Post on 15-Feb-2018
KINERJA MODULUS RESILIEN DAN KELELAHAN DARI CAMPURAN BETON ASPAL LAPIS AUS (AC-WC)
YANG MENGANDUNG ASPAL SUPRACOAT
T E S I S
Oleh
M U K H L I S NIM. 250 05 038
Program Studi Magister Teknik Sipil
Pengutamaan Rekayasa Transportasi
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2007
KINERJA MODULUS RESILIEN DAN KELELAHAN DARI CAMPURAN BETON ASPAL LAPIS AUS (AC-WC)
YANG MENGANDUNG ASPAL SUPRACOAT
T E S I S
Karya tulis sebagai salah satu syarat Untuk memperoleh gelar Magister dari
Institut Teknologi Bandung
Oleh ;
M U K H L I S NIM. 250 05 038
Program Studi Magister Teknik Sipil
Pengutamaan Rekayasa Transportasi
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2007
KINERJA MODULUS RESILIEN DAN KELELAHAN DARI CAMPURAN BETON ASPAL LAPIS AUS (AC-WC)
YANG MENGANDUNG ASPAL SUPRACOAT
Oleh ;
M U K H L I S NIM. 250 05 038
Program Magister Studi Teknik Sipil Pengutamaan Rekayasa Transportasi Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan
Institut Teknologi Bandung
Menyetujui
Tim Pembimbing
Tanggal …………..………………
Pembimbing I Pembimbing II
____________________________ ______________________________ Prof. Dr. Ir. Bambang Sugeng. S, DEA Prof.Ir. Bambang Ismanto. S, M.Sc, Ph.D
Alhamdulillaahi Rabbil Aalamiin……. Ya Allah, segala puji dan syukur hamba panjatkan kehadiratMu karena dengan izin dan kemurahan Mu hamba dapat menyelesaikan studi ini dan jadikanlah hamba-Mu ini menjadi orang-orang yang bersyukur atas nikmat-Mu
Dan tatkala dia cukup dewasa, Kami berikan kepadanya hikmah dan ilmu. Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik ( Surat Yusuf : 22 ) Hai orang-orang beriman, Jadikanlah sabar dan sholat menjadi pembantumu Untuk mencapai cita-citamu Karena sabar dan sholat menenangkan jiwa, menetapkan hati Menjadi benteng dari berbuat salah dan mendorong berbuat baik Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar (Al Baqarah : 153)
......... ∞ 0 ∞ .........
Kepersembahkan kepada
Ayah Amiruddin (Alm) dan Bunda Bismidar (Almhm) Kakak-kakak dan adekku, Yoelizar, Nurhayati, Joni, Hendriadi,
Halimah,Darmayanti, Zulkaenaen dan Mira Kakak Ipar serta Ponakan-ponakanku
Terima kasih atas segala pengorbanan, dorongan, cinta dan kasih sayang yang telah diberikan
LAMPIRAN
ABSTRAK
KINERJA MODULUS RESILIEN DAN KELELAHAN DARI CAMPURAN BETON ASPAL LAPIS AUS (AC-WC)
YANG MENGANDUNG ASPAL SUPRACOAT
Oleh M U K H L I S
NIM : 25005038 Kekakuan yang tinggi dari aspal beton cenderung untuk penempatanya pada llapisan perkerasan paling atas seperti lapis aus (AC-WC). Kerusakan yang terjadi disebabkan oleh temperatur yang tinggi dan beban lalu lintas berat. Jenis kerusakan pada permukaan perkerasan adalah pelepasan butiran dan retak permukaan (surface cracking). Aspal Supracoat digunakan untuk mengatasi kendala tersebut.
Penelitian laboratorium dilakukan untuk menguji sifat-sifat aspal Supracoat dan dibandingkan dengan sifat-sifat aspal Pen 60/70. Juga dilakukan pengujian sifat-sifat dari campuran beton aspal (AC-WC) menggunakan kedua type aspal tersebut. Pengujian pendukung lain yaitu pengujian kelelahan lentur dan pengujian UMATTA, dilakukan untuk menyelidiki karakteristik kelelahan dan besaran modulus resilien dari campuran.
