Case Report stase saraf

Post on 12-Jan-2016

231 views 1 download

Tags:

description

Case Report stase saraf

Transcript of Case Report stase saraf

Case ReportSTROKE VERTEBROBASILER

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT SARAFFAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA2015

Dipresentasikan Oleh :Rizma Alfiani Rachmi, S.Ked

Pembimbing:dr. Listyo Asist Pujarini Sp. S

Dr. Eddy Raharjo, Sp. S

IDENTITAS PASIEN

Nama Pasien : Bp.PUmur : 55 tahun Jenis Kelamin : Laki-laki Alamat : Kaliondo Lor 1/17 Malang GatenPekerjaan : PensiunanAgama : IslamStatus Pernikahan : Menikah Tgl masuk RS : 09 Juli 2015Tgl Rawat Bersama : 13 Juli 2015No RM : 341xxx

Keluhan Utama

Pusing Berputar Hebat

Riwayat Penyakit Sekarang

SMRS

± 3 SMRS : Pasien dengan keluhan pusing berputar hebat dan apabila berjalan sempoyongan disertai

dengan jantung yang berdebar-debar. Timbul mendadak ketika mengerjakan aktivitas ringan. Pasien mengaku

sering mengalami keluhan pusing berputar hebat kambuh-kambuhan sejak ± 5 tahun yang lalu yang

semakin memberat. Sejak saat itu pasien memiliki cara bicara yang pelo.

HMRS : Masuk tanggal 09 Juli 2015, pasien datang dengan keluhan pusing berputar yang hebat apabila pasien berjalan pasien

sempoyongan, sesak nafas dan jantung yang berdebar-debar. Keluhan mual (-), muntah (-) . Keluhan pandangan kabur apabila

terjadi serangan pusing (-), pusing bertambah apabila pasien membuka mata dan berkurang apabila dibawa baring. Gangguan kesadaran(-), kelemahan lidah atau pelo (+), sudut bibir mencong (+), riwayat demam, batuk, pilek (-). Tidak didapatkan keluhan

BAK dan BAB.

13 Juli 2015 (Raber) : Pusing berputar berat dengan tangan dan kaki kanan terasa lemah. Kelemahan dirasakan sejak masuk rumah sakit. Pasien sulit untuk berjalan, karena jika bangun dari tempat

tidur, kepala seperti berputar dan kaki kanan terasa lemas.

KELUHAN LAIN ( 13 Juli 2015) : bicara pelo (+), sudut bibir mencong (+), mual muntah (-), nyeri perut (-), dada berdebar-debar

(-), sesak nafas (-) makan dan minum (+), BAK dan BAB (dbn)

RIWAYAT PENYAKIT DAHULU

Riwayat keluhan serupa : diakui (kambuh-kambuhan sejak ±5 tahun yang lalu semakin berat)

Riwayat hipertensi : diakui Riwayat DM : disangkal Riwayat penyakit jantung : disangkal Riwayat batuk lama : disangkal Riwayat cedera kepala : disangkal Riwayat asam urat tinggi : disangkal Riwayat kolestrol tinggi : disangkal

RIWAYAT KELUARGA

Riwayat Hipertensi : disangkal Riwayat DM : disangkal Riwayat Penyakit jantung : disangkal Riwayat Penyakit serupa : disangkal Riwayat Asam urat tinggi : disangkal Riwayat Kolestrol tinggi : disangkal

Anamnesis Sistem (13 Juli 2015)

• Sistem Serebrospinal : pelo (+), penurunan kesadaran (-), cengeng (-), pusing (+), kejang (-)

• Sistem Kardiovaskuler : pucat (-), akral hangat (+), kebiruan (-), nyeri dada (-) berdebar-debar (-)

• Sistem Respirasi : sesak nafas (-), batuk berdahak (-), pilek (-), napas cuping hidung (-)

• Sistem Gastrointestinal : sulit menelan (-), mual (-), muntah (-), makan/minum tersedak (-), BAB (+)

• Sistem Musculoskeletal : kesemutan (-), kelemahan anggota gerak (+), otot mengecil (-), tungkai bengkak (-), nyeri pada daerah pinggang belakang (-)

• Sistem Integumental : warna kulit sawo matang, ruam (-), gatal (-)• Sistem Urogenital : BAK (+)

RESUME ANAMNESIS

Laki-laki usia 55 tahun datang ke IGD RSUD karanganyar dengan keluhan pusing berputar hebat, jalan sempoyongan sesak nafas dan jantung berdebar-debar. Keluhan pusing

berputar hebat, jalan sempoyongan dan jantung berdebar-debar sudah didapatkan sejak ±3 hari SMRS. Keluhan kelemahan pada anggota gerak bagian kanan diapatkan

setelah masuk RS. Riwayat keluhan serupa didapatkan sejak ±5 tahun yang lalu kambuh-kambuhan dan semakin berat.

