Post on 03-Apr-2018
7/29/2019 diskusi 4 pulmo
1/28
LAPORAN KASUS 4
MODUL ORGAN RESPIRASI
SEMESTER GENAP 2011/2012
Asma Bronkiale
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TRISAKTI
Jakarta, 6 Juni 2012
7/29/2019 diskusi 4 pulmo
2/28
BAB I
PENDAHULUAN
Dari tahun ke tahun prevalensi penderita asma semakin meningkat. Dan peningkatan
angka kejadian ini meningkat sejalan dengan perubahan pola hidup masyarakat modern, polusi
lingkungan dan bahkan zat-zat dalam makanan yang kita konsumsi. Di Indonesia, penelitian
pada anak sekolah usia 13-14 tahun dengan menggunakan kuesioner ISAAC (International Study
on Asthma and Allergy in Children) tahun 1995 menunjukkan, prevalensi asma masih 2,1%, dan
meningkat tahun 2003 menjadi dua kali lipat lebih yakni 5,2%. Kenaikan prevalensi di Inggris
dan di Australia mencapai 20-30%. National Heart, Lung and Blood Institute melaporkan bahwa
asma diderita oleh 20 juta penduduk amerika.
Asma terbukti menurunkan kualitas hidup penderitanya. Dimana kita ketahui bahwa
asma adalah salah satu penyakit yang tidak bisa sembuh secara keseluruhan, sehingga dapat
terjadi kekambuhan kembali. Apalagi jika diketahui bahwa penderita tinggal atau keraktifitas di
lingkungan dengan alergen yang banyak atau sering terkena pajanan itu sendiri. Dalam salah satu
laporan diJournal of Allergy and Clinical Immunologytahun 2003 dinyatakan bahwa dari 3.207
kasus yang diteliti, 44-51% mengalami batuk malam dalam sebulan terakhir. Bahkan 28,3%
penderita mengaku terganggu tidurnya paling tidak sekali dalam seminggu. Penderita yang
mengaku mengalami keterbatasan dalam berekreasi atau olahraga sebanyak 52,7%, aktivitas
sosial 38%, aktivitas fisik 44,1%, cara hidup 37,1%, pemilihan karier 37,9%, dan pekerjaan
rumah tangga 32,6%. Absen dari sekolah maupun pekerjaan dalam 12 bulan terakhir dialami
oleh 36,5% anak dan 26,5% orang dewasa. Selain itu, total biaya pengobatan untuk asma di USA
sekitar 10 milyar dollar per tahun dengan pengeluaran terbesar untuk ruang emergensi dan
perawatan di rumah sakit. Oleh karena itu, terapi efektif untuk penderita asma berat sangat
dibutuhkan.
Dokter sebagai pintu pertama yang akan diketuk oleh penderita dalam menolong
penderita asma, harus selalu meningkatkan pelayanan, salah satunya yang sering diabaikan
adalah memberikan edukasi atau pendidikan kesehatan. Pendidikan kesehatan kepada penderita
dan keluarganya akan sangat berarti bagi penderita,terutama bagaimana sikap dan tindakan yang
bisa dikerjakan pada waktu menghadapi serangan, dan bagaimana caranya mencegah terjadinya
7/29/2019 diskusi 4 pulmo
3/28
serangan asma. Beban global untuk penyakit ini semakin meningkat. Dampak buruk asma
meliputi penurunan kualitas hidup,produktivitas yang menurun, ketidakhadiran di sekolah,
peningkatan biaya kesehatan, risiko perawatan di rumah sakit dan bahkan kematian.
Asma merupakan sepuluh besar penyebab kesakitan dan kematian diIndonesia, hal ini tergambar
dari data studi survei kesehatan rumah tangga(SKRT) di berbagai propinsi di Indonesia. Survey
Kesehatan Rumah Tangga(SKRT) tahun 1986 menunjukkan asma menduduki urutan ke-5 dari
10 penyebabkesakitan (morbiditas) bersama-sama dengan bronkitis kronik dan emfisema. Pada
SKRT 1992, asma, bronkitis kronik dan emfisema sebagai penyebab kematian ke-4 di Indonesia
atau sebesar 5,6 %. Tahun 1995, prevalensi asma di seluruh Indonesia sebesar 13/1000,
dibandingkan bronkitis kronik 11/1000 dan obstruksi paru 2/1000.
7/29/2019 diskusi 4 pulmo
4/28
BAB II
LAPORAN KASUS
Anamnesis
Seorang perempuan Nn. P, 20 tahun datang ke UGD RS pagi dini hari diantar ibunya mengeluh
sesak nafas.
Nn P pergi berlibur ke puncak bersama keluarga. Mereka tiba di puncak siang hari kemudian
berjalan-jalan di sekitar vila tempat menginap. Menjelang sore hari, cuaca bertambah dingin, Nn
P merasa dadanya berat disertai batuk-batuk kecil. Nn P membantu ibunya mempersiapkan
makan malam dan mencuci piring kemudian menonton tv sambil bercanda hingga tengah malam.
Menjelang tidur Nn P mengeluh tidak dapat tidur terlentang, sesak nafas berbunyi disertai batuk
yang bertambah dan dahak berwarna jernih. Tidak ada batuk darah dan nyeri dada. Sebelum
berangkat liburan, pasien sudah merasa agak sesak dan kelelahan setelah ujian akhir semester.
Ibunya menanyakan obat yang biasa diminum tetapi Nn P tidak membawanya karena sudah
habis. Dengan segera ibu membawa Nn P ke rumah sakit terdekat. Sesampainya di rumah sakit
Nn P terlihat semakin sesak disertai bibir berwarna kebiruan dan nafasnya cepat.
Memang sejak kecil Nn P sudah sering sesak-sesak. Sesak sering kumat kumatan dan timbul
tersering kalau tercium bau obat nyamuk, tercium bau-bau aneh dan bergadang. Ia sudah berobat
ke berbagai dokter maupun secara tradisional, termasuk secara kebatinan, tetapi terasa semakin
sering kambuh dan setiap kali kambuh semakin parah serangannya.
Pasien penyayang binatang dan memelihara kucing angora sejak kecil.
