Post on 16-Feb-2018
1
Karakteristik Sedimen Permukaan
Muara Sungai Kawal Kabupaten Bintan
Agusta
Mahasiswa Ilmu Kelautan, FIKP UMRAH, agusta310889@gmail.com
Chandra Joe Koenawan
Dosen Ilmu Kelautan, FIKP UMRAH, joei ck@yahoo.com
Andi Zulfikar
Dosen Ilmu Kelautan, FIKP UMRAH, andizulfikar@rocketmail.com
ABSTRAK
Agusta. 2016. Karakteristik Sedimen Permukaan Muara Di Sungai Kawal Kabupaten Bintan
kepulauan riau, Skripsi. Tanjungpinang: Jurusan Ilmu Kelautan, Fakultas Ilmu Kelautan
dan Perikanan, Universitas Maritim Raja Ali Haji. Pembimbing 1: Chandra J. Koenawan,
S.Pi, M.Si Pembimbing 2: Andi Zulfikar, S.Pi, MP.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April – Juli 2016, bertujuan untuk mengetahui
karakteristik sedimen permukaan dan kondisi parameter perairan yang terkait dengan sedimentasi
di Muara Sungai Kawal Kabupaten Bintan Provinsi Kepulauan Riau. Metode penentuan lokasi
penelitian ditentukan menggunakan metode acak (random sampling) dengan menggunakan
software sampling random dan didapatkan 39 titik koordinat penelitian. Sedangkan metode
pengambilan data yang digunakan adalah metode survey secara in situ dan ex situ. Data yang
diperoleh terdiri dari data primer dan sekunder yang dituangkan dalam bentuk tabel dan dijelaskan
secara deskriptif. Berdasarkan pengamatan parameter perairan diperoleh hasil kecepataan arus dan
kedalaman yang relatif rendah, nilai kekeruhan yang tingi dan tipe pasang surut semi diurnal.
Untuk hasil analisis sedimen, diperoleh nilai mean size (Mz) berkisar antara 4,8 – 5,7 dengan 2
(dua) tipe butiran sedimen yaitu very fine sand (pasir sangat halus) dan coarse silt (lumpur kasar).
Nilai sorting koefisien (δ) yang diperoleh berkisar antara 2,9 – 3,7 yang termasuk dalam kategori
very poorly sorted (terpilah sangat buruk). Untuk nilai Skewness (SK 1) diperoleh nilai rata-rata
yaitu -0,9 yang termasuk dalam kategori very coarse skewed (menyimpang sangat kasar),
sedangkan nilai kurtosis (KG) yang dperoleh yaitu <0,67 yang termasuk dalam kategori very
platykurtic, yang diartikan bahwa nilai tersebut memiliki kurva yang sangat datar. Dari hasil
analisis menggunakan segitiga shepard yang dilakukan diperoleh 2 (dua) tipe tekstur butiran
sedimen permukaan muara sungai, yaitu slightly gravelly sandy mud (campuran kerikil, pasir dan
lumpur) dan gravelly mud (lumpur berkerikil).
Kata Kunci : Muara, Sedimen, Parameter Perairan, Karakteristik Sedimen.
2
Characteristics of Surface Sediments
in the River Estuary Kawal Bintan Regency in Riau Islands
Agusta
Mahasiswa Ilmu Kelautan, FIKP UMRAH, agusta310889@gmail.com
Chandra Joe Koenawan
Dosen Ilmu Kelautan, FIKP UMRAH, joei ck@yahoo.com
Andi Zulfikar
Dosen Ilmu Kelautan, FIKP UMRAH, andizulfikar@rocketmail.com
ABSTRACT
Agusta. 2016. Characteristics of Surface Sediments in the River Estuary Kawal Bintan Regency in
Riau Islands,Thesis. Tanjungpinang: Marine Sciences Department, Marine Sciences and
Fhiseries Faculty, University of Maritim Raja Ali Haji. Advisor: Chandra J. Koenawan,
S.Pi, M.Si Pembimbing 2: Andi Zulfikar, S.Pi, MP.
The research was conducted on April - Juli 2016 in the Estuary Bintan Regency, kawal
in Riau Islands. The research aims to determine the characteristics of the surface sediments and
waters condition associated with sedimentation in the estuary. The method to determin the point
sample location of the study of primary and secondary data as outlined in table form and
explained was using random sampling with 39 points coordinate research . Method to collection
data was using survey analysis method at in situ and ex situ . The data consisted descriptively .
Based on observations of the water condition obtained results of velocity flow of relatively low
with depth , turbidity values are steeper with semi- diurnal tides . sediment analysis result ,
obtained a mean size ( Mz ) ranging from 4.8 to 5.7 with 2 ( two ) types of sediment grains were
very fine sand and coarse silt. The value of sorting coefficient ( δ ) obtained ranged from 2.9 to 3.7
was included in the category of very poorly sorted ( disaggregated very bad ) . The average of
Skewness values ( SK 1 ) obtained -0.9 and included in the category of very coarse skewed (
deviate very rough ) , while the value of kurtosis ( KG ) which was between ie < 0.67 were
included in the category of very platykurtic , which means that the value has a very flat curve .
Analysis conducted using triangular shepard analysis obtained two (2 ) types of granular texture
surface sediments in the estuary , which was slightly Gravelly sandy mud ( a mixture of gravel ,
sand and mud ) and Gravelly mud ( mud pebbly ) .
