Kerinci sangat beragam dan potensial,
yaitu pemandangan alam Perkebunan
(Teh, Kopi, Kayu Manis (Cassiavera)), Air
Panas Sumurup, Air Terjun Telun
Berasap, hutan lebat TNKS, Danau
Kerinci, Danau Gunung Tujuh di
ketinggian permukaan 1,950 mdpl, dan
Sungai Arus Deras Sungai Batang
Merangin. Dalam kondisi cuaca yang
cerah dari Puncak Gunung Kerinci dapat
melihat langsung dengan jelas di
kejauhan pemandangan indah Kota
Jambi, Padang, Bengkulu, Samudera
Hindia, dan Sunrise persis diatas Danau
Gunung Tujuh.
Berdasarkan potensi alam dan
karakter lokalnya di Kabupaten Kerinci,
beberapa Pemerintah Daerah yang
berbatasan langsung (Kabupaten Bungo
dan Kabupaten Merangin Provinsi Jambi,
Kabupaten Muko-Muko dan Kabupaten
Lebong Provinsi Bengkulu, serta Kabupaten
Musi Rawas Provinsi Sumatera Selatan)
sangat mendukung pembangunan
wilayah ini. Di antaranya pernah
diusulkan pembangunan jalan baru
menembus kawasan TNKS untuk
membuka akses ekonomi antar daerah
maupun jalur evakuasi apabila terjadi
bencana alam. Namun usulan tersebut
menurut Doni (2016) akan mengancam
kelestarian kawasan dan memicu
meningkatnya kegiatan perambahan
lahan.
Perjalanan darat dari kota Jambi
menuju ke kota Sungai Penuh yang
berjarak sekitar 465 km dapat ditempuh
selama 10 jam. Dari kota Padang,
Sumatera Barat ke kota Sungai Penuh
melalui kota Tapan di Sumatera Barat
yang berjarak sekitar 277 km dapat
ditempuh dalam waktu 12 jam. Namun
jalan raya yang dilalui kedua jalur ini
masih kurang kondusif melewati wilayah
perbukitan yang sangat rawan terhadap
longsor. Selanjutnya jarak dari kota
Sungai Penuh ke Kabupaten Kerinci
adalah 32 km ditempuh sekitar 1 jam.
Menggunakan rute yang lain dari Kota
Padang, Sumatera Barat ke Kabupaten
Kerinci melalui kota Solok Selatan yang
berjarak sekitar 250 km ditempuh
dalam waktu 8 jam. Lamanya waktu
tempuh dan jaraknya yang jauh menuju
ke Kabupaten Kerinci, menjadi
pertimbangan bagi Pemerintah Daerah.
Oleh karena itu sebagai masukan/
usulan, diharapkan dapat menggunakan
transportasi udara.
3.3 Program Pemerintah dan Fasilitas
Bandara
Pengembangan moda transportasi
udara di Indonesia sangat memerlukan
dukungan yang kuat dari sektor industri
penerbangan, baik yang diusahakan oleh
Pemerintah (BUMN) maupun swasta. Hal
ini menjadi tantangan, bagaimana agar
industri transportasi udara nasional
dapat tumbuh dan berkembang secara
efektif dan efisien serta berdaya saing
tinggi. Selain itu sistem transportasi
udara perlu didukung bandar udara
(bandara) dan fasilitas keselamatan
penerbangan. Saat ini jumlah pesawat
udara sangat terbatas dan banyak yang
sudah usang, sehingga membutuhkan
biaya pemeliharaan dan operasional yang
tinggi. Dari berbagai kendala tersebut
diatas, menjadi peluang baru yang dapat
dikembangkan pada bisnis industri
penerbangan. Hal ini sebagai upaya
peningkatan kegiatan ekonomi nasional
Majalah Sains dan Teknologi Dirgantara Vol. 13 No. 2 Desember 2018:57-72
66
dan kesejahteraan masyarakat guna
mendorong pertumbuhan sektor
transportasi udara.
Dunia usaha telah berkembang
pesat dan telah menjadi pendukung
pertumbuhan ekonomi di daerah.
