Post on 10-Feb-2018
Andrie Irawan, SH., MH
Fakultas Hukum
Universitas Cokroaminoto Yogyakarta
*
*
*Kesehatan dlm kosnep duni internasional adalah a state of
complete physical, mental and social, well being and not
merely the absence of desease or infirmity
*Awalnya kebijakan pembangunan di bidang kesehatan sebatas
penyembuhan penderita, namun sekrang bergeser kepada
pembangunan kesehatan yg bersifat menyuluruh, terpadu dan
berkesinambungan yg mencakup:
*Promotif
*Preventif
*Kuratif
*rehabilitatif
*
*Hubungan dokter dg pasien merupakan
perjanjian, perjanjian yg dimaksud adalah
perjanjian terapeutik
*Perjanjian terapeutik adalah perjanjian antara
dokter dan pasien untuk menentukan atau
berupaya mencari terapi yg paling tepat untuk
kesembuhan pasien
*Kekhususan dari perjanjian ini timbul ketika
pasien datang ke tempat praktik dokter
*
*Perjanjian terapeutik jika dilihat dari sisi hukum perikatan adalah perjanjian inspanningsverbintensis bukan merupakan perjanjian resultaatverbintensis
*Penyimpangan perjanjian yg dilakukan oleh doktekr terhadap pasien dari dasar prosedur medis dapat dikatakan ingkar janji sebagaimana diatur dalam pasal 1239BW atau juga dapat mengajukan gugatan sebagaimana yg diatur dalam pasal 1365 dan 1366BW
*Jika terjadi pelanggaran terhadap pasal 359, 360 dan 361 KUHP maka ketentuan pidana dalam perjanjian terapeutik juga akan berlaku
*
*Aspek pidana dalam perjanjian terpeutik
tentunya memerlukan pembuktian dalam
upaya mencari kebenaran materiil
*Upaya dokter dalam melindungi dirinya dari
ancaman pidana dengan mengajukan medical
record pasien dan informed consent dari pasien
sebagai alat bukti
REKAM MEDIS / MEDICAL RECORD
Medical record adalah berkas yang berisikan
catatan, dan dokumen tentang identitas pasien,
pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan
pelayanan lain kepada pasien pada sarana
pelayanan kesehatan Sarana pelayanan kesehatan adalah tempat
penyelenggaraan upaya kesehatan yang dapat
digunakan untuk praktik kedokteran atau
kedokteran gigi
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam Medis
MANFAAT REKAM MEDIS
1. Pemeliharaan kesehatan dan pengobatan
pasien;
2. Alat bukti dalam proses penegakan hukum,
disiplin kedokteran dan kedokteran gigi dan
penegakan etika kedokteran dan
kedokteran gigi;
3. Keperluan penelitian dan pendidikan;
4. Dasar pembayar biaya pelayanan
kesehatan;
5. Data stastitik kesehatan.
Informed consent
Peraturan Menteri Kesehatan No.
290/MenKes/Per/III/2008 tentang Pesetujun Tindakan
Medik • Dalam dunia kedokteran, biasanya untuk menghindari resiko
malpraktik, tenaga medis membuat exconeratic clausule
yaitu :
• Syarat-syarat pengecualian tanggung jawab berupa
pembatasan atau pun pembebasan dari suatu tanggung
jawab
• Dalam hal ini, bentuk dari exconeratic clausule adalah
informed consent/persetujuan tindakan medis (pertindik).
• Pertindik merupakan suatu izin atau pernyataan setuju dari
pasien yang diberikan secara bebas, sadar dan rasional
setelah memperoleh informasi yang lengkap, valid dan
akurat dipahami dari dokter tentang keadaan penyakitnya
serta tindakan medis yang akan diperolehnya.
Informed consent
Persetujuan Tindakan Medik (Informed
Concent) dapat terdiri dari :
1. Yang dinyatakan (expressed), yakni
secara lisan (oral) atau tertulis
(written)
2. Dianggap diberikan (Implied atau tocit
concent), yakni dalam keadaan biasa
(normal) atau dalam keadaan darurat
(emergency).
Expressed concent adalah persetujuan yang dinyatakan
secara lisan atau tulisan, bila yang akan dilakukan lebih
dari prosedur pemeriksaaan dan tindakan biasanya.
Implied Concent adalah persetujuan yang diberikan pasien
secara tersirat, tanpa pernyataan tegas. Isyarat
persetujuan ini ditangkap oleh dokter dari sikap dan
tindakan pasien. Implied concent dalam bentuk lain
apabila pasien dalam keadaan gawat darurat dan
memerlukan penanganan secara cepat dan tepat
sementara keadaan tidak dapat memberikan
persetujuannya dan keluargapun tidak ada ditempat,
maka dokter dapat melakukan tindakan medis tertentu
yang terbaik menurut dokter
Jenis ini dapat pula disebut sebagai presumed consent.
