Post on 09-May-2022
ANALISIS KINERJA REKSADANA SAHAM DENGAN
MENGGUNAKAN METODE SHARPE DAN TREYNOR
(STUDI PADA REKSADANA SAHAM YANG TERDAFTAR DI
OTORITAS JASA KEUANGAN TAHUN 2014-2016)
Dian Yuliana
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Universitas Brawijaya
dian_manalu12@yahoo.com
Dosen Pembimbing:
Dr. Himmiyatul Amanah JJ, SE., MM.
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Universitas Brawijaya
Abstract: (English) The development of mutual funds investment management in Indonesia
has experienced good growth. One of the investment products that continues to attract the
community during 2014 to 2016 is stock funds. Stock funds have both high returns and high
risk. Investors should know well the return and risk profile of the portfolio to be selected.
A way to find out the performance evaluation of a portfolio that measures returns and risks
is by using Risk Adjusted method. There are 2 (two) methods that are part of Risk Adjusted
namely Sharpe and Treynor methods.
The purpose of this research is to concludethe performance of stock funds and to
give information about the performance of stock fund compared to performance of IHSG
based on Sharpe and Treynor method. This research is a descriptive quantitative in nature.
The population in this study are all active stock funds which is registered in the Financial
Services Authority for the period 2014 to 2016. This study using purposive sampling as
sampling method with sample size of 78 stock funds. The research using secondary data
from publication reports of Financial Services Authority, Indonesia Stock Exchange, Bank
Indonesia and Kontan Data. During the observation period (2014-2016), there is no stock
fund that able to consistently outperform, but among other stock funds, there is stock fund
which able to outperform compared to BI Rate and IHSG for 3 years and consistently
ranked the top 10 best stock fund performance. The stock fund is Hpam Ultima Equity,
therefore it is worth to invest.
Keywords: Mutual Fund Performance, Stock Fund, Sharpe Method, Treynor Method
Abstrak: (Indonesia) Perkembangan pengelolaan investasi reksa dana di Indonesia
mengalami pertumbuhan yang cukup baik. Salah satu produk investasi yang terus diminati
masyarakat sepanjang tahun 2014 hingga tahun 2016 adalah reksadana saham. Reksa dana
saham memiliki return yang tinggi dan juga resiko yang tinggi. Investor harus mengetahui
dengan baik profil return dan risiko pada portofolio yang akan dipilih. Cara untuk
mengetahui evaluasi kinerja suatu portofolio yang mengukur return dan risiko adalah
dengan metode Risk Adjusted. Ada 2 metode yang merupakan bagian dari Risk Adjusted
yaitu metode Sharpe dan Treynor.
Tujuan dari penelitian ini adalah memberikan kesimpulan performa kinerja
reksadana saham dan membandingkan kinerja antara reksadana saham dan IHSG
berdasarkan metode Sharpe dan Treynor. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif
deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh reksadana saham konvesional yang
aktif dan terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan selama periode 2014 sampai dengan 2016.
Metode pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan purposive sampling dan
jumlah sampel sebanyak 78 reksadanasaham. Penelitian ini menggunakan datasekunder
yang diperoleh laporan publikasi di Otoritas Jasa Keuangan, Bursa EfekIndonesia, Bank
Indonesia dan Data Kontan. Selama periode pengamatan (2014-2016) tidak ada reksadana
saham yang konsisten berkinerja outperform, namun terdapat reksadana saham yang
memiliki kinerja terbaik diantara reksadana saham lainnya karena mampu outperform dari
BI Rate dan IHSG selama 3 tahun dan konsisten berada pada peringkat 10 kinerja reksa
dana saham terbaik. Reksadana saham tersebut adalah Hpam Ultima Ekuitas, sehingga
layak dijadikan pilihan berinvestasi.
Kata Kunci : Kinerja Reksa Dana, Reksadana Saham, Metode Sharpe,Metode Treynor
I. PENDAHULUAN
Reksa Dana mengalami
pertumbuhan yang cukup
signifikan. Reksa Dana merupakan
salah satu instrumen investasi yang
terjangkau, dimana banyak
masyarakat Indonesia sudah mulai
tertarik untuk berinvestasi di Reksa
Dana karena kemudahan yang
ditawarkan. Para investor pemula
memilih Reksa Dana karena
menawarkan berbagai produk
investasi sesuai dengan kebutuhan
dan profil risiko..
Reksa dana merupakan suatu
wadah yang digunakan untuk
menghimpun dana dari masyarakat
pemodal untuk selanjutnya
diinvestasikan dalam portofolio efek
oleh manajer investasi. Seorang
manajer investasi akan mengelola
dana investasi yang telah terkumpul
untuk diinvestasikan ke portofolio
efek seperti pasar uang, obligasi dan
saham.
