Asap Rokok Sebagai Faktor Resiko Bagi Uveitis

Post on 15-Oct-2014

50 views 4 download

Tags:

Transcript of Asap Rokok Sebagai Faktor Resiko Bagi Uveitis

Cigarette Smoking As Risk Factor For Uveitis

Gerson Dendo (11.2011.002)Andrianus Antonius (11.2010.246 )Yusri D. Selan (11.2011.023)Maria Ida Rettobyaan (11.2011.024 )

LATAR BELAKANG

Asap rokok merupakan penyebab primer dari penyakit, kecacatan, dan kematian

premature Di Amerika Serikat yang dapat di cegah.

Disebabkan oleh 4000 senyawa aktif yang ditemukan di dalam rokok tembakau.

40 di antaranya mengandung Zat kimia yang bersifat karsinogenik.

LATAR BELAKANG

Senyawa aktif ditemukan pada bagian rokok yang larut air termasuk radikal

oksigen bebas yang dapat menyebabkan terjadinya inflamasi

vascular dan sejumlah proses penyakit sistemik.

Asap rokok juga merupakan faktor resiko yang kuat terhadap

perkembangan umur neovasclar yang berhubungan dengan penyakit

degenerasi macular, katarak, dan penyakit mata tiroid.

LATAR BELAKANGUveitis merupakan hasil disregulasi dari sistem imun, maka merokok mungkin berkontribusi pada pathogenesis dari

uveitis.

Banyak penelitian menunjukkan hubungan antara merokok dengan

degenerasi macular dan penyakit mata tiroid

Merokok juga merupakan faktor resiko yang signifikan bagi perkembangan

Cystoid Macular Edema ( CME ) antara pasien dengan intermediet uveitis ----

Penelitian sedikit

TUJUAN

Untuk menentukan asosiasi antara sejarah merokok dengan

uveitis

MasalahInsidens uveitis ??

KERANGKA KONSEP

Occular Inflamasi ( Uveitis )

Tidak merok

ok

Merokok

Desain Penelitian

Retrospektif, Studi Kasus Kontrol

SAMPEL

SAMPEL

564 pasien dengan radang penglihatan

METODE

Tinjauan Laporan Medis Retrospektif

semua masalah dan Contol

METODE

KRITERIA INCLUSION

Ocular Inflammation

• Noninfecsius• Infecsius• idiopathic

Pasien baru disemua klinik mata melengkapi standar kuisioner yang meliputi sejarah merokok ( massa

lalu, sekarang, tidak pernah merokok )

Pasien dengan smua tipe peradangan penglihatan di masukkin, kecuali bagi

pasien dengan peradangan setelah

operasi atau endoptalmitis

Data Yang di Ambil

* Umur* Gender

* Ras* Kode pos

Pengambilan sampel

Restrospektif

•Pasien yang terlihal di Protocol Medical Group antara tahun 2002 dan 2009•564 ditemukan telah melengkapi blangko kuisioner.

Pengambilan sampel

Studi Case

Control

•610 pasien yang di pilih secara acak dari klinik mata•564 dengan kelengkapan informasi

ANALISA STATISTIK

Analisis univariat dilakukan dengan menggunakan uji

Fisher tepat untuk perbandingan kategori

termasuk ras, jenis kelamin, dan riwayat merokok.

HASILKarakteristik dasar Kasus KontrolDi antara 755 pasien di Grup Proctor Medis antara 2002 dan 2009, 564 ditemukan telah menyelesaikan bentuk kuesioner (75% selesai) dan memenuhi kriteria inklusi.

Lokasi Peradangan pada mata* Nomor yg Keluar dari 564 (%)

AnteriorIntermediatePosteriorPanuveitisScleritisEpiscleritis * Tiga puluh satu pasien memiliki> 1 lokasi anatomi

331 (58.7%)57(10.1%)25 (4-4%)133 (23.6%)39 (6.9%)10(1.8%)

HASIL

Karakteristik dasar dari kasus dan kontrol ditunjukkan pada Tabel berikut. Dalam analisis

univariat, variabel yang secara signifikan berbeda antara 2 kelompok termasuk riwayat

merokok masa lalu atau saat ini,  usia, dan ras. Prevalensi merokok (termasuk

masa lalu dan perokok saat ini) pada kelompok inflamasi okuler adalah 35,5%

dibandingkan dengan prevalensi 23,6% di kontrol klinik mata yang komprehensif

HASIL

Tidak ada perbedaan statistik yang signifikan antara kelompok dalam hal

gender dan pendapatan rata-rata

HASILKarakteristik dasar, Analisis univariat

Characteristics Control GroupNo. (%)

Uveitis Group

No. (%)

P(Value)

Smoking history Ever smoker (past or

current)133 (23.6%) 200(35.5%) <0.001

Current smoker 54 (9.6%) 79 (14.0%) 0.006Past smoker 82 (14.5%) 117(20.7%) 0.002

GenderFemale 340 (60.3%) 349 (61.2%) 0.625

Race Caucasian -92(51.8%) 283 (50.2%) 0.171Asian/Pacific Islander 11? (20.7%) 82 (14.5%) 0.001Black 72 (12.8%) 74(13.1%) 0.929Hispanic 59(10.5%) 88 (15.6%) 0.020Middle Eastern 21 (3.7%) 15 (2.7%) 0.397Indian subcontinent 3 (0.5%) 14 (2.5%) 0.012Native American 0 (0%) 8(1.4%) 0.008