Keyword : Estuary, Sediments, waters parameter’s, Characteristics of Sediments
3
PENDAHULUAN
Sungai Kawal merupakan kawasan
perairan pesisir yang memiliki panjang
kurang lebih 8-12 km yang terletak di
Kelurahan Kawal Kecamatan Gunung
Kijang Kabupaten Bintan Kepulauan Riau.
Di sepanjang bibir sungai kawal terdapat
ekosistem mangrove yang masih
dipengaruhi oleh pasang surut air laut
terutama pada kawasan hulu sungai. Selain
itu ekosistem tersebut juga di pengaruhi oleh
karakteristik sedimen dasar perairan
tersebut.
Sedimen merupakan material yang
berasal dari perombakan batuan di daratan
yang terjadi pada periode tertentu kemudian
dibawa oleh media air atau udara kemudian
mengendap akibat proses gravitasi bumi.
Pada perairan sedimen terdiri dari 3 jenis
yaitu pasir, lumpur dan tanah liat (Daulay,
2014).
. Pada wilayah pesisir sungai kawal
terdapat berbagai aktifitas pesisir seperti
pemukiman penduduk, aktifitas transportasi
kapal dan pelabuhan kapal di mana tepatnya
aktivitas tersebut berada di muara sungai
kawal. Aktivitas tersebut akan memberikan
pengaruh terhadap karakteristik sedimen
dasar perairan. Hal ini sesuai yang
dikatakan oleh Rifardi (2008) bahwa pola
dan karakteristik sedimen dipegaruhi oleh
aktifitas artifisial (manusia) dan alam.
Selain aktifitas artifisial (manusia),
aktifitas oleh alam yang terjadi seperti
pasang surut dan arus juga akan memberikan
pengaruh terhadap karakteristik sedimen
dasar perairan. Dari beberapa aktifitas
tersebut akan menyebabkan terjadinya erosi
daratan serta pantai. Hasil erosi yang masuk
di perairan akan terbawa oleh aliran air
permukaan ke pesisir dan terjadi
pengadukan oleh arus air. Dampak erosi
tersebut akan memberikan perubahan
komposisi / karakteristik sedimen dasar
perairan yang juga akan memberikan
pengaruh terhadap ekositem yang hidup di
atasnya. Dengan demikian perlu
dilakukannya kajian mengenai kondisi dan
karakteristik sedimen permukaan di muara
perairan sungai kawal sehingga dapat
menggambarkan kondisi pesisir perairan
sungai kawal untuk upaya pengelolaan
pesisir Sungai Kawal Kelurahan Kawal
Kecamatan Gunung Kijang Kabupaten
Bintan Kepulauan Riau.
Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang menjelaskan
adanya aktifitas artifisial (manusia) dan alam
yang terjadi di kawasan pesisir sungai kawal
tepatnya di muara sungai kawal, maka hal
tersebut akan menyebabkan terjadinya erosi
daratan serta pantai yang akan
mempengaruhi komposisi dan karakterisasi
sedimen dasar perairan, sehingga akan
berdampak pula pada kondisi perairan dan
ekosistem yang hidup di atasnya.
Oleh karena itu perlu dilakukan kajian
mengenai jenis dan karakteristik sedimen
permukaan muara sungai kawal serta faktor
– faktor oseanografi yang mempengaruhinya
berupa kekeruhan, pasang surut, dan
kecepatan arus di Muara Sungai Kawal
Kabupaten Bintan.
4
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai
oleh peneliti dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui karakteristik sedimen
permukaan perairan dan kondisi parameter
perairan yang terkait dengan sedimentasi di
Muara Sungai Kawal Kelurahan Kawal
Kecamatan Gunung Kijang Kabupaten
Bintan Provinsi Kepulauan Riau.
Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini untuk
memberikan data deskriptif mengenai
karakteristik sedimen yang terdapat pada
Muara Sungai Kawal. Selain itu hasil dari
penelitian ini dapat dijadikan sebagai media
informasi untuk pihak terkait mengenai
kondisi sedimentasi dalam upaya
pengelolaan kawasan Pesisir Perairan Sungai
Kawal Kelurahan Kawal Kabupaten Bintan.
TINJAUAN PUSTAKA
Sedimen adalah partikel organik dan
anorganik yang terakumulasi secara bebas
(duxbury et al, 1991 dalam al mukminin, A,
2009 ). Sedimentasi adalah proses
pengendapan bahan-bahan organik dan
anorganik yang tersuspensi di dalam air dan
di angkut oleh air sehingga terjadi
pengendapan pada suatu tempat di mana air
tidak lagi sanggup membawa partikel-
partikel yang tersuspensi tersebut (Neshyba
dalam Tampubolon, 2010 ). Menurut Rifardi
(2008) ukuran butiran sedimen dapat
menjelaskan hal-hal berikut :
1) Menggambarkan daerah asal sedimen.
2) Perbedaan jenis partikel sedimen.
3) Ketahanan partikel dari bermacam-
macam komposisi terhadap proses
weathering, erosi,abrasi dan transportasi
serta,
4) Jenis proses yang berperan dalam
transportasi dan deposisi sedimen.
Suatu endapan sedimen tersusun dari
berbagai ukuran partikel yang berasal dari
sumber yang berbeda-beda, dan
percampuran ukuran ini disebut dengan
istilah populasi. Ada tiga kelompok populasi
sedimen yaitu:
1. Gravel (kerikil), terdiri dari partikel
individual: boulder, cobble dan pebble.
2. Sand (pasir), terdiri dari: pasir sangat
kasar, kasar, medium, halus dan
sangat halus.