Berdasarkan Data Statistik
Pasar Modal Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) hingga tahun 2017
menunjukkan jumlah produk Reksa
Dana di Indonesia mencapai 1.777
dengan Nilai Aktiva Bersih (NAB)
Rp 457,506 trilliun dan
324,223,922,190.67 Unit
Penyertaan (UP). Pertumbuhan
jumlah reksa dana, jumlah NAB dan
jumlah UP yang diinvestasikan pada
reksa dana yang naik dari tahun ke
tahun. Kondisi tersebut
menunjukkan bahwa minat
masyarakat sangat besar dalam
berinvestasi di Reksa Dana dan juga
menunjukkan bahwa kinerja per
periode dari suatu reksa dana
mengalami perkembangan yang
positif dalam beberapa tahun
terakhir.
Berinvestasi di reksa dana
memiliki keuntungan sehingga
menjadi sebuah pilihan yang sangat
diminati oleh investor dalam
berinvestasi. Disisi lain berinvestasi
di reksa dana akan menghadapi
beberapa risiko yang muncul.
Risiko-risiko itu muncul karena
kurangnya pengetahuan investor
dalam berinvestasi di pasar modal
sehingga sering mengalami
kesalahan dalam mengambil
keputusan. Untuk mengurangi risiko
dalam pengambilan keputusan
investasi tersebut, para investor
harus memahami jenis-jenis Reksa
Dana karena menawarkan
keuntungan beserta potensi kerugian
yang berbeda-beda.
Hingga 2017 nilai Reksa Dana
saham paling tinggi dari reksa dana
lainnya yaitu sebesar Rp 121 triliun.
Reksa Dana saham ini diminati oleh
para investor karena menghasilkan
return yang tinggi tetapi juga
berbanding lurus dengan tingkat
risiko yang tinggi. Karena
investasinya dilakukan pada saham,
maka risikonya lebih tinggi dari
semua jenis reksadana lainnya.
Kelebihan berinvestasi di reksa
dana saham adalah dikelola oleh tim
investasi yang profesional,. Kedua,
dengan nominal kecil, dapat
membeli beberapa saham blue chip.
Ketiga, secara psikologi, investor
reksadana tidak terlalu peduli
dengan naik turun indeks karena
investasi bersifat jangka panjang.
Banyak investor yang tertarik
dalam memilih jenis Reksa Dana
saham namun tidak diimbangi
dengan pengetahuan investor dalam
memilih Reksa Dana saham yang
memiliki potensi baik, hal ini
dikarenakan kurangnya informasi
yang beredar mengenai analisis
kinerja Reksa Dana saham yang ada
saat ini
Penilaian kinerja Reksa Dana
sangat penting dilakukan oleh para
investor agar dapat memilih dengan
tepat Reksa Dana yang mampu
memberikan keuntungan yang
optimal. Menurut Darmadji dan
Fakhruddin (2012) NAB merupakan
alat ukur kinerja reksa dana.
Sedangkan untuk mengetahui
reksadana yang kinerjanya baik dan
melihat sampai sejauh mana kinerja
Reksa Dana yang dimiliki, biasanya
para investor melakukan evaluasi
kinerja portofolio dengan berbagai
metode.
Risk Adjusted Return adalah
metode pengukuran kinerja yang
memperhitungkan return dan risiko.
Metode pada Risk Adjusted Return
yang sering digunakan dalam
melakukan pengukuran kinerja
portofolio dan berstandar
internasional adalah Sharpe dan
Treynor. Menurut Paranita, et al.,
(2015) “alasan pertama penggunaan
kedua metode ini adalah sharpe dan
treynor saling melengkapi satu sama
lainnya. Alasan kedua, metode
sharpe menghasilkan peringkat
yang lebih rendah untuk portofolio
Reksa Dana yang tidak
terdiverifikasi akan tetapi memiliki
peringkat yang tinggi untuk
pengukuran treynor. Portofolio
yang terdiverifikasi dengan baik
akan mempunyai ranking yang sama
untuk kedua jenis pengukuran.
Alasan ketiga adalah pengukuran
metode ini didasarkan pada risk
premium. Karena ketiga alasan
tersebut sehingga metode Sharpe
dan metode Treynor sebaiknya
dilakukan bersama.
Hasil dari analisis penelitian ini
akan memberikan kesimpulan
kinerja Reksa Dana saham sehingga
berguna untuk memberikan
informasi kepada investor sebagai
bahan pertimbangan dalam
berinvestasi dan berguna bagi
Manajer Investasi sebagai bahan
evaluasi terhadap kinerja mereka di
dalam mengelola dana masyarakat
pemodal. Berdasarkan uraian latar
belakang tersebut maka judul
penelitian ini adalah: “Analisis
Kinerja Reksa Dana Saham
dengan Menggunakan Metode
Sharpe dan Treynor (Studi pada
Reksa Dana Saham yang
Terdaftar di Otoritas Jasa
Keuangan Tahun 2014-2016)”.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Investasi
Menurut Tandelilin (2010:2)
adalah komitmen atas sejumlah
dana atau sumber daya lainnya yang
dilakukan pada saat ini, dengan
tujuan memperoleh sejumlah
keuntungan di masa datang.