Hasil uji karakteristik aspal menunjukkan bahwa aspal Supracoat mempunyai penetrasi yang lebih rendah (56,2 mm) dari pada aspal Pen 60/70 (65,8 mm), viskositas yang lebih tinggi (1550C) dari pada aspal Pen 60/70 (1520C) dan titik llembek yang lebih tinggi (51,50C) dari pada Pen 60/70 (48,5oC). Perubahan kenaikan nilai titik lembek setelah RTFOT menunjukkan aspal Supracoat memiliki ketahanan terhadap penuaan aspal yang lebih baik dari pada aspal Pen 60/70.
Nilai KAO untuk campuran dengan aspal Supracoat dan aspal Pen 60/70 masing-masing sebesar 5,4% dan 4,98%. Karakteristik Marshall dari campuran beton aspal (AC-WC) menggunakan aspal Supracoat memberikan hasil yang paling baik dari pada campuran menggunakan aspal Pen 60/70. Ditunjukkan oleh beberapa nilai yaitu VIM (4,18% terhadap 5,37%), VFA (72,69% terhadap 65,51%), IKS (93,3% terhadap 90,16%). Hasil pengujian yang lain diperjelas dengan karakteristik modulus resilien yang lebih besar (2996 MPa terhadap 2417 Mpa) dan umur kelelahan yang lebih panjang (6331 siklus terhadap 4450 siklus). Kata kunci : Lapis Aus (AC-WC), Supracoat, umur kelelahan, Modulus Resilien.
i
ABSTRACT
PERFOMANCE OF RESILIENT MODULUS AND FATIGUE OF ASPHALTIC CONCRETE WEARING COURSE (AC–WC)
CONSIST OF SUPRACOAT ASPHALT
By
M U K H L I S NIM : 25005038
The high stiffnes of Asphaltic Concrete tends to place it on the top layer of pavement as the Wearing Course (AC- WC). The damage on the layer was caused by high temperature level and high intensity of traffic loading.The defects reflected on the pavement surface are stripping and surface cracking. The Supracoat Asphalt was then used to enhance that problem .
The Laboratory work was conducted to examine the properties of Supracoat asphalt and compare it with the properties of Asphalt Pen 60/70. The properties of Asphaltic Concrete mix (AC- WC) was examined also, using those two types of asphalt. Another complimentary test, i.e. Flexure Fatigue test and UMATTA test were conducted to investigate the fatigue characteristic and to measure Resilient Modulus of mix, respectively.
The result of test on asphalt characteristics showed that Supracoat has a lower penetration ( 56,2 mm) than Pen 60/70 (65,8 mm), has higher Viscosity (1550C ) than the Pen 60/70 (1520C) and has higher softening point (51,50C) than the Pen 60/70 (48,5oC). The change of Softening Point value after RTFOT showed that the Supracoat has a resistance of ageing better that the Pen 60/70.
The value of OBC of the mixture using Supracoat and asphalt Pen 60/70 was 5,4% and 4,98% respectively. The marshall characteristic test of Asphalt Concrete mix (AC-WC) using Supracoat gave better result than the mix using asphalt Pen 60/70, shown by these values i.e. VIM (4,18% to 5,37%), VFA (72,69% to
65,51%) and IKS (93,3% to 90,16%). Another test result confirmed those characteristic i.e. higher Resilient Modulus (2996 MPa to 2417 MPa) and higher fatigue life (6331 cycles to 4450 cycles). Keywords : Asphaltic Concrete Wearing Coarse, Supracoat, Fatigue life, Resilient Modulus
ii
PEDOMAN PENGGUNAAN TESIS
Tesis S2 yang tidak dipublikasikan terdaftar dan tersedia di Perpustakaan Institut
Teknologi Bandung, dan terbuka untuk umum dengan ketentuan bahwa hak
cipta ada pada pengarang dengan mengikuti aturan HaKI yang berlaku di Institut
Teknologi Bandung. Referensi kepustakaan diperkenankan dicatat, tetapi
pengutipan atau peringkasan hanya dapat dilakukan seizin pengarang dan harus
disertai dengan kebiasaan ilmiah untuk menyebut sumbernya.