Waktu kecil pasien sering mengi, bersin, batuk dan timbuleksim di lipat siku kedua lengan.
Nenek penderita asma, ayah sering bersin, ibu gatal-gatal setelah makan ikan laut.adik
bungsunya mengalami gejala yang sama dengan pasien.
Pemeriksaan Fisik
7/29/2019 diskusi 4 pulmo
5/28
Keadaan umum tampak sesak,gelisah,duduk membungkuk. Kesadaran compos mentis,tekanan
darah 160/90, nadi 120x/menit, frekuensi nafas 40x/menit, mengi (+), eskpirasi memanjang, suhu
37oC.
Mata tidak pucat, tidak ikterik. Hidung terdapat obstruksi +/+, secret +/+. Bibir sianosis. Pharynx
dinding belakang tak rata/ kasar, agak hiperemis, post nasal drip (+). Leher kelenjar getah bening
tidak membesar, kaku kuduk (-), JVP +1cm H2O.
Thoraks didapatkan inspeksi simetris, tampak penggunaan otot bantu nafas dan retraksi
suprasternal. Palpasi didapatkan vocal fremitus normal dekstra/sinistra. Perkusi paru sonor.
Auskultasi suara nafas vasikuler +/+, ronki +/+, wheezing ++/++ inspirasi dan ekspirasi. Bunyi
jantung I-II normal, regular, murmur (-), gallop (-).
Abdomen datar, supel, nyeri tekan (-), nyeri lepas (-), tumor (-), hepar, lien, ginjal tidak teraba
besar, shifting dullness (-), bising usus normal.
Ekstremitas edema (-), reflex (-) fisiologis normal, reflex psikologis tidak ada.
Pemeriksaan penunjang
Hb : 12,0gr%
Hematokrit : 46%
Leukosit : 9.900/uL
Hitung jenis : 0/13/8/69/9/1
Trombosit : 200.000/uL
LED : 21 mm/jam
Gula darah sewaktu : 150 mg%
Ureum : 40 mg/dl Creatinin : 1,2 mg/dl
SGOT : 29u/L SGPT : 30 u/L
Spirometri : arus puncak ekspirasi (APE) 35%
7/29/2019 diskusi 4 pulmo
6/28
BAB III
ANALISA KASUS
Identitas Pasien
Nama : Nn P
Umur : 20 tahun
Jenis Kelamin : perempuan
Anamnesis
Keluhan Utama : Sesak nafas. Biasanya berkurang bila pasien minum obat, namun saatini obat sudah habis. Sesak napas disini diindikasikan sesak napas yang akut.
Riwayat penyakit sekarang : Nn P pergi berlibur ke puncak bersama keluarga. Merekatiba di puncak siang hari kemudian berjalan-jalan di sekitar vila tempat menginap.
Menjelang sore hari, cuaca bertambah dingin, Nn P merasa dadanya berat disertai batuk-
batuk kecil. Nn P membantu ibunya mempersiapkan makan malam dan mencuci piring
kemudian menonton tv sambil bercanda hingga tengah malam. Menjelang tidur Nn P
mengeluh tidak dapat tidur terlentang (karena pada saat tidur terlentang otot pernafasan
inspirasi maupun ekspirasi tidak dapat berkerja maksimal), sesak nafas berbunyi disertai
batuk yang bertambah dan dahak berwarna jernih (bukan merupakan indikasi dari infeksi
bakteri). Tidak ada batuk darah dan nyeri dada. Ibunya menanyakan obat yang biasa
diminum tetapi Nn P tidak membawanya karena sudah habis. Dengan segera ibu
membawa Nn P ke rumah sakit terdekat. Sesampainya di rumah sakit Nn P terlihat
semakin sesak disertai bibir berwarna kebiruan dan nafasnya cepat.
Memang sejak kecil Nn P sudah sering sesak-sesak. Sesak sering kumat kumatan dan
timbul tersering kalau tercium bau obat nyamuk, tercium bau-bau aneh dan bergadang. Iasudah berobat ke berbagai dokter maupun secara tradisional, termasuk secara kebatinan,
tetapi terasa semakin sering kambuh dan setiap kali kambuh semakin parah serangannya.
Riwayat penyakit dahulu : Waktu kecil pasien sering mengi, bersin, batuk dan timbuleksim di lipat siku kedua lengan. Riwayat penyakit dahulu menunjukkan hal yang
mengarah kearah penyakit alergi.
7/29/2019 diskusi 4 pulmo
7/28
Riwayat keluarga : Nenek penderita asma, ayah sering bersin, ibu gatal-gatal setelahmakan ikan laut.adik bungsunya mengalami gejala yang sama dengan pasien. Hal ini juga
memperkuat penyakit alergi, dimana yang kita ketahui bahwa alergi adalah sesuatu yang
atopic.
Riwayat kebiasaan : Pasien penyayang binatang dan memelihara kucing anggora sejakkecil. Memicu adanya allergen.
Hipotesis semetara setelah dilakukan anamnesis :
- Emboli paru (harus dilihat apakah ada trias)- Asma (dilihat dari sesak yang terjadi sejak dini hari)- Decompsasio cordis kiri (dapat dijelaskan melalui mekanisme backward failure)- Pneumonia (menimbulkan sesak,dan juga demam yang tinggi)- Efusi pleura (menimbulkan sesak karena adanya cairan dari efusi yang berpindah ke
jaringan interstitial)
- Pneumotorax (sesak karena udara)- Sindroma loeffler (cacing ascaris yang menyebabkan ascariasis yang melewati siklus
paru)
- Aspergillosis (memiliki gejala yang mirip sekali dengan asma, tetapi pada foto toraxdidapatkan adanya fungus ball)
Pemeriksaan Fisik (1)
Keadaan umum : tampak sesak, gelisah, membungkuk
Kesadaran : compos mentis (kesadaran baik. Pasien sadar sepenuhnya)
Suhu = 37 C (normal)
TD = 160/90 (hipertensi grade II berdasarkan JNC VII)
Nadi = 120 x/menit (takikardia, dengan normal 60-100x/menit)
FP = 40 x/menit (takipnea,N=16-20x/menit)
7/29/2019 diskusi 4 pulmo
8/28
Mengi (+) dan ekspirasi memanjang menandakan adanya penyempitan pada saluran nafas, yang
dimaksud disini adalah adanya penebalan lumen otot polos dan juga dikarenakan oleh
peningkatan sel goblet sehingga terjadi hipersekresi mucus, yang semakin memicu terjadinya
sesak napas sehingga pada penderita didapatkan adanya mengi (+) dan ekspirasi yang
memanjang. Hal ini biasa terdapat pada penyakit asma bronchial.