Berdasarkan pendapat tersebut
dapat dipahami investasi adalah
suatu komitmen dalam penundaan
konsumsi sekarang untuk digunakan
dalam waktu tertentu dengan tujuan
memperoleh sejumlah keuntungan
di masa datang.
B. Pengertian Pasar Modal
Tandelilin (2010:26 ) Pasar
modal adalah pertemuan antara
pihak yang memiliki kelebihan dana
dengan pihak yang membutuhkan
dana dengan cara menjualbelikan
sekuritas. Pasar modal merupakan
pasar untuk memperjualbelikan
sekuritas yang umumnya memiliki
jangka waktu lebih dari satu tahun
seperti saham dan obligasi.
Berdasarkan pendapat tersebut
dapat dipahami pasar modal adalah
tempat bagi pihak yang
memperjualbelikan sekuritas yang
umumnya memiliki jangka waktu
lebih dari satu tahun seperti saham
dan obligasi yang digunaka nuntuk
modal perusahaan.
C. Pengertian Reksa Dana
Menurut UU No.8 tahun
1995 pasal 1 ayat 27 tentang Pasar
Modal, “Reksa Dana merupakan
wadah yang dipergunakan untuk
menghimpun dana dari pemodal
untuk dikelola melalui investasi
dalam portofolio efek oleh manajer
investasi”. Berdasarkan pendapat
tersebut dapat dipahami reksa dana
merupakan sebuah tempat yang
dipergunakan untuk menghimpun
dana dari pemodal untuk dikelola
melalui investasi dalam portofolio
efek yang berisi sekumpulan
sekuritas yang dikelola oleh manajer
investasi.
Menurut pasal 18 Undang-
undang No. 8 tahun 1995, reksadana
dibagi atas dua bentuk yaitu :
1. Reksadana Perseroan
2. Reksadana Kontrak Investasi
Berdasarkan peraturan
Otoritas Jasa Keuangan POJK
47/2015 ditinjau dari portofolionya
jenis Reksa Dana dibedakan
menjadi 4 jenis yaitu :
1. Reksadana Pasar Uang
2. Reksadana Pendapatan Tetap
3. Reksadana Saham
4. Reksadana Campuran.
D. Penilaian Kinerja Reksa Dana
Kinerja reksa dana
merupakan suatu analisis yang
dilakukan untuk melakukan evaluasi
yang bertujuan untuk mengetahui
perkembangan kinerja dari Reksa
dana yang selama ini dikelola di
periode tertentu.
1. Metode Sharpe
Metode Sharpe merupakan salah
satu metode pengukuran kinerja
reksadana yang menggunakan
konsep Garis Pasar Modal sebagai
patok duga atau benchmark, yaitu
dengan cara membagi premi risiko
portofolio dengan standar
deviasinya (Tandelilin, 2010:494).
SP =RP − Rf
σTR
(Tandelilin, 2010:494)
Keterangan :
𝑆 𝑃 = indeks Sharpe portofolio
𝑅 𝑃 = rata-rata return reksadana
selama periode pengamatan
𝑅 𝑓 = rata-rata tingkat return bebas
risiko selama periode pengamatan
𝜎𝑇𝑅 = standar deviasi return
reksadana selama periode
pengamatan
2. Metode Treynor
Sama halnya dengan metode
Sharpe, kinerja portofolio pada
metode Treynor diperoleh dengan
cara menghubungkan tingkat
pengembalian (return) potofolio
dengan besarnya risiko dari
portofolio tersebut. Perbedaannya
dengan metode Sharpe ialah pada
penggunaan Garis Pasar Sekuritas
(Security Market Line) sebagai
patok duga (Tandelilin, 2010:497).
Asumsi pada metode ini bahwa
komposisi portofolio sudah
terdiversifikasi dengan baik , maka
risiko yang dianggap relevan adalah
risiko sistematis.
TP =RP − Rf
βP
(Tandelilin, 2010:497)
Keterangan :
𝑇 𝑃 = indeks Treynor portofolio
𝑅 𝑃 = rata-rata return reksadana
selama periode pengamatan
𝑅 𝑓 = rata-rata tingkat return bebas
risiko selama periode pengamatan
𝛽 𝑃 = beta portofolio Jurnal
Melalui metode Sharpe dan
metode Treynor, penelitian ini akan
memberikan hasil kinerja reksadana
saham yang dibandingkan dengan
BI Rate sebagai investasi bebas
risiko. Jika kinerja reksadana saham
bernilai positif maka berinvestasi
reksadana saham lebih
menguntungkan daripada investasi
bebas risiko. Selanjutnya
membandingkan kinerja reksadana
saham dengan kinerja benchmark-
nya yaitu IHSG dan akan
memberikan hasil jumlah dan
produk reksadana saham yang
mampu outperform dari pasar
(IHSG).
III. METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Berdasarkan penjelasan pada
latar belakang, penelitian ini
menggunakan pendekatan deskriptif
kuantitatif .
penelitian ini.
B. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dan
pengambilan data dilakukan di
Pojok BEI atau Bursa Efek
Indonesia Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Brawijaya
Malang yang beralamat di Jalan MT.
Haryono 165 Malang.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi pada penelitian ini
adalah seluruh Reksa Dana saham
konvensional yang aktif dan
terdaftar pada Bursa Efek Indonesia
(BEI) yang memiliki izin dari
Otoritas Jasa Keuangan dari Januari
2014 sampai dengan Desember
2016 adalah sebanyak 205 Reksa
Dana.
2. Sampel
Penelitian ini menggunakan
kriteria penentuan sampel terpilih
sebanyak 78 sampel Reksa Dana
saham yang terdaftar di Otoritas
Jasa Keuangan Periode 2014-2016.
Teknik dalam pengambilan sampel
pada penelitian ini menggunakan
purposive sampling. Menurut
Sugiyono (2010 : 122) “Purposive
sampling adalah suatu metode
pengambilan sampel non-
probabilitas dimana pemilihnya
dilakukan berdasarkan kriteria
tertentu.
D. Metode Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan data
sekunder, yaitu data yang diperoleh
atau dikumpulkan oleh orang yang
melakukan penelitian dari sumber –
sumber yang telah ada. Data
sekunder yang telah ada sebelumnya
dan dikumpulkan dengan
menggunakan teknik dokumentasi.
E. Metode Analisis Data
Teknik analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini
adalah menggunakan metode sharpe
dan treynor, yang kemudian
hasilnya dibandingkan dengan
kinerja benchmark IHSG. Data
diolah sesuai dengan definisi
operasional variabel menggunakan
bantuan program Microsoft Excel
dengan langkah-langkah
penghitungan sebagai berikut:
1. Mengumpulkan data NAB Reksa
Dana saham, data pergerakan
IHSG dan BI rate selama periode
pengukuran.
2. Menghitung return Reksa Dana
perbulan dari masing – masing.
Rumus untuk menghitung Reksa
Dana saham perbulannya adalah :
RP =NABt−NABt−1
NABt−1
3. Menghitung rata – rata return dari
setiap Reksa Dana. Microsoft
Excel melalui fungsi average dari
masing – masing Reksa Dana atau
dengan metode aritmatika, dengan
rumus yang digunakan adalah :
𝑅𝑝 =𝑅𝑝1+𝑅𝑝2 + 𝑅𝑝𝑡
n
4. Rumus untuk menghitung return
Benchmark IHSG perbulannya
adalah :
Rm =IHSGt − IHSGt − 1
IHSGt − 1
5. Selanjutnya adalah menghitung
averange return pasar IHSG.
Microsoft Excel melalui fungsi
average fuction dari masing –
masing Reksa Dana atau dengan
metode aritmatika, dengan rumus
yang digunakan adalah :
𝑅𝑚 =𝑅𝑚1𝑡+𝑅𝑚2𝑡 + 𝑅𝑚𝑛𝑡
n
6. Menghitung risk free dengan
menggunakan BI rate.
𝑅𝑅𝐹=ΣSBI
ΣPeriode
7. Menghitung risiko, terdapat dua
risiko yang dijadikan acuan pada
penelitian ini, yaitu standar
deviasi (𝜎 ) dan Beta (β).
a. standard deviasi (𝜎 )
dirumuskan sebagai
berikut :
𝜎𝑝 =
√1
𝑛−1∑ [𝑟(𝑠) − 𝑟]2𝑛𝑠=1
b. beta (β) diukur dengan
menggunakan:
𝛽𝑖 = 𝐶𝑜𝑣(𝑟𝑖 ,𝑟𝑀)
σ2𝑀
8. Melakukanpenghitungan
menggunakan Risk-Adjusted
Return dengan metode Sharpe
dan Treynor.
1. Berikut ini rumus metode
sharpe menurut Tandelilin
(2010:494) adalah :
SP =RP − Rf
σTR
2. Berikut ini rumus metode
Treynor menurut Tandelilin
(2010:497) adalah :
TP =RP − Rf
βP
9. Membandingkan hasil kinerja
masing-masing Reksa Dana
saham dengan kinerja benchmark
(IHSG) agar dapat diketahui
Reksa Dana mana saja yang
mampu outperform ataupun
underperform.
10. Berdasarkan hasil analisis
yang ada maka akan mampu
memberikan rekomendasi Reksa
Dana terbaik yang layak dipilih
investor untuk dijadikan investasi
kedepannya.
IV.HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Analisis dan Intrepretasi
a. Hasil Perhitungan Return dan
Average Return Bulanan
Reksadana Saham
Menghitung return bulanan
tiap reksadana saham memerlukan
data Nilai Aktiva Bersih (NAB) per
unit yang. Berikut ini contoh
perhitungan return bulanan dari
Aberdeen Indonesia Equity Fund
dari Manajer Investasi PT.