Memperbanyak atau menerbitkan sebagian atau seluruh tesis haruslah seizin
Direktur Program Pascasarjana, Institut Teknologi Bandung.
iii
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada
pembimbing, Prof.Dr.Ir. Bambang Sugeng Subagio, DEA dan Prof.Ir. Bambang
Ismanto Siswosoebrotho, MSc, PhD atas segala petunjuk, bimbingan, saran dan
dorongan yang diberikan selama penelitian dan penulisan tesis ini.
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Sekretaris Program Studi Magister
Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan Institut Teknologi Bandung,
beserta seluruh Staf Pengajar dan Staf Administrasi yang telah memberikan
dukungan dan petunjuk selama mengikuti pendidikan.
Penulis juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada Kepala Pusat Penelitian
dan Pengembangan Prasarana Transportasi Departemen Pekerjaan Umum
beserta staf, yang telah mengijinkan untuk penggunaan fasilitas selama
pengujian laboratorium. Demikian pula ucapan terima kasih disampaikan kepada
seluruh teknisi Laboratorium Rekayasa Jalan ITB Bandung, yang telah banyak
membantu selama pengujian laboratorium.
Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya juga penulis sampaikan kepada
Direktur Politeknik Negeri Padang atas ijin dan dukungan yang diberikan kepada
penulis untuk mengikuti pendidikan.
Dan ucapan terima kasih tidak lupa pula penulis sampaikan kepada teman-teman
seperjuangan Angkatan 2005 dan 2004 (Rektrans dan STJR), dan semua teman-
teman yang telah banyak memberikan dorongan baik moril maupun materil
selama penulis menempuh pendidikan ini.
iv
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ...................................................................................................... i
ABSTRACT.................................................................................................... ii
PEDOMAN PENGGUNAAN TESIS .................................................................... iii
UCAPAN TERIMA KASIH ........................................................................................ iv
DAFTAR ISI .................................................................................................. v
DAFTAR TABEL ............................................................................................. viii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xiii
DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN ................................................................. xv
Bab I. Pendahuluan .................................................................................. 1
I.1 Latar Belakang ...................................................................... 1
I.2 Tujuan Penelitian .................................................................. 3
I.3 Ruang Lingkup Penelitian ....................................................... 3
Bab II. Tinjauan Pustaka ........................................................................... 4
II.1 Campuran Laston (Lapis Beton Aspal) ..................................... 4
II.2 Aspal .................................................................................... 6
II.3 Aspal Supracoat .................................................................... 8
II.4 Aggregat ............................................................................... 9
II.4.1 Agregat Kasar .............................................................. 10
II.4.2 Agregat Halus............................................................... 10
II.4.3 Bahan Pengisi (Filler) .................................................... 12
II.4.4 Gradasi Agregat ........................................................... 12
II.5 Perencanaan Campuran Beton Aspal ...................................... 14
II.6 Modulus Kekakuan Campuran Beraspal ................................... 16
II.6.1 Modulus Kekakuan Aspal .............................................. 16
v
II.6.2 Modulus Kekakuan Campuran Beraspal .......................... 19
II.7 Tegangan dan Regangan pada Perkerasan Lentur ................... 21
II.8 Karakteristik Kelelahan Campuran Beraspal ............................. 22
II.9 Tebal Lapis Tipis Pengikat didalam Campuran Aspal ................. 24
II.10 Pengujian-pengujian Pada Campuran Aspal Panas ................... 25
II.10.1 Pengujian Marshall ..................................................... 25
II.10.2 Pengujian Perendaman Marshall ................................. 26
II.10.3 Pengujian Modulus Reselien dengan UMATTA .............. 26
II.10.4 Pengujian Kelelahan ................................................... 29