Mata : tidak ikterik, tidak pucat (tidak ada kelainan pada hati dan penderita tidak
anemia)
Hidung : obstruksi +/+ ; sekret +/+ (adanya sumbatan oleh sekret pada hidung
kanan maupun kiri yang dikarenakan oleh hipersekresi mucus karena alergen)
Bibir : sianosis (merupakan sianosis sentral yang disebabkan oleh reduce Hb yang
>5g%, yang menandakan kurangnya supplai O2,sehingga kadar oksi-Hb dalam darah berkurang,
dan mengakibatkan sianosis. Hal seperti ini biasanya terjadi pada penyakit-penyakit pada paru/
saluran pernafasan.)
Pharynx : dinding belakang tidak rata/kasar, agak hiperemis (menandakan peradangan
pada faring)
Post nasal drip (+) menunjukkan adanya aliran mucus dari nasal ke faring (yang
menyebabkan peradangan pada faring juga)
Leher : normal tidak ada kelainan
Toraks :
- Inspeksi : simetris, tampak penggunaan otot bantu napas dan retraksi suprasternal(menunjukkan pasien sesak dan membutuhkan otot pernafasan tambahan untuk bernafas)
- Palpasi : vocal fremitus normal dextra/sinistra- Perkusi : paru sonor (normal)- Auskultasi : suara nafas vesikuler +/+, ronki +/+, wheezing ++/++ inspirasi &
ekspirasi, bunyi jantung I-II normal, regular, murmur (-), gallop (-)
S1-S2 normal, tidak ada murmur (bising) menandakan tidak ada gangguan pada jantung.
Suara napas vesikuler adalah suara napas normal yang terjadi karana udara masuk dan
7/29/2019 diskusi 4 pulmo
9/28
keluar dari saluran napas. Ronkhi kering (dalam bahasa inggris disebut ronchi)
merupakan suara kontinu yang terjadi oleh karena jalan napas yang menyempit baik
karena faktor intraluminar (spasme bronkus, edema, lendir yang kental, benda asing)
maupun faktor ekstraluminal (desakan oleh tumor). Ronkhi kering lebih jelas terdengar
pada fase ekspirasi daripada fase inspirasi. Wheezing adalah yaitu suara yang terdengar
kontinu, nadanya lebih tinggi dibandingkan suara napas lainnya, sifatnya musikal,
disebabkan karena adanya penyempitan saluran napas kecil (bronkus perifer dan
bronkiolus). Karena udara melewati suatu penyempitan, mengi dapat terjadi, baik pada
saat inspirasi maupun saat ekspirasi. Penyempitan jalan napas dapat disebabkan oleh
sekresi berlebihan, konstriksi otot polos, edema mukosa, tumor, maupun benda asing.
Pemeriksaan Penunjang (2)
Dari hasil laboratorium didapatkan
Pemeriksaan Hasil Hasil Normal
Hb 12 g/dl 12-16 gram/dl N
Ht 46 % 38% - 48 % N
Trombosi 200.000/uL 150.00035.000 /uL N
Leukosit 9.900 /uL 400010.000 / uL N
Hitung JenisBasofil 0
Eosinofil 13
Batang 8
Segmen 69
Limfosit 9
Monosit 1
0,01,0
1,03,0
2,06,0
40,060,0
20,040,0
2,08,0
N
N
N
LED 21mm/jam < 15
GDS 110 mg%
Ureum 40mg/dl 2 - 25
Kreatinin 1,2 mg/dl 0,61,5 N
7/29/2019 diskusi 4 pulmo
10/28
SGOT 29 u/L
7/29/2019 diskusi 4 pulmo
11/28
EKG tidak ditemukan adanya kelainan selain pasien mengalami sinus takikardia dimana
gelombang QRS memiliki frekuensi diatas 100x/menit.
Dari hasil foto thorax didapatkan kedua paru simetris, corakkan bronkovaskuler normal, serta
sinus costophrenicus lancip dimana tidak adanya cairan di paru-paru,gambaran paru radioluscent
dikedua paru menandakan tidak adanya kelainan di paru.
Sputum : Eosinofilia (+)
Terdapat gambaran spiral chrusman & Charchot Leyden
Analisa :
Spiral Chursman adalah unsur khusus yang ditemukan didalam sputum yang berbentuk
spiral memanjang yang ditemukan pada berbagai penyakit paru seperti Ca paru,Asma,Bronkitis
Kronik dan pada orang perokok. Charchot Leyden terbentuk dari protein yang dihasilkan oleh
eusinofil aktif yang di sebut lisolesitin asilhidrolase.Lisolesitin asilhidrolase adalah salah satu
eosinofil yang sitotoksik yang muncul pada saat alergi dan lain lain . 2 hasil sputum ini adalah
hasil yang diharapkan pada pasien dengan diagnose ashma bronchiale.
Diagnosis Kasus
Sesak nafas. Jika cuaca bertambah dingin, Nn P merasa dadanya berat disertai batuk-batuk kecil. Menjelang tidur Nn P mengeluh tidak dapat tidur terlentang yang mungkin dikarenakan
karena ketidakmaksimalan dari fungsi otot pernafasan dalam posisi terlentang, sesak
nafas berbunyi (khas pada asma, yang menunjukan adanya penyempitan lumen otot polosdan hipersekresi mucus karena sel goblet yang meningkat) disertai batuk yang bertambah
dan dahak berwarna jernih (bukan infeksi bakteri).
Tidak ada batuk darah dan nyeri dada
7/29/2019 diskusi 4 pulmo
12/28
Nn P terlihat semakin sesak disertai bibir berwarna kebiruan (Sianosis karena reduce Hbyang begitu tinggi >5g%) dan nafasnya cepat yang merupakan kompensasi tubuh dari
nyonya P sendiri
Sejak kecil Nn P sudah sering sesak-sesak, menunjukan adanya riwayat atopic. Sesaksering kumat kumatan dan timbul tersering kalau tercium bau obat nyamuk, tercium bau-
bau aneh dan bergadang yang merupakan allergen dan pemicu itu sendiri pada terjadinya
sesak.