Arbedeen Asset Management pada
Januari 2014 :
𝑅𝑃 =1492.58 − 1576.28
1576.28
= 0.0561
Cara ini juga digunakan
untuk menghitung return bulanan
seluruh sampel (78 reksadana
saham). Selanjutnya menghitung
average return reksadana.
Menghitung average return
reksadana saham adalah dengan.
Contoh perhitungan salah satu
reksadana saham yaitu Reksadana
PT. Arbedeen Asset Management
pada Januari 2014 adalah sebagai
berikut:
𝑅𝑝 Aberdeen =0.2668
12= 0.0222
b. Hasil Perhitungan Return dan
Rata-rata Return Bulanan
Benchmark (IHSG )
Data bulanan IHSG sebagai
pembanding hasil kinerja reksadana
saham. Langkah pertama mencari
rata-rata return IHSG adalah
menghitung return IHSG perbulan
selama periode pengamatan. Berikut
adalah contoh perhitungan return
IHSG pada tahun 2014. Data IHSG
yang digunakan adalah nilai close
price IHSG per bulan.
Rm =4418.75 − 4274.17
4274.17
= 0.0338
Langkah kedua adalah menghitung
rata-rata return dari return perbulan
IHSG .Contoh perhitungan rata-rata
return IHSG tahun 2014 adalah
sebagai berikut:
𝑅𝑚 =0.2047
12= 0.0171
c. Hasil Rata-rata Return Risk
Free (BI Rate) Tiap Bulan
Website resmi bank BI
(www.bi.go.id) adalah sumber data
perhitungan risk free pada penelitian
ini. Langkah pertama menghitung
rata-rata risk free adalah
menghitung return bulanan BI Rate.
Berikut ini adalah contoh
perhitungan return risk free pada
tahun 2014 : 𝑅𝑅𝐹=0.0750
12= 0.0063
Langkah kedua adalah menghitung
rata-rata return risk free tiap bulan.
Rumus untuk menghitung rata-rata
return risk free. Berikut adalah salah
satu perhitungan rata-rata return
risk free tahun 2014
𝑅𝑓 =0.0754
12= 0.0063
d. Hasil Perhitungan Standar
Deviasi (ó𝑻𝑹) Reksadana Saham
dan IHSG
Nilai standar deviasi tiap reksadana
saham dan IHSG digunakan untuk
perhitungan pada metode Sharpe.
Standar deviasi menggambarkan
risiko total pada suatu portofolio.
Perhitungan standar deviasi
menggunakan program Microsoft
Excel dengan formula (=STDEV)
atau menggunakan rumus sebagai
berikut : 𝜎=√Σ(𝑋− 𝑋 )2𝑛−1
e. Hasil Perhitungan Beta (𝜷)
Reksadana Saham dan IHSG
Nilai beta digunakan untuk
mengukur risiko sistematis pada
portofolio. Beta IHSG sebagai pasar
adalah sebesari 1,0. Untuk
reksadana saham, perhitungan beta
menggunakan program Microsoft
Excel dengan menggunakan
formula (=COVAR) dan (=VAR) .
f. Hasil Perhitungan Kinerja
Reksadana Saham dan IHSG
dengan Metode Sharpe
Rumus untuk menghitung kinerja
reksadana saham berdasarkan
metode Sharpe. Berikut adalah
perhitungan kinerja reksadana
saham dengan metode Sharpe untuk
reksadana PT. Arbedeen Asset
Management pada Tahun 2014.
SAberdeen =0.0222−0.0063
0.0270=
0.5889
Berikut adalah perhitungan kinerja
IHSG dengan metode Sharpe untuk
IHSG pada tahun 2014.
SIHSG =0.0171−0.0063
0.0179 = 0.6023
g. Hasil Perhitungan Kinerja
Reksadana Saham dengan
Metode Treynor
Perhitungan kinerja reksadana
saham dengan menggunakan
metode Treynor untuk melihat hasil
kinerja reksadana saham
berdasarkan risiko sistematisnya
.Rumus perhitungan reksadana
saham dan benchmark dengan
metode Treynor . Berikut ini adalah
contoh perhitungan kinerja
reksadana saham dengan
menggunakan metode Treynor pada
reksadana PT. Arbedeen Asset
Management pada Tahun 2014.
TAberdeen =0.0222−0.0063
1.2256=
0.0130
Untuk menghitung kinerja IHSG
dengan menggunakan metode
Treynor adalah sama dengan
perhitungan pada reksadana saham.
Berikut ini adalah contoh
perhitungan kinerja IHSG dengan
menggunakan metode Treynor pada
reksadana IHSG pada tahun 2014 :
SIHSG =0.0171−0.0063
1.000 = 0.0108
2. Pembahasan Analisis Kinerja
Reksa Dana Saham dengan
Metode Sharpe dan Treynor.