Kemampuan para Pengusaha di daerah
yang semakin besar mendorong
keikutsertaan swasta dalam pengembangan
transportasi udara. Peran swasta dapat
memberikan kontribusi yang sangat
besar dalam pembangunan fasilitas dan
sarana seperti jalan raya, listrik/
telekomunikasi/air minum, perhotelan,
perbankan, kesehatan dan bandara,
(Hazanawati, dan Wardhani, 2008). Hal
ini yang kemudian akan meningkatkan
kualitas sumber daya manusia dan
mengangkat derajat pendidikan serta
penerapan teknologi sebagai bagian dari
investasi ekonomi di daerah.
Bandara adalah suatu area tanah
atau air yang digunakan, atau
dimaksudkan untuk digunakan oleh
pesawat udara untuk lepas landas dan
mendarat (FAA, 2017). Saat ini Bandara
Depati Parbo di kota Sungai Penuh sudah
beroperasi. Bandara ini memiliki
landasan pacu (runway) sepanjang 1.800
meter dan lebar 30 meter. Pesawat yang
biasa mendarat adalah Maskapai Susi Air
dan Wings Air dengan pesawat ATR 72
twin-engine turboprop mampu
mengangkut 72 orang penumpang. Dua
Maskapai ini melayani rute penerbangan
dari kota Jambi ke kota Sungai Penuh
dan sebaliknya rata-rata mengangkut 60
orang penumpang sekali penerbangan.
Rute ini termasuk tidak padat (Permen
Perhubungan No. KM 25, 2008). Susi Air
melayani dalam 1 minggu ada 2 kali
penerbangan, yaitu Selasa dan Kamis,
sedangkan Wings Air setiap hari (satu
kali pergi-pulang).
Pesawat berbadan besar sekelas
Boeing belum bisa mendarat. Supaya
bisa mendarat, maka runway harus
diperpanjang menjadi 2.600 meter dan
lebar ditambah menjadi 100 meter, serta
terminalnya juga perlu di-upgrade
menjadi lebih besar lagi, agar penumpang
dapat merasa lebih nyaman (Gambar 3-6).
Gambar 3-6: Bandara Dipati Parbo, Kota Sungai
Penuh Provinsi Jambi (Sumber: http://jambi.tribunnews.com)
Dengan adanya bandara perintis,
wisatawan dapat berkunjung dari kota
besar terbang ke daerah dalam waktu
yang singkat, (Hazanawati, dan
Wardhani, 2008). Wisatawan domestik
dari luar Pulau Sumatra seperti, Jakarta,
Bandung, Surabaya dan Yogyakarta
maupun dari mancanegara dapat
menggunakan pesawat terbang ke kota
Sungai Penuh.
Dari tempat asal berangkat
menggunakan pesawat terbang dengan
tujuan ke bandara Sultan Thaha
Syaifuddin (STS) kota Jambi (transit)
dan dilanjutkan perjalanan ke bandara
Dipati Parbo, kota Sungai Penuh. Jadwal
setiap selasa dan kamis, perjalanan ini
ditempuh dalam waktu singkat 1 jam.
Selanjutnya dari kota Sungai Penuh
melalui perjalanan darat ke Kabupaten
Kerinci.
Bagi wisatawan yang akan datang
berkunjung ke obyek wisata, biasanya
menanyakan besarnya biaya
kunjungan. Sehingga di sini airliner
harus memperhatikan yang menjadi
faktor terpenting dalam mendorong
peningkatan pangsa pasar maskapai
penerbangan berbiaya rendah. Caranya
adalah meningkatkan jumlah wisatawan
pada kelas menengah, dan memper-
kenalkan paket perjalanan khusus
dengan harga menarik (Grzegorz, 2016).
Peluang Nurtanio (N219) Sebagai Moda Transportasi ... (Yudho Dewanto)
67
4 PEMBAHASAN
4.1 Kebangkitan Pengembangan
Teknologi Penerbangan
Hasil kerja sama yang dibangun
oleh Kemeristekdikti, LAPAN, BPPT,
Kementerian Perhubungan, Bappenas,
PT. DI yang telah bersinergi dalam
membangun pesawat mulai dari
perencanaan, desain, hingga nantinya
pesawat N219 siap diproduksi perlu
diapresiasi. Pembuatan Pesawat N219
merupakan langkah penting dalam
membangkitkan kembali industri
penerbangan. Pesawat N219 menjadi
awal kebangkitan pengembangan
teknologi penerbangan. LAPAN
mempunyai tugas dalam melakukan
perencanaan dan pembuatan prototipe.