3. Mud (lumpur), terdiri dari clay dan silt.
Berdasarkan diameter butiran,
Wentworth dalam Rifardi (2008) membagi
sedimen sebagai berikut ini: boulders
(batuan) dengan diameter butiran lebih besar
dari 256 mm, gravel (kerikil) diameter 2
sampai 256 mm, very coarse sand (pasir
sangat kasar) diameter 1 sampai 2 mm,
coarse sand (pasir kasar) 0,5 sampai 1 mm,
fine sand (pasir halus) diameter 0,125
sampai 0,5 mm, very fine sand (pasir sangat
halus) diameter 0,0625 sampai 0,125 mm,
silt (lumpur) diameter 0,002 sampai 0,0625
mm, dan dissolved material (bahan-bahan
terlarut) diameter lebih kecil dari 0,0005
mm.
5
Gambar 1. Skala Wenworth
Berdasarkan Skala Wentworth
sedimen dapat dikelompokkan berdasarkan
ukuran butirnya, yakni lempung, lanau,
pasir, kerikil, koral (pebble), cobble, dan
batu (boulder). Skala tersebut menunjukkan
ukuran standar kelas sedimen dari fraksi
berukuran mikron sampai beberapa mm
dengan spektrum yang bersifat kontinu
(Dyer 1986 dan Davis 1993 dalam Rifardi,
2008). Penghitungan sedimen permukaan
berdasarkan proporsi kandungan ukuran
partikel kerikil, pasir, dan lumpur dapat
digolongkan menurut Diagram Sheppard.
Sistem klasifikasi ini berdasarkan Median
diameter (Md). Diagram Sheppard adalah
satu contoh diagram rangkap tiga (suatu alat
untuk grafik tiga satuan) sistem komponen
berjumlah 100%.
Gambar 2. Segitiga Shepard untuk Analisis
Butiran Sedimen (Rifardi,
2008)
Purnawan et al. (2012) dalam
Nugroho dan Basit (2014) mengatakan
bahwa faktor oseanografi yang berperan
dalam distribusi sedimen di suatu perairan
adalah arus, khususnya terhadap sedimen
tersuspensi (suspended sediment). Secara
umum partikel berukuran kasar akan
diendapkan pada lokasi yang tidak jauh dari
sumbernya, sebaliknya jika halus akan lebih
jauh dari sumbernya (Rifardi, 2008).
Mc Dowell dan O’Connor dalam
Tampubolon (2010), sebaran dan ukuran
partikel yang mengendap tergantung dari
kekuatan arus pasang surut dalam
menggerakkan dan mendistribusikan
sedimen tersebut.
Nilai kekeruhan perairan berkaitan
erat dengan jenis sedimen yang terakumulasi
dan kuat arus. Dimana pada perairan yang
kandungan sedimennya didominasi oleh
fraksi lumpur dan senantiasa teraduk oleh
arus akan lebih keruh jika dibanding dengan
perairan yang sedimennya berpasir (Lukman
dalam Tampubolon 2010).
6
Menurut Wibisono, (2005)
menyatakan bahwa kedalaman suatu
perairan didasari pada relief dasar dari
perairan tersebut. Kedalaman perairan laut
dibentuk oleh suatu bahan utama yaitu
sedimen (Satriadi, 2012).
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan pada
bulan April – Agustus 2016 yang meliputi
survei lokasi, studi literatur, pembuatan
proposal, pengambilan data, pengolahan dan
analisis data, serta laporan penelitian.
Penelitian ini di lakukan di muara Sungai
Kawal Kelurahan Kawal Kecamatan
Gunung Kijang Kabupaten Bintan.
Gambar 3. Lokasi Penelitian
Alat dan Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada
penelitian ini adalah: Sampel sedimen pada
masing-masing titik penelitian. Peralatan
yang digunakan adalah: Alat tulis, Eckman
grab, Kantong plastik, Saringan bertingkat,
Current meter, GPS, Kamera, Alumunium
foil, Tabung silinder, Pipet gondok, oven,
Timbangan analitik, Turbidity meter.
Metode Penelitian
Stasiun penelitian ditentukan dengan
menggunakan metode acak (random
sampling), Dengan menggunakan software
sampling random didapatkan 39 titik
koordinat pengamatan sedimen yang
tersebar di wilayah muara sungai kawal.
Tabel 2. Titik Koordinat Pengambilan
Sampel Sedimen
No X Coord Y Coord Type
1 104,6344 0,9875 Random 2 104,6368 0,9897 Random 3 104,638 0,9882 Random 4 104,6353 0,9889 Random 5 104,6377 0,9911 Random 6 104,6347 0,9933 Random 7 104,6371 0,9877 Random 8 104,6359 0,9899 Random 9 104,6363 0,9906 Random
10 104,6351 0,9928 Random 11 104,6375 0,9892 Random 12 104,6357 0,9871 Random 13 104,6381 0,9893 Random 14 104,6366 0,9878 Random 15 104,6348 0,9886 Random 16 104,6372 0,9907 Random 17 104,6384 0,9873 Random 18 104,6363 0,9917 Random 19 104,6351 0,9881 Random 20 104,6375 0,9903 Random 21 104,6369 0,9888 Random 22 104,6341 0,9876 Random 23 104,6366 0,9898 Random 24 104,6378 0,9883 Random 25 104,636 0,989 Random 26 104,6384 0,9912 Random 27 104,6364 0,9872 Random 28 104,6352 0,9894 Random 29 104,6346 0,9879 Random 30 104,637 0,9901 Random 31 104,6382 0,9886 Random 32 104,6355 0,9874 Random 33 104,6379 0,9896 Random 34 104,6373 0,9881 Random 35 104,6361 0,9903 Random 36 104,6362 0,9911 Random 37 104,6374 0,9877 Random 38 104,6368 0,9921 Random 39 104,6356 0,9884 Random
7
Pengambilan data
Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode survei secara in
situ dan ex situ. Data yang diperoleh dari
penelitian ini berupa data primer dan data
skunder.