Berikut ini adalah hasil penilaian
kinerja reksa dana saham dengan
metode sharpe dan treynor tahun
2014, 2015 dan 2016 :
Grafik 4.1 Kinerja Reksa Dana
Saham Bernilai Positif dengan
Metode Sharpe dan Treynor
Tahun 2014, 2015 Dan 2016
Berdasarkan grafik 4.1 dapat
diketahui bahwa kinerja Reksa Dana
saham yang bernilai positif pada
tahun 2014, 2015 dan 2016 dengan
metode Sharpe dan Metode
Treynor. Nilai positif menandakan
bahwa reksa dana saham diatas
investasi bebas resiko.
Kemudian melakukan
pemeringkatan kinerja dari seluruh
sampel. Pemeringkatan reksadana
saham dengan mengambil 10 reksa
dana yang memiliki kinerja terbaik
diantara seluruh sampel yang
diteliti.
3. Perbandingan Kinerja Reksa
Dana Saham dengan Benchmark
(IHSG).
Setelah melakukan
perhitungan dan pemeringkatan
dengan metode Sharpe dan Treynor
akan menghasilkan kesimpulan
74
0
6873
3
70
0
20
40
60
80
2014 2015 2016
Sharpe
Treynor
alternatif investasi yang terbaik
antara Reksa Dana saham dengan
investasi bebas resiko. Selanjutnya
melakukan perbandingan Reksa
Dana saham dengan benchmark
IHSG .
Grafik 4.2 Kinerja Reksa Dana
Saham yang Outperform pada
Tahun 2014, 2015 dan 2016
Berdasarkan grafik 4.2 dapat
diketahui bahwa kinerja Reksa Dana
saham yang Outperform pada tahun
2014,2015 dan ,2016 dengan
metode Sharpe dan Metode Treynor
. Nilai reksa dana yang berada diatas
kinerja pasar menandakan reksa
dana ang outperform terhadap
IHSG.
a. Penilaian Kinerja Reksadana
Saham Tahun 2014
Pada tahun 2014 hasil
perbandingan kinerja reksa dana
saham terhadap kinerja benchmark
IHSG tahun 2014 menggunakan
metode Sharpe dan Treynor
menunjukkan bahwa sama-sama
menghasilkan nilai yang outperform
sehingga kedua metode tersebut
saling mendukung. Dari hasil
tersebut dapat memberikan
informasi kepada investor bahwa di
tahun 2014 sangat aman untuk
melakukan investasi karena rata-rata
kinerja reksa dana saham berada
diatas investasi bebas resiko dan
berkinerja outperform terhadap
kinerja IHSG.
Keputusan investasi yang
dapat dilakukan adalah berinvestasi
terdapat pada persamaan antara
metode Sharpe dan Treynor
sebanyak 8 Reksa Dana saham
terbaik menghasilkan nilai yang
sama baiknya.
b. Penilaian Kinerja Reksadana
Saham Tahun 2015
Pada hasil perbandingan
kinerja reksa dana saham terhadap
kinerja benchmark IHSG tahun
2015 menggunakan metode Sharpe
dan Treynor, menunjukkan bahwa
sama-sama menghasilkan nilai yang
outperform sehingga kedua metode
tersebut saling mendukung. Namun
dari hasil tersebut dapat
memberikan informasi kepada
investor bahwa di tahun 2015 masih
0
10
20
30
40
50
60
201420152016
35
55
7
54
37 38
Sharpe
Treynor
kurang aman untuk melakukan
investasi karena rata-rata kinerja
reksa dana saham berada dibawah
kinerja investasi bebas resiko
namun berkinerja outperform
terhadap kinerja IHSG. Hal ini
dikarena kinerja pasar benchmark
IHSG menunjukkan angka negatif
sehingga hasil kinerja reksa dana
saham ikut outperform terhadap
IHSG.
Keputusan investasi yang
dapat dilakukan adalah berinvestasi
terdapat pada persamaan antara
metode sharpe dan treynor
sebanyak 3 Reksa Dana terbaik
menghasilkan nilai yang sama
baiknya. Tetapi karena tahun 2015
kinerja pasar bernilai negatif
sehingga sebaiknya tidak
berinvestasi terlebih dahulu sampai
keadaan membaik.
c. Penilaian Kinerja Reksadana
Saham Tahun 2016
Pada tahun 2016 terdapat
perbedaan yang sangat jauh antara
metode Sharpe dan Treynor.
Perbedaan hasil tersebut karena
perbedaan alat ukur dan konsep.
Keputusan yang dilakukan untuk
berinvestasi ditahun 2016,
berdasarkan perhitungan Sharpe dan
Treynor adalah lebih baik
berinvestasi pada ketujuh reksa dana
saham yang ada pada perhitungan
Sharpe karena pada metode ini
sudah menghitung resiko total yang
ada pada portofolionya, jika investor
ingin berinvestasi pada ke-38 reksa
dana yang ouperform terhadap
IHSG menurut metode Treynor
investor harus melihat bagaimana
keadaan faktor internal misalnya
kinerja manajemennya dari
portofolio tersebut. Hal ini diperkuat
oleh Jogiyanto (2014:717) yang
menyatakan bahwa “Nilai yang
lebih tepat mestinya adalah
pengukuran Sharpe yang mengukur
resiko sebagai total risiko yang
sebenarnya terjadi, sedangkan
pengukuran Treynor
mengansumsikan portofolionya
adalah optimal yang kenyataannya
tidaklah demikian”.