Mean age in years (SD) 54(18.7) 45(18.5) <0.001Mean median income

(SD)

SD = standard deviation

$60,397 $17,076) $58,504 ($21,131)

0.106

Analisis multivariat menurut Klasifikasi Anatomik untuk Perokok Pernah

Anatomic Location OR (95% CI) P Value

Anterior uveitis*all, n = 315without CME, n =

294with CME, n = 21

Intermediate uveitisall, n = 57without CME, n =

39with CME, n = 18

Posterior uveitisall, n = 25without CME, n =

18with CME, n = 7

Panuveitisall, n = 133without CME, n =

102with CME, n = 31

Scleral n = 39Episcleritis1 n =

10

1.7(1.2-2.4)1.7(1.2-2.4)1.4 (0.5-4.1)

2.7(1.4-5.6)1.5 (0.6-3.8)8.4 (2.5-28.8)

3.2 (1.3-7.9)3.3 (1.1-9.7)2.1 (0.4-9.5)

3.9 (2.4-6.1)3.1 (1.8-5.2)8.0 (3.3-19.5)1.7(0.8-3.8)0.9 (0.2-4.5)

0.0020.0030.501

0.0050.3420.0Q1

0.0140.0320.358

<0.001<0.001<0.0010.1660.877

 

CI = confidence interval; CME = cystoid macular edema; OR = odds ratio.*Excludes patients with concurrent intermediate and anterior uveitis. No patients with scleritis or episcleritis had CME.

 

HASIL

Kemungkinan seorang perokok memiliki peradangan okuler adalah 2,2 kali lipat dari pasien yang tidak pernah merokok (95% confidence interval [CI], 1,7-3,0; P

<0,001).

Semua subtipe anatomi dari uveitis dikaitkan dengan riwayat merokok positif, dengan

odds ratio (OR) dari 1,7 (95% CI, 1,2-2,4; P = 0,002) untuk uveitis anterior, 2,7 (95% CI,

1,4-5,6; P = 0,005) untuk uveitis intermediate, 3,2 (95% CI, 1,3-7,9; P =

0,014) untuk uveitis posterior, dan 3,9 (95% CI, 2,4-6,1; P <0,001) untuk panuveitis

HASIL

Hasil •Pada pasien dengan edema makula cystoid(CME) dan panuveitis, OR adalah 8,0 (95% CI, 3,3-19,5; P <0,001) dibandingkan dengan 3,1 (95% CI, 1,8-5,2; P <0,001) untuk pasien tanpa CME.

Hasil •Pasien dengan uveitis intermediate dan CME juga memiliki yang lebih tinggi ATAU (OR 8,4; 95% CI, 2,5-28,8; P = 0,001) dibandingkan dengan pasien tanpa CME (OR 1,5; 95% CI, 0,6-3,8; P = 0,342).

Hasil •Pasien dengan riwayat merokok mempunyai selisih lebih besar mengalami uveitis yang infeksius (OR 4,5; 95% CI, 2,3-9,0; P <0,001) dibandingkan uveitis noninfeksius (OR 2,1; 95% CI, 1,6-2,8; P <0,001), meskipun keduanya dikaitkan dengan merokok.

Diskusi

•Merokok secara signifikan berkaitan dgn ↑uveitis yg memiliki subtipe anatomik, OR 2,2 bagi perokok (baik di masa lalu atau saat ini) dibandingkan dgn mereka yang belum pernah merokokdiskusi•Kondisi peradangan mata lain dan kondisi kekebalan otomatis sistemik tertentu juga telah dikaitkan dengan merokokdiskusi

•Penelitian lain menemukan bahwa ada korelasi antara merokok dan faktor rematoid arthritis; ataupun penyakit mata tiroid dgn merokokdiskusi

DISKUSI

Studi kohort retrospektif 52% pasien dengan uveitis intermediet adalah perokok dibandingkan dengan 16%

merokok pada tingkat populasi umum

hubungan asosiasi kuat antara merokok dan uveitis menular

komponen pro-meradang rokok tembakau yang dikenal menyebabkan radang pembuluh darah, mungkin tidak hanya mempromosikan akses organism pada jaringan

intrapenglihatan tapi juga mempertinggi respon sel peradangan pada mikroorganisme, walaupun ini telah

akan diuji pada model yang sesuai

DISKUSI

diskusi •nikotin itu sendiri memiliki properti anti peradangan, merokok memiliki efek pro-peradangan terutama melalui promosi peradangan pembuluh darah berkaitan dengan pengeluaran jenis oksigen reaktif

diskusi •Thome dkk, mendemonstrasikan bahwa merokok adalah faktor resiko pada pertumbuhan CME pada pasien dengan uveitis intermediet.

diskusi •merokok bukan hanya memainkan peran dalam pertumbuhan uveitis tapi juga berkontribusi pada hebatnya peradangan, menghasilkan perkembangan komplikasi yang mengancam penglihatan seperti CME

KESIMPULANSuatu riwayat merokok secara signifikan terkait dengan semua subtipe

anatomi dari uveitis dan uveitis yang infeksius.

Hubungan ini lebih besar pada pasien dengan uveitis

intermediate dan panuveitis dengan CME dibandingkan dengan

mereka yang tidak CME.

Mengingat resiko yang diketahui merokok, temuan ini, jika direplikasi, akan memberi alasan tambahan untuk

merekomendasikan penghentian merokok pada

pasien dengan uveitis.

TERIMA KASIHTERIMA KASIH