Sejak saat itu pasien memiliki cara berbicara yang pelo dan sudut bibir yang mencong. Keluhan mual muntah (-),

Pandangan kabur atau diplopia (-), BAB dan BAK (dbn). Riwayat HT (+)

Pemeriksaan FisikStatus Generalis

• Keadaan Umum : lemah

• Kesadaran : Compos Mentis, GCS E4V5M6

• Vital Sign 1. Tekanan darah : 130/70 mmHg

2. Nadi : 80 x/menit

3. RR : 20 x/menit

4. Suhu : 370C

• Kepala : normocephal, deformitas (-)• Mata : konjungtiva anemis (-/-), sclera ikterik (-/-),

edema• palpebra (-/-), reflek cahaya (+/+), pupil bulat

isokor 3mm/3mm• Leher : bentuk normal, pembesaran KGB (-), peningkatan JVP (-)

Pemeriksaan Thorak

Inspeksi

Pengembangan paru simetri antara kanan dan kiri, tidak ada gerakan

yang tertinggal, tidak

ada retraksi, pernapasan

spontan.

Palpasi

Fremitus kanan dan kiri

sama, tidak ada gerakan

yang tertinggal.

Perkusi

Sonor pada seluruh

lapangan paru.

Auskultasi

Suara dasar  vesikuler

(+), ronkhi -/-, wheezing -/-

Paru - Paru

JantungInspeksi• ictus cordis tidak terlihat

Palpasi• ictus cordis tidak teraba

Perkusi• Redup

Auskultasi•  BJ I/II murni reguler, bising (-)

Abdomen

Inspeksi

• Darm contour (-), darm seiffung (-), simetri, tidak ada bekas luka.

Auskultasi

• Peristaltik usus normal

Palpasi

• Tidak nyeri tekan, tidak ada pembesaran hepar dan lien.

Perkusi

•  timpani diseluruh lapang abdomen

EKSTREMITAS

Ekstremitas Hasil Pemeriksaan

Superior dextra Akral hangat (+), edema (-), sianosis (-)

Superior sinistra Akral hangat (+), edema (-), sianosis (-)

Inferior dextra Akral hangat (+), edema (-), sianosis (-)

Inferior sinistra Akral hangat (+), edema (-), sianosis (-)

STATUS PSIKIS

Cara berpikir : baik

Orientasi : baik

Perasaan hati : normal

Tingkah laku : normoaktif

Ingatan : baik

Kecerdasan : baik

STATUS NEUROLOGIS

GCS E4V5 M 6 Kepala

Bentuk : normocephalSimetri : simetri

LeherSikap : normalPergerakan : bebasKaku kuduk : tidak adaNyeri tekan : tidak adaBentuk vertebra : normal

STATUS NEUROLOGIS-MENINGEAL SIGN

Kaku kuduk : (-) Brudzinski I : (-) Brudzinski II : (-) Brudzinski III : (-) Brudzinski IV : (-) Kernig : (-)

STATUS NEUROLOGIS-NERVI CRANIALIS I

Kanan Kiri

Subyektif N N

Dengan Bahan N N

STATUS NEUROLOGIS-NERVI CRANIALIS II

Kanan Kiri

Daya penglihatan 6/60

Pada OD didapatkan

katarak

4/60

Pada OS didapatkan

adanya pterigium

Pengenalan warna N N

Medan

penglihatan

N N

Fundus okuli Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Papil Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Arteri / vena Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Perdarahan Tidak dilakukan Tidak dilakukan

STATUS NEUROLOGIS-NERVI CRANIALIS III

Kanan Kiri

Ptosis (-) (-)

Diplopia (-) (-)

Strabismus divergen (+) (+)

Gerak mata

(atas, medial, bawah)

N N

Ukuran pupil 3 mm 3 mm

Bentuk pupil bulat, isokor,

batas licin

bulat, isokor,

batas licin

Reflek cahaya direct (+) (+)

Reflek cahaya indirect (+) (+)