Terasa semakin sering kambuh dan setiap kali kambuh semakin parah serangannya. Waktu kecil pasien sering mengi, bersin, batuk dan timbul eksim di lipat siku kedua
lengan. Pada hal ini dapat terlihat bahwa terjadi reaksi alergi pada Nn. P
Nenek penderita asma, ayah sering bersin, ibu gatal-gatal setelah makan ikan laut.adikbungsunya mengalami gejala yang sama dengan pasien. Hal ini juga menunjukan adanya
riwayat Atopik.
Pasien penyayang binatang dan memelihara kucing anggora sejak kecil yang merupakanallergen.
Pada keadaan umum pasien tampak sesak, gelisah (criteria asma berat), membungkuk. TD = 160/90 (hipertensi) dan nadi = 120 x/menit (takikardia). FP = 40 x/menit (takipnea) Mengi (+) dan ekspirasi memanjang menandakan adanya penyempitan pada saluran nafas
yang biasanya terdapat pada penderita asma bronkial.
Hidung terdapat obstruksi +/+ ; sekret +/+ (adanya sumbatan oleh sekret pada hidungkanan maupun kiri)
Bibir terlihat sianosis (merupakan sianosis sentral disebabkan karena oksigenasi darah diparu-paru tidak baik seperti misalnya pada penyakit-penyakit pada paru/ saluran
pernafasan. Sianosis akan terlihat apabila kadar reduced Hb dalam darah > 5 g%)
Pharynx dinding belakang tidak rata/kasar, agak hiperemis (faringitis). Post nasal drip (+) menunjukkan adanya aliran mucus dari nasal ke faring. Pada inspeksi toraks didapatkan toraks simetris, tampak penggunaan otot bantu napas dan
retraksi suprasternal (menunjukkan pasien sesak dan membutuhkan otot pernafasan
tambahan untuk bernafas)
7/29/2019 diskusi 4 pulmo
13/28
Pada auskultasi toraks suara nafas vesikuler +/+, ronki +/+, wheezing ++/++ inspirasi &ekspirasi.
KlasifikasiDerajat Gejala Gejala malam Faal paru
Intermiten Gejala kurang dari 1x/minggu
Asimtomatik
Kurang dari 2 kali
dalam sebulan
APE >
80%
Mild persistan -Gejala lebih dari 1x/minggu tapikurang dari 1x/hari
-Serangan dapat menganggu aktivitas
dan tidur
Lebih dari 2 kali dalamsebulan
APE>80%
Moderate
persistan
-Setiap hari,-Serangan 2 kali/seminggu, bisa
berahari-hari.
-Menggunakan obat setiap hari-Aktivitas & tidur terganggu
Lebih 1 kali dalamseminggu
APE 60-80%
Severe
persistan
- Gejala Kontinyu-Aktivitas terbatas
-Sering serangan
Sering APE
7/29/2019 diskusi 4 pulmo
14/28
merupakan leukotrient), faktor kemotaktik eosinofilik dan bradikinin. Diduga bahwa allergen
yang masuk kedalam tubuh akan direspon oleh APC (Antigen Presenting Cells) lalu dilanjutkan
oleh Sel Th (T helper atau T penolong). Sel T helper ini akan memberikan instruksi kepada
interleukin atau sitokin agar sel-sel plasma membentuk IgE. IgE akan terikat ke sel mast lalu
terjadi degranulasi sel mast setelah terikat dengan antigen pada IgE. Proses ini akan
menyebabkan sekresi mediator-mediator, seperti Histamin, Prostaglandin, Leukotriens. CAMP
akan menyebabkan bronkokonstriksi dan hipereaktivitas saluran nafas. Mediator-mediator ini
juga akan menyebabkan permeabilitas kapiler terganggu sehingga oedema mucosal dan
selanjutnya hiperaktivitas saluran nafas. Efek gabungan dari semua faktor-faktor ini akan
menghasilkan adema lokal pada dinding bronkhioulus kecil maupun sekresi mukus yang kental
dalam lumen bronkhioulus dan spasme otot polos bronkhiolus sehingga menyebabkan tahanan
saluran napas menjadi sangat meningkat. Pada asma, diameter bronkiolus lebih berkurang
selama ekspirasi daripada selama inspirasi karena peningkatan tekanan dalam paru selama
ekspirasi paksa menekan bagian luar bronkiolus. Karena bronkiolus sudah tersumbat sebagian,
maka sumbatan selanjutnya adalah akibat dari tekanan eksternal yang menimbulkan obstruksi
berat terutama selama ekspirasi. Pada penderita asma biasanya dapat melakukan inspirasi dengan
baik dan adekuat, tetapi sekali-kali melakukan ekspirasi. Hal ini menyebabkan dispnea.
Kapasitas residu fungsional dan volume residu paru menjadi sangat meningkat selama serangan
asma akibat kesukaran mengeluarkan udara ekspirasi dari paru. Hal ini bisa menyebabkan barrel
chest
Salah satu gejala dari asma adalah sesak nafas. Penyakit asma mempunyai manifestasi
fisiologis berbentuk penyempitan yang meluas pada saluran udara pernafasan yang dapat sembuh
spontan atau sembuh dengan terapi. Penyakit ini bersifat episodik dengan eksaserbasi akut yang
diselingi oleh periode tanpa gejala.
Keluhan utama penderita asma adalah sesak napas mendadak disertai inspirasi yang lebih
pendek dibandingkan dengan fase ekspirasi dan diikuti oleh bunyi mengi (wheezing), batuk yang
disertai serangan sesak napas yang kumat-kumatan. Pada beberapa penderita asma keluhan
tersebut dapat ringan, sedang atau berat dan sesak napas penderita timbul mendadak, dirasakan
makin lama makin meningkat atau tiba-tiba menjadi berat. Hal ini sering terjadi terutama pada
penderita dengan rhinitis alergika atau radang saluran napas bagian atas. Sedangkan pada
7/29/2019 diskusi 4 pulmo
15/28
sebagian besar penderita keluhan utama ialah sukar bernapas disertai rasa tidak enak di daerah
retrosternal.