II.11 Penelitian Terdahulu .............................................................. 33
Bab III. Metodologi Penelitian .................................................................... 36
III.1 Program Kerja ....................................................................... 36
III.2 Pengujian Bahan ................................................................... 39
III.2.1 Pengujian Material Aggregat ...................................... 39
III.2.2 Pengujian Material Aspal ............................................ 39
III.2.3 Gradasi Aggregat Campuran ....................................... 40
III.2.4 Perencanaan Campuran Metoda Marshall
dengan Pendekatan Kepadatan Mutlak ....................... 42
III.2.5 Uji Rendaman Marshall .............................................. 44
III.2.6 Pengujian Modulus Resilien ........................................ 44
III.2.7 Pengujian Kelelahan .................................................. 46
III.2.8 Rekapitulasi Jumlah Kebutuhan Benda Uji ................... 47
Bab IV. Penyajian Data dan Analisis ............................................................. 48
IV.1 Penyajian Data ..................................................................... 48
IV.1.1 Hasil Pengujian Sifat-Sifat Fisik Agregat....................... 48
IV.1.2 Hasil Pengujian Aspal ................................................. 48
IV.1.3 Penyajian Data Hasil Perencanaan Campuran Beton Aspal
dengan Metode Marshall dan Kepadatan Mutlak.......... 55
IV.1.4 Penyajian Data Hasil Pengujian Perendaman Marshall . 60
vi
IV.1.5 Hasil PengujianModulus Resilien................................. 61
IV.1.6 Hasil Pengujian Kelelahan.......................................... 62
IV.1.7 Ketebalan Lapis Tipis Aspal ....................................... 66
IV.2 Analisis Data ......................................................................... 66
IV.2.1 Analisis Data Pengujian Agregat.................................. 66
IV.2.2 Analisis Data Pengujian Aspal .................................... 69
IV.2.3 Analisis Data Pengujian Marshall dan Pengujian
Kepadatan Mutlak ..................................................... 76
IV.2.4 Analisis Data Pengujian Perendaman Marshall.............. 87
IV.2.5 Analisis Data Pengujian Modulus Resilien .................... 87
IV.2.6 Analisis Data Pengujian Kelelahan ............................... 89
IV.2.7 Korelasi Sifat-Sifat Marshall dan Kinerja Kelelahan........ 97
IV.2.8 Analisis Tebal Lapis Tipis Aspal ................................... 100
IV.3 Analisis Data Hasil Pengujian Di Laboratorium Dengan Hasil
Perhitungan (Teoritis ) ......................................................... 101
IV.3.1 Modulus Resilien ....................................................... 101
IV.3.2 Umur Kelelahan ........................................................ 105
IV.4 Analisa Korelasi antara Modulus Kekakuan Lentur (DARTEC)
dengan Modulus UMATTA ..................................................... 109
Bab V. Kesimpulan dan saran ..................................................................... 110
IV.1 Kesimpulan ......................................................................... 110
IV.2 Saran................................................................................... 112
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 114
vii
DAFTAR TABEL
Tabel II.1 Ketentuan Sifat-sifat Campuran Laston ........................................ 5
Tabel II.2 Ketentuan Sifat-sifat Campuran Laston Dimodifikasi ..................... 5
Tabel II.3 Persyaratan Aspal Pen 60/70 ...................................................... 7
Tabel II.4 Persyaratan Aspal Multigrade ...................................................... 9
Tabel II.5 Pengujian dan Sifat-Sifat Aggregat Kasar ..................................... 11
Tabel II.6 Pengujian dan Sifat-Sifat Aggregat Halus ..................................... 11
Tabel II.7 Gradasi Aggregat Untuk Campuran Beton Aspal Lapis Aus (AC-WC) 13
Tabel II.8 Faktor Luas Permukaan ( Surface Area Faktor ) ............................ 24
Tabel II.9 Tingkat Tegangan yang sesuai untuk temperatur yang berbeda
menurut The Aspal Institute ........................................................ 32
Tabel III.1 Pengujian Aggregat Kasar .......................................................... 39
Tabel III.2 Pengujian Aggregat Halus .......................................................... 39
Tabel III.3 Pengujian Aspal Pen 60/70 ......................................................... 40
