Interpretasi Praktis ECG

Post on 12-Jul-2016

32 views 3 download

Transcript of Interpretasi Praktis ECG

Teknik Pemasangan & Interpretasi Praktis

ECG

dr. Agus Probo Suyono

DEFINITIONElectrocardiography : the procedure to record electrical activity of the heart by means of placing electrodes on the surface of the heart.

Electrocardiograph the recording’s result

Goldberger AL, Goldberger E. Clinical Electrocardiography: A Simplified Approach. 7th ed. St. Louis: Mosby Year Book, 2006

Pemeriksaan EKG dimulai dengan meletakkan electrode merah pada tangan kanan, elektrode kuning pada tangan kiri dan elektrode hijau pada kaki kiri.

Elektrode pada kaki kanan hanya digunakan sebagai arde sehingga diberi warna hitam.

Lead I, II, dan III disebut hantaran bipolar yang mengukur beda potensial antara 2 dari ketiga elektrode merah, kuning atau hijau.

Kalau kita ingin “melihat” sisi kiri jantung maka electrode kuning di gunakan sebagai kutub positif sedangan electrode merah dan hijau digunakan sebagai kutub negatif. Hantaran ini disebut sebagai Augmented Limb Lead aVL. Demikian pula sebaliknya jika kita ingin “melihat” sisi kanan jantung (aVR).

Demikian pula jika kita ingin melihat sisi bawah jantung (aVFoot) kita menggunakan elektrode hijau di kaki kiri sebagai kutub positif dan electrode merah dan kuning sebagai kutub negatif.

Ketiga Augmented Limb Leads (aVR, aVL dan avF) akan membentuk tiga sumbu yang saling berpotongan sebagai mana yang dapat dilihat pada gambar di sebelah kanan. Perhatikan bahwa kutub positif aVR berada di kwadran barat laut.

Dengan mengukur beda potensial dari ke enam sumbu tadi kita dapat seolah olah “memotret” jantung dari berbagai sisi frontal. Dari enam sumbu tadi kita kira kira dapat melihat keadaan jantung dari :

Sisi Lateral Kiri : aVL dan ISisi Inferior : II, aVF dan IIISisi Lateral Kanan : aVR

Mengapa jantung harus dilihat dari semua sumbu?Hal ini dapat dianalogikan seperti kita ingin melihat mobil ini secara menyeluruh.

Dengan meletakkan kamera pada beberapa sudut maka kita dapat mengetahui bentuk mobil ini secara menyeluruh.

Untuk mendapat gambaran yang lebih lengkap kita umumnya memerlukan pandangan potongan horizontal yang dapat diperoleh dengan memasang “Chest Leads”:

V1, V2, V3, V4, V5 dan V6.

Chest leads dapat memberikan gambaran dari aspek:Anterior : V1 - V2

Septal : V3

Apical : V4

Lateral : V5 – V6  

Gambaran ini meringkaskan apa yang kita telah bahas sampai disini.

ECG Paper

Goldberger AL, Goldberger E. Clinical Electrocardiography: A Simplified Approach. 7th ed. St. Louis: Mosby Year Book, 2006

CALIBRATION MARKER

Standard calibration : 1 mV = 10 mm deflection, speed 25 mm/s , so it is 0,04 s /mm.

Goldberger AL, Goldberger E. Clinical Electrocardiography: A Simplified Approach. 7th ed. St. Louis: Mosby Year Book, 2006

Kita harus membagi gambaran ECG tersebut kedalam:

Gelombang:Gelombang P, Kompleks QRS dan gelombang T, Gelombang U (kalau ada)

Interval dan segmen:PR interval, QRS duration, ST segmen, dan QT interval

Kalau kita telah melakukan pembuatan EKG kita akan melihat gambaran gelombang EKG seperti ini. Apa yang kita harus lakukan?

Irama Frekuensi (Heart Rate) Axis (QRS Axis) P wave Interval PR QRS durasi ST Segment T wave

Irama : Sinus / tidak

Irama Sinus :

Gel. P Lead II (+), aVR (-)

2 puncak gelombang R ( R-R interval )

Frekuensi (Heart Rate)

1500Heart Rate = ————————

Σ kotak kecil

Dengan rumus ini heart rate dapat dihitung secara tepat dengan menggunakan kakulator

300Heart Rate = ————————

Σ kotak besar

Frekuensi (Heart Rate)

R-R interval = 6 kotak besar300/6 = 50 x/menit

Apa yang dimaksud dengan “axis”?Axis adalah resultante dari arah gerakan depolarisasi (vector QRS) yang menyebar ke seluruh jantung untuk merangsang myocardium berkontraksi.

AXIS (QRS)

Bagaimana kita menentukan axis?

Normal axis : QRS kompleks lead I (+), dan lead aVF (+)Jika kita lihat QRS kompleks di Lead I (+) dan di lead aVF (-) : LAD

LADLAD

L

L A D R A D LVH Inferior wall MCI Chronic Lung Disease Hyperkalemia LAFB LBBB ASD ostium primum

RVH Lateral wall MCI Chronic lung disease Dextrocardia Emboli paru LPFB ASD ostium secundum

P wave

Durasi < 0.12s Amplitudo < 0.25s Morfologi

Right Atrial Enlargement (RAH)

P Normal P Pulmonal

Left Atrial Enlargement (LAH)

P Normal P Mitral

PR interval

PR interval mengukur waktu antara mulainya depolarisasi atrium sampai mulainya depolarisasi ventrikel.

PR interval > 0.20 detik waspada adanya AV Block (1st, 2nd atau 3rd / complete heart block).

QRS Durasi QRS duration waktu yang diperlukan pada suatu depolarisasi ventrikel QRS duration > 0.12 detik PVC / VES

ST Segment

Isoelektrik Elevasi Depresi

T wave

Left Ventricular Hypertrophy

R V5/V6 + S V1/V2 > 35 mm R V5 > 27 mm R V6 > 18 mm R V6 > RV5

Right Ventricular Hypertrophy

V1 : R > S V6 : S persisten

TERIMA KASIH