Kesimpulan akhir dari
keputusan investasi yang paling
baik dapat dilakukan adalah
berinvestasi pada persamaan antara
metode Sharpe dan Treynor
sebanyak 7 Reksa Dana saham
terbaik menghasilkan nilai yang
sama baiknya.
4. Reksadana Saham yang
Berkinerja Positif dan Outperform
Selama Periode 2014-2016
Berdasarkan hasil
perbandingan kinerja reksa dana
saham terhadap kinerja benchmark
tahun 2014, 2015 dan 2016 dengan
menggunakan metode sharpe dan
treynor tidak ada satu pun Reksa
Dana yang berkinerja konsisten
memiliki nilai positif dan
outperform. Hal tersebut terjadi
dikarenakan di tahun 2015 hasil
perhitungan metode sharpe dan
treynor kinerja reksa dana nilainya
negatif, penyebabnya adalah risk
free rate pada tahun 2015 lebih
tinggi dari return reksa dana saham.
Untuk melihat kinerja terbaik juga
bisa dilihat dari Reksa Dana saham
yang berkinerja konsisten berada di
peringkat 10 besar. Terdapat Reksa
Dana saham yang berkinerja
konsisten berada di peringkat 10
besar selama tahun pengamatan
2014, 2015, dan 2016 yaitu Hpam
Ultima Ekuitas. Sehingga Reksa
Dana Hpam Ultima Ekuitas
merupakan pilihan yang layak
sebagai alternatif investasi.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Perhitungan hasil kinerja Reksa
Dana saham dengan menggunakan
metode Sharpe dan Treynor yang
dilakukan selama tahun pengamatan
2014, 2015, dan 2016 menghasilkan
kinerja yang fluktuatif. Kinerja
Reksa Dana Saham dengan
menggunakan metode sharpe dan
metode treynor menunjukkan nilai
positif di tahun 2014 dan 2016, hal
ini menandakan aman untuk
melakukan investasi di tahun 2014
dan 2016. Sedangkan ditahun 2015
menurut metode sharpe dan metode
treynor menunjukkan nilai yang
negatif, hal ini menandakan kinerja
reksa dana saham dibawah kinerja
investasi bebas resiko.
Berdasarkan perhitungan Reksa
Dana saham yang bernilai positif
dan mampu Outperform di tahun
2014 metode sharpe sebanyak 35
Reksa Dana saham dan metode
treynor sebanyak 54 Reksa Dana
saham sedangkan di tahun 2015
dengan menggunakan metode
sharpe tidak ada Reksa Dana yang
menghasilkan kinerja positif,
kemudian berdasarkan metode
treynor yang berkinerja positif dan
mampu outperform hanya 3 Reksa
Dana saham hal ini menandakan
tidak tepat untuk berinvestasi di
tahun 2015. Pada tahun 2016 dengan
menggunakan metode sharpe
sebanyak 7 Reksa Dana saham dan
metode treynor sebanyak 38 Reksa
Dana saham.
Selama periode pengamatan
2014, 2015, dan 2016 tidak ada
Reksa Dana saham yang berturut-
turut menghasilkan nilai positif
menurut metode sharpe maupun
treynor, namun terdapat kinerja
Reksa Dana saham yang memiliki
kinerja konsisten berada di
peringkat 10 besar reksa dana saham
yang memiliki kinerja terbaik
selama tahun pengamatan 2014,
2015 dan 2016 yaitu Hpam Ultima
Ekuitas. Maka dari itu Reksa Dana
Hpam Ultima Ekuitas adalah pilihan
yang layak sebagai alternatif
investasi.
B. Saran
1. Bagi Calon Investor
Bagi calon investor manfaat
penelitian ini adalah Dapat
menentukan Tujuan Investasi,
Menentukan Profil Risiko Diri,
Mengenali Berbagai Macam Produk
Reksadana, dan Memilih Manajer
Investasi yang Baik
2. Bagi Investor
Dari hasil analisis terlihat bahwa
kinerja 10 reksadana saham terbaik,
sehingga sebaiknya investor lebih
memilih reksadana saham dalam
berinvestasi. Investor perlu
mempertimbangkan tingkat risiko
pada masing – masing reksadana,
karena tingkat risiko pada reksadana
dapat memberikan potensi kenaikan
kinerja reksadana maupun
penurunan kinerja.
3. Bagi Manajer Investasi
Bagi manajer investasi dengan
mengetahui bahwa rata – rata
kinerja reksadana saham yang
menunjukan nilai sharpe dan
treynor yang negatif, maka manajer
investasi perlu mempertimbangkan
kembali komposisi portofolio dan
melakukan kajian lebih dalam
mengelola portofolio.