Pembangunan pesawat berpotensi untuk
membangun sumber daya manusia dan
diharapkan dapat bersinergi dalam
mewujudkan pembangunan industri
penerbangan.
Dampak positif dari program
pengembangan N219 adalah
meningkatkan kompetensi, skill dan
experience para engineer muda secara
langsung. Sekaligus sebagai bukti
Engineer Indonesia mampu merancang
dan membuat sendiri pesawat terbang.
Program N219 mampu mengembangkan
industri komponen lokal pesawat di
Indonesia, Wind shield, kaca transparan,
bantalan karet pada Main Landing Gear,
Tools and Jig dibawah asosiasi
manufaktur skala industry kecil/UKM
dalam wadah INACOM (Indonesia Aircraft
Component Manufacture Association).
Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN)
akan ditingkatkan menjadi di atas 60%
dan lulus sertifikasi Kementerian
Perhubungan. Sebagai binaan LAPAN,
dibentuk IAEC (Indonesian Aeronautical
Engineering Center) yang bergerak di
bidang Jasa Engineering untuk support
Industri Penerbangan.
4.2 Perbandingan Beberapa Bandara
Perintis
Bandara Ilaga di Kabupaten
Puncak, Papua (akses menuju puncak
Cartenzs) memiliki panjang runway 600
m di atas ketinggian 3.500 kaki. Dalam
sehari Bandara Ilaga paling sedikit ada
sebanyak lebih dari 25 - 30 penerbangan.
Bandara Ilaga dikelola oleh Direktorat
Jenderal Perhubungan Udara, lihat
Gambar 4-1.
Landasannya dapat dibilang
cukup ekstrim, selain pendek, agak
menanjak dengan kemiringan 4 %, lahan
dan ruang udara juga terbatas. Meski
landasannya kecil, aktivitas di bandara
ini cukup padat karena banyaknya
penerbangan setiap harinya. Bandara
Ilaga dilayani maskapai, Airfast, Trigana
Air, Susi Air, Dimonim Air, Avia Star,
SAS, Pelita Air, dan JhonLin Air.
Papua memiliki panorama alam
pegunungan dengan obyek wisata salju
abadi yang mempesona. Kemudian
ditambah lagi dengan berbagai
keanekaragaman hayati burung, seperti
nuri, cenderawasih, dan kasuari. Puncak
Cartenz telah dijadikan sebagai destinasi
wisata dunia internasional oleh
Kementerian Pariwisata dan selanjutnya
membuka jalur baru melalui
penerbangan udara ke Bandara
Sokopaki Distrik Sugapa, Kabupaten
Intan Jaya, lihat Gambar 4-2.
Bandara ini memiliki panjang
landasan 750 m, dengan menggunakan
pesawat jenis Cessna Caravan
atau pesawat tipe Twin Otter. Rata-rata
wisatawan yang mendaki melalui jalur
ini, kurang lebih 4-5 rombongan setiap
bulannya.
Gambar 4-1: Bandara Illaga, Distrik Illaga
Kabupaten Puncak, Papua Dijaga oleh Prajurit Paskhas TNI-AU. Sumber:http://www. tribunnews. com)
Majalah Sains dan Teknologi Dirgantara Vol. 13 No. 2 Desember 2018:57-72
68
Gambar 4-2: Bandara Udara Sokopaki Distrik
Sugapa, Kabupaten Intan Jaya, Papua. (Sumber: http:// zuzangriapon. blogspot com)
Sebagai perbandingan penulis
juga sampaikan penerbangan perintis di
luar negeri, yaitu destinasi Gunung
Everest. Untuk mendaki ke Puncak
Gunung Everest dari sisi Selatan,
pesawat udara yang mngangkut para
Pendaki harus melalui bandara Tenzing-
Hillary kota Lukla di Khumbu, Distrik
Solukhumbu Zona Sagarmatha, Nepal
Timur. Bandara ini menjadi kawasan
yang terkenal sangat sibuk karena
menjadi jalur utama tempat masuk dan
keluar bagi para pendaki Gunung
Everest. Landasannya memiliki panjang
527 m, lebar 20 m dan memiliki gradien
12 % dan berada pada ketinggian 2.895
m, sehingga menjadi tantangan bagi Pilot.
Letak dan posisinya berada di daratan, di
antara tebing tinggi tepat di sebelah utara
(di ujung landasan) dan sebuah turunan
ke lembah yang curam sedalam 2.000
feet (610 m) di ujung selatan landasan.