Tabel III.4 Pengujian Aspal Multigrade ........................................................ 40
Tabel III.5 Rancangan Gradasi Agregat Laston Lapis Aus (AC-WC) ................ 41
Tabel III.6 Jumlah Benda Uji Untuk Metode Marshall dan Kepadatan Mutlak ... 43
Tabel III.7 Jumlah Benda Uji Untuk Perendaman Marshall ............................ 44
Tabel III.8 Jumlah Benda Uji Untuk Pengujian UMATTA ................................ 45
Tabel III.9 Jumlah Benda Uji Untuk Pengujian DARTEC ................................ 46
Tabel III.10 Rekapitulasi Jumlah Kebutuhan Benda Uji .................................. 47
Tabel IV.1 Hasil Pengujian Sifat–Sifat Fisik Agregat ...................................... 49
Tabel IV.2 Hasil Pengujian Sifat–Sifat Teknis Aspal ....................................... 50
Tabel.IV.3 Penetrasi dari aspal Pen 60/70 dan aspal Supracoat
sebelum RTFOT.......................................................................... 51
Tabel.IV.4 Kemiringan A dari hubungan antara Log Penetrasi dan Temperatur
Sebelum RTFOT ......................................................................... 51
viii
Tabel.IV.5 Penetrasi Index untuk aspal Pen 60/70 dan aspal Supracoat
sebelum RTFOT.......................................................................... 51
Tabel.IV.6 Penetrasi dari aspal Pen 60/70 dan aspal Supracoat
setelah RTFOT .......................................................................... 52
Tabel.IV.7 Kemiringan A dari hubungan antara Log Penetrasi dan Temperatur
Setelah RTFOT ........................................................................... 52
Tabel.IV.5 Penetrasi Index untuk aspal Pen 60/70 dan aspal Supracoat
setelah RTFOT ........................................................................... 52
Tabel.IV.9 Penetrasi sisa dari aspal Pen 60/70 dan aspal Supracoat............... 53
Tabel.IV.10 Hasil Pengujian Viskositas aspal sebelum RTFOT ......................... 54
Tabel.IV.11 Hasil Pengujian Viskositas aspal setelah RTFOT ........................... 55
Tabel IV.12 Hasil Analisis Marshall pada benda uji Campuran aspal pen 60/70 57
Tabel IV.13 Hasil Analisis Marshall pada benda uji Campuran aspal Supracoat. 57
Tabel IV.14 Hasil Analisis Marshall dari kedua jenis Campuran aspal pada KAO 60
Tabel IV.15 Hasil Analisis Perendaman Marshall dari kedua jenis
campuran aspal pada Kadar Aspal Optimum Marshall ................. 60
Tabel IV.16 Hasil Pengujian Modulus Resilien ................................................ 61
Tabel IV.17 Hasil Pengujian Kelelahan Pada Campuran
dengan aspal Pen 60/70 ............................................................ 65
Tabel IV.18 Hasil Pengujian Kelelahan Pada Campuran
dengan aspal Supracoat............................................................. 65
Tabel IV.19 Perbandingan persentase penurunan VIM ................................... 80
Tabel IV.20 Nilai Modulus Kekakuan Awal .................................................... 92
Tabel IV.21 Korelasi Marshall dengan Umur Kelelahan ................................... 100
Tabel IV.22 Perbandingan Modulus Resilien UMATTA dengan Metode Shell .... 103
Tabel IV.23 Hasil Analisis Regresi Hubungan Tegangan dan Regangan ........... 106
Tabel IV.24 Perbandingan Umur Kelelahan Hasil Percobaan dengan
Rumus TAI .............................................................................. 106
Tabel IV.25 Perbandingan Nilai Modulus Kekakuan DARTEC dengan UMATTA 109
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar II.1 Alat Pengujian PRD................................................................... 16
Gambar II.2 Ilustrasi Tipikal Tegangan yang terjadi pada Perkerasan Lentur .. 22
Gambar II.3 Alat Uji Marshall ...................................................................... 26
Gambar II.4 Alat Uji Modulus Resilien (UMATTA) .......................................... 27
Gambar II.5 Gambar skematik Mesin Uji Kelelahan DARTEC .......................... 29
Gambar II.6 Pola-pola Pembebanan ............................................................. 30
Gambar II.7 Ilustrasi Tipikal Kondisi Runtuh pada Pembebanan Kontrol Tega 31
Gambar III.1 Diagram Alir Program Kerja ...................................................... 37
Gambar III.2 Diagram Alir Penentuan Kadar Aspal Optimum .......................... 38
Gambar III.3 Gradasi Uji Campur Laston Lapis Aus (AC-WC) ........................... 41
Gambar IV.1 Hubungan antara Penetrasi dan Temperatur
pada aspal sebelum RTFOT ..................................................... 52