Prosedur Penelitian
Sampel sedimen diambil pada lokasi
atau titik yang sudah ditentukan dan
diplotkan pada peta dasar, Secara umum
cara metode pengambilan sampel adalah
sebagai berikut :
1) Tentukan lokasi atau titik sampling pada
peta dasar.
2) Buat identitas titik sampling pada peta
dasar dengan sistem penomoran.
3) Masing-masing nomor harus dilengkapi
dengan posisi letak lintang dan bujur
dalam lembaran terpisah dalam bentuk
table.
4) Buat transek pada dasar perairan
berdasarkan sebaran titik sampling
sebagai pedoman. Transek dibuat dengan
mempertimbangkan efisiensi waktu
sampling dan kondisi lapangan agar
pengambilan sampel dapat berjalan
dengan lancar.
5) Tentukan transek pengambilan sampel
prioritas yang akan menjadi alur pertama
dan seterusnya ke titik pengambilan
sampel lainnya.
6) Siapkan kantong untuk menyimpan
sampel.
7) Semua kantong sampel harus diberi label
yang berisi nmor titik sampling dan
waktu pengambilan .
8) Untuk mencegah hilangnya identitas sampel,
gunakan label yang tahan air dan reagen
kimia.
9) Apabila identitas sampel terhapus dan tidak
bisa di identifikasi lagi, jangan
menggunakan sampel tersebut untuk
kepentingan penelitian.
10) Jika semua persiapan telah selesai proses
pengambilan sampel bisa dilakukan, dimana
kapal penelitian dapat bergerak menuju titik
sampling pertama sesuai transek yang telah
dibuat.
11) Kapal penelitian harus berhenti pada titik
sampling yang diinginkan, jika alat untuk
mengambil sampel menggunakan Ekman
grab.
12) Ekman grab, diturunkan dari atas kapal
penelitian sampai mencapai dasar perairan.
13) Ekman grab, diturunkan dalam kondisi dua
rahang atau jepitan terbuka. Setelah
mencapai dasar perairan, tegangkan tali
Ekman grab dengan cara menarik tali
sampai tegak lurus dengan posisi Ekman
grab yang di dasar perairan, kemudian
jatuhkan pemberat untuk menutup rahang,
sehingga sedimen akan terambil waktu alat
ini diangkat keatas.
14) Tariklah Ekman grab kepermukaan dan
masukan sampel sedimen yang terambil
kedalam kantong sampel yang telah
disiapkan.
15) Setelah semua sampel diperoleh, simpanlah
sampel sedimen di tempat yang aman dari
kerusakan.
16) Proses pengambilan sampel selesai dan siap
dibawa ke laboratorim untuk dianalisis
sesuai dari tujuan penelitian.
8
Mean Size =
Ø𝟏𝟔+ Ø𝟖𝟒+𝟐Ø𝟓𝟎
𝟐 (Ø𝟖𝟒− Ø𝟏𝟔)+
Ø𝟓+ Ø𝟗𝟓+𝟐Ø𝟓𝟎
𝟐 (Ø𝟗𝟓− Ø𝟓)
17) Setelah sampling dilakukan semua alat
harus dibersihkan agar tidak terjadi
korosi akibat pengaruh air laut.
Pengamatan parameter perairan
Pengukuran kekeruhan perairan
diukur dengan menggunakan Turbidity
meter model (TU 2010) dengan satuan NTU
(Nephelometrik Turbidity Unit).
Kecepatan arus diukur dengan
menggunakan Current meter yang
dimasukkan kedalam badan permukaan
perairan, kemudian selanjutnya dilihat nilai
kecepatan arus nya pada layar display
dengan satuan waktu yaitu meter per detik
(m/det).
Data pasang surut tidak dihitung
langsung pada saat penelitian, data pasut
tersebut diperoleh dari instansi terkait yaitu
jawatan hidro-oseanografi TNI-AL.
Sedangkan Pengukuran kedalaman
dilakukan dengan menggunakan tonggak
berskala.