STATUS NEUROLOGIS-NERVI CRANIALIS IV

Kanan Kiri

Pergerakan mata ke lateral bawah N N

Strabismus konvergen - -

Diplopia - -

STATUS NEUROLOGIS-NERVI CRANIALIS V

Membuka mulut N

Menggigit N

Sensibilitas muka + / +

Refleks kornea + / +

Refleks bersin +

Trismus -

STATUS NEUROLOGIS-NERVI CRANIALIS VI

Kanan Kiri

Pergerakan mata ke lateral N N

Strabismus konvergen - -

Diplopia - -

STATUS NEUROLOGIS-NERVI CRANIALIS VII

Kanan Kiri

Kerutan dahi (+) (+)

Kedipan mata (+) (+)

Lipatan naso-labial (-) (+)

Sudut mulut (+) Mencong ke kiri saat kontraksi

Mengerutkan dahi (+) (+)

Mengerutkan alis (+) (+)

Menutup mata (+) (+)

Meringis (+) (+)

Mengembangkan pipi (+) (+)

Tiks fasial (-) (-)

Lakrimasi N N

Daya kecap lidah 2/3 depan N N

Tanda Covstek (-) (-)

STATUS NEUROLOGIS-NERVI CRANIALIS VIII

Kanan Kiri

Mendengar suara berbisik N N

Mendengar detik arloji N N

Tes Rinne (+) (+)

Tes Schwabach Sama dengan pemeriksa

Sama dengan pemeriksa

Tes Weber Tidak ada lateralisasi

Tidak ada lateralisasi

STATUS NEUROLOGIS-NERVI CRANIALIS IX

Interpretasi

Arkus faring uvula di tengah

Daya kecap lidah 1/3 belakang N

Reflek muntah (+)

Tersedak (+)

Sengau (+)

STATUS NEUROLOGIS-NERVI CRANIALIS X

Interpretasi

Arkus faring uvula di tengah

Nadi N

Bersuara (+)

Gangguan menelan (-)

STATUS NEUROLOGIS-NERVI CRANIALIS XI

Kanan Kiri

Memalingkan kepala (+) (+)

Sikap bahu N (simetris) N ( simetris)

Mengangkat bahu (+) (+)

Trofi otot bahu Eutrofi Eutrofi

STATUS NEUROLOGIS-NERVI CRANIALIS XII

Interpretasi

Sikap lidah Tertarik ke arah kanan ketika

diam

Artikulasi (+)

Tremor lidah (-)

Menjulurkan lidah Mencong ke arah kiri

Kekuatan lidah (+)

Trofi otot lidah N

Fasikulasi lidah N

STATUS NEUROLOGIS-BADAN

Trofi otot punggung Eutrofi

Nyeri membungkukkan badan (-)

Kolumna vertebralis Dalam batas normal

Trofi otot dada Eutrofi

Palpasi dinding perut Supel, distensi (-), nyeri tekan (-)

Gerakan Bebas

Refleks dinding perut N

Drop hand (-/-)

Pitcher’s hand (-/-)

Warna kulit Sawo matang

Claw hand (-/-)

Kontraktur (-)

STATUS NEUROLOGIS-ANGGOTA GERAK ATAS

Lengan atas Lengan bawah Tangan

Gerakan terbatas/Bebas terbatas/Bebas terbatas/Bebas

Kekuatan 5-/5 5-/5 5-/5

Tonus Normotonus Normotonus Normotonus

Trofi Eutrofi Eutrofi Eutrofi

Nyeri N/N N/N N/N

Termis N/N N/N N/N

Taktil N/N N/N N/N

Diskriminasi N/N N/N N/N

Posisi N/N N/N N/N

STATUS NEUROLOGIS-ANGGOTA GERAK ATAS

STATUS NEUROLOGIS-ANGGOTA GERAK ATAS

Biceps Triceps

Reflek fisiologis (+/+) (+/+)

Perluasan refleks (-/-) (-/-)

Refleks silang (-/-) (-/-)

Refleks Patologis Interpretasi

Hoffman -/-

Tromner -/-

STATUS NEUROLOGIS-ANGGOTA GERAK BAWAH

Drop foot -/-

Palpasi : oedem -/-

Kontraktur -/-

Warna kulit Sawo matang

STATUS NEUROLOGIS-ANGGOTA GERAK BAWAH

Tungkai atas Tungkai bawah Kaki

Gerakan Terbatas/ bebas Terbatas/bebas Terbatas/bebas

Kekuatan 5-/5 5-/5 5-/5

Tonus normotonus normotonus Normotonus

Trofi eutrofi eutrofi eutrofi

Nyeri N/N N/N N/N

Termis N/N N/N N/N

Taktil N/N N/N N/N

Diskriminasi N/N N/N N/N

Posisi N/N N/N N/N

Vibrasi N/N N/N N/N

STATUS NEUROLOGIS-ANGGOTA GERAK BAWAH

Patella Achilles

Reflek fisiologis +/+ +/+

Perluasan refleks -/- -/-

Refleks silang -/- -/-

Refleks patologis Interpretasi

Babinski -/-

Chaddock -/-

Oppenheim -/-

Gordon -/-

Schaeffer -/-

STATUS NEUROLOGIS-TES PROVOKASI NYERI

Tes valsava dan nafziger : (-)