Gambar IV.2 Hubungan antara Penetrasi dan Temperatur
pada aspal setelah RTFOT ....................................................... 53
Gambar IV.3 Hubungan antara Viskositas Kinematik dan Temperatur
aspal pen 60/70 dan aspal Supracoat sebelum RTFOT............... 54
Gambar IV.4 Hubungan antara Viskositas Kinematik dan Temperatur
aspal pen 60/70 dan aspal Supracoat setelah RTFOT ................ 55
Gambar IV.5 Hasil Pengujian Marshall dan Kepadatan Mutlak
dengan menggunakan aspal Pen 60/70 ........................... ........ 58
Gambar IV.6 Hasil Pengujian Marshall dan Kepadatan Mutlak
dengan menggunakan aspal Supracoat .................................... 59
Gambar IV.7 Hubungan antara Lendutan Kumulatif dan Jumlah Siklus
Pembebanan pada Campuran dengan aspal Pen 60/70............. 63
Gambar IV.8 Hubungan antara Lendutan Kumulatif dan Jumlah Siklus
Pembebanan pada Campuran dengan aspal Supracoat............. 64
Gambar IV.9 Hasil Penetrasi Sisa setelah RTFOT ........................................... 73
x
Gambar IV.10 Perubahan Viskositas sebelum dan sesudah RTFOT.................... 74
Gambar IV.11 Perbandingan Nilai Kepadatan Terhadap Perubahan Kadar Aspal 77
Gambar IV.12 Perbandingan Nilai VIM Terhadap Perubahan Kadar Aspal ......... 79
Gambar IV.13 Perbandingan Nilai VIMMr dan VIMRef Pada Campuran
menggunakan aspal pen 60/70 ................................................. 80
Gambar IV.14 Perbandingan Nilai VIMMr dan VIMRef Pada Campuran
menggunakan aspal Supracoat ................................................. 80
Gambar IV.15 Perbandingan Nilai VMA Terhadap Perubahan Kadar Aspal ......... 82
Gambar IV.16 Perbandingan Nilai VFB Terhadap Perubahan Kadar Aspal .......... 83
Gambar IV.17 Perbandingan Nilai Stabilitas Terhadap Perubahan Kadar Aspal... 84
Gambar IV.18 Perbandingan Nilai Kelelehan Terhadap Perubahan Kadar Aspal.. 86
Gambar IV.19 Perbandingan Nilai MQ Terhadap Perubahan Kadar Aspal ........... 87
Gambar IV.20 Perbandingan nilai tabilitas standar dan stabilitas rendaman....... 88
Gambar IV.21 Perbandingan nilai Indeks Kekuatan Sisa .................................. 88
Gambar IV.22 Perbandingan dengan nilai Modulus Resilien ............................. 89
Gambar IV.23 Hubungan antara Tegangan dan Regangan Tarik Awal............... 91
Gambar IV.24 Hubungan antara Tegangan dan Regangan Retak Awal.............. 93
Gambar IV.25 Fatigue Curve Pada Campuran aspal pen 60/70
dan aspal Supracaot................................................................. 94
Gambar IV.26 Hubungan antara Tegangan dan Siklus Penjalaran Retak (Np)
Pada Campuran aspal .............................................................. 94
Gambar IV.27 Hubungan antara Tegangan dan Tingkat Penjalaran Retak (rp) ... 96
Gambar IV.28 Mekanisme Retak Campuran menggunakan aspal Pen 60/70 ...... 98
Gambar IV.29 Mekanisme Retak Campuran menggunakan aspal Supracoat ...... 99
Gambar IV.30 Perbandingan Tebal Film Aspal Pada KAO.................................. 100
Gambar IV.31 Perbedaan Nilai Smix Campuran, Metode Shell ............................ 102
Gambar IV.32 Perbandingan Nilai Modulus Kekakuan UMATTA Dengan Modulus
Kekakuan Metoda Shell Pada Temperatur 300C, 450C dan 600C 104
Gambar IV.33 Perbandingan Umur Kelelahan Hasil Percobaan dengan Rumus
TAI pada tingkat tegangan 0,30 Mpa ..................................... 107
xi
Gambar IV.34 Perbandingan Umur Kelelahan Hasil Percobaan dengan Rumus
TAI pada tingkat tegangan 0,45 Mpa ..................................... 108
Gambar IV.35 Perbandingan Umur Kelelahan Hasil Percobaan dengan Rumus
TAI pada tingkat tegangan 0,60 Mpa ..................................... 108
Gambar IV.33 Perbandingan Umur Kelelahan Hasil Percobaan dengan Rumus
TAI pada tingkat tegangan 0,75 Mpa ..................................... 108
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A Rumus-Rumus yang Digunakan ................................................ 116
B.1 Rumus yang digunakan pada Analisis Marshall .................. 116
B.2 Rumus Perhitungan Analisis Kelelahan .............................. 117
Lampiran B Analisis Data Pengujian Marshall ............................................... 119
B.1 Tabel Analisis Marshall Campuran menggunakan
aspal pen 60/70 ............................................................. 119
B.2 Tabel Analisis Marshall Campuran menggunakan
Aspal supracoat ............................................................. 120
Lampiran C Analisis Data Pengujian Kepadatan Mutlak............................... 121