Analisis Data
Data yang diperoleh dari hasil
klasifikasi tekstur butiran sedimen kemudian
dihitung presentase masing-masing kelas
ukurannya. Nilai presentase ini selanjutnya
dipakai untuk menentukan presentas
komulatif guna menghitung berbagai
parameter statistika sedimen dengan rumus
sebagai berikut:
1) Diameter rata-rata (Mz)
Klasifikasi:
2) Skewness (SK 1)
Klasifikasi:
3) Sorting koofisien (δ1)
Klasifikasi:
4. Kurtosis (KG)
Klasifikasi:
Ø1 : coarse sand (pasir kasar)
Ø2 : medium sand (pasir menengah)
Ø3 : fine sand (pasir halus)
Ø4 : very fine sand (pasir sangat halus)
Ø5 : coarse silt (lumpur kasar)
Ø6 : medium silt (lumpur menengah)
Ø7 : fine silt (lumpur halus)
Ø8 : very fine silt (lumpur sangat halus)
>Ø8 : clay (liat)
+ 1,0 s.d + 0,3 : very fine skewed
+ 0,3 s.d + 0,1 : fine skewed
+ 0,1 s.d – 0,1 : near symmitrical
- 0,1 s.d – 0,3 : coarse skewed
> -0,3 : very coarse skewed
<0,25Ø : very well sorted (terpilah sangat baik)
0,35 – 0,50Ø : well sorted (terpilah baik)
0,50 – 0,71Ø : moderately well sorted (terpilah)
0,71 – 1,0Ø : moderately sorted (terpilah sedang)
1,0 – 2,0Ø : poorly sorted (terpilah buruk)
>2,0Ø : very poorly sorted (terpilah sangat buruk)
δ1 = Ø𝟖𝟒+ Ø𝟏𝟔
𝟒+ Ø𝟗𝟓+ Ø𝟓
𝟔,𝟔
KG = Ø𝟗𝟓+ Ø𝟓
𝟐,𝟒𝟒 (Ø𝟕𝟓+ Ø𝟐𝟓)
<0,67 : very platykurtic
0,67-0,90 : platykurtic
0,90-1,11 : mesokurtic
1,11-1,50 : leptokurtic
1,50-3,00 : very leptokurtic
>3,00 : extremely leptokurtic
9
Selanjutnya dilakukan klasifikasi
(penamaan) tipe sedimen (kerikil, pasir, dan
lumpur) dengan menggunakan diagram
segitiga shepard. Diagram segitiga shepard
dapat dilihat pada gambar Segitiga Shepard
untuk Analisis Butiran Sedimen (Rifardi,
2008) (Gambar 2). Sedangkan untuk data
kualitas perairan disajikan secara kualitatif
dalam bentuk tabel dan dianalisis secara
deskriptif.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari segi geografis kelurahan kawal
terletak pada posisi 20 00’ LU 10 20’ LS
dengan batas sempadan yaitu, sebelah utara
berbatasan dengan desa teluk sebong,
sebelah selatan berbatasan dengan desa
gunung kijang, sebelah barat berbatasan
dengan kelurahan toapaya asri, dan sebelah
timur berbatasan dengan laut ( monografi
kawal, 2015). Lokasi penelitian berada pada
muara sungai kawal dengan 39 titik
koordinat pengamatan yang tersebar dari
mulai bibir muara sungai kawal sampai
dengan bagian luar muara mengarah kelaut.
Pada lokasi penelitian terdapat pelabuhan
penambatan kapal, jalur lintasan kapal, dan
terdapat beberapa pemukiman warga
disekitarnya.
Parameter Perairan
Tabel 3. Parameter Kualitas Perairan
Sumber: Data Primer 2016
Karakteristik Sedimen
1) Mean size (Mz)
Tabel 4. Nilai dan Tipe Mean Size Sedimen
Perairan
Sampling MEAN Description
S1 5.047 Coarse Silt
S2 5.497 Coarse Silt
S3 5.770 Coarse Silt
S4 5.519 Coarse Silt
S5 5.572 Coarse Silt
S6 5.023 Coarse Silt
S7 5.120 Coarse Silt
S8 5.098 Coarse Silt
S9 5.113 Coarse Silt
S10 5.307 Coarse Silt
S11 5.148 Coarse Silt
S12 5.027 Coarse Silt
S13 5.001 Coarse Silt
S14 4.882 Very fine sand
S15 5.348 Coarse Silt
S16 5.596 Coarse Silt
S17 4.891 Very fine sand
S18 5.669 Coarse Silt
S19 5.410 Coarse Silt
S20 5.690 Coarse Silt
S21 5.436 Coarse Silt
S22 5.023 Coarse Silt
S23 5.674 Coarse Silt
S24 5.530 Coarse Silt
S25 5.228 Coarse Silt
S26 5.521 Coarse Silt
S27 5.420 Coarse Silt
S28 5.111 Coarse Silt
S29 5.011 Coarse Silt
S30 5.726 Coarse Silt
S31 5.567 Coarse Silt
S32 5.099 Coarse Silt
S33 5.587 Coarse Silt
S34 5.378 Coarse Silt
S35 5.233 Coarse Silt
S36 5.291 Coarse Silt
S37 5.622 Coarse Silt
S38 5.738 Coarse Silt
S39 5.231 Coarse Silt
Sumber: Data Primer 2016
No Parameter Alat yang di
gunakan
n
Kisaran Rata-
rata
1 Kedalaman (m) Wave Pole 39 0,7 - 3,2 1,46 2 Kekeruhan (NTU) Turbidity 39 0,56 - 5,77 3,35
3 Kecepatan arus (m/s) Current meter 39 0,1 - 0,4 0,25 4 Pasang surut (m) - 29 1 - 2,3 1,72
10
2) Sorting koofisien
Tabel 5. Nilai dan Tipe Sorting Sedimen
Perairan
Sampling SORTING Description
S1 3.620 Very Poorly Sorted
S2 3.220 Very Poorly Sorted
S3 3.006 Very Poorly Sorted
S4 3.227 Very Poorly Sorted
S5 3.212 Very Poorly Sorted
S6 3.639 Very Poorly Sorted
S7 3.555 Very Poorly Sorted
S8 3.582 Very Poorly Sorted
S9 3.569 Very Poorly Sorted
S10 3.338 Very Poorly Sorted
S11 3.528 Very Poorly Sorted
S12 3.635 Very Poorly Sorted
S13 3.657 Very Poorly Sorted
S14 3.753 Very Poorly Sorted
S15 3.282 Very Poorly Sorted