Kanan Kiri

Tes Lasegue (-) (-)

Tes O’connel (-) (-)

Tes Patrick (-) (-)

Tes Kontra patrick (-) (-)

KOORDINASI, LANGKAH, KESEIMBANGAN

Cara Berjalan : Sempoyongan

Tes Romberg: (-)

Past Pointing Test : Positif

Rebound Test : (-)

Tes Disartri : (+)

Diadokokinesis : Normal

Ataksia : (+)

Dismetri : (-)

Nistagmus : (-)

STATUS NEUROLOGIS-GERAKAN ABNORMAL

Tremor : (-)

Atetosis : (-)

STATUS NEUROLOGIS-FUNGSI OTONOM

Miksi : normal

Defekasi : normal

Keringat berlebih : (-)

Berdebar debar : (-)

Pemeriksaan Nilai Nilai Normal

Hematologi

Hemoglobin 15.2 14.00-18.00

Hematokrit 43.7 42.00-52.00

Lekosit 7.54 5-10

Eritrosit 5.00 4.50-5.50

MPV 8.0 6.5-12.00

PDW 16.0 9.0-17.0

Index

MCV 87.4 82.0-92.0

MCH 30.4 27.0-31.0

MCHC 34.8 32.0-37.0

Hitung Jenis

Granulosit 85.3 50.0-70.0

Limfosit 10.9 25.0-40.0

Monosit 2.9 3.0-9.0

Eosinofil 0.1 0.0-1.0

Basofil    

Kimia    

Gula Darah

Glukosa Darah Sewaktu 98 70-150

USULAN PEMERIKSAAN

- Pemeriksaan darah rutin- Pemeriksaan darah lengkap

- CT SCAN- Trans Cranial Dopler- EKG

RESUME PEMERIKSAAN

Kesadaran : compos mentis, GCS 15 (E4V5M6 )

Meningeal sign : (-)

N.Craniales : Parese n.VII dan n.XII dextra UMN

Gerakan badan

Kanan Kiri

terbatas bebas

RESUME PEMERIKSAAN

Kekuatan Otot Tonus

Kanan Kiri

5- 5

5- 5

Kanan Kiri

N N

N N

Klonus Trofi

Kanan Kiri

(-) (-)

Kanan Kiri

Eutrofi Eutrofi

Eutrofi Eutrofi

RESUME PEMERIKSAAN

Reflek Fisiologis Reflek Patologis

Kanan Kiri

(+) (+)

(+) (+)

Kanan Kiri

(-) (-)

(-) (-)

RESUME PEMERIKSAAN

Sensibilitas ekstremitas superior: dalam batas normal* Sensibilitas ekstremitas inferior : dalam batas normal*

RESUME PEMERIKSAAN

Tes valsava dan nafziger : (-)Fungsi vegetatif : dalam batas normal

Test Provokasi Nyeri

Kanan Kiri

Tes Laseque (-) (-)

Tes Patrick (-) (-)

Tes Kontra patrick (-) (-)

KOORDINASI, LANGKAH, KESEIMBANGAN

Cara Berjalan : Sempoyongan Tes Romberg: (-)

Past Pointing Test : PositifRebound Test : (-)Tes Disartri : (+)

Diadokokinesis : Normal Ataksia : (+) Dismetri : (-) Nistagmus : (-)