Pada kesimpulannya, asma akan terjadi hipersekresi mucus, bronkospasme, dan inflamasi.
Ketiga mekanisme ini akan menyebabkan obstruksi saluran nafas sehingga udara yang mengalir
ke paru berkurang. Ketidakseimbangan perfusi ventilasi akan terjadi dan hipoksia, hiperkapnia,
asidosis terjadi. Hal ini akan menstimulasi kemoreseptor pernafasan perifer yaitu badan aortic
dan carotid. Impuls akan dilanjutkan ke kemoreseptor pernafasan sentral (medulla) sehingga
peningkatann kerja nafas dan frekuensi nafas. Ditunjukan pasien sesak nafas.()
Pada pasien asma terjadi peningkatan sekresi mucus ditambah kontraksi smooth muscle
dipengaruhi Histamin. Hal ini menyebabkan obstruksi partial. Didalam paru terjadi turbulensi
aliran udara yang berkepanjangan sehingga terdengar wheezing sound.()
Diagnosis Banding
Aspergillosis
Bersifat Alergen, dapat menimbulkan terjadinya reaksi alergi, dan terjadi gejala asma. Jamur
masuk ke dalam jaringan paru dan terbentuk zat anti,yang disebut allergic bronchopulmonary
aspergillosis. Kelainan dapat bersifat setempat yang menimbulkan abses (aspergiloma)
menempati cavern (rongga akibat tuberculosis) atau pembesaran rongga bronchus
(bronchiectasis). Dan dapat juga merusak dinding rongga dan pembuluh darah terjadi batuk
darah. Pada foto roengent didapatkan adanya gambaran fungus ball
7/29/2019 diskusi 4 pulmo
16/28
7/29/2019 diskusi 4 pulmo
17/28
Medikamentosa
Non Medikamentosa1. Edukasi penderita: - pakai obat dengan tepat
- kontrol teratur2. Hindari faktor-faktor pemicu alergi3. Desensitisasi terhadap alergi (dipaparkan secara rutin sedikit-demi sedikit)4. Olahraga, berupa Senam Asma agar otot-otot pernapasan menjadi lebih kuat
1.Inhalasi agonis + O2 +Kortikosteroid Sistemik
Tunggu 1 jam
Penilaian Ulang
Cek APE , Saturasi O2
Respon baik
Episode Sedang
Respon Tidak baik
ICU
Inhalasi +O2 + Aminofilin
Tinjau setiap 1 jam
Respon Baik
Episode Sedang
Respon tidakbaik
Pasang Ventilator + Intubasi
7/29/2019 diskusi 4 pulmo
18/28
Komplikasi :
1) EmfisemaKarena lama kelamaan alveolus beberapa akan membesar dan septum intera
alveolar akan pecah dan dengan demikian akan terbentuk suatu rongga, demikian pula
beberapa rongga akan bersatu menjadi suatu rongga,sehingga akan timbul suatu
emfisema paru dengan akibat-akibat sekunder seperti cor pulmonale , pnemutoraks dan
sebagainya
2) PnemothoraxPada penyakit asma, inspirasi tetap dilakukan secara biasa sedangkan ekspirasi
terhambat.Karena ada udara yang terjebak dalam paru,makin sering seseorang
mendapatkan serangan asma,makin sesak sesak dan suatu saat tekanan intrapulmonal
akan semakin tinggi sehingga menimbulkan rupture viseralis,dimulailah proses
pneumothorax.
Prognosis Pada Asma :
Ad Vitam : Ad Bonam
Ad Fungtionam : Dubia ad Bonam
Ad Sanationam :Dubia Ad Bonam
7/29/2019 diskusi 4 pulmo
19/28
7/29/2019 diskusi 4 pulmo
20/28
- Perubahan alamiah terjadi karena adanya kelainan dari kekbalan tubuh pada IgE yang
timbul terutama pada awal kehidupan dan cenderung berkurang di kemudian hari
- Asma bentuk ini memberikan tes kulit yang positif
- Dalam darah menunjukkan kenaikan kadar IgE spesifik
- Ada riwayat keluarga yang menderita asma
- Terhadap pengobatan memberikan respon yang cepat
Asma ekstrinsik non atopik
Memiliki sifat-sifat antara lain
- Serangan asma timbul berhubungan dengan bermacam-macam alergen yang spesifik
- Tes kulit meberi reaksi tipe segera, tipe lambat dan ganda terhadap alergi yang
tersensitasi dapat menjadi positif
- Dalam serum didapatkan IgE dan IgG yang spesifik
- Timbulnya gejala cenderung pada saat akhir kehidupan atau di kemudian hari
2. Asma Kriptogenik
Asma intrinsik
Asma idiopatik
- Alergen pencetus sukar ditentukan
- Tidak ada alergen ekstrinsik sebagai penyebab dan tes kulit memberi hasil negatif
- Merupakan kelompok yang heterogen, respons untuk terjadi asma dicetuskan oleh
penyebab dan melalui mekanisme yang berbeda-beda
- Sering ditemukan pada penderita dewasa, dimulai pada umur di atas 30 tahun dan
disebut juga late onset asma
- Serangan sesak pada asma tipe ini dapat berlangsung lama dan seringkali menimbulkan
kematian bila pengobatan tanpa disertai kortikosteroid.