Bandara ini bentuk topografinya
bergunung (pegunungan Himalaya),
maka Pilot tidak ada kesempatan
berputar-putar untuk mencoba mendarat,
Gambar 4-3.
Landasannya sudah aspal dan
hanya dapat diakses oleh helikopter dan
pesawat Small Fixed-Wing Short-Takeoff-
And-Landing (STOL), seperti De Havilland
Canada DHC-6 Twin Otter atau Dornier
Do 228. Di bandara ini terdapat 4
pangkalan apron dan 1 helipad yang
berlokasi 450 feet (140 m) dari menara
kendali. Landasan bandara yang pendek
tentu sangat berisiko, Pilot hanya
memiliki ruang yang terbatas pada saat
lepas landas maupun mendarat. Semakin
tinggi lokasi bandara, semakin rendah
densitas udara, sehingga pesawat
mendarat dengan laju yang cepat.
Gambar 4-3: Bandar Tenzing-Hillary Kota Lukla, Nepal Timur (Sumber: https:// www.merdeka.com)
Pada bandara Tenzing-Hillary kota
Lukla tidak tersedia bimbingan untuk
pendaratan pesawat dan satu-satunya
layanan lalu lintas udara adalah
sebuah Layanan Informasi Penerbangan
Lapangan Terbang (Aerodrome Flight
Information Service (AFIS)). Flight
Information Service adalah pelayanan
yang dilakukan dengan memberikan
berita dan informasi yang berguna dan
bermanfaat untuk keselamatan, keamanan,
dan efisiensi bagi penerbangan. Selain
pengaturan wilayah udara yang bersifat
vertical (lalu lintas penerbangan) juga
horisontal (antar stasiun penerbangan),
Hari, 2012.
Ketiga bandara di atas sudah
ramai dikunjungi oleh banyak wisatawan
pendaki gunung baik lokal maupun dari
mancanegara. Di mana para pendaki
datang dan pergi menggunakan pesawat
terbang jenis perintis. Dari ketiga
bandara ini memiliki hampir kesamaan
dengan bandara Dipati Parbo di Sungai
Penuh, yaitu jenis pesawat terbang
perintis, medan topografi dan ukuran
panjang dan lebar landasannya. Dari
kesamaan ini, obyek wisata Gunung
Kerinci dapat menjadi destinasi wisata
tentunya peluang bagi N219 sebagai
moda transportasi udara. Upaya ini perlu
adanya dukungan dari Instansi terkait
melalui pengelolaan sistem transportasi
udara yang baik.
Peluang Nurtanio (N219) Sebagai Moda Transportasi ... (Yudho Dewanto)
69
4.3 Peluang Moda Transportasi Udara
Pesawat N219 telah berhasil
diterbangkan dan siap diproduksi awal 6
unit pada tahun 2020. Jenis pesawat ini
bersertifikasi dasar CASR 23 normal,
utility, acrobatic or commuter category.
Pesawat akan dioperasikan secara
komersil setelah memperoleh Type
Certificate (TC) pada tahun 2019, untuk
memenuhi kebutuhan standar industri
penerbangan dunia (US Department of
Transportation FAA, 2007). Pesawat
dapat melayani rute dari kota besar
menuju wilayah perintis, maupun pulau-
pulau kecil di Nusantara.
Saat ini pengembangan program
pesawat N219 Amphibi sudah masuk
dalam Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN) Kementerian
Perencanaan Pembangunan Nasional/
Badan Perencanaan Pembangunan
Nasional (PPN/Bappenas) dan N245
sudah menjadi Program Strategis
Nasional (Perpres No. 58, 2017). Produk
N219 Amphibi dan N245 merupakan
produk turunan (derivative) dari N219,
yaitu generasi produk pesawat
sebelumnya. Saat ini pesawat N219
sudah dipesan sebanyak 104 unit oleh
airliner dari dalam negeri, termasuk
beberapa Pemerintah Daerah.
Industri transportasi udara dan
pariwisata adalah saling melengkapi satu
sama lain. Pariwisata bergantung
pada transportasi untuk membawa
pengunjung, sementara industri
transportasi bergantung pada pariwisata
untuk menghasilkan permintaan akan
layanannya. Pertumbuhan dalam industri
pariwisata secara langsung
mencerminkan kesiapan dari
transportasi udara (Prasadja et al, 2017).