Kesan: gangguan pada koordinasi gerak dan keseimbangan, gangguan serebelum +

DIAGNOSIS BANDING

1. Stroke Vertebrobasilaris2. Stroke Hemoragik3. Tumor pada otak

DIAGNOSIS

A/ Dx Klinis : 1) Pusing berputar dengan ataksia

2) Parese N.VII dan N.XII dextra UMN

3) Hemiparese Dextra UMN

Dx Topis : Lesi di cerebellum/ sistem vertebrobasiler

Dx Etiologi : 1) Vertigo sentral e/c Sroke Vertebrobasiler

2) Hipertensi

PENATALAKSANAAN

Medikamentosa/

Infs RL 20 tpm

Inj Piracetam 3gr / 8 jam

Betahistin Mexylat 3 x 1

Clobazam 3 x ½ tab

Non Medikamentosa Fisioterapi

PROGNOSIS

Death : ad bonam

Disease : dubia ad bonam

Disability : dubia ad bonam

Discomfort : dubia ad bonam

Dissatisfaction : dubia ad bonam

FOLLOW UP-1

S/ Pasien mengeluh pusing berputar yang hebat, kelemahan pada anggota gerak bagian kanan, dan telinga kanan yang sakit. Mual muntah (-) BAB dan BAK (dbn) . Riwayat keluhan serupa kambuh-kambuhan sejak ± 5 tahun yang lalu semakin memberat. Semenjak itu bicara pasien pelo dan menyebabkan pasien tidak bekerja lagi. Sudah diperiksakan ke bagian THT, telinga (dbn). Riwayat HT (+) Riwayat DM (-)O/ Keadaan umum lemah, compos mentis Vital sign TD 130/70, N 80, RR 20, S 37 0C Status Generalisata dbn Status Neurologis 1) Pemeriksaan GCS (E4V5M6) 2) Rx meningeal (-/-) : (-) 3) Pemeriksaan N.Cranialis : Parese N.XII dan N.VII dextra UMNKekuatan otot atas 5-/5 bawah 5-/5 R. fisiologis (+/+) ; R patologis (-/-) ; Tonus (+/+) ; Trofi (eutrofi/eutrofi) ; Klonus (-/-) ; R. Sensibilitas (n/n)A/ / Dx Klinis : 1) Pusing berputar 2) Parese N.XII, N.X dan N.VII dextra UMN 3) Hemiparese dextra UMNDx Topis : Lesi di cerebellum/ sistem vertebrobasilerDx Etiologi: 1) Vertigo sentral e/c stroke vertebrobasiler 2) HipertensiP/ Infs RL 20 tpm Inj Piracetam 3gr / 8 jam Betahistin Mexylat 3 x 1 Clobazam 3 x ½ tab

FOLLOW UP-2

S/ Pasien mengeluh pusing masih dirasakan, telinga kanan sakit, mual muntah (-) , kelemahan ekstremitas (-)O/ Keadaan umum baik, compos mentis Vital sign TD 110/70, N 84, RR 20, S 37 0C Status Generalisata dbn Status Neurologis Pemeriksaan GCS (E4V5M6) Rx meningeal (-/-) N. Cranialis : Parese N.XII, dan X.VII dextra UMN Kekuatan otot atas 5+/5+ bawah 5+/5+ R. fisiologis (+/+); R patologis (-/-); Tonus (n/n) ; Klonus (-/-); Trofi (eutrofi/eutrofi); R. Sensibilitas (n/n)A/ Dx Klinis : 1) Pusing berputar 2) Parese N.XII, N.X, X.VII dextra UMN3) Hemiparese dextra UMNDx Topis : Lesi di cerebellum/ sistem vertebrobasilerDx Etiologi : 1) Vertigo sentral e/c stroke vertebrobasiler 2) HipertensiP/ Infs RL 20 tpm Inj Piracetam 3gr / 8 jam Betahistin Mexylat 3 x 1 Clobazam 3 x ½ tab

FOLLOW UP-3

S/ Pasien mengatakan pusing sudah berkurang, mual muntah (-), BAB dan BAK (dbn)O/ Keadaan umum baik, compos mentis Vital sign TD 140/90, N 84, RR 20, S 37.5 0C Status Generalisata dbn Status Neurologis 1) Pemeriksaan GCS (E4V5M6) 2) Rx meningeal (-/-)4) 3) N. Cranialis : Parese N.XII dan X.VII dextra UMN Kekuatan otot atas 5-/5 bawah 5-/5 R. fisiologis (+/+); R patologis (-/-); Tonus (n/n) ; Klonus (-/-); Trofi (eutrofi/eutrofi); R. Sensibilitas (n/n)A/ / Dx Klinis : 1) Pusing berputar 2) Parese N.XII, N.X, X.VII dextra UMN3) Hemiparese dextra UMNDx Topis : Lesi di cerebellum/ sistem vertebrobasilerDx Etiologi : 1) Vertigo sentral e/c stroke vertebrobasiler 2) HipertensiP/ Infs RL 20 tpm Inj Piracetam 3gr / 8 jam Betahistin Mexylat 3 x 1 Clobazam 3 x ½ tab

Tinjauan Pustaka

STROKEStroke adalah suatu penyakit defisit neurologis akut yang disebabkan oleh gangguan

pembuluh darah otak yang terjadi secara mendadak dan dapat menimbulkan cacat atau kematian.