- Perubahan patologi yang terjadi sama denganasma ekstrinsik, namun tidak dapat
dibuktikan dengan keterlibatan IgE
- Kadar IgE serum normal, tetapi eosinofil dapat meningkat jauh lebih tinggi
dibandingkan dengan asma ekstrinsik
- Selain itu tes serologi dapat menunjukkan adanya faktor rematoid, misalnya sel LE
- Riwayat keluarga jauh lebih sedikit, sekitar 12-48%
- Polip hidung dan sensitivitas terhadap aspirin sering dijumpai
7/29/2019 diskusi 4 pulmo
21/28
Patofisiologi
Asma ditandai dengan kontraksi spastic dari otot polos bronkhiolus yang menyebabkan
sukar bernapas. Penyebab yang umum adalah hipersensitivitas bronkhioulus terhadap benda-
benda asing di udara. Reaksi yang timbul pada asma
tipe alergi diduga terjadi dengan cara sebagai berikut : seorang yang alergi mempunyai
kecenderungan untuk membentuk sejumlah antibody Ig E abnormal dalam jumlah besar dan
antibodi ini menyebabkan reaksi alergi bila reaksi dengan antigen spesifikasinya. Pada asma,
antibody ini terutama melekat pada sel mast yang terdapat pada interstisial paru yang
berhubungan erat dengan brokhiolus dan bronkhus kecil. Bila seseorang menghirup alergen
maka antibody Ig E orang tersebut
meningkat, alergen bereaksi dengan antibodi yang telah terlekat pada sel mast dan menyebabkan
sel ini akan mengeluarkan berbagai macam zat, diantaranya histamin, zat anafilaksis yang
bereaksi lambat (yang merupakan leukotrient), faktor kemotaktik eosinofilik dan bradikinin.
Efek gabungan dari semua faktor-faktor ini akan menghasilkan edema lokal pada dinding
bronkhioulus kecil maupun sekresi mucus yang kental dalam lumen bronkhioulus dan spasme
otot polos bronkhiolus sehingga menyebabkan tahanan saluran napas menjadi sangat meningkat.
Pada asma , diameter bronkiolus lebih berkurang selama ekspirasi daripada selama
inspirasi karena peningkatan tekanan dalam paru selama eksirasi paksa menekan bagian luar
bronkiolus. Karena bronkiolus sudah tersumbat sebagian, makasumbatan selanjutnya adalah akibat dari tekanan eksternal yang menimbulkan obstruksi berat
terutama selama ekspirasi. Pada penderita asma biasanya dapat melakukan inspirasi dengan baik
dan adekuat, tetapi sekali-kali melakukan ekspirasi.
http://2.bp.blogspot.com/_etMN1ZHAax4/SCFJXt4g6HI/AAAAAAAAAH4/BNNVmVuCJoE/s1600-h/asthma2.jpg7/29/2019 diskusi 4 pulmo
22/28
Hal ini menyebabkan dispnea. Kapasitas residu fungsional dan volume residu paru menjadi
sangat meningkat selama serangan asma akibat kesukaran mengeluarkan udara ekspirasi dari
paru. Hal ini bisa menyebabkan barrel chest.
Manifestasi Klinik
Keluhan utama penderita asma ialah sesak napas mendadak, disertai fase inspirasi yang lebih
pendek dibandingkan dengan fase ekspirasi, dan diikuti bunyi mengi (wheezing), batuk yang
disertai serangn napas yang kumat-kumatan. Pada beberapa penderita asma, keluhan tersebut
dapat ringan, sedang atau berat dan sesak napas penderita timbul mendadak, dirasakan makin
lama makin meningkat atau tiba-tiba menjadi lebih berat.
Wheezing terutama terdengar saat ekspirasi. Berat ringannya wheezing tergantung cepat
atau lambatnya aliran udara yang keluar masuk paru. Bila dijumpai obstruksi ringan atau
kelelahan otot pernapasan, wheezing akan terdengar lebih lemah atau tidak terdengar sama
sekali. Batuk hamper selalu ada, bahkan seringkali diikuti dengan dahak putih berbuih. Selain
itu, makin kental dahak, maka keluhan sesak akan semakin berat, apalagi penderita mengalami
dehidrasi.
Dalam keadaan sesak napas hebat, penderita lebih menyukai posisi duduk membungkuk
dengan kedua telapak tangan memegang kedua lutut. Tanda lain yang menyertai sesak napas
adalah pernapasan cuping hidung yang sesuai dengan irama pernapasan. Frekuensi pernapasan
terlihat meningkat (takipneu), otot Bantu pernapasan ikut aktif, dan penderita tampak gelisah.
Pada fase permulaan, sesak napas akan diikuti dengan penurunan PaO2 dan PaCO2, tetapi pH
normal atau sedikit naik. Hipoventilasi yang terjadi kemudian akan memperberat sesak napas,
karena menyebabkan penurunan PaO2 dan pH serta meningkatkan PaCO2 darah. Selain itu,
terjadi kenaikan tekanan darah dan denyut nadi sampai 110-130/menit, karena peningkatan
konsentrasi katekolamin dalam darah. Bila tanda-tanda hipoksemia tetap ada (PaO2
7/29/2019 diskusi 4 pulmo
23/28
Kristal-kristal charcot leyden yang merupakan degranulasi dari kristal
eosinopil.
Spiral curshmann, yakni yang merupakan cast cell (sel cetakan) dari cabang
bronkus.
Creole yang merupakan fragmen dari epitel bronkus.
Netrofil dan eosinopil yang terdapat pada sputum, umumnya bersifat mukoid dengan
viskositas yang tinggi dan kadang terdapat mucus plug.
2. Pemeriksaan darah
Analisa gas darah pada umumnya normal akan tetapi dapat pula terjadi hipoksemia,
hiperkapnia, atau asidosis.
Kadang pada darah terdapat peningkatan dari SGOT dan LDH.
Hiponatremia dan kadar leukosit kadang-kadang di atas 15.000/mm3 dimana
menandakan terdapatnya suatu infeksi.
Pada pemeriksaan faktor-faktor alergi terjadi peningkatan dari Ig E pada
waktu serangan dan menurun pada waktu bebas dari serangan.
Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan radiologi
Gambaran radiologi pada asma pada umumnya normal. Pada waktu serangan menunjukan
gambaran hiperinflasi pada paru-paru yakni radiolusen yang bertambah dan peleburan
rongga intercostalis, serta diafragma yang menurun. Akan tetapi bila terdapat komplikasi,
maka kelainan yang didapat adalah sebagai berikut:
Bila disertai dengan bronkitis, maka bercak-bercak di hilus akan bertambah.
Bila terdapat komplikasi empisema (COPD), maka gambaran radiolusen akan semakin
bertambah.
Bila terdapat komplikasi, maka terdapat gambaran infiltrate pada paru
Dapat pula menimbulkan gambaran atelektasis lokal.