Hal-hal yang perlu disampaikan dalam Informed concent
1. Maksud dan tujuan tindakan medis tersebut;
2. Resiko yang melekat pada tindakan medis itu
3. Kemungkinan timbulnya efek samping
4. Alternatif lain tindakan medis itu;
5. Kemungkinan-kemungkinan (sebagai konsekuensi) yang
terjadi bila tindakan medis itu tidak dilakukan;
6. Dalam menjelaskan mengenai resiko perlu dikatakan
mengenai :
a. Sifat dan resiko tindakan
b. Berat ringannya resiko yang terjadi
c. Kemungkinan resiko itu terjadi
d. Kapan resiko tersebut akan timbul seandainya terjadi
*
*Untuk memidana seseorang belaku Asas Geen Straf Zonder Schuld
*Adanya kemampuan bertanggung jawab pada si pelaku (sehat jasmani dan rohani)
*Adanya hubungan batin antara si pelaku dengan perbuatannya baik dolus maupun culpa
*Tidak adanya alasan pemaaf yg dapat menghapus kesalahan
*
*Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
*UU No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan
Konsumen
*UU No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran
*UU No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
*UU No. 36 Tahun 2014 tentang Kesehatan
*UU No. 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan
*
*Malpraktek dlm KUHP tidak dikenal
*Malpraktek dalam kamus besar bahasa Indonesia diartikan “praktek kedokteran yang salah , tidak tepat ,menyalahi undang-undang atau kode etik“
*Malpraktek adalah pengobatan suatu penyakit atau perlukaan yg salah karena ketidaktahuan, kesembronoaan, atau kesengajaan kriminal
*Malpraktek dlm hukum kedokteraan berarti praktek dokter yg buruk
*Malpraketk dalam Dorland’s Medical dictionary adalah praktek yang tidak tepat atau yang menimbulkan masalah , tindakan medik atau tindakan operatif yang salah (improper or injurious practice inskillful and faulty medical or surgical treatment)
*mistreatment of patient, trough ignorance ,carelessness, neglect, or criminal intent (Malpraktek dlm Stedman’s Medical Dictionary)
*
*Malpraktek secara umum dlm Black Law
Dictionary adalah setiap sikap tindak
yang salah ,kurang ketrampilan dalam
ukuran yang tidak wajar (berlaku umum
utk profesi misal dokter, advokat dan
akuntan)
*Malpraktek dlm konteks ini adalah
malpraktek yg timbul antar hubungan
pasien dg tenaga medis
*
World Medical Association (WMA) (1992)
Medical malpractice involves the physician’s failure to conform to
the standard of care for treatment of the patient’s condition,
or lack of skill or negligence in providing care to the patient,
which is the direct cause of an injury to the patient.
Berdasarkan definisi diatas, pemunuhan unsurnya sebagai berikut:
Tidak menggunakan standar pengobatan
Kelalaian dalam menangani penderita.
Mengakibatkan kecacatan pasien.
*
*Malpraktek Etik
*Malpraktek Perdata
*Malpraktek Administrasi
*Malpraktek Pidana
*
1. Unsur kesengajaan (Intentional) Professional
misconducts (Melakukan tindakan yang tidak benar)
2. Unsur Pelanggaran
Negligence (kelalaian)
Malfeasance (pelanggaran jabatan)
Misfeasance (Ketidak hati-hatian)
Lack of skill (Kurang keahlian)
*
Menahan-nahan pasien
Membuka rahasia kedokteran tanpa hak
Aborsi illegal
Euthanasia (Mempercepat kematian pasien)
Memberikan keterangan palsu
Melakukan praktek tanpa izin
*
Melakukan kelalaian sehingga
mengakibatkan kerugian pada pasien
Misal
Kesalahan pemeriksaan
Kekeliruan dalam memberikan penilaian penyakit
Salah menulis dosis resep
Kesalahan tindakan mis kesalahan operasi
*
Melakukan tindakan yang melanggar hukum
atau tindakan yang tidak tepat & layak
Misalnya
Melakukan tindakan pengobatan tanpa indikasi yang
jelas
Mengobati pasien dengan coba-coba tanpa dasar
yang jelas.
*
Melakukan pilihan tindakan medis yang
tepat tetapi dilaksanakan dengan tidak
tepat (improper performance),
Misalnya : Melakukan tindakan medis
dengan menyalahi prosedur
*
Melakukan tindakan diluar kemampuan
atau kompetensi seorang dokter, kecuali
pada situasi kondisi sangat darurat.
Misal
Melakukan pembedahan yang bukan dokter
bedah
Mengobati pasien diluar spesialisasinya /
keahliannya