Mac

am-m

acam

ST

RO

KE

Stroke Hemoragik

• 1.Perdarahan intraserebral• 2.Perdarahan Sub-Arachnoid

Stroke Non Hemoragik / Iskemik

PatofisiologiStroke Iskemik

Terjadi akibat penutupan aliran darah ke sebagian daerah otak tertentu ,

maka terjadi serangkaian proses patologik pada daerah iskemik.

Perubahan ini dimulai dari tingkat seluler berupa perubahan fungsi dan

struktur sel yang diikuti kerusakan fungsi sel yang selanjutnya akan

berakhir dengan kematian neuron.

STROKE ISKEMIKKlasifikasi

Berdasarkan manifestasi klinik

1. TIA

2. RIND

3. Stroke Progressif

4. Stroke Komplet

Berdasarkan kausalnya

1. Stroke Trombotik

2.Stroke Embolik

GEJALA STROKE NON HEMORAGIK / ISKEMIKGejala akibat

penyumbatan arteri karotis interna :

1.Buta mendadak (amaurosis fugaks).

2.Ketidakmampuan untuk berbicara atau mengerti bahasa lisan (disfasia) bila gangguan terletak pada sisi dominan.

3.Kelumpuhan pada sisi tubuh yang berlawanan (hemiparesis kontralateral) dan dapat disertai sindrom Horner pada sisi sumbatan.

Gejala akibat penyumbatan arteri

serebri anterior :

1.Hemiparesis kontralateral dengan kelumpuhan tungkai lebih menonjol.

2.Gangguan mental.

3.Gangguan sensibilitas pada tungkai yang lumpuh.

4.Ketidakmampuan dalam mengendalikan buang air

Gejala akibat penyumbatan arteri

serebri media :

1.Bila sumbatan di pangkal arteri, terjadi kelumpuhan yang lebih ringan.

2.Bila tidak di pangkal maka lengan lebih menonjol.

3.Gangguan saraf perasa pada satu sisi tubuh.

4.Hilangnya kemampuan dalam berbahasa (aphasia).

GEJALA STROKE NON HEMORAGIK / ISKEMIK

Gejala akibat penyumbatan arteri serebri posterior

1.Koma

2.Hemiparesis kontra lateral.

3.Ketidakmampuan membaca (aleksia).

4.Kelumpuhan saraf kranialis ketiga.

GEJALA STROKE NON HEMORAGIK / ISKEMIKGejala akibat penyumbatan sistem vertebrobasilar

1.Kelumpuhan di satu sampai keempat ekstremitas.

2.Meningkatnya refleks tendon.

3.Gangguan dalam koordinasi gerakan tubuh.

4.Gejala-gejala sereblum seperti gemetar pada tangan (tremor), kepala

berputar (vertigo) dan gangguan pendengaran

5.Ketidakmampuan untuk menelan (disfagia).

6.Gangguan motoris pada lidah, mulut, rahang dan pita suara sehingga

pasien sulit bicara (disatria) dan rasa kaku diwajah, mulut atau lidah

7.Kehilangan kesadaran sepintas (sinkop), penurunan kesadaran secara

lengkap (strupor), koma, pusing, gangguan daya ingat, kehilangan daya

ingat terhadap lingkungan (disorientasi).

8.Gangguan penglihatan, sepert penglihatan ganda (diplopia), gerakan arah

bola mata yang tidak dikehendaki (nistagmus), penurunan kelopak mata ( ptosis) dll

Sistem VertebrobasilerM

empe

rdar

ahi 1) Medula

2) Otak kecil ( cerebellum )

3) Pons

4) Otak tengah ( Mesensefalon )

5) Talamus

6) Korteks oksipital

Stroke Vertebrobasilaris

Lesi vertebrobasilar banyak timbul dari penyakit pembuluh kecil.

tergantung pada lokasi mereka di dalam batang otak. Pasien dengan lesi

kecil biasanya memiliki prognosis yang jinak dengan pemulihan

fungsional yang wajar.

Kebanyakan pasien yang menderita stroke vertebrobasilar

memiliki tingkat kecacatan yang signifikan karena

keterlibatan dari batang otak dan otak kecil yang

menyebabkan disfungsi multisistem (misalnya,

quadriplegia atau hemiplegia , ataksia, disfagia,

dysarthria, kelainan tatapan, neuropati kranial).