Bila terjadi pneumonia mediastinum, pneumotoraks, dan pneumoperikardium, maka
dapat dilihat bentuk gambaran radiolusen pada paru-paru.
2. Pemeriksaan tes kulit
7/29/2019 diskusi 4 pulmo
24/28
Dilakukan untuk mencari faktor alergi dengan berbagai alergen yang dapat menimbulkan
reaksi yang positif pada asma.
3. Elektrokardiografi
Gambaran elektrokardiografi yang terjadi selama serangan dapat dibagi menjadi 3 bagian,
dan disesuaikan dengan gambaran yang terjadi pada empisema paru yaitu :
Perubahan aksis jantung, yakni pada umumnya terjadi right axis deviasi dan clockwise
rotation.
Terdapatnya tanda-tanda hipertropi otot jantung, yakni terdapatnya RBB (Right bundle
branch block).
Tanda-tanda hopoksemia, yakni terdapatnya sinus tachycardia, SVES, dan VES atau
terjadinya depresi segmen ST negative.
4. Scanning paru
Dengan scanning paru melalui inhalasi dapat dipelajari bahwa redistribusi udara selama
serangan asma tidak menyeluruh pada paru-paru.
5. Spirometri
Untuk menunjukkan adanya obstruksi jalan napas reversible, cara yang paling cepat dan
sederhana diagnosis asma adalah melihat respon pengobatan dengan bronkodilator.
Pemeriksaan spirometer dilakukan sebelum dan sesudah pemberian bronkodilator aerosol
(inhaler atau nebulizer) golongan adrenergik. Peningkatan FEV1 atau FVC sebanyak lebih
dari 20% menunjukkan diagnosis asma. Tidak adanya respon aerosol bronkodilator lebih
dari 20%. Pemeriksaan spirometri tidak saja penting untuk menegakkan diagnosis tetapi
juga penting untuk menilai berat obstruksi dan efek pengobatan. Banyak penderita tanpa
keluhan tetapi pemeriksaan spirometrinya menunjukkan obstruksi.
Penatalaksanaan
Prinsip umum pengobatan asma bronchial adalah
Menghilangkan obstruksi jalan nafas dengan segara.
Mengenal dan menghindari fakto-faktor yang dapat mencetuskan serangan asma
Memberikan penerangan kepada penderita ataupun keluarganya mengenai penyakit asma,
baik pengobatannya maupun tentang perjalanan penyakitnya sehingga penderita mengerti
tujuan penngobatan yang diberikan dan bekerjasama dengan dokter atau perawat yang
merawatnnya.
7/29/2019 diskusi 4 pulmo
25/28
Pengobatan pada asma bronkhial terbagi 2, yaitu:
1. Pengobatan non farmakologik
Dapat dilakukan dengan memberikan penyuluhan, menghindari faktor pencetus, pemberian
cairan, fisiotherapi, dan pemberian O2 bila perlu.
2. Pengobatan farmakologik :
Bronkodilator
Merupakan obat yang melebarkan saluran nafas. Terbagi dalam 2 golongan :
a) Simpatomimetik/ andrenergik (Adrenalin dan efedrin)
Nama obat: Orsiprenalin (Alupent), Fenoterol (berotec), Terbutalin (bricasma)
Obat-obat golongan simpatomimetik tersedia dalam bentuk tablet, sirup, suntikan dan
semprotan. Yang berupa semprotan: MDI (Metered dose inhaler). Ada juga yang
berbentuk bubuk halus yang dihirup (Ventolin Diskhaler dan Bricasma Turbuhaler)
atau cairan broncodilator (Alupent, Berotec, brivasma serts Ventolin) yang oleh alat
khusus diubah menjadi aerosol (partikel-partikel yang sangat halus ) untuk selanjutnya
dihirup.
b) Santin (teofilin)
Nama obat : Aminofilin (Amicam supp), Aminofilin (Euphilin Retard) , Teofilin
(Amilex).
Efek dari teofilin sama dengan obat golongan simpatomimetik, tetapi cara kerjanya
berbeda. Sehingga bila kedua obat ini dikombinasikan efeknya saling memperkuat.
Cara pemakaian : Bentuk suntikan teofillin / aminofilin dipakai pada serangan asma
akut, dan disuntikan perlahan-lahan langsung ke pembuluh darah. Karena sering
merangsang lambung bentuk tablet atau sirupnya sebaiknya diminum sesudah makan.
Itulah sebabnya penderita yang mempunyai sakit lambung sebaiknya berhati-hati bila
minum obat ini. Teofilin ada juga dalam bentuk supositoria yang cara pemakaiannya
dimasukkan ke dalam anus. Supositoria ini digunakan jika penderita karena sesuatu hal
tidak dapat minum teofilin (misalnya muntah atau lambungnya kering).
c) Kromalin
Kromalin bukan bronkodilator tetapi merupakan obat pencegah serangan asma.
Manfaatnya adalah untuk penderita asma alergi terutama anakanak. Kromalin biasanya
7/29/2019 diskusi 4 pulmo
26/28
diberikan bersama-sama obat anti asma yang lain, dan efeknya baru terlihat setelah
pemakaian satu bulan.
d) Ketolifen
Mempunyai efek pencegahan terhadap asma seperti kromalin. Biasanya diberikan dengan dosis
dua kali 1mg / hari. Keuntungnan obat ini adalah dapat diberikan secara oral.
BRONKITIS KRONIS
Bronkitis kronis didefinisikan menurut gejala klinisnya. Bronkitis kronis merupakan suatu
gangguan klinis yang ditandai oleh pembentukan mucus yang berlebihan dalam bronkus dan
bermanifestasi sebagai batuk kronik dan pembentukan sputum selama sedikitnya 3 bulan dalam
setahun, sekurang-kurangnya dalam dua tahun berturut-turut.
Temuan patologis utama pada bronchitis kronik adalah hipertrofi kelenjar mukosa bronkus dan
peningkatan jumlah dan ukuran sel-sel goblet, dengan infiltrasi sel-sel radang dan edema mukosa
bronkus. Pembentukan mucus yang meningkat mengakibatkan gejala khas yaitu batuk produktif.