C.1 Tabel Analisis Kepadatan Mutlak Campuran menggunakan
aspal pen 60/70 .............................................................. 121
C.2 Tabel Analisis Kepadatan Mutlak Campuran menggunakan
Aspal supracoat .............................................................. 122
Lampiran D Analisis Data Pengujian Marshall Perendaman ............................ 123
D.1 Tabel Analisis Marshall Perendaman Campuran
menggunakan aspal pen 60/70.......................................... 123
D.2 Tabel Analisis Marshall Perendaman Campuran
menggunakan aspal Supracoat ......................................... 124
Lampiran E Data Hasil Pengujian UMATTA .................................................. 125
E.1 Hasil UMATTA menggunakan aspal pen 60/70.................. 125
E.2 Hasil UMATTA menggunakan aspal supracoat................... 130
Lampiran F Data Hasil Pengujian Kelelahan................................................. 135
F.1 Data Hasil Pengujian Kelelahan Campuran
menggunakan aspal pen 60/70....................................... 135
xiii
F.2 Data Hasil Pengujian Kelelahan Campuran menggunakan
aspal Suporacoat ............................................................. 137
Lampiran G Analisa Kekakuan Awal berdasarkan Siklus ................................ 139
G1 Kekakuan Awal berdasarkan Siklus Campuran
menggunakan aspal pen 60/70......................................... 139
G.2 Kekakuan Awal berdasarkan Siklus Campuran
menggunakan aspal Suporacoat ...................................... 139
Lampiran H Analisa Perhitungan Lapis Tipis ............................................... 140
Lampiran I Perhitungan Modulus Kekakuan Dengan Metode Shell I.1. Hasil Penghitungan Modulus Kekakuan Bitumen (Sbit)
Dengan Metode Shell ...................................................... 141
I.2. Hasil Penghitungan Modulus Kekakuan Campuran (Smix)
Dengan Metode Shell untuk Sbit < 5 Mpa.......................... 142
I.3. Nomogram Van Der Poel Untuk Menentukan Sbit ............... 143
Lampiran J Perhitungan Umur Kelelahan Berdasarkan The Asphalt Institute 144
xiv
DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN
SINGKATAN Nama Pemakaian Pertama kali Pada halaman AASHTO American Association of State Highway and
Transportation Officials ................................................... 3
AABI Asosiasi Aspal Beton Indonesia........................................ 33
AC Asphalt Concrete ............................................................ 1
AC-Base Asphalt Concrete Bas ...................................................... 4
AC-BC Asphalt Concrete Binder Course....................................... 4
AC-WC Asphalt Concrete Wearing Course.................................... 2
ASTM American Society for Testing Material .............................. 3
BS British Standard.............................................................. 3
CA Coarse Aggregate ........................................................... 42
CDAS Control and Data Acquisition System................................ 26
CL Center Line .................................................................... 22
CoV Coefficient of variance ................................................... 61
Dept. PU Departemen Pekerjaan Umum......................................... 10
FA Fine Aggregate............................................................... 42
FF Fine Filler ....................................................................... 42
Hz Hertz ............................................................................. 21
IKS Indeks Kekuatan Marshall Sisa ........................................ 26
Irs Index Retained Stability .................................................. 26
KAO Kadar Aspal Optimum ..................................................... 3
KAOMr Kadar Aspal Optimum Marshall ........................................ 56
KAORef Kadar Aspal Optimum Refusal ........................................ 56
kN Kilo Newton.................................................................... 29
xv
Laston Lapis Aspal Beton ........................................................... 1
LVDT Linearly Variable Defferential Transformer........................ 29
MQ Marshall Quotient (Hasil Bagi Marshall) ............................ 25
PRD Percentage Refusal Density ............................................. 16
RSNI Rencana Standar Nasional Indonesia ............................... 15
RTFOT Rolling Thin Film Oven Test............................................. 37
PI Penetration Index........................................................... 17