Lesi dalam sistem vertebrobasilar memiliki beberapa karakteristik klinik yang membedakan mereka dari lesi di bagian hemisfer otak

1. Tanda cerebellar (misalnya, dysmetria, ataksia)

2. Kehilangan sensoris pada bagian yang terpisah

3. Disartria dan disfagia

4. Vertigo, mual, dan muntah, bersama dengan nystagmus

5. Lesi di lobus oksipital mengakibatkan hilangnya lapangan visual atau

defisit visuospatial

6. Berbeda dengan lesi di hemisfer, defisit korteks, seperti gangguan afasia

dan kognitif, tidak ada.

 

Macam-macam Sindrom Neurologis

1. Sindrom Wallenberg

Disebabkan oleh oklusi arteri vertebral .Pasien dengan mual, muntah, dan vertigo akbat keterlibatan sistem

vestibular.Klinisnya lainnya adalah sebagai berikut:2.  Ataksia dan dysmetria3. Sindrom Horner (misalnya, ptosis, miosis, hypohidrosis atau anhidrosis,

enophthalmos4. Rasa sakit wajah dan kehilangan rasa suhu5. Refleks kornea berkurang6. Nystagmus7. Hypoacusis (inti koklea)8. Dysarthria9. Disfagia10. Kelumpuhan faring, langit-langit, dan pita suara11. Hilangnya rasa dari ketiga posterior lidah (inti atau serat CN IX dan X)

2. Sindrom Dejerine

Dihasilkan dari oklusi dari arteri vertebralis atau cabang arteri spinal anterior, melibatkan piramida, lemniscus medial dan saraf hypoglossal.

Gambaran klinis :

1) Paresis lidah dengan deviasi kearah lesi (lesi LMN CN XII)

2) Hemiplegia kontralateral dengand sparing face (saluran kortikospinalis)

3) Hilangnya rasa getaran dan proprioception (lemniscus medial).

3. Infark Cerebellar

Stroke yang melibatkan otak kecil dapat mengakibatkan :

1) Kurangnya koordinasi

2) Tremor

3) Ataksia

4) Dysarthria

5) Gangguan berbicara

6) Kesulitan memori dan perencanaan motorik.

Diagnosis dini infark cerebellar penting, karena pembengkakan dapat

menyebabkan kompresi batang otak atau hidrosefalus.

3. Infark Cerebellar

Stroke yang melibatkan otak kecil dapat mengakibatkan :

1) Kurangnya koordinasi

2) Tremor

3) Ataksia

4) Dysarthria

5) Gangguan berbicara

6) Kesulitan memori dan perencanaan motorik.

Diagnosis dini infark cerebellar penting, karena pembengkakan dapat

menyebabkan kompresi batang otak atau hidrosefalus.

3. Sindrom Benedict

Akibat tersumbatnya cabang-cabang dari arteri basilaris

Tanda-tandanya :

1. Kelumpuhan N.III ( occulomotorius ) ipsilateral

2. Tremor Kontralateral : Tremor berirama ( ritmik ) pada tangan atau kaki

meningkat dengan gerakan mendadak atau disengaja menurun atau

menghilang ketika istirahat

3. Hiperestesia Kontralateral

4. Sindrom Weber

Sindrom yang terdiri dari paralysis okulomotor pada sisi yang sama dengan

lesi, mengakibatkan :

1. Ptosis

2. Strabismus

3. Hilangnya reflek cahaya

4. Hilangnya akomodasi

5. Hemiplegi spastik pada sisi yang berlawanan dengan lesi

6. Peningkatan refleks-refleks

Disertai dengan hemiparesis pada sisi kontralateral.

4. Sindrom Foville

Sindrom ini akibat dari lesi di tegmentum dorsal pons yang lebih rendah.

Pada sisi Ipsilateral :

Facial paresis

Abdusen Paresis

Horizontal Gaze Paralysis

Pada sisi Kontralateral :

Hemiparesis

5. Sindrom Raymond-Cestan

Disebabkan oleh obstruksi aliran di dalam cabang arteri basilar

Pada sisi Ipsilateral :

Ataksia ipsilateral dan tremor kasar

Kelemahan pengunyahan

Kehilangan sensori pada wajah

Pada sisi Kontralateral :

Hilangnya semua modalitas sensorik

Hemiparesis

Kelemahan wajah

Horizontal Palsy

6. Sindrom Millard-Gubler

Sindrom ini terjadi setelah infark paramedian di pons dan menghasilkan :

Pada sisi Ipsilateral :

Diplopia

Paresis wajah lengkap

Pada sisi Kontralateral :

Hemiparesis / hemiplegia

BAB IIIANALISA KASUS

Pasien mengalami kelemahan pada anggota gerak bagian kanan, bicara pelo dan sudut bibir yang mencong ke arah kiri ketika dikontraksikan. Riwayat Hipertensi kronis tidak terkontrol diakui.