4. Bagi Penelitian Selanjutnya
Penelitian selanjutnya sebaiknya
perlu menambahkan berbagai
metode pengukuran kinerja
reksadana lainnya selain metode
sharpe dan metode treynor serta
melakukan perbandingan kinerja
reksadana pada semua jenis
reksadana yang ada. Peneliti
selanjutnya diharapkan dapat
menambahkan metode-metode
perhitungan kinerja Reksa Dana
seperti metode Jensen, M2 dan
Information Ratio, sehingga dapat
dibandingkan dengan penelitian
yang sudah ada. Para peneliti
selanjutnya juga dapat mengganti
benchmark yang ada dengan yang
lain seperti indeks LQ-45 maupun
JII untuk dapat menghasilkan
kesimpulan yang berbeda.
DAFTAR PUSTAKA
Atanka, Gratia Barus dan
Mohammad Kholiq Mahfud.
2013. ‘Analisis Pengukuran
Kinerja Reksa Dana Dengan
Metode Sharpe Dan Metode
Treynor (Studi Pada Reksa
Dana Saham Periode Tahun
2011-2012)’. Jurnal
Manajemen Unversitas
Dipenegoro. Volume 2,
Nomor 2. Semarang
Bank Indonesia. 2018. Data BI Rate
: Pranala Siaran Pers
(online).
(http://www.bi.go.id/id/mon
eter/bi-
rate/data/Default.aspx,
diakses pada
20 Februari 2018)
Bodie, Zvi., Kane, Alex., dan
Marcus, Alan.J. 2014.
Manajemen Portofolio dan
Investasi. Terjemahan Oleh
Romi Bhakti. B dan Zuliani
D. Edisi Kesembilan.
Salemba Empat : Jakarta
Bursa Efek Indonesia. 2018.
Laporan Statistik Bulanan
Bursa Efek Indonesia.
(http://www.idx.co.id/id-
id/beranda/publikasi/statisti
k.aspx, diakses pada 20
Februari 2018)
Danuarta, Bernadiaz. 2015.
‘Analisis Pengukuran
Kinerja Reksa Dana Saham
Menggunakan Metode
Sharpe, Metode Treynor,
dan Metode Jensen (Studi
Pada Reksa Dana Saham
Periode 2012-2014’. Jurnal
Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri
Yogyakarta.
Fahmi, Irham. 2012. Manajemen
Investasi Teori dan Soal
Jawab. Salemba Empat :
Jakarta
Hartono, Jogiyanto. 2014. Teori
Portofolio dan Analisis
Investasi. Edisi 8, Cetakan
kedua, BPFE : Yogyakarta
Kontan. 2018. Data Nilai Aktiva
Bersih Reksadana.
(http://pusatdata.kontan.co.i
d/reksadana/, diakses pada
20 Februari 2018).
Martalena dan Malinda, Maya.
2011. Pengantar Pasar
Modal.ANDI : Jogyakarta
Nurjanah, Nita (2016). ‘Analisis
Pengukuran Kinerja Reksa
Dana Saham dengan Metode
Sharpe, Jensen, Treynor, M2
dan Information ratio di
Bursa Efek Indonesia’.
Jurnal Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri
Yogyakarta.
Otoritas Jasa Keuangan. 2016.
Pusat Informasi Reksadana.
(http://www.ojk.go.id/id/Ap
ps.aspx?code=3, diakses
pada Maret 2016)
Paranita, Cana Moch. Dzulkirom,
AR., Raden Rustam Hidayat.
2015. ‘Analisis Kinerja
Investasi Dalam Reksadana
Saham (Equity Fund)
dengan Metode Sharpe dan
Treynor’. Jurnal Ilmu
Administrasi Bisnis
Universitas Brawijaya,
Malang.
Rofiq, Abdul dan Bambang Hadi.
2015. ‘Analisis Kinerja
Reksa Dana Dengan
Menggunakan Model
Sharpe, Treynor Dan
Jensen’. Jurnal Ilmu dan
Riset Manajemen Volume 4,
Nomor 7, Sekolah Tinggi
Ilmu Ekonomi Indonesia
(STIESIA) Surabaya.
Sunariyah. 2010. Pengantar
Pengetahuan Pasar Modal.
Edisi Keenam. UPPAMP
YKPN : Yogyakarta
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian
Bisnis Pendekatan Kualitatif
dan KuantitatifR&D,
Alfabeta, Bandung.
Tandelilin, Eduardus. 2010.
Portofolio dan Investasi
Teori dan Aplikasi. Edisi
Pertama. Kanisius :
Yogyakarta
Tjiptono, Darmadji dan Hendry M.
Fakhruddin. 2012. Pasar Modal di
Indonesia :
Pendekatan Tanya Jawab.
Cetakan Kedua. Salemba
Empat : Jakarta.