Batuk kronik yang disertai peningkatan sekresi bronkus tampaknya mempengaruhi bronkiolus
kecil sehingga bronkiolus tersebut rusak dan dindingnya melebar. Faktor etiologi utama adalah
rokok dan polusi udara. Polusi udara yang terus menerus juga merupakan predisposisi infeksi
rekuren karena polusi memperlambat aktivitas silia dan fagositosis, sehingga timbunan mucus
meningkat sedangkan mekanisme pertahanan semakin melemah.()
Gejala yang terdapat pada pasien adalah: ()
Batuk perokok`, keluhan terutama pada saat bangun tidur dan ini merupakan gejala awalbronchitis
Batuk berlendir yang kronis Proses yang lebih lanjut akan menunjukkan nafas terengah-engah Semakin parah, penderita akan merasakan lemah badan, seolah-olah tidak bertenaga.
Pencegahan bronchitis kronis adalah dengan menghindari rokok, menghindari polusi dengan
menggunakan masker.
KESIMPULAN
7/29/2019 diskusi 4 pulmo
27/28
Asma bronchial adalah infeksi kronik saluran napas yang melibatkan peranan banyak sel dan
elemen seluler. Penyakit gangguan jalan nafas obstruktif intermiten yang bersifat reversibel,
ditandai dengan adanya periode bronkospasme, peningkatan respon trakea dan bronkus terhadap
berbagai rangsangan yang menyebabkan penyempitan jalan nafas. Berdasarkan penyebabnya,
asma bronkhial dapat diklasifikasikan menjadi 3 tipe, yaitu : Ekstrinsik (alergik), Intrinsik (non
alergik) ,Asma gabungan.
Dan ada beberapa hal yang merupakan faktor penyebab timbulnya serangan asma bronkhial
yaitu : faktor predisposisi(genetic), faktor presipitasi(alergen, perubahan cuaca, stress,
lingkungan kerja, olahraga/ aktifitas jasmani yang berat). Pencegahan serangan asma dapat
dilakukan dengan :
a. Menjauhi alergen, bila perlu desensitisasi
b. Menghindari kelelahan
c. Menghindari stress psikis
d. Mencegah/mengobati ISPA sedini mungkin
e. Olahraga renang, senam asma
Kontrol pemeriksaan diri harus secara teratur dilakukan agar asma tidak menjadi berat dan
pengobatan yang paling baik adalah menghindari faktor pencetusnya.
BAB VI
DAFTAR PUSTAKA
7/29/2019 diskusi 4 pulmo
28/28
1. Suara nafas tambahan. Available at: http://jurnaldokter.com/2011/05/06/suara-napas-tambahan. Accessed on January 2, 2012.
2. Kee,Joyce LeFever. 1997. Pemeriksaan Laboratorium dan diagnostic.Jakarta:ECG3. Yunus, faisal.Penatalaksanaan bronchitis kronis. Cermin Dunia Kedokteran. Available at:
http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/14PenatalaksanaanBronkhitis99.pdf/14Penatalaksa
naanBronkhitis99.html. Acessed on January 3, 2012.
4. Halim-Mubin, A. 2001.Asma bronkiale.Panduan praktis ilmu penyakit dalam: diagnosisdan terapi.Jakarta:ECG.
5. Baratawidjaja, K. 1990 .Asma Bronchiale. Ilmu Penyakit Dalam,Jakarta : FK UI.
6. Dinda. Asma bronkiale.Medicafarma. Available at:http://medicafarma.blogspot.com/2008/05/asma-bronkiale.html . Acessed on: jamuary 2,
2012
Dr. prima almazini on 20 February 2008
http://myhealing.files.wordpress.com/2008/02/asthma.htm
2. Andika Chandra Putra inAsma.http://andikacp.wordpress.com/2007/11/16/gawat-nafas-asma/&usg.htm
3. .http://doctorology.net/wp-content/uploads/2009/03/tipe asma.htm4. http://jogjafisio.wordpress.com/2009/05/21/apakah-anda-pernah-mengalami asma.htm5. http://shirath.wordpress.com/2009/04/08/pengobatan-herbal-asma-dan-sinustis.htm7.
http://jurnaldokter.com/2011/05/06/suara-napas-tambahanhttp://jurnaldokter.com/2011/05/06/suara-napas-tambahanhttp://jurnaldokter.com/2011/05/06/suara-napas-tambahanhttp://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/14PenatalaksanaanBronkhitis99.pdf/14PenatalaksanaanBronkhitis99.html.%20Acessed%20on%20January%203http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/14PenatalaksanaanBronkhitis99.pdf/14PenatalaksanaanBronkhitis99.html.%20Acessed%20on%20January%203http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/14PenatalaksanaanBronkhitis99.pdf/14PenatalaksanaanBronkhitis99.html.%20Acessed%20on%20January%203http://medicafarma.blogspot.com/2008/05/asma-bronkiale.htmlhttp://medicafarma.blogspot.com/2008/05/asma-bronkiale.htmlhttp://id.wordpress.com/tag/asma/http://id.wordpress.com/tag/asma/http://id.wordpress.com/tag/asma/http://andikacp.wordpress.com/2007/11/16/gawat-nafas-asma/&usg.htmhttp://andikacp.wordpress.com/2007/11/16/gawat-nafas-asma/&usg.htmhttp://doctorology.net/wp-http://jogjafisio.wordpress.com/2009/05/21/apakah-anda-pernah-mengalami%20asma.htmhttp://jogjafisio.wordpress.com/2009/05/21/apakah-anda-pernah-mengalami%20asma.htmhttp://doctorology.net/wp-http://andikacp.wordpress.com/2007/11/16/gawat-nafas-asma/&usg.htmhttp://id.wordpress.com/tag/asma/http://medicafarma.blogspot.com/2008/05/asma-bronkiale.htmlhttp://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/14PenatalaksanaanBronkhitis99.pdf/14PenatalaksanaanBronkhitis99.html.%20Acessed%20on%20January%203http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/14PenatalaksanaanBronkhitis99.pdf/14PenatalaksanaanBronkhitis99.html.%20Acessed%20on%20January%203http://jurnaldokter.com/2011/05/06/suara-napas-tambahanhttp://jurnaldokter.com/2011/05/06/suara-napas-tambahan