S16 3.069 Very Poorly Sorted
S17 3.745 Very Poorly Sorted
S18 3.091 Very Poorly Sorted
S19 3.276 Very Poorly Sorted
S20 3.120 Very Poorly Sorted
S21 3.259 Very Poorly Sorted
S22 3.639 Very Poorly Sorted
S23 2.951 Very Poorly Sorted
S24 3.249 Very Poorly Sorted
S25 3.484 Very Poorly Sorted
S26 3.256 Very Poorly Sorted
S27 3.338 Very Poorly Sorted
S28 3.576 Very Poorly Sorted
S29 3.651 Very Poorly Sorted
S30 3.096 Very Poorly Sorted
S31 3.211 Very Poorly Sorted
S32 3.582 Very Poorly Sorted
S33 3.182 Very Poorly Sorted
S34 3.372 Very Poorly Sorted
S35 3.481 Very Poorly Sorted
S36 3.433 Very Poorly Sorted
S37 3.184 Very Poorly Sorted
S38 3.084 Very Poorly Sorted
S39 3.482 Very Poorly Sorted
Sumber: Data Primer 2016
3) Skewness
Tabel 6. Nilai dan Tipe skewness Sedimen
Perairan
Sampling SKEWNESS Description
S1 -0.994 Very Coarse Skewed
S2 -0.993 Very Coarse Skewed
S3 -0.993 Very Coarse Skewed
S4 -0.993 Very Coarse Skewed
S5 -0.993 Very Coarse Skewed
S6 -0.994 Very Coarse Skewed
S7 -0.994 Very Coarse Skewed
S8 -0.994 Very Coarse Skewed
S9 -0.994 Very Coarse Skewed
S10 -0.994 Very Coarse Skewed
S11 -0.994 Very Coarse Skewed
S12 -0.994 Very Coarse Skewed
S13 -0.994 Very Coarse Skewed
S14 -0.994 Very Coarse Skewed
S15 -0.993 Very Coarse Skewed
S16 -0.993 Very Coarse Skewed
S17 -0.994 Very Coarse Skewed
S18 -0.993 Very Coarse Skewed
S19 -0.994 Very Coarse Skewed
S20 -0.993 Very Coarse Skewed
S21 -0.993 Very Coarse Skewed
S22 -0.994 Very Coarse Skewed
S23 -0.993 Very Coarse Skewed
S24 -0.994 Very Coarse Skewed
S25 -0.994 Very Coarse Skewed
S26 -0.994 Very Coarse Skewed
S27 -0.994 Very Coarse Skewed
S28 -0.994 Very Coarse Skewed
S29 -0.994 Very Coarse Skewed
S30 -0.993 Very Coarse Skewed
S31 -0.993 Very Coarse Skewed
S32 -0.994 Very Coarse Skewed
S33 -0.993 Very Coarse Skewed
S34 -0.994 Very Coarse Skewed
S35 -0.994 Very Coarse Skewed
S36 -0.994 Very Coarse Skewed
S37 -0.993 Very Coarse Skewed
S38 -0.993 Very Coarse Skewed
S39 -0.994 Very Coarse Skewed
Sumber: Data Primer 2016
11
4) Kurtosis
Tabel 7. Nilai dan Tipe Kurtois Sedimen
Perairan
Sampling KURTOSIS Description
S1 0.477 Very Platykurtic
S2 0.564 Very Platykurtic
S3 0.630 Very Platykurtic
S4 0.593 Very Platykurtic
S5 0.642 Very Platykurtic
S6 0.459 Very Platykurtic
S7 0.479 Very Platykurtic
S8 0.493 Very Platykurtic
S9 0.492 Very Platykurtic
S10 0.469 Very Platykurtic
S11 0.479 Very Platykurtic
S12 0.458 Very Platykurtic
S13 0.458 Very Platykurtic
S14 0.427 Very Platykurtic
S15 0.469 Very Platykurtic
S16 0.519 Very Platykurtic
S17 0.435 Very Platykurtic
S18 0.581 Very Platykurtic
S19 0.526 Very Platykurtic
S20 0.618 Very Platykurtic
S21 0.535 Very Platykurtic
S22 0.459 Very Platykurtic
S23 0.507 Very Platykurtic
S24 0.653 Very Platykurtic
S25 0.646 Very Platykurtic
S26 0.654 Very Platykurtic
S27 0.658 Very Platykurtic
S28 0.573 Very Platykurtic
S29 0.520 Very Platykurtic
S30 0.662 Very Platykurtic
S31 0.649 Very Platykurtic
S32 0.545 Very Platykurtic
S33 0.628 Very Platykurtic
S34 0.652 Very Platykurtic
S35 0.644 Very Platykurtic
S36 0.562 Very Platykurtic
S37 0.661 Very Platykurtic
S38 0.664 Very Platykurtic
S39 0.645 Very Platykurtic
Sumber: Data Primer 2016
Jenis tekstur sedimen
1) Tekstur sedimen
Tabel 8. Tekstur Sedimen Perairan
Sampling Tekstur
S1 Gravelly Mud
S2 Slightly Gravelly Sandy Mud
S3 Slightly Gravelly Sandy Mud
S4 Gravelly Mud
S5 Gravelly Mud
S6 Gravelly Mud
S7 Gravelly Mud
S8 Gravelly Mud
S9 Gravelly Mud
S10 Slightly Gravelly Sandy Mud
S11 Gravelly Mud
S12 Gravelly Mud
S13 Gravelly Mud
S14 Gravelly Mud
S15 Slightly Gravelly Sandy Mud
S16 Slightly Gravelly Sandy Mud
S17 Gravelly Mud
S18 Slightly Gravelly Sandy Mud
S19 Slightly Gravelly Sandy Mud
S20 Gravelly Mud
S21 Slightly Gravelly Sandy Mud
S22 Slightly Gravelly Sandy Mud
S23 Slightly Gravelly Sandy Mud
S24 Gravelly Mud
S25 Gravelly Mud
S26 Gravelly Mud
S27 Gravelly Mud
S28 Gravelly Mud
S29 Gravelly Mud
S30 Gravelly Mud
S31 Gravelly Mud
S32 Gravelly Mud
S33 Gravelly Mud
S34 Gravelly Mud
S35 Gravelly Mud
S36 Gravelly Mud
S37 Gravelly Mud
S38 Gravelly Mud
S39 Gravelly Mud
Sumber: Data Primer 2016
12
2. Segitiga shepard
Gambar 5. Hasil Analisis Diagram Segitiga
Shepard (Sumber: Data Primer
2016)
Pembahasan
Dari hasil pengamatan parameter
perairan yang dilakukan, diperoleh nilai
kedalaman berkisar antara 0,7 – 3,2 meter.