SHRP The Strategic Highway Research Program........................ 13
SNI Standar Nasional Indonesia............................................. 3
SSD Surface Saturated Dry..................................................... 42
SPr Softening Point Recoverable............................................ 17
TAI The Asphalt Institute ...................................................... 21
TFOT Thin Film Oven Test........................................................ 7
TRH Technical Recomendation for Higways ............................. 24
UMATTA Universal Material Testing Apparatus ............................... 26
VFA Voids Filled with Asphalt (rongga terisi aspal)................... 38
VIM Voids in Mixture (rongga dalam campuran) ...................... 15
VIMRef VIM pada kondisi Refusal (membal)................................. 16
VMA Voids in Mineral Aggregates (rongga udara di dalam
agregat)......................................................................... 5
LAMBANG
A Kemiringan Kurva log Pen terhadap temperatur................ 18
C Konstanta pada hubungan N dengan ε............................. 23
Cb Faktor Konsentrasi Volume Agregat ................................. 20
Cv Konsentrasi Volume Agregat ........................................... 20
cSt centiStokes .................................................................... 25
E Modulus kekakuan.......................................................... 21
f Frekwensi ...................................................................... 21
Gsb Berat jenis padat (Bulk) agregat gabungan ...................... 48
xvi
Gmb Berat jenis padat (Bulk) campuran................................... 64
Gmm Berat jenis maksimum campuran .................................... 78
h Tinggi lapis perkerasan ................................................... 19
K Konstanta pada hubungan N dengan σ ............................ 23
MPa Mega Pascal ................................................................... 28
m Konstanta pada hubungan N dengan ε............................. 23
N Umur kelelahan .............................................................. 23
Nf Jumlah siklus saat keruntuhan......................................... 23
Np Jumlah siklus penjalaran retak......................................... 23
n Konstanta pada hubungan N dengan σ ............................ 23
Ni Jumlah siklus saat retak awal terjadi................................ 24
Pr Penetration Recovered.................................................... 18
P200 Agregat Lolos Saringan No.200 (% berat) ........................ 21
P77oF Penetrasi aspal pada suhu 77 oF ..................................... 21
Pb Perkiraan Kadar Aspal Optimum ...................................... 42
rp Tingkat penjalaran retak ................................................. 23
T Temperatur .................................................................... 17
t Waktu Pembebanan........................................................ 17
v Kecepatan...................................................................... 19
Va Volume agregat.............................................................. 21
Vb Volume bitumen ............................................................ 21
Vv Volume Rongga.............................................................. 20
μ Poisson’s Ratio ............................................................... 22
Sbit Modulus kekauan aspal .................................................. 18
Smix(t,T) Modulus kekakuan campuran beraspal............................. 19
σ Tegangan ...................................................................... 23
εt Regangan Tarik .............................................................. 22
εZ Regangan Tekan ............................................................ 22
β Konstanta sementara pada Program DAMA (The Asphalt
Institute) untuk menghitung Modulus Kekakuan ............... 21
xvii
(η70oF , 10
6) Viskositas pada Suhu 70 oF, (106 Poises) .......................... 21
Σδi Defleksi kumulatif .......................................................... 47
δf Lendutan kumluatif pada saat keruntuhan........................ 23
δi Lendutan kumluatif pada saat retak awal ......................... 23
π Phi, (22/7) ..................................................................... 32
δ200 Lendutan pada siklus ke 200 ........................................... 47
ε200 Regangan pada siklus ke 200 .......................................... 47
xviii