Berdasarkan sumber tersebut dan
studi literatur dapat disampaikan, bahwa
wilayah Kabupaten Kerinci dengan
keterbatasan (masalah), memiliki daya
tarik (potensi wisata) yang sangat kuat
terhadap minat wisatawan untuk datang
berkunjung.
Untuk meningkatkan dan
mengembangkan kegiatan ekonomi di
wilayah ini dibutuhkan peran dan
dukungan dari Pemerindah Daerah,
berupa pemberian atensi (insentif) dan
keterlibatan pihak dunia usaha/swasta
(airliner).
Melihat kondisi ini dapat menjadi
peluang usaha (bisnis) baru dalam
bidang jasa angkutan udara. LAPAN
melalui produk litbang N219 dapat
memberikan usulan dalam penyediaan
pesawat udara perintis yang siap
melayani rute ke bandara Dipati Parbo,
Sungai Penuh Provinsi Jambi.
5 KESIMPULAN
Pengembangan pariwisata ini,
diharapkan disertai percepatan
pembangunan konektivitas jalur udara
melalui penambahan rute baru dari
Bandara Dipati Parbo menuju Bandara
Ibukota Provinsi di Pulau Sumatra.
Optimalisasi jalur penerbangan ini dapat
mendorong percepatan pembangunan
infrastruktur di Kabupaten Kerinci yang
akan mendukung tumbuhnya sektor-
sektor ekonomi potensial.
Diperlukan optimalisasi
penggunaan moda transportasi udara
yang dapat melayani penumpang
maupun angkutan barang untuk
memenuhi berbagai kebutuhan ekonomi
masyarakat di Kabupaten Kerinci. Pesawat
N219 merupakan produk industri
penerbangan nasional hasil karya anak
bangsa, menangkap peluang sebagai
moda transportasi udara yang mampu
memenuhi kebutuhan ini.
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada
Bapak Ir. Jasyanto, MM. dan Ibu
Andriani Agustina, S.Sos. atas
kesempatan yang diberikan serta
bimbingan selama dalam penulisan
makalah ini.
Majalah Sains dan Teknologi Dirgantara Vol. 13 No. 2 Desember 2018:57-72
70
DAFTAR RUJUKAN
Dirjen PHKA, 2003. Tropical Rainforest Heritage
of Sumatera, World Heritage List, PHKA
Directorate General of Forest Protection
and Nature Conservation Ministry of
Forestry Republic of Indonesia, January
2003: 8-9.
Dirjen PHKA, 2014. Buku Statistik Dirjen PHKA,
Sekretariat Direktorat Jendaral
Perlindungan Hutan Dan Konservasi Alam,
Kementerian Kehutanan: 65.
Doni, Y., 2016. Perspectives of Sustainable
Collaborative Management: A Case Study
in Kerinci Seblat National Park, Sumatra –
Indonesia, Dissertation “Doctor Rerum
Naturalium‘‘ Der Georg-August-Universität
Göttingen Im Promotionsprogramm
Geowissenschaften/Geographie Der
Georg-August University School Of
Science (Gauss), Gӧttingen, 2016: 11.
Federal Aviation Administration (FAA), 2009.
Part 23 – Small Airplane, Certification
Process Study, A Life-Cycle Study which
Assesses The Cumulative Certification
Experience and Makes Recommendations
for The Next Twenty Years, July 2009: 46-
51.
Federal Aviation Administration (FAA), 2017.
Administrator’s Fact Book, Dec 2017: 16.
Grzegorz. Z., 2016. The Role of Air Transport in
The Development of International Tourism.
University of Information Technology and
Management in Rzeszow, Poland. Journal
of International Trade, Logistics And Law,
Vol. 2, Num. 1, 2016L: 8.
Hari, W., 2012. Penataan Ulang Pelayanan
Ruang Udara dalam Rangka Keselamatan
Penerbangan di Indonesia dan Pemillihan
Alternatifnya (Sudi Kasus Pulau Sumatra).
Tesis Magister FT UI: 17.
Hazanawati, dan S. Wardhani, 2008. Kajian
Pengembangan Sisi Udara Bandar Udara
Japura Kabupaten Indragiri Hulu, Forum
Teknik Sipil No. XVIII/1, Januari 2008:
754.