Kedalaman tertinggi berada pada daerah
penambatan kapal ikan sedangkan kedalam
terendah berada pada daerah tepi daratan.
Pada kedalaman tertinggi memiliki nilai
kekeruhan yang rendah, hal ini di karenakan
kedalaman yang tinggi memiliki volume air
yang lebih luas, sehingga partikel-partikel
yang terlarut juga akan lebih tersebar di
bandingkan dengan badan perairan yang
memiliki kedalaman dan volume air yang
lebih kecil. Sedangkan nilai kekeruhan yang
relatif tinggi berada pada sebelah barat
lokasi penelitian, hal tersebut dikarenakan
pada lokasi tersebut sedang terjadi kegiatan
reklamasi (penimbunan) lahan.
Nilai parameter kecepatan arus relatif
rendah, hal tersebut dikarenakan banyaknya
titik lokasi penelitian yang berada pada
daerah pemukiman, sehingga membuat arus
dan gelombang yang ada terpecah akibat
terkena tiang-tiang rumah masyarakat, selain
itu juga ada beberapa lokasi penelitian yang
terletak di tepi pulau yang membuat arus
terhalang oleh pulau.
Tipe pasang surut pada lokasi
penelitian yaitu memiliki tipe semi diurnal.
Dari data pasang surut yang diambil selama
29 (dua puluh Sembilan) hari, diperoleh nilai
tinggi pasang surut berkisar antara 1 – 2,3
meter dengan nilai rata-rata 1,72 meter.
Karaketristik sedimen
Pada daerah penelitian ini nilai
butiran sedimennya diklasifikasikan
menjadi 2 (dua) tipe yaitu very fine sand
(pasir sangat halus) dan coarse silt (lumpur
kasar). Diameter ukuran butiran sedimen di
dominasi oleh tipe lumpur. Hal ini
berkaitan pada nilai kecepatan arus yang
tergolong rendah yaitu rata-rata 0,25 m/s
yang berkesusaian dengan pernyataan
Thruman dalam Tampubolon (2010) yang
menyatakan bahwa pergerakan sedimen
dipengaruhi oleh kecepatan arus dan
ukuran butiran sedimen. Semakin besar
ukuran butiran sedimen tersebut maka
kecepatan arus yang dibutuhkan juga akan
semakin besar untuk mengangkut partikel
sedimen tersebut. Dikarenakan rendahnya
nilai kecepatan arus pada daerah penelitian
ini maka membuat daya kekuatan arus
untuk membawa butiran sedimen juga
semakin rendah sehingga menyebabkan
sedimen lumpur masih mendominasi di
wilayah penelitian tersebut.
Mendominasinya jenis sedimen
lumpur dan kedalaman perairan yang relatif
rendah, membuat nilai kekeruhan yang ada
pada daerah penelitian ini tergolong tinggi.
13
Hal ini dikarenakan ukuran butiran sedimen
lumpur yang tergolong berukuran kecil atau
halus akan lebih mudah teraduk atau
tersupensi ke dalam badan perairan dari pada
sedimen yang memiliki ukuran butiran besar
atau kasar, sesuai dengan pernyataan
Lukman dalam Tampubolon (2010) dimana
pada perairan yang kandungan sedimennya
didominasi oleh fraksi lumpur dan
senantiasa teraduk oleh arus akan lebih
keruh jika dibanding dengan perairan yang
sedimennya berpasir. Selain itu, kedalaman
perairan yang relatif rendah akan membuat
partikel-partikel sedimen tersuspensi lebih
mencolok atau menumpuk di banding
dengan perairan yang memiliki kedalaman
yang tinggi.
Nilai Skewness (SK 1) yang di peroleh
rata-rata yaitu -0,9 yang termasuk dalam
kategori tipe very coarse skewed
(menyimpang sangat kasar). Nilai Skewness
negatif menggambarkan kecenderungan
partikel-partikel mengarah kearah yang
cenderung kasar. Hal ini sesuai pada nilai
ukuran mean size (diameter rata-rata) butiran
sedimen yang di dominasi oleh tipe coarse
silt (lumpur kasar), dimana lumpur tersebut
tergolong dalam kategori lumpur yang
kasar.
Dari hasil analisis yang dilakukan
diperoleh hasil nilai sorting koefisien (δ)
yaitu berkisar antara 2,9 – 3,7, nilai tersebut
menunjukkan bahwa keseragaman butiran
sedimen tergolong dalam kategori very
poorly sorted (terpilah sangat buruk).