Hipertensi dapat menyebabkan 2 mekanisme yang mendasari terjadinya stroke , sebagai berikut :1. Hipertensi akan mempercepat proses aterosklerosis yang menyebabkan oklusi pada

pembuluh darah besar sehingga terjadi adanya infark lakuner. Pada keadaan normal endotel memiliki fungsi dualistik, yaitu mengelurkan bahan yang menyebabkan vasodilatasi dan vasokonstriksi pembuluh darah. Pada hipertensi, terjadi disfungsi endotel yang menyebabkan terjadinya vasokonstriksi, proliferasi sel-sel otot polos pembuluh darah, agregasi trombosit, adhesi lekosit, dan peningkatan permeabilitas untuk makromolekul, seperti lipoprotein, fibrinogen, dan imunoglobulin. Kondisi ini akan mempercepat terjadinya aterosklerosis. Aterosklerosis memegang peranan yang penting untuk terjadinya stroke infark.

2. Pada hipertensi kronis dapat terjadi nekrosis dapat terjadi nekrosis fibrinoid (lipohialinosis) sehingga dinding arteriole menjadi lemah, terjadi herniasi atau terjadi ruptur tunika intima dan terbentuk mikroaneurisme arteriole (Chargot-Bouchard). yang merupakan penyebab utama perdarahan intraserebral spontan sewaktu ada lonjakan tekanan darah sitemik,

Pasien mengeluh pusing berputar hebat yang menyebabkan pasien berjalan dengan sempoyongan. Keluhan muntah didapatkan ketika masuk rumah sakit (1x)

Keluhan pusing berputar hebat menunjukkan adanya lesi pada sistem vestibularis. Lesi pada sistem vesibularis disebut dengan “Stroke Vestibuler”. Lesi pada sistem vestibularis memiliki ciri sebagai berikut :1. Tanda cerebellar (misalnya, dysmetria, ataksia)1. Kehilangan sensoris pada bagian yang terpisah2. Disartria dan disfagia3. Vertigo, mual, dan muntah, bersama dengan nystagmus 4. Lesi di lobus oksipital mengakibatkan hilangnya lapangan visual atau defisit

visuospatial5. Berbeda dengan lesi di hemisfer, defisit korteks, seperti gangguan afasia dan

kognitif, tidak ada. 

Analisa KasusDasar Diagnosis1. Diagnosis Klinis a. Anamnesis

-Pusing berputar hebat dengan jalan sempoyongan -> Pusing berputar hebat dengan ataksia

- Sudut bibir dan lidah mencong ke arah kiri ketika dikontraksikan, bicara pelo -> Parese N.VII dan N.XII dextra UMN

-Kelemahan pada anggota gerak bagian kanan -> Hemiparesis dextra UMN

Analisa KasusDasar Diagnosis2. Diagnosis Topis

Sistem vertebrobasiler karena gejala yang timbul merupakan gejala gangguan sistem vertebrobasiler berupa gangguan motorik pada wajah satu sisi dengan tubuh (anggota gerak), yaitu hemiparese dextra UMN, parese nervus cranialis VII dan XII dextra.

Analisa KasusDasar Diagnosis3. Diagnosis Etiologik

1. Vertigo Sentral yang disebabkan stroke

vertebrobasiler -> gejala sesuai dengan gejala pada lesi

di sistem vestibuler

2. Hipertensi -> riwayat hipertensi kronik tak terkontrol

Dasar Usulan Pemeriksaan Penunjang

1.Pemeriksaan darah rutin: untuk mengetahui faktor resiko stroke

berupahematokrit meningkat, fibrinogen tinggi

2.Pemeriksaan darah lengkap: untuk mengetahui faktor resiko stroke

berupa DM, hiperkolesterolemia dan berguna juga untuk

penatalaksanaannya.

3.Head CT scan: diagnosis pasti kelainan patologi stroke (hemoragik

atau infark), lokasi dan luas lesi.

4.EKG: mengetahui kelainan jantung berupa LVH (left ventricel

hypertrofi)

KESIMPULAN...

Dari anamnesis, pemeriksaan fisik serta pemeriksaan

penunjang didapatkan pasien menderita vertigo sentral yang

disebabkan stroke vertebrobasiler