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional
(PPN)/ Badan Perencanaan Pembangunan
Nasional (Bappenas), 2014. Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional
(RJPMN) 2015 – 2019, Buku I Agenda
Pembangunan Nasional, 2014: 6-40.
Keputusan Menteri (Kepmen) Perhubungan Nomor
KP. 430 Tahun 2015 Tentang Rencana
Strategis Kementerian Perhubungan
Tahun 2015-2019: 3-4.
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jambi, 2015.
Buku Data Status Lingkungan Hidup
Daerah Provinsi Jambi, 2015, Sumber
Daya Alam, SD-9: 1 dan DE-1: 53.
Peraturan Menteri (Permen) Perhubungan
Republik Indonesia Nomor Pm 98 Tahun
2015 Tentang Peraturan Keselamatan
Penerbangan Sipil Bagian 21 (Civil Aviation
Safety Regulations Part 21) Tentang
Prosedur Sertifikasi Untuk Produk Dan
Bagian – Bagiannya (Certification
Procedures For Product And Parts): 19.
Peraturan Menteri (Permen) Perhubungan No. KM
25 Tahun 2008, Tentang
Penyelenggaran Angkutan Udara, pasal
19 (no. 4) dan pasal 21 (no. 3).
Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 58 Tahun
2017 Tentang Perubahan Atas Peraturan
Presiden Nomor 3 Tahun 2016 Tentang
Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis
Nasional, Y Progran Industri Pesawat, No.
247.
Prasadja, R., D. Gunawan, and Martono, 2017.
Air Transport and Tourism in Indonesia
IOSR Journal of Applied Chemistry (IOSR-
JAC) Vol 10, Issue 5 Ver. I (May. 2017):
1,DOI: 10.9790/5736-1005010119.
Undang-Undang (UU) No. 58 Tahun 1958
Tentang Penetapan "Undang-Undang
Darurat No. 21 Tahun 1957 Tentang
Pengubahan Undang-Undang No. 12
Tahun 1956 Tentang Pembentukan
Daerah Swatantra Tingkat II Dalam
Lingkungan Daerah Swatantra Tingkat I
Sumatra Tengah" (Lembaran Negara
Tahun 1957 No. 77) Sebagai Undang-
Undang *).
Undang-Undang (UU) No. 5 Tahun 1990 Tentang
Konservasi Sumber Daya Alam Hayati Dan
Ekosistemnya.
Undang-Undang (UU) No.1 Tahun 2009 Tentang
Penerbangan pasal 1 No. 18.
Undang-Undang (UU) No. 21 Tahun 2013
Tentang Keantariksaan, pasal 31 (no. 3).
UNESCO World Heritage Committee (WHC),
2004. “Decisions Adopted at The 28th
Session of The World Heritage Committee
Peluang Nurtanio (N219) Sebagai Moda Transportasi ... (Yudho Dewanto)
71
(Suzhou, 2004). Convention Concerning
The Protection of The World Cultural And
Natural Heritage. World Heritage 28 COM,
WHC-04/28.COM/26, Paris, 29 October
2004: 16-18.
US Department of Transportation, FAA, Guide
for Obtaining a Supplemental Type
Certificate, Date: 09/27/07, Ac No: 21-
40a, Initiated By: Air-110: 21-27.
https://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Kerin
ci. Diedit: 19 September 2018, pukul
03.10.
http://jambi.tribunnews.com/2017/05/04/ena
m-rute-penerbangan-masuk-kerinci.
Diakses: Kamis, 4 Mei 2017 15:39.
http://www.harnas.co/2018/02/07/wings-air-
resmi-layani-jambi-kerinci. Diakses: 07
November 2018 12:35
https://www.indonesian-aerospace.com/Diedit:
13 May 2018, at 18:47 (UTC).
https://www.merdeka.com/gaya/tenzing-hillary-
bandara-paling-mengerikan-di-dunia.
html. Diakses: Rabu, 26 Juni 2013 10:44.
http://www.tribunnews.com/regional/2012/05
/25/paskhas-tni-au-jaga-bandara-
di-pedalaman-papua Diakses: Jumat, 25
Mei 2012 10:09.
http://zuzangriapon.blogspot.com/2015/2/ber
pacaran-dengan-dingin-di-sugapa.html.
Diakses: Desember 10, 2015. 1
Majalah Sains dan Teknologi Dirgantara Vol. 13 No. 2 Desember 2018:57-72
72