Dikarenakan lokasi penelitian merupakan
jalur pelayaran kapal, hal tersebut membuat
aktivitas kapal yang bergerak melewati silih
berganti sehingga membuat kecepatan arus
dan gelombang pada suatu waktu di lokasi
tersebut menjadi tidak stabil. Tidak
stabilnya kecepatan arus tersebut akan
membuat pengendapan sedimen juga
menjadi tidak stabil, hal ini berkesusaian
dengan pernyataan sebaliknya jika Poorly
sorted sediment (terpilah buruk) maka
kekuatan arus pada perairan tersebut tidak
stabil, artinya pada kondisi waktu tertentu
terjadi arus dengan kekuatan yang besar
dan berubah dalam kondisi lain melemah
kembali (Rifardi, 2008).
Nilai kurtosis (KG) Dari hasil
analisis diperoleh nilainya yaitu <0,67,
sehingga nilai tersebut di kategorikan
dalam very platykurtic yang diartikan
bahwa nilai tersebut memiliki kurva yang
sangat datar. Hal ini berkesesusaian dengan
nilai sorting koefisien yang diperoleh yang
tergolong dalam kategori very poorly sorted
(terpilah sangat buruk), dimana sesuai
dengan yang dikatakan Rifardi (2008),
bahwa kurva yang sangat datar
menggambarkan sedimen yang terpilah
buruk atau kurva BIMODAL disebut
platykurtic.
Dari hasil analisis pengklasifikasian
ukuran butiran sedimen menggunakan
segitiga shepard, diperoleh 2 (dua) tipe
tekstur butiran sedimen dasar perairan, yaitu
slightly gravelly sandy mud (campuran
kerikil, pasir dan lumpur) dan gravelly mud
(lumpur berkerikil) .
14
KESIMPULAN DAN SARAN
Dari penelitian yang dilakukan
diperoleh hasil bahwa karakteristik sedimen
permukaan perairan muara Sungai Kawal
didominasi oleh tipe coarse silt (lumpur
kasar), dengan 2 (dua) tipe tekstur butiran
sedimen, yaitu slightly gravelly sandy mud
(campuran kerikil, pasir dan lumpur) dan
gravelly mud (lumpur berkerikil).
Nilai kecepatan arus yang tergolong
rendah membuat daya kekuatan arus untuk
membawa butiran sedimen juga semakin
rendah sehingga sedimen lumpur
mendominasi di wilayah penelitian tersebut.
Pada penelitian ini hanya meneliti
karakteristik sedimen permukaan muara
Sungai Kawal Kabupaten Bintan Kepulauan
Riau Secara Umum. Disarankan untuk
dilakukan penelitian lanjutan mengenai
karakteristik sedimen tersebut, seperti hal
nya laju sedimen, pola sebaran, dan hal
lainnya yang terkait mengenai sedimen.
DAFTAR PUSTAKA
Amrul, N, Z, M, H. 2004. Kualitas
Fisika Kimia Sedimen serta
hubunganya terhadap Struktur
Makrozoobentos di Estuaria Percut Sei
Tuan Kabupaten Deli Serdang. Institud
Pertanian Bogor 2004.
Anggari, A, S. 2015. Karakterisasi Sedimen
Dasar Perairan Pesisir Tanjung Unggat
Kecamatan Bukit Bestari Kota
Tanjungpinang. Universitas Maritim Ali
Haji. Tanjung pinang.
Dahuri, R. 1996. Aplikasi Teknologi
Sistem Informasi Geografis (SIG)
untuk Perencanaan dan Pengelolaan
Tata Ruang Wilayah Pesisir. Bogor:
PPLH.
Daulay, A. 2014. Karakteristik Sedimen Di
Perairan Sungai Carang Kota Rebah
Kota Tanjungpinang Provinsi
Kepulauan Riau. Jurnal. Universitas
Maritim Raja Ali Haji. Tanjungpinang.
Khuzaimah, N. 2013. Studi Penyebaran
Sedimen Muara di Sungai Jeneberang.
Univesitas Hassanudin. Makasar.
Korwa, et al.. 2013. Karakteristik Sedimen
Litoral di Pantai Sindulang Satu.
Jurnal. Universitas Samratulangi.
Manado.
Mukminin, A. 2009. Proses Sedimentasi di
perairan pantai Dompak Kecamatan
Bukit Bestari Provinsi Kepulauan Riau.
Universitas Riau.
Nontji, A.2007. Laut Nusantara. Penerbit
Djambatan : Jakarta.
. 1993. Laut Nusantara. Jakarta:
Djambatan.
Nugroho, S, A. Dan Basit, A. 2014. Sebaran
Sedimen Berdasarkan Analisis Ukuran
Butir di Teluk Weda Maluku Utara.
Jurnal. LIPI. Ambon.
Nybakken, J.W. 1992. Biologi Laut. Suatu
Pendekatan Ekologis. (Marine Biology.
An Ecological Approach).
Diterjemahkan oleh H. M. Eidman,
Koesoebiono, D. G. Bengen Hutomo
dan S. Sukardjo. Gramedia, Jakarta. 480
Hal.
Rifardi, 2008. Tekstur Sedimen:Sampling
dan Analisis.Pekanbaru.UNRI Press.
, 2012. Ekologi Sedimen Laut Modern
Edisi Revisi. Pekanbaru. UNRI Press.
Satriadi, A. 2012. Studi Batimetri dan Jenis
Sedimen Dasar Laut di Perairan Marina
Semarang Jawah Tengah . Jurnal.
Universitas Diponegoro. Semarang.
Tampubolon, S. 2010. Sedimen di Muara
Aek Tolang Pandan Sumatra Utara.
Skripsi Ilmu Kelautan UNRI Pekanbaru:
tidak diterbitkan.